BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan...

29
1 USULAN HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK TIM PENELITI I GUSTI NGURAH PARTHAMA, S.S., M.HUM. NIDN. 0008017704 I NYOMAN TRI EDIWAN, S.S., M.HUM. NIDN. 0020067508 JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA FEBRUARI 2015 Kode/Nama Bidang Ilmu: 521 / ILMU LINGUISTIK

Transcript of BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan...

Page 1: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

1

USULAN

HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA:

KAJIAN WACANA POLITIK

TIM PENELITI

I GUSTI NGURAH PARTHAMA, S.S., M.HUM.

NIDN. 0008017704

I NYOMAN TRI EDIWAN, S.S., M.HUM.

NIDN. 0020067508

JURUSAN SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

FEBRUARI 2015

Kode/Nama Bidang Ilmu: 521 / ILMU LINGUISTIK

Page 2: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

2

Page 3: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

3

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL 1

HALAMAN PENGESAHAN 2

DAFTAR ISI 3

RINGKASAN 4

JUDUL PENELITIAN 4

BAB I. PENDAHULUAN 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

BAB III. METODE PENELITIAN 11

3.1 Sumber Data 11

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 11

3.3 Metode dan Teknik Analisa Data 12

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 12

4.1 Biaya 12

4.2 Jadwal Kegiatan 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 15

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Penelitian 15

Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian 17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian

Tugas

18

Lampiran 4. Biodata Pembimbing, Ketua Peneliti, dan Anggota

Peneliti

19

Lampiran 5. Surat Pernyataan Personalia Penelitian 28

Lampiran 6. Surat Keterangan/Pengantar dari Grup Riset 29

Page 4: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

4

RINGKASAN

Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peran penting

tersebut juga sekaligus menunjukkan adanya relasi antara manusia dengan budaya yang

melingkupinya. Dengan berbahasa maka seseorang dapat diketahui latar belakang

budayanya. Dengan adanya hubungan yang erat maka bahasa sangat mempengaruhi

seluruh aspek kehidupan. Sehingga dalam politik pun bahasa mempunyai fungsi yang

penting. Dalam politik bahasa digunakan sebagai upaya untuk memberikan informasi dan

tentunya berkaitan dengan bentuk persuasi atau ajakan jika digunakan dalam wacana

politis bersifat kampanye. Karena itu, bahasa dalam wacana politik dikenal sangat lugas

dan jelas mengingat kepentingan – kepentingan yang terdapat di dalamnya kepadad

sejumlah pembaca atau pendengarnya. Penelitian ini akan mendeskripsikan bahasa sebagai

penciri budaya yang digunakan pada wacana politik saat pelaksanaan pemilu 2014 lalu.

Sumber data diambil dari media – media kampanye para calon anggota legislatif di

beberapa kabupaten di Bali. Metode yang digunakan adalah metode simak dengan

menerapkan teknik rekam, teknik membaca dengan rinci, dan teknik pencatatan.

Sedangkan untuk metode analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

mengaplikasikan teori yang berkaitan dengan wacana dan tindak tutur.

Kata kunci: bahasa, wacana politik, tindak tutur

JUDUL PENELITIAN

BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: REFLEKSI WACANA POLITIK

BAB I. PENDAHULUAN

Bahasa mempunyai fungsi penting dalam kehidupan ini. Dengan bahasa, seseorang

dapat berkomunikasi. Bahkan dengan memahami suatu bahasa, seseorang juga dapat

belajar budaya yang melingkupi suatu bahasa. Dengan bahasa pula seseorang dapat

mengemukakan ide – ide, pendapat, pandangan, pertanyaan, sanggahan, maupun berbagai

variasi komunikasi. Bahasa menjembatani komunikasi yang terjadi antar manusia dan hal

tersebut berlangsung melalui bahasa lisan atau bahasa tulisan. Bahkan, kini muncul pula

komunikasi dengan bahasa isyarat yang memungkinkan orang – orang dengan

keterbatasan tertentu berkomunikasi dengan orang lain. Beragamnya fungsi bahasa

menjadi bahasa sebagai prioritas dalam segala sendi kehidupan manusia.

Bahasa juga memasuki ranah – ranah komunikasi yang tidak biasa. Bahasa

digunakan pada bidang – bidang khusus seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan

bahkan pertahanan keamanan. Dalam bidang politik, bahasa menjadi sesuatu yang penting.

Seorang pemimpin yang mampu menguasai bahasa maka secara langsung mampu

menguasai para pengikutnya. Dengan bahasa, seorang pemimpin dapat menyampaikan

program – program kerjanya maupun kebijakan publik lainnya. Bahasa juga

Page 5: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

5

memungkinkan seorang pemimpin baik itu di tingkat legislatif, eksekutif, maupun

yudikatif dapat dinilai kepribadian maupun kemampuannya dalam hal berkomunikasi.

Kepribadian dan kemampuan berkomunikasi serta memanfaatkan bahasa menjadi

tujuan utama pada saat pemilihan umum legislatif 2014 lalu. Bahasa memungkinkan para

kandidat anggota parlemen atau dewan perwakilan rakyat berkomunikasi dengan para

pemilihnya. Bahasa menjadi penting mewakili hal – hal yang hendak dikomunikasikan

oleh para calon anggota parlemen. Bahasa menjadi media untuk dapat mengenalkan diri,

menginformasikan program kerja, dan pada akhirnya mengajak para pemilihnya untuk

memilih calon anggota parlemen tertentu. Kemampuan mengolah bahasa menjadikan para

kandidat anggota parlemen berlomba menarik perhatian melalui permainan kata, kalimat,

bahkan wacana. Dalam ranah politik, pemilihan bahasa dengan ekspresi tertentu maupun

pemilihan penggunaan bahasa dengan bahasa ibu maupun bahasa asing menjadi menarik.

Penelitian ini akan mendeskripsikan pemilihan bahasa dan ekspresi tertentu yang muncul

pada komunikasi politik kandidat anggota parlemen pada pemilihan umum legislatif yang

lalu. Dengan pemilihan bahasa maupun ekspresi tertentu nantinya akan dibahasa mengenai

makna – makna yang terkandung pada setiap tuturannya. Meski secara sederhana

dikatakan bahwa bahasa politik adalah bahasa yang lugas dan jelas, namun masih terdapat

kandidat yang menggunakan ekspresi tertentu sehingga menimbulkan interpretasi berbeda.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Rahayu (2005) dalam hasil penelitiannya mengenai karakteristik pemakaian bahasa

dalam spanduk kampanye pemilihan kepala daerah di Yogyakarta mengungkapkan bahwa

makna yang muncul lebih pada aspek makna dengan kecenderungan bermakna positif.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemakaian bahasa dalam spanduk kampanye mempunyai

pemilihan kata dalam tiga kelompok yaitu verba aksi dengan perwujudan, nomina yang

berkonotasi kejahatan, dan adjektiva yang berkonotasi positif. Dengan tiga pengelompokan

kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa spanduk kampanye mempunyai dua fungsi

yaitu fungsi informasi dan fungsi persuasi. Bahasa yang digunakan menjadi media untuk

memberi informasi dan melakukan persuasi terhadap para pemilih. Sehingga faktor yang

juga dapat dilihat dari penggunaan bahasa dalam spanduk kampanye cenderung pada

adalah adanya faktor fungsi sebagai ‘iklan’ dengan tujuan ‘menawarkan’ sesuatu. Secara

pragmatis dapat disimpulkan jika karakteristik bahasa pada spanduk kampanye lebih pada

fungsi persuasif dan fungsi komisif.

Page 6: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

6

Searle dalam Wijana dan Rohmadi (2009: 20) menjelaskan secara garis besar

tindak tutur secara pragmatik dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga tindakan penutur

tersebut adalah tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Masing – masing tindak

tuturan memiliki karakteristik yang saling membedakan.

Tindak tutur lokusi secara singkat dapat didefinisikan sebagai tuturan biasa.

Tuturan lokusi oleh Wijana dan Rohmadi (2009: 20) sering juga disebut dengan the act of

saying atau tindak tuturan biasa. Dari ketiga jenis tindak tutur maka tindak tutur lokusi

merupakan tindak tutur yang justru tidak memiliki peran penting. Sehingga seringkali

hanya dianggap sebagai suatu bentuk informasi semata. Adapun contoh tindak tutur lokusi

adalah seperti berikut;

(1) Singa adalah binatang yang buas.

(2) Kegiatan lokakarya diselenggarakan di Fakultas Sastra dan Budaya,

Unud.

Jika dilihat contoh (1) dan (2) di atas maka dapat diperhatikan jika keduanya

merupakan bentuk tindak lokusi biasa. Artinya, jika disampaikan maka hanya menjadi

suatu bentuk informasi yang sifatnya umum. Pada contoh (1) hanya menyampaikan bahwa

singa merupakan binatang buas yang secara umum semua orang sudah mengerti hal itu.

Sedangkan pada contoh (2) juga merupakan informasi yang berkaitan dengan kegiatan

yang diselenggaran oleh suatu lembaga atau institusi pendidikan.

Tindak tutur kedua adalah tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi oleh Wijana

dan Rohmadi (2009: 22) sering disebut dengan the act of doing something. Penyebutan itu

berkaitan dengan adanya suatu tindakan yang muncul karena tuturan yang disampaikan

oleh seseorang. Selain mengharapkan seseorang melakukan sesuatu, tindak tutur ilokusi

juga mempunyai peran sebagai tuturan untuk mengatakan atau menyampaikan informasi

tertentu. Contoh dari tindak tutur ilokusi adalah sebagai berikut;

(3) Ada anjing galak.

(4) Kuku tanganmu hitam.

Jika diperhatikan secara seksama maka contoh (3) dan (4) di atas memiliki peran

informasi dan tindakan tertentu. Seperti pada contoh (3) merupakan bentuk informasi yang

disampaikan kepada semua orang bahwa ada anjing galak. Sebagai bentuk informasi,

tuturan itu juga memiliki tindakan tertentu. Umumnya, tuturan itu ditulis di depan pintu

gerbang rumah seseorang. Sehingga hal tersebut menjadi sebuah peringatan atau himbauan

bagi yang akan berkunjung untuk berhati – hati. Bahkan, menjadi peringatan bagi mereka

Page 7: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

7

yang hendak berbuat iseng atau tidak baik. Dalam hal ini si pemilik rumah sudah

memberikan informasi dan juga peringatan melalui tanda ada anjing galak.

Sementara itu contoh (4) juga mempunyai peran sebagai tuturan yang

menginformasikan atau mengatakan bahwa seseorang memiliki kuku tangan hitam.

Tuturan itu juga tidak hanya sebatas memberikan informasi. Tuturan kuku tanganmu hitam

mengandung makna peringatan jika disampaikan seorang dokter kepada pasiennya. Dokter

mengingatkan pasien agar menjaga kebersihan dengan memotong kuku – kuku tangannya

yang hitam. Makna peringatan juga dapat diartikan melalui contoh (4) jika disampaikan

oleh seorang guru kepada siswanya. Jika dalam pemeriksaan kebersihan seorang siswa

dikatakan kuku tanganmu hitam oleh gurunya maka dapat diartikan jika siswa

bersangkutan tidak menjaga kebersihan. Padahal dengan kebersihan seperti memotong

kuku sebagai hal yang sederhana justru dapat meningkatkan konsentrasi belajar seorang

siswa.

Bagian ketiga dari tindak tutur secara pragmatis adalah tindak tutur perlokusi.

Tindak tutur perlokusi menurut Wijana dan Rohmadi (2009: 23) merupakan tindak tutur

yang disampaikan dengan efek atau daya pengaruh yang disengaja atau tidak sengaja oleh

penutur. Dalam hal ini seseorang yang menyampaikan suatu tuturan berbentuk perlokusi

mengharapkan adanya suatu tindakan yang berkaitan dengan tuturannya. Karena itulah

tindak tutur perlokusi dianggap sebagai the act of affecting someone. Adapun contoh dari

tuturan perlokusi adalah sebagai berikut;

(5) Ruangan ini panas.

(6) Kamarmu bersih sekali.

Memperhatikan contoh (5) dan (6) di atas seperti suatu tuturan yang biasa saja.

Pada contoh (5) apabila disampaikan seseorang namun tidak memiliki daya mempengaruhi

orang lain maka tuturan tersebut hanya sebuah informasi biasa. Tuturan ruangan ini panas

tidak mempunyai kekuatan perlokusi jika tidak ada tindakan yang mengikutinya. Namun,

jika tuturan itu disampaikan oleh seorang guru di kelas dan selanjutnya ketua kelas

membuka jendela atau menghidupkan pendingin ruangan maka tuturan itu memiliki

kekuatan perlokusi. Sehingga tuturan ruangan ini panas yang dikatakan oleh guru secara

sengaja merupakan bentuk memerintah agar salah seorang siswa membuka jendela atau

menghidupkan pendingin ruangan. Dengan begitu ruangan kelas tidak lagi panas.

Begitu pula dengan contoh (6) di atas yang hanya akan menjadi tuturan informatif

semata jika diucapkan seseorang tanpa diikuti tindakan tertentu. Akan sangat berbeda

Page 8: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

8

apabila hal itu disampaikan seorang ibu kepada anaknya. Apalagi ketika sang ibu melihat

mainan anaknya masih berantakan di lantai kamar. Tuturan kamarmu bersih sekali justru

menjadi tuturan yang implisit bagi si anak. Tuturan itu menjadi peringatan bagi anak untuk

sesegera mungkin membersihkan ruangannya. Jika setelah tuturan disampaikan si anak

membersihkan ruangannya maka tuturan kamarmu bersih sekali mempunyai kekuatan

perlokusi.

Kajian tindak tutur sesungguhnya menekankan pada maksud atau daya dari suatu

tuturan. Sehingga tidak semata – mata hanya menekankan pada tuturannya saja. Untuk

itulah maka Searle dalam Leech (1983: 327) membagi maksud atau daya suatu tuturan ke

dalam lima bagian yaitu representatif atau asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan

deklaratif. Pembagian secara lebih terinci tersebut berkaitan dengan maksud atau daya dari

suatu tuturan ilokusi.

Tindak tutur representatif atau asertif merupakan tindak tutur yang mengikat

penuturnya terhadap kebenaran atas apa yang dikatakannya. Untuk itu tindak tutur

representatif atau asertif diwakili dengan kata – kata seperti; menyatakan, melapor,

menunjukkan, dan menyebutkan. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan

oleh seorang penutur dengan maksud agar pendengar melakukan tindakan dalam

ujarannya. Tindak tutur ini biasanya diwakili dengan kata – kata seperti; menyuruh,

memohon, menyarankan, dan menantang. Sedangkan tindak tutur ekspresif menekankan

pada ujaran yang dilakukan penutur sebagai bentuk evaluasi terhadap sesuatu dan bentuk

evaluasi itu terwakili dengan kata – kata seperti; memuji, mengkritik, dan mengeluh.

Sementara itu tindak tutur komisif lebih menekankan pada pelaksanaan terhadap apa yang

terdapat dalam ujaran seorang penutur dan hal itu mengikat seorang penutur untuk dapat

melaksanakannya. Tindak tutur komisif diwakili oleh kata – kata seperti; mengancam,

berjanji, dan bersumpah. Tindak tutur yang terakhir adalah tindak tutur deklaratif. Tindak

tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud untuk

menciptakan sesuatu yang baru. Karena itu kata – kata yang sering digunakan dalam

tuturan ini antara lain; memutuskan, membatalkan, dan mengizinkan.

Harus diakui juga bahwa maksud atau daya (force) dari suatu tuturan ilokusi

maupun tuturan perlokusi dapat berubah berdasarkan konteks saat tuturan dilakukan.

Konteks itulah yang selanjutnya menjadi penentu untuk mengetahui maksud yang hendak

dicapai. Parker (1986: 16) mengatakan bahwa konteks penggunaan tuturan serta orang –

orang yang terlibat di dalamnya sangat menentukan maksud dari suatu ujaran. Contohnya

jika muncul ujaran You’d better do your homework maka penafsiran yang muncul dapat

Page 9: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

9

berbeda – beda. Parker menambahkan apabila konteks disampaikan oleh orangtua kepada

anaknya maka hal itu dianggap sebagai perintah. Ujaran itu juga bisa dianggap

mengganggu secara perlokusi terhadap si anak jika disampaikan setiap hari. Sedangkan

jika ujaran di atas disampaikan oleh mahasiswa kepada rekannya yang merupakan rekan

satu kelas serta satu kamar kos maka hal itu dianggap sebagai bentuk persuasi. Bentuk

persuasi untuk menyelesaikan tugas – tugas perkuliahan sebelum diumumkan untuk

dikumpulkan oleh dosen. Apabila disampaikan oleh guru sekolah menengah umum (SMU)

kepada siswanya maka hal itu dapat dianggap sebagai ancaman. Dalam hal ini siswa

diwajibkan untuk menyelesaikan tugas – tugas dari dosen. Selain itu ujaran seperti itu

sesungguhnya merupakan bentuk yang memalukan apabila disampaikan di depan kelas

yang didengar oleh seluruh siswa.

Dari penyampaian itu dapat dilihat jika konteks maksud dan daya (force) dari suatu

ujaran sangat dipengaruhi oleh kondisi saat percakapan berlangsung dan para penutur yang

terlibat di dalamnya. Secara umum Austin dalam Parker (1986: 13) mengungkapkan

sesungguhnya terdapat tiga hal penting dalam suatu ujaran atau tindak tutur yang dianggap

sebagai tindak yang valid. Ketiga hal tersebut adalah penutur dan kondisi tuturan harus

sesuai; tindak tutur harus disampaikan secara utuh dan menyeluruh oleh penutur; dan

penutur harus menunjukkan perhatian yang sepantasnya. Austin mengatakan jika suatu

tuturan tidak memenuhi kriteria yang dimaksud maka dianggap tidak sesuai atau invalid.

Leech (1977: 10) membagi makna dari suatu tuturan menjadi tujuh makna. Ketujuh

makna tersebut adalah makna konseptual, makna konotatif, makna stilistik dan afektif,

makna reflektif dan kolokatif, makna asosiatif, makna tematik, dan makna intensi dan

tafsiran. Masing – masing makna mempunyai karakteristik yang membedakan antara satu

makna dan lainnya. Sehingga makna – makna itu nantinya akan membantu saat melakukan

analisa tindak tutur.

Makna konseptual merupakan makna sesungguhnya yang dimaksud oleh penutur.

Dalam hal ini makna konseptual mengacu pada referensi suatu tindakan, barang, orang,

atau lainnya. Makna konseptual menurut Leech (1977: 10) dikatakan sebagai makna paling

sentral dalam komunikasi manusia. Selanjutnya makna konotatif lebih menekankan pada

makna yang berbeda dengan ujaran sesungguhnya atau seringkali disebut makna figuratif.

Makna konotatif secara umum dianggap sebagai makna yang tidak sebenarnya dan tidak

memiliki acuan seperti halnya makna konseptual. Poin penting yang diperhatikan Leech

(1977: 11) saat mengkaji makna konotatif adalah makna konotatif tidak selalu stabil

Page 10: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

10

dikarenakan makna tersebut berdasarkan pada budaya, periode sejarah, dan pengalaman

dari masing – masing penutur.

Makna stilistik dan afektif mengacu pada situasi komunikasi ketika tuturan

berlangsung. Makna stilistik mengacu pada adanya perbedaan penggunaan suatu kata yang

dikarenakan pertimbangan dialek maupun latar belakang kelompok penutur. Perbedaan itu

yang pada akhirnya menandai adanya perbedaan penafsiran suatu kata dari kelompok –

kelompok masyarakat yang lain. Sementara itu makna afektif lebih mengacu pada situasi

penutur yang berkaitan dengan emosional atau perasaan serta sikapnya terhadap

pendengar. Dalam hal ini seseorang dapat menyampaikan suatu tuturan dalam situasi yang

emosional sehingga secara eksplisit kata – kata yang muncul tidak menyenangkan atau

mengenakkan didengar oleh penutur lainnya.

Selanjutnya makna reflektif dan kolokatif lebih mengkhususkan pada hubungan

interkoneksi antar tingkatan leksikal suatu bahasa. Makna refleksi menurut Leech (1977:

19) mengungkapkan sebagai makna yang muncul sebagai hasil pemaknaan konseptual

yang berulang kali. Makna refleksi umumnya terjadi pada istilah – istilah yang berkaitan

dengan keagamaan dengan tujuan untuk menghaluskan makna konseptual yang

sebenarnya. Makna kolokatif lebih menekankan pada adanya asosiasi terhadap sejumlah

kata yang berasal dari satu makna konseptual yang umum dalam suatu lingkungan tuturan.

Seperti misalnya kata cantik dan ganteng yang sesungguhnya berasal dari satu makna

konseptual berpenampilan menarik. Hanya, penggunaan kata cantik dan ganteng lebih

banyak menyesuaikan dengan lingkungan saat tuturan berlangsung.

Makna asosiatif bagi Leech (1977: 21) merupakan makna yang sifatnya lebih luas

dibandingkan makna refleksi dan makna kolokasi serta makna afektif dan makna stilistik.

Leech mengungkapkan parameter makna asosiatif cenderung berdasarkan pada hubungan

antara asosiasi antara teori yang terdapat pada pikiran penutur yang didasarkan pada

pengalaman kognitifnya. Kerumitan itu yang menjadikan makna asosiatif justru sulit untuk

dapat dipahami penggunaannya serta mempunyai kelebihan dibandingkan dengan makna

konseptual.

Makna tematik lebih mengkhususkan pada organisasi penutur saat tuturan

berlangsung. Dalam hal ini menurut Leech (1977: 22) seorang penutur harus mampu

mengorganisir suatu ujaran ketika berkomunikasi. Sebagai contoh seorang penutur

tentunya harus mengorganisir adanya perintah, fokus, dan penekanan saat mengirimkan

suatu pesan. Dengan begitu dalam berbagai konteks tuturan akan diperoleh respon yang

berbeda terhadap suatu tuturan yang justru sesungguhnya memiliki kesamaan. Makna

Page 11: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

11

tematik sesungguhnya lebih menekankan pada adanya alternatif lain penggunaan

konstruksi gramatika terhadap satu ujaran yang sama. Misalnya seorang pria menunggu di

aula kampus mempunyai makna tematik yang sama dengan ada seorang pria menunggu di

aula. Padahal secara konstruksi gramatika hanya terdapat perubahan yang kecil.

Makna yang terakhir adalah makna intensi dan makna tafsiran. Leech (1977: 24)

menjelaskan bahwa makna intensi dan makna tafsiran lebih menekankan pada istilah

‘komunikasi’ dan ‘akibat komunikasi’. Makna intensi merupakan makna yang muncul

pada pikiran seorang penutur ketika dia menyusun suatu pesan. Sedangkan makna tafsir

lebih pada pendengar yang menyusun pemahaman atau penafsiran dalam pikirannya

terhadap tuturan yang diujarkan. Sehingga Leech (1977: 24) menambahkan suatu

komunikasi dianggap berlangsung apabila hal yang ada dalam pemikiran penutur A sudah

ditransfer atau dikopi pada pikiran penutur B.

BAB III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah – langkah yang diambil dalam sebuah

penelitian ilmiah. Untuk melaksanakan penelitian ini maka metode penelitian yang akan

diterapkan dibagi menjadi tiga bagian yaitu sumber data, metode dan teknik pengumpulan

data, serta metode dan teknik analisa data.

3.1 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah media – media kampanye yang digunakan para

caleg saat kegiatan kampanye calon legislatif 2014. Masa kampanye berlangsung selama

hampir dua bulan terhitung mulai dari Januari hingga Februari. Adapun media – media

kampanye yang digunakan pada penelitian ini adalah baliho, spanduk, dan stiker. Media –

media kampanye caleg tersebut diambil dari empat daerah yaitu Denpasar, Badung,

Tabanan, dan Gianyar.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

simak. Pelaksanaan metode simak didukung dengan sejumlah teknik pengumpulan data.

Teknik rekam dilakukan dengan cara memfoto media – media kampanye yang akan

digunakan sebagai data. Selanjutnya teknik pemilahan dilakukan untuk memilah data

penelitian yang sesuai dan data yang tidak sesuai. Setelah itu proses pengumpulan data

Page 12: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

12

dilanjutkan dengan teknik membaca rinci dan teknik mencatat. Kedua teknik berlangsung

secara bersamaan dimana saat membaca rinci bahasa – bahasa pada media kampanye maka

saat itu juga dilakukan proses pencatatan. Teknik terakhir yang akan dilaksanakan adalah

teknik klasifikasi yang bertujuan untuk menempatkan data – data berdasarkan klasifikasi

jenis tindak tutur dan makna yang dimilikinya.

3.3 Metode dan Teknik Analisa Data

Metode yang akan digunakan saat analisa data adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif menerapkan teknik deskripsi saat dilakukan analisa data

berdasarkan kajian tindak tutur dan kajian makna. Teknik deskripsi yang berkualitas akan

mengacu pada teori – teori mengenai kajian tindak tutur dan kajian makna. Dengan begitu

akan terlihat pengaruh bahasa pada media kampanye caleg melalui tindak tutur dan

pemaknaannya.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Bagian ini membahas biaya dan jadwal kegiatan penelitian yang akan

dilaksanakan.

4.1 Biaya

Biaya yang akan digunakan pada penelitian ini secara umum dirinci seperti tabel di

bawah.

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)

1 Gaji dan upah 2.000.000,-

2 Bahan habis pakai dan peralatan 5.000.000,-

3 Perjalanan 1.500.000,-

4 Lain – lain (seminar dan laporan akhir) 1.500.000,-

JUMLAH 10.000.000,-

Page 13: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

13

4.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penelitian akan dilaksanakan selama delapan bulan dan rincian

kegiatan penelitian tercantum pada tabel kegiatan di bawah ini.

NO KEGIATAN WAKTU

MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT

1 Pengurusan perijinan &

persiapan penelitian

2 Pengumpulan data

(pengumpulan sumber

data, pembacaan,

pemilahan, dan

pencatatan data)

3 Klasifikasi data

4 Analisa data secara

deskriptif kualitatif

5 Penyiapan draft laporan

& pembuatan laporan

akhir

Page 14: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

14

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Penerbit

Angkasa.

Leech, Geoffrey. 1983. The Principles of Pragmatics. New York: Longman.

Leech, Geoffrey. 1977. Semantics. New York: Penguin Books Ltd.

Parker, Frank. 1986. Linguistics for Non-Linguists. Boston: Little, Brown and

Company (Inc.).

Rahayu, Yayuk Eny. 2005. Karakteristik Pemakaian Bahasa dalam Spanduk

Kampanye Pemilihan Kepala Daerah di Yogyakarta. Hasil penelitian.

Yogyakarta: Fakultas Budaya dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.

Diunduh dari laman staff.uny.ac.id pada tanggal 2 September 2013.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana

Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Page 15: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

15

LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Penelitian

No. Jenis Pengeluaran yang Diusulkan Tujuan / Alasan

I. Bahan Habis Pakai Komponen biaya ini diusulkan untuk menunjang kelancaran

penelitian terutamanya untuk memenuhi keperluan

administrasi seperti pendokumentasian / perekaman data dan

analisa data.

II. Peralatan Komponen biaya ini diusulkan untuk menunjang pemerolehan

data, analisa data, dan untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan presentasi hasil penelitian.

III. Perjalanan Komponen biaya ini diusulkan untuk menunjang pelaksanaan

kegiatan penelitian terutamanya yang berkaitan dengan

transportasi saat pelaksanaan kegiatan penelitian.

IV. Penggandaan Laporan Penelitian Komponen biaya ini diusulkan untuk penggandaan dan

pengiriman laporan penelitian sebagai bentuk

pertanggungjawaban peneliti terhadap penyandang dana.

V. Diskusi / Publikasi Komponen biaya ini diusulkan agar kegiatan penelitian dapat

terpublikasikan kepada khalayak dan dapat memberikan

kontribusi kepada masyarakat.

Page 16: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

16

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

1. Honor

Honor Honor/jam (Rp) Waktu

(jam/minggu) Minggu

Honor per tahun

(Rp)

Ketua 3,750 10 32 1,200,000

Anggota 1 2,500 10 32 800,000

SUB TOTAL (Rp) 2,000,000

2. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Harga Peralatan

Penunjang

Sewa Kamera Digital

Canon

Pengumpulan

data 2 1,000,000 2,000,000

Sewa LCD Pengecekan data 1 500,000 500,000

SUB TOTAL (Rp) 2,500,000

3. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per Tahun

(Rp)

ATK Analisa Data 1 1,000,000 1,000,000

Tinta printer Pencetakan 2 500,000 1,000,000

Flashdisk Penyimpanan data 1 500,000 500,000

SUB TOTAL (Rp) 2,500,000

4. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per Tahun

(Rp)

Perjalanan Denpasar ke

Gianyar

Survey dan

Sampling 1 750,000 750,000

Perjalanan Denpasar ke

Tabanan dan Badung

Survey dan

Sampling 1 750,000 750,000

SUB TOTAL (Rp) 1,500,000

5. Lain - Lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per Tahun

(Rp)

Menghadiri seminar Diseminasi

penelitian 1 500,000 500,000

Laporan Akhir Laporan hasil

penelitian 1 1,000,000 1,000,000

SUB TOTAL (Rp) 1,500,000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETAHUN (Rp) 10,000,000

Page 17: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

17

Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian

Penelitian ini akan didukung oleh sarana dan prasarana berupa LABORATORIUM

BAHASA Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Secara spesifik, penggunaan

Laboratorium Bahasa dapat diuraikan sebagai berikut:

Nama Sarana dan Prasarana LABORATORIUM BAHASA

Instansi Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas

Udayana

Kapasitas Komputer (2 buah), printer, internet, Audio

Visual, Booth untuk mendengarkan (45 buah)

Kegunaan dalam Penelitian ini 1. Transkripsi data penelitian terutamanya yang

berkaitan dengan percakapan dalam bahasa

Inggris.

2. Pengolahan data untuk memilah bagian –

bagian data yang akan menjadi data sumber

penelitian.

3. Pengelompokan data – data berdasarkan

klasifikasi yang telah disusun sebelumnya.

Page 18: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 I Gusti Ngurah

Parthama, S.S.,

M.Hum./0008017704

Fakultas Sastra

dan Budaya,

Universitas

Udayana

Ilmu Linguistik 10 jam / minggu Klasifikasi data

Analisa Data

Pembuatan laporan

penelitian

2 I Nyoman Tri Ediwan,

S.S., M.Hum.

Fakultas Sastra

dan Budaya,

Universitas

Udayana

Ilmu Linguistik 10 jam / minggu Klasifikasi data

Analisa Data

Pembuatan laporan

penelitian

Page 19: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

19

Lampiran 4. Biodata Pembimbing, Ketua Peneliti, dan Anggota Peneliti

1. PEMBIMBING PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. L/P

2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3. Jabatan Struktural Guru Besar

4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19521225 197903 1 004

5. NIDN 0025125208

6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 25 Desember 1952

7. Alamat Rumah Jln. Gunung Mas I A / C7 Dukuh Sari, Padangsambian

8. Nomor Telepon/Faks/HP 081 238 13931

9. Alamat Kantor Jln. Pulau Nias no. 13

10. Nomor Telepon/Faks 0361-257415

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 120 orang; S-2= 50 orang; S-3= 10 orang

13. Mata Kuliah yang diampu Sejarah Kebudayaan Inggris dan Amerika

Pranata Inggris dan Amerika

Indonesian – English Translation

English – Indonesian Translation

Telaah Puisi Inggris

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Indonesia Universitas Udayana

Bidang Ilmu Sastra Inggris American Studies Linguistik/Terjemahan

Tahun Masuk 1974 – 1977 (SM); 1979 1983 1999

Tahun Lulus 1981 1986 2004

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Kata Kerja Kausatif

Bahasa Inggris dengan

sedikit Perbandingan

dengan Bahasa Indonesia

Aspects of Naturalism in

Dreiser’s Sister Carrie and

Jennie Gerhardt

Pemadanan Makna

Berkonteks Budaya:

Sebuah Kajian

Terjemahan Indonesia –

Inggris

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs. Margono, M.A. Prof. John D. Hafner Prof. Dr. I Wayan Bawa

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1. 2013 Model Penerjemahan Makna Budaya untuk

Membangun Citra Bangsa Di Era Global

Hibah Grup Riset

Unud

50 juta

2. 2013 Domestikasi Ideologi Penerjemahan Injil:

Inggris – Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Sosial

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali

Stranas Dikti

90 juta

3. 2013 Model Pemertahanan Bahasa Ibu: Kasus Daerah

Destinasi Wisata Internasional di Bali

Hibah Unggulan

Unud

50 juta

4. 2013 Model Akomodasi Dalam Upaya Pengembangan

Toleransi Antaretnis pada Masyarakat Transmigran di

Propinsi Lampung

Hibah Kompetitif

Strategis Nasional

87 juta

5. 2012 Domestikasi Ideologi Penerjemahan Injil:

Inggris – Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Sosial

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali

Stranas Dikti

90.000.000

6. 2012 Ideologi Domestikasi Penerjemahan Injil: Inggris –

Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Hubungan

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali

Hibah Unggulan

UNUD

50.000.000

7. 2010 Akomodasi Linguistik dan Sosial Antaretnis Daerah

Page 20: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

20

Transmigrasi di Provinsi Lampung: Menuju Pola

Penanggulangan Disharmonisasi Sosial

Hibah Bersaing

DP2M Dikti

87.000.000

8. 2005 Transfer Makna dalam Penerjemahan Etnografik

Cerita Luh Galuh ke dalam Bahasa Inggris

Mandiri 2.500.000

9. 2004 Pembentukan Verba Kausatif Bahasa Inggris

Sebuah Kajian Morfologi Generatif

Mandiri 2.000.000

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1. 2012 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Belok Sidan, Badung

UNUD 5 juta

2. 2011 Pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis) Desa Pangsan, Badung

UNUD 5 juta

3. 2010 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Canangsari, Badung

UNUD 5 juta

4. 2010 Sebagai narasumber dalam kegiatan

Penyusunan/Penetapan Standar Kompetensi dan

Kurikulum Diklat Jabatan Fungsional Penerjemah

yang diselenggarakan di Bali tanggal 10 Juni 2010

oleh Sekretariat Negara Republik Indonesia melalui

Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Dukungan

Kebijakan

Sekretariat

Negara Republik

Indonesia

5. 2009 Sebagai narasumber/pembicara dalam Lokakarya I &

II Pembinaan Pengelolaan Jurnal Ilmiah Bidang Seni

yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan

Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia dan

DP2M DIKTI pada tanggal 2 – 3 September 2009 di

kampus UI Depok

Direktorat Riset

dan Pengabdian

Masyarakat

Universitas

Indonesia dan

DP2M DIKTI

6. 2009 Sebagai narasumber dalam Lokakarya I & II

Pembinaan Pengelolaan Jurnal Ilmiah Bidang Seni

yang diselenggarakan oleh Institut Seni Indonesia

(ISI) Denpasar, Direktorat Riset dan Pengabdian

Masyarakat UI dan DP2M DIKTI pada tanggal 17 –

18 November 2009 di Hotel Inna Bali Denpasar

Institut Seni

Indonesia (ISI)

Denpasar,

Direktorat Riset

dan Pengabdian

Masyarakat UI

dan DP2M DIKTI

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume / Nomor Nama Jurnal

1. Strategi Pemadanan dalam Penerjemahan:

Sebuah Tinjauan Teoritis

Nomor 34 TH. XXI

Desember 2009

AKSARA Jurnal Bahasa

dan Sastra ISSN 0854-

3283

2. Modulasi dalam Proses Penerjemahan Vol. 11, No. 21, September

2004, hlm. 209 – 227

Linguistika, SK

Akreditasi No.

134/Dikti/Kep. 2001,

ISSN: 0854-9163

3. Penyesuaian Leksikogrammatikal Wajib

(Obligatory Lexico-Grammatical Adjustment)

dalam Penerjemahan Indonesia – Inggris

Vol. II, No. 20, Maret 2004,

hlm. 115 – 132

Linguistika, SK

Akreditasi No.

134/Dikti/Kep. 2001,

ISSN: 0854-9163

F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir (Terjemahan)

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1. Pura Besakih Temple, Religion and

Society in Bali

2010 Pustaka Larasan bekerja

sama dengan KITLV –

Jakarta dan Udayana

University Press

Page 21: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

21

Page 22: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

22

2. KETUA PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Gusti Ngurah Parthama, S.S., M.Hum. L/P

2. Jabatan Fungsional Lektor

3. Jabatan Struktural Penata Tingkat I

4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19770108 200501 1 001

5. NIDN 0008017704

6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 8 Januari 1977

7. Alamat Rumah Jln. Ir. Ida Bagus Oka no. 17 Denpasar

8. Nomor Telepon/Faks/HP 081 236 40040

9. Alamat Kantor Jln. Pulau Nias no. 13

10. Nomor Telepon/Faks 0361-257415

11. Alamat e-mail [email protected] / [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 28 orang; S-2= - orang; S-3= - orang

13. Mata Kuliah yang diampu 1. Sejarah Kebudayaan Inggris dan Amerika

2. Pranata Inggris dan Amerika

3. Indonesian – English Translation

4. English – Indonesian Translation

5. Reading

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana

Bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Inggris Linguistik Konsentrasi

Penerjemahan

Tahun Masuk 1997 2003

Tahun Lulus 2002 2006

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Cohesive Devices on News

Text of Jakarta Post

The Translation of Balinese

Religious Terms in the Article

Series Mengapa Bali Disebut

Pulau Dewata Into The Island

of A Thousand Temples in Bali

Travel News

Nama

Pembimbing/Promotor

Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaja,

M.A.

Dra. Ni Wayan Sukarini,

M.Hum.

Drs. Margono, M.A.

Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaja,

M.A.

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1 2013 Domestikasi Ideologi Penerjemahan Injil:

Inggris – Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Sosial

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali (Tahun

Ke-2)

Stranas Dikti 90 juta

2 2013 Kombinasi Teknik dan Variasi Hasil Alih Bahasa

Istilah – Istilah Budaya Bali

Hibah Dosen

Muda Unud

7,5 juta

3 2013 Analisa Percakapan (Conversational Analysis)

Sebagai Model Pemahaman Lintas Budaya

Hibah Dosen

Muda Unu

7,5 juta

4. 2012 Domestikasi Ideologi Penerjemahan Injil:

Inggris – Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Sosial

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali

Stranas Dikti

90 juta

5. 2012 Ideologi Domestikasi Penerjemahan Injil: Inggris –

Bali Untuk Menciptakan Harmonisasi Hubungan

Antar Umat Beragama Hindu – Kristen di Bali

Hibah Unggulan

UNUD

50 juta

Page 23: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

23

6. 2011 Perspektif Budaya dalam Alih Bahasa

(Kajian Transformasi Istilah Budaya Bali)

Dosen Muda 7,5 juta

7. 2010 Variasi Kesepadanan dalam Alih Bahasa Istilah

Budaya Bali ke dalam Bahasa Inggris

Mandiri 3 juta

8. 2009 The Loan Word as an Alternative Technique in

Translating Cultural Terms

Mandiri 3 juta

9. 2008 Kajian Psikolinguistik Bahasa Skizofrenik:

Studi Kasus pada Rumah Sakit Jiwa Bangli

Dosen Muda 5 juta

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1. 2014 Pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar

Wisata Desa Munggu, Mengwi, Badung

UNUD 5 juta

2. 2013 Pelatihan Bahasa Inggris bagi kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis) Desa Petang, Badung

Jurusan Sastra

Inggris, UNUD

5 juta

3. 2012 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Belok Sidan, Badung

UNUD 5 juta

4. 2011 Pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis) Desa Pangsan, Badung

UNUD 5 juta

5. 2010 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Canangsari, Badung

UNUD 5 juta

6. 2008 Kursus Bahasa Inggris di Desa Canggu, Badung Jurusan Sastra

Inggris, UNUD

5 juta

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume / Nomor Nama Jurnal

1. Religious Terms and Languages:

Understanding and Transferring Meaning

through Languages

Volume V, 2011, hlm 168 –

177, ISSN 0974-5629

THE SSEASR

JOURNAL

2. Menerjemahkan Istilah – Istilah Budaya Bali Volume IX, Nomor 2

Agustus 2009 hlm. 146 –

157 ISSN 0215-9198

PUSTAKA

3. Kajian Psikolinguistik Bahasa Skizofrenik:

Studi Kasus pada Rumah Sakit Jiwa Bangli

Volume V, Nomor 1 April

2009 ISSN 1858-0831

LOGAT

4. Pendidikan Bermutu (Tidak) Untuk Semua Edisi no. 60 Tahun XXIII

Februari 2008

WAHANA

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan / Seminar

Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Seminar Waktu dan Tempat

1. Seminar Nasional BAHASA IBU

VII

Struktur Preferen Sebagai Pembentuk

Karakter Penutur Dalam Komunikasi

Berbahasa Bali

27 – 28 Februari 2014,

Fakultas Sastra dan

Budaya, Unud

2. Seminar Internasional

Austronesia 2013

Memahami Karakteristik Percakapan

dalam Bahasa Inggris

6 – 7 November 2013,

Fakultas Sastra dan

Budaya, Unud

3. Seminar Internasional

Austronesia 2013

Kombinasi Teknik Alih Bahasa Istilah –

Istilah Budaya Bali

6 – 7 November 2013,

Fakultas Sastra dan

Budaya, Unud

4. Seminar Nasional BAHASA IBU

V

Perspektif Budaya dalam Alih Bahasa 17 – 18 Pebruari 2012,

Pascasarjana UNUD

5. Seminar Nasional BAHASA IBU

III

Teknik Frasa Deskriptif dalam

Penerjemahan Istilah Budaya Bali

24 – 25 Pebruari 2010,

Pascasarjana UNUD

Page 24: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

24

Page 25: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

25

3. ANGGOTA PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Nyoman Tri Ediwan, S.S., M.Hum. L/P

2. Jabatan Fungsional Lektor

3. Jabatan Struktural Penata Muda Tingkat I

4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19750620 200501 1 001

5. NIDN 0020067508

6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 20 Juni 1975

7. Alamat Rumah Jln. Tegalwangi III No. 9B Sesetan Denpasar

8. Nomor Telepon/Faks/HP 081 338 291954

9. Alamat Kantor Jln. Pulau Nias no. 13

10. Nomor Telepon/Faks 0361-257415

11. Alamat e-mail [email protected] / [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 28 orang; S-2= - orang; S-3= - orang

13. Mata Kuliah yang diampu 6. Sejarah Kebudayaan Inggris dan Amerika

7. Pranata Inggris dan Amerika

8. Listening Comprehension

9. Progressive Listening

10. English Lexicology and Lexicography

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana

Bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Inggris Linguistik Konsentrasi

Penerjemahan

Tahun Masuk 1994 2001

Tahun Lulus 1998 2004

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Collocational Analysis on

Synonymous Verbs

Propositional Analysis of the

Novel “The Wedding” and

Their Translation “Pernikahan”

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs. Margono, M.A.

Drs. I Nyoman Udayana,

M.Litt.

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati

Beratha, M.A.

Drs. I Gede Budiasa, M.A.

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1 2012 Communication in International Business, A Bahasa

Indonesia-English Manual

Mandiri 5 juta

2 2011 Teaching Strategies for Promoting Students English

Communicative Skills in Classrooms with Students

of Different Cultural Background

Mandiri 3 juta

Page 26: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

26

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp.)

1. 2014 Pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar

Wisata Desa Munggu, Mengwi, Badung

UNUD 5 juta

2. 2013 Pelatihan Bahasa Inggris bagi kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis) Desa Petang, Badung

Jurusan Sastra

Inggris, UNUD

5 juta

3. 2012 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Belok Sidan, Badung

UNUD 5 juta

4. 2012 PelatihanBahasa Inggris STT di Desa Pengotan,

Bangli

LPPM Unud 10 juta

5. 2011 Pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis) Desa Pangsan, Badung

UNUD 5 juta

6. 2010 Pelatihan Bahasa Inggris Komunikatif bagi Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Canangsari, Badung

UNUD 5 juta

7. 2008 Kursus Bahasa Inggris di Desa Canggu, Badung Jurusan Sastra

Inggris, UNUD

5 juta

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume / Nomor Nama Jurnal

1. Functions of Questions in Scholarly Writing Pustaka Volume XII, No.2

Agustus 2012

PUSTAKA

2. Strategi dan Tips Menjawab Soal-Soal TOEFL Wahana Edisi No. 75

XXVII Nopember 2011

WAHANA

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan / Seminar

Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Seminar Waktu dan Tempat

1. ETS Annual Professional

Development Workshop

Using the TOEFL ITP Assessment to

Enhance Classroom Learning

IIEF Jakarta ,26 Agustus

2014

2 Kongres Internasional

Masyarakat Linguistik Indonesia

(KIMLI)

Teaching Strategies for Promoting

Students English

Communicative Skills in Classrooms with

Students

of Different Cultural Background

9 – 12 Oktober 2011,

Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung

G. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah,

asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. Editor buku “Sustainable Tourism and Law” FH Unud & Metro Maastricht

University

2014

Page 27: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

27

Page 28: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

28

Page 29: BAHASA SEBAGAI PENCIRI BUDAYA: KAJIAN WACANA POLITIK fileSusunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 18 Lampiran 4. Biodata Pembimbing, ... Peneliti 19 Lampiran 5. Surat Pernyataan

29