Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

20
Oleh Oleh Ir. Yulian Taruna, M Si Ir. Yulian Taruna, M Si DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, April 2012 Palangka Raya, April 2012 HUKUM PERTAMBANGAN HUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIA DI INDONESIA 1

Transcript of Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

Page 1: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

OlehOlehIr. Yulian Taruna, M SiIr. Yulian Taruna, M Si

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI KALIMANTAN TENGAHPROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Palangka Raya, April 2012Palangka Raya, April 2012

HUKUM PERTAMBANGAN HUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIADI INDONESIA

11

Page 2: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

OU

TLIN

EO

UTLIN

EG

AR

IS B

ES

AR

GA

RIS

BES

AR

HUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIAHUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIA

Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang KetenagakerjaanUndang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatubaraPertambangan Mineral dan Batubara

Sumber-Sumber Hukum PertambanganSumber-Sumber Hukum Pertambangan

Norma Hukum Dalam NegaraNorma Hukum Dalam Negara

HierarkiHierarki

55

11

3

4

6

22

Pembentukan Peraturan Perundang-undanganPembentukan Peraturan Perundang-undangan

2

Page 3: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

33

PEMBENTUKAN PERATURAN PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANPERUNDANG-UNDANGAN

DASARDASAR

1.1.TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undanganundangan

2.2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; sebagai perubahan atas UU No. 10 undangan; sebagai perubahan atas UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undanganPerundang-undangan

Page 4: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

44

1.1. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban melaksanakan pembangunan hukumnegara berkewajiban melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan UUD’45;berdasarkan UUD’45;

2.2. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-undangan yang baik, perlu dibuat peraturan perundang-undangan yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan perundangundangan mengenai pembentukan peraturan perundangundangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yangyang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan;berwenang membentuk peraturan perundang-undangan;

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Page 5: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

55

KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM

1.1. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah pembuatan pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan,mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, danpembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan.pengundangan.

2.2. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.dalam peraturan perundang-undangan.

3.3. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama yang dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden.Presiden.

Page 6: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

66

4.4. Perpu adalah peraturan perundang-undangan yang Perpu adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.memaksa.

5.5. PP adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan PP adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.mestinya.

6. 6. Perpres adalah peraturan perundang-undangan yang Perpres adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah oleh Presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undanganperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

7.7. Perda adalah peraturan perundang-undangan yang Perda adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dengan dibentuk oleh DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Gubernur/Bupati/Walikota.persetujuan bersama Gubernur/Bupati/Walikota.

KETENTUAN UMUM (2)KETENTUAN UMUM (2)

Page 7: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

77

1.1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;Indonesia Tahun 1945;

22.. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;Rakyat;

33.. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;Pengganti Undang-Undang;

4.4. Peraturan Pemerintah;Peraturan Pemerintah;

5.5. Peraturan Presiden;Peraturan Presiden;

66.. PPeraturan Daerah Provinsi; daneraturan Daerah Provinsi; dan

7.7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.Kedudukan tertinggi dimulai dari angka terkecilKedudukan tertinggi dimulai dari angka terkecil

Page 8: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

88

Hierarki Norma Hukum (Stufentheorie Kelsen): Hierarki Norma Hukum (Stufentheorie Kelsen): ““Norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang Norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata susunan, dimana suatu norma yang lebih susunan, dimana suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber, dan berdasar pada rendah berlaku, bersumber, dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, demikian seterusnya norma yang lebih tinggi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifa thipothesis ditelusuri lebih lanjut dan bersifa thipothesis dan fiktif, yaitu Norma Dasardan fiktif, yaitu Norma Dasar.” .” (Grundnorm) (Kelsen1945:113)(Grundnorm) (Kelsen1945:113)

NORMA HUKUM DALAM NEGARA NORMA HUKUM DALAM NEGARA

Page 9: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

99

PERTANYAANPERTANYAANBagaimana hierarki dan jenis peraturan Bagaimana hierarki dan jenis peraturan perundang-undangan dalam UU No. 12 perundang-undangan dalam UU No. 12 Tahun 2011 dilihat dari Teori Norma Hukum Tahun 2011 dilihat dari Teori Norma Hukum Berjenjang? Berjenjang? Bagaimana dengan Permen/Kepmen yang Bagaimana dengan Permen/Kepmen yang tidak disebutkan dalam Hierarki?tidak disebutkan dalam Hierarki?

Page 10: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1010

SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGANSUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN

1.1. ""Indische MijnwetIndische Mijnwet““ (IMW) (IMW)Diundang Tahun 1899 dengan Staatblaad 1899, Diundang Tahun 1899 dengan Staatblaad 1899, Nomor 214. IMW hanya mengatur penggolongan Nomor 214. IMW hanya mengatur penggolongan bahan galian dan pengusahaan pertambangan.bahan galian dan pengusahaan pertambangan.

2.2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)Erat kaitannya dengan pemanfaatan hak atas Erat kaitannya dengan pemanfaatan hak atas tanah untuk kepentingan pembangunan di bidang tanah untuk kepentingan pembangunan di bidang pertambangan.pertambangan.

Page 11: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1111

3.3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, memuat:Pokok Pertambangan, memuat:a.a. Ketentuan UmumKetentuan Umumb.b. Penggolongan dan pelaksanaan penguasaan bahan galian:Penggolongan dan pelaksanaan penguasaan bahan galian:

i.i. Golongan bahan galian strategisGolongan bahan galian strategisii.ii. Golongan bahan galian vitalGolongan bahan galian vitaliii.iii. Golongan bahan yang tidak termasuk dalam Golongan Golongan bahan yang tidak termasuk dalam Golongan

A dan BA dan Bc.c. Bentuk dan organisasi perusahaan pertambangan Bentuk dan organisasi perusahaan pertambangan d.d. Usaha pertambanganUsaha pertambangane.e. Kuasa Pertambangan (KP)Kuasa Pertambangan (KP)f.f. Cara dan syarat memperoleh KPCara dan syarat memperoleh KPg.g. Berakhirnya KPBerakhirnya KPh.h. Hubungan KP dengan hak-hak tanahHubungan KP dengan hak-hak tanahi.i. Pungutan-pungutan negaraPungutan-pungutan negaraj.j. Pengawasan pertambanganPengawasan pertambangank.k. Ketentuan-ketentuan pidanaKetentuan-ketentuan pidanal.l. Ketentuan peralihan dan penutupKetentuan peralihan dan penutup

SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (2)SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (2)

Page 12: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1212

3.3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, memuat:Pertambangan Mineral dan Batubara, memuat:a.a. Ketentuan UmumKetentuan Umumb.b. Asas dan Tujuan:Asas dan Tujuan:c.c. Penguasaan mineral dan batubaraPenguasaan mineral dan batubarad.d. Kewenangan pengelolaan mineral dan batubaraKewenangan pengelolaan mineral dan batubarae.e. Wilayah pertambanganWilayah pertambanganf.f. Usaha Pertambangan (UP)Usaha Pertambangan (UP)g.g. Izin usaha pertambanganIzin usaha pertambanganh.h. Persyaratan perizinan usaha pertambanganPersyaratan perizinan usaha pertambangani.i. IPR, IUPK, Persyaratan IUPK IPR, IUPK, Persyaratan IUPK j.j. Data PertambanganData Pertambangank.k. Hak dan KewajibanHak dan Kewajibanl.l. Penghentian sementara dan berakhirnya kegiatan UP Penghentian sementara dan berakhirnya kegiatan UP dan IUPKdan IUPK

SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (3)SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (3)

Page 13: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1313

3.3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 (lanjutan):Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 (lanjutan):m.m. Izin usaha jasa pertambangan Izin usaha jasa pertambangan n.n. Pendapatan negara dan daerahPendapatan negara dan daeraho.o. Penggunaan hak atas tanahPenggunaan hak atas tanahp.p. Penggunaan Penggunaan ttanah untuk usaha pertambanah untuk usaha pertambanganangan q.q. Pembinaan, pengawasan dan perlindungan Pembinaan, pengawasan dan perlindungan masyarakat masyarakat r.r. Litbang serta diklat Litbang serta diklat s.s. Penyidikan Penyidikan t.t. Sanksi administratif Sanksi administratif u.u. Ketentuan Pidana Ketentuan Pidana v.v. Ketentuan Lain-lain Ketentuan Lain-lain w.w. Ketentuan Peralihan Ketentuan Peralihan x.x. Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup y.y. Penjelasan Penjelasan

SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (3a)SUMBER-SUMBER HUKUM PERTAMBANGAN (3a)

Page 14: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1414

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatubaraPertambangan Mineral dan Batubara

ASASASAS

Pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola Pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan:berasaskan:1. 1. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;22. . KKeberpihakan kepada kepentingan bangsa;eberpihakan kepada kepentingan bangsa;3. 3. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;4. 4. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Page 15: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1515

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatubaraPertambangan Mineral dan Batubara

TUJUANTUJUAN1.1. MMenjamin efektivitas pelaksanaan enjamin efektivitas pelaksanaan & & pengendalianpengendalian kegiatan usaha kegiatan usaha

pertambangan pertambangan scr scr berdaya guna,berdaya guna, berhasil guna, berhasil guna, & & berdaya saing;berdaya saing;22.. MMenjamin manfaat pertambangan menjamin manfaat pertambangan minerba secara berkelanjutan inerba secara berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan hidup;dan berwawasan lingkungan hidup;3.3. MMenjamin tersedianya minerbaenjamin tersedianya minerba sbg sbg bahanbahan baku dan/atau sbg baku dan/atau sbg

sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;4.4. MMendukung endukung & & menumbuhkembangkan kemampuanmenumbuhkembangkan kemampuan nasional agar nasional agar

lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;internasional;

5.5. MMeningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, daneningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar besar serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar besar kesejahteraan rakyat; dankesejahteraan rakyat; dan

6.6. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan kegiatan usaha pertambangan minerba.usaha pertambangan minerba.

Page 16: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1616

PENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARAPENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARA

FILOSOFI:FILOSOFI:

1.1.Minerba sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan Minerba sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.sebesar-besar kesejahteraan rakyat.

2.2.Penguasaan minerbaPenguasaan minerba oleh negaraoleh negara diselenggarakandiselenggarakan oleh oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

3.3.Pemerintah Pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengutamaandapat menetapkan kebijakan pengutamaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.

4.4.Kebijakan dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan Kebijakan dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan ekspor.ekspor.

5.5. Dalam melaksanakan pengendalianDalam melaksanakan pengendalian, Pemerintah , Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan jumlah produksi mempunyai kewenangan untuk menetapkan jumlah produksi tiap-tiap tiap-tiap komoditas pertahun setiap provinsikomoditas pertahun setiap provinsi..

Page 17: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1717

Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor 1313 Tahun 200 Tahun 20033 tentang tentang KetenagakerjaanKetenagakerjaan

ASASASAS

Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerahfungsional lintas sektoral pusat dan daerahgan.gan.

Page 18: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1818

Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor 1313 Tahun 200 Tahun 20033 tentang tentang KetenagakerjaanKetenagakerjaan

TUJUANTUJUAN

1.1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawikerja secara optimal dan manusiawi

2.2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasiaonal dan daerahkebutuhan pembangunan nasiaonal dan daerah

3.3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudakan kesejahteraandalam mewujudakan kesejahteraan

4.4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganyakeluarganya

Page 19: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

1919

KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN

FILOSOFI:FILOSOFI:

1.1.Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan.sangat penting dalam pembangunan.

2.2.Pekerja berhak mendapatkan perlakuan yang adil tanpa Pekerja berhak mendapatkan perlakuan yang adil tanpa diskriminasi, mendapatkan pelatihan, mendapatkan diskriminasi, mendapatkan pelatihan, mendapatkan perlindungan serta kesejahteraan, dan menjadi/membentuk perlindungan serta kesejahteraan, dan menjadi/membentuk serikat pekerjaserikat pekerja..

3.3.Pemerintah Pemerintah berperan dalam perencanaan tenaga kerja, berperan dalam perencanaan tenaga kerja, perluasan tenaga kerja, pembinaan, dan pengawasan.perluasan tenaga kerja, pembinaan, dan pengawasan.

4.4.Pemerintah Pemerintah dapat dapat membuat kebijakan yang bisa menciptakan membuat kebijakan yang bisa menciptakan lapangan kerja yang luas.lapangan kerja yang luas.

Page 20: Bahan Paparan Kuliah Pak Yulian Taruna Final.ppt

20