bahan puslitbang

57
ejarah Kepramukaan Dunia A. Pendahuluan Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan. B. Riwayat hidup Baden Powell Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya : a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya. b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya. c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya. d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara. e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan. f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu. Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Transcript of bahan puslitbang

Page 1: bahan puslitbang

ejarah Kepramukaan Dunia A. Pendahuluan

                                Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.

                                Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.

 

B. Riwayat hidup Baden Powell

                                Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.

                                Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :

                a.             Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.

                b.             Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.

                c.             Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.

                d.             Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.

                e.             Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.

                f.              Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.

                                Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.

                                William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.

                                Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.

Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

 

C. Sejarah Kepramukaan Sedunia

                                Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

                                Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.

                                Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

                                Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya

Page 2: bahan puslitbang

menuju ke pantai bahagia.

                                Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

                Tahun 1924 Jambore II            di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

                Tahun 1929 Jambore III          di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

                Tahun 1933 Jambore IV           di Godollo, Budapest, Hongaria

                Tahun 1937 Jambore V            di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

                Tahun 1947 Jambore VI           di Moisson, Perancis

                Tahun 1951 Jambore VII         di Salz Kamergut, Austria

                Tahun 1955 Jambore VIII        di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

                Tahun 1959 Jambore IX          di Makiling, Philipina

                Tahun 1963 Jambore X            di Marathon, Yunani

                Tahun 1967 Jambore XI          di Idaho, Amerika Serikat

                Tahun 1971 Jambore XII         di Asagiri, Jepang

                Tahun 1975 Jambore XIII        di Lillehammer, Norwegia

                Tahun 1979 Jambore XIV        di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

                Tahun 1983 Jambore XV         di Kananaskis, Alberta, Kanada

                Tahun 1987 Jambore XVI        di Cataract Scout Park, Australia

                Tahun 1991 Jambore XVII       di Korea Selatan

                Tahun 1995 Jambore XVIII     di Belanda

                Tahun 1999 Jambore XIX        di Chili, Amerika Selatan

                Tahun 2003 Jambore XX         di Thailand

 

                                Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

                                Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

                                Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.

                                Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Page 3: bahan puslitbang

Sejarah Kepramukaan Indonesia A. Pendahuluan

                Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.

B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka

                Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).

                Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).

                Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.

                Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

                Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.

                Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.

                Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)

Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).

                Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.

                Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

C. Perkembangan Gerakan Pramuka

                Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.

                Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.      

Page 4: bahan puslitbang

 

Ditulis oleh : Drs. Ringsung Suratno, M.Pd

Pramuka Penggalang Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga . Anggota pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan " Soempah Pemoeda" pada tahun 1928 .

Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang ada dua, Tri Satya (janji Pramuka Pengalang), dan Dasa Darma (ketentuan moral Pramuka Penggalang).

Adapun isinya adalah:

Trisatya Pramuka Penggalang

 

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila

- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

- menepati Dasadarma.

Dasadarma Pramuka itu:

 

1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.

2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. rajin, trampil dan gembira.

7. Hemat, cermat dan bersahaja.

Page 5: bahan puslitbang

8. Disiplin, berani dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penggalang disebut Regu dan Kesatuan dari beberapa Regu disebut Pasukan. Setiap Regu beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan dipimpin oleh seorang Pemimpin regu ( Pinru ) yang dipilih oleh anggota regu itu sendiri. Masing-masing Pemimpin Regu ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin regu Utama yang disebut Pratama. Pasukan yang terdiri dari beberapa regu tersebut dipimpin oleh seorang Pratama.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan, yaitu:

1. Penggalang Ramu

2. Penggalang Rakit

3. Penggalang Terap

Setiap anggota Penggalang yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar Merah. TKU untuk Penggalang berbentuk sebuah janur yang terlipat dua dengan gambar Manggar yakni nama bunga pohon kelapa.

VISI                                         

“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah kaum muda"

  MISI

1. Mempramukakan kaum muda

Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.

2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)

Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.

3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara

Page 6: bahan puslitbang

Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.

4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya.

Strategi Gerakan Pramuka  

 

STRATEGI GERAKAN PRAMUKA 

1. Meningkatkan citra Pramuka.Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus diminati oleh kaum muda untuk dapat ikut berpartisipasi didalamnya dan sekaligus dapat menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi secara internal dan eksternal Gerakan Pramuka

2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat kaum muda.Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakekatnya kegiatan kaum muda yang memiliki karakteritik dan minat yang khas, dan sekaligus sebagai motivasi bagi anggota Pramuka dalam mengisi diri untuk selanjutnya dikembangkan melalui program Pramuka peduli sebagai bagian dari penjabaran program Pramuka secara menyeluruh.

3. Mengembangkan program Pramuka PeduliBahwa program kegiatan Pramuka Peduli, dimaksudkan untuk menciptakan kader yang memiliki watak dan jiwa patriotisme, memiliki integritas, moralitas dan ketrampilan sebagai bekal bagi kader Pramuka yang juga diarahkan pada pemantapan Pramuka sebagai kader bangsa.

4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya Pramuka.Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara struktural diperlukan adanya konsolidasi yang baik dan teratur dan mendapatkan penyegaran organisasi sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh pada kepemimpinan dan kesiapan sumber daya pramuka.

Kw Kwarda-Kwarda Pengirim Peserta) :arda-Kwarda Pengirim Peserta) :KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 178 TAHUN 1979

TENTANGPETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Menimbang : 1. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat pendidikan untuk membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin, gotong ronyong, rasa tanggung jawab dan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;2. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka belum diatur secara seragam, sehingga belum dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna ;

Page 7: bahan puslitbang

3. bahwa berkenaan dengan itu perlu ditetapkan Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1978, di Bukittinggi, Sumatera Barat.2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 26, tentang pelantikan, pengukuhan dan perestuan.Memperhatikan: 1. Keputusan-keputusan Rapat Kwartir Nasional tanggal 17 September 1979.2. Keputusan-keputusan Rapat Kwartir Nasional Harian tanggal 14 September 1979.3. Saran-saran dari Staf Kwartir Nasional.

MEMUTUSKAN :Menetapkan :Pertama : Berlakunya Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka seperti tertera dalam lampiran surat keputusan ini.Kedua : Menginstruksikan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka menyebar lusakan keputusan ini, agar upacara-upacara dalam lingkungan Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.Keempat : Apabila ternyata dikelak kemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan pembetulan seperlunya.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 27 Oktober 1979Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

LAMPIRANKEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 178 TAHUN 1979

Page 8: bahan puslitbang

TENTANGPETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB IPENDAHULUAN

Pt. 1. UmumGerakan Pramuka sebagai suatu wadah pendidikan non formal di lingkungan ketiga, wajib mengarahkan dan mengatur semua tindakan dan langkahnya seuai dengan tujuan pendidikan khususnya tujuan dan sasaran Gerakan Pramuka, sehingga usaha tersebut merupakan proses pendidikan yang meningkat dan berkesinambungan.a. Usaha yang merupakan proses pendidikan yang meningkat dan berkelanjutan itu salah satu diantaranya adalah kegiatan upacara untuk melatih disiplin, patuh, tenggang rasa, atnggung jawab, kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa.b. Agar kegiatan upacara tersebut berfungsi secara tepat guna dan berdaya guna, diperlukan penataran/pengaturan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan di satuan masing-masing.Pt. 2. Maksud dan Tujuana. Maksud petunjuk penyelenggaraan ini adalah memberi pedoman dan pengarahan kepada semua anggota Gerakan Pramuka dalam penyelenggaraan upacara.b. Tujuan petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk menertibkan, memperlancar dan mengembangkan pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka sehingga tercabai keseragaman.Pt. 3. Ruang LingkupPetunjuk Penyelenggaraan ini meliputi :a. Pendahuluan.b. Pengertianc. Tujuan dan sasaran.d. Pokok-pokok upacara dan jenisnya.e. Upacara Umum dalam Gerakan Pramukaf. Upacara di satuan Pramuka Siaga.g. Upacara di satuan Pramuka Penggalang.h. Upacara di satuan Pramuka Penegak.i. Upacara di satuan Pramuka Pandega.j. Variasi dan pengembangan upacara di satuan Pramuka.k. Penutup.

BAB IIPENGERTIANPt. 4. Pengertiana. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.b. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.c. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.d. Upacara Pelantikan yaitu :1) upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan

Page 9: bahan puslitbang

Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2) upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.e. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.f. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.g. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.h. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.i. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.j. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.k. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.l. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin Upacara.m. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.

BAB IIITUJUAN DAN SASARAN UPACARAPt. 5. Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.Pt. 6. Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap Pramuka :a. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ;b. memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ;c. selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ;d. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ;e. dapat memimpin dan dipimpin ;f. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ;g. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa ;

BAB IVPOKOK-POKOK UPACARA DAN JENISNYAPt. 7. Pokok-pokok Upacara Gerakan PramukaSemua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsure-unsur pokok sebagai berikut :a. Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.1) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua/Pembina.2) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah bentuk angkare, karena perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.3) Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.4) Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur upacara sesuai dengan keadaan

Page 10: bahan puslitbang

setempat.b. Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :1) pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih ;2) pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.c. Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :1) untuk Pramuka Siaga, Dwidarma ;2) untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Dasadarma.d. Pada waktu pembacaan Dwidarma dan Dasadarma, para Pramuka tidak melakukan penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan pada saat pengucapan Dwisatya atau Trisatya.Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa (dengan menundukkan kepala) agar selalu mendapat rakhmat dan hidayah dalam segala kegiatan.e. Rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.Pt. 8. Pokok-pokok UpacaraSenua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsure-unsur pokok sebagai berikut :a. Pada upacara di luar Gerakan Pramuka, pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang disusun oleh penyelenggaranya.b. Dalam pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada :1) pengibaran Sang Merah Putih,2) pembacaan Pancasila3) pembacaan Kode Kehormatan Pramuka, dan4) doaPt. 9. Jenis Upacaraa. Macam upacara dalam Gerakan Pramuka adalah :1) Upacara Umum.2) Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan.3) Upacara Pelantikan.4) Upacara Kenaikan.5) Upacara Pindah Golongan.6) Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana.b. Tempat Upacara adalah :1) di dalam ruangan, dan2) di luar/lapangan.

BAB VUPACARA UMUM DALAM GERAKAN PRAMUKAPt. 10. Petugas dalam upacaraUntuk melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :a. Pembina Upacara,b. Pemimpin Upacara,c. Pengatur Upacara,d. Pembawa Acara,e. Pengibar Bendera,f. Petugas-petugas lain.Pt. 11. Pembina UpacaraPembina Upacara berhak :a. menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara ;b. merobah dan mengesahkan rencana acara upacara yang diserasikan dengan situasi dan konsisi ;c. melaksanakan acara yang ditentukan ;d. nelimpahkan wewenangnya kepada Pemimpin Upacara.

Page 11: bahan puslitbang

Pt. 12. Pemimpin UpacaraPemimpin Upacara berkewajiban :a. memimpin peserta upacara untuk memberikan penghormatan kepada Pembina Upacara ;b. mengatur ketertiban peserta upacara ;c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.Pt. 13. Pengatur UpacaraPengatur Upacara berkewajiban :a. menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara ;b. mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina Upacara dan memberikan penjeleasan seperlunya ;c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.Pt. 14. Pembawa AcaraPembawa acara berkewajiban :a. membaca acara upacarab. dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan persetujuan dari Pengatur Upacara ;c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara.Pt. 15. Pengibar BenderaPengibar Bendera berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera Sang Merah Putih, sesuai dengan ketentuan.Pt. 16. Petugas lainPetugas lain berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas.Pt. 17. Upacara pengibaran Sang Merah Putiha. Urutan acara ditentutakan menurut keperluan dan disesuaikan dengan maksud dan tujuan upacara.b. Pedoman upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih :1) Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.2) Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.3) Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.4) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara siap dimulai.5) Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan mengikatkan bendera dengan tali dan setelah bendera direntangkan, salah seorang petugas mengatakan: “Bendera siap”.6) Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di puncak tiang. Pengibaran bendera itu dapat diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau kelompok vocal.7) Setelah bendera sampai di puncak tiang, Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”.8) Petugas Bendera mengikatkan tali ke tiang bendera, kemudian mundur tiga langkah, memberi hormat kepada bendera Sang Merah Putih dan kembali ke tempat semula.9) Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.10) Pembacaan teks Pancasila.11) Amanat Pembina Upacara.12) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.13) Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.14) Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.15) Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.

Page 12: bahan puslitbang

Pt. 18. Petugas dalam upacaraa. Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.b. Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.c. Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.d. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara penurunan/penyimpanan Sang Merah Putih siap dimulai.e. Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan memberi hormat kepada Sang Merah Putih.f. Kemudian petugas melepas tali, dan setelah selesai mengatakan: “Bendera siap”.g. Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di batas bawah.h. Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”, kemudian petugas melepas bendera dari tali lalu melipatnya dan selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik kanan).i. Berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.j. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.k. Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.l. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.m. Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.Pt. 19. Bendera Setengah Tianga. Dalam keadaan berkabung, Sang Merah Putih dikibarkan setengah tiang, dengan jalan menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan sampai setengah tiang.b. Penurunan bendera yang berkibar setengah tiang dilakukan dengan menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan.Pt. 20. LaporanPelaksanaan laporan diatur sebagai berikut :a. Peserta upacara dalam keadaan sikap sempurna.b. Pemimpin Upacara maju menghadap Pembina Upacara, menghormat lalu menyampaikan laporan tentang keadaan peserta upacara.c. Selesai laporan Pemimpin Upacara tanpa menghormat, kembali ke tempat semula.d. Laporan penutup dilaksanakan oleh Pemimpin Upacara dengan maju menghadap Pembina Upacara, langsung lapor tanpa menghormat lebih dahulu. Selesai laporan, memberi hormat kemudian kembali ke tempat.Pt. 21. Mengheningkan cipta dan berdoaa. Mengehningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara dengan menundukkan kepala dalam keadaan siap.b. Tutup kepala tetap dipakai.c. Sikap pada waktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan kepercayaan masing-masing.d. Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korp musik/sangkakala/genderang.Pt. 22. Acara PelengkapJika dalam upacara penurunan/penyimpanan bendera diadakan aubade (lagu-lagu sanjungan) dan atraksi, lagu-lagu tersebut dinyanyikan sesudah Pembina Upacara berada di mimbar lain.BAB VIUPACARA DI PERINDUKAN PRAMUKA SIAGAPt. 23. Macam upacara di Perindukan SiagaMacam upacara di Perindukan Siaga meliputi :a. Upacara Pembukaan Latihanb. Upacara Penutupan Latihan

Page 13: bahan puslitbang

c. Upacara Pelantikand. Upacara Kenaikane. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khususf. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang.Pt. 24. Upacara Pembukaan Latihan Perindukan SiagaUpacara Pembukaan Latihan Perindukan Siaga adalah sebagai berikut :a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota.b. Memilih barung terbaik untuk memimpin upacarac. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacarad. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera.e. 1) Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara.2) Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara.f. Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan.g. Pada waktu bendera sampai dipintu upacara, semua anggota perindukan memberi hormat hingga selesai.h. Pembina Upacara (Pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota.i. Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota perindukan.j. Pemimpin Upacara kembali ke barungnya.k. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota perindukan.l. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan.Pt. 25. Upacara Penutupan Latihan Perindukan SiagaUpacara Penutupan Latihan Perindukan Siaga adalah sebagai berikut :a. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara.b. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera.c. 1) Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara.2) Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara.3) Pemimpin Upacara mengambil tempat di dekat bendera menghadap Pembina Siaga.d. 1) Pemimpin Upacara memberi hormat kepada Sang Merah Putih, kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik kanan).2) Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan memberi hormat sampai ke pintu upacara.3) Pemimpin Upacara menggulung dan meletakkan bendera di tempat yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya.k. Pengumuman dan pesan Pembina Upacara (Pembina Siaga).l. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan.g. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman.Pt. 26. Upacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga MulaUpacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga Mula adalah sebagai berikut :a. Calon Anggota Siaga yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin Barungnya.b. Para Siaga yang sudah dilantik maju satu langkah.c. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum Siaga Mula antara Pembina Siaga dan calon Siaga.

Page 14: bahan puslitbang

d. Ucapan janji Dwisatya dituntun Pembina dengan memegang Sang Merah Putih di tiang bendera bersama perindukan yang telah dilantik memberi hormat.e. Penyematan tanda-tanda diiringi nasehat pembina.f. Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik dilanjutkan pemberian selamat, kemudian kembali ke tempat masing-masing.g. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.h. Pemimpin barung menjemput anggotanya yang telah dilantik.i. Barisan dibubarkan.j. Pelantikan sebaiknya diadakan pada hari latihan biasa dan dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan.Pt. 27. Upacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau dari Siaga Bantu ke Siaga TataUpacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau dari Siaga Bantu ke Siaga Tata adalah sebagai berikut :a. Siaga yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga.b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah dipenuhi.c. Pada ucapan janji Dwisatya dengan cara seperti pada pelantikan anggota yang telah dilantik menghormat.d. Pelepasan tanda kecakapan umum yang lama dan penyematan tanda kecakapan umum yang baru, diiringi nasehat pembina.e. Penghormatan kepada Siaga yang baru naik tingkat dilanjutkan pemberian selamat, dipimpin oleh Pemimpin Barung Utama (Sulung), kemudian kembali ke tempat masing-masing.f. Siaga yang naik tingkat kembali ke barungnya.g. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.h. Barisan dibubarkan diteruskan dengan kegiatan acara latihan.Pt. 28. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka SiagaUpacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Siaga yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan adalah sebagai berikut :a. Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga.b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina dengan Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus.c. Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina diiringi nasehat secukupnya dan pemberian surat keterangan.d. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan.e. Anggota perindukan memberikan ucapan selamat, kemudian kembali ke barung masing-masing diteruskan dengan acara latihan.Pt. 29. Upacara Pindah ke Golongan PenggalangPramuka Siaga yang sudah berumur 11 tahun harus dipindahkan ke golongan Pramuka Penggalang dengan tata cara sebagai berikut :a. Di Perindukan Siaga, dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan.1) Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina.2) Penjelasan Pembina bahwa Pramuka Siaga pindah ke golongan Pramuka Penggalang bukan karena kecakapannya tetapi karena usianya.3) Pesan Pembina kepada anggota perindukan yang akan pindah.4) Pramuka Siaga yang akan pindah minta diri kepada teman seperindukan.5) Pembina mengantar Siaga yang akan pindah ke Pasukan Penggalang yang sudah disiapkan sebelumnya.

Page 15: bahan puslitbang

b. Di Pasukan Penggalang dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan.1) Penyerahan Siaga dari Pembina Siaga kepada Pembina Penggalang.2) Penerimaan anggota baru oleh Pembina Penggalang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan tersebut.3) Pembina Siaga kembali ke perindukannya unutk meneruskan acara latihan.4) Anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada regu yang sudah siap menerimanya.5) Ucapan selamat datang dari semua anggota pasukan dilanjutkan dengan acara latihan.

BAB VIIUPACARA DI SATUAN PRAMUKA PENGGALANGPt. 30. Macam upacara di Pasukan PenggalangMacam upacara di Pasukan Penggalang meliputi :a. Upacara Pembukaan Latihanb. Upacara Penutupan Latihanc. Upacara Pelantikand. Upacara Kenaikan Tingkate. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khususf. Upacara Pindah ke Golongan Penggalang. Upacara Pembukaan Latihan Pasukan PenggalangUpacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang adalah sebagai berikut :a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota oleh Pratama.b. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacarac. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare di hadapan tiang bendera.d. Pratama mencek petugas-petugas upacara, sesudah beres lalu menjemput Pembina Penggalang.e. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengambil tempat di hadapan pasukan, para Pembantu Pembina berada di belakang Pembina Upacara (Pembina Penggalang) dalam bentuk bersaf.f. Sesudah memimpin penghormatan, Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian kembali ke regunya.g. Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas.h. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) membaca Pancasila ditirukan oleh anggota pasukan.i. Pembacaan Dasaidarma.j. Kata pengantar Pembina Upacara (Pembina Penggalang) tentang tema latihan dan sebagainya.k. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) memimpin doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.l. Pasukan diserahkan kepada Pratama untuk melanjutkan acara.m. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang).n. 1) Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya terus siap melaksanakan latihan.2) Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan latihan.Pt. 32. Upacara Penutupan Latihan Pasukan PenggalangJalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah sebagai berikut :a. Kerapihan setiap anggota.b. Pratama memanggil anggota pasukan untuk membentuk formasi angkare menghadap bendera.

Page 16: bahan puslitbang

c. Pembina Penggalang dijemput Pratama kemudian mengambil tempat di hadapan pasukan diikuti oleh para Pembantu Pembina.d. Sesudah mempimpin penghormatan Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara, kemudian kembali ke regunya.e. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan, Pembina Upacara memimpin penghormatannya.f. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan datang, dilanjutkan dengan penyerahan pasukan kepada Pratama.g. Pembina Upacara memimpin berdoa.h. 1) Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara kemudian membubarkan barisan.2) Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya terus bubar.Pt. 33. Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang RamuUpacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang Ramu dilaksanakan sebagai berikut :a. Setelah acara berdoa Calon Penggalang yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin Regunya ke hadapan Pembina Penggalang kemudian pengantar kembali ke regunya.b. Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.c. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum Penggalang Ramu antara Pembina Penggalang dan calon yang akan dilantik.d. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti anggota pasukan dipimpin oleh Pembina Penggalang.e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan dari Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih masuk ke tempat upacara anggota pasukan menghormat dipimpin oleh Pratama.f. 1) Calon secara sukarela mengucapkan janji Trisatya dengan tangan kanannya memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya.2) Pada waktu ucapan janji anggota pasukan menghormat dipimpin oleh Pratama.g. Penyematan tanda-tanda disertai nasehat dari Pembina Penggalang.h. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Penggalang yang baru dilantik, diteruskan pemberian ucapan selamat dari anggota pasukan.i. Pemimpin regu menjemput anggotanya yang baru dilantik.j. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.k. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang, kemudian membubarkan barisan.Pt. 34. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang TerapUpacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap dilaksanakan sebagai berikut :a. Dilakukan serangkai dengan Upacara Pembukaan Latihan.b. Penggalang yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Penggalang.c. Penggalang Rakit dan atau Penggalang Terap maju selangkah.d. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan, antara Pembina dan Penggalang yang akan naik tingkat.e. Petugas bendera membawa Sang Merah Putih ke sebelah kanan depan dari Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota pasukan menghormat dipimpin Pratama atau petugas.f. 1) Penggalang yang akan naik tingkat mengulang ucapan janji Trisatya dituntun Pembina Penggalang dengan tangan kanannya memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di

Page 17: bahan puslitbang

dada kiri tepat dengan jantungnya.2) Pada waktu Trisatya diucapkan, anggota pasukan memberi hormat dipimpin oleh Pratama atau petugas.g. Pelepasan tanda kecakapan umum lama dan penyematan tanda kecakapan umum baru, diiringi nasehat pembina.h. Penghormatan pasukan kepada Penggalang yang baru naik tingkat dipimpin Pratama atau petugas, dilanjutkan pemberian selamat dari anggota pasukan, kemudian kembali ke tempat masing-masing termasuk Penggalang yang naik tingkat.i. Pembina Penggalang memimpin berdoa sesuai denganagama dan kepercayaan masing-masing.j. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.k. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian membubarkan barisan.l. Pembina Penggalang mengucapklan terimakasih kepada para pembantunya diteruskan dengan acara latihan.Pt. 35. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka PenggalangKepada Penggalang yang telah memenuhi syarat kecakapan khusus dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan dengan cara sebagai berikut :a. Penggalang yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).b. Para Penggalang yang telah memiliki anda kecakapan khusus maju satu langkah.c Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina Penggalang dengan Penggalang yang akan menerima tanda itu.d Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina Upacara (Pembina Penggalang) disertai nasehat seperlunya dan pemberian surat keterangan.e Pratama atau petugas memimpin penghormatan kepada Penggalang yang menerima tanda kecakapan khusus, dilanjutkan dengan pemberian selamat oleh anggota pasukan, kemudian semua kembali ketempat.f. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan Pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara.g. 1) Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara.2) Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya dilanjutkan dengan acara latihan.3) Pratama membubarkan barisan.Pt. 36. Upacara Pindah ke Golongan PenggalangBagi Pramuka Penggalang yang telah berumur 16 tahun dan harus dipindahkan ke golongan Pramuka Penegak dengan tata cara sebagai berikut :a. Di laksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak.b. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).c. Nasehat dan penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang) bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usia dan perkembangan jiwanyad. Penggalang yang akan pindah golongan minta diri kepada anggota pasukannya.e. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar Penggalang yang bersangkutan ke Ambalan Penegak.f. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina Penegak.g. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihannya.h. Acara penerimaan anggota di ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku di ambalan

Page 18: bahan puslitbang

itu.i. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya.j. Pembina Penegak menyerahkan kembali ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara latihannya.

BAB VIIIUPACARA DI SATUAN PRAMUKA PENEGAKPt. 37. Macam upacara di Ambalan PenegakMacam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :a. Upacara Pembukaan Latihanb. Upacara Penutupan Latihanc. Upacara Penerimaan Tamud. Upacara Penerimaan Calone. Upacara Pelantikanf. Upacara Kenaikan Tingkatg. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusush. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandegai. Upacara Pelepasan.Pt. 38. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan PenegakUpacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :a. Kerapihan setiap anggota ambalan.b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacarac. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.j. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.Pt. 39. Upacara Penutupan Latihan Pasukan PenggalangJalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah sebagai berikut :a. Kerapihan setiap anggota ambalan.b. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.c. 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.d. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.e. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.f. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.i. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.j. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.k. Pradana membubarkan barisan.

Page 19: bahan puslitbang

Pt. 40. Upacara Penerimaan TamuUpacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.Pt. 41. Upacara Penerimaan Calon PenegakUpacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak BantaraUpacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak LaksanaUpacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan.

Page 20: bahan puslitbang

d. Para pendamping kembali ketempat.e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnyak. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka PenegakUpacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.Pt. 45. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana PandegaUpacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak.c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianyad. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.Pt. 46. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakatUpacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.b. Acara upacara meliputi :1) Penjelasan Pembina.2) Penegak yang bersangkutan minta diri.3) Sambutan wakil anggota ambalan.4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.c. Tempat dan waktu tidak terikat.

BAB IXUPACARA DI SATUAN PRAMUKA PANDEGA

Page 21: bahan puslitbang

Pt. 47. Upacara di satuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai dengan aspirasi Pandega atas dasar ketentuan-ketentuan upacara yang berlaku untuk Ambalan Penegak.

BAB XKEANEKARAGAMANPt. 48. Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat serta bertujuan pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para pembina hendaknya dapat membuat berbagai keanekaragaman dan mengembangkan tata upacara menurut keadaan setempat.Pt. 49. Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini serta terjamin kekhidmatannya.Pt. 50. Upacara lain yang tidak diatur dalam petunjuk ini diserahkan kepada kebijaksanaan para Pembina.

BAB XPENUTUPPt. 51. Upacara-upacara yeng belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan ditentukan kemudian..

Jakarta, 27 Oktober 1979.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Ketua,Letjen TNI (Purn) Mashudi.

EVALUASI PELATIHANBanyak pimpinan perusahaan mengeluh, mengapa anak buah yang dikirim untuk mengikuti pelatihan, seminar dsb nya, hasilnya tak signifikan dengan peningkatan kinerjanya. Agak sulit memang, bagi seorang pembicara seminar selain dituntut dapat menularkan ilmunya, juga harus bisa bertindak sebagai entertainer. Apabila si pembicara tak dapat menarik minat peserta, nilai evaluasi akan rendah, namun di satu sisi seminar yang dibawakan secara menarik belum tentu sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Evaluasi yang dilakukan pada umumnya masih bersifat evaluasi dari peserta pelatihan, dengan cara mengisi kuestioner apakah pelatihan dimaksud sesuai dengan bidang kerjanya, apakah penyajiannya baik, akomodasi bagus dsb nya. Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh staf, berupa laporan hasil seminar yang ditujukan kepada perusahaan pada umumnya bernilai “baik”, dengan harapan staf tadi dapat dikirim lagi ke seminar atau pelatihan berikutnya.

Donald L. Kirkpatrick merekomendasikan bahwa efektivitas program pelatihan dapat dievaluasi dalam empat jenjang. Kempat jenjang tersebut merepresentasikan keurutan dalam mengevaluasi sebuah program pelatihan. Evaluasi pada masing-masing jenjang sifatnya penting untuk dilakukan dan evaluasi setiap jenjang memiliki dampak pada jenjang berikutnya. Keempat jenjang tersebut adalah sebagai berikut:

Page 22: bahan puslitbang

 

1         Evaluasi pada tingkat reaksi (Reaction level). Pada evaluasi ini yang diukur dan dinilai adalah reaksi peserta. Dalam hal ini diukur tingkat kepuasan peserta terhadap program pelatihan yang diselenggarakan, sehingga dapat dilakukan perbaikan atas program tersebut.

Adapun beberapa faktor yang penting untuk dievaluasi adalah:

a.       Isi pelatihan: seberapa jauh isi pelatihan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik dari segi keragaman maupun kedalaman topik yang dibahas.

b.      Kualitas materi: seberapa baik kualitas materi yang dibagikan, presentasi audio dan visual yang disajikan, dan peralatan lain yang digunakan selama pelatihan. Kualitas materi yang baik menimbulkan kesan bahwa peserta mengikuti pelatihan yang bergengsi dan bukan pelatihan ‘asal-asalan’ saja.

c.       Metode pelatihan: seberapa sesuai metode pelatihan yang digunakan dengan topik yang dibahas. Contoh, pelatihan security untuk para satpam harusnya lebih banyak dilakukan dalam metode outbound dan games ketimbang kuliah, bukan?

d.      Logistik: seberapa layak akomodasi yang diberikan dan fasilitas pelatihan lainnya. Walaupun kelihatan sepele, akomodasi dapat mempengaruhi konsentrasi. Tidak ada yang dapat belajar dengan baik bukan, jika perut terasa lapar?

e.      Instruktur/trainer: seberapa fasih mereka memberikan pelatihan. Hal ini bergantung dari kedalaman pemahamannya terhadap materi pelatihan, kemampuan melakukan presentasi materi dan kemampuan mengelola situasi selama pelatihan. Sulit dibayangkan meluangkan waktu sehari penuh bersama instruktur/trainer yang membosankan

 

2         Evaluasi pada tingkat pembelajaran (Learning Level). Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan utama mengukur seberapa jauh perubahan kompetensi para peserta segera setelah pelatihan berakhir, sebelum mereka kembali bekerja. Dengan kata lain, tujuan evaluasi pada tingkat ini adalah peningkatan kompetensi peserta dalam kelas dan untuk mengidentifikasikan keberhasilan komponen sistem pelatihan (metode, materi, dll).

Pengukuran terhadap hasil pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting sebab tidak mungkin mengharapkan terjadinya perubahan perilaku bila salah satu dari ketiga hal di atas tidak tercapai. Walaupun demikian, terjadinya perubahan perilaku juga perlu didukung oleh lingkungannya. Bila atasan tidak memberi kesempatan peserta pelatihan untuk menerapkan apa yang didapatnya di pelatihan, maka akan sulit diharapkan munculnya perubahan perilaku. Pengukuran hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi. Oleh karena itu, perlu disusun alat ukur yang dapat mengukur pengetahuan, keterampilan, atau sikap sebelum dan sesudah pelatihan.

 

3         Evaluasi pada tingkat perilaku dalam pekerjaan (On the job behavioral Level). Evaluasi pada tingkat ini yang diukur adalah pengaruh program pelatihan terhadap

Page 23: bahan puslitbang

penerapannya ditempat kerja. Dengan kata lain, tujuan evaluasi pada tahap ini adalah perbaikan perilaku peserta dalam pekerjaan.

Evaluasi jenjang ini menelusuri sejauh mana perubahan perilaku terjadi yang disebabkan oleh kehadiran peserta dalam pelatihan. Caranya dengan menanyakan apakah perilaku peserta dalam pekerjaan berubah karena program pelatihan. Evaluasi jenjang tiga ini tampak lebih rumit dan kadang sulit dilakukan karena :

         Peserta tidak dapat mengubah perilakunya sampai mereka mendapat kesempatan untuk mempraktekkan hal yang sudah diajarkan dalam pelatihan

         Sulit untuk melakukan prediksi kapan perubahan perilaku akan terjadi. Walaupun mereka memiliki kesempatan untuk mengaplikasikannya, namun perubahan perilaku belum tentu terjadi secara langsung

         Reward untuk melakukan perubahan perilaku sangat berpengaruh dan diperlukan untuk membantu agar terjadi perubahan perilaku ketika peserta kembali ke pekerjaannya setelah dari pelatihan

         Untuk dapat mengevaluasi pelatihan harus dibuat keputusan mengenai : kapan, seberapa sering, dan dengan cara apa perubahan perilaku akan diukur?

 

4         Evaluasi pada tingkat hasil (Result level). Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh peningkatan produktivitas yang dicapai pekerja, serta unit kerja, setelah mengikuti program pelatihan. Atau untuk menentukan apakah manfaat pelatihan lebih tinggi dibanding dengan biaya yang telah dikeluarkan.

Evaluasi ini merupakan hasil akhir yang muncul karena kehadiran peserta yang dapat meliputi meningkatnya produktivitas, kualitas, dan berkurangnya biaya kerja, serta mengurangi terjadinya turnover sehingga dapat meningkatkan laba. Evaluasi jenjang result adalah evaluasi yang terakhir dilakukan dan merupakan tahap yang sulit dilakukan. Evaluasi ini dapat dilakukan apabila telah melewati tiga evaluasi sebelumnya. Banyak kendala untuk dapat melakukan evaluasi hasil pelatihan. Mengingat hasil yang dicapai juga dipengaruhi oleh banyak faktor, menjadi sulit meyakinkan bahwa hasil yang dicapai benar-benar merupakan pengaruh langsung dari program pelatihan.

 

Pada umumnya kita baru bisa mengukur pada tahap 3, karena untuk menilai sesuai tahap 4 dibutuhkan data base yang bagus, serta keterlibatan dengan pimpinan unit kerja yang telah mengirimkan stafnya ke pelatihan tersebut. Bagi yang ditempatkan di unit kerja yang profit oriented, mereka pada umumnya telah disibukkan dengan target-target bisnis, sehingga tak memungkinkan untuk melibatkan diri secara aktif, baik melalui kuestioner ataupun melalui penilaian langsung, apakah hasil pelatihan dapat diaplikasikan di bidang pekerjaannya.

Kita menyadari, bahwa SDM merupakan aset perusahaan, dan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM, antara lain bisa diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu diperlukan campur tangan dari Manajemen perusahaan, agar proses evaluasi

Page 24: bahan puslitbang

pendidikan dan pelatihan ini dapat berjalan lancar. Apalagi bagi perbankan, terdapat aturan Bank Indonesia, bahwa minimal setiap Bank harus mencadangkan 5% dari BTK (Biaya Tenaga Kerja) untuk mendidik para karyawannya.

Apabila kita melihat laporan keuangan publikasi Bank-bank , terlihat bahwa angka BTK cukup tinggi, oleh karena itu besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan harus diimbangi dengan hasil yang dapat diaplikasikan dilapangan. Disadari, ada pendidikan yang bersifat konseptual, yang hasilnya tak dapat dilihat langsung, namun akan terlihat pada beberapa tahun kedepan. Pendidikan yang bersifat aplikatif akan langsung terlihat hasilnya, minimal terjadi penurunan tingkat kesalahan, atau kinerja unit kerja tersebut meningkat.

Kakak-kakak Pelatih yang saya cintai, berikut saya sharing mengenai analisis kebutuhan pelatihan. Dgn melakukan analisis ini, maka kebutuhan training dpt kita ketahui, dan kita dapat mendesign modul pelatihan yg tepat guna & tepat sasaran. Maaf jika tulisan dibawah ini masih berhubungan dgn perusahaan, silahkan kakak-kakak merubahnya dalam pikiran bahwa perusahaan itu adalah organisasi yg kita cintai yaitu gerakan pramuka.

 

Analisis Kebutuhan Pelatihan

Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya kami ajukan kepada pihak perusahaan (manajemen) atau calon klien kami ketika diminta untuk menyusun suatu program pelatihan bagi mereka adalah: mengapa pihak perusahaan merasa bahwa pelatihan merupakan jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi? Bagaimana pelatihan bisa memberikan kontribusi terhadap rencana strategic perusahaan? Siapa saja yang menjadi target pelatihan? Pelatihan apa saja yang pernah dilakukan dan apa hasilnya? Dan masih ada beberapa pertanyaan lain.

Apa yang ingin diketahui dari beberapa pertanyaan seperti tersebut diatas sebenarnya amat sederhana, yaitu ingin mengetahui sejauhmana perusahaan telah melakukan analisis kebutuhan pelatihan. Hal ini begitu penting untuk diketahui sebab tanpa analisis kebutuhan yang sungguh-sungguh maka dapat dipastikan bahwa program pelatihan yang dirancang hanya akan berlangsung sukses di ruang kelas atau tempat pelaksanaan pelatihan semata. Artinya pelaksanaan pelatihan mungkin berjalan dengan sangat baik, tetapi pada saat partisipan (peserta pelatihan) kembali ke tempat kerja masing-masing mereka menjadi tidak tahu atau bingung bagaimana menerapkan apa yang telah mereka pelajari dari pelatihan. Kondisi seperti ini tidak jarang memberikan citra yang negatif bagi pihak penyelenggara pelatihan (HRD Internal atau pun HR Consultant dari luar perusahaan) karena dinilai tidak dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada partisipan. Oleh karena itu, perusahaan konsultan yang sungguh-sungguh peduli terhadap hasil pelatihan pasti akan sangat berhati-hati jika diminta untuk menyusun program pelatihan. Inilah salah satu penyebab mengapa banyak perusahaan konsultan SDM tidak memiliki program pelatihan yang bersifat generic (berlaku umum).Meskipun harus diakui bahwa kegagalan partisipan untuk dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya selama pelatihan ke dalam pekerjaan sehari-hari dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun tak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah karena tidak adanya sinkronisasi antara pelatihan dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi. Dengan kata lain keputusan untuk melaksanakan pelatihan tidak didukung oleh data atau informasi yang memadai dan akurat. Data atau informasi tersebut misalnya mengapa

Page 25: bahan puslitbang

perusahaan perlu mengadakan pelatihan, apa jenis pelatihan dan metode yang cocok, siapa peserta yang harus ikut, hal-hal apa yang harus diajarkan, dan sebagainya. Data dan informasi seperti inilah yang harus diperoleh pada tahap analisis kebutuhan pelatihan (training needs analysis).

Definisi

Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam perusahaan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan.

Mengingat bahwa pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kinerja yang ada saat ini dengan kinerja standard atau yang diharapkan untuk dilakukan oleh si pegawai, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan merupakan alat untuk mengidentifikasi gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisis apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan maka pihak penyelenggara pelatihan (HRD atau Divisi Training) dapat memperkirakan manfaat-manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu maupun bagi perusahaan.

Jika ditelaah secara lebih lanjut, maka analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah:

         memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan

         memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang yang tepat

         memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu

         mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan

         memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja; bukan oleh alasan-alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan

         memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana.

Beberapa Faktor

Page 26: bahan puslitbang

Mengingat bahwa data dan informasi yang harus dikumpulkan dan dianalisis menyangkut manusia (adanya gap antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang ada dengan yang diharapkan) dan organisasi/perusahaan (rencana dan tujuan perusahaan, SAP, manfaat pelatihan, dsb) maka analisis kebutuhan pelatihan seyogyanya mencakup kedua area tersebut. Oleh karena itu data yang harus dikumpulkan mencakup beberapa faktor sebagai berikut:

Alasan

Perusahaan adalah suatu sistem. Artinya di dalam perusahaan terdapat beberapa divisi atau bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Dengan adanya berbagai divisi tersebut maka kebutuhan akan pelatihan dapat berbeda-beda antara divisi yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, pada tahapan ini perancang program pelatihan (baca: Training Manager/Officer yang mewakili HRD atau Divisi Training) dituntut untuk benar-benar jeli dalam melihat kebutuhan yang ada. Ia harus meluangkan banyak waktu untuk mendengarkan pendapat dari berbagai pihak, mengetahui dengan pasti siapa yang berwenang memutuskan adanya pelatihan, dan apa kaitan pelatihan yang akan dirancang dengan rencana strategic perusahaan. Dalam banyak kasus kebutuhan pelatihan mungkin diajukan atau diminta oleh manager atau supervisor dari divisi tertentu yang ada dalam perusahaan. Selain itu ada juga pelatihan yang bersifat menyeluruh, dalam arti bahwa pelatihan tersebut merupakan suatu policy dari pihak manajemen untuk mensosialisasikan visi, misi, dan tujuan perusahaan, termasuk rencana strategic yang akan dijalankan. Meski kedua hal tersebut sebenarnya telah mengindikasikan adanya kebutuhan pelatihan, namun perancang pelatihan harus dapat menggali lebih dalam lagi sejauhmana kebutuhan tersebut dapat direalisasikan. Ia harus bisa menggali informasi-informasi seperti: apakah program pelatihan serupa pernah dilaksanakan dan apa hasilnya? Apakah pelatihan tersebut benar-benar akan bermanfaat bagi divisi tertentu dan secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi kinerja semua divisi yang ada dalam perusahaan? Kondisi atau situasi seperti apa sebenarnya yang mendorong dilakukannya pelatihan tersebut? Lalu apa sebenarnya yang diharapkan dari pelatihan tersebut?

Peserta

Satu hal yang sangat krusial dalam suatu pelatihan adalah menentukan siapa yang menjadi peserta pelatihan tersebut. Peserta yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah mencakup partisipan dan juga trainer/facilitator dari pelatihan tersebut. Mengapa hal ini dikategorikan sebagai hal yang krusial tidak lain adalah karena peserta akan sangat menentukan format pelatihan. Selain itu para partisipan adalah individu-individu yang akan membawa apa yang diperoleh dalam pelatihan ke dalam pekerjaan mereka sehari-hari sehingga akan memiliki dampak pada perusahaan. Dengan mengetahui peserta pelatihan perancang program pelatihan dapat menentukan format yang tepat; apakah akan menggunakan format ruang kelas (classroom setting), belajar sendiri (self-study or self-journey), belajar dari pengalaman (experiential learning or learning by doing), atau menggunakan beberapa format sekaligus.Selain itu, dengan mengetahui siapa peserta pelatihan maka perancang program pelatihan akan dapat menggali lebih jauh berbagai informasi seperti: apa saja persyaratan minimal (pendidikan, pengalaman dan ketrampilan) yang harus dipenuhi oleh partisipan untuk dapat mengikuti pelatihan?apa dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki partisipan, termasuk pelatihan apa saja yang pernah diikuti sebelumnya? apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh trainer/facilitator untuk dapat

Page 27: bahan puslitbang

menyelenggarkan pelatihan? apakah akan menggunakan trainer dari dalam perusahaan atau menggunakan trainer dari luar?bagaimana data demography para partisipan?

Pekerjaan

Data atau informasi yang berhubungan dengan aspek pekerjaan yang harus dikumpulkan dan dianalisis mencakup hal-hal seperti: jenis pekerjaan (jabatan) apa yang sedang di review dan apa fungsi utama pekerjan (jabatan) tersebut, apa saja kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, apa standard kinerja yang harus dipenuhi oleh pegawai, apakah pegawai sudah memenuhi standard kinerja yang diharapkan, dsb. Pada intinya analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup aspek pekerjaan bertujuan mengumpulkan informasi seputar fungsi dan tanggung jawab jabatan, tingkat kinerja yang diharapkan, dan kemampuan serta ketrampilan apa saja yang harus dimiliki oleh individu atau kelompok (divisi) untuk dapat memenuhi standard kinerja yang diharapkan. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah memiliki uraian jabatan mungkin akan lebih mudah bagi si perancang program untuk memperoleh data. Namun bagi perusahaan yang belum memiliki uraian jabatan maka si perancang program akan membutuhkan banyak waktu untuk melakukan analisis jabatan.

Materi

Bagi perusahaan-perusahaan yang sudah terbiasa melakukan pelatihan, materi pelatihan mungkin sudah tersedia untuk berbagai jabatan. Meski demikian hal ini tidaklah berarti bahwa materi tersebut selalu cocok untuk setiap peserta dan setiap situasi. Materi pelatihan yang baik harus selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi yang ada supaya isi (content) dari pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan si partisipan. Hal yang mendasar untuk diketahui dalam menentukan materi yang akan dirancang dalam sebuah program pelatihan adalah apakah materi yang akan diberikan merupakan suatu hal yang bersifat essential atau tidak. Jika ya, maka materi tersebut harus dimasukkan dalam pelatihan. Jika hal ini sudah ditentukan, maka selanjutnya baru dipilih topik-topik penting yang perlu diajarkan dalam pelatihan, bagaimana mengajarkannya dan hal-hal apa saja yang perlu dijelaskan lebih lanjut supaya lebih memudahkan partisipan dalam memahami materi tersebut.

Dukungan

Mengingat bahwa hal-hal yang mempengaruhi kinerja pegawai maupun perusahaan secara keseluruhan tidak hanya ditentukan oleh pelatihan, maka si perancang pelatihan harus benar-benar dapat memastikan bahwa ia mendapatkan dukungan dari berbagai pihak di dalam perusahaan. Dukungan tersebut adalah berupa komitmen dari para manager atau supervisor untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi para partisipan untuk dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam pelatihan. Suasana kondusif tersebut misalnya: menempatkan pegawai pada jabatan yang sesuai dengan kompetensinya, memberikan feedback tentang kinerja pegawai secara periodik, mendengarkan keluhan dan masalah yang dihadapi pegawai dalam menerapkan apa yang telah dipelajari, memberikan reward atau recognition bagi pegawai yang berhasil memenuhi standard kinerja yang diharapkan, menegur atau memberikan sanksi kepada pegawai yang tidak menunjukkan kinerja yang optimal, dsb.Komitmen tersebut amat penting diperoleh mengingat bahwa pelatihan bukanlah sarana yang

Page 28: bahan puslitbang

tepat untuk mengendalikan hal-hal yang tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan. Dengan perkataan lain pelatihan hanyalah merupakan sarana yang berguna untuk menghilangkan atau mengurangi adanya kesenjangan antara pengetahuan dan ketrampilan yang ada dengan yang diharapkan. Pelatihan tidak bisa dengan mudah dianggap sebagai sarana untuk mengurangi tingkat ketidakhadiran pegawai, mengatasi PHk atau perampingan perusahaan, meningkatkan gaji dan menciptakan motivasi kerja pegawai di lapangan. Pelatihan juga tidak akan serta merta melahirkan standard kinerja yang diharapkan jika di tempat kerja sehari-hari tidak ada kriteria penilaian tentang standard kinerja tersebut. Selain itu pelatihan tidak bisa menggantikan peran manager ataupun supervisor dalam memberikan feedback kepada bawahannya. Oleh karena itu, dalam analisis kebutuhan pelatihan si perancang program harus dapat memastikan bahwa pelatihan tidak akan disalahgunakan oleh pihak manajemen atau pun para manager/supervisor untuk melepaskan tanggungjawab atas ketidakberhasilan mereka dalam mengatasi permasalahan yang ada. Sebaliknya pelatihan harus dipandang sebagai sarana pendukung bagi keberhasilan pihak manajemen atau para manager/supervisor dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka. Tanpa adanya komitmen yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen atau para manager/supervisor maka dapat dipastikan bahwa pelatihan hanya akan berjalan sukses di ruang kelas atau tempat pelaksanaan pelatihan saja.

Biaya

Sekecil apapun kegiatan pelatihan pasti membutuhkan dana. Oleh karena itu amat penting untuk menghitung untung rugi dari pelaksanaan suatu pelatihan. Dalam hal ini si perancang program pelatihan harus mengumpulkan berbagai informasi yang menyangkut hal-hal seperti: biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk partisipan maupun trainer, apa keuntungan yang akan diperoleh dari pelatihan tersebut dan berapa lama hal itu bisa dicapai, apakah biaya pelatihan masih sesuai dengan budget yang ada, dsb. Salah satu cara yang cukup populer untuk menghitung untung rugi suatu pelatihan adalah dengan mengukur ROI.

Memilih Metode

Sebelum menentukan metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data, maka perlu dipikirkan sumber-sumber data yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Sumber-sumber data tersebut diantaranya adalah:Riset atau survey (critical incidents research, working climate survey, customer service survey, dsb)Penilaian kinerja (performance appraisal)Perencanaan karir pegawaiPerubahan prosedur kerja dan perkembangan teknologiPerencanaan SDM

 

Jika faktor-faktor yang akan dianalisis sudah diketahui dan sumber-sumber data dapat ditentukan maka perancang program pelatihan dapat memilih beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

         Kuestioner

         Obervasi

Page 29: bahan puslitbang

         Wawancara

         Focus group

         Regular meeting

         Mempelajari data perusahaan

         Mempelajari uraian jabatan

         Membentuk kelompok pakar/penasehat

 

Analisa kebutuhan pelatihan

Kebutuhan Pelatihan harus dijawab melalui proses analisa kebutuhan pelatihan, atau Training Needs Analysis. Proses ini bisa dijalankan jika kita telah mengetahui apa yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik, yang terdiri dari 4 komponen yang berbeda, yaitu:

1        What I Know : Technical & Organizational Knowledge = Hal-hal apa yang secara teknis dan organisasi harus diketahui seseorang untuk dapat bekerja dengan baik. Misalnya: Accounting Management & Supply Chain Management untuk Posisi Purchasing Manager di sebuah perusahaan manufaktur.

2        What I have done: Exposure atau Experience yang harus sudah pernah dilalui agar seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Misalnya untuk posisi Employee Relations Manager, orang tersebut harus punya pengalaman berinteraksi, negosiasi dengan serikat pekerja, berhubungan dengan Depnaker, dll

3        What I can do: Dimensions, sering disebut sebagai kompetensi perilaku (untuk membedakan dengan kompetensi teknis di point 1) atau softskills. Misalnya: Teamwork; Coaching, dll

4        Who I am: Ini lebih menggambarkan aspek-aspek kepribadian dari diri seseorang yang turut mempengaruhi suksesnya dalam bekerja.

Dari keempat komponen di atas hanya no. 4 yang agak sulit dikembangkan karena sudah melekat dalam diri individu. Komponen 1 - 3 yang bisa difokuskan untuk penyusunan program pengembangan. Jadi bentuknya tidak melulu training. Beberapa hal di komponen 1 dan 3 mungkin bisa melalui training dan program sertifikasi. Sedangkan dalam komponen 2 harus diupayakan suatu program penugasan khusus, coaching atau mentoring program untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dengan menganalisisnya berdasarkan Success Profile, Training Needs Analysis menjadi lebih luas maknanya yaitu Development Needs Analysis.

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah saya uraikan diatas, besar harapan saya bahwa program pelatihan yang akan anda susun dapat berlangsung sukses baik dalam pelaksanaannya maupun pada saat para partisipan kembali ke tempat kerja untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang di peroleh ke dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

Page 30: bahan puslitbang

Meskipun mungkin tidak semua faktor diatas harus dianalisis (ada pelatihan tertentu yang tidak perlu menganalisis semua faktor), namun semakin banyak data dan informasi yang bisa dikumpulkan dalam analisis kebutuhan pelatihan maka akan semakin mudah bagi si perancang program pelatihan untuk menggambarkan persyaratan-peryaratan yang diinginkan oleh perusahaan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki pegawai, kesenjangan antara pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang ada dengan yang diharapkan dan bagaimana cara terbaik untuk menghilangkan kesenjangan tersebut. Dengan melakukan analisis kebutuhan pelatihan secara sungguh-sungguh maka niscaya program pelatihan yang dirancang akan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Selamat mencoba. Semoga berguna untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pekerja kita

Kakak-2 Pelatih Candradimuka Ysh,

Mengikuti pembicaaraan di milling list Candradimuka, perkenan saya sampaikan : SK Kwarnas No 102 Tahun 2008 tentang PP Korps Pelatih, diterbitkan pada Mei 2008 sebelum Munas tahun 2008 dilaksanakan. Adapun SK No 177, 178, 179 tentang Pusdiklatnas/da/cab yang ditetapkan 14 Agustus 2010, didasarkan pada AD hasil Munas 2008 dan ART yang menjabarkannya. Dng adanya SK Kwarnas no 177,178, dan 179 yg dipreview ber-kali2 termasuk meminta masukan Kwarda2, dan mengakomodir adanya Dewan Pertimbangn Pendidikan GP dalam struktur organisasi Pusdiklat, maka SK Kwarnas no 202/2008, tentang Korps Pelatih, perlu direview dn disemprnakan kembali. Silahkan memberikan masukan. Saran saya menjadi organisasi fungsional yg mendukung organisasi struktural. Bentuknya? Mari kita bicarakan.

SK Ka Kwarnas No 101 th 2008 tertanggal 26 mei 08 tentang orgganisasi dan tata kerja lemdika telah dicabut melalui SK Ka Kwarnas No. 208 th 2008 tertangal 5 des 08 tentang organisasi dan tata kerja lemdika. Di dalam SK yg dicabut tsb memang ada tntang pemilihan Lemdikanas oleh Lemdikada dst. Seingat saya pencabutan SK itu dilakukan sebelum Munas 2008. Saya pikir pencabutan SK tsb, bukan karena ada pimpinan Kwarnas takut Kwarnas disamai oleh Lemdika (kalo toh ada yg bicara pada saat itu seperti itu, saya pikir itu pendapat pribadi), tapi dilihat dari sistem hukumnya SK tsb kurang memiliki landasan hukum yg kuat.Kakak2 ysh., Coba kita simak : hasil munas 2008, dan kita maknai AD pasal 22 tentang DK, pasal 23 tentang Pusdiklat, juga ART pasal 45 tentang DK dan pasal 46 tentang Pusdiklat, perhatikan pula PP DK, juga kita maknai hakekat dan proses pendidikan serta hakekat organisasi, maka kurang tepat bila kita mensimplifikasi dengan membandingkan "aple to aple" antara DK dan Pusdiklat. Jadi dari segi proses dan substansi tidak ada masalah dng SK 177, 178 dan 179.Kakak2, mari kita melihatnya dengan kesisteman, maka secara kesisteman, sistem yg saat ini berjalan belum teruji dan belum terbukti "tidak baik", tapi yg sudah teruji dan terbukti adalah kita semua belum mengaplikasikannya dng benar.Oleh karena itu Kakak2, forum ini akan lebih tepat dijadikan sharing untuk hal2 bagaimana memperkuat Pusdiklatnas/da/cab dari segi2: SDM yg mumpuni; merencanakan program dng baik dan memperkuat progam (termasuk program pelatihan internal untuk staf Pusdiklat); belajar membuat konsep surat/nota/memo yg baik dan benar; melaksanakan administrasi umum dan administrasi keuangan termasuk membuat pertnggungjawabannya yg benar; melaporkan semua kegiatan yg dilaksnakan kepada kwartir (baik yg dibiayai kwartir ataupun kerjasama dng mitra luar); bagaimana kita berusaha agar kedua pihak membuat suasana kerja selalu kondusif antara kwartir dan Pusdiklatnas/da/cab, bagaimana kita harus meningkatkan Infrastruktur (prasarana dan sarana) dll. Karena bagian integral maka tidak perlu ada dikhotomi kwartir dan pusdiklat (akan habis energi kita untuk hal itu). Saya yakin, bila semua hal di atas kita persiapkan dan laksanakan dng benar serta dng perjuangan, maka dalm 2 atau 3 tahun ke depan pusdiklatnas/da/cab akan menjadi pusat pendidikan yg lebih berwibawa baik dari segi substansi maupun tataran organisasi. Terimakasih kakak2. Maaf kalo ada yg kurang berkenan. Salam Pramuka.

Page 31: bahan puslitbang

M E W U J U D K A N   I M P I A N

        Pada suatu saat hiduplah seorang anak laki-laki bernama Monty. Ayahnya adalah seorang pelatih kuda miskin yang kerjanya melatih kuda-kuda di tiap peternakan, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain,dari satu peternakan dari peternakan yang lain.singkat crita sang anak sering pindah-pindah sekolah karena mengikuti pekerjaan sang ayah.

        Kisah ini dimulai pada saat Monty menginjak masa SMU. Dia mendapat tugas dari gurunya untuk membuat suatu karangan mengenai apa yang dia inginkan. Akhirnya pada malam harinya dia berpikir dan mengerjakan karangan itu, dimana ke 7 halaman karangan itu begitu terperinci mengenai peternakan kuda, karena sang ayah adalah seorang pelatih kuda sehingga membuat Monty saat terobsesi sekali mempunya impian berupa peternakan kuda seluas 200hektar dan terdapat rumah seluas 4000m2 ditengah2 peternakan kuda tersebut,semua track lintasan kuda, arena bertanding, kandang kuda, serta rumahnya digambar dengan jelas dan dengan detail tanpa terlewatkan satu hal kecil pun.

        Akhirnya karangan itu dikumpul pada hari esoknya,2 hari kemudian semua karangan dikembalikan oleh sang guru kepada murid. Namun Monty melihat karangan tersebut dengan kecewa karena karangan tersebuat mendapat nilai F serta terdapat tulisan oleh gurunya "Mohon Bertemu saya setelah kelas ". Hanya Monty seorang yang mendapat nilai F pada saat itu.

        Ketika bertemu dengan gurunya Monty langsung protes dengan nilai tersebut. Tapi malah sang guru yang balik menyalahkan Monty. Gurunya berkata," Semua yang kaubuat itu adalah impian yang tidak masuk akal, semuanya terlalu besar buat anak seukuran engkau. Engkau hanyalah seorang anak dari pelatih kuda miskin, mana mungkin bisa mewujudkan itu semua. Itu memerlukan biaya yang sangat besar sekali, kamu tidak punya latar belakang apapun, bahkan engkau sekarang tidak menyiapkan sedikitpun untuk membangun ini, mana mungkin ini semua bisa terjadi. Kamu saya berikan waktu untuk memperbaiki karangan ini. Apabila kamu membuat sesuatu yang lebih masuk akal, nilaimu akan saya ubah". Akhirnya Monty pulang dan berpikir, apakah dia harus merubah semua karangannya. Dia bertanya kepada sang ayah, dan sang ayah dengan bijak hanya berkata, "Monty, ini semua terserah kepadamu. Karena ini semua menyangkut masa depanmu, jadi hanya engkau sendirilah yang bisa menentukan hidupmu".

        Satu minggu telah berlalu, dan  akhirnya Monty mengumpulkan karangan tersebut tanpa merubah sedikit pun. Monty kecil hanya menulis, "Guru engkau boleh menyimpan nilai F tersebut, tapi aku akan tetap menyimpan impian ini "

        Puluhan tahun telah berlalu sejak kejadian itu.  Sekarang Monty yang telah dewasa bercerita kepada grupnya, "Saya bercerita seperti ini kepada kalian karena guru saya tersebut. Kini lihatlah sekeliling kalian. Kalian berada di  lahan peternakan kuda saya seluas 200 hektar. Saya masih menyimpan karangan dulu tersebut bahkan membingkainya dan tetap bertulisan huruf F untuk nilainya.

        Dua musim panas yang lalu bahkan guru yang memberi nilai F tersebut datang kepada Monty bersama 30 orang anak kecil lainnya untuk melihat peternakan kuda Monty. Pada saat pulang, sang guru

Page 32: bahan puslitbang

berkata kepada Monty, "Monty, sekarang saya bisa katakan kepada anda pada saat saya menjadi guru anda, saya telah menjadi orang yang mencuri banyak impian dari anak-anak seperti anda, tetapi anda sungguh luar biasa untuk terus mempertahankan impian tersebut ……………………………………….."

Catatan :

        Saya tidak tahu, apakah anda akan menjadi seperti Monty atau menjadi seperti seorang guru itu yang terus menerus akan mencuri IMPIAN orang-orang terdekat anda bahkan orang-orang yang anda cintai ? Rintangan pasti tetap akan ada bagi orang-orang yang mempunyai impian dan berusaha untuk mewujudkannya. Cerita Monty ini mungkin sedikit banyak akan memberi masukan kepada anda mengenai pentingnya IMPIAN dalam kehidupan. Jangan takut untuk terus mencoba apabila impian anda masih belum terwujud. Berjuang terus untuk masa depan anda yang lebih baik !

        "Jangan takut untuk bermimpi besar, karena apabila anda ingin besar maka anda harus bermimpi besar, serta jangan lihat diri anda sekarang seperti apa tapi lihatlah diri anda nanti anda akan jadi seperti apa "

"The Future Belong To Those Who Believe The Beauty Of The Dreams"

The Four Brain States Choosing the Programs that are Right for You

Vibrations from rhythmic sounds have a profound effect on our brain activity. In shamanic traditions, drums have long been used to transport the shaman out of his or her body into other realms of reality through the use of constant rhythmic vibrations. Researcher Melinda Maxfield, studying the Shamanic State of Consciousness, found that the steady rhythmic beat of the drum struck four and one half times per second was the key to transporting a shaman into the deepest part of his shamanic state of consciousness.

It is no coincidence that 4.5 beats, or cycles, per second corresponds to the trance-like state of theta brain wave activity. In direct correlation, we see similar effects brought on by the constant and rhythmic drone of Tibetan Buddhist chants that transport the monks and even other listeners into realms of blissful meditation.

The gentle pulsating rhythms of Brain Sync tapes act in a similar fashion, yet because the frequencies are computer generated, they are precise, consistent and can be targeted to induce highly specific and desired brain states. Just as we can tune a radio to get a particular station, with Brain Sync technology we can tune our consciousness to dial-in a wide variety of brain states.

You have your very own signature brain wave activity, unique to you. It has a rhythm and pattern - and it incorporates Beta, Alpha, Theta, and Delta frequencies at varying levels over the course of a day as your brain modulates them to match your activities. Brain Sync audio programs amplify a single frequency or a carefully balanced combination of frequencies to achieve a specific purpose.

Page 33: bahan puslitbang

So how do you choose the programs that are right for you? Consider the qualities each frequency promotes as we describe them below. Listen to the audio samples we've provided, then select the audio programs that best support your personal desires, preferences, and goals.

Beta

AlertnessConcentration

CognitionYou are wide-awake, alert. Your mind is sharp, focused. It makes connections quickly, easily and you're primed to do work that requires your full attention. In the Beta state, neurons fire abundantly, in rapid succession, helping you achieve peak performance. New ideas and solutions to problems flash like lightning into your mind. Beta training is one of the frequencies that biofeedback therapists use to treat Attention Deficit Disorder.

Beta-centered programs help you prepare to take an exam, play sports, give a presentation, analyze and organize information, and other activities where mental alertness and high levels of concentration are key to your success.

Beta waves range between 13-40 HZ. The Beta state is associated with peak concentration, heightened alertness, hand eye coordination and visual acuity. Nobel Prize Winner Sir Francis Crick and other scientists believe that the 40HZ beta frequency used on many Brain Sync tapes may be key to the act of cognition.

To experience the Beta State for increased cognition and concentration try Brain Power or High Focus.

To boost energy and enhance your workout try these high beta fitness programs: Power Training, Running Meditation, Walking Meditation, Breakthrough Training.

 

Alpha

RelaxationVisualization

CreativityWhen you are truly relaxed, your brain activity slows from the rapid patterns of Beta into the more gentle waves of Alpha. Your awareness expands. Fresh creative energy begins to flow. Fears vanish. You experience a liberating sense of peace and well-being. In biofeedback, Alpha training is most commonly recommended for the treatment of stress.

Alpha-centered programs help you tap your creativity and are excellent for problem solving, finding new ideas and practicing creative visualization. Choose Alpha programs when you want to attain deep levels of relaxation that are so essential to your health and well-being.

Alpha waves range between 7-12 HZ. This is a place of deep relaxation, but not quite meditation. In Alpha, we begin to access the wealth of creativity that lies just below our

Page 34: bahan puslitbang

conscious awareness - it is the gateway, the entry point that leads into deeper states of consciousness. Alpha is also the home of the window frequency known as the Schuman Resonance - the resonant frequency of the earth's electromagnetic field.

To expand creativity, reduce stress and relax into Alpha try Total Relaxation, Increase Creativity, or Stress Free Forever.

 

Theta

MeditationIntuitionMemory

Going deeper into relaxation, you enter the elusive and mysterious Theta state where brain activity slows almost to the point of sleep, but not quite. Theta is the brain state where magic happens in the crucible of your own neurological activity. Theta brings forward heightened receptivity, flashes of dreamlike imagery, inspiration, and your long-forgotten memories. Theta can bring you deep states of meditation. A sensation of "floating." And, because it is an expansive state, in Theta, you may feel your mind expand beyond the boundaries of your body.

Theta rests directly on the threshold of your subconscious. In biofeedback, it is most commonly associated with the deepest levels of meditation. Theta also plays an important part in behavior modification programs and has been used in the treatment of drug and alcohol addiction. Finally, Theta is an ideal state for super-learning, re-programming your mind, dream recall, and self-hypnosis.

Theta waves range between 4-7 HZ. Theta is one of the more elusive and extraordinary realms we can explore. It is also known as the twilight state which we normally only experience fleetingly as we rise up out of the depths of delta upon waking, or drifting off to sleep. In Theta, we are in a waking dream, vivid imagery flashes before the mind's eye and we are receptive to information beyond our normal conscious awareness. Theta has also been identified as the gateway to learning and memory. Theta meditation increases creativity, enhances learning, reduces stress and awakens intuition and other extrasensory perception skills.

To enter the Theta state try Deep Meditation, Sacred Ground, Guided Meditation, Deep Learning, or Deep Insight.

Page 35: bahan puslitbang

 

Delta

Detached AwarenessHealingSleep

Long, slow, undulating. Delta is the slowest of all four brain wave frequencies. Most commonly associated with deep sleep, certain frequencies in the Delta range also trigger the release of Human Growth Hormone so beneficial for healing and regeneration. This is why sleep - deep restorative sleep - the kind that Delta frequencies help induce is so essential to the healing process.

Delta is the brain wave signal of the subconscious, the seat from which intuition arises. That means Delta-based programs are not only an ideal choice for their sleep and deep regeneration potential, but also when you want to access your unconscious activity and help that wellspring of information flow to your conscious mind for clearing and for empowerment. Delta waves range between 0-4 HZ.

To enter Delta for sleep or healing try Sound Sleep, Deep Sleep, or Healing Meditation.

Life For Success

Salam Trainer,

HENDRY RISJAWAN

www.hendryrisjawan.com

BATU BESAR

 

 

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada

para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan

berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan

sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember

tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga

tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya

Page 36: bahan puslitbang

pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?" Semua mahasiswa

serentak berkata, "Ya!"

 

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia

mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke

dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-ker ikil itu

turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian,

sekali lagi ia bertanya pada kelas,

"Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" Kali ini para mahasiswa

terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

 

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan

menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah

kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas,

"Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" "Belum!" sahut seluruh

kelas.

 

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol

air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu

ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi

ini?"

 

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya

adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha

sekuat  tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

 

Page 37: bahan puslitbang

"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi

mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar"

terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

 

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda;

Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda;

Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai;

Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang

berharga.

 

Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan

kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam

kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang

merisaukan dan ini semestin ya tidak perlu. Karena dengan demikian anda

tidak  akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk

hal-hal  besar dan penting.

 

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita

pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam

hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

 

IMPIAN = BATU BESAR

Sesungguhnya apa yang akan kita lakukan dan rasakan setiap pagi tergantung asupan makanan otak dan perasaan anda di pagi hari. Jika yang anda masukkan hal hal negatif ke dalam rekaman otak kita melalui mata, telinga, atau indra perasa lainnya maka bisa dipastikan hari anda tidak akan menyenangkan. Berikut saya sharing mengenai 9 langkah menuju sikap mental positif, semoga berguna utk kakak-kakak semua.

Page 38: bahan puslitbang

9 Langkah Menuju Sikap Mental PositifLangkah 1 : Kuasai Pikiran Anda Dengan Penuh Keyakinan

Hanya ada satu jalan menuju sikap mental positif: Anda harus mengendalikan pikiran anda dengan penuh keyakinan. Pikiran kita adalah keajaiban terbesar di alam semesta.Setiap orang memiliki harta karun yang menakjubkan yaitu otak dan saraf. Semua orang normal pada prinsipnya mewarisi kekuatan untuk meraih segala hal yang telah diraih oleh orang lain atau sedang berusaha diraih orang lain. Kita memiliki kekuasaan untuk mengarahkan semangat, emosi, naluri, kecendrungan, perasaan, suasana hati, sikap dan perilaku anda menuju sebuah hasil akhir. Terserah anda bagaimana menggunakan semua ini.Untuk menangkis segala hal negatif, afirmasikan selalu seperti ini :"Pikiran saya adalah milik saya, saya akan mengendalikannya!"

Langkah 2 : Tetapkan Pikiran Anda pada Apa yang Anda Inginkan dan Singkirkan dari Apa yang Tidak Anda Inginkan

Kebanyakan cara kita berpikir akan digantikan oleh kata-kata, tetapi pikiran motivasional yang terdalam biasanya berupa gambar, bukan kata-kata. Jika sebuah gagasan muncul, biasanya berupa gambar, bukan sebagai rangkaian kalimat yang berjalan di kepala kita. Gambar adalah cara berpikir paling awal dan paling kuat.Oleh karenanya, kita harus belajar mendisiplinkan pikiran kita dan memvisualisasikan hal-hal yang anda inginkan. Jangan biarkan lingkungan atau orang lain mendiktekan bayangan negatif pada kita.

Langkah 3 : Terapkan Hukum Utama

Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan. Sebaliknya jangan memperlakukan orang lain dengan buruk jika kita tidak ingin diperlakukan demikian.Carilah hal-hal baik pada setiap orang dan setiap situasi secara konsisten.

Langkah 4 : Singkirkan Semua Pikiran Negatif Melalui Pemeriksaan Diri

Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa mereka sedang berpikir negatif kecuali jika mereka secara sadar berusaha untuk memeriksa pikiran, tindakan dan reaksi mereka sendiri. Cukup tanyakan pada diri kita,"apakah ini positif atau negatif?". Ketika kita gagal menguasai pikiran kita, maka reaksi kita cenderung akan negatif.Semakin sering kita berlatih menggunakan sikap mental positif, semakin cepat kita menyadari munculnya pikiran negatif.

Langkah 5 : Berbahagialah! Buatlah orang lain bahagia!

Supaya kita merasa bahagia, bertingkahlah seperti orang bahagia! Agar bersemangat, kita harus bertindak dengan penuh semangat.Anda pada akhirnya akan mengalami rasa bahagia dan semangat yang akan terlihat dengan sendirinya tanpa anda harus memusatkan perhatian padanya.

Langkah 6 : Bentuklah Kebiasaan Bertolerensi

Page 39: bahan puslitbang

Berpikirlah terbuka terhadap orang lain. Cobalah untuk menyukai dan menerima orang lain apa adanya dan bukan menuntut atau berharap mereka bisa seperti yang kita harapkan. Carilah kebaikan dalam diri orang lain dan belajarlah menyukai orang lain.Berikut adalah sedikit kutipan dari tulisan Napoleon Hill : "Berapa lama, oh Tuhan, kami mahluk yang lemah ini akan menyadari kebodohan kami dengan mencoba merusak satu sama lain karena perbedaan agama dan ras?"Cinta dan kasih menciptakan lingkungan mental dan fisik dimana sikap mental positif bisa berkembang. Setiap hari, lakukanlah sesuatu yang baik.

Langkah 7 : Berikan Sugesti Positif Pada Diri Sendiri

Sugesti adalah stimulus tertentu yang dikirimkan menuju otak anda lewat kelima indera: penglihatan, pendengaran, perasa, peraba atau pembau. Semuanya adalah jalan yang digunakan oleh untur-unsur eksternal untuk memengaruhi hidup kita setiap hari. Selama proses ini dapat kita kontrol, upayakan agar apa yang masuk dalam kelima indera anda adalah sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kebahagiaan. Ambillah hal-hal yang indah saja.

Langkah 8 : Gunakan Kekuatan Doa

Ketika anda berdoa, percayalah pada apa yang anda minta. Dalam setiap badai, jiwa anda akan mendapat perlindungan dari sebuah doa.

Langkah 9 : Tetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan adalah satu cara untuk menjaga pikiran kita tetap berada pada hal yang kita inginkan, dan menjauhi hal-hal yang tidak kita inginkan.Tuliskan tujuan anda dalam selembar kertas. Visualisasikan diri anda sendiri sedang meraih tujuan ini. Buatlah perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kemudian ubahlah rencana tersebut menjadi sebuah tindakan.

Oke seperti biasa para pembaca yang budiman, cobalah untuk melakukan apa yang bisa anda lakukan terlebih dahulu, setahap demi setahap. Berpikir dan bertindak positif dibentuk melalui suatu aktivitas yang berulang-ulang dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan.

Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Dari 9 langkah di atas ada hal penting yang perlu diingat bahwa terkadang tanpa kita sadari kita berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki Sikap Mental Negatif yang luar biasa yang sangat mengganggu baik dirinya maupun orang lain. Bagi mereka apa yang ditulis di atas bisa saja diputar

balikkan tetapi itu tidak penting, dan kita pun tidak berhak menghakimi mereka. Dan yang terpenting, jika tanpa alasan anda terpaksa berhadapan dengan mereka maka yang anda harus

lakukan adalah menjaga emosi anda agar tidak terpancing dalam permainan mereka. Karena memang tujuan mereka adalah membuat orang lain tidak nyaman.

Keep positive in whatever weather you meet, keep your love and peace and forgive those who do not understand you and forget what they talk about you. You are what you think so think

positively.

Page 40: bahan puslitbang

Life For Success

Salam Trainer,

HENDRY RISJAWAN

Braveheart Motivator

Licensed Master Practitioner of Neuro-Linguistic Programming (NLP)

www.hendryrisjawan.com