BAhan Auditing1

13
Auditing BAHAN UJIAN KOMPREHENSIF AUDITING Chapter I AUDITING DAN JASA ASSURANCE LAINNYA Jasa Assurance adalah jasa professional independent yang meningkatkan kualitas informasi untuk pengambilan keputusan. Jasa Atestasi adalah Suatu jasa akuntan untuk mengeluarkan komunikasi tertulis tentang keandalan suatu asersi tertulis untuk pertanggungjawaban ke pihak lain. Jenis-jenis jasa atestasi: (1) Audit laporan keuangan historis, (2) Review laporan keuangan historis, (3) Jasa atestasi lainnya. Jadi audit merupakan bagian atestasi, bukan atestasi bagian dari audit. Hbungan antara jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non assurance Auditing adalah Pengumpulan dan pengevaluasian bukti informasi yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang yang independen dan berkompeten untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perbedaan akuntansi dengan auditing Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisatan kejadian ekonomi dengan cara yang logis untuk menyediakan informasi keuangan guna pengambilan keputusan. Dalam mengaudit data akuntansi, penekannya adalah apakah informasi yang tercatat telah mencerminkan kejadian ekonomi yang sebenarnya pada periode yang bersangkutan. Jenis-jenis audit : a. Financial Statement Audit; untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh balasannya 114

Transcript of BAhan Auditing1

Page 1: BAhan Auditing1

Auditing

BAHAN UJIAN KOMPREHENSIFAUDITING

Chapter I AUDITING DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

Jasa Assurance adalah jasa professional independent yang meningkatkan kualitas informasi untuk pengambilan keputusan. Jasa Atestasi adalah Suatu jasa akuntan untuk mengeluarkan komunikasi tertulis tentang keandalan suatu asersi tertulis untuk pertanggungjawaban ke pihak lain. Jenis-jenis jasa atestasi: (1) Audit laporan keuangan historis, (2) Review laporan keuangan historis, (3) Jasa atestasi lainnya. Jadi audit merupakan bagian atestasi, bukan atestasi bagian dari audit.

Hbungan antara jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non assurance

Auditing adalah Pengumpulan dan pengevaluasian bukti informasi yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang yang independen dan berkompeten untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Perbedaan akuntansi dengan auditing Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisatan kejadian ekonomi dengan cara yang logis untuk menyediakan informasi keuangan guna pengambilan keputusan. Dalam mengaudit data akuntansi, penekannya adalah apakah informasi yang tercatat telah mencerminkan kejadian ekonomi yang sebenarnya pada periode yang bersangkutan.

Jenis-jenis audit :a. Financial Statement Audit; untuk menentukan apakah laporan keuangan

secara keseluruhan telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Operational Audit; review terhadap bagian-bagian dari prosedur dan metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

c. Compliance Audit; atau audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah auditee (pihak yang diaudit) telah mengikuti prosedur, aturan dan regulasi spesifik yang telah ditentukan oleh badan/otoritas yang lebih tinggi.

Jenis-jenis auditor :a. Akuntan Publik/Auditor Independen

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

114

Page 2: BAhan Auditing1

Auditing

b. Auditor Pemerintah (BPK)c. Auditor Pajakd. Internal AuditorChapter II PROFESI AKUNTAN

Standard auditing merupakan pedoman umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Secara umum ada 10 standar yang ada dalam GAAS yang dibagi dalam Standar Umum (General Standards), Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work), dan Standar Pelaporan (Standards of Reporting).

Standar UmumAudit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya.

Standar Pekerjaan LapanganPekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang dilakukan.Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar PelaporanLaporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode sebelumnya.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikulnya.

Chapter III LAPORAN AUDIT

Bagian dari laporan auditor bentuk baku :1. Judul laboran memuat kata independen2. Alamat klien3. Paragraf pendahuluan, memuat bahwa (1) KAP telah melaksanakan audit, (2)

laporan keuangan yang diaudit beserta periodenya, (3) serta menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen sedangkan tanggung

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

115

Page 3: BAhan Auditing1

Auditing

jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan itu berdasarkan audit.

4. Paragraf ruang lingkup, menyatakan apa yang telah dilakukan oleh auditor. Auditor mengikuti standar auditing yang telah ditetapkan IAI. Bahwa audit dilakukan untuk mendapatkan “keyajinan yang memadai” bukan kebenaran yang mutlak. Juga disebutkan bahwa metode pengumpulan bahan bukti adalah “ atas dasar pengujian”.

5. Paragraf pendapat “menyajikan secara wajar” artinya secara umum laporan kuangan telah sesuai dengan PSAK tetapi tidak benar 100%.

6. Nama Auditor7. Tanggal laporan → merupakan tanggal saat auditor telah menyelesaikan bagian

terpenting dari prosedur audit di lapangan.

Macam-macam laporan audita. Unqualified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian/WTP), terbagi menjadi :

WTP Standar, kondisi yang harus dipenuhi :1. semua laporan, neraca, laporan laba rugi, laporan salso laba, dan laporan

arus kas, sudah termasuk dalam laporan keuangan2. ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan3. bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor telah melaksanakan

penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.

4. laporan keuangan disajikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.5. tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf atau

modifikasi kata-kata dalam laporan.WTP dengan paragraf penjelas, terjadi jika :1. kurang konsisten dalam penerapan PSAK, 2. keraguan atas going concern perusahaan, 3. auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku

umum, 4. penekanan atas suatu hal.WTP dengan modified wordingLaporan yang melibatkan auditor lain :

Tidak membuat referensi daam laporan audit, peran auditor lain tidak material, disupervisi oleh auditor utama atau direview oleh auditor utama.

membuat referensi dalam laporan audit modified wording pendapat ”Wajar Dengan Pengecualian”

b. Qualified Opinion (Wajar Dengan Pengecualian/WDP)c. Adverse (Tidak Wajar)d. Disclaimer (Tidak Menyatakan Pendapat),

Kondisi-kondisi :a) Ruang lingkup dibatasi, baik dilaukan oleh klien maupun di luar kendali klien

Tidak material WTPCukup material tetapi tidak mengganggu keseluruhan laporan keuangan WDPSangat material Disclaimer

b) Tidak sesuai dengan PSAKTidak material WTPCukup material tetapi tidak mengganggu keseluruhan laporan keuangan WDPSangat material Adverse

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

116

Page 4: BAhan Auditing1

Auditing

c) Auditor tidak independen Disclaimer

Negative assurance adalah suatu pernyataan keyakinan mengenai tidak diketahuinya adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggunaan negative assurance tidak tepat digunakan di laporan disclaimer dan merupakan penyimpangan dari standar pelaporan yang telah ditetapkan

Chapter III ETIKA PROFESI

Independensi auditorAuditor harus independen dalam melaksanakan tugasnya, tidak mudah terpengaruhi, karena auditor eksternal melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, ia tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun (dalam hal ini harus dibedakan dengan auditor intern yang melaksanakan tugasnya semata-mata untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan).

Jenis Independensi :a. Independence in fact: auditor benar-benar secara aktual dapat mempertahankan

sikap yang independen dan tidak bias dalam proses audit.b. Independence in appearance : hasil interpretasi masyarakat terhadap independensi

auditor tersebut.

Boleh tidaknya suatu KAP untuk mengaudit laporan keuangan yang dikompilasi oleh KAP yang bersangkutanSecara etika, hal tersebut tidak boleh dilakukan karena dapat mempengaruhi tingkat independensinya. Namun, di dalam buku Arens suatu KAP boleh saja melakukan bookkeeping dan audit atas klien yang sama asalkan memenuhi 3 kriteria di bawah ini :a. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuanganb. KAP harus tidak mengasumsikan bahwa peranan dari pekerja dan

manajemen dalam menjalankan perusahaan. Klien harus menyiapkan dokumen sumber dari semua transaksi yang ada secara detil untuk mengidentifikasi secara jelas sifat dan jumlah dari transaksi dan pengendalian data yang dilakukan oleh KAP,

c. KAP, dalam audit atas laporan keuangan disiapkan dari buku dan catatan yang telah dipelihara oleh KAP secara komplet ataupun sebagian, harus sesuai dengan standar auditing yang diterima secara umum.

Definisi dan tujuan peer reviewReview sejawat dilakukan oleh KAP lain terhadap kepatuhan KAP terhadap sistem pengendalian kualitas. Tujuannya adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang direview telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai dalam pengendalian kualitas yang meliputi 5 hal di bawah ini:a. Independensi, integritas, dan objektivitasb. Personnel managementc. Penerimaan dan kelanjutan dari klien dan penugasand. Kinerja penugasane. Monitoring

Chapter IV ETIKA PROFESIChapter V KEWAJIBAN HUKUM

Perbedaan Business Failure, Audit Failure, Audit Risk

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

117

Page 5: BAhan Auditing1

Auditing

Business Failure, terjadi karena perusahaan tidak bisa membayar pinjaman, atau memenuhi harapan investor, karena kondisi ekonomi atau usaha, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk atau persaingan yang tidak terduga dalam industri. Audit Failure, terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena tidak melakukan audit sesuai dengan GAAS. Misalnya : menggunakan staf yang tidak kompeten, salah prosedur, dll. Jika hal ini terjadi maka posisi auditor dalam menghadapi tuntutan hukum adalah lemah.Audit Risk, risiko ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dan pendapat WTP dikeluarkan, padahal, dalam kenyataannya, laporan keuangan klien mengandung salah saji secara material. Hal ini terjadi karena auditor menggunakan sampling, walaupun mungkin auditor telah mengikuti GAAS.

Chapter VI TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan audit adalah untuk memberikan opini atas kewajaran dan penyajian yang fair, dalam semua hal yang material atas suatu posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggung jawab manajemen adalah menetukan kebijakan akuntansi yang sehat, menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, dan membuat penyajian yang wajar dalam laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang memadai.

Tanggung jawab auditor terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan auditee berdasarkan proses audit. Namun, auditor dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan seluruhnya atau sebagian berdasarkan informasi yang diperoleh dan sistem akuntansi yang digunakan oleh manajemen. Auditor tidak bertanggungjawab atas management fraud.

Siklus laporan keuangan :1. Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas2. Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas3. Siklus Penggajian dan kepegawaian4. Siklus Persediaan dan Pergudangan5. Siklus Perolehan Modal dan Pembayarannya

Penetapan Tujuan AuditTujuan audit berkait transaksi (transaction-related audit objectives) adalah audit untuk satu golongan transaksi yg harus dipenuhi sebelum menarik kesimpulan bahwa jumlah transaksi adalah wajar. Tujuan audit berkait saldo (balance-related audit objectives) adalah tujuan audit yg akan dicapai untuk masing2 saldo akun.

Pengertian Management AssertionBagian dari kriteria-kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi-informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Pengungkapan/pernyataan ini dapat bersifat implisit ataupun eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikuta. Existence or Occurrenceb. Completenessc. Valuation or Allocationd. Right and Obligatione. Presentation and Disclosure

Tujuan Audit Berkait TransaksiAda 6 tujuan umum audit berkait transaksi:

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

118

Page 6: BAhan Auditing1

Auditing

a) Existence, transaksi2 yg dicatat adalah ada.b) Completeness, transaksi2 yg ada telah dicatat.c) Accuracy, transaksi2 yg dicatat dinyatakan pd jumlah yg tepat.d) Classification, transaksi2 yg dicatat di jurnal telah diklasifikasikan dengan tepat.e) Timing, transaksi2 dicatat pd tanggal yg tepat.f) Posting and Summarization, transaksi2 yg tercatat telah dimasukkan dalam berkas

induk dengan memadai dan telah diikhtisarkan dengan semestinya.

Tujuan Audit Berkait SaldoAda 9 tujuan tujuan umum audit berkait saldo:a) Existence, saldo yg dimasukkan adalah ada.b) Completeness, saldo yg seharusnya ada telah dimasukkan.c) Accuracy, saldo yg dimasukkan telah dinyatakan pada jumlah yg tepat.d) Classification, saldo yg dimasukkan dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan

memadai.e) Cut-off, transaksi2 dekat tanggal neraca telah dicatat pada periode yg sesuai.f) Detail Tie-in, rincian dalam saldo akun sesuai dengan berkas induk,

penjumlahannya cocok dengan saldo akun dan jumlahnya sesuai dengan buku besar.

g) Realizable Value, aset yg dimasukkan dalam saldo diperkirakan dapat ditagih.h) Rights and Obligationsi) Presentation and Disclosure, saldo akun dan pengungkapan yg terkait telah

disajikan dengan memadai dalam laporan keuangan.

Cara Untuk Mencapai Tujuan Audit (Empat Tahap Audit) :Tahap 1 : Merencanakan dan merancang pendekatan audit.Tahap 2 : Melakukan pengujian atas pengendalian (Test of Controls) dan pengujian

substantif atas transaksi (substantive tests of transactions).Tahap 3 : Melakukan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo (tests of

details of balances).Tahap 4 : Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

Chapter VII BAHAN BUKTI AUDIT

Bukti audit adalah semua informasi yang dapat digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi keuangan yang diaudit telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Kriterianya:a. Relevan bukti haru ada kaitannya dengan tujuan pengujian auditorb. Kompetensi derajat dapat dipercayainya bahan buktic. Sufficiency (kecukupan)d. Timeliness (ketepatan waktu)

Macam-macam bukti ( P C D O I R A )(a)Physical examination/pemeriksaan fisik, adalah inspeksi atau penghitungan aktiva

berwujud oleh auditor. Biasanya dilakukan untuk persediaan dan kas.(b)Confirmation/Konfirmasi (c) Documentation, disebut juga pemeriksaana dokumen (vouching).(d)Observation(e)Inquires of the client/tanya jawab dengan klien(f) Reperformance/pelaksanaan ulang(g)Analytical Procedures

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

119

Page 7: BAhan Auditing1

Auditing

Konfirmasi adalah jawaban tertulis atau lisan yang diterima auditor dari pihak ketiga yang independen dalam menverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Yang jadi masalah adalah konfirmasi belum tentu selalu dijawab. Kalo konfirmasi tidak dijawab, kirimkan lagi konfirmasi sampe ada jawaban trus kalo masih tidak ada tanggapan, gunakan prosedur audit yang lain atau kerjasama dengan auditor lain yang kebetulan memeriksa penerima konfirmasi tersebut.Tindak lanjut bagi konfirmasi yang tidak dijawab : Memeriksa penerimaan kas pada periode setelah tanggal neraca Memeriksa copy faktur penjualan untuk menentukan existence Memeriksa shipping document untuk menentukan existence dan cutoff Korespondensi dengan klien

Jenis2 konfirmasi (PSA 07):a. Konfirmasi positif, lebih handal daripada konfimasi negative tetapi lebih

memakan biaya karena konfirmasi yang tidak dijawab harus di-follow up dengan prosedur alternative.● Konfirmasi positif dengan informasi yg dipasok oleh pihak yg ditanya (blank

confirmation) → tidak tercantum nilai hutang/piutang yg ditanya. Lebih handal daripada konfirmasi yang menyebut jumlah namun tingakt pengembaliannya lebih rendah.

● Konfirmasi positif dengan informasi yg akan dikonfirmasi sudah tertera dalam formulir → ada nilai nominal atas hutang/piutang klien.

b. Konfirmasi negatif, yaitu penerima konfirmasi diminta menjawab hanya jika informasi dalam konfirmasi adalah salah. Konfirmasi negative hanya boleh dilakukan jika semua kondisi berikut terpenuhi : Gabungan inherent risk dan control risk yang ditetapkan auditor rendah Terdapat sejumlah besar sado akun yang kecil Auditor yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan

permintaan tersebut.

Auditor boleh tidak melakukan konfirmasi jika terjadi salah satu keadaan ini : AR merupakan jumlah yang tidak material Penggunaan konfirmasi dianggap tidak efektif Gabungan inherent risk dan control risk yang ditetapkan auditor rendah

Yang terdapat dalam working paper adalah summary dari temuan-temuan dan langkah-langkah audit yang dilakukan oleh auditor. Yang berhak untuk memiliki dan menggunakan working paper adalah auditor, tetapi bisa juga digunakan pihak lain atas permintaan pengadilan atau oleh klien jika ada permasalahan sebelumnya.

Chapter VIII PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALISIS

Perencanaan Audita. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit

Investigasi klien baru atau melanjutkan klienb lama Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit Mendapatkan pemahaman bersama klien pemahaman atas kondisi dan

syarat-syarat penugasan dituangkan dalam engagement letter (surat tugas) Staf untuk penugasan Mengidentifikasi kebutuhan akan spesialis dari luar

b. Memahami bisnis dan industri klien Lingkungan industri dan eksternal Proses dan operasi bisnis Manajemen dan governance

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

120

Page 8: BAhan Auditing1

Auditing

Strategi dan tujuan klien Pengukuran dan kinerja

c. Menetapkan risiko bisnis kliend. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

Prosedur analitisJenis prosedur audit untuk mengumpulkan bukti yaitu dengan membandingkan informasi keuangan masa lalu dan masa sekarang, atau antara informasi keuangan sekarang berupa rasio-rasio atau perbandingan analisis yang lain serta turut memperhatikan informasi non keuangan juga untuk menentukan apakah saldo akun tersaji secara layak. Prosedur analitis dilakukan selama 3 kali : pada tahap perencanaan, bertujuan membantu dalam perencanaan sifat, saat

dan luas prosedur audit yang akan digunakan. Juga membantu mengidentifikasi masalah signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus.

selama tahap pengujian bersama-sama dengan prosedur audit lainnya; dan selama tahap penyelesaian audit, sebagai final review atas salah saji atau

masalah keuangan yg material, dan membantu auditor mengambil ‘pandangan objektif’ terkakhir atas laporan keuangan yg telah diaudit.

5 Jenis prosedur analitis :● Membandingkan data/rasio keuangan klien dan industri● Membandingkan data/rasio keuangan klien dengan data yg serupa pada periode

sebelumnya● Membandingkan data klien dengan data yg diperkirakan oleh klien (realisasi vs.

angaran)● Membandingkan data klien dengan data yg diperkirakan oleh auditor● Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yg menggunakan data non

keuangan.

Chapter IX MATERIALITAS DAN RISIKO

Suatu hal dianggap material jika dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Materialitas merupakan konsep yg relatif, bukan absolut. Biasanya yg sering digunakan auditor untuk menetapkan materialitas adalah laba sebelum pajak, total aktiva, aktiva lancar, hutang lancar, ataupun modal. Tujuan penetapan materialitas adalah membatu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup.

Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materiaitas : Jumlah karena fraud lebih penting dibandingkan error Salah saji kecil mungkin material jika berhubungan dengan kewajiban kontrak Salah saji kecil mungkin material jika mempengaruhi kecenderungan laba

Jenis-jenis risiko :a. PDR (planned detection risk) or risiko penemuan yang direncanakan

Adalah resiko bahwa bahan saji yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan misstatement (salah saji) yang melewati jumlah yang ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul.

b. IR (inherent risk)Adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan efektifitas pengendalian internal.

c. CR (control risk)

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

121

Page 9: BAhan Auditing1

Auditing

Adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi tercegah oleh struktur pengendalian internal klien.

d. AAR (acceptable audit risk)Adalah ukuran ketersedian auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) telah diberikan.

PDR ↓, Bahan bukti ↑IR ↑, PDR ↓, Bahan bukti ↑CR ↑, PDR ↓, Bahan bukti ↑AAR ↑, PDR ↑, Bahan bukti ↓Engagement risk ↑, AAR ↓, PDR ↓, Bahan bukti ↑

Chapter X PENGENDALIAN INTERN DAN RISIKO PENGENDALIAN

Komponen pengendalian intern :1. lingkungan pengendalian2. penetapan risiko3. kegiatan pengendalian

a. pemisahan tugas yang memadaib. otorisasi yang layak atas transaksi dan kegiatanc. dokumen dan catatan yang memadaid. pengendalian fisik atas aktiva dan catatane. pengecekan independen

4. informasi dan komunikasi5. pemantauan

Pengendalian intern menjadi penting karena berhubungan dengan luasnya scope audit dan banyaknya bukti audit yang dikumpulkan. Yang diperlukan adalah :a. Adanya atau tidaknya system pengendalian internal untuk suatu transaksi

(biasanya ada standar tertentu)b. Efektif atau tidaknya system pengendalian internal yang ada tersebut.Sehingga jika kedua syarat tersebut :a. Terpenuhi maka scope dan banyaknya buku audit menjadi rendah/sedikit

untuk menghemat cost of auditingb. Tidak terpenuhinya maka scope dan banyaknya audit menjadi naik/tinggi

dan cost of auditing tinggi

Chapter XXIII MENYELESAIKAN AUDIT

Penyelesaian audit :1. menelaah kewajiban bersyarat2. menelaah Subsequent event3. pengumpulan bahan bukti akhir

a. melakukan prosedur analisis akhirb. mengevaluasi asumsi going concernc. memperoleh management representation letter

Surat Representasi Klien, isinya menjamin: Perusahaan/klien bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan keuangan

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

122

PDR = AAR IR x CR

Page 10: BAhan Auditing1

Auditing

Klien tidak menyembunyikan bukti Klien akan memberikan semua bukti (document) yang dibutuhkan.

d. mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangane. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

4. mengevaluasi hasil5. mengeluarkan laporan audit6. komunikasi dengan komite audit dan manajemen

Management Letter, Surat dari auditor berupa rekomendasi untuk memperbaiki operasional klien agar efektif dan efisien

Subsequent event adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan audit dikeluarkan. Pengaruh subsequent event adalah bahwa audit yang dilakukan hanya sebatas sampai tanggal neraca harus diperbarui dengan memperhatikan kejadian-kejadian sesudah tanggal neraca dan apa pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada tanggal neraca.Terdapat 2 jenis Subsequent event : Subsequent event yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan

keuangan dan memerlukan penyesuaian Subsequent event yang mempunyai tidak dampak langsung terhadap laporan

keuangan tetapi pengungkapan dianjurkan.

Dual dating dalam laporan auditApabila ada Subsequent event yang penting terjadi setelah pekerjaan lapoangan selesai tetapi sebelum laporan audit diterbitkan maka auditor punya dua pilihan :a. Memperluas periode dari seluruh pengujian atas Subsequent event

sampai tanggal dimana auditor puas bahwa Subsequent event yang terbaru yang ditetapkan telah dinyatakan dengan benar tanggal laporan audit diubah

b. Membatasi penelaahan kepada hal yang berkaitan dengan Subsequent event yang baru dual dated audit report

Jika auditor menyadari seteah lapuran audited diterbitkan ada beberapa infortmasi yang misleading secra material, auditor berkewajiban untuk menyakinkan pembaca laporan keuangan diinformasikan mengenai hal tersebut. Auditor meminta klien segera mengeluarkan revisi laporan keuangan. Hal ini timbul dari kejadian bisnis yang sudah ada pada tanggal laporan audit bukan setelah tanggal laporan audit.

Perbedaan test of control, substantif test of transaction, prosedur analitis, test of details of balance dan tiap test tersebut dalam auditPerlu tidaknya semua test tersebut dilakukana. Test of control, Dilakukan untuk mengetahui apakah system pengendalian intern

yang cukup untuk transaksi-transaksi tertentu. Dilakukan di awal auditb. Substantive test of Transaction, Dilakukan untuk mengetahui apakah system

pengendalian internal yang cukup tersebut efektif (dijalankan dengan baik). Dilakukan setelah test of control.

c. Analytical prosedures, Hanya untuk melihat perbandingan-perbandingan dari informasi keuangan dan non keuangan. Dilakukan untuk mendukung test-test tersebut.

d. Test of details of balance, Kebenaran angka pada setiap pos-pos tertentu laporan keuangan. Dilakukan bila diperlukan saja. Tidak semua test tersebut harus dilakukan yang terpenting adalah test of control dan substantive test of transaction.

Lapping, Penggelapan penerimaan piutang oleh karyawan perusahaan dengan cara mencuri kas penerimaan yang kemudian akan diganti dengan penerimaan piutang lain

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

123

Page 11: BAhan Auditing1

Auditing

berikutnya. Cara mengatasinya dengan pembagian tugas antara petugas penagih piutang, kasir dan salesman.Kitting, Pemindahan dana dari suatu rekening bank ke rekening bank lain (biasanya pada akhir tahun / 31-12) dan dicatat secara tidak tepat, sehingga jumlah tersebut dicatat sebagai harta pada kedua rekening bank tersebut, praktek ini digunakan untuk menutupi defalkasi kas oleh si penggelap. Cara mengatasinya dengan rekonsiliasi bank antar kedua bank dan perusahaan serta prosedur kliring diperhatikan

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh

balasannya

124