Bahan Laporan Field Trip

download Bahan Laporan Field Trip

of 71

Transcript of Bahan Laporan Field Trip

KATA PENGANTARRasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tu/han Yang Maha Esa, karena berkat kemurahanNya laporan akhir field trip Gran Bali Tour ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam laporan ini kami mengkaji fokus studi pemasaran yang di batasi oleh strategi pemasaran yang mencakup teknik promosi, alat promosi, sasaran promosi yang di lakukan di setiap lokus lokus seperti STP Bali, BTDC, Dispudpar Denpasar, dan HPI Bali. Laporan field trip ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah pemasaran yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan informasi, pengetahuan serta penyelesain dalam berbagai permasalah pemasaran, baik dalam segi teori maupun prakteknya. Dalam proses pendalaman materi pemasaran ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,

koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan : Faisal, M.M Par Dra. S.L. Wangsanegara M.M

Demikian laporan akhir field trip ini kami buat semoga bermanfaat, Bandung, 5 Juni 2010

Penyusun

1

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR i DAFTAR ISI .. ii HALAMAN PENGESAHAN iii BAB I PENDAHULUAN .. 4 1. Latar Belakang Masalah . 4 2. Tujuan Penulisan ................................. 5 3. Tema Atau Sifat Program Studi Industri . 5 4. Waktu dan Lokasi Peninjauan . 6 5. Sistematika Penulisan .. 6 BAB II TINJAUAN UMUM LOKUS STUDI INDUSTRI .... 8 BAB III PENDEKATAN TEORI KONSEPSI 19 BAB IV PEMBAHASAN STUDI ... 34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .. 58 DAFTAR PUSTAKA . 60 LAMPIRAN 61

2

HALAMAN PENGESAHAN

23 November 2009, diperiksa oleh:

Bpk. Faisal Kasim

23 November 2009, Mengetahui Ketua Program Studi Industri Perjalanan:

Bpk. Faisal Kasim

BAB I3

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPariwisata senantiasa melibatkan suatu gejala yang sangat kompleks seperti objek wisata, akomodasi, souvenir shop, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Perilaku wisatawan, juga merupakan gejala yang terkait yang tidak dapat dipisahkan. Seperti dijelaskan Robert Mc Intosh bersama Shashikant Gupta (dalam Pendit, 2002 :34) bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani para wisatawan dan pengunjung lainnya. sama

Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama-

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan dari negara asal ke negara tujuan wisata. Industri ini tidak berdiri sendiri, tapi merupakan suatu industri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan produk yang berbeda satu dengan yang lainnya, berbeda dalam besar perusahaannya, lokasinya, organisasinya, dan fungsi serta metode yang digunakan dalam pemasarannya. Tujuan akhir dari pemasaran adalah agar orang membeli produk yang ditawarkan Untuk itu produk harus dibuat menarik dan agar orang tertarik untuk membelinya maka produk it harus tersedia. Untuk keperluan itu produk harus dinilai dengan uang, sehingga dalam pemasaran juga harus menetapkan harga produk. Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya karena produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya. Memasarkan produk industri pariwisata tidak hanya sebatas koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dalam pandangan Yoety (2005 : 1) keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang pemasaran sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwiasata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dan merupakan agen of develoment bagi daerah itu.

4

Pemasaran merupakan berbagai macam tindakan yang dilakukan bersamasama dan kemudian menjadi unsur-unsur pemasaran yang disebut dengan marketing mix. industri pariwisata merupakan industri yang berorientasi pada jasa layanan dan mempunyai sifat yang sangat berlawanan dengan industri barang, sangat subjektif, serta intangible maka dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut dalam pemasarannya harus memperhatikan strategi pemasaran dalam artian proses segmenting, targeting, positioning dan marketing mix haruslah tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam uraian ini adalah implikasi karakteristik produk wisata pada instansi dan lembaga yaitu STP Bali, BTDC, DISBUDPAR DENPASAR, dan HPI Bali terhadap strategi pemasaran yang mencakup di dalamnya teknik promosi, alat promosi, dan sasaran promosi.

1.2 Tujuan PenulisanTujuan Penulisan laporan akhir field trip grand tour bali ini adalah mendeskripsikan strategi pemasaran apa yang di lakukan setiap lembaga, mencakup teknik promosi, alat promosi, dan sasaran promosi apa yang di gunakan oleh STP Bali, BTDC, DISBUDPAR DENPASAR, dan HPI Bali.

1.3 Tema / sifat program studi industry

Tema yang diberikan kepada kami dalam kegiatan studi orientasi ini adalah yanng berorientasi pada pemahaman Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Sistem Informasi Manajemen, Aspek Pemasaran dan Aspek Kualitas Pelayanan perusahaan yang terkait yaitu perusahaan Garuda Indonesia dan Bandara Soekarno Hatta. Bahan-bahan penulisan laporan ini berasal dari industri-industri yang telah dikunjungi melalui seminar, local guide ataupun informasi yang ada. Informasi juga di dapat melalui internet yang memuat informasi mengenai hal yang diperlukan.

1.4 Waktu dan Lokasi Peninjauan5

Penyusunan laporan ini berdasarkan pada kegiatan studi lapangan yang dilaksanakan selama 5 hari, tertanggal Selasa, 22 Juni 2009 yang dilaksanakan di Bali. Adapun Industri yang dikunjungi antara lain Dinas pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Bali Tourism Development Corporation dan Himpunan Pramuwisata Bali.

1.5 Sistematika PenulisanSistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini terdiri atas beberapa bab, yaitu: Bab I : berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, tema atau sifat program studi industri, waktu dan lokasi beninjauan, sistematika penulisan. Bab II : menjelaskan letak geografis (lokasi, batasan, kawasan), kondisi fisik, aksesibilitas, prasarana, fasilitas/ sarana wisata yang tersedia, aktivitas, pasar / pengunjung, pengelola, latar belakang sejarah dan lain lain. Bab III : berisi penjelasan mengenai pendekatan teori sesuai dengan fakus kajian yaitu pemasaran Bab IV : berisi pembahasan studi yang meliputi kajian tentang peluang / prospek pengembangan serta kendala / permasalahan yang mencakup pemasaran Bab V : berisi kesimpulan dan saran

BAB II

6

TINJAUAN UMUM LOKUS STUDI INDUSTRI

Bali Tourism Development Corporation

1. Letak Geografis Tourism Development Corporation (BTDC) berada diKawasan BTDC Nusa Dua, Bali, 80363, Indonesia. 2. Kondisi Fisik The Tourist Resort Nusa Dua sebagai The Garden Of Bali Menyediakan kebersihan, kenyamanan, keamanan, keindahan dan ketertiban bagi pengunjung yang prioritas konsisten untuk Tourist Resort Nusa Dua. Untuk menjaga kondisi tersebut, BTDC terus-menerus menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan praktis mereka melalui berbagai kegiatan pelatihan yang dilakukan di kantor atau bekerjasama dengan lembaga lainnya. Renovasi taman secara berkala dilakukan dalam rangka menciptakan suasana baru dan lingkungan, memastikan bahwa pengunjung tidak pernah bosan dan akan ingin kembali dan mengunjungi kompleks itu lagi. Dalam renovasi taman tersebut, BTDC memaksimalkan penggunaan tanaman langka sebagai elemen lanskap, menempatkan mereka dalam olahraga strategis sehingga mereka menjadi merek dagang dari Tourist Resort Nusa Dua. Koleksi ini terus tumbuh tanaman langka telah membuat wilayah publik Nusa Dua penting bagi mereka mencari bibit untuk menyebarkan sebagai bagian dari penelitian tanaman langka. Tingkat kebersihan udara selalu dipantau dengan peralatan khusus sehingga pencemaran dapat dengan cepat terdeteksi dan ditujukan untuk menjaga udara sehat. Kegiatan ini meyakinkan pelanggan bahwa kualitas layanan dan produk adalah fokus utama dari BTDC. Perusahaan juga menjamin lancar operasi utilitas, apakah diri-utilitas yang disediakan atau diberikan oleh perusahaan lain (air PAM, listrik oleh PLN, telekomunikasi oleh TELKOM). Semua instalasi yang bawah tanah dalam rangka melestarikan keindahan Nusa Dua.

3. Aksesbilitas

7

Sedikit kemudahan akses untuk mencapai Bali Tourism Development Development / Nusa Dua. Daerah Nusa Dua sedikit sulit dalam jangkauan karena lokasinya tidak berada pada kawasan yang ramai . tidak ada transportasi umum untuk menuju ke daerah Nusa Dua sepert shuttle maupun angkot, para pengunjung harus menggunakan kendaraan milik pribadi untuk menuju ke daerah tersebut. Selama jam normal, dibutuhkan hanya sekitar 30 menit dari Bandara International Ngurahrai, dan juga dari pusat kota.

4. Prasarana Area Nusa Dua Bali juga merupakan tempat kantor Tourism Development Corporation yang merupakan tempat wisata eksklusif, memiliki prasarana dan infrastuktur yang yang baik dan sangat mendukung. Standart kebersihan kantor dan kawasan Nusa Dua boleh dikatakan outstanding. Tempat sampah yang disediakan cukup memadai dan tempat parkir yang disediakan juga cukup memadai untuk menampung para wisatawan.

5. Fasilitas/Sarana Wisata yang tersedia Fasilitas di tempat ini juga termasuk baik sekali, karena tempat ini berdiri hotel-hotel yang mewah bertaraf international, fasilitas sepert Bali Collection Shopping, restaurants, amusement , sports Bali Eye Convention Hall, museum Pasifika juga tersdia di Kawasan Nusa Dua. Papan informasi juga tersedia di tempat ini, sehingga memudahkan para pengunjung baru untuk mengetahui seluk-beluk dari gedung ini.

6. Aktivitas Wisata yang Dapat Dilakukan Didalam Area Nusa Dua ini, para wiatawan bisa melakukan kegiatan-kegiatan seperti menginap di hotel, makan di restoran, melaksanan kegiatan MICE, bermain di pantai, watersport dan olahraga pantai diving, surfing, windsurfing, jet ski, beach volleyball dll, melihat keindahan taman Nusa Dua , melihat kehidupan satwa di lingkungan Nusa Dua, seperti kehidupan bangau, tupai, tukik, atau kupu-kupu. Di dalam kantor BTDC tersebut kegiatan yang dilakukan seperti meeting serta mengadakan pertemuan lainnya. 7. Pasar Wisata / Pengunjung

8

Pengunjung yang datang ke BTDC adalah para wisatawan mancanegara serta domestic, disertai wisatawan yang membawa keluarga dan para pebisnis yang akan melakukan kegiatan MICE . 8. Pengelola Area Nusa Dua merupakan area yang dikelola oleh BTDC merupakan Badan Usaha Milik negara (BUMN), dimana merupakan lembaga yang didirikan oleh Departemen Pariwisata untuk mengelola kawasan wisata terpadu. sehingga peraturan-peraturan pengelolaan juga mengacu pada peraturan pemerintah.

9. Latar Belakang SejarahPT. BTDC ( Bali Tourism Development Corporation ) atau Perusahaan Perseroan ( PERSERO ) yang mana merupakan PT pengembangan pariwisata Bali didirikan berdasarkan PP NO. 27 tahun 1972. Anggaran dasar dibuat pada tanggal 12 november 1973. Saat ini modal dasar berjumlah Rp. 150 milyar dan modal yang disetor berjumlah Rp. 82, 5 Milyar.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bali

1. Letak Geografis Sekolah Tinggi Pariwisata Bali terletak di Jl. Darmawangsa, Kampial, Nusa Dua - 80363 Bali Indonesia. 2. Kondisi Fisik Secara keseluruhan kondisi fisik dari gedung Sekolah Tinggi Priwisata Bali adalah baik yaitu memiliki kapasitas dan fasilitas yang memadai. STP Bali meliputi daerah yang terdiri dari fasilitas kelas, restaurant, ruang laundry, dapur beserta hotel. Gedung dan segala perlengkapannya terawat dengan sangat baik dan lingkungannya bersih. Lapangan parkirannya pun juga cukup luas sehingga memudahkan mahasiswa yang datang, STP Bali memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas yang dimiliki oleh STP Bali adalah ruang kuliah: luas seluruhnya 2.912 m2, perpustakaan: luas ruangan 235 m2, koleksi 4.000 judul, 13.000 eksemplar, Laboratorium: luas 2.357 m2 (Bahasa, Laundry, Pengolahan Makanan, Dapur, Restoran, Bar, Komputer, Akuntansi, LanguageSelf Study Room),Lembaga penelitian: luas ruangan 34 m2,

9

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kegiatan mahasiswa: bidang kerohanian, kesenian, dan mapala, fasilitas lain: ruang dosen (817 m2), ruang kantor/administrasi (400 m2), ruang seminar/workshop (200 m2), ruang olahraga (9.900 m2), ruang studio (34 m2), ruang komputer (90 m2), ruang serbaguna/aula (1.132 m2), ruang lain-lain (2.462 m2), tanah perumahan (1.440 m2), tanah asrama (996 m2), lapangan olahraga (sepakbola, basket, voli, tenis, badminton). 3. Aksesbilitas Sedikit kemudahan akses untuk mencapai STP Bali. Daerah STP Bali sedikit sulit dalam jangkauan karena lokasinya tidak berada pada kawasan yang ramai disertai jalan yang menanjak untuk mencapainya. tidak ada transportasi umum untuk menuju ke daerah STP Bali sepert shuttle maupun angkot, para mahasiswa harus menggunakan kendaraan milik pribadi untuk menuju ke daerah tersebut. Selama jam normal, dibutuhkan hanya sekitar 45 60 menit dari Bandara International Ngurahrai, dan juga dari pusat kota.

4. Prasarana Area STP Bali juga merupakan tempat lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pariwisata, memiliki prasarana dan infrastuktur yang yang baik dan sangat mendukung. Standart kebersihan kampus boleh dikatakan outstanding. Tempat sampah yang disediakan cukup memadai dan tempat parkir yang disediakan juga cukup memadai untuk menampung para mahasiswa. 5. Fasilitas/Sarana Wisata yang tersedia Fasilitas di tempat ini juga termasuk baik sekali , yaitu terdiri dari : a. Ruang kuliah: luas seluruhnya 2.912 m2 b. Perpustakaan: luas ruangan 235 m2, koleksi 4.000 judul, 13.000 eksemplar c. Laboratorium: luas 2.357 m2 (Bahasa, Laundry, Pengolahan Makanan, Dapur, Restoran, Bar, Komputer, Akuntansi, Language Self Study Room) d. Lembaga penelitian: luas ruangan 34 m2, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

10

e. Kegiatan mahasiswa: bidang kerohanian, kesenian, dan mapala f. Fasilitas lain: ruang dosen (817 m2), ruang kantor/administrasi (400 m2), ruang

seminar/workshop (200 m2), ruang olahraga (9.900 m2), ruang studio (34 m2), ruang komputer (90 m2), ruang serbaguna/aula (1.132 m2), ruang lain-lain (2.462 m2), tanah perumahan (1.440 m2), tanah asrama (996 m2), lapangan olahraga (sepakbola, basket, voli, tenis, badminton) 6. Aktivitas Wisata yang Dapat Dilakukan Didalam STP Bali ini, para mahasiswa dan dosen melakukan kegiatan belajar dan mengajar, untuk para pengunjung dapat melakukan tour de campus dengan melihat-lihat fasilitas dalam kampus tersebut, dengan didirikan fasilitas hotel menginap juga merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan yang datang. 7. Pasar Wisata / Pengunjung Pengunjung yang datang ke STP Bali adalah para wisatawan pelajar ataupun mahasiswa yang ingin mengetahui fasilitas beserta seluk beluk mengenai STP Bali tersebut. 8. Pengelola STP Bali merupakan lembaga pendidikan negeri yang bernaung dibawah Kementrian Departemen Pariwisata dan Kebudayaan setelah Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 9. Latar belakang sejarah Tanggal Berdiri: 27 Maret 1978 , Pendiri: Departemen Pariwisata RI Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali berdiri pada 27 Maret 1978 dengan nama awal Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata Bali. Lahir berkat motivasi dari hasil survei UNDP dan ILO terhadap perkembangan pariwisata di Bali yang dinilai sangat potensial. Apalagi pada saat itu kawasan Nusa Dua tengah dalam pengembangan, yaitu dengan dibangunnya 12 hotel bertaraf internasional yang memiliki 2.500 kamar, tentu saja akan butuh tenaga pengelola yang handal. Program pre-vocational training (pendidikan dan pelatihan) mulai dilaksanakan pada tahun berdirinya, yang awalnya memberi kesempatan awalnya untuk lulusan SD dan drop out dari SMP sebanyak 120 orang. Meski begitu, mahasiswanya telah banyak yang dikontrak oleh industri perhotelan dan perindustrian, bahkan sebelum tamat. Kini, STP Nusa Dua hanya menerima lulusan SMU/SMK sederajat untuk dididik menjadi tenaga ahli. Sejak 1997, lembaga pendidikan ini membuka program Ekstensi.

11

Dinas Pariwisata Pulau Bali

1. Letak Geografis Dinas Pariwisata Kota Denpasar terletak di Jalan Surapati Nomor 7 Denpasar, Bali

2. Kondisi Fisik Secara keseluruhan kondisi fisik dari gedung Dinas Pariwisata Bali adalah baik tetapi dari segi kapasitas dan fasilitas tidak terlalu memadai karena gedung dinas pariwisata yang sekarang ini masih mengontrak belum memiliki gedung sendiri, sehingga ruangan-ruangan yang tersedia dalam gedung tersebut sangat terbatas, Gedung dan segala perlengkapannya terawat dengan sangat baik dan lingkungannya bersih. Lapangan parkirannya pun juga cukup luas sehingga memudahkan pekerja dan pengunjung yang datang. Toilet yang disediakan di dalam gedung dinas pariwisata sudah sangat bersih dan tempat pembuangan sampah di dalam gedung tersebut juga sudah cukup memadai. 3. Aksesbilitas Akses untuk menuju gedung Dinas Pariwisata Bali cukup mudah karena terletak di kawsan yang ramai yaitu daerah Kuta dan dekat dengan airport international ngurahrai. Selama jam normal, dibutuhkan hanya sekitar 15 menit dari Bandara International Ngurahrai, dan juga dari pusat kota.

4. Prasarana Area Dinas Pariwisata Bali merupakan lembaga pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata, memiliki prasarana dan infrastuktur yang yang baik, infrastruktur bangunan mencermikan budaya Bali itu sendiri, Standart kebersihan kampus boleh dikatakan outstanding. Tempat sampah yang disediakan cukup memadai dan tempat parkir yang disediakan juga cukup memadai untuk menampung para pekerja. 5. Fasilitas/Sarana Wisata yang tersedia Fasilitas di tempat ini juga termasuk cukup , yaitu terdiri dari : a. Ruang kantor : dengan karyawan yang terdiri b. Perpustakaan: luas ruangan 235 m2, koleksi 4.000 judul, 13.000 eksemplar 12

c. Laboratorium: luas 2.357 m2 (Bahasa, Laundry, Pengolahan Makanan, Dapur, Restoran, Bar, Komputer, Akuntansi, Language Self Study Room) d. Lembaga penelitian: luas ruangan 34 m2, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat e. Kegiatan mahasiswa: bidang kerohanian, kesenian, dan mapala f. Fasilitas lain: ruang dosen (817 m2), ruang kantor/administrasi (400 m2), ruang

seminar/workshop (200 m2), ruang olahraga (9.900 m2), ruang studio (34 m2), ruang komputer (90 m2), ruang serbaguna/aula (1.132 m2), ruang lain-lain (2.462 m2), tanah perumahan (1.440 m2), tanah asrama (996 m2), lapangan olahraga (sepakbola, basket, voli, tenis, badminton)

6. Aktivitas Wisata yang Dapat Dilakukan Gedung Dinas Pariwisata Bali bukan merupakan tempat kunjungan wisata tetapi sebagai lembaga pemerintahan, sehingga para pengunjung yang datang paling tidak melakukan kegiatan seperti meeting atau melakukan pertemuan.

7. Pasar Wisata / Pengunjung Pengunjung yang datang ke Dinas Pariwisat Bali adalah para pelajar yang ingin mengetahui mengenai program kerja dari Dinas Pariwisata Bali. 8 . Pengelola Dinas Pariwisata Bali merupakan lembaga pemerintahan yang mengatur peraturan-peraturan pariwisata di Pulau Bali. 9 . Latar belakang sejarah Tanggal Berdiri: 27 Maret 1978 , Pendiri: Departemen Pariwisata RI Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali berdiri pada 27 Maret 1978 dengan nama awal Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata Bali. Lahir berkat motivasi dari hasil survei UNDP dan ILO terhadap perkembangan pariwisata di Bali yang dinilai sangat potensial. Apalagi pada saat itu kawasan Nusa Dua tengah dalam pengembangan, yaitu dengan dibangunnya 12 hotel bertaraf internasional yang memiliki 13

2.500

kamar,

tentu

saja

akan

butuh

tenaga

pengelola

yang

handal.

Program pre-vocational training (pendidikan dan pelatihan) mulai dilaksanakan pada tahun berdirinya, yang awalnya memberi kesempatan awalnya untuk lulusan SD dan drop out dari SMP sebanyak 120 orang. Meski begitu, mahasiswanya telah banyak yang dikontrak oleh industri perhotelan dan perindustrian, bahkan sebelum tamat. Kini, STP Nusa Dua hanya menerima lulusan SMU/SMK sederajat untuk dididik menjadi tenaga ahli. Sejak 1997, lembaga pendidikan ini membuka program Ekstensi.

HPI-Bali 1. Letak geografisGedung Dinas Pariwisata II. Jl. Raya Puputan No. 41 - Renon, Denpasar - Bali 232839.

2. Kondisi fisikKantor HPI termasuk bangunan yang cukup sederhana dan terletak di kompleks perumahan penduduk. Gaya arsitektur khas Bali terasa kental kami rasakan sesaat setelah sampai di lokasi. Bangunan kantor ini besarnya sama dengan besar rumah penduduk kompleks itu, bentuknya memang agak kecil namun cukup nyaman untuk melakukan aktivitas kerja di kantor ini.

3. AksesibilitasKompleks perumahan dimana lokasi kantor ini berada cukup dekat dengan jalan raya, yang dapat dijangkau dengan kendaraan umum, pribadi, maupun dengan sepeda motor. Kantor HPI berada di dalam kompleks, sehingga dibutuhkan beberapapuluh meter untuk mencapainya dari gerbang utama untuk masuk kompleks.

4. PrasaranaDi kantor ini terdapat beberapa prasarana penunjang pekerjaan mereka sehari-hari, seperti stationary kit, kursi dan meja, kipas angin dan AC, perangkat komputer, tv, dan perlengkapan lainnya.

5. Fasilitas/sarana wisata yang tersedia

14

Beberapa sarana yang tersedia di kantor ini, antara lain: Ruang kerja Ruang meeting Lavatory

6. AktivitasKunjungan yang kami lakukan ke kantor HPI untuk mengetahui profil, kinerja, dan system management dari lembaga ini. Pihak dari asosiasi ini memberikan presentasi tentang semua yang terkait dengan HPI, dimana presentasinya berlangsung kurang lebih satu jam dan dilanjutkan dengan adanya sesi Tanya jawab yang berlangsung sekitar tiga puluh menit.

7. PengelolaHPI merupakan suatu organisasi yang dikelola oleh para anggota dari HPI tersebut yaitu para pramuwisata yang secara sukarela secara bergantian meluangkan waktu luang untuk mengelola organisasi ini.

8. Latar belakang sejarah

15

BAB III PENDEKATAN TEORIKata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri atas dua kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan wisata berarti perjalanan, bepergian. Atas dasar itu, pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali, dari suatu tempat ke tempat lain, dalam bahasa Inggris disebut tour. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (UU Republik Indonesia No. 9 Th.1990 Tentang Kepariwisataan).

16

Margenroth dalam Yoeti (1996:117) menjelaskan bahwa pariwisata adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu, untuk berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan atau keinginan yang beranekaragam dari pribadinya. Pengertian pariwisata menurut Pendit (1994:35) pariwisata adalah kegiatan orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek, ketempat-tempat tujuan di luar tempat tinggalnya dan tempat bekerjanya, serta di luar kegiatan-kagiatan mereka, dan selama di tempat tujuan mempunyai berbagai maksud, termasuk kunjungan wisata. Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (busines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut, bertamasya atau berekreasi atau untuk memenuhi kinginan yang beranekaragam. Dari simpulan tentang pengertian pariwisata, ada beberapa faktor pokok yang ada dalam pengertian tersebut, yaitu : 1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu 2. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain 3. Perjalanan itu apapun bentuknya harus selalu berhubungan dengan pertamasyaan atau rekreasi 4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempatyang dikunjunginya dan semata-mata bertindak sebagai konsumen di tempat tersebut. Produk Pariwisata Produk pariwisata merupakan produk jasa. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2001:6) jasa merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Suyitno (1990:7) berpendapat bahwa produk pariwisata adalah barang atau jasa yang dibuat dengan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dalam proses produksi tersebut.

17

Dalam pariwisata, produk merupakan perpaduan antara pelayanan dari produk-produk yang berbeda bentuk dan jenisnya. Produk tersebut dapat berupa transportasi, penginapan, objek dan daya tarik wisata, restoran, dan sebagainya (UU Republik Indonesia No. 9 Th. 1990 Tentang Keparwisataan). Ngafenan dalam Haryono (1997) menyebutkan, produk pariwisata adalah segala aspek wisata yang dialami oleh wisatawan selama mengadakan suatu perjalanan wisata, meliputi atraksi wisata dan kemudahan-kemudahan yang didapatkannya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produk pariwisata adalah seluruh jasa yang diberikan oleh berbagai macam perusahaan pariwisata, sejak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, selama di tempat tujuan, hingga kembali ke tempat asalnya. Produk pariwisata berorientasi kepada konsumen (wisatawan), ini berarti bahwa produk pariwisata harus disusun sesuai dengan kondisi wisatawan, baik motifasinya, daya belinya, karakteristiknya dan sebagainya. Produk pariwisata memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan produk yang berupa barang. Graffin dalam Lupiyoadi (2001) menjelaskan karakteristik produk pariwisata adalah: 1. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dalam hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman. 2. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan dan penyimpanan. Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan dengan partisipasi konsumendalam prosesnya. 3. Customization. Jasa sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan.Dari definisi di atas, tampak bahwa dalam karakteristik produk pariwisata,jasa pariwisata adalah suatu proses atau aktifitas, dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud. Dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara konsumen dan pemberi jasa.

Pemasaran PariwisataKotler (2001) menyebutkan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

18

Sementara itu, Pawitra (2001:264-265) menjelaskan pemasaran adalah adanya pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa dari satu pihak dengan pihak lain, baik yang sifatnya terbatas maupun luas dan kompleks. Pertukaran terbatas hanya terdiri atas dua pihak saja, sedangkan pertukaran yang luas bisa melibatkan lebih dari dua pihak, yaitu bukan hanya pihak pembeli dan penjual saja, akan tetapi melibatkan pihak lain yang tidak secara langsung bertemu dengan konsumen. Bogozzi dalam Pawitra (2001) menggambarkan bahwa proses pertukaran yang kompleks melibatkan beberapa pihak yang tidak secara langsung saling terkait. Lebih jelasnya proses pertukaran dapat dilihat pada bagan berikut:

Pemasaran pariwisata (tourism marketing) adalah suatu sistim dan koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu kebijakan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar (Yoety 1990:30). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan

19

wisatawan sebagai konsumen. Untuk melaksanakan kegiatan ini perlu disusun suatu strategi pemasaran yang diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, khususnya pada target wisata yang akan dilayani. Pemasaran produk pariwisata berorientasi pada wisatawan, yaitu dalam penyiapan produk pariwisata yang akan ditawarkan kepada konsumen, senantiasa memperhatikan motivasi dan kepuasan wisatawan. Kata kuncinya adalah apa yang diminati dan diinginkan calon wisatawan? bukan kata-kata apa yang kita miliki untuk dijual?. Implikasi Karakteristik Produk Wisata Terhadap Strategi Pemasaran Secara jujur dapat dikatakan bahwa pemasaran pariwisata secara relative dirasakan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan memasarkan barang yang berwujud (tangible product). Hal itu diakibatkan oleh karakteristik dari produk industry pariwisata yang lebih bersifat intangible product. Selain sifatnya yang tidak nyata tersebut, produk industri pariwisata juga inseperability atau tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa itu; variability yang berarti sangat beraneka rupa serta perishability dimana produk tidak bertahan lama sehingga tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penggunaan di kemudian hari. Karakteristik yang dimiliki oleh produk wisata tersebut berimplikasi terhadap strategi pemasaran. Sebagaimana dilihat bahwa pemasaran masa kini berorientasi kepada konsumen dengan titik berat pada inovasi produk di satu sisi dan kebutuhan konsumen di lain pihak. Keberhasilan dalam memasarkan produk yang abstrak tersebut sangat tergantung pada strategi pemasaran yang diterapkan. Itulah sebabnya maka perlu dilakukan segmenting, targeting, positioning dan marketing mix. Segmenting Dalam sebuah pasar wisata atau daerah sumber wisatawan ada golongangolongan atau kelompok kelompok orang (segmen/pasar), yang karena kondisinya yang berbeda-beda dalam usaha pemasaran harus didekati secara berbeda-beda pula. Oleh karena itu pemasaran yang efektif harus disesuaikan dengan segmen/pangsa pasar kepariwisataan yang terdiri atas orang-orang dengan kondisi yang sama. Artinya, analisis pasar diperlukan untuk menentukan potensi pasar yaitu menentukan jenis permintaan berupa bentuk dan harga yang dikehendaki pasar, ditambah dengan keputusan pasar apa yang akan digarap.

20

Secara sederhana pengertian segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakterisitik pasar atau sesuai perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar, yaitu kelompok-kelompok orang calon konsumen yang berdasarkan indikator geografis, sosio-profesional, dan indikator motivasi wisata memiliki permintaan semacam. Segmentasi pasar ini diperlukan karena : 1. pasar yang bersifat heterogen, 2. untuk menentukan potensi penjualan dan provit, 3. menentukan intensitas penjualan.

Targeting Sesudah segmentasi pasar teridentifikasi dan profilnya terbentuk, sudah mulai bisa ditentukan satu segmen atau beberapa segmen yang akan diambil dan dipersiapkan pelayanannya. Keputusan tentang target pasar merupakan bagian dari strategi pemasaran yang memberikan pijakan untuk menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu dalam aplikasinya pemilihan target pasar merupakan aktivitas yang sangat kompleks dan perlu dilakukan konsultasi dengan bagian perencanaan pemasaran strategis. Pemilihan target pasar bagi suatu produk terdiri atas beberapa alternatif yang meliputi : 1. Un-differentiated market (pasar dianggap sebagai kumpulan orang-orang dengan menekankan pada karakteristik umum dan mengharapkan semua orang akan membeli produk yang ditawarkan) 2. Concentrated market (single segmenting karena hanya mengharapkan kelompok atau segmen tertentu saja yang diharapkan membeli produk yang akan ditawarkan) 3. Extensive segmenting (pasar homogen itu dibagi dalam bermacam-macam segmen dasar dan selanjutnya produk wisata ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda dengan strategi pemasaran yang berbeda pula) 4. Selective segmenting (berbagai segmen pasar yang variatif seperti pada extensive segmenting, perlu dipilih atau diseleksi segmen pasar yang dianggap memiliki potensi pasar yang besar). Positioning Setelah menentukan target pasar, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memposisikan (positioning) suatu produk pada target pasar yang diharapkan datang. Ketika melaksanakan suatu positioning suatu

21

industri pariwisata harus terus mencari keinginan dan kebutuhan wisatawan yang belum terpenuhi oleh suatu daerah atau dengan pemaknaan yang berbeda menghindari memposisikan diri di antara segmen yang ada. Jika kondisi mengharuskan untuk melayani dua segmen yang sama sekaligus, hindari menggunakan strategi yang sama karena strategi yang berhasil dengan baik bagi suatu segmen tertentu tidak bisa dialihkan pada segmen lain. Marketing Mix 1. Produk Setelah mengadakan penelitian pasar hal pertama yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran adalah membuat produk sesuai dengan permintaan pasar dan motif perjalanan wisata. Produk wisata cenderung bersifat abstrak dan tidak mempunyai standar yang baku dalam penilainnya maka produk yang dihasilkan harus unik, khas, berbeda dan harus selalu dijaga mutunya. Keaslian dari produk yang ditawarkan harus dipertahankan sehingga para wisatawan hanya dapat melihatnya atau menikmatinya di tempat tersebut dan menyaksikannya secara natural. Selain itu keseluruhan pelayanan yang diberikan hendaknya merupakan suatu tampilan yang berbeda tetapi memuaskan bagi wisatawan. Tampilan produk yang tidak berhasil harus segera diperbaiki untuk mencari differential advantage yaitu keuntungan dalam perbedaan dengan mengadakan perubahan tampilan produk yang dihasilkan. Bilamana produk yang ditawarkan oleh industri pariwisata dianggap sama oleh wisatawan maka perbedaan yang menguntungkan terletak padatampilan produk yang dimiliki. Oleh karena itu diperlukan suatu kreatifitas mengolah suatu produk wisata sedemikian rupa sehingga menarik untuk dikunjungi wisatawan. Pada prakteknya kebijaksanaan produk harus diingat juga bahwa suatu produk mempunyai umur tertentu. Produk yang semula menarik makin lama makin turun mutunya dan pada akhirnya ditinggalkan. Jika wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut mengalami penurunan maka harus segera melakukan peremajaan sebelum mengalami masa stagnasi. 2. Harga Harga yang dianggap pantas memberikan kepuasan yang optimal kepada wisatawan. Kadangkala suatu paket wisata dapat saja mahal dibandingkan dengan harga yang berlaku di destinasi lain, tetapi sepanjang kualitas paket wisata jauh lebih unggul bagi wisatawan justru lebih berkesan. Kepuasan wisatawan dengan harga yang kompetitif tersebut bisa dicapai apabila suatu destinasi dapat memberikan kemudahan kepada wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata, objek dan daya tarik yang dimiliki suatu destinasi sesuai dengan ekspektasi wisatawan dan kualitas

22

pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan lebih dari yang mereka inginkan. Jika dibandingkan dengan destinasi lain, harga produk wisata di Indonesia masuk dalam kategori murah karena rendahnya nilai mata uang rupiah dibandingkan dengan dollar. Dari segi pemasaran ini merupakan peluang. Untuk menghindari kesan produk yang ditawarkan murahan maka perlu ditetapkan harga yang sesuai dengan mata uang calon wisatawan yang disasar. Namun konsekuensinya produk yang dihasilkan harus terstandarisasi. 3. Distribusi Salah satu ciri dari produk wisata adalah tidak dapat dipindahkan. Implikasinya dalam bidang pemasaran calon wisatawan harus datang dan penghasil produk wisata harus mendatangkan mereka dengan alat transportasi yang canggih, memberikan kenyamanan, jadwal kedatangan dan pemberangkatan yang tepat waktu dan bandara yang memiliki fasilitas yang komplit termasuk untuk orang cacat. Hal mendasar lainnya adalah penggunaan teknologi tinggi dan sumber daya manusia pariwisata yang memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dalam melayani wisatawan. Produk wisata tidak dapat didistribusikan secara fisik. Kebanyakan produk wisata merupakan suatu gambaran yang akan ditemui oleh wisatawan di daerah tujuan wisata. Gambaran tentang produk wisata itulah yang disebut dengan citra pariwisata (tourist image). Citra pariwisata tersebut yang didistribusikan dalam bentuk audio, visual atau kombinasi antara keduanya. Citra pariwisata ini harus sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Citra yang tidak sesuai dengan kenyataannya akan menimbulkan kekecewaan wisatawan. Membentuk citra yang bagus bukan pekerjaan yang mudah karena terkait dengan karakteristik produk wisata yang sangat subjektif dan tidak mempunyai standar baku. Impilikasinya jelas terlihat pada tidak semua wisatawan memberikan penilaian yang sama dan menyukai produk yang dijual. Distribusi produk wisata bisa dilakukan secara langsung oleh produsen jasa angkutan wisata, akomodasi dan atraksi kepada wisatawan, tour operator dan organisasi-organisasi tertentu. Selain itu ada juga distribusi yang tidak langsung ialah dari tour operator kepada konsumen melalui agen perjalanan atau cabangnya sendiri, dan dari organisasi ke konsumen secara langsung atau melalui agen perjalanan. Dalam bisnis pariwisata yang produknya intangibility, inseperability, variability dan perishability peranan dari travel agent, biro perjalanan dan tour operator sangat penting. Dapat saja calon konsumen membeli sendiri produk secara eceran tapi menghabiskan banyak energi, waktu dan biaya. Jauh lebih murah dan menguntungkan jika melakukan perjalanan melalui tour operator. Suatu destinasi yang tidak menunjuk perantara dalam menginformasikan produk atau

23

menjual paket wisata tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Kegiatan pariwisata akan lumpuh bila para perantara ini tidak mampu mengemas produk yang inovatif. 4. Promosi Unsur keempat dari bauran pemasaran adalah promosi. Promosi ini tidak bisa diabaikan mengingat sifat produk wisata yang tidak dapat dicicipi. Promosi terdiri dari bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan meyakinkan atau membujuk calon wisatawan potensial untuk melakukan perjalanan wisata. Adapun macam kegiatan promosi yang dilakukan adalah advertising, personal selling, sales promotion, brochure printing, public relation dan publicity. Tanpa kegiatan promosi, sebaik apapun kualitas yang dimiliki suatu produk, semurah apapun paket wisata yang ditawarkan dan dijual oleh tour operator, travel agent atau biro perjalanan ternama, tetapi jika tidak diketahui oleh khayalak ramai maka akan sia-sia. Calon wisatawan dari berbagai negara asal perlu diberikan informasi yang lengkap terutama tentang aksesibilitas, sarana dan prasarana pariwisata, serta objek dan daya tarik wisata yang dapat dilakukan (something to do), dapat dilihat (something to see), dan dapat dibeli (something to buy). Apabila informasi tentang hal tersebut efektif dan mencapai sasaran maka akan tercapai sasaran dari promosi yaitu lebih banyak wisatawan datang ke suatu destinasi, lebih lama tinggal dan lebih banyak mereka membelanjakan uangnya. Kegiatan promosi yang dilakukan harus dilakukan secara berkesinambungan dan menggunakan media promosi yang bervariasi dan terkini. Yang perlu mendapat perhatian juga seberapa sering promosi itu harus dilakukan. Bagi suatu destinasi yang masih dalam tahap introduction, intensitas promosi harus ditingkatkan dengan tujuan agar wisatawan lebih banyak mengetahui keberadaan objek tersebut. Suatu destinasi yang berada pada tahap growth promosi tidak perlu gencar dilakukan. Yang paling penting dipahami adalah tujuan promosi destinasi yang berada pada fase ini menanamkan image pada wisatawan dan membangkitkan kenangan bagi wisatawan yang pernah mengunjunginya. Namun daerah yang berada pada fase saturation atau decline promosi juga harus mulai digalakkan lagi untuk memperkenalkan produk inovatif yang membedakannya dengan produk yang sebelumnya. Jasa Purnajual Wisatawan sesudah menikmati perjalanannya mendapatkan pengalaman yang beraneka ragam. Tugas kegiatan purnajual di bidang pariwisata adalah melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperpanjang atau membangkitkan kembali rasa senang dan puas wisatawan yang diperoleh saat melakukan perjalanan wisata dan membangkitkan nostalgia akan pengalaman tersebut.

24

Usaha untuk membangkitkan kembali kenangan wisatawan tersebut dilakukan dengan menyediakan cinderamata. Oleh karena itu cenderamata yang diperoleh wisatawan hendaknya tidak mudah rusak yang menyebabkan wisatawan ketika melihatnya membangkitkan kembali pengalamannya di masa lampau. Hal lainpun bias dilakukan dengan membuat kelab (club) di suatu daerah tertentu bagi wisatawan yang melakukan kegiatan wisata yang khas. Anggota kelab pada kurun waktu tertentu mengadakan reuni atau kegiatan lainnya. Saat mereka berkumpul tersebut pengalaman lama muncul kembali. Contoh dari pelayanan purnajual ini dilakukan Club Med dengan membentuk Club Mediterranee. Kegiatan untuk memelihara ingatan wisatawan terhadap pengalaman masa lalunya memiliki nilai pemasaran. Rasa nostalgia yang dimiliki seseorang cenderung menjadi kuat yang mendorongnya untuk melakukan perjalanan yang sama. Kondisi inilah yang dimanfaatkan biro perjalanan untuk mengadakan publikasi dan promosi yang bertujuan merangsang mereka mengadakan perjalanan kembali. Jasa purnajual ini menuntaskan semua aktivitas pemasaran.

Promosi dalam Pariwisata Pengertian dan Peranan PromosiSuksesnya kegiatan marketing yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan, kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang cepat, tetapi banyak dipengaruhi oleh pembinaan hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan. Kata promosi memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk memberitahukan, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi (Yoety 1990:141). Promosi merupakan suatu proses menyampaikan informasi kepada target pasar, tentang halhal yang menyangkut produk harga, tempat produk dijual dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety 1990). Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau pengguanaan jasa sesuai dengan kebutuhannya (Lupiyoadi 2001:108).

25

Yoety (1994) menjelaskan bahwa promosi secara sederhana bertujuan untuk memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Sebagai usaha menarik minat calon pembeli terhadap barang yang ditawarkan, dilakukanlah promosi yang bertujuan memperkenalkan produk, kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan produk lain, serta manfaat dan kegunaannya. dengan langkah ini khalayak umum akan menjadi kenal dengan produk yang kita miliki. selanjutnya diharapkan kepada mereka akan membeli atau menggunakan produk tersebut. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi dalam pariwisata adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon wisatawan atau lembaga usaha pariwisata kepada tindakan yang mampu menciptakan pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk pariwisata. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa promosi dalam pemasaran pariwisata berperan sebagai pendukung transaksi, dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk pariwisata yang dipromosikan dengan produk pariwisata perusahaan lain.

Tujuan dan Teknik Promosi Pariwisata TujuanTujuan dari diselenggarakannya promosi pariwisata mencakup beberapa hal sebagai berikut: 1. Memberitahukan (informing) produk pariwisata, perubahan harga jasa-jasa yang disediakan, meluruskan informasi yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli dan membangun citra perusahaan. 2. Membujuk (persuasing) pelanggan sasaran (calon wisatawan) untuk membentuk pilihan produk pariwisata, mengalihkan pilihan ke produk pariwisata tertentu, mendorong calon wisatawan untuk membeli produk pariwisata saat itu juga dan mengubah persepsi calon wisatawan terhadap produk yang dihasilkan atau ditawarkan. 3. Mengingatkan (remainding), yang mencakup: a) mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan, b) mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, c) membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan d) menjaga agar ingatan pertama para pembeli jatuh pada produk perusahaan. Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, memahaminya, mengubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan 26

selalu ingat atas produk tersebut. Dalam setiap kegiatan promosi selalu melalui tahapan promosi. Untuk lebih jelasnya, proses promosi dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Teknik Promosi PariwisataAda empat teknik promosi yang biasa dipergunakan oleh biro perjalanan wisata untuk melakukan promosi pariwisata, yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut.

AdvertisingAdvertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awarenes) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon pembeli agar mau membeli, mau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate the service). Iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

27

1. Presentasi umum (public presentation), ini berarti bahwa setiap iklan dibuatsedemikian rupa agar setiap orang dapat menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. 2. Tersebar luas (pervasivenes). Iklan yang dibuat sama baik bentuk maupuntujuannya serta dapat dilakukan berulang-ulang pada media yang sama maupun berbeda, dan dapat disebarluaskan ke tempat yang berbeda agar konsumen dapat menerima informasi dengan baik. 3. Ekspresi yang kuat (amplified expressive), artinya iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan pasar sasaran. 4. Tidak bersifat pribadi (impersonality). Iklan yang dibuat diperuntukan bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

Disamping sifat-sifat di atas, iklan memiliki beberapa tujuan antara lain:1. Iklan yang bertujuan memberi informasi (informative advertising). Iklan yang dibuat secara panjang lebar menerangkan produk jasa, supaya pasar sasaran mendapatkan informasi selengkaplengkapnya tentang produk yang diiklankan dalam tahap rintisan (perkenalan), guna menciptakan permintaan dari pasar sasaran terhadap produk tersebut. 2. Iklan yang bertujuan membujuk (peruasive advertising). Iklan dibuat sedemikian rupa agar orang yang melihatnya menjadi tertarik. Iklan dengan tujuan membujuk sangat penting bagi perusahaan terutama dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. 3. Iklan pengingat (reminder advertising). Iklan dengan tujuan mengingatkan ini, dibuat sebagai tindak lanjut terhadap iklan yang pernah dibuat sebelumnya dan mengingatkan kembali konsumen terhadap produk yang pernah diiklankan. iklan menjadi sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk, untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising). Iklan yang bertujuan memantapkan ini dibuat untuk meyakinkan kembali para pembeli bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu produk yang dibelinya. Setiap kegiatan promosi membutuhkan media dalam penyampaiannya. Media yang sering digunakan untuk promosi pariwisata adalah media cetak dan elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik misalnya televisi, radio dan lain sebagainya. Selain iklan melalui

28

media cetak dan elektronik, ada juga jenis periklanan lainnya yang juga mempunyai peranan besar dalam mempromosikan produk pariwisata. Jenis periklanan itu adalah: 1. Out door travel advertising . Out door travel advertising adalah periklanan yang bersifat statis, dipasang pada tempat-tempat strategis, seperti di terminal, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya, dengan menggunakan kalimat-kalimat slogan dan lambang yang berwarna mencolok. 2. Point of sales advertising. Point of sales advertising adalah bentuk iklan yang disesuaikan dengan tempat pesan iklan yang akan dimuat. Bahan dan bentuknya bermacam-macam, misalnya diletakkan di meja, digantung, ball point, traveling bag, map dan lain sebagainnya.

Sales PromotionSales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang perantara dengan menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi yang sering digunakan dalam kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi. Promosi penjualan memiliki fungsi menghubungkan, melengkapi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan teknik promosi yang lainnya. selain mempunyai fungsi seperti yang tesebut diatas, kegiatan sales promotion juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. menarik konsumen baru 2. mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru 3. menyerang aktivitas promosi pesaing 4. meningkatkan impulsbuying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) 5. mengupayakan kerjasama-kerjasama yang lebih erat dengan konsumen dan perantara melalui pendistribusian segala bentuk bahan promosi pariwisaata cetak (booklet, folder, leaflet dan lainsebagainya) dan media elektronik (DVD, film, video, slide foto dan lain sebagainya). Untuk mencapai beberapa tujuan seperti yang tersebut di atas, proses promosi dengan menggunakan teknik sales promotion menggunakan beberapa metode promosi penjualan. Metode promosi yang sering digunakan adalah: 1. Product sampling (pemberian contoh barang).

29

Perusahaan memberikan contoh barang secara cuma-cuma kepada konsumen, untuk mencoba atau menggunakannya. 2. Pengumpulan kupon atau nota pembelian misalnya, sejumlah nota pembelian dapat ditukar dengan barang seharga 10% dari jumlah harga yang tercantum dalam nota. 3. Pemberian diskon misalnya, setiap rombongan peserta sebuah paket perjalanan wisata di biro perjalanan wisata tertentu akan menerima diskon 10 % dari perusahaan penyelenggara perjalanan wisata tersebut. 4. Kupon berhadiah misalnya, seseorang yang menginap di hotel yang sama, dengan jumlah hari tertentu, akan mendapatkan kupon yang akan diundi, dan akan mendapatkan hadiah. 5. Rabat (cash refund). Metode promosi dengan rabat dilakukan dengan mengurangi harga yang diberikan kepada pembeli, yang ditentukan dalam bentuk prosentase atau satuan rupiah. Cara ini dipergunakan untuk memperkenalkan produk baru dan mendorong pembelian ulang atas suatu produk yang menguntungkan. Personal Selling Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan pembeli. Personal selling mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena: 1. Personal selling merupakan interaksi secara personal antara penyedia jasa dankonsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen menjadi sangat penting 2. Teknik promosi dengan menggunakan teknik personal selling dalam mempromosikan produknya menggunakan tenaga manusia bukan mesin. 3. Orang dalam teknik promosi personal selling merupakan bagian dari produk jasa. Bagian penting dalam teknik promosi personal selling adalah manusia sebagai tenaga penjualnya. Fungsi tenaga penjual dalam teknik promosi dengan menggunakan personal selling mencakup: 1. mengadakan analisis pasar 2. menentukan calon pembeli 3. mengadakan komunikasi 4. memberikan pelayanan 5. mencari dan mempertahankan pelanggan 6. menemukan dan mengenali masalah yang terjadi pada pelanggan serta memecahkannya.

30

Teknik promosi dengan menggunakan Personal selling dapat dilakukan langsung dengan berhadapan langsung dengan calon pembeli, misalnya pada bursa pasar wisata (travel mart).

Public RelationKata masyarakat dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu, kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan pemimpin masyarakat. Sedangkan kata hubungan berarti menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan.

Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja, tetapi ia harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor (Sutisna, 2001). Daya tarik yang mempengaruhi kegiatan teknik pemasaran dengan menggunakan public relation ditentukan oleh beberapa sifat yang khusus. sifat-sifat khusus itu adalah: 1. Kredibilitas yang tinggi Sifat khusus yang dimiliki teknik promosi dengan public relation pada dasarnya bertujuan untuk menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Misalnya, perusahaan mengeluarkan berita maupun artikel melalui media massa. Menurut konsumen berita tersebut lebih dapat dipercaya daripada iklan. 2. Kemampuan menangkap pembeli yang tidak terduga (off quard) Teknik public relation mempunyai sifat dapat menangkap pembeli yang tidak terduga misalnya, teknik promosi dengan menggunakan public relation mampu menjangkau pembeli yang pada umumnya menghindari promosi ataupun tidak tertarik pada iklan. 3. Dramatisasi.

31

Teknik public relation mempunyai sifat mampu mendramatisasi suatu produk pariwisata yang ditawarkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Sifat-sifat yang dimiliki teknik promosi dengan menggunakan teknik public relation ini sangat mendukung terhadap beberapa tugas pemasaran, antara lain: 1. Membangun image (citra) perusahaan. 2. Mendukung aktifitas komunukasi lainnya. 3. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada. 4. Memperkuat positioning perusahaan. 5. Mempengaruhi publik yang spesifik. 6. Mengadakan launching untuk produk atau jasa baru. Selain tugas-tugas teknik promosi dengan menggunakan teknik public relation di atas, teknik public relation juga mempunyai beberapa program yang dijalankan. Program public relation antara lain adalah: 1. Publikasi, 2. Events, 3. Hubungan dengan investor, 4. Exhibitions atau pameran, dan 5. Mensponsori beberapa acara. Program-program di atas dilakukan untuk mempengaruhi publik agar tertarik dan mau menggunakan produk-produk yang ditawarka oleh perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN STUDI

32

4.1 Profile STP Bali Sekolah tinggi pariwisata Bali merupakan perguruan tinggi kedinasan yang di dirikan pada tahun 1978 setelah sekolah tinggi pariwisata Bandung yang di dirikan tahun 1959 yang berada atau bernaung di bawah departemen kebudayaan dan pariwisata republic Indonesia. Sekolah Tinggi Pariwisata Bali sangat terkenal reputasinya sebagai pemasok sumber daya manusia yang berkompeten, berkualitas dan professional pada sector pariwisata. Dengan di dukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, fasilitas belajar yang modern serta di dukung oleh pengajar yang berkualitas tinggi dan menggunakan kurikulum yang berhubungan serta sesuai dengan kebutuhan industry pariwisata. 4.1.1 Produk STP Bali

Kotler mendefinisikan Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dengan demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk sekolah dalam hal ini Sekolah Tinggi Pariwisata Bali akan terkait kepada konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan pelanggan. Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa kependidikan dan lulusan. Jasa kependidikan sendiri terbagi atas jasa: kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat, ekstrakurikuler dan administrasi. Bentuk produk-produk tersebut hendaknya sejalan dengan permintaan pasar atau keinginan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kesediaan dalam membeli jasa kependidikan. Sekolah Tinggi Pariwisata Bali hendaknya dapat berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Selain itu juga perlu mencermati pergeseran konsep keuntungan pelanggan menuju nilai (value) dari jasa yang terhantar. Sekolah mahal tidak menjadi masalah sepanjang manfaat yang dirasakan mahasiswa melebihi biaya yang dikeluarkan. Dan sebaliknya sekolah murah bukan jaminan akan diserbu calon mahasiswa apabila dirasan nilainya rendah. Karakteristik produk jasa pendidikan Pada dasarnya jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain yang sifatnya tidak berwujud dan tidak memiliki dampak perpindahan hak milik. Hal ini sangat erat kaitannya dengan karakteristik jasa yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program pemasarannya. Jasa saecara umum memiliki karakteristik utama sebagai berikut:

33

a. Tidak Berwujud (Intangibility) Jasa tidak berwujud seperti produk fisik, yang menyebabkan pengguna jasa pendidikan pariwisata tidak dapat melihat, mencium, mendengar, dan merasakan hasilnya sebelum mereka mengkonsumsinya (menjadi subsistem lembaga pendidikan). Untuk menekan ketidakpastian, pengguna jasa pendidikan pariwisata akan mencari tanda atau informasi tentang kualitas jasa tersebut. Tanda maupun informasi dapat diperoleh atas dasar letak lokasi lembaga pendidikan, lembaga pendidikan penyelenggara, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan, serta besarnya biaya yang ditetapkan. Beberapa hal yang akan dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali untuk meningkatkan calon pengguna jasa pendidikan pariwisata adalah: a. Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud. b. Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga pendidikan). c. Lebih membangun suatu nama merek lembaga pendidikan (education brand name). d. Memakai nama seeorang yang sudah dikenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. b. Tidak Terpisah (Inseparability) Jasa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Bali yang menyediakan jasa pendidikan pariwisata tersebut. Artinya, jasa pendidikan pariwisata dihasilkan dan dikonsumsi secara serempak pada waktu yang sama. Jika peserta didik membeli jasa maka akan berhadapan langsung dengan penyedia jasa pendidikan. Dengan demikian, jasa lebih diutamakan penjualannya secara langsung dengan skala operasi yang terbatas. Oleh karena itu, lembaga pendidikan pariwisata dapat menggunakan strategi bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat, atau melatih para penyaji jasa agar mereka mampu membina kepercayaan pelanggannya (peserta didik). c. Bervariasi (Variability) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized out-put, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga (3) faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa (Boove, Houston, dan Thill/1995), yaitu:

34

1) Partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa 2) Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan 3) Beban kerja perusahaan d. Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Apabila diperhatikan batasan dan karakteristik yang diutarakan di atas, ternyata dunia pendidikan merupakan bagian dari batasan tersebut. Dengan demikian, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali termasuk dalam kategori sebagai lembaga pemberi jasa para konsumen, dalam hal ini siswa dan orangtua siswa. Mereka inilah yang berhak memberikan penilaian bermutu tidaknya keluaran (output) suat lembaga pendidikan Berikut adalah produk Sekolah Tinggi Pariwisata Bali

Bachelor in Hospitality Business D.IV Hotel Administration D.IV Tourism Management D.IV Hospitality Accounting Management D.IV Tour & Travel Business D.IV Mice and Event Management D.III Spa Management D.III Food Production D.III Food & Beverage Management D.III Room Division D.II Food & Beverage Service D.II Food Production D.II House Keeping D.II Spa

4.1.2

Pemasaran Sekolah Tinggi Pariwisata Bali

35

Sekolah tinggi pariwisata bali merupakan suatu lembaga pendidikan milik pemerintah di bawah naungan departemen kebudayaan dan pariwisata. Sementara lembaga pendidikan merupakan organisasi nirlaba yang menyediakan jasa kepada masyarakat pengguna pendidikan. Dalam pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa jasa pendidikan merukan produk dari sebuah lembaga pendidikan dalam hal ini adalah sekolah Tinggi Pariwisata bali. Kotler mendefinisikan Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dengan demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung akan terkait kepada konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan pelanggan. Strategi Pemasaran Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Langkah-langkah kegiatan dalam mengelola pemasaran sekolah yaitu: 1. Identifikasi pasar Tahapan pertama dalam pemasaran sekolah adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian/ riset pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetan dari sekolah lain. 2. Segmentasi pasar dan Positioning Penentuan target pasar merupakan langkah selanjutnya dalam pengelolaan masalah pemasaran sekolah. Dalam pasar yang sangat beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama bagi pengguna pedidikan. Secara umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi maupun perilaku. Dengan demikian sekolah akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran sehubungan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah kita mengetahui karakter pasar, maka kita akan menentukan bagian pasar mana yang akan kita layani. Tentunya secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan membawa sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik. 3. Diferensiasi Produk Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari banyaknya sekolah yang ada, orangtua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar. Sekolah hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan yang

36

menarik seperti logo dan slogan. Fasilitas internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet yang aman dan bersih akan menarik perhatian orangtua . Melakukan pembedaan secara mudah dapat pula dilakukan melalui bentukbentuk tampilan fisik yang tertangkap panca indra yang memberikan kesan baik, seperti pemakaian seragam yang menarik, gedung sekolah yang bersih atau stiker sekolah. 4. Komunikasi pemasaran Akhirnya pengelola sekolah hendaknya dapat mengkomunikasikan pesanpesan pemasaran sekolah yang diharapkan pasar. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan apabila bentuk-bentuk komunikasi disajikan dalam bentuk/ format ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetisi bidang studi, forum ilmiah/ seminar dan yang paling efektif adalah publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam media massa. Komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau bahkan iklan sekalipun perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan agar dapat dikemas secara elegan namun menarik perhatian agar sekolah tetap dalam imej sekolah sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik. Publikasi yang sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi mouth to mouth. Alumni yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony) atau bukti keberhasilan sekolah. Dengan langkahlangkah kegiatan tersebut diatas seperti tertuang dalam gambar 2, maka sekolah dapat mencapai keseimbangan/ ekuilibrium dalam operasionalisasi pengajaran dalam kondisi memperebutkan kue dari banyak penyelenggara sekolah. Dengan demikian masalah sekolah yang kekurangan murid tidak terjadi lagi. Organisasi pendidikan hendaknya memiliki sistem pengelolaan/manajemen yang dapat memaksimalkan atribut-atribut yang dianggap pasar sebagai atribut yang penting dalam sebuah institusi pendidikan. Sehingga konsep pemasaran pedidikan yang berwawasan jasa/produk pelayanan akan berkembang menjadi konsep pemasaran pendidikan yang berorientasi pasar bahkan berwawasan masyarakat (society).

37

Langkah strategi selanjutnya adalah bagaimana pelayanan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali dapat terlihat sebagai apa yang diharapkan konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya perbedaan persepsi kualitas maupun atribut jasa pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah, didapati beberapa ciri-ciri organisasi jasa yang baik yaitu memiliki (Kotler, 2000): 1. Konsep strategis yang memiliki fokus kepada konsumen. 2. Komitmen kualitas dari manajemen puncak. 3. Penetapan standar yang tinggi. 4. Sistem untuk memonitor kinerja jasa. 5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan. 6. Memuaskan karyawan sama dengan pelanggan Untuk mencapai ciri-ciri tersebut di atas, kita sepatutnya mengetahui parameter-parameter apa saja yang akan menjadi kekuatan dalam organisasi jasa. Setidaknya ada lima determinan kualitas jasa (Parasuraman, 1985) yaitu: keandalan, responsif, keyakinan, empati dan wujud. Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Dalam setiap realisasi pelayanan sekolah hendaknya sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Dan selanjutnya bagaimana dengan kondisi pelayanan yang ada dapat membantu keberhasilan proses belajar mengajar.

38

Responsif merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Kecepatan waktu juga harus diikuti oleh ketepatan waktu sehingga kualitas pelayanan tidak dikorbankan. Penanggung jawab kegiatan, dosen dan juga kemahasiswaan merupakan ujung tombak dalam merespon orangtua siswa. Mereka hendaknya dapat menjawab setiap pertanyaan dan paling tidak dapat menjadi pendengar yang baik ketika keluhan muncul. Keyakinan merupakan pengetahuan dan kompetensi guru dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Keyakinan pasar yang timbul merupakan suatu reputasi sekolah yang dibangun dalam kurun waktu tertentu dan yang utama merupakan cerminan dari kulitas guru. Untuk itu diperlukan strategi pendekatan pemasaran internal yaitu bagaimana pemilik sekolah dapat memberikan peningkatan kemampuan/ kompetensi guru serta memotivasi guru agar dapat semakin yakin akan organisasinya. Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. Pada prinsipnya setiap manusia senang apabila diperhatikan orang lain. Hal ini dapat menjadi dasar perlakuan sekolah untuk memperhatikan setiap perkembangan siswanya. Pengelolaan administrasi, termasuk basisdata, yang baik dapat memudahkan pendekatan ini. Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi. Umumnya jasa pendidikan akan semakin terlihat baik ketika fasilitas fisik tersedia secara lengkap dan baik. Untuk menambahkan kewujudan dari jasa pelayanan dapat dilakukan dengan mewujudkan yang tidak berwujud. Imej sekolah dapat ditimbulkan dengan menempatkan simbol-simbol yang sifatnya dapat menterjemahkan konsep ke dalam tangkapan panca indra, sebagai contoh untuk mengesankan guru sekolah yang berkualitas maka ijasah pendidikan guru tersebut bisa dipajang. Dengan melakukan unsurunsur kualitas pelayan jasa, maka sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan akan menjadi unggul dan pada akhirnya akan memudahkan pemasar untuk mengkomunikasikan kekuatan sekolah. Sehingga dalam mengantarkan pesan visi dan misi sekolah, masyarakat dapat menangkap lebih cepat, mudah dan paham. Tidak akan terjadi gap cara pandang dan komunikasi karena fakta lebih berbicara keras dari sekedar katakata. Ketika setiap komponen (stake holder) dalam sistem pendidikan telah memahami kearah mana sekolah menuju, maka gap antara permintaan dan penawaran pengguna pendidikan akan semakin kecil. Sekolah akan lebih memfokuskan pasar sasaran yang sesuai dengan misinya dengan tetap mempertimbangkan kelayakan untuk dapat tetap beroperasi dan berkembang. Marketing Mix

39

1. Produk Setelah mengadakan penelitian pasar hal pertama yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran Sekolah Tinggi Pariwisata Bali adalah membuat produk sesuai dengan permintaan pasar dan motif pengguna jasa pendidikan pariwisata dalam hal ini adalah calon mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Produk lembaga pendidikan pariwisata cenderung bersifat abstrak dan tidak mempunyai standar yang baku dalam penilainnya maka produk yang dihasilkan harus unik, khas, berbeda dan harus selalu dijaga mutunya. Keaslian dari produk yang ditawarkan harus dipertahankan sehingga para pengguna jasa pendidikan pariwisata tidak dapat melihat, mencium, mendengar, dan merasakan hasilnya sebelum mereka mengkonsumsinya (menjadi subsistem lembaga pendidikan). Pada prakteknya kebijaksanaan produk pendidikan pariwisaya harus diingat juga bahwa suatu produk mempunyai umur tertentu. Produk pendidikan pariwisata yang semula menarik makin lama makin turun mutunya dan pada akhirnya ditinggalkan. Jika pengguna jasa pendidikan pariwisata yang mendaftar ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bali mengalami penurunan maka harus segera melakukan peremajaan atau perbaikan mutu sebelum mengalami masa stagnasi. 2. Harga Harga yang dianggap pantas memberikan kepuasan yang optimal kepada pengguna jasa pendidikan. Kadangkala harga Sekolah Tinggi pariwisata Bali dapat saja mahal dibandingkan dengan harga yang berlaku di lembaga pendidikan lain, tetapi sepanjang kualitas lembaga pendidikan jauh lebih unggul bagi pengguna jasa pendidikan pariwisata justru banyak di pilih. Kepuasan pengguna jasa pendidikan pariwisata dengan harga yang kompetitif tersebut bisa dicapai apabila suatu lembaga pendidikan pariwisata dapat memberikan benefit dan feed back kepada pengguna jasa pendidikan dalam memperoleh ilmu pariwisata dan menjadi tenaga professional di bidangnya. Jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan pariwisata lain, harga produk pendidikan pariwisata di sekolah tinggi pariwisata Balin masuk dalam kategori murah karena pertimbangan bahwa Sekolah Tinggi Pariwisata Bali merupakan lemba pendidikan pariwisata negri milik pemerintah. Dari segi pemasaran ini merupakan peluang. Untuk menghindari kesan produk yang ditawarkan murahan maka perlu ditetapkan harga yang sesuai dengan mata uang calon pengguna jasa pendidikan pariwisata yang disasar. Namun konsekuensinya produk yang dihasilkan harus terstandarisasi. 3. Distribusi Salah satu ciri dari produk pendidikan pariwisata adalah tidak dapat dipindahkan. Implikasinya dalam bidang pemasaran calon pengguna jasa pendidikan pariwisata harus datang dan Sekolah

40

Tinggi Pariwisata Bali sebagai penghasil produk pendidikan pariwisata harus memberikan kenyamanan, jadwal yang tepat pada saat pendaftaran . Hal mendasar lainnya adalah penggunaan teknologi tinggi dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dalam melayani dan berkontribusi dalam penyediaan media pengajaran. Produk pendidikan pariwisata tidak dapat didistribusikan secara fisik. Kebanyakan produk merupakan suatu gambaran yang akan ditemui dan di pelajari oleh calon pengguna jasa pendidikann pariwisata. Gambaran tentang produk pendidikan pariwisata itulah yang disebut dengan citra yang terbangun pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bali(brand image). Citra tersebut yang didistribusikan dalam bentuk audio, visual atau kombinasi antara keduanya. Citra tersebut harus sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Citra yang tidak sesuai dengan kenyataannya akan menimbulkan kekecewaan pengguna jasa pendidikan pariwisata. Membentuk citra yang bagus bukan pekerjaan yang mudah karena terkait dengan karakteristik produk pendidikan pariwisata yang sangat subjektif dan tidak mempunyai standar baku. Impilikasinya jelas terlihat pada tidak semua pengguna jasa pendidikan pariwisata memberikan penilaian yang sama dan menyukai produk yang dijual. Distribusi produk pendidikan pariwisata wisata dilakukan secara langsung oleh produsen jasa pendidikan pariwisata dalam hal ini adalah Sekolah Tinggi Pariwisata Bali yang menyediakan layanan jasa pendidikan bagi calon pengguna jasa pendidikan. 4. Promosi Unsur keempat dari bauran pemasaran adalah promosi. Promosi ini tidak bisa diabaikan mengingat sifat produk pendidikan pariwisata yang tidak dapat dicicipi. Promosi terdiri dari bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan meyakinkan atau membujuk calon pengguna jasa pendidikan pariwisata potensial untuk menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali . Adapun macam kegiatan promosi yang dilakukan adalah advertising, personal selling, sales promotion, brochure printing, public relation dan publicity. Tanpa kegiatan promosi, sebaik apapun kualitas yang dimiliki suatu produk, semurah apapun jasa pendidikan yang ditawarkan dan dijual oleh lembaga pendidikan ternama, tetapi jika tidak diketahui oleh khayalak ramai maka akan sia-sia. Calon mahasiswa dari berbagai tempat asal perlu diberikan informasi yang lengkap terutama tentang aksesibilitas, sarana dan prasarana lembaga pendidikan, produk program studi berikut penjelasanya. Apabila informasi tentang hal tersebut efektif dan mencapai sasaran maka akan tercapai sasaran dari promosi yaitu lebih banyak pengguna jasa pendidikan pariwisata datang dan mendaftar ke Sekollah Tinggi Pariwisata Bali, lebih banyak pendaftar makan semakin banyak pilihan calon mahasiswa yang lebih layak dan

41

bermutu serta memiliki kredibilas tinggi untuk menjadi calon insane pariwisata. Kegiatan promosi yang dilakukan harus dilakukan secara berkesinambungan dan menggunakan media promosi yang bervariasi dan terkini. Yang perlu mendapat perhatian juga seberapa sering promosi itu harus dilakukan. Bagi suatu lembaga pendidikan yang masih dalam tahap introduction, intensitas promosi harus ditingkatkan dengan tujuan agar pengguna jasa pendidikan pariwisata lebih banyak mengetahui keberadaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Suatu lembaga penndidikan yang berada pada tahap growth promosi tidak perlu gencar dilakukan. Yang paling penting dipahami adalah tujuan promosi lembaga pendidikan yang berada pada fase ini menanamkan image pada pengguna jasa pendidikan pariwisata dan membangkitkan kenangan bagi para alumni atau mantan mahasiswa yang sudah pernah mengenyah pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Namun daerah yang berada pada fase saturation atau decline promosi juga harus mulai digalakkan lagi untuk memperkenalkan produk inovatif yang membedakannya dengan produk yang sebelumnya. Dalam tahap ini Sekolah Tinggi Pariwisata Bali berada pada tahap growth dimana promosi tidak perlu gencar di lakukan karena menyangkut image atau citra yang sudah terbangun dengan baik pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bali sehingga para calon pengguna jasa pendidikan pariwisatalah yang akan dengan sendiriya datang dan mendaftar dan mereka akan di terima menjadi mahasiswa jika sudah memenuhi persyaratan serta melaului proses tahapan penyeleksian sebagai berikut : REQUIREMENTS (to be STP Nusa Dua - Bali student) 1. Graduate from Senior High School proven by Senior High School Certificate 2. Copy of ID Card or Passport for foreign citizenship 3. Health certificate from hospital 4. Photograph 3 x 4 = 4 pcs Tahap penyeleksian antara lain :

1. Test tertulis 2. Test kesehatan 3. Test wawancara

42

Melalui berbagai persyaratan serta tahapan tahapan seleksi tersebut di harapkan mutu calon pengguna jasa pendidikan pariwisata, dalam hal ini adalah calon mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bali dapat terjaga bahkan meningkatkan imege atau citra yang sudah baik sebelumnya. Di harapkan juga mereka yang terpilih adalah mereka yang memang berpotensi dan mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi sebagai pekerja professional di bidang pariwisata.

Jasa Purnajual Pengguna jasa pendidikan pariwisata yang sudah memperoleh hasil dan manfaat pendidikan atau memperoleh gelar dan masuk di dunia industri. Tugas kegiatan purnajual di bidang pendidikan pariwisata adalah melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperpanjang atau membangkitkan kembali rasa senang dan puas pengguna jasa pendidikan pariwisata yang diperoleh saat melakukan proses pembelajaran atau pedidikan dan membangkitkan ke royalan mereka terrhadap Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Usaha untuk membangkitkan kembali rasa senang dan kepuasan alumni tersebut dilakukan dengan cara membuka media komunikasi antara para alumni dengan pihak Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Oleh karena itu media komunikasi tersebut hendaknya selalu terjaga sehingga atas kepuasan tersebut secara tidak langsung alumni akan menceritakan pengalaman mereka ketika mengenyam pendidikan pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali kepada kerabat, keluarga maupun relasi mereka. Kegiatan untuk memelihara kominikasi iterhadap para alumni tersebut memiliki nilai pemasaran. Rasa kepuasan dan kebanggaan mereka akan manfaat yang di peroleh melalui mengenyam pendidikan pariwisata akan tersebar luas dan memberikan citra dan daya jual yang lebih tinggi bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali untuk mengadakan publikasi dan promosi yang bertujuan merangsang mereka atau calon pengguna jasa pendidikan lainya mendaftar dan memilih melanjutkan pendidikan mereka ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Jasa purnajual ini menuntaskan semua aktivitas pemasaran. Tujuan Promosi Pendidikan Pariwisata Tujuan dari diselenggarakannya promosi pariwisata mencakup beberapa hal sebagai berikut: 1. Memberitahukan (informing) produk pendidikan pariwisata, perubahan harga jasa-jasa pendidikan sebagai produk yang tersedia, meluruskan informasi yang keliru tentang berbagai persyaratan dan tahapan pendaftaran, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran calon pengguna jasa pendidikan pariwisata dan membangun citra Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

43

2. Membujuk (persuasing) pelanggan sasaran (calon pengguna jasa penndidikan pariwisata/calon mahasiswa) untuk membentuk pilihan produk pendidikan dalam hal ini adalah pemilihan program studi yang menjadi produk, mengalihkan pilihan ke produk pendidikan pariwisata tertentu, mendorong calon mahasiswa untuk membeli produk pendidikan pariwisata saat itu juga dan mengubah persepsi calon mahasiswa terhadap produk pendidikan atau program studi yang dihasilkan atau ditawarkan. 3. Mengingatkan (remainding), yang mencakup: a) mengingatkan calon mahasiswa bahwa produk pendidikan pariwisata yang bersangkutan dibutuhkan, b) mengingatkan calon pengguna jasa pariwisata akan tempat-tempat untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, membuat pengguna jasa pendidikann pariwisata tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan c) menjaga agar ingatan pertama para calon pengguna jasa pendidikan jatuh pada produk program studi yang ada di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, memahaminya, mengubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat atas produk tersebut. Dalam setiap kegiatan promosi selalu melalui tahapan promosi. Untuk lebih jelasnya, proses promosi dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut : Teknik Promosi Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Ada empat teknik promosi yang biasa dipergunakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bali untuk melakukan promosi perekrutan calon mahasiswa baru, yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut. Advertising Advertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication). Peranan periklanan dalam pemasaran Sekolah Tinggi Pariwisata Bali adalah untuk membangun kesadaran (awarenes) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, dan untuk membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate the service). Advertising pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bali tidak bertujuan untuk membujuk calon pengguna jasa pendidikan pariwisata di karenakan Sekolah tinggi Pariwisata Bali sudah dalam tahap growth untuk

44

promosinya serta telah memiliki image atau citra yang cukup tinggi di kalangan peminat khusus produk pendidikan pariwisata. Iklan pada Sekolah timggi Pariwisata Bali memiliki sifat-sifat sebagai berikut. 1. Presentasi umum (public presentation), ini berarti bahwa setiap iklan dibuat sedemikian rupa agar setiap orang dapat menerima pesan yang sama tentang produk pendidikan pariwisata yang diiklankan. 2. Tersebar luas (pervasivenes). Iklan yang dibuat sama baik bentuk maupun tujuannya serta dapat dilakukan berulang-ulang pada media yang sama maupun berbeda, dan dapat disebarluaskan ke tempat yang berbeda agar konsumen dapat menerima informasi dengan baik. 3. Ekspresi yang kuat (amplified expressive), artinya iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan pasar sasaran. 4. Tidak bersifat pribadi (impersonality). Iklan yang dibuat diperuntukan bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah). Disamping sifat-sifat di atas, iklan memiliki beberapa tujuan antara lain: 1. Iklan yang bertujuan memberi informasi (informative advertising). Iklan yang dibuat secara panjang lebar menerangkan produk jasa, supaya pasar sasaran mendapatkan informasi selengkaplengkapnya tentang produk yang diiklankan dalam tahap rintisan (perkenalan), guna menciptakan permintaan dari pasar sasaran terhadap produk tersebut. 2. Iklan yang bertujuan membujuk (peruasive advertising). Iklan dibuat sedemikian rupa agar orang yang melihatnya menjadi tertarik. Iklan dengan tujuan membujuk sangat penting bagi perusahaan terutama dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. 3. Iklan pengingat (reminder advertising). Iklan dengan tujuan mengingatkan ini, dibuat sebagai tindak lanjut terhadap iklan yang pernah dibuat sebelumnya dan mengingatkan kembali konsumen terhadap produk yang pernah diiklankan. iklan menjadi sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk, untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising). Iklan yang bertujuan memantapkan ini dibuat untuk meyakinkan kembali para pembeli bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu produk yang dibelinya.

45

Kegiatan promosi Sekolah Tinggi Pariwisata Bali membutuhkan media dalam penyampaian. Media yang sering digunakan untuk promosi pendidikan pariwisata adalah media cetak dan elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik misalnya internet. Selain iklan melalui media cetak dan elektronik, ada juga jenis periklanan lainnya yang di gunakan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali dan mempunyai peranan besar dalam mempromosikan produk pendidikan pariwisata. Jenis periklanan itu adalah: 1. Point of sales advertising. Point of sales advertising adalah bentuk iklan yang disesuaikan dengan tempat pesan iklan yang akan dimuat. Bahan dan bentuknya bermacam-macam, misalnya diletakkan di meja, digantung, ball point, traveling bag, map dan lain sebagainnya. Dalam hal ini misalnya ball point atau stiker yang bertuliskan lambing atau logo Sekolah tinggi Pariwisata Bali Sales Promotion Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan yang mendorong efektifitas pembelian calon pengguna produk pendidikan pariwisata dengan menggunakan alat-alat promosi. Alatalat promosi yang sering digunakan dalam kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi ke sekolah sekolah SMK Pariwisata di Bali. Promosi penjualan memiliki fungsi menghubungkan, melengkapi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan teknik promosi yang lainnya. selain mempunyai fungsi seperti yang tesebut diatas, kegiatan sales promotion juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. menarik konsumen baru 2. mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru 3. menyerang aktivitas promosi pesaing 4. meningkatkan impulsbuying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) 5. mengupayakan kerjasama-kerjasama yang lebih erat dengan konsumen dan perantara melalui pendistribusian segala bentuk bahan promosi pendidikan pariwisaata cetak (booklet, folder, leaflet dan lainsebagainya) dan media elektronik (slide foto, dan lain sebagainya). Personal Selling Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta

46

berhadapan langsung dengan pembeli. Personal selling mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena: 1. Personal selling merupakan interaksi secara personal antara Sekolah Tinggi Pariwisata Bali sebagai produsen dan pengguna jasa pendidikan pariwisata sebagai konsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen menjadi sangat penting 2. Teknik promosi dengan menggunakan teknik personal selling dalam mempromosikan produk pendidikan pariwisata menggunakan tenaga manusia bukan mesin. 3. Orang dalam teknik promosi personal selling merupakan bagian dari produk jasa. Bagian penting dalam teknik promosi personal selling adalah manusia sebagai tenaga penjualnya. Fungsi tenaga penjual dalam teknik promosi dengan menggunakan personal selling mencakup: 1. mengadakan analisis pasar 2. menentukan calon pembeli 3. mengadakan komunikasi 4. memberikan pelayanan 5. mencari dan mempertahankan pelanggan 6. menemukan dan mengenali masalah yang terjadi pada pelanggan serta memecahkannya. Teknik promosi dengan menggunakan Personal selling dapat dilakukan langsung dengan berhadapan langsung dengan calon pengguna pendidikan pariwisata atau calon mahasiswa, misalnya pada bursa pendidikan. Public Relation Kata masyarakat dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu, kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, seperti karyawan, calon mahasiswa. Sedangkan kata hubungan berarti menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran dalam pemasaranproduk pendidikan pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pendidikan pariwisata yang ditawarkan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali tidak harus berhubungan hanya dengan calon mahasiswa atau orang tua calon mahasiswa, tetapi ia harus

47

berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang produk pendidikan pariwisata, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor (Sutisna, 2001). Daya tarik yang mempengaruhi kegiatan teknik pemasaran dengan menggunakan public relation ditentukan oleh b