bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf
Click here to load reader
-
Upload
rizki-wahyu -
Category
Documents
-
view
131 -
download
12
description
Transcript of bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
MAKALAH BAHAN LISTRIK
KACA DAN PORSELIN
Oleh:
I WAYAN ADI YASA (0319451052)
PUTU YUDI ASTRAWAN PUTRA (0719452008)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2008
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudulkan
Bahan Listrik Kaca dan Porselin ini tepat pada waktunya.
Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Ketut Wijaya yang telah sudi kiranya pengetahuannya serta
membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.
2. Seluruh rekan-rekan yang senantiasa membantu dan mendukung
penyusun dalam menyusun makalah ini.
3. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penyusun miliki.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah yang
penyusun tulis ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.
Denpasar, Maret 2008
Penyusun
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
DAFTAR ISI
HAL
Cover ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 01
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 01
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 01
1.3. Tujuan ......................................................................................... 01
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 02
2.1 Bahan Kaca ................................................................................. 02
2.1.1 Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas ................................... 04
2.1.2 Kaca Sebagai Pengisolasi ................................................... 08
2.2 Bahan Sitol .................................................................................. 07
2.3 Bahan Porselin ............................................................................ 09
2.4 Bahan Polimer ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14
3.1. Simpulan .................................................................................... 14
3.2. Saran dan Harapan ..................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................. 16
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan kaca dan porselin semakin meningkat, ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya produk-produk industri baik dalam maupun dalam
negeri, baik itu industri besar maupun industri kecil (home industri) yang
memproduksi barang-barang yang terbuat dari bahan kaca dan porselin, termasuk
industri-industri kelistrikan atau keteknikan membuat peralatan listrik dari bahan
kaca dan porselin. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk
membahas tentang bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan polimer.
1.2. Rumusan Masalah
Karena begitu banyaknya pokok bahasan tentang bahan listrik, maka pada
makalah ini penulis hanya membahas tentang bahan listrik dari bahan kaca, sitol,
porselin dan polimer.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah tentang Bahan Listrik ini adalah untuk
mengetahui tentang bahan-bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan
polimer.
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
BAB II
PEMBAHASAN
Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca dan porselin adalah
tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan
alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan
(pembakaran), pengerasan dan pelumeran.
2.1. Bahan Kaca
Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca adalah substansi yang dibuat
dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi
tetap pada kondisi berongga. Pada umumnya kaca terdiri dari campuran Silikat
dan beberapa senyawa seperti Borat dan Pospat. Kaca dibuat dengan cara
melelehkan beberapa senyawa seperti Silikat (pasir), Alkali (Na dan K) dengan
bahan lain seperti kapur, oksida timah hitam. Karena itu sifat dari kaca tergantung
dari komposisi bahan-bahan pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 –
8.1 g/cm3, kekuatan tekanannya 6.000 – 21.000 Kg/cm2, dan kekuatan tariknya
100 – 300 Kg/cm2. Karena kekuatan tariknya kecil maka kaca adalah bahan yang
regas. Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai
titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu
dinaikkan. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 – 1.700˚C. Makin sedikit
kandungan SiO2 nya makin rendah titik pelembekan kaca tersebut. Demikian pula
dengan muai panjang (α) nya, makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan
makin kecil α nya. Muai panjang untuk panjang berkisar antara 5.5 . 10-7 – 150 .
10-7 per derajat Celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi
suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan
suhu. Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
besarnya resistivitas adalah 107Ω cm, εr 3,8 dan tan ð pada 1 MHz adalah 0,0003.
Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka resistivitasnya akan
turun, tan ð nya akan naik sedikit. Sering sekali oksida logam alkali ditambahkan
pada pembuatan kaca dengan maksud agar sifat-sifatnya menjadi lebih baik.
Perbandingan antara Natrium dan Kalium dan pengaruhnya didalam suatu kaca
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
ρ
Gambar 2.1, Resistivitas sebagai fungsi komposisi (%) Na2O dan K2O
(sumber : Muhaimin, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, 1993;38)
Kaca yang mengandung Oksida-oksida dua logam aktif yang berbeda
dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandigkan jika
kuantitas oksidanya hanya mengandung satu bagian dari kuantitas oksida dua
logam (efek netralisasi atau polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih
baik jika padanya di tambah PbO atau BaO.
2.1.1. Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas
Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca dibuat dengan cara
mendinginkan secara cepat beberapa bahan yang dilelehkan atau kristalisasi.
Proses tersebut dinamakan devritrikasi. Pendinginan yang cepat tersebut diikuti
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
dengan naiknya kekentalan atau pembentukan keadaan kristal. Pabrikasi kaca
diawali dengan pemotongan, pengalusan dan mencampur bahan-bahan mentah
seperti : pasir silika (SiO2), soda (Na2CO3), Kalsium minium (Pb3O4), tanah
kaolin dan feldspar. Semua bahan tersebut kemudian difusikan. Kaca dapat
dilelehkan dalam suatu wadah yang kapasitasnya dapat mencapai 2 ton bahan
mentah. Kaca yang masih dalam keadaan meleleh atau lunak disebut dengan
metal. Metal ini selanjutnya dihaluskan kembali di dalam sebuah tangki khusus
yang selanjutnya diambil untuk dibentuk. Karena kaca kental adalah kenyal, maka
sangat mudah dibentuk yaitu dengan : peniupan (misalnya untuk bola lampu,
piranti gelas reaksi), penarikan (misalnya : tatakan gelas, pipa dan tabung) atau
dengan penekanan dan pencetakan. Kaca yang masih panas dapat disolder dengan
baik satu sama lainnya seperti halnya logam. Pada umumnya kaca diproduksi
dengan bentuk datar antara lain : kaca jendela dan bentuk kemasan antara lain
botol dan bola lampu.
2.1.2. Kaca Sebagai Pengisolasi
Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca silika mempunyai sifat
isolasi yang tinggi, ketahanan panas yang tinggi dan kuat terhadap pengaruh
hidrolitik. Pabrikasi piranti kaca silika menggunakan dapur tinggi khusus. Pada
umumnya terdapat dua macam kaca silika, dintaranya : kaca silika bening dan
kaca silika tidak bening tetapi tembus cahaya (translucent). Kaca silika bening
mempunyai sifat yang lebih baik dari pada kaca silika yang tidak bening. Pada
kaca silika yang tidak bening terdapat gelembung-gelembung udara didalamnya.
Hal ini dapat dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit
dari pada kaca silika tidak bening. Kebanyakan kaca silika yang digunakan di
dalam keteknikan mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2,
sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih
rendah.
Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca silika di dalam keteknikan
diklasifikasikan mejadi tiga kelompok yaitu :
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
1. Kaca alkali tanpa oksida berat
Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah. Pemakaiannya antara
lain untuk botol dan kaca jendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat
Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan
kaca alkali diatas. Kaca Flint ditambah dengan PbO atau kaca crown
ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus
untukbahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut Minos.
Diantara kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut Pireks. Pireks
mempunyai koefisien termal 33 . 10-7 per derajat C dan mampu menahan
perbedaan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali
Pengguna kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa kaca jenis ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.
Adapun beberapa contoh pemakaian kaca dalam keteknikan, antara lain :
a. Pembuatan lampu, tabung elektronik, penyangga filamen
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya
dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga.
Logam yang dimaksud adalah wolfram dan molidenum.
b. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor
Minos adalah salah satu jenis kaca yang mempunyai permeabilitas relatif
tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan ð) kecil frekuensi 1 MHz,
suhu 20˚ C, tan ð = 0,0009 pada frekuensi 1 MHz, suhu 200 ˚C, tan
0,0012. Kaca minos mempunyai α = 82 . 107 per derajat C, massa jenis 3,6
g/cm3.
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
c. Untuk membuat berbagai isolator
Misalnya : isolator penyangga, isolator antena, isolator len dan isolator
bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis, tahan terhadap perubahan suhu
yang mendadak, tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang
digunakan untuk keperluan ini antara lain : kaca silika, pireks kalium –
natrium.
d. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel. Dimana enamel ini dapat digunakan
untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya : dudukan
lampu, reflektor, barang-barang dekoratif, yang tujuannya adalah
melindungi barang-barang tersebut dari korosi dan sekaligus untuk
mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan
sebagai isolasi listrik yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang
dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor antara lain : nikrom dan
konstantan). Dalam hal ini enamel dileburkan dan kemudian tabung
keramik yang sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela
antara lilitan tersisi enamel. Tujuannya di samping untuk mengisolasi
lilitan, juga melinduni lilitan terhadap uap, debu dan oksidasi udara pada
suhu kerja yang tinggi. Resistor tabung yang dilapisi enamel seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2, Resistor tabung yang dilapisi enamel
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
(sumber : Muhaimin, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, 1993;41)
Enamel pabrikasi dengan meleburkan komponen-komponnennya yang
halus kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke
dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya
dihaaluskan menjadi bubuk. Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat
dilakukan dengan cara kering dan dapat pula dengan cara basah. Pada
pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga suhu
tertentu kemudian dimasukkan de dalam bubuk enamel. Dengan demikian
maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapsi perangkat tersebut.
Proses ini diulang-ulang hingga diperoleh ketebalan pelapisan yang
diinginkan.
2.2. Bahan Sitol
Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa sitol mempunyai bahan dasar
kaca yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol adalah sangat luas,
struktur dan sifat-sifatnya adalah di antara kaca dan keramik. Sitol juga disebut
keramik kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai di pasaran antara lain :
pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang
membedakan dengan kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya keramik
biasa, sitol tidak dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari
bahan-bahan mentahnya dengan menjadikannya meleleh kemudian kristalisasi.
Agar bahan ini mempunyai ketahanan terhadap suhu dan kelistrikan lebih baik
maka perlu bahan tambahan yaitu : Fe, S, Ti, O2, Alkali flourida, alkali fospat dan
logam-logam alkali tanah. Sitol mempunyai sifat mekanis yang tinggi, α yang
rendah sehingga tahan terhadap perubahan suhu mendadak. Permitivitas relatif
(εr) berkisar antara 5 – 6, tan ð pada frekuensi 1 MHz sekitar 0,01 dan pada
10.000 MHz sekitar 0,001.
2.3. Bahan Porselin
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa porselin adalah kelompok
keramik yang sangat penting dan luas penggunaanya. Istilah bahan keramik ini
digunakan untuk semua bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada
suhu tinggi dan bahan asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah
tanah liat. Ini berati bahan dasar tersebut budah dibentuk pada waktu basah, tetapi
menjadi kedap air dan kekuatan mekaniknya naik seteah dibakar.
Erijauhari dalam web http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada
08 Maret 2008 menyatakan bahwa porselin terbuat dari tanah liat China (china
clay) yang terdapat di alam dalam bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut
dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian campuran ini dipanaskan dalam
tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar sampai keras, halus
mengkilat dan bebas dari lubang-lubang. Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan
sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai,
karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya
baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan jika diproses pada suhu
yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi rapuh. Isolator
porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60 kV/cm,
kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
Adapun beberapa kelebihan dari isolator porselin atau keramik, antara lain:
1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antara atom yang menyusun
keramik, seperti silikon dan oksigen dalam silica dan silicates,
membuatnya strukturnya sangat stabil dan biasanya tidak mengalami
degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik
tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.
2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa
bahan keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada
pemakaian isolator porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester
surja tidak memerlukan material lain untuk meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan
quartz harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses
seperti pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air
menyebabkan porselin mempunyai sifat awet.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai
beberapa kekurangan, antara lain:
1. Mudah pecah, dimana isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa
maupun saat instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang
menyebabkan isolator pecah.
2. Berat, dimana salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang
berat. Oleh karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat
biasanya mahal karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan
instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman
isolator porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus
internal (internal dielectric breakdown).
4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai
karakteristik jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang
jarak rayap tidak dilakukan dengan memperbesar diameter atau
memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan membuat
shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti
bahwa permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada
kondisi lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan
konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi yaitu flashover.
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
Gambar 2.3, Isolator porselin
(sumber : Tanjung, Materi Kuliah Jaringan Distribusi Undiksha, 2004)
2.4. Bahan Polimer (Composite)
Erijauhari dalam http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada 08
Maret 2008 menyatakan bahwa bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih
50 tahun dan mengalami perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut
R. Hacham, pada tahun 1940 telah dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator
dalam, cycloaliphatic epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi
perkembangan pesar dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat
untuk skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver,
Francis (1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA
(1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable,
USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi di
United Kingdom (1977). Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan
di beberapa negara lebih dari tiga dekade sebagai alternatif pengganti isolator
porselin dan gelas. Isolator komposit menunjukkan performansi yang bagus pada
beberapa kondisi, terutama untuk daerah berpolusi.
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bahan isolator polimer,
antara lain:
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
1. Ringan, kepadatan material polimaer lebih rendah dibandingkan keranik
maupun gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga
mudah dalam penanganan maupun instalasi.
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap
yang relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.
3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat
hidrophobik (menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya
akan sukar menempel pada permukaannya meskipun dioperasikan pada
kondisi lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer mempunyai
ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.
4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin,
namun tidak mengurangi performansinya.
5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang
berbeda dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga
memungkinkan tidak terjadinya tembus internal.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator polimer memiliki
beberapa kekurangan, antara lain:
1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang
disebabkan antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat
menyebabkan reaksi kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat
merusak permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat
hidrofobiknya,
2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan
porselin maupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk
menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan
peralatan lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.
4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu
sumbu bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak
interface menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya
harus diketahui dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer,
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
sebab dapat menimbulkan korosi atau retakan apabila formulasinya tidak
sesuai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Adapun beberapa simpulan dari makalah yang penulis buat ini
diantaranya :
- Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral yang
penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan alaminya tetapi harus
diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran), pengerasan
dan pelumeran.
http://elektrojiwaku.blogspot.com/
- Bahan Polimer mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar
yang menyebabkan desain isolator polimer sederhana, namun bahan
penyusun dari polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin
maupun gelas.
3.2. Saran dan Harapan
Adapun saran yang penyusun dapat berikan bagi seluruh pembaca makalah
ini yaitu agar kita semua selalu mencari informasi-informasi terkini yang
berkaitan dengan kelistrikan karena listrik merupakan jantung dari kecerdasan
umat manusia. Karena dengan listrik kita dapat membuat, mencari apa saja.
Harapan terbesar penyusun agar makalah ini dapat berguna bagi kita
semuanya. Akhir kata penyusun “Tak ada gading yang tak retak” . Kritik dan
saran yang sifatnya membangun akan penyusun tampung demi sempurnanya
makalah ini.
Daftar Pustaka
- Erijauhari dalam web http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada
08 Maret 2008
- Muhaimin, 1993, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
- Tanjung, 2004, Materi Kuliah Jaringan Distribusi Undiksha.