Bahasa Indonesia Lengkap

70
BAB I PENDAHULUAN 1.Bahasa Pada saat terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembang kan serta dapat dituru nkan kepad a gener asi-generasi menda tang. Denga n adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia :  peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan seb agai nyam me ndapat tanggapa n da lam pi ki ran ma nusia, di susun untuk di un gk apka n ke mb al i ke pa da or ang-orang la in seba ga i ba ha n ko mu ni ka si . Kommun ika si mel alui bah asa ini memung kin kan tia p ora ng unt uk menyes uai kan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebisaaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing- masing. Men gin gat pen tin gny a bah asa sebaga i ala t komuni kas i dan memper hati kan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa adal ah al at komuni kasi antara anggota msyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada orang yang berkeberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka itu menunjukkan bahwa dua orang atau pihak dapat menga dakan komunika si deng an memp ergun akan cara-car a tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendrang atau tong-to ng dan seb agai nya, sejak lama telah di pe rgunakan untuk me ngadakan komu nikasi antara angg ota masyar akat. Tetapi mereka itu harus mengaku i pula bahwa  bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi sebagai disebut tadi mengandung banyak segi lemah. Bahasa memnberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Dewasa ini sangat sulit bagi kita untuk membayang kan asal dan perke mbang an kebud ayaan umat manusi a yang  begitu kompleks tanpa bahasa. Walaupun asap api, bunyi gendang dan sebagainya dalam keadaan yang sangat terbatas dapat digunakkan untuk komunikasi, tetapi semuanya bukanlah bahasa. Bahasa harusla h merupa kan bunyi ya ng di ha sil ka n ol eh al at ucap manusia . Bukannya sembanrang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan symbol atau perlambang. 2. Aspek Bahasa Bah asa mer upa kan suatu sys tem komuni kas i yang memper gun aka n simbol - simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak- geri k bada ni yah ya ng nyat a. Ia merupakan symbol karena ran gkaia n bunyi ya ng dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberi makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yang mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap panca indra. 1

description

bi

Transcript of Bahasa Indonesia Lengkap

Page 1: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 1/70

BAB I

PENDAHULUAN

1.Bahasa

Pada saat terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat

komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa,

semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi

dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.

Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan

dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan

adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia :

 peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia

dan sebagainyam mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun untuk diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

Kommunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang

untuk mempelajari kebisaaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-

masing.

Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan

wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa

adalah alat komunikasi antara anggota msyarakat berupa symbol bunyi yang 

dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Mungkin ada orang yang berkeberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan

satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka itu menunjukkan bahwa dua

orang atau pihak dapat mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara

tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendrang atau

tong-tong dan sebagainya, sejak lama telah dipergunakan untuk mengadakan

komunikasi antara anggota masyarakat. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa

 bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi sebagai disebut tadi

mengandung banyak segi lemah.

Bahasa memnberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada

yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Dewasa ini sangat sulit bagi

kita untuk membayangkan asal dan perkembangan kebudayaan umat manusia yang

 begitu kompleks tanpa bahasa.Walaupun asap api, bunyi gendang dan sebagainya dalam keadaan yang sangat

terbatas dapat digunakkan untuk komunikasi, tetapi semuanya bukanlah bahasa. Bahasa

haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya

sembanrang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan symbol atau perlambang.

2. Aspek Bahasa

Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang mempergunakan simbol-

simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-

gerik badaniyah yang nyata. Ia merupakan symbol karena rangkaian bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberi makna tertentu. Simbol adalah tanda

yang diberikan makna tertentu, yang mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap pancaindra.

1

Page 2: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 2/70

Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi dan vocal yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia, dan arti atau makna yaitu berhubungan antara rangkaian bunyi vocal

dengan barang atau hal yang diwakilinya itu. Bunyi itu merupakan getaran yangmerangsang alat pendengar kita yang diserap panca indra kita , sedangkan arti adalah isi

yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari

orang lain.

Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbiter atau

manasuka. Arbiter atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu

rangkain bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Maka sebuah kata

tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Apakah

seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, Hund, chien atau canis

itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.

Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar 

antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada; untuk itu diusahakan bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dalam bahasa . Etimologi

merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mula-mula timbul untuk 

mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit diterima. Usaha lain

mempertahankan pendapat ini adalah apa yang dikenal dengan anomatope ( kata peniru

 bunyi ). Namun hal inipun sangat terbatas. Terakhir dikemukakan bahwa tiap bunyi

sebenarnya mengandung nilai-nilai tertentu, misal vocal a, u, o, menyatakan suatu yang

 besar, rendah, dan berat, sebaliknya vocal i, e menyatakan suatu yang tinggi,kecil dan

tajam. Demikian pula konsonan-konsonan melambangkan bunyi-bunyi tertentu. Dalam

 berapa hal barang kali dapat ditunjuk contoh-contoh yang mungkin meyakinkan. Tetapi

terlalu banyak hal yang akan menentang contoh-contoh yang mungkin meyakinkan.

Tetapi berlaku banyak hal yang akan menentang contoh-contoh tadi. Dengan demikian

 pendapat lain lebih dapat diterima bahwa antara kata dan barang tidak terdapat suatu

hubungan. Hubungan itu bersifat arbitrer, sesuai dengan konversi masyarakat bahasa

yang bersangkutan.

3. Fungsi Bahasa

Bila kita meninjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga

sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan

 bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat

 berupa:

a. untuk menyatakan ekspresi diri;

 b. sebagai alat komunikasi;

c. sebagai alat untuk mengadakan intgrasi dan adaptasi social;

d. sebagai alat untuk mengadakan control social;

a. Alat untuk menyatakan ekspresi diri

Sebagi alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secaraa terbuka

segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk 

memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain:- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;

- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi

2

Page 3: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 3/70

sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak terpisah

satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana

yang satu mulai dan dimana yang lain berakhir sangatlah sulit. Pada taraf  permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk 

menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan

dirinya sendiri, ia menagis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa , ia

memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu

 berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka-dukanya,

semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya dapat

tersalur. Kata-kata seperti: aduh, hai, wahai, dsb. Menceritakan pada kita kenyataan

ini.

b. Alat komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi

tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita untuk diterima atau dipahami oleh orang

lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan,

dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari

dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang

dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,

melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama dengan

semua warga. Ia mengatur berbagai macam aktifitas kemasyarakatan, merencanakan

dan mengarahkan masa depan kita. Ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa

lampaunya untuk memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan

datang.

Dalam pengalaman sehari-hari, atau katakanlah sejak kecil hingga seorang

menjadi dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan , sejalan dengan

 bertambahnya kenyataan-kenyataan atau pengalaman-pengalaman seseorang. Bila kita

membandingkan bahasa dengan suatu system keseluruhan dengan wujud dan fungsi

 bahasa yang bertahap-tahap dalam kehidupan individual, yaitu wujud dan fungsi yang

terbatasa pada masa kanak-kanak, serta wujud dan fungsi bahasa yang jauh lebih luasa

 pada waktu seorang telah dewasa, maka dapatlah dibayangkan berupa wujud dan fungsi

 bahasa itu sejak awal muda sejarah umat manusia hingga kini. Bahasa itu mengalami

 perkembangan dari jaman ke jaman sesuai dengan perkembangan intelektual manusiadan kenyataan cipta-karya manusia sebagai hasil dari kemajuan intelektual itu sendiri.

Bila kita menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia

 primitive masih sangat sederhana dan terbatas, serta kemampuan intelektual mereka

masih sangat rendah bila dibandingkan dengan keadaan dewasa ini, serta dipihak lain

kita mengakui bahwa bahasa adalah alat untuk mengungkapkan atau

mengkomunikasikan semua kebutuhan seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat

digagaskan pula bahwa wujud dan fungsi bahasa pada manusia –manusia primitive

masih terbatas pula sesuai dengan keterbatasan kebutuhan dan kemampuan

intelektualnya. Tetapi seketika teknik manusia bertambah serta kebudayaan dan

kebutuhan manusia meningkat, maka bahasa itu turut pula berkembang untuk dapat

menampung semua apa yang telah dicapai oleh umat manusia sehingga komunikasitidak mengalami kemacetan.

3

Page 4: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 4/70

c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social

Bahasa, disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pulamanusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan megambil

 bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenlan dengan orang-orang

lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secaraa efesien melalui

 bahasa. Bahasa sebagai alat kominikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk 

merasa dirinya terikat dengan kelompok social yang memasukinya, serta dapat

melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin

 bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya. Ia

meyakinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan

kemasyarakatan.

Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal

segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata-krama masyarakatnya. Ia mencobamenyesuaikan dirinya (adatasi) dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang

 baru dalam sebuah masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Bila ingin hidup

dengan tentram dan harmonis dengan mesyarakat itu ia harus menyesuaikan dirinya

dengan masyarakat itu, untuk itu memerlukan bahasa , yaitu bahasa masyarakat

tersebut. Bila ia dapat menyesuaikan dirinya maka ia pun dengan mudah membaurkan

dirinya (integrasi) dengan segala macam tata-krama masyarakat tersebut.

Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi

masing-masing tetap mengikat kelompok penuturanya dalam satu kesatuan. Ia

memungkinkan kita tiap individual untuk menyesuaikan dirinya dengan adat-istiadat

dan kebisaaan masyarakat bahasa itu. Dua orang yang mempergunakan bahasa yang

sama, akan mempergunakan pula kata-kata yang sama untuk melukiskan suatu situasi

yang identik. Kata sebagain sebuah symbol bukan saja melambangkan pikiran atau

gagasan tertentu, tetapi ia juga melambangkan perasaan, kemauan dan tingkah laku

seseorang.

d. Alat mengadakan control social

Yang dimaksud control social adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku

dan tindak-tanduk orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka (overt :yaitu

tingkah laku yang dapat diamati dengan observasi), maupun yang bersifat tertutup

(covert : yaitu tingkah laku yang tidak dapat diobservasi).

Semua kegiatan social akan berjalan dengan baik katena dapat diatur denganmempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat

tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk 

 perbuatan atau tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaan, bila bahasa

yang dipergunakan untuk menyampaikan intruksi atau penerangan kepada bawahannya,

adalah bahasa yang kacau dan tidak teratur. Kekacauan dalam bahasanya akan

menggagalkan pula usahanya untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk 

 bawahannya.

Dalam mengadakan control social, bahasa itu mempunyai relasi dengan proses-

 proses sosialisai suatu masyarakat.  Proses-proses sosialisasi itu dapat diwujudkan

dengan cara-cara berikut: Pertama, memperoleh keahlian bicara, dan dalam masyarakat

yang lebih maju, memeproleh keahlian membaca dan menulis. Keahlian bicara dankeahlian menulis pada masyarakat yang sudah maju, merupakan persyaratan bagi tiap

indivisual untuk mengadakan partisipasi yang penuh dalam masyarakat tersebut, kedua,

4

Page 5: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 5/70

 bahasa merupak saluran yang utama dimana kepercayaann dan sikap masyarakat

diberikan kepada anak-anak yang tengah tumbuh. Mereka inilah yang menjadi penerus

kebudayaan kepada generasi berikutnya.  Ketiga, bahasa melukiskan dan menjelaskanyang dilakukan oleh sianak untuk mengidentifikasikan dirinya supaya dapat mengambil

tindakan-tindakan yang diperlukan. Dan keempat , bahasa menanamkan rasa keterlibatan

( sense of belonging atau esprit decorps) pada si anak tentang masyarakat bahasanya.

(Gorys Keraf:1984)

4.  Kedudukan Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda (1928) mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa

nasional. Undang-undang Dasar (1945), Bab XV, Pasal 36 menyatakan bahwa “bahasa

negara adalah bahasa Indonesia”. Berdasarkan kedua hal itulah dikatakan bahwa bahasa

Indonesia berkedudukan penting yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsisebagai (1) lambang kebanggaan negara, (2) lambang idengtitas nasional, (3) alat yang

memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial

 budaya dan bahasanya masing-masing kedalamn kesatuan kebanggaan Indonesia, dan

(4) alat penghubung antardaerah dan antarbudaya. Dalam kedudukannya sebagai bahasa

negara bahasa indnesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa

 pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat penghubung pada tingkat nasional untuk 

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan

 pemerintah, dan (4) alat penghubung kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi

(Suhender, 1998:158-160).

Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, masih harus

dibuktikan dengan sikap yang mencerminkan perilaku. Selama perilaku setiap warga

negara Indonesia belum menunjukkan perilaku yang positif terhadap bahasa

Indonesia,maka fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional itu masih merupakan

 problema, Problema itu berkisar pada:

a. mengapa kita harus bangga mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional?

 b. Benarkah dalam kenyataan setiap insan Indonesia menunjukkan rasa bangga

terhadap bahasa Indenesia?

c. Syarat-syarat kebahasaan apakah yang harus ada agar bahasa Indonesia itu dapat

dibanggakan?

d. Sikap mental bagaimanakah yang mendasari kebanggaan seseorang terhadap bahasa Indonesia?

e. Usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan agar bahasa Indonesia benar-benar 

menjadi kebanggaan nasional(Suhender, 1998:183)

Problem tersebut sampai saat ini masih tetap perlu direnungkan. Usaha

mengatasi problem tersebut sudah dilaksanakan. Usaha itu disebut usaha pembinaan dan

 pengembangan bahasa Indonesia.

Pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan

untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan

 pengajaran bahasa asing supaya memasuki kedudukan dan

fungsinya(Sugono,1994:5).Pembinaan dan penegembangan bahasa Indonesia dilakukan

melalui usaha-usaha pembakuan agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, danefisien. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa(1)pembinaan terutama

5

Page 6: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 6/70

ditujukan kepada penuturnya yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia,

(2)pengembangan juga ditujukkan kepada bahasa dalam segala aspeknya.

Pembinaan bahasa Indoensia sudah digiatkan sejak zaman Pujangga baru(1933). Sampai detik ini nasibnya kurang menggembirakan. Bnyak diantara orang

Indonesia yang meremehkannya. Sikap mereka terhadap bahasa Indonesia tak 

acuh,alasannya: (1) pelaksanaan pembinaan dahasa Indonesia dianggap mudah

(Sumowijoyo,2000:5).

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia mencakup dua arah yaitu: (1)

 pengembangan bahasa yang mencakup masalah bahasa dan masalah kemampuan/sikap,

dan (2) pembinaan yang mencakup arah masyarakat dan arah generasi muda

kemampuan /sikap berbahasa Indonesia perlu dibina dan dikembangkan. Kemampuan

 berbahasa Indonesia orang Indonesia (awam maupun terpelajar) belum terlalu

mengembirakan sikap kebahasaannya pun demikian. Sebagian orang Indonesia masih

ada yang bersikap negatif terhadap pemakian bahasa Indonesia yang baik dan benar.Dikatakan bersikap negatif karena meremehkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik 

dan benar. Mereka juga meremehkan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia. Sikap negatif tersebut harus dibina, diupayakan menjadi sikap positif. Sikap

 positif orang Indonesia terhadap pemakaian bahasa Indonesia ditunjukkan dengan

adanya kebanggaan pada diri kita, karena itu kita berusaha berbahasa Indonesia dengan

 baik dan benar. Kita seharusnya merasa malu, merasa bodoh jika tidak berusaha

 berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita merasa bersalah jika tidak 

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesian yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang

digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,dalam situasi

santai dan akrab, hendaklah digunakan bahasa Indonesia ragam santai dan akrab. Dalam

situasi resmi dan formal hendaklah digunakaan bahasa Indonesia ragam dan formal.

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai

dengan aturan atau kaidah tata bahasa baku. Jadi,bahasa Indonesia yang baik dan benar 

adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang

 berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku (Arif, 1987:1).

Orang yang mahir menggunakan bahasa sehingga maksud hatinya mencapai

sasaran,apa pun jenisnya ,diaggap berbahasa denga efektif. Bahasa menimbukan efek 

atau hasil kerena serasi dengan peristiwa atau keadaan yang dihadapinya. Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkunagan harus memilih salah satu ragamyang cocok 

dan yang benar. Berbahasa Indenosia dengan baik dan benar, diartikan pemakaian

 bahasa yang serasi dengan sasarannya juga mengikuti kaidah bahasa yang betul. Bahasa

Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi

 pernyataan kebaikan dan kebenaran (Moeliono,1992:20).

6. Kesalahan Berbahasa

Orang terpelajar, pembina bahasa Indonesia mereka harus menjadi contoh

teladan, anutan, model bagi orang lain dalam berbahasa Indonesia. Bahasa Indoensia

yang bermutu adalah bahasa Indonesia yang bersih dari kesalahan, baik keswalahan

kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahn budaya(Sumowioyo,2000:6).Kesalahan berbahasa berhubung dengan pemakaian bahasa indoensia yang

 benar. Kesalahan berbahasa Indonesia akibat pemakaian bahasa Indonesia yang tidak 

6

Page 7: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 7/70

 benar. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

 baku termasuk kesalahan kaidah. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak bernalar,

tidak logis, dan tidak berterima termasuk kesalahan logika . kesalahan berbahasaIndonesia yang berhubungan dengan budaya bangsa inonesia disebut kesalahan logika.

Kesalahn berbahasa Indonesia dapat juga dibedakan atas kesalahn berbahasa

lisan dan kesalahan berbahasa tulis. Kedua macam kesalahn berbahasa Indonesia

tersebut masing-masing dapat mencerminkan kesalahan kaidah, kesalahan logika,

maupun kesalahn budaya.

Jenis kesalahan berbahasa dapat dikelompokkan berdasarkan ragam bahasa (lisan atau

tulis) kesalahan berbahasa tulis menyangkut msalah ejaan dan berbahasa lisan maupun

tulis menyangkut masalah tata bahasa (struktur) data dan kosakata.

6.1 Kesalahan berbahasa Indonesia Lisan

Kesalahan berbahasa Indonesia lisan berhubung dengan lafal bahasa Indonesia.Lafal bahasa Indonesia ialah lafal yang tidak terpengaruh lafal bahasa daerah atau lafal

 bahasa asing.lafal merupakan logat yang penting menonjol/tanpak dan mudah diamati.

Logat adalah pemakaian bahasa yang berbeda-beda karena perbedaan daerah.Logat juga

disebut ragam daerah. (Sugiono,1994:10)

7

Page 8: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 8/70

BAB II

KALIMAT BAKU BAHASA INDONESIA

1. Pendahuluan

Bahasa Indonesia Baku (BIB) bertolak dari Bahasa Indonesia Resmi (BIR).

Hal ini wajar. BIR mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan Bahasa

Indonesia tak resmi (BIT). Keunggulannya: a) BIR bertaraf nasional; b) BIR seragam

untuk seluruh Indonesia; c) BIR dipakai oleh golongan terpelajar (intelektual) dalam

situasi resmi; d) BIR mampu merekam kegiatan budaya (kesenian ), ilmu

 pengetahuan, dan teknologi, keunggulan itu tidak dimiliki oleh BIT. Dengan demikian

BIR memiliki prestise yang tinggi jika dibandingkan dengan BIT. Presetise inilah

yang menyebabkan BIB bertolak dari BIR.

Rupanya, prestise menetukan kedudukan serta hal ini dapat dibuktikan dengan

data yang lain. Bahasa Melayu Riau menjadi standar untuk bahasa Melayu karena

 bahasa Melayu Riau menghasilkan karya sastra ( sastra Melayu) bahasa Melayu

“diangkat” menjadi bahasa Indonesia (BI) sebab bahasa Melayu mampu menjadi

“lingua fraca” (bahasa perhubungan ) di kepulauan nusantara ini. Kemapuan ini tidak 

dimiliki bahasa-bahasa daerah yang lain. Bahasa Sala = Yogya menjadi standar untuk 

 bahasa Jawa karena bahasa sala – yogya pendukung kebudayaan Jawa yang dianggap

tinggi ( kebudayaan “keraton”). Data tersebut kiranya, membenarkan anggapan bahwa

BIB bertolak dari BIR.

BIR terpakai dalam situasi resmi. Masalahnya, apakah situasi itu. Situasi resmi

mempunyai ciri : bertaraf nasional, bersifat kenegaraan, menyangkut kepentingan bangsa ( masyarakat, umum ), serius, penuh dengan gagasan ( ide,pikiran).

Dengan titik tolak tersebut, pengertian BIB ialah BI yang baik dan benar, BI

yang serius, BI yang tertib, BI yang sangkil (objektif), BI yang resmi yang menjadi

ukuran (Patokan).

Kalau seseorang berbahasa indonesia, ia mengucapkan kalimat-kalimat.

Kalimat merupakan unsur terbesar BI di antara unsur yang lain ( frase, morfem,

fonem ). Dengan demikian, BI ditunjang oleh kalimat-kalimat. Karena BI di tunjang

kaliamat – kalimat. Pengertian BIB ini berlaku juga untuk kalimat baku.

2. Hakikat Kalimat Bahasa Indonesia

Hakikat kalimat BI terlihat dari ciri –ciri kalimat BI:

Ciri –ciri itu :

( 1 ) bermakna

( 2 ) bersistem urutan frase

( 3 ) dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain.

( 4 ) berjeda

( 5 ) berakhir dengan berhentinya intonasi (berorientasi selesai )

8

Page 9: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 9/70

Makna

Makna menciptakan komunikasi Tidak bermakna berarti tidak komunikatif.Supaya komunikasi tercipta, makna sebuah kalimat perlu jelas. Makna yang kurang

 jelas ( samar –samar, kacau ) menimbulkan gagasan komunikasi.

Perhatikan data yang berbunyi “ Indonesia dengan terburuk minyak 

 perkiaraan harga siap “

Bandingkan data itu dengan “ Indonesia siap dengan perkiraan terburuk harga

minyak” data ini komunikatif karena maknanya jelas. Berbeda dengan data pertama.

Frase

Kalimat terdiri atas frase –frase ( paling sedikit dua frase ). Kalimat tidak dibentuk dengan mendampingkan kata yang satu dengan kata yang lain, tetapi

merangkaikan frase yang satu dengan yang lain.

Contoh : saya ucapkan / terima kasih / atas perhatian Anda.

Saya / ucapkan / terima / kasih / atas / perhatian / Anda .

Contoh terakhir itu tidak dikenal dalam BI

.

Contoh pertama terdiri atas tiga frase. Ketiga frase ini dapat dipindah – pindahkan.

Kalau dipindah – pindahkan ketiga frase itu, hasilnya :

Saya ucapkan / atas perhatian Anda / terima kasih.

Terima kasih / saya ucapkan / atas perhatian Anda.

Terima kasih / atas perhatian Anda / saya ucapkanAtas perhatian Anda / saya ucapkan / terima aksih.

Atas perhatian Anda / terima kasih / saya ucapkan.

Ada kenyataan lain yang perlu kita perhatikan ternyata ketika frase tersebut

 berfungsi gramatika fungsi (gramatika) ketiga frase itu :

Saya ucapkan = P ( predikat )

Terima kasih = S ( subyek )

Atas perhatian Anda = K ( keterangan )

Farase – frase tersebut terdiri atas dua kata atau lebih. Ada juga frase yang

terdiri atas satu kata.

Contoh : sekarang / kita / mempelajari BII II III

Di sini tanpak “ sekarang” dan “kita” sebagai farse terdiri atas satu kata saja.

Demikianlah frase itu mempunyai ciri. Ciri –cirinya: (1) ditandai jeda; (2)

dapat dipindahkan; (3) berfungsi gramatika ( SPOK ); (4) terdiri atas satu kata atau

lebih : (5) merupakan suku kalimat.

9

Page 10: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 10/70

Kemandirian

Kalimat tersebut berdiri sendiri ( bermandiri ) karena mempunyai gagasanyang lengkap ( utuh). Suku kalimat ( frase) tidak dapat berdiri sendiri karena

gagasannya kurang lengkap. Suku kalimat (frase) merupkan bagian atau unsur 

kalimat. Pada dasarnya, setiap bagian atau unsur tidak dapat berdiri sendiri. Setiap

 bagian atau unsur tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu keutuhan.

Dalam komunikasi, pembicara tidak pernah mengucapkan sebuah kalimat

saja. Sebab pembicara mengemukakan banyak gagasan. Gagasan – gagasan ini

tertuang kedalam kalimat – kalimat. Karena itu. Sebuah kalimat mempunyai

hubungan dengan kalimat lain yang melingkunginya

Jeda

Kalimat terdiri dua frase atau lebih. Frase – frase itu dibatasi oleh jeda.

Karena itu dengan sendirinya tiap kalimat mempunyai jeda. Jeda inilah yang

membedakan kalimat dengan yang bukan kalimat.

Contoh :

RUMAH SAKIT bukan kalimat

IMAH SAKIT kalimat

Intonasi

Sebuah kalimat berakhir dengan berhentinya intonasi ( lagu kalimat ) karenaitu “utuh” dan dapat berdiri sendiri.

3. C i r i – c i r i K a l i m a t B a k u 

ciri – ciri kalimat baku :

A. gramatikal

B. masuk akal

C. bebas dari unsur yang mubazir 

D. bebas dari kontaminasi

E. bebas dari interferansiF. sesuai dengan ejaan yang berlaku

G. sesuai dengan lafal BI

A. Gramatikal

kalimat baku itu gramatikal. Artinya kalimat baku itu sesuai dengan tata BI,

yang meliputi tata kalimat (sintaksis) tata frase (frasiologi)tata morfem(morfologi),

dan tata fonem (fonologi).

Secaraa garis besar, ciri gramatika kalimat baku terangkum dalam

 pembicaraan di bawah ini.

(1) Fungsi – fungsi frase (SPOK) terpakai secaraa jelas ( tanpak , tersurat ,eksplisit). Ketidak jelasan SPOK , terutama SP, menghadirkan kalimat tidak 

 baku.

10

Page 11: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 11/70

Contoh :

(a) Demikian harap maklum

K P(b) Demikian dikatakan presiden

K P

(c) Wajar , bila prestasinya menurun

P K 

(d) Bagaimana kalau ketrampilan berbahasa Indonesia dijadikan syarat

P K 

kenaikan pangkat pegawai negeri ?

(e) Untuk mengtahuai tingkat tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapatK P

dinilai dari caranya berbicara

(f) Agar diperoleh hasil yang nyata , mohon Bapak/Ibu aktif.

K P O1

`yang baku

(a) Demikian., kami harap Anda maklum.

K P S

(b) Demikian , kata Presiden.

P S

(c)Wajar , Prestasinya menurun.

P S

(d) Bagaimana pendapat Anda kalau kita adakan kerja bakti.

P S K 

(e)Tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat diketaui dari caranya

 berbicara.

S P K (f)Agar diperoleh hasil yang nyata kami mohon Bapak/Ibu aktif.

K S O1

(2) kalimat baku tidak mengandung subyek ganda

Contoh yang tidak baku:

(a) Para pemenang diberikan hadiah.

S P S

(b) Hal itu saya sudah tahu.

S S P

(c) Tanah ini akan dibangun industri.

S P S

(d) Penyusun laporan ini kami mendapat bimbingan bapak dosen.

S S P O1

11

Page 12: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 12/70

(e) Bahwa PSSI kalah terus-menrus ,hal itu memalukan.

S S P

Yang baku :

(a) Para pemenang diberi hadiah.

S P

(b) Hal itu saya sudah ketahui.

S S P

saya sudah ketahui hal itu.

S P O1

(c) Ditanah ini akan dibangun industri.

K P S

(d) Dalam menyusun laporan ini kami mendapat bimbingan bapak dosen.K S P O1

(e) laporan ini kami susun dengan bimbingan bapak dosen.

S P K 

(f) Bahwa PSSI kalah terus-menrus ,memalukan.

S P

(3) kalimat baku tidak memperlihatkan pemakian subyek yang diawali kata depan

Contoh :

(a) Hadirin kami persilahkan berdiri.

S P

(b) Yang tidak berkepentingan dilarang masuk.S P

(c) Memecahkan permasalahn itu tidak mudah.

S P

(d) Rapat itu membicarakan SPP.

S P O1

(e) Penggelontoran kali Surabaya meningkatkan produksi PDAM.

S P O1

Yang tidak baku:

(a) Kepada parahadirin dipersilahkan berdiri.

K/O2 P

(b) Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk.K/O2 P

(c) Untuk memecahkan permasalahn itu tidak mudah.

K P

(d) Dalam rapat itu membicarakan SPP.

K P O1

(e) Dengan penggelontoran kali Surabaya meningkatkan produksi PDAM.

K P O1

(4) Kalimat baku tidak mengandung predikat ganda

Contoh:

(a) Bertindak sebagai Inspektur upacara bapak Gubernur.

P S

(b) Siapa yang menulis surat ini?

12

Page 13: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 13/70

P S

(c) Yang lebih parah adalah situasi politik tidak menentu.S P P

Yang tidak baku :

(a) Bertindak sebagai Inspektur upacara adalah Bapak Gubernur 

P P

(b) Siapa menulis surat ini?

P P O1

(c) Yang lebih parah adalah situasi politik tidak menentu.

P P

(5) Suku kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat.Contoh :

(a) Dalam kecelakaan itu para korban terbakar hangus, Sehingga

identitasnya sulit dikenal.

(b) Para kreditur terpaksa menyelamatkan brankas ke tempat lain, sebab

 pemilik toko emas itu menghilang.

Yang baku :

(a) Dalam kecelakaan itu para korban terbakar hangus, sehingga identitasnya

sulit dikenal.

(b) Para kreditur terpaksa menyelamatkan brankas ke tempat lain sebab

 pemilik toko emas itu menghilang.

(6)kalimat baku tidak memperlihatkan kejanggalan setelah mengalami perpindahan

letak frase (permutasi)

contoh:

(a) Saya ucapkan/terima kasih/atas perhatian Anda.

(b) Terima kasih/saya ucapkan/atas perhatian Anda.

(c) Atas perhatian Anda/terima kasih/saya ucapkan.

Yang tidak baku :(a) Tanah ini/akan dibangun/industri

Tanah ini/indistri/akan dibangun

Akan dibangun/tanah ini/industri

Akan dibangun/industri/tanah ini

(b) Siapa/menulis surat ini?

Menulis surat ini/siapa?

(7)Kalimat baku tidak mencampuradukkan dua pola struktur yang berbeda.

Contoh :

(a)Harga minyak dibekukan ataukah dinaikkan secaraa luwes?

(b)Cara menulisnya dari bawah ke atas.

13

Page 14: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 14/70

Yang tidak baku :

(a) Harga minyak dibekukan ataukah kenaikkan secaraa luwos?

(b) Cara menulisnya: Tulislah dari bawah ke atas !

(8) kalimat baku tidak memperhatikan hubungan predikat verbal transitif dengan obyek 

 penderita “terganggu” oleh kata depan.

Contoh:

(a) Ia menyadari kesalahannya.

(b) Hari ini membicarakan kalimat baku.

Yang tidak baku :

(a) Ia menyadari akan kesalahannya.

(b) Hari ini membicarakan tentang kalimat baku.

(9) kalimat baku memperhatikan pemakaian bentuk pasif “aspek + agens + verba”

secaraa asas (konsisten).

Contoh :

()a Persoalan itu sudah kami selesaikan.

Sudah kami selesaikan persoalan itu..

()b Pancasila harus kita hayati dan kita amalkan.

Yang tidak baku:

(a) Persoalan itu kami sudah selesaikan.

Kami sudah selesaikan persoalan itu.

(b) Pancasila kita harus hayati dan amalkan.

(10) Kalimat baku memperlihatkan pemakaian morfem terikat (imbuhan, afiks) secaraa

tepat, sesuai dengan tata morfem BI.

Contoh :

(a) Atas perhatian Anda, saya ucapkan terima kasih.

(b) Keputusan itu tidak dapat diubah.

(c) Pak Badudu mengajarkan BI.(d) Para petatar disediai makalah.

(e) Kesadaran politik sedang tumbuh.

(f) Stabilitas nasional dewasa ini lebih mantap jika dibandingkan dengan

lima tahun yang lalu.

Yang tidak baku:

(a) Atas perhatiannya Anda, saya ucapkan terima kasih.

(b) Keputusan itu tidak dapat dirubah.

(c) Pak Badudu mengajar BI.

(d) Para petatar disediakan makalah.(e) Kesadaran politik sedang bertumbuh.

14

Page 15: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 15/70

(f) Stabilitas nasional dewasa ini lebih mantap jika dibanding dengan lima

tahun yang lalu.

B. Masuk Akal

Kalimat baku mengandung makna yang masuk akal (logis). Makna yang

tidak masuk akal membentuk kalimat yang tidak baku meski gramatikal.

Contoh :

(a) Waktu dipersilahkan.

S P

(b) Naik kendaraan diharap turun !

S P

(c) Masalah ini sulit memecahkannya.S P

(d) Para penumpang harap turun setelah bus berhenti.

S P K 

Yang baku:

(a) Waktu kami berikan

(b) Pengendara diharap turun !

(c) Masalah ini sulit dipecahkan

(d) Para penumpang diharap turun ketika bus berhenti

C. Unsur – unsur yang Mubazir

D.

Unsur yang mubazir ialah unsur yang tidak berarti dan tidak berfungsi.

Kalimat baku, tentu saja, tidak mengandung unsur yang mubazir.

Contoh :

(a) Meski ia sudah berusaha keras, hasilnya masih belum mengembirakan.

(b) Demi berhasilnya pembangunan, kerja keras perlu ditingkatkan.

(c) Pendidikan merupakan modal masa depan bangsa.

Yang tidak baku :

(a) Meski ia sudah berusaha keras, tetapi hasilnya masih belum mengembirakan(b) Demi untuk berhasilnya pembangunan, kerja keras perlu

ditingkatkan,…………..

(c) Pendidikan adalah merupakan modal masa depan bangsa.

E. Kontaminasi

Kontaminasi ialah perancuan (pencampuradukan,pengacauan) dua makna,

dan unsur, atau dua struktur.

Kalimat yang mengandung kontaminasi bukan kalimat yang baku.

Contoh :

(a) Bu guru tidak pernah menghapus papan tulis(b) Pak Andre membicarakan tentang kata – kata baru

(c) Dalam rapat itu membicarakan SPP

15

Page 16: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 16/70

Yang baku :

(a) Bu guru tidak pernah membersihkan papan tulisBu guru tidak pernah menghapus tulisan papan tulis

(b) Pak Andre membicarakan kata – kata baru

Pak Andre berbicara tentang kata – kata baru

(c) Rapat itu membicarakan SPP

Dalam rapat itu dibicarakan SPP

F. I n t e r f e r e n s i

Dalam perkembangannya, BI dipengaruhi unsur bahasa daerah dan bahasa

asing. Diantara unsur – unsur itu ada yang memperkaya, ada pula yang

memiskinkan BI. Unsur yang pmemperkaya kita terima sebagai serapan. Sedangkanunsur yang memiskinkan kita tolak karena merugikan. Unsur yang merugikan ini

merupakan “gangguan” atau “interfrensi” bagi BI.

Contoh:

(a) Atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.

(b) Belajarlah yang rajin !

(c) Mereka latihan di kampus.

(d) Orang itu adalah teman daripada ayah saya.

(e) Siapa menulis surat ini ?

Yang baku :

Atas perhatian Bapak/Ibu, kami sampaikan (ucapkan) terima kasih.

Belajarlah rajin - rajin !

Mereka berlatih di kampus.

Orang itu teman ayah saya.

Siapa yang menulis surat ini ?

Ternyata, hatur, yang rajin, dan latihan merupakan interferensi dari bahasa daerah

(Jawa). Sedangkan adalah dan daripada dari bahasa asing (Belanda,Inggris).

Dapat disimpulkan, interferensi ialah penyimpanagan kebahasaan yang

diakibatkan oleh perkenalan suatu bahasa dengan bahasa lain.

G. Ejaan

Ejaan yang berlaku sekarang ialah ejaan yang disempurnakan ( E Y D ).

Karena ejaan sudah diresmikan, penulisan kalimat yang sesuai dengan EYD

merupakan keharusan. Dalam hubungan ini, kata-kata asing yang sudah menjadi

“warga” BI tidak dikecualikan.

Pelanggaran terhadap EYD melahirkan kalimat yang tidak baku kendati

ciri – ciri kalimat baku yang lain terpenuhi.

H. Lafal baku

Lafal baku itu bukan lafal perseorangan ( ideolek), bukan lafal daerah

(dialek), dan bukan lafal asing. Dengan demikian, lafal baku itu lafal nasional.

16

Page 17: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 17/70

Artinya, lafal baku itu lafal yang disepakati kebenarannya oleh kebanyakan

( mayoritas) penutur BI dalam situasi resmi.

Kalimat baku dilafalkan dengan benar, sesuai dengan lafal baku BI. Atas

dasar itu, memberikan, pendidi’an , mbesu’ , berapa’ , keciil , melihhat , adiq ,

yunit , lokhis , bukan lafal baku. Yang baku : memberikan , pendidikan , beso’ ,

 berapa , kecil , melihat , adi’ , unit , logis.

4. Penutup

Dari pembicaraan di atas dapat diambil simpulan sebagai berikut :

(1) Kalimat baku itu kalimat yang bermutu.

(2) Pemakaian kalimat baku mencerminklan kecendekiaan pemakainya.

(3) Sering terjadi kesalahan dalam pemakaian BI karena pemakai BI belum

menuasai kalimat baku (BIB)(4) Kebanyakan pemakai BI belum menguasai kalimat baku karena mereka lebih

“akrab” dengan BI yang santai daripada dengan BI yang serius itu.

(5) Latihan – latihan dalam bidang ketrampilan manusis, perlu ditingkatkan bagi

 para pemakai BI yang sering terlihat dengan situasi resmi mereka “karab”

dengan BIB.

Contoh kata Yang Mubazir 

Demi untuk, agar supaya, adalah merupakan, contoh misalnya,zaman dahulu kala,

 betapun juga, bagaimanapun juga, sehingga dengan demikian, konon kabarnya, berdasarkan atas keputusan rapat, disebabkan oleh karena, akibat peristiwa itu

menimbulkan kesedihan yang mendalam, kemungkinan ia tidak hadir, bahwa

sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, meskipun ia berusaha keras,

tetapi hasilnya mengecewakan, karena hujan sangat lebat selama beberapa jam, maka

Surabaya banjir, Alasannya karena kesehatannya tidak mengizinkan, Tujunnya untuk 

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Contoh kata kontaminasi

Menanak nasi, Menghapus papan tulis, Menundukkan badan, Seringkali, Sedari, Dan

lain sebagainya, Untuk sementara waktu, Pengusahawan, Mempertinggi, Jangan boleh,

Dalam rapat itu membicarakan SPP, Negara RI adalah berdasar Pancasila., Para

 pemenang diberikan hadiah.,Bertindak sebagai Inspektor Upacara adalah Bapak 

gubernur.

Contoh kata Interferensi

17

Page 18: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 18/70

Kapok, Drop out, Kepingan,pretest, Kangen, posttest, Kayak, poster,Guyon,

 paper, Ada, input, Sungkan, output, Mesem, finish, Nggak (ndak), start, Kaget, point,

Topik, Surabaya Plaza, Shopping Center, Pak Lurah Cup, Ketintang Taylor 

Contoh kata Serapan

Macet, ilmu, Luwos, bahasa, Mantap, sastra, Siswa, teknologi, Budaya, matematika,

Departemen, guru, Institut, sarjana, Universitas, system, Fakultas, dokter, Kampus,

insinyur, Sekolah, mesin, Kurikulum, musik, Metode, anduk, Strategi, olahragawan,

Sukuisme, statistic

Contoh kata Perilaku kebahasaan yang salah

()1 M e r e m e h k a n m u t u, (2) T u n a h a r g a d i r i ,

(3) M e n j a u h k a n d i s i p i n, (4) E n g g a n m e m i l i k i t a n g g u n g J a

w a b, (5)L a t a h, (6)J a l a n p i n t a s (Gatot Susilo Sumowijoyo :1991)

18

Page 19: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 19/70

BAB IIILAFAL DAN EJAAN BAHASA INDONESIA

1. Pengantar

Seorang ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol

lisan yang sewenagng-wenang yang dipakai oleh anggota kelompok sosial untuk 

saling bekerja sama dan saling mempengaruhi.

Bertolak dari batasan bahasa diatas jelaslah bahwa bahasa itu memiliki

kedudukan yangsa ngat penting dalam kehidupan manusia. Bayangkan saja apa

yang bakal terjadi seandainya bahasa itu tidak ada. Tentu saja kehidupan ini amatmacet. Sebab antara manusia yang satu dengan yang lain tidak dapat berkomunikasi.

Sehubungan dengan itu betapa pentingnya orang memahami bahasa.

Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai

 bahasa nasionalnya. Rasanya tidak terlalu menyimpang jika kita mengkaji,

memahami, dan menggunakannya secaraa benar. Bagaimana demikian? Hal ini jelas

sebab ada pepatah yang mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa, peribahasa

ini memberi tahu kita baik buruknya tingkah laku kita dapat dilihat adri bagaimana

kita berbahasa: Disamping itu dengan bahasa kita dapat mengkaji dan memahami

segala ilmu, ungkapan-ungkapan seperti baik budi bahasanya (sopan santun, tingkah

laku yang baik) dan tak tahu bahasa ( kurang sopan) menunjukkan bahwa bahasa itu

memiliki kedudukan yang istimewa dalam kehidupan manusia .Banyak masalah yang perlu kita ketahui tentang bahasa. Beberapa

diantaranya adalah hal-hal yang berkaitan dengan lafal, ejaan, dan unsur serapan.

Dibawah ini disajikan rinciannya.

2 .Lafal bahasa Indonesia

Bahasa harus dipelajari dalam sekelompok manusia bagaimanapun kecilnya

 bahasa merupakan unsur kebudayaan yang tiak diturunkan secaraa biologis. Tetapi

harus dipelajari. Bahasa terjadi dari sekumpulan bunyi-bunyi bahasa manusia

menggunakan alat-alat bicaranya untuk dapat mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa itu.

Bunyi-bunyi bahasa yang disajikan manusia tidak keluar dengan mandirinya, tetapiharus dipelajari sejak kecil dengan cara meniru apa yang diucapkan orang tuanya

atau orang lain.

19

Page 20: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 20/70

Sesuai dengan batasan yang dikemukakan oleh Stutervant diatas, bahwa

 bahasa adalah sistem simbol lisan atau ujaran. Maka lafal ujaran harus benar-benar 

diperhatikan, ada banyak simbol atau lambang didalam kehidupan manusia.Misalnya gambar, gerak-gerik, isyarat dan simbol-simbol visual yang lain. Yang

erat kaitannya dengan bahasa diantara lambang-lambang atau simbol-simbol itu

adalah simbol bunyi. Dalam bahasa simbol dibatasi oleh lambang bunyi tutur, yaitu

 bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang sudah disetujui bersama.

Bunyi-bunyi dalam suatu bahasa termasuk bahasa Indonesia dilambangkan

dengan huruf-huruf, yaitu hufuf A sampai Z yang disebut abjad atau alfabet. Alfabet

yang sangat umum dipakai adalah alfabet latin dan romawi. Untuk dapat membaca

lambang-lambang itu dengan tepat digunakkan suatu ilmu yang disebut IPA

(Internasional Phonetic Asosiation ).

Lafal bunyi-bunyian bahasa Indonesia secara resmi,belum dibakukan .

Sementara itu hanya ejaan dan pembentukan istilah yang sudah baku, karena telahresmi dan berbadan hukum.

Bagaimana kita dapat melafalkan bahasa Indonesia secaraa baku, sedangng

tata aturan kebakuan itu sendiri belum ada. Oleh karena itu kita masih sulit dalam

melafal kan bahasa Inonesia secara seragam di seluruh Indonesia. Kita amati saja

rambu-rambu lalu lintas sebagai panutan untuk melafalkannya. Tetap saja ini tidak 

mutlak. Akan tetapi dapat membantu kita.

Ciri lafal yang sementara ini dianggap baik antara lain terbebasnya lafal itu

dari lafal bahasa daerah atau pengaruh lafal bahasa asing. Selain itu dapat pula

dipakai sebagai panduan lafal-lafal yang diucapkan oleh para penyiar radio

 pemerintah, para penyiar TVRI, dan para pembina bahasa. Lafal-lafal semacam itu

selalu dipakai dalam situasi resmi.

Persoalan lafal bahasa Indonesia sering mengundang pertanyaan. Persoalan-

 persoalan itu antara lain adalah :

(1) Pengucapan kata yang memperoleh imbuhan –i dan –an

seperti:

Masuk + an ………………………... Masukan

Didik + an ………………………... Didikan

Duduk + i ………………………... Duduki

Loncat + i ………………………... Loncati

Perlu diketahui bahwa kata-kata semacam ini hanya terbatas pada kata-katayang berakhir dengan konsonan.

(2) Pengucapan bunyi /h/ yang sering dihilangkan , atau malah dimunculkan,

seperti:

Sudah ………………………... suda

Lelah ………………………... Lela

Merah ………………………... Mera

Putih ………………………... puti

Bahwa ………………………... bahwah

Bisa ………………………... Bisah

Muda ………………………... Mudah

(3) Pengucapan bunyi /a/ yang sering diganti dengan /e/, seperti:Diberikan ………………………... Diberiken

Diucapkan ………………………... Diucapken

20

Page 21: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 21/70

Menuliskan………………………... Menulisken

Dapat ………………………... dapet

Benar ………………………... bener  Cepat ………………………... cepet

Enam ………………………... enem

Malam ………………………... malem, dan sebagainya.

Gejala semacam ini diduga adanya pengaruh bahasa Jawa .

(4) Pengucapan bunyi /ai/ yang berubah menjadi /e/ miring,

seperti:Sampai diucapkan sampek  

(5) Penggunaan bunyi /a/ yang diubah menjadi /o/, seperti:

Saleh diucapkan soleh

Musyawarah musyawaroh

Rahmat rohmat

Rahim rohim

Gejala semacam ini diduga adanya pengaruh bahasa Arab.

(6) penagruh bunyi /e/, Bunyi /e/ lemah sering diucapkan menjadi /e/ keras,

misalnya:

tenang diucapkan tenang

senang senang

dengan dengan

 peta peta

Bunyi /e/ keras diucapkan menjadi /e/ lemah, misalnya :

Tebar diucapkan tebar  

Peka peka

Teras teras, dan sebagainya.

(7) Pengaruh bahasa Inggris dapat menimbulkan kesalahan lafal bahasa Indonesia,

misalnya:

Unit diucapkan Yunit

Dapat daphathUniversitas Yuniversitas

USA yu es a

Tidak tau thitaq thahu

(8) pengaruh Bahasa Belanda

Akibat pengaruha bahasa Belanda, banyak kata bahasa Indoensia dilafalkan

sebagai berikut:

Logis diucapkan loghis

 Nasional national

Generasi ghenerasi

Hasil hasil

(9) lafal Singkatan asinglafal singkatan asing yang berasal dari bahasa asing seharusnya dilafalkan sesuai

dengan bunyi bahasa Indonesia, dalam konteks bahasa Indonesia.

21

Page 22: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 22/70

Contoh:

TV diucapkan teve bukan tivi atau tipi

IQ iki bukan ia kyu50 CC limah puluh cece bukan

lima puluh sese

Dan sebaginya.

3. Ejaan Bahasa Indonesia

3.1 Pengertian Ejaan

Hubungan ejaan dengan huruf sangant erat, ini terbukti sampai sekarang

masih banyak orang berangapan bahawa ejaan ialah huruf. Kenyataan ini ada

kemungkinan disebabkan oleh kekaburan pengertian ejaan Soewandi, yang

menagaburkan pengertian huruf dengan ejaan. Hal ini terbuki dari ucapan menteri

 pendidikan dari kebudayaan sebagai berikut ejaan Soewandi hanya mengatur 

 penilaian huruf, penulisan kata, dan pemakaiaan tanda baca sama sekali tidak diatus

(mashuri, 1972:3)

Anggapan bahwa ejaan adalah huruf tidak tepat, sebab ejaan itu

merupakan aturan-aturan atau system yang menetukan bagaimana huruf-huruf itu

harus dipakai untuk menyatakan bunyi dalam tulisan. Padahal huruf itu hanyalahlambang bunyi.

Sejalan dengan pengertian diatas, Drs, Soewandi menjelaskan, bahwa

ejaan ialah ilmu yang menerangkan bagaimana kita harus menyatakan bahasa

 bentuk lisan kedalam bentuk tulisan, atau pengetahuan hukum, bagaimana cara

menuliskan atau melambangkan bahasa bentuk lisan. (soewandi.1973:24)

Soewandi mengartikan ejaan sebagai suatu ilmu atau penegtahaun hukum,

lebih jauh Gorys keraf memberikan batasan sebagai berikut: keseluruhan daripada

 peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ejaan dan bagaimana

interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahan, penggabungannya) dalam suatu

 bahasa disebut ejaan. (gorys keraf, 1975:30)

Ditinjau dari segi teknis, Mashuri mengatakan bahwa yang dimaksuddengan ejaan ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

(Mashuri, 1972:5)

Jika batasan-batasan diatas diperhatikan, maka batasa Gorys keraf dapat

dipandang lebih lengkap dan bisa dipakai sebagai pedoman. Dikatakan demikian,

sebab ejaan bukan hanya bertugas mewakili fonem-fonem, morfem-morfem,

melainkan juga menyangkut bagaimana interelasi antara lambang-lambang itu,

meskipun demikian tidak mengurangi penegasan mashuri, bahwa disamping itu

 pemakaian tanda baca tidak dapat diabaikan.

3.2 Guna Ejaan

22

Page 23: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 23/70

Banyak orang menganggap bahwa ejaan itu tidak penting, banyak orang

meremehkan. Hal ini terbukti adanya sementara orang atau siswa yang menagtakan

 bahwa ejaan tak perlu, yang penting tulisan dapat dibaca dan dimengerti.Melihat kenyataan seperti ini memberi kesan kurangnya pengertian akan

kegunaan ejaan, dalam arti menurut aturan-aturan yang telah disepakati dalam suatu

 bahasa tertentu. Jika kita perhatikan benar, ejaan menduduki tempat yang sangat

 penting dalam hubungannya dengan komunukasi tertulis , kenyataan pemakaian

ejaan ini dapat dilihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan membuat catatan, mengarang,

menulis surat, dan sebagainya. Dengan demikian kegunaan ejaan itu ialah untuk 

memudahkan orang membaca tulisan dan menyeragamkan cara penyampaian

 bahasa secaraa tertulis, atau untuk merekam bahasa tulisan.

3.3 Ejaan Bahasa Indonesia

Yang dimaksud dengan ejaan bahasa Indonesia yaitu ejaan yang

diterapkan dalam bahasa Indonesia, dengan ketentuan ditulis dengan huruf latin jadi

ejaan bahasa Indonesia itu merupakan peraturan tentang bgaimana mengambarkan

 bunyi-bunyi ajaran bahasa Indonesia dan bagaimana interelasi antara lambang-

lambang bahasa Indonesia, memakai lambang –lambang (huruf) latin.

Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini adalah ejaan yang

disempurnakan (EYD), yang ditulis dengan huruf Latin. Sebenarnya mengenai

huruf latin ini masih belum lama dipakai untuk menuliskan bahasa Indonesia, sebabsebelum itu dipakai huruf arab, yang lazim disebut Arab Indonesia (Arab-Melayu).

Perlu diketahui bahwa ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan itu

merupakan hasil penyempurnaan dari ejaan Republik, dan ejaan Republik 

merupakan penyederhanaan dari Ejaan Van Ophusyen.

Keseluruhan peraturan EYD ini termuat dalam buku “Pedoman Ejaaan

Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan”, yang disebarluaskan oleh penerbit

“Sa’adiyah” bukit tinggi, 1972, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Selanjutnya

 pemaparan termuat dalam buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan”.

Dalam buku Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia Yang

disempurnakan itu termuat segala sesuatu yang berhubungan dengan ejaan bahasaIndonesia.

Secaraa singkat dapat digolongkan menjadi empat bab yaitu :

(1) Bab I berisi tentang pemakaian huruf, yang meliputi abjad, vocal, diflong,

konsonan, dan nama diri.

(2) Bab II berisi penulisan kata, yang meliputi : penulisan kata dasar, kata jadian,

kata ulang, kata majemuk, kata depan di dan ke, prtikel (lah, kah, tah, pun), dan

 penulisan kata ganti (kau, ku, mu, nya).

(3) Bab III berisi penulisan huruf. Bab ini hanya membicarakan dua hal, yaitu

 penulisan huruf besar, dan penulisan huruf miring.

(4) Bab IV berisi tanda baca, meliputi pemakaian tanda baca: titik, koma, titik 

koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda tanya, tanda

seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik tunggal, dan tanda garis

miring.

23

Page 24: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 24/70

Dalam makalah ini yang diutamakan untuk dibahasa adalah pemakaian huruf,

 penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda – 

tanda baca.Melihat masalahnya memang luas, akan tetapi dalam makalah ini hanya

 beberapa persoalan saja yang dibicarakan terutama yang masih sering salah dalam

 penggunaannya.

3.4 Kata Depan di, ke dan dari

Kita semua tahu bahwa kata depan di, ke dan dari itu menytakan arah atau

tempat, menurut EYD penulisannya harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya,

kecuali di dalam gabungan kata yang dianggap sebagai satu kata seperti kata kepada

dan daripada.

Contoh:

Di kamar ke kamar dari kamar  

Di dalam ke dalam dari dalam

Di meja ke meja dari mejaDi luar ke luar dari luar  

Perhatikan Penulisan berikut ini:

Ayah pergi ke luar negeri

Ayah dikeluarkan dari perkumpulan kesenian itu

Ayah keluar sebetar 

Kesalahan yang secaraa umum dilakuan oleh para penulis adalah kekacauan

 penulisan kata depan di dan ke dengan imbuhan awalan di- dan ke-. Menurut

kaidahnya kata depan di- dan ke- dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya,

sedangkan imbuan, awalan di- dan ke- dituliskan serangkai dengan kata yang

mengikutinya.Contoh:

di- + culik menjadi diculik  

di- + tilis ditulis

di- + makan dimakan

di- + cukur dicukur  

ke- + hendak kehendak  

ke- + tua ketua

ke- + kasih kekasih

ke- + satu (an) kesatuan

untuk mempermudah cara meningkatkan apakah penuisan di itu dipisah (kata

depan) ataukah dirangkaikan (imbuhan awalan) ikutilah patokan-patokan berikut

ini:

24

Page 25: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 25/70

a) apabila menJawab pertanyaan dimana, jelas bahwa itu kata depan, jadi

 penulisannya harus diceraikan.

Contoh:Di kursi --- di mana? --- di kursi

Di Malang --- di mana? --- di Malang

 b) apabila di itu dapat diganti dengan ke dan dari penulisannya harus diceraikan.

Contoh:

Di kursi --- ke kursi --- dari kursi

Di malang --- ke malang --- dari malang

c) apabila di itu dapat diubah menjadi me, maka pada umumnya penulisannya

dirangkaikan.

Contoh:

Dicabuti --------- mencabuti

Diminum --------- meminum

Bandingkan :

Di meja --------- memeja?

Di atas --------- mengatas?

3.5 Gabungan kata

Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak dijumpai kesalahan penulisan gabungan kata, menurut kaidahnya, penulisan gabungan kata harus

terpisah.

Contoh :

Tanda tangan

Tanggung Jawab

Sebar luas

Beri tahu

Lipat ganda

Jika gabungan kata itu mendapat imbuhan awalan, harus dituliskan serangkai

dengan kata langsung mengikutinya.

Contoh:Ber + tanda tangan --- bertanda tangan

Ber + tanggung Jawab --- bertanggung Jawab

Di + beri tahu --- diberi tahu

Ber + lipat ganda --- berlipat ganda

Jika gabungan kata itu mendapat imbuhan akhiran, harus dituliskan

serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Tanda tanda + -i --- tanda tandai

Tanggung Jawab + -lah --- tanggung Jawablah

Beri tahu + -kan --- beritahukan

Sebar luas + -kan --- sebar luaskan

Lipat ganda + -kan --- lipat gandakan

25

Page 26: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 26/70

Jika gabungan kata itu serentak mendapat imbuhan awalan dan akhiran

sekaligus, gabungan kata itu dituliskan serangkai.Contoh:

Me- + tanda tangan + -i --- menantatangani

Per- + tanggung Jawab + -an --- pertanggungJawaban

di- + beri tahu + -kan --- diberitahukan

me- + sebar luas + -kan --- menyebarluaskan

me- +lipat ganda + -kan --- melipatgandakan

Di samping yang telah dikemukakan diatas, apabila gabungan kata itu sudah

dianggap benar-benar sama, dianggap sebagai satu kata, penulisannya dirangkaikan.

Contoh:

Barangkali

BilamanaMatahari

Peribahasa

Bagaimana

Sendratari

Sekaligus

Jika unsur gabungan kata yang tidak dapat berdiri sendiri seperti antar-,

anti-, catur-, dwi-, ekstra-, tuna-, infra-, kontar-, maha-, multi-, non-, panca-, purna-,

semi-, dan sebagainya, harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

Antar - + kota --- antarkota

Anti - + komunis --- antikomunis

Catur - + warga --- caturwarga

Dwi - + tunggal --- dwitunggal

Ekstra - + kurikuler --- ekstrakulikuler  

Infra - + merah --- inframerah

Kontra - + revolusi --- kontarevolusi

Multi - + bahasa --- multibahasa

 Non - + kapitalis --- nonkapitalis

Panca - + sila --- pancasila

Purna - + karya --- purnakaryaSemi - + final --- semifinal

Tuna - + rungu --- tunarungu

3.6 Tanda Hubung

Kesalahan pemakaian tanda hubung juga masih sering keta temui. Kapankah

kita harus menggunakan tanda hubung itu?

Tanda hubung dipakai :

a) di antara dua unsur kata ulang

contoh: lari-lari sayur-mayur  

makan-makan lauk-pauk   berlomba-lomba compang-camping

tolong-menolong tunggang-langgang

26

Page 27: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 27/70

 b) di antara huruf kecil dan huruf capital dalam kata ber imbuhan, baik awalan

maupun akhiran.

Contoh: hamba –MuBerkah –Nya

Se- Indonesia

Anti – Rusia

c) di antara angka dan huruf 

contoh: ke – 9

ke – 2

ke – 100

d) di antara angka dan huruf 

contoh : 25 – an

100 – an

5000 – ane) di antara singkatann yang terdiri atas huruf-huruf capital yang mendapat awalan

atau unsur kata yang dapat berdiri sendiri.

Contoh :

 NIP – nya

SK – mu

Ber – SIM

Di – BIMAS – kan

f) di antara unsur bahasa Indonesia dan unsur bahasa asing, dengan catatan unsur 

 bahasa itu digarisbawahi atau dicetak miring.

Contoh :

Di – calling

Di – charter 

Di – recall

3.7 Huruf Kapital

Menurut EYD ada 13 aturan pemakaian huruf beraas atau capital. Dibawah

ini disajikan beerapa diantaranya yang dianggap penting.

Huruf besar atau huruf capital dipakai untuk:

a) Untuk penulisan nama khas geografi.

Contoh:Rumahku di Jalan Basuki Rahmat

Pramuka itu mendaki Gunung Arjuna

Sebutkan beberapa pulau di Teluk Cendrawasi.

Kapal itu berlayar didekat Selat Karimata.

Bandingkan :

Mereka bertemu di dalam

Pendaki gunung itu terperosok ke dalam jurang

Kapal itu berlabuh di sebuah teluk 

Perahu kami melewati sebuah selat

 b) Sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti

nama orang.

27

Page 28: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 28/70

Contoh: Mahapura Yamin

Sultan Agung

Haji Agus Aalimc) Sebagai huruf pertama nama panhgkat atau jabatan yang diikuti nama orang.

contoh: Gubernur Suryo

Jendral Ahmad Sugiono

 bandingkan :

Menurut perintah gubernur, siapa saja harus melestarikan lingkungan

Siap nama jendral yang meninggal dunia itu ?

c) Sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, serata nama

dokumnen resmi.

Contoh:

Dewan Perwakilan Rakyat

Departemen Pertanian

Undang-undang Dasar Republik Indonesia

d) Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh:

Tahun Hijriah

Bulan Mei

Hari Jumat

Hari Natal

Proklamasi Kemerdekaan

e) Sebagai huruf Ipertama namun kata di dalam nama suku, majalah, surat kabar,

dan judul karangan, kecuali partikel, seperti di, ke, dari, daripada, bagi, yang,

untuk :yang tidak pada posisi awal.

Contoh:

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Lanjutan Pertama

3.8 Penulisan Partikel Pun

Ada dua kaidah berkaitan dengan penulisan partikel pun ini.

a) Partikel pun dituliskan seringkali dengan kata yang mendahuluinya. Hal inikhusunya untuk kata-kata berikut ini, yaitu :

Adapun sungguhpun

Apapun mekipun

Ataupun walaupun

Kalaupun biarpun

Kendatipun bagaimanapun

 b) Partikel pun dipisahkan penulisannya jika maknanya dapat dipertukarkan

dengan juga.

Contoh:

Sekalipun rumahnya dekat, sekali pun

 belum pernah ia berkunjung ke rumahku.

Ayah, ibu, dan aku ke pesta, adik pun tidak ketinggalan.

28

Page 29: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 29/70

3.9 Partikel Per

Partikel Per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian-

 bagian kalimat yang mendampinginya.

Contoh:

Penonton pertunjukan itu antri satu per satu .

Surat keputusan itu berlaku per 1 april 1996.

Harga buku itu Rp 5.000,00 per biji.

3.10 Penulisan Singkatan

Banyak penulisan yang salah dalam menuliskan singkatan. Bebrapa di

antara singkatan yang di maksud adalah :a.n. ----- atas nama

d.n. ----- dengan alamat

s.d. ----- sampai dengan

u.b. ----- untuk beliau

u.p. ----- untuk perhatian

dkk. ----- dan kawan-kawan

dsb. ----- dan sebaginya

hlm. ----- halaman

tgl. ----- tanggal

 perhatian : singkatan untuk dua perkataan menggunakan daua buah titk . sedangkan

untuk tiga kata perkataan justru menggunakan satu titik.

3.11 Angka dan Lambang Bilangan

Angka digunakan untuk menyatakan lambang atau nomor. Ada dua macam

angka yang lazim digunakan dalam menulis, yaitu angka Arab dan angka Romawi.

Pemakaiannya sebagai berikut

a) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:

Dua belas ----- 12

Dua ratus dua puluh dua ----- 222

 b) Penulisan kata bilangan tingkat dilakukan dengan cara sebagai berikut :Mangkunegoro keempat

Mangkunegoro ke-4

Mangkunegoro IV

c) Penulisan kata bilangan tingkat seperti kesatu, kedua, ketiga, kesejuta dan

sebagainya, ke selalu dirangkaikan.

d) Penulisan bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis

dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secaraa berurutan,

seperti perincian dan pemaparan.

Contoh :

Adik menonton film itu sampai tiga kali

Ayah membeli dua ratus ekor ayam

29

Page 30: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 30/70

Alat –alat tulis yang dibelinya terdiri atas: 25 Buku, 2 Penggris, dan

100 lembar kertas folio bergaris.

e) Penulisan lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf 

Contoh:

Lima belas orang tewas dalam kecelakaan

Bandingkan

Panitia itu mengundang 350 orang peserta.

f) Kecuali dia dalam dokumen resmi, seperti akta dan kwitansi bilangan tidak perlu

ditulis dengan angka dan huruf sekaligus.

Contoh:

Di almari itu tersimpan 25 ( dua puluh lima ) setel pakaian.

3.12 Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai

 bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti: bahasa

sangsekerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda, bahasa Inggris, dan

 bahasa Cina.

Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat

dibagi atas dua golongan besar, yaitu:

(1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti:team shuttle cock, dan sebagainya, dan (2) unsur asing yang pengucapan dan

 penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal

diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk 

Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

Misalnya:

Aa ( bahasa Belanda ) menjadi a

Paal ------ pal

Baal ------ bal

Octaaf ------ oktaf  

ie jika menjadi i, menjadi i

 politiek ------ politik  patient ------ pasien

riem ------ rim

q menjadi k 

aquarium ------ akuarium

frequensi ------ frekuensi

equator ------ ekuator  

uu menjadi u

 prematuur ------ premature

vacuum ------ vacuum

y yang media lafal i, menjadi i

dynamo ------ dimano

 psychology ------ psikologi

ies menjadi is

30

Page 31: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 31/70

egoist ------ egois

 publicist ------ publisis

teit, ly, menjadi tasuniversiteit, university ------ universitas

3.13 Tanda Baca

Tanda baca yang dipakai untuk menulis bahasa Indonesia berjumlah enam

 belas buah, yaitu tanda titik ( . ), tanda koma ( , ), tanda titik koma ( ; ), tanda titik dua ( : ), tanda hubung ( - ), tanda pisah ( - ), tanda ellipsis (…), tanda Tanya ( ? ),

tanda petik (“….”), tanda titk tunggal (‘….’), tanda ulang (…2), tanda garis miring

( / ), dan tanda penyingkat/operator ( ‘ ).

 

Diantara tanda baca diatas hanya beberapa saja yang dibicarakan disini, yaitu

tanda titik, koma, titik dua dan tanda petik.

a) Tanda titik ( . )

1) tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang .

misalnya: A.S Samsudin

Moh. Yamin

2) tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan

sapaan.

Misalnya :

Dr. (Doctor) dr. (dokter)

Kep. (Kepala) Ir. (Insinyur)

Kol. ( Kolonel) S.H. (Sarjana Hukum)

Sdr. ( Saudara) S.T. (Sarjana Teknik)

 b) Tanda Koma ( , )

1) Tanda koma dikai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain darikalimat

Misalnya : kata ayah, “saya akan pergi hari ini.”

2) Perhatikan contoh dibawah ini!

- Surabaya, 26 september 1991

- Siregar, Merari.19920. Azab dan sengsara. Waltervreden: Balai

Pustaka

3) Tanda koma dipakai untuk menggapit keterangan tambahan dan keterangan

aposisi.

Misalnya : Guru saya, pak Dalimin, pandai sekali.

c) Tanda Titik Dua ( : )

31

Page 32: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 32/70

Tanda titik dua ( : ) dipakai :

1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau

 pemerian

Misalnya : yang kita butuhkan sekarang adalah barang-barang

 berikut :

Kursi, meja, dan almari.

2) Sesudah titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu

merupakn pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya : Ketua : Sofyan Hasan

Sekretasi : Budi Santoso

Hari : Jumat

Tanggal : 30 September 1991

3) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan

 pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya : Ketika memerlukan meja, kursi, dan almari

4) Tanda titik dua dipakai pada (1) di antara dua jilid atau nomor dan

halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, (3( di antara

 judul dan anakjudul dalam suatau karangan.

Misalnya : Tempo, I 1971, 34:7

Surat Yasin : 9

Karangan Ali hakim, pendidikan seumur hidup sebuah

studi, sudah terbit.

d) Tanda Petik (”….”)

1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,

naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya : “ Sudah siap?” Tanya Mira

“ Saya belum siap,” Jawab Mira

2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila

dipakai dalam kalimat.Misalnya : Sejak “ Sepatu bola” terdapat pada halam 5 buku itu

Bacalah “ Bola Lampu” dalam buku dari suatu masa

dari suatu tempat.

3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata

yang mempunyai khusus.

Misalnya : Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal

dengan nama “Cutbrai”.

4) Tanda petik mengapit kalimat atau bagian kalimat, kata, atau ungkapan

yang dipakai dalam arti khusus.Misalnya : Kerena warna kulitnya hitam, Budi mendapat julukan

“ si hitam”. (Gatot Susilo Sumowijoyo:1991)

32

Page 33: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 33/70

BAB IV

KALIMAT EFEKTIF

1. Pengantar

Kalimat merupakan satuan bahasa yang sangat penting dalam penyampaian

suatu gagasan. Bagi seorang penulis, kalimat merupakan sarana penyampai gagasan

yang lengkap dan utuh. Satuan bahasa yang lebih kecil dari kalimat, misalnya: kata atau

frase tidak dapat dikai sebagai alat penyampai yang utuh karena tidak mampu

menampung gagasan yang lengkap. Dalam karangan, kalimat memegang peranan yang

 penting karena setiap kalimat menampung gagasan satu butir penulis, yang selanjutnya,

akan merangkai membnetuk gagasan yang utuh.

Keberhasilan seorang penulis dalam menyampaikan gagasannya tergantung pada

fektivitas kalimat-kalimat yang dibuatnya. Kalimat yang dibuat tidak harus panjang-

 panjang dan kompleks, tapi cukup berupa kalimat yang pendek, sederhana dan mudah

dipahami oleh pembaca. Penulis akan berhasil jika mampu menbuat karangan dengan

kalimat-kalimat yang apik (well formed) yang dapat menampung gagasan yang

disampaikan sehingga gagasan tergambar secaraa jelas dan lengkap dalam pikiran

 pembaca persis seperti yang disampaikan, kalimat demikian itu disebut sebagai kalimat

efektif.

2 Kalimat Efektif 

Untuk membuat kalimat yang efektif, penulis harus memperhatikan beberapa

hal. Setidak-tidaknya penulis perlu memperhatikan lima hal yang menjadi ciri kalimatefektif, yaitu (1) kekompakan dan kesatuan, (2) kehematan, (3) kevariasian, (4)

kesejajaran, dan (5) penekanan.

2.1 Kekompakan dan Kesatuan

Seorang pelulis pertama-tama harus memahami bahwa kalimat-kalimat yang

akan dibuatnya haruslah berupa kalimat yang efektif. Kalimat efektif itu mempunyai

struktur yang baik. Setiap kaliamat yang baik harus dengan jelas memperlihatkan satuan

gagasan. Kesatuan gagasan ini keberadaannya dalam kalimat terlihat pada hadirnya

fungsi subject (S), Predikat (P), objek (O), dan dapat pula dilengkapi dengan fungsi

 pelengkap (Pel), serta keterangan (K). Jadi, sebuah kalimat yang efektif setidaknya

memiliki unsur S, P, O serta masing-masing unsur fungsi kalimat itu harus terlihatdengan jelas ketidakjelasan kedudukan masing-masing fungsi akan membawa dampak 

kekaburan makna kalimat. Perhatikan kalimat berikut,

33

Page 34: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 34/70

(1) Mentri hukum dan perundang-undangan sedang menertibkan semua hukum

masa lalu dengan segera.

Kalimat (1) jelas maknanya sebab hubungan antara fungsi S (Mentri hukum dan perundang-undangan) dengan P (sedang menertibkan), dan antara P dengan O (semua

 produk hukum masa lalu) beserta K (dengan segera) terjalin secaraa baik. Kekompakan

hubungan masing-masing unsur fungsi itu membentuk suatu kepaduan makna kalimat.

Kalimat ini akan menjadi lain sama sekali jika kata-katanya kita susun dengan

sebenarnya menjadi:

(2) Semua produk hukum dengan segera masa lalu sedang menertibkan mentri

hukum dan perundang-undangan.

Makna kalimat (2) diatas menjadi kabur bahkan tidak jelas sama sekali karena

fungsi masing-masing katanya tidak jelas. Unsur fungsi S, P, O, Pel, serta K-nya tidak 

 jel;as, sehingga kekompakan bentuk dan kesatuan maknanya tidak tercapai. Kekaburan

makna juga akan terjadi jika salah satu dan fungsi-fungsi kalimat tidak ada. Hal inidapat dilihat dari contoh berikut,

(3) Dalam menulis surat bahasa Indonesia sudah lazim menggunakan kata

 pendahulu sebagai pengantar isi surat.

Makna kalimat (3) diatas sangat kabur, sebab tidak jelas apa atau siapakah yang

sudah tidak lazim menggunakan kata pendahulunya sebagai pengantar isi surat. Ketidak 

hadiran fungsi S pada kalimat (3) menyebabkan kesatuan gagasan kalimat itu tidak 

tanpak. Untuk itu kehadiran kata kita (misalnya) sebagai S kalimat tersebut dapat

mengendalikan kesatuan gagasannya, Perhatikan kalimat dibawah ini,

(4) Dalam menulis surat bahasa Indonesia, kita yang sudah lazim menggunakan

kata pendahuluan sebagai pengantar isi surat.

Kelompok kalimat juga hilang karena kesalahan penggunaan kata depan.

Perhatiakan contoh kalimat berikut,

(5) Untuk pengangkutan pupuk dari lini II ke lini IV diserahkan sepenuhnya

kepada Puskud.

Meskipun kelihatannya komunikatif, kesatuan gagasan kalimat ini tetap tidak 

terebntuk sebab gagasan pokok yang didukung oleh fungsi S tidak tanpak secaraa jelas.

Agar kalimat tersebut efektif, kata depan untuk sebelum S harus dihilangkan, sehingga

kalimat tersebut menjadi sebagai berikut.

(6) Pengangkutan pupuk dari lini II ke lini IV diserahkan sepenuhnya kepada

 puskud

2.2 Kehematan

Kehematan merupakan unsur penting lain yang harus diperhatikan dalam

membentuk kalimat efektif meliputi kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau unsur 

kalimat lainnya yang tidak diperlukan. Kehematan ini menyangkut masalah grametikal

dan makna. Kehematan tidak dapat berarti bahwa semua kata penjelas yang berfungsi

menjelaskan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur kalimat yang bisa dihemat

ini meliputi (a) pengulangan bagian-bagian kalimat, (b) pemakaian hiponim, (c)

 pemadatan kelompok kata menjadi kata.

2.2.1 Pengulangan Bagian-Bagian Kalimat

Ketika menggabungkan beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk,kita sering mengulang kata-kata yang sama, yang menduduki fungsi yang sama.

Pengulangan ini tidak akan menjadi kalimat menjadi semakin jelas. Oleh karena

34

Page 35: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 35/70

itu,pengulangan bagian kalimat semacam itu tidak diperlukan. Perhatikan contoh-

contoh berikut,

(7) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah dia tahu adalowongan pekerjaan dimuat di koran harian.

(8) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkan sendiri surat itu ke kantor 

 pos

Demi kehematan, kedua kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi,

(7a)Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah tahu ada lowongan

 pekerjaan dimuat di koran harian

(8a) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkannya ke kantor pos

Penghematan juga dapat dilakukan terhadap bagian-bagian kalimat yang

kehadirannya memang tidak menambah kejelasan, kalimat (9), (10), dan (11) berikut ini

dapat dihemet dengan menghilangkan kata-kata yang dicetak miring dengan dengan

tanpa mengurangi kejelasan isinya.(9) Wawasan Nusantara tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan

 bagi bangsa Indonesia saja, tetapi juga ikut serta dalam meyujudkan

kebahagian bagi seluruh umat manusia.

(10) Ini adalah merupakn hasil swadaya masyarakat.

(11) Saya akan naik keatas melalui tangga disamping rumah.

2.2.2 Pemakaian Hiponimi

Hiponim merupakan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam makna

kata kelompoknya (hipernimnya). Kata mawar, misalnya, sudah mengandung makna

‘kelompok bunga’ kata senin sudah mengandung makna ‘hari’, dan sebagainya. Itulah

sebabnya, kalimat (12), (13), dan (14) akan lebih efektif bila kata-kata yang tercetak 

miring dihilangkan.

(12) Gadis itu sedang menanam bunga mawar di halaman.

(13) Pertemuan itu akan berlangsung pada hari Senin pecan depan.

(14) Saya akan pergi ke Australia pada bulan Agustus tahun depan.

2.2.3 Pemadatan Kelompok Kata Menjadi kata

Bentuk kelompok yang panjang tidak jarang memiliki padanan yang lebih

singkat dan padat. Pemakaian bentuk yang lebih singkat tentunya akan lebih efektif.

Bentuk diberi penafsiran dan diberi makna pada (15) memiliki padanan ditafsirkan dan

dimaknai, begitu pula pemakaian kata menjelaskan lebih singkat dan padat daripadamemberikan penjelasan (periksa (16))

(15) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan

nehara, suatu predikat harus diberi penafsiran dan diberi makna secermat-

cermatnya.

(16) Letjen Prabowo akan memberikan penjelasan kasus kerusakan 12 dan 13

Mei.

Demi kehematan, kedua kalimat itu dapat diubah menjadi:

(15a) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan

 Negara, suatu predikat yang harus ditafsirkan dan dimaknai secermat-

cermatnya.

(16a) Letjen Prabowo akan menjelaskan kasus kerusakan 12 dan 13 Mei.

35

Page 36: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 36/70

2.3 Kevariasian

Yang dimaksud dengan kevariasian di sini merupakan upaya

menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat agar menghasilkan daya informasi yanglebih baik dan tidak membosankan. Tanpa adanya variasi bentuk-bentuk kalimat, suatu

karangan akan terasa sangat monoton dan meletihkan bagi pembaca. Untuk itu, perlu

diperhatikan kevariasian bentuk-bentuk kalimat dalam suatu karangan agar pembaca

merasa terpikat dan mau membacanya sampai tuntas.

Kevariasian bentuk-bentuk kalimat ini dapat berupa upaya untuk menjaga

keseimbangan jumlah antara kalimat panjang dan kalimat pendek, kalimat pasif dan

kalimat aktif, kalimat sederhana dan kompleks, kalimat langsung dan tidak langsung,

kalimat berita, Tanya, dan perintah, serta kevariasaian dalam mengawali kalimat,

misalnya, ada yang dimulai dengan subjek dan ada pula yang dimulai dengan predikat

atau keterangan. Kevariasian struktur kalimat dengan awal yang berbeda-beda ini sangat

 baik untuk menonjolkan gagasan sentral kalimat.Jumlah kata yang mendukung sebuah kalimat menetukan panjang, pendek 

kalimat. Variasi panjang dan pendek kalimat dalam wacana akan memberikan

kesempatan kepada pembaca untuk berfikir. Sebagai contoh dapat dibaca kalimat nomor 

(17) dan (18) dibawah ini.

(17) Para mahasiswa berkumpul di ruang khusus membicarakan tugas-tugas

yang diberikan dosen.

(18) Mereka berdiskusi.

Usaha untuk memunculkan kalimat aktif di samping kalimat pasif dilakukan semata-

mata untuk menghindarkan kebosanan pembaca. Keduanya dapat dilihat pada kalimat-

kalimat di bawah ini.

(19) Pada hari Idul Adha yang lalu H. Muflich menyembelih seekor kambing.

(20) Di samping itu disembelih pula seekor lembu jantan.

Variasi antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk atau kalimat sederhana dan kalimat

kompleks dalam suatu wacana dapat diamati pada contoh kalimat majemuk (21) dan

kalimat tunggal (22) berikut.

(21) Menilai sebuah buku berarti memberikan sarana kepada pembaca untuk 

menolak atau menerima kehadiran buku itu.

(22) Oleh karena itu, sebuah buku harus dinilai secaraa keseluruhan.

Pemakaian secaraa bergantian antara kalimat berita, tanya, dan perintah dalam sebuah

wacana sangat mendukung keefektivan daya informasi. Kalimat (23) berikut merupakan

contoh variasi tersebut dalam suatu wacana.(23) Mahasiswa pencinta alam Unair mengadakan ekspedisi ke Gunung Jaya

Wijaya, Irian Jaya.

2.4 Kesejajaran

Pemakaian kata, kelompok kata, atau bentuk kata dalam kalimat hatus dijaga

kesejahteraannya. Bila suatu gagasan kita tempatkan dalam struktur kata benda

(misalnya: dalam bentuk pe-an), maka kata-kata atau kelompok kata yang lain yang

menduduki fungsi gramatikal yang sama harus ditempatkan ke dalam kata benda

dengan bentuk ini. Begitu pula sebaliknya, bila suatu gagasan kita tempatkan ke dalam

struktur kata kerja (misalnya bentuk di-kan dan me-kan), maka kata-kata atau kelompok 

kata yang lain yang menduduki fungsi gramatikal yang sama harus dinyatakan ke dalamkata kerja., bentuk itu. Perhatikan contoh (24) dan (25) berikut ini.

36

Page 37: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 37/70

(24) Setelah diproduksi dan dipak, barang itu tinggal dipasarkan ke daerah-

daerah.

(25) Seorang insinyur telah memecahkan masalah itu dengan caranya sendirikemudian membuat alatnya dan masyarakat tinggal membeli dan

memakainya.

Pada contoh (24) gagasan yang dinyatakan dengan bentuk paralel kata kerja

 pasif sedangkan pada contoh (25) gagasan yang sederajat dinyatakan dengan bentuk 

 paralel kata kerja aktif me-

Kesejajaran bentuk dapat membantu memberi kejelasan unsur-unsur gramatikal

sehingga akan membantu pembaca dalam memahami isi kalimat secaraa keseluruhan .

Oleh karena itu, pemakaian bentuk kata yang berbeda yang menduduki fungsi gamatikal

yang sama akan dapat menyulitkan laju informasi kalimat sehingga kalimat tidak efektif 

lagi.

2.5 Penekanan

Setiap kalimat mewakili gagasan penulisnya. Penulis bisaanya ingin

menekankan gagasan yang dianggap penting pada bagian-bagian tertentu. Ada bebrapa

cara yang dapat ditempuh untuk memberikan penekanan terhadap gagasan utama yang

ingin disampaikan oleh penulis.

2.5.1 Posisi Dalam Kalimat

Bahasa Indonesia termasuk ke dalam bahasa yang mempunyai urutan S-P-O.

Oleh karena itu, dalam tuturan yang normal, tidak ada gagasan yang dipentingkan.

Struktur kalimat akan selalu menunjukkan urutan seperti itu, Namun, bila penulis ingin

menekankan bagian-bagian tertentu, penulis tinggal menempatkan bagian yang

ditekankan itu kedalam awal kalimat. Bandingkan kalimat (26) dan (27) berikut.

(26) Peristiwa itu terjadi kemarin

(27) Kemarin peristiwa itu terjadi

Dalam kalimat (26) tidak ada gagasan yang dipentingkan. Dalam kalimat (27)

yang dipentingkan ialah waktu kejadiannya, yaitu kemarin. Memang dalam kalimat

 bahasa Indonesia pembalikan urutan kalimat, merupakan bagian dari topikalisasi.

Bagian yang menempati awal kalimat yang dianggap mengalami penekanan

(topikalisasi)

2.5.2 Urutan yang LogisPenekanan bagian kalimat dapat juga ditempuh dengan menyusun secaraa logis

informasi yang ada dalam kalimat. Urutan ittu dapat berlangsung secaraa kronologis,

sesuai dengan proses, atau secaraa bertahap semakin memuncak pada informasi yang

lebih penting.

2.5.3 Pemakaian Repetisi

Repetisi adalah pengulangan bagian-bagian kalimat tertentu yang dianggap

 penting di dalam kalimat. Repetisi ini merupakan upaya yang bertolak belakang dengan

kevariasian. Repetisi dipakai untuk memperoleh efek penekanan gagasan yang dianggap

 penting sehingga membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas. Hal yang perlu

diperhatikan dalam repetisi ialah jangan sampai pemakaian repetisi ini berlebihansehingga dapat menghambarkan selera pembaca. Perhatikan contoh berikut.

37

Page 38: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 38/70

(28) Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan

swasta, keseimbangan domestic dengan luar negeri, dan keseimbangan

 perbankan dengan lembaga keuangan nonbank.Kalimat (28) tersebut menjadi lebih jelas maksudnya dengan adanya

 pengulangan kata keseimbangan yang dianggap penting.

Dari keseluruhan uraian di atas, kiranya cukup jelas bahwa penyusunan kalimat yang

 baik perlu memperbaiki dan menerapkan ciri kalimat efektif di atas secaraa bersama-

sama.

BAB V

PARAGRAF

1 Pengertian Paragraf 

Paragraf adalah bagian tulisan yang berupa kumpulan kalimat yang

 berhubungan secaraa utuh dan padu serta merupak an satu satuan pikiran. Kalimat-

kalimat itu membantu penulis mendukung tesisnya. Paragraf itu sendiri pada dasarnya

dapat dikatakan sebagai esai kecil.

Pengertian paragraf tersebut menggambarkan adanya ciri umum paragraf, yaitu

memiliki kesatuan pikiran, memiliki kohesi dan koherensi, serta memiliki

 pengembangan dengan pola penalaran tertentu secaraa taat asas.

Paragraf yang baik harus memperlihatkan suatu maksud atau tema tertentu

dengan jelas. Maksud atau tema itu bisaanya didukung oleh sebuah kalimat utama atau

kalimat topik. Dalam sebuah paragraf harus terdapat satu gagasan. Jadi, tidak 

dibenarkan jika dalam satu paragraf terdapat beberapa gagasan yang ditumpukkan.

Kohesi adalah hubungan formal antarkalimat pembentuk paragraf. Denagn

adanya hubungan formal itu, hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain

terjalin secaraa baik dan runtut. Akibatnya, logika pembaca dengan mudah menagkap

maksud dibalik formal itu. Koherensi adalah hubungan makna antar kalimat dalam

 paragraf. Makna kalimat-kalimat pembentuk paragraf berhungan secaraa runtut danlogis.

Kekompakan hubungan antarparagraf dapat ditandai secaraa tersirat (koherens)

dan tersurat (kohesif). Penanda koherensi berupa lagu kalimat, situasi pembacaan,

lingkungan topik, pengetahua bersama, dan sebagainya. Penanda koherensi berbentuk 

(a) pengulangan kata dan frase kunci, (b) penggunaan kata transisi, (c) pengulangan

kata ganti .

2. Jenis Paragraf 

Ada dua cara untuk mengorganisasikan paragaraf, yaitu deduktif dan induktif 

disebut paragrat deduktif, karena pokok pikirannya terletak diawal. Paragraf ini sering

disebut juga sebagai paragraf dengan pola memberikan janji ( promise pattern ). Pokok  pikiran yang terletak diawal dianggap sebagai janji dan pikiran penjelas yang

menyertainya dianggap sebagai pemenuhi janji itu. Pada sisi lain, paragraf induktif 

38

Page 39: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 39/70

disebut juga dengan paragraf dadakan ( suspense paragraf ). Berikut ini dikemukakan

 penjelasan tetntang kedua cara tersebut.

2.1 Paragraf Deduktif 

Pada pengoperasian paragraf dengan cara deduktif, penulis menjanjikan kepada

 pembaca bahwa ia akan menyampaikan sesuatu dengan janji itu dipenuhi penulis

dengan bagian-bagian berikut. Janji yang telah dinyatakan pada kalimat awal atau

 bagian awal paragraf dipenuhi penulis dalam bentuk kalimat-kalimat yang menunjang

 janji tersebut. Dalam tulisna yang lebih besar, janji merupakan tesis tulisan. Berikut ini

dikemukakan contoh paragraf yang diorganisasikan dengan pola deduktif dengan pokok 

 pikiran berada pada kalimat kedua.

Contoh 1:

Retorika sebagai salah satu disiplin ilmu telah berkembang sejak kurang

lebih dua puluh tahun yang lalu. Dengan jangka waktu yang demikian panjangitu tentu retorika mengalami berbagai macam perkembangan. Pada suatu saat,

retorika berkemabng pesat dengan memunculakan tokoh-tokoh retorik yang

 berfikir cemerlang dan menghasilkan karya-karya besar. Pada saat yang lain,

retorika dipandang sebagai disiplin ilmu yang tidak ada manfaatnya, bahkan

diragukan ekstensinya sebagai suatu ilmu. Akibatnya, retorika mengalami masa

suram, tidak ada perkembangan yang berarti. Setelah masa suram itu, bangkit

lagi pikran-pikiran baru yang menghasilkan wawasan baru dalam retorika.

Keadaan seperti ini sebenarnya merupakan hal yang bisa terjadi dalam setiap

disiplin ilmu (syafi’ie, 1988:7).

Kalimat kedua, Dalam jangka waktu yang demikian panjang itu tentu retorika

mengalami berbagai perkembangan, merupakan janji dan sekaligus pokok pikiran

 paragraf tersebut. Kalimat itu merupakan generalisasi sejarah pasang surut retorika.

Bisaanya, paragraf deduktif berangkat dari generalisasi sebagai pangkal tolak.

2.2 Paragraf Induktif 

Kebalikan paragraf deduktif adalah induktif. Paragraf jenis ini disebut juga

dengan paragraf dadakan (suspense paragraf). Dengan pengorganisasian dengan cara

induktif, penulis menempatkan ide pokok pada bagian akhir. Teknik ini membiarkan

 penulis berkosentrasi pada detail dan membiarkan pembaca berada dalam ketegangan

menuju maksud paragraf. Dengan teknik ini, paragraf lebih dramatic dan menarik.

Pokok pikiran paragraf jenis ini sering berbentuk generalisasi. Generalisasi inidapat berdasarkan fakta, asumsi, atau Andaian; fakta atau pernyataan yang dianggap

 benar meskipun belum tentu atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pernyataan yang

 berdasarkan cita rasa orang atau keyakinan subjektif tidak dapat dibuktikan

kebenarannya. Generalisasi juga sering diperkuat dengan contoh, rincian, penjelasan,

 pengkhususan, dan ilustrasi. Berikut ini dikemukakan contoh paragraf jenis deduktif 

yang diperkuat dengan penjelasan (contoh 2) dan ilustarsi (contoh 3).

Contoh 2:

Kebudayaan suatu bangsa dapat dikembangkan dan diturunkan kepada

genersi-generasi mendatang melalui bahasa. Semua yang berada disekitar 

manusia, misalnya peristiwa-peristiwa, hasil karya manusia, dan sebaginya dapat

diungkapkan kembali dengan bahasa pula. Semua orang menyadari bahwasemua kegiatan masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Memang, bahasa

39

Page 40: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 40/70

merupakan alat komunikasi yang panjang, efektif, dan efesien (soedjito dan

hasan, 1990).

Contoh 3:

Jam meja yang bisaanya berdering puluk 05.00 untuk membangunkan

diriku tadi pagi membisu jarena lupa diputar. Akibatnya, aku terlambat bangun.

Cepat-cepat aku pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun habis dan

lupa membelinya kemarin sore. Mau berpakaian, semua baju kotor sehingga

terpaksa memakai baju yang sudah dipakai beberapa hari berturut-turut. Ketika

mau sarapan, ansi belum matanmg. Tambahan lagi sewaktu menunggu

kendaraan umum untuk pergi ke kantor, kendaraan selalu penuh, padahal

mendung hitam mengelantung diangkasa. Akhirnya, adapatkan bus yang

kosong, malangnya setelah aku tumpangi beberpa menit, bus itu pun mogok dijalan. Turun dari kendaraan, baru melangkah satu dua langkah disambut hujan

lebat dicurahkan. Tidak hanya basah kuyup dan terlambat, dikantor pun dapat

ocehan dar “boos”, sungguh sial benar hari ini (taringan, 1987 dengan

modifikasi).

Pada contoh 2 dan 3 diatas terasa adanya ketegangan. Ketegangan itu timbul

karena pembaca tidak segera mendapat inti tulisan. Inti tulisan tersebut baru di

dapatsetelah pembaca sampai pada bagian akhir paragraf. Dengan kata lain, paragraf 

induksi memaksa pembaca untuk membaca sampai bagian akhir paragraf. Hal ini

 berbeda dengan paragraf deduksi, dalam paragaraf deduktif, pembaca tidak selalu

dituntut untuk membaca sampai akhir paragaf.

3 Pengembangan Paragraf 

Ada dua cara pengembangan paragaraf, yaitu pengembangan dengan analisis

 penalaran atau penjelssan dan pengembangan dengan ilustrasi. Metode yang pertama

memanfaatkan logika deduktif, khususnya silogisme, dan yang kedua memanfaatkan

logika induktif.

3.1 Pengembangan dengan Analisis Penalaran

Pengembangan dengan analisis penalaran atau penjelasan menunjukkan bahwa

kalimat-kalimat dalam paragraf bertautan erat tidak saja dengan kalimat topik, tetapi juga dengan sesama kalimat penjelasannya. Perpautan itu dapat dirinci sebagai berikut.

3.1.1 Pengurutan Gagasan yang Logis

Dalam penulisn suatu permasalahan, kadang-kadang penulis berhadapan dengan

ide atau tindakan yang amat menarik, sangat penting, sangat berguna, sangat praktis,

atau sangat bernilai. Dalam contoh 4, terdapat lima buah cara yang dapat dipilihuntuk 

meninggalkan kampus, mudik, pada libur lebaran. Tiap-tiap cara dapat dipilih

 berdasarkan pertimbangan harga, kecepatan, keamanan atau kebahayaan, kepraktikan,

kemenarikan, dan keterpercayaan. Seorang penulis dapat menawarkan ssalah satu cara

dengan mengemukakan tingkat urutannya berdasarkan salah satu atau keseluruhan

factor tersebut.Contoh 4:

40

Page 41: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 41/70

Kepada para mahasiswa yang belum pernah berjuang dalam desakan arus

mudik lebaran, saya ssampaikan cara terbaik untuk dapat meninggalkan kampus

menjelang hari raya. Membonceng truk kurang dibenarkan disamping juga berbahaya (tidak cukup terpercaya), lebih-lebih untuk wanita. Kapal terbang

memang cepat, tetapi bandaranya jauh dari kampus. Lebih dari itu, belum tentu

 bisa lengsung menuju kota tujuan di samping bisa jadi harga tiket terjangkau.

Transportasi yang terpercaya adalah kereta api, tetapi trasportasi ini sering

terlambat hingga berjam-jam. Pulangdenagn mencarter mobil, tanpaknya lebih

 baik daripada neik kereta api terutama jika ada teman yang satu tujuan. Namun,

harga carter mobil dapat berlipat tiga hingga empat kali harga pada hari bisaa.

Transportasi yang paling terpercaya bagi mahasiswa adalah bus. Busnya dua

minggu sebelum dan sesudah lebaran semua bus cadangan dioperasikan. Di

samping itu harga tiket relative murah. Kecepatannya pun tidak diragukan.

Lebih baik lagi jika mendapatkan bus cepat atau bus patas. Kedua bus ini tidak  berhenti di kota-kota kecil (Tibbets, 1991:227 dengan modifikasi)

Contoh diatas mengacu pada gradasi berdasarkan keterpercayaan.

3.1.2 Penghubungan Sebab Akibat

Dalam pengembangan paragaraf dengan penghubungan sebab-akibat, analisis

logis dilakukan denagn menerangkan mengapa suatu hal terjadi. Hasil ditunjukkan oleh

kalimat utama, sedangkan sebab-akibatnya ditunjukkan oleh kalimat penjelasnya.

Contoh 5:

Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagian hidup berkeluarga.

Ibu tidak harus selalu merana karena setiap tahun melahirkan. Bapak tidak pula

terlalu pusing untuk memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan

keluarganya. Anak pun tidak terlantar hidupnya (Ardiana,1993).

3.1.3 Pemrosesan

Pengembangan dengan pemrosesan dilakukan untuk menjelaskan suatu atau

melakukan sesuatu. Pada pengembangan ini menJawab oleh pertanyaan “bagaimana”

dan bukan “mengapa”. Pengembangan ini bersifat pemerian karena tidak diminta

membuktikan.

Contoh 6 :

 Novel “pop” diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip objektivitas terhadap pembaca missal. Penulis berusaha mencari kecenderungan terbesar dari selera

 pembaca. Bahkan, penulis berusaha menciptakan dan mempengaruhi pembaca

itu dari tema, gaya, dan latarnya. Penekanan yang paling penting dalam novel

 pop adalah pada plot ceritanya yang memikat dan memaksa. Polt ini berusaha

meneggelamkan kesadaran individual membaca dan menyeretnya kedalam

konflik yang diciptakan (Ahmadi, 1990:88 dengan modifikasi)

3.1.4 Pendefinisian

Pengembangan dengan pendefinisian dilakukan jika penulis bermaksud

menjelskan kata atau frase. Yang dilakukan pada pengembangan dengan definisi ini

lebih berfokus daripada yang dilakukan oleh penulis kamus. Kata “dunia” mengandung banyak makna (1) bumi dengan segala yang terdapat padanya, (2) alam kehidupan, (3)

semua manusia yang ada dimuka bumi, (4) lingkungan atau lapangan kehidupan, (5)

41

Page 42: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 42/70

segala yang bersifat kebenaran (KBBI, 1998). Dan kalimat makna tersebut hendaklah

dibatasi makna yang menjadi focus pembahasan, agar pembahasan terarah, sistematis,

dan terbatas.Penulisan definisi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) konsep tidak 

 boleh dibatasi oleh konsep itu sendiri, (b) unsur pentingnya tidak boleh ditinggalkan.

Agar definisi itu jelas, penulis perlu memperhatikan empat langkah: a) klasifikasi

konsep, b) penetuan ciri khas konsep, c) pemberian definisi terbatas tentang istilah

khasus, dan d) contoh sebagai ilustrasi

Contoh 7 :

Apa dan siapakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berpahala.

Mereka berbuat baik, melaksanakan kewajiban dengan baik. Pahlawan tidak 

menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang

lain. Mereka berbuat atas dasar idealisme, cita-cita luhur, berjuang untuk 

kepentingan umum, membela nusa, bangsa, dan Negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak menonjol-nonjolkan diri, tidak ingin disanjung dan

dijunjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas, rela berkorban, dan tanpa

 pamrih (Ardiana, 1993).

3.2 Pengembangan dengan Ilustrasi

Metode pengembangan dengan ilustrasi memanfaatkan induksi (yang khusus

menuju ke yang simpulan). Metode ini dirinci sebagai berikut.

3.2.1 Pencontohan

Dalam pengembangan jenis ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian

disebutkan rincian-rinciannya berupa contoh-contoh konkret. Percontohan merupakan

variasi dari pengembangan dengan rincian. Gunanya agar kalimat topik telah menarik 

dan lebih meyakinkan dengan menjajakan contoh kongrit.

Contoh 8:

Kata-kata seperti: saya, badan, pasar, meja, bendera, kursi, dan

sebagainya merupakan kata serapan yang sudah mewarga. Berbeda halnya

dengan kata-kata seperti: akhlak, maaf, disrtai, proklamasi, suksus, proses,

adator, dan sebaginya merupakan kata-kata yang masih terasa serapan asingnya.

Memang kata serapan dari bahasa daerah dan bahasa asing ada yang telah lama

diserap, tetapi ada pula yang masih baru. Baik yang lama maupun yang masih

 baru. Ada yang benar-benar telah menjadi warga bahasa Indonesia (Ardiana,1993 dengan modifikasi)

3.2.2 Pembandingan dan Penetangan

Pembandingan berarti menunjukkan persamaan, sedangkan sedangkan

mempertentangkan adalah menunjukkan perbedaan. Ada tiga metode untuk mengolah

 perbandingan dan pertentangan yaitu blok, persamaan-perbedaan, dan bagian-

 perbagian. Untuk membadingkan A dan B dapat digunakan variasi ketiga metode

tersebut:

Metode Teknik Pembandingan

Blok 1. Pengantar pokok bahasa2. Membahasa A (transisi)

3. Membahasa B

42

Page 43: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 43/70

4. simpulan

Persamaan – perbedaan 1. Pengantar pokok bahasan

2. membahasa persamaan A dan B3. Membahasa perbedaan A dan B

4. Simpulan

Bagian per bagian 1. Pengantar pokok bahasan

2. Membahasa butir 1 dari A dan B

3. Membahasa butir 2 dari A dan B

4. simpulan

Contoh 9:

Bagaimana menjadi gadis yang diasuh oleh dua orang tua yang masih

 bujangan?. Ketika berumur sepuluh tahun, ibu saya meninggal. Denganterpaksa

saya diasuh oleh kedua paman saya. Paman Arthur dan Alan. Usia keduanya

masih hamper berkepala empat. Dulu Arthur pernah menikah, tetapi istrinya

kabur. Alan belum pernah menikah, kata orang dia amat benci kepada wanita.

Sebagai dua orang yang bersaudara, mereka memiliki persamaan dan perbedaan

kepribadian, terutama tanpak dalam caranya memperlakukan saya. Begitu tahu

mereka kalau saya kerja sambilan di bioskop[ local, keduanya melarang saya.

Keduanya berpendapat bahwa tempat wanita adalah dirumah. Alan langsung

memaksa saya berhenti, sedangkan Arthur bersikap lebih lunak dengan

mendatagi manajer bioskop dan mengertaknya karena memperkerjakan wanita

dibawah umur. Dalam menyangkut diri pribadi saya, mereka amat bersebrangan.

Alan sangat protektif terhadap diri saya menyangkut teman pria dan kencan.

Sebaliknya, Arthur mendorong saya agar berpacaran sebab dia ingin saya tidak kehilangan masa muda saya. Alan tidak minum tetapi Arthur seorang alkoholik.

Dia tidak hanya minum, tetapi dia juga suka melihat orang minum. Dialah yang

 pertama kalimengajariku minum. Bagi alan setiap tetes yang memabukkan

adalah syetan. Dia sangat membenci kebisaaan Arthur, tetapi dia tidak pernah

 berhasil menyerang Arthur yang gampang memikatnya itu. Demikianlah kedua

 paman saya itu, meski mereka banyak berbeda, kedua paman saya iu sangat

memperhatikan saya. Ketika saya lulus SMA tahun lalu, keduanya dating

kewisuda saya naik  pick up. Alan memakai stelan jas terbaiknya, satu-satunya

yang dimiliki dan sudah ketinggalan zaman sejak dua puluh tahun lalu. Arthur 

 berdandan seperti raja dan dia harus dipapah keluar ruang wisuda karena terlalu

mabuk. Benar-benar keluarga yang aneh, namun hanya mereka yng aku milikidan dalam banyak hal mereka yang kuperlukan.

Cermati dan temukan menggunakan metode manakah pertentangan dan perbandingan

 pada contoh tyersebut,

3.2.3 Pengisahan

Pengembangan dengan pengisahan dilaksanakan untuk meyakinkan pembaca

 pada eksposisi atau persuasi. Yang enonjol pada paragraf pengisahan tokoh dan alur,

rangakain peristiwa yang bertautan.

Contoh 10:

Pada tahun 1977 ia lulus ujian Negara MTs. Satu setengah tahun berikutnya ia lulus ujian Negara PGA 4 tahun yang hamper saja tidak diikutinya

karena sudah cukup dengan ijazah MTs. Padahal, dngan ijazah PGA 4 tahun ia

43

Page 44: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 44/70

dapat melanjutkan ke PGAN Kudus langsung kelas dua pada tahun 1979 dan

lulus tahun 1981. ia baru saja benar-benar berminat melanjutkan studi ketika

hamper tamat PGAN Kudus dan pada tahun 1981 memang diterima dijenjangD3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Surabaya. Pada tahun

 berikutnya, ia dan teman-temanya secaraa klasifikasi ditransfer kejenjang S1

sapai lulus pada tahun 1985. (Asrori, 1998 dengan modifikasi).

3.2.4 Pemeriaan

Bagaimana pengembangan dengan pengisahan, pengembangan dengan

 pemeriaan dimaksudkan untuk meyakinkan pada tulisan eksposisi atau persuasi. Hal

 pentingdari pengembangan dengan pemerian adalah adanya kesan indra yang diperoleh

 pembaca, seolah pembaca melihat, merasa, meraba, atau membau objek yang diperiksa.

Contoh 11: ( E. Yono Hudiyono :2001)

Sejauh saya tertegun. Saya yakin tadi selesai membaca, lampu kamar telah saya matikan. Tetapi, mengapa kini mendadak benderang? Heran,bilik 

dalam pun tiba-tiba menjadi seperti dalam ruangan pertemuan. Belasan meja

 berlapis formika putih diatur membentuk huruf U yang kaku. Meja siapakah ini?

Siapa pulaorang-orang ada disekelilingku? Andai ini suatu sidang, megapa

semua terdiam? Ini sangat aneh (Marahimin, 1994:56)

44

Page 45: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 45/70

BAB VI

KARYA TULIS ILMIAH

1 Penulisan karya Ilmiah

1.1 Pengantar

Sudah banyak buku yang membicarakan karya tulis ilmiah. Akan tetapi, sampai

saat ini masih banyak mahasiswa yang “kurang tanggap” dan “binggung” dalam hal

 penulisan karya ilmiah. Selain itu, masih banyak diantara mereka yang masih mencari-

cari model dan teknik penulisan terbaru, yang dapat dipertanggung Jawabkan latar 

 belakang serta kebenarannya, khususnya dari segi kebisaaan. Oleh karena itu, bagian ini

 berusaha mengupas model dan teknik penulisan karya ilmiah dengan pengkhususan

landas tumpu pada masalah kebahasaan.

1.2 Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilimiah adalah karya berdasarkan ilmu pengetahuan yang berdasarkan

fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar 

(Brotowijoyo, 1985:8-9). Sebab itu, suatu karya dapat disebut ilmiah apabila karya itu

telah menuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan.

1.3 Model Penulisan Karya Ilmiah

Dari sisi segi penulisan, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

karya ilmiah resmi dan karya ilmiah subresmi. Karya ilmiah resmi ialah karya ilmiah

yang model penulisannya dan urut-urutannya sudah ditentukan dengan secaraa lengkap.

Jadi, ada bagian—bagian yang harus ada dan bisaanya dieksplisitkan dengan kata yang

sama, missal: judul, kata pengantar, daftar isi (untuk karangan yang lebih dari sepuluh

halaman), pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

 penelitian, dan seterusnya. Landasan teori ( dapat juga dengan kata lain yang berfungsi

sama), metodologi penelitian, analisis, daftar pustaka dan lampiran. Yang termasuk 

dalam kelompok ini ialah tesis, skripsi, disertasi, laporan penelitian, dan lain-lain.

Adapun karya ilmiah subresmi ialah karya ilimiah yang model penulisannyatidak ditentukan secaraa lengkap, misal:cukup ada bagian yang berfungsi sebagai judul,

 pendahuluan, isi, dan penuup (bagian-bagian ini tidak harus dieksplisitkan dengan kata

45

Page 46: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 46/70

yang sama, yaitu judul, pendahuluan, isi, dan penutup, tetapi dapat juga dengan kata-

kata lain yang berfungsi sama).Selain itu, dapat juga ditambahkan daftar pustaka dan

lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah makalah, artikel, dan sebagainya.Jadi, dalam kelompok ini termasuk juga kelompok karya ilmiah popular.

1.4 Perumusan Topik, Tema, Judul, Tujuan dan Tesis

Sebelum seseorang menulis karya ilmiah, dia harus tahu topik apa yang akan

ditulisnya. Topik adalah proposisi yang berwujud frase atau kalimat yang menjadi inti

 pembicaraan atau pembahasan (moelono, 1988:351). Topik tidak sama dengan tema

karena topik merupakan rincian penjabaran tema, sedangkan tema lingkupnya lebih luas

daripada topik dan bisaanya lebih abstrak. Tema “Pengajaran Bahasa” misalnya, dapat

dibagi menjadi beberapa topik seperti (1) Pengajaran Bahasa Indonesia di SD, (2)

Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (3) Pengajaran Bahasa Indonesia

untuk Orang Asing.Suatu topik adakalanya diangkat menjadi judul. Di samping itu, suatu topik 

dapat pula dijabarkan menjadi beberapa judul. Walaupun demikian, haruslah selalu

dinggat bahwa topik tidak sama dengan judul karena judul adalah nama yang diberikan

 pada suatu tulisan. Berdasarkan topik “Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan

Tinggi” dapat dibuat judul “ Peran dosen dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di

Perguruan Tinggi”.”Sikap Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Bahasa Indonesia”, dan

sebagainya.

Selanjutnya, suatu karya ilmiah pasti mempunyai tujuan, berdasarkan topik”

Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi” ditentukan tujuan “untuk 

menunjukkan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik bagi mahasiswa”

Topik tujuan inilah yang akan menunjukkan tesis. Tesis adalah tema yang

terbetuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapi melalui topik yang

 bertindak sebagai gagasan sentral kalimat (Keraf,1980:117).

Tesis dapat berbentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk tidak disarankan

adanya tesis yang berbentuk kalimat majemuk setara karena kalimat majemuk setara

menunjukkan adanya gagasan sentral, fungsi sebuat tesis dalam sebuah karya ilmiah

sama dengan kalimat topik dalam suatu paragraf. Contoh topik tujuan, dan tesis (Keraf,

1980:117).

Topik : Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

Tujuan : Pentingnya penguasan bahasa Indonesia yang baik bagi masyarakat

Tesis : Pengajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan di perguruan tinggi karena dengan penguasan yang baik seorang mahasiswa akan dapat memahami literature dn

dapat dengan lancar dan teratur mengungkapkan pikirannya baik secaraa lisan

maupun tulis.

1.5 Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Teknik penulisan karya ilmiah subresmi tidak begitu rumit, lebih luwes. Oleh

sebab itu, penjelasn mengenai teknik penulisan berikut ini akan banyak berkisar teknik 

 penulisan ilmiah resmi. Walaupun demikian, penjelasan yang perlu untuk karya ilmiah

subresmi juga akan dikemukakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing bagian

dalam karaya ilmiah.

1.5.1 Judul

46

Page 47: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 47/70

Judul hendaknya meberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan

atau ruang lingkup masalah yang akan dibahasa. (Sudjiman dan Sugono, 1984:4)

Selain itu judul harus sesingkat-singkatnya tanpa mengurangi esensinya, harus dibuat provoktif sehingga dapat metrangsang keingintahuan pembaca, dan judul harus relevan

dengan isi yang dikarangnya. Berikut ini adalah salah satu cara menulis halaman judul,

misal: untuk tugas-tugas di perguruan tinggi.

(1) Judul dan anak judul (kalau ada) ditulis dapat baris atas dengan jarak tepi kertas

(pias atas) lebih kurang 3 cm.

(2) Judul dan anak judul ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan

tanda baca (kecuali dalam karya ilmiah popular) Apabila menggunakan huruf cetak,

 judul dapat ditulis dengan huruf yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan

anak judulnya.

(3) Dalam bentuk ketik, anak judul dipisahkan dari judul dengan tanda titik dua.

(4) Nama penulis termasuk keterangan yang menyertai (misal : nomor registrasi) ditulis di tengah di antara judul dan nama jurusan, fakultas dan perguruan tinggi.

 Nama penulis dan keterangan yang menyertai ditulis dengan huruf kecil kecuali

huruf awal kata-kata yang bukan kata tugas. Penulisan nama penulis dan keterangan

yang menyertainya tidak diakhiri dengan tanda baca apapun.

(5) Pada bagian bawah dengan jarak lebih kurang sama dengan jarak judul dari nama

 penulis ditulsikan secaraa berurutan kebawah nama program (kalau ada), nama

 jurusan, nama fakultas, nama perguruan tinggi, nama kota, dan tahun penyusunan.

Pada bagian ini huruf kapital hanya digunakan pada huruf awal kata yang bukan

kata tugas. Pias bawah berjarak lebih kurang 3,5 cm.

Catatan: Apabila judul disebut-sebut pada bagian ini secaraa keseluruhan (termasuk 

kata penngantar, pendahuluan, penutup), judul ditulis di antara tanda petik dengan

menggunakan huruf kecil kata yang bukan kata tugas.

1.5.2 Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan suatu keterangan yang berfungsi sebagai pengantar 

suatu karya yang tertera di bagian depan suatu karangan. Secara lengkap, hal-hal yang

terdapat dalam suatu kata pengantar adalah sebagai berikut.

(1) Ucapan syukur (kalau ada)

(2) Penjelasan mengenai tugas pembuatan (kalau ada)

(3) Penjelasan mengenai garis besar isi(4) Ucapan terima ksih kepada pihak-pihak yang telah membantu

(5) Sumbang saran an harapan penulis

(6) Penyebutan tempat, tanggal, bulan, dan tahun penulisan, serta penyebutan nama atau

identitas penulis

Kata pengantar sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital. Tempat penulisan kata

 pengantar sebaiknya disesuaikan dengan model yang digunakan dalam penulisan karya

ilmiah itu, model simetris atau model lurus (Kisyani-Laksono,1990:22). Sebagai tajuk,

kata penhantar ditulis dari margin atau tepi diturunkan sepertiga teks (Sudjiman dan

Sugono, 1987, Proyek Penelitian bahasa dan Sastar Indonesia dan Daerah Jawa

Timur,1985).

 Nama tempat (kota), tanggal. Bulan, dan tahun penyusunan karya ilmiahditempatkan pada bagian bawah dengan jarak empat spasi dari baris akhir teks tanpa

diakhiri dengan tanda baca apapun (misal : Surabaya, 12 Februari 2000). Nama penulis

47

Page 48: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 48/70

dapat ditempatkan di bawah nama tempat dengan nama tempat jarak dua spasi dan

tanpa diakhiri tanda baca apapun. Penempatan nama penulis dibawah nama tempat

dianggap menguntungkan karena terlihat jelas dan sesuai dengan kebisaaan penulisan diIndonesia (bandingkan dengan bentuk surat resmi Indonesia baru).

1.5.3 Daftar Isi

Daftar isi berguna untuk memudahkan pencarian hal-hal yang dikehendaki oleh

 pembaca. Oleh karena itu, nomor halaman dalam daftar isi harus sesuai dengan nomor 

halaman dalam naskah. Daftar isi baru diperlukan apabila suatu karya ilmiah sudah

lebih dari sepuluh halaman (Sujdiman dan Sugono, 1986:4)

Susunan derajat penomoran dalam daftar isi dapat bervariasi. Sistem yang

dipakai bisa sistem huruf dan angka sistem digit dengan model lurus atau medel lekuk.

Apabila yang digunakan sistem digit, derajat penomoran hendaknya dibatasi sampai

empat angka setelah itu dapat meminjam model dari sistem huruf dan angka( peminjaman dimulai dari a)

Contoh:

(a) Sistem Huruf dan Angka

Model Lurus Model Lekuk  

I. BAB I.BAB

A. SubBab A. Sub Bab

1………………. 1……………….

2………………. 2……………….

a………………. a……………….

b………………. b……………….

1)……………… 1)…………….

2)……………… 2)…………….

a)……………… a)……………

b)……………… b)……………

(1)…………….. (1)…………..

(2)…………….. (2)…………..

(a)…………….. (a)…………

(b)……………. (b)…………

(b) Sistem Digit

Model Lurus Model Lekuk  

I. BAB I.BAB

I.I Sub Bab I.I Sub Bab

I.I.I………………… I.I.I………………..

I.I.I.I…………………… I.I.I.I………………………

Atau

BAB I………… BAB I…………….I.I Sub Bab I.I Sub Bab

I.I.I………………… I.I.I…………………….

48

Page 49: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 49/70

I.I.I.I…………………… I.I.I.I………………………

Daftar isi sebagi tajuk ditulis dengan huruf kapital dan ditempatkan pada barisyang berjarak sepertiga teks dari margin atau (lebih kurang sepuluh cm dari tepi kertas).

1.5.4 Pendahuluan

Pendahuluan berfungsi untuk mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan

suatu masalah. Seperti halnya dengan bagian lain, pendahuluan ini dapat berdiri sendiri

sebagai satu bab seperti pada kerya ilmiah resmi (misal: dalam buku ilmiah, skripsi, dan

lain-lain) dan dapat juga langsung menyatu dengan karangan atau dituliskan pada awal

karangan seperti pada karya ilmiah subresmi (missal: artikel, jurnal, dan lain-lain)

Suatu pendahuluan yang lengkap dalam kata ilmiah resmi akan menyajikan latar 

 belakang dan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup, teori atau pendapat yang

dipakai, sumber data, metode dn teknik, serta matematika penyajian (Sujdiman danSugono, 1986:4). Akan tetapi, bagian teori atau landasan teori dapat juga dipisah

tersendiri dalam bab berikunya setelah bab pendahuluan. Demikiana pada bagian

sumber data metode dan teknik dapat juga dipisah dalam bab tersendiri setelah

teori/landasan teori. Tidak setiap karya ilmiah harus mempunya pendahuluan yang

lengkap seperti itu. Dalam beberapa karya ilmiah subresmi, bagian-bagian dalam

 pendahuluan itu pun tidak harus terpisah secaraa eksplisit tetapi dapat juga disatukan

dalam satu uraian yang berjudul pendahuluan (misal buku ilmiah). Pendahuluan dapat

 juga langsung menyatu dengankarya ilmiah (misal : artikel, amkalah).

Sebagai tajuk pendahuluan diatas dengan huruf kapital dan ditempatkan pada

 baris yang berjarak sertiga teks dan margin atas. Letak penu;lisannya disesuaikan

dengan model penulisan yang digunakan (model penuh atau simetris).

1.5.5 Isi

Bagian ini berisi inti karya ilmiah yang menguraikan masalah pokok yang

dibahasa. Bagian ini bisa terdiri atas satu bab tetapi juga lebih dari satu bab, tergantung

Dario keluassan masalah yang dibahasa. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini (apabila

lebih dari satu bab) adalah kesamaan bobot dari masing-masing bab dan berkaitan

antarbab.

Tajuk yang terdapat pada bagian ini ditulis dengan huruf kapital dan

ditempatkan pada baris yang berjarak sepetiga teks dari margin atas (lebih kurang

sepuluh cm dari tepi kertas atas).Secaraa garis besar bagian isi mengungkapkan uraian masalah, analisis dan

interpretasi, ilustrasi atau contoh-contoh konkret, tabel, bagan, dan gambar (jika ada),

serta simpul pembahasan/interpretasi.

1.5.6 Penutup

Bagian penutup/penutupan (sejajar dengan pe-an dalam “pendahuluan”) berisi

simpulan dan saran. Simpulan merupakan Jawaban permasalahan yang dikemukakan

dalam pendahuluan (bagian rumusan masalah). Oleh sebab itu, simpulan merupakan

suatu “pendapatan” dari olahan bagian isi. Simpulan bukan suatu rangkuman atau

ikhtisar. Simpulan pada bagian penutup merupakan suatu hasil keseluruhan dari suatu

karya ilmiah (bandingkan dengan simpulan yang terdapat pada bagian isi).Apabila penulis merasa perlu mengemukakan saran, maka saran dapat

disampaikan pada bagian ini (setelah simpulan).Saran yang disampaikan adalah saran

49

Page 50: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 50/70

yang berhubungan dengan pembahasan masalah dalam karya itu, baik saran untuk 

waktu itu atau untuk waktu yang akan datang.

Bagian penutup sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital dan ditempatkan pada baris yang berjarak sepertiga teks dari margin atas.

1.5.7 Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi daftar buku, majalah, artikel, makalah, dan lain-lain yang

dipergunakan sebagai acauan dalam suatu karya ilmiah. Daftar pustaka dapat dipakai

sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan seberapa jauh wawasan penulis. Akan

tetapi, suatu artikel dapat mencantumkan catatan pustaka. Oleh sebab itu, sebelum

membahasa daftar pustaka secaraa rinci, berikut ini akan disajikan hal-hal yang erat

kaitannya dengan daftar pustaka, yaitu teknik pengutipan atau catatan pustaka dan

catatan kaki, kemudian daftar pustaka.

(a) Teknik pengutipan

Kutipan atau dalam karya ilmiah lazim disebut sebagai catatan pustaka, adalah

 pernyataan atau keterangan yang diambil dari buku bacaan. Kutipan ini

dimaksudkan untuk menunjang atau memperkuat ide-ide yang dikemukakan dalam

suatu karya ilmiah. Penampilan kutipan, juga dimaksudkan sebagai

 pertanggungJawaban moral penulisan dalam hubungannya dengan kelaziman dalam

karya ilmiah. Dalam karya ilmiah resmi, sumber informasi yang terdapat dalam

catatan pustaka harus terdapat dalam daftar pustaka.

Kutipan atau catatan pustaka, bisa langsung dicantumkan dalam teks sehingga

memudahkan pembaca. Penggunaan singkatan ibid,op.cit, dan loc.cit, sudah mulai

ditinggalkan orang, sebab sering menyulitkan bembaca.

Kutipan bisa ditulis sama persis dengan teks aslinya, bisa juga ditulis dengan

 bahasa dan gaya pengitupan sendiri tanpa mengurangi maksud teks aslinya. Kutipan

langsung yang kurang dari empat baris, ditempatkan langsung dalam teks diantara

tanda petik dengan baris sama dengan baris dalam teks.

Contoh:

Jadi, kita harus mengunakan tanda pisah.” Dalam pengetikan, tanda pisah

dinyatakan dengan dua tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya

(Depdikbud, 1984:414).”

Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih, ditempatkan tersendiridibawah garis yang mendahuluinya. Kutipan ditulis tanpa tanda menjorok kedalam

lima ketukan dari margin kiri (seperti paragraf) dengan jarak antarbaris satu spasi.

Contoh:

Menurut Keraf (1982:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang

 berusaha untuk mepengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya

dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.

Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta sedemikian rupa,

sehingga ia menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar 

atau tidak.

Teknik pengutipan seperti diatas, sudah mulai ditinggalkan orang.Dewasa ini baik kutipan langsung maupun kutipan tak lansung, ditempatkan

didalam teks dengan jarak baris sama dengan baris yang lain.

50

Page 51: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 51/70

Catatan: Apabila sumber acuan tertulis dalam bahasa asing, semua unsur bahasa

asing diberi garis bawah pada tiap katanya atau dicetak dengan huruf miring.

Berikut akan dipaparkan teknik pengutipan dalam urutan karya ilmiah.

(1) Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya sebagai

 berikut. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,

kemudian tulislah nama akhir pengarang, berikutnya cantumkan tahun terbit,

titk dua dan nomor halaman di dalam kurung, baris kutipan ditampilakan

 baik langsung maupun tidak langsung.

Contoh:

Dalam hal ini, Keraf (1989:133) menyatakan bahwa hubungan

logis dari pokok-pokok yang tercakup dalam kerangka karangan seperti

tanpak pada contoh atas, diperlhatkan dengan identitas tertentu, berupa

 penempatan pokok-pokok itu sejajar secaraa vertical.

(2) Jika nama pengarang dicantumkan setelah kutipan, ketentuannya sebagai

 berikut:

Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, tampilkan

kutipan, kemudian sebutkan nama akhir pengarang, tanda koma, tahun

 penerbit, titik dua, dan nomor halam dalam kurung, dan diakhiri dengan

tanda titik.

Contoh:

Dalam hal ini dinyatakan bahwa hubungan logis dari pokok-

 pokok yang tercakup dalam kerangka karangan seperti tanpak pada contoh

diatas, diperlihatkan dengan identitas tertentu, berupa penempatan pokok-

 pokok itu sejajar secaraa vertical (keraf,1989:155).

(3) Jika ada dua nama pengarang, kedua nama akhir nama dicantumkan dengan

urutan yang terdapat dalam buku sumber dan dihubungkan dengan kata dan,

diikuti tanda koma, tahun terbit, titk dua, dan nomor halaman.

Contoh:

Selanjutnya Eman dan Fauzi (1970:18) mengatakan bahwa

tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh

sebab itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius

 pula.atau

Pilihan lain sebagi berikut dalam bagian ini dikemukana bahwa

tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh

karena itu, masalah ketenagkerjaan menjadi masalah yang serius

 pula (Eman dan fauzi, 1970:18).

(4) Jika pengarang lebih dari dua orang, cara penulisan seperti butir 3, dengan

ketentuan yang dicantumkan adalah nama akhir pengarang perma diikuti

dengan nama singkatan dkk.

Contoh:

Jika dirumuskan bagaimana hubungan antar arsitektur denganarsitek, Sularko dkk (1982:10) mengatakan arsitektur adalah

 perpaduan antara ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang

51

Page 52: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 52/70

menciptakan ruang sehingga melhirkan bentuk-bentuk srsitektur 

yang beraneka ragam.

(5) Jika sebuah kutipan diambil dari satu buku acuan karena isinya kurang lebih

sama, maka tampilan kutipannya sebagi berikut.

Contoh:

Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan estetis,

diperlukan unsur-unsur yang menjadi penunjang bentuk-bentuk 

arsitektur (Ali, 1984:6, Gani, 1985:17, Wawan, 1986:54).

(6) Jika lebih dari satu acuan yang diterbitkan dalam tahun yang sama oleh

seorang pengarang, maka kedua acuan itu dibedakan dengan meletakkan

huruf kecil (sesuai dengan urutan abjad pada daftar pustaka) dibelakang

tahun terbitContoh:

Judul buku Argumentasi dan Narasi

Penolakan merupakan sebuah proses penalaran dalam

kerangka berargumentasi (Keraf, 1985a:80).

Judul Buku: Eksposisi dan Deskripsi

Menurut Keraf (1985b:34), klasifikasi merupakan suatu

 proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan

sesuai dengan pengalaman manusia

(7) Jika suatu kutipan diintegrasikan kedalam paragraf sebuah teks, maka harus

diusahakan agar koherensi paragraf tetap utuh dan tidak terkesan bahwa

kutipan itu muncul secaraa tiba-tiba, yang tidak ada relevansinya dengan

 pembicaraan dalam paragraf tersebut. Perhatikan contoh berikut!

Contoh:

Amoniak selain digunakan sebagai bahan pembuatan urea juga

merupakan komoditas dalam negeri dan komoditas ekspor, seperti

dikatakan oleh Subandi (1970:40) bahwa amoniak dikirim secara

kontinu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan

dieksport ke Filipina, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang.

(8) Jika pustaka acuan tidak mempunyai tahun terbit, maka pada bagian tahun

dituliskan Tanpa Tahun.

Contoh:

Wawancara menjadi efektif jika tujuan dari pewawancara adalah

untuk memberi informasi, hiburan, atau bimbingan yang praktis

(Bonar, Tanpa Tahun:48)

(9) Jika pustaka acuan mengacu pada pendapat orang lain, cara penulisannya

sama seperti cara-cara diatas, hanya saja tahun dan nomor halaman buku asli

tidak usah dituliskan.

Contoh:Buku acuan (Taringan,1984:32) berbunyi:

52

Page 53: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 53/70

Kemampuan membaca sepintas ini memang sangat bermanfaat

oleh karena itu maka sang guru harus mengajarkan ketrampilan ini

kepada anak didiknya (Burmeister,1878:296).

Apabila pendapat itu diacu, cara penulisannya:

Burmeister (Taringan, 1984:32) berpendapat bahwa kemampuan

membaca sepintas sangat bermanfaat. Oleh karena itu maka sang

guru harus mengajarkan ketrampilan itu kepada anak didiknya.

Atau

Kemampuan membaca sepintas ini memang sangat bermafaat.

Oleh karena itu maka sang guru harus mengajarkan ketrampilan

kepada anak didiknya (Burmeister dalam Tarigan, 1984:32)

(10)Apabila penulis menambah pendapat, mengurangi pendapat, ataumengurangi pendapat pada bagian acuan, atau penulis meminta pembaca

untuk membandingkan lebih dari satu acuan, cantumkanlah of atau conf.

(Confer berarti’bandingkan) sebelum nama akhir pengarang.

Contoh:

Buku acuan (Sumantri, 1978:14) berbunyi Jenis surat dapat

dilihat dari segi isi, pengirim, wujud, sifat, cara menyampaikan,

urgensi penyelesaiannya, sasaran, maksud dan tujuan, dan

sebagainya.

Menjadi

Jenis surat dapat digolongkan berdasarkan isi dan pengirim, sifat,

keamanan isi, wujud, maksud dan tujuan, dan urgensi

 penyelesaiannya (ef. Sumantri, 1978:14).

Catatan pustaka bisa berwujud ulasan atau kutipan pendapat orang

lain maupun dari sendiri. Kutipan yang diungkapkan dengan bahasa dan

gaya pengutip disebut kutipan tak langsung, sedangkan kutipan yang sama

 persis seperti aslinya disebut sebagai kutipan langsung.

 b. Catatan Kaki

Catatan kaki berfungsi memberikan keterangan tambahan yang bersifat umumatau yang berasal dari sumber lisan. Dalam artikel, catatan kaki bisaanya hanya

digunakan untuk menerangkan apa dan siapakah penulis.

Maksud pembuatan catatan kaki yang berdiri sendiri dan tidak dimasukkan

kedalam uraian, supaya perhatian pembaca tidak beralih dari pokok pembahasan.

Penempatan catatan kaki pada umumnya terletak pada bagaian bawah, biarpun

ada juga catatan kaki yang ditempatkan pada akhir tulisan. Catatan kaki yang

ditempatkan dibagian bawah halaman perlu diperhitungkan tempatnya supaya tidak 

melampaui margin bawah. Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis sepanjang

empat belas ketukan dari margin kiri.Garis pemisah ini berjarak dua spasi dari baris

terakhir teks dan dua spasi dari nomor catatan kaki yang pertama. Isi catatan kaki

ditulis turun setengah spasi dari catatan kaki dan dituliskan dengan jarak antarbaris

satu spasi. Sedangkan jarak antara dua nomor catatan kaki adalah dua spasi.Untuk 

karya ilimiah yang terdiri atas bebrapa bab, nomor catatan kaki diurutkan dalam

53

Page 54: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 54/70

setiap bab. Apabila berganti bab, penomoran dimulai dari nomor satu lagi. Nomor 

catatan kaki dalam teks diletakkan langsung di belakang huruf terakhir dari

 pernyataan yang diberi catatn dengan menaikkan setengah spasi (Sudjiman danSugono, 1986:17).

Contoh: Ani merupakan anak semata wayang sehingga dia sangat dimanja oleh

orang tuanya.

1.5.8 Daftar PustakaDaftar pustaka merupakan sesuatu yang mutlak harus ada dalam suatu karya

ilmiah. Pencantuman daftar pustaka dimaksudkan untuk mengetahui sumber acuan

yang dijadikan landasan berpijak oleh penulis karya ilmiah, dan sekalipun untuk 

mengukur kedalaman pembahasan masalah karya ilmiah tersebut.

Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri sesudah bab simpulan. Tajuk 

daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca

apapun. Letaknya disesuaikan dengan model penulisan yang digunakan (model

lurus atau model simetris). Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan

yang digunakan sebagai acuan, termasuk di dalamnya artikel (majalah atau surat

kabar), makalah, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, buku, diklat, antologi, dan lain-lain.

Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang atau lembaga

 penerbitan, tanpa diberi tanda urut, dan diketik dengan jarak dua spasi antarbaris.

Ada beberapa penulisan daftar pustaka. Semua cara sebetulnya baik, asal taat

asas. Cara penulisan yang akan diungkap di sini adalah cara penulisan daftar pustaka

yang terdapat dalam EYD edisi ke-2. Contoh penulisan daftar pustaka ini terdapat

dalam petunjuk penggunaan tanda titk butir ke-5 yang berbunyi,”Tanda titk yang

digunakan di antara nama penulis, judul penulisan yang tidak berakhir dengan tanda

tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka”.

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Waltervreden: Balai Pustaka (Pedoman

Umum EYD dalam Moeltiono, 1988:1036)

Urutan penulisan unsur-unsur pustaka acuan dalam daftar pustaka adalah (1) nama

 pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul pustaka acuan, (4) kota tempat terbit, dan (5)

nama penerbit.

(1) Nama pengarang

(a) Nama pengarang ditulis lengkap tetapi tanpa gelar kesarjanaan

(b) Penulisan nama pengarang yang terdiri atas dua kata atau lebih, dimulai

dengan nama akhir, diikuti tanda koma, kemudian nama pertamanya.

 Nama Tionghoa urutannya tidak perlu dibalik kerena unsur nama

 pertamanya Tionghua merupakan nama keluarga.Contoh:

Sultan Takdir Alisyahbana menjadi Alisyahbana, Sultan Takdir 

54

Page 55: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 55/70

Liem Swie King tetap Liem Swei King

(c) Jika nama yang tercantum dalam nama acuan nama editor, penulisan nama

 pengarang ditambah dengan tulisan (Ed).Contoh:

Halim, Amran (Ed).

(d) Jika ada dua nama pengarang, hanya nama pengarang pertama yang

dibalikkan urutannya, diikuti kata dan. Sedangkan nama pengarang kedua

dituliskan bisaa (urutannya tidak dibalik).

Contoh:

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985.

(e) Jika pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, hanya nama pengarang

 pertama yag dituliskan (urutan dibalik) diikuti singkatan dkk. (dan kawan-

kawan).

Contoh:Sirait, Bistok dkk. 1978.

(f) Jika beberapa buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang, nama

 pengarang dituliskan sekali pada buku yang diterbitkan paling awal

(diurutkan berdasarkan tahun penerbit). Untuk buku selanjutnya diberi

garis sepanjang sepuluh ketukan dari margin kiri diakhiri dengan tanda

 baca titik, dilanjutkan dengan tahun terbit, dan seterusnya.

Contoh:

Keraf,Gorys. 1980.

 __________. 1981.

 __________. 1983.

(2) Tahun Terbit

(a) Tahun terbit ditempatkan sesudah nama pengarang dan diakhiri dengan

tanda titik.

(b) Jika beberapa acuan ditulis seorang pengarang dalam tahun yang sama,

 penempatan urutan didasarkan pada urutan abjad judul buku dengan ciri

 pembeda huruf sesudah tahun terbit.

Contoh:

Hutomo, Suripan Sadi. 1980a. Sosiologi Sastra Jawa Modern

 __________________. 1980b. Teknik Sastra Jawa Modern

(c) Jika acuan yang digunakan tidak menyebutkan tahun terbit, dituliskan

Tanpa.Tahun pada kolom tahun terbit.

Contoh:

Lubism Mochtar. Tanpa Tahun. Teknik Mengarang.

(3) Judul Buku

(a) Judul buku dituliskan sesudah tahun terbit diakhiri dengan tanda titik.

(b) Judul buku dituliskan dengan cetak miring atau dengan garis bawah pada

tiap-tiap katanya. Judul dengan anak dipisahkan dengan tanda titik dua.

Contoh:

Sudjito. 1988. Kosakata Bahasa Indonesia

Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan:Sastra Jawa Kuno SelayangPAndang.

55

Page 56: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 56/70

(c) Artikel, laporan penelitian,makalah, skripsi, atau tesis dituliskan di antara

tanda petik ganda.

Contoh:Kisyani. 1985.”Pisuhan sebagai Cermin Nilai Rasa Jiwa”.

(d) Keterangan yang menyertai judul (misalnya:jilid,edisi, dan seterusnya)

ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan tanda titk.

Contoh:

Kridalaksana, Harimurti. 1988. Kamus Linguistik. Edisi Kedua.

(e) Acuan yang berbahasa asing, unsur-unsur keterangannya diIndonesiakan.

Contoh:

Second Edition menjadi Edisi Kedua

(4) Tempat Terbit dan Nama Penerbit

(a) Tempat terbit dituliskan sesudah judul buku dan keterangan yang

menyertainya. Diikuti tanda titik dua, dilanjutkan dengan penulisani nama

 penerbit, dan diakhiri dengan tanda titik.

Contoh:

Samsuri. 1985. Analisis Bahasa. Cetakan Keenam. Jakarta

Erlangga.

(b) Jika lembaga berkedudukan sebagai pengarang dan penerbit, nama

lembaga dicantumkan dalam kolom pengarang dan tidak perlu disebut lagi

dalam kolom nama penerbit.

Contoh:

BP-7 Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 1988. Buku

Serapan Bahan Penataran P—UUD 1945. GBHN. Surabaya

2. Penuliasan Makalah

Makalah merupakan kertas kerja yang dibawakan atau disampaikan pada suatu

seminar, symposium, penataran, dan sebagainya. Kita sering menulis beberapa butir 

 pikiran dan gagasan. Pikiran dan gagasan itu akan menjadi makalah setelah

dirangkaikan dalam bahasa yang lancar dan berhubungan secaraa logis serta sistematis.

2.1 Sistematika Penulisan Makalah.Sebuah system memiliki judul, pembuka, isi, penutup, dan daftar pustaka.

Makalah yang agak panjang (lebih dari sepuluh halaman) bisaanya dilengkapi dengan

daftar isi. Hal-hal lain yang dianggap penting disertakan dalam makalah dapat

dilampirkan.

Panjang makalah yang ditulis dalam bentuk esai lebih kurang 2000 kata. Jika

ditulis pada kertas kuarto dengan jarak dua spasi yang memuat sekitar 250 kata, panjang

makalah bisa mencapai 8 – 12 halaman.

Walaupun dapat disajikan dengan berbagi metode dan sistematika penulisan,

makalah hendaknya ditulis dengan metode dan sistematika yang ajeg.

2.1.1 Judul MakalahJudul makalah hendaknya bisa memberikan gambaran yang jelas tentang ruang

lingkup materi yang akan dibahasa. Selain itu, judul harus mampu menarik perhatian

56

Page 57: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 57/70

 pembaca. Dengan mencermati judul diharapkan pembaca tergoda rasa ingin tahunya

terhadap keseluruhan isi makalah. Umumnya judul makalah yang berangkat dari judul

yang telah dirumuskan lebih dahulu.

2.1.2 Bagian Pembuka

Bagian pembuka dibuat untuk menghantarkan pembaca ke dalam pembahasan

masalah. Bagian pembuka harus memikat dan memudahkan pembaca dalam memahami

 pokok-pokok masalah yang hendak dipaparkan dalam masalah.

Dalam bagian pembuka ini penulis makalah harus (1) menjabarkan topik yang

akan dikembangkan,(2) menyatakan pendirian yang mantap tentang topik yang dipilih,

(3) menjabarkan keterkaitan topik dengan isu penting yang sedang berkembang, (4)

menyanggah atau membantah asumsi umum, dan (5) mengutip secaraa singkat statmen

yang relevan dengan topik yang dikembangkan.

2.1.3 Bagian Isi

Isi merupakan bagian utama makalah. Didalamnya termuat uraian-uraian pokok 

masalah yang dibahasa. Uraian isi hendaknya dapat memberikan petunjuk kepada

 pembaca dalam memahami keseluruhan bahasa secaraa rinci. Bagian isi harus

menunjukkan kelngkapan, keterbatasan, kejelasan analisis, dan simulan masalah yang

dipaparkan.

Panjang pendek uraian isi harus disesuaikan dengan kepentingan dan kejelasan

masalah yang akan dibahasa. Bagian isi makalah memuat (1) uraian masalah yang

dibahasa, (2) analisis dengan interpretasi data, (3) ilustarsi atau contoh-contoh, dan (4)

tabel, bagan, gambar (bila ada)

Isi makalah bisa bersumber dari penelitian kecil. Oleh karena itu, penyajian isi

makalah harus sejalan dengan prosedur kerja secaraa ilmiah dalam sekal kecil. Dalam

makalah tidak tertutup adanya data statistic untuk meguji penolakan atau penerimaan

hipotesis nol.

Isi makalah bisa juga bisa bersandar dari suatu penilaian, analisis, atau

tanggapan terhadap suatu persoalan. Oleh karenanya, sebuah makalah bisa ditulis

 berdasarkan sumber pustaka atau eksperimen laboratories.

2.1.4 Bagian Penutup

Sebagaimana karya ilmiah yang lain, penutup makalah memuat simpulan dan

saran (bila ada saran). Yang diungkapkan dalam simpulan adalah pernyataan- pernyataan dalam analisis atau pembahasan yang dilakukan dalam bagian isi. Simpulan

 pada dasarnya merupakan Jawaban terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam

 bagian pembuka. Simpulan yang dimaksud bukan rangkaian atau ikhtisar isi. Simpulan

 bisa berupa uraian (esei) atau butir-butir bernomor.

2.1.5 Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupak daftar buku, artikel (dalam majalah, surat kabar, bunga

rampai), atau ensiklopedia yang digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data,

analisis, ataupun penyusunan makalah. Daftar pustaka merupakan prasyarat suatu karya

ilmiah (dalam hal ini termasuk makalah yang merupakan bagian dari karya ilmiah).

Penyusunan daftar pustaka ini sangat memudahkan pembaca yang berniatmengembangkan permasalahan dalam masalah memalui rujukan aslinya.

57

Page 58: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 58/70

2.2 Penggunaan Bahasa dalam Makalah

Gagasan atau pemikiran dari suatu masalah, percobaan, penelitian, atau studi

wisata dikomunikasikan dengan bahasa. Bahasa yang dugunakan dalam makalahmerupakan bahasa ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam makalah

hendaknya jelas, lugas, dan komunikatif supaya pemabaca secaraa mudah memahami

isinya.

 Jelas, maksudnya bahasa yang digunakan serta jelas memperlihatkan unsur-

unsur kalimat (subjek, predikat, objek, pelngkap, dan keterangan ). Dengan unsur-unsur 

kalimat, makalah itu dengan jelas dipahami pembaca.

 Lugas, maksudnya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda

 bentuk dan pilihan kata serta struktur kalimat dalam makalah hanya memungkinkan satu

tafsiran, sejalan dengan tafsiran penulisnya.

 Komunikatif , berarti apa yang ditangkap pembaca dari wacana yang tertulis

sama dengan maksud penulisnya. Wacana yang komunikatif tersaji secaraa logis dansistematis. Kelogisan itu terlihat dari hubungan antar bagian dalam kalimat,

antarkalimat dengan paragraf, dan antarparagraf dalam wacana.

Pemakaian kata atau istilah asing atau daerah perlu mendapat perhatian dalam

 penulisan makalah, pemakaian kata/ istilah asing atau daerah perlu dihindari bila dalam

 bahasa Indonesia suadah ada padanannya. Jika kata/istilah Indonesia masih dianggap

asing dan masih perlu penjelasan dengan kata/istilah aslinya, istilah Indonesia

dituliskan lebih dahulu, kemudian disertakan istilah asing atau daerah yang diapit tanda

kurung dan dicetak miring atau garis bawahi perkata. Selanjutnya, cukup istilah

Indonesia yang digunakan. Kata/istilah asing atau daerah terpaksa digunakan, karena

 belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, perlu dicetak miring atau digaris

 bawahi perkata.

Ejaan yang digunakan dalam penulisan makalah ialah ejaan resmi, yaitu ejaan

Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Penulisan kata atau istilah dan penggunaan

fungtuasi (tanda baca) mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan.,

3. Penulisan Skripsi

3.1 Pengertian Skripsi

Skripsi adalah satu jenis karya tulis ilmiah yang melembaga. Artinya,karya tulis

ini berada di bawah naungan sebuah lembaga, dalam hal ini tentu saja perguruan tinggi.

Berbeda dengan karya tulis lain seperti artikel atau makalah yang bersifat bebas, skripsicenderung lebih bersifat monumental. Oleh karena itu,sering karya ilmiah ini dijadikan

karya akhir oleh para sarjana S-1 karena setelah itu tidak muncul lagi tulisan-tulisan

lain. Padahal,semestinya skripsi itu dijadikan tonggak pemacu dan pemicu bagi karya-

karya tulis yang kemudian lebih pantas kiranya jika penulisan skripsi itu dianggap

sebagai ajang pelatihan dan pemanasan bagi kegiatan menulis berikutnya.

Pada hakikatnya, skripsi adalah hasil penelitian atau kajian dalam bidang ilmu

tertentu. Oleh karena itu, proposisi-proposisi yang ada didalamnya tidak begitu saja

muncul sebagai hasil angan-angan atau lamunan. Didalamnya tersaji hasil analisis yang

tersimpul dalam generalisasi-generalisasi konkret. Penyajian proposisi dilakukan

dengan menggunakan bahasa yang lugas,logis, dan logos. Artinya,bahasa yang

digunaskan dalam skripsi itu sedarhana,bernalar,dan ilmiah.Sejak decade 70-an dan 80-an penulisan skripsi bagi mahasiswa S-1 bersifat

manasuka. Artinya,mahasiswa boleh memilih apakah penyelesaian studinya diakhiri

58

Page 59: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 59/70

dengan penyusutan skripsi atau tidak. Tentu saja,hasil pemilihan ini mengandung

konsenkuensi. Mereka yang memilih skripsi akan mendapatkan fasilitas yang jauh

lebih menguntungkan daripada mereka yang memilih tidak menulis skripsi.Dari uraian di atas,daapt disimpulkan bahwa skripsi adalah akrya tulis ilmiah

yang bersifat monumental yanmg merupakan syarat penyelesaian studi program sarjana

S-1.

3.2 Bagian-Bagian Skripsi

Secaraa garis besar dalam skripsi terdapat bagian-bagian: (1) pembuka, (2) isi,

dan (3) penutup. Bagian pembuka terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan,

halaman persembahan atau motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/bagan, daftar 

istilah dan singkatan. Bagian isi terdiri atas pendahuluan, kajian teori, metodologi, hasil

dan pembahasan , dan simpulan dan saran. Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka

dan lampiran.Secaraa rinci bagian-bagian skripsi diatas dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Halaman Judul

Halaman judul adalah lembaran dari halaman jilid depan. Dengan kata lain,

halaman ini merupakan tampilan utama sebuah skripsi yang bisa memberikan sugesti

yang membacanya. Dengan melihat halaman judul, pembaca bisa membayangkan

keseluruhan isi skripsi. Oleh karena itu,buatlah halaman judul dengan sebaik-baiknya

agar pembaca bisa membayangkan hal-hal yang baik dari skripsi tersebut.

Halaman judul memuat hal-hal berikut:

(1) judul skripsi, yang ditulis dengan huruf capital semua dengan ukuran huruf 

relative lebih besar dari bagian yang lain (lihat hal tentang penulisan judul);

(2) pernyataan keperluan, didalamnya diungkapkan untuk kepentingan apa skripsi

disusun;

(3) logo, lambang yang digunakan disesuaikan dengan departemen atau lembaga

yang menaunginya;

(4) nama penulis, ditulis lengkap tetapi tanpa nama gelar, pangkat, dan

kehormatan,dan

(5) nama lembaga, ditulis secaraa berurut ke bawah dari mulai dari lembaga yang

tert inggi sampai lembaga penyelenggara yang diakhiri dangan tahun penyusunan skripsi.

sistematika penyajian tidak selalu harus sama urutan nomor diatas

 pengurutannya cenderung lebih mengikuti gaya selingkuh masing-masing lembaga.

3.2.2 Halaman Persetujuan

Yang dimaksud dengan halaman persetujuan di sini adalah persetujuan dari

 pembimbing skripsi setelah didahului dengan tahapan perbaikan penulisan oleh penulis.

Halaman persetujuan terdiri atas: nama penulis, judul skripsi, tanggal persetujuan

skripsi, tanda tangan dekan. Setelah disetujui oleh pembimbing, dan tanda tangan

dekan. Setelah disetujui oleh pembimbing, maka skripsi tersebut berhak dan siap untuk 

diujikan oleh tim penguji skripsi.

3.2.3 Halaman pengesahan

59

Page 60: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 60/70

Secaraa garis besar yang dimaksud dengan halaman pengesahan, disini adalah

halaman yang memuat tanda tangan penguji skripsi. Artinya, apabila penulis telah

melewati fase pengujian dari tim penguji. Halaman pengesahan terdiri atas: nama penulis, nomor registrasi, jurusan/fakultas, judul skripsi, tanggal pengesahan skripsi,

tanda tangan tim penguji, dan tanda tangan dekan.

3.2.4 Motto/Persembahan

Halaman motto bisaanya berupa kata-kata mutiara yang diambil dari Al Qur’an

ataupun kata-kata mutiara dari penulis sendiri. Sedangkan persembahan antara lain

diperuntukkan bagi: Tuhan, orang tua, istri, anak, saudara, kekasih, sahabat, dan

almamater. Bentuk penulisan pada halaman motto/persembahan tidak ada aturannya.

Jadi, sesuai dengan keinginan penulis.

3.2.5 Kata Pengantar

Kata pengantar sebenarnya dimaksudkan untuk menyambungkan pemikiran

 pembaca dengan isi skripsi. Oleh karena itu, idealnya kata pengantar berisi perihal

 berbagai fonemena atau pernyataan yang mengarah pada temuan dalam skripsi.

Di dalam kata pengantar, hal pertama yang diungkapkan adalah puji syukur 

kepada Tuhan, disusul kemudian dengan judul dan fonemena isi. Berbagai hambatan

dalam proses penyusunan skripsi dan upaya mengatasinya dikemukakan kemudian.

Setelah itu, barulah ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dengan

selesainya penyusunan skripsi ini bukan berarti selesai pula pekerjaan penulisnya,

melainkan dia harus pula berlapang dada menerima kritik dan saran guna

 penyempurnaan berbagai hal didalamnya. Bagian terakhir, bisaanya ditutup dengan

sebuah harapan, “Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin!”

3.2.6 Daftar Isi

Halaman daftar isi memuat judul-judul yang terdapat dalam skripsi, mulai dari

 judul bab, subbab, subsubbab, dan seterusnya. Daftar isi bisaanya disusun setelah

tulisan selesai. Ini dimaksudkan untuk menyesuaikan nomor halaman dengan judul-

 judul yang termuat (perihal penulisan daftar isi lihat perihal pembuatan ragangan

 penelitian).

3.2.7 Daftar Tabel / Bagan

Tabel digunakan untuk menyajikan data yang banyak dengan tampilan yangsangat padat. Dengan melihat tabel, pembaca bisa memperoleh informasi sebanyak-

 banyaknya dengan waktu yang relatif singkat. Dengan kata lain,tabel dimaksudkan

untuk memberikan kemudahan kepada pembaca dalam memahami sebaran data atau

 proses dan hasil penelitian.

Dalam penyajiannya, setiap tabel diberi nomor urut. Hal ini dimaksudkan untuk 

memudahkan pencarian. Selain itu, tabel hendaknya disajikan pada halaman yang tidak 

 bersambung atau berganti halaman. Jika ditulis pada halaman bersambung atau

 berganti, hal itu dapat menghambat pemahaman pembaca terhadap tabel tersebut. Hal

yang sama juga diberlakukan terhadap bagan dan ikhtisar.

Setiap judul tabel lazim ditulis dengan huruf capital semua, kecuali tabel,

seperti:”Tabel 1; Tabel 2; Tabel 3; dan jarang ditulis “TABEL 1; TABEL 2; TABEL 3”.Selain itu yang paling penting adalah penjelasan dan komentar terhadap tabel tersebut.

60

Page 61: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 61/70

3.2.8 Daftar Istilah dan Singkatan

Daftar istilah dan singkatan penting untuk diperhatikan. Oleh karena

ketidaksadaran atau kelatahan atau mungkin juga kesengajaan karena ingin keren, penulis sering menggunakan istilah asing dan singkatan yang tidak dipahami oleh

 pembaca. Yang perlu diperhatikan adalah sedaoat-dapatnya penggunaan istilah asing

dikurangi apalagi jika padanannya dalam bahasa Indonesia sudah ada. Begitu pula

dengan penggunaan singkatan. Bukan tidak boleh menggunakan singkatan. Hanya yang

 perlu dicatat adalah pergunakan singkatan tersebut secaraa taat asas. Misalnya, kata

cirebon bisa disingkat dengan Cir, Crb, atau C. dari ketiga alternative itu, pilihan

 pertama yang seekiranya tidak menimbulkan salah tafsir. Jika digunakan Crb, apakah

tidak akan tertukar dengan caruban, dan jika digunakan C apakah tidak akan

menimbulkan kesalahanpahaman dengan kepanjangan Ciamis, Ciawi Ciwidey, dan

sebagainya.

3.2.9 Abstrak 

Abstrak adalah rangkuman keseluruhan isi skripsi. Bentuknya paling mudah

dikenali, karena selalu ditulis dengan spasi tunggal. Jumlah kata yang dipergunakan

 berkisar antara 500 sampai 750 kata yang disusun dalam bentuk uraian satu paragraf. Di

dalamnya hanya termuat masalah penelitian, tujuan, metodologi, dan hasil penelitian.

3.2.10 Pendahuluan

Pendahuluan dalam skripsi selalu menjadi bab 1. di dalamnya tercakkup latar 

 belakang, masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Di samping itu terdapat pula definisi

istilah dan kerangka teori. Dalam latar belakang disajikan beberapa fonemena menarik 

yang berhubungan dengan penelitian. Tentu saja ini harus didukung dengan fakta

dilapangan. Selain itu dikemukakan pula berbagai hasil penelitian terkini yang

 berhubungan dengan fonemena tersebut (hal ini bisa didapatkan dari jurnal-jurnal

ilmiah). Segi-segi apa saja yang sudah diteliti, apa saja yang menjadi kelebihan dan

kekurangan dari penelitian-penelitian tersebut; baru kemudian dikemukakan segi-segi

apa yang belum dan perlu diteliti lebih lanjut. Setelah dipilih satu segi yang sesuai

dengan minat dan kemampuan, kemukakanlah alasan mengapa Anda tertarik meneliti

masalah itu.

Masalah sering dipecah menjadi beberapa bagian, antara lain; ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, dan masalah penelitian. Ruang lingkup masalah mencoba

membatasi keluasan masalah penelitian. Tentu saja hal itu harus disesuaikan dengan

tenaga, waktu, biaya, dan kemampuan. Yang penting, penelitian tersebut tidak terlalu

luas dan tidak terlalu sempit. Di samping itu, penelitian tersebut tidak bertumpang

tindih, antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilnu lainnya, kecuali pada penelitian

interdisiplin.

Dalam ruang lingkup yang telah dibatasi tersebut munculah banyak masalah.

Masalah apa saja yang terlintas dalam benak peneliti dirumuskan dalam beberapa

 proposisi. Setelah masalah terdaftar sekian banyak, dipilihlah beberapa masalah yang

akan dicari pemecahannya dalam penelitian. Inilah yang disebut dengan masalah

 penelitian.Setiap peneliti mesti mempunyai tujuan dengan penelitiannya. Yang jelas,

tujuan ini harus sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan. Umumnya, tujuan

61

Page 62: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 62/70

itu terbagi dalam dua macam,yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih

mengarah pada tujuan ideal sedangkan tujuan khusus cenderung bersifat praktis.

Hasilnya penelitian hendaknya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi pelaksaan ilmu. Dengan kata lain,

kontribusi penelitian ini harus berdampak terhadap perkembangan teoretis dan

 pemanfaatan praktis.

Untuk membantu pemahaman pembaca terhadap isi skripsi perlu kiranya

disajikan beberapa istilah, khususnya istilah-istilah yang merupakan kata kunci dalam

 penelitian. Jadi, tidak harus semua istilah didefinikan. Yang patut didefinisikan

hanyalah kata-kata kunci terutama yang ada dalam judul penelitan.

Yang tidak kalah pentingnya dan harus ada dalam pendahuluan adalah kerangka

teori. dipergunakan sebagai dasar berpijak melakukan kegiatan penelitian yang

 bersangkutan. Didalamnya tidak diungkapkan hasil-hasil telah terhadap teori tertentu.

Tetapi lebih merupakan penyebutan teori-teori mana yang digunakan sebagai dasar  berpijak. Dari situ, kita bisa melihat pola pikir yang digunakan oleh peneliti dalam

menyikapi penelitiannya.

3.2.11 Kajian Teori

Penyebutan “kajian teori” tidak mutlak karena ada yang menyebutnya “kajian

 pustaka” atau “telah pustaka”. Ada juga yang menyebut“landasan teori”. Yang paling

 penting di sini adalah apapun namanya, maksudnya tetap sama, yakni kupasan teori

yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.

Kajian teori sangat penting dalam penelitian. Bagaimana kita bisa meneliti kalau

kita tidak mempunyai dasar teori sama sekali, sangat mustahil rasanya. Kajian teori

 bukanlah kumpulan teori yang dijejer-jejer begitu saja, melainkan lebih merupakan hasil

telaah peneliti terhadap satu atau beberapa teori yang berhubungan dengan topik 

 penelitiannya. Kajian teori sebagai dasar dalam penelitian boleh diambil dari satu teori

 boleh juga dari beberapa teori yang dipadukan secaraa eklektik.

 pengambilannya. Sering terjadi,teori seseorang atau katakanlah hasil kajian

seseorang dikutip begitu saja tanpa mencantumkan sumbernya. Inilah yang sering

menimbulkan polemik dan bisa dikatakan itu suatu bentuk kecurangan ilmiah. Banyak 

contoh yang namanya tercoreng karena perilaku kecurangan ini. Alasannya bermacam-

macam. Untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan ini lebih baik kita mengkajisendiri seperti apapun hasilnya.

Hal-hal atau topik-topik yamg perlu ditampilkan dalam kajian teori hendaknya

topik-topik yang sesuai dengan judul, sesuai dengan masalah penelitian, dan sesuai pula

dengan tujuan penelitian. Jika kajian teori itu asal ambil atau asal ada, akhirnya akan

terjadi tumpukan teori dan bukan kajian teori. Sebagai contoh, jika kita akan memasak,

kita membutuhkan bahan-bahan seperti: garam, gula, cabai, kacang tanah, kencur,

sayuran, dsb. Bahan-bahan itu tidak ditumpuk begitu saja langsung disajikan. Orang

akan berpikir dua kali untuk menyantapnya. Akan tetapi, jika bahan-bahan itu diolah

sedemikian rupa, bisa menjadi gado-gado yang siap santap. Itulah kira-kira gambaran

kajian teori.

3.2.12 Metodologi

62

Page 63: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 63/70

Jika dilihat dari asal-usul katanya, metodologi berarti ilmu tentang metode.

Akan tetapi, dalam hal ini tidak diartikan demikian, melainkan merujuk pada sebuah

kondisi penggunaan metode dalam penelitian. Metodologi terbagi atas metode penelitian dan metode kajian, yang setiap bagiannya mempunyai teknik dasar dan

teknik lanjut yang berbeda.

Dalam penulisan skripsi, yang paling penting adalah harus dicantumkan secaraa

eksplisit penggunaan salah satu atau kedua-duanya dari metode tersebut. Penulisan

untuk “metodologi” bervariasi. Ada yang menulis kan “metodologi”. Ada juga yang

menuliskan dengan “metode penelitian”. Di samping itu ada juga “metode da teknik 

 penelitian”, dan ada pula yang hanya menulis “metode”. Yang harus tercantum dalam

skripsi tidak hanya itu. Penggunaan strategi, pendekatan, teknik, dan hal-halyang lebih

detil lagi, seperti prosedur dan langkah-langkah harus ditulis secaraa jelas. Dengan

demikian, pembaca akan mengetahui dan bisa memperkirakan cara, prosedur, dan hasil

 penelitian yang dibacanya.

3.2.13 Hasil dan Pembahasan

“ Hasil dan pembahasan” tidak harus menjadi nama dari suatu bab dalam skripsi.

Yang umum, penamaan untuk bab ini berhubungan dengan masalah yang akan

ditetapkan akan menjadi tiga bab.

Boleh juga dilakukan hasil dan pembahasan ini dibagi dalam dua bab, yakni bab

hasil dan bab pembahasan. Selain itu, bab pembahasan dibagi lagi kedalam beberapa

subbab. Cara mana yang harus dilakukan? Ini bergantung paling tidak pada tiga hal,

yaitu: (1) kemauan, minat, dan kesenangan, (2) pembimbing, dan (3) gaya selingkung.

3.2.14 Simpulan dan Saran

Simpulan bukan rangkuman atau ringkasan. Yang dimaksud simpulan disini

adalah hasil penelitian yang merupakan Jawaban terhadap permasalahan yang telah

ditetapkan pada bab pendahuluan. Hal yang terkait dengan bab ini adalah masalah

 penelitian dan tujuan penelitian. Isinya singkat, padat, dan jelas. Cara penyajiannya bisa

degan uraian dan bisa juga poin-poin atau rincian.

Saran bukanlah perintah, petuah, atau petunjuk . saran bisa berisi anjuran dan

harapan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang baru saja dilakukan. Mungkin

 penelitian tersebut kurang luas, ada yang kurang, data yang kurang valid, dsb. Oleh

karena itu, saran tidak boleh ditujukan kepada orang per orang sebagai pribadi tetapi

harus tertuju pada lembaga, profesi, masyarakat, atau mungkin juga lingkungan.

3.2.15 Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah kumpulan buku atau sumber lain yang benar-benar diacu

atau dipakai sebagai sumber penulisan skripsi, jangan sekali-kali mencntumkan nama

 buku yang diacu sama sekali dan hanya dimaksudkan agar tulisan itu bergengsi,atau

 juga sebaliknya, ada kutipan tetapi sumbernya tidak dicantumkan. Hal ini bisa disebut

 penipuan ilmiah, dunia keilmuhan akan hancur kerenanya. Penulis dan pemikir tidak 

akan berharga. Plagiasi akan merajalela.

Seperti halnya dengan penentuan bab hasil dan pembahasan, penulisan, daftar 

 pustaka pun bergantung pada tiga hal, yaitu (1) kemauan. Minat, dan kesenagan, (2)

 pembimbing, dan (3) gaya selingkuh. Untuk mengatasi hal ini, strategi yang ampuhadalah menguasai semua cara penulisan daftar pustaka. Tentang cara penulisan daftar 

 pustaka, lihat tentang penulisan daftar pustaka

63

Page 64: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 64/70

3.2.15 Lampiran

Hal yang perlu dilampirkan dalam skripsi adalah berkas-berkas yang sesuaidengan keperluan dan mendukung penguatan skripsi. Tidak harus semua berkas tentang

skripsi dicantumkan karena ini akan memperbanyak halaman dan berdampak negative

terhadap biaya yang harus dikeluarkan.

A. PENDAHULUAN

Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan kepada suatui kelompok massa

merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang atau pada waktu-

waktu mendatang. Mereka yang makin berbicara dengan mudah dapat, menguasai

massa, dan hasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain.

Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini

yang dapat mengubah sejarah umat atau sejarah suatu bangsa.

Hitler dengan keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsa kedalam api

 peperangan dengan bangsa-bangsa lain serta menimbulkan kesengsaraan yang sekian

 besarnya kepada umat manusia. Tetapi besarnya umat manusia. Tetapi disamping itu

dapat pula dicatat pengaruh tokoh-tokoh penting yang sanggup membawa kedamaian,

kesejahteraan berkat melahirkan bicaranya. Kita masih ingat bagaimana Bung karno

membangkitkan semangat kemerdekaan lewat pidatonya yang berapi-api atau masih

segar ingatan kita bagaimana Bung Tomo menggerakkan semangat heroik arek-arek 

Suroboyo tatkala kota pahlawan itu hancur berkeping –keping akibat serangan tentaraBelanda dan sekutunya, lewat pidato radionya, Bung Tomo mampu mempersatukan dan

memompa semangat perjuangan arek-arek Suroboyo. Dan masih banyak lagi tokoh-

tokoh yang dengan keahliannya bicaranya ia dapat menguasai dunia ini.

Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dapat

dipergunakan untuk memajukan masyarakat,untuk memajukan dan mengembangkan

suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian

 bicara itu dapat pula meneengelamkan umat manusia beserta nilai dan kebudayaan yang

sudah diperoleh beratus-ratus lamanya.

Seorang tokoh dalam masyarakat, seorang pemimpin dalam oraganisasi lebih-lebih

lagi seorang sarjana atau ahli harus memiliki pula keahlian untuk menyajiakan pikiran

dan gagasan secaraa oral, seseorang tokoh atau pemimpin yang tidak bisa berbicar didepan umum akan menjauhkan dirinya sendiri dari masyarakat yang dipimpinnya, ia

64

BAB VII

KETRAMPILAN BERPIDATO/ CERAMAH

Page 65: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 65/70

tidak sanggup mengadakan komunikasi langsung dengan anggota-anggota

masyarakatnya.

Betapa baik administrasi pemerintah yang dijalankannya,betapa jujur ia menjalankantugasnya, tetapi kalau komunikasi langsung itu tidak dapat dijalankan dengan

semestinya, maka dapat dikatakan ia setengah gagal.

Demikian pula dengan seorang sarjana atau ahli. Betapa pun cemerlang teori yang

dirumuskannya, betapapun gemerlapnya penerapan teori-teorinya dan penemuan yang

 baru, namun bila tak sanggup mengungkapakan pengetahuannya itu kepada orang lain,

maka sukar ia mendapat pengikut dalam bidang pengetahuannya.

Oleh sebab itu sebagai pemimpin sebuah organisasi atau sebagai seorang tokoh

masyarakat, sebagai calon sarjana harus pula memiliki kemampuan pidato ini,

disamping keahlian mengungkapkan pikirannya secaraa tertulis.

Kemampuan atau keahlian mengungkapkan pikiran secaraa lisan bukan saja

menghendaki penguasaan secaraa baik dan lancar, tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan lain misalnya : kebranian, ketenagan sikap di depan masa.

Sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-

gagasan secaraa lancar dan teratur, memperlihatkan suatu sikap dan garak-gerik yang

tidak kaku dan canggung.

B. PENYAJIAN LISAN (PIDATO)

Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menyusun bahasa lisan, disamping

memperhatikan hal-hal seperti: gerak-gerik, sikap, komunikasi dengan pendegar dsb,

maka perlu pula memperlihatkan metode pengajiannya ada yang menggarap naskah

secaraa lengkap sebagai sebuah komposisi tertulis, untuk kemudian dibacakannya pada

kesempatan yang disediakan baginya.

Sebaliknya ada yang cukup menuliskan ide atau beberapa catatan yang kemudian

dikemnagkan sendiri pada waktu menyajikannya secaraa lisan.

Sehubungan dengan penyajian lisan ini ada empat metode, yaitu:

1. Metode improptu (serta merta) : metode improptu ialah metode penyajian

 berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan persiapan sama sekali. Pembicara

serta merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan keahliannya.kesanggupan penyajian

secaraa elsan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat, tetapi bergunanya

terbatas pada kesempatan yang tidak terduga itu saja.

Pengetahuan yang ada dukaitkan dengan situasi dan kepentingan itu akan sangatmenolong pembicaraan.

2. Metode menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode improptu.

Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan. Tetapi

ditulis dengan secaraa lengkap kemudian dihafalkan kata-demikata. Ada pembicara

yang berhasil dengan metode ini, tetapi lebih sering menjemuhkan dan tidak menarik.

Ada kecendrungan untuk berbicara cepat-cepat mengeluarkan kata-kata tanpa

menghayati maknanya. Cara ini akan menyulitkan pembucara untuk menyesuaikan

dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.

3. Metode naskah (membaca): metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato-

 pidato resmi atau TV. Metode ini sifat agak kaku sebab tidak mengadakan latihan yang

65

Page 66: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 66/70

cukup, maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan

 pendengar 

Mata/pandangan pembica selalu ditunjukan kenaskah, sehingga ia tidak bebasmenatap pendengarannya. Bila pembicara bukan seorang ahli, ia pun tidak bisa

memberi tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraanya.

4. Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah) metode ini sangat dianjurakan

karena merupakan jalan tengah, uraian yang akan dibawakan dengan metode ini

direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting, yang sekaligus

yang menjadi uraian bagi uraian itu. Kadang-kadang disiapkan konsep nakal yang tidak 

 perlu menghafal kata-katanya nengan mempergunakan catatan-catatan tersebut diatas .

Pembicaraan dengan bebas berbicara serta bebas pula memiliki kata-katanya sendiri,

catatan-catatan tadi hanya dipergunakan mengingat urutan idenya. Metode ini lebih

 banyak memberikan fleksibelitas dan variasi dalam memilih aksinya. Begitu pula pembicara dapat mengubah nada pembicaranya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbul

 pada para hadirin sementara uraian itu berlangsung. Sebaliknya bila metode ini terlalu

 bersifat sketsa, maka hasilnya sama dengan metode improptu.

Dalam kenyataan metode-metode diatas adapat digabungkan untuk mencapai hasil yang

 baik.Yang sering dilakukan penggabungan metode naskah dan metode ektemporer.

Pembicara menyiapkan uraiannya secaraa mendalam dan terperinci dengan menyiapkan

sebuah naskah, tertulis, namu ia tidak dapat membaca seluruh naskah itu. Karena

menguasai bahan dalam naskah itu, pembicara akan berbicara secaraa bebas, sedangkan

naskah itu hanya dipaki untuk membantunya dalam urutan-urutan gagasan yang akan

dikemukakan.

C. PERSIAPAN PENYAJIAN LISAN

Sebelum kita tampil di podium untuk memaparkan ide kita maka perlu juga

mengadakan persiapan. Ada bebrapa persiapan yang perlu mendapat perhatian, antara

lain:

1. menunjukan tujuan : tujuan pidato ada dua macam yaitu tujuan bersifat umum

dan sifat khusus

Tujuan yang bersifat umum dibagi tiga jenis yaitu :

a. Memberi suatu kepada pendengar (ekposisi)

 b. Menghibur atau menyenagkan pendengar 

c. Mempengaruhi pendapat atau pendirian pendengar (argumentasi) ataumembujuk para pendegar untuk melakukan perbuatan tertentu (persuasi)

Bila tujuan pidato untuk memberikan sesuaatu kepada para pendengar yaitu

 pemahaman terhadap apa yang diuraikan pembaca. Bila tujuan pidato untuk 

menyenagkan pendengar maka reaksi yang diharapkan adalah perasaan puas atau

 perasaan senang. Bila pidato ditujukan untuk mempengaruhi pendapat atau

 pemikiaran pendengar, atau membujuk pendengar untuk melakukan perbuatan

tertentu maka reaksi yang diharapkan pembicara yaitu keyakinan pendengar akan

apa yang akan diuraikan pembicara dan kerena itu pendengar dengan suka rela

melakukan perbuatan itu. Tentu saja dalam suatu pidato dapat terjadi pembicaraan

tidak hanya ingin mengejar salah satu saja dari tiga tujuan diatas. Mungkin ia ingin

mencapai dua atau ketiganya sekaligus.

66

Page 67: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 67/70

Dalam hal ini pembicara berusaha sebaik-baiknya. Begitu pula teknik yang sering

digunakan dalam suatu jenis pidato dapat pula digunakan untuk jenis pidato yang

lain.Sedang tujuan khusus ini berupa kesan dan pesan apa yang diinginkan pembicara

dan pendengar setelah pidato itu berlangsung.Pembicara harus yakin betul apa yang

ingin dicapainya itu.

2. Menentukan topik dan tujuan

Untuk memilih sebuah topik yang baik maka pembicara harus memperhatikan

 beberapa aspek sbb:

a. Topik yang dipilih hendaknya jelas dan mengenai sasaran..

 b. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri dan

 pendengar.

c. Topik hendaknya yang tegah ramai dibicarakan orang (aktual).

d. Persoalan yang dibahasa tidak boleh melampui daya tangkap pendengar atausebaliknya terlalu mudah untuk daya intelektual pendengar.

e. Persoalan yang dibawakan itu harus dapat diselesaikan dalam waktu yang

disediakan. Bila penyajian itu melampui waktu yang telah ditetepkan, maka

 perhatian pendengar akan merosot bahkan akan lenyap sama sekali.

Disamping topik hal yang perlu diperhatikan adalah judul topik yang mengandung

materi pembicaraan atau masalah yang diuraikan serta obyek atau aktivitas yang

 perlu diketahui pendengar. Sedangkan judul adalah etiket yang diberikan kepada

komposisi lisan , untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap masalah yang

diuraikan, judul adalah semacam slogan yang menapilkan topik dalam bentuk yang

menarik, oleh karena itu judul menarik and baik harus bersifat relevan, provokatif 

dan singkat.

3. Menganalisa situasi dan pendengar dengan memperhatiakn situasi dan

 pendengar kita dapat menetapkan metode apa yang akan kita gunakan kita dapat

mengetahui pendengar, minat dan keinginan pendengar, serta sikap mereka. Kita

dapat mengenali situasi dan kondisi yang bagaimana saat pidato berlangsung.

Pemahaman ini penting demi kesuksesan pidato yang akan kiata sampaikan.

Dalam menganalisa situasi ini akan muncul persoalan-persoalan sbb:

a.Apakah hadirin berkumpul untuk dengarkan pidato ini

 b.Kapan berlangsung pembicaraan itu, pagi siang, malam, sesudah atau sebelum

 perjamuan dsb, perlu diperhatikanc. Dimana pembicaraan itu berlangsung ?

dialam terbuka atau di sebuah gudang ditempat yang luas atau sempit.

Apakah pada saat itu hujan, mendung, panas terik? Hadirin duduk atau berdiri?

Apakah suara pembicara dapat didengar pembicara atau tidak.

Pertanyaan diatas harus mendapatkan jawaban apabila kita menghendaki

keberhasilan dalam pidato.

Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa pendengar.

Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa hadir adalah : jumlah, jenis

kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial, maupun

agama.

Disamping itu pula pembicara harus memperhatikan pula data-data khususuntuk lebih mendekatkan diri dengan situasi pendengar yang sebenarnya. Data-data

khusus tersebut meliputi :

67

Page 68: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 68/70

a. Pengetahuan pendengar mengenai topic yang dibawakan.

 b. Minat dan keinginan pendengar 

c. Sikap pendengar 

D. TEKNIK PENYAJIAN LISAN (BERPIDATO)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan pada saat kita menyampaikan pidato ialah:

a. Sikap : seorang orator hendaknya bersikap terang, menghindarkan diri dari

 perasaan ragu-ragu, was-was, acuh tak acuh, gelisah dan tegang. Hendaknya

 berdiri dengan menghadap muka kepada para pendengar. Aturlah mimic

sedemikian rupa hingga kita dapat menyesuaikan dengan materi.

 b. Suara : Dalam berpidato suara sering menentukan keberhasilan. Intonasi suara

hendaknya disesuaikan dengan dimensi ruang, dan sedikit banyaknya

 pendengar. Pidato yang bersifat mengerakkan sebaiknya menggunakan nadasuara tinggi dan tegas

c. Bahasa : Gunakan bahasa yang baik dan benar yang dapat dipahami pendengar 

 bervariasi, sederhana, dan jelas, penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan

intelektualitas pendengar.

d. Gaya atau gerak-gerik : Hindarkan gaya yang mengarah pada over atau

 berlebihan. Bergayalah seadanya, hindarkan gaya yang dibuat-buat. Tunjukan

sikap bersahabat, berseri-seri dan sopan. Berpakaian yang rapid an sopan, bila

 perlu ciptakan humor yang sehat dan menyenangkan, tetapi jangan terlalu

sering. Bila ada reaksi baik pro maupun kontra, hendaknya bersikap objektif 

 berbaik pra-sangka dan berusaha mencari jalan keluar.

Keempat hal tersebut diatas kita lakukan untuk menjaga suksesnya pidato kita

68

Page 69: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 69/70

DAFTAR PUSTAKA

Akhdiah,sabarti dkk.1998. pembinaan kemapuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga

Ardian, Leo Idra.1993. “: menulis paragraf” makalah pada penataran penerjemahan

IKIP Surabaya, tanggalm 10 - 29 Januari 1993.

Arifin, E Zaenal. 1987 Berbahasa Indonesia dengan benar. Jakarta: PT Mediayatama

Perkasa

Brotowidjojo, Makayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 19976. Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta : panitia Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Indonesia.

Effendi S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakrta: PT

Dunia Pustaka Jaya.

Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende: Nusa Indah

Moeliano, Antom M. 1987. Pemakaian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar:

Bagaimana Menyusun Sambutan, Surat, dan Laporan yang Menarik. Jakarta:

P3B Depdikbut…………………. 1989. “Penalaran dan Pembuatan Paragraf dalam Karangan Ilmiah”

dalam Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

.............................. (Ed). 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

………………….. (Ed). 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soedjito dan Hasan M. 1990. Ketrampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1986. Diklat Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kelompok 24 Pengajar Bahasa Indonesia.

Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

Suhendar, H.M.E.dkk. 1998. Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdikbud.

69

Page 70: Bahasa Indonesia Lengkap

7/15/2019 Bahasa Indonesia Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-indonesia-lengkap 70/70

Sumowijoyo, Gatot Susilo. 2000. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Surabaya: Unipress Unesa

Surabaya.

........................................... 1991. Kalimat Baku Bahasa Indonesia. Surabaya: MateriPenataran.

Surakhmad, Winarno. 1988. Paper, Skripsi, Thesisi, Desertasi. Bandug: Tarsito

Syafe’ie, Imam. 1984. Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud

………………. 1994. “Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Penulisan Ilmiah” dalam

Bahasa Indonesia Keilmuan, malang: FPBS Malang.

Tarigan, Djago. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.

Bandung: Angkasa.