Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

23
0 MAKALAH BAHAN PELEDAK KOMERSIAL DI INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Peledakan Semester V Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014 Disusun oleh : Shendy Bayu Widhiyansyah 10070111132 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 0

description

mantap

Transcript of Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

Page 1: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

0

MAKALAH

BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik PeledakanSemester V Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014

Disusun oleh :

Shendy Bayu Widhiyansyah

10070111132

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG1434 H / 2013 M

0

Page 2: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pertambangan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan peledakan,

dimana kegiatan peledakan ini memiliki fungsi yang cukup penting dalam dunia

pertambangan, baik itu dalam tambang terbuka maupun tambang bawah tanah.

Dalam kegiatan peledakan ini memerlukan berbagai macam jenis bahan peledak

yang merupakan salah satu perlengkapan utama dalam teknik peledakan. Oleh

karena itu kita harus mempelajari tentang jenis-jenis dari bahan peledak tersebut,

terutama jenis bahan peledak komersial yang sering digunakan di Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Makalah ini dibuat dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui

dan juga memahami semua hal yang berkaitan dengan bahan peledak, baik itu,

pengertian, pengelompokan serta jenis-jenis dari bahan peledak itu sendiri.

1.2.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang dimaksud

dengan bahan peledak

Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengelompokan bahan peledak

Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dari bahan peledak, terutama

bahan peledak komersial yang digunakan di Indonesia.

1

Page 3: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bahan Peledak dan Bahan Peledak Komersial

Pengertian bahan peledak menurut peraturan menteri pertahan no

22/M/XII/2006 tentang pedoman, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan

badan usaha bahan peledak komersial, yaitu adalah suatu zat yang dapat

berupa zat padat, cair maupun gas, yang akan berubah susunan kimianya

apabila diberi aksi berupa benturan, gelombang, panas, gesekan ataupun hal

lainnya yang dapat menyebabkan berubahnya bahan peledak tersebut menjadi

zat-zat lainnya baik sebagian maupun seluruhnya menjadi gas dalam waktu dan

reaksi yang sangat cepat, dan dapat memberikan dampak panas dan tekanan

yang sangat tinggi. Sedangkan pengertian bahan peledak komersial yaitu adalah

suatu produk bahan kimia yang biasa digunakan untuk hal-hal yang bersifat

komersial seperti, keperluan tambang, pekerjaan umum atau dalam bidang

industri lainnya sekalipun.

2.2 Pengelompokan Bahan Peledak

Secara umum bahan peledak dapat dikelompokan menjadi beberapa

kelompok yang didasarkan oleh berbagai hal, berikut ini adalah pengelompokan-

pengelompokan bahan peledak tersebut :

Pengelompokan berdasarkan kegunaannya

Pengelompokan bahan peledak berdasarkan kegunaannya dibedakan

dalam bahan peledak blasting dan/atau bursting. Bahan peledak blasting

adalah bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan, konstruksi

dan sejenisnya, sedangkan bahan peledak bursting adalah bahan

peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom, granat,

kepala ledak dan sejenisnya.

Pengelompokan berdasarkan bahan baku

Pengelompokan bahan peledak berdasarkan bahan baku meliputi

beberapa jenis peledak seperti :

2

Page 4: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

3

Blasting Gelatine (Master Mix), Nitro Glycerine (NG), Nitro Glycol

(DEGN), Nitro Cellulose (NC) dengan N-content lebih dari 12,6%, PETN,

Black Powder, Emulsion Matrix (Emulsion Base), Mercury Fulminate,

Lead Azide, DDNP, Lead styphnate,Tetracene dan sejenisnya.

Pengelompokan berdasarkan lingkungan penggunaannya

Pengelompokan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunanya

terdiri dari bahan peledak militer dan komersial. Bahan peledak militer

meliputi:

1. Isian utama (main charges), terdiri dari:

TNT, RDX, retry!, Asam Pikrat, Amatol, Thtonal, Pentolite, Tetrytol,

Pikratol, Amonal, Ednatol, Explosive D, Composition B, HMX, Haleite,

PBX, dan sejenisnya;

2. Isian pendorong (propellan), terdiri dari:

Nitro Glycerine Based seperti: Single Base Propellants, Double Base

Propellants (Ball Powder), Triple Base Propellants, Extruded Impregnated

Propellants (EIP), Composite Modified Cast Double Based (CMCDB),

Elastomeric Modified Cast Double Based (EMCDB), Crosslinked Cast

Double Based (XLCBD), dan sejenisnya;

3. composite, seperti: Hydroxyl Terminated PolyButadiene (HTPB), Carboxyl

Terminated PolyButadiene (CTPB), Glycidyl Azide Polymer (GAP), Poly

Urethane, Poly Sulfide dan sejenisnya.

Sedangkan bahan peledak komersial sebagaimana dimaksud pada ayat

meliputi:

1. Dinamit, yang dikenal dengan nama Nitro Glycerine Based Explosives,

Blasting Agents (ANFO);

2. Water based explosive (slurry, Powergel, Emulsion Explosives);

3. Bahan peledak pembantu (blasting accessories) seperti: Primer (Booster),

Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating

Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya;

4. Shaped charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.

2.3 ANFO

ANFO merupakan salah satu bahan peledak komersial yang paling sering

dijumpai dan paling banyak digunakan terutama pada pekerjaan-pekerjaan

3

Page 5: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

4

umum, dan pekerjaan tambang, yang berfungsi sebagai Blasting Agent atau

sebagai bahan peledak. Amonium nitrat, NH4NO3, zat dengan berat molekul

80,04, adalah salah satu senyawa komersial yang penting. Amonium nitrat

adalah komponen utama dalam kebanyakan industri bahan peledak dan

nonmiliter. Amonium nitrat tidak terdapat di alam karena sifatnya yang mudah

larut atau mudah diuraikan.

Penyelidikan akan bahan peledak yang semakin berkembang membawa

para ilmuwan-ilmuwan ternama kepada suatu penemuan baru, yaitu ammonium

nitrat. Penemuan ini bermula dengan adanya kalium nitrat, suatu senyawa yang

mudah meledak jika ditambahkan dengan zat lain. Hal ini membawa pada

pembuatan gun powder oleh orang-orang Cina yang kemudian digunakan pada

senjata, meriam, dan kembang api. Untuk mempercepat reaksi, pada ilmuwan

mengembangkan daya ledak yang lebih besar dengan mencampurkan nitrogen,

karbon, oksigen, dan hidrogen. Nitrogliserin, zat dengan daya ledak dan

kesensifitasan tinggi yang pertama kali ditemukan oleh Afred Nobel. Zat ini

kemudian digunakan sebagai bahan baku dinamit. Sampai saat ini, dinamit

masih digunakan, namun sekarang telah digantikan oleh amonium nitrat.

Pertama kali, amonium nitrat disintesis oleh Johann R.Glauber pada

tahun 1965 dengan mengombinasikan amonium karbonat dengan asam nitrit.

Namun, daya ledaknya tidak ditemukan sampai Perang Dunia I. Sepanjang

Perang Dunia I, sistem pembuat ammonium nitrat telah dibangun dan digunakan

di Jerman untuk membekali keperluan bahan peledak negara tersebut. Sistem

tersebut dapat mensintesis ammonia dengan menggunakan proses Haber-Bosch

yang telah dikembangkan oleh peraih Hadiah Nobel, Fritz Haber dan kemudian

diindustrialisasikan oleh peraih Hadiah Nobel, Carl Bosch. Proses tersebut

mengombinasikan hidrogen dan nitrogen dibawah tekanan yang sangat tinggi

untuk menghasilkan amonia.

Pada akhir perang, kelebihan amonium nitrat dalam jumlah besar

dibiarkan ketika mesin sistem pembuat amunium dihentikan. Gundukan besar zat

tersebut disimpan di lapangan terbuka; dalam usaha untuk menguraikan zat

untuk pembersihan, bahan peledak dimasukkan ke dalam gundukan tersebut.

Berlawanan dengan harapan, seluruh gundukan diledakkan dan menghasilkan

letusan sebanyak 4500 ton. Kejadian ini menelan korban sebanyak 600 jiwa. Ada

4

Page 6: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

5

dua insiden lain dimana amonium nitrat merupakan sumber bencana yang terjadi

di Texas dan Oklahoma.

Amonium nitrat menjadi campuran yang mudah meledak ketika

dikombinasikan dengan senyawa hidrokarbon, khususnya bahan bakar diesel,

atau terkadang minyak tanah. Campuran amonium nitrat dan fuel oil (ANFO)

telah digunakan oleh teroris sebagai bom, seperti pada peristiwa Oklahoma.

Amonium nitrat digunakan dalam kemiliteran sebagai bom dan komponen

dari amatol . campuran ini seringkali dibubuhi oleh bubuk aluminium unutk

meningkatkan daya ledak. salah satu contoh campuran ini adalah ammonal yang

terdiri dari amonium nitrat, TNT (Trinitrotulena), dan aluminium. Campuran

aluminium sangat efektif dalam peledakan tempat tertutup, seperti peledakan

bawah air yang menggunakan torpedo.

Amonium nitrat juga didapati sebagai bahan pembakar roket. Namun,

untuk sementara waktu amonium perklorat lebih disukai karena performa yang

lebih tinggi dan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi. Kemudian, amonium

nitrat kembali lebih disukai pada indsutri roket karena tingkat bahaya dan

kesensitifannya yang rendah.

Peledak amonium nitrat-fuel oil menggambarkan industri pembuatan

bahan peledak terbesar (dalam hal kuantitas) di Amerika Serikat. Produk ini

terutama digunakan dalam pertambangan dan penggalian. Pada umumnya

komponen-komponen tersebut dicampur di lokasi untuk alasan keselamatan.

Produk campuran tersebut relatif aman, mudah dibawa, dan dapat dituangkan ke

dalam lubang objek yang akan diledakkan.

Bahan peledak terdiri dari campuran minyak dan oksidator yang

keduanya tidak tergolong sebagai zat yang mudah meledak. Nitrokarbonitrat

adalah aturan klasifikasi untuk bahan peledak yang dibuat oleh Departemen

Transportasi Amerika Serikat dalam hal pengepakan dan pengapalan. Bahan

peledak tersebut terdiri dari nitrat anorganik dan minyak bakar berkarbon dan

mengandung zat tambahan yang tidak mudah meledak seperti bubuk aluminium

atau ferosilikon untuk meningkatkan massa jenis. Bahan peledak tambahan yang

digunakan adalah TNT yang dapat mengubah letusan menjadi ledakan.

Pencampuran antara minyak dan amonium nitrat sangat penting untuk

menghasilkan gaya ledakan yang penuh. Beberapa bahan peledak dicampur dan

dikemas oleh produsen. Cara yang terbaik, walaupun tidak selalu dipraktekan

5

Page 7: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

6

adalah dengan deretan bertingkat. satu cara yang biasa dan efektif untuk

pencampuran adalah merendam butiran padatan di kantung besar dengan 8-

10% dari berat minyak. Setelah pengeringan selama ± 1,5 jam, butiran padatan

tersebut akan dipertahankan jumlahnya sebanyak minyak.

Fuel oil juga dapat dituangkan kedalam amonium nitrat ± sebanyak

ukuran yang akan dituangkan ke dalam lubang ledakan. Untuk tujuan ini, sekitar

1 gal fuel oil untuk setiap 100 pon amonium nitrat. Minyak tersebut dapat

ditambahkan setelah setiap kantung, dan campuran tersebut akan dimasukkan

secara bersamaan.

Foto 2.1ANFO (Amonium Nitrat Fuel Oil)

2.4 Detonator

Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam

bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut

terhadap bahan peledak peka detonator atau primer. Dalam bidang teknik

peleakan ada beberapa jenis detonator sesuai dengan cara penyalaan dan

kegunaannya:-

Detonator biasa (plain detonator) adalah jenis detonator yang

penyalaannya dengan api/panas yang dihantarkan melalui sumbu bakar

jadi boleh dikatakan detonator biasa selalu digunakan bersama-sama

dengan sumbu bakar. keterangan : Ramuan pembakar berfungsi untuk

meneruskan nyala api dari sumbu bakar. Isian utama bagitu tertentu oleh

nyala atau panas akan menghasilkan gelombang sentakan. Isian dasar

karena pengaruh dari gelombang sentakan dari isian utama sehingga

isian dasar meledak, dan kemudian menghentak dinamit atau primer.

6

Page 8: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

7

Isian dasar biasanya dibuat dari jenis bahan peledak yang peka dan kuat

seperti :

1. PETN ( Pente Erythonatel Tetra Nitrat)

2. TNT (Try Nitrat Tuwena)

Demikian pekanya isian dari detonator ini sehingga jangan sekali-kali

memadatkan isiannya atau memperlakukan secara kasar bagi mereka

yang bekerja di tbt agar selalu menghindar dari detonator terkena jatuhan

benda keras seperti batu dll. Paduan detonator biasanya dengan sumbu

bakar biasanya dipakai apabila daerah-daerah dimana detonator listrik

dipertimbangkan tidak dapat digunakan. Sistem paduan sumbu bakar dan

detonator biasa ini sangat cocok dan umum dipakai di stope tambang

bawah tanah karena pada peledakan seperti ini jumlah lubang relative

sedikit (1-10 lubang) serta pola sambungan sumbu dapat dibuat melingkal

atau radikal. Detonator biasa yang diproduksi yang ada dipasaran terdiri

dari dari 2 jenis kekuatan (straigt) no.6 dan no.8 kekuatannya du kali no.6

Detonator listrik

Adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan arus listrik yang

dihantarkan melalui kabel khusus untuk itu pada kedua ujung kabe

kedalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan jenis kawat halus

yang telanjang yang apabila dilewati arus listrik akan berpijar. Pada

prinsipnya susunan dan jenis kandungan ini, detonator ini sama dengan

detonator biasa, pijar dari kawat halus akan membakar ramuan pembakar

dan kemudian menyentuh isian utama sehingga menghasilkan

gelombang sentak yang akan meledakkan isian dasar, jadi terlihat disini

bahwa prinsipnya detonator listrik sama dengan detonator biasa bedanya

hanya pada penyalaannya. Keuntungan dan kerugian detonator listrik

disbanding dengan detonator biasa :

1. Keuntungan

a. Jumlah lubang ledak yang dapat diledakkan sekaligus relative lebih

banyak.

b. Pola peledakan lebih leluasa

c. Hasil peledakan lebih leluasa

d. Penanganan lebih mudah dan praktis

2. Kerugian

7

Page 9: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

8

a. Untuk daerah peledakan yang banyak kilat pemakaian detonator listrik

kurang aman

b. Pengaruh gelombang radio. Tv dan jumber arus listrik dan

sebagainnya.

c. Membutuhkan perlengkapan tambahan seperti sumber arus listrik dan

alat penegtes dll.

Setiap detonator listrik dilengkapi kabel listrik ang berhubungan langsung

dengan tabung detonator, panjang kabel ini bermacam-macam sehingga

dapat disesuaikan dengan kedalaman lubang ledak. Hindari sambungan-

sambugan kabel sepanjang kolam ledak untuk itu pilih detonator yang

panjang kabel listriknya (ley wire) sesuai dengan kedalaman lubang

ledak, leg wire yang baik harus lebih lentur dan tahan gesekan. Tahanan

listrik dari suatu detonator listrik bervariasi sesuai dengan panjang leg

wirwnya tetapi biasanya berkisar 1-5 ohm untuk leg wire 1,8 m-2.0 ohm

untuk leg wire 3,6 m. kekuatan arus listrik minimum yang diizinkan untuk

dapat meledakkan detonator listrik adalah 1-1,5 ampere sehingga apabila

ada arus listrik liar yang tidak diinginkan masuk kedalam detonator

melalui kabel lebih kecil dari 1-1,5 A maka diharapkan detonator belum

meledak. Seperti detonator biasa maka detonator listrikpun diproduksi

dalam 2 jenis kegiatan yaitu strain no.6 dan no.8 dan biasanya bahan

dasar tabung dibedakan antara baja dan aluminium. Detonator listrik

terdiri dari beberapa jenis didasarkan pada tenggang waktu penyalaan

antara saat penyalaan dan timbulnya ledakan dan juga kegunaan khusus

dari pemakaian detonator tersebut.

1. Intatuneus detonator, pada intatineus detonator begit arus listrik

dilepas dan mengalir dari sumber arus listrik blasting machine maka

serentak pada saat itu juga detonator langsung meledak. Tepatnya

kejadian tersebut dapat diteangkan sbb, begitu arus listrik dilepaskan

dari blasting machine dengan kecepatan rambat arus yang tinggi

maka hamper seketika juga itu kawat halus dalam detonator berpijar

dan membakar ramuan pembakar yang telah membakar seketika itu

langsung membakar isian utama dan menghasilkan sentakan yang

berfungsi untuk menghentak isian dasar dan rangkaian kegiatan ini

berlangsung cepat. Intatuneus detonator umumnya dipakai untuk pola

8

Page 10: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

9

peledakan yang hanya satu baris (single room) dan jumlah primer

didalam kolom ledaknya hanya ada satu single primer.

2. Delay detonator. Pada delay detonator begitu arus listrik dilepaskan

dan mengalir dari sumber arus, maka kawat halus dari detonator

berfijar dan membakar delay elemen dan api atau panas tersebut

menjalar sepanjang delay elemen kalau dibandingkan dengan

Intatuneus detonator Delay detonator terdiri dari 3 jenis sesuai

dengan tenggang waktunya

- Half second deley adalah selang (interval) satuan waktu adalah setiap

½ detik-sekon misalnya ½ , 1 , 1 ½ ,2

- Quanter second deley adalah selang (interval) satuan waktunya

adalah ¼ detik misalnya ¼ , ½ . 1 ¼ detik.

- Milli second deley adalah satuan waktu yang dipakai adalah milli detik

atau 1/1000 detik selang interval waktu tekecil yang umum adalah 25

mili detik. Misalnya 25, 50, 75, 100, 125 milli second.

3. Detonator khusus adalah detonator yang khusus dirancang untuk

kegiatan tertentu diluar kegiatan untuk penambangan misalnya :

Peledakan untuk seismic dalam hal ini tenggang waktu antara saat

aliran listrik dilepas dari sumber arus dengan saat timbulnya ledakan

arus sekecil mungkin. Yang terakhir yaitu adalah untuk peledakan

dibawah permukaan air.

4. Nonnel (Non elektrik)

Adalah jenis detonator tetapi cara penyalaan tidak dengan nyala api

atau panas (sumbu bakar) atau dengan arus listrik (kabel listri),

melainkan dengan detonasi yang dihantarkan dengan suatu pipa

plastic kecil (3 mm) yang berisi suatu bahan yang sangat mudah

bereaksi. Bahan isian yang sangat mudah bereaksi. Bahan isian pipa

plastic ini dapat menghantarkan gelombang detonasi sampai 2000

m/detik (6000 feat/second) sumber gelombang detonasi yang

dihantarkan dari sumbu ledak. Beberapa keuntungan memakai

Nonnel :

- Relative aman terhadap kilat

- Aman terhadap pengaruh listrik dan gelombang radio

9

Page 11: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

10

- Pipa plastiknya cukup kuat terhadap gesekan dan pukulan, cukup

lentur

Sebagaimana detonator lain maka nonnel juga dilengkapi dengan deley

elemen satuan perhitungan waktu yang dipakai adalah milli detik dan

detik untuk milli detik selang waktunya adalah setiap 0,1, 0,4, 0,6 , 0,9.

1,1 detik. Pariasi panjang pipa plastic adalah 4,5 dan 7 meter. Hal-hal

yang perluh diperhatikan dalam pemakaian nonnel

- Cara menyimpan dan pengangkatan sama dengan detonator lainnya

- Dilarang memotong ujug pipa plastic

- Hubungan pipa plastic dari nonnel dengan sumbu plastic harus benar-

benar baik

- Pakailah nonnel dengan panjang pipa plastic sesuai kebutuhan

- Dilarang menyambung pipa plastik

Foto 2.2

Detonator Listrik (kiri) & Detonator Nonel (kanan)

2.5 Primer/Booster

Primer adalah bahan peledak yang menerima penggalak dari detonator

atau detonating cord. Hasil dari ledakkan tersebut kemudian disalurkan ke bahan

peledak yang mempunyai sesitivitas sama atau yang kurang sensitive. Primer

sama dengan booster dimana primer adalah bahan peledak powergel yang

dipasangi/berisi dengan detonator atau detonating cord. Bahan peledak ANFO

adalah kurang sensitif terhadap detonator saja. Agar bisa meledak diperlukan

primer. Performan ANFO dapat dipengaruhi oleh diameter lubang, besar butir,

density, tingkat kepadatan dan moisture. Dengan diameter lubang yang lebih

besar VOD ANFO akan lebih besar pula. Selain itu ada juga jenis primers yang

lainnya yaitu adalah powergel Seismic adalah bahan peledak emulsion yang

sensitif terhadap detonator yang khusus didesain untuk eksplorasi seismic.

10

Page 12: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

11

powergel seismic mempunyai detonasi yang berkekuatan yang besar,

berkecepatan tinggi dan mempunyai daya tahan luar biasa terhadap air.

Foto 2.3

Primer (kiri) dan Booster (kanan)

2.6 DANFO

DANFO (Dahana Ammonium Nitrate Fuel Oil) merupakan bahan peledak

berbentuk butiran free flowing berbasis Ammonium Nitrate dan Fuel Oil yang

tidak peka terhadap detonator. Bahan peledak ini umumnya dikenal sebagai

ANFO, cocok digunakan untuk operasi blasting open pits maupun underground

dengan karakteristik lubang kering. DANFO digunakan sebagai bahan peledak

industri, mempunyai safety yang tinggi, mudah dalam penanganannya dan

sangat ekonomis bila dibandingkan penggunaan bahan ledak konvensional

lainnya. DANFO adalah blasting agent yang tidak peka terhadap inisiasi

detonator nomor 8, cocok untuk dipakai pada lubang-lubang peledakan yang

relatif kering pada operasi-operasi blasting open pits dan underground. DANFO

memiliki sensitifitas terhadap impak mekanik yang sangat rendah. Kriteria

ketidaksensitifan terhadap impak mekanik ini merupakan fitur sangat penting dari

produk ini. Jika ceceran DANFO akan dimusnahkan dengan cara pembakaran,

metoda pemusnahan yang tepat dapat dimintakan kepada Engineering Center

DAHANA atau dari Instansi setempat yang ditunjuk menurut Undang-undang.

Penggunaan DANFO cocok untuk pemakaian pada lubang-lubang peledakan

kering dan akan tetap kering sampai proses inisiasi dilaksanakan. Dirancang

untuk menghasilkan energi yang besar dan digunakan sebagai column charges

pada pada operasi-operasi blasting open pits dan underground di pertambangan,

quarry dan pekerjaan blasting lainnya dengan karakteristik lubang tembak yang

kering.

11

Page 13: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

12

DANFO adalah blasting agent. DANFO akan menghasilkan energi yang

maksimum dan efisiensi jika diinisiasi dengan HDP booster.

Primer lain yang direkomendasikan untuk menginisiasi DANFO adalah jenis

Emulsion Explosives yang ½cap sensitive ½ seperti serial produk dayagel atau

Nitrogliserine based Explosives.

DANFO dapat dimasukan pada lubang-lubang tembak yang relatif kering

dengan menggunakan pneumatic loader atau dapat dituangkan secara langsung

dari kantong.Kebutuhan Primer seluruh DABEX/ANFO Blend diformulasikan

sebagai produk yang tidak sensitive terhadap detonator. Minimal Primer untuk

inisiasi produk ini adalah 400 gram Cast Booster TNT/PETN.

Pada column charge yang dalam atau jika isian DABEX/ANFO Blend

tidak merata sepanjang kolom, disarankan penggunaan dua buah primer. Tidak

direkomendasikan penggunaan detonating cord untuk inisiasi column charge

yang berisi DABEX/ANFO Blend. Jika digunakan detonating cord dan tinggi

column charge lebih dari 5 m, harus dipasang primer yang ditempatkan pada

bagian atas dan dasar charge.

Sleeping Time DABEX dan ANFO Blend memiliki sleeping time hingga 3

bulan pada lubang-lubang tembak yang kering. Sedangkan di lubang-lubang

yang berair dengan kondisi air yang mengalir, sleeping time produk ini dapat

mencapai 30 hari. Performansi produk dipengaruhi banyak faktor seperti

diameter lubang tembak, kondisi primer/booster, air tanah dan densiti produk.

Para pengguna produk ini diminta untuk segera mengkonsultasikan kepada

Dahana apabila dijumpai kondisi-kondisi yang tidak biasa.

Pertolongan pertama kecuali terabsorbsi dalam jumlah besar, DABEX

dan ANFO Blend secara praktis bukan merupakan campuran kimia yang

berbahaya. Keamanan DABEX dan ANFO Blend merupakan bahan peledak dan

dapat menyebabkan kecelakan serta kerusakan material jika digunakan secara

tidak tepat. Penanganan, penyimpanan, penggunaan DABEX dan DANFO Blend

harus sesuai dengan ketentuan pengelolaan bahan peledak

Awal sejarah PT. Dahana ditandai dengan pembangunan pabrik dinamit

(NG based) pada tahun 1966 di lingkungan pangkalan TNI-AU Tasikmalaya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, pada tahun 1991

dilakukan alih teknologi Water Based Emulsion yang mempunyai derajad

keamanan (safety) lebih tinggi dengan produknya dari jenis ‘Cartridged

12

Page 14: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

13

Emulsion’. Pabrik bahan peledak DANFO didirikan dengan kemampuan rekayasa

Dahana sendiri pada tahun berikutnya.

Keinginan untuk selalu berkembang dan menjadi yang terbaik telah

mendorong Dahana untuk selalu memperbaiki kualitas operasinya secara terus

menerus. Kesempatan beroperasi bersama (joint operation) untuk melayani

PT.Kaltim Prima Coal (KPC) sejak tahun 1994 bermitra dengan salah satu

pemain global merupakan langkah awal Dahana memasuki dunia jasa aplikasi

handak.

Kesuksesan proyek ini menjadi tonggak kesinambungan kerjasama-

kerjasama berikutnya di penambangan lain di Kalimantan Tengah dan Sumbawa.

Prestasi yang terukir sejauh ini sangat bermakna dalam memantapkan jati diri

Dahana untuk terus fokus pada bisnis jasa handak dan aplikasinya sebagai

kompetensi inti (core competence) perusahaan. 

Pasar kuari granit di pulau Karimun berkembang pesat dan Dahana

menangkap peluang ini dengan mendirikan pabrik “On Site Bulk Emulsion” pada

tahun 1998 yang merupakan hasil karya rekayasa Dahana sendiri.

PT. Dahana di masa datang adalah menjadi industri nasional yang terunggul

dalam bidang bahan berenergi tinggi (energetic material.

13

Page 15: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

14

BAB III

KESIMPULAN

Dalam makalah ini kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan

bahan peledak, dimana bahan peledak itu ialah suatu benda yang dapat berupa

padatan, cair, maupun gas, yang memiliki komposisi kimia tertentu dan dapat

bereaksi berupa ledakan, apabila diberikan guncangan, getaran, panas,

gesekan, dan sebagainya.

Dalam makalah ini pula kita dapat mengetahui pengelompokan bahan

peledak itu sendiri, dimana bahan peledak dikelompokan berdasarkan kegunaan,

bahan baku dan lingkungan penggunaannya, yang mana jenis-jenisnya pun

berbeda sesuai dengan kelompoknya masing-masing

Jenis-jenis bahan peledak yang biasa digunakan, terutama jenis bahan

peledak komersial yang sering digunakan di Indonesia memiliki beragam jenis

dan juga fungsinya masing-masing, seperti ANFO, detonator, primer atau

booster, DANFO, dan sebagainya. Semua jenis bahan peledak tersebut

merupakan perlengkapan yang penting bagi kegiatan teknik peledakan

14

Page 16: Bahan Peledak Komersial Di Indonesia

15

DAFTAR PUSTAKA

Dirga, 2012, Teknik Peledakan, Blogger, diakses pada tanggal 24 September

2013 pada pukul 20.00 WIB

Orica, 2011, Powergel Seismic, oricaminningservice.com, diakses pada tanggal

24 september 2013 pada pukul 20.17 WIB

Arangi Panjah, Najib, 2011, Peledakan Tambang, Blogger, diakses pada

tanggal 24 September 2013 pada pukul 20.30 WIB

Acheryo, 2010, Amonium Nitrat : Perkembangan, Pembuatan, Penyimpanan

dan Penggunaan, Wordpress, diakses pada tanggal 24 september 2013

pukul 21.00 WIB

Mia, 2011, Teknik Peledakan, Blogger, diakses pada tanggal 24 September

2013 pada pukul 21.05 WIB

15