Bahan Ajar MK Dasar-Dasar Koperasi

download Bahan Ajar MK Dasar-Dasar Koperasi

of 62

description

bahan ajar

Transcript of Bahan Ajar MK Dasar-Dasar Koperasi

BAB I

PAGE 62

BAB I

KONSEP DASAR DALAM PERKOPERASIAN

I. Standar Kompetensi

1. Mengembangakan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelengaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan Konsep Dasar Dalam Perkoperasian

III. Pertemuan : 4 X 50 MenitIV. Materi Perkuliahan

1.1 Pengertian Koperasi

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara suka rela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokrasi.

Berikut ini adalah dua pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal koperasi lebih jauh. Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk memberikan keperluan hidupnya. Mencapai keperluan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokrasi masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993).

Berdasarkan kedua defenisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam koperasi setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Sebagai suatu bentuk koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuan ekonomi secara efisien, sedangkan sebagai perkumpulan orang koperasi memiliki watak sosial, keuntungan bukan tujuan utama koperasi sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta, (1954), yang lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian mengenai koperasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2. Bentuk kesamaan dalam koperasi bersifat sukarela

3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama

4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.

5. Resiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.

1.2 Pengertian Landasan Koperasi

Ladasan koperasi indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peranan, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana ditanyakan dalam UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi di indonesia mempunyai landasan sebagai berikut :

landasan AdilSesuai dengan bab II UU No. 25/1992, ladasan Adil koperasi indonesia adalah pancasila. Penempatan pancasila sebagai landasan koperasi indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa indonesia ini merupakan jiwa dan semangat bangsa indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.

Dengan kedudukan seperti itu, maka wajarlah pancasila diterima sebagai landasan idiil koperasi ataupun organisasi-organisasi lainnya di indonesia. Pancasila, dengan masing-masing silanisasi-silanisasi lainnya akan akan menjadi pedoman yang akan menghargakan semua tindakan koperasi dan organisasi-organisasi itu dalam mengemban fungsi masing-masing di tenaga-tenaga kehidupan masyarakat. Pancasila yang dimaksud disini adalah rumusan yang ada didalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpim oleh hikma dan kebijaksanaan dalam permusayaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

1.3 Tujuan Koperasi

Sebagaimana telah disinggung berulang kali dalam bab-bab sebelumnya, tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotannya. Namun demikian, karena dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya itu koperasi berpegang pada asas dan prinsip-prinsip ideal tertentu, maka kegiatan koperasi biasanya juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu karena perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu dalam konteks indonesia, sebagaimana telah dikutip dalam BAB I dimuka, pernyataan mengenai tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992 menurut pasal itu tujuan koperasi indonesia adalah sebagai berikut : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masayarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur dilandaskan pancasila dan UUD 1945. berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1995 itu, dapat disaksikan bahwa tujuan koperasi indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut :

1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotannya

2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan

3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Dengan kegiatan tujuan tersebut, mudah dimengerti bila koperasi mendapat kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian indonesia. Ia tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinayatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun dinegeri ini, tapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.

1.4 Koperasi Gotongroyong Dan Badan Usaha Non Koperasi

Koperasi

a. Mempunyai kedudukan sebagai badan hukum.

b. Mempunyai aturan tertulis, yaitu anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu demi kelangsungan usaha koperasi.

c. Hubungan antara anggota bersifat rasional dan objektif

d. Mempunyai cara-cara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan usaha yang teratur dan berkelanjutan.

e. Bersifat dinamis dan peka terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Gotongroyong

a. Bukan merupakan badan hukum

b. Biasanya tidak mempunyai aturan-aturan tertulis

c. Hubungan antara anggota cenderung bersifat emosional

d. Cenderung bersifat statis dan tradisional

e. Bertindak secara spontan, sporadis dan tidak teratur.

Perbedaan Antara Koperasi Dan Perseroan Terbatas

KOPERASIPERSEROAN TERBATAS

1. Tujuan

Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi terutama untuk memperbaiki kesejahteraan para anggota

2.Keanggotaan, Modal Dan KeuntunganAnggota adalah yang utama, jadi koperasi adalah kumpulan dari orang-orang. Modal adalah sebagai alat. Keuntungan yang diperoleh dibagi kepada anggota menurut jasa masing-masing

3. Tanda Peserta

Koperasi hanya mengenal satu macam keanggotaan dan tanda peserta tidak boleh diperjual belikan

4. Pemilian Dan Hak Suara

Tidak ada perbedaan hak suara diantara sesama anggota. Satu anggota satu suara dan hak suara tidak boleh diwakilkan

1. Tujuan

Mencari keuntungan sebesar-besarnya

2. Keanggotaan, Modal dan Keuntungan

Modal adalah primer. Jadi merupakan kumpulan modal orang adalah sekunder. Jumlah modal menentukan besarnya hak suara dan keuntungan dibagi menurut besar/kecilnya modal.

3. Tanda peserta

Dinamakan persero atau saham. Terdapat lebih dari satu jenis mempunyai hak yang berbeda-beda. Selain itu saham boleh diperjual belikan.

4. Pemilian dan Hak suara

Saham dapat berpusat pada suatu atau beberapa orang, sehingga bisa terjadi konsentrasi modal, dengan konsekuensi bahwa kebijaksanaan tersebut bisa haya di tentukan oleh satu atau dua orang saja, dimana saham terpusat. Hak suara boleh diwakilkan.

1.5 Peranan Koperasi

Koperasi pada dasarnya adalah organisasi ekonomi dari orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang dalam gerakan usahanya tidak hanya mementingkan motif ekonomi. Selain merupakan suatu bentuk perusahaan yang memerlukan keuntungan koperasi juga memiliki motif sosial. Sebagaimana tercermin dalam asas dan prinsip yang dianutnya, koperasi adalah suatu bentuk perusahaan yang berasas kekeluargaan dan dikelola secara demokratis.

Berdasarkan dua motif itu, dengan sendirinhya koperasi memiliki dua peran penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Peran pertama adalah dalam bidang ekonomi. Sedangkan peranan kedua adalah dalam bidang sosial. Sebagaimana akan dibahas dibawah ini, peran koperasi dalam kedua bidang itu bersifat saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan dari hakikat koperasi sebagai suatu bentuk perusahaan alternatif.

1.5.1 Peran Koperasi Dalam Bidang Ekonomi

Sebagai suatu organisasi ekonomi, peran utama tentulah dalam bidang ekonomi. Namun demikian, karena asas dan prinsip koperasi berbeda dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya, peran koperasi dalam bidang ekonomi tentu berbeda pula dari fungsi dan peran bentuk-bentuk perusahaan lainnya itu. Peran koperasi dalam bidang ekonomi secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Menubuhkan motif berusaha lebih berprikemanusiaan. Dalam melakukan usahanya, koperasi tidak menjadikan keuntungan, sebagai motif utamanya. Motif utama koperasi adalah memberikan pelayanan, bukan mencari keuntungan.

2. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil. Pembagian sisa hasil usaha dalam koperasi tidak didasarkan atas besarnya modal. Tetapi didasarkan atas perimbangan jasa dan partisipasi masing-masing anggota dalam membentuk volume usaha perusahaan bermaksud mencari keuntungan. Koperasi adalah perkumpulan orang. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

3. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Dengan dijadikan sebagai pelayanan motif utamanya. Harga barang dan jasa yang ditawarkan koperasi harus lebih murah daripada ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan kapitalis. Sehingga orang-orang dengan kemampuan ekonomi terbatas tetap dapat memenuhi kebutuhannya dengan harga terjangkau

4. Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Keuntungan yang diperoleh koperasi tidak dinikmati oleh seorang-seorang melainkan dibagi kembali kepada para anggotanya, sesuai dengan perimbangan jasa dan partisipasi masing-masing anggota itu dalam membentuk volume usaha koperasi.

5. Menyederhanakan dan mengefisienkan sistem tataniaga, yaitu dengan cara

a. Mengurangi mata rantai perdagangan yang tidak perlu.

b. Melindungi konsumen dari iklan yang membingungkan

c. Menghilangkan praktik-praktik tataniaga yang tidak benar dan tidak jujur

6. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan. Koperasi memberikan kesempatan kepada semua anggotanya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan mengikutsertakan setiap anggota dalam mengelola dan mengawasi perusahaan.

7. Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, atau diantara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan. Sebagai suatu organisasi ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi menghindari segala bentuk praktik penumpukan barang, yang ditujukan semata-mata untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

8. Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapat secara efektif, menumbuhkan kebiasaan yang baik dalam pola konsumsi, membiasakan hidup hemat dan mengembangkan jiwa membangun bagi kesejahteraan umat manusia.

1.5.2 Peran Koperasi Dalam Bidang Sosial

Sebagaimana halnya peran koperasi dalam bidang sosial juga sangat erat kaitannya dengan asas dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Karena itulah sebagaimana disinggung diatas peran ekonomi dan peran sosial koperasi pada dasarnya saling berkaitan satu sama lain. Keduanya ibarat dua sisi dari sekeping uang yang sama. Peran koperasi dalam bidang sosial dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Mendidik anggota-anggota untuk memiliki semangat bekerja sama baik dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka, maupun membangun tatanan sosial yang lebih prikemanusiaan. Dengan cara itu koperasi membantu mengembangkan prakarsa-prakarsa perseorangan untuk mengembangkan martabat dan harga dirinya.

2. Mendidik anggota-anggota untuk memiliki semangat berkorban, sesuai dengan kemampuan masing-masing, demi terwujudnya suatu tatanan sosial yang adil dan beradab

3. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi, yang tidak dibangun diatas hubungan-hubungan kebendaan, melainkan atas rasa persaudaraan dan kekeluargaan

4. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis, yang menjamin dilindunginya hak dan kewajiban setiap orang

5. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai

Dengan peran seperti itu, dapat disaksikan betapa pentingnya arti keadilan koperasi bagi kemanusiaan. Ia dibutuhkan sebagai baik mekanisme untuk memenuhi kebutuhan ekonomi para anggotanya, sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, sebagai media untuk membangun sistem perekonomian suatu bangsa maupun sebagai pendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi dan demokratis.

1.6 Prinsip Koperasi

Penyusunan prinsip-prinsip koperasi indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan prinsip koperasi secara internasional. Dalam mempelajari prinsip-prinsip koperasi internasional itu, disadari sepenuhnya bahwa penyusunan prinsip-prinsip koperasi indonesia harus sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangan koperasi di negeri ini.

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 undang-undang No 25/1992, koperasi indonesia melakukan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :

1. Keanggotaan Bersifat Suka Rela Dan Terbuka

Berdasarkan prinsip keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka ini, maka setiap warga negara indonesia pada dasarnya memiliki hak untuk masuk menjadi anggota koperasi. Sebagai ditegaskan dalam penjelasan pasal 5 UU no 25/1992, sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat menyatakan mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam hal keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

2. Pengelolaan Dapat Dilakukan Secara Demokrasi

Prinsip demokrasi mengungkap bahwa pengelolaan dapat dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Penerapan prinsip ini dalam proses pengambilan keputusan itu, tiap-tiap anggota harus diperlukan setara. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 19 ayat 4 UU No 25/1992, setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. Aspek demokratis pengelolaan koperasi ini juga dapat disaksikan dengan melihat pelaku-pelaku usaha koperasi. Koperasi didirikan oleh para anggota yang mempunyai tekat yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan bersama. Usaha koperasi dijalankan oleh anggota yang mempunyai kecakapan manajerial. Pengawasan usaha koperasi juga dilakukan oleh anggota yang memenuhi syarat untuk itu. Dengan demikian kedudukan anggota koperasi didalam pengelolaan usaha koperasi adalah sekaligus sebagai pemilik, pengelola dan pengawas koperasi.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha Dilakukan Secara Adil Dan Sebanding Dengan Besarnya Jasa Usaha Masing-Masing Anggota

Paktik pembagian sisa hasil usaha merupakan praktek usaha koperasi yang berbeda dengan praktik perusahaan-perusahaan lainnya, terutama yang berbentuk perseroan terbatas. Pembagian sisa hasil usaha koperasi kepada para anggotanya didasarkan atas perimbangan jasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi, yaitu yang dihitung berdasarkan besarnya volume transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha koperasi.

Praktis semacam ini sangat berbeda dengan praktis pengelolaan dalam usaha bukan koperasi. Keuntungan perseroan misalnya dibagikan para pemegang saham sesuai dengan perimbangan relatif pemikiran saham. Dengan demikian, koperasi benar-benar mencerminkan kerjasama orang-orang yang tidak hanya mementingkan akumulasi modal semata. Cara koperasi sisa hasil usaha ini membuktikan bahwa koperasi adaah usaha yang menjunjung tinggi persamaan derajat diantara anggota terlepas dari jumlah penyertaannya.

4. Pemberian Balas Jasa Yang Terbatas Pada Modal

Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa koperasi, selain menaru perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar terhadap partisipasi anggotanya, juga mendorong tumbuhnya rasa kesetiakawanan antara sesama anggota koperasi. Selain itu, hal tersebut juga menunjukan bahwa dalam jiwa tiap-tiap anggota koperasi rasa tumbuh solidaritas untuk saling menolong antar anggota yang kuat terhadap yang lemah. Dengan demikian, setiap anggota mengalami kesulitan ekonomi tetap memiliki peluang untuk memperbaiki kondisi ekonominya.

5. Kemandirian

Salah satu sasaran utama pembangunan koperasi di indonesia adalah peningkatan kemandiriannya. Untuk bisa mandiri koperasi harus mempunyai organisasi dan usaha yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Agar koperasi dapat mengakar dalam kehidupan masyarakat maka keberadaan koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Agar bisa diterima oleh masyarakat maka koperasi mampu memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Demikianlah gambaran singkat prinsip-prinsip koperasi, baik sejarah perkembangan maupun penerapannya di indonesia. Sebagaimana akan dibicarakan dalam bab-bab selanjutnya, prinsip-prinsip itu harus dijabarkan lebih lanjut serta dioperasionalkan secara konkrit dalam penataan organisasi dan usaha koperasi.

1.7 Latar Belakang Tumbuhnya Koperasi

Bibit koperasi di indonesia tumbuh di purwokerto tahun 1896. waktu itu seorang pamong praja bernama R Aria Wira Atmaja mendirikan sebuah bank yang diberi nama Hulph-en Spaar Bank (bank pertolongan dan simpanan). Bank itu dimaksudkan untuk menolong para priyayi/pegawai negeri yang tereyak pada linta darah. Bank ini meminjamkan kepada pegawai itu sendiri. Jadi semacam koperasi simpan pinjam saat ini. Usaha Wira Atmaja ini kemudian dibantu dan diteruskan oleh asisten residen belanda De Wolf Van Westerorde yang telah mempelajari koperasi sistem Raffaisen dan Schulze Delithz di jerman pada masa citinya. Akan tetapi usaha De Wolf ini Banyak berhasil karena :

1. Terlalu tergesa-gesa menerapkan prinsip koperasi yang modern.

2. Ekonomi kaum pribumi masih lema

3. Adanya kecurangan para pengurusnya dan

4. Adanya kalangan dari pemerintah Belanda.

Pemerintah belanda menhalangi berkembangnya koperasi pada waktu itu karena takur organisasi koperasi di peralat untuk politik melawan penjajah belanda dan kemampuan rakyat dalam berorganisasi lewat koperasi dan menjadi emberio kemampuan berorganisasi politik. Kekuatan ini pada akhirnya menjadi kenyataan. The Studio Club (1928) merupakan kelompok kaum intelektual indonesia yang juga menyadari peranan koperasi sebagai salah satu alat perjuangan, menganjurkan kepada para anggotanya untuk mempolopori koperasi di tempatnya masing-masing.

Sekalipun saat ini ada keterbatasan skill dan modal, namun perkembangan koperasi sangat pesat di kalangan pengusaha kecil, petani dan pegawai negeri. Dan karena kewalahan membendung gerakan koperasi, maka pada tahun 1915 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan undang-undang tentang koperasi yang dikenal dengan nama Verodening op de cooperative Vereningngen. Tanggal 12 Juli 1947 di tasikmalaya diselenggarakan kongres koperasi indonesia yang pertama (hari koperasi pertama), yang menghasilkan keputusan-keputusan diantaranya :

a. Membentuk organisasi yang diberi nama koperasi republik indonesia(SOKRI)

b. Menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi indonesia yang tiap tahun harus diperingati

c. Menetapkan gotongroyong sebagai asas koperasi untuk mem perkuat

d. Mengusahakan koperasi desa sebagai koperasi untuk memperkuat susunan perekonomian.

e. Mengusahakan berdirinya bank koperasi untuk mengorganisasikan permodalan koperasi.

f. Memperhebat dan memperluas pendidikan koperasi dikalangan pengurus an pegawai koperasi serta di kalangan masyarakat.

V. Pertanyaan Dan Kajian

1. Jelaskan pengertian koperasi menurut Undang-undang No 25/1992

2. Dilihat dari beberapa pengertian koperasi dimana koperasi mempunyai perbedaan dengan badan usaha lainnya. Jelaskan dimana letak perbedaan antara koperasi dengan badan usaha lain.

3. Jelaskan hubungan antara koperasi dengan pancasila Undang-undang dasar 1945

4. Uraikan perbedaan antara koperasi dengan gotong royong

5. Uraikan tentang prinsip koperasi.

VI. Literatur

1. Koperasi dan Perekonomian Indonesia, oleh Dra. Nanik Widiyanti penerbit RINEKA CIPTA 1992

2. Organisasi Koperasi, oleh Prof. Dr. Afret Hanel, Universitas Padjadjaran, 1989

3. KOPERASI Azas-Azas, Teori dan Praktek (Edisi Revisi), oleh : Drs. Hendrojogi, M.Sc, Rajawali pers, 1998

4. MANAJEMEN KOPERASI, Teori an Praktek, oleh : Pandji Anoraga, SE, ME dan Dra. Ninik Widiyanti, Pustaka Jaya,1995

5. Koperasi Indonesia Edisi Pertama, Oleh, Revirdson Baswit, Penerbit BPFE Yogyakarta 2002

6. Kapan Dan Bilaman Koperasi Oleh, Moeh. Fattorosi dan Hendripdes. UNRI PRESS1997.

BAB II

SISTEM EKONOMI DAN IDEOLOGI KOPERASII. Standar Kompetensi

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan sistem ekonomi dan ideologi koperasi

III. Pertemuan : 2 x 50 MenitIV. Materi Perkuliahan : BAB II2.1 Sistem ekonomi kapitalis

2.2 Sistem ekonomi sosialis

2.3 Sistem ekonomi indonesia2.1 Sistem Ekonomi Kapitalis

Kapitalis mula-mula berkembang di Inggris pertengahan abad ke-18. Pada masa itu ADAM SMITH (1723-1790) mengelurkan bukunya yang kemudian sangat tersohor berjudul The Wealth Of Nations. Buku ini pertama kali diterbitkan dalam tahun 1776. faham atau sistem perekonomian kapitalis kemudian dibawa dan berkembang di daerah barat laut eropa dan amerika utara. Dalam era kapitalisme inilah inspirasi koperasi beserta gerakannya dilahirkan dan merupakan cara yang digunakan masayarakat golongan ekonomi lemah khususnya kaum buru, untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang dihadapinya yang dalam perkembangannya kemudian menjadi sistem ekonomi dalam masyarakat. Apabila menurut paham mercantilis, kebebasan perseorangan itu hanya dibidang export, maka menurut faham kapitalis, orang harus mempunyai kebebasan yang sungguh-sungguh disetiap kegiatan ekonomi. Camput tangan pemerintah dilapangan perekonomian tidak perlu sebab dengan demikian akan tercipta kemakmuran yang sebesar-besarnya.

2.2 Sistem Ekonomi Sosialis

Suatu sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek, serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalaninya dalam kegiatan perekonomian. Perangkat kelembagaan yang dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonFormal) cara kerja, mekanisme hubungan, peraturan perekonomian serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis). Secara garis besar didunia ini pernah dikenal yang namanya sistem ekonomi yang ekstrim, yang salah satunya adalah sistem sosialis. Sistem ekonomi sosialis adalah sistem ekonomi yang mengakui bahwa sumber daya ekonomi atau faktor produksi diklaim sebagai negara. Sistem ekonomi ini lebih menekan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diterimakan pada orang-perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan didasarkan jasa yang dicurahkan.

Prinsip keadilan yang dianut oleh sistem ekonomi sosialis ialah setiap orang menerima imbalan yang sama. Kadar camput tangan pemerintah sangat tinggi justru pemerintah yang menentukan dan merencanakan What (apa yang harus diproduksi), How (mengapa Harus diproduksi), dan For Whom (untuk siapa diproduksi).

Dalam terminologi mikro ekonomi, sistem ekonomi sosial merupakan sistem ekonomi yang menentukan mekanisme, pasar justru dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efisien. Oleh karena itu pemerintah atau negara harus turut aktif bermain dalam perekonomian satu hal yang penting yang berkenaan dengan sistem ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang peranan kapital.

2.3 Sistem Ekonomi Indonesia

Berbagai penafsiran mengenai pasal 33 UUD 1945 dalam rangka mewujudkan sistem ekonomi yang kita cita-citakan yaitu sistem ekonomi pancasila. Kita asumsikan bahwa pembagian sektor ekonomi menjadi 3 sektor seperti yang ditentukan oleh UU No. 12 Tahun 1967 yaitu sekto koperasi dan sektor swasta.

Banyak diantara kita belum menyadari manfaat dari koperasi dimana koperasi memberikan kesempatan dan jalan keluar terhadap berbagai tantangan sehari-hari khususnya kesempitan dalam bidang ekonomi.

Akhir-akhir ini masalah monopoli sedang mendapat sorotan dari masyarakat dimana sistem ekonomi koperasi yang melaksanakan demokrasi ekonomi sementara departemen koperasi baru sedang giat mempersipkan pengembangan KUD monopoli oleh swasta jelas tidak sesuai dengan UUD 1945 dan pancasila sebagaimana yang dijabarkan dalam pasal 33 UUD 1945 pada tahun 1947. Untuk memperoleh gambaran tentang kedudukan monopoli didalam pasal 33 UUD 1945 perlu kita menafsirkan dalam masa lampau yang terjadi pada tahun 1947 itu, kiranya jelas yang dilarang adalah monopoli.

V. Pertanyaan Dan Kajian

A. Pertanyaan

1. Uraikan Secara Singkat :

a. Sistem ekonomi kapitalis

b. Sistem ekonomi sosialis

c. Sistem ekonomi indonesia

B.Diskusi

VI. Literatur1. Beacham, M.A.Ph. Economic of Industrial Organisation. Pitman London. 1956

2. Hatta Muhammad. Pendidikan Menengah Koperasi, Yayasan Pendidikan Koperasi Yogyakarta.

3. Drs. The Liang Gie. Organisasi dan Administrasi kantor modern, percetakan negara, Yogyakarta cetakan Ke-2

4. Rietveldt, Prof. J.C. Ilmu Ekonomi Perusahan, Penerbit Ikhtiar, Jakarta, 1957 BAB III

PERKEMBANGAN KOPERASI DIBEBERAPA NEGARA

I. Standar Kompetensi

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan pengelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Membedakan Gerakan Koperasi Di Beberapa Negara

III. Pertemuan : 6 x 50 Menit

IV. Materi Perkuliahan

1.1 Perkembangan Koperasi Di Eropa

1.1.1 Inggris

Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di eropa pada awal abad Ke-19 dialami pula oleh para pendiri koperasi konsumsi pertama di Rochalde, inggris pada tahun 1844. hal itu mendorong sebanyak 28 orang pekerja pabrik tekstil untuk menyatukan kemampuan mereka yang terbatas dengan terbatas membentuk suatu perkumpulan untuk mendirikan sebuah toko.

Toko itu dituju untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan cara yang lebih baik dari pada sebelumnya. Yang menarik, sejak permulaan usaha mereka, para pendiri koperasi Rochalde ti dak menganggap diri mereka sebagai konsumen belaka, tetapi mereka yakin bahwa mereka adalah majikan dari perkumpulan koperasi itu. Hal ini mereka buktikan dengan memiliki dan mengawasi toko itu secara bersama-sama.

Pada mulanya koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha pemenuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif.

Dengan berpegang pada asas-asas Rochdale, pada pelopor koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik, menyediakan perumahan untuk para anggotanya, serta menyelenggarakan mendirikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus koperasi.

Menyususl keberhasilan koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 koperasi di Inggris. Sebagaimana koperasi Rochdale, koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen. Namun kemudian mereka juga bergerak lebih jauh dengan menyelenggarakan usaha pengolahan barang, pabrik roti yang modern, usaha pertanian, usaha penyediaan batu bara untuk pemanasan rumah-rumah dimusin dingin dan lain sebagainya.

Dalam rangka lebih memperkuat gerakan koperasi, pada tahun 1862 koperasi-koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat koperasi pembelian dengan nama The Cooperative Wholesale society di singkat C.W.S. Pada tahun 1945 C.W.S telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.00 pekerja yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota koperasi diseluruh wilayah inggris telah berjumlah lebih dari 11 juta orang dari sekita 50 juta orang penduduk inggris.

Kini C.M.S dan sebuah pusat koperasi lainnya yang dinamakan Scottish Cooperative Wholesale Society merupakan dua perkumpulan koperasi yang terbesar di Inggris. Secara bersama-sama pusat-pusat koperasi ini memiliki pabrik perkebunan teh di Srilangka. Kapal-kapal penangkap ikan beroperasi di laut utara. Pabrik tepung gandum. Pabrik sepatu dan lain-lain. Jumlah keseluruhannya hampir 200 buah pabrik.

Selain itu adanya keinginan Inggris untuk tidak tergantung para impor bahan-bahan makanan dari luar negeri. Telah pula mendorong tumbuh dan berkembangnya koperasi pertanian di negeri ini. Hal itu ditandai dengan semakin membengkaknya jumlah anggota koperasi pertanian. Dengan demikian peranan koperasi di Inggris makin kokoh dan berpengaruh kuat terhadap perkembangan ekonomi negara itu.

1.1.2 Perancis

Revolusi perancis dan perkembangan industri telah meninmbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat perancis. Dorongan pelopor-pelopor mereka seperti Charles Fouries, Louis Blance serta Ferdinan lasalle yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat. Para pengusaha kecil di perancis berhasil membangun koperasi-koperasi yang bergerak di bidang produksi.

1.1.3 Jerman

Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan dalam pembangunan industri, keandalan perekonomian jerman masih bercorak agrararis. Penderitaan dirasakan terlalu berat oleh para petani di pedesaan. Pada saat sepeti ini muncul seorang pelopor yang bernama F.W. Raiffeisen. Walikota di Flammersfreld. Ia mengajarkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan pinjam.

Setelah melalui beberapa rintangan akhirnya Raiffeisen dapat mendirikan koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :

1. Anggota koperasi wajib meminjam sejumlah uang, walaupun dalam jumlah yang sangat kecil sesuai dengan kemampuan masing-masing

2. Uang simpan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman bagi anggota yang membutuhkannya, dengan membayar bunga ringan. Penggunaan uang itu diawasi terutama untuk tujuan produktif.

a. Usaha koperasi mula-mula di batasi pada desa setempat, pada sekelompok orang yang saling mengenal agar tercapai kerja sama yang erat.

b. Pengurus koperasi diselenggarakan sendiri oleh anggota yang dipilih tanpa upah

c. Keuntungan yang diperoleh dari perputaran uang simpanan dimiliki koperasi dan dipergunakkan untuk membantu kesejahteraan masyarakat setempat.

1.1.4 Denmark

Denmark adalah salah satu negara di eropa yang dapat dijadikan contoh untuk pengembangan koperasi pertanian. Kegiatan yang dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam koperasi pertanian patut dipelajari sebagai pola yang cocok untuk membangun daerah agrarian. Walaupun umumnya para petani Denmark memiliki tanah yang sempit, namun koperasi berhasil mempersatukan usaha-usaha petani yang berskala kecil ini, sehingga para petani dapat membekukan cara produksi dan cara pengelolaan hasil-hasilya.

1.1.5 Swedia

Usaha koperasi di Swedia terutama ditujukan untuk memerangi kekuatan monopoli. Sebab itu, perhatian koperasi di negara ini lebih ditekankan pada penyediaan barang dengan mutu yang baik. Rakyat Swedia yakin bahwa dengan koperasi. Mereka dapat menghindari kaum kapitalis yang menguasai monopoli perdagangan.

Salah satu pelopor koperasi yang terkemuka dari Swedia Albin Johanson. Ia tidak hanya terlibat secara aktif dalam memimpin gerakan koperasi tapi dengan posisinha sebagai salah satu seorang pejabat pemerintah. Ia memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada koperasi untuk tumbuh dan berkembang di Swedia. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah menasionalisasikan perusahan penyaringan minyak Bumi. Yang menurut pendapatnya, dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisennya oleh koperasi.

Pada perkembangan selanjutnya, berkat kesadaran anggota dan upaya pengurus koperasi, pada tahun 1911 gerakan kopersi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahan besar milik se kelompok orang yang mulanya sangat berkuasa dalam menentukan agar penjualan margarin di negera itu. Pada tahun 1926 koperasi berhasil menghancurkan monopoli perjuangan tepung terigu yang dimiliki perusahan swasta. Pada tahun-tahun berikutnya koperasi berhasil pula menyelenggarakan usaha pembuatan lampu pijar dan sepatu untuk keperluan penduduk selaruh negeri. Dan mengalahkan saingannya yang sudah bertahun-tahun berusaha di bidang itu.

1.2 Perkembangan Koperasi Di Amerika Serikat

Keadaan sosial ekonomi Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-19 hampir sama dengan Inggris. Demikian pula dengan keadaan para pekerjaannya. Sebagaimana di Inggris, penerapan sistem perekonomian kapitalis telah menyebabkan terpuruknya para pekerja menjadi lapisan masyarakat yang sangat menderita. Keadaan inilah yang mendorong tumbuhnya koperasi Amerika.

Namun demikian, karena kebanyakan koperasi di Amerika ketika itu belum dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi yang benar, sebagaiman koperasi Rochdale di Inggris, banyak koperasi yang gulung tikar. Menurut catatan, jumlah koperasi yang tumbuh antara tahun 1863-1939, berjumlah 2600 buah. Sekitar 57% dari koperasi-koperasi ini mengalami kegagalan. Memang, prinsip-prinsip koperasi ala Rochdalae baru di kenal di Amerika serikat tahun 1860, sehingga pertumbuhan koperasi yang pesat di Amerika baru terjadi seteah tahun 1880.

Perkembangan yang menarik terjadi setelah tahun 1908. sebuah komisi untuk kehidupan pedesaan yang singkat oleh presiden Theodora Rosevelt pada tahun 1908 mengemukakannya dalam laporannya bahwa salah satu kebutuhan masyarakat pedesaan ialah kerja sama yang efektif di antara para petani untuk mempersatukan usahanya pada tingkat yang sesuai dengan kepentingan bersama. Sebagai tindak lanjut dari laporan ini maka pada tahun 1913 dikirim perutusan ke Eropa untuk meninjau dan mempelajari pola permodalan, sistem produksi dan sistem kehidupan pedesaan yang di selenggarakan oleh koperasi-koperasi pertanian di Eropa.

Selain beberapa waktu kemudian, pengalaman-pengalaman koperasi di Eropa mulai di praktikan secara luas di Amerika serikat. Hampir semua pejabat pemerintah desa mempelopori pembentukan koperasi untuk membantu para petani dalam pemasaran hasil dan pembelian kebutuhan bahan-bahan pertanian mereka. Menurut catatan dalam periode 1909-1921 sekita 52% dari seluruh perkumpulan koperasi pertanian yang ada telah bekerja secara efektif.

Ketika krisis ekonomi melanda dunia antara tahun 1933 sampai dengan tahun 1940 yang antara lain mengakibatkan merosotnya harga hasil-hasil pertanian. Koperasi-koperasi pertanian di Amerika serikat mengambil sikap untuk mengatasi masalah ini dengan membentuk koperasi pertanian berskala besar. Tujuannya adalah agar para petani secara bersama-sama mempunyai kemampuan untuk mengamankan hasil petani mereka. Koperasi-koperasi ini ini akhirnya menguasai pemasaran produksi gandum, kapas, tembakau dan hasil pertanian lainnya.

Dalam perkembangan ada banyak jenis koperasi yang berkembang di Amerika Serikat. Di daerah pedesaan antara lain dikenal adanya koperasi Asuransi bersama koperasi listik dan telepon. Koperasi pengawetan makanan. Koperasi simpan pinjam dan koperasi penyediaan benih. Sedangkan koperasi-koperasi diperkotaan seringkali menyelenggrakan toko-toko eceran yang menjual kebutuhan rumah tangga, perabot dan barang-barang lainnya. Koperasi karet dan koperasi perumahan juga banyak ditemukan dikota-kota yang menarik di koperasi-koperasi tersebut. Di Amerika Serikat juga berkembang koperasi rumah sakit dan koperasi kesehatan.

Saat ini koperasi merupakan salah satu sarana penting untuk menyelenggarakan usaha perekonomian di Amerika. Koperasi-koperasi ini tumbuh dan berkembang karena telah terbukti manfaatnya dan berjasa melayani kebutuhan para petani dan pedesaan maupun penduduk di daerah perkotaan. Jumlah anggota koperasi di Amerika Serikat di perkirakan mencapai 20 keluarga. Satu orang biasanya menjadi anggota di dua atau lebih perkumpulan koperasi sesuai dengan kebutuhannya.

1.3 Perkembangan Koperasi Di Asia

1.3.1 Jepang

Koperasi pertama kali berdiri di negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah pembaharuan oleh kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan undang-undang koperasi industri kerajinan. Walaupun di bawah nama koperasi industri kerajinan, koperasi pada hakekatnya bergerak juga dibidang pertanian. Dasar-dasar untuk tumbuhnya koperasi di Jepang sudah lama ada, jauh sebelum diterbitkannya undang-undang itu.

Cikal bakal kelahiran koperasi jepang mulai muncul ketika perekonomian mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman. Pada masa itu, kerjasama dirasakan makin perlu oleh penduduk untuk mempertahankan diri mereka dari pengaruh untuk sistem yang baru itu. Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya sejak dimulainya kegiatan pemberian dan pemasaran selanjutnya, khususnya sejak di mulainya kegiatan pemberian dan berkembang. Terlebih-lebih pada tahun 1920-an ketika jepang mengembangkan industri nya, koperasi beberapa fungsi sebagai tulang punggung bagi pembangunan pertanian yang meninjau industrialisasi.

Gerakan koperasi pertanian megalami kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk jepang menghadapi krisis ekonomi yang melanda dunia dalam periode 1933-1940. dalam periode ini rencana pembangunan koperasi 5 tahun, yang kemudian berganti menjadi rencana pembangunan koperasi 3 tahun. Telah berhasil mengembangakan koperasi disetiap kota dan di desa, serta mempersatukan semua petani dalam satu gerakan koperasi.

Organsisasi koperasi yang ada sekarang berkembang berdasarkan undang-undang koperasi pertanian yang mulai berlaku pada tahun 1947. di jepang ada dua bentuk koperasi pertanian. Yang pertama disebut sebagai koperasi pertanian umum. Koperasi ini bekerja atas dasar sebuah usaha, misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian, menyediakan kredit untuk usaha. Perasurasian, pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi usaha tani.

Bentuk koperasi lain disebut koperasi khusus. Koperasi ini hanya menyelenggarakan satu usaha jenis seperti koperasi buah. Koperasi daging ternak, koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada umumnya koperasi-koperasi pertanian di jepang menyelenggarakan usaha koperasi yang pertama. Inilah yang meyebabkan mengapa dewasa ini hampir semua petani jepang tercatat sebagai anggota koperasi.

1.3.2 Korea

Perkembangan koperasi di korea, khususnya koperasi pedesaan, di mulai pada awal abad ke-20, koperasi kredit pedesaan misalnya sudah mulai dikenal pada tahun 1907, koperasi ini didirikan oleh rakyat pedesaan untuk membentuk para petani yang membutuhkan uang untuk membiayai usaha pertaniannya. Sedangkan koperasi kerajinan dan koperasi pertanian baru mulai di organisir pada tahun 1936, terutama untuk mengusahakan pembelian kebutuhan bersama. Kedua organisasi koperasi terakhir ini mendapatkan perlindungan dan pengawasan dari pemerintah.

Pada tahun 1956 koperasi kredit pedesaan diorganisir oeh pemerintah korea menjadi bank pertanian korea. Namun demikian, sebagai bagian dari pertumbuhan koperasi pertanian, maka sejak 1957, koperasi pertanian mulai melebarkan sayapnya dalam kegiatan simpan pinjam. Jadi di korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni bank pertanian korea dan koperasi pertanian.

1.4 Sejarah Koperasi Di Indonesia

Sejarah koperasi di indonesia tidak dapat dipisahkan dari kehadiran pedagang-pedagang bangsa eropa di negeri ini. Kehidupan masyarakat indonesia ketika itu masih cenderung bersifat tadisioanal. Tapi setelah, gerombang pelayaran samudera oleh pedagang-pedagang Eropa, dan keterlibatan mereka dalam hubungan dagang dengan masyarakat indonesia dengan beberapa negara Eropa cenderung meningkat.

Namun didorong oleh keserakahan pedagang-pedagang Eropa itu untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, hubungan perdagangan itu kemudian menjadi keiginan untuk menguasai. Hampir semua pedagang-pedagang eropa bermaksud menguasai mata rantai pedagangan antara daerah-daerah di asia dengan daratan eropa, yaitu dengan menerapkan cara-cara perdagangan monopoli. Dari seni, hubungan yang semula hanya bersifat murni perdagangan, menjelma praktis penjajahan.

Akibatnya, terjadi penindasan oleh pedagang-pedagang eropa terhadap masyarakat indonesia tidak dapat dihindari. Sebagai bangsa penjajah, masyarakat indonesia di eksploitasi secara semena-mena oleh kaum penjajah. Hal ini berlangsung selama ratusan tahun. Penderitaan ini kemudian yang telah menggugah semangat pemukah-pemukah bangsa indonesia untuk berjuang memperbaiki kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui, perjuangan pemukah-pemukah bangsa indonesia itu memiliki berbagai bentuk, salah satu diantaranya adalah dengan mendirikan koperasi.

Bab ini bermaksud membahas sejarah perkembangan koperasi di indonesia. Sejalan dengan sejarah perkembangan bangsa indonesia, serta sejarah perkembangan perekonomiannya, maka pembahasan dalam bab ini akan dibagi atas empat bagian. Bagian pertama dan kedua membahas perkembangan koperasi pada zaman penjajah berada dan jepang. Bagian ketiga membahas perkembangan koperasi dalam periode 1945-1966, sedangkan bagian ketiga membahas perkembangan koperasi dalam periode 1967-1992.

1.4.1 Zaman Belanda

Perkenalan bangsa indonesia dengan koperasi di mulai pada pengunjung abad ke-19, tepatnya pada tahun 1895, di tenaga-tenaga penderitaan masyarakat indonesia, R. Aria Wiriatamaja, seorang patih di prwaketo, mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat. Usaha ini mendapat persetujuan dan dukungan dari presiden purwokerto E. Sieburg. Badan usahanya berbentuk koperasi dan diberi nama bank pelopor dan tabungan.

Perjalanan bank itu semula masih terbatas untuk kalangan pegawai pamong praja yang rendah yang dipandang memikul beban utang terlalu berat. Pada tahun 1898, atas bantuan E. Sieburg dan Dewolff Van Westerrode jangkauan pelayanan baik itu diperluas disektor pertanian yaitu dengan meniru pola koperasi pertanian yang dikembang di jerman.

1.4.2 Zaman Jepang

Pada bulan maret 1942 jepang merebut kembali kekuasaan di indonesia dari tangan belanda. Selama masa pendudukan jepang. Antara tahun 1942-1945, dan sesuai dengan sifat kemiliteran pemerintah pendudukan jepang. Usaha-usaha koperasi di indonesia disesuaikan dengan asas-asas kemiliteran. Usaha koperasi di indodnesia dibatasi hanya untuk kepentingan perang asia timur raya yang di kabarkan oleh jepang.

Sesuai dengan peraturan pemerintah militer jepang No 23 pasal 2, yang menyatakan bahwa pendirian perkumpulan (termasuk koperasi), dan persidangan harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat. Dengan berlakunya peraturan tersebut maka peraturan koperasi yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi. Akibatnya, perkumpulan koperasi yang berdiri berdasarkan peraturan pemerintah belanda harus mendapatkan persetujuan ulang dari Suchokan.

Satu hal perlu dicatat, pada zaman jepang ini dikembangkan suatu model koperasi yang terkenal dengan sebutan Kumiai. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, ia bertugas menyalurkan barang-barang kebutuhan pokok rakyat. Propoganda yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan jepang berhasil meyakinkan masyarakat bahwa kumiai didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga mendapatkan simpati yang cukup luas dari masyarakat.1.4.3 Periode 1945-1967

Setelah memperoleh kemerdekaan, bangsa indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya. Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini adalah menonjolnya tekad para pemimpin bangsa indonesia untuk mengubah tatanan perekonomian indonesia yang liberal-kapitaristik menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan semangat pasal 33 undang-undang dasar 1945.

Sebagai diketahui, 33 UUD 1945 semangat koperasi ditempatkan sebagai semangat dasar perekonomian bangsa indonesia. Melalui pasal itu, bangsa indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta yang dimaksud dengan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dalam pasal 33 UUD 1945, koperasi dinamakan sebagai bangun usaha yang sesuai dengan sistem perekonomian yang hendak dikembangkan di indonesia.

1.4.4. Periode 1967-1998

Untuk mengatasi situasi yang tidak menggembirakan tersebut serta menyusul satunya pemerintahan soekarno pada tahun 1966, pemerintah Orde baru kemudian memberlakukan UU No 12/1967 sebagai pengganti UU No 14/1965. pemberlakuan UU No 12/1967 ini disusul dengan dilakukannya realibilitasi koperasi. Akibatnya, jumlah koperasi pada tahun 1966 berjumlah 73.406 buah, dengan anggota sebanyak 11.775.930 orang, pada tahun 1967 merosot secara drastis. Koperasi-koperasi yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan UU No 12/1967, terpaksa dibubarkan atau membubarkan diri. Jumlah koperasi pada akhir tahun 1969 hanya tinggal sekitar 13.949 buah, dengan jumlah anggota sebanyak 2.723.056 orang.

Tetapi kemudian, menyusul diberlakukannya UU No 12/1967. koperasi mulai berkembang kembali. Salah satu program pengembangan koperasi yang cukup menonjol pada masa ini adalah pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD).

V. PERTANYAAN DAN KAJIAN

Tugas

Didiskusikan didalam kelas mengenai :

Gerakan koperasi di Eropa

Gerakan koperasi di USA

Gerakan koperasi di Asia Dan Gerakan koperasi di Indonesia

VI. LITERATUR

1. koperasi indonesia edisi pertama oleh Revrisond Baswit, Penerbit BPFE

BAB IV

JENIS-JENIS KOPERASI

I. Standar Kompotesi

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman koperasi tentang beberapa konsep dalam koperasi.

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis.

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi dasar

Mendiskripsikan Jenis-Jenis Koperasi

III. Pertemuan : 2 x 50 Menit

IV. Materi Perkuliahan

1.1 Koperasi Konsumsi Dan Koperasi Produksi

4.1.1 Koperasi Konsumsi

Yakni koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Jadi koperasi berusaha untuk menyediakan barang-barang yang di butuhkan para anggotanya, baik barang-barang kebutuhan sekunder yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya. Jelasnya koperasi konsumsi mempunyai fungsi :

a. Sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuha rakyat sehari-hari atau memperpendek jarak produsen dan konsume.

b. Dapat membuat harga barang sampai di tangan pemakai menjadi murah.

c. Ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat.

4.1.2 Koperasi Produksi

Adalah koperasi yang setiap anggotanya mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan produksi. Jadi, koperasi ini berusaha untuk mengingatkan anggotannya dalam mengasirkan produksi tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir pemasarannya. Dengan demikian, para produsen akan memperoleh kesemaan harga yang wajar/layak dan mudah memasarkannya. Koperasi jenis ini diantaranya ialah koperasi kerajinan, pandai besi, pertanian, penghasil tembakau dll.

1.2 Koperasi Simpan Pinjam

Adalah koperasi yang setiap anggotanya mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan perkreditan. Jadi koperasi jenis ini berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan lintah darat pada waktu mereka memerlukan uang atau barang keperluan hidupnya, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang serendah-rendahnya. Jelaskan tujuan dari koperasi jenis ini ialah :

a. Membantu keperluan kredit pada anggotanya dengan syarat yang ringan

b. Mendidik kepada para anggotanya supaya giat menyipan secara teratur, sehingga membentuk modal sendiri.

c. Medidik anggotanya untuk hidup hemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka, menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

1.3 Koperasi Jasa

Adalah koperasi yang setiap aggotanya berkepentingan langsung dalam masalah jasa. Misalnya angkutan bogor, primkoveri, kopaja, dll.

1.4 Koperasi Serba Usaha

Adalah koperasi yang berusahan dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan para anggotanya.

V. Pertanyaan Dan Kajian

1. Jelaskan pengertian koperasi konsumsi

2. Di tinjau dari fungsi atau lapagan usaha, ada koperasi konsumsi dan ada koperasi produksi, bedakan antara koperasi konsumsi dan koperasi produksi.

3. Uraikan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh koperasi yang bergerak dalam bidang jasa.

4. Jelaskan fungsi koperasi yang bergerak dalam bidang konsumsi.

5. Jelaskan tujuan dari pada koperasi yang bergerak dalam bidang kredit/simpan pinjam.

VI. LITERATUR

1. Organisasi Koperasi, oleh Prof. DR. Afret Hanel, Universitas Padjajaran, 1989

2. Koperasi Indonesia Edisi Pertama, oleh Revrisond Baswit, Penerbit BPEF Yogyakarta 2002

3. Kapan dan Bilaman koperasi, oleh Moeh. Fatorrosi dan Hendripides, UNRI PRESS, 1997.

BAB V

ORGANISASI KOPERASI

I. Standar Kompetensi

1. Mengembangakan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan organisasi koperasi

III. Pertemuan : 2 x 50 Menit

IV. Materi perkuliahan

1.1 Cara Mendirikan Koperasi

Untuk mendirikan koperasi, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :

1. Mengadakan pertemuan pendahuluan di antara orang-orang yang ingin medirikan koperasi

2. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi

3. Mengadakan hubungan dengan kantor departemen koperasi setempat

4. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas mempersiapkan anggaran dasar dan aggaran rumah tangga.

5. Mengadakan rapat pembentukan koperasi

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rapat pembentukan koperasi ini adalah :

1. Memilih pengurus

2. Memilih pengawas

3. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

4. Mengajukan permohonan status badan hukum koperasi dengan melampirkan petikan berita acara rapat pembentukan koperasi serta daftar nama anggota pengurus dan pengawas.

5.1.1 Pelopor Pendirian Koperasi

Upaya memilih orang-orang yang tepat untuk bertindak sebagai pelopor dalam membentukan koperasi adalah suatu hal yang amat penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada koperasi. Bila pemilihan orang-orang yang terlibat didalam kepengurusan dan pengawasan usaha koperasi sudah tepat, maka setengah pekerjaan koperasi sudah dapat diatasi. Yang dimaksud dengan pelopor adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang koperasian serta mempunyai pengaru yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat.

Contoh seorang pelopor adalah orang yang mempunyai kedudukan tertentu atau karena sesuatu hal, sehingga ia mempunyai hubungan pribadi yang memungkinkan dapat memberikan penerangan-penerangan kepada para calon anggota koperasi. Orang-orang terkemukah tersebut dapat digerakkan hatinya untuk menjadi pelopor pendirian koperasi.

Mengingat pentingnya kedudukan para pelapor dalam mendirikan koperasi, maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pelopor yaitu :

1. Mempunyai minat yang besar, bercita-cita tinggi serta mempunyai jiwa kemasyarakatan yang tebal untuk bekerja demi kepentingan orang banyak.

2. Menyadari peranan dan tugas koperasi antara lain untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan mempertinggi taraf hidup rakyat.

3. Mempuyai keberanian keuletan, dan keyakinan akan keberhasilan koperasi dalam mencapai masyarakat adil dan makmur

4. Memiliki integritas yang tinggi

5.1.2. Meneliti Lingkungan Daerah Kerja Koperasi

Masalah-masalah yang perlu diteliti sehubungan ligkungan daerah kerja koperasi mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Masalah rata dan tidaknya tingkat penghidupan ekonomi rakyat tempat koperasi akan didirikan

2. Masalah-masalah yang dialami oleh rakyat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya selanjutnya perlu diprioritaskan. Pemecahan hasil penelitian.ini akan memberikan petunjuk tentang bentuk dan jenis koperasi yang perlu didirikan.

3. Masalah hambatan yang mungkin timbul yang dapat merintangi pembentukan koperasi.

4. Masalah pernah atau belumnya koperasi berdiri didaerah kerja tersebut, dan faktor apakah yang menyebabkan gagalnya koperasi itu tersebut jika pernah ada, berkembang dengan baik.

5.1.3 Menghubungi Instansi Perkoperasian

Hal ini berguna untuk memperoleh penjelasan yang lebih terinci mengenai cara-cara mendirikan koperasi dan untuk menyampaikan hail penelitian yang telah dilakukan oleh calon pendiri lingkungan mengenai kelayakan usaha koperasi diwilayah tersebut.

5.1.4 Mengadakan Rapat Pembentukan Koperasi

Tugas panitia ini adalah daam garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan persiapan pembentukan koperasi

2. Mengundang calon-calon anggota koperasi yang memenuhi syarat keanggotaan untuk menghadiri rapat pembentukan koperasi

3. Mengundang pemuka masyarakat dilingkungan kerja koperasi untuk turut hadir pada rapat pembentukan tersebut

4. Mengundang pejabat kopersi dan pejabat-pejabat pemerintah setempat.

5.2 Perangkat Organisasi Koperasi

5.2.1 Rapat Anggota

Rapat anggota diadakan untuk membicarakan sesuatu tentang koperasi dikalangan anggota. Jadi, dalam rapat anggota dapat berbicara, memberi usul dan pertimbangan menyetujui sesuatu usul atau menolaknya.

Rapat anggota menetapkan sebagai berikut :

a. Anggaran dasar

b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen dan usaha koperasi

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan.

e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

f. Pembagian sisa hasil usaha

g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

5.2.2 Pengurus

Pengurus merupakan anggota koperasi yang dipilih dalam anggota rapat. Pengurus inilah yang pada dasarnya mempunyai tugas untuk mengelola koperasi dan usahanya, sehingga pengurus harus mempertanggung jawabkan pada rapat anggota tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya. Adapun tugas pengurus sebagaimana yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut :

1. Mengelola koperasi dan usahanya

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggara pendapatan dan belanja koperasi

3. Menyelenggarakan rapat anggota

4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus, sedangkan pengurus berwewenang:

a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota-anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawab dan keputusan rapat anggota.

Pengurus ini didalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab pada rapat anggota. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya akan dinilai oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.

Menurut pasal 20 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa anggota koperasi mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik diminta maupun tidak, maka seharusnya ada kesediaan pada setiap pegurus untuk menerima saran atau pendapat dari setiap anggota didalam maupun diluar rapat anggota.

5.2.3 Pengawas

Terdapat perbedaan penyebutan antara UU No.12 / 1967 dan UU No. 25/1992 tentang pengawasan koperasi. Dalam UU No. 12/1967 masih digunakan istilah badan pemeriksa atau biasa disingkat BP, sedangkan menurut UU No, 25/1992 lebih menekankan pada istilah pengawas.

Badan pemeriksa koperasi ini diangkat dan diberhentikan oleh rapat anggota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pasal 38 sampai 40 UU No. 25/1992 tentang perkoperasian. Namun, ada beberapa penting yang berhubungan dengan tugas pengawasan adalah bahwa pengawasan bukanlah suatu organisasi yang mencari-cari keselahan pengurus, sehingga hubungan antara pimpinan, karyawan dan anggota menjadi renggang. Melainkan bertujuan mendidik, membimbing supaya menjadi lebih teliti dan ahli, sehingga koperasi menjadi berkembang sejalan dengan kehendak para anggotanya.

Pengawasan yang bertujuan untuk mencegah kesalahan yang mungkin adalah lebih bijaksana daripada memberi hukuman dan peringatan. Jadi tugas pengawasan pasal 39 UU No. 25/1992 ayat 1 :

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolan koperasi

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Juga pengawas mempunyai wewenang, ayat 2 :

a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi

b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

Disamping itu, karena pengawasan yang bersifat mencegah itu lebih baik dan lebih bijaksana, maka tugas pengawas hendaknya bertujuan :

1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan kearah keahlian dan ketrampilan

2. Mencegah pemborosan bahan, waktu dan tenaga supaya tercapai efisiensi usaha

3. Menilai hasil kerja sama yang sudah ditetapkan

4. Mencegah penyelewengan

5. Menyelesaikan administrasi secara menyeluruh

5.2.4 Pengelola Atau Manajer Koperasi

Perlunya penggunaan tenaga manajer pada koperasi/BUUD/KUD untuk pertama kali di atur dalam surat keputusan Mentri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Kep-86/Men/1977 yang ditetapkan berlakunya sejak tanggal 29 Agustus 1977, sebagai pelaksana lebih lanjut diatur oleh Direktur Jenderal Koperasi dengan surat yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Koperasi Provins/daerah istimewa dan kepala kantor direktoran jenderal koperasi kabupaten/kota madya diseluruh indonesia No.1020/DK/A/VIII/1977 tanggal 30 Agustus 1977. dengan demikian, nama koperasi diseluruh indonesia sejak tanggal itu dianjurkan untuk menggunakan tenaga manajer agara manajemen lebih mantap. Khusus koperasi yang menggunakan fasilitas pemerintah diharus untuk menggunakan tenaga manajer. Apabila tidak, maka fasilitas yang diberikan oleh pemerintah akan dicapai.

Dengan keluarnya surat Keputusan Menteri tersebut, penggunaan tenaga manajer pada koperasi menjadi bahan diskusi banyak pakar. Sementara pihak berpendapat bahwa hal itu pantas dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pembinaan, pengawasan dan perlindungan terhadap koperasi, serta karena koperasi telah memanfaatkan fasilitas pemerintah diantaranya berupa bantuan kredit modal dari pemerintah.

5.2 Struktur Organisasi Koperasi

Struktur organisasi koperasi sebenarnya tidak hanya mencakup segi intern koperasi, tapi meliputi pula segi eksternnya. Sebagai sebuah badan usaha sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi itu, harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana telah disinggung dimuka, yang dimaksud dengan segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi unsur-unsur kelembagaan yang ada di dalam organisasi koperasi tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan serta kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya, baik sama tingkatannya (antara sesama koperasi Primer), maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam lingkup segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan antara koperasi dengan induk organisasi gerakan koperasi, yaitu dewan koperasi indonesia (DEKOPIN) yang berkedudukan di Jakarta. Sebagaimana diketahui, DEKOPIN adalah satu-satunya lembaga gerakan koperasi bagi seluruh koperasi yang ada di Indonesia.

Struktur Intern Organisasi Koperasi Sebagaimana telah disinggung dimuka, struktur intern organisasi koperasi dalam garis besarnya terdiri dari tiga unsur sebagai berikut:

1. Unsur-Unsur alat perlengakapan organisasi koperasi, yang meliputi :

a. Rapat anggota koperasi

b. Pengurus koperasi

c. Pengawas koperasi

2. Unsur-unsur pelaksanaan tekhnik, yaitu manajer dan karyawan koperasi lainya

3. Unsur penasehat (dewan Penasehat), seandainya keberadaan diperlukan oleh koperasi

III. Pertanyaan dan Kajian

A. Pertanyaan

1. Uraikan langkah-langkah cara pendirian koperasi?

2. Jelaskan apa tugas dan wewenang dalam koperasi?

3. Uraikan perangkat organisasi koperasi dan jelaskan salah satunya?

4. Menurut pasal 23 uud no. 25/1992 apa saja kekuasaan rapat anggota itu?

5. Siapa saja yang berhak hadir pada rapat anggota ?

6. Jelaskan apa saja tugas pengurus koperasi?

7. Apa fungsi dan wewenang pengawasn dalam koperasi?

B. Tugas

1. Untuk memilih pengurus koperasi ada 8 kriteria yang harus diperhatikan sebutkan dan bagaimana menurut anda!

2. Bagaimana kedudukan pengelola atau kedudukan koperasi

IV. Literatur

1. Organisasi Koperasi, oleh Prof. DR. Afret Hanel, universitas padjajaran, 1989

2. Koperasi Indonesia Edisi Pertama, oleh Revrisond Baswit, Penerbit BPEF Yogyakarta 2002

3. Kapan Dan Bilaman Koperasi, oleh Moeh. Fatorrosi dan Hendripides, UNRI PRESS, 1997.

BAB VI

PERMODALAN KOPERASI

I. STANDAR KOMPETENSI

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi dasar

Mendiskripsikan permodalan koperasi

III. Pertemuan : 2 x 50

IV. Materi perkuliahan

6.1 Pengertian Permodalan

Koperasi sebagai salah satu badan usaha memerlukan modal untuk menjalankan usahanya. Besar kecil usaha koperasi juga brergantung pada besar kecilnya modal yang dapat dihimpun, baik dari anggota maupun dari bukan anggota.

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat berpengaruh dan berperanan terhadap produksi lainnya, yakni Human Resources, natural resources dan managerial skill. Modal sangat penting untuk dianalisis dalam membicarakan koperasi, karena pada umumnya koperasi akan mengalami kesulitan untuk memperoleh modal bila dibandingkan dengan bentuk badan usaha lainnya, karena bentuk badan usaha lainnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan tujuan koperasi lebih menekankan untuk meningkatkan kesejateraan para anggotanya. Banyak para ahli menyebutkan bahwa sampai saat ini yang menjadi kelemahan koperasi salah satunya adalah dalam segi permodalan. Untuk itu merupakan tindakan yang bijaksana untuk mencari jalan keluar dalam kesulitan ini dalam koperasi.

6.2 Sumber Modal Koperasi

Modal koperasi menurut UU No 12/1967 dapat diperoleh dari anggota, bukan anggota, pemerintah, bank umum koperasi indonesia dan bank-bank lainnya dan sisa hasil usaha.

Modal yang berasal dari anggota dapat berupa simpaan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.

1. Simpanan pokok adalah simpanan pokok yang telah ditentukan jumlahnyadan sama besarnya bagi setiap anggota, dan pembayarannya dapat diambil kembali oleh anggota, dan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai atau dapat juga diangsur. Simpanan ini dapat diambil kembali oleh anggota selama ia menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan wajib adalah simpanan yang disetorkan setiap minggu, bulan atau waktu yang ditetapkan oleh anggota dalam rapat anggota. Simpanan ini dapat diambil kembali dengan cara yang lebih lanjut dalam anggran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan rapat anggota dengan mengutamakan kepentingan koperasi.

3. Simpanan suka rela oleh anggota kepada koperasi misalnya dalam bentuk deposito. Simpanan ini dapat diambil kembali menurut perjanjian.

4. Modal yang dibentuk dari cadangan. Cadangan adalah sisa hasil usaha yang ditahan dalam koperasi. Hal ini dibentuk menjadi modal koperasi dengan menyisihkan sebagian dari sisa hasil usaha (menurut UU No 12/1967 cadangan dapat diambil dari sisa hasil usaha sebesar 25 % dari kegiatan yang berhubungan dengan anggota dan 40 % kegiatan yang ditujukan bukan anggota). Cara pembentukan modal dari cadangan dapat memperkuat daya tahan koperasi supaya lebih maju.

6.3 Alokasi Atau Penggunaan Modal Koperasi

Pada berbagai jenis koperasi, modal tersebut penggunaannya dibedakan oleh kebutuhan, kemanfaatannya dan kegunaannya bagi anggota-anggotanya pada koperasi-koperasi yang bergerak dibidang jasa, titik beratnya adalah mempertinggi tingkat pelayanan jasa pada anggota. Pada koperasi-koperasi produksi, titik beratnya mempertinggi produktivitas anggota. Pada koperasi konsumsi dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota sehari-hari. Pada koperasi aneka usaha, modal koperasi dipergunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan utama anggota, bukan pada yang saling menguntungkan koperasi.

V. PERTANYAAN DAN KAJIAN

A. Pertanyaan

1. Dalam koperasi ada modal yang dibuat dari cadangan. Apa yang dimaksud dengan cadangan dalam koeprasi

2. Menurut UU No 25/1992 modal koperasi diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman. Uraikan modal koperasi yang berasal dari modal sendiri dan jelaskan

3. Jelaskan modal koperasi yang berasal dari modal pinjaman

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan modal

5. Berikan alasan mengaa modal utama koperasi itu harus berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.

B. Tugas

Bagaimana cara meningkatkan modal koperasi

VI. LITERATUR

1. Koperasi dan Perekonomian Indonesia, oleh Dra. Nanik Widiyanti penerbit RINEKA CIPTA 1992

2. Organisasi Koperasi, oleh Prof. Dr. Afret Hanel, Universitas Padjadjaran, 1989

3. KOPERASI Azas-Azas, Teori dan Praktek (Edisi Revisi), oleh : Drs. Hendrojogi, M.Sc, Rajawali pers, 1998

4. MANAJEMEN KOPERASI, Teori an Praktek, oleh : Pandji Anoraga, SE, ME dan Dra. Ninik Widiyanti, Pustaka Jaya,1995

5. Koperasi Indonesia Edisi Pertama, Oleh, Revirdson Baswit, Penerbit BPFE Yogyakarta 2002

6. Kapan Dan Bilaman Koperasi Oleh, Moeh. Fattorosi dan Hendripdes. UNRI PRESS1997.

BAB VII

KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN

I. STANDAR KOMPETENSI

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan hal-hal penting dalam pembinaan dan pengembangan koperasi.

III. Pertemuan : 4 x 50 Menit

IV. Materi Perkuliahan

Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian

Pasal 33 UUD 1945, adalah pedoman utama bagi orientasi dan penyebaran dari pasal 33 UUD 1945 haruslah lebih jauh dari pada sekadar diakui adanya tiga bentuk kegiatan atau bangun usaha, yaitu perusahan negara, perusahan swasta, dan koperasi. Namun demikian adanya tiga bangun usaha itu tidak berarti perekonomian telah sesuai dengan pasal 33 UUD 1945.

Di lain pihak adalah kekeliruan pulah mengatakan bahwa satu-satunya bangun usaha yang diperkenalkan oleh Pasal 33 UUD 1945 hanyalah koperasi. Namun adalah benar bahwa satu bangun usaha berasas kekeluargaan dan sekaligus merupakan asas bersama adalah koperasi

Dalam pembangunan di indonesia pemerintah mempunayi peranan penting. Peranan tersebut berdasar pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pasal 33 ayat 1 dalam UUD mengandung cita-cita bangsa, tujuan pembangunan, asas perekonomian dan tata cara penyusunan perekonomian bangsa. Dengan adanya UU ini baik pemerintah maupun rakyat dapat mengetahui pedoman dan cara-cara menjalankan koperasi. Koperasi merupakan wadah penampungan pesan politik bangsa terjaya yang miskin ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjaya. Dibawah penindasan modal asing sebagai pelindung alamiahnya, seperti halnya di indonesia sekarang ini, dan yang hanya menimbulkan kesengsaraan dan kemeraratan, maka halnya sistem penghidupan perekonomian rakyat yang diorganisme secara koperasi akan dapat melawan dengan berhasil. Koperasi juga adalah pengorganisasian perekonomian rakyat, yang dapat memberikan dasar-dasar pokok, kuat bagi pembangunan kembali ekonomi kita.. (pidato inagurasi Bung Hatta tahun 1926 untuk perhimpunan indonesi, asli dalam bahasa Belanda).

Koperasi adalah wahana yang paling tepat untuk merealisasikan ekonomi pancasila terutama karna terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas kebersamaan serta asas kekeluargaan. Dalam keseluruhan koperasi adalah kemakmuran rakyat sendiri.

a. Semangat Kebersamaan

Bagaimana kebersamaan dapat diterjemahkan dalam kenyataan diluar bangun koperasi? Didalam bangun usaha, misalnya saya perseroan terbatas. Perseroan terbatas jelas adalah kumpulan modal dan bukan kumpulan orang.

Unsur usaha bersama perlu di hidupkan pula pada PT. sehingga dapat bertahan dan terkendali sifat kapitalisme yang muncul dari dalamnya. Dengan semangat usaha bersama ini buruh-buruh dan karyawan-karyawan harus dapat ikut memiliki saham peusahan.

Dengan demikian modal PT. ini merupakan modal bersama, betapun mungkin masih akan pincang komposisinya pada tahap-tahap tertentu. Sistem pemupahan dan penggajian perlu diatur sehingga sebagian upah dan gaji dapat di arahkan kepada pemilik saham oleh buru dan karyawan. Ada saham yang sebagian di Go Publickan, sehingga dapat memperluas artimilik sosial pemerintah pemilik dan bukan konsentrasi atau meningkatkan fungsi kapital itu sendiri. Ada juga sebagai sahan tunggal di buat baru dan karyawan. Uang lembur, hadiah lebaran, THK, kenaikan Upah dan Gaji serta lain-lain insentif bahkan tanda jasa untuk buru dan karyawan dapat sekaligus bersifat medidik mereka tidak boros, tidak konsumtif dan mampu memahami arti menabung. Dalam kenyataan baru beberapa perusahan yang mulai merintis semangat kebersamaan ini. Ini pun masih semu kiranya.

b. Asas Kekeluargaan

Bagaimana asas kekeluargaan dapat mewarnai dan diterjemahkan dalam kehidupan usaha di luar bangun koperasi. Bagaimana misal di dalam PT asas ini perlu dtetapkan.

Di dalam membangun usaha non koperasi lain, misalnya PT. perlu ditumbuhkan koperasi oleh para buruh, karyawan dan majikan, sehingga tercipta asas kekeluargaan didalam suatu bangunan kapitalistik ini. Hubungan antara buruh, karyawan dan majikan sebagai anggota itu satu sama lain lebih nyata terjalin sebagai hubungan orang-perorangan. Hubungan antara mereka sebagai anggota koperasi satu sama lain mencerminkan orang-orang bersaudara, bukan hubungan antara alat-alat atau komponen-komponen produksi. Mereka adalah Parner In Progress. Semangat kekeluargaan masih merupakan perjuangan dari pada kenyataan yang patut dibanggakan.

c. Hajat Hidup Orang Banyak Dan Dikuasai Oleh Negara

Mengenai ayat (2) dan (3) pasal 33 UUD 1945 kalimat menguasai hajat hidup orang banyak (yang tidak lain bukan adalah Basic needs dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat adalah ekspresi dari adanya orientasi kerakyatan dan keadilan sosial yang kuat.

Untuk yang penting bagi negara dan hajat hidup orang banyak itu, maka cabang-cabang produksi perlu benar-benar dikuasai oleh negara. Hal ini memberikan petunjuk langsung bahwa mekanisme pasar atau mekanisme harga bebas tidak boleh berlaku di dalam perekonomian, tetapi yang penting dan menjadi tujuan utama adalah pengaman kepentingan negara dan kepentingan rakyat banyak. Apa yang penting untuk negara itu pun ada hakekatnya adalah untuk rakyat banyak, untuk melindungi segenap bangsa indonesia. (mekanisme pasar bebas di dalam situasi pasaran yang tidak sempurna, disamping tidak dengan sendirinya menjamin kepentingan itu, juga tidak menjamin pemerintah perubahan struktur dan fundamental dari perekonomian nasional, tidak mendorong perubahan sikap dalam kehidupan ekonomi, menumbuhkan berbagai ketimpangan antara pelaku dan kelompok tersebut). Di sinilah titik dari perlunya ekonomi perencanaan, suatu ekonomi sistem ekonomi yang terpimpin yang tidak menyerahkan diri terhadap jalannya kekuatan-kekuatan ekonomi pasar bebas yang tidak dapat menjamin tercapaiya masyarakat yang adil dan makmur. Pasal 33 UUD 1945, yang ayat (2) dan (3) memberi peranan dan tempat penting pada negara adalah estatik. Pasal 33 UUD 1945 menghendaki adanya estatisme, tetapi bukan estatisme penuh atau mutlak sehingga dominasi sehingga dominasi negara itu mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi ekonomi di luar sektor negara. Estatisme mengenai tingkatan. Estatisme yang dihendaki ayat (2) dan (3) itu adalah estatisme yang patnernalistik, yang menghendaki sebagai pangkat martabat, pendorong perkembangan dan pertumbuhan, pengaman kepentingan rakyat banyak ataupun sebagai seluruh tumpah darah.

BAB VIII

KOPERASI SEKOLAHI. Standar Kompetensi

1. Mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang beberapa konsep dalam koperasi

2. Mendiskripsikan ideologi dan gerakan koperasi serta pembinaannya

3. Mendiskripsikan konsep pokok organisasi dan memiliki kemampuan penyelenggaraan kopsis

4. Mengkaji dan membantu memecahkan permasalahan koperasi

II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan Koperasi Sekolah

III. Pertemuan : 2 x 50 Menit

IV. Materi Perkuliahan

1.1 Pengertian Dan Peranan Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah dan para anggotanya terdiri dari siswa, misalnya koperasi di sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, sekolah menengah umum, pondok pesantren dan lembaga pesantren dan lembaga pendidikan lain yang setara.

Koperasi sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi mudah agar mempunyai jiwa koperasi. Selain itu koperasi sekolah juga bisa berfungsi sebagai tempat untuk mempraktekan ilmu yang dipelajari dalam pelajaran ekonomi dan koperasi serta sebagai tempat untuk latihan berorganisasi.

1.2 Cara Pendirian/Pembentukan Koperasi Sekolah

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mendirikan koperasi sekolah adalah sebagai berikut :

1.2.1 Menyelenggarakan Pertemuan Persiapan

Pertemuan ini dihadiri oleh guru-guru dan murid-murid yang inti pembicaraan adalah mengemukakan maksud untuk mendirikan koperasi sekolah.

1.2.2 Menyelenggarakan Rapat Pembentukan Koperasi

Rapat ini dihadiri oleh murid-murid atau wakil dari tiap-tiap kelas, para guru, kepala sekolah, dan pejabat dari kantor depatemen koperasi tingkat kabupaten/kota madya, serta pejabat dari kantor departemen pendidikan nasional tingkat kabupaten/kota madya.

Rapat ini bertujuan untuk menyusun anggaran dasar (AD), menetapkan susunan pengurus dan pengawas, serta menetapkan modal koperasi sekolah yang bersangkutan.

1.2.3 Mengajukan Permohonan Pengakuan

Setelah rapat pembentukan koperasi sekolah berhasil menyusun dan menetapkan anggaran dasar, pengurus, pengawas, dan permodalan koperasi, maka pengurus mengajukan surat permohonan pengakuan pendirian koperasi sekolah kepada kepala kantor departemen koperasi tingkat kabupaten/kota madya dengan melampirkan dokumen berikut:

a. Anggaran Dasar/Akta Pendirian Koperasi Sekolah Yang Telah Tersusun Sebanyak Dua Lembar. Akta yang asli dibubuhi materai Rp. 6.000,00.

b. Berita acara rapat pembentukan koperasi sekolah

c. Neraca awal koperasi sekolah yang berisi tentang jumlah kekayaan dan permodalan koperasi sekoah pada awal didirikan.

Setelah menerima surat permohonan tersebut, kepala kantor departemen koperasi kabupaten/kota madya meberikan tanda terima. Dan selambat-lambatnya tiga bulan terhitung dari tanggal surat tanda terima tersebut. Pejabat departemen koperasi wajib memberikan pengakuan dan mencatat koperasi sekolah yang baru didirikan apa dilah administrasinya kurang lengkap.

Sebelum memberikan surat pengakuan pendirian koperasi sekolah, pejabat kantor departemen koperasi tingkat kabupaten/kota madya wajib meninjau koperasi sekolah tersebut. Peninjauan dilakukan selambat-lambatnya dua bulan sejak penerimaan surat permohonan pangakuan peninjauan ini amat penting, terutama untuk mengetahui apakah koperasi sekolah tersebut sudah layak berdiri atau terjamin kelangsungan hidupnya atau belum.

Apabila pejaabat dari kantor departemen koperasi kabupaten/kota madya berpendapat bahwa koperasi tersebut sudah memenuhi syarat dan layak untuk berdiri maka akta pendirian dan anggaran dasarnya disahkan dan dicatat dalam buku daftar khusus. Buku tersebut berisi nomor, tanggal,dan tanda pengakuan daru kepala kantor departemen koperasi kabupaten/kota madya setempat atas nama kepala kantor wilyah departemen koperasi provinsi.

Surat keputusan dan akta pendirian/anggaran dasar koperasi sekolah yang dibubuhi materai Rp.10.000,00. setelah diserahkan oleh kepala kantor departemen koperasi tersebut. Tembusan surat pegakuan tersebut disampaikan kepada direktorat jenderal bina lapangan koperasi di Jakarta. Kepala kantor wilayah departemen koperasi provinsi dan kepada kantor wilayah departemen pendidikan nasional setempat.

1.3 Permodalan Lapangan Usaha Koperasi

Untuk menjalankan usahanya, koperasi sekolah memerlukan modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber berkut ini:

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok merupakan simpanan yang harus dibayar pada saat murid mendaftarkan diri sebagai anggota koperasi siswa simpanan pokok tetapi juga boleh diangsur sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi yang bersangkutan.

b. Simpanan WajibSimpanan wajib merupakan simpanan yang dibayar oleh anggota secara periode dan teratur. Besarnya simpanan wajib yang harus dibayar pada setiap periode adalah sama untuk semua anggota.

c. Simpanan Sukarela

Sesuai dengn namanya simpanan ini tidak di wajibkan bagi para anggota. Namun, para anggota boleh membayar sukarela untuk menumpuk permodalan koperasi.

d. penyisian sisa hasil usaha dan cadangannya

sisa hasil usaha yang tidak dibagi bisa memupuk permodalan koperasi

e. Pinjaman Dari Sekolah, Bank Perorangan Atau Lembaga Lain

f. Hibah

Hibah merupakan bantuan untuk koperasi sekolah yang tidak perlu dikembalikan lagi oleh sekolah tersebut kepada pemberi bantua di kemdian hari.

4.4 Permodalan Koperasi Sekolah

Pengawas koperasi sekolah berfungsi untuk membantu kelancaran tugas pengurus. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Jika dipandang perlu, kepada sekolah bisa menunjuk seorang guru atau lebih untuk menjadi anggota pengawas koperasi sekolah. Pengawas bertanggungjawab kepada rapat anggota, bukannya kepada pengurus. Guru yang ditunjuk menjadi anggota pengawas kopersai sekolah juga bertanggunjawab kepada kepala sekolah.

Badan pengawas mempunyai tanggung jawab atas hidup matinya koperasi sekolah. Oleh karena itu, badan pengawas harus menguasai seluk beluk perkoperasian agar mampu manjalankan tugasnya. Semua hasil pengawasan yang dilakukan oleh pengawas harus dirahasiakan kepada pihak luar koperasi.

V. Pertanyaan Dan Kajian

a. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan koperasi sekolah

2. Apa yang dimaksud dan tujaun didirikannya koperasi sekolah

3. Sebutkan apa saja kegiata usaha yang biasa dilakukan oleh koperasi sekolah

4. Berilah penjelasan tentang sendi-sendi dasar koperasi

5. Apa saja hak anggota koperasi sekolah

6. Sebutkan kewajiban yang harus dilakukan oleh anggotan koperasi sekolah

7. Bilamana keanggotaan dalam koperasi sekolah dapat berakhir

8. Sebutkan sumber permodalan koperasi sekolah]

9. Dalam mendirikan koperasi sekolah langkah apa saja yang ditempuh

10. Berilah penjelasan tentang pembubaran koperasi sekolah

b. Tugas

1. Diskusikan dengan teman-teman tentang manfaat koperasi sekolah

2. Buatlah struktur organisasi koperasi sekolah