Bahan Ajar Kuliah IUT

94
P1,P2 BAB I Catatan : ILMU UKUR TANAH ATURAN MAIN DAN PENGENALAN SILABUS ILMU UKUR TANAH I A. ATURAN MAIN DALAM ILMU UKUR TANAH - SISTEM PENILAIAN - ABSENSI - PRAKTIKUM - HAL LAIN YANG BERKAITAN PRAKTIKUM DALAM ILMU UKUR TANAH ADALAH WAJIB LULUS DAN DIKELOLA OLEH PARA ASISTEN ”. 2

description

Memuat bahan pengajaran tentang ilmu ukur tanah

Transcript of Bahan Ajar Kuliah IUT

Page 1: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

ATURAN MAIN DAN PENGENALAN SILABUS

ILMU UKUR TANAH I

A. ATURAN MAIN DALAM ILMU UKUR TANAH

- SISTEM PENILAIAN

- ABSENSI

- PRAKTIKUM

- HAL LAIN YANG BERKAITAN

“PRAKTIKUM DALAM ILMU UKUR TANAH

ADALAH WAJIB LULUS DAN DIKELOLA OLEH

PARA ASISTEN ”.

2

Page 2: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

B. SILABUS/ MATERI ILMU UKUR TANAH I :

NO

BABMATERI PERTEMUAN

I PENGANTAR DAN PENGENALAN MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH

P1,P2

II DASAR-DASAR HITUNGAN POSISI

HORISONTAL

P3, P4

III METODA PENENTUAN POSISI

HORISONTAL

P5, P6, P7

IV PENGENALAN POSISI TINGGI P9

V METODA PENENTUAN POSISI

TINGGI

P10, P11, P12

VI PENGUKURAN DAN HITUNGAN PROFIL

P13, P14

VII PEMETAAN TOPOGRAFI P15,P16

3

Page 3: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

PENGENALAN DAN PENJELASAN UMUM MATERI

ILMU UKUR TANAH :

I. PENGENALAN TERHADAP ILMU SURVEY DAN

PEMETAAN

Sub Materi :

- Pemahaman Ilmu Survey dan Pemetaan

- Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah

- Kondisi Pisik Bumi dan Pemetaan

- Klassifikasi/ Jenis-Jenis Peta

- Fungsi Survey Pemetaan

- Peranan Survey Pemetaan Dalam Pekerjaan Teknik

Sipil

4

Page 4: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

II. DASAR-DASAR PENENTUAN POSISI

HORISONTAL

Sub Materi :

- Sistem Koordinat Ilmu Ukur Tanah/ Peta

- Soal Pokok Ilmu Ukur Tanah

- Pengertian Unsur-Unsur Penentuan Posisi

Horisontal

- Hitungan Sudut Jurusan

- Peralatan Ilmu Ukur Tanah

III. METODA PENENTUAN POSISI HORISONTAL

Sub Materi :

5

Page 5: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Metoda Polar

- Metoda Pengikatan Kemuka

- Metoda Pengikatan Kebelakang

- Metoda Poligon

- Metoda Triangulasi/ Trilaterasi

IV. DASAR-DASAR PENENTUAN TINGGI

Sub Materi :

- Pendefenisian/ Pengertian Tinggi

- Sistem Tinggi

- Bidang Referensi Tinggi

- Penentuan Titik Awal Tinggi

V. METODA PENENTUAN TINGGI

Sub Materi :

- Metoda Barometris

6

Page 6: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Metoda Trigonometris

- Metoda Sipat Datar

VI. PENGUKURAN DAN HITUNGAN PROFIL

Sub Materi :

- Klassifikasi Profil Tanah

- Pengukuran dan Hitungan Profil Meluas

- Pengukuran dan Hitungan Profil Memanjang dan

Melintang

- Penyajian Profil

VII. PEMETAAN TOPOGRAFI

Sub Materi :

- Fungsi dan Peranan Kerangka Dasar Pemetaan

- Perencanaan Kerangka Dasar Pemetaan

- Pengukuran Azimut Awal

7

Page 7: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Ukuran dan Pemasangan Pilar

- Pengukuran Kerangka Dasar Utama (Metoda

Poligon)

- Pengukuran Kerangka Cabang

- Hitungan Kerangka Dasar Metoda Poligon

- Pengukuran Detail Sutasi

- Pengolahan data/ Hitungan Detail Situasi

- Penggambaran/ Penyajian Data

VIII. PEYAJIAN PETA

Sub Materi :

- Kartografi

- Sistem Penyajian Peta

- Unsur-Unsur Penyajian Peta

- Kontur

8

Page 8: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

I. PENGENALAN ILMU UKUR TANAH

Induk dari Ilmu Ukur Tanah/ Survey Pemetaan adalah GEODESI.

Tujuan Ilmu Geodesi :

- Secara Ilmiah ;

Menentukan bentuk dan ukuran bumi

- Tujuan Praktis ;

Membuat gambaran sebagian permukaan bumi yang

disajikan pada bidang datar (kertas) dengan

perbandingan (skala ) tertentu dengan cara melakukan

sejumlah survey dan pengukuran pada permukaan

bumi tersebut.

Membuat PETA dengan SKALA tertentu

9

Page 9: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Jadi perbincangan utama dalam ilmu ini adalah mengenai PETA,

…jadi …

Apa itu Peta ??

Skala Peta ??

Pengertian sebagian permukaan bumi ? batasannya ?

Penyajian Peta ??

Untuk apa peta dibuat ??

Sejarah pembuatan peta ??

10

Page 10: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

RUANG LINGKUP SURVEY PEMETAAN (ILMU UKUR

TANAH)

Secara umum bidang ilmu geodesi tersebut ada 2.

GEODETIC SURVEYING :

Apa itu Geodetic Surveying ?

Ilmu Geodesi Mempertimbangkan kelengkungan

bumi, baik dalam menentukan posisi (jarak, sudut)

titik-titik dipermukaan bumi maupun dalam

menyajikannya (proyeksi) dalam bidang datar (peta)

11

GEODETIC SURVEYING

ILMU GEODESI

PLANE SURVEYING

Page 11: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Ruang Lingkup dan Karakteristik Geodetic Survey :

- Model matematis bumi yang digunakan adalah bola

atau ellipsoid ( bentuk pendekatan bumi yang

sebenarnya)

- Rumus-rumus yang digunakan dalam hitungan

posisi, jarak dan sudut adalah rumus-rumus segi

tiga bola atau segi tiga ellipsoid

- Geodetic Surveying digunakan jika jarak

pengukuran atau posisi 2 titik mempunyai jarak >

55 km :

D = 55 – 100 km : digunakan model bola

D > 100 km : digunakan model

ellipsoid

12

Page 12: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi dalam

penentuan sudut dan jarak, sehingga alat-alat yang

digunakan mesti mendukung ketelitian tersebut

- Dibutuhkan hitungan proyeksi geodesi.

PLANE SURVEYING :

Apa itu Plane Surveying ??

Bagian dari Ilmu Geodesi dimana faktor kelengkungan

bumi diabaikan atau tidak mempertimbangkan faktor

kelengkungan bumi dalam penentuan posisi, jarak dan

sudut

Ruang Lingkup dan Karakteristik Plane Surveying :

- Bumi dianggap/ diasumsikan sebagi bidang datar,

sehingga model bumi ayng digunakan adalah

bidang datar

13

Page 13: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Digunakan rumus-rumus segitiga datar dalam

hitungan posisi

- Plane Surveying digunakan jika jarak pengukuran

atau posisi 2 titik mempunyai jarak < 55 km

- Dibutuhkan ketelitian yang relatif lebih rendah jika

dibandingkan dengan Geodetic Surveying

- Peralatan pengukuran yang digunakan disesuaikan

dengan faktor ketelitian tersebut diatas.

Maka : yang dimaksud dengan Ilmu Ukur Tanah sebetulnya

adalah Plane Surveying dalam ilmu Gerodesi.

Jadi : Ilmu Ukur Tanah tsb. Merupakan bagian dari ilmu Geodesi.

Pertanyaan-pertanyaan :

Kenapa dalam Plane Surveying ( Ilmu Ukur Tanah) tsb. Bumi

dapat diasumsikan sebagai bidang datar ???

14

Page 14: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Hal ini berkaitan dengan analisis ketelitian yang dikaitkan dengan

aplikasi dari Ilmu Ukur Tanah tsb., atau dapat dijawab melalui

pertanyaan :

Sejauh mana signifikansi satu ketelitian ukuran mempengaruhi

posisi pada penyajian dan penggunaannya ?

Hal ini dapat dijelaskan melalui hubungan besarnya nilai satu

pengukuran jarak datar dipermukaan bumi dibandingkan dengan

jari-jari atau kelengkungan bumi.

Artinya jika perbedaan nilai jarak datar dengan jarak lengkungnya

tidak terlalu siginifikan maka bumi dapat diasumsikan sebagi

bidang datar, sehingga dapat digunakan rumus-rumus segi tiga

datar.

PENGETAHUAN TERHADAP PETA

- DEFINISI PETA :

15

Page 15: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

adalah gambaran sebagian permukaan bumi yang

disajikan pada satu bidang datar dengan skala tertentu.

Sedangkan Survey Pemetaan dapat artikan sebagai satu

rangkaian kegiatan untuk mendapatkan data ukuran dan bentuk

unsur-unsur permukaan bumi baik unsur alam maupun buatan

manusia serta semua keterangan-keterangan yang menyangkut

unsur-unsur tsb. yang disajikan pada satu bidang datar (kertas)

dengan skala tertentu.

Unsur-Unsur Alam ; Sungai, Danau, Laut, Gunung, Hutan, dlsb.

Unsur-Unsur buatan manusia; jalan, jembatan, bangunan, dlsb.

Keterangan-keterangan disebut juga dengan toponimi.

KLASSIFIKASI / JENIS-JENIS PETA

Klassifikasi Peta Berdasarkan Skala :

16

Page 16: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. Peta Skala Kecil ; Menggambarkan wilayah secara

umum dengan luasan yang relatif besar dan umumnya

disajikan dengan skala < 1 : 100.000

2. Peta Skala Sedang : Menggambar wilayah secara

lebih detail dengan penyajian skala 1: 10.000 s/d 1 :

100.000

3. Peta Skala Besar : Menggambarkan wilayah secara

detail dan teknis yang sesuai dengan bentuk yang

sebenarnya dan biasanya disajikan dengan skala > 1:

5000

Klassifikasi Peta Berdasarkan Muatan/ Isi Peta :

1. Peta Topografi : Peta yang memuat semua unsur-

unsur permukaan bumi (unsur alam dan buatan

manusia) dan juga sekaligus bentuk relief permukaan

bumi yang disajikan dengan kontur.

17

Page 17: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Peta Topografi biasanya berfungsi sebagai peta dasar

bagi pembuatan peta-peta lainnya.

2. Peta Tematik : Peta yang memuat atau

menggambarkan satu tema tertentu yang digunakan

untuk satu keperluan atau aplikasi tertentu.

Peta Tematik biasanya dibuat dari peta Topografi dan

dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang

berhubungan dengan temanya.

Contoh : Peta Jalan, Peta Irigasi, Peta Tataguna Lahan,

Peta Geologi, Dlsb.

FUNGSI/ PERANAN SURVEY PEMETAAN :

Pada prinsipnya fungsi dan peran Survey Pemetaan adalah :

1. membuat gambaran sebagian permukaan bumi yang

disajikan pada sebuah biadang datar (kertas) dengan

skala tertentu dengan cara melakukan serangkaian

18

Page 18: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

kegiatan pengukuran dan pendataan pada permukaan

bumi tersdebut.

Dpl. Bagaimana memindahkan kondisi (data)

permukaan bumi kepada sebuah kertas (peta) yang

akan digunakan untuk berbagai keperluan, dimana

diatas peta tersebut dapat dibuat berbagai perencanaan

pada wilayah tersebut.

Data lapangan peta

2. Bagaimana memindahkan semua perencanaan atau

desain yang dibuat diatas peta kelapangan atau ke

permukaan bumi. Dpl. Bagaimana merekonstruksi satu

rencana pada permukaan bumi sesuai dengan bentuk

desainnya.

Peta lapangan

19

Page 19: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

APLIKASI SURVEY PEMETAAN BAGI TEKNIK SIPIL

Hampir semua pekerjaan teknik sipil membutuhkan survey

pemetaan dan pada prinsipnya apapun pekerjaan yang

bersentuhan dengan ruang, mesti membutuhkan ilmu survey

pemetaan.

Aplikasi Survey Pemetaan bagi teknik sipil antara lain :

1. Perencanaan dan pembangunan Jalan/ Transportasi.

2. Perencanaan dan pembangunan Irigasi dan bendungan

3. Perencanaan dan pembangunan pelabuhan (laut dan udara)

4. Perencanaan dan pembangunan perumahan/ bangunan

5. Perencanaan dan pembangunan terowongan

6. Perencanaan dan pembangunan perpipaan, transmisi,

telepon

7. Pemantauan deformasi bangunan sipil (bendungan,

jembatan, bangunan, dlsb.). DLSB.

Setiap aplikasi tersebut membutuhkan survey pemetaan

20

Page 20: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

dengan ketelitian atau karakteristik tertentu.

21

Page 21: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

II. DASAR-DASAR PENENTUAN POSISI

HORISONTAL

SISTEM KOORDINAT PETA

Fungsi Sistem Koordinat ??

Secara umum, Ada 2 sisitem koordinat yang digunakan dalam

Peta :

1. Sistem Koordinat Kartesian ( 2 D dan 3D)

2. Sistem Koordinat Geografis

1. Sistem Koordinat Kartesian

Sistem koordinat kartesian yang digunakan pada ilmu ukur tanah (peta) agak berbeda dengan konsep sistem koordinat kartesian biasa.

Sistem Koordinat Ilmu Ukur

Tanah

Sistem Koordinat Biasa

22

Page 22: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Sistem salib sumbu meyatakan

orientasi arah dipermukaan

bumi (arah mata angin), dimana

;

Y + = Utara; Y- = Selatan; X+

= barat

X- = Timur

Sistem salib sumbu tidak

mempunyai hubungan arah

dengan permukaan bumi

Perhitungan sudut dan kuadran

dimulai dari sb Y+ dan

besarnya dihitung serah jarum

Perhitungan sudut dan kuadran

dimulai dari sb X+ dan

besarnya dihitung berlawanan

arah jarum jam

Dikenal adanya istilah sudut

jurusan dalam mendefenisikan

arah satu sisi

Tidak dikenal istilah sudut

jurusan

2. Sistem Koordinat Geografis

23

Page 23: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Merupakan sistem koordinat pada permukaan bola atau ellipsoid

sebagai pendekatan bentuk bumi yang sebenarnya.

Posisi dalam sistem koordinat ini dinyatakan dengan Lintang dan

Bujur.

- Lintang ; adalah besar sudut yang dihitung sepanjang

lingkaran meridian yang melalui titik tsb. dimulai dari

perpotongan dengan bidang equator sampai ketitik

tsb., besarnya 00 – 900 ke arah kutub utara (Lintang

Utara) dan 00 – 900 kearah kutub selatan (Lintang

Selatan)

- Bujur ; adalah besar sudut yang dihitung sepanjang

lingkaran equator dimulai dari Green Wich sampai

ketitik tersebut , besarnya 0 - 1800 kearah Timur

( Bujur Timur) dan 0 - 1800 kearah barat (Bujur Barat)

24

KU

KS

E Q

GR P

Page 24: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Gambar : Sistem Koordinat Geografis

Pengertian unsur-unsur dalam sistem koordinat tersebut ?

SOAL POKOK DALAM ILMU UKUR TANAH

Soal pokok dalam ilmu ukur tanah secara garis besar ada 2, yaitu ;

2. Soal Pokok I ;

Bagaimana menentukan posisi satu titik dari sebuah titik

yang diketahui koordinatnya dengan cara mengkur sudut

25

Page 25: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

jurusan sisi / garis yang menghubung dua titik tsb. dan jarak

datarnya.

Pernyataan soal pokok I ini dapat ditulis sbb. :

Diketahui :

Posisi/ Koordinat titik A ; ( Xa, Ya)

Diukur ;

-Sudut jurusan (arah ) dari A ke titik B yang akan

ditentukan

- Jarak datar titik A dan titik B

Ditanya : Posisi/ Koordinat Titik B (Xb , Yb) ?

Solusi :

Untuk mencarai/ menyatakan posisi titik B dapat dilakukan

dua cara :

1.Cara Grafis :

26

Page 26: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Plot titik A sesuai koordinat

- Plot arah (sudut jurusan) sisi A B dengan busur dan

garislah arah tersebut

- plot atau ukurlah jarak pada garis tersebut yang telah

disesuaikan dengan skalanya

- Maka titik B telah tertentu posisinya.

2. Cara Numeris ;

Yaitu dengan cara hitungan menggunakan rumus-rumus

segitiga datar berdasarkan hubungan geometris dari data

yang diketahui dan diukur.

27

a

Y

X

A

B

Page 27: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Dari gambar tersebut dapat cari hubungan sbb. :

Dx = Xb – Xa = Dab Sin ab Xb = Xa + D ab Sin ab

Dy = Yb – Ya = Dab Cos ab Yb = Ya + Dab Cos ab

2. Soal Pokok 2 :

Bagaimana menentukan Sudut Jurusan (arah) dan jarak dari

dua buah titik yang telah diketahui koordinatnya.

Soal tersebut dapat ditulis sbb. :

Diketahui : 2 buah titik A dan B dengan koordinat

A: (Xa , Ya) dan B (Xb , Yb)

Ditanya : - Sudut Jurusan Sisi AB

28

Page 28: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Jarak AB

Solusi :

Unsur-unsur tersebut ditentukan dengan hitungan

menggunakanrumus-rumus segitiga datar

berdasarkan hubungan geometris dari unsur-unsur

tersebut, yaitu ;

- Hitungan jarak ;

Rumus Phitagoras Dab = V Dx2 + Dy2

- Hitungan Sudut Jurusan ;

aab = arc Tan (Dx/ Dy)

Catatan : Hitungan nilai sudut jurusan tersebut membutuhkan

analisa lebih lanjut berkenaan dengan definisi atau sifat-sifatnya.

UNSUR-UNSUR PENENTUAN POSISI

29

Page 29: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. JARAK

Jarak yang dibutuhkan dalam pemetaan adalah jarak yang terletak

dibidang datar atau jarak datar.

Masalah : Jarak dipermukaan bumi belum tentu merupakan jarak

datar,

… jadi bagiamana memperoleh jarak datar tersebut ?.

Gambar berikut mnerangkan hubungan antara jarak dipermukaan

bumi dengan jarak datar.

Garis yang menghubungkan dua titik (A dan B) dipermukaan

bumi pada umumnya adalah jarak miring (Dm), sedangkan yang

dibutuhkan dalam pemetaan adalah proyeksinya ke bidang datar

(jarak datar) , yaitu Dab.

30

Dm

Dab

A

B

Page 30: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Jarak datar tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran

langsung maupun pengukuran tidak langsung

Pengukuran langsung jarak datar ; pengukuran yang dilakukan

sepanjang bidang datar yang melalui titik A atau titik B atau

bidang datar yang sejajar dengan bidang datar melalui titik

tersebut.

Bidang datar yang dimaksud adalah bidang yang tegak lurus

terhadap garis gaya berat, dimana garis gaya berat tersebut dapat

direalisasikan dilapangan berupa garis unting-unting.

Jadi, Bidang datar dapat diperoleh/ direalisasikan melalui bantuan

garis unting-unting.

Contoh pengukuran langsung ini adalah pengukuran

menggunakan pita ukur (meet band) dengan bantuan jalon yang

ditegakkan dengan unting –unting.

31

Page 31: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Pengukuran tidak langsung jarak datar ; adalah penentuan

jarak datar melalui pengukuran variabel/ unsur lain yang

mempunyai hubungan matematis dengan jarak datar.

Jadi, jarak datar dihitung dari variabel lain tsb. atau dpl. Jarak

datar merupakan fungsi dari variabel lain tsb.

2. SUDUT

Sudut yang dibutuhkan dalam penentuan posisi atau pemetaan

adalah sudut horisontal, yaitu sudut yang terletak pada bidang

horisontal/ bidang datar.

Biasanya alat yang digunakan untuk memperoleh sudut horisontal

ini adalah Theodolit, dimana sebelum dilakukan pengukuran

theodolit tsb. telah diatur (adjustmen) dan dikondisikan menurut

prosedur tertentu.

Pengertian sudut dalam pengukuran adalah selisih bacaan dua

arah ;

32

Page 32: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Sudut = Bacaan arah kanan – Bacaan arah kiri

3. Sudut Jurusan

Sudut Jurusan merupakan satu besaran yang digunakan untuk

mendefinisikan arah satu garis/ sisi pada peta.

Sudut Jurusan satu sisi dapat didefinisikan sebagai :

33

A

BC

Kanan

Kiri

Page 33: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Besar sudut yang dihitung mulai dari arah utara peta ( //

sb.Y+) berputar searah jarum jam sampai kesisi yang

dimaksud, dan besarnya adalah 360 derjat.

Gambar : Pengertian Sudut Jurusan

Bagaimana menentukan Sudut Jurusan ??

Sudut Jurusan dapat ditentukan melalui 2 cara :

34

ab

Utara Peta

Y

X

A

B

Page 34: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. Dengan cara mengukur azimut dilapangan menggunakan

konsep Astronomi Geodesi (Azimut Matahari atau Azimut

Bintang)

2. Dengan cara mengihitung melalui koordinat dua titik yang

bersangkutan yang diketahui.

Cara I akan dijelaskan dalam satu bab khusus mengenai

Penentuan Azimut Matahari.

Berikut ini akan dijelaskan teknik menghitung sudut jurusan dari

2 buah koordinat titik yang diketahui.

Diketahui : Ttitik A dan Titik B dengan koordinat :

A ( Xa , Ya) dan B ( Xb , Yb)

Tentukan Sudut Jurusasn sisi AB (ab)

Hitungan Sudut Jurusan AB ((ab)

Digunakan rumus tangen :

35

Page 35: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Dimana : DX = Selisih Absis = Xb - Xa

DY = Selisih Ordinat = Yb - Ya

Namun !

Hasil hitungan tersebut belum tentu sesuai dengan definisi atau

sifat sudut jurusan, karena …:

- hasil hitungan tersebut bisa negatif

- besar hitungan adalah : +/- 00 s/d 900

Sedangkan besar sudut jurusan adalah : 00 s/d 3600 (tidak ada

negatif)

Jadi hasil hitungan dari rumus diatas adalah besaran semu .

Untuk mendapatkan nilai sudut jurusan yang benar dibutuhkan

pemahaman dan analisa hitungan sudut jurusan tersebut.

36

aab = Arc Tan ( DX/ DY)

Page 36: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. Hitung nilai DX dan DY , apakah positif atau negatif

2. Analisa alternatif hasil pembagian (DX/ DY) :

Alternatif hasilnya :

1. (DX/DY) = + ; berasal dari DX = + dan DY = +

( Kanan – Atas )

2. (DX/DY) = + ; berasal dari DX = - dan DY = - (Kiri –

Bawah)

3. (DX/ DY) = - ; berasal dari DX = + dan DY = -

(Kanan – Bawah)

4. (DX/ DY) = - ; berasal dari DX = - dan DY = + ( Kiri –

Atas)

5. (DX/ DY) = 0 ; berasal dari DX = 0 dan DY = + ( // Sb

Y+)

6. (DX/ DY) = 0 ; berasal dari DX = 0 dan DY = - ( // Sb

Y-)

37

Page 37: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

7. (DX/ DY) = Tak terdefenisi; berasal dari DX = + dan DY

= 0 (//Sb X+)

8. (DX/ DY) = Tak terdefenisi; berasal dari DX = - dan DY

= 0 (//Sb X-)

Alternatif Nilai Sudut Jurusan :

1. ’ab = ATAN (DX/DY ) = + , dimana : DX = + dan DY

= +

maka ’ab = ab = 00 s/d 900 : Sudut Kwadran I

2. ’ab = ATAN (DX/DY ) = + , dimana : DX = - dan DY =

-

maka : ab = ’ab + 180 = 1800 s/d 2700 : Sudut

Kwadran III

3. ’ab = ATAN (DX/DY ) = - , dimana : DX = + dan DY =

-

38

Page 38: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

maka : ab = 180 - |’ab| = 900 s/d 1800 : Sudut

Kwadran II

4. ’ab = ATAN (DX/DY ) = - , dimana : DX = - dan DY =

+

maka : ab = 360 - |’ab| = 2700 s/d 3600 : Sudut

Kwadran IV

5. ’ab = ATAN (DX/DY ) = 0 , dimana : DX = 0 dan DY

= +

maka : ab = 00 : Sisi AB kearah Utara

6. ’ab = ATAN (DX/DY ) = 0 , dimana : DX = 0 dan DY

= -

maka : ab = 1800 : Sisi AB kearah Selatan

7. ’ab = ATAN (DX/DY ) = Tak Terdefenisi ,

dimana : DX = + dan DY = 0

39

Page 39: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

maka : ab = 900 : Sisi AB kearah Timur

8. ’ab = ATAN (DX/DY ) = Tak Terdefenisi ,

dimana : DX = - dan DY = 0

maka : ab = 2700 : Sisi AB kearah Barat

PERALATAN ILMU UKUR TANAH I

Peralatan pada Ilmu Ukur Tanah I ini mengacu kepada

peralatan untuk menentukan posisi horisontal.

Secara garis besarnya peralatan Ilmu Ukur Tanah I terdiri

darai alat :

40

Page 40: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

A. Alat pengukur jarak (datar)

B. Alat pengukur sudut (horisontal)

Pembahasan tentang peralatan ini , mencakup :

- Jenis alat dan Tipe alat

- Konstruksi alat

- Cara Penggunaan/ Operasional alat

Pengetahuan tentang alat secara detil akan diberikan/

dibahas dalam praktikum.

III. METODA PENENTUAN POSISI HORISONTAL

1. METODA POLAR

2. METODA PENGIKATAN KEMUKA

3. METODA PENGIKATAN KEBELAKANG

41

Page 41: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

4. METODA POLIGON

5. METODA TRIANGULASI

6. METODA TRILATERASI

Metoda-metoda tersebut muncul berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan :

- Kendala Medan

- Ketelitian yang diharapkan

- Aplikasi

Bahwa pada prinsipnya tidak ada satu pun lokasi

(setiap lokasi ) pada permukaan bumi yang tidak dapat

diukur dan ditentukan posisinya.

1. METODA POLAR

Menentukan posisi satu titik dari satu titik lain yang telah

diketahui koordinatnya, dengan cara mengukur jarak datar

dan azimut.

42

Page 42: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Formulasi Masalah :

Diketahui : Koordinat Titik ikat A (Xa , Xa)

Ditentukan Posisi/Koordinat titik B (Xb ‘ Yb) dari Titik A

Cara : Mengukur jarak datar AB (Dab) dan Azimut AB

(aab)

Solusi ?..............

Kapan cara ini digunakan ? …….

2. METODA PENGIKATAN KEMUKA

Menentukan posisi satu titik dari 2 buah titik lain (titik

ikat) yang telah diketahui koordinatnya dengan cara hanya

mengukur sudut horisontal pada masing-masing titik ikat

tersebut.

Formulasi Masalah :

43

Page 43: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Diketahui : Koordinat Titik Ikat A (Xa , Ya) dan B (Xb ,

Yb)

Ditanya : Posisi/ koordinat titik P (Xp , Yp) ?

Cara : Mengukur sudut A ( PAB) dan sudut B (PBA)

Alat ditempat pada masing-masing titik A dan

B, Dan target pada titik P

Solusi ? ………

Kapan cara ini digunakan ? …..

3. METODA PENGIKATAN KEBELAKANG

Menentukan posisi satu titik dari 3 buah titik lain (titik

ikat) yang telah diketahui koordinatnya dengan cara hanya

mengukur 2 buah sudut horisontal pada titik yang akan

ditentukan posisinya.

Formulasi Masalah :

44

Page 44: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Diketahui : Koordinat Titik Ikat A (Xa , Ya), B (Xb , Yb)

dan

Titik C (Xc , Yc)

Ditanya : Posisi/ koordinat titik P (Xp , Yp) ?

Cara : Mengukur sudut P1 ( APB) dan sudut P2 (BPC)

Alat ditempat pada titik P, dan target pada titik

A, B dan titik C

Solusi ? ………

Kapan cara ini digunakan ? …..

Dalam mencari solusi cara kebelakng ini pada prinsipnya

adalah dua kali cara kemuka. Dan kuncinya adalah

menggunakan sifat-sifat sudut belah ketupat dalam

lingkaran.

Solusi Metoda Pengikatan Kebelakang ini ada 2 cara :

45

Page 45: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

A. Cara Collins

B. Cara Cassini

Cara Collins menggunakan 1 lingkaran bantu. ???

Cara Cassini menggunakan 2 lingkaran bantu. ???

4. METODA POLIGON

Menentukan posisi rangkaian titik-titik dilapangan yang

berfungsi sebagai kerangka dasdar pemetaan dengan cara

ya mengukur jarak datar dan sudut horisontal pada masing-

masing titik tersebut.

Formulasi Masalah :

46

Page 46: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Diketahui : Koordinat Titik Awal A (Xa , Ya) dan Titik

Akhir B (Xb , Yb)

Ditanya : Posisi/ koordinat titik-titik poligon Pi (Xi , Yi) ?

Cara : Mengukur sudut i (bi ) dan jarak ij (Dij)

Alat ditempat pada masing-masing titik i dan

target pada titik k dan j.

Solusi ? ………

Kapan cara ini digunakan ? …..

Pembahasan Metoda Poligon ini mencakup :

- Pengertian Poligon

- Jenis-Jenis Poligon

- Peralatan dan Pengukuran Poligon

- Syarat Geometris Poligon

47

Page 47: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

- Prosedur Hitungan Poligon

Solusi dan Prosedur penentuan posisi cara poligon akan

dibahas pada Sub bab Kerangka Dasar

VII PEMETAAN TOPOGRAFI

KERANGKA DASAR PEMETAAN

Kerangka dasar pemetaan adalah rangkaian titik-titik

dilapangan yang mempunyai koordinat yang dihasilkan melalui

satu pengukuran tertentu. Kerangka dasar pemetaan tersebut

48

Page 48: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

merupakan konsep utama dalam proses pembuatan satu peta

metoda Terestris, dimana fungsinya ini adalah sebagai kontrol

pengukuran dan sebagai titik ikat bagi pengukuran situasi.

Disamping itu kerangka dasar juga dapat dipandang sebagai

ukuran kualitas satu peta yang dibuat, atau dengan perkataan lain

bahwa ketelitian satu peta yang dihasilkan tergantung dari

ketelitian kerangka dasarnya (poligon). Oleh sebab itu pengadaan

kerangka dasar pemetaan wajib dilakukan dan diperhatikan dalam

satu proses pembuatan sebuah peta.

Pengertian, pelaksanaan dan perhitungan pengukuran kerangka

dasar (poligon) dapat diuraikan sebagai berikut.

- Pengertian Poligon

Poligon berasal dari kata poly yang berarti banyak dan

gono yang berarti sudut. Jadi poligon merupakan suatu rangkaian

titik-titik dilapangan yang dibentuk oleh unsur-unsur sudut dan

jaraknya. Pengukuran poligon dimaksudkan untuk mendapatkan

49

Page 49: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

dan merapatkan titik ikat pengukuran di lapangan dengan tujuan

sebagai dasar untuk keperluan pemetaan atau keperluan teknis

lainnya.

- Klasifikasi Poligon

Berdasarkan kepada titik-titik tetap (koordinatnya diketahui)

dan bentuk geometriknya, secara umum poligon dibedakan atas 3

macam, yakni :

1. Poligon Sempurna.

Merupakan poligon yang deretan titik-titknya terikat pada titik-

titik tetap pada awal dan akhir poligon tersebut serta diketahui

azimuth awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran dapat

dikontrol dan diketahui kesalahannya, melalui proses hitungan

perataan.

50

Page 50: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Gambar : Poligon terbuka dan sempurna

2. Poligon Lepas Atau Poligon Tidak Sempurna

Adalah Poligon yang deretan titik-titiknya hanya terikat pada

satu titik tetap. Dalam hal ini, hasil ukurannya tidak dapat

dikontrol atau diketahui kesalahannya.

Gambar : Poligon terbuka dan tidak sempurna

3. Poligon Tertutup.

Adalah poligon yang deretan titik-titiknya terikat kepada satu

titik tetap yang berfungsi sebagai titik awal sekaligus titik

51

awal akhir

Page 51: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

akhirnya (artinya titik awal dan titik akhirnya sama). Hasil

pengukuran dapat dikontrol dan dikoreksi kesalahannya.

Gambar : Poligon tertutup dan sempurna

- Pengolahan Data Poligon

Pengolahan data dilakukan sesuai dengan tahapan proses

sebagai berikut :

52

A

1

54

3

2

Page 52: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. Tentukan koordinat awal, azimuth awal, koordinat akhir dan

azimuth akhir, jika harga-harganya tidak langsung diketahui.

2. Hitung salah penutup sudut.

Poligon Terbuka

Poligon Tertutup

Apabila yang diukur sudut dalam :

Apabila yang diukur sudut luar :

3. Hitung harga koreksi setiap sudut.

dimana

53

Page 53: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

n = jumlah titik pengukuran.

Pembagian harus merupakan bilangan bulat. Apabila

pembagiannya bersisa, maka sisa tersebut dibagi-bagikan ke

sudut-sudut yang mempunyai sisi-sisi terpendek.

4. Hitung harga definitif setiap sudut.

5. Hitung azimut sisi-sisi poligon.

Biasanya tergantung bentuk poligon. Persamaan umum :

6. Hitung selisih absis dan selisih ordinat antara titik-

titik poligon.

7. Hitung salah linier jarak (salah penutup absis dan ordinat ).

54

Page 54: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

8. Hitung jumlah panjang sisi-sisi poligon.

9. Hitung koreksi absis (VX) dan ordinat (VY).

misal

misal

10.Hitung koordinat definitif titik-titik poligon.

Untuk absis

Untuk ordinat

- Tahapan Pelaksanaan Pengukuran

55

Page 55: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Tahap-tahap pengukuran poligon/kerangka dasar :

1. Tentukan titik target yang menjadi kerangka poligon.

2. Dirikan alat pada titik awal pengukuran dalam kedudukan

benar dan sempurna, pada titik awal sebaiknya alat diutarakan

terlebih dahulu.

3. Putar alat searah jarum jam. Untuk setiap titik, pembidikan

dilakukan dua kali, tehadap titik sebelum dan titik berikutnya.

4. Tempatkan alat pada kedudukan biasa, bidik target pertama

yang ditemui dari arah utara searah jarum jam. Lakukan

pembacaan benang difragma pada bagian atas, tengah dan

bawahnya. Kemudian catat pembacaan skala vertikal dan

skala horizontal. Untuk pembacaan skala horizontal ini

sebaiknya vizier atau teropong diarahkan langsung ke patok

atau titik ( rambu ) terendah yang dapat di bidik.

56

Page 56: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

5. Arahkan vizier / teropong ke titik target berikutnya. Catat

bacaan benang diafragma dan bacaan skala horizontal serta

skala horizontalnya.

6. Masih pada titik yang sama, ubah posisi alat dari kondisi

biasa ke posisi luar biasa. Catat bacaan benang diafragma,

skala vertikal dan skala horizontalnya.

7. Arahkan kembali teropong ke target pertama tadi. Lakukan

pembacaan benang diafragma serta skala vertikal dan

horizontalnya.

8. Untuk keperluan beda tinggi ukur tinggi alat dari permukaan

tanah.

9. Kemudian pindahkan alat ke titik selanjutnya. Lakukan hal

yang sama dari titik tersebut terhadap dua titik yang

mengapitnya.

PENGUKURAN DAN HITUNGAN DETAIL SITUASI

57

Page 57: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Pengukuran detail situasi pada prinsipnya bertujuan untuk

mendapatkan gambaran unsur-unsur permukaan bumi (unsur

alam dan buatan manusia) yang disajikan dalam bentuk peta

dengan menggunakan konsep atau dasar-dasar ilmu ukur tanah.

Pemetaan situasi planimetrsis suatu daerah mencakup

penyajian bentuk dalam dimensi horizontal (tidak termasuk

dimensi vertikal) dalam suatu gambar peta. Maksud dari

pengukuran ini adalah memindahkan gambaran dari permukaan

bumi ke dalam suatu bidang gambar (kertas gambar).

Detail-detail situasi yang perlu diamati dan dipetakan adalah :

1. Unsur-unsur buatan alam

a. Garis pantai, danau dan batas rawa

b. Batas-batas tebing atau jeram, batas hutan

c. Dll.

2. Unsur-unsur buatan manusia

58

Page 58: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

a. Bangunan

b. Jalan

c. Batas sawah

d. Saluran irigasi

e. Batas kepemilikan tanah.

Prosedur Pemetaan Situasi

Dalam pengukuran detail situasi, perlu dilakukan pengukuran

terhadap beberapa hal, yaitu:

1. Penentuan titik dasar.

Peta situasi ini harus terikat pada sistem kerangka yang telah

diketahui sebelumnya yang berfungsi sebagai acuan.

2. Pengukuran kerangka horizontal (sudut dan jarak)

Umumnya untuk peta yang tidak terlalu besar, dipakai

kerangka poligon.

3. Pengukuran Detail Situasi

59

Page 59: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Pengukuran beda tinggi (kerangka vertikal) selalu mengikuti

kerangka dasar horizontal yang telah dibangun terlebih

dahulu.

Pengkuran detail dengan data yang diambil meliputi :

Sudut antara sisi kerangka dengan jarak ke titik detail yang

bersangkutan.

jarak optis atau pita ukur antara titik kerangka dengan detail

Metoda-metoda pengukuran kerangka dasar horizontal telah

dibahas pada sub bab sebelumnya, dan metoda-metoda tersebut

dapat digunakan pada penentuan posisi titik kerang dasar.

Tahapan Pelaksanaan Pengukuran Situasi

Tahapan pelaksanaannya meliputi langkah-langkah sebagai

berikut :

60

Page 60: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

1. Siapkan alat dan keperluan pengukuran.

2. Lakukan orientasi terhadap daerah atau medan yang akan

diukur, sketsalah secara kasar untuk membantu dalam

penandaan tititk dan keteraturan dalam pengukuran.

3. Tentukan titik target yang akan jadi kerangka poligon.

Dirikan alat pada titik awal dengan sempurna (centering

alat)

4. Posisikan alat pada kedudukan biasa, bidik titik belakang

(patok belakang) untuk pembacaan benang atas, benang

tengah, benang bawah , kemudian nolkan bacaan sudut

horizontalnya lalu catat sudut horizontal ( 0o ) dan vertikal.

5. Arahkan teropong ketitik depannya (patok depan),

kemudian baca bacaan benang, sudut vertikal dan sudut

horizontalnya.

61

Page 61: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

6. Lakukan pengukuran jarak secara manual dengan

menggunakan pita ukur (meteran) yaitu dari titik berdirinya

alat ketitik/patok belakang dan ke titik/patok di depannya.

Pengukuran ini dilakukan dengan cara pulang-pergi. Pada

saat pengukuran pita ukur (meteran) haruslah tegang , lurus

dan datar.

7. Pada titik yang sama, ubah posisi alat menjadi luar biasa,

kemudian baca bacaan benangnya, sudut vertikal dan sudut

horizontalnya.

8. Kemudian arahkan lagi teropong ketitik belakang, kemudian

baca bacaan benang, sudut vertikal dan sudut horizontalnya.

9. Masih pada titik yang sama posisikan alat dalam keadaan

biasa , kemudian pada sketsa yang telah dipersiapkan,

rencanakanlah pembidikan yang teratur terhadap objek-

objek alam (unsur-unsur buatan alam, unsur-unsur buatan

manusia, dan pada titik-titik ekstrim) yang akan dipetakan

62

Page 62: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

dengan mencantumkan abjad/nomor pada batas-batas yang

telah ditentukan. Usahakan pembidikan tetap teratur searah

dengan putaran jarum jam, menurut nomor untuk tidak

menimbulkan kekacauan dalam penulisan data pada

formulir atau dalam penggambaran.

10. Data-data yang perlu dicatat dan diamati adalah bacaan

benang, sudut vertikal dan sudut horizontal.

11. Untuk tempat atau gedung yang bentuknya teratur, tidak

perlu pada semua titik sudut bangunan dibidik dengan

theodolit, tapi ambil saja data yang diukur dengan

menggunakan alat ukur jarak (meteran). Ambil data

selengkap mungkin.

12. Pindahkan data hasil pengamatan ke dalam data form,

penomoran pada formulir dicatat dan harus sesuai dengan

data yang dibuat pada sketsa.

13. Ukur tinggi alat dari permukaan tanah.

63

Page 63: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

14. Pindahkan alat ke titik berikutnya (patok depan)

kemudian lakukan hal yang sama seperti lagkah-langkah di

atas.

Pengolahan Data Situasi

Pelaksanaan pengukuran pada umumnya dilakukan dalam

beberapa metoda. Pada praktikum kali ini cukup dibahas

mengenai metoda Tachymetri dan metoda Trigonometri.

◘Metoda Tachymetri

Metoda Tachymetri dapat digunakan untuk penentuan jarak

datar dan beda tinggi yang tidak membutuhkan ketelitian

yang akurat (unuk pengerjaan pengukuran yang sederhana).

a. Penentuan jarak datar metoda Tachymetri

64

atb

A

z

Dm

m

hB

i

D

Page 64: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Gambar : Metoda Tachymetri

Perhatikan gambar diatas, diukur sudut m (sudut

miring),tinggi alat = i, bacaan skala rambu pada benang

tengah = t, bacaan skala rambu pada benang atas = a dan

bacaan rambu pada benang bawah = b,maka :

Jarak miring :

65

Dm = 100 (a - b) cos m

= 100 (a - b) sin z

Page 65: Bahan Ajar Kuliah IUT

P1,P2BAB I

Catatan :

ILMU UKUR TANAH

Jarak mendatar :

Posisi Titik Detail Situasi :

Koordinat titik detail situasi ditentukan menggunakan metoda polar :

66

D = 100 (a - b) cos2 m

= 100 (a - b) sin2 z

Xi = Xa + Dai. Sin aaiYi = Ya + Dai. Cosaai