bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

16

Click here to load reader

description

pemaparan bahan kaca dan porsling sebagai bahan isolator

Transcript of bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

Page 1: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

MAKALAH BAHAN LISTRIK

KACA DAN PORSELIN

Oleh:

I WAYAN ADI YASA (0319451052)

PUTU YUDI ASTRAWAN PUTRA (0719452008)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2008

Page 2: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudulkan

Bahan Listrik Kaca dan Porselin ini tepat pada waktunya.

Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Ketut Wijaya yang telah sudi kiranya pengetahuannya serta

membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini.

2. Seluruh rekan-rekan yang senantiasa membantu dan mendukung

penyusun dalam menyusun makalah ini.

3. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penyusun miliki.

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah yang

penyusun tulis ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Denpasar, Maret 2008

Penyusun

Page 3: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

DAFTAR ISI

HAL

Cover ............................................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 01

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 01

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 01

1.3. Tujuan ......................................................................................... 01

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 02

2.1 Bahan Kaca ................................................................................. 02

2.1.1 Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas ................................... 04

2.1.2 Kaca Sebagai Pengisolasi ................................................... 08

2.2 Bahan Sitol .................................................................................. 07

2.3 Bahan Porselin ............................................................................ 09

2.4 Bahan Polimer ............................................................................. 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14

3.1. Simpulan .................................................................................... 14

3.2. Saran dan Harapan ..................................................................... 14

Daftar Pustaka ............................................................................................. 16

Page 4: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini penggunaan kaca dan porselin semakin meningkat, ini dapat

dibuktikan dengan banyaknya produk-produk industri baik dalam maupun dalam

negeri, baik itu industri besar maupun industri kecil (home industri) yang

memproduksi barang-barang yang terbuat dari bahan kaca dan porselin, termasuk

industri-industri kelistrikan atau keteknikan membuat peralatan listrik dari bahan

kaca dan porselin. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk

membahas tentang bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan polimer.

1.2. Rumusan Masalah

Karena begitu banyaknya pokok bahasan tentang bahan listrik, maka pada

makalah ini penulis hanya membahas tentang bahan listrik dari bahan kaca, sitol,

porselin dan polimer.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah tentang Bahan Listrik ini adalah untuk

mengetahui tentang bahan-bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan

polimer.

Page 5: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

BAB II

PEMBAHASAN

Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca dan porselin adalah

tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan

alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan

(pembakaran), pengerasan dan pelumeran.

2.1. Bahan Kaca

Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca adalah substansi yang dibuat

dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi

tetap pada kondisi berongga. Pada umumnya kaca terdiri dari campuran Silikat

dan beberapa senyawa seperti Borat dan Pospat. Kaca dibuat dengan cara

melelehkan beberapa senyawa seperti Silikat (pasir), Alkali (Na dan K) dengan

bahan lain seperti kapur, oksida timah hitam. Karena itu sifat dari kaca tergantung

dari komposisi bahan-bahan pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 –

8.1 g/cm3, kekuatan tekanannya 6.000 – 21.000 Kg/cm2, dan kekuatan tariknya

100 – 300 Kg/cm2. Karena kekuatan tariknya kecil maka kaca adalah bahan yang

regas. Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai

titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu

dinaikkan. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 – 1.700˚C. Makin sedikit

kandungan SiO2 nya makin rendah titik pelembekan kaca tersebut. Demikian pula

dengan muai panjang (α) nya, makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan

makin kecil α nya. Muai panjang untuk panjang berkisar antara 5.5 . 10-7 – 150 .

10-7 per derajat Celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi

suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan

suhu. Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar

Page 6: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

besarnya resistivitas adalah 107Ω cm, εr 3,8 dan tan ð pada 1 MHz adalah 0,0003.

Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka resistivitasnya akan

turun, tan ð nya akan naik sedikit. Sering sekali oksida logam alkali ditambahkan

pada pembuatan kaca dengan maksud agar sifat-sifatnya menjadi lebih baik.

Perbandingan antara Natrium dan Kalium dan pengaruhnya didalam suatu kaca

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

ρ

Gambar 2.1, Resistivitas sebagai fungsi komposisi (%) Na2O dan K2O

(sumber : Muhaimin, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, 1993;38)

Kaca yang mengandung Oksida-oksida dua logam aktif yang berbeda

dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandigkan jika

kuantitas oksidanya hanya mengandung satu bagian dari kuantitas oksida dua

logam (efek netralisasi atau polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih

baik jika padanya di tambah PbO atau BaO.

2.1.1. Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas

Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca dibuat dengan cara

mendinginkan secara cepat beberapa bahan yang dilelehkan atau kristalisasi.

Proses tersebut dinamakan devritrikasi. Pendinginan yang cepat tersebut diikuti

Page 7: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

dengan naiknya kekentalan atau pembentukan keadaan kristal. Pabrikasi kaca

diawali dengan pemotongan, pengalusan dan mencampur bahan-bahan mentah

seperti : pasir silika (SiO2), soda (Na2CO3), Kalsium minium (Pb3O4), tanah

kaolin dan feldspar. Semua bahan tersebut kemudian difusikan. Kaca dapat

dilelehkan dalam suatu wadah yang kapasitasnya dapat mencapai 2 ton bahan

mentah. Kaca yang masih dalam keadaan meleleh atau lunak disebut dengan

metal. Metal ini selanjutnya dihaluskan kembali di dalam sebuah tangki khusus

yang selanjutnya diambil untuk dibentuk. Karena kaca kental adalah kenyal, maka

sangat mudah dibentuk yaitu dengan : peniupan (misalnya untuk bola lampu,

piranti gelas reaksi), penarikan (misalnya : tatakan gelas, pipa dan tabung) atau

dengan penekanan dan pencetakan. Kaca yang masih panas dapat disolder dengan

baik satu sama lainnya seperti halnya logam. Pada umumnya kaca diproduksi

dengan bentuk datar antara lain : kaca jendela dan bentuk kemasan antara lain

botol dan bola lampu.

2.1.2. Kaca Sebagai Pengisolasi

Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca silika mempunyai sifat

isolasi yang tinggi, ketahanan panas yang tinggi dan kuat terhadap pengaruh

hidrolitik. Pabrikasi piranti kaca silika menggunakan dapur tinggi khusus. Pada

umumnya terdapat dua macam kaca silika, dintaranya : kaca silika bening dan

kaca silika tidak bening tetapi tembus cahaya (translucent). Kaca silika bening

mempunyai sifat yang lebih baik dari pada kaca silika yang tidak bening. Pada

kaca silika yang tidak bening terdapat gelembung-gelembung udara didalamnya.

Hal ini dapat dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit

dari pada kaca silika tidak bening. Kebanyakan kaca silika yang digunakan di

dalam keteknikan mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2,

sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih

rendah.

Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca silika di dalam keteknikan

diklasifikasikan mejadi tiga kelompok yaitu :

Page 8: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

1. Kaca alkali tanpa oksida berat

Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah. Pemakaiannya antara

lain untuk botol dan kaca jendela.

2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat

Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan

kaca alkali diatas. Kaca Flint ditambah dengan PbO atau kaca crown

ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus

untukbahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut Minos.

Diantara kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut Pireks. Pireks

mempunyai koefisien termal 33 . 10-7 per derajat C dan mampu menahan

perbedaan suhu yang mendadak.

3. Kaca non alkali

Pengguna kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.

Beberapa kaca jenis ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.

Adapun beberapa contoh pemakaian kaca dalam keteknikan, antara lain :

a. Pembuatan lampu, tabung elektronik, penyangga filamen

Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya

dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga.

Logam yang dimaksud adalah wolfram dan molidenum.

b. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor

Minos adalah salah satu jenis kaca yang mempunyai permeabilitas relatif

tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan ð) kecil frekuensi 1 MHz,

suhu 20˚ C, tan ð = 0,0009 pada frekuensi 1 MHz, suhu 200 ˚C, tan

0,0012. Kaca minos mempunyai α = 82 . 107 per derajat C, massa jenis 3,6

g/cm3.

Page 9: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

c. Untuk membuat berbagai isolator

Misalnya : isolator penyangga, isolator antena, isolator len dan isolator

bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga

dituntut mempunyai kekuatan mekanis, tahan terhadap perubahan suhu

yang mendadak, tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang

digunakan untuk keperluan ini antara lain : kaca silika, pireks kalium –

natrium.

d. Pelapisan logam

Salah satu jenis kaca adalah enamel. Dimana enamel ini dapat digunakan

untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya : dudukan

lampu, reflektor, barang-barang dekoratif, yang tujuannya adalah

melindungi barang-barang tersebut dari korosi dan sekaligus untuk

mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan

sebagai isolasi listrik yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang

dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor antara lain : nikrom dan

konstantan). Dalam hal ini enamel dileburkan dan kemudian tabung

keramik yang sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela

antara lilitan tersisi enamel. Tujuannya di samping untuk mengisolasi

lilitan, juga melinduni lilitan terhadap uap, debu dan oksidasi udara pada

suhu kerja yang tinggi. Resistor tabung yang dilapisi enamel seperti

ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2, Resistor tabung yang dilapisi enamel

Page 10: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

(sumber : Muhaimin, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, 1993;41)

Enamel pabrikasi dengan meleburkan komponen-komponnennya yang

halus kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke

dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya

dihaaluskan menjadi bubuk. Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat

dilakukan dengan cara kering dan dapat pula dengan cara basah. Pada

pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga suhu

tertentu kemudian dimasukkan de dalam bubuk enamel. Dengan demikian

maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapsi perangkat tersebut.

Proses ini diulang-ulang hingga diperoleh ketebalan pelapisan yang

diinginkan.

2.2. Bahan Sitol

Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa sitol mempunyai bahan dasar

kaca yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol adalah sangat luas,

struktur dan sifat-sifatnya adalah di antara kaca dan keramik. Sitol juga disebut

keramik kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai di pasaran antara lain :

pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang

membedakan dengan kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya keramik

biasa, sitol tidak dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari

bahan-bahan mentahnya dengan menjadikannya meleleh kemudian kristalisasi.

Agar bahan ini mempunyai ketahanan terhadap suhu dan kelistrikan lebih baik

maka perlu bahan tambahan yaitu : Fe, S, Ti, O2, Alkali flourida, alkali fospat dan

logam-logam alkali tanah. Sitol mempunyai sifat mekanis yang tinggi, α yang

rendah sehingga tahan terhadap perubahan suhu mendadak. Permitivitas relatif

(εr) berkisar antara 5 – 6, tan ð pada frekuensi 1 MHz sekitar 0,01 dan pada

10.000 MHz sekitar 0,001.

2.3. Bahan Porselin

Page 11: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa porselin adalah kelompok

keramik yang sangat penting dan luas penggunaanya. Istilah bahan keramik ini

digunakan untuk semua bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada

suhu tinggi dan bahan asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah

tanah liat. Ini berati bahan dasar tersebut budah dibentuk pada waktu basah, tetapi

menjadi kedap air dan kekuatan mekaniknya naik seteah dibakar.

Erijauhari dalam web http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada

08 Maret 2008 menyatakan bahwa porselin terbuat dari tanah liat China (china

clay) yang terdapat di alam dalam bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut

dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian campuran ini dipanaskan dalam

tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar sampai keras, halus

mengkilat dan bebas dari lubang-lubang. Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan

sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai,

karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya

baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan jika diproses pada suhu

yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi rapuh. Isolator

porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60 kV/cm,

kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.

Adapun beberapa kelebihan dari isolator porselin atau keramik, antara lain:

1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antara atom yang menyusun

keramik, seperti silikon dan oksigen dalam silica dan silicates,

membuatnya strukturnya sangat stabil dan biasanya tidak mengalami

degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik

tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa

bahan keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada

pemakaian isolator porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester

surja tidak memerlukan material lain untuk meyokongnya.

3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan

quartz harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.

Page 12: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses

seperti pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air

menyebabkan porselin mempunyai sifat awet.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai

beberapa kekurangan, antara lain:

1. Mudah pecah, dimana isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa

maupun saat instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang

menyebabkan isolator pecah.

2. Berat, dimana salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang

berat. Oleh karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat

biasanya mahal karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan

instalasi.

3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman

isolator porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus

internal (internal dielectric breakdown).

4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai

karakteristik jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang

jarak rayap tidak dilakukan dengan memperbesar diameter atau

memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan membuat

shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.

5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti

bahwa permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada

kondisi lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan

konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan

isolasi yaitu flashover.

Page 13: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

Gambar 2.3, Isolator porselin

(sumber : Tanjung, Materi Kuliah Jaringan Distribusi Undiksha, 2004)

2.4. Bahan Polimer (Composite)

Erijauhari dalam http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada 08

Maret 2008 menyatakan bahwa bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih

50 tahun dan mengalami perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut

R. Hacham, pada tahun 1940 telah dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator

dalam, cycloaliphatic epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi

perkembangan pesar dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat

untuk skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver,

Francis (1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA

(1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable,

USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi di

United Kingdom (1977). Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan

di beberapa negara lebih dari tiga dekade sebagai alternatif pengganti isolator

porselin dan gelas. Isolator komposit menunjukkan performansi yang bagus pada

beberapa kondisi, terutama untuk daerah berpolusi.

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bahan isolator polimer,

antara lain:

Page 14: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

1. Ringan, kepadatan material polimaer lebih rendah dibandingkan keranik

maupun gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga

mudah dalam penanganan maupun instalasi.

2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap

yang relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.

3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat

hidrophobik (menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya

akan sukar menempel pada permukaannya meskipun dioperasikan pada

kondisi lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer mempunyai

ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.

4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin,

namun tidak mengurangi performansinya.

5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang

berbeda dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga

memungkinkan tidak terjadinya tembus internal.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator polimer memiliki

beberapa kekurangan, antara lain:

1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang

disebabkan antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat

menyebabkan reaksi kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat

merusak permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat

hidrofobiknya,

2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan

porselin maupun gelas.

3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk

menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan

peralatan lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.

4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu

sumbu bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak

interface menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya

harus diketahui dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer,

Page 15: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

sebab dapat menimbulkan korosi atau retakan apabila formulasinya tidak

sesuai.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan dari makalah yang penulis buat ini

diantaranya :

- Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral yang

penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan alaminya tetapi harus

diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran), pengerasan

dan pelumeran.

Page 16: bahan listrik, kaca dan porselin p.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

- Bahan Polimer mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar

yang menyebabkan desain isolator polimer sederhana, namun bahan

penyusun dari polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin

maupun gelas.

3.2. Saran dan Harapan

Adapun saran yang penyusun dapat berikan bagi seluruh pembaca makalah

ini yaitu agar kita semua selalu mencari informasi-informasi terkini yang

berkaitan dengan kelistrikan karena listrik merupakan jantung dari kecerdasan

umat manusia. Karena dengan listrik kita dapat membuat, mencari apa saja.

Harapan terbesar penyusun agar makalah ini dapat berguna bagi kita

semuanya. Akhir kata penyusun “Tak ada gading yang tak retak” . Kritik dan

saran yang sifatnya membangun akan penyusun tampung demi sempurnanya

makalah ini.

Daftar Pustaka

- Erijauhari dalam web http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada

08 Maret 2008

- Muhaimin, 1993, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta.

- Tanjung, 2004, Materi Kuliah Jaringan Distribusi Undiksha.