Bahasa Indonesia Lengkap
-
Upload
andris-bakhtiar -
Category
Documents
-
view
435 -
download
0
description
Transcript of Bahasa Indonesia Lengkap
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 1/70
BAB I
PENDAHULUAN
1.Bahasa
Pada saat terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat
komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa,
semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam
dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi
dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan
dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan
adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia :
peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia
dan sebagainyam mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun untuk diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.
Kommunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang
untuk mempelajari kebisaaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-
masing.
Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan
wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa
adalah alat komunikasi antara anggota msyarakat berupa symbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Mungkin ada orang yang berkeberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan
satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka itu menunjukkan bahwa dua
orang atau pihak dapat mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara
tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendrang atau
tong-tong dan sebagainya, sejak lama telah dipergunakan untuk mengadakan
komunikasi antara anggota masyarakat. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa
bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi sebagai disebut tadi
mengandung banyak segi lemah.
Bahasa memnberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada
yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Dewasa ini sangat sulit bagi
kita untuk membayangkan asal dan perkembangan kebudayaan umat manusia yang
begitu kompleks tanpa bahasa.Walaupun asap api, bunyi gendang dan sebagainya dalam keadaan yang sangat
terbatas dapat digunakkan untuk komunikasi, tetapi semuanya bukanlah bahasa. Bahasa
haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya
sembanrang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan symbol atau perlambang.
2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang mempergunakan simbol-
simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-
gerik badaniyah yang nyata. Ia merupakan symbol karena rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberi makna tertentu. Simbol adalah tanda
yang diberikan makna tertentu, yang mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap pancaindra.
1
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 2/70
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi dan vocal yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia, dan arti atau makna yaitu berhubungan antara rangkaian bunyi vocal
dengan barang atau hal yang diwakilinya itu. Bunyi itu merupakan getaran yangmerangsang alat pendengar kita yang diserap panca indra kita , sedangkan arti adalah isi
yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari
orang lain.
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbiter atau
manasuka. Arbiter atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu
rangkain bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Maka sebuah kata
tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Apakah
seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, Hund, chien atau canis
itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar
antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada; untuk itu diusahakan bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dalam bahasa . Etimologi
merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mula-mula timbul untuk
mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit diterima. Usaha lain
mempertahankan pendapat ini adalah apa yang dikenal dengan anomatope ( kata peniru
bunyi ). Namun hal inipun sangat terbatas. Terakhir dikemukakan bahwa tiap bunyi
sebenarnya mengandung nilai-nilai tertentu, misal vocal a, u, o, menyatakan suatu yang
besar, rendah, dan berat, sebaliknya vocal i, e menyatakan suatu yang tinggi,kecil dan
tajam. Demikian pula konsonan-konsonan melambangkan bunyi-bunyi tertentu. Dalam
berapa hal barang kali dapat ditunjuk contoh-contoh yang mungkin meyakinkan. Tetapi
terlalu banyak hal yang akan menentang contoh-contoh yang mungkin meyakinkan.
Tetapi berlaku banyak hal yang akan menentang contoh-contoh tadi. Dengan demikian
pendapat lain lebih dapat diterima bahwa antara kata dan barang tidak terdapat suatu
hubungan. Hubungan itu bersifat arbitrer, sesuai dengan konversi masyarakat bahasa
yang bersangkutan.
3. Fungsi Bahasa
Bila kita meninjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga
sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan
bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat
berupa:
a. untuk menyatakan ekspresi diri;
b. sebagai alat komunikasi;
c. sebagai alat untuk mengadakan intgrasi dan adaptasi social;
d. sebagai alat untuk mengadakan control social;
a. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagi alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secaraa terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk
memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain:- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
2
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 3/70
sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak terpisah
satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana
yang satu mulai dan dimana yang lain berakhir sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk
menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan
dirinya sendiri, ia menagis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa , ia
memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu
berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka-dukanya,
semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya dapat
tersalur. Kata-kata seperti: aduh, hai, wahai, dsb. Menceritakan pada kita kenyataan
ini.
b. Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita untuk diterima atau dipahami oleh orang
lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan,
dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama dengan
semua warga. Ia mengatur berbagai macam aktifitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita. Ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa
lampaunya untuk memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan
datang.
Dalam pengalaman sehari-hari, atau katakanlah sejak kecil hingga seorang
menjadi dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan , sejalan dengan
bertambahnya kenyataan-kenyataan atau pengalaman-pengalaman seseorang. Bila kita
membandingkan bahasa dengan suatu system keseluruhan dengan wujud dan fungsi
bahasa yang bertahap-tahap dalam kehidupan individual, yaitu wujud dan fungsi yang
terbatasa pada masa kanak-kanak, serta wujud dan fungsi bahasa yang jauh lebih luasa
pada waktu seorang telah dewasa, maka dapatlah dibayangkan berupa wujud dan fungsi
bahasa itu sejak awal muda sejarah umat manusia hingga kini. Bahasa itu mengalami
perkembangan dari jaman ke jaman sesuai dengan perkembangan intelektual manusiadan kenyataan cipta-karya manusia sebagai hasil dari kemajuan intelektual itu sendiri.
Bila kita menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia
primitive masih sangat sederhana dan terbatas, serta kemampuan intelektual mereka
masih sangat rendah bila dibandingkan dengan keadaan dewasa ini, serta dipihak lain
kita mengakui bahwa bahasa adalah alat untuk mengungkapkan atau
mengkomunikasikan semua kebutuhan seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat
digagaskan pula bahwa wujud dan fungsi bahasa pada manusia –manusia primitive
masih terbatas pula sesuai dengan keterbatasan kebutuhan dan kemampuan
intelektualnya. Tetapi seketika teknik manusia bertambah serta kebudayaan dan
kebutuhan manusia meningkat, maka bahasa itu turut pula berkembang untuk dapat
menampung semua apa yang telah dicapai oleh umat manusia sehingga komunikasitidak mengalami kemacetan.
3
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 4/70
c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social
Bahasa, disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pulamanusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan megambil
bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenlan dengan orang-orang
lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secaraa efesien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat kominikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk
merasa dirinya terikat dengan kelompok social yang memasukinya, serta dapat
melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin
bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya. Ia
meyakinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
kemasyarakatan.
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal
segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata-krama masyarakatnya. Ia mencobamenyesuaikan dirinya (adatasi) dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang
baru dalam sebuah masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Bila ingin hidup
dengan tentram dan harmonis dengan mesyarakat itu ia harus menyesuaikan dirinya
dengan masyarakat itu, untuk itu memerlukan bahasa , yaitu bahasa masyarakat
tersebut. Bila ia dapat menyesuaikan dirinya maka ia pun dengan mudah membaurkan
dirinya (integrasi) dengan segala macam tata-krama masyarakat tersebut.
Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi
masing-masing tetap mengikat kelompok penuturanya dalam satu kesatuan. Ia
memungkinkan kita tiap individual untuk menyesuaikan dirinya dengan adat-istiadat
dan kebisaaan masyarakat bahasa itu. Dua orang yang mempergunakan bahasa yang
sama, akan mempergunakan pula kata-kata yang sama untuk melukiskan suatu situasi
yang identik. Kata sebagain sebuah symbol bukan saja melambangkan pikiran atau
gagasan tertentu, tetapi ia juga melambangkan perasaan, kemauan dan tingkah laku
seseorang.
d. Alat mengadakan control social
Yang dimaksud control social adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku
dan tindak-tanduk orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka (overt :yaitu
tingkah laku yang dapat diamati dengan observasi), maupun yang bersifat tertutup
(covert : yaitu tingkah laku yang tidak dapat diobservasi).
Semua kegiatan social akan berjalan dengan baik katena dapat diatur denganmempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat
tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk
perbuatan atau tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaan, bila bahasa
yang dipergunakan untuk menyampaikan intruksi atau penerangan kepada bawahannya,
adalah bahasa yang kacau dan tidak teratur. Kekacauan dalam bahasanya akan
menggagalkan pula usahanya untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk
bawahannya.
Dalam mengadakan control social, bahasa itu mempunyai relasi dengan proses-
proses sosialisai suatu masyarakat. Proses-proses sosialisasi itu dapat diwujudkan
dengan cara-cara berikut: Pertama, memperoleh keahlian bicara, dan dalam masyarakat
yang lebih maju, memeproleh keahlian membaca dan menulis. Keahlian bicara dankeahlian menulis pada masyarakat yang sudah maju, merupakan persyaratan bagi tiap
indivisual untuk mengadakan partisipasi yang penuh dalam masyarakat tersebut, kedua,
4
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 5/70
bahasa merupak saluran yang utama dimana kepercayaann dan sikap masyarakat
diberikan kepada anak-anak yang tengah tumbuh. Mereka inilah yang menjadi penerus
kebudayaan kepada generasi berikutnya. Ketiga, bahasa melukiskan dan menjelaskanyang dilakukan oleh sianak untuk mengidentifikasikan dirinya supaya dapat mengambil
tindakan-tindakan yang diperlukan. Dan keempat , bahasa menanamkan rasa keterlibatan
( sense of belonging atau esprit decorps) pada si anak tentang masyarakat bahasanya.
(Gorys Keraf:1984)
4. Kedudukan Bahasa Indonesia
Sumpah Pemuda (1928) mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
nasional. Undang-undang Dasar (1945), Bab XV, Pasal 36 menyatakan bahwa “bahasa
negara adalah bahasa Indonesia”. Berdasarkan kedua hal itulah dikatakan bahwa bahasa
Indonesia berkedudukan penting yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsisebagai (1) lambang kebanggaan negara, (2) lambang idengtitas nasional, (3) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing kedalamn kesatuan kebanggaan Indonesia, dan
(4) alat penghubung antardaerah dan antarbudaya. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara bahasa indnesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat penghubung pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah, dan (4) alat penghubung kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
(Suhender, 1998:158-160).
Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, masih harus
dibuktikan dengan sikap yang mencerminkan perilaku. Selama perilaku setiap warga
negara Indonesia belum menunjukkan perilaku yang positif terhadap bahasa
Indonesia,maka fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional itu masih merupakan
problema, Problema itu berkisar pada:
a. mengapa kita harus bangga mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional?
b. Benarkah dalam kenyataan setiap insan Indonesia menunjukkan rasa bangga
terhadap bahasa Indenesia?
c. Syarat-syarat kebahasaan apakah yang harus ada agar bahasa Indonesia itu dapat
dibanggakan?
d. Sikap mental bagaimanakah yang mendasari kebanggaan seseorang terhadap bahasa Indonesia?
e. Usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan agar bahasa Indonesia benar-benar
menjadi kebanggaan nasional(Suhender, 1998:183)
Problem tersebut sampai saat ini masih tetap perlu direnungkan. Usaha
mengatasi problem tersebut sudah dilaksanakan. Usaha itu disebut usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia.
Pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan
untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan
pengajaran bahasa asing supaya memasuki kedudukan dan
fungsinya(Sugono,1994:5).Pembinaan dan penegembangan bahasa Indonesia dilakukan
melalui usaha-usaha pembakuan agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, danefisien. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa(1)pembinaan terutama
5
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 6/70
ditujukan kepada penuturnya yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia,
(2)pengembangan juga ditujukkan kepada bahasa dalam segala aspeknya.
Pembinaan bahasa Indoensia sudah digiatkan sejak zaman Pujangga baru(1933). Sampai detik ini nasibnya kurang menggembirakan. Bnyak diantara orang
Indonesia yang meremehkannya. Sikap mereka terhadap bahasa Indonesia tak
acuh,alasannya: (1) pelaksanaan pembinaan dahasa Indonesia dianggap mudah
(Sumowijoyo,2000:5).
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia mencakup dua arah yaitu: (1)
pengembangan bahasa yang mencakup masalah bahasa dan masalah kemampuan/sikap,
dan (2) pembinaan yang mencakup arah masyarakat dan arah generasi muda
kemampuan /sikap berbahasa Indonesia perlu dibina dan dikembangkan. Kemampuan
berbahasa Indonesia orang Indonesia (awam maupun terpelajar) belum terlalu
mengembirakan sikap kebahasaannya pun demikian. Sebagian orang Indonesia masih
ada yang bersikap negatif terhadap pemakian bahasa Indonesia yang baik dan benar.Dikatakan bersikap negatif karena meremehkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Mereka juga meremehkan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia. Sikap negatif tersebut harus dibina, diupayakan menjadi sikap positif. Sikap
positif orang Indonesia terhadap pemakaian bahasa Indonesia ditunjukkan dengan
adanya kebanggaan pada diri kita, karena itu kita berusaha berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Kita seharusnya merasa malu, merasa bodoh jika tidak berusaha
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita merasa bersalah jika tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesian yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,dalam situasi
santai dan akrab, hendaklah digunakan bahasa Indonesia ragam santai dan akrab. Dalam
situasi resmi dan formal hendaklah digunakaan bahasa Indonesia ragam dan formal.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah tata bahasa baku. Jadi,bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang
berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku (Arif, 1987:1).
Orang yang mahir menggunakan bahasa sehingga maksud hatinya mencapai
sasaran,apa pun jenisnya ,diaggap berbahasa denga efektif. Bahasa menimbukan efek
atau hasil kerena serasi dengan peristiwa atau keadaan yang dihadapinya. Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkunagan harus memilih salah satu ragamyang cocok
dan yang benar. Berbahasa Indenosia dengan baik dan benar, diartikan pemakaian
bahasa yang serasi dengan sasarannya juga mengikuti kaidah bahasa yang betul. Bahasa
Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
pernyataan kebaikan dan kebenaran (Moeliono,1992:20).
6. Kesalahan Berbahasa
Orang terpelajar, pembina bahasa Indonesia mereka harus menjadi contoh
teladan, anutan, model bagi orang lain dalam berbahasa Indonesia. Bahasa Indoensia
yang bermutu adalah bahasa Indonesia yang bersih dari kesalahan, baik keswalahan
kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahn budaya(Sumowioyo,2000:6).Kesalahan berbahasa berhubung dengan pemakaian bahasa indoensia yang
benar. Kesalahan berbahasa Indonesia akibat pemakaian bahasa Indonesia yang tidak
6
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 7/70
benar. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
baku termasuk kesalahan kaidah. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak bernalar,
tidak logis, dan tidak berterima termasuk kesalahan logika . kesalahan berbahasaIndonesia yang berhubungan dengan budaya bangsa inonesia disebut kesalahan logika.
Kesalahn berbahasa Indonesia dapat juga dibedakan atas kesalahn berbahasa
lisan dan kesalahan berbahasa tulis. Kedua macam kesalahn berbahasa Indonesia
tersebut masing-masing dapat mencerminkan kesalahan kaidah, kesalahan logika,
maupun kesalahn budaya.
Jenis kesalahan berbahasa dapat dikelompokkan berdasarkan ragam bahasa (lisan atau
tulis) kesalahan berbahasa tulis menyangkut msalah ejaan dan berbahasa lisan maupun
tulis menyangkut masalah tata bahasa (struktur) data dan kosakata.
6.1 Kesalahan berbahasa Indonesia Lisan
Kesalahan berbahasa Indonesia lisan berhubung dengan lafal bahasa Indonesia.Lafal bahasa Indonesia ialah lafal yang tidak terpengaruh lafal bahasa daerah atau lafal
bahasa asing.lafal merupakan logat yang penting menonjol/tanpak dan mudah diamati.
Logat adalah pemakaian bahasa yang berbeda-beda karena perbedaan daerah.Logat juga
disebut ragam daerah. (Sugiono,1994:10)
7
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 8/70
BAB II
KALIMAT BAKU BAHASA INDONESIA
1. Pendahuluan
Bahasa Indonesia Baku (BIB) bertolak dari Bahasa Indonesia Resmi (BIR).
Hal ini wajar. BIR mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan Bahasa
Indonesia tak resmi (BIT). Keunggulannya: a) BIR bertaraf nasional; b) BIR seragam
untuk seluruh Indonesia; c) BIR dipakai oleh golongan terpelajar (intelektual) dalam
situasi resmi; d) BIR mampu merekam kegiatan budaya (kesenian ), ilmu
pengetahuan, dan teknologi, keunggulan itu tidak dimiliki oleh BIT. Dengan demikian
BIR memiliki prestise yang tinggi jika dibandingkan dengan BIT. Presetise inilah
yang menyebabkan BIB bertolak dari BIR.
Rupanya, prestise menetukan kedudukan serta hal ini dapat dibuktikan dengan
data yang lain. Bahasa Melayu Riau menjadi standar untuk bahasa Melayu karena
bahasa Melayu Riau menghasilkan karya sastra ( sastra Melayu) bahasa Melayu
“diangkat” menjadi bahasa Indonesia (BI) sebab bahasa Melayu mampu menjadi
“lingua fraca” (bahasa perhubungan ) di kepulauan nusantara ini. Kemapuan ini tidak
dimiliki bahasa-bahasa daerah yang lain. Bahasa Sala = Yogya menjadi standar untuk
bahasa Jawa karena bahasa sala – yogya pendukung kebudayaan Jawa yang dianggap
tinggi ( kebudayaan “keraton”). Data tersebut kiranya, membenarkan anggapan bahwa
BIB bertolak dari BIR.
BIR terpakai dalam situasi resmi. Masalahnya, apakah situasi itu. Situasi resmi
mempunyai ciri : bertaraf nasional, bersifat kenegaraan, menyangkut kepentingan bangsa ( masyarakat, umum ), serius, penuh dengan gagasan ( ide,pikiran).
Dengan titik tolak tersebut, pengertian BIB ialah BI yang baik dan benar, BI
yang serius, BI yang tertib, BI yang sangkil (objektif), BI yang resmi yang menjadi
ukuran (Patokan).
Kalau seseorang berbahasa indonesia, ia mengucapkan kalimat-kalimat.
Kalimat merupakan unsur terbesar BI di antara unsur yang lain ( frase, morfem,
fonem ). Dengan demikian, BI ditunjang oleh kalimat-kalimat. Karena BI di tunjang
kaliamat – kalimat. Pengertian BIB ini berlaku juga untuk kalimat baku.
2. Hakikat Kalimat Bahasa Indonesia
Hakikat kalimat BI terlihat dari ciri –ciri kalimat BI:
Ciri –ciri itu :
( 1 ) bermakna
( 2 ) bersistem urutan frase
( 3 ) dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain.
( 4 ) berjeda
( 5 ) berakhir dengan berhentinya intonasi (berorientasi selesai )
8
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 9/70
Makna
Makna menciptakan komunikasi Tidak bermakna berarti tidak komunikatif.Supaya komunikasi tercipta, makna sebuah kalimat perlu jelas. Makna yang kurang
jelas ( samar –samar, kacau ) menimbulkan gagasan komunikasi.
Perhatikan data yang berbunyi “ Indonesia dengan terburuk minyak
perkiaraan harga siap “
Bandingkan data itu dengan “ Indonesia siap dengan perkiraan terburuk harga
minyak” data ini komunikatif karena maknanya jelas. Berbeda dengan data pertama.
Frase
Kalimat terdiri atas frase –frase ( paling sedikit dua frase ). Kalimat tidak dibentuk dengan mendampingkan kata yang satu dengan kata yang lain, tetapi
merangkaikan frase yang satu dengan yang lain.
Contoh : saya ucapkan / terima kasih / atas perhatian Anda.
Saya / ucapkan / terima / kasih / atas / perhatian / Anda .
Contoh terakhir itu tidak dikenal dalam BI
.
Contoh pertama terdiri atas tiga frase. Ketiga frase ini dapat dipindah – pindahkan.
Kalau dipindah – pindahkan ketiga frase itu, hasilnya :
Saya ucapkan / atas perhatian Anda / terima kasih.
Terima kasih / saya ucapkan / atas perhatian Anda.
Terima kasih / atas perhatian Anda / saya ucapkanAtas perhatian Anda / saya ucapkan / terima aksih.
Atas perhatian Anda / terima kasih / saya ucapkan.
Ada kenyataan lain yang perlu kita perhatikan ternyata ketika frase tersebut
berfungsi gramatika fungsi (gramatika) ketiga frase itu :
Saya ucapkan = P ( predikat )
Terima kasih = S ( subyek )
Atas perhatian Anda = K ( keterangan )
Farase – frase tersebut terdiri atas dua kata atau lebih. Ada juga frase yang
terdiri atas satu kata.
Contoh : sekarang / kita / mempelajari BII II III
Di sini tanpak “ sekarang” dan “kita” sebagai farse terdiri atas satu kata saja.
Demikianlah frase itu mempunyai ciri. Ciri –cirinya: (1) ditandai jeda; (2)
dapat dipindahkan; (3) berfungsi gramatika ( SPOK ); (4) terdiri atas satu kata atau
lebih : (5) merupakan suku kalimat.
9
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 10/70
Kemandirian
Kalimat tersebut berdiri sendiri ( bermandiri ) karena mempunyai gagasanyang lengkap ( utuh). Suku kalimat ( frase) tidak dapat berdiri sendiri karena
gagasannya kurang lengkap. Suku kalimat (frase) merupkan bagian atau unsur
kalimat. Pada dasarnya, setiap bagian atau unsur tidak dapat berdiri sendiri. Setiap
bagian atau unsur tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu keutuhan.
Dalam komunikasi, pembicara tidak pernah mengucapkan sebuah kalimat
saja. Sebab pembicara mengemukakan banyak gagasan. Gagasan – gagasan ini
tertuang kedalam kalimat – kalimat. Karena itu. Sebuah kalimat mempunyai
hubungan dengan kalimat lain yang melingkunginya
Jeda
Kalimat terdiri dua frase atau lebih. Frase – frase itu dibatasi oleh jeda.
Karena itu dengan sendirinya tiap kalimat mempunyai jeda. Jeda inilah yang
membedakan kalimat dengan yang bukan kalimat.
Contoh :
RUMAH SAKIT bukan kalimat
IMAH SAKIT kalimat
Intonasi
Sebuah kalimat berakhir dengan berhentinya intonasi ( lagu kalimat ) karenaitu “utuh” dan dapat berdiri sendiri.
3. C i r i – c i r i K a l i m a t B a k u
ciri – ciri kalimat baku :
A. gramatikal
B. masuk akal
C. bebas dari unsur yang mubazir
D. bebas dari kontaminasi
E. bebas dari interferansiF. sesuai dengan ejaan yang berlaku
G. sesuai dengan lafal BI
A. Gramatikal
kalimat baku itu gramatikal. Artinya kalimat baku itu sesuai dengan tata BI,
yang meliputi tata kalimat (sintaksis) tata frase (frasiologi)tata morfem(morfologi),
dan tata fonem (fonologi).
Secaraa garis besar, ciri gramatika kalimat baku terangkum dalam
pembicaraan di bawah ini.
(1) Fungsi – fungsi frase (SPOK) terpakai secaraa jelas ( tanpak , tersurat ,eksplisit). Ketidak jelasan SPOK , terutama SP, menghadirkan kalimat tidak
baku.
10
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 11/70
Contoh :
(a) Demikian harap maklum
K P(b) Demikian dikatakan presiden
K P
(c) Wajar , bila prestasinya menurun
P K
(d) Bagaimana kalau ketrampilan berbahasa Indonesia dijadikan syarat
P K
kenaikan pangkat pegawai negeri ?
(e) Untuk mengtahuai tingkat tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapatK P
dinilai dari caranya berbicara
K
(f) Agar diperoleh hasil yang nyata , mohon Bapak/Ibu aktif.
K P O1
`yang baku
(a) Demikian., kami harap Anda maklum.
K P S
(b) Demikian , kata Presiden.
P S
(c)Wajar , Prestasinya menurun.
P S
(d) Bagaimana pendapat Anda kalau kita adakan kerja bakti.
P S K
(e)Tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat diketaui dari caranya
berbicara.
S P K (f)Agar diperoleh hasil yang nyata kami mohon Bapak/Ibu aktif.
K S O1
(2) kalimat baku tidak mengandung subyek ganda
Contoh yang tidak baku:
(a) Para pemenang diberikan hadiah.
S P S
(b) Hal itu saya sudah tahu.
S S P
(c) Tanah ini akan dibangun industri.
S P S
(d) Penyusun laporan ini kami mendapat bimbingan bapak dosen.
S S P O1
11
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 12/70
(e) Bahwa PSSI kalah terus-menrus ,hal itu memalukan.
S S P
Yang baku :
(a) Para pemenang diberi hadiah.
S P
(b) Hal itu saya sudah ketahui.
S S P
saya sudah ketahui hal itu.
S P O1
(c) Ditanah ini akan dibangun industri.
K P S
(d) Dalam menyusun laporan ini kami mendapat bimbingan bapak dosen.K S P O1
(e) laporan ini kami susun dengan bimbingan bapak dosen.
S P K
(f) Bahwa PSSI kalah terus-menrus ,memalukan.
S P
(3) kalimat baku tidak memperlihatkan pemakian subyek yang diawali kata depan
Contoh :
(a) Hadirin kami persilahkan berdiri.
S P
(b) Yang tidak berkepentingan dilarang masuk.S P
(c) Memecahkan permasalahn itu tidak mudah.
S P
(d) Rapat itu membicarakan SPP.
S P O1
(e) Penggelontoran kali Surabaya meningkatkan produksi PDAM.
S P O1
Yang tidak baku:
(a) Kepada parahadirin dipersilahkan berdiri.
K/O2 P
(b) Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk.K/O2 P
(c) Untuk memecahkan permasalahn itu tidak mudah.
K P
(d) Dalam rapat itu membicarakan SPP.
K P O1
(e) Dengan penggelontoran kali Surabaya meningkatkan produksi PDAM.
K P O1
(4) Kalimat baku tidak mengandung predikat ganda
Contoh:
(a) Bertindak sebagai Inspektur upacara bapak Gubernur.
P S
(b) Siapa yang menulis surat ini?
12
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 13/70
P S
(c) Yang lebih parah adalah situasi politik tidak menentu.S P P
Yang tidak baku :
(a) Bertindak sebagai Inspektur upacara adalah Bapak Gubernur
P P
(b) Siapa menulis surat ini?
P P O1
(c) Yang lebih parah adalah situasi politik tidak menentu.
P P
(5) Suku kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat.Contoh :
(a) Dalam kecelakaan itu para korban terbakar hangus, Sehingga
identitasnya sulit dikenal.
(b) Para kreditur terpaksa menyelamatkan brankas ke tempat lain, sebab
pemilik toko emas itu menghilang.
Yang baku :
(a) Dalam kecelakaan itu para korban terbakar hangus, sehingga identitasnya
sulit dikenal.
(b) Para kreditur terpaksa menyelamatkan brankas ke tempat lain sebab
pemilik toko emas itu menghilang.
(6)kalimat baku tidak memperlihatkan kejanggalan setelah mengalami perpindahan
letak frase (permutasi)
contoh:
(a) Saya ucapkan/terima kasih/atas perhatian Anda.
(b) Terima kasih/saya ucapkan/atas perhatian Anda.
(c) Atas perhatian Anda/terima kasih/saya ucapkan.
Yang tidak baku :(a) Tanah ini/akan dibangun/industri
Tanah ini/indistri/akan dibangun
Akan dibangun/tanah ini/industri
Akan dibangun/industri/tanah ini
(b) Siapa/menulis surat ini?
Menulis surat ini/siapa?
(7)Kalimat baku tidak mencampuradukkan dua pola struktur yang berbeda.
Contoh :
(a)Harga minyak dibekukan ataukah dinaikkan secaraa luwes?
(b)Cara menulisnya dari bawah ke atas.
13
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 14/70
Yang tidak baku :
(a) Harga minyak dibekukan ataukah kenaikkan secaraa luwos?
(b) Cara menulisnya: Tulislah dari bawah ke atas !
(8) kalimat baku tidak memperhatikan hubungan predikat verbal transitif dengan obyek
penderita “terganggu” oleh kata depan.
Contoh:
(a) Ia menyadari kesalahannya.
(b) Hari ini membicarakan kalimat baku.
Yang tidak baku :
(a) Ia menyadari akan kesalahannya.
(b) Hari ini membicarakan tentang kalimat baku.
(9) kalimat baku memperhatikan pemakaian bentuk pasif “aspek + agens + verba”
secaraa asas (konsisten).
Contoh :
()a Persoalan itu sudah kami selesaikan.
Sudah kami selesaikan persoalan itu..
()b Pancasila harus kita hayati dan kita amalkan.
Yang tidak baku:
(a) Persoalan itu kami sudah selesaikan.
Kami sudah selesaikan persoalan itu.
(b) Pancasila kita harus hayati dan amalkan.
(10) Kalimat baku memperlihatkan pemakaian morfem terikat (imbuhan, afiks) secaraa
tepat, sesuai dengan tata morfem BI.
Contoh :
(a) Atas perhatian Anda, saya ucapkan terima kasih.
(b) Keputusan itu tidak dapat diubah.
(c) Pak Badudu mengajarkan BI.(d) Para petatar disediai makalah.
(e) Kesadaran politik sedang tumbuh.
(f) Stabilitas nasional dewasa ini lebih mantap jika dibandingkan dengan
lima tahun yang lalu.
Yang tidak baku:
(a) Atas perhatiannya Anda, saya ucapkan terima kasih.
(b) Keputusan itu tidak dapat dirubah.
(c) Pak Badudu mengajar BI.
(d) Para petatar disediakan makalah.(e) Kesadaran politik sedang bertumbuh.
14
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 15/70
(f) Stabilitas nasional dewasa ini lebih mantap jika dibanding dengan lima
tahun yang lalu.
B. Masuk Akal
Kalimat baku mengandung makna yang masuk akal (logis). Makna yang
tidak masuk akal membentuk kalimat yang tidak baku meski gramatikal.
Contoh :
(a) Waktu dipersilahkan.
S P
(b) Naik kendaraan diharap turun !
S P
(c) Masalah ini sulit memecahkannya.S P
(d) Para penumpang harap turun setelah bus berhenti.
S P K
Yang baku:
(a) Waktu kami berikan
(b) Pengendara diharap turun !
(c) Masalah ini sulit dipecahkan
(d) Para penumpang diharap turun ketika bus berhenti
C. Unsur – unsur yang Mubazir
D.
Unsur yang mubazir ialah unsur yang tidak berarti dan tidak berfungsi.
Kalimat baku, tentu saja, tidak mengandung unsur yang mubazir.
Contoh :
(a) Meski ia sudah berusaha keras, hasilnya masih belum mengembirakan.
(b) Demi berhasilnya pembangunan, kerja keras perlu ditingkatkan.
(c) Pendidikan merupakan modal masa depan bangsa.
Yang tidak baku :
(a) Meski ia sudah berusaha keras, tetapi hasilnya masih belum mengembirakan(b) Demi untuk berhasilnya pembangunan, kerja keras perlu
ditingkatkan,…………..
(c) Pendidikan adalah merupakan modal masa depan bangsa.
E. Kontaminasi
Kontaminasi ialah perancuan (pencampuradukan,pengacauan) dua makna,
dan unsur, atau dua struktur.
Kalimat yang mengandung kontaminasi bukan kalimat yang baku.
Contoh :
(a) Bu guru tidak pernah menghapus papan tulis(b) Pak Andre membicarakan tentang kata – kata baru
(c) Dalam rapat itu membicarakan SPP
15
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 16/70
Yang baku :
(a) Bu guru tidak pernah membersihkan papan tulisBu guru tidak pernah menghapus tulisan papan tulis
(b) Pak Andre membicarakan kata – kata baru
Pak Andre berbicara tentang kata – kata baru
(c) Rapat itu membicarakan SPP
Dalam rapat itu dibicarakan SPP
F. I n t e r f e r e n s i
Dalam perkembangannya, BI dipengaruhi unsur bahasa daerah dan bahasa
asing. Diantara unsur – unsur itu ada yang memperkaya, ada pula yang
memiskinkan BI. Unsur yang pmemperkaya kita terima sebagai serapan. Sedangkanunsur yang memiskinkan kita tolak karena merugikan. Unsur yang merugikan ini
merupakan “gangguan” atau “interfrensi” bagi BI.
Contoh:
(a) Atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.
(b) Belajarlah yang rajin !
(c) Mereka latihan di kampus.
(d) Orang itu adalah teman daripada ayah saya.
(e) Siapa menulis surat ini ?
Yang baku :
Atas perhatian Bapak/Ibu, kami sampaikan (ucapkan) terima kasih.
Belajarlah rajin - rajin !
Mereka berlatih di kampus.
Orang itu teman ayah saya.
Siapa yang menulis surat ini ?
Ternyata, hatur, yang rajin, dan latihan merupakan interferensi dari bahasa daerah
(Jawa). Sedangkan adalah dan daripada dari bahasa asing (Belanda,Inggris).
Dapat disimpulkan, interferensi ialah penyimpanagan kebahasaan yang
diakibatkan oleh perkenalan suatu bahasa dengan bahasa lain.
G. Ejaan
Ejaan yang berlaku sekarang ialah ejaan yang disempurnakan ( E Y D ).
Karena ejaan sudah diresmikan, penulisan kalimat yang sesuai dengan EYD
merupakan keharusan. Dalam hubungan ini, kata-kata asing yang sudah menjadi
“warga” BI tidak dikecualikan.
Pelanggaran terhadap EYD melahirkan kalimat yang tidak baku kendati
ciri – ciri kalimat baku yang lain terpenuhi.
H. Lafal baku
Lafal baku itu bukan lafal perseorangan ( ideolek), bukan lafal daerah
(dialek), dan bukan lafal asing. Dengan demikian, lafal baku itu lafal nasional.
16
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 17/70
Artinya, lafal baku itu lafal yang disepakati kebenarannya oleh kebanyakan
( mayoritas) penutur BI dalam situasi resmi.
Kalimat baku dilafalkan dengan benar, sesuai dengan lafal baku BI. Atas
dasar itu, memberikan, pendidi’an , mbesu’ , berapa’ , keciil , melihhat , adiq ,
yunit , lokhis , bukan lafal baku. Yang baku : memberikan , pendidikan , beso’ ,
berapa , kecil , melihat , adi’ , unit , logis.
4. Penutup
Dari pembicaraan di atas dapat diambil simpulan sebagai berikut :
(1) Kalimat baku itu kalimat yang bermutu.
(2) Pemakaian kalimat baku mencerminklan kecendekiaan pemakainya.
(3) Sering terjadi kesalahan dalam pemakaian BI karena pemakai BI belum
menuasai kalimat baku (BIB)(4) Kebanyakan pemakai BI belum menguasai kalimat baku karena mereka lebih
“akrab” dengan BI yang santai daripada dengan BI yang serius itu.
(5) Latihan – latihan dalam bidang ketrampilan manusis, perlu ditingkatkan bagi
para pemakai BI yang sering terlihat dengan situasi resmi mereka “karab”
dengan BIB.
Contoh kata Yang Mubazir
Demi untuk, agar supaya, adalah merupakan, contoh misalnya,zaman dahulu kala,
betapun juga, bagaimanapun juga, sehingga dengan demikian, konon kabarnya, berdasarkan atas keputusan rapat, disebabkan oleh karena, akibat peristiwa itu
menimbulkan kesedihan yang mendalam, kemungkinan ia tidak hadir, bahwa
sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, meskipun ia berusaha keras,
tetapi hasilnya mengecewakan, karena hujan sangat lebat selama beberapa jam, maka
Surabaya banjir, Alasannya karena kesehatannya tidak mengizinkan, Tujunnya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Contoh kata kontaminasi
Menanak nasi, Menghapus papan tulis, Menundukkan badan, Seringkali, Sedari, Dan
lain sebagainya, Untuk sementara waktu, Pengusahawan, Mempertinggi, Jangan boleh,
Dalam rapat itu membicarakan SPP, Negara RI adalah berdasar Pancasila., Para
pemenang diberikan hadiah.,Bertindak sebagai Inspektor Upacara adalah Bapak
gubernur.
Contoh kata Interferensi
17
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 18/70
Kapok, Drop out, Kepingan,pretest, Kangen, posttest, Kayak, poster,Guyon,
paper, Ada, input, Sungkan, output, Mesem, finish, Nggak (ndak), start, Kaget, point,
Topik, Surabaya Plaza, Shopping Center, Pak Lurah Cup, Ketintang Taylor
Contoh kata Serapan
Macet, ilmu, Luwos, bahasa, Mantap, sastra, Siswa, teknologi, Budaya, matematika,
Departemen, guru, Institut, sarjana, Universitas, system, Fakultas, dokter, Kampus,
insinyur, Sekolah, mesin, Kurikulum, musik, Metode, anduk, Strategi, olahragawan,
Sukuisme, statistic
Contoh kata Perilaku kebahasaan yang salah
()1 M e r e m e h k a n m u t u, (2) T u n a h a r g a d i r i ,
(3) M e n j a u h k a n d i s i p i n, (4) E n g g a n m e m i l i k i t a n g g u n g J a
w a b, (5)L a t a h, (6)J a l a n p i n t a s (Gatot Susilo Sumowijoyo :1991)
18
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 19/70
BAB IIILAFAL DAN EJAAN BAHASA INDONESIA
1. Pengantar
Seorang ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol
lisan yang sewenagng-wenang yang dipakai oleh anggota kelompok sosial untuk
saling bekerja sama dan saling mempengaruhi.
Bertolak dari batasan bahasa diatas jelaslah bahwa bahasa itu memiliki
kedudukan yangsa ngat penting dalam kehidupan manusia. Bayangkan saja apa
yang bakal terjadi seandainya bahasa itu tidak ada. Tentu saja kehidupan ini amatmacet. Sebab antara manusia yang satu dengan yang lain tidak dapat berkomunikasi.
Sehubungan dengan itu betapa pentingnya orang memahami bahasa.
Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasionalnya. Rasanya tidak terlalu menyimpang jika kita mengkaji,
memahami, dan menggunakannya secaraa benar. Bagaimana demikian? Hal ini jelas
sebab ada pepatah yang mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa, peribahasa
ini memberi tahu kita baik buruknya tingkah laku kita dapat dilihat adri bagaimana
kita berbahasa: Disamping itu dengan bahasa kita dapat mengkaji dan memahami
segala ilmu, ungkapan-ungkapan seperti baik budi bahasanya (sopan santun, tingkah
laku yang baik) dan tak tahu bahasa ( kurang sopan) menunjukkan bahwa bahasa itu
memiliki kedudukan yang istimewa dalam kehidupan manusia .Banyak masalah yang perlu kita ketahui tentang bahasa. Beberapa
diantaranya adalah hal-hal yang berkaitan dengan lafal, ejaan, dan unsur serapan.
Dibawah ini disajikan rinciannya.
2 .Lafal bahasa Indonesia
Bahasa harus dipelajari dalam sekelompok manusia bagaimanapun kecilnya
bahasa merupakan unsur kebudayaan yang tiak diturunkan secaraa biologis. Tetapi
harus dipelajari. Bahasa terjadi dari sekumpulan bunyi-bunyi bahasa manusia
menggunakan alat-alat bicaranya untuk dapat mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa itu.
Bunyi-bunyi bahasa yang disajikan manusia tidak keluar dengan mandirinya, tetapiharus dipelajari sejak kecil dengan cara meniru apa yang diucapkan orang tuanya
atau orang lain.
19
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 20/70
Sesuai dengan batasan yang dikemukakan oleh Stutervant diatas, bahwa
bahasa adalah sistem simbol lisan atau ujaran. Maka lafal ujaran harus benar-benar
diperhatikan, ada banyak simbol atau lambang didalam kehidupan manusia.Misalnya gambar, gerak-gerik, isyarat dan simbol-simbol visual yang lain. Yang
erat kaitannya dengan bahasa diantara lambang-lambang atau simbol-simbol itu
adalah simbol bunyi. Dalam bahasa simbol dibatasi oleh lambang bunyi tutur, yaitu
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang sudah disetujui bersama.
Bunyi-bunyi dalam suatu bahasa termasuk bahasa Indonesia dilambangkan
dengan huruf-huruf, yaitu hufuf A sampai Z yang disebut abjad atau alfabet. Alfabet
yang sangat umum dipakai adalah alfabet latin dan romawi. Untuk dapat membaca
lambang-lambang itu dengan tepat digunakkan suatu ilmu yang disebut IPA
(Internasional Phonetic Asosiation ).
Lafal bunyi-bunyian bahasa Indonesia secara resmi,belum dibakukan .
Sementara itu hanya ejaan dan pembentukan istilah yang sudah baku, karena telahresmi dan berbadan hukum.
Bagaimana kita dapat melafalkan bahasa Indonesia secaraa baku, sedangng
tata aturan kebakuan itu sendiri belum ada. Oleh karena itu kita masih sulit dalam
melafal kan bahasa Inonesia secara seragam di seluruh Indonesia. Kita amati saja
rambu-rambu lalu lintas sebagai panutan untuk melafalkannya. Tetap saja ini tidak
mutlak. Akan tetapi dapat membantu kita.
Ciri lafal yang sementara ini dianggap baik antara lain terbebasnya lafal itu
dari lafal bahasa daerah atau pengaruh lafal bahasa asing. Selain itu dapat pula
dipakai sebagai panduan lafal-lafal yang diucapkan oleh para penyiar radio
pemerintah, para penyiar TVRI, dan para pembina bahasa. Lafal-lafal semacam itu
selalu dipakai dalam situasi resmi.
Persoalan lafal bahasa Indonesia sering mengundang pertanyaan. Persoalan-
persoalan itu antara lain adalah :
(1) Pengucapan kata yang memperoleh imbuhan –i dan –an
seperti:
Masuk + an ………………………... Masukan
Didik + an ………………………... Didikan
Duduk + i ………………………... Duduki
Loncat + i ………………………... Loncati
Perlu diketahui bahwa kata-kata semacam ini hanya terbatas pada kata-katayang berakhir dengan konsonan.
(2) Pengucapan bunyi /h/ yang sering dihilangkan , atau malah dimunculkan,
seperti:
Sudah ………………………... suda
Lelah ………………………... Lela
Merah ………………………... Mera
Putih ………………………... puti
Bahwa ………………………... bahwah
Bisa ………………………... Bisah
Muda ………………………... Mudah
(3) Pengucapan bunyi /a/ yang sering diganti dengan /e/, seperti:Diberikan ………………………... Diberiken
Diucapkan ………………………... Diucapken
20
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 21/70
Menuliskan………………………... Menulisken
Dapat ………………………... dapet
Benar ………………………... bener Cepat ………………………... cepet
Enam ………………………... enem
Malam ………………………... malem, dan sebagainya.
Gejala semacam ini diduga adanya pengaruh bahasa Jawa .
(4) Pengucapan bunyi /ai/ yang berubah menjadi /e/ miring,
seperti:Sampai diucapkan sampek
(5) Penggunaan bunyi /a/ yang diubah menjadi /o/, seperti:
Saleh diucapkan soleh
Musyawarah musyawaroh
Rahmat rohmat
Rahim rohim
Gejala semacam ini diduga adanya pengaruh bahasa Arab.
(6) penagruh bunyi /e/, Bunyi /e/ lemah sering diucapkan menjadi /e/ keras,
misalnya:
tenang diucapkan tenang
senang senang
dengan dengan
peta peta
Bunyi /e/ keras diucapkan menjadi /e/ lemah, misalnya :
Tebar diucapkan tebar
Peka peka
Teras teras, dan sebagainya.
(7) Pengaruh bahasa Inggris dapat menimbulkan kesalahan lafal bahasa Indonesia,
misalnya:
Unit diucapkan Yunit
Dapat daphathUniversitas Yuniversitas
USA yu es a
Tidak tau thitaq thahu
(8) pengaruh Bahasa Belanda
Akibat pengaruha bahasa Belanda, banyak kata bahasa Indoensia dilafalkan
sebagai berikut:
Logis diucapkan loghis
Nasional national
Generasi ghenerasi
Hasil hasil
(9) lafal Singkatan asinglafal singkatan asing yang berasal dari bahasa asing seharusnya dilafalkan sesuai
dengan bunyi bahasa Indonesia, dalam konteks bahasa Indonesia.
21
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 22/70
Contoh:
TV diucapkan teve bukan tivi atau tipi
IQ iki bukan ia kyu50 CC limah puluh cece bukan
lima puluh sese
Dan sebaginya.
3. Ejaan Bahasa Indonesia
3.1 Pengertian Ejaan
Hubungan ejaan dengan huruf sangant erat, ini terbukti sampai sekarang
masih banyak orang berangapan bahawa ejaan ialah huruf. Kenyataan ini ada
kemungkinan disebabkan oleh kekaburan pengertian ejaan Soewandi, yang
menagaburkan pengertian huruf dengan ejaan. Hal ini terbuki dari ucapan menteri
pendidikan dari kebudayaan sebagai berikut ejaan Soewandi hanya mengatur
penilaian huruf, penulisan kata, dan pemakaiaan tanda baca sama sekali tidak diatus
(mashuri, 1972:3)
Anggapan bahwa ejaan adalah huruf tidak tepat, sebab ejaan itu
merupakan aturan-aturan atau system yang menetukan bagaimana huruf-huruf itu
harus dipakai untuk menyatakan bunyi dalam tulisan. Padahal huruf itu hanyalahlambang bunyi.
Sejalan dengan pengertian diatas, Drs, Soewandi menjelaskan, bahwa
ejaan ialah ilmu yang menerangkan bagaimana kita harus menyatakan bahasa
bentuk lisan kedalam bentuk tulisan, atau pengetahuan hukum, bagaimana cara
menuliskan atau melambangkan bahasa bentuk lisan. (soewandi.1973:24)
Soewandi mengartikan ejaan sebagai suatu ilmu atau penegtahaun hukum,
lebih jauh Gorys keraf memberikan batasan sebagai berikut: keseluruhan daripada
peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ejaan dan bagaimana
interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahan, penggabungannya) dalam suatu
bahasa disebut ejaan. (gorys keraf, 1975:30)
Ditinjau dari segi teknis, Mashuri mengatakan bahwa yang dimaksuddengan ejaan ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
(Mashuri, 1972:5)
Jika batasan-batasan diatas diperhatikan, maka batasa Gorys keraf dapat
dipandang lebih lengkap dan bisa dipakai sebagai pedoman. Dikatakan demikian,
sebab ejaan bukan hanya bertugas mewakili fonem-fonem, morfem-morfem,
melainkan juga menyangkut bagaimana interelasi antara lambang-lambang itu,
meskipun demikian tidak mengurangi penegasan mashuri, bahwa disamping itu
pemakaian tanda baca tidak dapat diabaikan.
3.2 Guna Ejaan
22
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 23/70
Banyak orang menganggap bahwa ejaan itu tidak penting, banyak orang
meremehkan. Hal ini terbukti adanya sementara orang atau siswa yang menagtakan
bahwa ejaan tak perlu, yang penting tulisan dapat dibaca dan dimengerti.Melihat kenyataan seperti ini memberi kesan kurangnya pengertian akan
kegunaan ejaan, dalam arti menurut aturan-aturan yang telah disepakati dalam suatu
bahasa tertentu. Jika kita perhatikan benar, ejaan menduduki tempat yang sangat
penting dalam hubungannya dengan komunukasi tertulis , kenyataan pemakaian
ejaan ini dapat dilihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan membuat catatan, mengarang,
menulis surat, dan sebagainya. Dengan demikian kegunaan ejaan itu ialah untuk
memudahkan orang membaca tulisan dan menyeragamkan cara penyampaian
bahasa secaraa tertulis, atau untuk merekam bahasa tulisan.
3.3 Ejaan Bahasa Indonesia
Yang dimaksud dengan ejaan bahasa Indonesia yaitu ejaan yang
diterapkan dalam bahasa Indonesia, dengan ketentuan ditulis dengan huruf latin jadi
ejaan bahasa Indonesia itu merupakan peraturan tentang bgaimana mengambarkan
bunyi-bunyi ajaran bahasa Indonesia dan bagaimana interelasi antara lambang-
lambang bahasa Indonesia, memakai lambang –lambang (huruf) latin.
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini adalah ejaan yang
disempurnakan (EYD), yang ditulis dengan huruf Latin. Sebenarnya mengenai
huruf latin ini masih belum lama dipakai untuk menuliskan bahasa Indonesia, sebabsebelum itu dipakai huruf arab, yang lazim disebut Arab Indonesia (Arab-Melayu).
Perlu diketahui bahwa ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan itu
merupakan hasil penyempurnaan dari ejaan Republik, dan ejaan Republik
merupakan penyederhanaan dari Ejaan Van Ophusyen.
Keseluruhan peraturan EYD ini termuat dalam buku “Pedoman Ejaaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan”, yang disebarluaskan oleh penerbit
“Sa’adiyah” bukit tinggi, 1972, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Selanjutnya
pemaparan termuat dalam buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan”.
Dalam buku Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia Yang
disempurnakan itu termuat segala sesuatu yang berhubungan dengan ejaan bahasaIndonesia.
Secaraa singkat dapat digolongkan menjadi empat bab yaitu :
(1) Bab I berisi tentang pemakaian huruf, yang meliputi abjad, vocal, diflong,
konsonan, dan nama diri.
(2) Bab II berisi penulisan kata, yang meliputi : penulisan kata dasar, kata jadian,
kata ulang, kata majemuk, kata depan di dan ke, prtikel (lah, kah, tah, pun), dan
penulisan kata ganti (kau, ku, mu, nya).
(3) Bab III berisi penulisan huruf. Bab ini hanya membicarakan dua hal, yaitu
penulisan huruf besar, dan penulisan huruf miring.
(4) Bab IV berisi tanda baca, meliputi pemakaian tanda baca: titik, koma, titik
koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda tanya, tanda
seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik tunggal, dan tanda garis
miring.
23
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 24/70
Dalam makalah ini yang diutamakan untuk dibahasa adalah pemakaian huruf,
penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda –
tanda baca.Melihat masalahnya memang luas, akan tetapi dalam makalah ini hanya
beberapa persoalan saja yang dibicarakan terutama yang masih sering salah dalam
penggunaannya.
3.4 Kata Depan di, ke dan dari
Kita semua tahu bahwa kata depan di, ke dan dari itu menytakan arah atau
tempat, menurut EYD penulisannya harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang dianggap sebagai satu kata seperti kata kepada
dan daripada.
Contoh:
Di kamar ke kamar dari kamar
Di dalam ke dalam dari dalam
Di meja ke meja dari mejaDi luar ke luar dari luar
Perhatikan Penulisan berikut ini:
Ayah pergi ke luar negeri
Ayah dikeluarkan dari perkumpulan kesenian itu
Ayah keluar sebetar
Kesalahan yang secaraa umum dilakuan oleh para penulis adalah kekacauan
penulisan kata depan di dan ke dengan imbuhan awalan di- dan ke-. Menurut
kaidahnya kata depan di- dan ke- dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya,
sedangkan imbuan, awalan di- dan ke- dituliskan serangkai dengan kata yang
mengikutinya.Contoh:
di- + culik menjadi diculik
di- + tilis ditulis
di- + makan dimakan
di- + cukur dicukur
ke- + hendak kehendak
ke- + tua ketua
ke- + kasih kekasih
ke- + satu (an) kesatuan
untuk mempermudah cara meningkatkan apakah penuisan di itu dipisah (kata
depan) ataukah dirangkaikan (imbuhan awalan) ikutilah patokan-patokan berikut
ini:
24
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 25/70
a) apabila menJawab pertanyaan dimana, jelas bahwa itu kata depan, jadi
penulisannya harus diceraikan.
Contoh:Di kursi --- di mana? --- di kursi
Di Malang --- di mana? --- di Malang
b) apabila di itu dapat diganti dengan ke dan dari penulisannya harus diceraikan.
Contoh:
Di kursi --- ke kursi --- dari kursi
Di malang --- ke malang --- dari malang
c) apabila di itu dapat diubah menjadi me, maka pada umumnya penulisannya
dirangkaikan.
Contoh:
Dicabuti --------- mencabuti
Diminum --------- meminum
Bandingkan :
Di meja --------- memeja?
Di atas --------- mengatas?
3.5 Gabungan kata
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak dijumpai kesalahan penulisan gabungan kata, menurut kaidahnya, penulisan gabungan kata harus
terpisah.
Contoh :
Tanda tangan
Tanggung Jawab
Sebar luas
Beri tahu
Lipat ganda
Jika gabungan kata itu mendapat imbuhan awalan, harus dituliskan serangkai
dengan kata langsung mengikutinya.
Contoh:Ber + tanda tangan --- bertanda tangan
Ber + tanggung Jawab --- bertanggung Jawab
Di + beri tahu --- diberi tahu
Ber + lipat ganda --- berlipat ganda
Jika gabungan kata itu mendapat imbuhan akhiran, harus dituliskan
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Tanda tanda + -i --- tanda tandai
Tanggung Jawab + -lah --- tanggung Jawablah
Beri tahu + -kan --- beritahukan
Sebar luas + -kan --- sebar luaskan
Lipat ganda + -kan --- lipat gandakan
25
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 26/70
Jika gabungan kata itu serentak mendapat imbuhan awalan dan akhiran
sekaligus, gabungan kata itu dituliskan serangkai.Contoh:
Me- + tanda tangan + -i --- menantatangani
Per- + tanggung Jawab + -an --- pertanggungJawaban
di- + beri tahu + -kan --- diberitahukan
me- + sebar luas + -kan --- menyebarluaskan
me- +lipat ganda + -kan --- melipatgandakan
Di samping yang telah dikemukakan diatas, apabila gabungan kata itu sudah
dianggap benar-benar sama, dianggap sebagai satu kata, penulisannya dirangkaikan.
Contoh:
Barangkali
BilamanaMatahari
Peribahasa
Bagaimana
Sendratari
Sekaligus
Jika unsur gabungan kata yang tidak dapat berdiri sendiri seperti antar-,
anti-, catur-, dwi-, ekstra-, tuna-, infra-, kontar-, maha-, multi-, non-, panca-, purna-,
semi-, dan sebagainya, harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Antar - + kota --- antarkota
Anti - + komunis --- antikomunis
Catur - + warga --- caturwarga
Dwi - + tunggal --- dwitunggal
Ekstra - + kurikuler --- ekstrakulikuler
Infra - + merah --- inframerah
Kontra - + revolusi --- kontarevolusi
Multi - + bahasa --- multibahasa
Non - + kapitalis --- nonkapitalis
Panca - + sila --- pancasila
Purna - + karya --- purnakaryaSemi - + final --- semifinal
Tuna - + rungu --- tunarungu
3.6 Tanda Hubung
Kesalahan pemakaian tanda hubung juga masih sering keta temui. Kapankah
kita harus menggunakan tanda hubung itu?
Tanda hubung dipakai :
a) di antara dua unsur kata ulang
contoh: lari-lari sayur-mayur
makan-makan lauk-pauk berlomba-lomba compang-camping
tolong-menolong tunggang-langgang
26
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 27/70
b) di antara huruf kecil dan huruf capital dalam kata ber imbuhan, baik awalan
maupun akhiran.
Contoh: hamba –MuBerkah –Nya
Se- Indonesia
Anti – Rusia
c) di antara angka dan huruf
contoh: ke – 9
ke – 2
ke – 100
d) di antara angka dan huruf
contoh : 25 – an
100 – an
5000 – ane) di antara singkatann yang terdiri atas huruf-huruf capital yang mendapat awalan
atau unsur kata yang dapat berdiri sendiri.
Contoh :
NIP – nya
SK – mu
Ber – SIM
Di – BIMAS – kan
f) di antara unsur bahasa Indonesia dan unsur bahasa asing, dengan catatan unsur
bahasa itu digarisbawahi atau dicetak miring.
Contoh :
Di – calling
Di – charter
Di – recall
3.7 Huruf Kapital
Menurut EYD ada 13 aturan pemakaian huruf beraas atau capital. Dibawah
ini disajikan beerapa diantaranya yang dianggap penting.
Huruf besar atau huruf capital dipakai untuk:
a) Untuk penulisan nama khas geografi.
Contoh:Rumahku di Jalan Basuki Rahmat
Pramuka itu mendaki Gunung Arjuna
Sebutkan beberapa pulau di Teluk Cendrawasi.
Kapal itu berlayar didekat Selat Karimata.
Bandingkan :
Mereka bertemu di dalam
Pendaki gunung itu terperosok ke dalam jurang
Kapal itu berlabuh di sebuah teluk
Perahu kami melewati sebuah selat
b) Sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti
nama orang.
27
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 28/70
Contoh: Mahapura Yamin
Sultan Agung
Haji Agus Aalimc) Sebagai huruf pertama nama panhgkat atau jabatan yang diikuti nama orang.
contoh: Gubernur Suryo
Jendral Ahmad Sugiono
bandingkan :
Menurut perintah gubernur, siapa saja harus melestarikan lingkungan
Siap nama jendral yang meninggal dunia itu ?
c) Sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, serata nama
dokumnen resmi.
Contoh:
Dewan Perwakilan Rakyat
Departemen Pertanian
Undang-undang Dasar Republik Indonesia
d) Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Tahun Hijriah
Bulan Mei
Hari Jumat
Hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan
e) Sebagai huruf Ipertama namun kata di dalam nama suku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan, kecuali partikel, seperti di, ke, dari, daripada, bagi, yang,
untuk :yang tidak pada posisi awal.
Contoh:
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Lanjutan Pertama
3.8 Penulisan Partikel Pun
Ada dua kaidah berkaitan dengan penulisan partikel pun ini.
a) Partikel pun dituliskan seringkali dengan kata yang mendahuluinya. Hal inikhusunya untuk kata-kata berikut ini, yaitu :
Adapun sungguhpun
Apapun mekipun
Ataupun walaupun
Kalaupun biarpun
Kendatipun bagaimanapun
b) Partikel pun dipisahkan penulisannya jika maknanya dapat dipertukarkan
dengan juga.
Contoh:
Sekalipun rumahnya dekat, sekali pun
belum pernah ia berkunjung ke rumahku.
Ayah, ibu, dan aku ke pesta, adik pun tidak ketinggalan.
28
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 29/70
3.9 Partikel Per
Partikel Per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian-
bagian kalimat yang mendampinginya.
Contoh:
Penonton pertunjukan itu antri satu per satu .
Surat keputusan itu berlaku per 1 april 1996.
Harga buku itu Rp 5.000,00 per biji.
3.10 Penulisan Singkatan
Banyak penulisan yang salah dalam menuliskan singkatan. Bebrapa di
antara singkatan yang di maksud adalah :a.n. ----- atas nama
d.n. ----- dengan alamat
s.d. ----- sampai dengan
u.b. ----- untuk beliau
u.p. ----- untuk perhatian
dkk. ----- dan kawan-kawan
dsb. ----- dan sebaginya
hlm. ----- halaman
tgl. ----- tanggal
perhatian : singkatan untuk dua perkataan menggunakan daua buah titk . sedangkan
untuk tiga kata perkataan justru menggunakan satu titik.
3.11 Angka dan Lambang Bilangan
Angka digunakan untuk menyatakan lambang atau nomor. Ada dua macam
angka yang lazim digunakan dalam menulis, yaitu angka Arab dan angka Romawi.
Pemakaiannya sebagai berikut
a) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Dua belas ----- 12
Dua ratus dua puluh dua ----- 222
b) Penulisan kata bilangan tingkat dilakukan dengan cara sebagai berikut :Mangkunegoro keempat
Mangkunegoro ke-4
Mangkunegoro IV
c) Penulisan kata bilangan tingkat seperti kesatu, kedua, ketiga, kesejuta dan
sebagainya, ke selalu dirangkaikan.
d) Penulisan bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secaraa berurutan,
seperti perincian dan pemaparan.
Contoh :
Adik menonton film itu sampai tiga kali
Ayah membeli dua ratus ekor ayam
29
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 30/70
Alat –alat tulis yang dibelinya terdiri atas: 25 Buku, 2 Penggris, dan
100 lembar kertas folio bergaris.
e) Penulisan lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan
Bandingkan
Panitia itu mengundang 350 orang peserta.
f) Kecuali dia dalam dokumen resmi, seperti akta dan kwitansi bilangan tidak perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus.
Contoh:
Di almari itu tersimpan 25 ( dua puluh lima ) setel pakaian.
3.12 Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti: bahasa
sangsekerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda, bahasa Inggris, dan
bahasa Cina.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi atas dua golongan besar, yaitu:
(1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti:team shuttle cock, dan sebagainya, dan (2) unsur asing yang pengucapan dan
penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal
diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
Misalnya:
Aa ( bahasa Belanda ) menjadi a
Paal ------ pal
Baal ------ bal
Octaaf ------ oktaf
ie jika menjadi i, menjadi i
politiek ------ politik patient ------ pasien
riem ------ rim
q menjadi k
aquarium ------ akuarium
frequensi ------ frekuensi
equator ------ ekuator
uu menjadi u
prematuur ------ premature
vacuum ------ vacuum
y yang media lafal i, menjadi i
dynamo ------ dimano
psychology ------ psikologi
ies menjadi is
30
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 31/70
egoist ------ egois
publicist ------ publisis
teit, ly, menjadi tasuniversiteit, university ------ universitas
3.13 Tanda Baca
Tanda baca yang dipakai untuk menulis bahasa Indonesia berjumlah enam
belas buah, yaitu tanda titik ( . ), tanda koma ( , ), tanda titik koma ( ; ), tanda titik dua ( : ), tanda hubung ( - ), tanda pisah ( - ), tanda ellipsis (…), tanda Tanya ( ? ),
tanda petik (“….”), tanda titk tunggal (‘….’), tanda ulang (…2), tanda garis miring
( / ), dan tanda penyingkat/operator ( ‘ ).
Diantara tanda baca diatas hanya beberapa saja yang dibicarakan disini, yaitu
tanda titik, koma, titik dua dan tanda petik.
a) Tanda titik ( . )
1) tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang .
misalnya: A.S Samsudin
Moh. Yamin
2) tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan
sapaan.
Misalnya :
Dr. (Doctor) dr. (dokter)
Kep. (Kepala) Ir. (Insinyur)
Kol. ( Kolonel) S.H. (Sarjana Hukum)
Sdr. ( Saudara) S.T. (Sarjana Teknik)
b) Tanda Koma ( , )
1) Tanda koma dikai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain darikalimat
Misalnya : kata ayah, “saya akan pergi hari ini.”
2) Perhatikan contoh dibawah ini!
- Surabaya, 26 september 1991
- Siregar, Merari.19920. Azab dan sengsara. Waltervreden: Balai
Pustaka
3) Tanda koma dipakai untuk menggapit keterangan tambahan dan keterangan
aposisi.
Misalnya : Guru saya, pak Dalimin, pandai sekali.
c) Tanda Titik Dua ( : )
31
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 32/70
Tanda titik dua ( : ) dipakai :
1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian
Misalnya : yang kita butuhkan sekarang adalah barang-barang
berikut :
Kursi, meja, dan almari.
2) Sesudah titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu
merupakn pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya : Ketua : Sofyan Hasan
Sekretasi : Budi Santoso
Hari : Jumat
Tanggal : 30 September 1991
3) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya : Ketika memerlukan meja, kursi, dan almari
4) Tanda titik dua dipakai pada (1) di antara dua jilid atau nomor dan
halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (3( di antara
judul dan anakjudul dalam suatau karangan.
Misalnya : Tempo, I 1971, 34:7
Surat Yasin : 9
Karangan Ali hakim, pendidikan seumur hidup sebuah
studi, sudah terbit.
d) Tanda Petik (”….”)
1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya : “ Sudah siap?” Tanya Mira
“ Saya belum siap,” Jawab Mira
2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
dipakai dalam kalimat.Misalnya : Sejak “ Sepatu bola” terdapat pada halam 5 buku itu
Bacalah “ Bola Lampu” dalam buku dari suatu masa
dari suatu tempat.
3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata
yang mempunyai khusus.
Misalnya : Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal
dengan nama “Cutbrai”.
4) Tanda petik mengapit kalimat atau bagian kalimat, kata, atau ungkapan
yang dipakai dalam arti khusus.Misalnya : Kerena warna kulitnya hitam, Budi mendapat julukan
“ si hitam”. (Gatot Susilo Sumowijoyo:1991)
32
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 33/70
BAB IV
KALIMAT EFEKTIF
1. Pengantar
Kalimat merupakan satuan bahasa yang sangat penting dalam penyampaian
suatu gagasan. Bagi seorang penulis, kalimat merupakan sarana penyampai gagasan
yang lengkap dan utuh. Satuan bahasa yang lebih kecil dari kalimat, misalnya: kata atau
frase tidak dapat dikai sebagai alat penyampai yang utuh karena tidak mampu
menampung gagasan yang lengkap. Dalam karangan, kalimat memegang peranan yang
penting karena setiap kalimat menampung gagasan satu butir penulis, yang selanjutnya,
akan merangkai membnetuk gagasan yang utuh.
Keberhasilan seorang penulis dalam menyampaikan gagasannya tergantung pada
fektivitas kalimat-kalimat yang dibuatnya. Kalimat yang dibuat tidak harus panjang-
panjang dan kompleks, tapi cukup berupa kalimat yang pendek, sederhana dan mudah
dipahami oleh pembaca. Penulis akan berhasil jika mampu menbuat karangan dengan
kalimat-kalimat yang apik (well formed) yang dapat menampung gagasan yang
disampaikan sehingga gagasan tergambar secaraa jelas dan lengkap dalam pikiran
pembaca persis seperti yang disampaikan, kalimat demikian itu disebut sebagai kalimat
efektif.
2 Kalimat Efektif
Untuk membuat kalimat yang efektif, penulis harus memperhatikan beberapa
hal. Setidak-tidaknya penulis perlu memperhatikan lima hal yang menjadi ciri kalimatefektif, yaitu (1) kekompakan dan kesatuan, (2) kehematan, (3) kevariasian, (4)
kesejajaran, dan (5) penekanan.
2.1 Kekompakan dan Kesatuan
Seorang pelulis pertama-tama harus memahami bahwa kalimat-kalimat yang
akan dibuatnya haruslah berupa kalimat yang efektif. Kalimat efektif itu mempunyai
struktur yang baik. Setiap kaliamat yang baik harus dengan jelas memperlihatkan satuan
gagasan. Kesatuan gagasan ini keberadaannya dalam kalimat terlihat pada hadirnya
fungsi subject (S), Predikat (P), objek (O), dan dapat pula dilengkapi dengan fungsi
pelengkap (Pel), serta keterangan (K). Jadi, sebuah kalimat yang efektif setidaknya
memiliki unsur S, P, O serta masing-masing unsur fungsi kalimat itu harus terlihatdengan jelas ketidakjelasan kedudukan masing-masing fungsi akan membawa dampak
kekaburan makna kalimat. Perhatikan kalimat berikut,
33
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 34/70
(1) Mentri hukum dan perundang-undangan sedang menertibkan semua hukum
masa lalu dengan segera.
Kalimat (1) jelas maknanya sebab hubungan antara fungsi S (Mentri hukum dan perundang-undangan) dengan P (sedang menertibkan), dan antara P dengan O (semua
produk hukum masa lalu) beserta K (dengan segera) terjalin secaraa baik. Kekompakan
hubungan masing-masing unsur fungsi itu membentuk suatu kepaduan makna kalimat.
Kalimat ini akan menjadi lain sama sekali jika kata-katanya kita susun dengan
sebenarnya menjadi:
(2) Semua produk hukum dengan segera masa lalu sedang menertibkan mentri
hukum dan perundang-undangan.
Makna kalimat (2) diatas menjadi kabur bahkan tidak jelas sama sekali karena
fungsi masing-masing katanya tidak jelas. Unsur fungsi S, P, O, Pel, serta K-nya tidak
jel;as, sehingga kekompakan bentuk dan kesatuan maknanya tidak tercapai. Kekaburan
makna juga akan terjadi jika salah satu dan fungsi-fungsi kalimat tidak ada. Hal inidapat dilihat dari contoh berikut,
(3) Dalam menulis surat bahasa Indonesia sudah lazim menggunakan kata
pendahulu sebagai pengantar isi surat.
Makna kalimat (3) diatas sangat kabur, sebab tidak jelas apa atau siapakah yang
sudah tidak lazim menggunakan kata pendahulunya sebagai pengantar isi surat. Ketidak
hadiran fungsi S pada kalimat (3) menyebabkan kesatuan gagasan kalimat itu tidak
tanpak. Untuk itu kehadiran kata kita (misalnya) sebagai S kalimat tersebut dapat
mengendalikan kesatuan gagasannya, Perhatikan kalimat dibawah ini,
(4) Dalam menulis surat bahasa Indonesia, kita yang sudah lazim menggunakan
kata pendahuluan sebagai pengantar isi surat.
Kelompok kalimat juga hilang karena kesalahan penggunaan kata depan.
Perhatiakan contoh kalimat berikut,
(5) Untuk pengangkutan pupuk dari lini II ke lini IV diserahkan sepenuhnya
kepada Puskud.
Meskipun kelihatannya komunikatif, kesatuan gagasan kalimat ini tetap tidak
terebntuk sebab gagasan pokok yang didukung oleh fungsi S tidak tanpak secaraa jelas.
Agar kalimat tersebut efektif, kata depan untuk sebelum S harus dihilangkan, sehingga
kalimat tersebut menjadi sebagai berikut.
(6) Pengangkutan pupuk dari lini II ke lini IV diserahkan sepenuhnya kepada
puskud
2.2 Kehematan
Kehematan merupakan unsur penting lain yang harus diperhatikan dalam
membentuk kalimat efektif meliputi kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau unsur
kalimat lainnya yang tidak diperlukan. Kehematan ini menyangkut masalah grametikal
dan makna. Kehematan tidak dapat berarti bahwa semua kata penjelas yang berfungsi
menjelaskan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur kalimat yang bisa dihemat
ini meliputi (a) pengulangan bagian-bagian kalimat, (b) pemakaian hiponim, (c)
pemadatan kelompok kata menjadi kata.
2.2.1 Pengulangan Bagian-Bagian Kalimat
Ketika menggabungkan beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk,kita sering mengulang kata-kata yang sama, yang menduduki fungsi yang sama.
Pengulangan ini tidak akan menjadi kalimat menjadi semakin jelas. Oleh karena
34
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 35/70
itu,pengulangan bagian kalimat semacam itu tidak diperlukan. Perhatikan contoh-
contoh berikut,
(7) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah dia tahu adalowongan pekerjaan dimuat di koran harian.
(8) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkan sendiri surat itu ke kantor
pos
Demi kehematan, kedua kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi,
(7a)Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah tahu ada lowongan
pekerjaan dimuat di koran harian
(8a) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkannya ke kantor pos
Penghematan juga dapat dilakukan terhadap bagian-bagian kalimat yang
kehadirannya memang tidak menambah kejelasan, kalimat (9), (10), dan (11) berikut ini
dapat dihemet dengan menghilangkan kata-kata yang dicetak miring dengan dengan
tanpa mengurangi kejelasan isinya.(9) Wawasan Nusantara tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
bagi bangsa Indonesia saja, tetapi juga ikut serta dalam meyujudkan
kebahagian bagi seluruh umat manusia.
(10) Ini adalah merupakn hasil swadaya masyarakat.
(11) Saya akan naik keatas melalui tangga disamping rumah.
2.2.2 Pemakaian Hiponimi
Hiponim merupakan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam makna
kata kelompoknya (hipernimnya). Kata mawar, misalnya, sudah mengandung makna
‘kelompok bunga’ kata senin sudah mengandung makna ‘hari’, dan sebagainya. Itulah
sebabnya, kalimat (12), (13), dan (14) akan lebih efektif bila kata-kata yang tercetak
miring dihilangkan.
(12) Gadis itu sedang menanam bunga mawar di halaman.
(13) Pertemuan itu akan berlangsung pada hari Senin pecan depan.
(14) Saya akan pergi ke Australia pada bulan Agustus tahun depan.
2.2.3 Pemadatan Kelompok Kata Menjadi kata
Bentuk kelompok yang panjang tidak jarang memiliki padanan yang lebih
singkat dan padat. Pemakaian bentuk yang lebih singkat tentunya akan lebih efektif.
Bentuk diberi penafsiran dan diberi makna pada (15) memiliki padanan ditafsirkan dan
dimaknai, begitu pula pemakaian kata menjelaskan lebih singkat dan padat daripadamemberikan penjelasan (periksa (16))
(15) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan
nehara, suatu predikat harus diberi penafsiran dan diberi makna secermat-
cermatnya.
(16) Letjen Prabowo akan memberikan penjelasan kasus kerusakan 12 dan 13
Mei.
Demi kehematan, kedua kalimat itu dapat diubah menjadi:
(15a) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan
Negara, suatu predikat yang harus ditafsirkan dan dimaknai secermat-
cermatnya.
(16a) Letjen Prabowo akan menjelaskan kasus kerusakan 12 dan 13 Mei.
35
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 36/70
2.3 Kevariasian
Yang dimaksud dengan kevariasian di sini merupakan upaya
menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat agar menghasilkan daya informasi yanglebih baik dan tidak membosankan. Tanpa adanya variasi bentuk-bentuk kalimat, suatu
karangan akan terasa sangat monoton dan meletihkan bagi pembaca. Untuk itu, perlu
diperhatikan kevariasian bentuk-bentuk kalimat dalam suatu karangan agar pembaca
merasa terpikat dan mau membacanya sampai tuntas.
Kevariasian bentuk-bentuk kalimat ini dapat berupa upaya untuk menjaga
keseimbangan jumlah antara kalimat panjang dan kalimat pendek, kalimat pasif dan
kalimat aktif, kalimat sederhana dan kompleks, kalimat langsung dan tidak langsung,
kalimat berita, Tanya, dan perintah, serta kevariasaian dalam mengawali kalimat,
misalnya, ada yang dimulai dengan subjek dan ada pula yang dimulai dengan predikat
atau keterangan. Kevariasian struktur kalimat dengan awal yang berbeda-beda ini sangat
baik untuk menonjolkan gagasan sentral kalimat.Jumlah kata yang mendukung sebuah kalimat menetukan panjang, pendek
kalimat. Variasi panjang dan pendek kalimat dalam wacana akan memberikan
kesempatan kepada pembaca untuk berfikir. Sebagai contoh dapat dibaca kalimat nomor
(17) dan (18) dibawah ini.
(17) Para mahasiswa berkumpul di ruang khusus membicarakan tugas-tugas
yang diberikan dosen.
(18) Mereka berdiskusi.
Usaha untuk memunculkan kalimat aktif di samping kalimat pasif dilakukan semata-
mata untuk menghindarkan kebosanan pembaca. Keduanya dapat dilihat pada kalimat-
kalimat di bawah ini.
(19) Pada hari Idul Adha yang lalu H. Muflich menyembelih seekor kambing.
(20) Di samping itu disembelih pula seekor lembu jantan.
Variasi antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk atau kalimat sederhana dan kalimat
kompleks dalam suatu wacana dapat diamati pada contoh kalimat majemuk (21) dan
kalimat tunggal (22) berikut.
(21) Menilai sebuah buku berarti memberikan sarana kepada pembaca untuk
menolak atau menerima kehadiran buku itu.
(22) Oleh karena itu, sebuah buku harus dinilai secaraa keseluruhan.
Pemakaian secaraa bergantian antara kalimat berita, tanya, dan perintah dalam sebuah
wacana sangat mendukung keefektivan daya informasi. Kalimat (23) berikut merupakan
contoh variasi tersebut dalam suatu wacana.(23) Mahasiswa pencinta alam Unair mengadakan ekspedisi ke Gunung Jaya
Wijaya, Irian Jaya.
2.4 Kesejajaran
Pemakaian kata, kelompok kata, atau bentuk kata dalam kalimat hatus dijaga
kesejahteraannya. Bila suatu gagasan kita tempatkan dalam struktur kata benda
(misalnya: dalam bentuk pe-an), maka kata-kata atau kelompok kata yang lain yang
menduduki fungsi gramatikal yang sama harus ditempatkan ke dalam kata benda
dengan bentuk ini. Begitu pula sebaliknya, bila suatu gagasan kita tempatkan ke dalam
struktur kata kerja (misalnya bentuk di-kan dan me-kan), maka kata-kata atau kelompok
kata yang lain yang menduduki fungsi gramatikal yang sama harus dinyatakan ke dalamkata kerja., bentuk itu. Perhatikan contoh (24) dan (25) berikut ini.
36
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 37/70
(24) Setelah diproduksi dan dipak, barang itu tinggal dipasarkan ke daerah-
daerah.
(25) Seorang insinyur telah memecahkan masalah itu dengan caranya sendirikemudian membuat alatnya dan masyarakat tinggal membeli dan
memakainya.
Pada contoh (24) gagasan yang dinyatakan dengan bentuk paralel kata kerja
pasif sedangkan pada contoh (25) gagasan yang sederajat dinyatakan dengan bentuk
paralel kata kerja aktif me-
Kesejajaran bentuk dapat membantu memberi kejelasan unsur-unsur gramatikal
sehingga akan membantu pembaca dalam memahami isi kalimat secaraa keseluruhan .
Oleh karena itu, pemakaian bentuk kata yang berbeda yang menduduki fungsi gamatikal
yang sama akan dapat menyulitkan laju informasi kalimat sehingga kalimat tidak efektif
lagi.
2.5 Penekanan
Setiap kalimat mewakili gagasan penulisnya. Penulis bisaanya ingin
menekankan gagasan yang dianggap penting pada bagian-bagian tertentu. Ada bebrapa
cara yang dapat ditempuh untuk memberikan penekanan terhadap gagasan utama yang
ingin disampaikan oleh penulis.
2.5.1 Posisi Dalam Kalimat
Bahasa Indonesia termasuk ke dalam bahasa yang mempunyai urutan S-P-O.
Oleh karena itu, dalam tuturan yang normal, tidak ada gagasan yang dipentingkan.
Struktur kalimat akan selalu menunjukkan urutan seperti itu, Namun, bila penulis ingin
menekankan bagian-bagian tertentu, penulis tinggal menempatkan bagian yang
ditekankan itu kedalam awal kalimat. Bandingkan kalimat (26) dan (27) berikut.
(26) Peristiwa itu terjadi kemarin
(27) Kemarin peristiwa itu terjadi
Dalam kalimat (26) tidak ada gagasan yang dipentingkan. Dalam kalimat (27)
yang dipentingkan ialah waktu kejadiannya, yaitu kemarin. Memang dalam kalimat
bahasa Indonesia pembalikan urutan kalimat, merupakan bagian dari topikalisasi.
Bagian yang menempati awal kalimat yang dianggap mengalami penekanan
(topikalisasi)
2.5.2 Urutan yang LogisPenekanan bagian kalimat dapat juga ditempuh dengan menyusun secaraa logis
informasi yang ada dalam kalimat. Urutan ittu dapat berlangsung secaraa kronologis,
sesuai dengan proses, atau secaraa bertahap semakin memuncak pada informasi yang
lebih penting.
2.5.3 Pemakaian Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bagian-bagian kalimat tertentu yang dianggap
penting di dalam kalimat. Repetisi ini merupakan upaya yang bertolak belakang dengan
kevariasian. Repetisi dipakai untuk memperoleh efek penekanan gagasan yang dianggap
penting sehingga membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas. Hal yang perlu
diperhatikan dalam repetisi ialah jangan sampai pemakaian repetisi ini berlebihansehingga dapat menghambarkan selera pembaca. Perhatikan contoh berikut.
37
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 38/70
(28) Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan
swasta, keseimbangan domestic dengan luar negeri, dan keseimbangan
perbankan dengan lembaga keuangan nonbank.Kalimat (28) tersebut menjadi lebih jelas maksudnya dengan adanya
pengulangan kata keseimbangan yang dianggap penting.
Dari keseluruhan uraian di atas, kiranya cukup jelas bahwa penyusunan kalimat yang
baik perlu memperbaiki dan menerapkan ciri kalimat efektif di atas secaraa bersama-
sama.
BAB V
PARAGRAF
1 Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian tulisan yang berupa kumpulan kalimat yang
berhubungan secaraa utuh dan padu serta merupak an satu satuan pikiran. Kalimat-
kalimat itu membantu penulis mendukung tesisnya. Paragraf itu sendiri pada dasarnya
dapat dikatakan sebagai esai kecil.
Pengertian paragraf tersebut menggambarkan adanya ciri umum paragraf, yaitu
memiliki kesatuan pikiran, memiliki kohesi dan koherensi, serta memiliki
pengembangan dengan pola penalaran tertentu secaraa taat asas.
Paragraf yang baik harus memperlihatkan suatu maksud atau tema tertentu
dengan jelas. Maksud atau tema itu bisaanya didukung oleh sebuah kalimat utama atau
kalimat topik. Dalam sebuah paragraf harus terdapat satu gagasan. Jadi, tidak
dibenarkan jika dalam satu paragraf terdapat beberapa gagasan yang ditumpukkan.
Kohesi adalah hubungan formal antarkalimat pembentuk paragraf. Denagn
adanya hubungan formal itu, hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain
terjalin secaraa baik dan runtut. Akibatnya, logika pembaca dengan mudah menagkap
maksud dibalik formal itu. Koherensi adalah hubungan makna antar kalimat dalam
paragraf. Makna kalimat-kalimat pembentuk paragraf berhungan secaraa runtut danlogis.
Kekompakan hubungan antarparagraf dapat ditandai secaraa tersirat (koherens)
dan tersurat (kohesif). Penanda koherensi berupa lagu kalimat, situasi pembacaan,
lingkungan topik, pengetahua bersama, dan sebagainya. Penanda koherensi berbentuk
(a) pengulangan kata dan frase kunci, (b) penggunaan kata transisi, (c) pengulangan
kata ganti .
2. Jenis Paragraf
Ada dua cara untuk mengorganisasikan paragaraf, yaitu deduktif dan induktif
disebut paragrat deduktif, karena pokok pikirannya terletak diawal. Paragraf ini sering
disebut juga sebagai paragraf dengan pola memberikan janji ( promise pattern ). Pokok pikiran yang terletak diawal dianggap sebagai janji dan pikiran penjelas yang
menyertainya dianggap sebagai pemenuhi janji itu. Pada sisi lain, paragraf induktif
38
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 39/70
disebut juga dengan paragraf dadakan ( suspense paragraf ). Berikut ini dikemukakan
penjelasan tetntang kedua cara tersebut.
2.1 Paragraf Deduktif
Pada pengoperasian paragraf dengan cara deduktif, penulis menjanjikan kepada
pembaca bahwa ia akan menyampaikan sesuatu dengan janji itu dipenuhi penulis
dengan bagian-bagian berikut. Janji yang telah dinyatakan pada kalimat awal atau
bagian awal paragraf dipenuhi penulis dalam bentuk kalimat-kalimat yang menunjang
janji tersebut. Dalam tulisna yang lebih besar, janji merupakan tesis tulisan. Berikut ini
dikemukakan contoh paragraf yang diorganisasikan dengan pola deduktif dengan pokok
pikiran berada pada kalimat kedua.
Contoh 1:
Retorika sebagai salah satu disiplin ilmu telah berkembang sejak kurang
lebih dua puluh tahun yang lalu. Dengan jangka waktu yang demikian panjangitu tentu retorika mengalami berbagai macam perkembangan. Pada suatu saat,
retorika berkemabng pesat dengan memunculakan tokoh-tokoh retorik yang
berfikir cemerlang dan menghasilkan karya-karya besar. Pada saat yang lain,
retorika dipandang sebagai disiplin ilmu yang tidak ada manfaatnya, bahkan
diragukan ekstensinya sebagai suatu ilmu. Akibatnya, retorika mengalami masa
suram, tidak ada perkembangan yang berarti. Setelah masa suram itu, bangkit
lagi pikran-pikiran baru yang menghasilkan wawasan baru dalam retorika.
Keadaan seperti ini sebenarnya merupakan hal yang bisa terjadi dalam setiap
disiplin ilmu (syafi’ie, 1988:7).
Kalimat kedua, Dalam jangka waktu yang demikian panjang itu tentu retorika
mengalami berbagai perkembangan, merupakan janji dan sekaligus pokok pikiran
paragraf tersebut. Kalimat itu merupakan generalisasi sejarah pasang surut retorika.
Bisaanya, paragraf deduktif berangkat dari generalisasi sebagai pangkal tolak.
2.2 Paragraf Induktif
Kebalikan paragraf deduktif adalah induktif. Paragraf jenis ini disebut juga
dengan paragraf dadakan (suspense paragraf). Dengan pengorganisasian dengan cara
induktif, penulis menempatkan ide pokok pada bagian akhir. Teknik ini membiarkan
penulis berkosentrasi pada detail dan membiarkan pembaca berada dalam ketegangan
menuju maksud paragraf. Dengan teknik ini, paragraf lebih dramatic dan menarik.
Pokok pikiran paragraf jenis ini sering berbentuk generalisasi. Generalisasi inidapat berdasarkan fakta, asumsi, atau Andaian; fakta atau pernyataan yang dianggap
benar meskipun belum tentu atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pernyataan yang
berdasarkan cita rasa orang atau keyakinan subjektif tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Generalisasi juga sering diperkuat dengan contoh, rincian, penjelasan,
pengkhususan, dan ilustrasi. Berikut ini dikemukakan contoh paragraf jenis deduktif
yang diperkuat dengan penjelasan (contoh 2) dan ilustarsi (contoh 3).
Contoh 2:
Kebudayaan suatu bangsa dapat dikembangkan dan diturunkan kepada
genersi-generasi mendatang melalui bahasa. Semua yang berada disekitar
manusia, misalnya peristiwa-peristiwa, hasil karya manusia, dan sebaginya dapat
diungkapkan kembali dengan bahasa pula. Semua orang menyadari bahwasemua kegiatan masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Memang, bahasa
39
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 40/70
merupakan alat komunikasi yang panjang, efektif, dan efesien (soedjito dan
hasan, 1990).
Contoh 3:
Jam meja yang bisaanya berdering puluk 05.00 untuk membangunkan
diriku tadi pagi membisu jarena lupa diputar. Akibatnya, aku terlambat bangun.
Cepat-cepat aku pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun habis dan
lupa membelinya kemarin sore. Mau berpakaian, semua baju kotor sehingga
terpaksa memakai baju yang sudah dipakai beberapa hari berturut-turut. Ketika
mau sarapan, ansi belum matanmg. Tambahan lagi sewaktu menunggu
kendaraan umum untuk pergi ke kantor, kendaraan selalu penuh, padahal
mendung hitam mengelantung diangkasa. Akhirnya, adapatkan bus yang
kosong, malangnya setelah aku tumpangi beberpa menit, bus itu pun mogok dijalan. Turun dari kendaraan, baru melangkah satu dua langkah disambut hujan
lebat dicurahkan. Tidak hanya basah kuyup dan terlambat, dikantor pun dapat
ocehan dar “boos”, sungguh sial benar hari ini (taringan, 1987 dengan
modifikasi).
Pada contoh 2 dan 3 diatas terasa adanya ketegangan. Ketegangan itu timbul
karena pembaca tidak segera mendapat inti tulisan. Inti tulisan tersebut baru di
dapatsetelah pembaca sampai pada bagian akhir paragraf. Dengan kata lain, paragraf
induksi memaksa pembaca untuk membaca sampai bagian akhir paragraf. Hal ini
berbeda dengan paragraf deduksi, dalam paragaraf deduktif, pembaca tidak selalu
dituntut untuk membaca sampai akhir paragaf.
3 Pengembangan Paragraf
Ada dua cara pengembangan paragaraf, yaitu pengembangan dengan analisis
penalaran atau penjelssan dan pengembangan dengan ilustrasi. Metode yang pertama
memanfaatkan logika deduktif, khususnya silogisme, dan yang kedua memanfaatkan
logika induktif.
3.1 Pengembangan dengan Analisis Penalaran
Pengembangan dengan analisis penalaran atau penjelasan menunjukkan bahwa
kalimat-kalimat dalam paragraf bertautan erat tidak saja dengan kalimat topik, tetapi juga dengan sesama kalimat penjelasannya. Perpautan itu dapat dirinci sebagai berikut.
3.1.1 Pengurutan Gagasan yang Logis
Dalam penulisn suatu permasalahan, kadang-kadang penulis berhadapan dengan
ide atau tindakan yang amat menarik, sangat penting, sangat berguna, sangat praktis,
atau sangat bernilai. Dalam contoh 4, terdapat lima buah cara yang dapat dipilihuntuk
meninggalkan kampus, mudik, pada libur lebaran. Tiap-tiap cara dapat dipilih
berdasarkan pertimbangan harga, kecepatan, keamanan atau kebahayaan, kepraktikan,
kemenarikan, dan keterpercayaan. Seorang penulis dapat menawarkan ssalah satu cara
dengan mengemukakan tingkat urutannya berdasarkan salah satu atau keseluruhan
factor tersebut.Contoh 4:
40
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 41/70
Kepada para mahasiswa yang belum pernah berjuang dalam desakan arus
mudik lebaran, saya ssampaikan cara terbaik untuk dapat meninggalkan kampus
menjelang hari raya. Membonceng truk kurang dibenarkan disamping juga berbahaya (tidak cukup terpercaya), lebih-lebih untuk wanita. Kapal terbang
memang cepat, tetapi bandaranya jauh dari kampus. Lebih dari itu, belum tentu
bisa lengsung menuju kota tujuan di samping bisa jadi harga tiket terjangkau.
Transportasi yang terpercaya adalah kereta api, tetapi trasportasi ini sering
terlambat hingga berjam-jam. Pulangdenagn mencarter mobil, tanpaknya lebih
baik daripada neik kereta api terutama jika ada teman yang satu tujuan. Namun,
harga carter mobil dapat berlipat tiga hingga empat kali harga pada hari bisaa.
Transportasi yang paling terpercaya bagi mahasiswa adalah bus. Busnya dua
minggu sebelum dan sesudah lebaran semua bus cadangan dioperasikan. Di
samping itu harga tiket relative murah. Kecepatannya pun tidak diragukan.
Lebih baik lagi jika mendapatkan bus cepat atau bus patas. Kedua bus ini tidak berhenti di kota-kota kecil (Tibbets, 1991:227 dengan modifikasi)
Contoh diatas mengacu pada gradasi berdasarkan keterpercayaan.
3.1.2 Penghubungan Sebab Akibat
Dalam pengembangan paragaraf dengan penghubungan sebab-akibat, analisis
logis dilakukan denagn menerangkan mengapa suatu hal terjadi. Hasil ditunjukkan oleh
kalimat utama, sedangkan sebab-akibatnya ditunjukkan oleh kalimat penjelasnya.
Contoh 5:
Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagian hidup berkeluarga.
Ibu tidak harus selalu merana karena setiap tahun melahirkan. Bapak tidak pula
terlalu pusing untuk memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya. Anak pun tidak terlantar hidupnya (Ardiana,1993).
3.1.3 Pemrosesan
Pengembangan dengan pemrosesan dilakukan untuk menjelaskan suatu atau
melakukan sesuatu. Pada pengembangan ini menJawab oleh pertanyaan “bagaimana”
dan bukan “mengapa”. Pengembangan ini bersifat pemerian karena tidak diminta
membuktikan.
Contoh 6 :
Novel “pop” diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip objektivitas terhadap pembaca missal. Penulis berusaha mencari kecenderungan terbesar dari selera
pembaca. Bahkan, penulis berusaha menciptakan dan mempengaruhi pembaca
itu dari tema, gaya, dan latarnya. Penekanan yang paling penting dalam novel
pop adalah pada plot ceritanya yang memikat dan memaksa. Polt ini berusaha
meneggelamkan kesadaran individual membaca dan menyeretnya kedalam
konflik yang diciptakan (Ahmadi, 1990:88 dengan modifikasi)
3.1.4 Pendefinisian
Pengembangan dengan pendefinisian dilakukan jika penulis bermaksud
menjelskan kata atau frase. Yang dilakukan pada pengembangan dengan definisi ini
lebih berfokus daripada yang dilakukan oleh penulis kamus. Kata “dunia” mengandung banyak makna (1) bumi dengan segala yang terdapat padanya, (2) alam kehidupan, (3)
semua manusia yang ada dimuka bumi, (4) lingkungan atau lapangan kehidupan, (5)
41
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 42/70
segala yang bersifat kebenaran (KBBI, 1998). Dan kalimat makna tersebut hendaklah
dibatasi makna yang menjadi focus pembahasan, agar pembahasan terarah, sistematis,
dan terbatas.Penulisan definisi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) konsep tidak
boleh dibatasi oleh konsep itu sendiri, (b) unsur pentingnya tidak boleh ditinggalkan.
Agar definisi itu jelas, penulis perlu memperhatikan empat langkah: a) klasifikasi
konsep, b) penetuan ciri khas konsep, c) pemberian definisi terbatas tentang istilah
khasus, dan d) contoh sebagai ilustrasi
Contoh 7 :
Apa dan siapakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berpahala.
Mereka berbuat baik, melaksanakan kewajiban dengan baik. Pahlawan tidak
menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang
lain. Mereka berbuat atas dasar idealisme, cita-cita luhur, berjuang untuk
kepentingan umum, membela nusa, bangsa, dan Negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak menonjol-nonjolkan diri, tidak ingin disanjung dan
dijunjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas, rela berkorban, dan tanpa
pamrih (Ardiana, 1993).
3.2 Pengembangan dengan Ilustrasi
Metode pengembangan dengan ilustrasi memanfaatkan induksi (yang khusus
menuju ke yang simpulan). Metode ini dirinci sebagai berikut.
3.2.1 Pencontohan
Dalam pengembangan jenis ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian
disebutkan rincian-rinciannya berupa contoh-contoh konkret. Percontohan merupakan
variasi dari pengembangan dengan rincian. Gunanya agar kalimat topik telah menarik
dan lebih meyakinkan dengan menjajakan contoh kongrit.
Contoh 8:
Kata-kata seperti: saya, badan, pasar, meja, bendera, kursi, dan
sebagainya merupakan kata serapan yang sudah mewarga. Berbeda halnya
dengan kata-kata seperti: akhlak, maaf, disrtai, proklamasi, suksus, proses,
adator, dan sebaginya merupakan kata-kata yang masih terasa serapan asingnya.
Memang kata serapan dari bahasa daerah dan bahasa asing ada yang telah lama
diserap, tetapi ada pula yang masih baru. Baik yang lama maupun yang masih
baru. Ada yang benar-benar telah menjadi warga bahasa Indonesia (Ardiana,1993 dengan modifikasi)
3.2.2 Pembandingan dan Penetangan
Pembandingan berarti menunjukkan persamaan, sedangkan sedangkan
mempertentangkan adalah menunjukkan perbedaan. Ada tiga metode untuk mengolah
perbandingan dan pertentangan yaitu blok, persamaan-perbedaan, dan bagian-
perbagian. Untuk membadingkan A dan B dapat digunakan variasi ketiga metode
tersebut:
Metode Teknik Pembandingan
Blok 1. Pengantar pokok bahasa2. Membahasa A (transisi)
3. Membahasa B
42
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 43/70
4. simpulan
Persamaan – perbedaan 1. Pengantar pokok bahasan
2. membahasa persamaan A dan B3. Membahasa perbedaan A dan B
4. Simpulan
Bagian per bagian 1. Pengantar pokok bahasan
2. Membahasa butir 1 dari A dan B
3. Membahasa butir 2 dari A dan B
4. simpulan
Contoh 9:
Bagaimana menjadi gadis yang diasuh oleh dua orang tua yang masih
bujangan?. Ketika berumur sepuluh tahun, ibu saya meninggal. Denganterpaksa
saya diasuh oleh kedua paman saya. Paman Arthur dan Alan. Usia keduanya
masih hamper berkepala empat. Dulu Arthur pernah menikah, tetapi istrinya
kabur. Alan belum pernah menikah, kata orang dia amat benci kepada wanita.
Sebagai dua orang yang bersaudara, mereka memiliki persamaan dan perbedaan
kepribadian, terutama tanpak dalam caranya memperlakukan saya. Begitu tahu
mereka kalau saya kerja sambilan di bioskop[ local, keduanya melarang saya.
Keduanya berpendapat bahwa tempat wanita adalah dirumah. Alan langsung
memaksa saya berhenti, sedangkan Arthur bersikap lebih lunak dengan
mendatagi manajer bioskop dan mengertaknya karena memperkerjakan wanita
dibawah umur. Dalam menyangkut diri pribadi saya, mereka amat bersebrangan.
Alan sangat protektif terhadap diri saya menyangkut teman pria dan kencan.
Sebaliknya, Arthur mendorong saya agar berpacaran sebab dia ingin saya tidak kehilangan masa muda saya. Alan tidak minum tetapi Arthur seorang alkoholik.
Dia tidak hanya minum, tetapi dia juga suka melihat orang minum. Dialah yang
pertama kalimengajariku minum. Bagi alan setiap tetes yang memabukkan
adalah syetan. Dia sangat membenci kebisaaan Arthur, tetapi dia tidak pernah
berhasil menyerang Arthur yang gampang memikatnya itu. Demikianlah kedua
paman saya itu, meski mereka banyak berbeda, kedua paman saya iu sangat
memperhatikan saya. Ketika saya lulus SMA tahun lalu, keduanya dating
kewisuda saya naik pick up. Alan memakai stelan jas terbaiknya, satu-satunya
yang dimiliki dan sudah ketinggalan zaman sejak dua puluh tahun lalu. Arthur
berdandan seperti raja dan dia harus dipapah keluar ruang wisuda karena terlalu
mabuk. Benar-benar keluarga yang aneh, namun hanya mereka yng aku milikidan dalam banyak hal mereka yang kuperlukan.
Cermati dan temukan menggunakan metode manakah pertentangan dan perbandingan
pada contoh tyersebut,
3.2.3 Pengisahan
Pengembangan dengan pengisahan dilaksanakan untuk meyakinkan pembaca
pada eksposisi atau persuasi. Yang enonjol pada paragraf pengisahan tokoh dan alur,
rangakain peristiwa yang bertautan.
Contoh 10:
Pada tahun 1977 ia lulus ujian Negara MTs. Satu setengah tahun berikutnya ia lulus ujian Negara PGA 4 tahun yang hamper saja tidak diikutinya
karena sudah cukup dengan ijazah MTs. Padahal, dngan ijazah PGA 4 tahun ia
43
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 44/70
dapat melanjutkan ke PGAN Kudus langsung kelas dua pada tahun 1979 dan
lulus tahun 1981. ia baru saja benar-benar berminat melanjutkan studi ketika
hamper tamat PGAN Kudus dan pada tahun 1981 memang diterima dijenjangD3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Surabaya. Pada tahun
berikutnya, ia dan teman-temanya secaraa klasifikasi ditransfer kejenjang S1
sapai lulus pada tahun 1985. (Asrori, 1998 dengan modifikasi).
3.2.4 Pemeriaan
Bagaimana pengembangan dengan pengisahan, pengembangan dengan
pemeriaan dimaksudkan untuk meyakinkan pada tulisan eksposisi atau persuasi. Hal
pentingdari pengembangan dengan pemerian adalah adanya kesan indra yang diperoleh
pembaca, seolah pembaca melihat, merasa, meraba, atau membau objek yang diperiksa.
Contoh 11: ( E. Yono Hudiyono :2001)
Sejauh saya tertegun. Saya yakin tadi selesai membaca, lampu kamar telah saya matikan. Tetapi, mengapa kini mendadak benderang? Heran,bilik
dalam pun tiba-tiba menjadi seperti dalam ruangan pertemuan. Belasan meja
berlapis formika putih diatur membentuk huruf U yang kaku. Meja siapakah ini?
Siapa pulaorang-orang ada disekelilingku? Andai ini suatu sidang, megapa
semua terdiam? Ini sangat aneh (Marahimin, 1994:56)
44
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 45/70
BAB VI
KARYA TULIS ILMIAH
1 Penulisan karya Ilmiah
1.1 Pengantar
Sudah banyak buku yang membicarakan karya tulis ilmiah. Akan tetapi, sampai
saat ini masih banyak mahasiswa yang “kurang tanggap” dan “binggung” dalam hal
penulisan karya ilmiah. Selain itu, masih banyak diantara mereka yang masih mencari-
cari model dan teknik penulisan terbaru, yang dapat dipertanggung Jawabkan latar
belakang serta kebenarannya, khususnya dari segi kebisaaan. Oleh karena itu, bagian ini
berusaha mengupas model dan teknik penulisan karya ilmiah dengan pengkhususan
landas tumpu pada masalah kebahasaan.
1.2 Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilimiah adalah karya berdasarkan ilmu pengetahuan yang berdasarkan
fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar
(Brotowijoyo, 1985:8-9). Sebab itu, suatu karya dapat disebut ilmiah apabila karya itu
telah menuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan.
1.3 Model Penulisan Karya Ilmiah
Dari sisi segi penulisan, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
karya ilmiah resmi dan karya ilmiah subresmi. Karya ilmiah resmi ialah karya ilmiah
yang model penulisannya dan urut-urutannya sudah ditentukan dengan secaraa lengkap.
Jadi, ada bagian—bagian yang harus ada dan bisaanya dieksplisitkan dengan kata yang
sama, missal: judul, kata pengantar, daftar isi (untuk karangan yang lebih dari sepuluh
halaman), pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan seterusnya. Landasan teori ( dapat juga dengan kata lain yang berfungsi
sama), metodologi penelitian, analisis, daftar pustaka dan lampiran. Yang termasuk
dalam kelompok ini ialah tesis, skripsi, disertasi, laporan penelitian, dan lain-lain.
Adapun karya ilmiah subresmi ialah karya ilimiah yang model penulisannyatidak ditentukan secaraa lengkap, misal:cukup ada bagian yang berfungsi sebagai judul,
pendahuluan, isi, dan penuup (bagian-bagian ini tidak harus dieksplisitkan dengan kata
45
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 46/70
yang sama, yaitu judul, pendahuluan, isi, dan penutup, tetapi dapat juga dengan kata-
kata lain yang berfungsi sama).Selain itu, dapat juga ditambahkan daftar pustaka dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah makalah, artikel, dan sebagainya.Jadi, dalam kelompok ini termasuk juga kelompok karya ilmiah popular.
1.4 Perumusan Topik, Tema, Judul, Tujuan dan Tesis
Sebelum seseorang menulis karya ilmiah, dia harus tahu topik apa yang akan
ditulisnya. Topik adalah proposisi yang berwujud frase atau kalimat yang menjadi inti
pembicaraan atau pembahasan (moelono, 1988:351). Topik tidak sama dengan tema
karena topik merupakan rincian penjabaran tema, sedangkan tema lingkupnya lebih luas
daripada topik dan bisaanya lebih abstrak. Tema “Pengajaran Bahasa” misalnya, dapat
dibagi menjadi beberapa topik seperti (1) Pengajaran Bahasa Indonesia di SD, (2)
Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (3) Pengajaran Bahasa Indonesia
untuk Orang Asing.Suatu topik adakalanya diangkat menjadi judul. Di samping itu, suatu topik
dapat pula dijabarkan menjadi beberapa judul. Walaupun demikian, haruslah selalu
dinggat bahwa topik tidak sama dengan judul karena judul adalah nama yang diberikan
pada suatu tulisan. Berdasarkan topik “Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi” dapat dibuat judul “ Peran dosen dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi”.”Sikap Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Bahasa Indonesia”, dan
sebagainya.
Selanjutnya, suatu karya ilmiah pasti mempunyai tujuan, berdasarkan topik”
Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi” ditentukan tujuan “untuk
menunjukkan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik bagi mahasiswa”
Topik tujuan inilah yang akan menunjukkan tesis. Tesis adalah tema yang
terbetuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapi melalui topik yang
bertindak sebagai gagasan sentral kalimat (Keraf,1980:117).
Tesis dapat berbentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk tidak disarankan
adanya tesis yang berbentuk kalimat majemuk setara karena kalimat majemuk setara
menunjukkan adanya gagasan sentral, fungsi sebuat tesis dalam sebuah karya ilmiah
sama dengan kalimat topik dalam suatu paragraf. Contoh topik tujuan, dan tesis (Keraf,
1980:117).
Topik : Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
Tujuan : Pentingnya penguasan bahasa Indonesia yang baik bagi masyarakat
Tesis : Pengajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan di perguruan tinggi karena dengan penguasan yang baik seorang mahasiswa akan dapat memahami literature dn
dapat dengan lancar dan teratur mengungkapkan pikirannya baik secaraa lisan
maupun tulis.
1.5 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Teknik penulisan karya ilmiah subresmi tidak begitu rumit, lebih luwes. Oleh
sebab itu, penjelasn mengenai teknik penulisan berikut ini akan banyak berkisar teknik
penulisan ilmiah resmi. Walaupun demikian, penjelasan yang perlu untuk karya ilmiah
subresmi juga akan dikemukakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing bagian
dalam karaya ilmiah.
1.5.1 Judul
46
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 47/70
Judul hendaknya meberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan
atau ruang lingkup masalah yang akan dibahasa. (Sudjiman dan Sugono, 1984:4)
Selain itu judul harus sesingkat-singkatnya tanpa mengurangi esensinya, harus dibuat provoktif sehingga dapat metrangsang keingintahuan pembaca, dan judul harus relevan
dengan isi yang dikarangnya. Berikut ini adalah salah satu cara menulis halaman judul,
misal: untuk tugas-tugas di perguruan tinggi.
(1) Judul dan anak judul (kalau ada) ditulis dapat baris atas dengan jarak tepi kertas
(pias atas) lebih kurang 3 cm.
(2) Judul dan anak judul ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan
tanda baca (kecuali dalam karya ilmiah popular) Apabila menggunakan huruf cetak,
judul dapat ditulis dengan huruf yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan
anak judulnya.
(3) Dalam bentuk ketik, anak judul dipisahkan dari judul dengan tanda titik dua.
(4) Nama penulis termasuk keterangan yang menyertai (misal : nomor registrasi) ditulis di tengah di antara judul dan nama jurusan, fakultas dan perguruan tinggi.
Nama penulis dan keterangan yang menyertai ditulis dengan huruf kecil kecuali
huruf awal kata-kata yang bukan kata tugas. Penulisan nama penulis dan keterangan
yang menyertainya tidak diakhiri dengan tanda baca apapun.
(5) Pada bagian bawah dengan jarak lebih kurang sama dengan jarak judul dari nama
penulis ditulsikan secaraa berurutan kebawah nama program (kalau ada), nama
jurusan, nama fakultas, nama perguruan tinggi, nama kota, dan tahun penyusunan.
Pada bagian ini huruf kapital hanya digunakan pada huruf awal kata yang bukan
kata tugas. Pias bawah berjarak lebih kurang 3,5 cm.
Catatan: Apabila judul disebut-sebut pada bagian ini secaraa keseluruhan (termasuk
kata penngantar, pendahuluan, penutup), judul ditulis di antara tanda petik dengan
menggunakan huruf kecil kata yang bukan kata tugas.
1.5.2 Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan suatu keterangan yang berfungsi sebagai pengantar
suatu karya yang tertera di bagian depan suatu karangan. Secara lengkap, hal-hal yang
terdapat dalam suatu kata pengantar adalah sebagai berikut.
(1) Ucapan syukur (kalau ada)
(2) Penjelasan mengenai tugas pembuatan (kalau ada)
(3) Penjelasan mengenai garis besar isi(4) Ucapan terima ksih kepada pihak-pihak yang telah membantu
(5) Sumbang saran an harapan penulis
(6) Penyebutan tempat, tanggal, bulan, dan tahun penulisan, serta penyebutan nama atau
identitas penulis
Kata pengantar sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital. Tempat penulisan kata
pengantar sebaiknya disesuaikan dengan model yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah itu, model simetris atau model lurus (Kisyani-Laksono,1990:22). Sebagai tajuk,
kata penhantar ditulis dari margin atau tepi diturunkan sepertiga teks (Sudjiman dan
Sugono, 1987, Proyek Penelitian bahasa dan Sastar Indonesia dan Daerah Jawa
Timur,1985).
Nama tempat (kota), tanggal. Bulan, dan tahun penyusunan karya ilmiahditempatkan pada bagian bawah dengan jarak empat spasi dari baris akhir teks tanpa
diakhiri dengan tanda baca apapun (misal : Surabaya, 12 Februari 2000). Nama penulis
47
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 48/70
dapat ditempatkan di bawah nama tempat dengan nama tempat jarak dua spasi dan
tanpa diakhiri tanda baca apapun. Penempatan nama penulis dibawah nama tempat
dianggap menguntungkan karena terlihat jelas dan sesuai dengan kebisaaan penulisan diIndonesia (bandingkan dengan bentuk surat resmi Indonesia baru).
1.5.3 Daftar Isi
Daftar isi berguna untuk memudahkan pencarian hal-hal yang dikehendaki oleh
pembaca. Oleh karena itu, nomor halaman dalam daftar isi harus sesuai dengan nomor
halaman dalam naskah. Daftar isi baru diperlukan apabila suatu karya ilmiah sudah
lebih dari sepuluh halaman (Sujdiman dan Sugono, 1986:4)
Susunan derajat penomoran dalam daftar isi dapat bervariasi. Sistem yang
dipakai bisa sistem huruf dan angka sistem digit dengan model lurus atau medel lekuk.
Apabila yang digunakan sistem digit, derajat penomoran hendaknya dibatasi sampai
empat angka setelah itu dapat meminjam model dari sistem huruf dan angka( peminjaman dimulai dari a)
Contoh:
(a) Sistem Huruf dan Angka
Model Lurus Model Lekuk
I. BAB I.BAB
A. SubBab A. Sub Bab
1………………. 1……………….
2………………. 2……………….
a………………. a……………….
b………………. b……………….
1)……………… 1)…………….
2)……………… 2)…………….
a)……………… a)……………
b)……………… b)……………
(1)…………….. (1)…………..
(2)…………….. (2)…………..
(a)…………….. (a)…………
(b)……………. (b)…………
(b) Sistem Digit
Model Lurus Model Lekuk
I. BAB I.BAB
I.I Sub Bab I.I Sub Bab
I.I.I………………… I.I.I………………..
I.I.I.I…………………… I.I.I.I………………………
Atau
BAB I………… BAB I…………….I.I Sub Bab I.I Sub Bab
I.I.I………………… I.I.I…………………….
48
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 49/70
I.I.I.I…………………… I.I.I.I………………………
Daftar isi sebagi tajuk ditulis dengan huruf kapital dan ditempatkan pada barisyang berjarak sepertiga teks dari margin atau (lebih kurang sepuluh cm dari tepi kertas).
1.5.4 Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi untuk mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan
suatu masalah. Seperti halnya dengan bagian lain, pendahuluan ini dapat berdiri sendiri
sebagai satu bab seperti pada kerya ilmiah resmi (misal: dalam buku ilmiah, skripsi, dan
lain-lain) dan dapat juga langsung menyatu dengan karangan atau dituliskan pada awal
karangan seperti pada karya ilmiah subresmi (missal: artikel, jurnal, dan lain-lain)
Suatu pendahuluan yang lengkap dalam kata ilmiah resmi akan menyajikan latar
belakang dan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup, teori atau pendapat yang
dipakai, sumber data, metode dn teknik, serta matematika penyajian (Sujdiman danSugono, 1986:4). Akan tetapi, bagian teori atau landasan teori dapat juga dipisah
tersendiri dalam bab berikunya setelah bab pendahuluan. Demikiana pada bagian
sumber data metode dan teknik dapat juga dipisah dalam bab tersendiri setelah
teori/landasan teori. Tidak setiap karya ilmiah harus mempunya pendahuluan yang
lengkap seperti itu. Dalam beberapa karya ilmiah subresmi, bagian-bagian dalam
pendahuluan itu pun tidak harus terpisah secaraa eksplisit tetapi dapat juga disatukan
dalam satu uraian yang berjudul pendahuluan (misal buku ilmiah). Pendahuluan dapat
juga langsung menyatu dengankarya ilmiah (misal : artikel, amkalah).
Sebagai tajuk pendahuluan diatas dengan huruf kapital dan ditempatkan pada
baris yang berjarak sertiga teks dan margin atas. Letak penu;lisannya disesuaikan
dengan model penulisan yang digunakan (model penuh atau simetris).
1.5.5 Isi
Bagian ini berisi inti karya ilmiah yang menguraikan masalah pokok yang
dibahasa. Bagian ini bisa terdiri atas satu bab tetapi juga lebih dari satu bab, tergantung
Dario keluassan masalah yang dibahasa. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini (apabila
lebih dari satu bab) adalah kesamaan bobot dari masing-masing bab dan berkaitan
antarbab.
Tajuk yang terdapat pada bagian ini ditulis dengan huruf kapital dan
ditempatkan pada baris yang berjarak sepetiga teks dari margin atas (lebih kurang
sepuluh cm dari tepi kertas atas).Secaraa garis besar bagian isi mengungkapkan uraian masalah, analisis dan
interpretasi, ilustrasi atau contoh-contoh konkret, tabel, bagan, dan gambar (jika ada),
serta simpul pembahasan/interpretasi.
1.5.6 Penutup
Bagian penutup/penutupan (sejajar dengan pe-an dalam “pendahuluan”) berisi
simpulan dan saran. Simpulan merupakan Jawaban permasalahan yang dikemukakan
dalam pendahuluan (bagian rumusan masalah). Oleh sebab itu, simpulan merupakan
suatu “pendapatan” dari olahan bagian isi. Simpulan bukan suatu rangkuman atau
ikhtisar. Simpulan pada bagian penutup merupakan suatu hasil keseluruhan dari suatu
karya ilmiah (bandingkan dengan simpulan yang terdapat pada bagian isi).Apabila penulis merasa perlu mengemukakan saran, maka saran dapat
disampaikan pada bagian ini (setelah simpulan).Saran yang disampaikan adalah saran
49
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 50/70
yang berhubungan dengan pembahasan masalah dalam karya itu, baik saran untuk
waktu itu atau untuk waktu yang akan datang.
Bagian penutup sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital dan ditempatkan pada baris yang berjarak sepertiga teks dari margin atas.
1.5.7 Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar buku, majalah, artikel, makalah, dan lain-lain yang
dipergunakan sebagai acauan dalam suatu karya ilmiah. Daftar pustaka dapat dipakai
sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan seberapa jauh wawasan penulis. Akan
tetapi, suatu artikel dapat mencantumkan catatan pustaka. Oleh sebab itu, sebelum
membahasa daftar pustaka secaraa rinci, berikut ini akan disajikan hal-hal yang erat
kaitannya dengan daftar pustaka, yaitu teknik pengutipan atau catatan pustaka dan
catatan kaki, kemudian daftar pustaka.
(a) Teknik pengutipan
Kutipan atau dalam karya ilmiah lazim disebut sebagai catatan pustaka, adalah
pernyataan atau keterangan yang diambil dari buku bacaan. Kutipan ini
dimaksudkan untuk menunjang atau memperkuat ide-ide yang dikemukakan dalam
suatu karya ilmiah. Penampilan kutipan, juga dimaksudkan sebagai
pertanggungJawaban moral penulisan dalam hubungannya dengan kelaziman dalam
karya ilmiah. Dalam karya ilmiah resmi, sumber informasi yang terdapat dalam
catatan pustaka harus terdapat dalam daftar pustaka.
Kutipan atau catatan pustaka, bisa langsung dicantumkan dalam teks sehingga
memudahkan pembaca. Penggunaan singkatan ibid,op.cit, dan loc.cit, sudah mulai
ditinggalkan orang, sebab sering menyulitkan bembaca.
Kutipan bisa ditulis sama persis dengan teks aslinya, bisa juga ditulis dengan
bahasa dan gaya pengitupan sendiri tanpa mengurangi maksud teks aslinya. Kutipan
langsung yang kurang dari empat baris, ditempatkan langsung dalam teks diantara
tanda petik dengan baris sama dengan baris dalam teks.
Contoh:
Jadi, kita harus mengunakan tanda pisah.” Dalam pengetikan, tanda pisah
dinyatakan dengan dua tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya
(Depdikbud, 1984:414).”
Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih, ditempatkan tersendiridibawah garis yang mendahuluinya. Kutipan ditulis tanpa tanda menjorok kedalam
lima ketukan dari margin kiri (seperti paragraf) dengan jarak antarbaris satu spasi.
Contoh:
Menurut Keraf (1982:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mepengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta sedemikian rupa,
sehingga ia menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar
atau tidak.
Teknik pengutipan seperti diatas, sudah mulai ditinggalkan orang.Dewasa ini baik kutipan langsung maupun kutipan tak lansung, ditempatkan
didalam teks dengan jarak baris sama dengan baris yang lain.
50
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 51/70
Catatan: Apabila sumber acuan tertulis dalam bahasa asing, semua unsur bahasa
asing diberi garis bawah pada tiap katanya atau dicetak dengan huruf miring.
Berikut akan dipaparkan teknik pengutipan dalam urutan karya ilmiah.
(1) Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya sebagai
berikut. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,
kemudian tulislah nama akhir pengarang, berikutnya cantumkan tahun terbit,
titk dua dan nomor halaman di dalam kurung, baris kutipan ditampilakan
baik langsung maupun tidak langsung.
Contoh:
Dalam hal ini, Keraf (1989:133) menyatakan bahwa hubungan
logis dari pokok-pokok yang tercakup dalam kerangka karangan seperti
tanpak pada contoh atas, diperlhatkan dengan identitas tertentu, berupa
penempatan pokok-pokok itu sejajar secaraa vertical.
(2) Jika nama pengarang dicantumkan setelah kutipan, ketentuannya sebagai
berikut:
Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, tampilkan
kutipan, kemudian sebutkan nama akhir pengarang, tanda koma, tahun
penerbit, titik dua, dan nomor halam dalam kurung, dan diakhiri dengan
tanda titik.
Contoh:
Dalam hal ini dinyatakan bahwa hubungan logis dari pokok-
pokok yang tercakup dalam kerangka karangan seperti tanpak pada contoh
diatas, diperlihatkan dengan identitas tertentu, berupa penempatan pokok-
pokok itu sejajar secaraa vertical (keraf,1989:155).
(3) Jika ada dua nama pengarang, kedua nama akhir nama dicantumkan dengan
urutan yang terdapat dalam buku sumber dan dihubungkan dengan kata dan,
diikuti tanda koma, tahun terbit, titk dua, dan nomor halaman.
Contoh:
Selanjutnya Eman dan Fauzi (1970:18) mengatakan bahwa
tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh
sebab itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius
pula.atau
Pilihan lain sebagi berikut dalam bagian ini dikemukana bahwa
tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh
karena itu, masalah ketenagkerjaan menjadi masalah yang serius
pula (Eman dan fauzi, 1970:18).
(4) Jika pengarang lebih dari dua orang, cara penulisan seperti butir 3, dengan
ketentuan yang dicantumkan adalah nama akhir pengarang perma diikuti
dengan nama singkatan dkk.
Contoh:
Jika dirumuskan bagaimana hubungan antar arsitektur denganarsitek, Sularko dkk (1982:10) mengatakan arsitektur adalah
perpaduan antara ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang
51
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 52/70
menciptakan ruang sehingga melhirkan bentuk-bentuk srsitektur
yang beraneka ragam.
(5) Jika sebuah kutipan diambil dari satu buku acuan karena isinya kurang lebih
sama, maka tampilan kutipannya sebagi berikut.
Contoh:
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan estetis,
diperlukan unsur-unsur yang menjadi penunjang bentuk-bentuk
arsitektur (Ali, 1984:6, Gani, 1985:17, Wawan, 1986:54).
(6) Jika lebih dari satu acuan yang diterbitkan dalam tahun yang sama oleh
seorang pengarang, maka kedua acuan itu dibedakan dengan meletakkan
huruf kecil (sesuai dengan urutan abjad pada daftar pustaka) dibelakang
tahun terbitContoh:
Judul buku Argumentasi dan Narasi
Penolakan merupakan sebuah proses penalaran dalam
kerangka berargumentasi (Keraf, 1985a:80).
Judul Buku: Eksposisi dan Deskripsi
Menurut Keraf (1985b:34), klasifikasi merupakan suatu
proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan
sesuai dengan pengalaman manusia
(7) Jika suatu kutipan diintegrasikan kedalam paragraf sebuah teks, maka harus
diusahakan agar koherensi paragraf tetap utuh dan tidak terkesan bahwa
kutipan itu muncul secaraa tiba-tiba, yang tidak ada relevansinya dengan
pembicaraan dalam paragraf tersebut. Perhatikan contoh berikut!
Contoh:
Amoniak selain digunakan sebagai bahan pembuatan urea juga
merupakan komoditas dalam negeri dan komoditas ekspor, seperti
dikatakan oleh Subandi (1970:40) bahwa amoniak dikirim secara
kontinu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan
dieksport ke Filipina, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang.
(8) Jika pustaka acuan tidak mempunyai tahun terbit, maka pada bagian tahun
dituliskan Tanpa Tahun.
Contoh:
Wawancara menjadi efektif jika tujuan dari pewawancara adalah
untuk memberi informasi, hiburan, atau bimbingan yang praktis
(Bonar, Tanpa Tahun:48)
(9) Jika pustaka acuan mengacu pada pendapat orang lain, cara penulisannya
sama seperti cara-cara diatas, hanya saja tahun dan nomor halaman buku asli
tidak usah dituliskan.
Contoh:Buku acuan (Taringan,1984:32) berbunyi:
52
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 53/70
Kemampuan membaca sepintas ini memang sangat bermanfaat
oleh karena itu maka sang guru harus mengajarkan ketrampilan ini
kepada anak didiknya (Burmeister,1878:296).
Apabila pendapat itu diacu, cara penulisannya:
Burmeister (Taringan, 1984:32) berpendapat bahwa kemampuan
membaca sepintas sangat bermanfaat. Oleh karena itu maka sang
guru harus mengajarkan ketrampilan itu kepada anak didiknya.
Atau
Kemampuan membaca sepintas ini memang sangat bermafaat.
Oleh karena itu maka sang guru harus mengajarkan ketrampilan
kepada anak didiknya (Burmeister dalam Tarigan, 1984:32)
(10)Apabila penulis menambah pendapat, mengurangi pendapat, ataumengurangi pendapat pada bagian acuan, atau penulis meminta pembaca
untuk membandingkan lebih dari satu acuan, cantumkanlah of atau conf.
(Confer berarti’bandingkan) sebelum nama akhir pengarang.
Contoh:
Buku acuan (Sumantri, 1978:14) berbunyi Jenis surat dapat
dilihat dari segi isi, pengirim, wujud, sifat, cara menyampaikan,
urgensi penyelesaiannya, sasaran, maksud dan tujuan, dan
sebagainya.
Menjadi
Jenis surat dapat digolongkan berdasarkan isi dan pengirim, sifat,
keamanan isi, wujud, maksud dan tujuan, dan urgensi
penyelesaiannya (ef. Sumantri, 1978:14).
Catatan pustaka bisa berwujud ulasan atau kutipan pendapat orang
lain maupun dari sendiri. Kutipan yang diungkapkan dengan bahasa dan
gaya pengutip disebut kutipan tak langsung, sedangkan kutipan yang sama
persis seperti aslinya disebut sebagai kutipan langsung.
b. Catatan Kaki
Catatan kaki berfungsi memberikan keterangan tambahan yang bersifat umumatau yang berasal dari sumber lisan. Dalam artikel, catatan kaki bisaanya hanya
digunakan untuk menerangkan apa dan siapakah penulis.
Maksud pembuatan catatan kaki yang berdiri sendiri dan tidak dimasukkan
kedalam uraian, supaya perhatian pembaca tidak beralih dari pokok pembahasan.
Penempatan catatan kaki pada umumnya terletak pada bagaian bawah, biarpun
ada juga catatan kaki yang ditempatkan pada akhir tulisan. Catatan kaki yang
ditempatkan dibagian bawah halaman perlu diperhitungkan tempatnya supaya tidak
melampaui margin bawah. Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis sepanjang
empat belas ketukan dari margin kiri.Garis pemisah ini berjarak dua spasi dari baris
terakhir teks dan dua spasi dari nomor catatan kaki yang pertama. Isi catatan kaki
ditulis turun setengah spasi dari catatan kaki dan dituliskan dengan jarak antarbaris
satu spasi. Sedangkan jarak antara dua nomor catatan kaki adalah dua spasi.Untuk
karya ilimiah yang terdiri atas bebrapa bab, nomor catatan kaki diurutkan dalam
53
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 54/70
setiap bab. Apabila berganti bab, penomoran dimulai dari nomor satu lagi. Nomor
catatan kaki dalam teks diletakkan langsung di belakang huruf terakhir dari
pernyataan yang diberi catatn dengan menaikkan setengah spasi (Sudjiman danSugono, 1986:17).
Contoh: Ani merupakan anak semata wayang sehingga dia sangat dimanja oleh
orang tuanya.
1.5.8 Daftar PustakaDaftar pustaka merupakan sesuatu yang mutlak harus ada dalam suatu karya
ilmiah. Pencantuman daftar pustaka dimaksudkan untuk mengetahui sumber acuan
yang dijadikan landasan berpijak oleh penulis karya ilmiah, dan sekalipun untuk
mengukur kedalaman pembahasan masalah karya ilmiah tersebut.
Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri sesudah bab simpulan. Tajuk
daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca
apapun. Letaknya disesuaikan dengan model penulisan yang digunakan (model
lurus atau model simetris). Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan
yang digunakan sebagai acuan, termasuk di dalamnya artikel (majalah atau surat
kabar), makalah, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, buku, diklat, antologi, dan lain-lain.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang atau lembaga
penerbitan, tanpa diberi tanda urut, dan diketik dengan jarak dua spasi antarbaris.
Ada beberapa penulisan daftar pustaka. Semua cara sebetulnya baik, asal taat
asas. Cara penulisan yang akan diungkap di sini adalah cara penulisan daftar pustaka
yang terdapat dalam EYD edisi ke-2. Contoh penulisan daftar pustaka ini terdapat
dalam petunjuk penggunaan tanda titk butir ke-5 yang berbunyi,”Tanda titk yang
digunakan di antara nama penulis, judul penulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka”.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Waltervreden: Balai Pustaka (Pedoman
Umum EYD dalam Moeltiono, 1988:1036)
Urutan penulisan unsur-unsur pustaka acuan dalam daftar pustaka adalah (1) nama
pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul pustaka acuan, (4) kota tempat terbit, dan (5)
nama penerbit.
(1) Nama pengarang
(a) Nama pengarang ditulis lengkap tetapi tanpa gelar kesarjanaan
(b) Penulisan nama pengarang yang terdiri atas dua kata atau lebih, dimulai
dengan nama akhir, diikuti tanda koma, kemudian nama pertamanya.
Nama Tionghoa urutannya tidak perlu dibalik kerena unsur nama
pertamanya Tionghua merupakan nama keluarga.Contoh:
Sultan Takdir Alisyahbana menjadi Alisyahbana, Sultan Takdir
54
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 55/70
Liem Swie King tetap Liem Swei King
(c) Jika nama yang tercantum dalam nama acuan nama editor, penulisan nama
pengarang ditambah dengan tulisan (Ed).Contoh:
Halim, Amran (Ed).
(d) Jika ada dua nama pengarang, hanya nama pengarang pertama yang
dibalikkan urutannya, diikuti kata dan. Sedangkan nama pengarang kedua
dituliskan bisaa (urutannya tidak dibalik).
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985.
(e) Jika pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, hanya nama pengarang
pertama yag dituliskan (urutan dibalik) diikuti singkatan dkk. (dan kawan-
kawan).
Contoh:Sirait, Bistok dkk. 1978.
(f) Jika beberapa buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang, nama
pengarang dituliskan sekali pada buku yang diterbitkan paling awal
(diurutkan berdasarkan tahun penerbit). Untuk buku selanjutnya diberi
garis sepanjang sepuluh ketukan dari margin kiri diakhiri dengan tanda
baca titik, dilanjutkan dengan tahun terbit, dan seterusnya.
Contoh:
Keraf,Gorys. 1980.
__________. 1981.
__________. 1983.
(2) Tahun Terbit
(a) Tahun terbit ditempatkan sesudah nama pengarang dan diakhiri dengan
tanda titik.
(b) Jika beberapa acuan ditulis seorang pengarang dalam tahun yang sama,
penempatan urutan didasarkan pada urutan abjad judul buku dengan ciri
pembeda huruf sesudah tahun terbit.
Contoh:
Hutomo, Suripan Sadi. 1980a. Sosiologi Sastra Jawa Modern
__________________. 1980b. Teknik Sastra Jawa Modern
(c) Jika acuan yang digunakan tidak menyebutkan tahun terbit, dituliskan
Tanpa.Tahun pada kolom tahun terbit.
Contoh:
Lubism Mochtar. Tanpa Tahun. Teknik Mengarang.
(3) Judul Buku
(a) Judul buku dituliskan sesudah tahun terbit diakhiri dengan tanda titik.
(b) Judul buku dituliskan dengan cetak miring atau dengan garis bawah pada
tiap-tiap katanya. Judul dengan anak dipisahkan dengan tanda titik dua.
Contoh:
Sudjito. 1988. Kosakata Bahasa Indonesia
Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan:Sastra Jawa Kuno SelayangPAndang.
55
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 56/70
(c) Artikel, laporan penelitian,makalah, skripsi, atau tesis dituliskan di antara
tanda petik ganda.
Contoh:Kisyani. 1985.”Pisuhan sebagai Cermin Nilai Rasa Jiwa”.
(d) Keterangan yang menyertai judul (misalnya:jilid,edisi, dan seterusnya)
ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan tanda titk.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti. 1988. Kamus Linguistik. Edisi Kedua.
(e) Acuan yang berbahasa asing, unsur-unsur keterangannya diIndonesiakan.
Contoh:
Second Edition menjadi Edisi Kedua
(4) Tempat Terbit dan Nama Penerbit
(a) Tempat terbit dituliskan sesudah judul buku dan keterangan yang
menyertainya. Diikuti tanda titik dua, dilanjutkan dengan penulisani nama
penerbit, dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
Samsuri. 1985. Analisis Bahasa. Cetakan Keenam. Jakarta
Erlangga.
(b) Jika lembaga berkedudukan sebagai pengarang dan penerbit, nama
lembaga dicantumkan dalam kolom pengarang dan tidak perlu disebut lagi
dalam kolom nama penerbit.
Contoh:
BP-7 Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 1988. Buku
Serapan Bahan Penataran P—UUD 1945. GBHN. Surabaya
2. Penuliasan Makalah
Makalah merupakan kertas kerja yang dibawakan atau disampaikan pada suatu
seminar, symposium, penataran, dan sebagainya. Kita sering menulis beberapa butir
pikiran dan gagasan. Pikiran dan gagasan itu akan menjadi makalah setelah
dirangkaikan dalam bahasa yang lancar dan berhubungan secaraa logis serta sistematis.
2.1 Sistematika Penulisan Makalah.Sebuah system memiliki judul, pembuka, isi, penutup, dan daftar pustaka.
Makalah yang agak panjang (lebih dari sepuluh halaman) bisaanya dilengkapi dengan
daftar isi. Hal-hal lain yang dianggap penting disertakan dalam makalah dapat
dilampirkan.
Panjang makalah yang ditulis dalam bentuk esai lebih kurang 2000 kata. Jika
ditulis pada kertas kuarto dengan jarak dua spasi yang memuat sekitar 250 kata, panjang
makalah bisa mencapai 8 – 12 halaman.
Walaupun dapat disajikan dengan berbagi metode dan sistematika penulisan,
makalah hendaknya ditulis dengan metode dan sistematika yang ajeg.
2.1.1 Judul MakalahJudul makalah hendaknya bisa memberikan gambaran yang jelas tentang ruang
lingkup materi yang akan dibahasa. Selain itu, judul harus mampu menarik perhatian
56
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 57/70
pembaca. Dengan mencermati judul diharapkan pembaca tergoda rasa ingin tahunya
terhadap keseluruhan isi makalah. Umumnya judul makalah yang berangkat dari judul
yang telah dirumuskan lebih dahulu.
2.1.2 Bagian Pembuka
Bagian pembuka dibuat untuk menghantarkan pembaca ke dalam pembahasan
masalah. Bagian pembuka harus memikat dan memudahkan pembaca dalam memahami
pokok-pokok masalah yang hendak dipaparkan dalam masalah.
Dalam bagian pembuka ini penulis makalah harus (1) menjabarkan topik yang
akan dikembangkan,(2) menyatakan pendirian yang mantap tentang topik yang dipilih,
(3) menjabarkan keterkaitan topik dengan isu penting yang sedang berkembang, (4)
menyanggah atau membantah asumsi umum, dan (5) mengutip secaraa singkat statmen
yang relevan dengan topik yang dikembangkan.
2.1.3 Bagian Isi
Isi merupakan bagian utama makalah. Didalamnya termuat uraian-uraian pokok
masalah yang dibahasa. Uraian isi hendaknya dapat memberikan petunjuk kepada
pembaca dalam memahami keseluruhan bahasa secaraa rinci. Bagian isi harus
menunjukkan kelngkapan, keterbatasan, kejelasan analisis, dan simulan masalah yang
dipaparkan.
Panjang pendek uraian isi harus disesuaikan dengan kepentingan dan kejelasan
masalah yang akan dibahasa. Bagian isi makalah memuat (1) uraian masalah yang
dibahasa, (2) analisis dengan interpretasi data, (3) ilustarsi atau contoh-contoh, dan (4)
tabel, bagan, gambar (bila ada)
Isi makalah bisa bersumber dari penelitian kecil. Oleh karena itu, penyajian isi
makalah harus sejalan dengan prosedur kerja secaraa ilmiah dalam sekal kecil. Dalam
makalah tidak tertutup adanya data statistic untuk meguji penolakan atau penerimaan
hipotesis nol.
Isi makalah bisa juga bisa bersandar dari suatu penilaian, analisis, atau
tanggapan terhadap suatu persoalan. Oleh karenanya, sebuah makalah bisa ditulis
berdasarkan sumber pustaka atau eksperimen laboratories.
2.1.4 Bagian Penutup
Sebagaimana karya ilmiah yang lain, penutup makalah memuat simpulan dan
saran (bila ada saran). Yang diungkapkan dalam simpulan adalah pernyataan- pernyataan dalam analisis atau pembahasan yang dilakukan dalam bagian isi. Simpulan
pada dasarnya merupakan Jawaban terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam
bagian pembuka. Simpulan yang dimaksud bukan rangkaian atau ikhtisar isi. Simpulan
bisa berupa uraian (esei) atau butir-butir bernomor.
2.1.5 Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupak daftar buku, artikel (dalam majalah, surat kabar, bunga
rampai), atau ensiklopedia yang digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data,
analisis, ataupun penyusunan makalah. Daftar pustaka merupakan prasyarat suatu karya
ilmiah (dalam hal ini termasuk makalah yang merupakan bagian dari karya ilmiah).
Penyusunan daftar pustaka ini sangat memudahkan pembaca yang berniatmengembangkan permasalahan dalam masalah memalui rujukan aslinya.
57
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 58/70
2.2 Penggunaan Bahasa dalam Makalah
Gagasan atau pemikiran dari suatu masalah, percobaan, penelitian, atau studi
wisata dikomunikasikan dengan bahasa. Bahasa yang dugunakan dalam makalahmerupakan bahasa ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam makalah
hendaknya jelas, lugas, dan komunikatif supaya pemabaca secaraa mudah memahami
isinya.
Jelas, maksudnya bahasa yang digunakan serta jelas memperlihatkan unsur-
unsur kalimat (subjek, predikat, objek, pelngkap, dan keterangan ). Dengan unsur-unsur
kalimat, makalah itu dengan jelas dipahami pembaca.
Lugas, maksudnya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda
bentuk dan pilihan kata serta struktur kalimat dalam makalah hanya memungkinkan satu
tafsiran, sejalan dengan tafsiran penulisnya.
Komunikatif , berarti apa yang ditangkap pembaca dari wacana yang tertulis
sama dengan maksud penulisnya. Wacana yang komunikatif tersaji secaraa logis dansistematis. Kelogisan itu terlihat dari hubungan antar bagian dalam kalimat,
antarkalimat dengan paragraf, dan antarparagraf dalam wacana.
Pemakaian kata atau istilah asing atau daerah perlu mendapat perhatian dalam
penulisan makalah, pemakaian kata/ istilah asing atau daerah perlu dihindari bila dalam
bahasa Indonesia suadah ada padanannya. Jika kata/istilah Indonesia masih dianggap
asing dan masih perlu penjelasan dengan kata/istilah aslinya, istilah Indonesia
dituliskan lebih dahulu, kemudian disertakan istilah asing atau daerah yang diapit tanda
kurung dan dicetak miring atau garis bawahi perkata. Selanjutnya, cukup istilah
Indonesia yang digunakan. Kata/istilah asing atau daerah terpaksa digunakan, karena
belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, perlu dicetak miring atau digaris
bawahi perkata.
Ejaan yang digunakan dalam penulisan makalah ialah ejaan resmi, yaitu ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Penulisan kata atau istilah dan penggunaan
fungtuasi (tanda baca) mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.,
3. Penulisan Skripsi
3.1 Pengertian Skripsi
Skripsi adalah satu jenis karya tulis ilmiah yang melembaga. Artinya,karya tulis
ini berada di bawah naungan sebuah lembaga, dalam hal ini tentu saja perguruan tinggi.
Berbeda dengan karya tulis lain seperti artikel atau makalah yang bersifat bebas, skripsicenderung lebih bersifat monumental. Oleh karena itu,sering karya ilmiah ini dijadikan
karya akhir oleh para sarjana S-1 karena setelah itu tidak muncul lagi tulisan-tulisan
lain. Padahal,semestinya skripsi itu dijadikan tonggak pemacu dan pemicu bagi karya-
karya tulis yang kemudian lebih pantas kiranya jika penulisan skripsi itu dianggap
sebagai ajang pelatihan dan pemanasan bagi kegiatan menulis berikutnya.
Pada hakikatnya, skripsi adalah hasil penelitian atau kajian dalam bidang ilmu
tertentu. Oleh karena itu, proposisi-proposisi yang ada didalamnya tidak begitu saja
muncul sebagai hasil angan-angan atau lamunan. Didalamnya tersaji hasil analisis yang
tersimpul dalam generalisasi-generalisasi konkret. Penyajian proposisi dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang lugas,logis, dan logos. Artinya,bahasa yang
digunaskan dalam skripsi itu sedarhana,bernalar,dan ilmiah.Sejak decade 70-an dan 80-an penulisan skripsi bagi mahasiswa S-1 bersifat
manasuka. Artinya,mahasiswa boleh memilih apakah penyelesaian studinya diakhiri
58
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 59/70
dengan penyusutan skripsi atau tidak. Tentu saja,hasil pemilihan ini mengandung
konsenkuensi. Mereka yang memilih skripsi akan mendapatkan fasilitas yang jauh
lebih menguntungkan daripada mereka yang memilih tidak menulis skripsi.Dari uraian di atas,daapt disimpulkan bahwa skripsi adalah akrya tulis ilmiah
yang bersifat monumental yanmg merupakan syarat penyelesaian studi program sarjana
S-1.
3.2 Bagian-Bagian Skripsi
Secaraa garis besar dalam skripsi terdapat bagian-bagian: (1) pembuka, (2) isi,
dan (3) penutup. Bagian pembuka terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan,
halaman persembahan atau motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/bagan, daftar
istilah dan singkatan. Bagian isi terdiri atas pendahuluan, kajian teori, metodologi, hasil
dan pembahasan , dan simpulan dan saran. Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka
dan lampiran.Secaraa rinci bagian-bagian skripsi diatas dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Halaman Judul
Halaman judul adalah lembaran dari halaman jilid depan. Dengan kata lain,
halaman ini merupakan tampilan utama sebuah skripsi yang bisa memberikan sugesti
yang membacanya. Dengan melihat halaman judul, pembaca bisa membayangkan
keseluruhan isi skripsi. Oleh karena itu,buatlah halaman judul dengan sebaik-baiknya
agar pembaca bisa membayangkan hal-hal yang baik dari skripsi tersebut.
Halaman judul memuat hal-hal berikut:
(1) judul skripsi, yang ditulis dengan huruf capital semua dengan ukuran huruf
relative lebih besar dari bagian yang lain (lihat hal tentang penulisan judul);
(2) pernyataan keperluan, didalamnya diungkapkan untuk kepentingan apa skripsi
disusun;
(3) logo, lambang yang digunakan disesuaikan dengan departemen atau lembaga
yang menaunginya;
(4) nama penulis, ditulis lengkap tetapi tanpa nama gelar, pangkat, dan
kehormatan,dan
(5) nama lembaga, ditulis secaraa berurut ke bawah dari mulai dari lembaga yang
tert inggi sampai lembaga penyelenggara yang diakhiri dangan tahun penyusunan skripsi.
sistematika penyajian tidak selalu harus sama urutan nomor diatas
pengurutannya cenderung lebih mengikuti gaya selingkuh masing-masing lembaga.
3.2.2 Halaman Persetujuan
Yang dimaksud dengan halaman persetujuan di sini adalah persetujuan dari
pembimbing skripsi setelah didahului dengan tahapan perbaikan penulisan oleh penulis.
Halaman persetujuan terdiri atas: nama penulis, judul skripsi, tanggal persetujuan
skripsi, tanda tangan dekan. Setelah disetujui oleh pembimbing, dan tanda tangan
dekan. Setelah disetujui oleh pembimbing, maka skripsi tersebut berhak dan siap untuk
diujikan oleh tim penguji skripsi.
3.2.3 Halaman pengesahan
59
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 60/70
Secaraa garis besar yang dimaksud dengan halaman pengesahan, disini adalah
halaman yang memuat tanda tangan penguji skripsi. Artinya, apabila penulis telah
melewati fase pengujian dari tim penguji. Halaman pengesahan terdiri atas: nama penulis, nomor registrasi, jurusan/fakultas, judul skripsi, tanggal pengesahan skripsi,
tanda tangan tim penguji, dan tanda tangan dekan.
3.2.4 Motto/Persembahan
Halaman motto bisaanya berupa kata-kata mutiara yang diambil dari Al Qur’an
ataupun kata-kata mutiara dari penulis sendiri. Sedangkan persembahan antara lain
diperuntukkan bagi: Tuhan, orang tua, istri, anak, saudara, kekasih, sahabat, dan
almamater. Bentuk penulisan pada halaman motto/persembahan tidak ada aturannya.
Jadi, sesuai dengan keinginan penulis.
3.2.5 Kata Pengantar
Kata pengantar sebenarnya dimaksudkan untuk menyambungkan pemikiran
pembaca dengan isi skripsi. Oleh karena itu, idealnya kata pengantar berisi perihal
berbagai fonemena atau pernyataan yang mengarah pada temuan dalam skripsi.
Di dalam kata pengantar, hal pertama yang diungkapkan adalah puji syukur
kepada Tuhan, disusul kemudian dengan judul dan fonemena isi. Berbagai hambatan
dalam proses penyusunan skripsi dan upaya mengatasinya dikemukakan kemudian.
Setelah itu, barulah ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dengan
selesainya penyusunan skripsi ini bukan berarti selesai pula pekerjaan penulisnya,
melainkan dia harus pula berlapang dada menerima kritik dan saran guna
penyempurnaan berbagai hal didalamnya. Bagian terakhir, bisaanya ditutup dengan
sebuah harapan, “Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin!”
3.2.6 Daftar Isi
Halaman daftar isi memuat judul-judul yang terdapat dalam skripsi, mulai dari
judul bab, subbab, subsubbab, dan seterusnya. Daftar isi bisaanya disusun setelah
tulisan selesai. Ini dimaksudkan untuk menyesuaikan nomor halaman dengan judul-
judul yang termuat (perihal penulisan daftar isi lihat perihal pembuatan ragangan
penelitian).
3.2.7 Daftar Tabel / Bagan
Tabel digunakan untuk menyajikan data yang banyak dengan tampilan yangsangat padat. Dengan melihat tabel, pembaca bisa memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya dengan waktu yang relatif singkat. Dengan kata lain,tabel dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan kepada pembaca dalam memahami sebaran data atau
proses dan hasil penelitian.
Dalam penyajiannya, setiap tabel diberi nomor urut. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pencarian. Selain itu, tabel hendaknya disajikan pada halaman yang tidak
bersambung atau berganti halaman. Jika ditulis pada halaman bersambung atau
berganti, hal itu dapat menghambat pemahaman pembaca terhadap tabel tersebut. Hal
yang sama juga diberlakukan terhadap bagan dan ikhtisar.
Setiap judul tabel lazim ditulis dengan huruf capital semua, kecuali tabel,
seperti:”Tabel 1; Tabel 2; Tabel 3; dan jarang ditulis “TABEL 1; TABEL 2; TABEL 3”.Selain itu yang paling penting adalah penjelasan dan komentar terhadap tabel tersebut.
60
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 61/70
3.2.8 Daftar Istilah dan Singkatan
Daftar istilah dan singkatan penting untuk diperhatikan. Oleh karena
ketidaksadaran atau kelatahan atau mungkin juga kesengajaan karena ingin keren, penulis sering menggunakan istilah asing dan singkatan yang tidak dipahami oleh
pembaca. Yang perlu diperhatikan adalah sedaoat-dapatnya penggunaan istilah asing
dikurangi apalagi jika padanannya dalam bahasa Indonesia sudah ada. Begitu pula
dengan penggunaan singkatan. Bukan tidak boleh menggunakan singkatan. Hanya yang
perlu dicatat adalah pergunakan singkatan tersebut secaraa taat asas. Misalnya, kata
cirebon bisa disingkat dengan Cir, Crb, atau C. dari ketiga alternative itu, pilihan
pertama yang seekiranya tidak menimbulkan salah tafsir. Jika digunakan Crb, apakah
tidak akan tertukar dengan caruban, dan jika digunakan C apakah tidak akan
menimbulkan kesalahanpahaman dengan kepanjangan Ciamis, Ciawi Ciwidey, dan
sebagainya.
3.2.9 Abstrak
Abstrak adalah rangkuman keseluruhan isi skripsi. Bentuknya paling mudah
dikenali, karena selalu ditulis dengan spasi tunggal. Jumlah kata yang dipergunakan
berkisar antara 500 sampai 750 kata yang disusun dalam bentuk uraian satu paragraf. Di
dalamnya hanya termuat masalah penelitian, tujuan, metodologi, dan hasil penelitian.
3.2.10 Pendahuluan
Pendahuluan dalam skripsi selalu menjadi bab 1. di dalamnya tercakkup latar
belakang, masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Di samping itu terdapat pula definisi
istilah dan kerangka teori. Dalam latar belakang disajikan beberapa fonemena menarik
yang berhubungan dengan penelitian. Tentu saja ini harus didukung dengan fakta
dilapangan. Selain itu dikemukakan pula berbagai hasil penelitian terkini yang
berhubungan dengan fonemena tersebut (hal ini bisa didapatkan dari jurnal-jurnal
ilmiah). Segi-segi apa saja yang sudah diteliti, apa saja yang menjadi kelebihan dan
kekurangan dari penelitian-penelitian tersebut; baru kemudian dikemukakan segi-segi
apa yang belum dan perlu diteliti lebih lanjut. Setelah dipilih satu segi yang sesuai
dengan minat dan kemampuan, kemukakanlah alasan mengapa Anda tertarik meneliti
masalah itu.
Masalah sering dipecah menjadi beberapa bagian, antara lain; ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, dan masalah penelitian. Ruang lingkup masalah mencoba
membatasi keluasan masalah penelitian. Tentu saja hal itu harus disesuaikan dengan
tenaga, waktu, biaya, dan kemampuan. Yang penting, penelitian tersebut tidak terlalu
luas dan tidak terlalu sempit. Di samping itu, penelitian tersebut tidak bertumpang
tindih, antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilnu lainnya, kecuali pada penelitian
interdisiplin.
Dalam ruang lingkup yang telah dibatasi tersebut munculah banyak masalah.
Masalah apa saja yang terlintas dalam benak peneliti dirumuskan dalam beberapa
proposisi. Setelah masalah terdaftar sekian banyak, dipilihlah beberapa masalah yang
akan dicari pemecahannya dalam penelitian. Inilah yang disebut dengan masalah
penelitian.Setiap peneliti mesti mempunyai tujuan dengan penelitiannya. Yang jelas,
tujuan ini harus sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan. Umumnya, tujuan
61
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 62/70
itu terbagi dalam dua macam,yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih
mengarah pada tujuan ideal sedangkan tujuan khusus cenderung bersifat praktis.
Hasilnya penelitian hendaknya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi pelaksaan ilmu. Dengan kata lain,
kontribusi penelitian ini harus berdampak terhadap perkembangan teoretis dan
pemanfaatan praktis.
Untuk membantu pemahaman pembaca terhadap isi skripsi perlu kiranya
disajikan beberapa istilah, khususnya istilah-istilah yang merupakan kata kunci dalam
penelitian. Jadi, tidak harus semua istilah didefinikan. Yang patut didefinisikan
hanyalah kata-kata kunci terutama yang ada dalam judul penelitan.
Yang tidak kalah pentingnya dan harus ada dalam pendahuluan adalah kerangka
teori. dipergunakan sebagai dasar berpijak melakukan kegiatan penelitian yang
bersangkutan. Didalamnya tidak diungkapkan hasil-hasil telah terhadap teori tertentu.
Tetapi lebih merupakan penyebutan teori-teori mana yang digunakan sebagai dasar berpijak. Dari situ, kita bisa melihat pola pikir yang digunakan oleh peneliti dalam
menyikapi penelitiannya.
3.2.11 Kajian Teori
Penyebutan “kajian teori” tidak mutlak karena ada yang menyebutnya “kajian
pustaka” atau “telah pustaka”. Ada juga yang menyebut“landasan teori”. Yang paling
penting di sini adalah apapun namanya, maksudnya tetap sama, yakni kupasan teori
yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.
Kajian teori sangat penting dalam penelitian. Bagaimana kita bisa meneliti kalau
kita tidak mempunyai dasar teori sama sekali, sangat mustahil rasanya. Kajian teori
bukanlah kumpulan teori yang dijejer-jejer begitu saja, melainkan lebih merupakan hasil
telaah peneliti terhadap satu atau beberapa teori yang berhubungan dengan topik
penelitiannya. Kajian teori sebagai dasar dalam penelitian boleh diambil dari satu teori
boleh juga dari beberapa teori yang dipadukan secaraa eklektik.
pengambilannya. Sering terjadi,teori seseorang atau katakanlah hasil kajian
seseorang dikutip begitu saja tanpa mencantumkan sumbernya. Inilah yang sering
menimbulkan polemik dan bisa dikatakan itu suatu bentuk kecurangan ilmiah. Banyak
contoh yang namanya tercoreng karena perilaku kecurangan ini. Alasannya bermacam-
macam. Untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan ini lebih baik kita mengkajisendiri seperti apapun hasilnya.
Hal-hal atau topik-topik yamg perlu ditampilkan dalam kajian teori hendaknya
topik-topik yang sesuai dengan judul, sesuai dengan masalah penelitian, dan sesuai pula
dengan tujuan penelitian. Jika kajian teori itu asal ambil atau asal ada, akhirnya akan
terjadi tumpukan teori dan bukan kajian teori. Sebagai contoh, jika kita akan memasak,
kita membutuhkan bahan-bahan seperti: garam, gula, cabai, kacang tanah, kencur,
sayuran, dsb. Bahan-bahan itu tidak ditumpuk begitu saja langsung disajikan. Orang
akan berpikir dua kali untuk menyantapnya. Akan tetapi, jika bahan-bahan itu diolah
sedemikian rupa, bisa menjadi gado-gado yang siap santap. Itulah kira-kira gambaran
kajian teori.
3.2.12 Metodologi
62
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 63/70
Jika dilihat dari asal-usul katanya, metodologi berarti ilmu tentang metode.
Akan tetapi, dalam hal ini tidak diartikan demikian, melainkan merujuk pada sebuah
kondisi penggunaan metode dalam penelitian. Metodologi terbagi atas metode penelitian dan metode kajian, yang setiap bagiannya mempunyai teknik dasar dan
teknik lanjut yang berbeda.
Dalam penulisan skripsi, yang paling penting adalah harus dicantumkan secaraa
eksplisit penggunaan salah satu atau kedua-duanya dari metode tersebut. Penulisan
untuk “metodologi” bervariasi. Ada yang menulis kan “metodologi”. Ada juga yang
menuliskan dengan “metode penelitian”. Di samping itu ada juga “metode da teknik
penelitian”, dan ada pula yang hanya menulis “metode”. Yang harus tercantum dalam
skripsi tidak hanya itu. Penggunaan strategi, pendekatan, teknik, dan hal-halyang lebih
detil lagi, seperti prosedur dan langkah-langkah harus ditulis secaraa jelas. Dengan
demikian, pembaca akan mengetahui dan bisa memperkirakan cara, prosedur, dan hasil
penelitian yang dibacanya.
3.2.13 Hasil dan Pembahasan
“ Hasil dan pembahasan” tidak harus menjadi nama dari suatu bab dalam skripsi.
Yang umum, penamaan untuk bab ini berhubungan dengan masalah yang akan
ditetapkan akan menjadi tiga bab.
Boleh juga dilakukan hasil dan pembahasan ini dibagi dalam dua bab, yakni bab
hasil dan bab pembahasan. Selain itu, bab pembahasan dibagi lagi kedalam beberapa
subbab. Cara mana yang harus dilakukan? Ini bergantung paling tidak pada tiga hal,
yaitu: (1) kemauan, minat, dan kesenangan, (2) pembimbing, dan (3) gaya selingkung.
3.2.14 Simpulan dan Saran
Simpulan bukan rangkuman atau ringkasan. Yang dimaksud simpulan disini
adalah hasil penelitian yang merupakan Jawaban terhadap permasalahan yang telah
ditetapkan pada bab pendahuluan. Hal yang terkait dengan bab ini adalah masalah
penelitian dan tujuan penelitian. Isinya singkat, padat, dan jelas. Cara penyajiannya bisa
degan uraian dan bisa juga poin-poin atau rincian.
Saran bukanlah perintah, petuah, atau petunjuk . saran bisa berisi anjuran dan
harapan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang baru saja dilakukan. Mungkin
penelitian tersebut kurang luas, ada yang kurang, data yang kurang valid, dsb. Oleh
karena itu, saran tidak boleh ditujukan kepada orang per orang sebagai pribadi tetapi
harus tertuju pada lembaga, profesi, masyarakat, atau mungkin juga lingkungan.
3.2.15 Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah kumpulan buku atau sumber lain yang benar-benar diacu
atau dipakai sebagai sumber penulisan skripsi, jangan sekali-kali mencntumkan nama
buku yang diacu sama sekali dan hanya dimaksudkan agar tulisan itu bergengsi,atau
juga sebaliknya, ada kutipan tetapi sumbernya tidak dicantumkan. Hal ini bisa disebut
penipuan ilmiah, dunia keilmuhan akan hancur kerenanya. Penulis dan pemikir tidak
akan berharga. Plagiasi akan merajalela.
Seperti halnya dengan penentuan bab hasil dan pembahasan, penulisan, daftar
pustaka pun bergantung pada tiga hal, yaitu (1) kemauan. Minat, dan kesenagan, (2)
pembimbing, dan (3) gaya selingkuh. Untuk mengatasi hal ini, strategi yang ampuhadalah menguasai semua cara penulisan daftar pustaka. Tentang cara penulisan daftar
pustaka, lihat tentang penulisan daftar pustaka
63
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 64/70
3.2.15 Lampiran
Hal yang perlu dilampirkan dalam skripsi adalah berkas-berkas yang sesuaidengan keperluan dan mendukung penguatan skripsi. Tidak harus semua berkas tentang
skripsi dicantumkan karena ini akan memperbanyak halaman dan berdampak negative
terhadap biaya yang harus dikeluarkan.
A. PENDAHULUAN
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan kepada suatui kelompok massa
merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang atau pada waktu-
waktu mendatang. Mereka yang makin berbicara dengan mudah dapat, menguasai
massa, dan hasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain.
Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini
yang dapat mengubah sejarah umat atau sejarah suatu bangsa.
Hitler dengan keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsa kedalam api
peperangan dengan bangsa-bangsa lain serta menimbulkan kesengsaraan yang sekian
besarnya kepada umat manusia. Tetapi besarnya umat manusia. Tetapi disamping itu
dapat pula dicatat pengaruh tokoh-tokoh penting yang sanggup membawa kedamaian,
kesejahteraan berkat melahirkan bicaranya. Kita masih ingat bagaimana Bung karno
membangkitkan semangat kemerdekaan lewat pidatonya yang berapi-api atau masih
segar ingatan kita bagaimana Bung Tomo menggerakkan semangat heroik arek-arek
Suroboyo tatkala kota pahlawan itu hancur berkeping –keping akibat serangan tentaraBelanda dan sekutunya, lewat pidato radionya, Bung Tomo mampu mempersatukan dan
memompa semangat perjuangan arek-arek Suroboyo. Dan masih banyak lagi tokoh-
tokoh yang dengan keahliannya bicaranya ia dapat menguasai dunia ini.
Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dapat
dipergunakan untuk memajukan masyarakat,untuk memajukan dan mengembangkan
suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian
bicara itu dapat pula meneengelamkan umat manusia beserta nilai dan kebudayaan yang
sudah diperoleh beratus-ratus lamanya.
Seorang tokoh dalam masyarakat, seorang pemimpin dalam oraganisasi lebih-lebih
lagi seorang sarjana atau ahli harus memiliki pula keahlian untuk menyajiakan pikiran
dan gagasan secaraa oral, seseorang tokoh atau pemimpin yang tidak bisa berbicar didepan umum akan menjauhkan dirinya sendiri dari masyarakat yang dipimpinnya, ia
64
BAB VII
KETRAMPILAN BERPIDATO/ CERAMAH
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 65/70
tidak sanggup mengadakan komunikasi langsung dengan anggota-anggota
masyarakatnya.
Betapa baik administrasi pemerintah yang dijalankannya,betapa jujur ia menjalankantugasnya, tetapi kalau komunikasi langsung itu tidak dapat dijalankan dengan
semestinya, maka dapat dikatakan ia setengah gagal.
Demikian pula dengan seorang sarjana atau ahli. Betapa pun cemerlang teori yang
dirumuskannya, betapapun gemerlapnya penerapan teori-teorinya dan penemuan yang
baru, namun bila tak sanggup mengungkapakan pengetahuannya itu kepada orang lain,
maka sukar ia mendapat pengikut dalam bidang pengetahuannya.
Oleh sebab itu sebagai pemimpin sebuah organisasi atau sebagai seorang tokoh
masyarakat, sebagai calon sarjana harus pula memiliki kemampuan pidato ini,
disamping keahlian mengungkapkan pikirannya secaraa tertulis.
Kemampuan atau keahlian mengungkapkan pikiran secaraa lisan bukan saja
menghendaki penguasaan secaraa baik dan lancar, tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan lain misalnya : kebranian, ketenagan sikap di depan masa.
Sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-
gagasan secaraa lancar dan teratur, memperlihatkan suatu sikap dan garak-gerik yang
tidak kaku dan canggung.
B. PENYAJIAN LISAN (PIDATO)
Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menyusun bahasa lisan, disamping
memperhatikan hal-hal seperti: gerak-gerik, sikap, komunikasi dengan pendegar dsb,
maka perlu pula memperlihatkan metode pengajiannya ada yang menggarap naskah
secaraa lengkap sebagai sebuah komposisi tertulis, untuk kemudian dibacakannya pada
kesempatan yang disediakan baginya.
Sebaliknya ada yang cukup menuliskan ide atau beberapa catatan yang kemudian
dikemnagkan sendiri pada waktu menyajikannya secaraa lisan.
Sehubungan dengan penyajian lisan ini ada empat metode, yaitu:
1. Metode improptu (serta merta) : metode improptu ialah metode penyajian
berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan persiapan sama sekali. Pembicara
serta merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan keahliannya.kesanggupan penyajian
secaraa elsan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat, tetapi bergunanya
terbatas pada kesempatan yang tidak terduga itu saja.
Pengetahuan yang ada dukaitkan dengan situasi dan kepentingan itu akan sangatmenolong pembicaraan.
2. Metode menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode improptu.
Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan. Tetapi
ditulis dengan secaraa lengkap kemudian dihafalkan kata-demikata. Ada pembicara
yang berhasil dengan metode ini, tetapi lebih sering menjemuhkan dan tidak menarik.
Ada kecendrungan untuk berbicara cepat-cepat mengeluarkan kata-kata tanpa
menghayati maknanya. Cara ini akan menyulitkan pembucara untuk menyesuaikan
dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
3. Metode naskah (membaca): metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato-
pidato resmi atau TV. Metode ini sifat agak kaku sebab tidak mengadakan latihan yang
65
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 66/70
cukup, maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan
pendengar
Mata/pandangan pembica selalu ditunjukan kenaskah, sehingga ia tidak bebasmenatap pendengarannya. Bila pembicara bukan seorang ahli, ia pun tidak bisa
memberi tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraanya.
4. Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah) metode ini sangat dianjurakan
karena merupakan jalan tengah, uraian yang akan dibawakan dengan metode ini
direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting, yang sekaligus
yang menjadi uraian bagi uraian itu. Kadang-kadang disiapkan konsep nakal yang tidak
perlu menghafal kata-katanya nengan mempergunakan catatan-catatan tersebut diatas .
Pembicaraan dengan bebas berbicara serta bebas pula memiliki kata-katanya sendiri,
catatan-catatan tadi hanya dipergunakan mengingat urutan idenya. Metode ini lebih
banyak memberikan fleksibelitas dan variasi dalam memilih aksinya. Begitu pula pembicara dapat mengubah nada pembicaranya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbul
pada para hadirin sementara uraian itu berlangsung. Sebaliknya bila metode ini terlalu
bersifat sketsa, maka hasilnya sama dengan metode improptu.
Dalam kenyataan metode-metode diatas adapat digabungkan untuk mencapai hasil yang
baik.Yang sering dilakukan penggabungan metode naskah dan metode ektemporer.
Pembicara menyiapkan uraiannya secaraa mendalam dan terperinci dengan menyiapkan
sebuah naskah, tertulis, namu ia tidak dapat membaca seluruh naskah itu. Karena
menguasai bahan dalam naskah itu, pembicara akan berbicara secaraa bebas, sedangkan
naskah itu hanya dipaki untuk membantunya dalam urutan-urutan gagasan yang akan
dikemukakan.
C. PERSIAPAN PENYAJIAN LISAN
Sebelum kita tampil di podium untuk memaparkan ide kita maka perlu juga
mengadakan persiapan. Ada bebrapa persiapan yang perlu mendapat perhatian, antara
lain:
1. menunjukan tujuan : tujuan pidato ada dua macam yaitu tujuan bersifat umum
dan sifat khusus
Tujuan yang bersifat umum dibagi tiga jenis yaitu :
a. Memberi suatu kepada pendengar (ekposisi)
b. Menghibur atau menyenagkan pendengar
c. Mempengaruhi pendapat atau pendirian pendengar (argumentasi) ataumembujuk para pendegar untuk melakukan perbuatan tertentu (persuasi)
Bila tujuan pidato untuk memberikan sesuaatu kepada para pendengar yaitu
pemahaman terhadap apa yang diuraikan pembaca. Bila tujuan pidato untuk
menyenagkan pendengar maka reaksi yang diharapkan adalah perasaan puas atau
perasaan senang. Bila pidato ditujukan untuk mempengaruhi pendapat atau
pemikiaran pendengar, atau membujuk pendengar untuk melakukan perbuatan
tertentu maka reaksi yang diharapkan pembicara yaitu keyakinan pendengar akan
apa yang akan diuraikan pembicara dan kerena itu pendengar dengan suka rela
melakukan perbuatan itu. Tentu saja dalam suatu pidato dapat terjadi pembicaraan
tidak hanya ingin mengejar salah satu saja dari tiga tujuan diatas. Mungkin ia ingin
mencapai dua atau ketiganya sekaligus.
66
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 67/70
Dalam hal ini pembicara berusaha sebaik-baiknya. Begitu pula teknik yang sering
digunakan dalam suatu jenis pidato dapat pula digunakan untuk jenis pidato yang
lain.Sedang tujuan khusus ini berupa kesan dan pesan apa yang diinginkan pembicara
dan pendengar setelah pidato itu berlangsung.Pembicara harus yakin betul apa yang
ingin dicapainya itu.
2. Menentukan topik dan tujuan
Untuk memilih sebuah topik yang baik maka pembicara harus memperhatikan
beberapa aspek sbb:
a. Topik yang dipilih hendaknya jelas dan mengenai sasaran..
b. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri dan
pendengar.
c. Topik hendaknya yang tegah ramai dibicarakan orang (aktual).
d. Persoalan yang dibahasa tidak boleh melampui daya tangkap pendengar atausebaliknya terlalu mudah untuk daya intelektual pendengar.
e. Persoalan yang dibawakan itu harus dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan. Bila penyajian itu melampui waktu yang telah ditetepkan, maka
perhatian pendengar akan merosot bahkan akan lenyap sama sekali.
Disamping topik hal yang perlu diperhatikan adalah judul topik yang mengandung
materi pembicaraan atau masalah yang diuraikan serta obyek atau aktivitas yang
perlu diketahui pendengar. Sedangkan judul adalah etiket yang diberikan kepada
komposisi lisan , untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap masalah yang
diuraikan, judul adalah semacam slogan yang menapilkan topik dalam bentuk yang
menarik, oleh karena itu judul menarik and baik harus bersifat relevan, provokatif
dan singkat.
3. Menganalisa situasi dan pendengar dengan memperhatiakn situasi dan
pendengar kita dapat menetapkan metode apa yang akan kita gunakan kita dapat
mengetahui pendengar, minat dan keinginan pendengar, serta sikap mereka. Kita
dapat mengenali situasi dan kondisi yang bagaimana saat pidato berlangsung.
Pemahaman ini penting demi kesuksesan pidato yang akan kiata sampaikan.
Dalam menganalisa situasi ini akan muncul persoalan-persoalan sbb:
a.Apakah hadirin berkumpul untuk dengarkan pidato ini
b.Kapan berlangsung pembicaraan itu, pagi siang, malam, sesudah atau sebelum
perjamuan dsb, perlu diperhatikanc. Dimana pembicaraan itu berlangsung ?
dialam terbuka atau di sebuah gudang ditempat yang luas atau sempit.
Apakah pada saat itu hujan, mendung, panas terik? Hadirin duduk atau berdiri?
Apakah suara pembicara dapat didengar pembicara atau tidak.
Pertanyaan diatas harus mendapatkan jawaban apabila kita menghendaki
keberhasilan dalam pidato.
Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa pendengar.
Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa hadir adalah : jumlah, jenis
kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial, maupun
agama.
Disamping itu pula pembicara harus memperhatikan pula data-data khususuntuk lebih mendekatkan diri dengan situasi pendengar yang sebenarnya. Data-data
khusus tersebut meliputi :
67
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 68/70
a. Pengetahuan pendengar mengenai topic yang dibawakan.
b. Minat dan keinginan pendengar
c. Sikap pendengar
D. TEKNIK PENYAJIAN LISAN (BERPIDATO)
Hal-hal yang perlu kita perhatikan pada saat kita menyampaikan pidato ialah:
a. Sikap : seorang orator hendaknya bersikap terang, menghindarkan diri dari
perasaan ragu-ragu, was-was, acuh tak acuh, gelisah dan tegang. Hendaknya
berdiri dengan menghadap muka kepada para pendengar. Aturlah mimic
sedemikian rupa hingga kita dapat menyesuaikan dengan materi.
b. Suara : Dalam berpidato suara sering menentukan keberhasilan. Intonasi suara
hendaknya disesuaikan dengan dimensi ruang, dan sedikit banyaknya
pendengar. Pidato yang bersifat mengerakkan sebaiknya menggunakan nadasuara tinggi dan tegas
c. Bahasa : Gunakan bahasa yang baik dan benar yang dapat dipahami pendengar
bervariasi, sederhana, dan jelas, penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan
intelektualitas pendengar.
d. Gaya atau gerak-gerik : Hindarkan gaya yang mengarah pada over atau
berlebihan. Bergayalah seadanya, hindarkan gaya yang dibuat-buat. Tunjukan
sikap bersahabat, berseri-seri dan sopan. Berpakaian yang rapid an sopan, bila
perlu ciptakan humor yang sehat dan menyenangkan, tetapi jangan terlalu
sering. Bila ada reaksi baik pro maupun kontra, hendaknya bersikap objektif
berbaik pra-sangka dan berusaha mencari jalan keluar.
Keempat hal tersebut diatas kita lakukan untuk menjaga suksesnya pidato kita
68
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 69/70
DAFTAR PUSTAKA
Akhdiah,sabarti dkk.1998. pembinaan kemapuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Ardian, Leo Idra.1993. “: menulis paragraf” makalah pada penataran penerjemahan
IKIP Surabaya, tanggalm 10 - 29 Januari 1993.
Arifin, E Zaenal. 1987 Berbahasa Indonesia dengan benar. Jakarta: PT Mediayatama
Perkasa
Brotowidjojo, Makayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 19976. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta : panitia Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
Effendi S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakrta: PT
Dunia Pustaka Jaya.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende: Nusa Indah
Moeliano, Antom M. 1987. Pemakaian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar:
Bagaimana Menyusun Sambutan, Surat, dan Laporan yang Menarik. Jakarta:
P3B Depdikbut…………………. 1989. “Penalaran dan Pembuatan Paragraf dalam Karangan Ilmiah”
dalam Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
.............................. (Ed). 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
………………….. (Ed). 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soedjito dan Hasan M. 1990. Ketrampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1986. Diklat Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kelompok 24 Pengajar Bahasa Indonesia.
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Suhendar, H.M.E.dkk. 1998. Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdikbud.
69
7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 70/70
Sumowijoyo, Gatot Susilo. 2000. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Surabaya: Unipress Unesa
Surabaya.
........................................... 1991. Kalimat Baku Bahasa Indonesia. Surabaya: MateriPenataran.
Surakhmad, Winarno. 1988. Paper, Skripsi, Thesisi, Desertasi. Bandug: Tarsito
Syafe’ie, Imam. 1984. Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud
………………. 1994. “Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Penulisan Ilmiah” dalam
Bahasa Indonesia Keilmuan, malang: FPBS Malang.
Tarigan, Djago. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.
Bandung: Angkasa.