bahankuliahirigasibab5-7-131008002517-phpapp01
-
Upload
john-forth -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of bahankuliahirigasibab5-7-131008002517-phpapp01
Bagian 2 Bahan Kuliah
Irigasi dan Drainase
Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman
2013Untuk kelas sendiri
(Bondansari & Purwandaru Widyasunu )
POKOK BAHASAN:
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi
1.2. Sejarah Irigasi
1.3. Sirkulasi Air.
Bab 2. HubunganAntara Tanah, Air, Tanaman
2.1. Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.2. Hubungan Air dengan Tanaman
2.3. Hubungan Air dengan Tanah.
Bab 3. Penentuan Kebutuhan Air
3.1. Pengertian Kebutuhan Air
3.2. Metode Penentuan Kebutuhan Air.
Bab 4. Kualitas Air
4.1. Pengertian Kualitas Air
4.2. Penentuan Kualitas Air.
Ujian Tengah Semester
Bab 5. Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
5.2. Metode Pemberian Air
5.3. Efisiensi Irigasi
Bab 6. Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase
6.1. Pengertian
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
6.3. Drainase
Bab 7. Tata Guna Air Pada Tingkat Usahatani
7.1. Pengertian
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air.
Referensi:
1. Sudjarwadi. Pengantar Teknik Irigasi. UGM.
2. Dorenbos and W.O. Pruitt (FAO staff). FAO.
1983. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements.
Nilai:
25 % UTS; 25 % UAS; 10 % Tugas; 40 % Praktikum
Bahan Kuliah 2 Bab 5 - 7
Bab 5. Pemberian Air dan
Efisiensi IrigasiWritten by: Bondansari
Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
2013
5.1. Pengertian Pemberian AirTatalaksana memberikan air untuk pertanaman atau per tanaman
sesuai dengan jumlah kebutuhan tanaman menurut umur (dekade
kebutuhan air) dengan cara tertentu yang paling tepat pada kondisi
sangat dibutuhkan air oleh tanaman.
Dekade pertumbuhan tanaman memerlukan air dalam jumlah kebutuhan
yang ditentukan oleh LAI (leaf area index) atau perkembangan sistem
pertajukan tanaman baik sistem single (pot) ataupun sistem pertanaman
(pola tanam/kebun) menentukan tingkat evapotranspirasi (ET-
tanaman). Dekade pengukurannya tiap sepuluh hari sekali (dasa harian =
dasarian).
PENTING UNTUK DIPAHAMI DAN DIKUASAI:
1. Data dasa harian pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
ditentukan oleh genetis dan lingkungan.
2. Data Eto dan ET-tan lihat FAO perhitungannya; data CH, radiasi,
temperatur, kelembaban udara, bisa diperoleh dari BMKG paling
terdekat.
3. Kuasai cara menghitung Eto dan AT-tan Allen & Pereira (FAO,
1990); Oldeman & Frere (FAO,
Ada juga penggolongan pemberian air irigasi FLOW
IRRIGATION:
1. Perrenial irrigation: sistem irigasi yang menyediakan
air sesuai dengan kebutuhan tanaman selama masa
pertumbuhan tanaman (masuk ke definisi sistem
dekade ET-tan).
2. Inundation irrigation: sistem irigasi di mana tanah
yang akan dikerjaan/ditanami terendam air secara
tida sengaja kemudian bisa ditanami setelah
mengalami pengeringan secara alami.
3. Sistem Flow-Drain-in-soil (lep-lepan jawa.pen.):
suatu sistem berlaku di jawa menggunakan air irigasi
untuk “ngelep” lahan pada saat musim kemarau
contoh pada saat ada tanaman jagung.
5.2. Metode Pemberian Air
Cara memberikan air:
Menurut caranya:
1. Lewat permukaan tanah
2. Langsung di bawah permukaan tanah
3. Penyiraman pancaran, tetesan
Menurut tipe/alat irigasi:
1. Irigasi aliran
2. Irigasi pompa
SUHU
UDARA
EVAPO-
RASI
TRANSPI-
RASI
Penguapan
airAda laju
penguapan
Perbedaan suhu
udara ANGIN LAJU
ANGIN
LAJU SUHU
UDARA
PERLU IMBANGAN
AIR IRIGASI
(TEKNIS)
Musim hujan;
banyak air
Musim kemarau;
sedikit/kurang air
Driving force factors
Ingat lagi adanya faktor perubahan lingkungan strategis
dan respons berbagai nilai kepentingan sektor
• Meningkatnya
kebutuhan air.
• Kelangkaan
ketersediaan air.
• Meningkatnya
persaingan antar
sektor.
• Makin maraknya
hak atas air.
• Berkembangnya
Teknologi Informasi
merubah dinamika
sosial masyarakat
• Respons : tuntutan
air sebagai barang
ekonomi pengurangan
terhadap air untuk
pertanian konflik
akan >>>>>
Tatalaksana pemberian air irigasi dipengaruhi:
1. Kondisi tanah.
2. Topografi.
3. Ketersediaan air tanah/tampungan/pengaliran CH,
sifat fisika tanah, ketersediaan bahan organik tanah,
kemampuan tanah meresapkan air, kondisi Sub DAS
(daerah tangkapan air), hutan, kondisi
waduk/danau/embung, kondisi sungai, saluran irigasi,
& drainase.
4. Jenis tanaman.
5. Kebiasaan petani individual dan P3A.
6. Kondisi daerah/negara konflik interest, sosek,
keamanan daerah/negara.
Metode (cara) Pemberian Air pada Tanaman:
CARA
PEMBERIAN
Irigasi di atas permukaan:
trickle, sprinkle
Irigasi permukaan
Irigasi bawah permukaan: saluran
terbuka, saluran tertutup
SUB SISTEM IRIGASI:
1. Sub sistem pengembangan sumber air
2. Sub sistem penyeluran air
3. Sub sistem aplikasi
1. Pemberian air lewat permukaan
1.1. Metode penggenangan bebas
Contoh irigasi Mesir kuno air sungai dibiarkan
meluap dan menggenagi permukaan dataran luas arah
anan dan kiri sungai sifat bebas, tidak terkendali,
efisiensi rendah.
1.2. Peluapan penggenangan terkendali
Tujuan: agar terjadi efisiensi tinggi sehingga
adanya peluapan sungai harus dikendalikan harus
ada petugas shift siang/malam atau menggunakan
sensor sehingga peluapan otomatis buka tutup
menggunakan mesin. Harus ada talud/benteng di
tepian sungai. Pembiayaan?????
Atau bisa digunakan sistem ini untuk parit pemberi air
saluran irigasi (tersier besar) luapan pada sawah.
1.3. Sistem kalenan
Penggunaan hanya diberian pada kalenan-kalenan
yang umumnya dibuat sejajar dengan jaur-jalur
tanaman.
Pipa-pipa dari kalenan disalurkan ke lahan sawah.
1.4. Petak penggenangan atau cekungan-cekungan
Untuk tanaman buah-buahan.
Pengaliran air ke petak-petak penggenangan atau
cekungan-cekungan dengan sistem pengairan lewat
saluran terbuka.
Irigasi permukaan (surface irrigation):
Air diberikan melalui saluran yang dibuat di permukaan
dan air diberikan pada tanaman dengan cara mengalirkan
di permukaan tanah
Menurut rata tidaknya air irigasi untuk tanaman:
1. Penggenangan merata:
a. Continous flood static digenangi terus menerus
b.Continous flood flowing mengalir terus-menerus
c. Rotational irrigation dihentikan beberapa hari secara
periodik
d. Intermittent irrigation pemberian air dihentikan pada
fase pertumbuhan tertentu.
e. Rainfall irrigation berdasarkan air hujan
2.Penggenangan tidak merata: basin method, border method,
furrow irrigation, corrugated irrigation.
Syarat irigasi permukaan:
1. Mempunyai sumber air dengan debit cukup dalam waktu
panjang.
2. Topografi datar.
3. Jenis tanah mampu menahan air.
4. Perlu jaringan irigasi (bangunan dan saluran).
Keuntungan irigasi permukaan:
1. Mudah dilaksanakan
2. Murah dalam pelaksanaan.
3. Mudah diawasi.
4. Dapat dibuat secara sederhana (teknis)
Kerugian irigasi permukaan:
1. Boros membawa pupuk juga (ikut mengalir)
2. Mengurangi luasan lahan pertanian
3. Alat berat seringkali sulit untuk digunakan
Pertimbangan pemberian air
1. Continous flowing (i) air cukup, (ii) tanah tidak
terlalu porus, (iii) dapat menghilangkan asam atau garam,
(iv) temperatur tanah konstan, (v) mampu menekan
gulna, (vi) tidak banyak tenaga.
2. Penggenangan tidak terus menerus (i) diselingi
pengeringan dapat meningkatkan hasil, (ii) dapat
memperbaiki aerasi, (iii) dapat memutus siklus OPT yang
berbiak dalam air, (iv) tanah tidak becek terus, (v) dapat
dilakukan pada lahan agak miring, (vi) untuk tanaman
yang tidak tahan genangan terus-menerus. Namun ada
kerugian: (i) perlu tenaga terampil dan disiplin, (ii)
mempercepat pertumbuhan gulma, (iii) perlu modal
besar, (iv) perlu waktu rotasi yang tepat.
Irigasi Tetes/Drip/Trickle Irrigation:
Merupakan cara pemberian air secara langsung ke dekat
tanaman baik melalui permukaan tanah maupun dalam
tanah dan diberikan secara bersinambungan.
Diharapkan air akan menyebar ke dalam profil tanah
baik secara horisontal maupun vertikal
Luas daerah yang dibasahi dapat dibatasi tergantung
pada besar debit, jenis tanah, kelembaban tanah,
permeabilitas.
Keuntungan irigasi tetes:
1. Efisiensi pemakaian air yang tinggi karena airan air
lambat, langsung pada perakaran, evaporasi dapat
ditekan, run-off tidak ada.
2. Tidak menggangu kegiatan budidaya.
3. Menekan pertumbuhan gulma.
4. Dapat diberikan bersamaan pupuk dan pestisida.
5. Menghemat tenaga kerja.
6. Dapat dilakukan pada daerah dengan topografi tidak
rata.
7. Pemberian air dapat diatur menurut jumlah dan waktu.
8. Tidak mengurangi luas lahan yang ditanami.
Penerapan irigasi tetes:
1. Pada daerah dengan sumberdaya air terbatas.
2. Bisa dilakukan pada tanah berpasir.
3. Untuk budidaya tanaman nilai ekonomi tinggi.
Kekurangan irigasi tetes:
1. Perlu investasi besar (relatif).
2. Teknik perancangan rumit.
3. Penyumbatan emitter mempengaruhi kinerja sistem.
4. Pada daerah yang tidak dibasahi berpotensi terjadi
penumpukan garam.
Agar efisiensi tinggi maka:
1. Tekanan air yang keluar dari emitter harus sama
dengan tekanan atmosfer.
2. Emitter toleran terhadap tekanan pompa.
3. Emitter toleran terhadap perubahan suhu.
Irigasi bawah permukaan tanah:
Cara pemberian air pada tanah yang sesuai antaralain:
datar, permeabilitas tanah rendah, solum cukup dalam >
60 cm, lapisan bawah kedap air, pemasangan pipa harus
baik.
Keuntungan:
1. Lebih efisien dibandingkan irigasi permukaan.
2. Dapat menekan evaporasi.
3. Tidak menggangu budidaya tanaman.
Kelemahan:
1. Penyumbatan lubang perforasi.
2. Bisa terjadi penumpukan garam pada tanah tidak
diairi.
3. Rancangan teknis rumit.
4. Tidak dapat diterapkan pada semua topografi.
5. Biaya mahal belum banyak diterapkan di Indonesia
5.3. Efisiensi Irigasi
Perbandingan antara jumah air yang nyata bermanfaat bagi
tanaman yang diusahakan dengan jumlah air yang diberikan
yang dihitung dalam persen (%).
Ada tiga macam efisiensi irigasi yaitu:
1. Efisiensi penyaluran (water conveyance efficiency)
2. Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water
application efficiency)
3. Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency)
Efisiensi penyaluran (water conveyance efficiency)
EC = 100 x Wf/Wr
EC = efisiensi penyaluran air
Wf = jumlah air yang sampai di petakan sawah
Wr = jumah air yang dialirkan melalui pintu pengambilan
Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water application
efficiency)
Ea = 100 x Ws/Wf
Ea = efisiensi pemberian air
Ws = jumlah air yang tersimpan dalam zone perakaran
selama periode pemberian air
Wf = jumlah air yang sampai di petakan sawah
Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency)
Es = 100 x Ws/Wn
Es = efisiensi penyimpanan
Ws = jumlah air yang tersedia/tersimpan pada zone perakaran
Wn = jumah air yang diperoleh pada zone perakaran
menjelang pemberian air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi:
(Ec) Efisiensi penyaluran kondisi jaringan irigasi dan
penyadapan air secara liar.
(Ea) Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian metode
atau cara pemberian air, sifat tanah dan bentuk
topografi, luas kompleks areal pertanaman, dan kualitas
air irigasi.
(Es) Efisiensi penyimpanan tata air tanah, permeabilitas
dan kapasitas lapang tanah, dan mutu pengolahan
tanah.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi:
1. Memperbaiki sarana dan jaringan irigasi.
2. Saluran dibuat lurus dengan kemiringan tertentu.
3. Pengolahan tanah yang baik permukaan tanah rata.
4. Dapat memanfaatkan curah hujan semaksimal mungkin.
5. Menerapkan pola tanam teratur dan pemberian air
dengan sistem golongan.
6. Pemakaian air dalam jumlah yang wajar pada waktu
yang tepat.
7. Dilakukan penyatuan lahan-lahan yang sempit
galengan sempit dijadikan satu lahan pengelolaan
bersama antar petani penggarap lahan sempit.
8. Mempersingkat waktu pengolahan tanah antara lain
persemaian dijadikan satu, kerja olah tanah bersama-
sama.
IRIGASI DAN DRAINASE
Bab 6. Pengelolaan Air
Irigasi dan Drainase
Pengertian, Perhitungan Pemberian Air Irigasi,
Drainase
Written by: Bondansari
Laboratorium Tanah/
Manajemen Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
6.1. Definisi dan Pengertian
Pemikiran di bidang pertanian:
Mengkaitkan pemikiran teknis irigasi dan drainase dengan masalah-masalah
efisiensi penggunaan air irigasi bagi budidaya tanaman, ternak dan ikan.
Bisa mencakup aspek-aspek engineering.
Definisi irigasi (refreshing dari Bab Pendahuluan):
Irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan, kandang ternak, ranch
(padang penggembalaan), dan kolam-kolam ikan. Sedangkan drainase
adalah kegiatan untuk membuang kelebihan air (air yang tidak diperlukan)
dengan aman, selektif, dan efektif. Kegiatan irigasi dan drainase adalah satu
bagian kerja yang terintegrasi.
Pengertian menyangkut:
A. Kegiatan pengelolaan irigasi berupa:
(i) pembuatan sarana dan prasarana , (ii) membagi-bagikan air ke
lahan/kandang/ kolam secara teratur, efisien, efektif, dan aman, dan (iii)
membuang kelebihan air.
B. Aspek kegiatan irigasi dan drainase:
(i) perancangan, (ii) survei, (iii) pembangunan, (iv) pemeliharaan, (v)
pengawasan dan evaluasi, (vi) pencapaian efesiensi, dan (vii) RISET
dan TRANSFORMASI IPTEK KE MASYARAKAT.
C. Tujuan irigasi:
Memberikan air pada tanah, berarti membasahi tanah sampai kadar air
tertentu, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik, atau
hewan ternak dan ikan hidup dengan baik, dan rasio udara dengan air
dalam tanah tetap terjaga dengan baik.
D. Tujuan lainnya:
(i) Mengangkut pupuk dan pengenceran hara dan senyawa lainnya
(ii) Mengatur suhu tanah
(iii)Membersihkan racun dan garam tanah
(iv) Memberantas hama tikus dengan penggenangan sarangnya
(v) Mempertinggi permukaan air tanah
(vi) Membersihkan cemaran sampah pada lahan
(vii) Kolmatasi, yaitu mengelirkan lumpur, kmdn diendapkan jadi bagian
tubuh lumpur sawah
E. Pengelolaan irigasi dan drainase
menyangkut:
Sumberdaya air
Sumberdaya lahan
Sumberdaya iklim dan akibat perubahan
iklim
Sumberdaya manusia pengelola
Sumberdaya manusia konsumen/pemakai
air
IPTEK: riset dan transformasi
Manajemen umum dan spesifik
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Tujuan:
Menaksir setepat mungkin jumlah
kebutuhan air yang harus diberikan untuk
tanaman mulai dari tempat pengambilan s/d
hamparan lahan dalam jumlah yang cukup.
Tiga macam pengertian kebutuhan air:1. Kebutuhan air tanaman (crop water requirement):
yaitu merupakan kebutuhan air utama bagi tanaman yang
merupakan fungsi hubungan tanaman dengan lingkungannya.
2. Kebutuhan air pada tingkat usaha tani (farm water requirement);
yaitu jumlah air yang diperlukan untuk suatu kelompok atau
golongan atau petak tersier yang meliputi: kebutuhan air
tanaman untuk pengolahan tanah dan kehilangan air melalui
limpasan, bocor, evaporasi dsb.
3. Kebutuhan air irigasi (irrigation water requirement):
yaitu jumlah air yang harus dimasukkan ke jaringan irigasi
melalui pintu pengambilan utama dan dari sumber air lainnya
dengan memperhitungkan kehilangan air di saluran-saluran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan air untuk tanaman:
1. Jenis tanaman
2. Keadaan iklim
3. Jenis dan keadaan tanah
4. Pola pertanaman
5. Cara pemberian air
6. Keadaan jaringan irigasi
7. Luas areal pertanaman
Air kebutuhan tanaman (CWR):
Meliputi jumlah air yang digunakan untuk
pemakaian konsumtif (ET) dan air yang
hilang melalui perkolasi.
Kebutuhan tingkat usaha tani (FWR):
Ada dua pendekatan yaitu: (a) pendekatan
agrohidrologi dan (b) pendekatan
agronomi.
(a) Pendekatan agrohidrologi
Perhitungan didasarkan pada data agroklimat yaitu
kebutuhan air tanaman dengan iklim dan tanah.
Satuan liter/detik/ha.
Q1 = ((H x A) / T) x 10.000Q1 = kebutuhan air irigasi dalam liter/detik/ha atau
m3/hari/ha.
H = ketebalan air/tinggi air genangan.
T = lama pemberian air dalam detik/hari.
A = luas areal (ha)
Kebutuhan untuk Jumlah (m/hari)
ET padi 5 – 6,5
Perkolasi 1 – 10
Pengolahan tanah 4 – 30
Pertumbuhan tanaman 9 – 20
Persemaian 3 – 5
Contoh kebutuhan menurut
agrohidrologi:
Pendekatan agronomi:
Perhitungan didasarkan pada kebutuhan air
pada tiap tahap kegiatan usaha tani dan
tingkat pertumbuhan tanaman (pengolahan
tanah, pembibitan dll).
Tahap agronomi
Lama waktu
(minggu)
Jumlah kebutuhan
l/det/ha Mm/hari
Pengolahan tanah 6 1,4 12,0
Pembibitan 2 0,4 3,5
Pertumbuhan 10 1,2 10,4
Sebelum panen 2 0,2 1,7
Kebutuhan air irigasi (IWR):
Pengelolaan kebutuhan air irigasi
ditujukan untuk memperoleh jumlah air
yang harus dimasukkan ke daerah irigasi
melalui pintu pemasukan air.
Ada dua kebutuhan daerah irigasi:
a. Kebutuhan air untuk satu cabang usaha
tani
b. Kebutuhan air untuk beberapa cabang
usaha tani
Kebutuhan air untuk satu cabang usaha
tani:
Q2 = (Q1/86400) x (1/(1-L))Q1 = kebutuhan air di petak sawah
Q2 = kebutuhan air pada pintu pemasukan
L = kehilangan air di petak sawah dan di
saluran.
Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha
tani:1. Cara agrohidrologi dan agronomi
2. Cara penjatahan air
3. Penggunaan koefisien tanaman dan luas relatif.
1. Secara agrohidrologi dan agronomi
Jumlah kebutuhan air dari masing-
masing ta-naman dilakukan (dihitung
dan diprogramkan) dengan memper-
hitungkan kehilangan air di lapangan
(lahan) dan di saluran.
2. Cara penjatahan.
Contoh: penjatahan air untuk tanaman tebu di
D.I. Pemali.
q = ((0,85Q)/(P + R)) x 24/U x T; dalam
liter/detikq = pemberian air untuk suatu kebun (liter/detik)
Q = banyaknya air yang tersedia di saluran induk pada waktu
itu (liter/detik)
P = jumlah tanaman palawija di daerah saluran irigasi itu (ha)
R = jumlah tanaman tebu di daerah saluran irigasi itu (ha)
U = Luas tanaman tebu di kebun (komplek)
3. Menggunakan koefisien tanaman dan luas relatif.
Koefisien tanaman merupakan angka perbandingan
kebutuhan air untuk tanaman padi:tebu:palawija.
Luas relatif merupakan luas sesungguhnya yang
dikonversikan ke luas aktif dengan menggunakan
angka koefisien tanaman atau efisiensi pengaliran.
Perhitungan ini mempunyai ciri-ciri: (i) lebih
umum dipakai di Indonesia, (ii) lebih praktis, (iii)
sebagai dasar perbandingan adalah tanaman padi,
(iv) angka perbandingan yang umum
padi:tebu:palawija = 4:1,5:1.
BAB 7. Tata Guna Air pada
Tingkat Usaha Tani
Pengertian, Organisasi, Pelaksanaan Irigasi
Bondansari dan Purwandaru Widyasunu
Lab. Tanah dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Unsoed.
2013
Sub-bab:
7.1. Definisi, Pengertian, Masalah
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air (P3A)
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air
7.4. Prioritas Pembinaan Pemakai Air
7.5. Fungsi P3A dan Pembinaan Organisasi
7.6. Pelaksanaan Pengaturan Air
7.7. Kebijakan Pengelolaan Bangunan Irigasi dan Air.
7.1. Definisi, Pengertian, Masalah
Definisi Tata Guna Air:
Tata laksana penggunaan sumberdaya air dari lokasi pengambilan
air sampai dengan pemanfaatannya tingkat lahan usahatani dan
pembuangan kelebihannya.
Pengertian Umum:
Tata guna air tingkat usahatani (water management at farm level)
adalah semua usaha dan kegiatan petani untuk memanfaatkan air
bagi kepentingan produksi pertanian mereka sendiri pada tingkat
lahan mereka masing-masing dan kelompok pemakai air hamparan
lahannya. Misalnya petani x pada kelompok tani hamparan y yang
tergabung dalam petani pemakai air z.
Tata guna air
Merupakan suatu kesatuan proses sejak dari pengambilan air dari
pintu tersier, penyaluran dan pembagian sampai petakan-petakan
sawah dan pembuangan air kelebihannya.
Pengaliran air irigasi:
Saluran tersier mendapatkan air dari saluran sekunder.
Saluran sekunder mendapatkan air dari saluran primer.
Saluran air primer mendapatkan air dari bangunan
penangkap air.
Jadi proses pengaturan air di tingkat usahatani tidak bisa
dipisahkan dengan proses pengelolaan air pada tingkat
jaringan utama.
Masalah-masalah dalam pemberian air
Pengelolaan air irigasi pada tingkat tersier masalah-
masalah teknis dan non teknis.
Faktor penimbul masalah:
(i) Faktor penguasaan modal
(ii) Waktu pengelolaan tiap petani dan kelompok tani
(iii) Tenaga yang tersedia (SDM)
(iv) Infrastruktur dan kerusakan
(v) Iklim (perubahan iklim) dan kebencanaan lainnya
(vi) Perubahan fungsi lahan
(vii) Lainnya apa?
Dulu petani pemakai air belum memahami pembaharuan
keirigasian.
Saat ini mereka memahami namun banyak hambatan. Apa
hambatan saat ini dan masa yang akan datang??
Program pembinaan P3A
Program perbaikan infrastruktur
Program revitalisasi pertanian di atas industri
Program perbaikan kerusakan atmosfer, hidrologi,
sekuestrasi karbon, dll??
Masalah dan cara pemecahannya
Pendekatan teknologi, fungsi, sosial-budaya, dan ekonomi
Pendekatan politik?? Apa ada atau masihkan relevan??
Contoh pembinaan petak tersier percontohan
Maksudnya adalah memberikan percontohan bagi petak tersier
lainnya dalam penanganan masalah khusus maupun umum guna
pengelolaan air baik menyangkut kepentingan teknis maupun non
teknis.
Penanganan petak tersier perlu dimulai sejak perencanaan dan
pelaksanaan irigasi. Pembinaannya meliputi segi-segi operasi dan
pemeliharaan sistem keirigasian petak tersier. Pada saat ini sudah harus
sampai pada sistem jaringan irigasi Gabungan/Federasi P3A.
Pembinaan petak tersier (pada organisasi P3A)
Meliputi segi engineering dan segi organisasi
Sasaran: bila pembinaan tingkat petak tersier maka akan
bisa menjadi tolok ukur mulainya penerapan dan
pembinaan teknologi pertanian yang lainnya.
Pembinaan petak tersier memerlukan:
(a) Data kebutuhan air bagi tanaman dan data hujan.
(b) Pengelompokan petak kwarter dalam petak tersier.
(c) Adanya sarana tersier yang baik menurut kebutuhan
suatu petak tersier teknis.
(d) Organisasi dan anggotanya (para petani individu) harus
aktif dan mengerti arti nilai ekonomis air irigasi dan
memiliki rasa tanggung jawab bersama.
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air (P3A)
P3A merupakan organisasi resmi yang
dibentuk oleh Pemerintah atas dasar Undang-
undang dan Peraturan Pemerintah tentang
pengelolaan sumberdaya air.
P3A merupakan organisasi petani pemakai
air pada masing-masing hamparan sawah
beririgasi petak tersier berupa layanan irigasi
pada suatu desa atau antar desa karena
pelayanan irigasi adalah lintas desa.
Di atas P3A ada GP3A yaitu Gabungan P3A
Bisa disebut pula FP3A yaitu Federasi P3A
Merupakan gabungan atau federasi para petani P3A di
tingkat saluran primer layanan irigasi.
Biasanya GP3A merupakan organisasi tingkat layanan
primer irigasi yang terbagi atas beberapa layanan
sekunder. Semua permasalahan dan keperluan tingkat
sekunder diwadahi dalam GP3A. Organisasi ini bisa
membentuk satu Daerah Irigasi.
FP3A bisa dibentuk untuk sistem organisasi dalam
beberapa Daerah Irigasi atau hanya satu Daerah Irigasi
yang sangat besar.
Kewajiban Pemerintah untuk membina P3A,
GP3A dan FP3A.
Akan sangat strategis terus dilaksanakan guna antisipasi
masa depan pengelolaan sumberdaya air sampai tingkat
kwarter dan tersier.
Ke masa depan pengelolaan SD air akan sangat berkaitan
dengan dampak perubahan iklim global, yaitu kekeringan
ataupun curah hujan terlalu besar, atau ekstrim. Atau hujan
dan tidak hujan dalam waktu sangat pendek. Contoh kasus di
Padang tahun 2010 ini yaitu hujan 10 jam pemanasan 10 jam
berikutnya hujan 10 jam berikutnya dan seterusnya. Dampak
apa saja??
Kerusakan sumberdaya tanah/lahan, kerusakan sistem
hidrologis dan kerusakan ekosistem akan memperparah
persediaan air untuk irigasi atau bisa menjadi bencana berupa
banjir dan kekeringan.
Keberhasilan pembinaan tergantung pada:
(i) Tingkat pengetahuan petani serta para pemuka (tokoh) P3A.
(ii) Tingkat pengetahuan para pembina dan kecakapan pembina itu sendiri
termasuk sifat-sifat dan talenta individu para pembina.
(iii) Adat isitiadat, kepercayaan, dan tradisi setempat.
(iv) Tingkat dan macam usahatani yang dilakukan.
(v) Struktur lembaga desa yang sudah ada, baik lembaga desa maupun
lembaga pengairan.
(vi) Sarana-saranan yang ada dan dana pembinaan yang disediakan berupa
anggaran pemerintah daerah dan pusat.
(vii) Peranan IPTEK dan peranan Perguruan Tinggi yang dipercaya dan
handal.
(viii) Ke masa depan penting: (a) internet, (b) energi untuk irigasi, (c)
pengembangan sistem pertanian terpadu, (d) penanganan kerusakan
sumberdaya tanah/lahan dan hidrologi.
Pelaksanaan Pengaturan Air Tingkat
Organisasi
Menentukan prinsip layanan apakah itu layanan terus-
menerus ataukah layanan giliran.
Layanan berupa buka tutup box pembagi air irigasi
mulai dari saluran primer, sekunder, sampai tersier.
Layanan pada saat tingkat ketersediaan air melimpah,
cukup, dan kurang.
Peningkatan kemampuan P3A
Peningkatan kemampuan di bidang:
Teknis
Keuangan
Manajerial administrasi dan organisasi
Sifat keberlanjutan efisiensi dan efektivitas layanan air
untuk pertanian dan keperluan manusia lainnya.
Rencana pengelolaan irigasi: (a) operasi dan pemeliharaan,
(b) pengamanan, (c) rehabilitasi, (d) peningkatan jaringan
irigasi, (e) mitigasi kebencanaan bidang keirigasian, (f)
IPTEK.
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Irigasi
Bagaimana kita menataguna layanan irigasi untuk masa
depan pertanian?? Apa hambatannya?? Apa yang sudah
kita capai dengan: iptek kita?, latar belakang sosekbud
kita? Apa yang akan terjadi dengan masa depan
sehubungan dengan perubahan iklim global??
Ada dua pendekatan teori tata guna irigasi yaitu: (i)
layanan terus-menerus dan (ii) layanan giliran. Hal
itu dilakukan atas dasar suplai air yaitu stok/debit air
mencukupi atau tidak. Fungsi layanan oleh organisasi
baik P3A, GP3A, FP3A, PSDA, Dinas Irigasi, Dinas
PU, Pemda sangat penting.
Apakah ke depan perlu ada penyerahan kembali
kewenangan pengelolaan penyelenggaraan
keirigasian ke masyarakat?? Ya atau tidak: apa
fungsi negara??
Bab I tentang Ketentuan Umum
Bab II tentang Prinsip-prinsip Pengelolaan Irigasi
Pasal 4:
(i) Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat petani dan dengan menempatkan
perkumpulan petani pemakai air sebagai pengambil keputusan dan
pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggungjawabnya.
(ii) Untuk mencapai yang dimaksud dalam ayat (i), dilakukan
pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air secara berkesinambungan
dan berkelanjutan.
Dst. Tentang organisasi dan infrastruktur ………..
Bab III tentang Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Lembaga Pengelolaan Irigasi: P3A, Pemerintah, Komisi Irigasi, dan Sistem
Koordinasi.
PP 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Lembaga Pengelola Irigasi:
Bab III Pasal 7Meliputi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, perkumpulan petani pemakai
air (P3A) atau pihak lain yang kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan irigasi
sesuai dengan kewenangannya dalam perencanaan, pembangunan, operasi dan
pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan dan pembiayaan jaringan irigasi.
Petani pemakai air dapat membentuk P3A sampai tingkat daerah irigasi sebagai
lembaga yang berwenang untuk mengatur pengelolaan daerah irigasi sebagai
satu kesatuan pengelolaan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk berbagai keperluan,
Bupati/Walikota membentuk Komisi Irigasi yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota.
Komisi Irigasi berfungsi membantu Bupati/Walikota dalam
peningkatan kinerja pengelolaan irigasi, terutama dalam bidang
penyediaan, pembagian, dan pemberian air irigasi bagi tanaman dan
untuk keperluan lainnya serta merekomendasikan prioritas alokasi
dana pengelolaan irigasi kabupaten/kota.
Pasal 9
Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Pemerintah Daerah
kepada P3A yang berbadan hukum dilakukan secara demokratis dengan
prinsip satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan.
……. Penyerahan kewenangan sesuai dengan wilayah kerja P3A pada
tingkat DI atau sebagian DI.
Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Pemda kepada P3A
ditetapkan melalui kesepakatan tertulis tanpa penyerahan kepemilikan aset
jaringan irigasi.
Dst.
Persoalannya adalah telah banyak aset irigasi menjadi tidak berguna atau
terlantar karena banyak sawah primer dijual terutama untuk perumahan
………
SIA-SIA …………………. ?? Do Nothing …….?? Do some/many thing
……….??
Bab IV tentang Penyerahan Kewenangan
Pengelolaan Irigasi
Bab V tentang Pemberdayaan P3A
Bab VI tentang Pola Pengaturan Air IrigasiBagian:
Pertama tentang Hak Guna Air Irigasi
Kedua tentang Penyediaan Air Irigasi
Ketiga tentang Pembagian Pemberian Air Irigasi
(i) Rencana pembagian air pada satu DI ditetapkan setiap tahun oleh P3A.
(ii) Rencana pembagian air untuk jaringan irigasi yang berfungsi
multiguna ditetapkan setiap tahun atas dasar musyawarah antara P3A
dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya melalui forum
koordinasi DI.
(iii) Pembagian air irigasi ditetapkan oleh P3A tingkat DI sesuai dengan
rencana pembagian air berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan,
dan musyawarah diantara pihak yang berkepentingan.
Bab VII tentang Pembangunan Jaringan Irigasi
Dst pelajari dari UU Nomor 77 Tahun 2001.
7.4. Prioritas Pembinaan Petani Pemakai Air
Prioritas pembinaan harus sampai tingkat tersier.
Alasan 1. Pada tingkat tersier langsung menyentuh pemakai
air (petani) dan keluarganya, sehingga kalau ada
penerapan teknologi akan lebih mudah.
Alasan 2. Perubahan tataguna lahan sawah ke non-usahatani
ikut menggeser sejumlah besar saluran irigasi
sehingga mengancam ketahanan pangan nasional
terutama beras. Perlu pemberdayaan ekonomi
petani pemakai air agar tidak menjual sawahnya
Alasan 3. Perubahan iklim global menyebabkan
kemungkinan kesulitan air sumber aliran
pelayanan irigasi. Tindakan nyata apa?
7.5. Fungsi P3A dan Pembinaan Organisasi
Fungsi P3A:
a. Pengorganisasian dalam internal P3A agar anggota tertib
dalam pemakaian air irigasi dan ikut melaksanakan program
nasional konservasi sumberdaya air.
b. Bersatu padu anggota internal dan ke luar dalam satu
GP3A/FP3A dalam perbaikan jaringan tersier.
c. P3A merupakan sarana/wadah bagi penyelenggaraan
perbaikan metode pemberian air yang tepat.
d. Memberian kesadaran kepada petani agar paham nilai
ekonomi air irigasi.
Tambahan: P3A perlu diajari iptek konservasi air dan
teknologi irigasi kondisi spesifik wilayah dan atau
agroklimat (lihat slide. Ndaru. Doc).
Prinsip pengelolaan Irigasi :a. Pengelolaan mengutamakan kepentingan petani dan menempatkan
pengambilan keputusan dan pelaku utama dalam pengelola menjadi
tangung jawab P3A.
b. Pemberdayaan P3A dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
c. Pengelolaan irigasi mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air
bawah tanah secara terpadu.
d. Pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan prinsip satu irigasi satu kesatuan
pengelolaan dengan memperhatikan kepentingan pengguna di bagian hulu,
tengah dan hilir.
e. Pengelola irigasi dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan, agar dapat dicapai pemanfatan jaringan irigasi yang
optimal.
f. Keberlanjutan sistem irigasi dilaksanakan dengan dukungan air irigasi,
prasarana irigasi yang baik, menunjang peningkatan pendapatan petani.
g. Untuk tersebut no. 6. pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan
mengantisipasi modernisasi pertanian, diversivikasi usaha tani, dengan
dukungan sarana dan prasarana.
h. Untuk tersebut no. 6. dengan membangun waduk/waduk lapangan,
pengendalian kualitas air, jaringan drainase yang sepadan, re-used air
drainase.
Pemberdayaan P3A meliputi :Penguatan, mencakup kegiatan fasilitasi pembentukan P3A secara
demokratis dan mendorong P3A sebagai badan hukum otonom.
Peningkatan kemampuan P3A melalui pelatihan, bimbingan,
pendampingan penyuluhan dan kerjasama pengelolaan (bantuan dan
fasilitasi dengan memperhatikan prinsip kemandirian).
Hak Guna Air : Hak yang diberikan kepada P3A untuk memanfaatkan air berbentuk ijin dari
peraturan Perda, sesuai dengan kebutuhan air yang diusulkan. Yang berhak
mengijinkan adalah Bupati dan Gubernur. Permasalahan penggagas PP 77
tentang irigasi ini belum samanya persepsi tentang hak guna air bagi petani.
Hak Guna Air yang melekat pada petani diberikan ijin sesuai dengan
kebutuhan petani subsistem hak guna air yang melekat pada kebutuhan
pokok petani tersebut. Manajemen aset adal upaya dalam menelurusi
operasional dan pemeliharaan tentang sistem irigasi.
Rencana induk irigasi:
Rencana induk disusun berdasarkan rencana
sumberdaya air dan tata ruang wilayah disepakati
antara stake holder dan ditetapkan dengan perda.
Pemerintah dan pemda bertanggung jawab dalan
pembangunan jaringan irigasi baru berdasarkan
kesepakatan dengan masyarakat setempat, sedangkan
P3A bertangggung jawab dalam pembanguna jaringan
irigasi di wilayah kerjanya dengan bantuan dan
difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dengan memperhatikan prinsip kemandirian.
Terimakasih
Selamat Belajar tentang air, irigasi, konservasi
Semoga bisa menjadi manfaat bagi bangsa, negara,
planet bumi, humaniora.