Bahan tayang penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

58
Penulisan dan Penyuntingan Naskah Kehumasan 10 JP = 450 Menit Lidya Wati Evelina Dosen dan Praktis 1

Transcript of Bahan tayang penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Page 1: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

1

Penulisan dan Penyuntingan Naskah Kehumasan

10 JP = 450 Menit

Lidya Wati EvelinaDosen dan Praktis

Page 2: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

2

Materi Pokok

1. Prinsip Penulisan Naskah kehumasan 2. Penulisan Naskah Kehumasan 3. Penulisan Naskah Kehumasan Untuk Publik

Pilihan4. Teknik Penyuntingan Naskah

Page 3: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Indikator Keberhasilan

1. Menjelaskan prinsip penulisan naskah kehumasan;

2. Menerapkan penulisan naskah kehumasan;

3. Menerapkan penulisan untuk publik pilihan;

4. Menerapkan teknik penyuntingan naskah.

3

Page 4: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Prinsip Penulisan Naskah Kehumasan

1• Perbedaan Naskah Kehumasan dengan Naskah

Jurnalistik

2• Tujuan Penulisan Naskah Kehumasan

3• Prinsip Penulisan Naskah yang Efektif

4• Gaya Penulisan

4

Page 5: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Naskah Kehumasan Naskah Jurnalistik

Diseminasi informasi organisasi, aktivitas, kebijakan, produk, personalitas, atau sudut pandang

Pemaparan fakta

Tujuannya bisa menjelaskan tetapi juga melindungi

Tujuannya pengungkapan publik

Keberimbangan dipahami dengan memunculkan sisi positif dan mereduksi atau mengabaikan sisi negatif

Prinsip keberimbangan krusial dalam melaporkan isu pro dan kontra

Detail informasi sering menjadi tuntutan dari pihak manajemen

Sederhana dan ringkas menjadi pertimbangan editor

Fakta ditampilkan secara alami tetapi dengan pertimbangan matang untuk memenuhi tujuan tertentu

Fakta mengalir alami dalam berita atau cerita feature atau siaran

5

1. Perbedaan Naskah Kehumasan dengan Naskah Jurnalistik

Page 6: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

2. TUJUAN PENULISAN NASKAH KEHUMASAN

1. Komunikasi2. Menerima pesan3. Penerimaan kognisi4. Pembentukan atau perubahan sikap

(penilaian atau keinginan perilaku)5. Perilaku terbuka

6

Page 7: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

7

PRINSIP PENULISAN NASKAH KEHUMASAN

YANG EFEKTIF (TARES)

1. Truthfulness

2. Authenticity

3. Respect

4. Equity

5. Social Responsibility

Page 8: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Rumusan tentang analisis khalayak (audience):

1. Analyze2. Understand3. Demographics 4. Interest 5. Environment6. Needs7. Customize8. Expectations

8

Page 9: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

The technique of clear writing 1. Keep sentences short (gunakan kalimat pendek)

2. Prefer the simple to the complex (gunakan kalimat sederhana)

3. Use the familiar word (pilih kata-kata yang sudah dikenal)

4. Avoid unnecessary words (hindari kata-kata yang tidak perlu)

5. Put action in your verbs (beri kekuatan kata kerja – verbs)

6. Write as you talk (gunakan gaya bertutur, seperti Anda berbicara)

7. Use picturable terms (gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca)

8. Tie in with reader’s experience (hubungkan dengan pengalaman pembaca)

9. Make full use of variety (gunakan sepenuhnya variasi)

10. Write to express, not to impress (menulislah untuk menyampaikan

informasi, bukan menimbulkan kesan)

9

Page 10: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

4. Style atau gaya penulisan:

a. Apakah faktual, aktual dan informatif.

b. Apakah gaya bahasa tersebut cukup menarik dan

mudah dipahami oleh pembacanya.

c. Termasuk pengelolaan rubrik, judul-judul bahasan,

desain tata muka majalah dan setiap halaman agar

memiliki model penampilan yang menarik.

10

Page 11: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Penulisan Naskah

1• Produk-Produk Tulisan

2 • Karakteristik Media Baca dan Media Dengar

3• Proses Penulisan Naskah

11

Page 12: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

12

1. Produk-produk tulisan

a. Release,

b. Feature,

c. berita,

d. Advertorial,

e. Newsletter,

f. website,

g. Blog

Page 13: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

13

Release• Sebuah berita atau informasi yang disusun oleh sebuah organisasi yang

menggambarkan kegiatannya (a piece of news written by the organization

whose activities it describes).

• Penulisan Release: (1) Menentukan satu tema (key-issue atau news

Values), (2) Buatlah sesuai Pola Piramida Terbalik, (3) Release harus

informatif, (4) Hindari pesan-pesan menjual, (5) Paragraf singkat, (6)

Identifikasi, (7) Tanggal Release, (8) Waktu pengiriman, (9) Pilih media

pengiriman yang tepat, (10) Pilih asesoris yang menarik, (11) Undang

media , (12) Tulis ekslusif, (13)Beri tanda di akhir release, (14) Jangan

salah ketik, (15) Pertimbangkan rumus tujuh unsur, (16) Press release di

web site lebih detail dan panjang

Page 14: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

14

Feature

• Setiap karya feature harus mengandung semua unsur yang terdapat 5 W dan

1 H. Selain itu feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya

kreatif informal.

• Jenis-Jenis Feature

a. Feature Human interest

b. Feature Sejarah

c. Feature Biografi

d. Feature perjalanan

e. Feature petunjuk praktis

f. Feature ilmiah

Page 15: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

15

Berita

• adalah segala sesuatu yang hangat, faktual serta menarik perhatian sejumlah orang. Berita adalah sesuatu yang tidak biasa.Berita sebagai tulisan yang digabungkan dengan unsur kejutan. Berita harus menarik.

• Anatomi Berita : (a) Judul, (b) Baris Tanggal, (c) Teras, (d) Tubuh

Page 16: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

16

Membuat Lead Berita

1. Kalimat sederhana terdiri dari satu pokok dan satu sebutan, termasuk pelengkap. Hendaknya, pokok berita terpenting ditampilkan segera.

2. Hindari memulai berita dengan menggunakan anak kalimat atau keterangan agar kalimat menjadi pendek.

3. Seandainya bahan cukup banyak, pilihlah lead dari lead.

Page 17: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

17

Isi Berita

1. Menggunakan kata kerja2. Hindari kata dan ungkapan teknis 3. Jangan mengandaikan pembaca sudah tahu

peristiwa yang dilaporkan 4. Memenuhi rasa keadilan masyarakat

Page 18: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

18

Advertorial

• merupakan Gabungan antara advertising dan editorial. Advertorial itu mempunyai pengertian bentuk periklanan yang disajikan dengan menggunakan gaya penulisan jurnalistik.

• Dapat juga diartikan Iklan dalam bentuk pemberitaan atau pemberitaan yang bernafaskan nilai-nilai iklan.

Page 19: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

19

Teknik Penulisan Advertorial

1. Persiapan Penulisan (Prewriting), 2. Pencarian ide atau Gagasan, 3. Menguji ide, 4. Memilih Topik, 5. Pengumpulan Data 6. Membuat Kerangka.

Page 20: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

20

Anatomi Advertorial

• Intro yang digunakan dalam penulisan advertorial dengan gaya feature:a. Naratif, yakni menceritakan suatu keadaan dengan sedemikian rupa

yang membuat pembacanya seolah–olah berada dalam situasi dan

suasana yang digambarkan.

b. Deskriptif, yakni menggambarkan suatu keadaan dengan sedemikian

rupa yang membuat pembacanya dapat membayangkan sesuatu

digambarkan.

c. Pertanyaan, yakni mengajukan pertanyaan untuk membuka wawasan

pada pembacanya dan sekaligus memberika jawaban untuk memberi

pengetahuan serta memenuhi rasa ingin tahu pembaca.

Page 21: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

21

Lanjutan Anatomi Advertorial

d. Kutipan, yakni mengutip pernyataan aau pendapat seseorang yang dinilai mempunyai daya tarik, kredibilitas atau intergritas.

e. Epigram adalah menggunakan ungkapan, atau istilah-istilah khas dan terkenal di kehidupan masyarakat.

f. Sapaan, yakni menggunakan kata sapaan yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Lead ini biasanya membuat pembaca seolah-olah terlibat dlaam rangkaian cerita.

Page 22: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

22

Newsletter

• Pengertian Newsletter adalah terbitan berkala yang diperuntukkan untuk kalangan sendiri. Newsletter berisikan berita-berita dan artikel-artikel yang menarik dan sirkuasinya terbatas. Ditujukan untuk masing-masing publik, yaitu internal Newsletter dan eksternal newsletter.

Page 23: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

23

Teknik Penulisan Newsletter

a. Siapa sasaran newsletterb. Jenis informasi yang ditampilkan c. Anggaran d. Kontinuitas e. Gaya dan format

Page 24: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

24

Website

• Website adalah sering juga disebut Web, dapat diartikan suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman atau hyperlink.

Page 25: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

25

Blog

• Blog merupakan singkatan dari "web log" yang merupakan suatu bentuk aplikasi web

yang berupa aneka macam tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting atau artikel-

artikel blog) pada sebuah halaman web umum (template blog).

• Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut yang terbalik (isi atau postingan yang

terbaru ditempatkan lebih dahulu atau pada urutan yang pertama baru kemudian

diikuti dengan isi atau postingan yang lebih lama dibuat), meskipun tidak harus

selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua

pengguna internet sesuai dengan topik yang diperlukan dan tujuan dari si pengguna

blog tersebut, yang biasanya dengan menuliskan suatu kata tertentu (keyword) pada

halaman pencarian Google, Yahoo, Bing atau search engine yang lainnya.

Page 26: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

26

Panduan penulisan Blog yang Efektif

1. Adopt a writing style 2. Keep the writing tight3. Adopt tone4. Write a strong post title5. Keep the post short 6. Write short paragraph7. Use pyramid style 8. Use bullets 9. Use standard spelling 10. Attribution 11. Use a stylebook 12. Emphasize people13. Respect copy write 14. Edit the post

Page 27: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

27

2. Karakteristik Media Baca dan Media dengar

Media Baca 1. Pembaca dapat melihat dengan jelas

tulisan yang dibacanya.2. Dapat melihat susunan lay-out-nya.3. Dapat melompat dari materi tulisan

yang satu untuk kemudian kembali lagi.4. Jika kesulitan memahami, dapat me-

review kembali sampai paham.5. Dapat mengetahui secara cepat bila ada

penulisan yang salah atau faktanya salah.

6. Penulis dapat secara detail dan panjang lebar dalam membahas materi.

7. Mudah direkam atau didokumentasi (misalnya diklipping) untuk dibaca berulang kali.

Media Dengar

1. Tulislah seperti Anda bicara

(write the way you

talk/write the way you

speak).

2. Bahasa sederhana, singkat,

dan to the point

Page 28: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

28

3. Proses Penulisan Naskah

1. Perencanaan (planning)

2. Penulisan (organizing and composing)

3. Evaluasi (reading and rewriting)

Page 29: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Proses Menulis

1. Perencanaan (planning)

a. Merumuskan maksud atau tujuan menulis

b. Tulisan harus didasari oleh pikiran (tema/isu

sentral)

c. Tulisan untuk mata atau telinga?

d. Menganalisis khalayak atau orang yang menjadi

sasaran pesan

e. Menetapkan media

29

Page 30: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Teori uses & gratifications dalam penentuan tema

• Teori ini menekankan bahwa khalayak dianggap aktif

dalam memilih media dan informasi yang akan

dikonsumsi.

• Khalayak memiliki motif tertentu yang mendorongnya

untuk memilih topik atau tema informasi yang

dianggap dapat memenuhi kebutuhannya.

30

Page 31: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Teori Agenda setting

• Teori ini menekankan bahwa media massa

mempunyai kekuatan dalam menciptakan

agenda publik melalui berita-beritanya.

31

Page 32: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

2. Penulisan (organizing and composing)

a. Biasakan membuat draftb. Sederhana, jelas, dan mengarahc. Mengelola bentuk dan teknik penyajian

pesand. Struktur pesane. Urutan penyajian pesan

32

Page 33: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

3. Evaluasi (reading and rewriting)

a. Pertama, evaluasi dilakukan sebelum hasil tulisan disebarluaskan

ke publik. Dilakukan cek terhadap tulisan. Mintalah orang lain

untuk melakukan pengecekan tulisan.

b. Kedua, evaluasi setelah hasil tulisan disebarluaskan ke publik.

Praktisi PR/Humas melakukan riset terhadap hasil tulisannya.

Riset tersebut untuk mengetahui tingkat keterbacaan, motif, dan

tingkat kepuasan pembaca terhadap informasi yang

disampaikan.

33

Page 34: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Penulisan untuk Publik Pilihan

1• E-mail

2 • Memo

3 • Notulen Rapat

4• Pedoman Tata Naskah Dinas Insansi Pemerintah

34

Page 35: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

35

A. Email Release

• Email release adalah release yang dibuat dalam bentuk soft copy File.

• File tersebut dapat dikirim dengan format file attachments. Selain itu, praktisi Public relations dapat juga menggunakan format file PDF tetapi format ini tidak disarankan karena tidak bisa diedit.

Page 36: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

36

B. Memo • Pengertian adalah suatu tulisan singkat, jelas dan padat tentunya

mudah di pahami, yang di tujukan kepada seseorang bersifat

informal biasanya penulisannya tidak lebih dari 10 (sepuluh)

baris, penulisanya bisa di ketik ataupun dengan tulisan tangan.

• Fungsi memo yaitu di gunakan untuk mengingatkan, menegaskan

tentang suatu hal maupun urusan. Adapun isi dari memo berupa

permintaan, instruksi, pemberitahuan, saran, pesan, dan tugas-

tugas tertentu.

Page 37: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

37

Bagian-bagian dari memo

a. Kepala: Nama, Alamat, Lambang atau

biasanya Logo Instansi.

b. Badan: isi/pesan singkat (memberikan

informasi, perintah ataupun laporan).

c. Kaki: tanda tangan dan nama jelas pembuat

memoat

Page 38: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

38

Jenis-jenis memo

a. Memo bersifat resmi – Memo bersifat resmi dipakai sebagai

surat pernyataan dalam hubungan resmi dari seorang

pimpinan kepada bawahannya.

b. Memo bersifat pribadi Memo bersifat pribadi – digunakan

dipakai sebagai nota atau surat pernyataan tidak resmi antar

teman, saudara, atau orang lain yang memiliki hubungan

akrab. Itulah mengenai pengertian memo resmi dan tidak

resmi.

Page 39: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

39

Langkah-langkah menulis memo

a. Siapkan blangko Memo yang akan dipakai.b. Penulisannya boleh di ketik atau dengan tulisan

tangan.c. Menyampaikan pesan atau instruksi dengan

bahasa yang tepat, singkat dan dapat dipahami.d. Menandatangani serta menyertakan nama jelas

pembuat memo, mengirim memo kepada orang yang di tuju.

Page 40: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

40

C. Notulen Rapat

1. Pengertian: Notulen adalah naskah dinas yang membuat

catatan jalannya acara (kegiatan) mulai dari pembukaan,

pembahasan masalah, sampai dengan pengambilan

keputusan, serta penutupan.

2. Isi Notulen

3. Susunan notulen

4. Sistematika Penulisan

5. Bagian akhir Notulen

Page 41: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

41

D.Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah

1. Efektif dan Efisien: Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.

2. Pembakuan: Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan.

3. Pertanggungjawaban: Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan, dan keabsahan.

4. Keterkaitan: Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satukesatuan sistem administrasi umum.

5. Kecepatan dan Ketepatan: Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.

6. Keamanan: Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.

Page 42: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

42

Jenis Naskah Dinas 1. Naskah Dinas Arahan

Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.

a. Naskah Dinas PengaturanNaskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, Standar Operasional Prosedur (SOP), dan surat edaran.

b. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)• Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu Keputusan. • Keputusan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat

menetapkan, tidak bersifat mengatur.

Page 43: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

43

c. Naskah Dinas Penugasana) Instruksi

Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah atau arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat sangat penting.

b) Surat PerintahSurat peritah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang

berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

C) Surat TugasSurat tugas merupakan naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi.

Page 44: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

44

Naskah Dinas Korespondensi

1• Naskah Dinas Korespondensi Intern

2• Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

3• Surat Undangan

Page 45: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

45

Naskah Dinas Korespondensi Intern

1. Nota Dinas dibuat oleh pejabat dalam melaksanan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.

2. MemorandumMemorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.

Page 46: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

46

Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

• Naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam, yaitu surat dinas.

• Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan.

Page 47: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

47

Surat Undangan

• Merupakan surat dinas yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.

• Namun di dalam pelaksanaannya, setiap Instansi Pemerintah memiliki aturan tata naskah dinas yang mengatur di dalam instansi dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah.

Page 48: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Teknik Penyuntingan Naskah

1• Definisi Penyuntingan Naskah Kehumasan

2• Tujuan Penyuntingan Naskah Kehumasan

3• Teknik Penyuntingan Naskah Kehumasan

48

Page 49: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

49

1. Definisi Penyuntingan

• Penyuntingan berasal dari kata sunting.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan

menyunting atau sunting menyunting.

Page 50: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

50

2. Tujuan Penyuntingan

a. Memastikan penyebaran ide kepada pembaca dapat

disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan

menarik.

b. Menggambarkan nilai dan identitas naskah sehingga dapat

menarik. minat pembaca.

c. Memastikan alur dan fakta disampaikan dengan jelas, tepat,

dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma

masyarakat.

Page 51: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

51

3. Teknik Penyuntingan Naskah

a. Cara Menyunting Naskah Secara Teknis

b. Cara Menyunting Naskah non Teknis

Page 52: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

52

Penyuntingan Naskah Secara Teknis a. Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya

kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa,

nama tempat, alamat, dan sebagainya.

b. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.

c. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan,

penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf

untuk judul, dsb.

d. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang

tersedia, termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang

tidak penting.

Page 53: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

53

Penyuntingan Naskah Secara Teknis

e. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata. Menyesuaikan

gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang bersangkutan.

f. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (sub judul), di

mana diperlukan.

g. Menulis atau menentukan judul dan lead atau teras berita jika dipandang perlu.

Memperbaiki judul supaya menarik.

h. Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar)

untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.

Menulis keterangan gambar atau pekerjaan lain yang terkait dengan tulisan yang

disunting.

i. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.

Page 54: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

54

Penyuntingan Naskah non Teknisa. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria

layak muat—aktual, faktual, penting, dan menarik.b. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta

asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.

c. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta hasil liputan.

d. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.e. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad

taste).f. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca

utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.g. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya

menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusaha dikatakan penulis.

h. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita.

Page 55: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

55

Tahapan Penyuntingan Naskah1. Pra Penyuntingan Naskah, meliputi pengecekan kelengkapan naskah, ragam naskah,

daftar isi, bagian-bagian dalam bab, ilustrasi/tabel/gambar, catatan kaki, informasi

mengenai penulis, dan membaca naskah secara keseluruhan.

2. Penyuntingan Naskah, perlu memperhatikan masalah ejaan, tatabahasa, kebenaran

fakta, legalitas, konsistensi, gaya penulis, konvensi penyuntingan naskah, dan gaya

penerbit/gaya selingkung.

3. Pasca Penyuntingan Naskah, setiap editor harus memeriksa kembali kelengkapan

naskah, nama penulis, kesesuaian daftar isi dan isi naskah, ilustrasi/tabel/gambar,

prakata/kata pengantar, sistematika tiap bab, catatan kaki, daftar pustaka, daftar

kata/istilah, lampiran, indeks, biografi singkat, sinopsis, nomor halaman, sampai siap

diserahkan kepada penulis atau penerbit.

Page 56: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

Kode Etik PenyuntingMien A. Rifai (1995).

1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum

mulai menyunting naskah.

2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.

3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.

4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah

yang disuntingnya.

5. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang akan diubahnya dalam

naskah.

6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau

telah disuntingnya.

56

Page 57: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

57

Referensi

Bivins, Thomas H. (2008). Public Relations Writing. New Delhi: McGraw Hill. Bovee & Thill (2000). 6th edition. Business Communication Today. New Jersey: Upper Saddle

RiverIriantara, Yosal dan A. Yani Surachman. (2006). PR Writing: Pendekatan Teoritis dan Praktis.

Bandung: Simbosa Rekatama Media.Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. Teknik Produksi Media Public Relations

dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana.Pamusuk Eneste. (2005). Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Edisi Kedua. Jakarta. Gramedia.Rifai, Mien A. (1995). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah

Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.Smith, Ronald D. (2012). Becoming a Public Relations writer. 4 edition. New York: RoutlegeSumadiria, Haris AS (2008). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Panduan Praktis

Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Ishwara, Luwi. (2015). Jurnalisme Dasar. Cetakan ketiga. Jakarta. Kompas.

Sumber Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesi

Nomor 80 tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah.Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik

Page 58: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan

58