bahan UKG Kurikulum 2013.doc

20
1. Standar Kompetensi Lulusan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan . Sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan Sikap : mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab Pengetahuan : pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan Ketrampilan : kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menegah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas XII adalah sebagai berikut. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 3. Standar Proses Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan pelaksanaan Kurikulum 2013. Permen tersebut adalah: 1. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 2. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah 3. Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah 4. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 5. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan 6. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Transcript of bahan UKG Kurikulum 2013.doc

Page 1: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

1. Standar Kompetensi Lulusan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan . Sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan

Sikap : mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabPengetahuan : pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuanKetrampilan : kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkretPermendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

2. Standar IsiStandar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menegah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas XII adalah sebagai berikut.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan3. Standar Proses Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan MenengahStandar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusanpelaksanaan Kurikulum 2013. Permen tersebut adalah:1. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan2. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah3. Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah4. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah5. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan6. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah7. Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

MenengahPembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik ( mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan dan menyajikan ) atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional)

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.

Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi

Tingkatan Pertanyaan : Hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi

Model-model Pembelajaran1. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, meliputi tahap Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian) dan Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Melalui tahap-tahap: 1) Penentuan Pertanyaan Mendasar, 2) Mendesain Perencanaan Proyek, 3) Menyusun Jadwal, 4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, 5) Menguji Hasil, dan 6) Mengevaluasi Pengalaman 3. Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problemt Based Learning) : model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk.Tahap-tahap PBL meliputi 1) orientasi peserta didik kepada masalah, 2) mengorganisasikan peserta

Page 2: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah4. Standar Penilaian Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil belajarPenilaian Autentik : bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya1. Tujuan Penilaian

a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi. c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan. d. Memperbaiki proses pembelajaran .

2. Prinsip PenilaianPrinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut. a. Sahih, mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Objektif, didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik . d. Terpadu, komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, prosedur , kriteria dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. f. Holistik dan berkesinambungan, mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian g. Sistematis, dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

i. Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus.Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian Bentuk InstrumenTes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan. Format observasi

PenugasanPekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan: Unjuk kerja/kinerja/praktik,Projek, Produk dan portofolioA. Hakikat RPP RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah:1. Setiap RPP harus secara utuh memuatsemua kompetensi dasar dari KI-1, KI-2,KI-3,KI-4. 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik 4. Berpusat pada peserta didik 5. Berbasis konteks 6. Berorientasi kekinian 7. Mengembangkan kemandirian belajar. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media :1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

Page 3: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.Jenis, pengertian, contoh , kelebihan dan kekurangan

No Jenis Pengertian Contoh kelemahan kelebihan

multimedia arganya yang relatif mahalmemberikan dampak negatif

terhadap siswa bila guru kurang kontrolnya,

Multimedia interaktif hanya terbatas pada pokok materi penggunaan perangkat lunak grafis.

REALITA benda nyata Ukurannya bisa terlalu besar, maka untuk dibawa ke ruangan sangat sulit

Terlalu kecil (kuman), Kadang juga bisa

membahayakan (ular, buaya),

Tidak bisa memberikan hasil belajar yang sama,

Informasi yang akan disampaian terkadang tidak sampai kepada audience.

memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

dianggap medium yang paling mudah diakses dan lebih menarik perhatian,

Mampu Merangsang Imajinasi

Macam-macam Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli

1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan

Page 4: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli

Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan beberapa poin penting sebagai kesimpulan,

yaitu:

4. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan

manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya

Tokoh dalam teori ini adalah C. Roger dan Arthur Comb.

. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain

dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,

norma, disiplin atau etika yang berlaku serta guru hanya sebagai fasilitator.

. Teori belajar humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.

Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan

kemampuan tersebut. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat

pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme

memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

Tingkat perkembangan intelektual anak oleh Piaget dibedakan atas 4 periode, yaitu :

1. Periode Sensori-motor (0 – 1 tahun).

Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound, anak berinteraksi dengan stimulus dari luar. Lingkungan dan

waktu terbatas, kemudian berkembang sampai dapat berimajinasi. Konsep tentang benda berkembang, mengembangkan

tingkah laku baru, kemampuan untuk meniru. Ada usaha untuk berpikir. Perubahan yang terlihat antara lain, gerakan

tubuhnya merupakan aksi refleks, merupakan eksperimen dengan lingkungannya.

2. Periode raoperasional (1 – 7 tahun)

Sifat-sifat anak adalah, belum sanggup melakukan operasi mental, belum dapat membedakan antara permainan dengan

kenyataan, atau belum dapat mengembangkan struktur rasional yang cukup, masa transisi antara struktur sensori motor

Page 5: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

ke berpikir operasional. Perubahan yang terlihat pada anak adalah, sifat egosentris baru akan berkembang apabila anak

banyak berinteraksi sosial, konsep tentang ruang dan waktu mulai bertambah, bahasa mulai dikuasai.

3. Periode Operasional Konkret (7 – 12 tahun).

Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak terbatas pada objek melalui pengamatan langsung, dapat

mengembangkan operasi mental seperti menambah dan mengurang, mulai mengembangkan struktur kognitif berupa ide

atau konsep, melakukan operasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Perubahan yang terlihat pada anak: tidak

egosentri lagi, berpikir tentang objek yang berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivitas yang

berhubungan dengan objek, membuat keputusan logis.

4. Periode Operasional Formal (12 tahun ke atas).

Sifat-sifat anak yaitu memiliki pola berpikir sistematis meliputi proses yang kompleks, pola berpikir abstrak dengan

menggunakan logika matematika, pengertian tentang konsep waktu dan ruang telah meningkat secara signifikan.

Perubahan yang terlihat : anak telah mengerti tentang pengertian tak terbatas, alam raya dan angkasa luar.

Tahapan perkembangan intelektual anak selalu mengikuti urutan tahap-tahap tersebut, mulai dari sensori motor,

praoperasional, operasional konkret, kemudian operasional formal. Irama perkembangan tiap tahap untuk tiap anak

berbeda-beda satu sama lain. Berdasarkan perkembangan intelektual inilah kemudian umur anak sekolah ditetapkan.

Misalnya, anak masuk TK minimal umur 4 tahun, anak masuk SD minimal 6 tahun.

tahap perkembangan spiritual dan keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan

emosional yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama itu adalah :

a. Tahap prima faith. Tahap keprcayaan ini terjadi pada usia 0-2 tahun yang ditandai dengan rasa percaya dan setia

anak pada pengasuhnya. Kepercayaan ini tumbuh dari pengalaman relasi mutual. Berupa saling memberi dan menerima

yang diritualisasikan dalam interaksi antara anak dan pengasuhnya.

b. Tahap intuitive-projective, yang berlangsung antara usia 2-7 tahun. pada tahap ini kepercayaan anak bersifat peniruan,

karena kepercayaan yang dimilikinya masih merupakan gabungan hasil pengajaran dan contoh-contoh signivikan dari

orang dewasa, anak kemudian berhasil merangsang, membentuk, menyalurkan dan mengarahkan perhatian seponten

serta gambaran intuitif dan proyektifnya pada ilahi.

c. Tahap mythic-literal faith, Dimulai dari usia 7-11 tahun. pada tahap ini, sesuai dengan tahap kongnitifnya, anak secara

sistematis mulai mengambil makna dari tradisi masyarakatnya. Gambaran tentang tuhan diibaratkan sebagai seorang

pribadi, orangtua atau penguasa, yang bertindak dengan sikap memerhatikan secara konsekuen, tegas dan jika perlu

tegas.

d. Tahap synthetic-conventional faith, yang terjadi pada usia 12-akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Kepercayaan

remaja pada tahap ini ditandai dengan kesadaran tentang simbolisme dan memiliki lebih dari satu cara untuk mengetahui

kebenaran. Sistem kepercayaan remaja mencerminkan pola kepercayaan masyarakat pada umumnya, namun kesadaran

kritisnya sesuai dengan tahap operasional formal, sehingga menjadikan remaja melakukan kritik atas ajaran-ajaran yang

diberikan oleh lembaga keagamaan resmi kepadanya. Pada tahap ini, remaja juga mulai mencapai pengalaman bersatu

dengan yang transenden melalui symbol dan upacara keagamaan yang dianggap sacral. Symbol-simbol identik

kedalaman arti itu sendiri. Allah dipandang sebagai “pribadi lain” yang berperan penting dalam kehidupan mereka. Lebih

dari itu, Allah dipandang sebagai sahabat yang paling intim, yang tanpa syarat. Selanjutnya muncul pengakuan bahwa

allah lebih dekat dengan dirinya sendiri. Kesadaran ini kemudian memunculkan pengakuan rasa komitmen dalam diri

remaja terhadap sang khalik.

e. Tahap individuative- reflective faith, yang terjadi pada usia 19 tahun atau pada masa dewasa awal, pada tahap in8i

mulai muncul sintesis kepercayaan dan tanggung jawab individual terhadap kepercayaan tersebut. Pengalaman personal

pada tahap ini memainkan peranan penting dalam kepercayaan seseorang. Menurut Fowler dalam Desmita (2009:280)

pada tahap ini ditandai dengan :

Adanya kesadaran terhadap relativitas pandangan dunia yang diberikan orang lain, individu mengambil jarak kritis

terhadap asumsi-asumsi sistem nilai terdahulu.

Page 6: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

Mengabaikan kepercayaan terhadap otoritas eksternal dengan munculnya “ego eksekutif” sebagai tanggung jawab

dalam memilih antara prioritas dan komitmen yang akan membantunya membentuk identitas diri.

f. Tahap Conjunctive-faith, disebut juga paradoxical-consolidation faith,yang dimulai pada usia 30 tahun sampai masa

dewasa akhir. Tahap ini ditandai dengan perasaan terintegrasi dengan symbol-simbol, ritual-ritual dan keyakinan agama.

Dalam tahap ini seseorang juga lebih terbuka terhadap pandangan-pandangan yang paradoks dan bertentangan, yang

berasal dari kesadaran akan keterbatasan dan pembatasan seseorang.

g. Tahap universalizing faith, yang berkembang pada usia lanjut. Perkembangan agama pada masa ini ditandai dengan

munculnya sisitem kepercayaan transcendental untuk mencapai perasaan ketuhanan, serta adanya desentransasi diri

dan pengosongan diri. Pristiwa-prisiwa konflik tidak selamanya dipandangan sebagai paradoks, sebaliknya, pada tahap ini

orang mulai berusaha mencari kebenaran universal. Dalam proses pencarian kebenara ini, seseorang akan menerima

banyak kebenaran dari banyak titik pandang yang berbeda serta berusaha menyelaraskan perspektifnya sendiri dengan

perspektif orang lain yang masuk dalam jangkauan universal yang paling lua.

John Dewey yang kemudian dijabarkan oleh Jean Piaget mengemukakan 3 tahap perkembangan moral

Tahap moral

Ditandai bahwa anak belum menyadari keterikatannya pada aturan

Tahap konvensional

Ditandai dengan berkembangnya kesadaran akan kataatan pada kekuasaan

Tahap otonom

Ditandai dengan berkembangnya keterikatan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas

enurut Gardner (dalam Situmorang 2004: 61-66) secara garis besar ciri –ciri dan karakteristik kecerdasan majemuk

adalah sebagai berikut :

1. Kecerdasan Linguistik, Kemampuan menggunakan kata secara efektif , baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa , fonologi, semantik, pragmatik dan hafalan. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalaha. Suka menulis kreatifb. Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan leluconc. Membaca di waktu senggangd. Mengeja kata dengan tepat dan mudahe. Menyukai pantun lucu dan permainan kata d. Suka mengisi teka-teki silange. Menikmati dengan cara mendengarkanf. Memiliki kosa kata yang luasg. Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi

2. Kecerdasan Matematis - LogisKemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis , pernyataan dan dalil. Adapun ciri-ciri yang memiliki kecerdasan ini adalah:a. Menghitung masalah aritmetika dengan cepat di luar kepalab. Menikmati penggunaan bahasa komputerc. Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis , misalnya mengapa hujan turun ?d. Ahli dalam permainan strategi, seperti catur, halma dan sebagainya e. Mampu menjelaskan masalah secara logisf. Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatug. Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-tekih. Mudah memahami hukum sebab akibati. Berprestasi dalam pelajaran Matematika dan IPA (Fisika).

3. Kecerdasan Spasial Kemampuan mengekspresikan dan mentransformasikan persepsi dunia spasial –visual secara akurat dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis bentuk ruang dan hubungan antar unsur. Kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:a. Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menggambarkan sesuatub. Mudah membaca peta, grafik dan diagramc. Menggambar sosok benda atau orang persis aslinyad. Senang melihat film , slide, foto-foto atau karya seni lainnyae. Sangat menikmati kegiatan visual , seperti teka-teki atau sejenisnya

Page 7: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

f. Suka melamun dan berfantasig. Suka membangun konstruksi tiga dimensih. Mencoret-coret di atas kertas atau di buku sekolahi. Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kataj. Menonjol dalam mata pelajaran seni

4. Kecerdasan Kinestetik-JasmaniKeahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu, dan kemampuan-kemampuan fisik yang khusus, seperti: keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan. Adapun ciri-ciri orang yang yang memiliki kecerdasan ini adalah :a. Banyak bergerak ketika mendengarkan sesuatu atau dudukb. Aktif dalam kegiatan fisik, seperti : berenang, bersepeda, mendakic. Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinyad. Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik sejenise. Memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti menjahit, mengukir, memahatf. Pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang laing. Bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinyah. Menikmati kegiatan dengan tanah liat, melukis dengan jari atau kegiatan kotor lainnyai. Suka membongkar benda kemudian menyusunnya lagij. Berprestasi dalam mata pelajaran Olahraga, Mekanik, dan yang bersifat kompetitif.

5. Kecerdasan MusikalKemampuan mengapresiasi berbagai bentuk musikal, membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, nada , warna suara suatu lagu. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah :a. Suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolahb. Mudah mengingat melodi suatu lagu c. Lebih bisa belajar dengan iringan musikd. Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lague. Bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lainf. Mudah mengikuti irama musik g. Mempunyai suara yang bagus untuk bernyanyih. Peka terhadap suara-suara atau bunyi-bunyian di lingkungannya i. Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musikj. Berprestasi bagus dalam mata pelajaran Seni Musik

6. Kecerdasan InterpersonalKemampuan membedakan suasana hati maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat , kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:a. Mempunyai banyak teman di sekolah maupun di lingkungannyab. Suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalc. Sangat mengenal lingkungannyad. Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolahe. Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik diantara temanf. Menikmati berbagai permainan kelompokg. Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lainh. Suka dicari sebagai penasihat atau pemecah masalah oleh temannya i. Sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lainj. Berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajaran Ilmu Sosial.

7. Kecerdasan IntrapersonalKemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kesadaran akan suasana hati, maksud, temperamen , motivasi, keinginan, berdisiplin diri dan kemampuan menghargai diri. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:a. Memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuatb. Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahannyac. Memberikan reaksi keras terhadap topik topik kontroversial dengan dirinyad. Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri e. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi f. Kecenderungan mempunyai pandangan yang lain dari pandangan umumg. Banyak belajar dari kesalahan masa lalu h. Dengan tepat mengekspresikan perasaannyai. Berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan j. Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis

Page 8: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

Kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini juga meliputi terhadap fenomena-fenomena alam lainnya., dan kemampuan membedakan benda-benda tak hidup dengan benda-benda hidup lainnya. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis ini adalah:a. Suka dan akrab dengan hewan peliharaanb. Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, seperti kebun, taman, hutan dan sebagainyac. Menunjukkan kepekaan terhadap panorama alam , seperti pemandangan, gunung, awan, pantai dan

sebagainyad. Suka berkebun dan memelihara binatange. Menghabiskan waktu dekat akuarium atau sistem kehidupan alam lainnyaf. Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggig. Meyakini bahwa binatang mempunyai hak sendiri dan perlu dilindungih. Mencatat berbagai fenomena alam yang melibatkan hewan dan tumbuhani. Suka membawa pulang serangga , bunga, daun atau benda-benda alam lainnyaj. Berprestasi dalam mata pelajaran IPA , Biologi dan Lingkungan Hidup.

Dari kedelapan kecerdasan majemuk tersebut dapat disimpulkan , bahwa setiap kecerdasan bekerja dalam sistem otak

yang relatif tersendiri namun pada saat mengeluarkannya , kedelapan jenis kecerdasan yang ada bekerja sama secara

unik

Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya ;

a. Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

b. Imam Musbikin (2006 : 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

c. Mangunhardjana (1986 : 11) adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

d. Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.

e. Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.

f. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

g. Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

h. Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.

i. Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

j. Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.

k. Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

Adapun Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :

1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person. Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. “Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). “Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way

Page 9: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999). Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.

2. Kreativitas dalam dimensi Process. Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. “Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Dari pendapat diatas kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).

3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press. Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut : “The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.

4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product. Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. “Creativity is the ability to bring something new into existence” (Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.

Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.

Perkembangan aspek fisikPerkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Perkembangan aspek kognitifPerkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.

Perkembangan Aspek PsikososialPerkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.

Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.

Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)

Page 10: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya2. Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.3. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.4. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.5. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.6. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan

penyalahagunaan narkotika.2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.3. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya,

seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.4. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.5. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.6. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif.7. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.8. Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.9. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang

dihadapinya.

Tahap-tahap Perkembangan IntelektualPara ahli psikologi pendidikan banyak yang telah melakukan penelitian tentang perkembangan intelektual atau

perkembangan kognitif atau perkembangan mental anak. Salah satu hasil penelitian yang terkenal adalah hasil penelitian Jean

Piaget. Piaget adalah ahli ilmu jiwa anak dari Swiss. Tingkat perkembangan intelektual anak oleh Piaget dibedakan atas 4 periode,

yaitu :

1. Periode Sensori-motor (0 – 1 tahun).

Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound, anak berinteraksi dengan stimulus dari luar. Lingkungan dan waktu

terbatas, kemudian berkembang sampai dapat berimajinasi. Konsep tentang benda berkembang, mengembangkan tingkah laku

baru, kemampuan untuk meniru. Ada usaha untuk berpikir. Perubahan yang terlihat antara lain, gerakan tubuhnya merupakan aksi

refleks, merupakan eksperimen dengan lingkungannya.

2. Periode raoperasional (1 – 7 tahun)

Sifat-sifat anak adalah, belum sanggup melakukan operasi mental, belum dapat membedakan antara permainan dengan

kenyataan, atau belum dapat mengembangkan struktur rasional yang cukup, masa transisi antara struktur sensori motor ke berpikir

operasional. Perubahan yang terlihat pada anak adalah, sifat egosentris baru akan berkembang apabila anak banyak berinteraksi

sosial, konsep tentang ruang dan waktu mulai bertambah, bahasa mulai dikuasai.

3. Periode Operasional Konkret (7 – 12 tahun).

Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak terbatas pada objek melalui pengamatan langsung, dapat

mengembangkan operasi mental seperti menambah dan mengurang, mulai mengembangkan struktur kognitif berupa ide atau

konsep, melakukan operasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Perubahan yang terlihat pada anak: tidak egosentri lagi,

berpikir tentang objek yang berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek,

membuat keputusan logis.

4. Periode Operasional Formal (12 tahun ke atas).

Sifat-sifat anak yaitu memiliki pola berpikir sistematis meliputi proses yang kompleks, pola berpikir abstrak dengan menggunakan

logika matematika, pengertian tentang konsep waktu dan ruang telah meningkat secara signifikan. Perubahan yang terlihat : anak

telah mengerti tentang pengertian tak terbatas, alam raya dan angkasa luar.

Page 11: bahan UKG Kurikulum 2013.doc

Tahapan perkembangan intelektual anak selalu mengikuti urutan tahap-tahap tersebut, mulai dari sensori motor, praoperasional,

operasional konkret, kemudian operasional formal. Irama perkembangan tiap tahap untuk tiap anak berbeda-beda satu sama lain.

Berdasarkan perkembangan intelektual inilah kemudian umur anak sekolah ditetapkan. Misalnya, anak masuk TK minimal umur 4

tahun, anak masuk SD minimal 6 tahun.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi IntelektualMenurut Ngalim Purwanto (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Pembawaan (Genetik)

Pembawaan ditentukan oleh sifat dan cirri yang dibawa sejak lahir. Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas

Intelektual dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan

anak tergantung faktor gen mana (ayah atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu. Teori

konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat

berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.

2. Faktor Gizi

Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama yang besar

pengaruhnya pada perkembangan Intelektual ialah pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia

diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.

3. Faktor Kematangan

Piaget (seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual, yaitu :

Periode sensori motorik (0 - 1 tahun)

Periode pra operasional (1 - 7 tahun)

Periode operasional konkrit (7 - 12 tahun)

Periode operasional formal (12 tahun)

Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti

faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi

intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.

4. Faktor Pembentukan

Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya,

orang tua yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua

ini dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan

perkembangan Intelektual anak dibanding anak seusianya.

5. Kebebasan Psikologis

Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki

kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola

pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti

dalam perkembangan intelektual.

Andi Mappiare (1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Intelektual remaja, yaitu :

Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir selektif.

Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir proporsional.

Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang radikal dan menunjang

keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

6. Faktor Minat dan pembawaan yang khas.

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupkan dorongan bagi perbuatan itu.