Bahan Ajar Sosial Kependudukan
description
Transcript of Bahan Ajar Sosial Kependudukan
BAHAN AJAR SOSIAL KEPENDUDUKAN
Sub dit Statistik Kerawanan SosialDirektorat Statistik Ketahanan Sosial
SUB DIT STATISTIK KERAWANAN SOSIAL
Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kerawanan Sosial
SUB DIT STATISTIK KERAWANAN SOSIAL
Seksi Statistik Kemiskinan Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan,
penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kemiskinan
Seksi Statistik Kerawanan Sosial Baru Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan,
penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kerawanan Sosial Baru
DEFINISI KEMISKINAN (1) Chambers, bahwa si miskin diliputi lima
ketidakberuntungan yang meliputi ; (1) kemiskinan (poverty), (2) fisik yang lemah (physical weakness), (3) kerentanan (vulnerability), (4) keterisolasian (isolation), (5) ketidakberdayaan (powerlessness).
The denial of opportunities and choices… to lead a long, healthy, creative life and to enjoy a decent standard of living, freedom, dignity, self-esteem and the respect of others...’.UNDP (90)
DEFINISI KEMISKINAN (2) World Bank (2004) melihat kemiskinan dari sisi
ketiadaan akses, “Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Poverty is not having acces s to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear for the future, living one day at a time. Poverty is losing a child to illness brought about by unclean water. Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom.”
POVERTY ANALYSIS ASKS …
Berapa jumlah si miskin?
Siapa si Miskin?Mengapa mereka
miskin?What happens to
poverty … ?
Measurement
ProfileDeterminants
Policy
KONSEP KEMISKINAN (1) Absolut/Mutlak merupakan standar
kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhaan dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non makanan.
exp: membandingkan dgn GK
KONSEP KEMISKINAN (2)
Relatif standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin secara relatif exp: membandingkan dgn distribusi income
SEBAB KEMISKINAN (1)
Cultural -> diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekat dengan indikator kemiskinan
SEBAB KEMISKINAN (2)
Struktural -> “Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai atau didalihkan bersebab dari kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan”. Dikatakan tak menguntungkan karena tatanan itu tak hanya menerbitkan akan tetapi (lebih lanjut dari itu!) juga melanggengkan kemiskinan di dalam masyarakat. (Suyanto 1995)
UKURAN KEMISKINANa. Ukuran Moneter 1) Garis kemiskinan pendapatan 2) Garis kemiskinan konsumsi
b. Ukuran kesejahteraan Non Moneter : 1) Indikator berbasis ART, misal: IMR, APS, e0; 2) Indikator berbasis karakteristik ruta misal: kondisi rumah, proporsi pengeluaran makanan
PENGHITUNGAN PENDUDUK MISKIN Sensus Kemiskinan Peta penduduk Miskin Indonesia, 2000
(Povmap) Pemetaan kemiskinan kecamatan, 2005 Pendekatan spesifik daerah dan sayang
budaya di Sumba Timur Pendataan PSE 2005 Program Pedataan Perlindungan Sosial
2008
METODE PENGHITUNGAN KEMISKINAN
BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
SUMBER DATA
Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Kor yang dilaksanakan pada bulan Maret 2009 dengan jumlah sampel 68.000 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, digunakan hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok non makanan.
METODEMetode menghitung Garis Kemiskinan
(GK), Menggunakan dua komponen yaitu: Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan
(GKNM),
GK= GKM + GKNM
METODE 2 Penghitungan garis kemiskinan
dilakukan secara terpisah untuk masing-masing provinsi daerah perkotaan dan perdesaan.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
INDIKATOR KEMISKINAN Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk
miskin yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK). Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1)
yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
INDIKATOR KEMISKINAN (2)
DISTRIBUSI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN
Distribusi bedakan menjadi dua: Distribusi Personal (distribusi ukuran):
digunakan untuk melihat pembagian pendapatan perkapita dari total pendapatan, biasanya dikelompokkan menurut kelas pendapatan, menurut wilayah, wilayah, profesi, pendidikan dan waktu•
Distribusi fungsional :digunakan sebagai alat analisis untuk melihat pembagian pendapatan suatu wilayah berdasarkan sumber-sumber pendapatan atau faktor produksi, misal: berapa persen andil sektor perdagangan dalam GDP nasional dll
DISTRIBUSI PENDAPATAN Conrad Lorenz: menggambarkan
distribusi secara grafis, pada sumbu horisontal digambarkan persentase komulatif penerima pendapatan dan pada sumbu vertikal digambarkan persentase komulatif pendapatan yang diterima. Dapat membandingkan berbagai wilayah dan waktu, serta pengaruh berbagai variabel terhadap distribusi.
KURVA LORENZ
INDEKS GINI
UKURAN KESENJANGAN LAIN
KERAWANAN SOSIAL BARU Indikator Kerawanan Sosial
Studi Khusus Perdagangan Orang
THE VICIOUS CIRCLE OF POVERTY
Vulnerabilitas: Ketidakamanan yang mengancam kesejahteraan individu, rumah tangga atau komunitas yang berhadapan dengan perubahan situasi lingkungan sosial fisik dan budaya. Moser (1996)
DEFINISI KERAWANAN SOSIAL (2)
DEFINISI KERAWANAN SOSIAL (1) Social vulnerability reflect” … the
degre to which societies or socio economic groups are affected by stresses and hazards, whether brought about external forces or intrinsic factors – internal and external – that negatively impacts the social cohesion of country” (UNDP 2000)
KEMISKINAN DAN KERAWANAN
Vulnerability and poverty interact with each other, creating a vicious circle in which the two reinforce each other. Poor people are the most vulnerable to economic shocks, material losses and losses of well-being. (UN 2003)
Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008
Kota Indeks Kerawanan
1171 Kota Banda Aceh' 0.16
Kerawanan Rendah
1172 Kota Sabang' 0.161771 Kota Bengkulu' 0.181174 Kota Lhokseumawe' 0.191275 Kota Medan' 0.208272 Kota Tidore Kepula 0.201971 Kota Pangkal Pinang 0.213376 Kota Tegal' 0.217471 Kota Kendari' 0.223574 Kota Probolinggo' 0.223374 Kota Semarang' 0.22
Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008
Kota Indeks Kerawanan
3672 Cilegon' 0.23
Kerawanan Sedang
1371 Kota Padang' 0.236471 Kota Balikpapan' 0.242172 Kota Tanjung Pinan 0.247472 Kota Baubau' 0.245171 Kota Denpasar' 0.246474 Kota Bontang' 0.257372 Kota Pare Pare' 0.257371 Kota Makassar' 0.257571 Kota Gorontalo' 0.252171 Kota Batam' 0.263578 Kota Surabaya' 0.265271 Kota Mataram' 0.271271 Kota Sibolga' 0.279471 Kota Jayapura'. 0.271377 Kota Pariaman' 0.271173 Kota Langsa' 0.283375 Kota Pekalongan' 0.288171 Kota Ambon' 0.293575 Kota Pasuruan' 0.291871 Kota Bandar Lampun 0.297172 Kota Bitung' 0.307271 Kota Palu' 0.30
Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008
Kota Indeks Kerawanan
1473 Kota Dumai' 0.31
Kerawanan Tinggi
6172 Kota Singkawang' 0.329171 Kota Sorong' 0.328271 Kota Ternate' 0.336473 Kota Tarakan' 0.335272 Kota Bima' 0.337373 Kota Palopo' 0.343274 Kota Cirebon' 0.343175 Kota Jakarta Utara 0.365371 Kota Kupang' 0.377171 Kota Manado' 0.39
Variabel Indeks Kerawanan Sosial Hasil Analisis Faktor
1 Pendidikan di bawah SLTA
2 Korban Kejahatan
3 Keluhan Kesehatan
4 Kelompok pengeluaran rendah dengan KRT wanita
5 Rumah tangga dengan KRT tidak bekerja
6 Rumah tangga dengan KRT Wanita
7 Rumah tangga dengan Lantai tanah
8 Sumber air minum
9 Penduduk 15 tahun ke atas yang buta aksara
10 Dependency Ratio
11 Rumah tangga dengan luas lantai perkapita < 8 m2
12 Desa Terjadi Bencana
13 Desa ada pemukiman di bantaran sungai
14 Desa ada pemukiman kumuh
15 Desa Terjadi Konflik massal
ELEMENTS OF HUMAN TRAFFICKING
On the basis of the definition given in the Trafficking in Persons Protocol, it is evident that trafficking in persons has three constituent elements;
The Act (What is done) Recruitment, transportation, transfer, harbouring or receipt of persons
The Means (How it is done) Threat or use of force, coercion, abduction, fraud, deception, abuse of power or vulnerability, or giving payments or benefits to a person in control of the victim
The Purpose (Why it is done) For the purpose of exploitation, which includes exploiting the prostitution of others, sexual exploitation, forced labour, slavery or similar practices and the removal of organs.
HUMAN TRAFFICKING