bahaya kebisingan
date post
14-Apr-2018Category
Documents
view
230download
0
Embed Size (px)
Transcript of bahaya kebisingan
7/29/2019 bahaya kebisingan
1/19
KEBISINGAN
A. Defenisi KebisinganBising Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif [ peningkatan ambang pendengaran ]
maupun secara kwalitatif [ penyempitan spektrum pendengaran ], berkaitan dengan
faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau
yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik
Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)".
Jadi dapat disimpulkan bahwakebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan
ketulian.
Gangguan Pendengaran
Adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam
melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan
menggunakan parameter percakapan sehari-hari sebagai berikut:
Gradasi Parameter
Normal : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m)
Sedang : Kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak >1,5 m
Menengah : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >1,5 mBerat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak >1,5 m
Sangat berat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak
7/29/2019 bahaya kebisingan
2/19
Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut:
Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal
Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, disebut tuli ringan
Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, disebut tuli sedang
Jika peningkatan ambang dengar antara 61 - 90 dB, disebut tuli berat
Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 disebut tuli sangat berat
Anatomi Telinga dan Mekanisme Mendengar
Telinga terdir dari 3 bagian utama yaitu:
1. Telinga bagian luarTerdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh
membran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung
gelombang suara dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi
frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu juga pula
sebaliknya.
2. Telinga bagian tengahTerdiri atas osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran yang halus) Martil-
landasan-Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan
meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval
window ini terdapat pada ujung dari cochlea.
3. Telinga bagian dalamYang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea mengandung
cairan, di dalamnya terdapat membrane basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel
rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan
diteruskan oleh cairan dalam cochlea, mengantarkan membrane basiler. Getaran ini
merupakan impuls bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf
pendengar(nervus cochlearis).
Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007
USU Repository 2007
7/29/2019 bahaya kebisingan
3/19
Mengukur Tingkat Kebisingan
Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound Level
meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer. Untuk
menilai tingkat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter karena pekerja
umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia bekerja. Nilai ambang
batas [ NAB ] intensitas bising adalah 85 dB dan waktu bekerja maksimum adalah 8
jam per hari.
Sound Level Meteradalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila
ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang
dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk.
Audiometeradalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogram
adalah chart hasil pemeriksaan audiometri. Nilai ambang pendengaran adalah suara
yang paling lemah yang masih dapt didengar telinga.
Nilai Ambang Batas Kebisingan
Adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila
bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01 /MEN/ 1978,
Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk wwaktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam
sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut:
82 dB : 16 jam per hari
85 dB : 8 jam per hari
88 dB : 4 jam per hari
91 dB : 2 jam per hari
97 dB : 1 jam per hari
100 dB : jam per hari
Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007
USU Repository 2007
7/29/2019 bahaya kebisingan
4/19
B. Jenis KebisinganBerdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:
1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetapdalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya
mesin, kipas angina, dapur pijar.
2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatiftetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada prekuensi 500,
1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.
3. Bising terputus-putus (Intermitten). Bising di sini tidak terjadi secara terus menerus,melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di
lapangan terbang.
4. Bising Implusif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dBdalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya
tembakan, suara ledakan mercon, meriam.
5. Bising Implusif berulang. Sama dengan bising implusif, hanya saja disini terjadisecara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia , bising dapat dibagi atas:1. Bising yang mengganggu (Irritating noise).Intetitas tidak terlalu keras. Misalnya
mendengkur.
2. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupipendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3. Bising yang merusak (damaging / injurious noise). Adalah bunyi yangintesitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan
fungsi pendengaran.
Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007
USU Repository 2007
7/29/2019 bahaya kebisingan
5/19
C. Pengaruh Bising Terhadap Tenaga KerjaBising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis,gangguan komunikasi dan ketulian,atau ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan terhadap
pendengaran dan gangguan non auditory seperti komunikasi terganggu, ancaman
bahaya keselamatan, menurunnya performance kerja, kelelahan dan stress.
Lebih rinci lagi, maka dapatlah digambarkan dampak bising terhadap ksehatan pekerja
sebagai berikut:
1. Gangguan FisiologisGangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
2. Gangguan PsikologisGangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi, susah
tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,
psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
3. Gangguan KomunikasiGangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman.
Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isyarat
tanda bahaya dan tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas
kerja.
4. Gangguan keseimbanganGangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala
pusing, mual dan lain-lain.
Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007
USU Repository 2007
7/29/2019 bahaya kebisingan
6/19
5. Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian)Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan
terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan
hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau awalnya
bersifat sementara tapi bila bekerja terus menerus di tempat bising tersebut maka daya
dengar akan menghilang secara menetap atau tuli.
Menurut definisi kebisingan, apabila suatu suara mengganggu orang yang
sedang membaca atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi
orang itu meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara tersebut.
Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan
emosion