Bahasa Indonesia5

31

description

Bahasa Indonesia

Transcript of Bahasa Indonesia5

Page 1: Bahasa Indonesia5
Page 2: Bahasa Indonesia5

Paragraf ialah sebuah wacana mini atau satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan panjang ada pada paragraf.

Dalam paragraf, kalimat-kalimat harus disusun dengan kohesi (kesatuan dalam paragraf), memiliki koherensi (keterpautan makna), dan memiliki isi memadai sebagai pendukung gagasan utama dalam paragraf.

Page 3: Bahasa Indonesia5

Paragraf yang baik memiliki satu kalimat utama yang berisi tentang pokok pikiran paragraf atau gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang merupakan uraian yang menjelaskan pokok pikiran.

Pikiran utama yaitu topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Pikiran utama dinyatakan dalam kalimat topik. Dalam paragraf, pikiran utama berfungsi mengendalikan keseluruhan paragraf.

Page 4: Bahasa Indonesia5

Biji yang patut dipilih sebagai bibit memiliki beberapa ciri. Setelah dipilih, bibit disemaikan terlebih dahulu. Biji yang dijadikan bibit harus masih dalam keadaan utuh. Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda.

Page 5: Bahasa Indonesia5

Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah. Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang berupa rerumputan hijau. Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. Banyak sawah yang tidak tergarap lagi; tanahnya mengeras dan pecah-pecah.

Page 6: Bahasa Indonesia5

Ciri kalimat utama: (1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut; (2) merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri; (3) mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain; (4) dapat dibentuk tanpa sambungan dan frase transisi.

Page 7: Bahasa Indonesia5

Ciri kalimat penjelas (1) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri; (2) kadangkala arti kalimat baru jelas ketika dihubungkan dengan kalimat lain; (3) pembentukan-nya sering membutuhkan bantuan kata sambung dan frase transisi; (4) isinya berupa rincian, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

Page 8: Bahasa Indonesia5

1. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

2. Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, dan menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.

Page 9: Bahasa Indonesia5

3. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.

Page 10: Bahasa Indonesia5

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf . Berganti paragraf berarti berganti pikiran.

Page 11: Bahasa Indonesia5

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

Page 12: Bahasa Indonesia5

1) Paragraf deduksi: kalimat topik di awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus.

2) Paragraf induksi: kalimat topik berada di akhir paragraf sedangkan kalimat penjelas mengawali paragraf. Artinya, paragraf induksi menyajikan kasus khusus terlebih dulu barulah ditutup dengan kalimat topik.

Page 13: Bahasa Indonesia5

3) Paragraf kombinasi: kalimat topik di awal dan di akhir paragraf: kalimat topik dalam satu paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Penempatan kalimat topik kombinasi mencerminkan penalaran bersifat deduktif-induktif.

Page 14: Bahasa Indonesia5

4) Paragraf penuh: paragraf penuh dengan kalimat topik. Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf jenis ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskripsi dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.

Page 15: Bahasa Indonesia5

1. Paragraf argumentasi: paragraf yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat dengan membahas suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang disajikan secara logis dan objektif. Paragraf ini dipakai dalam karya ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

Page 16: Bahasa Indonesia5

2. Paragraf persuasi: isinya berupa ajakan yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Tujuan utamanya adalah membujuk, merayu, mengajak, dan meyakinkan pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan penulis atau pembicara. Paragraf jenis ini digunakan dalam iklan di majalah, surat kabar, radio, selebaran, kampanye, dll.

Page 17: Bahasa Indonesia5

3. Paragraf deskripsi: melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa tentang suatu hal atau peristiwa secara objektif dengan harapan pembaca seolah-olah melihat keadaan dan peristiwa tersebut secara langsung. Jenis paragraf ini digunakan dalam karya sastra dan biografi

Page 18: Bahasa Indonesia5

4. Paragraf eksposisi: memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu yang berisi paparan pikiran atau pendapat dengan harapan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan dan pandangan orang lain. Paragraf jenis ini digunakan dalam memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu, cara kerja sebuah mesin, cara mengkonsumsi obat-obatan, dsb.

Page 19: Bahasa Indonesia5

5. Paragraf narasi: menuturkan rangkaian peristiwa atau keadaan yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk penceritaan. Jenis paragraf ini digunakan dalam novel, cerpen, dan roman.

Page 20: Bahasa Indonesia5

1) Paragraf pembuka: berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dijelaskan atau dibicarakan; menarik minat dan perhatian pembaca; menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Page 21: Bahasa Indonesia5

2) Paragraf penghubung/pengembang: bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka yang berisi contoh-contoh dan ilustrasi, inti masalah, dan uraian pembahasan. Paragraf pengembang berfungsi: (a) mengemukakan inti persoalan; (b) memberi ilustrasi dan contoh; (c) menjelaskan hal yang akan diuraikan dalam paragraf berikutnya; (d) meringkas paragraf sebelumnya; (e) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan

Page 22: Bahasa Indonesia5

3) Paragraf penutup: berfungsi untuk mengakhiri bagian karangan (subbab, bab) atau seluruh karangan. Paragraf ini berisi simpulan yang dipaparkan dalam paragraf penghubung dan juga dapat berisi penegasan kembali tentang maksud penulis yang penting dalam paragraf penghubung.

Page 23: Bahasa Indonesia5

1. Kesatuan paragraf: paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang seluruhnya harus merupakan kesatuan. Tidak boleh ada kalimat yang tidak mendukung kesatuan paragraf.

2. Kepaduan paragraf (koherensi): kalimat-kalimat yang membangun paragraf memiliki hubungan pikiran yang logis.

Page 24: Bahasa Indonesia5

3. Keruntutan: penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut sehingga enak dibaca, mudah dipahami, dan menyenangkan pembaca.

Page 25: Bahasa Indonesia5

Kejelasan: mudah dipahami dan tidak mungkin menimbulkan salah tafsir

Keringkasan: tidak boros kata, tidak berlebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-ulang ide yang sama, tidak bertele-tele dalam menyampaikan gagasan.

Ketepatan: karangan dapat menyampaikan butir-butir pengetahuan kpd pembaca dengan kecocokan sepenuhnya sebagaimana maksud penulis. Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa, dll.

Page 26: Bahasa Indonesia5

Kesatupaduan: segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar, bergayutan, dan relevan pada satu gagasan pokok atau pikiran utama

Pertautan atau koherensi: saling kait antar kalimat dalam paragraf dan antar paragraf

Harkat: karangan harus benar-benar berbobot

Page 27: Bahasa Indonesia5

Teknik alamiah: pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan waktu.

Teknik klimaks dan antiklimaks: mulai dari informasi yang memiliki gradasi rendah menuju informasi yang bergradasi tinggi, atau sebaliknya mulai dari informasi penting ke informasi yang kurang penting

Page 28: Bahasa Indonesia5

Teknik umum-khusus dan khusus-umum: mulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus atau sebaliknya, mulai dari hal yang khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama/umum.

Teknik perbandingan dan pertentangan: memperjelas gagasan utama dengan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan

Page 29: Bahasa Indonesia5

Teknik analogi: menyamakan sesuatu dengan yang sdh dikenal dengan yang kurang dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal

Teknik contoh-contoh: memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelas kepada pembaca

Page 30: Bahasa Indonesia5

Teknik sebab akibat: memperlihatkan hubungan antar kalimat dalam paragraf. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan akibat sebagai kalimat penjelas. Atau sebaliknya, sebab berfungsi sebagai kalimat penjelas dan akibat berfungsi sebagai kalimat utama.

Page 31: Bahasa Indonesia5

Teknik definisi luas: pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi

Teknik klasifikasi: penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama.