Bahan PPt Nadia - Thresholds

2
Pengukuran ambang dapat dilakukan berdasarkan desain psikofisik klasik seperti Metode Limit, Metode Rata- rata Kesalahan atau Metode Frekuensi (the Method of Average Error, or the Frequency Method)(Kling and Riggs, 1971). Menurut Swets (1964) dan Macmillan and Creelman, (1991) Psikofisik dilakukan dengan Teori Pendeteksian Sinyal (Signal Detection Theory, SDT). SDT adalah adalah sistem metode berdasarkan titik kesukaan bukan ambang batas, tetapi ukuran perbedaan psikologika antara 2 stimuli yang dinamakan d. Keunggulannya proses keputusan panelis menjadi lebih tegas dan dapat dimodelkan secara statistik. Tetapi prosedur SDT memerlukan waktu yang lebih lama dibandungkan metode klasik yang sebelumnya dijelaskan (Frijters, 1980) Alasan-alasan ini membuat ASTM (1976, 1990) dan International Standards Organization (1999) memutuskan ntuk tetap menggunakan Metode Batas (Method of Limits) dan seperti yang sudah diketahui sebagai Metode 3-Alternative Forced Choice (3-AFC)presentasi sampel dimana 3 contoh disajikan; 2 sebagai kontrol dan 1sampel diujikan. Pengulangan Metode ASTM dapat dilihat di contoh 8.1. yang menunjukan nilai praktikal yang mendekati ambang batas berdasarkan batas minimum pengujian(e.g., 50 to 150 3-AFC presentations). Hal itu memperkirakan estimasi terbaik dari setiap ambang batas panelis. Jadi panel bisa lebih besar dan kelompok ambang batas dan distribusinya bisa lebih terpercaya. Hasil bias tinggi jika sampel melewati batas yang tidak diperiksa kembali. (Example 8.1). Metode ASTM tingkat lanjut (E1432) digunakan untuk menentujan ambang batas individual. Langkah kedua kira- kira 5 kali sampel per panelis dengan metode pengulangan. Maka, pengeelompokan ambang batas dan

description

Kuliah Sensori

Transcript of Bahan PPt Nadia - Thresholds

Pengukuran ambang dapat dilakukan berdasarkan desain psikofisik klasik seperti Metode Limit, Metode Rata-rata Kesalahan atau Metode Frekuensi (the Method of Average Error, or the Frequency Method)(Kling and Riggs, 1971). Menurut Swets (1964) dan Macmillan and Creelman, (1991) Psikofisik dilakukan dengan Teori Pendeteksian Sinyal (Signal Detection Theory, SDT). SDT adalah adalah sistem metode berdasarkan titik kesukaan bukan ambang batas, tetapi ukuran perbedaan psikologika antara 2 stimuli yang dinamakan d. Keunggulannya proses keputusan panelis menjadi lebih tegas dan dapat dimodelkan secara statistik. Tetapi prosedur SDT memerlukan waktu yang lebih lama dibandungkan metode klasik yang sebelumnya dijelaskan (Frijters, 1980)

Alasan-alasan ini membuat ASTM (1976, 1990) dan International Standards Organization (1999) memutuskan ntuk tetap menggunakan Metode Batas (Method of Limits) dan seperti yang sudah diketahui sebagai Metode 3-Alternative Forced Choice (3-AFC)presentasi sampel dimana 3 contoh disajikan; 2 sebagai kontrol dan 1sampel diujikan. Pengulangan Metode ASTM dapat dilihat di contoh 8.1. yang menunjukan nilai praktikal yang mendekati ambang batas berdasarkan batas minimum pengujian(e.g., 50 to 150 3-AFC presentations). Hal itu memperkirakan estimasi terbaik dari setiap ambang batas panelis. Jadi panel bisa lebih besar dan kelompok ambang batas dan distribusinya bisa lebih terpercaya. Hasil bias tinggi jika sampel melewati batas yang tidak diperiksa kembali. (Example 8.1).

Metode ASTM tingkat lanjut (E1432) digunakan untuk menentujan ambang batas individual. Langkah kedua kira-kira 5 kali sampel per panelis dengan metode pengulangan. Maka, pengeelompokan ambang batas dan distribusi dari ambang batas individu dapat bebas dari bias.Standar ISO13301 (ISO, loc. cit.) adalah kombinasidari kedua cara diatas. Kurva fitting step, the intermediate method menggunakan regresi kuadrat nonlinear (Example 8.2). Jika hasil akurat maka dapat desain-desain tersebut dapat digunakan Tes Powers Multiple Pairs (Powers dan Ware, 1976; Kelly dan Heymann, 1989) oatau Signal Detection Theory (Macmillan and Creelman, loc. cit.). Bi dan Ennis (1998) memeriksa metode dan tujuan sebagai prosedur tambahan untuk ambang batas populasi, berdasarkan distribusi Beta-Binomial yang menghasilkan data untuk satu individu lebih condong memiliki distribusi yang jauh lebih sempit daripada yang kelompok.