Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

12
Suatu perusahaan dikategorikan memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak dapat dilihat dari hasil rasio yang telah diperoleh. Pada umumnya rasio keuangan pada perusahaan pertanian menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan walaupun perusahaan tersebut berada dalam industri yang sama. Kondisi ini terjadi karena karakteristik usaha pertanian yang memiliki kekhususan pada komoditi tertentu, risiko yang dihadapi, teknik budidaya, dan pasar yang dimasuki. Sehingga penggunaan rasio keuangan pada perusahaan pertanian juga harus dengan teliti menggunakan informasi dan data keuangan yang tepat. Informasi dari hasil rasio keuangan tentunya akan dapat digunakan oleh perusahaan apakah akan mengembangkan usaha pertanian tersebut atau melakukan kebijakan lain. Hasil yang diperoleh dari setiap rasio-rasio yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai rasio yang sama pada periode yang berbeda, sehingga dapat dilihat trend/perkembangan dari periode ke periode. Atau hasil rasio keuangan juga dapat dibandingkan ke eksternal yakni rasio industri, dimana nilai raso industri ini merupakan nilai rata-rata rsio- rasio keuangan perusahaan-perusahaan pada industri tersebut. Sebagai contoh koperasi susu atau perusahaan pengolahan susu akan membandingkan nilai rasio-rasio yang diperoleh dengan rasio yang dikeluarkan oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) atau Industri Pengolah Susu (IPS) pada tahun yang sama. Sehingga dengan demikian akan diketahui posisi perusahaan di dalam suatu industri tertentu. Sebagaimana yang telah disampaikan bahwa analisis rasio keuangan memiliki pengertian untuk menilai keinerja keuangan perusahaan dari beberapa segi atau aspek. Menurut Sartono (2001) dan Prihadi (2011) sedikitnya ada empat kelompok rasio yang dapat digunakan perusahaan dalam analisis rasio keuangan. Keempat analisis rasio tersebut adalah ; (1) Rasio likuiditas, (2) Rasio aktivitas, (3) Rasio leverage keuangan, dan (4) Rasio profitabilitas. Setiap kelompok rasio memiliki fokus perhatian yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Setiap rasio berupaya dapat menyajikan informasi yang spesifik agar tidak terjadi tumpang tindih antar rasio. Nilai yang akan diperoleh akan dibandingkan dengan periode yang sama ataupun dengan standar rasio yang dimiliki industri. Berikut ini akan diuraikan kepada Anda setiap kelompok rasio-rasio tersebut. 1. Rasio Likuiditas 1 Ringkasan Untuk Bahan Praktikum Mk. Pembiayaan Agribisnis Analisis Laporan Keuangan dan Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Oleh, Feryanto, SP. M.Si

description

Pembiayaan, Agribisnis

Transcript of Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

Page 1: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

Suatu perusahaan dikategorikan memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak dapat dilihat dari hasil rasio yang telah diperoleh. Pada umumnya rasio keuangan pada perusahaan pertanian menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan walaupun perusahaan tersebut berada dalam industri yang sama. Kondisi ini terjadi karena karakteristik usaha pertanian yang memiliki kekhususan pada komoditi tertentu, risiko yang dihadapi, teknik budidaya, dan pasar yang dimasuki. Sehingga penggunaan rasio keuangan pada perusahaan pertanian juga harus dengan teliti menggunakan informasi dan data keuangan yang tepat. Informasi dari hasil rasio keuangan tentunya akan dapat digunakan oleh perusahaan apakah akan mengembangkan usaha pertanian tersebut atau melakukan kebijakan lain.

Hasil yang diperoleh dari setiap rasio-rasio yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai rasio yang sama pada periode yang berbeda, sehingga dapat dilihat trend/perkembangan dari periode ke periode. Atau hasil rasio keuangan juga dapat dibandingkan ke eksternal yakni rasio industri, dimana nilai raso industri ini merupakan nilai rata-rata rsio-rasio keuangan perusahaan-perusahaan pada industri tersebut. Sebagai contoh koperasi susu atau perusahaan pengolahan susu akan membandingkan nilai rasio-rasio yang diperoleh dengan rasio yang dikeluarkan oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) atau Industri Pengolah Susu (IPS) pada tahun yang sama. Sehingga dengan demikian akan diketahui posisi perusahaan di dalam suatu industri tertentu.

Sebagaimana yang telah disampaikan bahwa analisis rasio keuangan memiliki pengertian untuk menilai keinerja keuangan perusahaan dari beberapa segi atau aspek. Menurut Sartono (2001) dan Prihadi (2011) sedikitnya ada empat kelompok rasio yang dapat digunakan perusahaan dalam analisis rasio keuangan. Keempat analisis rasio tersebut adalah ; (1) Rasio likuiditas, (2) Rasio aktivitas, (3) Rasio leverage keuangan, dan (4) Rasio profitabilitas. Setiap kelompok rasio memiliki fokus perhatian yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Setiap rasio berupaya dapat menyajikan informasi yang spesifik agar tidak terjadi tumpang tindih antar rasio. Nilai yang akan diperoleh akan dibandingkan dengan periode yang sama ataupun dengan standar rasio yang dimiliki industri. Berikut ini akan diuraikan kepada Anda setiap kelompok rasio-rasio tersebut.

1. Rasio LikuiditasRasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Kewajiban jangka pendek yang dimaksud dalam hal ini adalah beban/utang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Sebagai contoh utang dagang. Sedangkan aktiva lancar terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Informasi keuangan ini dapat diperoleh dari laporan neraca.

Rasio likuiditas ini umumnya yang sering digunakan terdiri dari dua rasio yakni, rasio lancar (current ratio) dan rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio). Rasio lancar memperhitungkan seluruh aktiva lancar (kas, piutang dan persediaan), sedangkan rasio sangat lancar hanya memperhitungkan nilai kas dan piutang. Rasio lancar dapat dituliskan sebagai berikut ;

Makna atau interpretasi yang diperoleh dari nilai rasio lancar tersebut adalah, jika nilai yang diperoleh lebih dari satu, maka perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat, yakni mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik dan tepat waktu. Menurut Fahmi (2011) standard rasio lancar adalah lebih besar dari 2 (idealnya lebih besar dari 2,5). Semakin besar nilai current ratio,

1

Ringkasan Untuk Bahan Praktikum Mk. Pembiayaan Agribisnis

Analisis Laporan Keuangan dan Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

Oleh,Feryanto, SP. M.Si

Disarikan dari beberapa Sumber Seperti yang tercantum di Referensi

Page 2: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya terhadap kreditor. Sedangkan jika nilainya kurang dari satu maka perusahaan memiliki masalah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga ini akan memberikan dampak bagi kegiatan operasional perusahaan. sebagai contoh, dengan menggunakan data keuangan PT. Agribisnis tahun 2010 yang terdapat pada Tabel 3.2 dan 3.4 maka kita dapat menghitung nilai rasio lancar PT. Agribisnis tersebut,

= 2,33 kaliSehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya sangat baik, yakni kemampuannya lebih besar dua kali, yang ditunjukkan oleh nilai 2,33.

Namun perlu menjadi perhatian adalah walaupun nilai rasio lancar perusahaan tinggi, ini dapat saja menunjukkan bahwa banyak dana yang dimiliki oleh perusahaan yang belum teroptimalkan dengan baik. Sebagai contoh jumlah kas yang berlebih akan memberikan kerugian bagi perusahaan, karena dana berlebih bisa dimanfaatkan untuk investasi dalam bentuk lain.

Rasio sangat lancar atau rasio cepat (quick ratio atau acid test ratio), yaitu rasio yang memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, tanpa menyertakan nilai persediaan. Sehingga nilai aktiva lancar hanya merupakan nilai dari kas, piutang, dan surat berharga. Interpretasi dari nilai yang diperoleh perusahaan pada dasarnya memiliki makna yang sama dengan rasio lancar sebelumnya. Idealnya nilai rasio sangat lancar lebih besar dari 1 atau > 35 persen.

Nilai rasio ini diperoleh dari pembagian selisih antara aktiva lancar dan persediaan dengan hutang lancar dengan kriteria rasio sangat lancar lebih besar dari satu. Rasio sangat lancar PT. Agribisnis pada tahun 2010, adalah sebagai berikut ;

= 1,33 kaliMaknanya adalah, perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar kas, piutang dan surat berharga.

2. Rasio AktivitasPerusahaan atau pihak manajemen berupaya sebaik mungkin untuk menggunakan

seumberdaya seoptimal mungkin. Rasio aktvitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan agar dapat efesien untuk dalam menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengetahui seberapa efesien perusahaan, maka nilai rasio keuangan dapat dibandingkan dengan nilai rasio industri. Rasio aktivitas yang umum digunakan terdiri dari lima, yakni ; (1) rasio periode pengumpulan piutang, (2) rasio perputaran piutang, (3) perputaran persediaan, (d) rasio perputaran aktiva tetap, dan (5) rasio perputaran total aktiva. Kelima rasio ini akan digunakan untuk mengukur kinerja aktivitas keuangan perusahaan apakah efesien atau tidak dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Informasi keuangan yang digunakan dalam menghitung rasio ini berasal dari laporan neraca dan laba rugi.

2

Page 3: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

Sama halnya dengan contoh yang digunakan dalam rasio likuiditas, kita akan menggunakan laporan neraca dan laba rugi PT. Agribisnis pada tahun 2010 untuk memberikan contoh kepada Anda.

= 40,2 hari

Waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya adalah selama 40,2 hari. Semakin pendek periode pengumpulan piutang maka akan semakin bagus bagi perusahaan, karena perputaran uangnya akan semakin lebih cepat. Kondisi ini akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menjalankan opersional perusahaan dengan baik. Periode pengumpulan piutang yang tinggi (panjang) menunjukkan bahwa perusahaan menetapkan kebijakan penjualan secara longgar, memberi kredit dengan mudah, hal ini memungkinkan terjadinya kredit macet. Sebaliknya, jika periode pengumpulan piutang pendek, kebijakan penjualan yang diterapkan perusahaan adalah ketat. Setelah mengetahui periode pengumpulan piutang, maka kita juga dengan menggunakan data yang sama dapat menghitung nilai perputaran piutang dalam satu periode/tahun.

Perputaran piutang pada PT. Agribisnis pada tahun 2010 adalah sebagai berikut,

= 8,95 kaliNilai 8,95 menunjukkan bahwa selama satu tahun (tahun 2010) perputaran piutang pada PT. Agribisnis sebanyak 8,95 kali.

Sebagai contoh : bila pada tahun 2010 PT. Agribisnis memiliki rata-rata persediaan sebesar Rp. 250 juta, sedangkan total penjualan sebesar Rp. 3.000 juta. Jika harga pokok penjualan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.750 juta. Tentukan rasio perputaran persediaannya.

= 7 kaliPerputaran persediaan PT. Agribisnis pada tahun 2010 adalah sebesar 7 kali dalamsatu

periode. Nilai perputaran persediaan yang tinggi pada dasarnya baik menunjukkan efisiensi. Namun perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik, karena biaya yang dikeluarkan untuk transasksi pemesanan dan pembelian menjadi lebih besar juga, sehingga perlu memperhatikan keseimbangan. Berikutnya yang akan kita pelajari adalah kemampuan perusahan dalam mengelola aktivanya baik aktiva tetap ataupun total aktiva. seberapa optimal asset atau sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan digunakan secara efesien. Untuk mengukurnya kita gunakan perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva.

Perputaran aktiva tetap pada PT. Agribisnis pada tahun 2010 adalah,

= 2,3 kaliPerputaran aktiva tetap, merupakan nisbah antara nilai penjualan terhadap nilai aktiva tetap

yang dimiliki perusahaan, rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan mampu menggunakan aktiva 3

Page 4: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

tetapnya. Nilai 2,3 menunjukkan bahwa PT. Agribisnis menghasilkan Rp. 2,3 dari setiap satu rupiah aktiva tetap yang dimilikinya. Rasio berikutnya adalah perputaran aktiva tetap. Rasio yang menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh asset yang ia memiliki untuk memperoleh nilai penjualan dan laba bagi perusahaan.

Pada kasus yang sama di PT. Agribisnis pada tahun 2010 kita dapat menghitung berapa nilai perputaran total aktivanya,

= 1,5 kaliPengertian yang diperoleh pada rasio perputaran total aktiva memiliki interpretasi yang sama dengan perputaran aktiva tetap.

3. Rasio Leverage KeuanganRasio leverage keuangan ini juga sering disebut sebagai rasio solvabilitas. Rasio yang

menunjukkan atau mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Yamit (2005) menyebutkan bahwa rasio leverage menunjukkan utang yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sehingga perusahaan yang tidak menggunakan utang atau leverage berarti menggunakan modal sendiri seluruhnya.

Sartono (2001) menyebutkan ada tigal hal yang harus diperhatikan perusahan ketika menggunakan utang dalam usahanya, diantaranya adalah ; (1) pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit ang diberikan, (2) dengan menggunakan utang, apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan akan memperoleh keuntungannya, dan (3) dengan menggunakan utang maka pemilik memperoeh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.

Nilai rasio leverage, menunjukkan bahwa jika nilai rasionya tinggi memiliki makna mempunyai risiko kerugian yang besar tetapi mendapatkan keuntungan besar juga. Rasio yang umum digunakan dalam rasio leverage atau solvabilitas ini adalah rasio hutang (debt ratio), rasio utang terhadapa modal sendiri (Debt to equity ratio), dan Time interest earned ratio.

Rasio utang atau debt ratio merupakan rasio yang paling banyak digunakan dalam kelompok rasio ini. Rasio utang menunjukkan perbandingan nilai total kewajiban/utang dengan total asset yang dimiliki. Semakin besar nilai rasio utang maka akan semakin besar risiko yang diperoleh.

Rasio utang yang dimiliki PT. Agribisnis pada tahun 2010 berdasarkan informasi keuangan (neraca dan laba rugi) yang ada, adalah sebagai berikut;

= 55%Debt rasio sebesar 55% artinya sebanyak 55 persen total aset perusahaan dibiayai dari utang. Kondisi ini kurang baik, karena utang melebihi separuh dari nilai aset perusahaan. Seharusnya rasio utang tidak lebih dari 50 persen. Penjelasannya sama seperti yang telah diuraikan pada kegiatan belajar 2. Coba Anda lihat analisis vertikal pada kegiatan belajat 2. Rasio berikutnya adalah rasio utang terhadap jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menunjukkan bagaimana perbandingan utang dan modal sendiri dalam membiayai perusahaan untuk menghasilkan laba.

4

Page 5: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

= 122,22 %Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan jauh lebih besar

dari jumlah modal yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio debt to equity sangat erat kaitannya dengan rasio utang yang sudah dibahas sebelumnya. Karena rasio utang lebih besar dari 50 persen, maka pasti rasio debt to equity lebih besar dari 100 persen. Demikian sebaliknya, jika rasio utang lebih kecil dari 50 persen, maka rasio debt to equity akan lebih kecil dari 100 persen. Angka rasio 122,22 persen menjelaskan bahwa jumlah utang 22,22 persen lebih banyak dibandingkan ekuitas pemilik (modal sendiri) .Rasio terakhir yang akan dibahas di dalam kelompok rasio ini adalah rasio laba operasi terhadap bunga yang dibayarkan karena konsekuensi adanya utang perusahaan.

Rasio ini dapat dijelaskan dengan contoh yang kita miliki, dimana rasio laba operasi terhadap nilai bunga yang dibayarkan adalah;

= 4,03 kaliRasio laba operasi terhadap bunga menunjukkan bagaimana perusahaan mampu memenuhi

kewajiban tetapnya (bunga pinjaman) dengan baik, konsekuensi akibat utang yang dimiliki perusahaan. Rasio yang diperoleh 4,03 menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tetap cukup baik. Artinya empat kali dari nilai bunga yang dibayarkan pada tahun 2010 pada PT. Agribisnis. Dengan kata lain, biaya bunga hanya sekitar 25 persen dari total laba operasi.

4. Rasio Profitabilitas/RentabilitasRasio profitabilitas adalah kelompok rasio yang menunjukkan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktivitas perusahaan yang terdiri dari kegiatan penjualan, penggunaan asset yang ada, modal sendiri, dan kegiatan investasi yang dilakukan. Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan kesejahteraan bagi para pemilik/pemegang saham ataupun investor. semakin besar nilai dari rasio-rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba baik.

Rentabilitas juga sering dikelompokkan dalam rasio profitabilitas. Rentabilitas menurut Nuryanto, dkk (2004) kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Karena yang dibicarakan adalah kemampuan perusahaan, maka ini dikaitkan dengan penggunaan modal (sumberdaya keuangan) perusahaan. Nilai rasio yang menunjukkan trend yang positif atau dengan kata lain meningkat dari suatu periode ke periode berikutnya, akan memberikan penilaian yang baik bagi kinerja perusahaan. Investor tentunya akan tertarik untuk terus menginvestasikan modal yang dimiliki pada perusahaan. Rasio-rasio yanga kan dibahas dalam kelompok rasio ini adalah ; (1) Net Profit Margin, (2) Gross Profit Margin, (3) Profit Margin, (4) Return On Investment (ROI) atau Earning Power, (5) Return on Equity (ROE), dan (6) Rentabilitas ekonomis.

Net profit margin menunjukkan perbandingan nilai laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap penjualan. Atau dengan kata lain net profit margin memberikan pengertian bahwa berapa laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap Rp. 1 penjualan. Net profit margin dapat dihitung dengan persamaan berikut ini ;

Maka net profit margin PT. Agribisnis dapat dihitung pada tahun 2010 sebesar ;5

Page 6: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

= 4 %Berdasarkan nilai yang diperoleh pada net profit margin sebesar empat persen. Dengan

demikian memiliki pengertian bahwa setiap Rp. 1 penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,04. Rasio ini terlalu kecil yang menunjukkan kemampuan menciptakan laba bersih perusahaan yang sangat rendah. Untuk melihat perusahaan sehat atau tidak dalam suatu industri, maka rasio industri bisa digunakan disini. Selain menghitung net profit margin maka, nilai gross profit margin juga dapat dihitung, sebagai berikut ;

Contoh : pada nilai harga pokok penjualan PT. Agribisnis pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.750 juta, dengan penjualan sebesar Rp. 3.000 juta. maka nilai gross profit margin-nya dapat kita hitung, yakni ;

= 41,67%Pengertian atau intrepetasi pada rasio gross profit margin sama dengan net profit margin,

hanya disini masih pada laba kotor/laba operasi perusahaan. Artinya laba kotor perusahaan sebesar 41,67 persen dari nilai penjualan. Dalam analisis rasio ini baru memperhitungkan harga pokok penjualan sehingga belum memperhitungkan biaya operasi selain harga pokok penjualan dan bunga atau biaya non operasi.

Rasio selanjutnya yang juga menunjukkan tingkat keuntungan atau rasio keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah profit margin. Rasio ini ingin melihat laba operasi yang yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Intrepetasinya juga memiliki makna yang relatif sama dengan makna yang terdapat pada net profit margin dan gross profit margin.

= 8,88%

Profit margin sebesar 8,88 persen menunjukkan setiap penjualan hanya mampu menghasilkan 8,88 persen laba operasi. Laba operasi adalah besar laba yang diperoleh setelah memperhitungkan seluruh biaya operasi perusahaan. Berdasarkan rasio tersebut terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba masih rendah yaitu kurang dari 10 persen.

Setelah kita memahami rasio-rasio yang menunjukkan profit ataupun keuntungan dari aktivitas penjualan perusahaan. Berikutnya kita akan mempelajari aktivitas investasi yang dilaksanakan perusahaan, atau sejauh mana kegiatan investasi atau pemanfaatan asset perusahaan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Kondisi ini dapat ditunjukkan oleh tingkat pengembalian investasi dari penggunaan asset atau yang lebih dikenal dengan return on investment (ROI), earnig power atau return on asset (ROA). ROI adalah rasio perbandingan antara laba bersih atau EAT dengan total aktiva, sedangkan earning power atau ROA diperoleh dari perkalian antara perputaran aktiva dengan net profit margin.

6

Page 7: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

Nilai ROI PT. Agribisnis pada tahun 2010 adalah ;

= 6%Sedangkan untuk earning power atau return on asset (ROA), dapat diperhitungkan dengan formula sebagai berikut;

atau,

Berdasarkan contoh yang diberikan maka nilai ROA PT. Agribisnis tahun 2010 adalah ;

= 6 %

Dari perhitungan nilai perhitungan ROI dan ROA masing-masing kita peroleh nilai sebesar enam persen. Nilai ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan dari asset yang digunakan. Nilai enam persen, berarti setiap penggunaan asset sebesar Rp. 1 akan memberikan laba sebesar Rp. 0,06. Untuk hal yang sama berlaku pada ROA.

ROA digunakan sebagai indikator untuk melihat seberapa efektif perusahaan dalam melakukan kegiatan investasi dari asset yang dimiliki untuk mendapatkan laba. Jika kita perhatikan dari formula, bahwa jika perputaran total aktiva meningkat, hal ini juga akan memberikan dampak bagi peningkatan nilai ROA. Rasio akhir yang digunakan di dalam rasio profitabilitas ini adalah rentabilitas ekonomi. rentabilitas ekonomi adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor atau laba operasi dengan total kekayaan atau aktiva.

PT. Agribisnis akan memiliki nilai rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2010 adalah sebesar;

= 13,3%Berarti pada tahun 2010, rentabilitas ekonomi PT. Agribisnis sebesar 13,3 persen yang

berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi perusahaan sebesar Rp. 0,133 dari setiap Rp. 1 aktiva yang digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian secara umum Anda sudah dapat melakukan analisis rasio keuangan, dan mampu melakukan perhitungan serta mengintrepetasikan setiap rasio-rasio yang diperoleh pada suatu perusahaan berdasarkan pada laporan keuangan (neraca dan laba rugi).

REFERENSI :Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Penerbit Alfabeta. Bandung.Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN.

Yogyakarta.Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar teori Fortofolio & Analisis Sekuritas , UPP AMP YKPN, Yogyakarta.Kadarsan. H. W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT. Gramedia

Pustaka. Jakarta

7

Page 8: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

Keown, A. Scott. Martin. Petty. 1999. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.

Mardiyanto, H. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Grasindo. Jakarta.Nuryanto. Suharti dan Bambang Sudarmanto. 2004. Manajemen Keuangan Pertanian. Pusat Penerbit

Universitas Terbuka. Jakarta.Prihadi, Toto. 2011. Praktisi Memahami : Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK. PPM Manajemen.

Jakarta.Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. FE UGM.

Yogyakarta. Weston, J. F. dan Thomas. E. Copelan. 1994. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan jilid I. Penerbit

Erlangga. Jakarta. Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Keuangan : Ringkasan Teori dan Penyelesaian. Penerbit Ekonisia FE

UII. Yogyakarta.

SOAL LATIHANAnalisis Laporan KeuanganMK. PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBSINIS-FEM IPBDosen Praktikum : Feryanto, SP. M.SiP dan Tintin Sarianti, SP. MM

1. Berdasarkan laporan keuangan PT. Anugerah Berkah Tani, diperoleh informasi keuangan sebagai berikut : (nilai dalam Rp. juta)Nilai Kas dan surat Berharga = Rp. 100Aktiva Tetap = Rp. 203, 50Penjualan pada tahun 2012 = Rp. 50Laba Bersih perusahaan = Rp. 1.000Quick Ratio (QR) = 2xCurrent Ratio (CR) = 3x Periode Pengumpulan piutang = 40 hariDebt ratio = 20 %dengan memperhatikan informasi keuangan tersebut, coba Anda hitung berapa (1) total piutang tahun 2012, (2) nilai kewajiban lancar, (3) Nilai ROA dan ROE.

2. PT. Indo Agri Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha agribisnis hortikultura. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2012 diperoleh informasi bahwa perusahaan memiliki total kekayaan sebesar Rp. 5.000 juta, perputaran aktiva 5x dalam setahun, laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 500 juta, dan rasio total hutang dengan total kekayaan perusahaan sebesar 0,2x. Berdasarkan informasi tersebut, bantulah pihak manajemen untuk menghitung :a. Berapa nilai Net Profit Margin, Return on total Assets, dan return on Equity PT. Indo Agri

Persada pada tahun 2012.b. Jika Perusahaan ingin meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi perusahaan, dan akan

melakukan investasi pada tahun 2013 ini sebesar Rp. 1.000 juta, dan diperkirakan pada tahun 2013 ini dengan investasi tersebut diperoleh informasi bahwa Net Profit Margin Perusahaan akan meningkat menjadi 3 persen dan rasio hutang dengan kekayaan tetap tidak berubah demikian juga dengan nilai penjualan. Bantulah perusahaan untuk menghitung proyeksi nilai return on assets dan return on equity pada tahun 2013 ini?

c. Jika Perusahaan tetap melakukan investasi dengan meminjam dana dalam bentuk hutang, berapa rasio hutang yang harus dicapai agar return on equity perusahaan (konstan) sama dengan periode tahun 2012 dan return on equity sesuai dengan proyeksi tahun 2013!.

8

Page 9: Bahan Prak Minggu Ke-3-Analisis Lap Keuangan Departemen Agribisnis FEM IPB

3. CV. AGRIBIZ LESTARI INDONESIA (ALI) memiliki informasi laporan keuangan tahun 2012 seperti yang tercatat berikut ini :

NERACA (dalam ribu)Total Aktiva = Rp. 12.500.000

Total Hutang = Rp. 5.000.000Total Ekuitas = Rp. 7.500.000 +Total Utang+Ekuitas = Rp. 12.500.000

LAPORAN LABA-RUGI (Dalam ribu)Laba sebelumbunga dan pajak = Rp. 1.450.000Beban Bunga = Rp. 200.000 -Laba Sebelum Pajak = Rp. 1.250.000Pajak Perusahaan (40%) = Rp. 500.000 -Laba Bersih = Rp. 750.000

Jika pada tahun 2013 ini CV. ALI merencanakan untuk membangun pabrik baru. Pembangunan pabrik baru akan menambah jumlah aktiva menjadi Rp. 20.000.000.000 (sementara nilai debt rasio = 40% akan dipertahankan. Pihak Manajemen memperkirakan Return On assets (ROA) akan turun dari 11,6% menjadi 9% pada tahun 2013 ini. Akibat lain dari pembangunan pabrik baru ini adalah bertambahnya beban bungan menjadi Rp. 300.000.000 per tahun. Berdasarkan informasi tersebut susunlah Proforma Laporan Laba-Rugi Tahun 2013 dan berapa nilai Return on equity (ROE) yang baru?. dan apakah tepat kebijakan perusahaan untuk membangun Pabrik tersebut/.(Catatan nilai pajak perusahaan 40%).

9