Bahan Rapat Harmonisasi Raperda

3
1 POINTER KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM NUSA TENGGARA BARAT PADA RAPAT HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH (RAPERDA) Mataram, 22 Juli 2010 1. 5 (lima) hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan Perda yaitu : a. PERDA harus mampu menjawab persoalan-persoalan emperis di masyarakat atau di daerah. b. PERDA harus memuat substansi atau konsepsi-konsepsi yang filosofistik. c. PERDA harus futuristik. d. PERDA harus dapat melindungi dn memajukan HAM. e. PERDA harus memuat prinsip-prinsip keadilan. 2. Mengingat peranan Perda di Propinsi sangat penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah, maka penyusunannya perlu diprogramkan secara sistematis, terarah dan terencana berdasarkan skala prioritas yang jelas. Secara operasional, Prolegda Propinsi memuat daftar Rancangan Peraturan Daerah yang disusun berdasarkan metode dan parameter tertentu sebagai bagian integral dari sistem Peraturan Perundang-undangan yang tersusun secara hierarkis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 3. Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di bidang pelayanan hukum dan hak asasi manusia berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala badan terkait. Kegiatan harmonisasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) adalah tugas dari Sub Bidang Pengembangan Hukum bagian dari kegiatan pengkoordinasian program legislasi daerah. Selengkapnya tugas Sub Bidang Pengembangan Hukum adalah : a. melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program penelitian dan pengkajian hukum. b. analisa serta evaluasi peraturan perundang-undangan daerah. c. Pengkoordinasian program legislasi daerah serta peta permasalahan hukum di daerah. 4. Pedoman penyusunan Prolegda diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Th 2004 tentang Pedoman Penyusunan Program Legislasi Daerah. Diharapkan untuk Prolegda diatur dalam Peraturan Presiden sehingga terdapat dasar dan kekuatan hukum untuk melaksanakan penyusunan dan pengelolaan Prolegda pada setiap propinsi dan kabupaten/Kota. Mekanisme penyusunan Prolegda menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 :

Transcript of Bahan Rapat Harmonisasi Raperda

Page 1: Bahan Rapat Harmonisasi Raperda

1

POINTER KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM NUSA TENGGARA BARAT PADA

RAPAT HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH (RAPERDA)

Mataram, 22 Juli 2010

1. 5 (lima) hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan Perda yaitu : a. PERDA harus mampu menjawab persoalan-persoalan emperis di masyarakat

atau di daerah. b. PERDA harus memuat substansi atau konsepsi-konsepsi yang filosofistik. c. PERDA harus futuristik. d. PERDA harus dapat melindungi dn memajukan HAM. e. PERDA harus memuat prinsip-prinsip keadilan.

2. Mengingat peranan Perda di Propinsi sangat penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah, maka penyusunannya perlu diprogramkan secara sistematis, terarah dan terencana berdasarkan skala prioritas yang jelas.

Secara operasional, Prolegda Propinsi memuat daftar Rancangan Peraturan Daerah yang disusun berdasarkan metode dan parameter tertentu sebagai bagian integral dari sistem Peraturan Perundang-undangan yang tersusun secara hierarkis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

3. Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di bidang pelayanan hukum dan hak asasi manusia berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala badan terkait. Kegiatan harmonisasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) adalah tugas dari Sub Bidang Pengembangan Hukum bagian dari kegiatan pengkoordinasian program legislasi daerah. Selengkapnya tugas Sub Bidang Pengembangan Hukum adalah :

a. melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program penelitian dan pengkajian hukum.

b. analisa serta evaluasi peraturan perundang-undangan daerah. c. Pengkoordinasian program legislasi daerah serta peta permasalahan hukum

di daerah.

4. Pedoman penyusunan Prolegda diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Th 2004 tentang Pedoman Penyusunan Program Legislasi Daerah. Diharapkan untuk Prolegda diatur dalam Peraturan Presiden sehingga terdapat dasar dan kekuatan hukum untuk melaksanakan penyusunan dan pengelolaan Prolegda pada setiap propinsi dan kabupaten/Kota. Mekanisme penyusunan Prolegda menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 :

Page 2: Bahan Rapat Harmonisasi Raperda

2

a. Pimpinan unit kerja menyiapkan Rencana Prolegda Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja.

b. Pembahasan rencana Prolegda tersebut diatas dikoordinasikan oleh Biro Hukum Sekretariat Propinsi/Bagian Hukum Sekretariat Kabupaten/Kota.

c. Hasil pembahasan Prolegda tersebut diatas diajukan oleh Biro Hukum Sekretariat Propinsi kpd Gubernur dan oleh Bagian Hukum Sekretariat Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota

d. Prolegda Propinsi ditetapkan oleh Gubernur dan Prolegda Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota

5. Implikasi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bagi daerah adalah :

a. Adanya perubahan dalam pemberian wewenang kepada daerah yang luas (UU Nomor 32 Th 2004 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah), telah menimbulkan berbagai implikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pada pemerintah di daerah.

b. Kompleksitas ini tentunya juga berimbas dalam masalah aturan-aturan hukum yang ada.

c. Banyaknya aturan-aturan hukum yang harus dibuat dan diperbaharui oleh Pemda, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM tentu sangat kompeten di dalam membantu pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-undangan.

6. 3 (tiga) tahap proses penyusunan Peraturan Daerah adalah :

a. TAHAP PRA LEGISLASI (Proses penyiapan Raperda yang merupakan proses penyusunan dan rancangan di lingkungan legislatif atau di lingkungan eksekutif. Termasuk dalam proses ini menyusun naskah inisiatif, naskah akademik dan naskah rancangan Perda )

b. TAHAP LEGISLASI (Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan di Legislatif)

c. TAHAP PASCA LEGISLASI (Proses pengesahan oleh Kepala Daerah dan pengundangan oleh Biro/Bagian hukum )

7. Peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM adalah :

a. Peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM ada pada tahap Pra Legislasi.

b. Menginventarisir Prolegda yang berasal dari Pemda Propinsi, Kabupaten, dan Kota, dalam hal ini dinas-dinas dan instansi di tingkat daerah Propinsi yang dapat dan berhak mengajukan inisiatif Perda.

c. Pembinaan hukum dalam menunjang pembangunan materi hukum pada skala lokal (antara lain melalui kegiatan penelitian dalam kerangka menunjang pembentukan peraturan perundang-undangan daerah).

Page 3: Bahan Rapat Harmonisasi Raperda

3

Penelitian hukum akan dapat memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan substansi peraturan perundang-undangan, khususnya dalam menjawab aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah yuridis, sosiologis, dan filosofis ). Penelitian ini diharapkan dapat membantu para drafter dalam pembentukan peraturan daerah. Dalam rangka pembinaan hukum, dapat memberikan arahan menyangkut pengembangan instrumen program legislasi daerah.

d. Menganalisa, melakukan konsultasi, dan mengevaluasi serta mengusulkan skala prioritas pembahasan dan substansi Perda program Legislasi Daerah.

e. Melakukan pemantauan agar penyusunan Prolegda tidak bertentangan dengan

ketentuan-ketentuan yang lebih tinggi untuk memelihara ketertiban, kepastian, dan keterpaduan dalam urutan Peraturan Perundang-undangan di daerah.

f. Penyebarluasan peraturan perundang-undangan.

8. Raperda yang akan diharmonisasi pada hari ini adalah :

a. Raperda tentang Pajak Reklame Kota Mataram. b. Raperda tentang Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi NTB pada Perseroan

Terbatas, Perseroan Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro.

9. Tujuan yang ingin dicapai dengan peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dalam penyusunan Prolegda adalah :

Terciptanya keterpaduan dan keharmonisan dalam penyusunan rencana pembentukan peraturan perundang-undangan daerah yang tertuang dalam Program Legislasi Daerah.