Bahrain revita phi 21

8
Revita Annur Lestari International Relations & Politic in Middle East Postgraduate Programe University of Indonesia 2012

Transcript of Bahrain revita phi 21

Page 1: Bahrain  revita phi 21

Revita Annur Lestari

International Relations & Politic in Middle East

Postgraduate Programe

University of Indonesia

2012

Page 2: Bahrain  revita phi 21

Bahrain adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Teluk Persia dengan sistem Pemerintahan Monarchi Konstitusional

- Teluk Persia memisahkan negara ini dengan Qatar dan Arab Saudi, dan luasnya hanya sebesar Jakarta.

Page 3: Bahrain  revita phi 21

Sebenarnya pada masa lalu wilayah Bahrain meliputi wilayah yang kini menjadi propinsi Timur Saudi Arabia, Pulau Bahrain, Kwait bahkan Oman, tetapi pada tahun 1521 setelah kedatangan Portugis , Bahrain dipisah – pisah hingga kini Bahrain berdiri sendiri.

Sejak itu terjadi perebutan kekuasaan antara Portugis dan Persia, karena alasan sebuah politik maka Sultan Persia mendukung kaum mayoritas Syiah di Bahrain dan disitulah hingga kini muslim syiah berkembang pesat di Bahrain. Kurang lebih abad 18,keluarga Al-Khalifa mengambil alih kekuasaan di Bahrain dari Sultan Persia dan mengandeng Inggris agar pulau ini tidak jatuh lagi ke tangan Persia, Akhirnya Bahrain berada dibawah kekuasaan Inggris, Inggris mundur dari Bahrain pada Agustus 1971 dan menjadikan Bahrain menjadi negara yang merdeka.

Page 4: Bahrain  revita phi 21

Pemerintahan Bahrain memiliki masalah yang sangat rumit karena pemerintahan yang sunni harus mengatur masyarakat yang mayoritas penduduk syiah. Militer dan polisi Bahrain biasanya adalah warga Sunni selain itu naturalisasi dari warga negara seperti warga Syiria, Mesir, Pakistan atau India yang sudah berpindah kewarganegaraan menjadi Bahraini dan warga syiah sendiri diberikan kesempatan pada level- level bawah saja. Ini membuat kecemburuan sosial.

Page 5: Bahrain  revita phi 21

Mayoritas penduduk Bharain adalah syiah yakni sekitar 70 %nya, namun pemerintahannya adalah sunni dan sangat terkait dengan Arab Saudi. Secara Ekonomi, penduduk syiah disana tidak bernasib sebaik penduduk syiah di negara – negara kawasan itu dan ketegangan antara pemerintah dan masyarakat telah lama.

Krisis di Bahrain terjadi antara monarki dan kaum syiah. Hal ini karena adanya pengabaian dan penindasan oleh monarki yang menindas kaum muslimin syiah sehingga memaksa banyak orang turun ke jalan.

Secara historis, strategi kolonial yang dipakai adalah dengan menempatkan kaum minoritas sebagai penguasa atas mayoritas, sehingga mereka akan selalu membutuhkan bantuan asing. Inggris meninggalkan kaum Sunni untuk berkuasa atas mayoritas syiah di Irak dan di Suriah juga dimana minoritas alawi ditempatkan pada kekuasaan atas mayoritas Sunni.

Page 6: Bahrain  revita phi 21
Page 7: Bahrain  revita phi 21

Sebenarnya unjuk rasa yang dilakukan di Bahrain hanya menginginkan kebebasan berpolitik yang lebih besar dan perubahan di pemerintahan dan tidak bermaksud untuk menggulingkan Raja Syeikh Hamad Ibnu Isa Al-Khalifah dan perdana mentri Khalifah Ibnu Sulaiman Al- Khalifah.

Apabila sistem politik dan pemerintahan dirubah maka yang akan terjadi adalah pengambil alihan kekuasaan dengan damai, dan ini mengakibatkan pemerintahan Bahrain bertekad mempertahankan kekuasaan dengan sistem politik dan pemerintahan yang sudah ada.

Tetapi menurut sumber dari politis Bahrain menyebutkan bahwa revolusi ini awalnya terjadi dilakukan oleh kaum syiah dan sunni atas kekuasaaan Raja yang merupakan antek dari Amerika dan Inggris.

Page 8: Bahrain  revita phi 21