bakteri resmi 3

12
BAB I PENDAHULUAN A. Topik Pewarnaan Sederhana ( Progresif Staining) B. Tujuan 1. Untuk melihat morfologi kuman 2. Untuk melihat susunan kuman 3. Untuk melihat sifat kuman terhadap pewarnaan 4. Untuk mengarahkan pemeriksaan 5. Untuk membantu klasifikasi kuman C. Latar Belakang Pewarnaan sederhana merupakan tekhnik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga tranparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu tekhnik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamat. Oleh karena itu tekhnik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang paling umum digunakan. Berbagai macan tipe morfologi bakteri (coccus, bacillus, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yang dapat diartikan mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri juga mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)

description

laporan pewarnaan sederhana

Transcript of bakteri resmi 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Topik

Pewarnaan Sederhana ( Progresif Staining)

B. Tujuan

1. Untuk melihat morfologi kuman

2. Untuk melihat susunan kuman

3. Untuk melihat sifat kuman terhadap pewarnaan

4. Untuk mengarahkan pemeriksaan

5. Untuk membantu klasifikasi kuman

C. Latar Belakang

Pewarnaan sederhana merupakan tekhnik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga tranparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu tekhnik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamat. Oleh karena itu tekhnik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.

Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang paling umum digunakan. Berbagai macan tipe morfologi bakteri (coccus, bacillus, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yang dapat diartikan mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.Kebanyakan bakteri juga mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromotofiknya bermuatan positif)

Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae). Oleh karena itu yang melatar belakangi praktikum pewarnaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat morfologi, dan susunan bakteri.Diharapkan dengan percobaan ini,mahasiswa mampu melakukan berbagai pewarnaan bakteri sesuai dengan peruntukannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).

Sel bakteri dapat diamati dengan jelas jika menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10 yang ditambah minyak emersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain cristal violet, methylen blue, safranin, Base Fuchsin, Malachite Green, dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll ( Irawan, 2008)

Macam-macam pewarnaan (Yulneriwanti, 2008) :

1. Pewarnaan negatif

Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang

Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta

2. Pewarnaan sedehana

Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)

Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel

3. Pewarnaan diferensial

Menggunakan lebih dari satu macam zat warna

Tujuan untuk membedakan antar bakteri

Contoh: Pw. Gram, Pw. Bakteri Tahan Asam

4. Pewarnaan khusus

Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri kapsul, spora, flagel dll

Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dsb) dari bahan-bahan lainnya yang ada pasa olesan yang diwarnai (Hadiotomo, 1990).

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994).

Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).

Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk

1. Untuk mengeringkan sediaan

2. Agar kuman dapat diwarnai

3. Agar kuman sebelum dan sesudah diwarnai bentuknya tetap

4. Agar preparat tahan lama disimpan

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan gram ini dilaksanakan pada Selasa, 07 April 2015 pukul 11.00, bertempat di Laboratorium Bakteri Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

A. Alat

Alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1. Ose bulat

2. Obyek glass

3. Lampu spiritus

4. Korek api

5. Mikroskop

6. Penjepit

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1. Suspense kuman

2. Gentian violet

3. Xylol

4. Oil immerse

5. Pz

6. Air

C. Prosedur Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Panaskan ose bulat dengan api spiritus sampai memijar, dinginkan

3. Sterilisasi obyek glass dengan pemijaran, kemudian tetesi dengan Pz

4. Mengambil suspensi kuman dalam tabung yang telah di flaming, kemudian oleskan pada obyek glass searah dengan jarum jam

5. Sesudah mengambil sediaan tabung di flaming kembali

6. Panaskan kembali ose bulat dengan api spiritus sampai memijar

7. Sediaan di fiksasi

8. Sediaan digenangi dengan cat gentian violet selama 1 menit

9. Cat dibuang, kemudian sediaan dialiri dengan air

10. Sediaan dikeringkan

11. Tetesi sediaan dengan oil immersi, kemudian periksa di bawah mikroskop lensa obyektif 100x

\

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Gambar bakteri dari pengamatan mikroskop

Keterangan :

1. Bentuk:batang

2. Warna:ungu

3. Susunan:menyebar

4. Cat:gentian violet

B. Pembahasan

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain gentian violet, kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin. Prinsip pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum.

Pada proses pewarnaan sederhana, harus menggunakan obyek glass yang bersih. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mensterilisasi dengan pemijaran obyek glass dan ose bulat. Stelirisasi ini digunakan untuk membebaskan alat-alat praktikum dari berbagai mikroorganisme. Setelah di sterilkan kemudian obyek glass di beri satu tetes Pz pada permukaannya. Kultur bakteri murni diambil di dalam tabung yang telah di flaming menggukan ose bulat dan diratakan diatas kaca obyek searah dengan jarum jam. Pengambilan kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas.

Setelah bakteri dioleskan pada obyek glass langkah selanjutnya adalah dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api.

Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan gentian violet sebanyak 1-2 tetes atau sampai menggenangi seluruh bakteri kemudian dibiarkan selama 1 menit. sediaan kemudian dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan sampai kering dengan cara dianginkan dan gunakan tissue untuk mengeringkan bagian bawah obyek gelas. Pencucian dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna dari gentian violet.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, diidentifikasi bakteri yang telah ditemukan mempunyai bentuk batang susunannya menyebar dam berwarna ungu yang sesuai dengan hasil dari cat yang digunakan yaitu gentian violet, hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan berhasil dan benar, karena berdasarkan literatur yang ada dalam pewarnaan sederhana

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pewarnaan sederhana yang telah dilakukan ditemukan bakteri berbentuk batang, berwarna ungu, dan susunannya menyebar.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu :

1. Pengolesan bakteri harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi dan searah dengan jarum jam agar hasil pengamatan bakteri yang didapatkan bentuknya dapat dilihat dengan jelas

2. Lama pengecatan harus diperhatikan agar cat benar-benar terserap dengan baik

3. Penggunaaan mikroskop harus benar-benar diperhatikan agar dapat dengan mudah menemukan bakteri yang diamati dengan mikroskop