Bahan Dan Metode

2
 Bahan dan Metode Sebua h studi otopsi prospekti f yan g dilak ukan selama 4 tahun , dari periode (2009 -201 2, dimana tiga kelompok kasus dipilih! "elomp ok pert ama ter di ri dari kasus ten ggel am di ai r ta#ar, tanpa tanda-t anda  pembusukan, dan yang otopsi dilakukan dalam #aktu 24-$% &am setelah kematian! 'iagnosis dro#ning ditentukan berdasarkan temuan saat otopsi (&uga untuk menemukan penyebab lain kematia n, dan sebaga i sumber dat a unt uk kep oli sia n! "as us-k asus ini dip eri ksa unt uk menge tahui ada atau tidakny a airan bebas dalam sinus spheno id dan berak hemoli tik dari intima aorta! )ada setiap kasus, dua pengamat indepen den akan meng konfi rmasi ada atau tidak ada ny a ber ak hemolitik dar i int ima aorta saat otopsi dilakukan, tanpa kad ar inten sitasny a* selan&u tny a, peng amat tidak dapat menil ai apaka h berak hemolit ik intima aorta munul atau tidak! )engamat membandingkan perbedaan berak antara aorta dan batang  paru, dan &ika ada perbedaan, mereka memberi label yang berarti hasil berakya positif! Ber at  paru-paru diukur pada semua kasus, serta konsentrasi alkohol dalam darah &uga diukur! Semua sub &ek yang termasuk dal am sampel dia nal isi s han ya ya ng men ing gal di tempat ,  bukan meninggal beberapa #aktu setelah initial dro#ning! "elompok kedua terdiri dari mayat yang ditemukan dari air ta#ar yang sudah ter&adi  proses pembusukan pasa kematian, dan kelompok ke tiga terdiri dari mayat yang ditemukan dalam lingk ungan indoor  ya ng &ug a sud ah ter& adi pro ses pembus uka n, seperti  pelunakan & aringan dan adanya airan yang keluar dari mulut dan lubang hidung akibat dari  proses pembusukan! )ada kedua kelompok ini, otopsi dilakukan hingga 1+ hari dari a#al kematian (me nur ut lapran pol isi, data het eroanamesis, dan temuan oto psi ! "as us pad a kelompok ketiga &uga diperiksa adanya airan bebas dalam sinus sphenoid, namun disini mayat dalam proses pembusukan di dalam ruangan sehingga ada atau tidaknya airan dari sinus sphenoid dipantau! )ada semua kasus yang dipilih, data tentang &enis kelamin dan umur  &uga diikut sertakan! nformasi yang terkandung dalam penelitian ini didapat dari laporan  polisi dan data heteroanamnesis yang menggambakan kronologis kematian korban! "arena  perbedaan olume dari sinus sphenoid, &ena.ah yang berusia diba#ah usia lima belas tahun tidak diikut sertakan dalam penelitian ini! /airan bebas dalam sinus sphenoid yang diaspirasi menggunakan &arum suntik dan  &arum ditusukkan melalui fossa hypophysealis! "epala dan leher tubuh &ena.ah di etensikan maksimal sampai batas kelenturannya (dibatasi oleh kaku mayat hal ini dilakukan untuk memudahkan mengaspirasi airan dari sinus supaya semua airan dapat diambil! arum dapat diputar-putar di dalam sinus sphenoid, ini bertu&uan untuk mengaspirasi airan sebanyak mungkin dari kedua sinus tersebut! ntu k menen tukan kadar alkohol dalam darah, sampel diperoleh dari ena femora lis saat otopsi! 3nalisis kromatografi dilakukan untuk memisahkan molekul etanol (batas deteksi etanol adalah 0,001 g5 dan batas kuantifikasi etanol adalah 0,00$ g5! 'ata yang diperoleh menggunakan /hi-s6uare u&i )earson, Mann -7hitney  U  test dan koef isi en korel asi Spear ma n untuk me mperk ir aka n hubungan semua ari abel akan

description

metode penelitian

Transcript of Bahan Dan Metode

Bahan dan Metode

Sebuah studi otopsi prospektif yang dilakukan selama 4 tahun, dari periode (2009-2012), dimana tiga kelompok kasus dipilih.

Kelompok pertama terdiri dari kasus tenggelam di air tawar, tanpa tanda-tanda pembusukan, dan yang otopsi dilakukan dalam waktu 24-36 jam setelah kematian. Diagnosis drowning ditentukan berdasarkan temuan saat otopsi (juga untuk menemukan penyebab lain kematian), dan sebagai sumber data untuk kepolisian. Kasus-kasus ini diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya cairan bebas dalam sinus sphenoid dan bercak hemolitik dari intima aorta. Pada setiap kasus, dua pengamat independen akan mengkonfirmasi ada atau tidak adanya bercak hemolitik dari intima aorta saat otopsi dilakukan, tanpa kadar intensitasnya; selanjutnya, pengamat tidak dapat menilai apakah bercak hemolitik intima aorta muncul atau tidak. Pengamat membandingkan perbedaan bercak antara aorta dan batang paru, dan jika ada perbedaan, mereka memberi label yang berarti hasil bercakya positif. Berat paru-paru diukur pada semua kasus, serta konsentrasi alkohol dalam darah juga diukur. Semua subjek yang termasuk dalam sampel dianalisis hanya yang meninggal di tempat, bukan meninggal beberapa waktu setelah initial drowning.

Kelompok kedua terdiri dari mayat yang ditemukan dari air tawar yang sudah terjadi proses pembusukan pasca kematian, dan kelompok ke tiga terdiri dari mayat yang ditemukan dalam lingkungan indoor yang juga sudah terjadi proses pembusukan, seperti pelunakan jaringan dan adanya cairan yang keluar dari mulut dan lubang hidung akibat dari proses pembusukan. Pada kedua kelompok ini, otopsi dilakukan hingga 15 hari dari awal kematian (menurut lapran polisi, data heteroanamesis, dan temuan otopsi). Kasus pada kelompok ketiga juga diperiksa adanya cairan bebas dalam sinus sphenoid, namun disini mayat dalam proses pembusukan di dalam ruangan sehingga ada atau tidaknya cairan dari sinus sphenoid dipantau. Pada semua kasus yang dipilih, data tentang jenis kelamin dan umur juga diikut sertakan. Informasi yang terkandung dalam penelitian ini didapat dari laporan polisi dan data heteroanamnesis yang menggambakan kronologis kematian korban. Karena perbedaan volume dari sinus sphenoid, jenazah yang berusia dibawah usia lima belas tahun tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.

Cairan bebas dalam sinus sphenoid yang diaspirasi menggunakan jarum suntik dan jarum ditusukkan melalui fossa hypophysealis. Kepala dan leher tubuh jenazah di extensikan maksimal sampai batas kelenturannya (dibatasi oleh kaku mayat) hal ini dilakukan untuk memudahkan mengaspirasi cairan dari sinus supaya semua cairan dapat diambil. Jarum dapat diputar-putar di dalam sinus sphenoid, ini bertujuan untuk mengaspirasi cairan sebanyak mungkin dari kedua sinus tersebut.

Untuk menentukan kadar alkohol dalam darah, sampel diperoleh dari vena femoralis saat otopsi. Analisis kromatografi dilakukan untuk memisahkan molekul etanol (batas deteksi etanol adalah 0,001 g/L dan batas kuantifikasi etanol adalah 0,003 g/L).

Data yang diperoleh menggunakan Chi-square uji Pearson, Mann -Whitney U test dan koefisien korelasi Spearman untuk memperkirakan hubungan semua variabel akan menunjukkan kontribusi nonparametrik (yang diuji dengan menggunakan Kolmogorv Smirnov tes untuk distribusi normal). Analisis kurva ROC ( yang menerima operasi kurva karakteristik) juga digunakan dalam penelitian ini. Nilai kurang dari 0,05 dianggap signifikan dan kurang dari 0,01 dianggap sangat signifikan. Pada penelitian ini menggunakan Versi soft ware PSS17.0 (lisensinomor 106454) digunakan untuk analisis data statistik.HasilKelompok pertama, kasus tenggelam air tawar tanpa tanda-tanda pembusukan, terdiri dari 29 jenazah, 21 laki-laki dan 8 perempuan. Kelompok ini memiliki dominasi laki laki yang signifikan (x2 = 5,828, = 0,016) dan usia rata-rata 55,4 18,4 tahun (mulai 17-81 tahun). Jumlah rata-rata cairan bebas dalam sinus sphenoid yang ditemukan adalah 1,36 1,48 ml (kisaran 0-6,0 ml, dari total 29 kasus, 6 diantaranya tidak dapat di aspirasi). Bercak hemolitik dari intima aorta menunjukkan jumlah yang signifikan dari kasus tenggelam di air tawar yang diperiksa, yaitu : 21 dari 29 (x2 = 5,828, =0,016). Berat total paru paru dalam kelompok ini adalah 1.313 320g (kisaran 820-1,930). Sepuluh dari 29 kasus dinyatakan positif alkohol, dengan konsentrasi alkohol dalam darah rata-rata 2,50 1,22 g/L (kisaran 0,18-4,07); kasus jenazah yang berusia muda terbukti lebih sering dibawah pengaruh alkohol (Spearmanrho = - 0,456, = 0,013) dan konsentrasi yang paling tinggi dari alkohol (rho Spearman = - 0,426, = 0.021). Kelompok kedua, adalah mayat yang ditemukan dari air tawar dengan adanya proses pembusukan post mortem, terdiri dari 22 jenazah. Pada kelompok ini laki-laki yang lebih dominan (x2 = 8,909, = 0,003), 18 adalah laki-laki dan 4 adalah perempuan. Usia rata-rata adalah 38,8 14,6 tahun (berkisar antara usia 15 sampai 65 tahun). Jumlah rata-rata cairan bebas dalam sinus sphenoid ditemukan 1,26 1,40ml (sekitar 0 - 6,0 ml, dari 22 total kasus, 5 diantaranya tidak terdapat cairan bebas dari sinusnya. Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam jumlah cairan bebas di sphenoid sinus antara kelompok ini dan kelompok kasus tenggelam yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan (Mann-Whitney U 313,500, = 0,916; Gambar 1.).

Kelompok ketiga, adalah mayat yang ditemukan di lingkungan dalam ruangan dengan proses pembusukan, terdiri dari 52 jenazah, 37 adalah laki-laki dan 15 perempuan. Kelompok ini memiliki laki-laki yang lebih dominan dari pada perempuan, (x2 = 9,308, p = 0,002), dengan rata-rata usia menjadi 61,5 16,4 tahun (mulai 21-84). Jumlah rata-rata cairan bebas dalam sinus sphenoid yang didapatkan pada kelompok ketiga adalah 0.57 0,92 ml (berbagai 03,5 ml ; dari total 52 kasus, 31 kasus tidak ada cairan bebas yang dapat diaspirasi. Kelompok ini memiliki jumlah cairan bebas di sphenoid yang signifikan lebih kecil dibandingkan dengan ke dua kelompok tenggelam di air tawar tanpa pembusukan (Mann Whitney U 446,000, = 0,001) dan kelompok dengan jenazah yang dari air tawar dengan pembusukan pasca kematian (Mann-Whitney U 355,000, = 0,006; Gambar 1).