bahan hidrolis

11
Heri Suprapto

Transcript of bahan hidrolis

Heri Suprapto

Pengertian Bahan pengikat hidrolis adalah bahan pengikat yang

proses pengerasannya lebih baik dalam rendaman air, serta menghasilkan produk yang tahan air Bahan pengikat biasa (non-hidrolis) adalah bahan pengikat yang bila dicampur dengan air menghasilkan produk yang dapat mengeras setelah bereaksi dengan karbondioksida, bukan dengan air

Jenis-jenis Bahan Pengikat a. Bahan Pengikat Hidrolis

1. Semen Portland (PC) 2. Kapur Hidrolis 3. Pozolan (tras dan semen merah) b. Bahan Pengikat Biasa 1. Kapur Biasa 2. Gips 3. Bahan Dasar dan Sumber dari bahan pengikat

a. Semen Portland (PC) adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan

cara menggiling halus klinker, yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu

b. Kapur bangunan dibagi 2 macam berdasarkan penggunaan, yaitu

kapur putih dan kapur aduk. Keduanya terdapat dalam bentuk kapur tohor maupun kapur padam c. Gips untuk bahan plesteran adalah bahan untuk membuat plesteran atau pelapis lainnya yang harus mengandung minimum 66 % berat bahan senyawa kalsium hemihidrat ( CaSO4. H2O) salah satu produk yang dikenal adalah papan gipsum (Gypsum Wall Board) untuk keperluan dekoratif d. Pozolan (tras dan semen merah) adalah bahan alami ataupun

buatan yang terdiri dari unsur silikat dan aluminat yang reaktif. Pozolan tidak memiliki sifat semen, tetapi jika dicampur dengan kapur padam dan air dalam suhu kamar lama-kelamaan akan mengeras menjadi padat dan sukar larut dalam air. Bahan-bahan yang tergolong sebagai pozolan adalah tras, semen merah, gilingan terak/dapur tinggi, fly ash dan air sebagai media pengikat untuk keperluan beton

Proses Pembuatan dari Bahan Pengikat a. Semen Portland (SP)

Yaitu tanah galuh (lem nepal) dihaluskan + batu kapur dicampurkan secara kering atau basah kemudian ditambah pula zat-zat tambahan airnya, kemudian dibakar pada temperatur tinggi, didinginkan mendadak, diperoleh klinker yang digiling halus sambil dicampur dengan gips yang tak terbakar b. Kapur Bangunan Proses pembuatannya dengan cara pembakaran dengan menggunakan tungku pembakaran pada suuhu 6000C 8000C panasnya harus terbagi rata diseluruh bagian tungku agar mendapatkan hasil batu kapur yang baik

c. Gips, cara pembuatannya adalah dengan cara dibakar dengan

menggunakan dapur atau tungku dengan panas suhu 1300C selama 1 jam sehingga kehilangan sebagian kristalnya d. Pozollan, cara pembuatannya adalah hasil pembakaran tanah liat merah atau pecahan-pecahan batu merah atau genteng yang setelah digiling diayak sampai halus dan dipergunakan sebagai bahan campuran pada campuran adukan kapur yang menjadi adukan bersifat hirolis

Sifat-sifat dan Fungsi Bahan Pengikat 1. Semen Portland

- Dicampur dengan air mulai mengadakan pengikatan dalam rendaman air - Pengerasan, setelah pengikatan terjadi pengerasan - Konsistensi campuran air + semen (pasta semen) = derajat keplastisan - Kehalusan, semakin halus semen, semakin besar kekuatan, semakin tinggi gaya ikatnya 2. Kapur Bangunan - Memberikan sifat pengerasan hidrolik bila dicampur air untuk kapur hidrolis. Pada kapur udara mengerasnya kapur setelah bereaksi dengan karbon dioksida, bukan dengan air - Memudahkan pengolahan pada adukan (mortar) semen - Mengikat kapur bebas, yang timbul pada ikatan semen

3. Gips

- Gips bila dicampur dengan air akan cepat mengeras, tidak kuat terhadap iklim - Gips tidak larut dalam asam garam - Dalam pembakaran, dapur pembakaran harus betulbetul bersih dari benda-benda lainnya 4. Pozollan - Bila dicampur dengan air akan mengeras dengan bahan tambahan kapur dalam rendaman air - Dapat larut dalam asam garam

Klasifikasi Bahan Pengikat 1. Semen Portland (SP)

terbagi dalam 5 jenisTipe Kegunaan I II Untuk keperluan umum tanpa persyaratan tertentu Untuk keperluan umum terutama dengan syarat untuk yang agak tahan sulfat dan panas hidrasi yang sedang Untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi Untuk konstruksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah Untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat

III

IV

V

Jenis kapur bangunan terdiri dari Kapur Tohor, yaitu hasil pembakaran batu alam yang komposisinya

sebagian besar adalah kalsium karbonat, pada suhu sedemikian tinggi. Jika diberi air dapat terpadamkan (dapat bersenyawa dengan air membentuk hidrat) - Kapur Padam, hasil pembakaran kapur tohor dengan air membentuk hidrat - Kapur Udara, kapur padam yang apabila duaduk dengan air dan membentuk setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara karena pengikatan karbondioksida (CO2) - Kapur Hidrolis, kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu dapat menegras baik di dalam air maupun di udara - Kapur Magnesia, kapur yang mengandung lebih dari 5 % magnesium oksida (MgO) dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan

Gips untuk plesteran memiliki syarat sebagai berikut Kandungan senyawa pengganggu (impurities), seperti

fluor (F), P2O5, Al dalam penentuan melalui metode larutan amonium asetat tidak melebihi 10 % berat - Kandungan khlorida dalam bentuk natrium khlorida tidak boleh lebih dari 0,2 % berat - Kehalusan, bila diayak dengan ayakan 25 mest, yang tertinggal diatas ayakan tidak boleh lebih dari 1 % berat - Kekuatan tekan ( ) benda uji tidak boleh kurang dari 80 kg/cm2 - Waktu pengikatan awal antara 20 35 menit