Bahan Tayangan (UUD45 & Tap MPR)

download Bahan Tayangan (UUD45 & Tap MPR)

If you can't read please download the document

description

Jika ingin download silahkan ajukan permintaan by email di [email protected]

Transcript of Bahan Tayangan (UUD45 & Tap MPR)

  • 1. PENDAHULUAN 1

2. PENDAHULUAN2PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN1945Tuntutan ReformasiSebelumLatar BelakangTujuan Perubahan Perubahan PerubahanMenyempurnakan aturan Antara lain: Pembukaan Kekuasaan tertinggi di dasar, mengenai: Batang Tubuh tangan MPR Amandemen UUD 1945 Kekuasaan yang sangat Tatanan negara - 16 bab Penghapusan doktrinbesar pada Presiden Kedaulatan Rakyat - 37 pasal HAM Dwi Fungsi ABRI Pasal-pasal yang terlalu - 49 ayatluwes sehingga dapat Pembagian kekuasaan Penegakan hukum,- 4 pasal Aturan Peralihan menimbulkan multitafsir Kesejahteraan Sosial HAM, dan- 2 ayat Aturan Tambahan Kewenangan pada Eksistensi negara pemberantasan KKN Penjelasan Presiden untuk mengaturdemokrasi dan negarahal-hal penting dengan hukum Otonomi Daerah undang-undang Hal-hal lain sesuai dengan Kebebasan Pers Rumusan UUD 1945 perkembangan aspirasitentang semangat Mewujudkan kehidupan penyelenggara negara dan kebutuhan bangsa demokrasibelum cukup didukungketentuan konstitusiHasil PerubahanSidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis Pembukaan Tidak mengubah Sidang Umum MPR 1999 Pembukaan UUD 1945 Pasal 3 UUD 1945 Pasal-pasal:Tanggal 14-21 Okt 1999 Tetap mempertahankan Pasal 37 UUD 1945- 21 babNegara Kesatuan- 73 pasal Sidang Tahunan MPR Republik Indonesia TAP MPR No.IX/MPR/1999- 170 ayat2000 Mempertegas sistem TAP MPR No.IX/MPR/2000- 3 pasal Aturan PeralihanTanggal 7-18 Agt 2000 presidensiil- 2 pasal Aturan Tambahan Penjelasan UUD 1945 TAP MPR No.XI/MPR/2001 Sidang Tahunan MPR yang memuat hal-hal2001normatif akan dimasukanke dalam pasal-pasalTanggal 1-9 Nov 2001 Perubahan dilakukan Sidang Tahunan MPR dengan cara adendum2002 3. PENDAHULUAN3NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN1945 Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959) Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999) Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000) Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001) Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini) 4. 4 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa danoleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karenatidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailahkepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkanrakyatIndonesia ke depan pintugerbang kemerdekaan NegaraIndonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkanoleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, makarakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah NegaraIndonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarahIndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatuUndang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatususunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat denganberdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil danberadab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaandalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan 5. BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN 5Negara Indonesia ialah NegaraKesatuan, yang berbentukRepublik[Pasal 1 (1)]Kedaulatan berada diNegara Indonesia tangan rakyat dan adalah negara dilaksanakanhukum menurut Undang- Undang Dasar [Pasal 1 (3)***][Pasal 1 (2)***] 6. LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN 6menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PUSATUUD 1945 BPK Presiden DPR MPR DPD MAMKkpubank sentral kementerian negarabadan-badan lain KY yang fungsinya dewanberkaitan denganpertimbangan kekuasaanTNI/POLRIkehakimanPerwakilanPemerintahan Daerah Lingkungan BPKProvinsi Provinsi Peradilan Umum GubernurDPRDLingkungan Peradilan AgamaLingkunganPeradilan MiliterPemerintahan DaerahKabupaten/KotaLingkunganBupati/Peradilan TUN DPRDWalikota DAERA 7. Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut 7UUD DPR PresidenMAMKPasal 24 (1)***Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman Pasal 20 (1)*Memegang merupakan kekuasaanMemegangkekuasaanyang merdeka untukkekuasaan pemerintahan menyelenggarakanmembentuk UU peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan 8. BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN8RAKYATANGGOTAANGGOTA DPRdipilih MPRDPD dipilihmelaluiPasal 2 (1) ****melaluipemilu pemiluWewenang Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi Melantik Presiden dan/atau Wakil Presidenkekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***]; [Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil PresidenPresiden dalam masa jabatannya menurutyang diusulkan oleh partai politik atau gabunganUndang-Undang Dasar partai politik yang pasangan calon Presiden dan [Pasal 3 ayat (3)***/****];Wakil Presidennya meraih suara terbanyakpertama dan kedua dalam pemilihan umumsebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,berhenti, diberhentikan, atau tidak dapatmelakukan kewajibannya dalam masa jabatannyasecara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****]. 9. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARASyarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden9 Calon Presiden dan calon Presiden dan Wakil PresidenWakil Presiden harus seorangdipilih dalam satu pasanganwarga negara Indonesia sejaksecara langsung oleh rakyatkelahirannya dan tidak pernah[Pasal 6A (1)***] menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya Presiden/Presiden dan Wakil Presidensendiri, tidak pernahmengkhianati negara, serta Wakilmemegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakanPresiden dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya tugas dan kewajiban sebagaiuntuk satu kali masa jabatan.Presiden dan Wakil Presiden.(Pasal 7 *) [Pasal 6 (1)***]Wewenang, Kewajiban, danAntara lain tentang: Hak memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*]; memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]. 10. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA10Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)***]diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu [Pasal 6A (2) ***] mendapatkan suara >50%jumlah suara dalam pemiluPresiden dengan sedikitnya 20% diPemilu setiap provinsi yangdan tersebar di lebih dari 1/2Wapresjumlah provinsi[Pasal 6A (3)***]Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih pasangan calon yangmemperoleh suara terbanyakpertama dalam pemilu pasangan yang Pemilu memperoleh pasangan calon yang suaramemperoleh suara terbanyak terbanyakkedua dalam pemilu[Pasal 6A (4)****] 11. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 11Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPRMPR Presidendan/atau WakilPresiden terusPendapat DPR bahwa Presiden DPR menjabatwajib menyelenggarakan dan/atau Wakil Presiden telah menyelenggarakan sidang untuk memutuskanmelakukan pelanggaran hukum sidang paripurna usul DPR paling lambat 30ataupun telah tidak lagi untuk meneruskan usul DPR hari sejak usul diterima memenuhi syarat usul pemberhentiantidak diterima[Pasal 7B (6)***] [Pasal 7B (2)***]kepada MPR[Pasal 7B (5)***] Keputusan diambil dalam Pengajuan permintaan DPR sidang paripurna, dihadirikepada MK hanya dapat sekurang-kurangnya 3/4 dilakukan dengan dukungan jumlah anggota, disetujui usul DPR sekurang-kurangnya 2/3 darisekurang-kurangnya 2/3diterimajumlah anggota yang hadirjumlah yang hadir, setelah dalam sidang paripurna yangPresiden dan/atau wakilPresiden dihadiri oleh sekurang- presiden diberi kesempatan dan/atau Wakil kurangnya 2/3 dari jumlah menyampaikan penjelasan anggota Presiden [Pasal 7B (7)***][Pasal 7B (3)***]diberhentikanMKterbuktiwajib memeriksa, mengadili,dan memutus paling lama 90tidak terbuktihari setelah permintaanditerima[Pasal 7B (4)***] 12. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 12Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden[Pasal 8 (2)***]MPRselambat-lambatnya mengajukan dalam waktu 60 hariWapres Presiden dua calonmenyelenggarakanterpilih Wapressidang MPR untukmemilih Wapres 13. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA13Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya BerhalanganTetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****] Presiden dan Wapresparpol atau gabunganparpol yang pasangan mengusulkan calon Presiden danpasangan Wapresnya meraihcalonMPR suara terbanyak Presiden dan selambat-lambatnyapertama dalam pemilu Wapres dalam waktu 30 hari sebelumnyamenyelenggarakanparpol atau gabungan sidang MPR untukparpol yang pasanganmemilih mengusulkan calon Presiden danpasanganWapresnya meraihcalon suara terbanyak Presiden dan kedua dalam pemilu Wapres sebelumnya 14. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 14DPRPresidenMAdenganmenyatakan perang, membuat perdamaianpersetujuandan perjanjian dengan negara lain daninternasional lainnya[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)dengan pertimbangan mengangkat dan menerima Duta [Pasal 13 (2)* dan (3)*] dengan memberi grasi dan rehabilitasi pertimbangan[Pasal 14 (1)*] denganpertimbanganmemberi amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*] memberi gelar, tanda jasa, dan lain-laintanda kehormatan yang diatur denganundang-undang(Pasal 15 *) 15. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA15Kementerian Negara dan Dewan PertimbanganPresidendibantumenteri-menteri negara membentuk suatu Pembentukan, [Pasal 17 (1)]dewan pertimbangan pengubahan, dan yang bertugas yang diangkat danpembubarandiberhentikan oleh Presiden kementerian negaramemberikan nasihat[Pasal 17 (2)*] dan pertimbangan diatur dalamkepada Presiden membidangi urusan tertentuundang-undang(Pasal 16) ****dalam pemerintahan[Pasal 17 (4) ***] [Pasal 17 (3)*] 16. BAB VI. PEMERINTAHAN16DAERAH Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagiatas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kotaitu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**] Gubernur,anggotaPEMERINTAHAN DAERAHBupati, DPRD dipilih Walikota KEPALADPRDmelaluiPEMERINTAH dipilih secara DAERAH pemiludemokratismengatur dan mengurus sendiri urusan[Pasal 18 (3) **][Pasal 18 (4)**] pemerintahan menurut asas otonomidan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untukmelaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**] 17. BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 17Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan DaerahHubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahandaerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dankabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18 A (1)**]Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber dayaalam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat danpemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang[Pasal 18 A (2)**]Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahandaerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 B (1)**] Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18 B (2)**] 18. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN18RAKYATanggota DPRDPR dapatanggota DPR diberhentikandipilih melaluidari jabatannya,memegang yang syarat- pemilihan umumkekuasaan syarat dan tata [Pasal 19 (1)**]membentuk UU caranya[Pasal 20 (1)*] diatur dalam undang-undang(Pasal 22B**)Fungsi, Wewenang, dan HakAntara lain tentang: memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan pemberian pertimbangan kepada Presiden dalamfungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ; mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ; pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/ataudiajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ; persetujuan dalam menyatakan perang, membuat pemilihan anggota BPK dengan memperhatikanperdamaian dan perjanjian pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;[Pasal 11 (1) dan (2)****] ; persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam[Pasal 24A (3)***] ;pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ; persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota pemberian pertimbangan kepada Presiden dalamKY [Pasal 24B (3)***] ;menerima penempatan duta negara lain[Pasal 13 (3)*] ; pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi[Pasal 24C (3)***] ; 19. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT19Pembentukan Undang-UndangDalam hal RUUtidak disahkandalam waktu 30 hari, RUUtersebut sahmenjadi UU dan mendapat wajibpersetujuan bersamadiundangkan DPR [Pasal 20 (5)**] RUU dibahasmemegang oleh DPR dan Presidenkekuasaan mengesahkan UUmembentuk UUPresiden berhak [Pasal 20 (4)*] [Pasal 20 (1)*] untuk mengajukanmendapatRUUAnggota berhakpersetujuan [Pasal 5 (1)*]mengajukan usul bersamaRUU [Pasal 20 (2)*] tidak boleh (Pasal 21*) tidak mendapat diajukan lagi persetujuan bersamadalampersidangan masa itu[Pasal 20 (3)*] 20. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 20Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPDDalam hal RUUtidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUUtersebut sah menjadi UUmendapatdan wajib DPD DPR persetujuan bersama diundangkan [Pasal 20 (5)**]dapatmemegang mengajukankekuasaanRUU dibahasRUU yang membentukoleh DPR dan Presiden sesuai denganmengesahkan UUPresidenUUkewenangannyaberhak[Pasal 20 (1)*] untuk [Pasal 20 (4)*] [Pasal 22D (1)***]mengajukan mendapatRUU ikut membahas Anggota persetujuan [Pasal 5 (1)*]dan memberikan berhakbersamapertimbangan mengajukan[Pasal 20 (2)*] tidak boleh atas RUU yangusul RUU tidak mendapat diajukan lagi sesuai dengan(Pasal 21*)kewenangannyapersetujuan bersamadalam [Pasal 22D (2)***] persidangan masa itu[Pasal 20 (3)*] 21. BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 21DAERAHKewenangan DPDKEWENANGAN DPD dapatI. RUU yang berkaitandapatikut memberi melakukan mengajukan membahas pertimbangan dengan:pengawasan Otonomi daerah Hubungan pusat dan daerah Pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya Perimbangan keuangan pusat dan daerah RAPBN Pajak Pendidikan Agama II. Pemilihan anggota BPK 22. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 22Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu) setujumenjadi UU PresidenPerpu itu Dalam hal ihwalharusDPRkegentingan yangmendapatmemaksa, berhakpersetujuanmenetapkan DPRPerpu[Pasal 22 (2)] [Pasal 22 (1)]tidakharus dicabut setuju [Pasal 22 (3)] 23. BABVIIA.DEWAN PERWAKILAN23DAERAH Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu Anggota DPD dapat [Pasal 22C (1)***]diberhentikan dariDPD jabatannya, yang Anggota DPD dari setiap syarat-syarat dan tataprovinsi jumlahnya sama dan caranya diatur dalamjumlah seluruh anggota DPDundang-undangitu tidak lebih 1/3 jumlah [Pasal 22D (4)***]anggota DPR [Pasal 22C (2)***] 24. BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 24 Parpol/ PerseorangaGabunganPartai Politikn Parpol PEMILIHAN UMUMkpuluber jurdil setiap lima tahun Presiden dan anggotaanggota anggota WapresDPRDPRDDPD 25. BABVIII. HAL25KEUANGANPenyusunan APBNmengajukan [Pasal 23 (2)***] RAPBN memberi Presiden DPRpertimbangan [Pasal 23 (2)***] DPD TIDAK membahasPemerintahPemerintahbersamamenjalankan menjalankan [Pasal 23 (2)***] persetujuan YA APBN APBN RAPBN tahun lalu [Pasal 23 (3)***] 26. BAB VIII. HAL KEUANGAN26Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal LainMengenai Keuangan Negara Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara(Pasal 23A***)diatur denganUndang-Undang diatur denganditetapkan denganHal-hal lainMacam dan hargamengenai keuangan mata uangnegara(Pasal 23B****) (Pasal 23C***) 27. BAB VIII. HAL KEUANGAN 27bank sentral bank sentral Pasal 23D **** Susunan KedudukanKewenanganTanggungjawab Independensi diatur dengan undang-undang 28. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN28Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang Anggota BPKdipilih oleh DPRHasil dengan pemeriksaan BPKmemperhatikankeuangan negara pertimbangan DPDdiserahkandan diresmikankepada DPR, oleh Presiden DPD, dan DPRD, [Pasal 23F (1)***]sesuai dengankewenangannya [Pasal 23E (2)***]Untuk memeriksa pengelolaandan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Hasil pemeriksaan tersebutPemeriksa Keuangan yang ditindaklanjuti oleh lembagabebas dan mandiriperwakilan dan/atau badan[Pasal 23E (1)***] sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)***]BPK berkedudukan di ibu kotanegara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)***] 29. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 29Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] Presiden calonanggotmemilihAnggota DPRcalon a BPK diresmikanBPK terpilih pertimbanganDPD 30. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 30Mahkamah Agung Calon hakim agungHakim agung harus diusulkan olehmemiliki integritasKomisi Yudisial dan kepribadian yangtidak tercela, adil, profesional, danMA kepada DPR untukmendapat persetujuan danberpengalaman diPasal 24A ***ditetapkan sebagaibidang hukumhakim agung oleh[Pasal 24A (2)***] UmumAgamaPresiden [Pasal 24A (3)***] Militer TUN Kewajiban dan Wewenang1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang- undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***];2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)*]. 31. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 31Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***] Preside KYcalon yangdiusulkanDPRcalon yang disetujuinhakimagung 32. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 32Komisi YudisialAnggota Komisi Yudisial harus mempunyai Anggota KomisiYudisial diangkat danKY pengetahuan dan pengalaman di diberhentikan olehbidang hukum sertaPresiden dengan memiliki integritasPasal 24B *** persetujuan DPR dan kepribadian yang[Pasal 24B (3)***]tidak tercela[Pasal 24B (2)***]Wewenang 1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***]; 2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga danmenegakkan kehormatan, keluhuran martabat, sertaperilaku hakim [Pasal 24B (1)***]. 33. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 33Mahkamah Konstitusi Hakim konstitusimempunyaiharus memiliki integritas sembilan orang anggotadan kepribadian yanghakim konstitusi yangtidak tercela, adil,MKditetapkan oleh Presiden, negarawan yangyang diajukan masing-menguasai konstitusi dan masing tiga orang oleh MA, ketatanegaraan, serta tidaktiga orang oleh DPR dan merangkap sebagai pejabattiga orang oleh Presidennegara[Pasal 24C (3)***][Pasal 24C (5)***]Wewenang dan Kewajiban berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***]; wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***]. 34. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 34Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]MA DPRPresiden menetapkanmengajukan mengajukanmengajukan 9 (sembilan) 3 (tiga) orang 3 (tiga) orang3 (tiga) orangorang anggotahakimhakim hakim hakim konstitusi konstitusi konstitusikonstitusi 35. BAB IXA. WILAYAH NEGARA35 BATAS WILAYAH BATAS ZEE Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negarakepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang(Pasal 25A) ** 36. BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 36warga negara ialah orang-orangPenduduk ialah bangsa IndonesiaWARGA warga negara asli dan orang-Indonesia dan orang bangsa lain NEGARAorang asing yang yang disahkandengan undang- DAN bertempat tinggal di Indonesiaundang sebagaiPENDUDUK[Pasal 26 (2)**]warga negara[Pasal 26 (1)] Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum danpemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layakbagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara [Pasal 27 (3)**]Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28) 37. BAB XA. HAK ASASI MANUSIA 37 berkewajiban menghargai hakuntuk hidup serta membentuk keluarga dan orang dan pihak lain sertamempertahankan hidup melanjutkan keturunan, hak anak atastunduk kepada pembatasandan kehidupan kelangsungan hidup, tumbuh, danyang ditetapkan UU(Pasal 28A) ** berkembang serta perlindungan dari(Pasal 28J) ** kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) ** perlindungan, pemajuan,mengembangkan diri , penegakan, dan pemenuhan mendapat pendidikan, memperoleh HAM adalah tanggung jawabmanfaat dari IPTEK, seni dan negara, terutama pemerintah budaya, memajukan diri secara(Pasal 28I) **HAK kolektif ASASI(Pasal 28C) **hidup sejahtera lahir dan pengakuan yang sama dibatin, memperoleh pelayananMANUSIA hadapan hukum, hak untukkesehatan, mendapat kemudahan bekerja dan kesempatan yg sama dan perlakuan khusus untuk dalam pemerintahan, berhak atasmemperoleh kesempatan dan status kewarganegaraan manfaat guna mencapai (Pasal 28D) **persamaan dan keadilan(Pasal 28H) **kebebasan memeluk agama , berkomunikasi, meyakini kepercayaan, memilih perlindungan diri pribadi , memperoleh, mencari, kewarganegaraan, memilih tempatkeluarga, kehormatan, martabat, memiliki, menyimpan, tinggal, kebebasan berserikat, harta benda, dan rasa aman sertamengolah danberkumpul dan berpendapatuntuk bebas dari penyiksaan menyampaikan informasi,(Pasal 28E) ** (Pasal 28G) **(Pasal 28F) ** 38. BAB XI. AGAMA38 A G A M ANegara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)] 39. BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA39Pertahanan danUsaha pertahanan dan Keamanan Negara keamanan negaraTiap-tiap wargadilaksanakan melaluisistem pertahanan dannegara berhak dan TNI (AD, AL, AU) POLRI keamanan rakyat wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan semesta oleh TNI dan sebagai alat negara sebagai alat negaraPOLRI, sebagai keamanan negarabertugasyang menjaga[Pasal 30 (1)**] kekuatan utama, danmempertahankan,keamanan dan rakyat, sebagaiketertiban melindungi, dan masyarakat bertugas kekuatan pendukungmemelihara keutuhan[Pasal 30 (2)**] melindungi, dan kedaulatanmengayomi, melayani negara masyarakat, serta[Pasal 30 (3)**] menegakkan hukum [Pasal 30 (4)**] Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,hubungan kewenangan TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait denganpertahanan dan keamanandiatur dengan undang-undang[Pasal 30 (5)**] 40. BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 40 Pemerintah mengusahakan danmenyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diaturdengan undang-undang [Pasal 31 (3)****] Setiap warga negaraNegara memprioritaskan anggaranwajib mengikutipendidikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar dan20% dari APBN dan APBD untuk pemerintah wajib memenuhi kebutuhanmembiayainya penyelenggaraan pendidikan[Pasal 31 (2)****]PENDIDIKANnasional[Pasal 31 (4)****] DANKEBUDAYAAPemerintah memajukan ilmu Npengetahuan dan teknologi dengan Setiap warga menjunjung tinggi nilai-nilai agamanegara berhakdan persatuan bangsa untuk mendapatkankemajuan peradaban sertapendidikan kesejahteraan umat manusia[Pasal 31 (1)****][Pasal 31 (5)****]Negara memajukan kebudayaannasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin Negara menghormati dan memelihara kebebasan masyarakat dalam bahasa daerah sebagai kekayaanmemelihara dan mengembangkanbudaya nasionalnilai-nilai budayanya[Pasal 32 (2)****][Pasal 32 (1)****] 41. BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN 41SOSIAL Bumi dan air dan kekayaan alamCabang-cabang produksi yang yang terkandung di dalamnya penting bagi negara dan dikuasai oleh negara dan menguasai hajat hidup orangdipergunakan untuk sebesar-besar banyak dikuasai oleh negarakemakmuran rakyat[Pasal 33 (2)] [Pasal 33 (3)] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,disusun sebagai usaha bersamaPEREKONOMIA berkelanjutan, berwawasanberdasar atas asas kekeluargaan N NASIONALlingkungan, kemandirian, serta [Pasal 33 (1)]DANdengan menjaga keseimbangan KESEJAHTERAkemajuan dan kesatuan ekonomi AN SOSIALnasional [Pasal 33 (4)****] Negara bertanggung jawabFakir miskin dan anak-anak atas penyediaan fasilitas yang terlantar dipeliharaNegara mengembangkan sistem jaminanpelayanan kesehatan danoleh negara sosial bagi seluruh rakyat danfasilitas pelayanan umum [Pasal 34 (1)****] memberdayakan masyarakat yang lemahyang layakdan tidak mampu sesuai dengan martabat [Pasal 34 (3)****] kemanusiaan [Pasal 34 (2)****] 42. BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU 42KEBANGSAAN ATRIBUT KENEGARAAN Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) ** Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) ** 43. BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG43DASARPerubahan Pasal-Pasal diajukan secara tertulis danUsul perubahan diajukanditunjukkan dengan jelasoleh sekurang-kurangnyabagian yang diusulkan 1/3 dari jumlah untuk diubah besertaanggota MPR[Pasal 37 (1)****]alasannya[Pasal 37 (2)****] MPR sidang MPR dihadirioleh sekurang-Khusus mengenai kurangnya 2/3 dari bentuk Negara Kesatuan jumlah anggota MPR Republik Indonesia tidak [Pasal 37 (3)****] dapat dilakukanPutusan dilakukanperubahandengan persetujuan[Pasal 37 (5)****] sekurang-kurangnya50% + 1 anggota dariseluruh anggota MPR[Pasal 37 (4)****] 44. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA44NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik[Pasal 1 (1)]Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. [ Pasal 18 (1)**]Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18B (1)**]Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adatbeserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia ,yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18B (2)**] Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yangberciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkandengan undang-undang. (Pasal 25A**) 45. ATURAN PERALIHAN 45 ATURANPERALIHAN Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****) Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****) Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****) 46. ATURAN TAMBAHAN46 ATURAN TAMBAHANPasal IMajelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untukmelakukan peninjauan terhadap materi dan statushukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatSementara dan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat untuk diambil putusan pada Sidang MajelisPermusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)Pasal IIDengan ditetapkannya perubahan Undang-UndangDasar ini, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaandan pasal-pasal ****) 47. SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945MPR adalah PENJELMAAN seluruhMPR adalah lembaga rakyat dan merupakan LEMBAGA permusyawaratan rakyat TERTINGGI NEGARA, pemegang yang berkedudukan sebagaidan pelaksana sepenuhnya LEMBAGA NEGARA. kedaulatan rakyat. 48. SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945Mengubah dan menetapkan UUD;Menetapkan dan mengubah UUD 1945;Melantik Presiden dan Wapres;Menetapkan GBHN; Memberhentikan Presiden dan/atau WapresMemilih & mengangkat Presiden & Wapres; dalam masa jabatannya menurut UUD;Membuat Putusan yang tidak dapat Melantik Wapres menjadi Presiden apabiladibatalkan oleh lembaga negara lainnya;Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakanMemberikan penjelasan / penafsiran kewajibannya;terhadap putusan MPR;Memilih dan melantik Wakil Presiden apabilaMeminta pertanggungjawaban Presiden;terjadi kekosongan jabatan Wapres;Memberhentikan Presiden. Memilih dan melantik Presiden dan Wapres apabila keduanya berhenti secara bersamaan. 49. Tentang: PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARADAN KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2002 50. 1. Pasal I Aturan Tambahan UUD NEGARA RI TAHUN 1945Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan statushukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 2. Pasal I Aturan Peralihan UUD NEGARA RI TAHUN 1945Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini 3. Pasal II Aturan Peralihan UUD NEGARA RI TAHUN 1945Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasardan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini 4. TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999 sampai dengan perubahan yang kelima tahun 2002 tentang Peraturan 2002 Tata Tertib MPR RI MPR 5. TAP MPR RI Nomor III/MPR/2002 tentang Penetapan Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2003 51. Meninjau materi dan status hukum setiapTAP MPRS dan TAP MPR; Menetapkan keberadaan (eksistensi) dariTAP MPRS dan TAP MPR untuk saat ini danmasa yang akan datang; dan Memberi kepastian hukum. 52. 139 TAP MPRS & TAP MPR (1960 s/d. 2002) Dikelompokkan Menjadi 6 (enam) Pasal BerdasarkanMateri dan Status Hukumnya 53. PASAL 1TAP MPRS/TAP MPR yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 Ketetapan)PASAL 2TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3 Ketetapan)PASAL 3 TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 Ketetapan)PASAL 4 TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang (11 Ketetapan)PASAL 5TAP MPR yang dinyatakan masih berlaku sampai dengan ditetapkannya PeraturanTata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 Ketetapan)PASAL 6TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan (104 Ketetapan) 54. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003PASAL 1TAP MPRS/TAP MPR YANG DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKUa 8 ( d elap an ) T A P , yaitu : Ketetapan MPRS RI Nomor X/MPRS/1966 tentang Kedudukan Semua Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah pada Posisi dan Fungsi yang Diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/1973 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara. Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/1973 tentang Keadaan Presiden dan/atau Wakil Presiden Republik Indonesia Berhalangan. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau Antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1988 tentang Pemilihan Umum. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Ketetapan MPR RI Nomor XIV/MPR/1998 tentang Perubahan dan Tambahan atas Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor III/MPR/1988 tentang Pemilihan Umum. Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.K ed elap an T A P t er seb u t t elah b er ak h ir m asa b er lak u n ya d an /atau t elah d iatu rd i d alam U n d an g -U n d an g D asar N eg ar a R ep u b lik I n d on esia T ah u n 1 9 4 5 55. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003PASAL 2 TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUANA d a 3 ( tig a) T A P , yait u : Ketetapan MPR S RI Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia,Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagiPartai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau MengembangkanFaham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme. Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam RangkaDemokrasi Ekonomi. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur. 56. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 21. TAP MPRS No. XXV/MPRS/19661. TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966 Tentang:TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN:Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Seluruh ketentuan dalam KetetapanOrganisasi Terlarang di Seluruh WilayahNegara Republik Indonesia bagi Partai MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, keKomunis Indonesia dan Larangan SetiapKegiatan untuk Menyebarkan atauMengembangkan Faham atau Ajaran dan MENGHORMATI HUKUM, PRINSIPKomunisme/Marxisme-Leninisme.DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA. 57. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 22. TAP MPR No. XVI/MPR/19982. TAP MPR No. XVI/MPR/1998TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN:Pemerintah berkewajiban mendorongkeberpihakan politik ekonomi yang lebihTentang: memberikan kesempatan dukungan dan pengembangan ekonomi, usaha kecilPolitik Ekonomi Dalam Rangka menengah, dan koperasi sebagai pilarDemokrasi Ekonomi ekonomi dalam membangkitkan terlaksananyapembangunan nasional dalam rangkademokrasi ekonomi sesuai dengan hakikat Pasal 33 Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. 58. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 2 3. TAP MPR No. 3. TAP MPR No. V/MPR/1999V/MPR/1999 TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN: Ketetapan ini tetap berlaku sampaiterlaksananya ketentuan dalam Pasal 5 dan Tentang:Pasal 6 Ketetapan MPR RINomor V/MPR/1999.Penentuan Pendapat di (Karena masih adanya masalah-masalah Timor Timurasset negara, dan hak perdata perseorangan) 59. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 PASAL 3 TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAP BERLAKU SAMPAI DENGAN TERBENTUKNYAPEMERINTAHAN HASIL PEMILU 2004Ada 8 (delapan) TAP, yaitu:o Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004.o Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam PenyelenggaraanOtonomi Daerah.o Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2000 tentang Laporan Tahunan Lembaga-Lembaga Tinggi Negarapada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2000.o Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2001 tentang Penetapan Wakil Presiden Republik IndonesiaMegawati Soekarnoputri Sebagai Presiden Republik Indonesia.o Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2001 tentang Pengangkatan Wakil Presiden Republik Indonesia.o Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis PermusyawaratanRakyat Republik Indonesia oleh Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan Majelis PermusyawaratanRakyat Republik Indonesia Tahun 2001.o Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/2002 tentang Rekomendasi Kebijakan untuk MempercepatPemulihan Ekonomi Nasional.o Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi atas Laporan Pelaksanaan PutusanMajelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden, Dewan Pertimbangan Agung,Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung pada Sidang Tahunan MajelisPermusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.Kedelapan TAP tersebut tidak berlaku karena Pemerintahan hasilPemilu 2004 telah terbentuk 60. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003PASAL 4TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAPBERLAKU SAMPAI DENGAN TERBENTUKNYAUNDANG-UNDANGAda 11 (sebelas) TAP, yaitu:o TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera.o TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan BebasKorupsi, Kolusi dan Nepotisme.o TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan,Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Yang Berkeadilan; serta PerimbanganKeuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.o TAP MPR Nomor III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.o TAP MPR Nomor V/MPR/2000 Tentang Pemantapan Persatuan Dan Kesatuan Nasional.o TAP MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia danKepolisian Negara Republik Indonesia.o TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian NegaraRepublik Indonesia.o TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa.o TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depano Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah KebijakanPemberantasan dan Pencegahan KKN.o Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. 61. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 41. TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan AmperaSubstansi: Setiap korban perjuangan menegakkan dan melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat dalam melanjutkan pelaksanaan Revolusi 1945 mencapai masyarakat adil dan makmurberdasarkan Pancasila adalah Pahlawan Ampera.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Memerintahkan pembentukan undang-undang tentang pemberian gelar, tanda jasa,dan lain-lain tanda kehormatan.Hasil Kajian:Karena undang-undang yang mengatur tentang pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan belum terbentuk maka ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 62. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 42. TAP MPR Nomor XI /MPR/19 98 TentangPenyelenggara Negara yang Bersih dan BebasKKNSubstansi: Perlu berfungsinya lembaga-lembaga negara dan penyelenggaranegara, menghindarkan praktek KKN serta upaya pemberantasan KKN harus dilakukan secarategas terhadap siapapun juga.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Terlaksananya seluruh ketentuan yang terdapat di dalam TAP MPR RI No. XI/MPR/1998. Hasil Kajian: Karena amanat dari Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 belum dilaksanakan dan/atau dituangkan ke dalam undang-undang maka ketetapan ini tetap berlaku(memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 63. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 43.TAP MPR Nomor XV /MPR/19 98 t entang Penyelenggaraan Otonomi Daerah ; Pengaturan, Pembagian , d an Pemanfaatan Sumber Daya Nasional y ang Berkeadilan ; Serta Perimbangan Keuangan Pusat d an Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Substansi: Substansi: Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara proporsional diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilanserta perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:undang-undang tentang pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan olehPasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara RI Tahun 1945.Hasil Kajian: Karena amanat dari Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 belum seluruhnya dituangkan ke dalam undang-undang maka ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 64. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 4 4. TAP MPR Nomor III /MPR/ 2000 t entangSumber Hukum dan Tata Urutan Peratura nPerundang- u ndangan TAP MPR RI No. III/MPR/2000 UU No. 10 Tahun 2004 Substansi :1. Tata urutan peraturan perundang-undangan;2. Lembaga Negara yang berwenang mengujiUUD 1945 UUD 1945 undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;3. Lembaga Negara yang berwenang menguji TAP MPR peraturan perundang-undangan di bawahUUUU/PERPU undang-undang terhadap undang-undang.PERPU PPPPAmanat TAP MPR No. I/MPR/2003:PERPRESDibentuknya undang-undang sesuai dengan KEPRES substansi TAP MPR RI No. III/MPR/2000.PERDAPERDAHasil Kajian:Dengan telah terbentuknya 3 (tiga) undang-undang yang mengatur 3 (tiga) substansi utama dalam TAP MPR RI No. III/MPR/2000, yaitu:1.UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang di dalamnya diatur tentang Tata UrutanPeraturan Perundang-undangan;2.UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK yang mengatur bahwa kewenangan menguji UU terhadap UUD dilakukan oleh MK; dan3.UU Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang MA yang menegaskan bahwa kewenanganmenguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang dilakukan oleh MA;maka Ketetapan ini tidak berlaku lagi. 65. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 4 5. TAP MPR Nomor V/MPR/2000 Tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional Substansi: Ketetapan ini mempertegas perlunya kesadaran dan komitmen yang kuatuntuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional dalam menghadapi berbagaimasalah bangsa mencapai tujuan nasional. Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Perlu diwujudkan persatuan dan kesatuan nasional antara lain melalui pemerintahan yang mampumengelola kehidupan secara baik dan adil, serta mampu mengatasi berbagai permasalahansesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaan dalam TAP MPR RI No. V/MPR/2000.Hasil Kajian: Berbagai amanat yang terdapat dalam ketetapan ini tetap diperlukan sebagaipedoman dalam penyusunan berbagai kebijakan maupun penyusunan peraturan perundang-undanganuntuk mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Nasional serta menjamin keutuhan NKRImaka ketetapan ini tetap berlaku(memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy) 66. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 46. TAP MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik IndonesiaSubstansi: Mengamanatkan pemisahan lembaga TNI dan POLRI, menentukan peran dan fungsi masing-masing, serta terwujudnya kerjasama dan saling membantu.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Memerintahkan pembentukan undang-undang yang terkait dengan pemisahankelembagaan TNI dan POLRI.Hasil Kajian:Pemisahan TNI dan POLRI secara kelembagaan telah diatur dengan UU No. 2/2002 tentang Kepolisian Negara RI, UU No.3/2002 tentang Pertahanan Negara, dan UU No. 34/2004 tentang TNI, namun kerjasama dan saling membantu antara TNI dan POLRImasih perlu diatur dengan undang-undang maka Ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 67. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 47. TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 TentangPeran TNI dan Peran POLRISubstansi:Ketetapan ini mengamanatkan tentang jati diri, peran, susunan dan kedudukan, tugas bantuan,dan keikutsertaan TNI dan POLRI dalam penyelenggaraan negara.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Memerintahkan pembentukan undang-undang yang terkait dengan penyempurnaan pasal 5 ayat (4) dan pasal 10 ayat (2) tentang hak memilih dan dipilih TNI dan POLRI yang disesuaikan dengan UUD, dan pembentukan undang-undang tentang penyelenggaraan wajib militer dan yang berkaitan dengan tugas bantuan antara TNI dan POLRI. Hasil Kajian:Belum terbentuknya undang-undang mengenai penyelenggaraan wajib militer,dan tugas bantuan antara TNI dan POLRI maka Ketetapan ini tetap berlaku(memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 68. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 4 8. TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan BerbangsaSubstansi:Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa, dan berahklak mulia serta berkepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan, ketahanan, kemandirian,keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilailuhur budaya bangsa.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:Perlu ditegakkan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi, etika sosial dan budaya, etika politik danpemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakkan hukum yang berkeadilan danberkesetaraan, etika keilmuan, dan etika lingkungan untuk dijadikan acuan dasar dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaannya, sertamenjiwai seluruh pembentukan undang-undang.Hasil Kajian:Ketetapan ini belum sepenuhnya dijadikan pedoman dalam perumusan berbagai kebijakan maupun penyusunan peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan denganEtika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara maka Ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 69. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 49. TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 Tentang VisiIndonesia Masa DepanSubstansi:Visi Indonesia masa depan diperlukan untuk menjaga kesinambungan arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia melaluivisi ideal, visi antara dan visi lima tahunan. Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003: Perlu diwujudkan masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negarasesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaanHasil Kajian:Dengan dijadikan TAP MPR RI No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depansebagai salah satu landasan operasional dari Undang-Undang tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, bahkan menjadi sumber inspirasi, motivasi, kreativitas, serta arah kebijakan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara maka ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 70. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 410. Ketetapan MPR Nomor VIII /MPR/ 2001T entang Rekomendasi Arah KebijakanPemberantasan da n Pencegahan KKN Substansi: Ketetapan ini mengamanatkan untuk mempercepat dan lebih menjamin efektivitas pemberantasanKKN sebagaimana diamanatkan dalam TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN, serta berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait. Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003: Memerintahkan pembentukan undang-undang serta peraturan pelaksanaannya untuk percepatan dan efektivitas pemberantasan dan pencegahan KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan ini.Hasil Kajian:Karena amanat dari TAP MPR RI No. VIII/MPR/2001 belum dilaksanakan dan/atau dituangkan ke dalam undang-undang maka ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 71. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003P asal 411. Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 TentangPembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber DayaAlamSubstansi: Ketetapan ini mendorong pembaharuan agraria melalui proses yang berkesinambungan berkenaan denganpenataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakandalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum; Pengelolaan sumber daya alam yang terkandung di daratan, laut dan angkasa dilakukan secara optimal, adil,berkelanjutan, dan ramah lingkungan untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003: Memerintahkan pembentukan undang-undang untuk mendorong pembaharuan agraria danpengelolaan sumber daya alam yang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keutuhan NKRI, HAM,supremasi hukum, KESRA, demokrasi, kepatuhan hukum, partisipasi rakyat, keadilan termasuk kesetaraan gender, pemeliharaan sumber agraria/sumber daya alam, memelihara keberlanjutan untuk generasi kini dan generasiyang akan datang, memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan, keterpaduan dan koordinasi antar sektor dan antar daerah, menghormati dan melindungi hak masyarakat hukum adat,desentralisasi, keseimbangan hak dan kewajiban negara, pemerintah, masyarakat dan individu sesuai denganarah kebijakan sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam Ketetapan ini. Hasil Kajian: Ketetapan ini diperlukan untuk mendorong percepatan pembentukan dan pengharmonisan berbagai undang-undang, terutama yang berkaitan dengan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam secara konprehensif. Oleh karena itu Ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy). 72. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003PASAL 5 TAP MPR YANG DINYATAKAN MASIH BERLAKUSAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA PERATURANTATA TERTIB YANG BARU OLEH MPRHASIL PEMILU 2004Kelima TAP MPR yang terdapat di dalam Pasal 5 tentangPeraturan Tata Tertib MPR, yaitu: TAP MPR No. II/MPR/1999 TAP MPR No. I/MPR/2000 TAP MPR No. II/MPR/2000 TAP MPR No. V/MPR/2001 TAP MPR No. V/MPR/2002sudah tidak berlaku lagikarena telah terbentuknya Peraturan Tata Tertib MPR hasil PEMILU 2004. 73. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003PASAL 6TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TIDAK PERLU LAGI DILAKUKAN TINDAKAN HUKUM LEBIH LANJUT, BAIK KARENA BERSIFAT FINAL ( EINMALIG ), TELAH DICABUT, MAUPUN TELAH SELESAI DILAKSANAKANKetetapan di dalam pasal ini berjumlah 104 Ketetapan. 74. KEPUTUSAN MPR RI NOMOR 1/MPR/2010TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MPR RITATA CARA PERUBAHAN UUD 1945 (PASAL 91-92)usul tertulis dan jelas diajukan ke Pimpinan usul diajukan 1/3pasal yang diusulkandan dibuatkanjumlah Anggota beserta alasannya berita acara [Pasal 91 ayat (1)] [Pasal 91 ayat (2)][Pasal 92 ayat (1 dan 2)]usul perubahan tidakPemeriksaan paling Pimpinan memeriksadapat ditarik setelah lama 30 harikelengkapan3x24 jam [Pasal 92 ayat (6)][Pasal 92 ayat (5)][Pasal 92 ayat (3 dan 4)] 75. KEPUTUSAN MPR RI NOMOR 1/MPR/2010 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MPR RITATA CARA PERUBAHAN UUD 1945PIMPINAN MEMERIKSA KELENGKAPAN USUL PERUBAHAN (PASAL 94)Tidak memenuhikelengkapanpersyaratan usul ditolak UsulPimpinanPerubahan Anggota Usul perubahan menerima salinan dinyatakan lengkap usul tertulis 60 hari Sidangpaling lambat 14 Paripurna MPR hari sebelum[Pasal 94 ayat (2)]Sidang Paripurna[Pasal 94 ayat (3)] 76. KEPUTUSAN MPR RI NOMOR 1/MPR/2010TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MPR RITATA CARA PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN(PASAL 102 -103)2 DPRMK (Usul Pemberhentian 1 memeriksa, mengadili, Presiden/ Wakildan memutuskan Presiden)paling lama 90 hari 3MPR paling lambat 430 hari wajibUsul DPR disertaimenyelenggarakanPutusan MK sidang dilengkapi keputusan MK 77. KEPUTUSAN MPR RI NOMOR 1/MPR/2010 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MPR RITATA CARA PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN(PASAL 102 -103)a. MPR menyelenggarakan sidang untuk mengambil putusan tentang usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya yang diajukan DPR setelah adanya putusan MK paling lambat 30 hari setelah MPR menerima usul tersebut;b. Pimpinan MPR mengundang Anggota MPR untuk mengadakan Rapat Paripurna;c.Pimpinan MPR mengundang Presiden dan/atau Wakil Presiden untuk menyampaikan penjelasan yang berkaitan dengan usul pemberhentiannya kepada Rapat Paripurna MPR;d.Presiden dan/atau Wakil Presiden wajib hadir untuk memberikan penjelasan atas usulPemberhentiannya tersebut;e.apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak hadir untuk menyampaikan penjelasan, makaMPR tetap mengambil putusan.