Baitul Insan Kamil

29
7/23/2019 Baitul Insan Kamil http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 1/29 MAKALAH “Cara Merawat Orang Sakit dan Merawat Jenazah” Pembimbing : drs. Ngadino, M.Ag Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : IGN Surya Dharma J510155006 KEPANITERAAN KLINIK  BAITUL INSAN KAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of Baitul Insan Kamil

Page 1: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 1/29

MAKALAH

“Cara Merawat Orang Sakit dan Merawat Jenazah” 

Pembimbing : drs. Ngadino, M.Ag

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Pendidikan Program Profesi Dokter Umum

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

IGN Surya Dharma

J510155006

KEPANITERAAN KLINIK  

BAITUL INSAN KAMIL 

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 

2015

Page 2: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 2/29

LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH

“Cara Merawat Orang Sakit dan Merawat Jenazah” 

Yang diajukan Oleh :

IGN Surya Dharma J5101550006

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program pendidikan Profesi Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada hari.....................tanggal ...........................

Pembimbing

drs. Ngadino, M.Ag  (………………………..) 

Disahkan Ka Profesi FK UMS

 Nama : dr. D. Dewi Nirlawati (………………………..) 

Page 3: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 3/29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Memandikan jenazah adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan orang

saat ada orang yang meninggal dunia. Namun, tidak semua orang berani untuk

melakukannya. Apalagi jika orang yang meninggal tersebut memiliki riwayat

 penyakit yang membuat tubuhnya tidak dalam kondisi baik lagi atau orang

tersebut meninggal karena kecelakaan yang menyebabkan kondisi fisik mayat

tersebut sangat memperihatinkan. Selain itu juga mitos-mitos orang meninggal

yang katanya menakutkan dan kalau melihat langsung dapat terbawa sampai ke

mimpi, padahal itu hanya sugesti sebagian orang saja yang selalu berfikir ke arah

yang mistis.

 Namun sesungguhnya sangat disayangkan jika ada orang yang takut untuk

memandikan jenazah, karena suatu saat nanti kita juga akan menjadi seperti orang

yang meninggal tersebut. Bayangkan jika semua orang takut untuk memandikan

 jenazah, bagaimana jika nanti kita yang mengalaminya lalu tidak ada orang yang

 berani untuk memandikannya. Ataupun jika sanak-saudara kita atau bahkan orang

tua kita yang pergi labih dulu apakah kita akan tetap takut untuk memandikannya?

Jawabannya haruslah “tidak” kita hendaknya tidak takut untuk malakukan hal

tersebut karena suatu saat nanti kita akan dibutuhkan untuk hal itu.

Memandikan jenazah juga sangat berikatan dengan akhlak dan kekuatan hati

atau iman. Orang-orang yang sudah terbiasa memandikan jenazah adalah orang

yang bisa dikatakan bagus akhlaknya, kuat hati dan imannya. Kenapa? Karena

memandikan jenazah itu tidak semudah kedengarannya atau kelihatannya.

Memandikan jenazah itu harus sangatlah bersih dan tidak boleh tersisa kotoran

sedikitpun. Bayangkan orang yang memandikan jenazah itu harus mengeluarkan

kotoran mayat itu sampai bersih, lebih lagi jika kondisi mayat nya yang kurang

 baik,dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Haruslah hatinya kuat untuk

menghadapi itu semua agar tetap tegar dan tidak trauma untuk memandikan

 jenazah, yang baik kondisinya maupun yang kondisi nya sudah memperihatinkan.

Page 4: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 4/29

  Mengurusi orang yang sakit parah itu juga sangatlah berbeda dengan

mengurusi orang yang sakit biasa. Orang yang sakit parah memerlukan banyak

 bimbingan dari banyak orang pula. Karena saat seseorang sakit parah atau

sakarotul maut, orang tersebut akan terasa sangat terganggu oleh syaitan yang

akan menjerumuskannya ke dalam neraka. Jadi saat seseorang sakit parah

hendaknya kita selalu menemaninya dan jangan meninggalkannya.

Page 5: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 5/29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SAKIT

1.  Do’a orang yang sedang sakit

Hadits dari Imam Muslim dari Utsman bin Abul Ash bahwa ia

mengadukan rasa sakit yang dideritanya kepada Rasulullah saw, maka

 beliau saw pun bersabda: Letakkanlah tanganmu diatas bagian tubuh yang

terasa sakit itu dan ucapkanlah “Bismillah”, lalu bacalah sebanyak tujuh

kali: A‟uzu bi‟izzatillahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaaziru 

“Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari bencana

 penyakit yang kurasakan dan kucemaskan ini.” Kata Utsman: kulakukanlah

seperti itu berkali-kali hingga Allah menghilangkan rasa sakitku.

Selanjutnya akupun senantiasa menganjurkan keluargaku untuk melakukan

hal yang sama (HR Muslim). Itulah antara lain doa yang diajarkan kepada

kita ketika sakit. Pada dasarnya kesembuhan itu hanya datang dari Allah dan

hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkan hambaNya yang sakit.

2.  Tata Cara Menjenguk Orang Sakit

Menjenguk orang sakit termasuk perkara yang disyariatkan Islam.

Bahkan dijadikannya sebagai satu bagian dari hak muslim yang atas muslim

lainnya. Janji ganjaran yang disediakan juga sangat menggiurkan. Semua itu

untuk memotifasi muslim agar menghidupkan akhlak Islam yang agung

guna tercipta kehidupan masyarakat muslim yang harmonis dan peduli.

Bagi seorang muslim yang menjenguk sesamanya dianjurkan untuk

menghiburnya, meringankan bebannya, dan mendoakan kesembuhan

 baginya. Karena hal itu memiliki dampak baik bagi diri orang yang sakit.

Maka di antara yang bisa disampaikan oleh orang yang menjenguk adalah:

a.  Dianjurkan menanyakan tentang kondisinya, seperti: Bagaimana

keadaanmu ? apa yang kamu rasakan ?, dan semisalnya. Hal itu telah

Page 6: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 6/29

dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat menjenguk

seorang pemuda yang sedang sakit dan mendekati kematiannya. (HR.

Al-Tirmidzi no. 983 dan dihassankan oleh Syaikh Al-Albani).

Diriwayatkan juga dalam Shahihain, dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha,

saat ia menjenguk Abu Bakar dan Bilal yang sedang sakit demam

tinggi lalu ia menanyakan apa yang dirasakan.

 b. 

Menghiburnya dengan kesabaran dan ridha dengan takdir, bahwa sakit

yang dideritanya menjadi penghapus dosanya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata,

"Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila menjenguk orang

sakit beliau berkata padanya,

 اا

ا

 س

ا

 

 ا

  ا

  ه

 

"Tidak apa-apa, Insya Allah Suci (dari dosa-dosa dan kesalahan)."

(HR. al-Bukhari)

c.  Mendoakan kesembuhan untuknya sebanyak tiga kali sebagaimana

 pernah diucapkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat menjenguk

Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Allahumma

Isyfi Sa'dan (Ya Allah sembuhkanlah Sa'ad) sebanyak tiga kali." (HR.

Al-Bukhari dan Muslim)

d.  Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengusapkan telapak tangan

kanannya atas orang sakit sambil beliau berdoa

e. 

Diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud, Nabi Shallallahu 'Alaihi

Wasallam bersabda, "Siapa yang menjenguk orang sakit yang belum

sampai ajalnya, lalu dia mendoakannya sebanyak tujuh kali:

ا

ص

 اا

ه

 ا

ظ

ا

ؼ

 ه

ب

ا

س

 شط

ا

ؼ

 ظ

ا

ؼ

 

 اا

ا

ك

 

"Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb 'Arsy yang

Agung, agar Dia menyembuhkannya." Pasti Allah akan

menyembuhkannya. (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam

Shahih Abi Dawud).

Page 7: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 7/29

3.  Manfaat menjenguk orang sakit

Menjenguk orang sakit memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

a.  Menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan

kepadanya bahwa ia diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan

diharapkan segera sembuh dari sakitnya. Hal ini dapat menentramkan

hati si sakit.

 b. 

Menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan

sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam

 jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi

hebat untuk sembuh.

c.  mencari tahu apa yang diperlukan si sakit.

d.  mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit.

e. 

mendoakan si sakit

f.  melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran) yang

syar‟i. 

4. 

Do’a menjenguk orang sakit 

ه

ى

 ه

ب

ا

س

 

ه

ى

 ة

 اا

ا

 ف

 ا

د

ا

ا

 

ه

ى

ا 

  ط

ا

ه 

 ا

ؤك

ا

  

ا

ا 

 س

ا

 

ا

ا

ص

 

Allohumma Robbannaas azhibil ba‟sa isyfihi wa antasy syaafi laa

syifaa‟an illa syifaa‟uka syifaa‟an yaa yughoodiru saqoman

Artinya ;

“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya,

sembukanlah ia. (hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak

ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak

kambuh lagi.” ( HR. Bukhori Muslim) 

5.  Dasar hukum menjenguk orang sakit

Hukum menjenguk atau mengunjungi orang sakit adalah sunnah

mu'akkadah atau bahkan fardhu kifayah menurut sebagian ulama. Berikut

dalil dasarnya:

a. 

Hadits sahih riwayat Bukhari:

Page 8: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 8/29

ؼأ

 غ ئ ى

 ,ػ

  ش ى

 , ن

  ؼ ى

 

Artinya: Berilah makan orang lapar. Dan jenguklah orang sakit.

 b.  Hadtis sahis riwayat Muslim

 ة ذ

 ي ض

ي ى

 ي ػ

  أ

 :س

 ض ى

 د ذ

 ؼ ى

 ح ت إ

 ج ػ ى

 ج ػ

 

ش ى

 ع ث ذ

  ئ ى

 

Artinya: Ada 5 (lima) hal yang wajib bagi seorang muslim pada sesama

muslim lain: menjawab salam, memberi minum orang haus, menghadiri

undangan, menengok orang sakit dan mengantar jenazah.

c.  Hadits sahih riwayat Muslim

ه

 ا

ض

 

ا

 ا

ا

ػ

 

ا

 اا

ض

 

 ا

ا

ا

 

 ح

ا

ش

 ح

ه

ا

  ه

ر

ا

 ا

شغ

ا

 

Artinya: Orang muslim yang menengok saudaranya yang muslim (yang

sedang sakit) maka dia senantiasa di sisi surga sampai dia kembali.

B. SAKARATUL MAUT

1. 

Tata cara menuntun sakaratul maut

tata cara untuk menuntun seseorang yang telah mengalami sakaratul Maut:

a. 

Menalqin(menuntun) dengan syahadat

Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam, “Talqinilah orang

yang akan wafat di antara kalian dengan, “Laa illaaha illallah”.

Barangsiapa yang pada akhir ucapannya, ketika hendak wafat, „Laa

illaaha illallaah‟, maka ia akan masuk surga suatu masa kelak,

kendatipun akan mengalami sebelum itu musibah yang akan

menimpanya.” Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah

dapat dilakukan pada pasien muslim menjelang ajalnya terutama saat

 pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir sehingga diupayakan

 pasien meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan

meninggal dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali

apabila ia berbicara dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain.

Page 9: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 9/29

Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha

menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian. Para ulama

mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakaratul maut, untuk

mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan memberikan hak-

haknya." (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)

Ciri-ciri pokok pasien yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir,

yaitu :

1)  penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang

dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki,

tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab,

2) kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.

3)  Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.

4) 

Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes.

5) Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti

dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan

tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi

mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak

lebih pasrah menerima.

 b. 

Hendaklah mendo‟akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya

kecuali kata-kata yang baik

Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah bersabda. 

Artinya : “Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang

yang hampir mati, maka hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang

 baik- baik karena para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.”

Maka perawat harus berupaya memberikan suport mental agar pasien

merasa yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan selalu memberikan yang

terbaik buat hambanya, mendoakan dan menutupkan kedua matanya

yang terbuka saat roh terlepas dari jasadnya.

c.  Berbaik Sangka kepada Allah

Page 10: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 10/29

Perawat membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT,

seperti di dalam hadits Bukhari“ Tidak akan mati masing-masing kecuali

dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah SWT.” Hal ini

menunjukkan apa yang kita pikirkan seringkali seperti apa yang terjadi

 pada kita karena Allah mengikuti perasangka umat-Nya

d.  Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut

Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi

kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau

minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya

dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya

kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara

dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat

meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut,

sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua

kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)

e.  Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat

Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah

sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak

mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw., hanya saja dalam

 beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih

melakukan hal tersebut.

Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana

menghadap kiblat :

a) 

Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak

kakinya dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang

tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.

 b) Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul

maut menghadap ke kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk

seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi

ini menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut

 berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.

Page 11: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 11/29

2.  Adab-Adab Mentalqin Orang Hendak Meninggal

a.  Hendaknya dilakukan secukupnya tanpa perlu mengulang-ulang

Para ulama memakruhkan talkin yang dilakukan berulang-ulang dan

terus menerus. Karena hal ini justru akan mengakibatkan seorang yang

sedang sakaratul maut merasa tertekan dengan tuntunan itu. Padahal ia

sedang merasakan penderitaan yang sangat. Sehingga ditakutkan akan

munculnya ketidaksukaannya terhadap kalimat ini di dalam qalbunya.

Bahkan bisa jadi akan ia ungkapkan dengan ucapannya, sehingga bukan

ucapan tauhid yang ia ucapkan, justru celaan dan kebencian terhadap

kalimat ini yang keluar dari mulutnya.

 b.  Cukup sekali, kecuali bila mengucap ucapan lainnya

Apabila orang yang sedang sakaratul maut telah mengucapkan kalimat

ini, maka telah mencukupi dan tidak perlu di-talkin lagi. Namun, bila

setelah ia mengucapkan kalimat ini ia mengucapkan kalimat lain, maka

 perlu kembali di-talkin, sehingga kalimat ini adalah kalimat akhirnya.

c.  Talkin adalah mengingatkan bukan memerintahkan

Kadang kita dapati seorang men-talkin saudaranya dengan kalimat

tauhid ini namun dengan cara memerintah. Padahal, talkin yang

dilakukan saat seperti ini sifatnya sekadar mengingatkan. Sebab, selain

dituntut untuk mengatakan kalimat tauhid, juga dituntut untuk meyakini

kandungan kalimat ini. Nah, kalau talkin ini bersifat perintah, boleh jadi

ia akan mengucapkannya karena tekanan perintah saja, sedangkan

 jiwanya mengingkarinya. Lalu apakah artinya ucapan ini bila tidak

diyakini. Demikian yang dijelaskan oleh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin

rahimahullah dalam Syarh Riyadush Shalihin.

d.  Talkin diperuntukkan kepada seluruh orang

Yakni tidak khusus diperuntukkan untuk seorang muslim saja. Namun

 juga dianjurkan bagi orang kafir untuk mengucapkan kalimat ini.

Diharapkan, di akhir hidupnya termasuk orang yang bertauhid.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam men-talkin paman

 beliau Abu Thalib tatkala menghadapi kematian.

Page 12: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 12/29

e. 

Talkin dengan lafadz Allah saja

Sebagian orang berpendapat bahwa men-talkin boleh dengan lafadz

Allah saja. Alasannya khawatir dengan kalimat yang panjang, laa ilaaha

illallah, bisa jadi baru membaca laa ilaaha keburu mati. Sehingga

maknanya justru sangat fatal, yaitu tidak ada sesembahan. Sehingga

menurut mereka, orang semacam ini mati dalam keadaan tidak bertuhan.

Pendapat ini tidak benar karena beberapa alasan. Di antaranya:

a) Dalam hadits secara tegas men-talkin dengan laa ilaaha illallah.

 b) Lafadz Allah saja tidak menunjukkan tauhid orang yang

mengucapkannya.

c) Allah mengangkat hukum (tidak memberikan beban) kepada siapa

saja di luar kemampuannya. Seperti orang yang lupa atau terpaksa.

Maka kondisi saat sekarat tentu lebih utama untuk dimaafkan. Apalagi

orang tersebut tentunya meniatkan untuk melafadzkan secara utuh.

Sedangkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah

menjelaskan bahwa amalan itu sesuai dengan niatnya. Allahu a‟lam. 

C. MENINGGAL

1. Tata cara mengurusi jenazah sesaat setelah meninggal

a. Menutupkan kelopak matanya.

 b. Mengikat rahangnya dengan tali yang lembut.

c. Menutupinya dengan kain dari kepala sampai telapak kakinya.

d. Menempatkannya ditempat yang layak dan jauh dari gangguan binatang.

e. Memohonkan ampunan.

2. Tata cara mengurusi jenazah sesaat setelah meninggal

Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan

 jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:

a.  Orang yang utama memandikan jenazah

a) 

Untuk mayat laki-laki

Page 13: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 13/29

Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki

adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga

terdekat, muhrimnya dan istrinya.

 b) 

Untuk mayat perempuan

Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,

neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

c) 

Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan

Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya

dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang

memandikannya.

d) Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup

semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau

sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup

hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat

tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah

seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. [3] Hal ini

 berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakninya:

 

 د ذ

 

 ش

ى

 أ

 ج

 غ

 

 ش ى

 

 

  ى

 ؼ

 

 ش

 أ

 ج

 ش

 

   

 ش ى

 و

 غ

 ض ى

  ى

 ؼ

 س

 

و

 ش

 

 

 

   

 

 

   

 

ت

 ح ى

 

  ى

 

 

 

ى

  (س

   ت

 

   

 

ث ى

)

Artinya: “Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki

dan tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat

 perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka kedua

mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena kedudukannya sama

seperti tidak mendapat air.” (H.R Abu Daud dan Baihaqi). 

2. Syarat bagi orang yang memandikan jenazah

a.  Muslim, berakal, dan baligh

 b.  Berniat memandikan jenazah

c. 

Jujur dan sholeh

Page 14: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 14/29

d. 

Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan

memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu

menutupi aib si mayat.

3. Mayat yang wajib untuk dimandikan

a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir

 b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah

meninggal tidak dimandikan

c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan

d. Bukan mayat yang mati syahid

4. Tatacara memandikan jenazah

Berikut beberapa cara memandiakan jenazah orang muslim, yaitu:

a. Perlu diingat, sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih dahulu

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mandinya, seperti:

1) Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup.

2) 

Air secukupnya.

3) Sabun, air kapur barus dan wangi-wangian.

4) 

Sarung tangan untuk memandikan.

5) Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.

6) Kain basahan, handuk, dll.

7) 

Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat

utamanya tidak kelihatan.

8) 

Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.

9) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.

10)  Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya

dan tekan perutnya perlahan-lahan.

11)  Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.

12)  Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke

mulut jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya,

kemudiankan wudhukan.

Page 15: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 15/29

13) 

Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri

tubuh jenazah.

14)  Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang

terakhir dicampur dengan wangi-wangian.

15)  Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan

menggosok anggota tubuhnya.

16) 

Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh

tubuhnya itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya

 beberapa kali dalam bilangan ganjil.

17) 

Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan

mengenai badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika

keluar najis setelah di atas kafan tidak perlu diulangi mandinya,

cukup hanya dengan membuang najis itu saja.

18)  Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan

dibiarkan menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan

lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.

19) 

Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain

sehingga tidak membasahi kain kafannya.

20) 

Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang

tidak mengandung alkohol.

D.  Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan

sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum

mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.

Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:

 ش

 

 صغ

 س

 ص

 

 

 ل

 ي

 

 ل

  ي ػ

   ي ص

  ر ي م

   

 

 ل

 

 غ ق

 

  ش

 

ي ػ

 

 

 

 

 خ

  ى

 

 و م

 

 

 ش

   

 

 ؼة

 

  ت

 ش ػ

 د ق

 

 

 

 

 

ي

 

 

  ن ى

 

 

 ش ت

 

 ج

,

 

 

  ت

 س

 أ

 ص

 ش

 د

 س

 

  ,  

 

 

  ت

 

س

  ي

 ش

 

 س

 أ

 ص

 

 ش

 

 

 ث ى

 ي

 

 ل

  ي ػ

   ي ص

 

 

 

 س

 أ

 ص

   

 

 

و ؼ

 ي ػ

 س

  ي

 

 

 

 

 ش

 (س

 

 ث ى

 س

  )

Page 16: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 16/29

Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan

keridhaan Allah SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah,

karena diantara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi

sedikit pun juga. Misalnya, Mash‟ab bin Umair dia tewas terbunuh diperang

Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika

kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka

tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi

kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kak inya.” (H.R Bukhari) 

Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah:

a. 

Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan

menutupi seluruh tubuh mayat.

 b.  Kain kafan hendaknya berwarna putih.

c. 

Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan

 bagi mayat perempuan 5 lapis.

d.  Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani

 jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.

e. 

Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:

a. 

Untuk mayat laki-laki

1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih

lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.

2) 

Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan

diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian

3) 

Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur)

yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.

4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian

ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar

demi selembar dengan cara yang lembut.

5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain

kafan tiga atau lima ikatan.

Page 17: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 17/29

6) 

ikat kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat

maka tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka

 boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya

tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka

tutuplah dengan apa saja yang ada.

 b.  Untuk mayat perempuan

Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih,

yang terdiri dari:

1) Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.

2) 

Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.

3) Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.

4) Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.

5) 

Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:

1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-

masing bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam

keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar,

serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.

2) 

Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran

dengan kapas.

3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.

4) 

Pakaikan sarung.

5) Pakaikan baju kurung.

6) 

Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.

7) Pakaikan kerudung.

8) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan

kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.

9) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan

Page 18: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 18/29

E. Menshalatkan Jenazah

Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu

kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:

ي

 

 ي ػ

    ذ

  م

 (س

  ت

 

 

)

Artinya: “Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu” 

Orang paling utana untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:

1. 

Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli

 bid‟ah. 

2.  Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.

3. 

Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.

4.  Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.

5.  Keluarga terdekat.

6. 

Kaum muslimim seluruhnya.

Rukun shalat jenazah ialah:

1.  Berniat menshalatkan jenazah.

2.  Takbir empat kali.

3. 

Berdiri bagi yang kuasa.

Adapun tata cara melakukan shalat jenazah adalah sebagai berikut:

1. 

 Niat shalat jenazah

 Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT.

Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan seluruh makmum

hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan mayat laki-

laki imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan untuk mayat

 perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si mayat.

Lafal niat shalat jenazah:

1) Untuk mayat laki-laki

 ي

 ي ػ

 ز

 

 د ى

 س

 غ ت

 ش ث ن ذ

 

 خ

 ش

 

  م

 ح

 

   

/

 

 

 ل

 ؼ ذ

 ى

 

“Sengaja aku berniat shalat atas mayat laki-laki empat takbir fardhu

kifayah menjadi makmun/imam karena Allah ta‟ala” 

Page 19: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 19/29

2) 

Untuk mayat perempuan

 ي

 ي ػ

 ز

 

 ح ر ى

 س

 غ ت

 ش ث ن ذ

 

 خ

 ش

 

  م

 ح

 

   

/

 

 

 ل

 ؼ ذ

 ى

 

“Sengaja aku berniat shalat atas mayat perempuan empat takbir fardhu

kifayah menjadi makmun/imam karena Allah ta‟ala” 

2.  Takbir 4 kali

a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca Al-

Fatihah.

Artinya:

1) 

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang,

2)  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,

3) 

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

4)  Yang menguasai di hari Pembalasan,

5)  Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada

Engkaulah kami meminta pertolongan,

6) 

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

7)  (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada

mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)

mereka yang sesat.

 b. 

Takbir kedua dan membaca shalawat

  ي ى

 و

 ي ػ

 

   ي ػ

 

 

 

 

م

 د ي

 ي ػ

 

 ش ت

 

 

   ي ػ

 

 

 

  ش ت

    ت

 

سك

 ي ػ

 

   ي ػ

 

 

 

 

م

  ت

 س

 د م

 ي ػ

 

 ش ت

 

 

   ي ػ

 

 

 

 ش ت

 

 

 

 ؼ ى

 

ى

 

 

 

 

.

Artinya: “Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan

keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan

kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah Muhammad dan

keluarganya, sebagaimana engkau telah memberkati Ibrahim dan

keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi bijaksana” 

Page 20: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 20/29

 

c.  Takbir ketiga dan membaca do‟a untuk si mayat 

 ي ى

 

 ش

 ى

 (

)  

 س

 

 (

)  ػ

 

(

)  

 ػف

  ػ

 (

)  

 ش م

 

 

 ى

 (

)غ ص

 

 

ي

 (

)  

 ي ض

 (

)

ت

   ي

   ش ت

 

   

 (

)

 

  ى

 

  م

 

 

  ى

 ب

 

 

 

ى

 

   

  ت

 ى

 (

)

 س

 ش

 

 

 س

    (

)  

 

 ش

 

 

 ي

 (

)  ي

 (

)

 ح ى

   

 

ز ػ

   (

)

 زػ

 ب

 

 ش ث ى

   زػ

 ب

 

  ى

 س

.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan

sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya,

sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah dia dari

kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari kotoran. Gantikanlah

rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya, dan

gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, masukkan ia

kedalam syurga, dan jauhkan ia dari siksa kubur dan siksa neraka.” 

d.  Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca do‟a 

 ي ى

 

 ش ذ

 

 

 ش

   (

)

  ر ذ

 ؼ ت

   (

)  

 ش

  ى

   ى

 (

)

Artinya: “ Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami

 pahalanya dan janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah

kepergiannya” 

F. Menguburkan Jenazah

Adapun tata cara menguburkan jenazah adalah:

1.  Masukkanlah mayat dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan.

2. 

Bagi mayat perempuan, ketika menguburkannya disunnahkan ditirai

dengan kain.

3.  Bagi mayat perempuan yang memasukkannya kedalam kuburan

hendaklah muhrimnya.

4.  Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan mukanya

menghadap ke kiblat. Rapatkan ke dinding kuburan supaya tidak

 bergeser dan berikan bantalan di bagian belakang dengan gumpalan tanah

agar tidak terbalik ke belakang.

Page 21: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 21/29

5. 

Letakkan mayat di dalam kuburan dengan membaca doa

ض ت

 

 ل

   ي ػ

 يح

 س

 ص

 

 ل

 

“Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah” 

6. 

Lepaskan ikatan kain kafan di bagian kepala dan kaki mayat.

7.  Setelah selesai meletakkan mayat di dalam kuburan, terlebih dahulu

mayat di tutup dengan kabin (kepingan-kepingan tanah, papan) barulah

di timbun dengan tanah.

8.  Disunnahkan sebelum menimbun kuburan meletakkan tiga gengam tanah

 pada bagian kepala, pinggang dan kaki.

Hal-hal yang dilarang dan dianjurkan melakukannya setelah kuburan

ditimbun yaitu:

1. 

Tinggikan kuburan (20 cm) dari tanah sebagai tanda bahwa itu adalah

kuburan.

2.  Boleh memberi tanda kuburan dengan batu atau sejenisnya.

3.  Membundarkannya lebih baik daripada meratakannya.

4. 

Haram membuat bangunan diatas kuburan,

5.  Makruh duduk dan berdiri di atas kuburan dan haram buang air di atas

kuburan.

6.  Tidak boleh membangun mesjid di atas kuburan dan membuat jendela

khusus ke arah kuburan.

G. Ta’ziyah 

Ta‟ziyah artinya menghibur orang yang sedang tertimpa kesusahan karena

kematian salah satu sanak keluarganya dengan cara memberi nasehat dan

menggembirakannya. Menggembirakan disini dapat dilakukan dengan cara

menerangkan pahala-pahala yang diterima oleh si mayyit, siapa saja yang dapat

 bersabar hati dalam menerima musibah dari ALLAHU SUBHANAHU

WATA‟ALA JALAJALALUH, dan mendo‟akan baik kepada mayyit maupun

kepada ahli warisnya.

Page 22: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 22/29

Ta‟ziyah hukumnya sunnah, dan pahalanya tidak kecil. Disebutkan dalam

hadits Rasulullah SAW :

“Tidak ada seorang mu‟min yang menta‟ziyahi saudaranya karena suatu

musibah yang menimpanya kecuali Allah akan memberi kepadanya pakaian

dari perhiasan kemulyaan besok pada hari kiamat.” 

Sebaiknya ta‟ziyah dilakukan sebelum jenazah diberangkatkan sekalipun

 boleh berta‟ziyah sesudah jenazah diberangkatkan hingga 3 hari kemudian. 

1.  Adab Tata Cara Berta‟ziyah 

Sesuai dengan arti ta‟ziyah, maka yang dita‟ziyahi adalah ahli

keluarganya yang ditinggalkan dan yang sedang mendapat kesusahan.

Adapun adab tata cara berta‟ziyah adalah sebagai berikut : 

a.  Setelah bertemu dengan keluarga mayyit sampaikan ucapan do‟a :

A‟dhamallaahu ajraka wa ahsana „azaa-aka wa ghafara limayyitika

(Semoga Allah mengagungkan pahalamu dan membaguskan

kesabaranmu dan memberi ampun kepada mayyitmu)

 b.  Dalam bercakap-cakap, janganlah mengeluarkan pembicaraan yang

dapat menambah kesusahan bagi ahli waris si mayyit

c.  Usahakan dengan segala macam cara yang diridhai ALLAHU

SUBHANAHU WATA‟ALA JALAJALALUH agar ahli waris

dapat bertabah hatinya serta tidak goncang Iman dan tauhidnya

karena terkena musibah

d. 

Batasilah percakapan sewaktu berta‟ziyah dengan patut dan jangan

sekali kali bersendau gurau dengan mengeluarkan ketawa yang

terbahak bahak

e.  Hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan suasana

 berkabung, seperti permainan kartu (judi), dan lain lain

f.  Ikutilah upacara menyalati mayyit sebagaimana tersebut dalam

sebuah hadits : Tidak ada seorang Islam yang meninggal dunia lalu

dishalati jenazahnya oleh empat puluh orang yang tidak musyrik,

kecuali Allah pasti memberi syafa‟atNya kepada si mayyit. 

Page 23: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 23/29

g. 

Sempurnakanlah dengan mengantarkan jenazah hingga sampai ke

makam. Hadits Rasulullah SAW : Barang siapa yang mengantarkan

 jenazahnya seorang Islam dengan penuh Iman dan ikhlas, dan

iapun menshalatinya serta mengantarkan hingga selesai

 pemakamannya maka ia akan memperoleh pahala dua qirath, tiap

qirath adalah seperti gunung Uhud. Tetapi apabila ia menyalatinya

lalu kembali, maka ia memperoleh pahala satu qirath.

H. Suguhan Bagi yang Berta’ziyah 

Bagaimanapun keadaanya, orang yang sedang kematian sanak keluarganya

adalah orang yang sedang tertimpa kesusahan. Sedangkan kewajiban bagi yang

lain adalah turut meringankan beban kesusahannya. Oleh karena itu, pada

waktu mayyit belum dimakamkan hendaknya jangan mengeluarkan suguhan

apa-apa kepada para tamu yang sedang berta‟ziyah walaupun berupa minuman

saja.

Sepatutnya orang yang sedang tertimpa kesusahan tidak patut diberi beban,

tetapi tetangga atau keluarga yang lain yang seharusnya mengirim makanan

yang sudah masak untuk keluarganya yang sedang susah.

Apabila dikehendaki untuk memberikan penghormatan kepada orang yang

 berta‟ziyah, hendaknya suguhan itu dikeluarkan sepulang dari kubur, atau

sesudah jenazah diberangkatkan menuju ke makam. Namun tetap harus diingat

 bahwa hukum penggunaan harta peninggalan mayyit untuk bersedekah,

terlebih apabila si mayyit meninggalkan anak yatim atau tanggungan

kewajiban yang lain.

I.  Adab Tata Cara Ziarah Kubur

Kata-kata ziarah menurut arti bahasanya adalah menengok. Ziarah kubur

artinya menengok kubur. Menurut syari‟at Islam, ziarah kubur merupakan

suatu amal yang shalih dan termasuk perbuatan yang baik. Ziarah kubur itu

 bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan pula sekedar mengetahui dimana

ia dikubur, atau mengetahui keadaan makam. Akan tetapi kedatangan

Page 24: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 24/29

seseorang ke kubur atau makam dengan maksud untuk mendo‟akan kepada

yang dikubur dengan mengirim pahala untuknya atas baca‟an- baca‟an dari

ayat-ayat Al-Qur‟an, Shalawat, kalimat Thayyibah (Tahlil, Tahmid, Tasbih),

dan lain-lain. Apalagi yang diziarahi itu adalah makan seorang Wali atau

 pemimpin yang telah berjasa kepada masyarakat. Maka sebagai orang yang

tahu balas budi, sudah sepantasnya kita mendo‟akannya dan

menghadiahkannya pahala dari baca‟an- baca‟an tersebut. 

1.  Hukum Ziarah Kubur

Hukum ziarah kubur adalah sunnah, artinya apabila dikerjakan akan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak akan mendapat siksa.

Rasulullah SAW juga melakukan ziarah kubur. Disebutkan didalam hadits

yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Imam Ibnu

Majah yang berbunyi :

“Adalah Rasulullah SAW berziarah ke makam pahlawan Uhud dan

makan ahli Baqi‟, Beliau memberi salam dan mendo‟akan kepada mereka,

katanya :

Assalamu‟alaikum ahladdiyaari minal mu‟miniina wal muslimiina

wainnaa insyaa Allaahu bikum laa hiquuna nas-alullaaha lanaa walakumul

„aafiyata 

Semoga kesejahteraan tetap bagimu wahai ahli kubur dari orang-orang

mu‟min dan orang-orang Islam. Insya Allah kami akan bertemu dengan

kamu. Kami mohon kesehatan kepada ALLAH SUBHANAHU

WATA‟ALA JALAJALALUH untuk kami dan kamu.” 

“Sesungguhnya telah keluar Rasulullah SAW dari kubur, maka berkata

 beliau :

Assalamu‟alaikum daara qaumin  mu‟miniina wainna insyaa Allaahu

 bikum laa hiquuna.” 

2.  Hikmah Ziarah Kubur

Disamping maksud utama ziarah yaitu untuk mendo‟akan terhadap

mayyit yang diziarahi agar mendapat ampunan dari ALLAHU

Page 25: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 25/29

SUBHANAHU WATA‟ALA JALAJALALUH dan mendapatkan rahmat

serta pahala, ziarah kubur juga mengandung hikmah yang bermanfaat bagi

 peziarah itu sendiri. Hikmah yang terkandung dalam berziarah kubur adalah

a. 

Mengingatkan Akan Alam Akhirat

Di alam akhirat, manusia yang telah meninggal akan dibangunkan

kembali untuk menerima keadilan dan balasan atas perbuatan mereka

selama di dunia. Apabila perbuatan yang mereka lakukan itu baik, maka

akan dibalas dengan pahala. Sedangkan perbuatan yang buruk akan

dibalas dengan siksa. Oleh karena itu sebelum ajal seorang manusia itu

datang, seharusnya manusia itu cepat bertaubat dan mohon ampun atas

segala kesalahan yang telah diperbuatnya. Karena ketika ajal itu telah

datang, maka kesempatan untuk beramal telah berakhir.

 b. 

Untuk Dapat Berzuhud Terhadap Dunia

Zuhud terhadap dunia artinya adalah meninggalkan dunia untuk

 berbakti kepada ALLAHU SUBHANAHU WATA‟ALA

JALAJALALUH. Jangan sampai seorang manusia itu terpikat hati dan

 pikirannya dengan tipu muslihat dunia, tetapi dia dapat menyalurkan dan

menggunakan harta bendanya untuk kepentingan amal-amal shalih.

Karena seperti yang kita ketahui, ketika seorang manusia sudah mencapai

ajalnya, harta bendanya tidak akan dibawa ke dalam kubur, melainkan

akan ditinggalkan bersama ahli warisnya. Akan tetapi, orang tersebut

tetap harus bertanggung jawab atas harta benda tersebut. Karena itu,

seorang manusia perlu memanfa‟atkan harta bendanya untuk amal-amal

shalih.

3.  Tata Cara Ziarah Kubur

Dibawah ini adalah beberapa petunjuk dalam cara berziarah ke kubur

menurut syari‟at Islam, yaitu : 

a.  Hendaklah berwudhu sebelum berziarah

 b.  Setelah sampai di pintu gerbang makan, hendaknya memberi salam :

Assalamu‟alaikum ahladdiyaari minal mu‟miniina wal muslimiina

Page 26: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 26/29

wainnaa insyaa Allaahu bikum laa hiquuna nas-alullaaha lanaa

walakumul „aafiyata 

c.  Sesampainya di depan makam yang dituju, kemudian menghadap ke arah

muka mayyit seraya mengucap salah khusus, yaitu : Assalamu‟alaikum

ya ....(nama yang diziarahi)

d.  Bacalah ayat-ayat Al-Qur‟an seperti membaca surat Yasin, Ayat Kursi,

dan lain lain

e.  Setelah selesai, menghadap ke arah kiblat dengan membaca do‟a 

f.  Dalam melakukan ziarah hendaknya dilakukan dengan penuh hormat dan

khidmat serta khusyu‟ 

g.  Hendaknya dalam hati ada ingatan bahwa kita pasti akan mengalami

kematian

h. 

Setelah berziarah hendaknya memperbanyak amal-amal kebaikan dan

menambah ta‟at kepada ALLAHU SUBHANAHU WATA‟ALA

JALAJALALUH

i.  Hendaknya jangan menduduki nisan kubur dan melintas diatasnya,

karena hal itu termasuk perbuatan Idza‟ (menyakitkan) terhadap si

mayyit

Page 27: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 27/29

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia

sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati

kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan

 jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya

adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh

mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka

gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.

Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:

1. 

Memandikan

2.  Mengkafani

3.  Menshalatkan

4.  Menguburkan

Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah,

antara lain:

1. 

Memperoleh pahala yang besar.

2.  Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.

3.  Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan

 belasungkawa atas musibah yang dideritanya.

4.  Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati

dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.

5.  Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga

apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan

sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,

 pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan

Page 28: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 28/29

mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga

 berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita

semua serta dapat mengaplikasikannya dengan baik dalam kehidupan

 bermasyarakat.

Page 29: Baitul Insan Kamil

7/23/2019 Baitul Insan Kamil

http://slidepdf.com/reader/full/baitul-insan-kamil 29/29

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim. 2004.  Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah. Jakarta:

Amzah

Abd. Ghoni Asyukur. 1989. Shalat Dan Merawat Jenazah. Bandung: Sayyidah

M. Rizal Qasim. 2000. Pengamalan Fikih I. Jakarta: Tiga Serangkai

http://zainlzainal.blogspot.com/2012/10/tata-cara-penyelenggaraan-jenazah.html

http://saffiralindra.blogspot.com/2012/09/adab-tata-cara-ziarah-kubur.html

http://tanbihun.com/fikih/tata-cara-mengurus-janazah-versi-

lengkap/#.UTSaFPJnJH0http://ziespdi.blogspot.com/2012/03/tata-cara-menjenguk-orang-sakit.html

http://subsafan.blogspot.com/atom.xml?redirect=false&start-index=1&max-

results=500

http://www.alkhoirot.net/2011/12/doa-mengunjungi-orang-sakit.html

http://salafiyunm.blogspot.com/2009/01/tata-cara-pengurusan-jenazah.html

https://fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-

disertai-gambar/

http://moslemnurse.blogspot.com/2009/11/bimbingan-sakaratul-maut-bagi-

 pasien.html