Bahan aktif

30
Bioremediasi Pestisida Organofosfat Oleh : Nurosid Laboratorium Bakteriologi, PTB BPPT Tahun 2011 Konten 1. Pengertian pestisida 2. Jenis pestisida 3. Dasinon organofosfat dan senyawa 4. Penggunaan dan bahaya dasinon pada lahan pertanian, tanaman pangan dan manusia 5. Upaya mengurangi pestisida dilahan pertanian; bioremediasi 6. Pseudomonas sebagai pendegradasi organofosfat 7. Upaya melakukan optimasi pertumbuhan pada konsentrasi dan pH berbeda 1. Pengertian pestisida Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis. Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Menurut Food

Transcript of Bahan aktif

Page 1: Bahan aktif

Bioremediasi Pestisida OrganofosfatOleh : Nurosid

Laboratorium Bakteriologi, PTB BPPT Tahun 2011

Konten1. Pengertian pestisida2. Jenis pestisida3. Dasinon organofosfat dan senyawa4. Penggunaan dan bahaya dasinon pada lahan pertanian, tanaman pangan dan manusia5. Upaya mengurangi pestisida dilahan pertanian; bioremediasi6. Pseudomonas sebagai pendegradasi organofosfat7. Upaya melakukan optimasi pertumbuhan pada konsentrasi dan pH berbeda

1. Pengertian pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia.Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6tahun 1995). USEPA menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu (Soemirat, 2003).

Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan

Page 2: Bahan aktif

tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).2. Jenis Pestisida

Menurut Sudarmo (1991) pestisida dapat di klasifikasikan kedalam beberapa golongan,dan diantara beberapa pengklasifikasian tersebut dirinci berdasarkan bentuk formulasinya, sifat penetrasinya, bahan aktifnya, serta cara kerjanya. Akan tetapi pada studi kali ini didasarkan pada bahan aktifnya.Pestisida juga diklasifikasikan berdasarkan pengaruh fisiologisnya, yang disebut farmakologis atau klinis, sebagai berikut:

1. Senyawa Organofospat

Racun ini merupakan penghambat yang kuat dari enzim cholinesterase pada syaraf. Asetyl cholin berakumulasi pada persimpangan-persimpangan syaraf (neural jungstion) yang disebabkan oleh akt ivitas cholinesterase dan menghalangi penyampaian rangsangan syaraf kelenjar dan otot-otot. Organofosfat disintesis pertama kali di Jerman pada awal perang dunia ke-II.

Bahan tersebut digunakan untuk gas syaraf sesuai dengan tujuannya sebagai insektisida. Pada awal sintesisinya diproduksi senyawa tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai insektisida tetapi juga toksik terhadap mamalia. Penelitian berkembang tersebut dan ditemukan komponen yang paten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap manusia (misalnya : malathion). Sampai saat ini organofosfat masih merupakan insektisida yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Contoh : malathion, monokrotofos, paration, fosfamidon, bromofos, diazinon, dimetoat, diklorfos, fenitrotion, fention, dan puluhan lainnya.

2. Senyawa Organoklorin

Dari golongan ini paling jelas pengaruh fisiologisnya seperti yang ditunjukkan pada susunan syaraf pusat, senyawa ini berakumulasi pada jaringan lemak.

3. Senyawa Arsenat

Pada keadaan keracunan akut ini menimbulkan gastroentritis dan diarhoe yang menyebabkan kekejangan yang hebat sebelum menimbulkan kematian. Pada keadaan kronis menyebabkan pendarahan pada ginjal dan hati.

4. Senyawa Karbamat

Pengaruh fisiologis yang primer dari racun golongan karbamat adalah menghambat aktifitas enzym cholinesterase darah dengan gejala-gejala seperti senyawa organofospat5. Piretroid

Page 3: Bahan aktif

Piretroid merupakan senyawa kimia yang meniru struktur kimia (analog) dari piretrin. Piretrin sendiri merupakan zat kimia yang bersifat insektisida yang terdapat dalam piretrum, kumpulan senyawa yang di ekstrak dari bunga semacam krisan piretroid memiliki beberapa keunggulan, diantaranya diaplikasikan dengan takaran relatif sedikit, spektrum pengendaliannya luas, tidak persisiten, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik. Namun karena sifatnya yang kurang atau tidak selektif, banyak piretroid yang tidak cocok untuk program pengendalian hama.

3. Diazinon (Basudin); Organofosfat dan struktur senyawa

Diasinon (basudin) adalah salah satu jenis insektisida yang berbahan aktif organofosfat. Organofosfat dalam pestisida diasinon berfungsi melindungi tanaman dari serangan hama terutama dari kelompok insekta. Pestisida ini direkomendasikan untuk tanaman padi, buah-buahan, sayuran, dan jeruk (ZAGRO, 2000).

Organophosphat disintesis pertama di Jerman pada awal perang dunia ke II. Bahan tersebut digunakan untuk gas saraf sesuai dengan tujuannya sebagai insektisida. Pada awal synthesisnya diproduksi senyawa tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai insektisida, tetapi juga cukup toksik terhadap mamalia. Penelitian berkembang terus dan ditemukan komponen yang poten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap orang (mis: malathion), tetapi masih sangat toksik terhadap insekta. Berikut struktur kimia senyawa organofosfat dalam Diasinon.

Nama StructureTetraethylpyrophosphate (TEPP)ParathionMalathionSarin

Golongan pestisida ini sangat potensial, bersifat selektif dan efeknya cepat, tidak menimbulkan toleransi pada serangga apabila diberikan dengan takaran, cara dan saat yang tepat, serta irreversible, artinya enzim cholinestesarase yang terikat pestisida ini tidak dapat berfungsi normal kembali tanpa dipisahkan ikatannya dari organofosfat (Ahmadi, 1994).

4. Penggunaan dan bahaya dasinon pada lahan pertanian, tanaman pangan dan manusia

Dasinon adalah pestisida dengan bahan aktif organofosfat. Pestisida ini telah umum dipakai oleh petani Indonesia. Tanaman padi, sayur-sayuran dan buah-buahan menggunakan pestisida jenis ini untuk membasmi hama tanaman dari kelompok serangga, diantaranya adalah wereng, walang sangit, ulat dan hama pengganggu lainnya. Menurut Pimental dan Levitan (1986) dalam Erd et al. (2003), pemakaian pestisida yang mencapai target organisme kurang dari 5%, selebihnya terdeposit ke dalam tanah, atmosfir, dan air. Oleh sebab itulah pestisida dapat terakumulasi secara terus menerus baik di tanah maupun diperairan. Jika ditanah tentunya akan berpengaruh terhadap kelangsungan mikroba yang ada didalamnya, termasuk berkurangnya populasi mikroba penyubur maupun organisme lainya. Tanah yang terdedah oleh pestisida secara berlebihan akan berdampak pada kerusakan tanah sehingga dapat menurunkan kualitas lahan pertanian.

Page 4: Bahan aktif

Apabila pestisida disemprotkan pada tanaman pangan, maka pasti akan mengalami akumulasi pada jaringan tertentu, sehingga dapat berbahaya jika dimakan oleh manusia. Oleh karena itu pestisida ini mempunyai sifat lebih toksik terhadap manusia daripada pestisida golongan organokhlorin walaupun golongan organofosfat dapat dinonaktifkan (deaktifasi) di lingkungan (Ahmadi, 1994).

Organofosfat dalam dasinon adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan beberapa milligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah. Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan golongan organofosfat termasuk sakit kepala, pusing-pusing, yang akan berakibat pada kematian (Cox, 1995).

5. Upaya mengurangi pestisida dilahan pertanian; bioremediasi

Mengingat bahaya pestisida yang dapat berpindah dari tanah ke tanaman pangan dan terakumulasi, sehingga dapat membahayakan manusia jika termakan. Oleh sebab itu, upaya untuk mengurangi konstaminasi pestisida di lahan pertanian yang tercemar sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan bioremediasi. Menurut Munir (2006), bioremediasi merupakan konsep pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Menurut Vidali (2001) dan Singh et al. (2006), Bioremediasi adalah proses membersihkan limbah organik di lingkungan dengan menggunakan sistem biologi, termasuk menggunakan mikroba untuk mendegradasi dan mendetoksifikasi polutan.Menurut Iranzo et al. (2001), proses bioremediasi pestisida menggunakan mikroorganisme harus memperhatikan beberapa hal, yakni pengetahuan tentang fisiologi mikroba, mikrobiologi, ekologi, biokimia dan aspek molekuler proses transfosmasi polutan pestisida.

Sejumlah mikroorganisme telah banayak diketahui mampu digunakan sebagai agen bioremediasi. Kelompok jamur yang telah dimanfaatkan yakni Trametes hirsutus, Phanerochaete chrysosporium, Phanerochaete sordia dan Cyathusbulleri untuk mendegradasi lindan dan pestisida yang lain (Singh & Kuhad, 1999, 2000; Singh et al., 1999). Akan tetapi, pada umumnya justru bakteri tanah yang sering dipakai untuk proses bioremediasi (Walker & Roberts, 1993). Beberapa isolat bakteri murni telah digunakan pestisida spesifik sebagai sumber karbon, nitrogen atau fosfor telah diisolasi (Singh et al., 1999, 2000).

6. Pseudomonas sebagai pendegradasi organofosfat

Telah dilaporkan bahwa beberapa bakteri seperti Flavobacterium sp. (Ghassempour et al., 2002), Pseudomonas sp. (Ramanathan and Lalithakumari, 1999), Agrobacterium sp. (Ghassempour et al., 2002; Yasouri, 2006) and Arthrobacter sp. (Ohshiro et al., 1996) dapat menggunakan dasinon yang berbhan aktif organofosfat sebagai sumber karbon.

Bakteri dari genus Pseudomonas, diketahui sangat aktif dalam melakukan metabolisme pestisida, banyak organokimia yang mengkontaminasi tanah diketahui telah didegradasi dan digunakan

Page 5: Bahan aktif

sebagai sumber karbon, termasuk dasinon dan organofosfat lain seperti chlorpyrifos, parathion, dan methylparathion (Ghassempour et al., 2002; Yasouri, 2006; Lakshmi et al., 2008). Hasil penelitian Cycon et al (2009), menunjukkan bahwa Pseudomonas mampu mendegradasi pestisida Dasinon sangat tinggi, yakni 87%.

7. Upaya melakukan optimasi pertumbuhan pada pH dan konsentrasi pestisida berbeda

Beberapa peneliti telah melakukan optimasi pertumbuhan pada berbagai konsentrasi pestisida organofosfat pada bakteri Pseudomonas untuk melihat kemampuan dalam mendegradasi pestisida. Karpouzas dan Walker (2000), melakukan optimasi pertumbuhan Pseudomonas putida pada pestisida organofosfat dengan variasi konsentrasi 5, 10, 25, dan 50 mg/l dengan pH 5.0; 5.5; 6.3; 6.8; 7.2; dan 7.6. Hasilnya, Bakteri ini mampu mendegradasi pestisida dengan cepat pada konsentrasi 50 mg/l dengan pH medium 6.3-7.6 pada suhu 37oC. Sedangkan pada pH 5.5 dan suhu 42oC, proses degradasi pestisida cenderung rendah. Shafiani dan Malik (2003) melakukan optimasi pertumbuhan Pseudomonas pada berbagai variasi konsentrasi pestisida organofosfat dari 5-1600 mg/l. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan rendah pada saat konsentrasi pestisida 25 mg/l, pertumbuhan tinggi saat konsentrasi 100 mg/l, kemudian menurun drastis pada saat konsentrasi 200 mg/l. Bhagobaty dan Malik (2008), melanjutkan penelitian dengan konsentrasi pestisida chlorpyrifos antara 25-3200 mg/l, dan diperoleh hasil pertumbuhan optimum pada saat konsentrasi pestisida antara 100-200 mg/l, namun setelah lebih dari 200 mg/l, pertumbuhan menurun drastis.

http://tijii.wordpress.com/2011/05/20/bioremediasi-pestisida/

Pestona | Pestisida Organik NasaApril 15, 2010 By admin 2 Comments

Pestona merupakan formula pengendali organik bagi beberapa hama penting pada tanaman pangan, hortikultura dan tahunan, hasil ekstraksi dari berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif : Azadirachtin, Alkaloid, Ricin (asam ricin), Polifenol, Eugenol, Sitral, Nikotin, Annonain dll. Kandungan lain : Atsiri Oil, Eucalyptus Oil, Solvent Extraction. PESTONA dibuat dari bahan alami, maka PESTONA bersifat : mudah terurai dialam sehingga tidak mencemari lingkungan, relatif aman bagi manusia, hewan piaraan, serta musuh alami hama tanaman, tanaman/buah bebas residu kimia dan aman dikonsumsi. PESTONA tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat komunikasi seksual,

Page 6: Bahan aktif

penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakkan telur dan dapat bekerja secara kontak dan sistemik. PESTONA memiliki daya kerja dalam mengurangi nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak tanaman lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga/hama.

PESTONA merupakan formula pengendali organik bagi beberapa hama penting pada tanaman pangan, hortikultura dan tahunan, hasil ekstraksi dari berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif :1. Azadirachtin, Alkaloid, Ricin (asam ricin), Polifenol, Eugenol, Sitral, Nikotin, Annonain dll.2. Kandungan lain : Atsiri Oil, Eucalyptus Oil, Solvent Extraction

PESTONA dibuat dari bahan alami, maka PESTONA bersifat :1. Mudah terurai dialam sehingga tidak mencemari lingkungan2. Relatif aman bagi manusia, hewan piaraan, serta musuh alami hama tanaman.3. Tanaman/buah bebas residu kimia dan aman dikonsumsi.

MEKANISME KERJA : PESTONA tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakkan telur dan dapat bekerja secara kontak dan sistemik. PESTONA memiliki daya kerja dalam mengurangi nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak tanaman lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga/hama.

SASARAN :wereng, walang sangit, penggerek batang, belalang, kepik, thrips, tungau, ulat, Uret dll.

ATURAN PAKAI :Larutkan 5 cc – 10 cc / 1 liter air (7-10 tutup/tangki). Aduk sampai merata. Semprotkan/gemborkan pada tanaman yang terkena serangan hama secara merata. Untuk hasil yang maksimal sebaiknya tanaman disemprot/digembor sesering mungkin, minimal 3 (tiga) kali penyemprotan/penggemborkan per musim. Sebaiknya waktu penyemprotan/penggemborkan pada sore hari.

Harga : Rp. 35.000

http://www.produknatural.com/produk/pengendali-hama/pestona-pestisida-organik-nasa/

Confidor ® 70 WS

Page 7: Bahan aktif

Fungisida

Herbisida

Insektisida

Lain-lain

Perawatan Benih

Grup

:   Insektisida

Bahan Aktif : Imidacloprid 70%

Ukuran Kemasan : 5 g

Confidor 70 WS adalah insektisida sistemik sangat baik yang bekerja sebagai racun kontak dan lambung, yang diaplikasikan untuk perlakuan benih tanaman jagung dan kedelai.Confidor 70 WS mempunyai spektrum pengendalian yang luas terutama dalam mengendalikan hama-hama penghisap dan penusuk seperti aphis, wereng daun, dan thrips. Imidakloprid mempunyai mekanisme kerja yang baru seperti dalam protein reseptor serangga yang berbeda dibandingkan dengan produk insektisida konvensional lainnya, sehingga sangat efektif dalam mengendalikan hama-hama yang telah resisten terhadap insektisida-insektisida konvensional tersebut.

Keunggulan-keunggulan:

Sangat efektif untuk pengendalian hama lalat bibit pada tanaman jagung dan kedelai. Di dalam tanah, Confidor 70 WS diserap dengan sangat efisien oleh kecambah dan langsung diangkut ke seluruh daun dan batang tanaman

Berbahan aktif baru yang tergolong dalam grup insektisida chloronicotinyl (CNI) Mempunyai efek pengendalian secara ?long-lasting? dengan dosis yang rendah dan toleran terhadap tanaman Sangat cocok untuk program IPM dan Manajemen Resistensi

 

Rekomendasi:

Tanaman Masalah Dosis Aplikasi

Jagung Seedling Fly Atherigona sp.

1-2 g/kg seed Dicampur dengan benih sebelum ditanam sebagai perlakuan benih

Page 8: Bahan aktif

Kacang Kedelai Bean Fly Ophiomyia phaseoli

0.5-1 g/kg Dicampur dengan benih sebelum ditanam sebagai perlakuan benih.

Kacang Kedelai Shoot Fly Melanagromyza sp.

0.5-1 g/kg Dicampur dengan benih sebelum ditanam sebagai perlakuan benih.

Waktu dan Cara AplikasiDiaplikasikan pada benih sebelum tanam, satu kali aplikasi.Insektisida Confidor 70 WS dimasukkan ke dalam kantong plastic yang cukup besar, kemudian masukkan benih yang akan diperlakukan ke dalamnya, campur hingga merata dan segera tanam di lapang.

Peringatan BahayaDapat menyebabkan keracunan mulut, kulit dan pernafasan. Benih yang sudah diperlakukan dilarang untuk dikonsumsi

Gejala Dini KeracunanApatis, gangguan pernafasan dan gemetar. Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhentilah bekerja, lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke dokter.

Pertolongan Pertama Pada KeracunanTanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini dan cucilah kulit yang terkena dengan air dan sabun.

Apabila insektisida mengenai mata, cucilah segera mata yang terkena dengan air bersih yang mengalir selama 15 menit.

Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan pemuntahan dengan memberikan minum segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur.

Apabila insektisida terhisap, bawalah penderita ke ruangan yang berudara segar dan bila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen

http://www.bayer.co.id/ina/cs_cp_product.php?p_id=32

InsektisidaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Insektisida sintetik adalah bahan-bahan kimia yang bersifat racun yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan, tingkah laku, perkembang biakan, kesehatan, memengaruhi hormon, penghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktifitas lainnya yang dapat memengaruhi organisme pengganggu tanaman (Kardinan 2002). Selain itu, insektisida dapat pula membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman atau

Page 9: Bahan aktif

langsung meracuni serangga tersebut). Penelitian akan dampak penggunaan insektisida sintesis untuk tanaman cabai merah besar telah dilakukan di beberpa kota besar, seperti Cianjur, Semarang, dan Surabya. Pengujian residu insektisida ini menggunakan alat KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Hasil pengujian terhadap beberapa golongan pestisida kemuadian dikaji kembali berdasarkan pola konsumsi cabai orang Indonesia dan dihitung BMR (Batas Maksimum Residu) dari pestisida tesebut dan membandingkannya dengan BMR pustaka. Dari hasil pemeriksaan tersebut terdeteksi pestisida golongan organoklorin seperti lindan, aldrin, heptaklor, endosulfon, paration, klorpirifos, dimethoat, profenofos, dan protiofos. Dari golongan karbamat ang terdeteksi adalah karbofuran, sedangkan golongan piretrin tidak terdeteksi. Secara umum hasil perhitungannya lebih kecil dari BMR pustaka. Penggunaan yang berlebihan dilakukan karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya, selain itu beberapa petani mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan. Namun, penggunaan pereka tini mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada saat panen dan sangat berbahaya apabila residu itu masih ada pada saat produk dihidangkan di meja makan yang seakan-akan menyuguhkan makanan yang berlapis pestisida. Sebagai contoh Widjanarka dari kelompok relawan anti penyalahgunaan pestisida menuturkan bahwa kubis di daerah Cipanas mengandung pestisida sejenis paration 20-29 ppm, kubis dan sawi di daerah Sukabumi juga mengandung pestisida jenis paration 20-29 ppm, kubis dan sawi di daerah Lembang mengandung pestisida jenis methamidopos 14-41 ppm (WALHI 1987). Berdasarkan hal tersebut dapat kita bayangkan jika kita mengonsumsi makanan yang mengandung residu pestisida tersebut dalam 100 g setiap hari maka dalam setahun kita mengonsumsi bahan aktif pestisida sekitar 5,5-12,75 g setara dengan ¾ liter atau ½ kaleng racun nyamuk yang jika diminum dapat menimbulkan kematian. Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida (WALHI 1987). Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun (Kusnaedi 2003).

Agrios. 1998. Plant Pathologi. New York: Academic Press. BPS (Biro Pusat Statistik). 2007. Data produksi sayuran Indonesia. http://www.deptan.go.id/bdexim/. [6 April 2007] BPS (Biro Pusat Statistik). 2007. Data ekspor-impor sayuran Indonesia. http://www.deptan.go.id/bdexim/. [6 April 2007] Ditjen BPPHP. 2002. Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia Tahun 2000-2001. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. Hamijaya MZ dan Asikin A. 2005. Teknologi ”Indiggenous” dalam mengendalikan hama padi di Kalimantan Selatan. Dalam Simposium Nasional, Ketahanan dan Keamanan Pangan pada Era Otonomi dan Globalisasi. Bogor 22 November 2005. Irliyandi F. 2006. Pembentukan Badan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut (BP-DPL) dengan model Co-Managemant sebagai Alternatif Solusi Pengelolaan Berkelanjutan di Kepulauan Raja Ampat. Lomba Karya Tulis Mahasiswa Lingkungan Hidup. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Kalie MB. 1996. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Kamrin MA. 1997. Pesticide Profiles: Toxicity, Environmental, Impact, and Fate. New York: Lewis Publisher. Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). 1987. Teropong Masalah Pestisida (Terompet). Jakarta: WALHI. Pomeroy, Robert. 2004. Fisheries co-Management A Fact Sheet for Connecticut Fishermen. Connecticut

Page 10: Bahan aktif

Sea Grant Extension. Department of Agriculture and Resource Economics University of Connecticut. Prijono D. 1999. Prospek dan strategi pemanfaatan insektisida alami dalam PHT. Di dalam: Nugroho BW, Dadang dan Prijono D, editor. Bahan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida alami, Bogor 9-13 Agustus 1999. Bogor: pusat Kajian PHT IPB. Halaman 1-7. Sabari SD, Broto W, Mulyani T, Yuni S, Pratikno S. 2001. Perbaikan teknologi penyadapan dan pengawetan getah pepaya segar untuk produksi papain. Jurnal Hortikultura 11 (3):196-206.

http://id.wikipedia.org/wiki/Insektisida

http://id.wikipedia.org/wiki/Insektisida

Katalog Produk: Crespo 18 ECCara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman:

Botol @ 100 ml dan Botol 50 ml

Keterangan: Crespo 18 EC adalah insktisida dan akarisida sebagai racun kontak dan lambung untuk mengendalikan hama pada tanaman: kubis, Cabai, Kentang, Tomat, Kedelai, Kacang Panjang, Kacang hijau. Bahan Aktiv Abamektin 18 g/ l

Hara - Organik plus Wokozim PT. Petrokimia Kayaku

Wokozim adalah hara organik plus yang menjadikan tanaman sehat alami dan meningkatkan paen yang bermutu tinggi

Dapat digunakan pada tanaman : Padi, Jagung, kedelai, kacang tanah, buncis, kacang panjang. kapri, cabai, tomat, paprika, bawang merah, bawang putih, kubis, kol bunga, wortel, lobak, kentang, semangka, melon, apel, anggur, jeruk, kopi, kakao, lada, tebu, tebu, teh, tembakau, anggrek, mawar dan krisan.Negara Asal: Indonesia

Cara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman:

1 liter

http://sahabatpetani.indonetwork.co.id/1303829/hara-organik-plus-wokozim-pt-petrokimia-kayaku.htm

Selamat Datang di

Page 12: Bahan aktif

Pembayaran:

Kemas & Pengiriman:

1 liter / botol

Keterangan: Bregadium Water PA-71 merupakan nutrisi cair hasil ekstraksi sari tanah dengan menggunakan proses Hypernano Technology untuk mendapatkan mineral complex yang dibutuhkan semua jenis tanaman antara lain: Aluminium, Barium, Boron, Cadmium, Calcium, Cobalt, Cuprum, Ferrum, Magnesium, Manganese, Molybdenum, Phosphorus, Potassium, Sodium, Selenium, Sulphur, Zinc, dan Lanthanum, Cerium yang tergolong dalam rare earth metals dan sebagai electrical nutritions.Bregadium Water PA-71, nutrisi cair berbasis ramah lingkungan dan tidak beracun sehingga aman untuk digunakan.

Kandungan mineral complex dan electrical nutritions tersebut berfungsi : - Mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan daun.- Merangsang pertumbuhan bunga, dan buah.- Menaikan jumlah chlorophyll tanaman.- Mencegah diserangnya bakteri dan jamur pathogens pada tanaman.- Meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman.- Meminimalkan kegagalan panen dan kerusakan pada tanaman.- Mempercepat penyerapan nitrogen dalam udara bebas.- Memberikan warna segar dan cerah pada tanaman.- Menambah dan mempertahankan unsur hara dalam tanah.

Bregadium Water PA-71 ( Tanaman Pangan)

Dapat digunakan untuk tanaman pertanian antara lain: Padi, Jagung, Kedelai, Kacang – kacangan, Ubi Jalar, Ketela Pohon, Sorgum, Wijen, Tebu, Kelapa Sawit, Kapas, dll.

Cara Pemakaian:

1. Campurkan 1 liter Bregadium Water PA-71 dengan 100 liter air bersih ( perbandingan 1 : 100) kemudian aduk secara merata, siramkan secukupnya pada pangkal batang/ akar tanaman. Pada daun, campurkan 1 liter Bregadium Water dengan 500 liter air bersih ( perbandingan 1 : 500) , aduk secara merata kemudian semprotkan pada daun tanaman secukupnya. Pemberian nutrisi dapat dilakukan 2-3 kali sampai periode masa panen.

2. Untuk Penanaman Awal, campurkan 1 liter Bregadium Water PA-71 dengan 500 liter air bersih ( perbandingan 1 : 500) kemudian aduk secara merata. Benih yang berupa biji -bijian

Page 13: Bahan aktif

dilakukan perendaman selama 5-8 jam sebelum dilakukan penanaman, sedangkan benih yang bukan berupa biji-bijian cukup dibasahi terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman.

3. Untuk Media Tanam, campurkan 1 liter Bregadium Water PA-71 dengan 100 liter air bersih ( perbandingan 1 : 100) kemudian aduk secara merata. Semprotkan secukupnya pada tanah/ media tanam secara merata sebelum ditabur benih atau ditanam bibit.

4. Untuk Perawatan dan Pemeliharaan, tanaman yang berumur panjang/ berbatang keras, campurkan 1 liter Bregadium Water PA-71 dengan 100 liter air bersih, aduk secara merata kemudian siramkan atau semprotkan pada pangkal batang/ akar tanaman secukupnya. Diberikan secara berkala 1 bulan sekali.

http://bregadiumwater.indonetwork.co.id/2183247/bregadium-water-pa-71.htm

Katalog Produk: SEVIN 85 SNegara Asal: Indonesia

Harga: Rp.13.250 (100 Gr) dan Rp.61.500 (500 Gr)

Cara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman:

100 gram dan 500 gram

Keterangan: SEVIN 85 SGrup : InsektisidaBahan Aktif : Carbaryl 85% Ukuran Kemasan : 100 g, 250 g, 500 g

Sevin adalah insektisida yang berasal dari grup carbamate. Sevin memiliki cara kerja yang luas dan punya kecepatan kerja yang beragam ( mulai dari sedang hingga cepat) dengan jumlah residu yang tidak terlalu banyak. Sangat cocok digunakan untuk beragam tanaman dan serangga. Memiliki tingkat racun yang rendah untuk manusia, burung, ikan dan hewan lain dan sangat efektif untuk mengatasi serangga yang imun terhadap pestisida jenis lain.

Cara KerjaSevin adalah insektisida residual cholinesterase inhibiting. Insektisida ini membunuh serangga dengan cara racun kontak dan lambung. Secara umum, racun kontak bekerja dengan baik untuk hama kumbang sementara ulat dan belalang harus mencerna cukup banyak meteri untuk akhirnya mencapai dosis

Page 14: Bahan aktif

yang mematikan. Sevin juga telah terbukti efektif melawan lebih dari satu tahap dalam tahapan kehidupan beragam serangga.Rekomendasi:

Tanaman

Masalah

Dosis

AplikasiJagung

LocustLoc usta migratoria

1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Jagung

ArmywormSpodoptera litura

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Kapas

Spiny bollwormEarias sp.

1-2 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Coconut

Rhinoceros beetleOryctes rhinoceros

1-2 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Coconut

Stem borerRhynchoporus sp.

1-2 kg/ ha

Page 15: Bahan aktif

Foliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Coconut

CaterpillarArtoma catoxantha

1-2 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Coconut

White flyAleurodicus destructor

1-2 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Kopi

Mealy bugPseudococcus citri

2 g/ lFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Kopi

Scale InsectCoccus viridis

2 g/ lFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Kopi

Berry borerStephanoderes hampei

2 g/ lFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Minyak sawit

Nettle caterpillarThosea asigna

1-2 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Lada

Berry borerLophobaris piperis

Page 16: Bahan aktif

2.5 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Kacang Kedelai

Leaf rollerLamprosema indicata

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Kacang Kedelai

Leaf beetlePhaedonia inclusa

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Kacang Kedelai

Semi LooperPlusia chalcites

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Kacang Kedelai

Pod BorerEtiella zinckenella

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Kacang Kedelai

ArmywormSpodoptera litura

1-1.5 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.Tebu

StemborerPhragmatocia castaneae

2.5 kg/ ha

Page 17: Bahan aktif

Foliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Teh

Leaf rollerCaloptilia theivora, Enarmonia leucostoma, Homona coffearia

1.2 kg/ haFoliar spray. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi.Tembakau

ArmywormSpodoptera litura

0.5-1 kg/ haFoliar spray, dengan volume air 500 l/ ha. Aplikasikan pada daerah yang terinfeksi, dengan 7 hari interval.

Informasi Soal Racun dan Keamanan

LD50 Acute ToxicityOral, rat: 63.4 mg/ kgDermal rat : > 2000 mg/ kg

Identifikasi BahayaBerbahaya bila terhisap dan tertelanJarang sekali terlihat efek carcinogenic.Sangat beracun bagi organisme air.

Gejala KeracunanGangguan disturbances, dysnoea, mengecilnya jalan pernafasan, bradycardia, miosis, clonic spasms. If ingestion gatrointestinal irritation, muali, muntah, diare.

Penawar RacunAtropine

Pertolongan PertamaInformasi UmumPindahkan korban dari daerah berbahaya. Langsung pindahkan pakaian yang terkena tanah atau terkena insektisida.

Bila TerhisapPindahkan korban dari tempat yang terkontaminasi tanpa membahayakan diri sendiri. Bila terjadi masalah pernafasan beri oksigen.

Bila TertelanBawa korban ke udara bersih, panggil dokter secepatnya.

Page 18: Bahan aktif

Bila Terjadi Kontak KulitCuci segera kulit yang terkena dengan air dan sabun dalam jumlah banyak.

Bila Terkena MataCuci mata dengan air yang banyak selama kurang lebih 15 menit, konsultasikan dengan spesialis mata

Bila TertelanCuci mulut dengan air. Upayakan pemuntahan bila pasien sadar, dilakukan dalam 30 menit setelah penelanan dan blila pertolongan medis tak dapat diperoleh ( muntahan tidak boleh masuk jalan pernafasan) . Upayakan badan tetap tenang, lindungi dari kehilangan panas tubuh, Panggil dokter dan beritahukan soal Safety Data Sheet.

Informasi untuk dokter: Tindakan penanganan: Dosis tinggi dari atropine ( 1 sampai 4 mg untuk orang dewasa) dapat diulang bila diperlukan.

http://pusatpestisida.indonetwork.co.id/2223142/sevin-85-s.htm

Katalog Produk: Aluminium Phosphide 56% ( MEPHOS 56 TB)Negara Asal: Belgia

Harga: Contact Via Email or Phone

Cara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T), Tunai, Cek Bank

Kemas & Pengiriman:

334 tablets (3 grams each) / Can

Keterangan: Fumigan - Aluminium Phosphide 56% Produksi MEBROM. NV, Belgium.

MEPHOS dapat di aplikasikan pada berbagai tempat penyimpanan, seperti : Silo, Gudang, Kontainer, Kapal dan lain-lain.

Keuntungan MEPHOS : - Tidak merusak mutu / zat gizi komoditi.- Tidak merubah rasa, aroma dan warna komoditi.- Residunya sangat rendah dan mudah hilang dengan aerasi atau penganginan.- Aman bagi lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon.

Efektif, Mudah digunakan, Ekonomis , Aman bagi Lingkungan dan

Page 19: Bahan aktif

Komoditi.

Komiditi pertanian / pangan yang disimpan sangat mudah terserang hama gudang seperti : Tribolium sp., Sitophilus sp., Rhyzopertha dominica, dll. Untuk melindunginya, Anda memerlukan fumigan MEPHOS pembasmi hama gudang yang sangat efektif.

Komoditi yang dapat difumigasi dengan MEPHOS , yaitu :

Biji-bijian, Padi-padian, Kacang-kacangan, Benih tanaman, Kapas, Rumput-rumputan, Buah-buahan, Buah yang diawetkan, Sayuran yang diawetkan, Bahan jamu, Cengkih, Jahe kering, Kakao, Kopi, Teh, Lada, Pala, Tembakau, Kelapa sawit, Kopra, Susu bubuk, Tapioka, Gaplek, ikan asin, Pakan ternak, Kayu, Bambu, rotan, Produk-2 dari kulit.

http://indonetwork.co.id/Grasse_Arum_Lestari/1744294/aluminium-phosphide-56-mephos-56-tb.htm

Page 20: Bahan aktif

HERBATOP 276, Herbisida, email : k111222444@ yahoo.com, HP 0812 103 604 79

HERBATOP 276, Herbisida, email : k111222444@ yahoo.com, HP 0812 103 604 79

SPESIFIKASI PRODUK:

1. Bahan Aktif* Paraquat Dikhlorida 276 gr/ l2. SifatReaksi bersifat kontak dan hanya mematikan jaringan tanaman yang terkena semprotan larutan herbisida ini.

3. Bentuk Larutan dan Kemasan

Herbatop 276 AS di formulasi dalam bentuk larutan Herbatop 276 AS di formulasi dalam bentuk larutan berwarna coklat gelap dan larut dalam air.

Kemasan tersedia : 1. Botol isi 0, 5 liter dan 1 liter2. Jerican plastik isi 5 liter dan 20 liter3. Drum plastik isi 200 liter

4 Sasaran HERBATOP 276

Pengendalian gulma tanaman perkebunan seperti Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Teh, Tebu, dll.Persiapan lahan pada budidaya tanaman di lahan pasang surut dan padi sawahPenyiangan gulma pada budidaya tanaman jagung di lahan tegalan.HERBATOP 276, Herbisida, email : k111222444@ yahoo.com, HP 0812 103 604 79.Negara Asal: Indonesia

Harga: email : [email protected], HP 0812 103 604 79

Cara Pembayaran:

Tunai

Jumlah: Lot

Kemas & Pengiriman:

Standard

http://alatpertanian.indonetwork.co.id/2213867/herbatop-276-herbisida-email-k111222444-yahoo-com-hp-0812.htm

Katalog Produk: Racumin ( Bahan umpan untuk pengendalian Tikus Rumah & Tikus Sawah) Produksi BAYER ENVIRONMENTAL SCIENCE

Page 21: Bahan aktif

(Gambar)

Negara Asal: Jerman

Harga: Rp. 215.000,- /kg, belum termasuk PPn 10%

Cara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman:

1 box (12 x 1 kg)

Keterangan: RACUMINBahan aktif : Coumatetralyl 0, 75 % LD50 ± 16, 5 mg/ kg ( oral) * LD50 ± 23-30 mg/ kg ( dermal) *

Racumin adalah rodentisida antikoagulan, berbentuk tepung warna biru sangat efectif untuk mengendalikan tikus rumah ataupun tikus sawah. Dapat mengakibatkan pendarahan ( blooding) pada tikus, sebagai akibat pecahnya pembuluh darah. Sehingga akan terjadi penurunan kemampuan dan mobilitas untuk memanjat, lari serta daya penciuman. Pemasangan umpan dilakukan bila ditemukan tanda-tanda keberadaan tikus berupa ; jejak, jalan, kotoran atau liang. Yang berdasarkan sensus populasi, yaitu bila > 20 % umpan sensus termakan. Pasang umpan pada 5 titik / hektar.

Keberhasilan pengendalian ditentukan oleh kerjasama antara client dengan PCO, khususnya dalam hal pengawasan sanitasi lingkungan, diantaranya dengan mengantisipasi adanya lubang, tempat persembunyian dan menutup jalan masuk / keluarnya tikus.

Takaran : Campurkan 2 kg ( 10 gelas) bahan. umpan ( beras, jagung, kedelai) dengan 20 ml ( 3 sendok) minyak.goreng. Aduk rata lalu campur dengan 100 gr Racumin hingga warna birunya merata.

Page 22: Bahan aktif

Isikan 100 gr umpan tsb pada tempat & letakan dgn jarak 50 m antar umpan, ke tempat yang biasa dilalui tikus. Pemasangan umpan harus terus menerus sampai tidak termakan. Bila perlu ganti/ tambah jika umpan rusak/ habis. Lindungi umpan dari air / hujan.

untuk info lebih detail silahkan klik : http: / / winade.co.id atau hubungi kami di 031-91094095 , Blackberry PIN 238e574f

Kenalkan ke teman Anda

Katalog Produk: Racumin ( Bahan umpan untuk pengendalian Tikus Rumah & Tikus Sawah) Produksi BAYER ENVIRONMENTAL SCIENCE

(Gambar)

Negara Asal: Jerman

Harga: Rp. 215.000,- /kg, belum termasuk PPn 10%

Cara Pembayaran:

Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman:

1 box (12 x 1 kg)

Keterangan: RACUMINBahan aktif : Coumatetralyl 0, 75 % LD50 ± 16, 5 mg/ kg ( oral) * LD50 ± 23-30 mg/ kg ( dermal) *

Racumin adalah rodentisida antikoagulan, berbentuk tepung warna biru sangat efectif untuk mengendalikan tikus rumah ataupun tikus sawah. Dapat mengakibatkan pendarahan ( blooding) pada tikus, sebagai akibat pecahnya pembuluh darah. Sehingga akan terjadi penurunan kemampuan dan mobilitas

Page 23: Bahan aktif

untuk memanjat, lari serta daya penciuman. Pemasangan umpan dilakukan bila ditemukan tanda-tanda keberadaan tikus berupa ; jejak, jalan, kotoran atau liang. Yang berdasarkan sensus populasi, yaitu bila > 20 % umpan sensus termakan. Pasang umpan pada 5 titik / hektar.

Keberhasilan pengendalian ditentukan oleh kerjasama antara client dengan PCO, khususnya dalam hal pengawasan sanitasi lingkungan, diantaranya dengan mengantisipasi adanya lubang, tempat persembunyian dan menutup jalan masuk / keluarnya tikus.

Takaran : Campurkan 2 kg ( 10 gelas) bahan. umpan ( beras, jagung, kedelai) dengan 20 ml ( 3 sendok) minyak.goreng. Aduk rata lalu campur dengan 100 gr Racumin hingga warna birunya merata. Isikan 100 gr umpan tsb pada tempat & letakan dgn jarak 50 m antar umpan, ke tempat yang biasa dilalui tikus. Pemasangan umpan harus terus menerus sampai tidak termakan. Bila perlu ganti/ tambah jika umpan rusak/ habis. Lindungi umpan dari air / hujan.

untuk info lebih detail silahkan klik : http: / / winade.co.id atau hubungi kami di 031-91094095 , Blackberry PIN 238e574f

Kenalkan ke teman Anda

http://ptwinadewahyumas.indonetwork.co.id/1193884/racumin-bahan-umpan-untuk-pengendalian-tikus-rumah-tikus.htm