Bakteri Brucella Untuk Pertama Kalinya Ditemukan Oleh Bruce

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hewan ternak mempunyai kerentanan terhadap penyakit,apalagi kondisi lingkungan yang tidak baik dalam menjalana sistem peternakan menyebababkan berbagai penyakit muncul.penyakit tersebut dapat menular secara langsung atau tidak langsung. Ternak kambing merupakan ternak yang umum dipelihara di pedesaan. Masalah yang sering dijumpai adalah serangan penyakit yang sangat merugikan peternak karena dapat menghambat pertumbuhan, reproduksi bahkan kematian ternak. Penyakit untuk ternak potong seperti kambing salah satunya bisa di akibatkan oleh bakteri 1.2 Rumusan Masalah Apa saja bakteri yang terdapat pada ternak kambing? 1

Transcript of Bakteri Brucella Untuk Pertama Kalinya Ditemukan Oleh Bruce

Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hewan ternak mempunyai kerentanan terhadap penyakit,apalagi kondisi lingkungan yang tidak baik dalam menjalana sistem peternakan menyebababkan berbagai penyakit muncul.penyakit tersebut dapat menular secara langsung atau tidak langsung.

Ternak kambing merupakan ternak yang umum dipelihara di pedesaan. Masalah yang sering dijumpai adalah serangan penyakit yang sangat merugikan peternak karena dapat menghambat pertumbuhan, reproduksi bahkan kematian ternak.

Penyakit untuk ternak potong seperti kambing salah satunya bisa di akibatkan oleh bakteri

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja bakteri yang terdapat pada ternak kambing?BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Bakteri Pada Ternak Kambing

a. Bakteri BrucellaBakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular. Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5 mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik. Brucella merupakan parasit intraseluler dan dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster.

Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing.

Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan.

Pada kambing brucellosis hanya memperlihatkan gejala yang samar-samar. Kambing kadang-kadang mengalami keguguran dalam 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan. Kambing jantan dapat memperlihatkan kebengkakan pada persendian atau testes.

b.Bakteri Pasteurella Multocida Bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.

Secara serologik dikenal beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella multocida tipe 6B.

Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan yang terlalu lama.

c. Bakteri PasteurellaBakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.

Secara serologik dikenal beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella multocida tipe 6B.

Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan yang terlalu lama.

d. Bacillus Anthracis Bacillus anthracis berbentuk batang, lurus dengan ujung siku-siku. dalam biakan membentuk rantai panjang. dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2 - 6 organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsel). kadang-kadang satu kapsel melingkupi Beberapa organisme.

Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih. Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis. Pemusnahan spora B. anthracis dapat dicapai dengan uap basah bersuhu 900C selama 45 menit, air mendidih atau uap basah bersuhu 1000C selama 10 menit, dan panas kering pada suhu 1200C selama satu jam.e. Bakteri Pasteurella multocidaBakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.

Secara serologik dikenal beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella multocida tipe 6B. Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan yang terlalu lama.

f. Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 m. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit[1]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus" \l "cite_note-Honeyman-4" [4]. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpal[1]. Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambatg. Moraxella bovis

Moraxella bovis adalah bakteri yang sangat oportunistik menginfeksi ternak sapi di seluruh dunia dengan Keratoconjunctivits Bovine Infeksi (IBK), juga dikenal sebagai 'Eye New Forest' penyakit mata yg menular.

Moraxella merupakan bakteri gram negatif, batang pendek hampir bulat dengan ukuran 1.0-1.5 x 1.5-2.5 m, aerob,sensifif terhadap penicillin dan katalase-positif. Koloni Moraxella dapat diidentifikasi pada media agar coklat atau media agar darah. Koloni biasanya smooth, flat, diameter berukuran 1-2mm.

h. Bacillus anthracisBacillus anthracis adalah bakterium Gram-positif berbentuk tangkai yang berukuran sekitar 1x6 mikrometer dan merupakan penyebab penyakit antraks.

B. anthracis adalah bakterium pertama yang ditunjukkan dapat menyebabkan penyakit. Hal ini diperlihatkan oleh Robert Koch pada tahun 1877. Nama anthracis berasal dari bahasa Yunani anthrax (), yang berarti batu bara, merujuk kepada penghitaman kulit pada korban.

Bakteria ini umumnya terdapat di tanah dalam bentuk spora, dan dapat hidup selama beberapa dekade dalam bentuk ini. Jika memasuki sejenis herbivora, bakteria ini akan mulai berkembang biak dalam hewan tersebut dan akhirnya membunuhnya, dan lalu terus berkembang biak di bangkai hewan tersebut. Saat gizi-gizi hewan tersebut telah habis diserap, mereka berubah bentuk kembali ke bentuk spora.

Bacillus anthracis mempunyai gen dan ciri-ciri yang menyerupai Bacillus cereus, sejenis bakterium yang biasa ditemukan dalam tanah di seluruh dunia, dan juga menyerupai Bacillus thuringiensis, pantogen kepada larva Lepidoptera.

i. Salmonella

Salmonella adalah suatu genis bakteri yang merupakan penyebab utama penyakit bawaan makanan di seluruh dunia. Bakteri umumnya ditularkan ke manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi yang berasal dari hewan, terutama daging, unggas, telur dan susu.

Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul 12-72 jam setelah infeksi, dan termasuk demam, sakit perut, diare, mual dan kadang-kadang muntah. Penyakit ini biasanya berlangsung 4-7 hari, dan kebanyakan orang sembuh tanpa pengobatan. Namun, di sangat muda dan orang tua, dan dalam kasus-kasus ketika bakteri memasuki aliran darah, antibiotherapy mungkin diperlukan.

BAB III

PENUTUP3.1 KesimpulanAda beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada kambing salah satunya adalah bakteri . Manajemen pemeliharaan termasuk

sistem perkandangan, pakan, pemeriksaan hewan dan sebagainya. Lingkungan juga sangat penting untuk dicermati misalnya kebersihan, dekat daerah industri ataupun dekat dengan pencemaran oleh limbah. Sementara

itu, wabah dapat terjadi tidak terduga, hal ini sangat bergantung pada kondisi peternakan pada lokasi tertentu atau hal yang tak terduga lainnya. Infeksi bakteri yang paling berbahaya pada domba dan kambing adalah bakteri antraks, Bacillus anthracis. Penyakit ini sering menyerang ternak ruminansia dan bersifat zoonosis, dengan gejala perdarahan yang keluar dari seluruh lubang tubuh dan terjadinya kematian mendadak baik pada hewan maupun manusia.DAFTAR PUSTAKA

Akosa,tribudi.1996.kesehatan ternak: panduan bagi petugas teknis ,mahasiswa, penyuluh dan peternak;kanisius. Yogyakarta.DARMONO. 1989. Status mineral pada domba di Cirebon dan hubungannya dengan penyakit defisiensi Bull. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada 9(2): 16 18.

Utoma, hardjo.1996.jurnal ilmu ternak dan Veteriner.Yogyakarta, Kanisius

PAGE 3