Bahan pakan formulasi ransum Fapet UGM

42
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM Disusun oleh : Jenia Elisabeth 12/331761/PT/06247 Kelompok X Asisten: Widya Kenshiana Putri LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

description

LAporan praktikum

Transcript of Bahan pakan formulasi ransum Fapet UGM

LAPORAN PRAKTIKUMBAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

Disusun oleh :Jenia Elisabeth12/331761/PT/06247Kelompok X

Asisten: Widya Kenshiana Putri

LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAKJURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAKFAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum ini disusun untun memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Bahan Pakan dan Formulasi Ransum di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.Laporan praktikum ini telah diperiksa dan disetujui oleh asisten pendamping pada tanggal Juni 2014.

Kelompok XPraktikan I

Jenia Elisabeth

Praktikan II

Maulina NurSeptiani

Praktikan III

Rina hikmayaniPraktikan IV

Ridwan

Praktikan V

Arnold Putra

Yogyakarta, Juni 2014Asisten Pendamping

Widya Kenshiana Putri

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga atas limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum semester ganjil.Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, di antaranya :1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA. DEA. selaku dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,1. Ir. Subur Priyono Sasmito Budhi, Ph. D, Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SU dan Cuk Tri Noviandi S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Bahan Pakan dan Formulasi Ransum Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,1. Seluruh Asisten Bahan Pakan dan Formulasi Ransum Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,1. Laboran Laboratorium Teknologi Makanan Ternak,1. Pihak-pihak yang telah menbantu dan tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Kritik dan saran tersebut kiranya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas penyusun dimasa yang akan datang.Semoga dengan tersusunnya laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum ini dapat memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa peternakan Universitas Gadjah Mada dalam memperkaya khasanah budaya serta ilmu yang dimiliki.

Yogyakarta, Juni 2014Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

Pengetahuan tentang bahan-bahan pakan dan ransum yang siap diberikan kepada ternak dianggap belum cukup sebelum mengetahui kandungan nutrisi di dalamnya. Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dan tanpa mengganggu kesehatan pemakannya. Ransum adalah sejumlah pakan yang dikonsumsi ternak selama 24 jam tanpa memperhatikan nutrien yang ada. Setiap bahan pakan atau ransum pada ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperoleh sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasi sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya.Berdasarkan komponen penyusunnya pakan tersusun dari air dan bahan kering. Bahan kering tersebut terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Dalam bahan organik terdapat karbohidrat, lipida, protein, asam nukleat, asam organik dan vitamin. Sedangkan bahan organik tersebut separo abu atau mineral. Untuk mengetahui macam fraksi atau senyawa yang menyusun pakan dilakukan analisa secara kimia. Analisa tersebut ada dua macam yaitu analisa proksimat dan analisa serat deterjen (Kamal, 1994).Praktikum dilakukan di dalam laboratorium untuk analisis bahan-bahan pakan, analisis bahan pakan dilakukan menggunakan analisis proksimat. Fungsi analisis proksimat terhadap bahan pakan akan menghasilkan data-data tentang nutrisi yang dikandung oleh bahan pakan tersebut dan beberapa besar konsentrasinya. Bahan pakan yang diuji pada praktikum kali ini adalah kulit kopi. Nutrien yang diuji pada analisis proksimat adalah fraksi yang terdapat pada isi sel seperti kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, serat kasar dan ekstrak tanpa nitrogen ( ETN ).Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan nutrien bahan pakan yang akan membantu kita mempersiapkan dan mengelola ternak, terutama dalam meramu pakan yang dibutuhkan oleh ternak sesuai dengan tingkat kebutuhannya dan mencapai tujuan pemeliharaannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak.Pakan harus memenuhi semua persyaratan sesuai dengan definisi di atas (Kamal, 1994).Menurut Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Hartadi et al. (1997) menyatakan bahwa yang dimaksud bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh hewan yang mengandung energi dan zat-zat gizi atau di dalam pakan ternak.Ternak ruminansia yang berproduksi tinggi akan membutuhkan energi dan zat-zat gizi lain dalam jumlah yang tinggi pula. Upaya untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi dalam ransum bagi ternak ruminansia yang berproduksi tinggi sering terbentur pada ketidakmampuan ternak tersebut untuk mengkonsumsi ransum yang diformulasikan. Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara meningkatkan frekuensi pemberian ransum (Siregar, 1994). Bahan pakan sumber serat dapat dimanfaatkan sebagai pakan pokok bagi ternak ruminansia. Bahan pakan sumber serat tersebut berupa limbah pertanian misalnya jerami padi, jerami jagung, jerami kedele, pucuk tebu dan kulit kopi. Bahan pakan sumber serat yang berupa limbah pertanian sangat potensi sebagai pakan ternak ruminansia terutama pada musim kemarau. Limbah pertanian sebagai bahan pakan ternak alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Bahan pakan konvensional yang sering digunakan dalam penyusunan ransum sebagian besar berasal dari limbah dan pencarian bahan pakan yang belum lazim digunakan (Sakinah, 2005). Kulit buah kopi merupakan produk samping dari pengolahan buah kopi yang jika tidak ditangani lebih lanjut akan menimbulkan pencemaran dan hingga saat ini belum dimanfaatkan dengan baik. Buah kopi terdiri dari 40% pulp kopi, 20% mucilage (lendir kopi), dan 40% adalah biji kopi dan kulit majemuk. Di beberapa tempat, kulit kopi sudah digunakan sebagai pakan ternak (Krishna dan Umiyasih, 2006). Kulit kopi yang dipanen, kulitnya dikupas. Kemudian, bijinya dijemur, kulit kopi yang berwarna kecoklatan dipisahkan dari biji-biji kopi tersebut akan dibuang atau paling tidak kulit kopi yang dipisahkan dari biji itu tadi dikumpulkan dan dibiarkan hingga busuk. Biji kopi tersebut ditaruh di sekeliling pohon kopi sebagai pengganti pupuk yang bertujuan untuk menyuburkan tanaman yang dilakukan petani kopi. Kulit buah kopi merupakan limbah dari pengolahan buah kopi untuk mendapatkan biji kopi yang selanjutnya digiling menjadi bubuk kopi. Kandungan zat makanan kulit buah kopi dipengaruhi oleh metode pengolahannya apakah secara basah atau kering .Bahan pakan hijauan terdiri atas dua macam, yaitu hijauan kering dan hijauan segar. Hijauan kering adalah bahan pakan yang berasal dari hijauan segar yang dikeringkan. Contoh hijauan kering antara lain jerami padi kering, jerami jagung kering, jerami kacang-kacangan dan hay. Hijauan segar adalah pakan yang berasal dari hijauan dan diberikan dalam bentuk segar. Contoh hijauan segar antara lain rumput segar, batang, dan daun kacang-kacangan. Bahan pakan hijauan ini mempunyai fungsi sebagai bulky, sumber karbohidrat, vitamin-vitamin dan protein yaitu dari hijauan yang berasal dari kacang-kacangan (Siregar, 1994).Secara umum, dapat dikatakan bahwa pakan yang dapat dimakan (edible) yaitu hijauan rumput, hijauan kering (hay), bekatul dan produk lain adalah bahan makanan ternak, namun tidak semua komponen dalam bahan pakan ternak tersebut dapat dicerna oleh hewan. Bahan pakan mengandung zat makanan, jadi bahan pakan adalah istilah umum, namun komponen dalam bahan pakan tersebut yang dapat digunakan oleh hewan disebut zat makanan (Tillman et al., 1998).Analisis proksimat dapat digunakan untuk mengetahui isi dan kandungan dari bahan pakan. Kandungan yang terdapat dalam hijauan antara lain air, bahan organik, protein kasar, ekstrak eter, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen. Jumlah bahan pakan dan komponennya dapat dicerna dan diekskresikan, dapat diketahui dengan analisis (Tillman et al., 1992). Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai dengan kegunaannya maka bahan pakan dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas: 1) kelas 1: hijauan kering dan jerami kering mengandung serat kasar >18% dan dinding sel >35% dalam bahan kering, sehingga rendah kandungan energi tersedia per unit bobot. Contoh: hay hijauan jagung, hay hijauan legum; 2) Kelas 2: hijauan segar dan jerami segar yaitu hijauan dan jerami yang diberikan pada ternak dalam keadaan segar, contoh: rumput segar, hijauan, jerami padi segar; 3) Kelas 3: silase meliputi hijauan pakan yang telah dipotong-potong dan telah mengalami fermentasi, contoh: silase rumput, silase hijauan jagung; 4) Kelas 4: sumber energi, mengandung protein kasar