Bahasa Dan Etnik

4
Tidak selalu ada hubungan antara bahasa dengan ras. Tetapi tetap benar dalam banyak hal bahasa merupakan faktor pengting atau bahkan ciri esensial dari keanggotan etnik. Dalam hal bahasa, ciri linguistik merupakan kriteria pembatas yang paling penting untuk keanggotaan etnik. Kita sering membedakan suku bangsa seseorang karena bahasa atau berdasarkan bahasa. Tetapi rumusan kita sering kurang tepat. Misalnya, kita tidak begitu tepat kalau mengatakan orang bali berbahasa Bali dan orang Minang berbahasa Minang; lebih baik kita mengatakan penutur asli bahasa Bali biasanya dianggap orang Bali (paling tidak oleh orang Bali yang lain) apapun kebangsaan mereka. Ragam atau Variasi dari satu bahasa. Hubungan antara bahasa dan etnik mungkin merupakan hubungan sederhana yang bersifat kebiasaan yang dipertegas oleh rintangan sosial antar kelompok, dengan bahasa sebagai ciri pengenal utama. Bahasa sebagai ciri pembeda keanggotaan etnik lazim ditemukan di seluruh dunia. Di Jakarta misalnya, kita dapatkan sekian banyak bahasa daerah, di antaranya bahasa Jawa, Sunda, Batak, Minang, disamping dialek Jakarta dan bahasa Indonesia. Pada umumnya orang akan menyatakan diri sebagai anggota sesuatu etnik atau suku tertentu dengan ciri

Transcript of Bahasa Dan Etnik

Tidak selalu ada hubungan antara bahasa dengan ras. Tetapi tetap benar dalam banyak hal bahasa merupakan faktor pengting atau bahkan ciri esensial dari keanggotan etnik. Dalam hal bahasa, ciri linguistik merupakan kriteria pembatas yang paling penting untuk keanggotaan etnik. Kita sering membedakan suku bangsa seseorang karena bahasa atau berdasarkan bahasa. Tetapi rumusan kita sering kurang tepat. Misalnya, kita tidak begitu tepat kalau mengatakan orang bali berbahasa Bali dan orang Minang berbahasa Minang; lebih baik kita mengatakan penutur asli bahasa Bali biasanya dianggap orang Bali (paling tidak oleh orang Bali yang lain) apapun kebangsaan mereka.

Ragam atau Variasi dari satu bahasa. Hubungan antara bahasa dan etnik mungkin merupakan hubungan sederhana yang bersifat kebiasaan yang dipertegas oleh rintangan sosial antar kelompok, dengan bahasa sebagai ciri pengenal utama. Bahasa sebagai ciri pembeda keanggotaan etnik lazim ditemukan di seluruh dunia. Di Jakarta misalnya, kita dapatkan sekian banyak bahasa daerah, di antaranya bahasa Jawa, Sunda, Batak, Minang, disamping dialek Jakarta dan bahasa Indonesia. Pada umumnya orang akan menyatakan diri sebagai anggota sesuatu etnik atau suku tertentu dengan ciri penting bahasa ibunya. Boleh jadi seseorang akan mengatakan dirinya orang Batak, karena bahasa ibunya bahasa Batak. Atau seseorang segera mendapat cap orang batak kalau dia berbicara dalam bahasa Batak. Tidak jadi soal, apakah dia lahir di Jakarta atau di Medan.

Etnik memperhatikan keterpisahan dan identitas mereka melalui bahasa, meskipun mereka juga mempunyai ciri-ciri lain, misalnya agama, sejarah, kebudayaan adat istiadat, atau mungkin juga fisik.

Ragam bahasa suatu bahasa (di samping bahasa), juga bisa dipakai sebagai identitas etnik. Mekanisme pembagian ini sama dengan mekanisme dalam mempertahankan dialek kelas sosial, atau memang berasal dari sana. Dalam hal ini faktor sikap sangat penting.

Karena perbedaan linguistik secara sadar atau tidak, dapat dikenali sebagai ciri etnik, perbedaan itu mungkin akan terus menerus ada, walaupun pada kenyataannya beberapa etnik menggunakan bahasa yang sama. Misalnya bangsa RRC dan Taiwan yang sama-sama menggunakan bahasa Cina.

Latar belakang etnik sering dapat diketahui berdasarkan petunjuk atau pmarkah linguistik. Perbedaan ragam bahasa secara jelas menandai kelompok. Ragam bahasa sebenarnya hanya berupa suatu kecenderungan dan seluruhnya terdiri dari perbedaan kosakata: kata-kata tertentu cenderung lebih banyak digunakan oleh kelompok tertentu. Orang-orang dari berbagai suku, yang masing-masing mempunyai bahasa daerah memakai bahasa Indonesia jika berbicara terhadap anggota suku lain. Bahasa Indonesia setiap suku kadang-kadang dipengaruhi oleh bahasa daerahnya, sehingga menggambarkan ragam tertentu ciri eagam itu mungkin tidak terlalu kelihatan pada kosakata yang dipakai penutur, melainkan oleh ciri fonetik atau lafal. Pengucapan e- (pepet) menjadi e- (taling) biasanya dilakukan oleh etnik Batak, sumbawa, Bima; pengucapan t- dental menjadi T-postdental menjadi ciri etnik Bali, Aceh Pidie, Kandangan (Kalsel).

Kalau masing-masing suku itu pada umumnya dominan di sesuatu wilayah tertentu, ciri linguistik yang menandai etnik cenderung digunakan oleh orang-orang yang tinggal di suatu daerah, dan karena itu kemudian menjadi dasar perbedaan dialek geografis. Perbedaan lafal pada tiap suku itu menunjukkan ada korelasi antara perbedaan etnik dengan ciri fonologi. Tidak menutup kemungkinan terdapat pula perbedaan pada ciri morfologi, sintaksis dan kosakata.

Masyarakat aneka bahasa

masyarakat aneka bahasa atau masyarakat multilingual adalah masyarakat yang mempunyai beberapa bahasa. Hal demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat majemuk. Kebanyakan bangsa di dunia memiliki lebih dari satu bahasa yang digunakan sebagai bahasa ibu dalam wilayah yang dihuni bangsa itu, bahkan bangsa Indonesia memiliki lebih dari 500 bahasa. kita lebih mudah mencari negara yang memiliki banyak bahasa, dari pada negara yang ekabahasa.

Hampir semua negara di Eropa mempunyai kelompok minoritas bahasa, yaitu sekelompok penutur yang mempunyai suatu ragam bahasa asli buka bahasa resmi, yang tidak dominan di negara di tempat mereka tinggal. Minoritas ini kadang-kadang lebih dari satu. Jika jumlah minoritas itu relatif besar, ada kemungkinan