BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM...

38
SISDA BULETIN EDISI TAHUN 2015 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Operasi dan Pemeliharaan Krueng Aceh Unit - Unit Balai Wilayah Sungai Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden Ke Bendungan Paya Sunara PEMBANGUNAN WADUK KEUREUTO 2015 Buletin

Transcript of BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM...

Page 1: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 1

SISDABULETIN

EDISITAHUN 2015

BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - IUNIT SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Operasi dan Pemeliharaan Krueng Aceh

Unit - Unit Balai Wilayah Sungai Sumatera - I

Krueng Aceh Waterfront City

Kunjungan Presiden Ke Bendungan Paya Sunara

PEM

BAN

GU

NA

N W

AD

UK

KEU

REU

TO

2015

Buletin

Page 2: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

2 | SISDA

DAFTAR ISI

PEMBANGUNAN WADUK KEUREUTO

4-6

Operasi dan Pemeliharaan Krueng Aceh 12

Tinjauan Presiden ke Bendungan Paya Seunara 16

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI 14

Unit-unit di Balai Wilayah Sungai Sumatera - I 18

TKPSDA

8-11

Page 3: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 3

REDAKSI

Pembina

Muradi R

Penanggung Jawab

Mahdani

Pemimpin Redaksi

Ratna Dewi

Redaksi

Tim SISDA

Desain/Layout

T. Surya Fajri

Sekretaris

Masyitah

Tata Usaha

Nuryeni

Konstributor

• Mukhsin • Syarifah Fadilla

• Listya Nurmalasari

Foto/Dokumentasi

T. Surya Fajri

Sirkulasi

Helmi Syahputra

Alamat Redaksi

Unit Sistem Informasi Sumber Daya Air

Balai Wilayah Sungai Sumatera I.

Jl. Ir. H.M. Thaher No.14 Lueng Bata

Banda Aceh 23247

Telp: (0651) 637977

Fax : (0651) 21118

e-mail: [email protected]

[email protected]

FB : sisda.aceh, Twitter: @sisdaaceh

Diterbitkan Oleh

Unit Sistem Informasi Sumber Daya Air

Balai Wilayah Sungai Sumatera - I

KRUENG ACEH WATER FRONT CITY

30-31

Capaian Tahun 2014 33

Pelatihan Sistem Informasi Sumber Daya Air 35

Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Masa Depan 37

Prioritas di Tahun 2015 34

Sidang Pleno Ketiga TKPSDA WS Woyla Batee 36

Page 4: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

4 | SISDA

Keberadaan Krueng Keureuto di Kabupaten Aceh Utara saat ini adalah sebagai penyebab utama terjadinya banjir pada Kota Lhoksukon dan sekitarnya. Krueng Keureuto mempunyai luas daerah tangkapan air ± 916 km2 dengan trase sungai yang panjang dan melebar. Krueng Keureuto tergolong sebagai sungai tipe cabang kipas dengan beberapa anak sungai.

PEMBANGUNAN BENDUNGAN KEUREUTO

-KRUENG KEUREUTO-

Surya Surya

ULASAN UTAMA

Page 5: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 5

Terdapat 6 (enam) anak sungai yang memberikan

konstribusi aliran ke dalam alur Sungai Krueng Keureuto

yang menyebabkan puncak banjir yang tinggi di daerah

hilirnya Krueng Keureuto. Anak sungai utama tersebut

adalah Krueng Pirak, Krueng Ceku, Krueng Aluleuhop, Krueng

Kreh, Krueng Peuto dan Krueng Aluganto. Daerah Pengaliran

Sungai Keureuto sebagian besar terletak di daerah Kab. Aceh

Utara dan sebagian lagi masuk dalam wilayah Kab. Bener

Meriah. Hulu Krueng Keureuto berada di Gunung Tungkuh

Tige. Krueng Keureuto membentang dari arah Barat Daya ke

arah Utara dan bermuara di Selat Malaka. Pada bagian hilir

Krueng Keureuto melintas di tengah Kota Lhoksukon.

Kondisi topografi dengan kelandaian yang curam di

bagian hulu namun landai di bagian hilir Krueng Keureuto

mengakibatkan aliran air mengalir dengan kecepatan yang

rendah pada daerah hilir. Lokasi Kota Lhoksukon berada di

dataran rendah, hal ini menyebabkan sistem drainase dan

pembuangan sungai dipengaruhi oleh pasang surut di Selat

Malaka. Pasang surut yang berupa pasang surut ganda

(semi diurnal) dapat menjadi dinding penahan (blocking wall)

masuknya aliran sungai ke laut. Kondisi ini diperburuk oleh

terjadinya penyempitan (bottle neck) di sekitar jembatan di

Kota Lhoksukon. Kejadian banjir terutama di Kota Lhoksukon

dan sekitarnya pasti terjadi setiap tahun bahkan dalam satu

tahun terjadi lebih dari satu kali kejadian banjir.

Untuk mengurangi risiko terjadinya banjir maka diperlukan

sebuah bendungan yang mampu menampung air dari Krueng

Keureuto. Bendungan yang direncanakan ini menyediakan

tampungan khusus banjir sebesar 30,50 juta m3 yang mampu

meredam dan mereduksi debit banjir sampai dengan periode

ulang 50 tahun.

Secara geografis lokasi Bendungan Keureuto dan sekitarnya

terletak pada koordinat, 04o52’15”–04o57’50”LU dan

97o02’50”–97o11’10” BT. Lokasi bendungan dan bangunan

fasilitasnya terletak di desa Blang Pante, Kec. Paya Bakong,

sedangkan rencana genangan Waduk terletak di desa Blang

Pante, Kec. Paya Bakong, desa Plu Pakam & desa Makarti,

Kec. Tanah Luas, Kab. Aceh Utara, serta desa Rusip & Desa

Tembolon, Kec. Bandar, Kab. Bener Meriah, Propinsi Aceh.

Saat ini Provinsi Aceh mengalami surplus beras. Hal ini

terjadi disebabkan oleh berbagai macam penyebabnya

salah satunya minimnya pasokan air pada irigasi.Untuk

menanggulangi hal tersebut diperlukan pembangunan

Bendungan Keureuto yang diharapkan dapat menyuplai air

untuk kebutuhan air irigasi seluas 9.420 ha sehingga produksi

padi akan meningkat dan akan memberikan sumbangan

kepada daerah lain yang defisit beras.

Selain itu dengan adanya Bendungan Keureuto diharapkan

dapat menyediakan air baku sebesar 0,50 m3/detik yang

dapat digunakan untuk konsumsi masyarakat setempat

atau keperluan lainnya. Bendungan ini diperkirakan dapat

menyuplai kebutuhan PLTA dan dapat menghasilkan listrik

sebesar 6,34 MW serta meningkatkan perekonomian

masyarakat.

Manfaatnya pembangunan Keureuto adalah untuk menyediakan tampungan

khusus banjir sebesar 30,50 juta m3, penyediaan air irigasi (9.420 ha), air baku

(0,50m3/det), PLTA (6,34 MW) serta manfaat ikutan lainnya, sehingga bisa

meningkatkan perekonomian di Kabupaten Aceh Utara.

Page 6: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

6 | SISDA

500 liter/detik,” kata Presiden Jokowi saat memberikan

sambutannya

Presiden juga berpesan agar setelah bendungan

selesai dikerjakan agar merawat bendungan ini agar

kapasitasnya maksimal tidak seperti didaerah lain

yang kapasitas yang dapat dipakai adalah 30%-40%.

Peletakan Batu Pertama Bendungan KeureutoPresiden RI Ir. H. Joko Widodo melakukan ground breaking

pembangunan bendungan Keureuto (9/03/2015).Turut

hadir juga pada acara ini Menteri PU-PR Ir. Mochamad

Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D, Direktur Jenderal

Sumber Daya Air Ir. Mudjiadi, M.Sc, Gubernur Aceh dr. H.

Zaini Abdullah dan sejumlah undangan.

Acara diawali oleh sambutan Gubernur Aceh. Dalam

sambuatannya Pak Gubernur berharap agar Bendungan

Keureuto dapat menanggulangi banjjir yang terjadi

di Kabupaten Aceh Utara serta dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat.

Presiden berharap pengerjaan Bendungan Keureuto yang

multifungsi dan memakan anggaran Rp. 1,7 triliun dapat

rampung tepat waktu agar manfaatnya dapat segera

dirasakan oleh masyarakat.

“Sangat luas sekali kurang lebih 9500 hektar sawah yang

akan selalu terairi, dan juga bisa mengendalikan banjir di

Lhoksukon dan sekitarnya, plus juga bisa memberikan

tambahan aliran listrik kurang lebih 6 MW, juga air baku

Presiden Meninjau Lokasi Pembangunan Bendungan Keureuto

Presiden meninjau langsung lokasi pembangunan Bendungan Keureuto pada saat acara Groundbreaking. Presiden mendengar penjelasan dari Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera - I menganai rencana pembangunan bendungan keureuto.

“Kalau yang di Jawa, hampir semua

sungai airnya sudah kayak coklat kayak

apa ya… Hampir semuanya coklat. Di

sini Alhamdulilah masih kita lihat sungai

yang masih jernih artinya memang di

atasnya belum dibabat, belum digunduli.

Saya mohon agar diatas-diatas dijaga

semuanya,” tutur Bapak Presiden.

Page 7: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 7

Peresmian Bendungan

Keureuto Oleh Presiden RI

Presiden RI Ir. H. Joko Widodo melakukan ground breaking pembangunan bendungan

Keureuto (9/03/2015) dengan luas genangan 896.39 hektar. Lokasi bendungan dan

bangunan fasilitasnya terletak di Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong Kabupaten

Aceh Utara Propinsi Aceh.

Page 8: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

8 | SISDA

Tim Koordinasi Pengelolaan

Sumber Daya AirAir merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,

yang secara alami keberadaannya bersifat dinamis

mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal

batas wilayah administrasi. Dengan semakin meningkatnya

jumlah penduduk, dan adanya kepentingan masing-masing

wilayah administrasi, maka kebutuhan masyarakat akan air

juga akan semakin meningkat. Kondisi tersebut berpotensi

menimbulkan ketidakseimbangan antara ketersediaan

dan kebutuhan akan air, sehingga pada akhirnya dapat

menimbulkan konflik antar pemilik kepentingan sumber

air, baik kepentingan antar sektor, antar wilayah maupun

kepentingan berbagai pihak lain.

Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan adanya upaya

terpadu untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat

air dan sumber air. Pengelolaan SDA yang baik akan

berdampak pada perekonomian dan juga pada sistem

lainnya, sebalik nya apabila pengelolaannya tidak baik maka

akan menimbulkan bencana dan konflik antar pengguna

SDA. Pengelolaan sumber daya air tersebut perlu dilakukan

melalui koordinasi dengan mengintegrasikan kepentingan

berbagai sektor, wilayah, dan para pemilik kepentingan dalam

bidang sumber daya air. Untuk melaksanakan koordinasi

tersebut khususnya pada wilayah sungai maka dibentuklah

wadah koordinasi yang disebut TKPSDA (Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air). Untuk membentuk suatu

wadah koordinasi pengelolaan SDA telah diatur dalam

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04 Tahun

2008 tentang Pedoman Pembentukan Wadah Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota dan Wilayah Sungai.

O & P 1 SDA

LISTYA

Ulasan Utama

Page 9: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 9

Sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan pusat

di Provinsi Aceh akan dibentuk empat Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air, yaitu:

TKPSDA WS Jambo-Aye

Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah

Sungai Jambo Aye dibentuk pada Tahun 2009. TKPSDA WS

Jambo-Aye ini beranggotakan 40 orang, sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 611 / KPTS /

M / 2009. Sampai dengan saat ini, TKPSDA WS Jambo Aye

telah beberapa kali melakukan sidang, dimana pada setiap

sidang, sebelum sidang dilakukan akan diberikan materi dari

beberapa narasumber untuk menambah pengetahuan dan

wawasan anggota TKPSDA.

TKPSDA WS Woyla-Batee

Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Woyla-Bateue dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 348 KPTS / M / 2013, pada

tanggal 16 Desember 2013. TKPSDA WS Woyla Bateue ini

terdiri dari 40 anggota yang berasal dari berbagai kalangan

yang masih berkaitan dengan SDA.

TKPSDA WS Aceh-Meureudu

Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Aceh Meureudu baru dikukuhkan pada tanggal 3 November

2014 lalu. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 294 / KPTS / M / 2014, tim ini beranggotakan

36 orang, dimana 18 orang berasal dari pemerintah dan 18

orang lagi berasal dari non pemerintah.

TKPSDA WS Alas-Singkil

Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Alas-Singkil ini direncanakan akan dibentuk pada Tahun

2015 ini.

Tim TKPSDA diketuai oleh Kepala Bappeda Aceh, sedangkan

Ketua Harian-nya adalah Kepala Dinas Pengairan Aceh,

dan Ketua Sekretariatnya adalah Kepala Seksi OP I BWS

Sumatera I.

1. Sidang TKPSDA Woyla Batee

2. Sidang Paripurna TKPSDA Jambo Aye

Page 10: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

10 | SISDA

Posisi Wadah KoordinasiPosisi Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

yaitu sebagai fasilitator untuk menkoordinasikan dan

mengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah, dan

para pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air.

Fungsi TKPSDASecara umum, fungsi TKPSDA adalah:

• Konsultasi dengan pihak terkait untuk keterpaduan

Pengelolaan SDA pada wilayah sungai;

• Pengintergrasian dan penyelarasan kepentingan antar

sektor dan wilayah dan pemilik kepentingan dalam

PSDA pada Wilayah Sungai;

• Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan program dan

rencana kegiatan PSDA pada WS.

Isu Strategis NasionalIsu strategis nasional yang saat ini sedang dihadapi

diantaranya adalah:

1. Global Climate Changes

Perubahan iklim ini menyebabkan perbedaan

ketersediaan air di musim hujan dan musim kemarau,

serta meningkatnya frekuensi banjir di WS Tripa Batee

pada saat musin hujan. Kawasan Ekosistem Leuser

merupakan wilayah yang difokuskan untuk pengurangan

emisi dengan program REDD (Reducing Emissions From

Deforestation and Forest Degradation).

2. MDGs2015

Target penyediaan air minum tingkat nasional untuk

perkotaan 69% dan pedesaan 54%, dimana saat ini baru

40% rakyat aceh menikmati layanan air bersih.

3. Ketahanan Pangan Nasional

Yaitu dengan pengembangan lahan irigasi potensial,

serta penambahan daya tampung air untuk mengairi

persawahan dengan membangun beberapa bendungan.

4. Ketersediaan Energi

Terdapat potensi pengembangan PLTM dengan daya 7,5

MW.

Tantangan Yang Akan Dihadapi:• Permasalahan pengelolaan SDA makin besar :

Tugas TKPSDA

Bila diperdalam lagi, maka tugas dan fungsi TKPSDA adalah:1. Pembahasan & Rumusan rancangan pola dan

rancangan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai, yang menyiapkan rancangan dokumen adalah sekretariat dibantu tenaga ahli;

2. Pembahasan & Rumusan program dan kegiatan pengelolaan SDA pada WS guna perumusan bahan pertimbangan untuk penetapan. Pemerintah dan nonpemerintah memiliki program 5 tahunan, yang kemudian pada sidang TKPSDA dikompilasi dan dibahas sehingga tercipta sinkronisasi yang harmonis;

Posisi Wadah Koordinasi

Sidang TKPSDA

Page 11: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 11

• Konflik antar pengguna

• Kualitas air yang menurun

• Perijinan penggunaan sumber daya air

• Kondisi ekologi mengalami degradasi

• Egosentris dari anggota TKPSDA

• Kurang adanya koordinasi antara anggota TKPSDA

dan Sekretariat TKPSDA (Ingat Sekretariat adalah

Jantungnya Organisasi)

• Kurangnya pendanaan dan fasilitas yang disediakan

sekretariat TKPSDA, dsb.

Diharapkan dengan adanya wadah koordinasi yang sudah

terbentuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap

anggota sebagai tempat menyampaikan permasalahan,

keluhan dan aspirasinya, sehingga dapat membangun

keterpaduan tindak untuk menjaga kelangsungan fungsi dan

manfaat air & sumber air.

3. Pembahasan usulan rencana alokasi air dari setiap sumber air pada WS guna penyusunan bahan pertimbangan untuk penetapan rencana alokasi air. Sekretariat menyusun rancangan alokasi dibantu tenaga ahli, rancangan dibahas di TKPSDA untuk mendapat koreksi & persetujuan, penetapan ini akan menjadi dasar UPT/UPTD untuk melaksanakan penetapan alokasi air. Tugas ini bersifat tahunan;

4. Pembahasan & Pengintegrasian pengelolaan SIH3 pada WS untuk mencapai keterpaduan pengelolaan sistem informasi;

5. Pembahasan & Rumusan rancangan pendayagunaan SDM, keuangan, peralatan dan kelembagaan untuk

Tugas TKPSDA bukan hanya membahas dan merekomendasikan pola pengelolaan SDA saja, tapi masih ada banyak hal yang ditugaskan kepada TKPSDA berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan umumnya bukan hal yang mudah karena didalamnya akan dijumpai berbagai kepentingan yang tidak selalu sejalan. Salah satu contoh dari tugas TKPSDA adalah pembagian air bendungan, yaitu antara kebutuhan air irigasi dengan penyediaan air baku pada saat musim kemarau. Jika penyediaan air tidak mencukupi kebutuhannya, bukan tidak mungkin akan terjadi konflik. Oleh karena itu, kunci dari penyelesaian masalah ini adalah alokasi air yang optimal yang diputuskan secara musyawarah pada saat sidang TKPSDA.

mengoptimalkan kinerja pengelolaan SDA pada wilayah sungai;

6. Pemberian pertimbangan kepada Menteri mengenai pelaksanaan pengelolaan SDA pada wilayah sungai.

Peta Wilayah Sungai

Page 12: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

12 | SISDA

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUNGAI KRUENG ACEH Pengerukan dan pembersihan sungai Krueng Aceh membutuhkan dana cukup besar men-capai puluhan milyar, dana tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

P ada Tahun 1993, Proyek Pengendalian Banjir Sungai

Krueng Aceh (pembangunan dan rehabilitasi) telah

selesai dilaksanakan. Dampak yang sangat dirasakan

adalah kota Banda Aceh terbebas dari banjir akibat luapan

Sungai Krueng Aceh tersebut dimana sebelumnya hampir

setiap tahun kota Banda Aceh selalu tergenang air.

Sungai Krueng Aceh mempunyai panjang aliran 145 Km

dengan luas DAS 1,775 Km2 bersumber dari Gunung

Seukek. Sungai Krueng Aceh memberikan air yang besar

untuk kehidupan penduduk disekitarnya, antara lain untuk

keperluan irigasi (irigasi sungai krueng aceh 7800 Ha di

bagian hulu dan di bagian hilir), dan suplai air minum atau air

bersih Kotamadya Banda Aceh (PDAM Lambaro).

Namun pada akhir Tahun 2004, tepatnya pada tanggal 26

Desember 2004 terjadi bencana nasional yaitu gempa bumi

dan diikuti dengan gelombang tsunami yang menyebabkan

terjadi perubahan dasar sungai Krueng Aceh. Oleh karena itu

diperlukan suatu upaya penanganan untuk mengembalikan

elevasi dasar sungai Krueng Aceh tersebut.

Selain itu, Sungai Krueng Aceh yang terletak di jantung

ibukota Provinsi Aceh nantinya akan dijadikan sebagai

salah satu objek wisata transportasi air di Kota Banda

Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh juga akan membangun

tempat rekreasi bagi pejalan kaki (river walk) sepanjang 7

Km di bantaran sungai Krueng Aceh, agar masyarakat dapat

menikmati keindahan sungai yang punya banyak sejarah

tersebut.

Pengerukan dan pembersihan sungai Krueng Aceh

membutuhkan dana cukup besar mencapai puluhan milyar,

dana tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Dirjen Sumber Daya Air Kementerian

Pekerjaan Umum.

Lokasi Pengerukan Sungai Krueng Aceh direncanakan mulai

dari Gampong Pango Raya Kecamatan Ulee Kareng sampai

dengan Gampong Peunayong Kecamatan Kuta Alam (Muara

Krueng Aceh) dengan panjang 9.000 meter. Pekerjaan

pemeliharaan Sungai Kr. Aceh (pengerukan Sungai Kr. Aceh)

pada Tahun 2013 adalah sepanjang ± 1,725 Km dengan

volume galian ± 63.355,53 M3. Pada Tahun 2014 pekerjaan

pengerukan dilaksanakan sepanjang ± 3,325 Km dengan

volume galian ± 97.690,70 M3 dan selanjutnya untuk Tahun

2015 direncanakan pekerjaan pengerukan dilaksanakan

sepanjang ±3,950 Km dengan volume galian ±160.000,00 M3.

Surya Syarifah Fadilla

Ulasan Khusus

Page 13: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 13

Pengerukan Krueng Aceh dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Banda Aceh yaitu mewujudkan program Transportasi Air untuk mengurangi kemacetan di Kota Banda Aceh, dan di samping itu juga untuk tujuan wisata yang baru di Kota Banda Aceh.

Penandatanganan MoU Pengembangan dan Pengelolaan sumberDaya Air di Kota Banda Aceh dilakukan pada tanggal 25

Maret 2013 antara Dirjen Sumber Daya Air bersama dengan Walikota Banda Aceh. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka

mendukung program Pemerintah Kota Banda Aceh yaitu mewujudkan program Transportasi Air untuk mengurangi kemacetan

di Kota Banda Aceh, dan di samping itu juga untuk tujuan wisata yang baru di Kota Banda Aceh.

Page 14: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

14 | SISDA

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

Surya Surya

Salah satu agenda kunjungan kerja reses MP III ke Provinsi

Aceh oleh Komisi V DPR RI adalah meninjau Bendungan

Karet yang terletak di Desa Pagar Air Kecamatan Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 5 Mei 2015. Kunjungan

ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi dan masalah

yang dihadapi dari infrastruktur tersebut. Turut hadir dalam

kunjungan ini Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I,

Kepala Dinas Pengairan Provinsi Aceh dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I

memaparkan bahwa Bendungan karet Krueng Aceh selesai

dikerjakan pada tahun 2004, tujuan utama dari bendungan

karet Krueng Aceh adalah untuk mencegah masukkan air

asin saat terjadi pasang naik pada saluran intake PDAM.

Pada tahun 2014 dilakukan pergantian karet bendungan agar

bendungan dapat tetap beroperasi dengan optimal.

Selain bendungan, perlu juga adanya normalisasi Krueng

Ulasan Utama

Page 15: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 15

Aceh agar bendungan tetap berfungsi sebagai mana

mestinya. Namun untuk normalisasi ini masih terkendala

dari segi pendanaan, sangat diharapkan kepada anggota

DPR RI dari Komisi V untuk dapat membantu program ini agar

tersedianya air baku yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I juga memaparkan

masih ada beberapa bendungan yang akan dikerjakan di

Provinsi Aceh diantaranya adalah Bendungan Keureuto di

Aceh Utara yang sedang dikerjakan, rencana kedepan ada

Bendungan Rukoh dan Tiro di Kabupaten Aceh Pidie dan

Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara.

Setelah mendengar paparan dari Kepala Balai Wilayah

Sungai Sumatera-I, H.M Salim Fakhri, SE, MM anggota DPR RI

Komisi V menanggapi permasalahan yang telah disebutkan

“Dengan adanya koordinasi dan pertemuan seperti ini kami

dapat melihat langsung permasalahan yang ada dan dapat

merumuskan solusi-solusi yang dapat membantu program

yang sedang berlangsung”.

Bendungan Karet Krueng Aceh yang terletak di Desa Pagar Air Kecamatan Ingin jaya Ka-

bupaten Aceh Besar dibangun dengan tujuan untuk mencegah masukkan air asin saat terjadi psaang naik pada saluran intake PDAM

Page 16: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

16 | SISDA

Tinjauan Presiden Ke Bendungan Paya Seunara

Surya Sisda

Dengan telah ditetapkannya Kota Sabang sebagai Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan Kawasan

Pelabuhan Bebas (Free Port) oleh Pemerintah Pusat

sesuai dengan undang – undang nomor 37 Tahun 2000

tanggal 21 Desember 2000 (tentang kawasan perdagangan

bebas dan pelabuhan bebas Sabang),, maka perlu untuk

menindak lanjuti ketetapan tersebut dengan perbaikan dan

pembangunan infrastruktur yang mendukung, salah satunya

adalah pembangunan Bendungan Paya Seunara.

Presiden Joko Widodo saat meninjau Bendungan Paya

Seunara mengatakan bahwa, mengenai pembebasan lahan

dapat segera diselesaikan tahun ini agar pada akhir tahun

2015 Bendungan Paya Seunara sudah dapat dioperasikan

dan sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Tapi memang masih menyisakan masalah tidak bisa ditutup

untuk digenangi air karena ada kurang lebih 200-an KK yang

belum dibebaskan. Saya sudah ketemu warga, mereka bilang

Ulasan Utama

Page 17: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 17

tidak masalah (digusur). Tahun ini harus rampung (pembebasannya),” ucap Jokowi (kompas.com) .

Diharapkan dengan adanya Bendungan Paya Seunara tersebut, nantinya dapat meningkatkan penyediaan air baku untuk

kegiatan rumah tangga dan perkotaan yang kebutuhannya sudah sangat mendesak. Untuk dapat memenuhi kebutuhan

air baku dimasa yang akan datang disamping disuplai dari Danau Aneuk Laot, kekurangannya dapat juga disuplai dari

Bendungan Paya Seunara.

Presiden Joko Widodo sedang berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi pada

Bendungan Paya Seunara

Page 18: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

18 | SISDA

Unit Penatausahaan Barang Milik Negara(PBMN)

Unit PBMN merupakan unit yang bertugas melakukan penatausahaan barang milik negara

Pelaporan dan penyusunan program serta pengembangan

sistem penatausahaan BMN; Pemantauan dan evaluasi,

pemindahtangananan dan penghapusan serta pemanfaatan

BMN; Penghimpunan dan pengamananan dokumen

kepemilikan dan pengelolaan BMN.

Proses penataan BMN memerlukan waktu yang tidak singkat.

Diperlukan kesungguhan dan kerjasama tim yang baik untuk

memastikan bahwa seluruh asset Balai Wilayah Sungai

Sumatera I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang terdiri

dari Aset Eks. Satker Irigasi dan Rawa Andalan Prov. NAD, Eks

Satker Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai (PBPP)

Prov. NAD, Eks Satker Penyediaan Air Baku (PAB) Prov. NAD

serta Eks Satker Waduk Keuliling Prov. NAD.

KEGIATAN UNIT PBMN1. Inventarisasi dan Penilaian

Kegiatan inventarisasi mencakup empat kegiatan utama,

yaitu pengumpulan data awal, pencocokan, klarifikasi

dan pelaksanaan cek fisik yang dalam pelaksanaannya

melibatkan seluruh Satker/PPK/Pengawas Lapangan

di bawah Balai Wilayah Sungai Sumatera I dan Tim

Unit PBMN Unit PBMN

Fokus

S eiring dengan semakin besar dan kompleksnya aset

BMN yang dikelola oleh Balai Wilayah Sungai Su-

matera I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Ke-

menterian Pekerjaan Umum, maka dibutuhkan unit tersendiri

yang melakukan Penatausahaan dan Pengelolaan BMN di

Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera I yang meliputi

pengamanan, perkuatan, maupun pengamanan terhadap se-

luruh BMN sesuai dengan nilai-nilai good governance.

Unit PBMN Balai Wilayah Sungai Sumatera I bertugas

melakukan Pendataan Barang Milik Negara, Pembinaan,

pengelolaan, pengawasan dan pengendalian BMN;

Rapat Kerja Pengelolaan Barang Milik Negara

Page 19: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 19

pelaksana Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

Wilayah I Aceh Kementerian Keuangan. Berdasarkan

hasil inventarisasi, tim pelaksana DJKN akan melakukan

penilaian terhadap BMN untuk mendapatkan nilai wajar.

2. Identitas Barang

Setiap Barang Milik Negara (BMN) berupa Gedung dan

Bangunan dilingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera

I dilakukan Identitas Penomoran Barang Milik Negara/

Kodefikasi yang dapat mempermudah dalam pengelolaan

Barang Milik Negara baik itu untuk proses penetapan

status penggunaan maupun dalam merehab/merenovasi

gedung tersebut, selain itu juga dilakukan dalam pengisian

Kartu Identitas Barang (KIB).

3. Penghapusan BMN Akibat Bencana Alam Tsunami

Pada tanggal 26 Desember 2004, telah dilanda bencana

alam yang sangat dahsyat yaitu Gempa Bumi dan

Tsunami yang habis memporak-porandakan harta benda

dan korban jiwa. Akibat dari hilangnya Barang Milik

Negara (BMN) karena kejadian tersebut telah dihapus dari

daftar barang Balai Wilayah Sungai Sumatera-I sebanyak

129 (seratus dua puluh sembilan) unit Kendaraan

Roda 2 berupa Sepeda Motor, Kendaraan Roda Empat

sebanyak 62 (Enam puluh dua) unit, alat Berat sebanyak

40 (Empat puluh) unit, dan selebihnya peralatan kantor

lainya sehingga total jumlah penghapusan sebanyak

3.349 unit, sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Nomor : 54.1/

KPTS/M/2012 tentang Penghapusan 3.349 Unit Barang

Milik Negara (BMN).

4. Pengamanan BMN Terhadap Aset Tanah

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/

PRT/M/2006 tentang Pengamanan dan Perkuatan Hak

Atas Tanah Departemen Pekerjaan Umum telah dilakukan

pengamanan fisik terhadap asset tanah Negara milik

Balai Wilayah Sungai Sumatera I berupa Pembuatan

Pagar Batas Tanah, Pemasangan Patok Batas Tanah dan

Pemasangan Papan Pengumumnan berupa Peringatan/

Larangan

5. Hibah Aset Berupa Tanah

Balai Wilayah Sungai Sumatera I Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air telah melakukan proses Hibah berupa

sebagian tanah Negara yang terletak di Desa Meunasah

Manyang Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar seluas 4.000 m2 kepada Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI).

PENCAPAIAN UNIT PBMNTahun 2013

• Berhasil memperoleh prestasi sebagai Piagam

Penghargaan Satuan Kerja Terbaik Tingkat Kementerian

dalam Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)

Kementerian Pekerjaan Umum.

• Berhasil memperoleh prestasi sebagai Piagam

Penghargaan Satuan Kerja Terbaik Pertama Tingkat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dalam Pengelolaan

Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

Tahun 2014

• Berhasil mempertahankan prestasi sebagai Piagam

Penghargaan Satuan Kerja Terbaik Pertama Tingkat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dalam Pengelolaan

Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

Papan Nama Tanah Milik Negara

Page 20: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

20 | SISDA

Unit Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA)

Unit SISDA adalah unit yang bertugas mengelola dan menyediakan informasi mengenai sumber daya air serta mengelola prasarana dan sarana sistem informasi sumber daya air serta komunikasi publik.

Organisasi Balai, dimana salah satu tugas pokok dan fungsi

Seksi Perencanaan Umum dan Program adalah penyediaan

data informasi sumber daya air.

Maksud dan Tujuan dari kegiatan SISDA adalah

terselenggaranya pengelolaan sistem informasi sumber

daya air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera – I secara

rutin setiap tahun. Menyelenggarakan pengelolaan

sistem informasi sumber daya air pada Balai Wilayah

Sungai Sumatera – I setiap tahunnya, sehingga data yang

dikumpulkan pada kegiatan sistem informasi sumber

daya air dapat terus berkembang dan terbarui. Sasaran

yang hendak dicapai adalah tersedianya database PDSDA

yang senantiasa terupdate serta terlaksananya proses

penyampaian informasi kepada publik.

Lokasi atau wilayah yang menjadi sasaran kegiatan SISDA

adalah lokasi yang berada pada wilayah kerja Balai PSDA WS

Sumatera – I Provinsi Aceh (Keppres No. 12 Tahun 2012),

dengan kriteria yaitu :

1. Terletak di Wilayah Sungai Aceh - Meureudu

2. Terletak di Wilayah Sungai Jambo - Aye,

Surya Dilla

Fokus

P emerintah dan Pemerintah Daerah wajib

menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi.

Oleh karena itu, Balai sebagai Unit Pelaksana Teknis

Pusat mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan

pengelolaan sistem informasi sumber daya air pada

tingkat wilayah sungai. Untuk memenuhi amanat tersebut,

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah merumuskan

konsep pengembangan Sistem Informasi SDA sebagai

acuan para pengelola sumber daya air dalam melaksanakan

pengembangan sistem informasi dari tingkat wilayah sungai

hingga tingkat nasional, sehingga dapat terbentuk sistem

informasi yang terpadu.

Mengacu kepada konsep pengembangan tersebut,

sebagaimana tersaji pada gambar dibawah, sistem

informasi SDA terdiri dari 3 komponen, yaitu i) komponen

kelembagaan, ii) komponen manajemen, dan iii) komponen

teknologi. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib setiap

BBWS/BWS yang terdapat dilingkungan Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

Sebagai pelaksana ditunjuk Seksi Perencanaan Umum dan

Program, yaitu sesuai dengan Permen PU No. 11 tentang

Page 21: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 21

3. Terletak di Wilayah Sungai Woyla-Bateue,

4. Terletak di Wilayah Sungai Alas - Singkil,

5. Daerah Irigasi dengan luas > 3.000 Ha.

Lokasi lainnya yang bukan merupakan kewenangan

pemerintah pusat, maka kegiatannya akan dilakukan oleh

masing-masing penanggung jawab yaitu pemerintah Tingkat

I (provinsi) maupun Tingkat II (Kabupaten/kota).

Sesuai dengan konsep pengembangan Sistem Informasi

SDA tersebut, maka kegiatan Operasional Sistem Informasi

Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera – I meliputi:

• Peningkatan/Pengembangan/perbaikan Hardware/

• Updating Data

• Penyiapan data dan informasi SDA

• Data Tabular (Data Sumber Daya Air, Data Hidrologi,

Data Prasarana SDA)

• Data Spatial

Untuk data spatial diprioritaskan pada kegiatan pengambilan

data tambahan di lapangan untuk melengkapi data yang ada,

antara lain :

1. Pengambilan data lapangan untuk melengkapi data

utama PDSDA yang belum lengkap

2. Pengambilan koordinat, data pendukung dan foto

paket-paket besar, untuk keperluan publikasi

3. Untuk lokasi lainnya akan dilakukan jika dibutuhkan dan

kondisi memungkinkan

Data dari hasil pengumpulan, setelah lakukan pengolahan

selanjutnya diinput kedalam aplikasi PDSDA-Online.

• OP software, hardware, dan jaringan

• Konsultasi dan Koordinasi

Hasil pelaksanaan kegiatan Unit Penyelenggaraan Data

dan Informasi Bidang Sumber Daya Air adalah sebagai

berikut: Database PDSDA yang ter-update, Terlaksananya

pemrosesan data, analisa data, penyajian data dan informasi

SDA, Terselenggaranya pengoperasian hardware, software,

dan jaringan, Tersedianya hardware, software, dan jaringan

dalam kondisi yang mampu beroperasi sesuai dengan

fungsinya serta terlaksananya pertemuan-pertemuan

konsultasi dengan Subdit. Data dan Informasi, Dit. Bina

Program, Ditjen SDA maupun pihak lainnya.

Pada Tahun 2014, Unit SISDA Balai Wilayah Sungai Sumatera

I berhasil memperoleh sertifikat Sistem Mananjemen

Mutu (SMM) ISO 9001:2008 tentang Pengelolaan Data

dan Informasi Sumber Daya Air. Sertifikat ini diperoleh

dengan menjalani audit sertifikasi yang dilaksanakan oleh

Sucofindo International Certification Services pada Tanggal

13 – 14 November 2014. Hasil yang mampu dicapai tersebut

berkat adanya komitmen yang mampu ditunjukkan oleh

Top Management, Management Representative (MR), dan

Management Representative (MR) Pelaksana sampai dengan

semangat dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh semua

anggota Unit SISDA pada saat audit dilakukan. Diharapkan

dengan diperolehnya sertifikat Sistem Mananjemen Mutu

(SMM) ISO 9001:2008 ini kinerja Unit SISDA BWS Sumatera I

terhadap pengelolaan data dan informasi SDA ke depannya

akan lebih baik lagi.

Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 Oleh Menteri PU-PR kepada Kepala Unit SISDA

Kepala Unit SISDA memberi sambutan pada acara Pelatihan Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air

Page 22: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

22 | SISDA

Unit Hidrologi dan Kualitas Air (HKA)

Unit Hidrologi dan Kualitas Air bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan hidrologi. Penyelenggaraan tersebut meliputi kegiatan pengumpulan, pengelohan, analisis, penyebarluasan dan penyimpanan data hidrologi.

menyusul diterbitkan PP No. 82/2001 tentang pengelolaan

kualitas air (PKA) dan pengendalian pencemaran air

(PPA), bahwa pengelolaan kualitas air dan pengendalian

pencemaran air harus diselenggarakan secara terpadu

dengan pendekatan ekosistem yang dilakukan dari mulai

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Terkait dengan pengelolaan wilayah sungai sesuai dengan

PerMen PU No. 11A/2006, tentang Kriteria dan Penetapan

Wilayah Sungai, bahwa Kepulauan Indonesia terbagi atas 30

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai

Unit HKA Dilla

Fokus

S ecara umum kegiatan hidrologi berfokus pada

pengumpulan dan pengolahan data. Data hidrologi

merupakan data yang sangat penting untuk

menunjang kegiatan pengelolaan SDA di wilayah sungai

seperti pada kegiatan Perencanaan (Perencanaan Jaringan

irigasi, pengendalian banjir dll), pada kegiatan Pelaksanaan/

operasi (Kegiatan alokasi air, untuk peringatan dini, dll)

Pengelolaan hidrologi adalah semua kegiatan untuk

merencanakan, melaksanakan, memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan hidrologi. Penyelenggaraan

tersebut meliputi kegiatan pengumpulan, pengelohan,

analisis, penyebarluasan dan penyimpanan data hidrologi.

Balai wilayah sungai sebagai unit pengelola hidrologi di

wilayah sungai tanggung jawab pusat berkewajiban untuk

menjalankan pengelolaan sistem hidrologi yang sudah ada,

baik untuk OP pos hujan, iklim dan duga air serta monitoring

kualitas air. Terkait dengan kualitas air, Permen PU No.

45/1990, tentang pengendalian mutu air pada sumber-

sumber air, menyatakan bahwa pengelola sumber air perlu

melakukan upaya penetapan peruntukan air dan baku mutu

air dalamrangka pengendalian pencemaran air, kemudian

Gedung Unit Hidrologi dan Kualitas Air

Page 23: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 23

(BWS). Tugas dan fungsi dari Balai-balai saat ini selain in-

stream juga off-stream yang juga termasuk pengelolaan

kualitas air.

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang

kesehatan pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa

Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan

kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia.Upaya

penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air

minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan

kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun

pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang

memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti

pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum.

Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhan-penyuluhan

mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

Ketersediaan data dan informasi Hidrologi yang memadai,

akurat, tepat waktu dan berkesinambungan sudah menjadi

tuntutan mendesak untuk dapat segera diwujudkan. Untuk

itu Balai Wilayah Sungai Sumatera I mendirikan Unit Hidrologi

dan Kualitas Air pada tahun 2007 guna melaksanakan tugas

dan fungsi dalam penyediaan dan pengelolaan data Hidrologi

dan Kualitas Air.

KEGIATAN UNIT HKASelama periode Tahun Anggaran 2014 Unit HKA BWS

Sumatera I telah melaksanakan kegiatan meliputi :

1. Pencatatan data hidrologi dan klimatologi yang dipantau

melalui 14 pos curah hujan, 25 pos tinggi muka air, 8 pos

klimatologi serta 2 peilschaal.

2. Pemeliharaan pos dan alat hidrologi dan klimatologi

yang tersebar di seluruh Wilayah Sungai yang menjadi

kewenangan BWS Sumatera I.

3. Monitoring Kualitas Air yang dilakukan di 7 sungai

meliputi Krueng Aceh (Kab. Aceh Besar), Krueng Tiro

(Kab. Pidie), Krueng Baro (Kab. Pidie) dan Krueng

Meureudu (Kab. Pidie Jaya) di Wilayah Timur serta

Krueng Meureubo (Kab. Aceh Barat), Krueng Seunagan

(Kab. Nagan Raya) dan Krueng Tripa (Kab. Nagan Raya)

di Wilayah Barat.

4. Pengukuran Debit meliputi Krueng Keureuto dan Krueng

Tansaril di Wilayah Timur serta Krueng Meureubo,

Krueng Woyla, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng

Seumayam dan Krueng Batee di Wilayah Barat.

5. Kegiatan Neraca Airdan Alokasi Air di Krueng Aceh,

Krueng Tiro, Krueng Baro, Krueng Meureudu dan Krueng

Jambo Aye.

Pada Tahun 2013 Unit Hidrologi dan Kualitas Air berhasil

mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari TUV NORD

dengan.ruang lingkup pengelolaan data Hidrologi dan

Kualitas Air

Sertifikas ISO 9001:2008 Unit Hidrologi dan Kualitas Air

Proses pengawetan sampel kualitas air

Page 24: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

24 | SISDA

Unit Pemantauan Bencana

Unit Pemantauan Bencana merupakan suatu wadah penyampaian in-formasi publik dalam hal mengurangi tingkat resiko terhadap terjadinya bencana. Fokus utama pada Unit Pemantauan Bencana BWS Sumatera I adalah pemantauan terhadap bencana banjir.

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 35

Tahun 1991 tentang Sungai;

• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12

Tahun 2008 tentang Dewan Sumber Daya Air;

• Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembagian Wilayah

Sungai;

• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/

PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Pekerjaan Umum;

Surya Dilla

Fokus

Dewasa ini sering terjadi beberapa hal yang dapat

mengakibatkan penurunan tingkat kesejahteraan

masyarakat, diantaranya adalah terjadinya bencana

baik itu bencana banjir maupun bencana kekeringan.

Pemantauan terhadap kedua bentuk kejadian bencana

tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah baik pada

saat terjadinya bencana maupun pasca bencana dengan

memprogramkan tindak lanjut dari permasalahan tersebut.

Penerapan sistem siaga bencana sangat diharapkan oleh

masyarakat. Informasi dan penanggulangan bencana sedini

mungkin merupakan inti dari maksud dan tujuan yang ingin

dicapai, oleh karena itu perlu dibentuk suatu wadah yang

dapat mengkoordinasikan tingkat bencana yang akan

terjadi sebagai salah satu bentuk informasi publik terhadap

pengelolaan SDA terpadu.

Dasar Hukum Pembentukan Unit Pemantauan Bencana

adalah :

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air;

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

Pos Bencana Unit Pemantauan Bencana

Page 25: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 25

• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/

PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Wilayah Sungai.

Unit Pemantauan Bencana merupakan suatu wadah

penyampaian informasi publik dalam hal mengurangi tingkat

resiko terhadap terjadinya bencana. Pada dasarnya tugas dan

fungsi dari unit pemantauan bencana ini dititik beratkan

pada pemantauan tingkatan bencana pada saat terjadi dan

pasca terjadi bencana. Diharapkan dengan adanya wadah

tersebut dapat membantu pemerintah terutama dalam hal

pengendalian daya rusak air dan konservasi sumber daya air

dalam upaya memberikan pelayanan publik yang baik. Fokus

utama pada Unit Pemantauan Bencana BWS Sumatera I

adalah pemantauan terhadap bencana banjir.

Harapannya dengan dilakukannya Operasional Monitoring

Banjir ini akan memberikan suatu informasi rinci mengenai

daerah rawan banjir serta data kejadian banjir untuk Wilayah

Sungai di bawah kewenangan BWS Sumatera I. Secara rinci

dapat dijelaskan bahwa monitoring banjir yang dilakukan

adalah dengan mengidentifikasi beberapa parameter seperti

luas genangan banjir, tinggi banjir dan lamanya genangan

banjir yang pernah terjadi serta updating kejadian banjir dan

membuat peta genangannya per DPS pada masing-masing

Wilayah Sungai.

Kegiatan Pemantauan Bencana yang dilaksanakan oleh Unit

Pemantauan Bencana pada umumnya melakukan beberapa

hal yaitu :

• Memberi masukan dan penjelasan tugas dan pokok Unit

Pemantauan Bencana

• Melakukan Inventarisasi wilayah yang dikategorikan

dalam keadaan darurat terhadap ancaman bencana

yang akan terjadisebagai informasi yang nantinya akan

ditindaklanjuti

• Menyusun program penanganan lebih lanjut terhadap

ancaman bencana di daerah pemantauan

• Melakukan evaluasi/diskusi

• Membuat usulan penanganan kepada Kementerian

Pekerjaan Umum sebagai tindaklanjut dari pelaporan

dan informasi

• Melanjutkan informasi kepada publik terhadap perkiraan

bencana yang akan terjadi

• Membuat laporan kegiatan dan inventarisasi.

Secara spesifik, tujuan dilakukannya Operasional Monitoring

Banjir (OMB) yang merupakan bagian dari Unit Pemantauan

Bencana adalah sebagai berikut:

• Untuk penyusunan database kejadian banjir dan

membuat peta genangan banjir di Provinsi Aceh dengan

validitas data yang dapat dipertanggung jawabkan.

• Membuat skenario historis banjir dengan beberapa

parameter banjir yang pernah terjadi yakni:

• Rasio tinggi banjir terhadap tahun kejadian banjir;

• Rasio luas genangan banjir terhadap tinggi banjir.

• Melakukan updating data per kejadian banjir dengan

memonitor kejadian banjir langsung pada lokasi kejadian

banjir melalui kepala desa sebagai wahana informasi

banjir bagi BWS Sumatera I yang akan dilaporkan pada

Ditjen SDA dan Posko Bencana Kementerian Pekerjaan

Umum.

Penerima manfaat dalam pelaksanaan kegiatan Unit

Pemantauan Bencana adalah Kementerian Pekerjaan Umum

sebagai pemilik program kegiatan, para stakeholder dan

masyarakat di daerah rawan bencana. Selain itu diharapkan

juga dapat membantu instansi terkait maupun lembaga

lainnya untuk memperoleh validitas data kejadian bencana,

terutama bencana banjir dan kekeringan.

Pemantauan tinggi muka air di Sungai Krueng Aceh

Page 26: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

26 | SISDA

Unit Desain

Unit Desain merupakan sebuah unit yang melakukan proses Perenca-naan/Pengawasan dari suatu Pembangunan Fisik agar dapat terlaksana dengan baik dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di

Lingkungan Kementerian Pekerjaan umum, serta Keputusan

Dirjen Nomor : 73/KPTS/D/2012 tanggal 8 Mei 2012 Perihal

Pembentukan Unit Perencanaan di Lingkungan Dirjen SDA.

Keberadaan Unit Perencanaan (Design Unit) yang handal

dan profesional memang sangat dibutuhkan dalam suatu

organisasi teknis seperti Dirjen SDA serta Unit Pelaksana

Teknis dibawahnya. Dengan keberadaan Unit ini nantinya,

maka diharapkan proses Perencanaan/Pengawasan dari

suatu Pembangunan Fisik dapat terlaksana dengan baik dan

Unit Desain Dilla

Fokus

K eberhasilan pelaksanaan pembangunan sangat

bergantung kepada kualitas perencanaannya.

Semakin baik perencanaannya maka akan baiklah

pembangunan yang dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya,

jika perencanaannya buruk, maka pembangunan yang

dilaksanakan tidak akan dapat terlaksana dengan baik, atau

jikapun terlaksana maka tidak akan menimbulkan manfaat

yang optimal.

Dalam rangka mempercepat pencapaian terselenggaranya

pengelolaan SDA Wilayah Sungai yang baik, maka perlu

dilakukan pemantapan kualitas Pola, Rencana dan Desain.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dirjen Sumber

Daya Air telah mengeluarkan Keputusan Dirjen Nomor: 73/

KPTS/D/2012 Tanggal 8 Mei 2012 Perihal Pembentukan

Unit Perencanaan di Lingkungan Dirjen SDA. Selain itu, yang

menjadi dasar hukum pembentukan Unit Desain adalah

Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan

dan Organisasi Kementerian Negara, Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 8 / PRT / M/ 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan umum,

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2012

Workshop Fasilitasi Tim Unit Perencanaan Direktorat Jendral Sumber Daya Air

Page 27: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 27

berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Jika sepenuhnya hanya mengandalkan kepada Konsultan

perencana, maka hasil yang diperoleh kurang maksimal,

mengingat konsultan adalah perusahaan komersial yang

bertujuan mengejar keuntungan (profit). Konsultan Perencana

memang masih dilibatkan dalam proses perencanaan,

namun keputusan akhir tetap harus berada pada Pengguna

Jasa yakni Dirjen SDA atau dalam hal ini Balai Wilayah

Sungai Sumatera I. Untuk itulah maka dibutuhkan suatu Unit

yang handal yang dapat melakukan pendampingan serta

pengawasan terhadap pekerjaan konsultan.

Sungai dan Pantai

• Melaksanakan pembahasan detail desain bendung,

perkuatan tebing dari konstruksi beton bertulang,

cek Dam/Sabo Dam dengan bentang lebih besar

dari 20 meter, dan bangunan pengaman pantai

• Membuat konsep detail desain pelaksanaan

pembangunan untuk disetujui;

• Memberikan saran dan masukan untuk

penyempurnaan detail desain dimaksud.

• Membuat berita acara yang menyatakan bahwa

pekerjaan sesuai detail desain dimaksud disetujui

untuk dilaksanakan.

• Sebagai media alih pengetahuan dan pelatihan (on

the job training) dalam penyiapan detail desain dan

dokumen kelengkapannya untuk pekerjaan sungai,

pantai, dan bendungan.

c. Tim Perencanaan Teknis Irigasi dan Rawa

• Melaksanakan evaluasi detail desain bendung

dengan bentang lebih besar dari 20 meter dan

bangunan utamanya (kantong lumpur, tanggul

penutup);

• Membuat detail desain yang memiliki kelengkapan

dokumen yang dibutuhkan untuk menjadi keluaran

yang diharapkan;

• Untuk detail desain bendung dengan bentang

lebih besar dari 20 meter, dan bangunan utama

(kantong lumpur, tanggul penutup), tim pelaksana

memfasilitasi penyampaian detail desain dan

dokumen kelengkapannya kepada Tim Unit

Perencanaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

hingga detail desain dimaksud dinyatakan disetujui

untuk dilaksanakan;

• Sebagai media alih pengetahuan dan pelatihan (on

the job training) dalam penyiapan detail desain dan

dokumen kelengkapannya untuk pekerjaan irigasi,

rawa, tambak, air baku, dan air tanah di wilayah kerja

Balai.

Program Kerja Tim Unit Desain

a. Tim Teknis Pola dan Rencana

• Melaksanakan evaluasi dokumen rancangan pola

dan rencana pengelolaan sumber daya air wilayah

sungai;

• Memberikan saran dan masukan untuk

penyempurnaan dokumen pola dan rencana

pengelolaan sumber daya air wilayah sungai

• Memfasilitasi kelengkapan pola dan rencana sebagai

bahan tindak lanjut bahan proses administrasi dan

legalisasi dokumen, sehingga menjadi Ketetapan

Menteri Pekerjaan Umum.

• Sebagai media alih pengetahuan dan pelatihan

(on the job training) dalam penyusunan pola dan

rencana pengelolaan sumber daya air wilayah

sungai di lingkup Balai.b. Tim Perencanaan Teknis

Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) penyusunan ran-cangan rencana PSDA WS Woyla - Batee

Page 28: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

28 | SISDA

Unit Pengelola Bendungan (UPB)

Unit Pengelola Bendungan bertugas mengelola, mengamati dan memeli-hara bendungan agar tetap berfungsi dan bermanfaat dengan baik.

Tujuan utama dari kegiatan pengamatan adalah

menganalisa dan menyajikan data perilaku bendungan dan

bangunan pelengkapnya untuk menjamin agar informasi

mengenai gejala perilaku bendungan yang berbahaya dapat

segera diketahui, juga agar perilaku tubuh bendungan

yang disebabkan oleh pengaruh adanya air waduk dapat

dimonitor dan selanjutnya dilakukan tindakan – tindakan

yang bertujuan agar tubuh bendungan tetap baik dan aman.

Untuk itu Unit Pengelola Bendungan (UPB) Balai Wilayah

Sungai Sumatera I mengadakan pemantauan rutin terhadap

keamanan bendungan agar dapat diketahui dampak yang

Unit Desain Dilla

Fokus

S emua bangunan walaupun desain dan konstruksinya

amat baik tetap memerlukan pemeliharaan secara

terus–menerus agar tetap berfungsi dan bermanfaat

dengan baik. Hal ini berlaku juga untuk bangunan bendungan

beserta bangunan pelengkap dan peralatannya. Semua

bangunan tidak akan terhindar dari proses penuaan dan

kemunduran kekuatan secara alami. Selain diperlukan

pemeliharaan yang layak, maka pengamatan yang terus–

menerus terhadap semua bangunan harus dilakukan untuk

memastikan bahwa tidak akan ada hal yang membahayakan

keamanan bendungan.

Kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian suatu bendungan

harus terorganisasi dengan baik dan sesuai dengan prosedur

teknik yang logis dan praktis. Pengamatan terhadap

bendungan dan bangunan pelengkapnya bertujuan untuk

analisa data yang akan menghasilkan kondisi bendungan

apakah berjalan normal atau tidak normal. Secara umum

fungsi utama bangunan bendungan adalah untuk menyimpan

air yang diperoleh dari air hujan saat musim hujan dan dari

alur sungai dalam jumlah volume yang besar dengan waktu

yang cukup lama untuk dimanfaatkan pada musim kemarau.

Petugas sedang mengambil data mengenai keadaan air di waduk

Page 29: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 29

terjadi pada saat dini.

Maksud dari kegiatan ini adalah mengamati perilaku

bendungan (waduk/embung) di wilayah kerja Satuan

Kerja Balai Wilayah Sumatera – I. Tujuan kegiatan adalah

menganalisa dan menyajikan, melaporkan data perilaku

bendungan dan bangunan pelengkapnya untuk menjamin

agar pemberitahuan mengenai gejala perilaku bendungan

yang berbahaya dapat segera diketahui, juga agar perilaku

tubuh bendungan yang disebabkan oleh pengaruh adanya air

waduk, dapat di monitor dan selanjutnya dilakukan tindakan

– tindakan yang bertujuan agar tubuh bendungan tetap baik

dan aman.

Tahapan-tahapan yang dilakukan di dalam analisa

dan pemantauan perilaku bendungan dan bangunan

pelengkapnya antara lain, yaitu :

• Menganalisa dampak permasalahan sosial dan

lingkungan.

• Membaca, mengamati dan mencatat perilaku tubuh

bendungan berdasarkan alat instrumentasi dan

pengamatan visual.

• Menganalisis kerusakan atau perilaku bendungan yang

terjadi selama pengisian waduk.

• Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengamatan

perilaku tubuh bendungan dan bangunan pelengkapnya

disampaikan kepada Balai Keamanan Bendungan (BKB)

dan Subdit OP Bendungan.

• Memeriksa dan mencatat semua alat – alat instrumentasi

yang ada pada bendungan.Melakukan pemantauan

secara visual tubuh bendungan pada lokasi – lokasi

yang diperkirakan kritis terhadap kemungkinan adanya

rembesan yang cukup besar melebihi persyaratan yang

ditetukan dalam desain.

• Melakukan pembacaan instrumentasi yaitu segala

jenis peralatan yang dipasang di dalam pondasi, tubuh

bendungan dan disekitarnya yang digunakan untuk

pemantauan perilaku bendungan.

• Instrumentasi tersebut di kelompokkan menjadi

kelompok alat ukur tekanan, alat ukur gerak permukaan,

pengukuran rembesan dan alat ukur tekanan.

• Mempersiapkan kurva dan laporan hasil pengukuran

dan pembacaan instrument, sebagai dasar dan bahan

analisa untuk menetapkan tindak lanjut.

• Melakukan pelatihan terhadap petugas pengamat dan

juru bendungan.

• Pengamatan terhadap fluktuasi muka air waduk (ROS)

Reservation Operation Study.

WADUK DAN LOKASI

Lokasi bendungan pada wilayah kerja Balai Wilayah Sungai

Sumatera – I yaitu :

• Waduk Keuliling di Kabupaten Aceh Besar

• Embung Leubok di Kabupaten Aceh Besar

• Embung Lambadeuk di Kabupaten Aceh Besar

• Waduk Paya Seunara di Kota Sabang

• Waduk Rajui di Kabupaten Pidie

• Waduk Sianjo-anjo di Kabupaten Aceh Singkil

Waduk Keuliling di Kabupaten Aceh Besar Embung Leubok di Kabupaten Aceh Besar

Page 30: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

30 | SISDA

KRUENG ACEH WATERFRONT CITYKrueng Aceh Waterfront City diharapkan menjadi ikon baru pariwisata dan transportasi air di Banda Aceh.

Keberadaan Krueng Aceh pada zaman Kesultanan Aceh

Darussalam, memilki nilai yang sangat strategis dalam

menumbuh kembangkan Kota ’Banda Aceh’ sebagai ibukota

Aceh Darussalam yang kosmopolit. Pasca pemindahan

istana Kesultanan Aceh Darussalam dari Gampong Pande ke

Darud-Duniya (tempat berdirinya Meuligo Aceh) sekarang,

oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah (1267-1309 Masehi).

Situasi ibukota Kesultanan Aceh Darussalam, ketika itu

sangat ramai oleh lalu-lalang kapal-kapal berukuran

besar yang masuk hilir mudik membawa barang-barang

perdagangan ke tengah wilayah kota. Bahkan kapal-kapal

besar dari mancanegara itu, bisa masuk langsung melalui

jalur Krueng Aceh hingga menembus wilayah jantung kota.

Sungai yang membelah Kota Banda Aceh ini merupakan

salah satu sungai yang cukup bersih untuk dijadikan sebagai

objek wisata dengan konsep panorama aliran sungai dengan

suasana tenang dan nyaman untuk melepas kepenatan.

Penataan sumber daya air dalam wujud penataan sungai di

Waterfront City

kawasan perkotaan yang berada di tepi air (laut, danau, atau sungai), yang memiliki

karakteristik open access dan juga multi fungsi, namun sangat rentan terhadap kerusakan serta

perusakan.

Perspektif

Page 31: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 31

perkotaan harus digalakkan. Banda Aceh dianggap sebagai

salah satu kota yang memiliki potensi berkah sumber

daya air dan diharapkan potensi sumber daya air tersebut

dapat ditingkatkan melalui kerjasama yang optimal antara

pemerintah pusat, pemerintah kota dan masyarakat Banda

Aceh.

Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan penandatanganan

kesepakatan antara Ditjen Sumber Daya Air dan Pemkot

Banda Aceh yang merupakan sejarah baru bagi pemerintah

Kota Banda Aceh sebagai upaya untuk mewujudkan Banda

Aceh sebagai waterfront city yang dapat menjadi ikon baru

pariwisata dan transportasi air di Banda Aceh. Terwujudnya

kesepakatan ini tak lepas dari kesamaan visi dan cita-cita

antara Ditjen Sumber Daya Air dan Pemerintah Kota Banda

Aceh dalam pengelolaan sumber daya air.

Titik Lokasi Waterfront City di Kota Banda Aceh meliputi

kawasan Gampong Keudah, Gampong Kuta Alam dan

Kawasan Gampong Lamgugob, dengan sarana yang tersedia

yaitu tempat rekreasi keluarga di titik Keudah dan Kuta Alam

serta wisata air di jembatan lamnyong dan juga Sebagai

pelengkap bagi pengunjung yang tidak hanya melepas

kepenatan dapat memanfaatkan lokasi jogging track dekat

jembatan Peunayong sebagai sarana olah raga ataupun

tempat pembibitan benih tanaman di Kampung Bar.

Master Plan Krueng Aceh Waterfront City

Krueng Waterffront City mempunyai konsep yaitu : Bring People To Water, Provide Access to Everyone, Celebrate the History Of Banda Aceh City, Create Unique Place on The River, Find New Economies on The River dan Improve Riverwalk Commercial Function.

Page 32: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

32 | SISDA

Krueng AcehSuasana malam hari Krueng Aceh, yang sangat cocok untuk di jadikan objek wisata.

Diharapkan suasana ini dapat memberikan gambaran

Page 33: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 33

CAPAIANTAHUN 2014

INFRASTRUKTUR

Surya

Pada tahun 2014 Balai Wilayah Sungai Sumatera - I berhasil merealisasikan kinerja fisik 92,93 % dan kinerjakeuangan 92,99 %

Pencapaian kinerja fisik dan kinerja keuangan yang tidak

100% disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal

dan external. Penyebab dari faktor internal diantaranya

adalah seperti motivasi kerja dari pegawai yang rendah,

kurangnya koordinasi antara bidang perencanaan dan

pelaksana lapangan dan kualitas sumber daya Balai Wilayah

Sumatera-I yang belum Maksimal. Sedangkan faktor

eksternal seperti sistem manajemen yang masih tumpang

tindih antara instansi, kurangnya sinergi antar instansi

terkait, dan belum tersosialisasikan peraturan dari pusat

kedaerah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah diupayakan

langkah-langkah diantaranya meningkatkan koordinasi antar

instansi terkait untuk mensinergikan kegiatan, meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan membangun iklim kerja

yang kondusif.

Selain itu Balai Wilayah Sungai Sumatera - I juga menerima

penghargaan dari pihak ketiga yaitu Unit BMN Satker Balai

Wilayah Sungai Sumatera-I terpilih sebagai pengelola

BMN terbaik tingkat Satker Direktorat Sumber Daya

Air dan Kementerian PU Tahun 2014, Unit Sistem Informasi

Sumber Daya Air (SISDA) Balai Wilayah Sungai Sumatera-I

pada tahun 2014 ini juga telah memperoleh sertifikat ISO

9001:2008 tentang manajemen pengelolaan data dan

pelayanan di bidang Sistem Informasi Sumber Daya Air

yang dikeluarkan oleh Sucofindo International Certification

Services (SICS), dan Unit Hidrologi Balai Wilayah Sungai

Sumatera-I pada tahun 2014 ini telah resmi bersertifikat

ISO 9001:2008 tentang menajemen data dan pelayanan di

bidang hidrologi dan kualitas air yang dikeluarkan oleh TUV

NORD Indonesia Certification Body.

Page 34: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

34 | SISDA

PRIORITASTAHUN 2015

INFRASTRUKTUR

Surya

Di tahun 2015 Balai Wilayah Sungai Sumatera - I mempriotas beberapa kegiatan strategis.yaitu

Pembangunan Bendungan Krueng Keureuto di

Kabupaten Aceh Utara

Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Lhok Guci

(18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat 1.200 Ha

Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Jambo Aye

Kanan (3.028,25 Ha) di Kabupaten Aceh Utara

Pekerjaan Plugging Valve dan Rumah Pintu Valve

Waduk Rajui di Kabupaten Pidie

Perbaikan Revetment Sungai Krueng Aceh

Sepanjang 1.00 KM di Kabupaten Aceh Besar

Pembangunan Intake & Jaringan Pipa Transmisi

Air Baku IKK di Kabupaten Pidie Jaya 0,02m3/dtk

Ada 6 paket kegiatan yang menjadi prioritas

Balai Wilayah Sungai Sumatera - I pada

tahun 2015. Paket-paket ini merupakan

paket yang sudah direncakan dan menjadi

program unggulan dari Balai Wilayah Sungai

Sumatera-I.

Disamping itu Balai WIlayah Sungai Sumatera

- I juga memiliki paket kegiatan lainnya seperti

paket kegiatan yang berkenaan dengan

irigasi, rawa dan jaringan air lainnya, banjir,

lahar gunung berapi dan pengamanan pantai,

konservasi, waduk, embung danbangungan

penampung lainnya, peningkatan PSDA dan

air baku.

Dengan kurang lebih 50 rencana pengadaan

Barang/Jasa kontraktual ditahun 2015 yang

tersebar ke beberapa Satker di lingkungan

Balai Wilayah Sungai Sumatera - I. Diharapkan

dengan rencana ini dapat meningkatkan

kemampuan Balai Wilayah Sungai Sumatera - I

untuk memenuhi misi dan visi sumber daya air.

Page 35: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 35

Unit Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) mengadakan

pelatihan pengelolaan SISDA untuk lingkungan Balai

Wilayah Sungai Sumatera I. Acara tersebut diadakan pada

hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 yang bertempat di

Hotel Oasis Banda Aceh. Peserta yang mengikuti pelatihan

tersebut berjumlah 21 orang yang merupakan perwakilan

dari masing-masing Satker, PPK dan Unit yang berada di

lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera – I.

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Balai Wilayah Sungai

Sumatera - I yang diwakilkan oleh Kasie Program

dan Perencanaan Umum. Dalam sambutannya beliau

menyampaikan bahwa selama ini kelemahan kita

dalam pengelolaan data dan infromasi adalah belum

terkoordinasinya pengelolaan data dengan baik, masing-

masing pihak akan menyimpan dan mengelola data tanpa

bisa dimanfaatkan pihak lain yang membutuhkan data

tersebut. Banyaknya data yang tersebar membuat informasi

menjadi sulit untuk diakses sehingga dengan pelatihan ini

diharapkan data dapat dikelola secara lebih profesional

dengan memanfaatkan teknologi informasi yang handal.

Beliau juga berharap agar Balai Wilayah Sungai Sumatera - I

akan menjadi contoh bagi balai lain dalam hal pengelolaan

data dan informasi.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan tersebut

antara lain: Pelatihan Inputing Uraian Singkat mengenai

Paket –paket pekerjaan BWS S-I di Website BWS S-I,

Pelatihan Penulisan dan Inputing Berita Website BWS S-I,

Pengenalan LAN/WLAN serta penanganan Trouble Shoting

secara mandiri, dan Pengenalan loket Peta serta PDSDA

Online.

Beanda

Pelatihan Sistem informasi Sumber Daya AirMenuju pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air yang profesional.

SISDA

Surya

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi pengelo-

laan data dan informasi serta meningkatkan kemampuan Sumber

Daya Manusia agar dapat mengelola data dan informasi secara

profesional.

Pemateri sedang menjelaskan mengenai loket peta dan PDSDA Online

Page 36: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

36 | SISDA

Sidang Pleno Ketiga TKPSDA Wilayah Sungai Woyla – BateeSidang ini bertema Konsep Pelaksanaan Alokasi Air Terhadap Upaya Pengelolaan SDA Terpadu Pada Wilayah Sungai.

Sebelum sidang pleno dimulai, pada hari pertama

didahului dengan pemaparan materi dengan tema ”Konsep

Pelaksanaan Alokasi Air Terhadap Upaya Pengelolaan

SDA Terpadu Pada Wilayah Sungai” yang disampaikan oleh

Kasubdit Perencanaan OP Direktorat OP, Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air, Sudarsono, CES. Dan materi kedua dengan

tema “Penyusunan Alokasi Air Dan Neraca Air Pada Wilayah

Sungai Woyla - Batee Secara Global” yang disampaikan

oleh Konsultan Penyusun Pola PSDA Woyla - Batee, Herryan

Kendra. Disediakan juga sesi diskusi panel bagi yang ingin

menyampaikan pertanyaan.

Pada hari kedua dilaksanakan sidang pleno yang membahas

“Rencana Pengelolaan Alokasi Air dan Neraca Air Pada

Wilayah Sungai Woyla-Batee Secara Detail” dan pada sesi

kedua membahas “Rencana Penyusunan Skema Alokasi dan

Perhitungan Neraca Air Pada DAS Meurebo dan DAS Woyla

Di WS Woyla-Batee”.

O & P SDA 1

Surya

Sidang Pleno Ketiga TKPSDA Wilayah Sungai Woyla – Batee diad-

akan di Aula Bappeda Blang Pidie yang berlangsung pada tanggal

5 - 6 Desember 2014. Sidang ini dibuka oleh Ir. H. M. Supriatno,

ST. MP selaku Ketua Sidang, dan dihadiri oleh anggota TKPSDA

WS Woyla – Batee serta undangan terkait lainnya.

Beanda

Suasana sidang pleno ketiga TKPSDA Wilayah Sungai Woyla - Batee

Page 37: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

SISDA | 37

Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Masa Depan Perlunya pengelolaan sumber daya air yang baik oleh berbagai pihak agar sumber daya air tetap terjaga untuk masa depan.

Dalam rangka peringatan hari air sedunia, pada tanggal 28

April 2015 diadakan seminar Hari air sedunia dengan tema Air

dan pembangunan berkelanjutan bertempat di Hotel Hermes

Palace. Turut hadir juga beberapa instansi diantaranya Dinas

Pengairan Provinsi Aceh, Balai Wilayah Sungai Sumatera - I,

Dinas Kehutanan Aceh dan tamu undangan.

Seminar Hari AIr Dunia ini membahas mengenai pengelolaan

sumber daya air agar dapat dimanfaatkan hingga masa

mendatang, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC dosen dari

Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Syiah Kuala dalam paparannya menjelaskan peningkatan

jumlah penduduk tidak saja merubah kawasan hutan

menjadi kawasan pemukiman, tetapi juga merubah hutan

menjadi perkebunan yang vegetasinya berbeda dan dapat

mengakibatkan perubahan hasil air dan air permukaan yang

diterima pada sebuah DAS. Oleh kerananya diperlukan upaya

pengelolaan vegetasi agar kuantitas air dapat terjamin dan

air permukaan tidak menyebabkan banjir.

O & P SDA 1

Surya

Beanda

Sejalan dengan itu Kepala Dinas Kehutanan Aceh memaparkan

mengenai pengelolaan hutan di Provinsi Aceh yang berbasis

DAS yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya air.

Dijelaskan juga oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

bahwa perlu sasaran perbaikan pengelolaan yang meliputi

aspek ekologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan. Namun

langkah-langkah yang dilakukan tidak bisa dirasakan dalam

waktu singkat disebabkan banyak persoalan yang timbul

seperti persoalan teknis, sosial dan politik.

Dengan putusan MK yang menyatakan UU nomor 7 Tahun

2004 tidak berlaku dan digantikan dengan UU No. 11 Tahun

1974, Pemerintah harus segera menyusun payung hukum

agar pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Air sesuai

dengan kondisi kekinian. Sehingga permasalahan terkait

terhadap sumber daya air kedepannya dapat diselesaikan

dengan kerja sama berbagai pihak.

Pemateri seminar Hari Air Sedunia memaparkan mengenai air dan pemban-gunan berkelanjutan

Page 38: BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I UNIT SISTEM …sda.pu.go.id/bwssumatera1/uploads/buletin/buletin_201702104249.pdf · Sumatera - I Krueng Aceh Waterfront City Kunjungan Presiden

38 | SISDA

Waduk KelilingWaduk keuliling merup[akan waduk pertama di Propinsi Aceh, dilaksanakan murni oleh putra/putri Indonesia, mulai dari

investigasi, desain maupun kontruksi. Pembangunan waduk keuliling telah mendapat penghargaan tahun 2008 kategori te-

knologi kontruksi dan karya ilmiah internal PU. Waduk Keuliling merupakan salah satu sub-basin DPS Krueng Aceh yang

mempunyai aeral potensila seluah 4.790 Ha.