Bahan kuliah umum itb infrastuktur 19 nov 2014

25
Penyampaian Kuliah Umum ITB PERAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENDORONG INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU Bandung, 19 November 2014 Oleh: IR. TAUFIK WIDJOYONO, MSC Plt. Sekretaris Jenderal

Transcript of Bahan kuliah umum itb infrastuktur 19 nov 2014

Penyampaian Kuliah Umum ITB

PERAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENDORONG INDONESIA MENJADI

NEGARA MAJU

Bandung, 19 November 2014

Oleh: IR. TAUFIK WIDJOYONO, MSC

Plt. Sekretaris Jenderal

2 Ta

hu

n 2

01

4

Posisi

geografis: 6o 08I LU

11o 15I LS

94o 45I - 141o 05I BT

Geostrategi

Konsep kewilayahan Nasional dengan pendekatan bahwa wilayah negara Indonesia

terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. 2/3 wilayah Indonesia yang

seluas 200 juta ha adalah Lautan dengan 17.504 pulau besar dan kecil

Nusantara

3 Ta

hu

n 2

01

4

Kerentanan Wilayah NKRI : Rawan Bencana

Ring of Fire Sebaran Gunung Api

Sangat aktif; rata-rata

450 kali gempa MMI ≥

4.0 per-tahun

Sebaran Episentrum

Gempa Bumi Tahun1900-2000

4 Ta

hu

n 2

01

4

Kerentanan Wilayah NKRI : Distribusi Penduduk

20%

80%

KTI KBI

57%

43%

Jawa Luar Jawa

51% 49%

Perkotaan Pedesaan

Sumber: BPS, 2010

Keterangan: KBI (Sumatera, Jawa, Bali) KTI (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua)

5 Ta

hu

n 2

01

4

Kerentanan Wilayah NKRI : Ketimpangan Pertumbuhan Wilayah

Wilayah Pulau/

Kepulauan Share PDRB

(%) KBI/KTI

(%)

Pertumbuhan Ekonomi

(%)

PDRB/Kapita (juta Rp)

KBI Sumatera 23,77

82,64 8,21 30,53

Jawa-Bali 58,87 6,58 27,61

KTI

Sulawesi 4,74

17,36

8,67 17,86 Kalimantan 9,30 4,83 43,7 Nusa Tenggara 1,26 1,54 8,97 Maluku 0,27 7,33 6,8 Papua 1,79 6,38 30,43

Sumber: BPS

83%

17%

Share PDRB

KBI KTI

6 Ta

hu

n 2

01

4

Kemiskinan

21%

79%

KBI

KTI

Persentase Penduduk Miskin (2010)

48%

17%

35%

20% Kaya 40% Miskin 40% Menengah

Distribusi Pendapatan (2010)

0.31

0.33 0.32 0.32

0.36

0.33

0.36 0.35

0.37 0.38

0.41

1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tren Rasio Gini (1999-2011)

Sumber: BPS

7 Ta

hu

n 2

01

4

Negara berpendapatan menengah (middle income), yaitu

negara-negara yang pendapatan perkapita penduduknya

antara US$ 785–3.125 (World Bank, 1997)

Indonesia sebagai Middle Income Country

8 Apakah Indonesia sudah Terjerat Middle-Income Trap?

Nisbah investasi terhadap produk domestik bruto (PDB)

di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun

2003 dan menembus 30 persen sejak 2009.

Nisbah Investasi (investment to GDP ratio)

Pertumbuhan industri

manufaktur pascakrisis

hampir selalu di bawah

pertumbuhan PDB, sehingga

peranannya turun terus.

Diversifikasi juga pun belum

menampakkan perbaikan

berarti.

Pertumbuhan Industri

Manufaktur dan

Diversifikasi Industri

Kondisi pasar kerja, kualitas SDM dan status pekerjaan

masih didominasi oleh pekerja informal.

Kondisi Pasar Kerja

Tah

un

20

14

9 Ta

hu

n 2

01

4

PRASYARAT untuk Keluar dari Middle Income Trap

INFRASTRUKTUR

INOVASI

INVESTASI

10 Ta

hu

n 2

01

4

Indeks Daya Saing Global

• Berdasarkan Global Competitiveness

Report 2014-2015, indeks daya saing

global (Global Competitiveness

Index/GCI) Indonesia kembali naik ke

peringkat 34 dari 144 negara, dari

sebelumnya (2013) di posisi 38 dari

148 negara.

• Beberapa faktor yang mengalami

peningkatan di antaranya kenaikan

peringkat infrastruktur, naik 5 tingkat

dari posisi 61 ke 56 dunia.

54

44 46

50

38

34

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: World Economic Forum

Peringkat Indonesia

dalam hal Daya Saing Global

11 Ta

hu

n 2

01

4

Kondisi Infrastruktur Tahun 2014

KONDISI

KONEKTIVITAS

• Kemantapan Jalan Nasional 94%

• Biaya Logistik 23,5%

• Pangsa Angkutan Umum 23%

INFRASTRUKTUR DASAR

• Rasio Elektrifikasi 81.5%

• Konsumsi Listrik per Kapita* 843 kWh

• Jaringan Gas Rumah tangga 102.000 (SR)

• Akses Air Minum Layak 68.5%

• Akses Sanitasi Layak 60.5%

• Kawasan Kumuh 12.5%

• Backlog Kepemilikan Rumah 13.5 Juta

KETAHANAN AIR

• Kapasitas Air Baku 51.4 M3/Detik

• Storage Per Kapita 62.3 M3/Kapita**)

• Irigasi yang diairi waduk 11%

• Jaringan Irigasi Permukaan 7.145 Juta Ha

• Kapasitas Desain Banjir 5-25 Tahunan

12 Ta

hu

n 2

01

4

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

P

E

L

U

A

N

G

43%

proporsi investasi

ASEAN

3x

rata-rata proporsi investasi

ASEAN

Menjadi negara tujuan investor ASEAN

40%

dari total penduduk ASEAN

Menjadi pasar potensial

18-19%

nilai ekspor Indonesia

ke intra-ASEAN

80-82% nilai ekspor Indonesia ke

luar ASEAN

Menjadi negara pengekspor

Liberalisasi Perdagangan

Barang

Terjaminnya kelancaran arus barang untuk

pasokan bahan baku maupun bahan jadi

akibat tidak adanya hambatan tarif dan

non-tarif.

38 : 100

setiap 100 penduduk ASEAN, 38 adalah warga

negara Indonesia (tahun 2035)

Bonus Demografi

T

A

N

T

A

N

G

A

N

Infrastruktur

56

peringkat

daya saing

infrastruktur di

dunia Perlunya meningkatkan

infrastruktur

Dampak dari rendahnya

infrastruktur berpengaruh

pada semakin mahalnya biaya

logistik di Indonesia.

Biaya Logistik

14,08%

biaya logistik

59

peringkat dunia

untuk Logistic

Performance Index

dari 155 negara

(LPI, 2012)

SDM 4,3%

tenaga terampil

(dari 1000 tenaga

kerja)

Bonus demografi yang dimiliki Indonesia perlu

diikuti dengan peningkatan SDM.

12 Ta

hu

n 2

01

4

13 Ta

hu

n 2

01

4

DUKUNGAN PU

DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL

(melalui MP3EI dan TOL LAUT)

Sebagai upaya untuk:

Mengatasi ketimpangan pertumbuhan wilayah

Membangun kawasan pinggiran/perbatasan

14 Ta

hu

n 2

01

4

MP3EI UNTUK MENDUKUNG PRO GROWTH & PRO JOB (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

TUJUAN:

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan

STRATEGI

UTAMA

Mengembangkan Koridor Ekonomi Indonesia: Membangun pusat-pusat pertumbuhan dengan mengembangkan klaster industri berbasis sumberdaya Komoditi/sektor unggulan

Memperkuat konektivitas nasional

Mengurangi transaction cost dan mewujudkan sinergi antar pusat Pertumbuhan dengan: • Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan di dalam koridor • Konektivitas internasional dari hub koridor • Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (pemerataan) Mempercepat Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional

STRATEGI

PENDUKUNG

Mengembangkan kebijakan investasi, kebijakan perdagangan, kebijakan pembiayaan, dan pengembangan KPS/PPP

15

PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI BERBASIS KOMODITI UNGGULAN WILAYAH

Sumber: Buku MP3EI

Tah

un

20

14

16 Tol Laut Dalam Mendukung Poros Maritim Dunia

Tahun

Container Kapal Barang

Perintis

Setara 208

TEUs

Kapal

Pelayaran

Rakyat 15.000 DWT 40.000 DWT

1.000 TEUs 3.000 TEUs

Jumlah

Kapal

Milyar

Rupiah

Jumlah

Kapal

Milyar

Rupiah

Jumlah

Kapal

Milyar

Rupiah

Jumlah

Kapal

Milyar

Rupiah

2015 10 2.500 0 0 8 1.280 50 2.500

2016 10 2.500 0 0 7 1.120 100 5.000

2017 9 2.250 12 5.400 4 640 120 6.000

2018 9 2.250 12 5.400 4 640 130 6.500

2019 8 2.000 13 5.850 3 480 100 5.000

Total 46 11.500 37 16.650 26 4.160 500 25.000

Short Sea Shipping

• Nilai investasi pengembangan 24 Pelabuhan : Rp.39,5 T

• Nilai investasi pengadaan Kapal : Rp.53,15 T

Sumber: Bappenas

17 Ta

hu

n 2

01

4

Pengembangan Transportasi Penyeberangan

(Komplemen Konsep Tol Laut)

Arah kebijakan pengembangan

transportasi penyeberangan 2015-2019:

• Penyelesaian dan penguatan jalur

lintas Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan

Sabuk Selatan serta poros

penghubung.

• Terobosan regulasi termasuk

kebijakan pengadaan kapal oleh

pemerintah dan pembentukan otorita

pelabuhan.

Program Strategis dan Target:

• Pembangunan pelabuhan

penyeberangan di 60 lokasi

• Pembangunan kapal penyeberangan

perintis 50 unit

• Pemisahan operator dan regulator

(pembentukan Otorita Pelabuhan)

• Pembangunan kapal untuk mengatasi

bottleneck pada lintas utama termasuk

lintas Merak -Bakauheni (penyertaan

modal pemerintah pada BUMN)

18 Ta

hu

n 2

01

4

Kebijakan Pembangunan Infrastruktur ke-PU-an

1. Mengembangkan sinergi fungsi infrastruktur, sinkronisasi program dan integrasi perencanaan

infrastruktur berdasarkan kebutuhan wilayah.

2. Meningkatkan peran infrastruktur dalam mewujudkan kedaulatan pangan & ketahanan air.

3. Meningkatkan daya saing dan mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penyelenggaraan

jaringan jalan dalam mendukung konektivitas serta keterpaduan antar moda.

4. Memperbaiki kualitas lingkungan permukiman melalui berbagai upaya perbaikan fungsi kawasan

permukiman, yaitu mengurangi kawasan kumuh, meningkatkan pemenuhan kebutuhan air, dan

perbaikan sanitasi.

5. Meningkatkan kualitas kehidupan keluarga melalui fasilitasi akses pembangunan rumah layak

huni.

6. Meningkatkan daya saing jasa konstruksi, dan meningkatkan daya tarik investasi.

7. Meningkatkan dukungan inovasi teknologi melalui kemanfaatan/penerapan hasil IPTEK terhadap

kebutuhan sektor.

8. Meningkatkan kompetensi dan kepastian karier aparatur PU-PR.

9. Fasilitasi penyediaan pembiayaan rumah serta peningkatan kualitas rumah/hunian dalam rangka

mengurangi backlog penghunian serta mengurangi jumlah rumah tidak layak huni.

Urban Economy

RENCANA KERJA Di Bidang Sumber Daya Air

19

50

waduk

1 juta ha

jaringan irigasi baru

3 juta ha

rehabilitasi jaringan irigasi

200 juta ha

pengamanan kawasan rawan banjir

3 ribu km

normalisasi sungai

500 km

pengamanan abrasi pantani

300 buah

pengendali sedimen

lahar gunung berapi 19

Urban Economy

RENCANA KERJA Di Bidang Bina Marga

20

19.000 m

penggantian jembatan

11.400 m

pembangunan jembatan

11.400 m

Perlintasan tak sebidang

kereta api

14.600 m

flyover dan underpass

1000 km

jalan bebas hambatan

2.700 km

jalan arteri

2.350 km

jalan nasional (baru)

Urban Economy

RENCANA KERJA Di Bidang Cipta Karya

akses pelayanan air minum

100%

universal akses

0%

kawasan kumuh

akses pelayanan sanitasi

100%

universal akses

21

900 ribu unit

KPR untuk

rumah milik

Urban Economy

RENCANA KERJA Di Bidang Perumahan Rakyat

22

600 ribu unit

hunian sewa

450 ribu unit

KPR swadaya

23 Ta

hu

n 2

01

4

PERAN

CIVITAS

AKADEMIKA

• Menjadi episentrum kemajuan

Iptek dan inovasi melalui

pengembangan pemanfaatn riset, Iptek

dan budaya inovasi

• mengembangkan pola-pola

kemitraan strategis dan

multidisiplin, tidak hanya dengan

lembaga pendidikan tetapi juga

bersama-sama dengan entitas lainnya

seperti komunitas masyarakat, dunia

usaha dan Pemerintah.

24

PERAN

DAN

PELUANG SDM KETEKNIKAN

• Peluang

– melakukan kegiatan Keinsinyuran sesuai standar kompetensi profesi

– memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dengan standar profesi

– memperoleh informasi, data, dan dokumen yang lengkap dan jujur dari

pengguna jasa Keinsinyuran

– menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan

– mendapat jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

– mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi

keinsinyuran.

• Peran

– melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai keahlian dan berdasarkan

Kode Etik Insinyur

– melaksanakan tugas profesi sesuai dengan keahlian dan jenjang

kualifikasi yang dimiliki Insinyur

– melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar keselamatan,

keamanan, dan aspek lingkungan

– merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya atas kerahasiaan

hubungannya dengan pengguna jasa tentang pekerjaan yang sedang

dilaksanakan, bahkan setelah selesai pekerjaan dilaksanakan

– melaksanakan profesinya tanpa membedakan suku, agama, ras,

gender, golongan, latar belakang sosial, politik dan budaya

– memelihara kompetensi, memperkaya dan menambah ilmu

pengetahuan dan teknologi serta mengikuti perkembangan

Keinsinyuran.

SEKIAN & TERIMA KASIH