bahan mading

18
Berkaca pada Kasus JIS, Sekolah Internasional Kini Terapkan Tes Psikologi - 04 Mei 2014 15:54 wib Metrotvnews.com, Jakarta: Terbongkarnya kasus pelecehan seksual terhadap siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu membuat pihak sekolah internasional lainnya di Jakarta Selatan menerapkan tes psikologi terhadap petugas keamanan. Salah satu petugas keamanan di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan, Eko Pramudiyanto, mengungkapkan dia harus menjalani sejumlah tes termasuk tes psikologi akibat mencuatnya kasus kekerasan seksual di JIS. Menurutnya, kebijakan tes

description

nothing

Transcript of bahan mading

Page 1: bahan mading

Berkaca pada Kasus JIS, Sekolah Internasional Kini Terapkan Tes Psikologi - 04 Mei 2014 15:54 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Terbongkarnya kasus pelecehan seksual terhadap siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu membuat pihak sekolah internasional lainnya di Jakarta Selatan menerapkan tes psikologi terhadap petugas keamanan.

Salah satu petugas keamanan di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan, Eko Pramudiyanto, mengungkapkan dia harus menjalani sejumlah tes termasuk tes psikologi akibat mencuatnya kasus kekerasan seksual di JIS. Menurutnya, kebijakan tes psikologi itu menjadi kebijakan baru manajemen sekolah tempatnya bekerja. "Iya nih, jadi harus ikut tes lagi, cuma saya gilirannya Senin untuk tes psikologi," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, adanya tes ulang yang harus dilakukannya itu untuk mencegah kasus pelecehan seksual. Menurutnya, kasus pelecehan seksual yang ada di JIS memengaruhi sistem perekrutan dan keamanan sekolah international tempatnya bekerja. "Iya gara-gara kasus itu (JIS) semuanya bakal dites psikologi," terangnya.

Page 2: bahan mading

Kendati harus menjalani tes psikologi, Eko menilai tidak keberatan terhadap tes tersebut sebab menurutnya standar sekolah internasional memang berbeda dari sekolah formal lainnya, termasuk dari segi pendidikan dan biayanya yang lebih mahal. Nelly Marlianti

(Pri)

http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/04/238013/berkaca-pada-kasus-jis-sekolah-internasional-kini-terapkan-tes-psikologi

Fenomena sekolah internasional yang terlihat kokoh dari luar

Merdeka.com - Sekolah bertaraf internasional belakangan sering berkumandang di telinga khalayak. Bukan prestasi yang didengar, melainkan sebuah kasus pelecehan seksual terhadap salah satu siswa pre-school yang disodomi oleh para petugas kebersihan di sekolah tersebut.

Miris, sudah barang tentu. Pasalnya, selain bertaraf internasional, pengamanan super ketat acap kali

Page 3: bahan mading

diterapkan di sekolah tersebut.

Seakan tak mau disusupi oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, sekolah internasional di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan malah tercoreng nama baik oleh orang dalam. Bahkan, salah satu tenaga pengajarnya pun masuk dalam daftar buronan agen FBI atas kasus paedofilia.

Pengamatan merdeka.com di beberapa sekolah bertaraf internasional di Ibu Kota, pengamanan yang ada cukup ketat. Mulai dari pintu gerbang yang dijaga belasan sekuriti, hingga tembok berlapis serta pagar yang tinggi dibangun guna menjaga keamanan para siswa.

Bahkan karena terlalu ketatnya pengamanan, wali murid pun terkadang hanya bisa mengantarkan anaknya sampai tempat parkir yang telah disediakan.

Eko Pramudiyanto, petugas keamanan di salah satu sekolah internasional di bilangan Tebet menuturkan dirinya sangat 'concern' dengan keamanan para siswa.

"Jadi kalau di sini siswa enggak boleh keluar gerbang kalau tidak ada kepentingan. Kalau pas jam pulang, kalau siswa belum dijemput keluarganya kita enggak akan kasih dia keluar," jelas Eko kepada merdeka.com, Sabtu (3/5).

Eko pun dibekali Handy Talkie (HT) untuk mempermudah berkoordinasi dengan sesama rekannya.

"Saya jaga di luar. Teman saya di dalam. Nanti kalau ada orangtua murid yang mau jemput, tinggal sebut nama dan kelas berapa. Nanti saya kasih tahu teman saya yang di dalam," terang Eko.

Eko menjelaskan, di dalam lingkungan sekolah sendiri terdapat sekitar empat rekannya yang bertugas.

"Di dalam ada sekitar empat orang buat nyari siswa yang dimaksud. Kalau itu anak belum mau pulang ya jadi tugas mereka ngebujuk. Paling ngejar-ngejar dikit kalau anak TK-nya," ucap Eko seraya tersenyum.

Eko mengatakan di sekolah tempatnya bekerja terdapat siswa TK, SD dan SMP. Seperti halnya sekolah internasional, di tempat Eko bekerja pun orangtua tidak diperkenankan untuk seenaknya memasuki lingkungan sekolah.

"Buat orangtua atau mbak (pembantu) yang mau jemput atau nungguin itu di kantin saja. Kalau soal keamanan di sini Insya Allah aman," tandas Eko.

Page 4: bahan mading

Kasus sodomi di JIS bikin sekolah internasional ketar ketir

Merdeka.com - Pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS) mau tak mau berdampak juga pada sekolah internasional lainnya. Sebut saja Jakarta International Korean School (JIKS). Meski tidak terlalu reaktif, tetapi tetap saja ada perubahan suasana di sekolah ini.

"Secara operasional tidak ada perubahan signifikan tetapi kelihatannya maikin banyak orangtua yang menjemput anaknya," terang L, salah satu guru di sekolah tersebut kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (3/5).

Bahkan topik pelecehan ini menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan guru-guru yang mayoritas orang Korea tersebut. Beberapa anak SD sempat menyatakan kekhawatirannya kepada guru ini.

"Anak kelas 5 cerita itu (pelecehan di JIS) menakutkan. Lalu saya berpesan makanya kamu ke mana-mana hati-hati," pungkasnya.

Menurut L, peraturan dan kultur di JIKS sedikit berbeda dengan JIS.

"Untuk ke toilet saja mereka jarang mau sendiri, mereka selalu berdua bareng temannya. Kalau sudah lima menit tidak kembali saya suruh temannya untuk lihat," jelas dia.

Hubungan antara pegawai Indonesia dengan para WN Korea memang tidak dekat. Namun dia percaya bahwa para pekerja Indonesia di sana tidak akan melakukan apa-apa.

Page 5: bahan mading

"Beda dengan JIS, pekerja di sini kebanyakan sudah lama yang direkrut langsung bukan dari lembaga tertentu," ucapnya.

L berharap kejadian di JIS tidak terulang di sekolahnya. Sebagai bentuk antisipasinya dia akan lebih mengawasi hubungan anak muridnya dengan orang-orang dewasa.

pendidikan - karakter

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian.

Secara umum kepribadian manusiaada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang

menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi

polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :

1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka

tantangan, bos atas dirinya sendiri.

2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka

kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.

3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka

perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.

4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan

kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.

Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang,

dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.

Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda.

Nah dari ke 4 kepribadiantersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki

kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipekoleris identik dengan orang

yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah

Page 6: bahan mading

diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan

terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak”

dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang

membuat orang lain cukup kerepotan.

Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan

sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang

memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan

social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.

Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya

dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka

inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat

santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang

sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang

membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan

Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilaihidup, seperti

kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-

masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa

ditukar. Karakter harus DIBANGUNdan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari

dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan

sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.

Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung

mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka

dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya

yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan,

kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah

demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.

Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang

berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda

seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu

yang Anda hargai dalam kehidupan ini.

Page 7: bahan mading

Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL

PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas

karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh.

Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

sumber : http://www.pendidikankarakter.com/

KI HAJAR DEWANTARA

Nama: Ki Hajar DewantaraGelar: Pahlawan Kemerdekaan NasionalDasar Hukum: Kepres No.305 Tahun 1959 tanggal 28 November 1959Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1889Wafat: Yogyakarta, 28 April 1959Makam: Yogyakarta

R.M. Suwardi Suryaningrat, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Sesudah menamatkan Sekolah Dasar, ia melanjutkan pelajaran ke STOVIA di Jakarta, tetapi tidak sampai selesai. Sesudah itu, ia bekerja sebagai wartawan, membantu beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, dan Utusan Hindia. Bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo, pada tanggal 25 Desember 1912 ia mendirikan Indische Partij yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Pada tahun 1913 ia ikut membentuk Komite Bumiputra. Melalui komite itu dilancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dan penjajahan Prancis. Karangannya yang berjudul Als Ik een Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda), berisi sindiran dan kecaman yang pedas. Akibatnya, pada bulan Agustus 1913 ia dibuang ke negeri Belanda. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga ia berhasil memperoleh Europeesche Akte.

Setelah kembali ke tanah air pada tahun 1918, ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922 didirikannya Taman Siswa, sebuah perguruan yang bercorak nasional. Kepada anak didik ditanamkan rasa kebangsaan agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Banyak rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa, antara lain adanya Ordonansi Sekolah Liar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda. Tetapi, berkat perjuangan Ki Hajar Dewantara, ordonansi itu dicabut kembali.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan pendiri Taman Siswa. Ajarannya yang terkenal ialah Tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada, artinya: di belakang memberi dorongan, di tengah memberi teladan.

Ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Hari lahir Ki Hajar Dewantara, tanggal 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Page 8: bahan mading

“ Menjemput Impian

PENULIS : MASHRUHAN

Pagi itu Danu di dalam kamarnya yang tampak berantakan dan tidak

rapi tampak bermalas-malasan di tempat tidurnya. Jam weker yang berada

di atas meja belajrnya telah menunjukkan pukul delapan pagi. Ia malah

tampak menguap saja berkali-kali tanpa menghiraukan matahari yang telah

menjulang tinggi.

“Dan…bangun, bangun, bangun, sampai di panggil berkali-kali oleh

ibunya, Danu tetap saja tidak bangun. Akhirnya Danu!” teriak Bu Fatimah

membangunkan Danu.

Akan tetapi Danu tetap saja teguh dengan pendiriannya untuk tetap

menikmati tidurnya bagaikan menikmati surga di alam bawah sadarnya.

Pada saat itu ia merasa telah menjadi seorang raja yang kaya raya dan

mempunyai banyak permaisuri yang senantiasa dikawal oleh pengawal yang

kekar badannya yang selalu siap menjaga kapan pun dan di mana pun ia

pergi. Sesaat ia tengah jalan-jalan dengan salah satu permaisurinya yang

begitu mempesona.

“Duh, sungguh nikmat serta beruntunglah akau mendapatkan seorang

permaisuri yang begitu cantik dan mempesona.” Begitulah kata-kata Danu

dalam hatinya.

Page 9: bahan mading

Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba hujan menguyur mereka berdua

sehingga basah kuyup. Mendadak sang permaisuri marah kepadanya tanpa

sebab. Karena tak kuat dengan rasa dingin dan marahnya dari permaisuri,

Danu pun mulai perlahan-lahan membuka matanya. Saat terbagun ia sudah

basah kuyup seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Fatimah telah menyiram Danu

dengan seember air sambil marah-marah.

“Aduh, Bu’….Ibu ini gimana tho? Kok Danu disiram air, kan dingin Bu.”

“Oalah, le, le, dasar anak nggak tahu diri! Sekarang ini sudah jam

berapa?”

“Baru aja jam setengah Sembilan, kan masih pagi Bu…” wong nanti

masuk kuliahnya jam setengah sepuluh.”

“Jam setengah Sembilan kamu bilang masih pagi? Dasar bocah malas!

Mau jadi guru macam apa , kalu bangunnya siang terus, bisa-bisa berengkat

ngajr para muridmu telat. Ayo cepat bangun, terus siap-siap untuk berangkat

kuliah biar nanti nggak telat.”

Keluarga Danu memang tergolong keluarga yang standard dalam

kekayaannya. Bu Fatimah merupakan seorang Guru di Sekolah Dasar, Pak

Budi Guru di SMP di kecamatannya, untuk kakanya yang bernama Sulasmi

sekarang sudah selesai kuliah S1 nya, dan mengajar di sebuah SMA di

daerah kabupaten, sedangkan untuk Danu sendiri masih kuliah pada tingkat

akhir dan setahun lagi dia lulus dari perkuliahanya. Benar-benar keluarga

yang guru sejati.

Sewaktu sampai di kampus, ternyata Dosen yang mengampu mata

kuliah hari itu tidak hadir karena sakit, dan digantikan oleh dosen lain. Dosen

yang mengantikan adalah Prof. Suranto, beliau merupakan Guru besar di

fakultas yang diambil oleh Danu. Tetapi pada saat itu Prof. Suranto tidak

memberikan materi, tetapi beliau bercerita yang bertujuan untuk

memotivasi saya dan teman-teman.

Danu tampak berpikir sejenak tentang cerita yang disampaikan oleh

Prof. Suranto. Satu jem kemudian perkuliahan telah selesai, sebelum

menutup perkuliahan tersebut ada kalimat yang diucapkan oleh Prof.

Page 10: bahan mading

Suranto. ” Semoga kalian sukses” dengan serempak semunya menjawab

“Amiiiiiiin”.

Sesampainya di rumah pun Danu masih saja terus memikirkan tentang

cerita yang disampaikan tadi oleh Prof. Suranto. Hari itu ia malamun sampai

larut malam sejak pulang dari kuliah tadi siang. Bu Fatimah menjadi heran

dengan melihat tingkah laku Danu yang tidak biasanya itu.

“Ada apa tho le? Dari tadi ibu lihat kamu kok melamun terus? Apa ada

masalah? Kalau ada masalah bicara sama ibu, barangkali Ibu bisa bantu.”

“Nggak ada masalah kok , Bu. Danu Cuma berpikir aja, bagaiman

caranya Danu bisa seperti orang yang diceritakan oleh Prof. Suranto tadi pas

kuliah. Cerita tersebut menceritakan bahwa ada orang yang sukses menjadi

guru yang telah diimpikannya, padahal tadinya orang itu malas saat

kuliahnya. Orang tersebut menjadi rajin karena sebelum ibunya meninggal

beliau menginginkan anaknya sukse kelak.”

“Gitu Bu ceritanya”. Mendengar cerita itu Ibunya malah senyum-senyum

sendiri.

“Ibu ini gimana tho, katanya bisa bantu? Kok malah senyum-senyum

sendiri? Apa Ibu nggak ingin anaknya berubah nggak jadi malas lagi?.

Bukannya mengejek le, tapi bener apa yang diceritakan oleh Profmu itu ada

benarnya.

“Bukannya kamu memimpikan ingin menjadi guru yang sukse?” ia Bu,

saya ingin menjadi Guru yang sukses, Jawab Danu. Makanya ubahlah

kebiasaanmu saat ini yang tadinya malas menjadi rajin, dan mulai sekarang

jemput impianmu menjadi guru yang sukses dan tidak malas.”

Pagi ini rasanya tidak seperti biasanya. Entah angin apa yang membawa

Danu hingga pagi-pagi sekali Danu sudah bangun dari tempat tidurnya.

Pukul tujuh ia sudah siap-siap untuk berangkat kuliah, sambil duduk-duduk ia

membayangkan ia menjadi guru yang sukses seperti yang selalu ia

bayangkan.

“lo, le kok malah duduk-duduk aja? Sana berangkat kuliah, bukanya

kamu ingin berubah dan menjemput impianmu menjadi guru yang sukses?”

Page 11: bahan mading

“Oke, Bu! Danu siap berangkat dan menjemput impian Danu.” Tapi Bu,

sebelumnya uang saku dulu, he,he,he…..

http://adenuur.blogspot.com/

Ari, seorang remaja berusia 17 tahun dari keluarga sederhana dalam kegigihannya untuk mewujudkan cita-citanya dengan harapan dia mampu membuat kedua orangtuanya bangga dengannya.

Ari lulus sekolah lanjutan tingkat akhir (SLTA) diusianya yang ke 16 tahun. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi harus tertunda lantaran dia tidak memiliki uang untuk biaya studi di perguruan tinggi. Demi mewujudkan harapannya untuk melanjutkan pendidikannya Ari mau malang melintang memperjuangkan keinginannya tersebut.

Dengan kondisi keluarga yang hidup serba pas-pasan sulit bahkan tidak mungkin bagi Ari untuk meminta orangtuanya membiayai pendidikannya di perguruan tinggi. Satu-satunya jalan agar tetap bisa melanjutkan pendidikan adalah dengan mencari biaya sendiri. Diusianya yang masih sangat muda dan belum berbekal pengalaman kerja tentunya sulit bagi Ari untuk bisa mendapatkan perkerjaan.

Sulitnya kondisi Ari tidak membuat remaja ini patah arang. Ari terus berusaha memperjuangkan keinginannya. Dia sadar bahwa pendidikan sangat penting baginya. Dia terus berusaha mendapatkan pekerjaan dengan kondisinya yang kurang mendukung. Berbulan-bulan Ari terus berusaha mencari pekerjaan, namun belum juga mendapatkannya. Kegigihan Ari dalam berusaha terus dia lakukan.

Selama berbulan-bulan hingga hampir memasuki satu tahun dia mencari pekerjaan ternyata masih belum ditemukannya. Namun, Ari memang sosok remaja yang tangguh dan tidak mengenal arti lelah. Terus berusaha dan terus mencari peluang. Setiap berita yang dia dapat langsung dia manfaatkan. Meski hasilnya masih belum sesuai harapan, namun dia terus berusaha.

Kegigihan Ari selama hampir satu tahun mencari pekerjaan akhirnya terbayar. Dia lantas mendapatkan telepon dari sebuah perusahaan dimana tiga hari sebelumnya dia memasukkan lamaran. Informasi lowongan kerja tersebut dia dapat dari surat kabar. Pekerjaan yang selama ini dia harap-harapkan akhirnya selangkah lagi dia dapatkan.

Page 12: bahan mading

Ari mendapatkan panggilan interview. Dia diwawancarai oleh ka. Personalia tempat dimana dia memasukkan lamaran. Hampir 30 menit dia menjalani sesi tanya jawab dengan kepala personalia tersebut. Kendati belum memiliki pengalaman kerja, namun Ari bisa menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh kabag personalia tersebut. 30 menit berselang Ari lantas keluar dari ruangan interview. Ari keluar dari kantor tersebut untuk pulang.

Besoknya, kabar gembira menghinggapi Ari. Dia mendapatkan kabar kalau dia diterima diperusahaan tersebut. Ari langsung diperintahkan masuk kerja keesokan harinya setelah mendapatkan konfirmasi diterima sebagai karyawan baru diperusahaan tersebut.

Sebulan dia bekerja bertepatan dengan pembukaan/pendaftaran mahasiswa baru. Dia pun lantas mendaftarkan diri di sebuah kampus swasta dan mengambil kelas malam karena siangnya dia bekerja. Akhirnya dia berhasil merealisasikan harapannya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Read more: http://www.teksdrama.com/2012/10/Cerpen-Seorang-Remaja-Memperjuangkan-Cita-cita.html#ixzz30kxBQ0yv

JERIT ANAK PEDALAMANOleh Dea Puji Yuliani

Aku anak pedalamanAku punya kemampuanTapi untuk belajar saja aku kesusahanTak ada sarana yang memungkinkan

Aku anak pedalamanUntuk kalianYang mengaku orang besaranCoba hargai arti pendidikan

Aku anak pedalamanJerit ku ingin seperti kalianHidup dengan serba kemewahanBersekolah di tempat menyejukanBerbangku bahkan ber-AC

Tapi lihat aku bahkan kamiSeorang anak pedalaman bertaruh nyawaDemi sebuah pendidikan dan kepintaran

Jeritku ingin sekaliMembuat kalian peka membuat kalian sadar

Page 13: bahan mading

Sadar sadar kalian sudah hidup enakJangan sampai kalian sia sia kanDengar dengarlah jertit kamiJERIT ANAK PEDALAMAN

Pendidikan yang Bermutuh, Membentuk Karakter Bangsa Senin, 11 Februari 2013 02:01

Oleh: Alexander Gobai

Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting dalam membangun sebuah bangsa. Berbicara tentang pembangunan adalah juga berbicara tentang sejauhmana kesiapan SDM yang berkualitas untuk membangun. Tanpa SDM yang cukup, kita tidak dapat membangun bangsa secara kuantitas dalam pembangunan fisik maupun kualitas hidup masyarakatnya.

Dengan adanya Sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka kesiapaan untuk menempu pendidikan pun akan berjalan dengan baik. Karena dengan melalui pendidikan maka setiap individu dengan sendirinya akan terbentuk karakter kepemimpinan.Kita mesti bersyukur bahwa dengan adanya pendidikan, kita bisa melihat dunia luas. Dimana pendidikan itu membawa kita kejalan yang lebih benar. Maka kita yang sementara ini masih berada di bangku pendidikan kita harus lebih berfokus pada tugas belajar. Artinya bahwa dengan melalui pendidikan maka karakter kepribadian akan terbentuk dengan sendirinya.Jangan kita berpikir bahwa pendidikan merupakan salah satu lembaga yang membuat karakter setiap individu menjadi tidak berguna. Ini adalah salah presepsi dari orang yang tidak mengerti tentang pendidikan. Ketika kita berbicara tentang pendidikan berarti juga berbicara tentang kesiapan individu. Dimana kesiapan itu, akan menimbulkan suatu reaksi dari dalam individu. Maka, dengan adanya kesiapan itu, kita akan mendapatkan pejaran yang berguna baik dari guru maupun dari siapa saja.Kebanyakan individu tidak memikirkan pendidikan yang bermutuh dan yang tidak bermutuh. Yang penting mereka bersekolah. Namun, mereka tidak berpikir bahwa pendidikan harus dipertanggung jawabkan. Artinya bahwa pendidikan itu bukan maianan yang harus dimainkan pada setiap hari dan disetiap waktu. Sementara kita masih berada di bangku pendidikan berarti mental dan kesiapan kita mulai terbentuk.Dengan demikian, kebanyakan individu berlari pada sekolah yang tidak ada guru dan tidak ada apa-apa. Mereka tidak berpikir bahwa pembentuk karakter yang baik itu datang dari mana. Namun, mereka tabrak saja. Yang penting mereka sekolah dan mendaptkan ijasah. Hal itu yang lebih penting dalam hidup mereka. Jangan berpikir bahwa  ketika kita masuk sekolah yang tidak bermutuh, tentunya kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Dengan demikian, hasilnya juga

Page 14: bahan mading

tidak akan bermutuh dan baik. Maka akibatnya ialah akan susah disaat kita menempu dibangku pendidikan yang atas.Pendidikan yang bermutuh adalah  pendidikan yang siap membentuk karakter kepemimpinan. Dengan demikian, ketika kita berada di bangku pendidikan yang bermutuh maka kita harus bersyukur bahwa mental kita dengan sendirinya akan terbentuk. Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) harus lebih diutamakan dalam hidup. Apabila kesiapan kita telah matang berarti karakter kepribadian pun telah terbentuk dengan bagus.Dengan demikian, marilah kita mencari pendidikan yang lebih bermutuh demi terwujudnya karakter kepribadian kita. Jangan kita asal-asal sekolah. Namun kita harus pintar berpikir bahwa pendidikan yang mana yang lebih bermutuh dan yang mana yang tidak bermutuh. Ketika kita berada di bangku yang tidak bermutuh kita akan gampang dibodohin dengan mereka yang bersekolah dibangku pendidikan yang bermutuh. Oleh karena itu, jangan sampai kita dapat tertipu dengan mereka yang pintar dari kemampuan kita.Penulis: (Alumni 2012 dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua)