bahan gerontik

38
A. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI KESEHATAN Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram. Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia. Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein. Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

description

bahan gerontik

Transcript of bahan gerontik

A. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI KESEHATAN Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram. Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia.Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein. Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total. Meskipun hasil studi memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat 133% dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaiknya akan merugikan lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan olahraga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan.1. Pencagahan PrimerProses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta dari mereka berisiko tinggi terhadap malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa lansia yang memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar per minggu untuk komsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang dari dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan sebesar 25 kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang mengalami kekurangan nutrisi. Faktor-faktor sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut berperan terhadap masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program Nutrition Screening Initiative untuk menentukan status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh pemberi pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition Screening Initiative, 1010 Wisconsin Avenue NW, Washington, DC 20007. Suatu upaya yang konsisten untuk mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko gangguan nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit ingin di capai.2. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama terhadap klien dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme seharusnya di perbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di sesuaikan untuk mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi yang tidak terditeksi asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi adalah penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah nutrisi. Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi klien. Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan perluh di siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi normal, demikian juga tentang kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit. Suatu penelitian terbaru mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara adekuat untuk memberikan jenis instruksi ini kepada klien lansia. Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi pada institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka panjang. Dedikasi di perluhkan untuk meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi klien di masukan sebagai bagian dari rencana keperawatan secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng untuk pembangun tubuh yang di letakan di meja disamping tempat tidur atau untuk di kembalikan pada bagian gizi tidak akan membantu memfasilitasi asupan yang adekuat. Suplemen sangat baik digunakan di antara waktu makan dan sering ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam keadaan dingin. Alternatif -alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan pemberian makanan dengan penduga lambung, mungkin diperluhkan jika asupan yang adekuat tidak dapat di pertahankan melalui rute oral. Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga sering memiliki keinginan yang kuat untuk berpatisipasi dalam cara ini dan berespon baik terhadap saran-saran yang terdapat pada table berikut ini:Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah

Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).

Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara waktu makan, berbagai tekstur dan rasa manis yang bervariasi.

Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat lapar (biasanya pada pagi hari).

Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan sendiri.

Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan berkrim.

Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk shake.

Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.

Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang seimbang, laporan terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang dianjurkan. Dosis yang berlebihan di atas jumlah asupan harian yang dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan terbukti dapat merugikan jika digunakan dalam waktu yang lama. Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk meningkatkan asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang normal. Rekomendasi asupan serat yang disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35 gram serat per hari.

B. PROSES MENUAProses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain : Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya. Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi. Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.

BATASAN USIA LANSIABatasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahunMenurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 thM.Alwi Dahlan : usia diatas 60 thMenurut usia pensiun : usia diatas 56 thWHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)

C. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA KaloriHasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. ProteinUntuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. LemakKonsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh. Karbohidrat dan serat makananSalah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Vitamin dan mineralHasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. AirCairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

Makanan Sehat Bagi LansiaMakanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan porsi yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh. Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah dikelompokkan: Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompokbesar, yaitu :1. Kelompok zat energi.a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madudll.b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,margarine, susu dan hasil olahannya.2. Kelompok zat pembangunKelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein,baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangandan olahannya.3. Kelompok zat pengaturKelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin danmineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

Menu harian untuk lansiaPara ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia. 2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya 3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani) 4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula 5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol 6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi 7. Minuman yang cukup. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau Konsep gizi seimbang diantaranya : Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram) Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr) Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr) Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

Kelompok makanan dan jenis makanan Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo, sirsak, semangka Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

Menu untuk manula dalam sehariWAKTUMENUPORSI

PagiRoti-telur-susu1 tangkep 1 gelas

SelinganPapais2 bungkus

SiangNasi1 piring

Semur1 potong

Pepes tahu1 bungkus

Sayur bayam1 mangkok

Pisang1 buah

SelinganKolak pisang1 mangkok

MalamMie baso1 mangkok

Pepaya1 buah

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi Penyerapan makanan di usus menurun. Masalah Gizi pada Lansia

1. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.2. Gizi kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

Status gizi pada usia lanjut Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera 2. Memperkuat daya tahan tubuh. Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut. 3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu 4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua 5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain 6. Mengurangi resiko penyakit jantungYaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lenturDengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang10. Tetaplah berlatih

Kebutuhan Nutrisi pada Lansia

A. PendahuluanSetiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah : Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangunKelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengaturKelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. Masalah Gizi pada Lansia

1. Gizi berlebihGizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurangGizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi

1. Penimbangan Berat Badana. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100)Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus :Berat badan ideal = TB dalam cm 100Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebihJika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

2. Kekurangan kalori proteinWaspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.

3. Kekurangan vitamin DBiasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia

- Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil. Contoh menu : Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.

5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Makanlah makanan yang mudah dicerna Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang Makan dalam porsi kecil tetapi sering Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan

6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng

- Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna

Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses.3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.

F. Cara Memberi Makan Melalui Mulut (oral)1. Siapkan makanan dan minuman yang akan diberikan2. Posisikan pasien duduk atau setengah duduk.3. Berikan sedikit minum air hangat sebelum makan.4. Biarkan pasien untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan.5. Selaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan pasien, tanyakan pemberian makan terlalu cepat atau lambat.6. Perbolehkan pasien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan pasien yang ingin dimakan.7. Setelah selesai makan, posisi pasien tetap dipertahankan selama 30 menit.

G. Prinsip Pemberian Makan Melalui Sonde (NGT)

Pemberian makan melalui sonde ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang memiliki masalah dalam menelan dan mengunyah makanan, seperti pada pasien-pasien stoke. Adapun prinsip pemberiannya adalah sebagai berikut :1. Siapkan makanan cair dan minuman hangat2. Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 45 derajat pada saat memberi makan dan 30 menit setelah memberi makan.3. Bilas selang sonde dengan air hangat terlebih dahulu.4. Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam sonde pada saat memberi makan atau air. Pastikan pula selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan.5. Periksa kerekatan selang, jika selang longgar beritahu perawat.6. Laporkan adanya mual dan muntah dengan segera.7. Lakukan perawatan kebersihan mulut dengan sering.

H. Contoh Bahan Makanan untuk Setiap Kelompok Makanan1. Bahan makanan sumber karbohidrat (zat energi) : nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti , crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung hunkwe, mie, bihun.2. Bahan makanan sumber lemak (zat energi) : Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa parut, santan, lemak daging.3. Bahan makanan sumber protein hewani : Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang.4. Bahan makanan sumber protein nabati : Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, tempe.

I. Prinsip Lima benar Pemberian Obat Oral1. Benar obat : obat yang diberikan harus sesuai dengan resep dokter.2. Benar dosis : jumlah obat yang diberikan tidak dikurangi atau dilebihkan. Penting diingat jenis obat antibiotik harus diberikan sampai habis.3. Benar pasien : Pastikan obat diminum oleh pasien yang bersangkutan.4. Benar cara pemberian yaitu melalui oral : berikan obat melalui mulut atau sonde.5. Benar waktu : Pastikan pemberian obat tepat pada jadwalnya, misalnya 3 x 1 berarti obat diberikan setiap 8 jam dalam 24 jam ; jika 2 x1 berarti obat diberikan setiap 12 jam sekali.(http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/527-kebutuhan-nutrisi-pada-lansia)

Kebutuhan Gizi LanjutUsia 05 Apr Suatu saat, semua orang bisa jadi lansia (lanjut usia). Mau olah raga setiap hari dan minum vitamin satu truk, lansia tak dapat dihindari.Kecenderungan peningkatan populasi lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena ini berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut.KLIK TULISAN DIBAWAH INI, UNTUK BACA KELANJUTANNYA

Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya balita, wanita usia subur, maupun lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang tua di wilayahnya. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal.Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia berkurangnya kalori dasar akibat kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam kadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernapasan, ginjal, dll. Kebutuhan kalori klien lanjut usia tidak melebihi 1700-2100 kalori, yang bersumber dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sebaiknya disesuaikan dengan macam kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut usia adalah 1 gr / kg BB / hari.1. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lanjut usia : Berkurangnya kemampuan mencerna makanan ( akibat rusaknya gizi / ompong) Berkurangnya cita rasa Berkurangnya koordinasi otot Keadaan fisik yang kurang baik Faktor ekonomi dan social Faktor penyerapan makanan (daya absorsi)2. Masalah Gizi Pada Lanjt usia : Gizi Berlebih Gizi berlebihan pada usia lanjut usia banyak terdapat di negara barat dan kota besar. Kebiasaan makan pada usia muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit diubah walaupun klien telah menyadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi. Gizi BerkurangGizi kurang sering disebabkan oleh masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan, hal tersebut menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai kekurangan protein, kerusakan sel terjadi yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya, rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ tubuh vital.3. Faktor Penyebab Malnutrisi pada Lanjut Usia: Penyebab akut dan kronis Keterbatasan sumber / penghasilan Faktor psikologis Hilangnya gigi Kesalahan dalam pola makan Kurangnya energi untuk mempersiapkan makanan Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang tepat4. PENGKAJIAN STATUS GIZIPengkajian status gizi secara cermat dan sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter.a. Penimbangan Berat Badan Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan. Menghitung berat badan ideal pada dewasa : Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100) Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus :Berat badan ideal = TB dalam cm 100Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebihJika BB kurang dari ideal artinya gizi kurangb. Kekurangan Kalori ProteinWaspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.c. Kekurangan Vitamin Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

http://www.duniamedis.net/blog/read/264/kebutuhan-nutrisi-untuk-orang-lanjut-usia.html

Masalah gizi pada lansiaGizi ( nutrisi ) adalah diet berimbang dengan memasukkan unsur makanan empat sehat. Lansia memerlukan nutrisi yang baik, bahan bergizi seperti protein, mineral, kalsium, dan vitamin harus tersedia dalam jumlahyang cukup, kebutuhan gizi lansia hampir sama dengan kebutuhan gizi dari generasi yang lebih muda. Gizi yang paling penting dibutuhkan dalam waktu singkat oleh makhluk hidup adalah air, tanpa asupan cairan yang adekuat semua perawatan nutrisi akan sia-sia. Dalam kondisi normal, lansia membutuhkan asupan cairan sekitar 1.500 ml setiap hari ( mubarok, 2009 ).Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata sering kali menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapatkan perhatian ialah gizi berlebihan, gizi kurang, dan kekurangan vitamin ( nugroho, 2008 ).

C. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi Menurut Nugroho ( 2008 ), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lanjut usia antara lain sebagai berikut : 1. Berkurangnya kemampuan untuk mencerna makanan ( akibat kerusakan gigi/ompong 2. Berkurangnya cita rasa3. Berkurangnya koordinasi otot4. Keadaan fisik yang kurang baik 5. Faktor ekonomi dan sosial6. Faktor penyerapan makanan ( daya absorbsi )

D. Unsur-unsur giziMenurut mubarok ( 2009 ), unsur-unsur gizi anatara lain :7. Karbohidrat dan proteinKebutuhan energ seseorang dari masa kanak-kanak sampai dewasa meningkat setiap hari, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kebutuhan energi menurun secara signifikan seperti pada lansia. Asupan nutrisi yang terbaik adalah mengomsumsi makanan yang mengandung lebih banyak karbohidrat dan membatasi asupan lemak sebanyak 30 % dari total kalori. Asupan protein perhari sebanyak 50-60 gram diperlukan untuk memelihara fungs tubuh dan asupan karhidrat yang adekuat menjamin ketersediaan protein tubuh untuk energi terutama paada oto.8. MineralMineral yang diperlukan oleh tubuh adalah kalsium dan zat besi. Kalsium diperlukan untuk kesehatan tulang. Defisiensi zat besi dapat menyebabakan anemia, zat besi diperlukan untuk proses sintesis oksigen darah yang membawa pigmen hemoglobin.9. VitaminVitamin dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang tidak larut dalam lemak ( air ). Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, K, dan K. Sedangkan vitamin yang tidak larut dalam lemak adalah vitamin B dan C. Vitamin D diperlukan untuk proses absorpsi kalsium dari saluran pencernaan, vitamin ini penting untuk kesehatan tulang. Vitamin B 12 yang dikenal seagai faktor ektriksik diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan kesehatan sel darah merah. Defisiensi vitamin B12dapat menyebabkab anemia. Vitamin C berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan diperlukan untuk pemyembuhan luka.

E. Pemberian makanan pada lansiaMenurut Nugroho ( 2008 ), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pada lanjut usia sebagai berikut :1. Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi2. Sajikan makan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil saja3. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tunjukkan wajah yang cerah dan gembira4. Beri makanan secara pertahap dan bervariasi, terutamabila nafsu makan kurang5. Perhatikan makanan apa yang disukai dan tidak, agar dapat menentukan jenis makanan yang sesuai dengan selera.6. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apaka diet tersebut sesuai dengan petunjuk dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi7. Berikan makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta memudahkan mengunyah, terutama bagi klien lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya dalam bentuk nasi tim atau bubur.

Bagi lanjut usia yang mampu sendiri, diharapkan untuk makan sendiri. Keluarga dan perawat membantu menyajikan saja. Usahakan klien didorong untuk mengerjakan sendiri segala sesuatunya. Bagi klien lanjut usia yang tidak mampu bergerak sendiri dan pasif, perlu diberikan pertolongan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan, misalnya disuapi.

Cara pemberian makanan pada lanjut usia antara lain :1. Posisikan klien setengah duduk2. Periksa apakah mulutnya dalam keadaan bersih3. Letakan lap makanan atau serbet diatas dada, guna mencegah bajunya tidak menjadi kotor4. Suapi dengan sendok yang tidak terlalu penuh,lalu masukkan kedalam mulutnya5. Pnolonganatau perawatan dapat duduk atau berdiri di sisi tempat tidur6. Sediakan waktu yang cukup untuk membantu memberikan makanan7. Jangan tergesa-gesa agar jalan makanan tidak terganggu dan juga tidak mengganggu atau mengurangi nafsu makan.

F. Tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usiaMenurut Mubarok ( 2009 ), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia antara lain sebagai berikut :1. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau mencegah kemunduran fungsi organ2. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia3. Membiasakan makanan yang cukup dan teratur4. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi makanan yang berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.5. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.6. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit karena komsumsi bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan tulang akibat asam urat, penyakit jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh, diabetes meli Tus akibat obesitas karena komsumsi hidrat arang.http://www.academia.edu/9494604/Kebutuhan_Gizi_Dewasa_and_LansiaNugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan gerontik dan geriatrik. Ed 3. Jakarta ; EGC

gizi.depkes.go.id/download_gizinet