Bahan Presentasi Sesi 6

86
Bagian Tiga Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) 1. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementrian negara/lembaga yang memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAK terdiri dari: a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SA-UAKPA); b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (SA-UAPPA-W); c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (SA-UAPPA-E1); dan d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA). SIMAK-BMN terdiri dari: a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SA-UAKPB); b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (SA-UAPPB-W); c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA-UAPPB-E1); dan d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA- UAPB). Untuk melaksanakan SAI, Kementrian negara/lembaga membentuk unit akuntansi instansi sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi (UAI) terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan (UAK) dan Akuntansi Barang (UAB). SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT 1

description

BAHAN PRESENTASI SESI 6 SPM

Transcript of Bahan Presentasi Sesi 6

Page 1: Bahan Presentasi Sesi 6

Bagian Tiga

Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)

1. Gambaran Umum

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementrian negara/lembaga yang

memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem

Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Negara (SIMAK-BMN).

SAK terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SA-UAKPA);

b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (SA-

UAPPA-W);

c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (SA-

UAPPA-E1); dan

d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA).

SIMAK-BMN terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SA-UAKPB);

b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (SA-

UAPPB-W);

c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA-

UAPPB-E1); dan

d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA-UAPB).

Untuk melaksanakan SAI, Kementrian negara/lembaga membentuk unit akuntansi instansi

sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi (UAI) terdiri dari Unit Akuntansi

Keuangan (UAK) dan Akuntansi Barang (UAB).

Unit Akuntansi Keuangan, terdiri dari:

a. Unit akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang berada pada tingkat satuan

kerja;

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) yang berada pada

tingkat wilayah;

c. Unit Akuntnasi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1) yang berada pada

tingkat Eselon 1; dan

d. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) yang berada pada tingkat kementrian

negara/lembaga.

Unit Akuntansi Barang, terdiri dari:

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

1

Page 2: Bahan Presentasi Sesi 6

a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang berada pada tingkat satuan

kerja;

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) yang berada pada

tingkat wilayah;

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) yang berada pada

tingkat eselon 1; dan

d. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) yang berada pada tingkat kementrian

negara/lembaga.

Pada tingkat wilayah, untuk kementrian negara/lembaga yang tidak memiliki kantor wilayah

dapat menunjuk satuan kerja sebagai koordinator UAPPA-W/UAPPB-W untuk unit vertikal

instansi yang berada di wilayah/provinsi atau menetapkan salah satu satuan kerja lingkup

eselon I dari sebuah kementrian negara/lembaga sebagai UAPPA-W/UAPPB-W sesuai

dengan struktur kementrian negara/lembaga.

Untuk kementrian negara/lembaga yang tidak memiliki kantor vertikal di daerah dan bukan

pengguna dana dekonsentrasi atau tugas pembantuan tidak perlu membentuk

UAPPA-W/UAPPB-W.

GAMBAR KERANGKA UMUM SAI

Hubungan Unit Akuntansi Keuangan dengan Unit Akuntansi Barang pada Struktur

Organisasi Kementrian Negara/Lembaga.

Dengan adanya pembentukan dan penunjukkan unit akuntansi keuangan maupun unit

akuntansi barang pada kementrian, maka hubungan kerja antar unit organisasi dalam struktur

organisasi kementrian perlu ditetapkan oleh kementrian sendiri.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

2

Page 3: Bahan Presentasi Sesi 6

Berikut hubungan antara unit akuntansi yang ada pada struktur organisasi kementrian

Negara/Lembaga. Pembentukan ini disesuaikan dengan struktur organisasi pada kementrian

Negara/Lembaga.

Tingkat Satker

Tingkat Kementrian Negara/Lembaga

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

3

Page 4: Bahan Presentasi Sesi 6

2. Pelaporan

Unit-unit akuntansi instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas

pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan keuangan yang

dihasilkan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit

akuntansi, baik sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan. Laporan keuangan

kementrian negara/lembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang

masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

b. Neraca

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

4

Page 5: Bahan Presentasi Sesi 6

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, ekitas dana per tanggal tertentu.

c. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai

suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Kementrian negara/lembaga yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan,

disamping wajib menyusun laporan keuangan atas bagian anggarannya sendiri, juga wajib

menyusun Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara terpisah.

Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dialokasikan oleh kementrian

negara/lembaga kepada pemerintah daerah, laporan keuangannya merupakan satu kesatuan

sehingga tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan kementrian negara/lembaga.

Untuk PNBP Khusus yang diterima melalui Rekening Bendahara Umum Negara seperti

penerimaan Minyak dan Gas Bumi dan PNBP Migas lainnya, PPh Migas, pungutan ekspor

dan Penerimaan Laba BUMN Perbankan dan Non Perbankan di proses melalui SAI oleh

satuan kerja tersendiri pada unit organisasi pada Departemen Keuangan yang mengelola

PNBP. Laporan keuangannya merupakan satu kesatuan dengan laporan keuangan

Departemen Keuangan.

Data akuntansi dan laporan keuangan disampaikan secara berkala kepada unit akuntansi di

atasnya. Data ini dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang dikomilasi.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

5

Page 6: Bahan Presentasi Sesi 6

3. Pelaksanaan SAI

Dokumen Sumber

Dokumen sumber yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan di tingkat satuan kerja

adalah:

a. Dokumen penerimaan yang terdiri dari:

Estimasi Pendapatan yang dialokasikan: (Pajak, PNBP dan Hibah pada DIPA dan

Dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA);

Realisasi Pendapatan: Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang disertai dokumen

pendukung SSNP, SSPB, SSP, SSBC, dan dokumen lain yang dipersamakan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

6

Page 7: Bahan Presentasi Sesi 6

b. Dokumen Pengeluaran yang teridiri dari:

Alokasi Anggaran DIPA, SKO, dan dokumen lain yang dipersamakan;

Realisasi Pengeluaran: SPM beserta SP2D, dan dokumen lain yang

dipersamakan.

c. Memo Penyesuaian yang digunakan dalam rangka pembuatan jurnal koreksi dan jurnal

aset.

d. Dokumen Piutang antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang, dan daftar umur

piutang.

e. Dokumen Persediaan antara lain kartu persediaan, buku persediaan, dan laporan

persediaan.

f. Dokumen Konstruksi dalam Pengerjaan antara lain kartu KDP, Laporan KDP, dan lembar

analisis SPM/SP2D.

g. Dokumen lainnya dalam rangka penyususnan laporan keuangan kementrian

negara/lembaga seperti Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), SK Penghapusan,

Laporan Hasil Opname Fisik (LHOF), dan lain sebagainya.

Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga.

Berikut merupakan tahapan perekaman dokumen sumber sampai dengan pelaporan keuangan:

a. Tingkat UAKPA

Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan.

Menerima dan memverifikasi dokumen sumber transaksi keuangan danbarang milik

negara.

Menyampaikan dokumen sumber transaksi yang mendukung kapitalisasinilai BMN

kepada UAKPB.

Menerima dan memproses ADK BMN dari UAKPB setiap bulan.

Merekam dokumen sumber.

Mencetak dan memverifikasi RTH dengan dokumen sumber.

Melakukan posting data untuk seluruh transaksi keuangan dan BMNsetiap bulan.

Mencetak dan memverifikasi buku besar.

Mencetak dan mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN setiapbulan.

Melakukan rekonsiliasi data dengan KPPN dan menandatangani Berita

Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan data jika terdapatkesalahan pada data

UAKPA.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannyake UAPPA-

W/UAPPA-E1 beserta ADK setiap bulan.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan

keUAPPA-W/UAPPA-E1 setiap semester.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

7

Page 8: Bahan Presentasi Sesi 6

Melakukan back up data.

b. Tingkat UAPPA-W

Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan.

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan beserta ADK yangditerima dari

UAKPA setiap bulan.

Menggabungkan data laporan keuangan dari masing-masin UAKPA yangberada

dibawahnya.

Melakukan pencocokan hasil penggabungan data BMN dengan UAPPBWsetiap

semester.

Menyampaikan data laporan keuangan ke Kanwil Ditjen PBN sebagaibahan

rekonsilasi setiap triwulan.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Kanwil Ditjen PBN, menandatangani Berita

Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan data jika terdapatkesalahan pada data

UAPPA-W.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannyake UAPPA-

E1 beserta ADK sesuai jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan keUAPPA-E1 setiap

semester.

Melakukan back up data.

c. Tingkat UAPPA-E1

Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan.

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAKPA Kantor

Pusat dan UAKPA Dana Dekonsentrasi/TugasPembantuan setiap bulan.

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dariUAPPA-W dan

Badan Layanan Umum setiap triwulan.

Melakukan pencocokan data BMN UAPPA-E1 dengan UAPPB-E1.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen PBN c.q. Dit. APK jikadiperlukan.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke UAPA

beserta ADK setiap triwulan. Untuk semesteran disertaiCatatan atas Laporan

Keuangan.

Membuat ringkasan laporan keuangan untuk Badan Layanan Umum

danmenyampaikannya ke UAPA setiap semester.

Melakukan back up data.

d. Tingkat UAPA

Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

8

Page 9: Bahan Presentasi Sesi 6

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dariUAPPA-E1 setiap

triwulan.

Menggabungkan data laporan keuangan dari semua UAPPA-E1.

Melakukan pencocokan data BMN UAPA dengan UAPB.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Dit. APK setiap semester dan tahunan,

menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan melakukanperbaikan data jika

ditemukan kesalahan pada data UAPA.

Mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran dan Menyusun

Catatan atas Laporan Keuangan setiap semester dan tahunan.

Membuat ringkasan laporan keuangan untuk Badan Layanan Umum untuk

dilampirkan dalam Laporan Keuangan KementerianNegara/Lembaga setiap semester

dan tahunan.

Membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SOR).

Menyampaikan laporan keuangan dan ringkasan laporan keuanganBadan Layanan

Umum beserta ADK ke Ditjen PBN c.q. Dit. APK

Melakukan back up data.

Pada tingkat kantor pusat instansi, UAPA melakukan penggabungan data yang diterima dari

UAPPA-E1 yang berada di lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan Laporan

Keuangan tersebut kepada Ditjen PBN yang digunakan sebagai bahan penyusunan laporan

keuangan pemerintah pusat. Kementrian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi data

berdasarkan data yang diterima dari Kanwil Ditjen PBN dan transaksi Pusat. Laporan

Keuangan Kementrian negara/lembaga yang telah direkonsiliasi tersebut akan direview olehh

aparat pengawasan intern kementrian negara/lembaga.

Apabila pada kementrian belum memiliki aparat pengawasan intern, Sekretaris Jendral/ yang

setingkat menunjuk seorang atau beberapa orang pejabat di luar biro/bidang keuangan untuk

melakukan review atas laporan keuangan. Review tersebut dilaksanakan atas Laporan

Keuangan kementrian negara/lembaga dan Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan

Perhitungan yang digunakan oleh kemntrian negara/lembaga. Hasil review yang dilakukan

dituangkan dalam Pernyataan Telah Direview.

Laporan Keuangan Kementrian negara/lembaga semesteran disamapaikan kepada Menteri

Keuangan selambat-lambatnya satu bulan setelah semester berakhir. Sedangkan Laporan

Keuangan tahunan disampaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran

berakhir. Khusus untuk LRA disampaikan setiap triwuan kepada Dirjen Perbendaharaan c.q

Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Laporan Keuangan tahunan harus disertai

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

9

Page 10: Bahan Presentasi Sesi 6

Pernyataan Telah Direview yang ditanda tangani oleh aparat pengawas intern dan Pertanyaan

Tanggung Jawab oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang digunakan oleh kementrian

negara/lembaga/pemerintah daerah disampaikan secara terpisah, disertai dengan Pernyataan

Telah Direview yang ditandatangani oleh Menteri/Ketua Lembaga/Kepala Daerah.

Bagi Kementrian negara/lembaga yang memiliki entitas Badan Layanan Umum, Laporan

Keuangan kementrian negara/lembaga tahunan dilampiri ikhtisar Laporan Keuangan Badan

Layanan Umum yang berada di bawah pengawasan kementrian negara/lembaga. Tata cara

penyusunan laporan keuangan BLU diatur tersendiri dengan Peraturan Dirjen

Perbendaharaan.

4. Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Dana Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah pusat melalui kementrian

negara/lembaga kepada gubernur selaku wakil pemerintah. Dana Dekonsentrasi merupakan

dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah

yang mencakup semua pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk

dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana Dekonsentrasi

merupakan bagian dari anggaran kementrian negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan

rencana kerja kementrian negara/lembaga dan dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan

Gubernur.

Pelaksanaan dekonsentrasi, gubernur wajib mengusulkan daftar SKPD yang mendapatkan

alokasi dana dekonsentrasi kepada kementrian negara/lembaga yang memberikan alokasi

dana, untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang. Apabila

Gubernur tidak menyampaikan usulan tersebut, kementrian negara/lembaga dapat meninjau

kembali pengalokasian dana dekonsentrasi.

Dalam hal pertanggungjawaban pengguna dana dekonsentrasi yang berdasarkan usulan dari

Gubernur, kementrian negara/lembaga menetapkan SKPD sebagai UAKPA/UAKPB

Dekonsentrasi, dan Dinas Provinsi sebagai UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi.

Penanggungjawabnya UAKPA/UAKPB adalah kepala SKPD yang menerima dana

dekonsentrasi, sedangkan penanggungjawab UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi adalah

Kepala Dinas Provinsi. Sedangkan Gubernur bertindak sebagai koordinator untuk seluruh

UappA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi dibawahnya. Pengaturan penunjukan dan tugas

koordinator UAPPA-W/UAPPB-W diatur oleh Gubernur bersama-sama dengan Kepala

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan.

Pelaporan keuangan atas pelaksanaan dekonsentrasi yang dilakukan secara terpisah dari

pelaporan keuangan/barang atas pelaksanaan Tugas Pembantuan dan APBD. SKPD

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

10

Page 11: Bahan Presentasi Sesi 6

mempertanggungjawabkan pelaksanaan Dana Dekonsentrasi kepada Kementrian

negara/lembaga melalui kepala Dinas Provinsi. Pertanggungjawabannya berupa Laporan

Keuangan dan Laporan BMN. Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dokumen sumber yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan di tingkat SKPD,

adalah:

Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan;

Realisasi Pengeluaran: SPM/SP2D;

Realiasi Penerimaan: BPN yang didukung oleh SSBP.

Dana Tugas Pembantuan

Dana Tugas Pembantuan merupakan dana yang berasal dari APBNyang dilaksanakan oleh

daerah yang mencakup semua penerimaan danpengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas

pembantuan. Dana TugasPembantuan merupakan bagian dari anggaran kementerian

negara/lembagayang dialokasikan berdasarkan rencana kerja kementerian negara/lembagadan

dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atauWalikota. Tugas

Pembantuan adalah penugasan pemerintah kepada daerahdan/atau desa atau sebutan lain,

dengan kewajiban melaporkan danmempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang

menugaskan.

Dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan, Kepala Daerah wajibmengusulkan daftar SKPD yang

mendapatkan alokasi dana TugasPembantuan kepada kementerian negara/lembaga yang

memberikan alokasidana, untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

PenggunaBarang. Apabila Kepala Daerah tidak menyampaikan usulan daftar

SKPD,kementerian negara/lembaga dapat meninjau kembali pengalokasian DanaTugas

Pembantuan.

Dalam rangka pertanggungjawaban penggunaan dana tugaspembantuan, berdasarkan usulan

dari Kepala Daerah, Kementeriannegara/lembaga menetapkan SKPD sebagai

UAKPA/UAKPB TugasPembantuan, dan Dinas Pemerintah Provinsi, Dinas Pemerintah Kota

atauDinas Pemerintah Kabupaten sebagai UAPPA-W/UAPPB-W TugasPembantuan.

Penanggung jawab UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan adalahKepala SKPD yang

menerima dana tugas pembantuan, sedangkanpenanggung jawab UAPPA-W/UAPPB-W

Tugas Pembantuan adalah KepalaDinas Pemerintah Daerah (Propinsi/Kota/Kabupaten).

Selanjutnya, pelaporan keuangan/barang atas pelaksanaan TugasPembantuan dilakukan

terpisah dari pelaporan keuangan/barang dalampelaksanaan Dekonsentrasi dan APBD. SKPD

mempertanggungjawabkanpelaksanaan Tugas Pembantuan kepada kementerian

negara/lembaga melaluiKepala Dinas Pemerintah Daerah

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

11

Page 12: Bahan Presentasi Sesi 6

(Propinsi/Kota/Kabupaten).Pertanggungjawaban pelaksanaan dimaksud berupa Laporan

Keuangan danLaporan BMN. Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran,Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dokumen sumber yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan di tingkat SKPD,

adalah:

Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan.

Realisasi Pengeluaran : SPM/SP2D.

Realisasi Penerimaan : BPN yang didukung oleh SSBP.

Prosedur Penyusunan Laporan Dana Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan

Tahapan perekaman dokumen sampai dengan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Tingkat SKPD/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

b. Tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

c. Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Gambar Kerangka Umum Dekonsentrasi

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

12

Page 13: Bahan Presentasi Sesi 6

Gambar Kerangka Umum Dana Tugas Pembantuan

d. Tingkat Eselon-I

Pada tingkat eselon-1, UAPPA-E1 pada kementrian negara/lembaga yang

mengalokasikan Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan data

yang diterima dari UAKPa/SKPD Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan bersama UAPPA-W

lainnya yang berada di lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan Laporan

Keuangan kepada Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPPA) setiap tanggal 25 bulan

berikutnya.

5. Sanksi keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

a. Tingkat UAKPA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

13

Page 14: Bahan Presentasi Sesi 6

Setiap Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan Laporan Keuangan kepada

KPPN sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Apabila Kuasa Pengguna

Anggaran tidak menyampaikan Laporan Keuangan tersebut, KPPN dapat menunda

penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar (SPM)

yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. Penundaan penerbitan SP2D dikecualikan

terhadap SPM Belanja Pegawai, SPM-LS Pihak Ketiga , dan SPM Pengembalian (SPM-

IB, SPM-KP, SPM-KC).

Penundaan penerbitan SP2D juga tidak menggugurkan kewajiban satuan kerja/kuasa

pengguna anggaran untuk menyampaikan laporan keuangan. Pemberian sanksi

didasarkan pada penerbitan Surat Peringatan atas keterlambatan penyampaian laporan

keuangan.

Prosedur Surat Peringatan

1. Laporan keuangan bulanan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran(UAKPA)

harus diterima di KPPN selambat-lambatnya pada tanggal 7(tujuh) bulan berikutnya.

2. Jika sampai tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya belum diterima oleh KPPN,maka

KPPN akan menerbitkan Surat Peringatan atas keterlambatanpenyampaian laporan

keuangan tersebut.

3. Dan jika sampai 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan Surat Peringatan, satuankerja

tidak mengirimkan laporan keuangan bulanan maka KPPN akanmemberikan sanksi

berupa pengembalian SPM yang diajukan oleh satuankerja.

4. Sanksi pada point ke-3 tidak berlaku untuk SPM Belanja Pegawai, SPM LSpihak

ketiga, dan SPM Kembali.

Dispensasi waktu penyampaian laporan keuangan dalam rangka

rekonsiliasi dapat diberikan kepada UAKPA atas ijin Kepala Kantor Wilayah

Ditjen Perbendaharaan dengan pertimbangan letak geografis dan kondisi

tertentu.

b. Tingkat UAPPA-W

Setiap UAPPA-W wajib menyampaikan Laporan Keuangan kepadaKanwil Ditjen

Perbendaharaan sesuai dengan batas waktu yang telahditentukan. Apabila UAPPA-W

tidak menyampaikan Laporan Keuangantersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat

mengenakan sanksi kepadaUAPPA-W yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan.

6. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi

Laporan-laporan keuangan yang dapat dihasilkan secara otomatis dari proses komputerisasi

SAI adalah sebagai berikut:

1. Pelaporan Tingkat Satuan Kerja

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

14

Page 15: Bahan Presentasi Sesi 6

2. Pelaporan Tingkat Wilayah (Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan)

3. Pelaporan Tingkat Koordinator UAPPA-W Dekon/TP

4. Pelaporan Tingkat Wilayah Eselon I

5. Pelaporan Tingkat Kementrian Negara/Lembaga

Bagian Empat

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang milik Negara

1. Gambaran Umum

Barang Milik Negara (BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah meliputi:

a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dan perjanjian/kontrak;

c. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau

d. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh ketentuan

hukum tetap.

BMN merupakan bagian dari aset pemerintah pusat. Aset adalah sumber daya ekonomi yang

dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dariperistiwa masa lalu dan dari

mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

BMN meliputi unsur-unsur aset lancar, aset tetap, aset lainnya, dan aset bersejarah. Aset

lancar yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah persediaan. Persediaan adalah aset

lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Aset tetap adalah aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Aset tetap yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah tanah; peralatan dan mesin; gedung

dan bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; aset tetap lainnya; dan konstruksi dalam pengerjaan

(KDP). Aset lainnya yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah aset tetap yang dihentikan

dari penggunaan aktif pemerintah sehingga tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus

dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset bersejarah yang

dimaksud dalam pengertian BMN adalah aset tetap yang mempunyai ketetapan hukum

sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

15

Page 16: Bahan Presentasi Sesi 6

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)

merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SIMAK-BMN diselenggarakan

dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat

pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN dan pelaporan manajerial (Manajerial Report).

SIMAK-BMN menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan Neraca Kementerian

Negara/Lembaga dan informasi-informasi untuk perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

SIMAK-BMN diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi BMN dengan prinsip-prinsip:

a. Ketaatan, yaitu SIMAK-BMN diselenggarakan sesuai peraturan

perundangundangandan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila prinsip

akuntansibertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka yang diikuti

adalahketentuan perundang-undangan.

b. Konsistensi, yaitu SIMAK-BMN dilaksanakan secara berkesinambungan

sesuaidengan peraturan yang berlaku.

c. Kemampubandingan, yaitu SIMAK-BMN menggunakan klasifikasi standarsehingga

menghasilkan laporan yang dapat dibandingkan antar periodeakuntansi.

d. Materialitas, yaitu SIMAK-BMN dilaksanakan dengan tertib dan teratur

sehinggaseluruh informasi yang mempengaruhi keputusan dapat diungkapkan.

e. Obyektif, yaitu SIMAK-BMN dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

f. Kelengkapan, yaitu SIMAK-BMN mencakup seluruh transaksi BMN yang terjadi.

2. Struktur dan Bagan Organisasi Akuntansi BMN

1. Struktur Organisasi

Secara umum, struktur organisasi SIMAK-BMN ditetapkan sebagai berikut:

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang (UAPPB-E1)

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

16

Page 17: Bahan Presentasi Sesi 6

Bagan Organisasi

Organisasi Akuntansi BMN UAPB

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

17

Page 18: Bahan Presentasi Sesi 6

Organisasi Akuntansi SIMAK-BMN UAPPB-E1

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

18

Page 19: Bahan Presentasi Sesi 6

Organisasi SIMAK-BMN UAPPB-W

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

19

Page 20: Bahan Presentasi Sesi 6

Organisasi SIMAK-BMN UAKPB

3. Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Barang Milik Negara

Tingkat UAKPB

Tugas pokok penanggung jawab UAKPB adalah menyelenggarakan SIMAK-BMN di

lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan sistem manajemen informasi BMN;

b. Menyelenggarakan sistem akuntansi BMN;

c. Menyelenggarakan inventarisasi BMN;

d. Menyususn dan menyampaikan Laporan BMN serta jurnal transaksi BMN secara berkala

Kegiatan dari UAKPB dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya adalah

Sebagai penanggun jawab UAKPB

Penanggung jawab melaksanakan kegiatan:

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

20

Page 21: Bahan Presentasi Sesi 6

a. Menunjuk dan menetapkan Petugas UAKPB;

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan SIMAK-BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan SIMAK-BMN;

d. Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan

pelaksanaan sistem;

e. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana;

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi;

g. Menelaah Daftar Barang Kuasa Pengguna serta menandatangani Laporan Kondisi Barang

(LKB), Kartu Inventaris Barang (KIB), Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Daftar

Inventaris Lainnya (DIL) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester/Tahunan

(LBKPS/T)

h. Menyampaikan jurnal transaksi BMN ke UAKPA pada setiap akhir bulan untuk

penyusunan neraca;

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan

Laporan Keuangan;

j. Menyampaikan LBKPS/T ke UAPPB-W atau UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat dan ke

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). UAKPB Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan selain menyampaikan LBKPS/T ke UAPPBW Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan juga menyampaikan LBKPS/T ke UAPPBE1pada kementerian

negara/lembaga yang mengalokasikan danadekonsentrasi/tugas pembantuan serta

KPKNL. Untuk penyampaian LBKPTdilengkapi dengan LKB;

k. Menyampaikan Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) kepada UAPPB-W atauUAPPB-E1

untuk UAKPB Pusat dan ke KPKNL;

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi Laporan BMN dengan KPKNLsetiap

semester;

m. Mengelola BMN sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai Petugas UAKPB

Petugas SIMAK-BMN pada tingkat UAKPB terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas

Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Memelihara dokumen sumber dan dokumen akuntansi BMN;

b. Melaksanakan inventarisasi dan menyusun LHI;

c. Membukukan BMN ke dalam DBKP berdasarkan dokumen sumber;

d. Memberi tanda registrasi pada BMN;

e. Membuat DIR, KIB, dan DIL;

f. Menyusun jurnal transaksi BMN pada setiap akhir bulan;

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

21

Page 22: Bahan Presentasi Sesi 6

g. Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan Laporan Keuangan

yang disusun oleh petugas akuntansi keuangan serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

h. Menyusun LBKPS setiap akhir semester dan LBKPT beserta LKB setiap akhir tahun

anggaran;

i. Melaksanakan rekonsiliasi Laporan BMN dengan KPKNL setiap semester serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

j. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

Tingkat UAPPB-W

Tugas pokok penanggung jawab UAPPB-W adalah menyelenggarakan SIMAK-BMN pada

tingkat kantor Wilayah atau Unit kerja lainnya yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dengan

fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan sistem manajemen informasi BMN;

b. Menyelenggarakan sistem akuntansi BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi UAKPB di wilayah kerjanya;

d. Menyusun dan menyampaikan Laporan BMN secara berkala.

Sebagai penanggung jawab UAPPB-W , kegiatannya adalah:

a. Menunjuk dan menetapkan Petugas UAPPB-W;

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan SIMAK-BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan SIMAK-BMN;

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi di lingkup wilayah;

e. Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan SIMAK-BMN di wilayah kerjanya;

f. Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan

pelaksanaan SIMAK-BMN;

g. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana SIMAK-BMN;

h. Menelaah Daftar Barang Pembantu Pengguna–Wilayah (DBPP-W), menandatangani

LKB dan Laporan Barang Pembantu Pengguna Barang- Wilayah Semester/Tahunan

(LBPPW-S/T);

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan

Laporan Keuangan;

j. Menyampaikan Laporan BMN setiap semester dan Laporan BMN beserta LKB setiap

akhir tahun anggaran ke UAPPB-E1 dan ke Kanwil Ditjen Kekayaan Negara di wilayah

masing-masing;

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

22

Page 23: Bahan Presentasi Sesi 6

k. Menyampaikan LHI tingkat wilayah ke UAPPB-E1 dan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara;

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi Laporan BMN dengan Kanwil Ditjen

Kekayaan Negara setiap semester.

Sebagai petugas UAPPB-W

Petugas SIMAK-BMN pada tingkat UAPPB-W terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas

Verifikasi untuk melaksanakan tugas sebagai berikut:

a. Memelihara LBKPS/T dan LKB dari UAKPB;

b. Menyusun DBPP-W berdasarkan penggabungan LBKPS/T;

c. Menyusun LBPPW-S setiap semester dan LBPPW-T setiap akhir tahun anggaran;

d. Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan Laporan Keuangan

yang disusun oleh petugas akuntansi keuangan serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

e. Melaksanakan rekonsiliasi Laporan BMN dengan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara setiap

semester serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

f. Menyusun LKB setiap akhir tahun anggaran;

g. Membantu koordinasi pelaksanaan inventarisasi di lingkup wilayah;

h. Menerima dan menghimpun LHI dari UAKPB;

i. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

Tingkat UAPPB-E1

Tugas pokok penanggung jawab UAPPB-E1 adalah menyelenggarakan SIMAK-BMN pada

tingkat Eselon 1 yang ditetapkan sebagai UAPPB-E1 dengan fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan sistem manajemen informasi BMN;

b. Menyelenggarakan sistem akuntansi BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi;

d. Menyusun dan menyampaikan Laporan BMN secara berkala.

Dalam pelaksanaanya tugas dan fungsi tersebut, UAPPB-E1 melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

Sebagai penanggungjawab UAPPB-E1

Penanggungjawab UAPPB-E1 melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Menunjuk dan menetapkan Petugas UAPPB-E1;

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan SIMAK-BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan SIMAK-BMN;

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

23

Page 24: Bahan Presentasi Sesi 6

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi di lingkup eselon 1;

e. Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan SIMAK-BMN di wilayahkerjanya;

f. Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungandengan

pelaksanaan sistem;

g. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana;

h. Menelaah Daftar Barang Pembantu Pengguna–Eselon I (DBPP-E1),menandatangani

Laporan Barang Pembantu Pengguna–Eselon ISemester/Tahunan (LBPP-E1S/T) dan

LKB;

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan BMNdengan

Laporan Keuangan;

j. Menyampaikan LBPP-E1S setiap semester dan LBPP-E1T beserta LKB padaakhir tahun

anggaran ke UAPB;

k. Menyampaikan LHI tingkat eselon 1 kepada UAPB;

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi Laporan BMN dengan DitjenKekayaan

Negara setiap semester apabila diperlukan.

Sebagai Petugas UAPPB-E1

Petugas SIMAK-BMN pada tingkat UAPPB-E1 terdiri dari Petugas Administrasi dan

Petugas Verifikasi untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Memelihara LBPPW-S/T dan LKB dari UAPPB-W dan/atau LBKPS/T dari UAKPB

Pusat dan UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

b. Menyusun DBPP-E1 berdasarkan penggabungan LBPPW-S/T dari UAPPB-W dan/atau

LBKPS/T dari UAKPB Pusat dan UAKPB Denkonsentrasi/Tugas Pembantuan;

c. Menyusun LBPP-E1S setiap semester dan LBPP-E1T setiap akhir tahun anggaran;

d. Menyusun LKB berdasarkan penggabungan LKB UAPPB-W dan/atau UAKPB Pusat

serta UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap akhir tahun anggaran;

e. Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan Laporan Keuangan

yang disusun oleh petugas akuntansi keuangan serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

f. Melaksanakan rekonsiliasi Laporan BMN dengan Ditjen Kekayaan Negara setiap

semester apabila diperlukan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

g. Membantu koordinasi pelaksanaan inventarisasi di lingkup eselon 1 dan menyusun LHI

berdasarkan LHI dari UAPPB-W dan/atau UAKPB Pusat serta UAKPB

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

h. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan prose tutup buku setiap akhir

tahunanggaran.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

24

Page 25: Bahan Presentasi Sesi 6

Tingkat UAPB

Tugas pokok penanggungjawab UAPB menyelenggarakan SIMAK-BMN pada tingkat

kementrian negara/lembaga yang ditetapkan sebagai UAPB dengan fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan sistem manajemen informasi BMN;

b. Menyelenggarakan sistem akuntansi BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi;

d. Menyusun dan menyampaikan Laporan BMN secara berkala.

Dalam pelaksanaannya tugas dan fungsi tersebut, UAPB melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

Sebagai penanggungjawab UAPB

Penanggung jawab UAPB melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Menunjuk dan menetapkan Petugas UAPB;

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan SIMAK-BMN;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan SIMAK-BMN;

d. Menetapkan Penanggung jawab Organisasi SIMAK-BMN pada setiap tingkatunit

organisasi SIMAK-BMN;

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi lingkup kementeriannegara/lembaga;

f. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana;

g. Menelaah Daftar Barang Pengguna (DBP) serta menandatangani LaporanBarang

Pengguna Semester/Tahunan (LBPS/T);

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan BMNdengan

Laporan Keuangan;

i. Mengkoordinasikan pelaklasanan rekonsiliasi Laporan BMN dengan DitjenKekayaan

Negara setiap semester;

j. Menyampaikan Laporan BMN ke Menteri Keuangan up. Direktur JenderalKekayaan

Negara setiap semester. Untuk laporan akhir tahun anggarandilengkapi dengan LKB;

k. Menyampaikan LHI lingkup kementerian negara/lembaga ke Menteri Keuanganup.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

Sebagai Petugas UAPB

Petugas SIMAK-BMN pada tingkat UAPB terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas

Verifikasi untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Memelihara LBPP-E1 dan LKB dari UAPPB-E1;

b. Menyusun DBP berdasarkan penggabungan LBPP-E1;

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

25

Page 26: Bahan Presentasi Sesi 6

c. Menyusun LBPS setiap semester dan LBPT setiap akhir tahun anggaran;

d. Menyusun LKB berdasarkan penggabungan LKB UAPPB-E1;

e. Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan BMN dengan Laporan Keuangan

yang disusun oleh petugas akuntansi keuangan serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

f. Melaksanakan rekonsiliasi Laporan BMN dengan Ditjen Kekayaan Negara

sertamelakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

g. Menghimpun LHI dari UAPPB-E1 menjadi LHI tingkat UAPB;

h. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup buku setiap akhirtahun

anggaran.

4. Keluaran SIMAK – BMN

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAK-BMN terdiri dari:

a. Daftar BMN;

b. Kartu Inventaris Barang (KIB) Tanah;

c. Kartu Inventaris Barang (KIB) Bangunan Gedung;

d. Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Angkutan Bermotor;

e. Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Persenjataan;

f. Daftar Inventaris Lainnya (DIL);

g. Daftar Inventaris Ruangan (DIR);

h. Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP);

i. Laporan Kondisi Barang (LKB).

Prosedur SIMAK-BMN pada tingkat UAKPB

Dokumen sumber yang digunakan dalam proses akuntansi BMN adalah:

a. Saldo awal

Menggunakan catatan dan atau Laporan BMN periode sebelumnya dan apabila

diperlukan, dapat dilakukan inventarisasi.

b. Perolehan/Pengembangan/Penghapusan

Berita Acara Serah Terima BMN;

Bukti Kepemilikan BMN;

SPM/SP2D;

Kuitansi;

Faktur Pembelian;

Sutat Keputusan Penghapusan;

Dokumen lain yang sah.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

26

Page 27: Bahan Presentasi Sesi 6

Jenis Transaksi Akuntansi BMN

Transaksi yang dicatat dalam Akuntansi BMN mencakup: Perolehan, Perubahan dan

Penghapusan.

Saldo Awal

Saldo awal terdiri dari saldo BMN pada awal tahun anggaran berjalan atau awal tahun

mulai diimplementasikannya SIMAK-BMN mencakup seluruh BMN yang telah

dimiliki sebelum tahun anggaran berjalan

Perolehan BMN

Pembelian

Transfer masuk

Hibah

Rampasan

Penyelesaian Pembangunan

Pembatalan Penghapusan

Reklasifikasi Masuk

Pelaksanaan dari Perjanjian/Kontrak

Perubahan BMN

Pengurangan

Pengembangan

Perubahan Kondisi

Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas

Penghapusan BMN

Penghapusan

Transfer Keluar

Hibah (Keluar)

Reklasifikasi Keluar

Koreksi Pencatatan

Klasifikasi dan Kodefikasi BMN

Klasifikasi dan kodefikasi BMN didasarkan pada ketentuan tentang klasifikasi dan kodefikasi

BMN yang berlaku. Pada SIMAK-BMN barang dapat dikelompokkan menjadi: golongan,

bidang, kelompok, sub kelompok dan sub-sub kelompok. Apabila ada yang belum terdaftar,

maka menggunakan klasifikasi dan kode barang yang mendekati jenis dan atau fungsinya.

Nomor Urut Pendaftaran (NUP)

Nomor Urut Pendaftaran adalah nomor yang menunjukkan urutan pendaftaran BMN pada

Daftar BMN per sub-sub kelompok BMN, disusun berdasarkan urutan perolehan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

27

Page 28: Bahan Presentasi Sesi 6

Satuan Barang

Satuan Barang dalam akuntansi BMN menggunakan satuan yang terukur dan baku.

Kapitalisasi BMN

Penentuan nilai kapitalisasi dalam Akuntansi BMN mengacu pada Lampiran VII Peraturan

Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.

Penerapan kapitalisasi dalam Akuntansi BMN, mengakibatkan Daftar Barang dibagi menjadi

dua jenis yaitu:

a. Daftar BMN Intrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang memenuhi kriteria

kapitalisasi dan seluruh BMN yang diperoleh sebelumnya berlakunya kebijakan

kapitalisasi, dan BMN yang diperoleh melalui transaksi Transfer Masuk/Penerimaan dari

pertukaran/Pengalihan Masuk serta BMN yang dipindahbukukan dari Daftar BMN

Ekstrakomptabel pada saat nilai akumulasi biaya perolehan dan nilai pengembangannya

telah mencapai batas minimum kapitalisasi.

b. Daftar BMN Ekstrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi

kriteria kapitalisasi.

Penentuan Kondisi BMN

Penentuan kondisi BMN mengacu pada Lampiran VII Peraturan Menteri Keuangan No

120/PMK.06/2007 tentang penatausahaan Barang Milik Negara. Kriteria kondisi BMN terdiri

dari:

(B) Baik.

(RR) Rusak Ringan.

(RB) Rusak Berat.

Kode Lokasi

Kode Lokasi adalah kode yang dipergunakan untuk mengidentifikasi unit penanggungjawab

akuntansi BMN. Kode ini terdiri dari enam belas angka yang memuat UAPB, UAPPB-E1,

UAPPB-W, UAKPB, dan UAPKPB dengan susunan sebagai berikut:

Kode Barang

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

28

Page 29: Bahan Presentasi Sesi 6

Kode barang terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub-sub kelompok

dengan susunannya sebagai berikut:

Kode Registrasi

Kode Registrasi adalah kode yang terdiri dari Kode Lokasi ditambah dengan tahun perolehan

dan Kode Barang ditambah dengan nomor urut pendaftaran. Kode registrasi merupakan tanda

pengenal BMN dengan susunan sebagai berikut:

Contoh:

Pada Periode Akuntansi 2003 Biro Umum Sekretariat Jendral Departemen keuangan (kode

kantor 231421.000) melakukan pembelian Komputer Note Book. Pada saat perolehan barang

tersebut nomor pencatatan terakhir untuk Note Book yang dikuasai satuan kerja yang

bersangkutan adalah 000037. Berdasarkan hal tersebut UAKPB dapat memberikan Note Book

tersebut sebagai berikut:

Persediaan

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

29

Page 30: Bahan Presentasi Sesi 6

Persediaan dicatat dalam Buku Persediaan untuk setiap jenis barang. Berdasarkan saldo per

jenis persediaan pada Buku Persediaan disusun Laporan Persediaan. Laporan Persediaan

disusun menurut Subkelompok Barang dan dilaporkan setiap semester. Penyusunan Laporan

Persediaan berdasarkan saldo di akhir periode pelaporan berdasarkan hasil opname fisik,

maka Laporan Persediaan pada tingkat UAPPB-W samapi dengan UAPB dibuat berdasarkan

penggabungan Laporan Persediaan organisasi BMN.

Keluaran dari SIMAK-BMN tingkat UAKPB

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAK-BMN antara lain meliputi:

a. DBKP Intrakomptabel;

b. DBKP Ekstrakomptabel;

c. DBKP Barang Bersejarah;

d. DBKP Persediaan

e. DBKP KDP;

f. KIB Tanah;

g. KIB Bangunan Gedung;

h. KIB Alat Angkutan Bermotor;

i. KIB Akat Persenjataan;

j. DIL;

k. DIR;

l. LBKPS;

m. LBKPT;

n. LKB.

Prosedur

Proses Bulanan dan Semesteran

Membukukan data transaksi BMN ke dalam DBKP Intrakomptabel, DBKP

Ekstrakomptabel, DBKP Barang Bersejarah, DBKP Persediaan, dan DBKP KDP

berdasarkan dokumen sumber.

Membuat dan atau memutakhirkan KIB, DIR, dan DIL.

Membuat Laporan BMN pada akhir semester.

Meminta pengesahan Penanggung Jawab UAKPB.

Menyampaikan jurnal transaksi BMN ke Unit Akuntansi Keuangan (UAK) selambat-

lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya untuk penyusunan neraca tingkat UAKPA.

Menyampaikan LBKPS berserta ADK ke KPKNL untuk dilakukan rekonsiliasi.

Menyampaikan LBKPS yang sudah direkonsiliasi berserta ADK ke UAPPBW/ UAPPB-

E1.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

30

Page 31: Bahan Presentasi Sesi 6

Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain mengirimkan LBKPS beserta

ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga wajib mengirimkan Laporan

BMN beserta ADK ke UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yang

mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

Menyampaikan jurnal transaksi BMN ke UAK hasil rekonsiliasi apabila ada koreksi.

Melakukan rekonsiliasi internal dengan UAK untuk menguji keseuaian Laporan BMN

dengan Laporan Keuangan.

Mengarsipkan DBKP dan LBKPS secara tertib.

Prose Akhir Tahun

Menginstruksikan kepada setiap Penanggungjawab Ruangan untuk

melakukanpengecekan ulang kondisi BMN yang berada di ruangan masing-masing.

Mencatat perubahan kondisi BMN yang telah disahkan oleh PenanggungjawabRuangan

ke dalam SIMAK-BMN.

Membuat Laporan Kondisi Barang (LKB).

Membuat Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) berdasarkan saldo DBKP

Intrakomptabel, DBKP Ekstrakomptabel, DBKP BarangBersejarah, DBKP Persediaan

dan DBKP KDP.

Meminta persetujuan Penanggungjawab UAKPB atas LBKPT dan LKB.

Menyampaikan LBKPT dan LKB beserta ADK ke KPKNL untuk dilakukanrekonsiliasi.

Menyampaikan LBKPT yang sudah direkonsiliasi dan LKB beserta ADK keUAPPB-W

atau ke UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat.

Untuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain mengirimkan LBKPT dan LKB

beserta ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga wajib mengirimkan

LBKPT dan LKB beserta ADK ke UAPPBE1 pada kementerian negara/lembaga yang

mengalokasikan danadekonsentrasi/tugas pembantuan.

Melakukan rekonsiliasi internal dengan UAK untuk menguji kesesuaian LaporanBarang

dengan Laporan Keuangan.

Mengarsipkan DBKP Intrakomptabel, DBKP Ekstrakomptabel, DBKP Barang

Bersejarah, DBKP Persediaan, DBKP KDP, salinan LKB, dan salinan LBKPTsecara

tertib.

Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Prosedur SIMAK-BMN pada tingkat UAPPB-W

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAK-BMN tingkat UAPPB-W sebagai berikut:

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

31

Page 32: Bahan Presentasi Sesi 6

a. DBPP-W Intrakomptabel;

b. DBPP-W Ekstrakomptabel;

c. DBPP-W Barang Bersejarah;

d. LBPPW-S;

e. LBPPW-T;

f. LKB

Prosedur

Proses Semesteran

Menerima ADK dan LBKPS dari UAKPB.

Menggabungkan ADK/LBKPS yang diterima dari UAKPB ke dalam DBPP-W

Intrakomptabel, DBPP-W Ekstrakomptabel, dan DBPP-W Barang Bersejarah.

Membuat LBPPW-S.

Meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPPB-W atas LBPPW-S.

Melakukan rekonsiliasi internal LBPPW-S dengan Laporan Keuangan bersama UAPPA-

W dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan Menyampaikan LBPPW-S

beserta ADK ke Kanwil Ditjen Kekayaan Negara diwilayah masing-masing, untuk

dilakukan rekonsiliasi.

Menyampaikan LBPPW-S yang telah direkonsiliasi beserta ADK ke UAPPBE1.

UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LBPPW-S ke UAPPB-E1

pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan danadekonsentrasi/tugas

pembantuan tanpa ADK.

Mengarsipkan salinan Laporan BMN secara tertib.

Proses Akhir Tahun

Meneriman LBKPT dan LKB beserta LKB dari UAKPB,

Membuat dan meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPPB-W atasLKB,

Membuat dan meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPPB-W atasLBPPW-T,

Melakukan rekonsiliasi internal LBPPW-T dengan Laporan Keuangan bersamaUAPPA-

W dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan,

Menyampaikan LBPPW-T dan LKB ke Kanwil Ditjen Kekayaan Negara diwilayah

masing-masing beserta ADK, untuk dilakukan rekonsiliasi.

Menyampaikan LBPPW-T yang sudah direkonsiliasi dan LKB ke UAPPB-E1beserta

ADK. UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikanLBPPW-T ke

UAPPB-E1 pada kementerian negara/lembaga yangmengalokasikan dana

dekonsentrasi/tugas pembantuan tanpa ADK.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

32

Page 33: Bahan Presentasi Sesi 6

Mengarsipkan DBPP-W Intrakomptabel, DBPP-W Ekstrakomptabel, DBPP-

WBarangBersejarah, salinan LKB dan salinan LBPPW-T secara tertib.

Melakukan back up data dan tutup tahun.

Prosedur SIMAK-BMN pada tingkat UAPPB-E1

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAK-BMN tingkat UAPPB-E1 sebagaiberikut:

a. DBPP-E1 Intrakomptabel;

b. DBPP-E1 Ekstrakomptabel;

c. DBPP-E1 Barang Bersejarah;

d. LBPPE1-S;

e. LBPPE1-T;

f. LKB.

Prosedur

Proses Semesteran

Menerima ADK dan LBPPW-S dari UAPPB-W, LBKPS dari UAKPB Pusat di

lingkungan UAPPB-E1, LBKPS dari UAKPB Dekonsentrasi/TugasPembantuan.

Menggabungkan ADK/LBKPS/LBPPW-S yang diterima dari UAPPB-W, UAKPB Pusat

di lingkungan UAPPB-E1, dan UAKPB Dekonsentrasi/ TugasPembantuan ke dalam

DBPP-E1 Intrakomptabel, DBPP-E1 Ekstrakomptabel,

dan DBPP-E1 Barang Bersejarah,

Membuat LBPPE1-S,

Meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPPB-E1 atas LBPPE1-S,

Melakukan rekonsiliasi internal LBPPE1-S dengan Laporan Keuanganbersama UAPPA-

E1 dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan,

Apabila diperlukan UAPPB-E1 dapat melakukan rekonsiliasi Laporan BMNdengan

Ditjen Kekayaan Negara,

Menyampaikan LBPPE1-S beserta ADK ke UAPB,

Mengarsipkan salinan LBPPE1-S secara tertib dan teratur.

Proses Akhir Tahun

Menerima LBPPW-T dan LKB beserta ADK dari UAPPB-W, LBKPT dariUAKPB

Kantor Pusat dan UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Menyusun DBPP-E1 Intrakomptabel, DBPP-E1 Ekstrakomptabel, DBPP-E1Barang

Bersejarah, LBPPE1-T, dan LKB.

Meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPPB-E1 atas LBKPT dan LKB,

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

33

Page 34: Bahan Presentasi Sesi 6

Melakukan rekonsiliasi internal LBPPE1-T dengan Laporan Keuangan bersamaUAPPA-

E1 dan melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

Apabila diperlukan UAPPB-E1 dapat melakukan rekonsiliasi Laporan BMNdengan

Ditjen Kekayaan Negara,

Menyampaikan LBPPE1-T dan LKB ke UAPB.

Mengarsipkan DBPP-E1 Intrakomptabel, DBPP-E1 Ekstrakomptabel, DBPP-E1 Barang

Bersejarah, salinan LKB, dan salinan LBPPE1-T secara tertib dan teratur.

Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Prosedur SIMAK-BMN pada tingkat UAPB

Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAK-BMN tingkat UAPB sebagai berikut:

a. DBP Intrakomptabel;

b. DBP Ekstrakomptabel;

c. DBP Barang Bersejarah;

d. LBPS;

e. LBPT;

f. LKB.

Prosedur

Proses Semesteran

Menerima ADK dan LBPPE1-S dari UAPPB-E1.

Menggabungkan ADK/ LBPPE1-S yang diterima dari UAPPB-E1 ke dalam DBP

Intrakomptabel, DBP Ekstrakomptabel, dan DBP BarangBersejarah.

Membuat LBPS dan meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPB.

Melakukan rekonsiliasi internal LBPS dengan Laporan Keuanganbersama UAPA dan

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

Melakukan rekonsiliasi LBPS dengan Ditjen Kekayaan Negara danmelakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan.

Menyampaikan LBPS yang sudah direkonsiliasi beserta ADK ke MenteriKeuangan cq.

Dirjen Perbendaharaan.

Mengarsipkan LBPS secara tertib.

Proses Akhir Tahun

Menerima LBPPE1-T dan LKB beserta ADK dari UAPPB-E1.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

34

Page 35: Bahan Presentasi Sesi 6

Menyusun LKB, DBP Intrakomptabel, DBP Ekstrakomptabel, DBPBarang Bersejarah

dan LBPT.

Meminta pengesahan Penanggung Jawab UAPB atas LBPT dan LKB.

Menyampaikan LBPT beserta ADK ke Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal

Kekayaan Negara.

Melakukan rekonsiliasi LBPT dengan Ditjen Kekayaan Negara danmelakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan.

Melakukan rekonsiliasi internal LBPT dengan Laporan Keuanganbersama UAPA dan

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan.

Menyampaikan LBPT yang telah direkonsiliasi beserta ADK ke MenteriKeuangan cq.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

Mengarsipkan salinan LKB, DBP Intrakomptabel, DBP Ekstrakomptabel,

DBP Barang Bersejarah dan salinan LBPT secara tertib dan teratur.

Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

Gambar Bagan Arus SIMAK-BMN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

35

Page 36: Bahan Presentasi Sesi 6

5. Kebijakan Akuntansi Barang Milik Negara

Pengertian barang adalah bagian dari kekayaan negara yang merupakan satuan tertentu yang

dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai tidak termasuk uang dan surat berharga.

Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik

Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal

dari perolehan lainnya yang sah.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

36

Page 37: Bahan Presentasi Sesi 6

Variasi dari jenis BMN sangat beragam, baik dari tujuan maupun perolehannya maupun masa

manfaatnya yang diharapkan. Oleh karena itu dalam perlakuan akuntansina ada BMN yang

dikategorikan sebagai aset lancar dan ada pula yang digolongkan sebagai aset tetap, atau aset

lainnya.

BMN dikategorikan sebagai aset lancar apabila diharapkan segera dipakai atau dimiliki untuk

dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang memenuhi kriteria ini

diperlakukan sebagai persediaan.

Sedangkan kategori aset tetap bila mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal Kuasa Pengguna Barang. BMN yang

memenuhi kriteria ini meliputi: tanah, peralatan dan mesin, Gedung dan bangunan, jalan,

irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, serta konstruksi dalam pengerjaan.

Sedangkan BMN aset tetap lainnya merupakan aset tetap yang sudah dihentkan penggunaan

aktif pemerintah.

Dalam sistem akuntansi pemerintah, kebijakan akuntansi BMN mencakup masalah

pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.

Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan

untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan

untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan,

misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen

peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku

cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku,

barang dalam proses/setengah jadi, tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga antara lain berupa cadangan energi (misalnya

minyak) atau cadangan pangan (misalnya beras).

Pengakuan Persediaan

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ataukepenguasaannya

berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatatberdasarkan hasil inventarisasi

fisik.

Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalampekerjaan

pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagaiperkiraan aset

untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagaipersediaan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

37

Page 38: Bahan Presentasi Sesi 6

Pengukuran

Persediaan disajikan sebesar:

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan

meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang

secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan

lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah

biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.

b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan

meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya

overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam

proses konversi bahan menjadi persediaan.

c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Pengungkapan

Persediaan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan harus diungkapkan pula:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;

b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan ang digunakan dalam

pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi,

barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang

masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat;

c. Kondisi persediaan;

d. Hal-hal lain yang perlu diungkap berkaitan dengan persediaan, misalnya persediaan yang

diperoleh melalui hibah atau rampasan.

Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi

diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

6. Mapping Kode Barang ke Kode Buku Besar

Mapping kode barang ke kode buku besar diperlukan karena pencatatan BMN menggunakan

kodefikasi tersendiri yaitu diatur dalam Surat Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No 97/PMK.06/2007 tentang penggolongan dan kodefikasi BMN yang berbeda

dengan perkiraan buku besar neraca.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

38

Page 39: Bahan Presentasi Sesi 6

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

39

Page 40: Bahan Presentasi Sesi 6

7. Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan dalam melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan BMN.

Inventarisasi bertujuan untuk membandingkan catatan BMN dengan kenyataan mengenai

jumlah, nilai, harga, kondisi dan keberadaan seluruh BMN yang dimiliki dan atau dikuasai

oleh kementrian negara/lembaga dalam rangka tertib administrasi BMN dan mendukung

keandalan Laporan BMN dan Laporan Keuangan.

Tahapan dalam melaksanakan Inventarisasi

a. Persiapan

(1) Membentuk tim inventarisasi;

(2) Membagi tugas dan menyusun dan menyusun jadwal pelaksanaan inventarisasi;

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

40

Page 41: Bahan Presentasi Sesi 6

(3) Mengumpulkan dokumen BMN;

(4) Menyiapkan label sementara;

(5) Membuat denah ruangan, memberi nomor ruangan dan menentukan penanggung

jawab ruangan;

(6) Menyiapkan kertas kerja inventarisasi.

b. Pelaksanaan

(1) Menghitung jumlah BMN per sub-sub kelompok barang;

(2) Mencatat BMN ke dalam kertas kerja inventarisasi;

(3) Menempelkan label pada BMN yang telah dihitung;

(4) Menentukan kondisi BMN dengan kriteria baik, rusak ringan, atau rusak berat;

(5) Menyusun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI);

(6) Membandingkan LHI dengan dokumen BMN yang ada;

(7) Membuat daftar BMN yang tidak ditemukan, belum pernah dicatat, dan rusak berat

serta daftar koreksi nilai;

(8) Menyampaikan LHI kepada Pengelola Barang.

c. Tindak Lanjut

(9) Menelusuri BMN yang tidak ditemukan;

(10) Membuat usulan penghapusan BMN yang rusak berat;

(11) Menindaklanjuti hasil inventarisasi ke dalam SIMAK-BMN.

Bagian Lima

Bentuk dan Format Laporan Keuangan

Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Surat pernyatan ini adalah surat pernyatan bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dihasilkan

yang terdiri dari:

Laporan Realisasi Anggaran;

Neraca;

Catatan atas Laporan keuangan

Surat pernyataan tanggung jawab ini isinya adalah menyajikan informasi mengenai pelaksanaan

anggaran menyatakan bahwa semua transaksi keuangan baik belanja maupun pendapatan yang

mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca sudah dibukukan sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan dan didukung dengan sistem pengendalian intern yang memadai.

Berikut merupakan contoh dari Surat Pernyataan Bertanggung Jawab Tanpa Paragraf Penjelas

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

41

Page 42: Bahan Presentasi Sesi 6

Perubahan yang mendasar berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011

adalah:

1. Pada pasal 18 perubahan yang terjadi pada pasal 2

PMK 171 tahun 2007: SAI terdiri dari SAK, SIMAK-BMN, dan SA-BAPP

PMK 233 tahun 2011: SAI terdiri dari SAK dan SIMAK-BMN

2. Ketentuan ayat 3 pasal 33 diubah sehingga berbunyi:

PMK 171 tahun 2007: Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah investasi jangka

pendek yang dilakukan oleh kementrian negara/lembaga.

PMK 233 tahun 2011: Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah investasi jangka

pendek yang dilakukan oleh satuan kerja BLU.

3. Ketentuan pasal 49 sampai dengan pasal 65 dihapus.

4. Ketentuan pasal 69 dihapus.

5. Ketentuan ayat 3, 5, dan 6 pada pasal 7:

PMK 171 tahun 2007: (3) LKPP semesteran berupa LRA

(5) LRA belanja merupakan hasil konsolidasi laporan keuangan

seluruh entitas pelaporan dan data SAU sebagai kontrol pada saat

rekonsiliasi.

(6) LRA pendapatan merupakan hasil konsolidasi laporan keuangan

SAU dan data SAI sebagai kontrol pada saat rekonsiliasi.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

42

Page 43: Bahan Presentasi Sesi 6

PMK 233 tahun 2011: (3) LKPP semesteran berupa LRA, neraca, LAK, dan catatan atas

laporan keuangan.

(5) LRA belanja merupakan hasil konsolidasi laporan keuangan

seluruh entitas pelaporan.

(6) LRA pendapatan merupakan hasil konsolidasi laporan keuangan

SAU.

6. Laporan dalam pemrosesan dokumen yang menimbulkan pengakuan, pengeluaran

pembiayaan, dan penerimaan pembiayaan, penambahan nilai investasi dan penurunan nilai

investasi serta menghasilkan laporan:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Catatan atas Laporan Keuangan

4. Laporan Investasi Pemerintah.

7. Perubahan bentuk format pernyataan tanggung jawab DJKN

8. Huruf I bagian kedua mengenai Sistem Akuntansi Bendaha Umum:

1. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus

Transaksi yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam subsistem SA-BUN adalah:

a. Pengeluaran kerjasama Internasional;

b. Pengeluaran Perjanjian Hukum Internasional;

c. PNBP yang dikelola oleh Direktorat Jendral Anggaran kecuali Bagian Laba

BUMN;

d. Aset Pemerintah yang berada dalam penguasaan Pengelolaan Barang;

e. Pembayaran dan penerimaan setoran/ potongan PFK;

f. Pembayaran Belanja Pensiun.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

43

Page 44: Bahan Presentasi Sesi 6

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

I. Gambaran Umum

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga yang

memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi

Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).

SAK terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SA-UAKPA);

b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah

(SAUAPPA- W);

c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I

(SAUAPPA- E1); dan

d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA).

SABMN terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SA-UAKPB);

b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (SA-

UAPPBW);

c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA-

UAPPBE1); dan

d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA-UAPB).

Untuk melaksanakan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi instansi

sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi (UAI) terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan

(UAK) dan Unit Akuntansi Barang (UAB).

Unit Akuntansi Keuangan, terdiri dari :

a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) yang berada pada tingkat kementerian

negara/lembaga;

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1) yang berada pada

tingkat Eselon 1;

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) yang berada pada

tingkat wilayah; dan

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang berada pada tingkat satuan kerja.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

44

Page 45: Bahan Presentasi Sesi 6

Unit Akuntansi Barang, terdiri dari :

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) yang berada pada tingkat kementerian

negara/lembaga;

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) yang berada pada tingkat

eselon 1;

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) yang berada pada tingkat

wilayah; dan

d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang berada pada tingkat satuan kerja.

Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga dapat menunjuk satuan kerja sebagai

koordinator UAPPA-W/UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/propinsi atau

menetapkan salah satu satuan kerja lingkup eselon I dari sebuah kementerian negara/lembaga sebagai

UAPPA-W/UAPPB-W sesuai struktur kementerian negara/lembaga.

II. PELAPORAN

Unit-unit akuntansi instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas

pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan keuangan yang dihasilkan

merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik sebagai

entitas akuntansi maupun entitas pelaporan. Laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang

dihasilkan unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang

masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

b. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.

c. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu

pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Kementerian negara/lembaga yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan,

disamping wajib menyusun laporan keuangan atas bagian anggarannya sendiri, juga wajib menyusun

Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara terpisah.

Atas Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilimpahkan/dialokasikan oleh

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

45

Page 46: Bahan Presentasi Sesi 6

kementerian negara/lembaga kepada pemerintah daerah, laporan keuangannya merupakan satu

kesatuan/tidak terpisah dari laporan keuangan kementerian negara/lembaga.

Data akuntansi dan laporan keuangan secara berkala disampaikan kepada unit akuntansi di

atasnya. Data akuntansi dan laporan keuangan dimaksud dihasilkan oleh sistem akuntansi keuangan

(SAK) dan sistem akuntansi barang milik negara (SABMN) yang dikompilasi.

Penjelasan Flowchart

1. UAKPB mengirimkan ADK aset setiap bulan ke UAKPA sebagai bahan penyusunan neraca.

1a. UAKPB menyampaikan secara semesteran ke UAPPB-W/UAPPb-E1 berupa file data transaksi

BMN dan Laporan BMN untuk digabungkan.

2. UAKPA menyampaikan secara bulanan selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya ke KPPN

berupa LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan. UAKPA

melakukan rekonsiliasi data tersebut di atas dengan data di KPPN termasuk data transaksi

pembiayaan dan perhitungan. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK.

2a. UAKPA menyampaikan secara bulanan ke UAPPA-W/ UAPPA-E1 bagi yang tidak memiliki

UAPPA-W berupa file data, LRA dan neraca termasuk file data transaksi pembiayaan dan

perhitungan untuk digabungkan.

3. KPPN mengirim semua file data termasuk file data transaksi pembiayaan dan perhitungan setiap

bulan ke Kanwil Ditjen PBN cq. Bidang AKLAP.

4. UAPPB-W melakukan pencocokan laporan BMN dengan laporan keuangan pada UAPPA-W

semester.

4a. UAPPB-W menyampaikan file data dan laporan BMN ke UAPPB-E1 untuk digabungkan di

tingkat eselon I.

4b. UAPPB-W menyampaikan laporan BMN ke Kanwil Ditjen PBN.

5. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan

perhitungan secara bulanan ke Kanwil Ditjen PBN cq. Bidang AKLAP, dan melaksanakan

rekonsiliasi untuk tingkat wilayah setiap triwulan. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan

CALK.

5a. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan

perhitungan secara bulanan ke UAPPA-E1 untuk digabungkan di tingkat eselon I. Untuk laporan

semesteran dilengkapi dengan CALK.

6. UAPPB-E1 melakukan pencocokan laporan BMN dengan laporan keuangan pada UAPPA-E1.

6a. UAPPB-E1 menyampaikan ADK dan laporan BMN ke UAPB untuk digabungkan di tingkat

kementerian negara/lembaga.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

46

Page 47: Bahan Presentasi Sesi 6

7. UAPPA-E1 menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan

perhitungan secara bulanan ke UAPA sebagai bahan penyusunan laporan keuangan tingkat

kementerian negara/lembaga. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK.

7a. Apabila diperlukan UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi laporan keuangan tingkat eselon I

dengan Ditjen PBN cq. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap semester.

8. Kanwil Ditjen PBN mengirim file data termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan ke

pusat data base yang berada di Ditjen PBN cq. DIA sebagai bahan rekonsiliasi dengan

kementerian negara/lembaga di tingkat pusat.

9. UAPB melakukan pencocokan data dengan UAPA tiap semester dalam rangka penyusunan

neraca tingkat kementerian negara/lembaga.

9a. UAPB menyampaikan laporan BMN tingkat kementerian negara/lembaga ke Ditjen PBN c.q.

Dit.PBM/KN.

10. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan DIA setiap semester.

11. UAPA menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga termasuk transaksi

pembiayaan dan perhitungan ke Ditjen PBN c.q. DIA dalam rangka penyusunan laporan

keuangan Pemerintah Pusat.

12. Dit.PBM/KN Ditjen PBN menyampaikan laporan BMN Pemerintah Pusat ke DIA sebagai bahan

penyusunan neraca Pemerintah Pusat.

13. Khusus dana pembiayaan dan perhitungan :

UAKPA wajib menyampaikan laporan dilampiri bukti-bukti ke Ditjen. PBN cq. Dit.

Pelaksanaan Anggaran secara bulanan.

Kanwil Ditjen PBN menyampaikan secara bulanan file data belanja anggaran pembiayaan dan

perhitungan (APP) yang diterima dari KPPN, ke Ditjen PBN c.q. Dit PA.

14. UAPA menyampaikan LRA dan neraca anggaran pembiayaan dan perhitungan ke Ditjen

Perbendaharaan c.q. DIA dan Dit.PA yang bertindak sebagai Biro Keuangan Bagian Anggaran

Pembiayaan dan Perhitungan.

15. Direktorat PA menyampaikan LRA hasil penggabungan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan

ke Ditjen Perbendaharaan c.q. DIA.

III. Pelaksanaan SAI

3.1. Dokumen Sumber

Dokumen sumber yang digunakan di tingkat satuan kerja adalah :

a. Dokumen penerimaan yang terdiri dari :

Estimasi Pendapatan yang dialokasikan: (DIPA PNBP, tidak termasuk estimasi

Pengembalian Belanja dan Pembetulan Pembukuan);

Realisasi Pendapatan: SSBP, SSP, SSBC, dokumen lain yang dipersamakan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

47

Page 48: Bahan Presentasi Sesi 6

b. Dokumen pengeluaran yang terdiri dari :

Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan;

Realisasi Pengeluaran : SPM dan SP2D, dan dokumen lain yang dipersamakan.

c. Dokumen Piutang.

d. Dokumen Persediaan.

e. Dokumen Konstruksi dalam Pengerjaan.

f. Dokumen lainnya.

3.2. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga.

Tahapan perekaman dokumen sumber sampai dengan pelaporan keuangan adalah sebagai

berikut:

a. Tingkat UAKPA

Kegiatan Harian/Bulanan/Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi dokumen sumber dan ADK BMN.

Merekam dokumen sumber. Apabila aplikasi tersebut terintegrasi, tidak perlu dilakukan

perekaman SPM/SP2D dan DIPA.

Mencetak dan memverifikasi RTH.

Melakukan posting data untuk transaksi yang telah lengkap dan benar.

Mencetak dan memverifikasi buku besar.

Mencetak dan mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN.

Melakukan rekonsiliasi data dengan KPPN, membuat Berita Acara Rekonsiliasi dan

melakukan perbaikan data jika diperlukan.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke

UAPPA-W/UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPAW/ UAPPA-E1

setiap semester.

Melakukan back up data.

UAKPA melakukan pemprosesan data mulai dari perekaman dokumen sumber, baik

penerimaan maupun pengeluaran APBN. Kemudian melakukan proses posting untuk menghasilkan

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca.

LRA, Neraca, dan ADK disampaikan UAKPA kepada KPPN selambat-lambatnya tanggal 7

bulan berikutnya sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah batas waktu

penyampaian laporan keuangan ke KPPN, UAKPA menyampaikan laporan keuangan yang telah

direkonsiliasi ke UAPPA-W/UAPPA-E1 beserta ADK dan Berita Acara Rekonsiliasi.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

48

Page 49: Bahan Presentasi Sesi 6

b. Tingkat UAPPA-W

Kegiatan Bulanan/Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan beserta ADK yang diterima dari UAKPA

setiap bulan.

Menggabungkan data laporan keuangan.

Melakukan pencocokan data antara UAPPA-W dengan UAPPB-W.

Menyampaikan data laporan keuangan ke Kanwil Ditjen PBN sebagai bahan rekonsilasi.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Kanwil Ditjen PBN, membuat Berita Acara Rekonsiliasi

dan melakukan perbaikan data jika diperlukan.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke UAPPA-E1

beserta ADK sesuai jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPA-E1 setiap

semester.

Melakukan back up data.

Pada tingkat wilayah, UAPPA-W melakukan penggabungan data yang diterima dari satuan

kerja di bawahnya. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca, beserta ADK ke Kanwil Ditjen PBN

setempat setiap tanggal 17 bulan berikutnya sebagai bahan pembanding, dan setiap tanggal 17 setelah

berakhirnya triwulan yang bersangkutan sebagai bahan rekonsiliasi data. Selanjutnya, Kanwil Ditjen

PBN merekonsiliasi data dari UAPPA-W dengan data yang diterima dari KPPN setiap triwulan.

UAPPA-W menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi kepada

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1) selambatnya tanggal 20 bulan

berikutnya. Jadwal penyampaian laporan dan jenis laporan yang disampaikan akan diatur dengan

Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

c. Tingkat UAPPA-E1

Kegiatan Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-W. setiap

triwulan, termasuk Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan .

Menggabungkan data laporan keuangan

Melakukan pencocokan data antara UAPPA-E1 dengan UAPPB-E1.

Menyampaikan data laporan keuangan ke Ditjen PBN c.q. DIA sebagai bahan rekonsiliasi.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen PBN c.q. DIA, dan melakukan perbaikkan data

jika diperlukan.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

49

Page 50: Bahan Presentasi Sesi 6

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke UAPA beserta

ADK sesuai jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPA setiap semester.

Melakukan back up data.

Pada tingkat eselon 1, UAPPA-E1 melakukan penggabungan data yang diterima dari

UAPPA-W/UAKPA pusat yang berada di lingkup kerjanya, dan dapat melakukan rekonsiliasi laporan

keuangan tingkat UAPPA-E1 dengan Ditjen PBN cq. DIA jika diperlukan setiap semester.

Selanjutnya UAPPA-E1 menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan kepada UAPA

selambat-lambatnya tanggal 25 bulan berikutnya. Jadwal penyampaian laporan dan jenis laporan yang

disampaikan akan diatur dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

d. Tingkat UAPA

Kegiatan Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-E1 setiap

triwulan.

Menggabungkan data laporan keuangan.

Melakukan pencocokan data antara UAPA dengan UAPB.

Melakukan rekonsiliasi data dengan DIA setiap semester, dan membuat Berita Acara

Rekonsiliasi.

Mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan.

Membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SOR).

Menyampaikan laporan keuangan beserta ADK ke Ditjen PBN c.q. DIA.

Melakukan back up data.

Pada tingkat kantor pusat instansi, UAPA melakukan penggabungan data yang diterima dari

UAPPA-E1 yang berada di lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan

tersebut kepada Ditjen PBN cq DIA sebagai bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.

Kementerian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen PBN cq. DIA berdasarkan

data yang diterima dari Kanwil Ditjen PBN dan transaksi pusat. Laporan Keuangan kementerian

negara/lembaga yang telah direkonsiliasi tersebut akan direviu oleh aparat pengawasan intern

kementerian negara/lembaga.

Apabila kementerian negara/lembaga belum memiliki aparat pengawas intern, Sekretaris

Jenderal/yang setingkat menunjuk seorang atau beberapa orang pejabat di luar biro/bidang keuangan

untuk melakukan reviu atas laporan keuangan. Reviu tersebut dilaksanakan atas Laporan Keuangan

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

50

Page 51: Bahan Presentasi Sesi 6

kementerian negara/lembaga (termasuk Laporan Keuangan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

dan Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang digunakan oleh kementerian

negara/lembaga. Hasil reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah Direviu.

Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga semesteran disampaikan kepada Menteri

Keuangan c.q Dirjen Perbendaharaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah semester berakhir.

Sedangkan Laporan Keuangan tahunan disampaikan selambar-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun

anggaran berakhir. Khusus LRA disampaikan setiap triwulan kepada Dirjen Perbendaharaan c.q.

Direktur Informasi dan Akuntansi. Laporan Keuangan tahunan harus disertai Pernyataan Telah

Direviu yang ditanda tangani oleh aparat pengawas intern dan Pernyataan Tanggung Jawab

(Statement of Responsibility) yang ditandatangani oleh Menteri /Pimpinan Lembaga.

Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang digunakan oleh kementerian

negara/lembaga/pemerintah daerah disampaikan secara terpisah, disertai dengan Pernyataan Telah

Direviu yang ditandatangani oleh aparat pengawas intern dan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement

of Responsibility) yang ditandatangani oleh Menteri /Ketua Lembaga/Kepala Daerah.

Bagi kementerian negara/lembaga yang memiliki entitas Badan Layanan Umum, Laporan

Keuangan kementerian negara/lembaga tahunan dilampiri Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

yang berada di bawah pengawasan kementerian negara/lembaga. Tata cara penyusunan laporan

keuangan BLU akan diatur tersendiri dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

IV. DEKONSENTRASI/TUGAS PEMBANTUAN.

4.1. Dana Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah pusat melalui kementerian

negara/lembaga kepada gubernur selaku wakil pemerintah. Dana Dekonsentrasi merupakan dana yang

berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup

semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana

yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana Dekonsentrasi merupakan bagian dari

anggaran kementerian negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja kementerian

negara/lembaga dan dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan Gubernur.

Dalam pelaksanaan dekonsentrasi, Gubernur wajib mengusulkan daftar SKPD yang

mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi kepada kementerian negara/lembaga yang memberikan

alokasi dana, untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang. Apabila

Gubernur tidak menyampaikan usulan daftar SKPD, kementerian negara/lembaga dapat meninjau

kembali pengalokasian dana dekonsentrasi.

Dalam rangka pertanggungjawaban penggunaan dana dekonsentrasi, berdasarkan usulan dari

Gubernur, kementerian negara/lembaga menetapkan SKPD sebagai UAKPA/UAKPB Dekonsentrasi,

dan Pemerintah Provinsi sebagai UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi. Penanggung jawab

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

51

Page 52: Bahan Presentasi Sesi 6

UAKPA/UAKPB Dekonsentrasi adalah Kepala SKPD yang menerima dana dekonsentrasi, sedangkan

penanggung jawab UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi adalah Gubernur. Selanjutnya, pelaporan

keuangan/barang atas pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari pelaporan

keuangan/barang atas pelaksanaan Tugas Pembantuan dan APBD. SKPD mempertanggungjawaban

pelaksanaan Dana Dekonsentrasi kepada kementerian negara/lembaga melalui Gubernur.

Pertanggungjawaban pelaksanaan dimaksud berupa Laporan Keuangan dan Laporan BMN. Laporan

Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dokumen sumber yang digunakan di tingkat SKPD, adalah:

Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan;

Realisasi Pengeluaran : SPM/SP2D;

Realisasi Penerimaan : SSBP.

4.2. Dana Tugas Pembantuan

Dana Tugas Pembantuan merupakan dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh

daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas

pembantuan. Dana Tugas Pembantuan merupakan bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga

yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja kementerian negara/lembaga dan dilaksanakan oleh

SKPD yang ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota. Tugas Pembantuan adalah penugasan

pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain, dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang

Menugaskan.

Dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan, Kepala Daerah wajib mengusulkan daftar SKPD

yang mendapatkan alokasi dana Tugas Pembantuan kepada kementerian negara/lembaga yang

memberikan alokasi dana, untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

Barang. Apabila Kepala Daerah tidak menyampaikan usulan daftar SKPD, kementerian

negara/lembaga dapat meninjau kembali pengalokasian Dana Tugas Pembantuan.

Dalam rangka pertanggungjawaban penggunaan dana tugas pembantuan, berdasarkan

usulan dari Kepala Daerah, Kementerian negara/lembaga menetapkan SKPD sebagai

UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan, dan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota atau Pemerintah

Kabupaten sebagai UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan. Penanggung jawab UAKPA/UAKPB

Tugas Pembantuan adalah Kepala SKPD yang menerima dana tugas

pembantuan, sedangkan penanggung jawab UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan adalah Kepala

Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Selanjutnya, pelaporan keuangan/barang atas pelaksanaan Tugas

Pembantuan dilakukan terpisah dari pelaporan keuangan/barang dalam pelaksanaan Dekonsentrasi

dan APBD. SKPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas Pembantuan kepada kementerian

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

52

Page 53: Bahan Presentasi Sesi 6

negara/lembaga melalui Kepala Daerah. Pertanggungjawaban pelaksanaan dimaksud berupa Laporan

Keuangan dan Laporan BMN. Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dokumen sumber yang digunakan di tingkat SKPD, adalah:

Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan.

Realisasi Pengeluaran : SPM/SP2D.

Realisasi Penerimaan : SSBP.

4.3. Prosedur Penyusunan Laporan Dana Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan

Tahapan perekaman dokumen sampai dengan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Tingkat SKPD/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Kegiatan Harian/Bulanan/Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi dokumen sumber.

Merekam dokumen sumber. Apabila aplikasi tersebut terintegrasi, tidak perlu dilakukan

perekaman SPM/SP2D dan DIPA.

Mencetak dan memverifikasi RTH.

Melakukan posting data untuk transaksi yang telah lengkap dan benar.

mencetak dan memverifikasi buku besar.

mencetak dan mengirim laporan keuangan ke KPPN.

Melakukan rekonsiliasi data dengan KPPN, dan melakukan perbaikan data jika diperlukan.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1 setiap semester.

Melakukan back up data.

Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melakukan pemrosesan data mulai dari perekaman

dokumen sumber, baik penerimaan maupun pengeluaran APBN. Kemudian melakukan proses posting

untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca.

LRA, Neraca, dan ADK disampaikan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan kepada

KPPN selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya sebagai bahan rekonsiliasi data dan

pengawasan atas ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selambatlambatnya

5 hari setelah batas waktu penyampaian laporan keuangan ke KPPN (tanggal 12), UAKPA

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan laporan keuangan yang telah direkonsiliasi ke

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

53

Page 54: Bahan Presentasi Sesi 6

UAPPA-W dan ke UAPPA-E1 kementerian negara /lembaga Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

beserta ADK-nya.

b. Tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Kegiatan Bulanan/Triwulanan/Semesteran

Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAKPA

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap bulan.

Menggabungkan data laporan keuangan.

Melakukan pencocokan data antara UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan

UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Menyampaikan data laporan keuangan ke Kanwil Ditjen PBN sebagai bahan rekonsiliasi.

Melakukan rekonsiliasi data dengan Kanwil Ditjen PBN, dan melakukan perbaikan data jika

diperlukan.

Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya ke UAPPA-E1 sesuai

jadwal penyampaian.

Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPA-E1 setiap

semester.

Melakukan back up data.

Pada tingkat wilayah, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan

penggabungan data yang diterima dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di

bawahnya.UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LRA, Neraca, beserta ADK

bulanan kepada Kanwil Ditjen PBN setempat selambat-lambatnya tanggal 17 bulan berikutnya

sebagai bahan pembanding. UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LRA, dan

Neraca triwulanan kepada Kanwil Ditjen PBN setempat selambatlambatnya tanggal 17 setelah

berakhirnya triwulan sebagai bahan rekonsiliasi data. Kanwil Ditjen PBN akan merekonsiliasi data

dari UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas dengan data yang diterima dari KPPN. UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi kepada

UAPPA-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan Dana Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya. Jadwal penyampaian laporan dan jenis

laporan yang disampaikan akan diatur dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

c. Tingkat Eselon-I

Pada tingkat eselon 1, UAPPA-E1 pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan

Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan data yang diterima dari

UAKPA/SKPD Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan bersama UAPPA-W lainnya yang berada di

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

54

Page 55: Bahan Presentasi Sesi 6

lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan kepada Unit Akuntansi Pengguna

Anggaran (UAPA) setiap tanggal 25 bulan berikutnya.

V. SANKSI KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Setiap Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan Laporan Keuangan kepada KPPN

sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Apabila Kuasa Pengguna Anggaran tidak

menyampaikan Laporan Keuangan tersebut, KPPN dapat menunda penerbitan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran.

Penundaan penerbitan SP2D dikecualikan terhadap SPM Belanja Pegawai, SPM-LS, dan

SPM Pengembalian (SPM-IB, SPM-KP, SPM-KC). Penundaan penerbitan SP2D juga tidak

menggugurkan kewajiban satuan kerja/kuasa pengguna anggaran untuk menyampaikan laporan

keuangan. Pemberian sanksi didasarkan pada penerbitan Surat Peringatan atas keterlambatan

penyampaian laporan keuangan.

Prosedur Surat Peringatan

1. Laporan keuangan bulanan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) harus

diterima di KPPN selambat-lambatnya pada tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya.

2. Jika sampai tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya belum diterima oleh KPPN, maka KPPN akan

menerbitkan Surat Peringatan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut.

3. Dan jika sampai 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan Surat Peringatan, satuan kerja tidak

mengirimkan laporan keuangan bulanan maka KPPN akan memberikan sanksi berupa

pengembalian SPM yang diajukan oleh satuan kerja.

4. Sanksi pada point ke-3 tidak berlaku untuk SPM Belanja Pegawai, SPM LS, dan SPM

Kembali.

VI. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi

Laporan-laporan keuangan yang dapat dihasilkan secara otomatis dari proses komputerisasi

SAI adalah sebagai berikut :

1. Pelaporan Tingkat Satuan Kerja

Laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran adalah:

No. Nama Laporan Dikirim ke1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja SATKER melalui

KPPN dan BUNI, F, M

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja SATKER melalui KPPN

I, F, M

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja SATKER melalui BUN

I, F, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

55

Page 56: Bahan Presentasi Sesi 6

4 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja SATKER melalui KPPN dan BUN

I, F, M

5 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja SATKER melalui KPPN

I, F, M

6 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja SATKER melalui BUN

I, F, M

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah SATKER melalui KPPN dan BUN

I, F, M

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah SATKER melalui KPPN

I, F, M

9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah SATKER melalui BUN

I, F, M

10 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian pendapatan dan Hibah Pengembalian pendapatan dan Hibah SATKER melalui KPPN dan BUN

I, F, M

11 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian pendapatan dan Hibah Pengembalian pendapatan dan Hibah SATKER melalui KPPN

I, F, M

12 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian pendapatan dan Hibah Pengembalian pendapatan dan Hibah SATKER melalui BUN

I, F, M

13 Laporan Realisasi Anggaran SATKER I, F, M14 Neraca SATKER I, F, M15 Neraca Percobaan I, F, M

2. Pelaporan Tingkat Wilayah

Laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah adalah

:

No. Nama Laporan Dikirim ke1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui

KPPN dan BUN menurut Eselon IJ, G, M

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I

J, G, M

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN menurut Eselon I

J, G, M

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Jenis SATKER

J, G, M

6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

7 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

8 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

9 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

10 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

J, G, M

11 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

J, G, M

12 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui J, G, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

56

Page 57: Bahan Presentasi Sesi 6

KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan13 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja

Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon IJ, G, M

14 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I

J, G, M

15 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui BUN menurut Eselon I

J, G, M

16 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

17 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Jenis SATKER

J, G, M

18 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

19 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

J, G, M

20 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

J, G, M

21 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

J, G, M

22 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

23 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

24 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Pengembalian Belanja Wilayah melalui BUN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

25 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I

J, G, M

26 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN menurut Eselon I

J, G, M

27 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui BUN menurut Eselon I

J, G, M

28 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

29 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN menurut Jenis SATKER

J, G, M

30 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

31 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

32 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

33 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui BUN menurut Eselon I dan Jenis SATKER

J, G, M

34 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah J, G, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

57

Page 58: Bahan Presentasi Sesi 6

Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

35 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

J, G, M

36 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah melalui BUN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

J, G, M

37 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I

J, G, M

38 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I

J, G, M

39 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui BUN menurut Eselon I

J, G, M

40 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

J, G, M

41 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN menurut Jenis SATKER

J, G, M

42 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN menurut Jenis SATKER

J, G, M

43 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Eselon I dan SATKER

J, G, M

44 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN menurut Eselon I dan SATKER

J, G, M

45 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui BUN menurut Eselon I dan SATKER

J, G, M

46 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

J, G, M

47 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui KPPN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

J, G, M

48 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Wilayah melalui BUN menurut Jenis Pendapatan dan SATKER

J, G, M

49 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah menurut Departemen J, G, M50 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah menurut Eselon I J, G, M51 Neraca Wilayah J, G, M52 Neraca Percobaan J, G, M

3. Pelaporan Tingkat Eselon I

Laporan yang dihasilkan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 adalah :

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

58

Page 59: Bahan Presentasi Sesi 6

No. Nama Laporan Dikirim ke

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

59

Page 60: Bahan Presentasi Sesi 6

1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN

H, M

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN H, M3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui BUN H, M4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN

dan BUN menurut Jenis SATKERH, M

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut Jenis SATKER

H, M

6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui BUN menurut Jenis SATKER

H, M

7 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

8 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

9 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

10 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

11 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

12 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

13 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN

H, M

14 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN

H, M

15 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui BUN

H, M

16 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

H, M

17 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut Jenis SATKER

H, M

18 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui BUN menurut Jenis SATKER

H, M

19 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

20 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

21 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

22 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

23 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

24 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Eselon I melelui BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

H, M

25 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN

H, M

26 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN

H, M

27 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN

H, M

28 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah H, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

60

Page 61: Bahan Presentasi Sesi 6

Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

29 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN menurut Jenis SATKER

H, M

30 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN menurut Jenis SATKER

H, M

31 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

32 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

33 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

34 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN

H, M

35 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN

H, M

36 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN

H, M

37 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

H, M

38 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN menurut Jenis SATKER

H, M

39 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN menurut Jenis SATKER

H, M

40 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

41 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

42 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Eselon I melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

H, M

43 Laporan Realisasi Anggaran Eselon I H, M44 Neraca Tingkat Eselon I H, M45 Neraca Percobaan Tingkat Eselon I H, M

4. Pelaporan Tingkat Kementerian negara/lembaga

Laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Pengguna Anggaran adalah :

No. Nama Laporan Dikirim ke1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian

Negara/lembaga melelui KPPN dan BUNK, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

61

Page 62: Bahan Presentasi Sesi 6

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN

M

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN

M

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

K, M

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Jenis SATKER

M

6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Jenis SATKER

M

7 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

K, M

8 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

9 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

10 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

K, M

11 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

M

12 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

M

13 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

K, M

14 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

M

15 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

M

16 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN

K, M

17 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN

M

18 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN

M

19 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

K, M

20 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Jenis SATKER

M

21 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui menurut Jenis SATKER

M

22 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

K, M

23 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

24 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

25 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian K, M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

62

Page 63: Bahan Presentasi Sesi 6

Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

26 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

M

27 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

M

28 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

K, M

29 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

M

30 Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Belanja Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Fungsi, Subfungsi dan Program

M

31 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN

K, M

32 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN

M

33 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN

M

34 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

K, M

35 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Jenis SATKER

M

36 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Jenis SATKER

M

37 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut SATKER pusat - Wilayah

K, M

38 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut SATKER pusat - Wilayah

M

39 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut SATKER pusat - Wilayah

M

40 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN

K, M

41 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN

M

42 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN

M

43 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut Jenis SATKER

K, M

44 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan M

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

63

Page 64: Bahan Presentasi Sesi 6

Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN menurut Jenis SATKER

45 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut Jenis SATKER

M

46 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui KPPN dan BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

K, M

47 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

48 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Negara/lembaga melelui BUN menurut SATKER Pusat - Wilayah

M

49 Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/lembaga K, M50 Neraca Kementerian Negara/lembaga K, M51 Neraca Percobaan Kementerian Negara/lembaga M

Keterangan:A. UAKPBB. UAPPB - WC. UAPPB-E1D. UAPBE. UAKPA/SKPDF. UAPPA-WG. UAPPA-E1H. UAPAI. KPPNJ. KANWILK. DITJEN PBNL. Dit. PAM. Arsip

REFERENSI

Nomor 171/PMK.05/2007.

Nomor 59/PMK.06/2005.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

64

Page 65: Bahan Presentasi Sesi 6

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

65