BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur...

84
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang Interaksi Keruangan Desa dan Kota 1 BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA Identitas Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas / Semester : XII / I Materi Pokok : Interaksi Keruangan Desa dan Kota A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangunan 4.2 Membuat makalah tentang usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota yang dilengkapi dengan peta, bagan, tabel, grafik, dan / atau diagram C. Indikator 1. Mengidentifikasi ciri-ciri desa 2. Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk desa

Transcript of BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur...

Page 1: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 1

BAHAN AJAR

INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA

Identitas

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas / Semester : XII / I

Materi Pokok : Interaksi Keruangan Desa dan Kota

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota,

serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangunan

4.2 Membuat makalah tentang usaha pemerataan pembangunan di desa dan

kota yang dilengkapi dengan peta, bagan, tabel, grafik, dan / atau diagram

C. Indikator

1. Mengidentifikasi ciri-ciri desa

2. Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk desa

Page 2: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 2

3. Menjelaskan sejarah, istilah dan perkembangan desa

4. Mengklasifikan potensi desa

5. Mengidentifikasi tipe desa

6. Menganalisis potensi desa

7. Mengidentifikasi tingkat perkembangan desa

8. Mengidentifikasi ciri-ciri kota

9. Menjelaskan pengertian kota

10. Menjelaskan sejarah pertumbuhan kota

11. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan kota

12. Menganalisis bentuk dan pola pedesaan

13. Menganalisis struktur keruangan kota

14. Menjelaskan fungsi desa dan kota

15. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi interaksi wilayah

16. Menghitung kekuatan interaksi desa kota berdasarkan teori

17. Menganalisis Dampak pembangunan kota terhadap desa dan kota

18. Mengidentifikasi penyebab terjadinya urbanisasi

19. Menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan terhadap dampak urbanisasi

20. Mengidentifikasi usaha-usaha dalam rangka pemerataan pembangunan

desa dan kota oleh pemerintah di Indonesia

Page 3: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 3

INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA

A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN

KOTA

1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Desa

a. Ciri-ciri Desa

Gambar 1: Daerah desa Maninjau Gambar 2: Daerah desa NagariTuaPariangan

Sumber: WordPress.com Sumber: Liputan6 Lifestyle

Gambar 3: Desa Silungkang(Sawahlunto) Gambar 4: Desa Ranah Kayu Ambun

Sumber: s683.photobucket.com Sumber: WordPress.com

1) Menurut Paul H. Landis

a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara

ribuan jiwa

b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap

kebiasaan

c) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang

sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan, alam, kekayaan

alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat

sambilan

Page 4: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 4

d) Sistem kehidupannya berkelompok

e) Termasuk kedalam masyarakat homogen dalam hal mata

pencaharian, agama, adat-istiadat

f) Homogenitas Sosial

g) Hubungan primer

h) Kontrol sosial yang ketat

i) Gotong-royong

j) Ikatan sosial

k) Magis religious

Sumber: modul masyarakat perdesaan dan perkotaan, google.com

2) Menurut Roucek & Warren ( 1963 : 78 ) ciri-ciri desa adalah:

a) Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (mata

pencaharian, nilai– nilai dalam kebudayaan , serta dalam sikap dan

tingkah laku).

b) Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai

unit ekonomi..

c) Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada

(misalnya keterkaitan anggota masyarakat dengan tanah atau desa

kelahirannya).

d) Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet

daripada di kota, serta jumlah anak yang ada dalam anggota

keluarga inti lebih besar atau banyak.

Sumber: http://dee-jieta.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-desa-menurut-para-

ahli.html

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut ciri-ciri desa dapat disimpulkan,

yaitu:

1) Interaksi antar manusia yang sangat kuat

2) Memiliki pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan dan perasaan

3) Keluarga di desa-desa merupakan satu unit sosial dan unit kerja

Page 5: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 5

4) Mata pencaharian penduduknya bersifat agraris yang sangat dipengaruhi

oleh kegiatan alam, seperti iklim dan kekayaaan alam

5) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak bersifat agraris hanyalah pekerjaan

sambilan

6) Iklim berpengaruh pada kehidupan petani sehingga warga desa banyak

bergantung pada musim

7) Jumlah penduduk desa relatif sedikit

8) Proses sosial berjalan lambat

9) Kontrol sosial di dasarkan pada hukum informal

Bedasarkan ciri-ciri desa di atas, maka dapat didefenisikan desa adalah suatu

kesatuan permukiman penduduk yang letaknya diluar kota, yang biasanya mata

pencaharian penduduk bersifat agraris yang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam

seperti iklim dan tanah, serta mempunyai interaksi antar manusia yang sangat kuat

dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit.

Menurut Bintarto (1983: 11-12), desa adalah suatu hasil perpaduan antara

kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu adalah

perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial, ekonomi,

politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.

Undang-undang No 6 Tahun 2014 desa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Unsur-Unsur Pembentuk Desa

Sebuah desa memiliki unsur pokok, yaitu wilayah, penduduk, dan

perilaku.

Page 6: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 6

1) Wilayah

Gambar 7: Daerah desa Nagari Solok Selatan

Sumber: Indovasi.or.id

Daerah yang dimaksud berupa lahan yang produktif maupun yang

tidak produktif, termasuk penggunaan tanah, letak, luas, batas lahan di

lingkungan setempat. Unsur daerah meliputi lahan di desa, misalnya lahan

pekarangan, persawahan, tegalan, dan permukiman. Wilayah atau daerah

merupakan tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktivitas,

baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Pemilihan daerah atau wilayah sebagai

tempat aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti iklim,

topografi, keadaan tanah, dan air. Adanya perbedaan kondisi fisik

antarwilayah menyebabkan terjadinya perbedaan perkembangan wiayah.

Contohnya, daerah yang relatif datar dan terletak di dekat daerah perkotaan

akan berkembang lebih cepat daripada daerah pegunungan yang jauh dari

perkotaan

2) Penduduk

Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di

dalam upaya mengembangkan wilayah penduduk akan bertindak sebagai tenaga

kerja, perencana, atau pelaksana sekaligus yang akan memanfaatkan segala

potensi yang ada. Hal-hal yang berkaitan dengan kependudukan dalam suatu

wilayah antara lain jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata

pencaharian penduduk. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pola

penggunaan lahan yang ada di pedesaan.

Page 7: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 7

Gambar 8: Kegiatan penduduk desa

Sumber: blog.umy.ac.id

3) Perilaku

Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata pergaulan dan

ikatan-ikatan yang melatar belakangi masyarakat desa. Perilaku masyarakat desa

ditunjukkan oleh adanya ikatan antarwarga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat

dengan adanya sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama

daripada kepentingan pribadi.

Gambar 9: Kegiatan gotong royong (usung rumah)

Sumber: duniaitu.blogspot.com

c. Sejarah, Istilah, Dan Perkembangan Desa

Sejarah Perkembangan Pemerintahan Desa di Indonesia

1) Masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda

Gambar 10: zaman kolonial hindia belanda

Sumber: www.google.com/imgres

Page 8: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 8

(Buku Harto Hadikusumo) Pada zaman penjajahan Belanda terdapat peraturan

perundang-undangan mengenai desa yaitu Inlandshe Gemeente Ordonantie (IGO)

yang berlaku untuk Jawa dan Madura serta Inlandshe Gemeente Ordonantie voor

Buitengewesten yang berlaku untuk daerah-daerah di luar Jawa dan Madura pada

tahun 1906. Aturan ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 71 regerings reglement

(RR) yang dikeluarkan tahun 1854 yang merupakan bentuk pengakuan terhadap

adanya desa, demokrasi, dan otonomi desa. Pada tahun 1854, Pemerintah kolonial

Belanda mengeluarkan “Regeeringsreglement” yang merupakan cikal-bakal

pengaturan tentang daerah dan desa. Dalam pasal 71 (pasal 128.I.S.) tentang

kedudukan desa, yakni: Pertama, bahwa desa yang dalam peraturan itu disebut

“inlandsche gemeenten” atas pengesahan kepala daerah (residen), berhak untuk

memilih kepala desa. Kedua, bahwa kepala desa itu diserahkan hak untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan memperhatikan peraturan-peraturan

yang dikeluarkan oleh gubernur jenderal atau dari kepala daerah (residen). Gubernur

Jenderal menjaga hak tersebut terhadap segala pelanggarannya.

Dalam ordonansi itu juga ditentukan keadaan dimana Kepala Desa dan anggota

pemerintah Desa diangkat oleh penguasa yang ditunjuk untuk itu. Kepala Desa

bumiputera diberikan hak mengatur dan mengurus rumah tangganya dengan

memperhatikan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal,

pemerintah wilayah dan residen atau Pemerintah otonom yang ditunjuk dengan

ordonansi.

Selain itu, dalam ordonansi diatur wewenang dari Desa Bumiputera untuk

memungut pajak di bawah pengawasan di dalam batas-batas tertentu menetapkan

hukuman terhadap pelanggaran atas aturan yang diadakan oleh desa.

Ada 3 hak desa yang bisa diperhatikan dalam Pasal 71 tersebut, antara lain:

a) Desa berhak memilih sendiri Kepala desa

b) Desa berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

c) Desa yang terletak di kota (kota praja) dihapus

Page 9: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 9

2) Zaman Jepang

Pada zaman pemerintahan Jepang, pengaturan mengenai Desa diatur dalam

Osamu Seirei No. 7 yang ditetapkan pada tanggal 1 Maret Tahun 1944. Dari

ketentuan Osamu Seirei ini ditegaskan bahwa Kucoo (Kepala Ku, Kepala Desa)

diangkat dengan jalan pemilihan. Sedangkan dewan yang berhak untuk menentukan

tanggal pemilihan dan syarat-syarat lain dalam pemilihan Kucoo adalah Guncoo.

Sedangkan untuk masa jabatan Kucoo adalah 4 tahun. Kucoo dapat dipecat oleh

Syuucookan.

Selanjutnya menurut Suhartono (2001: 49 dalam galihsaputra.blogspot.co.id),

pada jaman penjajahan Jepang, desa ditempatkan setingkat di atas kampung yang

merupakan institusi paling rendah di pemerintahan desa. Pada pendudukan Jepang

ini, otonomi desa kembali dibatasi bahkan desa dibawah pengaturan dan

pengendalian yang sangat ketat. Rakyat desa dimobilisasi untuk keperluan perang,

menjadi satuan-satuan milisi, seperti Heiho, Kaibodan, Seinendan, dan lain-lain.

Kepala desa difungsikan sebagai pengawas rakyat untuk menanam tanaman yang

dikehendaki Jepang, seperti jarak, padi dan tebu.

Pemerintah desa pada jaman pendudukan Jepang terdiri dari 9 (sembilan)

pejabat: Lurah, Carik, 5 (lima) orang Mandor, Polisi desa dan Amir (mengerjakan

urusan agama). Artinya, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pengaturan desa

tidak terlalu banyak. Sehingga, desa berjalan dan sesuai dengan IGO 1906 yang

ditetapkan pada masa pemerintahan Belanda. Satu-satunya perauran mengenai desa

yang dikeluarkan oleh penguasa Jepang adalam Osamu Seirei No. 7 tahun 1944

diatas. Peraturan ini hanya mengatur tentang pemilihan kepala desa (Ku-tyoo) yang

menetapkan masa jabatan kepala desa menjadi empat (4) tahun.

3) Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga Lahirnya Orde Baru

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bersamaan waktunya dengan

diproklamasikannya kemerdekaan, berakhirlah sudah lembaran buku sejarah

kehidupan bangsa Indonesia yang penuh dengan penderitaan dan kenistaan sejak awal

penjajahan oleh Belanda dan berakhir oleh militer Jepang.

Page 10: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 10

Kemerdekaan membawa perubahan di segala bidang kehidupan menuju ke

arah kemajuan yang telah sekian lama didambakan. Berbagai peraturan perundang-

undangan yang mengandung prinsip kejiwaan bertentangan dengan martabat bangsa

yang merdeka, secara bertahap dihapuskan, dan diganti dengan yang selaras dan

serasi sebagaimana layaknya di alam kemerdekaan, walaupun dengan berbagai

kesulitan karena situasi pilitik dan keamanan pada awal Indonesia merdeka belum

stabil.

Barulah pada tahun-tahun setelah pemulihan kedaulatan, mulai banyak terlihat

berbagai kegiatan untuk menyiapkan Undang-Undang yang mengatur pemerintahan

Desa sebagai pengganti I.G.O dan I.G.O.B. Maka hal-hal yang sudah tidak sesuai

dengan perkembangan zaman yang terdapat dalam I.G.O. dan I.G.O.B. diatasi oleh

berbagai peraturan yang derajatnya di bawah undang-undang. Artinya ada beberapa

ketentuan dalam IGO dan IGOB yang masih digunakan. Pengertian tentang Desa atau

yang semacam dengan Desa masih tetap seperti pada masa dahulu, dengan sedikit

penambahan di sana-sini. Barulah kemudian setelah keluar Undang-Undang Desa

praja (sebagai pengganti I.G.O. dan I.G.O.B) pada tahun 1965, didapatlah pengertian

resmi tentang desa berdasarkan undang-undang Republik Indonesia.

Pada pasal 1 Undang-Undang Desapraja (No. 19 Tahun 1965) dijelaskan apa

yang dimaksud dengan desapraja yaitu: Desapraja adalah kesatuan masyarakat hukum

yang tertentu batas-batas daerahnya, berhak mengurus rumah tangganya sendiri,

memilih penguasanya dan mempunyai harta benda sendiri. Jadi desapraja pada

undang-undang tersebut di atas itu hanyalah nama baru bagi desa yang sudah ada

sejak berabad-abad yang lampau, yang memiliki pengertian sama seperti di atas.

Undang-Undang desapraja tidak berumur lama,sebab ketika orde baru lahir,

undang-undang yang jiwanya dan sistem pengaturannya akan dapat membawa ke

arah ketidakstabilan politik di desa-desa, dinyatakan tidak berlaku oleh Undang-

Undang No. 6 Tahun 1969.

Page 11: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 11

4) Sejak Lahirnya Orde Baru hingga Sekarang

Sejak Undang-Undang Desapraja dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Undang-

Undang No. 6 tahun 1969, sampai saat lahir dan berlakunya Undang-Undang tentang

Pemerintahan Desa (Undang-Undang No. 5 Tahun 1979) maka selama 10 tahun desa-

desa di seluruh Indonesia tidak memiliki landasan hukum berupa undang-undang.

Selama 10 tahun itu pengertian tentang Desa diambi dari berbagai sumber baik dari

peraturan-peraturan maupun dari pendapat para ahli.

Pengertian Desa yang didasarkan kepada undang-undang yang dapat

dipergunakan sebagai pegangan atau patokan bagi berbagai kepentingan baik bagi

kalangan masyarakat maupun aparatur pemerintah terdapat pada pasal 1 huruf a dari

Undang-undang tentang Pemerintahan Desa (Undang-Undang No 5 Tahun 1979)

yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan

masyarakat, termasuk di dalamnya esatuan Masyarakat Hukum, yang mempunyai

organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak

menyelenggarakan urusan rumahtangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Dengan adanya secara resmi pengertian tentang Desa sebagaimana tersebut di

atas, maka pengertian atau batasan-batasan tentang Desa tidak perlu lagi dirumuskan

oleh berbagai pihak maupun dalam berbagai peraturan yang derajatnya di bawah

undang-undang.

Sebagai akibat logis adanya pengertian atau batasan Desa secara resmi

sebagaimana tersebut di atas, maka sekaligus terjadi pula keseragaman sebutan atau

nama yaitu Desa bagi bermacam bentuk atau corak Kesatuan-kesatuan Masyarakat

Hukum yang memiliki hak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri dengan

sebutan atau nama setempat seperti Marga, Nagari, Kuria, Nagorey dan lain-lainnya,

yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sekalipun demikian masih harus dimaklumi bilamana masyarakat awam yang

berada di luar Jawa, Madura dan Bali masih menyebut Desanya dengan nama atau

sebutan yang dahulu, karena setiap perubahan sekalipun hanya perubahan sebutan

memerlukan waktu untuk bisa diterima sehingga membudaya. Telah dimaklumi

Page 12: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 12

bahwa Desa dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami perubahan baik yang

menyangkut aspek yuridis formal maupun yang berkaitan dengan luas wilayah,

sistem dan pola ketahanan masyarakat, prasarana dan sarana, sumber-sumber

penghasilan, sistem administrasi pemerintahan, lembaga-lembaga kemasyarakatanm

susunan organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa dan lain-lainnya, namun pada

hakikatnya ada anasir penting yang melekat pada setiap Desa yang tidak mungkin

mudah berubah karena perubahan zaman yaitu :

a) Pada zaman atau masa manapun Desa merupakan satuan organisasi

ketatanegaraan (sekalipun terkecil dan paling sederhana) dalam suatu

negara (Kerajaan atau Republik)

b) Pemerintah Desa merupakan pemerintahan terendah dalam susunan

pemerintahan negara (Kerajaan atau Republik).

c) Adanya hak untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri.

d) Berada dalam suatu wilayah yang batas-batasnya jelas dan tertentu.

e) Ada penduduknya atau masyarakat dalam jumlah yang cukup besar sesuai

persyaratan, yang hidup secara tertib dan bertempat tinggal pada lokasi-

lokasi yang sudah tetap.

f) Kepalanya dipilih secara langsung, bebas dan rahasia oleh penduduk Desa

yang berhak.

g) Memiliki kekayaan sendiri (fisik ekonomis dan non fisik ekonomis).

h) Ada Landasan Hukum (tertulis dan tidak tertulis) yang ditaati oleh

masyarakatnya bersama aparatur Pemerintah Desa.

i) Mempunyai nama, yang tetap dan lestari serta mengandung makna

tertentu bagi masyarakatnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan msyarakat setempat berdasarkan asal usuk dan adapt istiadat setempat

yang diakui dalam sistim pemerintahan nasional dan berada didalan daerah

kabupaten. Sedangkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa

sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang

Page 13: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 13

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

usul dan adat istiadat setempat

d. Klasifikasi Potensi Desa

Potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah tentu akan mempengaruhi

perkembangan wilayah tersebut.

Ruang lingkup potensi desa terdiri dari empat variabel, yaitu:

1) Potensi sumber daya alam

Komponen-komponen alam yang ada di desa adalah sebagai berikut:

a) lokasi desa, lokasi desa dapat menjadi indicator bagi perkembangan desa

tersebut. Desa yang berada pada lokasi strategis memiliki potensi untuk lebih

berkembang dan maju dibandingkan desa yang terletak di daerah terpencil.

b) Luas desa, wilayah desa meliputi luas lahan pertanian, permukimamn, dan

penggunaan lahan lainnya.

c) Keadaan tanah, keadaan tanah dapat mencirikan kesuburan lahan pertanian

d) Keadaan iklim, mencakup curah hujan, temperature, kelembapan,

penyinaran, matahari, dan angin.

e) Ketersediaan sumber daya nabati, jenis hewan, dan produksinya

f) Keadaan bentang alam. Bentang alam suatu daerah merupakan factor alam

yang penting karena mempunyai hubungan erat dengan persebaran

penduduk serta member cirri pada bentuk ruamg gerak manusia.

2) Potensi sumber daya manusia

Penduduk desa merupaka potensi bagi desa itu sendiri. Semakin banyak

jumlah penduduk desa, terlebih penduduk usia produktif, semakin besar potensi

desa tersebut. Kegiatan penduduk yang ditekuni setiap hari memberikan

sumbangan bagi pendapatan desa tersebut.

Apabila suatu wilayah desa mempunyai potensi cukup baik, termasuk tingkat

pendidikan penduduknya yang sudah tinggi, desa tersebut akan cepat

berkembang. Penduduk memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus seperti:

Page 14: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 14

a) Komposisi umur, jenis kelamin, dan rasio ketergantungan

b) Organisasi masyarakat

c) Tingkat pendidikan, jumlah siswa, dan jumlah guru

d) Tingkat kesehatan, tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan kualitas

lingkungan

e) Swadaya masyarakt dan gotong royong untuk pembangunan daerah

f) Adat istiadat dan kebiasaan

3) Potensi Kelembagaan

Desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional. Agar desa menjadi kuat,

setiap desa harus memiliki lembaga. Data sumber daya kelembagaan yang

diperlukan untuk menganalisis potensi desa menurut Peraturan Mentri Dalam

Negeri Nomor 12 Tahun 2007 meliputi:

a) lembaga pemerintahan desa dan kelurahan

b) lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan

c) lembaga social kemasyarakatan

d) organisasi profesi

e) partai politik

f) lembaga perekonomian

g) lembaga pendidikan

h) lembaga adat

i) lembaga keamanan dan ketertiban.

4) Potensi Prasarana dan Sarana

Data prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi:

a) transportasi

b) informasi dan komunikasi

c) prasarana air bersih dan sanitasi

d) prasarana dan kondisi irigasi

e) prasarana dan sarana pemerintahan

f) prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan

g) prasarana peribadatan

Page 15: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 15

h) prasarana olah raga

i) prasarana dan sarana kesehatan

j) prasarana dan sarana pendidikan

k) prasarana dan sarana energi dan penerangan

l) prasarana dan sarana hiburan dan wisata

m) prasarana dan sarana kebersihan.

Ruang lingkup dan jenis data potensi desa selengkapnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel. 1 Ruang Lingkup dan Jenis Data Potensi Desa

NO POTENSI JENIS DATA

1

sumber daya alam

a. potensi umum yang meliputi batas

dan luas wilayah, iklim, jenis dan

kesuburan tanah, orbitasi, bentangan

wilayah dan letak

b. pertanian

c. perkebunan

d. kehutanan

e. peternakan

f. perikanan

g. bahan galian

h. sumber daya air

i. kualitas lingkungan

j. ruang publik/taman

k. wisata

2

sumber daya manusia

a. Jumlah

b. Usia

c. Pendidikan

d. mata pencaharian pokok

e. agama dan aliran kepercayaan

f. kewarganegaraan

g. etnis/suku bangsa

h. cacat fisik dan mental; dan

i. tenaga kerja.

3

Kelembagaan

a. Lembaga pemerintahan desa dan

kelurahan

b. lembaga kemasyarakatan desa dan

kelurahan

c. lembaga social kemasyarakatan

d. organisasi profesi

e. partai politik

Page 16: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 16

f. lembaga perekonomian

g. lembaga pendidikan

h. lembaga adat

i. lembaga keamanan dan ketertiban.

4

Prasarana dan Sarana

a. transportasi

b. informasi dan komunikasi

c. prasarana air bersih dan sanitasi

d. prasarana dan kondisi irigasi

e. prasarana dan sarana pemerintahan

f. prasarana dan sarana lembaga

kemasyarakatan

g. prasarana peribadatan

h. prasarana olah raga

i. prasarana dan sarana kesehatan

j. prasarana dan sarana pendidikan

k. prasarana dan sarana energi dan

penerangan

l. prasarana dan sarana hiburan dan

wisata

m. prasarana dan sarana kebersihan. (Sumber : Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007)

Data potensi desa dan kelurahan dilakukan pengukuran dan analisis untuk

menentukan tingkatan potensi umum, potensi pengembangan dan tipologi desa

dan kelurahan.

a) Tingkatan potensi umum terdiri atas:

(1) potensi tinggi, jika skor total mencapai nilai lebih dari 80% dari skor

nilai maksimal.

(2) potensi sedang jika skor total mencapai nilai antara 60% sampai 80%

dari skor nilai maksimal

(3) potensi rendah, jika skor total mencapai nilai kurang dari 60% dari

skor nilai maksimal

b) Potensi pengembangan terdiri atas:

(1) Sangat Potensial Dikembangkan jika perolehan skor indikator lebih

dari 80% dari skor maksimal dari potensi yang diukur

(2) Potensial Dikembangkan jika perolehan skor indikator antara 70%

sampai 80% dari skor maksimal dari potensi yang diukur;

Page 17: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 17

(3) Cukup Potensial Dikembangkan jika perolehan skor indikator antara

60 sampai 70% dari skor maksimal dari potensi yang diukur;

(4) Kurang Potensial Dikembangkan jika perolehan skor indikator kurang

dari 60% dari skor maksimal dari potensi yang diukur

c) Tipologi desa dan kelurahan. Hasil scoring potensi umum dan potensi

pengembangan menentukan tipologi desa dan kelurahan yang terdiri

terdiri atas:

(1) Tipologi desa dan kelurahan persawahan

(2) Tipologi desa dan kelurahan perladangan

(3) Tipologi desa dan kelurahan perkebunan

(4) Tipologi desa dan kelurahan peternakan

(5) Tipologi desa dan kelurahan nelayan

(6) Tipologi desa dan kelurahan pertambangan/galian

(7) Tipologi desa dan kelurahan kerajinan dan industri kecil

(8) Tipologi desa dan kelurahan industri sedang dan besar;

(9) Tipologi desa dan kelurahan jasa dan perdagangan.

e. Tipe-Tipe Desa

Tipologi desa dan kelurahan adalah karakteristik desa dan kelurahan

berdasarkan potensi sumber daya alam dan interaksi dengan kegiatan sosial ekonomi

masyarakat (pola nafkah). Tipologi desa dan kelurahan mempertemukan konsep

sumber daya alam, konsep pemberdayaan masyarakat, dan pola nafkah, dan aspek

kewilayahan.

Acuan dalam menentukan tipologi desa dan kelurahan adalah berdasarkan

pada karakteristik desa yang secara alami tidak akan berubah atau jika mengalami

perubahan membutuhkan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, berdasarkan

sensus Potensi Desa (Podes), data karakteristik desa yang memenuhi kriteria tersebut

diatas dan dapat digunakan sebagai dasar pembentukan tipologi adalah sebagai

berikut :

1) Letak geografis

Page 18: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 18

2) Peruntukan lahan

3) Pola nafkah/mata pencaharian

Berdasar karateristik diatas maka tipe desa itu terbagi atas:

1) Desa Pesisir/Nelayan ( DNL)

Desa pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari dan atau lainnya yang

memiliki wilayah berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau

merupakan desa pulau) dengan corak kehidupan masyarakatnya, baik

tergantung maupun tidak tergantung pada potensi laut.

2) Desa Persawahan (DPS)

Desa yang bila sebagian besar penduduknya tergantung dari usaha

persawahan

3) Desa Perladangan (DPL)

Desa yang bila bagian terbesar penduduknya hidup tergantung dari usaha

pertanian ladang (palawija/padi gogo/hortikultural)

4) Desa Perkebunan (DRS)

Desa yang bila sebagian besar penduduknya hidup tergantung kepada usaha

perkebunan (karet, kelapasawit, cengkeh,dll)

5) Desa Peternakan (DPT)

Desa yang merupakan desa dimana penduduknya mempunyai mata

pencaharian sebagai peternak.

6) Desa Perdagangan (DJP)

Desa dimana orang-orang dari berbagai jurusan dapat bertemu satu dengan

yang lain untuk menjual dan membeli barang-barang yang dihasikan

masyarakat sehingga terjadilah pasar.

7) Desa Pertambangan (DPG)

Desa yang tumbuh di dekat wilayah yang menghasilkan hasil-hasil

pertambangan.

8) Desa Industri Kecil dan kerajinan (DIK)

Desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang industri

kecil kerajinan.

Page 19: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 19

9) Desa Industri Sedang dan Besar ( DIB)

Desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang industri

sedang dan besar.

Berdasarkan karakteristik dan potensi desa, maka tipe desa juga dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Tipe Desa Berdasarkan Sistem Ikatan Kekerabatan

Berdasarkan ciri-ciri fisik desa dalam sistem kehidupan masyarakat, maka

terbentuklah ikatan-ikatan kekerabatan di dalam wilayah pemukiman

penduduk. Setidaknya ada tiga sistem ikatan kekerabatan yang membentuk

tipe-tipe desa di Indonesia, yakni:

a) Tipe Desa Geneologis

Suatu desa yang ditempati oleh sejumlah penduduk dimana

masyarakatnya mempunyai ikatan secara keturunan atau masih

mempunyai hubungan pertalian darah. Desa yang terbentuk secara

geneologis dapat dibedakan atas tipe patrilineal, matrilineal, dan

campuran.

b) Tipe Desa Teritorial

Suatu desa yang ditempati sejumlah penduduk atas dasar suka rela. Desa

teritorial terbentuk menjadi tempat pemukiman penduduk berdasarkan

kepentingan bersama, dengan demikian mereka tinggal di suatu desa yang

menjadi suatu masyarakat hukum dimana ikatan warganya didasarkan atas

ikatan daerah, tempat atau wilayah tertentu.

c) Tipe Desa Campuran

Suatu desa dimana penduduknya mempunyai ikatan keturunan dan

wilayah. Dalam bentuk ini, ikatan darah dan ikatan wilayah sama kuatnya.

2) Tipe Desa Berdasarkan Hamparan Tempat Tinggal Berdasarkan hamparan

tempat tinggal, maka desa dapat diklasifikasikan atas:

a) Desa Pedalaman

Page 20: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 20

Desa-desa yang tersebar di berbagai pelosok yang jauh dari kehidupan

kota. Suasana ideal desa pedalaman pada umumnya lebih diwarnai dengan

nuansa kedamaian, yaitu kehidupan sederhana, sunyi, sepi dalam

lingkungan alam yang bersahabat.

b) Desa Pegunungan

Desa Terdapat di daerah pegunungan, Pemusatan tersebut didorong

kegotong royongan penduduknya.

c) Desa Dataran Tinggi

Desa yang berada di daerah pegunungan.

d) Desa Dataran Rendah

Desa yang letaknya berada di dataran rendah dan mata pencaharian dari

desa dataran rendah biasanya bergantung pada sektor pertanian.

e) Desa Pesisir/ Pantai

Desa yang berada di daerah pantai yang landai.

3) Tipe Desa Berdasarkan Pola Pemukiman

Menurut Paul Landis pada dasarnya terdapat empat tipe desa pertanian:

a) Farm Village Type

Suatu desa dimana orang bermukim secara besama-sama dalam suatu tempat

dengan sawah ladang yang berada di sekitar tempat mereka.

b) Nebulous Farm Village Type

Suatu desa dimana penduduknya bermukim bersama di suatu tempat, dan

sebagian lainnya menyebar di luar pemukiman tersebut bersama sawah

ladangnya.

c) Arranged Isolated Farm Type

Suatu desa dimana penduduknya bermukim di sekitar jalan-jalan yang

menghubungkan dengan pusat perdagangan (trade center) dan selebihnya

adalah sawah ladang mereka.

d) Pure isolated farm type

Page 21: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 21

Suatu desa di mana penduduknya bermukim secara tersebar bersama sawah

ladang mereka masing-masing.

Soekandar Wiriaatmadja membagi pola pemukiman di pedesaan ke dalam

empat pola, yakni:

a) Pola Permukiman Menyebar

Rumah-rumah para petani tersebar berjauhan satu sama lain. Pola ini terjadi

karena belum adanya jalan-jalan besar, sedangkan orang-orang harus

mengerjakan tanahnya secara terus menerus. Dengan demikian, orang-orang

tersebut terpaksa harus bertempat tinggal didalam lahan mereka.

b) Pola Permukiman Memanjang

Bentuk pemukiman yang terlentak di sepanjang jalan raya atau di sepanjang

sungai, sedangkan tanah pertaniannya berada di belakang rumahnya masing-

masing.

c) Pola Permukiman Berkumpul

Bentuk pemukiman dimana rumah-rumah penduduk berkumpul dalam sebuah

kampung, sedangkan tanah pertaniannya berada di luar kampung.

d) Pola Permukiman Melingkar

Bentuk pemukiman dimana rumah-rumah penduduk melingkar mengikuti tepi

jalan, sedangkan tanah pertaniannya berada di belakangnya.

f. Analisis Potensi Desa

Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa maka menjadi peluang

yang sangat besar bagi setiap desa yang ada di Indonesia untuk bisa mengembangkan

setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-masing

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaturan desa antara lain bertujuan mendorong prakarsa, gerakan, dan

partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna

kesejahteraan bersama serta memajukan perekonomian masyarakat Desa serta

mengatasi kesenjangan pembangunan nasional (UU nomor 6 th 2014 pasal 4).

Page 22: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 22

Potensi desa merupakan segala sesuatu yang ada di desa yang dapat

dioptimalkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Untuk mengetahui

potensi yang ada di desa dapat dilakukan analisis potensi desa. Analisis potensi

umumnya dimulai dengan klasifikasi dan verifikasi data sumber daya alam,

sumberdaya manusia, prasarana dan sarana serta kelembagaan yang sudah

dikumpulkan dalam daftar isian masing-masing. Data potensi yang valid dan reliable

itu selanjutnya diolah baik menggunakan program aplikasi maupun secara manual.

Analisis potensi desa juga ditujukan untuk mengetahui faktor penghambat

pengembangan yang dihadapi desa baik penghambat penduduk, faktor penghambat

kelembagaan, faktor penghambat kelembagaan, faktor prnghambat sarana dan

prasarana. Berikut merupakan jenis data potensi desa.

Tabel. 2 Jenis Data Potensi Desa

Analisis Data yang dibutuhkan

Sumber daya alam 1. Data potensi pertanian

2. Data potensi kehutanan

3. Data potensi lingkungan dan udara

4. Data potensi peternakan

5. Potensi perkebunan

6. Potensi bahan galian/pertambangan

7. Potensi sumber daya air

8. Potensi kelautan dan perikanan

9. Potensi ruang publik/taman dan potensi

wisata

Sumber daya manusia 1. Jumlah penduduk dan genre

2. Potensi umur dan jenis kelamin

3. Potensi pendidikan dan mata

pencahrian/pekerjaan

4. Potensi agama

5. Potensi keragaman etnis dan suku bangsa,

tenaga kerja, dan jumlah penduduk

menurut kecacatan

Kelembagaan 1. Lembaga pemerintahan desa/kelurahan

2. Lembaga kemasyarakatan desa dan

kelurahan

3. Lembaga sosial kemasyarakatan

4. Organisasi profesional

5. Partai politik

Page 23: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 23

6. Lembaga perekonomian

7. Lembaga pendidikan

8. Lembaga adat

9. Lembaga keamanan/ketertiban

Prasarana dan sarana 1. Transportasi

2. Informasi dan komunikasi

3. Air bersih dan sanitasi

4. Prasarana dan kondisi irigasi

5. Pemerintahan

6. Kemasyarakatan

7. Peribadatan

8. Olahraga

9. Kesehatan

10. Pendidikan

11. Energi dan penerapan

12. Hiburan dan wisata

13. Kebersihan

g. Tingkat Perkembangan Desa

Berdasarkan tingkat perkembangannya (yaitu tingkat pendapatan, peran serta

masyarakat dalam pembangunan, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan

masyarakat), desa dapat dikelompokkan ke dalam desa swadaya, swakarya, dan

swasembada.

1) Desa swadaya

Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri. Penduduknya masih jarang dan kurang berkomunikasi

dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuan yang diperoleh sebagai hasil

interaksi dengan wilayah berjalan lambat. Menurut Wardiyatmoko (2012) adapun

ciri-ciri desa swadaya sebagai berikut:

a) Penduduknya jarang

b) Pendidikan masyarakat rendah,

c) Masih terikat kebiasaan adat

d) Sebagian besar penduduk hidup bertani

e) Produktivitas tanah rendah

f) Daerahnya bergunung-gunung atau daerah perbukitan

g) Lokasinya terpencil

h) Produktivitas masyarakat rendah

Page 24: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 24

i) Lembaga-lembaga yang ada masih sederhana

j) Kegiatan ekonomi di tujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan

kebutuhan sehari – hari

k) Masyarakatnya cenderung tertutup

l) Sistem perhubungan dan pengangkutan kurang berkembang

Contoh Desa swadaya: Kegiatan masyarakat di desa swadaya masih

dipengaruhi keadaan alam.

Gambar 7.1 Desa Swadaya

Sumber : http://simplenews05.blogspot.co.id/2014/12/ciri-dan-tipe-desa-berdasarkan.html.

2) Desa Swakarya

Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya sudah lebih maju

dibandingkan dengan desa swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan penduduk sudah mulai dijual ke

daerah lain. Desa swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan dengan

warga lain, walaupun intensitasnya masih sedikit. (Fahmi : 2014)

Ciri-ciri desa swakarya adalah sebagai berikut:

a) Mata pencaharian beragam jenisnya

b) Adat istiadat sedang mengalami perubahan

c) Gotong royong untuk membangun desa sudah meningkat

d) Pengaruh dari luar sudah masuk sehingga terjadi perubahan cara

berpikir

e) Pemerintahan desa mulai berkembang

f) Bantuan pemerintah hanya sebagai perangsang

Page 25: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 25

g) Lapangan kerja bertambah

h) Masyarakat telah mampu meningkatkan kehidupannya.

i) Jadi dapat disimpulkan desa swakarsa merupakan desa yang memiliki

tingkat perkembangannya lebih maju.

Contoh desa swakarya:

Gambar 7.2 Desa swakarsa

Sumber : http://wikipedia.com

3) Desa swasembada

Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua

potensi yang ada secara optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai

mengadakan interaksi atau hubungan dengan masyarakat luar untuk

melakukan tukar menukar barang dengan wilayah lain. Hasil dari interaksi

tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal didesa swasembada mampu

menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki,

sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Ciri-ciri desa swasembada:

a) Keperluan hidup pokok desa telah tersedia

b) Ikatan adat yang berhubungan dengan perekonomian tidak

berpengaruh lagi

c) Lembaga-lembaga ekonomi dianggap lebih modern

d) Biasanya terletak di sekitar ibu kota kecamatanx

e) Ibu kota kabupaten, atau ibu kota provinsi

f) Alat-alat teknis sudah modern

g) Mata pencaharian beraneka ragam

Page 26: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 26

h) Tingkat pendidikan dan keterampilan tinggi

i) Lembaga ekonomi, sosial, dan kebudayaan sudah dapat menjaga

kelangsungan hidupnya

j) Hubungan dengan kota sekitarnya berjalan lancar

k) Kondisi perhubungan, produksi, pemasaran, dan kegiatan sosial sudah

baik

Gambar. 7.3 Desa Swasembada

Sumber : www.wikipedia.com

Berikut tabel Klasifikasi desa berdasarkan tingkat perkembangannya

Swadaya Swakarya Swasembada

Sebagai besar kehidupan

penduduknya masih

menggantungkan pada

alam

Mata pencaharian mulai

bearagam

Mata pencaharian

penduduk sebagaian

besar di bidang jasa dan

perdagangan

Hasilnya untuk

mencukupi kebutuhan

sehari

Adat-istiadat mulai

longgar

Pola pikir masyarakat

lebih rasional

Administrasi desa belum

dilaksanakan dengan

baik

Administrasi desa

sudah berjalan

Pengelolaan administrasi

telah dilaksanakan

dengan baik

Lembaga-lembaga desa

belum berfungsi dengan

baik

Lembaga social desa

dan pemerintahan sudah

berfungsi

Lembaga social desa

dan pemerintahan sudah

berfungsi dengan baik

Tingkat pendidikan dan

produktivitas

penduduknya masih

rendah

Sudah ada hubungan

dengan daerah

sekitarnya

Sarana dan prasarana

desa lengkap

Page 27: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 27

Belum mampu dalam

menyelenggarakan

urusan pemerintahan

sendiri

Sudah mampu

menyelenggarakan urusan

rumah tangga sendiri

Sudah mampu

menyelenggarakan

urusan rumah tangga

sendiri

2. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN KOTA

a. Ciri-Ciri Kota

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community yang ciri-ciri

dan sifatnya lebih ditekankan pada kehidupan yang berbeda dengan masyarakat

pedesaan.

Page 28: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 28

Gambar 1: Kota Paris Gambar 2: Kota Jakarta

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Kota

Gambar 3: kota padang Gambar 4: Kota di India, NewDelhi

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota

1) Menurut Bintarto, ciri-ciri kota dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

a) Ciri-Ciri Fisik

Di wilayah kota terdapat:

1) Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket.

2) Tempat parkir yang memadai.

3) Tempat rekreasi dan olahraga.

4) Alun-alun.

5) Gedung-gedung pemerintahan.

Page 29: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 29

Gambar; Super market

Sumber: www.google.com/images

2) Ciri-Ciri Sosial

a) Masyarakatnya heterogen.

b) Bersifat individualistis dan materialistis.

c) Mata pencaharian nonagraris.

d) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai

pudar).

e) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat

miskin.

f) Norma-norma agama tidak begitu ketat.

g) Pandangan hidup lebih rasional.

h) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok

sosial masyarakat secara tegas.

Masyarakat kota

Sumber: www.google.com/images

b. Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

1) Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan,

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2) Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.

Page 30: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 30

3) Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan

pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.

4) Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

5) Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip

ekonomi.

6) Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial

disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7) Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat

solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini

kemudian menyebabkan penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh

tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka

mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam

berinteraksi)

c. Ciri Masyarakat Kota

Masyarakat kota dibentuk dari gabungan beberapa masyarakat daerah yang terletak

di sekitar wilayah tersebut. Ciri-ciri perilaku dan kebiasaan masyarakat kota yang

dapat kita saksikan saat ini antara lain:

1) Egois. Tumbuhnya sikap egois disebabkan karena adanya pengaruh

individualis sehingga melahirkan persaingan antar warga.

2) Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam. Pekerjaan masyarakat kota pada

umumnya bergerak di bidang jasa dan perdagangan.

3) Masyarakat kota berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan) karena

pola pikir masyarakat kota terbuka dalam menerima budaya pengaruh dari luar.

4) Kehidupan keagamaan masyarakat kota sudah berkurang karena kesibukan

kerja, masyarakat menjadi materialistis, memiliki kontrol sosial rendah, dan

emosi keagamaan berkurang.

5) Kota memiliki kesempatan kerja yang luas. Pekerjaan di kota meliputi

pekerjaan formal dan non formal dengan berbagai bidang kehidupan yang ada.

6) Penduduk kota tidak mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan

permasalahan seperti halnya warga desa.

7) Kehidupan penduduk kota bersifat glamour (mewah) karena masyarakat kota

memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

8) Antar masyarakat kota terdapat kesenjangan sosial tinggi. Perbedaan antara

kaya dan miskin sangat mencolok dan memberi status sosial bagi masyarakat.

9) Penduduk kota umumnya memiliki tingkat pendidikan tinggi karena kesadaran

untuk memenuhi kualifikasi lapangan pekerjaan yang tersedia.

Page 31: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 31

10) Sebagian besar masyarakat kota bekerja di bidang industri. Tidak terdapat

pekerjaan bidang agraris di wilayah kota.

Kota merupakan suatu kawasan yang dihuni oleh penduduk yang biasanya memiliki

ciri modern. Penduduk yang menempati kawasan perkotaan umumnya memiliki

pencaharian di bidang nonagraris yang beraneka ragam. Kegiatan ekonomi yang

menggunakan lahan perkotaan antara lain :

1) Perumahan

Pemanfaatan lahan di kota lebih kompleks dari pedesaan karena struktur dan

kondisi masyarakatnya pun lebih beragam. Lahan perumahan di perkotaan

biasanya sangat rapat, karena jumlah penduduknya banyak.

Gambar: perumahan diperkotaan

Sumber: www.google.com/images

2) Industri

a) Industri berhaluan bahan (bahan mentah harus diperhitungkan secara

khusus) berlokasi ditempat terdapatnya bahan mentah tersebut.

b) Di tempat pemasaran

c) Industri berhaluan pekerja, berlokasi ditempat tenaga kerja yaitu

pengerjaan bahan industri yang memerlukan keahlian khusus seperti

membatik, membordir

Page 32: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 32

Gambar: industri semen padang

Sumber: www.google.com/images

3) Jasa

Jasa yang menggunakan lahan kota adalah jalan, terminal, rel kereta api,

stasiun dan sebagainya.

Gambar: suasana jalan lalu lintas di kota

Sumber: www.google.com/images

4) Sarana Pemerintahan

Selain perumahan dan perkantoran, lahan di kawasan perkotaan juga

biasadigunakan untuk membangun sarana-sarana pemerintahan. Ini terjadi

karenakota biasanya menjadi pusat pemerintahan.

5) Tempat Pemasaran

Keberadaan kawasan perkotaan sebagai pusat pemerintahan akhirnya

mendorong masyarakat untuk lebih banyak melakukan transaksi perdagangan

di perkotaan. Oleh karena itu, ada pula sebagian lahan yang dimanfaatkan

untuk keperluan perdagangan (pasar, mall, grosir, dan sebagainya).

Page 33: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 33

Gambar: tempat-tempat berdagang atau pemasaran

Sumber: www.google.com/images

6) Pusat pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Rekreasi dan Olahraga.

Adapun beberapa jenis pemanfaatan lahan lainnya digunakan untuk

keperluan-keperluan lain yang dibutuhkan oleh penduduk kota sepertisekolah,

sarana rekreasi, kesehatan, sarana olahraga, sarana peribadatan, dan sarana

hiburan.

Gambar: ruang terbuka tempat rekreasi

Sumber: www.google.com/images

d. Pengertian Kota

Para ahli memberi pengertian tentang kota sesuai dengan sudut pandang

keilmuannya masing-masing. Pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai

berikut.

1) Bintarto

Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan

kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi

yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas

Page 34: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 34

penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan

suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama,

adat, dan kebudayaan

2) Max Weber

Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar

kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai

benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1

Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang

mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan,

serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan

perkotaan.

e. Struktur Keruangan Kota

1) Pengertian Struktur Ruang Kota

Kota merupakan pusat berbagai kegiatan, seperti kegiatan ekonomi,

pemerintahan, kebudayaan, pendidikan dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan

seperti ini umumnya dilakukan di daerah inti kota (core of city), dan disebut

Daerah Pusat Kegiatan (DPK), atau Central Business Districts (CBD). DPK

berkembang terus meluas ke arah daerah di luarnya, terbentuk daerah Selaput

Inti Kota. Adanya berbagai kegiatan di pusat kota, akan menimbulkan adanya

pengelompokan (segregasi) dan penyebaran jenis-jenis kegiatan. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

a) Ketersediaan ruang dalam kota;

b) Jenis-jenis kebutuhan warga kota;

c) Tingkat teknologi yang ada;

d) Perencanaan pembangunan perkotaan;

e) Faktor geografis setempat.

Mengingat kota yang mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan, maka penataan

ruangnya harus melalui perencanaan yang cermat, agar tidak menimbulkan

permasalahan dikemudian hari. Perencanaan penataan ruang perlu

memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:

a) Aspek sosial seperti ,kependudukan, sosial budaya, pendidikan, agama, status

sosial, struktur sosial masyarakat;

b) Aspek ekonomi seperti pendapatan per kapita, produksi, perdagangan,

pertambangan dll;

c) Aspek fisik seperti relief, tanah dll.

Page 35: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 35

Ketiga aspek ini penting untuk penyusunan master plan dan detail plan kota.

Penataan ruang kota yang baik perlu didasarkan pada kondisi fisik, pemerintah kota

sebagai pengatur kebijakan, dan tingkat perekonomian.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta

sistem prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata ruang

merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan

maupun tidak. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur

pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang

secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata

ruang. Dalam suatu kota terdapat hierarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan, seperti

pusat kota, pusat bagian wilayah kota, dan pusat lingkungan yang ditunjang dengan

sistem prasarana jalan seperti jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal.

Ilmu Struktur Ruang Kota merupakan ilmu yang membahas tentang

bagaimana pola-pola penggunaan lahan di kawasan kota. Menurut Hadi Sabari Yunus

dalam buku Struktur Ruang Kota (2000) berpendapat bahwa ada 5 (lima) kategorisasi

pendekatan-pendekatan tentang penggunaan lahan kota, yaitu:

1. Pendekatan Ekologikal (Ecological Approach).

2. Pendekatan Ekonomi (Economic Approach).

3. Pendekatan Morfologikal (Urban Morphological Approach).

4. Pendekatan Sistem Kegiatan (Activity Systems Approach).

5. Pendekatan Ekologi Faktoral (Factoral Ecology Approach).

2) Unsur-unsur Pembentukan Struktur Tata Ruang Kota

Unsur-unsur pembentuk struktur tata ruang kota telah dikemukakan oleh banyak

pakar. Menurut Doxiadis, perkotaan atau permukiman kota merupakan totalitas

lingkungan yang terbentuk oleh 5 unsur, yakni alam (nature), individu manusia

(antropos), masyarakat (society), ruang kehidupan (shells), dan jaringan

(network). Dalam perspektif yang berbeda, menurut Patrick Geddes, karakteristik

Page 36: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 36

permukiman sebagai suatu kawasan memiliki unsur yaitu place (tempat tinggal);

work (tempat kerja); folk (tempat bermasyarakat).

Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga,

2005:97) yaitu:

a) Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,

pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok

dalam pusat pelayanan.

b) Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan

grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.

c) Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang

terbuka hijau.

d) Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.

3) Bentuk dan model struktur ruang

Bentuk struktur ruang kota apabila ditinjau dari pusat pelayanan (retail) terbagi

menjadi tiga, yaitu (Sinulingga, 2005:103-105)

a) Monocentric City

Monocentric City adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah

penduduknya belum banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan

yang sekaligus berfungsi sebagai Central Bussines District (CBD).

b) Polycentric City

Perkembangan kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak

efisien lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu

pusat pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota.

c) Kota Metropolitan

Kota Metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit

yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi

semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk

wilayah metropolitan. Adapun model struktur ruang apabila dilihat

berdasarkan pusat-pusat pelayanan diantaranya adalah:

(1) Mono Centered. Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak

saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain.

(2) Multi Nodal. Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat daan sub-sub

pusat yang saling terhubung satu sama lain. Sub-sub pusat selain

Page 37: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 37

terhubung langsung dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan

pusat.

(3) Multi Centered. Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling

terhubung satu sama lain.

(4) Non Centered. Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun

sub pusat. Semua node memiliki hirarki sama dan saling terhubung antara

satu dengan yang lain.

4) Teori Konsentris (The Consentric Theory)

Gambar. Teori Konsentris

Sumber: http://www.bbc.co.uk

Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W. Burgess yang menyatakan bahwa

perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran-lingkaran konsentrik.

Masing-masing zone tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar pada semua bagian

sehingga pada akihirnya akan terbentuk pola keruangan yang berlapis-lapis dengan

daerah Central Bussinis District (CBD) sebagai pusat. (Rostam, dalam

Bakaruddin,2012: 173)

Berdasarkan nilai tanah atau kriteria status sosial kawasan tempat kediaman,

dalam keadaan biasa, kota membentuk lima zone sepusat sebagai berikut :

a) Daerah Pusat Bisnis (Central Bussiness Distric)

Lapisan ini merupakan pusat bagi segala kegiatan perniagaan dan

perdagangan, pengangkutan serta kegiatan pusat lainnya. Zone pusat niaga

ini terbagi dua :

Page 38: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 38

(1) Inti kota dimana terdapat gedung-gedung, kedai-kedai besar hotel, bank,

restoran, bioskop atau hiburan lainnya, kantor.

(2) Kawasan perniagaan barang yang diselang selingi oleh gedung-gedung

penyimpanan barang yang terletak mengelilingi pusat inti

b) Daerah Transisi (Zone of Transition)

Zone pada lapisan ini banyak dihuni oleh golongan penduduk

berpenghasilan rendah, para migran yang datang dari desa, sehingga

kawasan ini berkembang sebagai kawasan sesak atau slum area.

c) Daerah tempat tinggal para pekerja (zones of Working men’s home)

Perumahan pada zone ini pada umumnya lebih baik serta sudah mulai

teratur. Kebanyakan penghuninya adalah bekas penghuni zone kedua sebagai

pekerja pabrik, buruh dan lain sebagainya.

d) Daerah tempat tinggal kelas menengah (zone of middle class dwellers)

Kawasan ini dihuni oleh kelas menengah yang terdiri dari orang-orang

profesional, pemilik sendiri, pengusaha, para pegawai dsb. Perumahan

penduduknya terdiri dari rumah-rumah pribadi, rumah bangsa rendah dan

terdapat pusat perniagaan kecil untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

e) Daerah tempat tinggal para penglaju (commuters of zone)

Merupakan bagian terluar dari suatu kota dan merupakan kawasan

perumahan mewah. Pada lapisan ini hanya ditempati oleh mereka yang

mempunyai kendaraan pribadi yang mampu berulang alik ke tempat kerja di

pusat kota, zone ini berkembang sebagai kawasan subur da nada yang

berkembang sebagai kota-kota satelit, tergantung waktu dan luas dan

aktivitas penduduknya. Contoh-contoh negara dengan teori kosentris.

Page 39: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 39

Gambar : Kota Amsterdam

Gambar : Kota Adelaide (Autralia)

5) Teori Sektor

Sumber : http://www.lewishistoricalsociety.com

Keterangan gambar :

a) Biru : Pusat niaga sekaligus pusar kota (CBD)

Page 40: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 40

b) Ungu : Kawasan industri ringan dan perdagangan

c) Orange : Sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum

buruh

d) Hijau : Kawasan pemukiman kelas menengah

e) Kuning : Kawasan tempat tinggal golongan atas

Diperkenalkan oleh Homer Hoyt (1930) yang menyatakan bahwa

perkembangan unit-unit kegiatan di daerah kota tidak mengiukuti zone-zone

yang teratur secara konsentris, tetapi dengan membentuk sektor-sektor

tertentu. Sector-sektor tersebut bisa terjadi di sepanjang jalur transportasi

darat maupun air, sehingga perkembangan kota lebih menyerupai gurita.

a) Daerah Industri Kecil dan Perdagangan

Terdiri dari kegiatan pabrik ringan, terletak diujung kota dan jauh dari

kota menjari ke arah luar. Persebaran zona ini dipengaruhi oleh peranan

jalur transportasi dan komunikasi yang berfungsi menghubungkan zona

ini dengan pusat bisnis.

b) Daerah pemukiman kelas rendah

Dihuni oleh penduduk yang mempunyai kemampuan ekonomi lemah.

Sebagian zona ini membentuk persebaran yang memanjang di mana

biasanya sangat dipengaruhi oleh adanya rute transportasi dan

komunikasi. Walaupun begitu faktor penentu langsung terhadap

persebaran pada zona ini bukanlah jalur transportasi dan komunikasi

melainkan keberadaan pabrik-pabrik dan industri-industri yang

memberikan harapan banyaknya lapangan pekerjaan.

c) Daerah pemukiman kelas menengah

Kemapanan Ekonomi penghuni yang berasal dari zona 3

memungkinkanya tidak perlu lagi bertempat tinggal dekat dengan tempat

kerja. Golongan ini dalam taraf kondisi kemampuan ekonomi yang

menanjak dan semakin baik.

d) Daerah pemukiman kelas tinggi

Page 41: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 41

Daerah ini dihuni penduduk dengan penghasilan yang tinggi. Kelompok

ini disebut sebagai “status seekers”, yaitu orang-orang yang sangat kuat

status ekonominya dan berusaha mencari pengakuan orang lain dalam hal

ketinggian status sosialnya.

Pertumbuhan atau sector-sektor yang terjadi dari perkembangan kota

dapat berupa:

a) Pertumbuhan Vertikal, yaitu daerah ini dihuni oleh struktur keluarga tunggal

dan semakin lama akan didiami oleh struktur keluarga ganda. Hal ini karena

ada factor pembatas, yaitu : fisik, social, ekonomi dan politik.

b) Pertumbuhan Memampat, yaitu apabila wilayah suatu kota masih cukup

tersedia ruang-ruang kosong untuk bangunan tempat tinggal dan bangunan

lainnya.

c) Pertumbuhan Mendatar ke Arah Luar (Centrifugal), yaitu biasanya terjadi

karena adanya kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan kegiatan lainnya.

Pertumbuhannya bersifat datar centrifugal, karena perembetan

pertumbuhannya akan kelihatan nyata pada sepanjang rute transportasi.

Pertumbuhan datar centrifugal ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

(1) Pertumbuhan Datas Aksial, pertumbuhan kota yang memanjang ini

terutama dipengaruhi oleh adanya jalur transportasi yang

menghubungkan KPB dengan daerah-daerah yang berada diluarnya.

(2) Pertumbuhan Datar Tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini

tidak mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak

dilatarbelakangi oleh keadaan khusus, sebagai cintih yaitu dengan

didirikannya beberapa pusat pendidikan, sehingga akan menarik

penduduk untuk bertempat tinggal di daerah sekitarnya.

(3) Pertumbuhan Datar Kolesen, perkembangan lateral ketiga ini terjadi

karena adanya gabungan dari perkembangan tipe satu dan dua.

Sehubungan dengan adanya perkembangan yang terus-menerus dan

bersifat datar pada kota (pusat kegiatan), maka mengakibatkan

terjadinya penggabungan pusat-pusat tersebut satu kesatuan kegiatan.

Page 42: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 42

Contoh- contoh negara yang memakai teori sektoral adalah :

Gambar : Kota Boston

Gambar. Kota California

Page 43: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 43

Gambar . Kota Los Angeles

6) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)

Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota

berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena

muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan

tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-

urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan

sektoral.

Gambar. Struktur kota teori ganda

a) CBD (Cenral Bussines District) : Merupakan Pusat Daerah Kegiatan

yang merupakan inti kota.

b) Industry : Industri mengikuti aliran sungai, jalur kereta api, jalan raya.

Pekerja kelas bawah bekerja di daerah ini memproduksi barang kebutuhan

kota.

c) Low Class Residential : Merupakan pemukiman pekerja kelas bawah,

dekat dengan lokasi pabrik untuk mengurangi biaya transport. Tingkat

polusi di daerah ini sangat tinggi dan lingkungan yang buruk karena

pengaruh pabrik.

d) Middle Class Residental : Merupakan zona pemukiman terluas, dihuni

pekerja dengan taraf ekonomi menengah. Kondisi lingkukngan lebih baik

karena agak jauh dari daerah pabrik.

Page 44: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 44

e) High Class Residental : Merupakan zona pemukiman kelas atas, kondisi

lingkungan sangat baik dan sarana transportasi sangat nyaman tanpa

kemacetan. Akses menuju pusat kota sangat lancar.

7) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965

dengan mengambil lokasi penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan

teori konsentris dan sektoral, namun penekanan konsentris lebih ditonjolkan.

Gambar. Teori Konsektoral

8) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)

Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan

Larry Ford pada tahun 1980 berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 45: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 45

Gambar. Teori Konsektoral

9) Teori Poros

Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada

peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros

ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.

Gambar. Struktr Kota Menurut Teori Poros

10) Teori Historis

Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis

yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota. Teori

historis dari Alonso dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 46: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 46

Gambar. Struktur Kota Menurut Teori Historis

11) Teori Pusat Pelayanan (Christaller)

Walter Christaller seorang geograf jerman (1933) mengemukakan teori lokasi

yang dikenal sebagai teori tempat sentral (central place theory). Christaller

memperkenalkan teori ini tahun 1933 dalam tulisannya yang berjudul ”Die Zentralen

Orte la Suddeutschland”. Tempat yang sentral diasumsikan sebagai tempat yang

memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum untuk

berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan, baik sebagai pelayannya maupun sebagai

pihak yang dilayani.

Teori lainnya yang mendasari struktur ruang kota adalah Teori Ketinggian

Bangunan; Teori Konsektoral; dan Teori Historis.

f. Kebijakan terkait Struktur Ruang Kota

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nasional Dalam Undang-undang No. 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan dalam arahan kebijakan bahwa

muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota mencakup :

a) Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Rencana Wilayah Kota;

b) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota;

c) Rencana Pola Ruang Wilayah Kota;

d) Penetapan Kawasan Strategis Kota;

Page 47: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 47

e) Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota (Penyediaan dan Pemanfaatan

RTH, Non Hijau, Sarana Prasarana); dan

f) Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional,

Kabupaten Majalengka difungsikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Dalam Pasal 1 PP No. 26/2008 pengertian dari PKL adalah Pusat Kegiatan

Lokal adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam

wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Christaller menggunakan

bentuk hexagon untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang saling

bersambungan. Lingkaran yang mencerminkan wilayah yang saling bertindih lalu

dibelah dua dengan garis lurus, sehingga dapat dipilih lokasi yang paling efisien.

Sehingga dengan membayangkan hexagonal-hexagonal tersebut terciptalah

hierarki pemukiman dan wilayah pasaran.

Sesuai dengan luas kawasan pengaruhnya, hierarki tempat sentral dapat

dibedakan sebagai K=3, K=4 dan K=7. Untuk melihat tempat-tempat sentral

berdasarkan hierarkinya, ikutilah gambar-gambar berikut :

a) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)

Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa pasar yang

senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi penduduk yang tinggal

daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut sebagai kasus pasar optimal yang

memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya yang

berbentuk heksagonal, selain memengaruhi wilayahnya itu sendiri.

K = 3

= 6 (1/3 + 1) = 3

Page 48: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 48

Gambar 7. Berhierarki 3 dengan kekuatan pengaruh sepertiga wilayah

sekitarnya, yang disebut Kasus pasar optimum

b) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4)

Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang optimum,

artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya yang terpengaruh

tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang

paling efisien. Situasi lalu lintas optimum ini memiliki pengaruh ½ bagian

dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang berbentuk segi enam

selain mempengaruhi wilayah itu sendiri.

K = 4

= 6 (1/2 + 1) = 4

Gambar 8. Berhierarki 4 dengan kekuatan pengaruh setengah wilayah

sekitarnya, yang disebut Situasi lalu lintas yang optimum

c) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7)

Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan situasi administratif yang

optimum. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian (satu bagian)

wilayah-wilayah tetangganya, selain memengaruhi wilayah itu sendiri. Contoh

tempat sentral berhierarki 7 antara lain kota yang berfungsi sebagai pusat

pemerintahan.

K = 7

= 6 (1) + 1 = 7

Page 49: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 49

Gambar 9. Berhierarki 7 dengan kekuatan pengaruh seluruh wilayah, yang

disebut juga Situasi administrasi yang optimum

Untuk dapat menerapkan teori Christaller dalam suatu wilayah, terdapat dua

syarat utama yang harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut.

a) Topografi atau bentuk lahan di wilayah tersebut relatif seragam atau homogen

sehingga tidak ada bagian-bagian wilayah yang mendapat pengaruh lereng

atau pengaruh lainnya yang berhubungan dengan bentuk muka bumi.

b) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen.

g. Sejarah Pertumbuhan Kota Di Indonesia

Pada mulanya, kota hanya diharapkan untuk menampung jumlah penduduk

yang terbatas sehingga sarana kegiatan ekonomi pun terbatas. Akibatnya, sarana lalu

lintas dari kota ke desa pun terbatas. Wilayah pusat usaha pada kota-kota di Indonesia

umunya dipadati oleh perumahan, gudang, pabrik, dan ditambah pasar-pasar

tradisional. Keadaan itu membuat pusat usaha kota di Indonesia menjadi sangat sibuk

dan ramai.

Wilayah pusat usaha yang terdapat di Eropa dan Amerika terutama berisi

pedagang eceran, bank, pelayanan dokter, jasa hukum, hotel dan hiburan. Pada

umumnya tidak terdapat perumahan, pabrik, atau pedagang besar. Menurut Dewi

(2009), kota-kota yang terdapat di negeri kita mulanya hanya merupakan sebuah

pemukiman penduduk biasa, seperti desa. Lama-kelamaan tumbuh dan berkembang

berdasarkan latar belakang atau sejarahnya masing-masing.

Dari uraian di atas, adanya perkembangan aktivitas penduduk di Indonesia

yang tumbuh mengakibatkan munculnya kota-kota atas dasar sebagai berikut : ada

yang berkembang karena tempat tersebut merupakan kawasan perdagangan, karena

merupakan pusat perkebunan, pertambangan, atau karena dijadikan pusat administrasi

pemerintahan.

h. Tahap-Tahap Perkembangan Kota

1. Lewis Munford mengklasifikasikan perkembangan kota dari segi fisik dan

budayanya ke dalam enam tahap yaitu:

a) Eopolis

Page 50: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 50

Tahap ini merupakan awal pembentukkan benih sebuah kota yang

dicirikan dengan adanya perkampungan. Kegiatan masyarkat pada tahap

ini masih terfokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan

perikanan.

b) Polis

Tahap ini dicirikan dengan munculnya pasar di tengah perkampungan

serta mulai berdirinya industri kecil. Pengaruh industri pada tahap ini

masih belum begitu besar.

c) Metropolis

Tahap ini kenampakan struktur ruang kota sudah berkembang cukup

besar. Pengaruh kota sudah terasa hingga daerah sekitarnya sehingga

banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama.

d) Megalopolis

Tahap ini dicirkan dengan perilaku manusia di atasnya yang hanya

berorientasi materi. Sistem birokrasi yang buruk dan standarisasi produk

lebih dipentingkan pada tahap ini. Contoh tahap ini adalah Kota Paris

pada abad ke 18, New York pada awal abad ke 20.

e) Tiranopolis

Tahap ini merupakan awal kehancuran suatu kota. Kondisi perdagangan

mulai menurun secara signifikan.

f) Nekropolis

Tahap ini disebut juga the city of dead, yaitu kehancuran total kota karena

berbagai faktor seperti kelaparan, perang, bencana atau sistem tata kota

yang buruk. Kenyamanan sudah tidak ditemukan pada kota seperti ini

2. Menurut teknologi dan peradaban ada 3 fase perkembangan kota :

a) Fase Mezo Teknik

Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber

daya angin dan air .

b) Fase Paleo Teknik

Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan

mesin – mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja

c) Fase Neo Teknik

Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap

air

3. Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :

a) Tahap infantile

Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat

perekonomian dengan tempat perumahan sehingga biasanya dijadikan

satu antara toko dan perumahan. Lalu lintas menjadi terganggu. Trotoar

dan jalur jalan sempit akan menjadi halaman warga. Selain itu batas

antara daerah miskin dan daerah kaya semakin sulit untuk digambarkan.

Page 51: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 51

Gambar . Sepanjang jalan KZ, Bengkulu

(Sumber;http://prayudibrillian.blogspot.co.id/2016/09/tahap-

perkembangan-kota.html)

b) Tahap Juvenile

Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara

rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko

atau perusahaan atau perumahan.

Gambar. Pecinan – Semarang

(Sumber;http://prayudibrillian.blogspot.co.id/

c) Tahap Mature

Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan

perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik

Page 52: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 52

Gambar. Jawa Timur

(Sumber;http://prayudibrillian.blogspot.co.id

d) Tahap sinile

Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-

pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi pembongkaran

dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.

Gambar 4. Bantaran Waduk Pluit, Jakarta

Sumber;http://prayudibrillian.blogspot.co.id

B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA

1. Bentuk Dan Pola Desa

a) Bentuk-bentuk Desa

Bentuk- bentuk desa secara sederhana dapat dikemukakan sebagai beikut :

1) Bentuk Desa Menyusur Sepanjang Pantai

Page 53: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 53

Gambar. Pemukiman penduduk menyusur sepanjang pantai

Sumber: sobriyaacob.com

Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh suatu permukiman, yang mata

pencarian penduduknya dibidang perikanan, perkebunan kelapa, dan

perdagangan. Jika desa pantai seperti itu berkembang, maka tempat tinggal

meluas dengan cara menyambung yang lama dengan menyusur pantai, sampai

bertemu dengan desa pantai lainnya.

2) Bentuk Desa Terpusat

Gambar. Pemukiman penduduk terpusat

Sumber: s683.photobucket.com

Pola keruangan desa yang terpusat terdapat didaerah pergunungan. Pola desa

terpusat di jumpai pada suatu desa yang permukiman penduduknya berdekatan antara

yang satu dengan yang lain dan membentuk suatu kelompok besar. Faktor yang

mempengaruhi pola memusat antara lain :

a) Daerah yang memiliki tanah yang subur dan dapat mengikat permukiman

penduduk dalam suatu kelompok.

b) Daerah dataran rendah yang luas.

c) Daearah dengan permukaan air tanah yang dalam sehingga pembuatan

sumur sulit karena memakan waktu dan biaya.

d) Daerah yang keamanannya belum terjamin dari berbagai gangguan, baik

dari kelompok lain maupun binatang buas.

Page 54: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 54

Penduduk umumnya terdiri atas mereka yang seketurunan, pemusatan tempat

tinggal tersebut didorong oleh kegotong royongan mereka, jika jumlah penduduk

kemudian bertambah lalu pemekaran desa pegunungan itu mengarah kesegala

jurusan, tanpa adanya rencana. Sementara itu pusat-pusat kegiatan penduduk pun

dapat bergeser mengikuti pemekaran.

3) Bentuk Desa Linear di Daratan Rendah

Gambar. Pemukiman penduduk linear di daratan rendah

Sumber: idkf.bogor.net

Pemukiman penduduk didataran rendah umumnya memanjang sejajar dengan

rentangan jalan raya yang menembus desa yang bersangkutan. Jika kemudian secara

wajar artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah pertanian diluar desa sepanjang

jalan desa menjadi pemukiman baru memang ada kalanya juga pemekaran kearah

pedalaman sebelah menyebelah jalan raya. Maka harus dibuatkan jalan baru

mengelilingi desa, jadi semacam ring road dengan maksud agar kawasan pemukiman

baru tak terpencil.

4) Bentuk Desa yang Mengelilingi Fasilitas Tertentu

Gambar. Pemukiman penduduk mengelilingi sungai

Sumber: Pustaka Pedia

Jenis ini terdapat didataran rendah, yang dimaksudkan dengan fasilitas

misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan lain-lain. Arah pemekarannya dapat

kesegala jurusan, sedang fasilitas-fasilitas untuk industri kecil dapat disebarkan

Page 55: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 55

dimana-mana sesuai dengan keinginan setempat. Bentuk-bentuk desa seperti

diuraikan diatas bertalian erat dengan usaha pengembangan dan penggalian sumber

dayanya secara optimal. Dengan cara yang bijaksana perkembangan pemukiman

dalam arti pemekarannya juga harus direncanakan secara khusus, sehingga terjamin

wajah pemukiman yang baik dalam arti yang menguntungkan.

b. Pola-pola Desa

Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa yang dikemukakan yaitu :

1) Memanjang jalan: Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

Contohnya: terdapat didaerah Bantul, Jokyakarta

2) Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

Contohnya terdapat didaerah Bantul, Yogyakarta

3) Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang

sepanjang sungai dilereng gunung

4) Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus

yang berdiri sendiri.

5) Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk

memanjang sepanjang pantai.

6) Sejajar jalan kereta api.

Gambar. Pola Keruangan Desa (R. Bintarto)

Sumber: http://cullend17nov.blogspot.co.id

keterangan : a. Memanjang jalan

b. Memanjang sungai

c. Radial

d. tersebar

e. memanjang pantai

Page 56: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 56

2. Fungsi Desa Dan Kota

a. Fungsi Desa

Masyarakat desa pada umumya memiliki pemikiran yang belum modern.

Karena mempertahankan budaya dan kearifan lokal, jadi masyarakat desa belum

berkembang diberbagai bidang contohnya bidang pendidikan, komunikasai, sarana

dan prasarana, perekonomian. Penduduk yang berada di pedesaan biasanya

beraktifitas sesuai dengan potensi desa. Desa pertanian penduduknya beraktifitas

sebagai petani, desa nelayan penduduk mayorotas sebagai nelayan.

Kebudayan yang ada di desa masih sangat terjaga sebagian besar masyarakat

desa masih tetap mempertahankan budaya yang ada disana. Seiring berkembangnya

zaman masyarakat desa sudah mulai berkembang dan sebagian besar sudah mulai

keluar dari desa untuk mencari pekerjaan dan pendidikan yang layak. Desa memiliki

potensi alam dan manusia yang sangat melimpah, potensi alam dan manusia ini

memberikan fungsi tersendiri bagi desa.

Adapun fungsi desa adalah:

1) Hinterland ialah daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota.

2) Raw Material and Man Power, desa berfungsi sebagai penghasil bahan mentah

untuk industri, dan tenaga kerja.

3) segi kegiatan kerja, desa dapat berfungsi sebagai desa agraris, desa industri, desa

nelayan, dan sebagainya

4) sebagai bentuk pemerintahan terendah, artinya desa diharapkan mampu

menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah yang

lebih tinggi (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Desa#Fungsi_Desa)

Page 57: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 57

Gambar . Fungsi desa sebagai penyuplai kebutuhan masyarakat kota dan masyarakat

desa sebagai tenaga kerja

Sumber: Sumber:https://www.google. fungsi+desa

b. Fungsi Kota

Kota memiliki banyak fungsi, misalnya: sebagai pusat pemerintahan, pusat

pendidikan, dan pusat hiburan (pariwisata), atau pun sebagai fungsi-fungsi lainnya.

Tidak setiap kota memiliki fungsi yang sama, mungkin ada yang berfungsi sebagai

pusat kebudayaan saja, sebagai pusat perdagangan saja, atau fungsi-fungsi khusus

lainnya. Tapi, tidak sedikit pula kota yang memiliki banyak fungsi. Misalnya kota

Jakarta. Di samping sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat

pendidikan dan pusat rekreasi.

Lebih rinci lagi, fungsi-fungsi kota itu ialah sebagai berikut.

1) Kota sebagai pusat produksi, baik barang setengah jadi maupun barang jadi.

2) Kota sebagai pusat perdagangan, yakni melayani daerah sekitarnya. Contohnya:

Rotterdam, Singapura, dan Hamburg.

3) Kota sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota negara. Contohnya: Jakarta,

London, Kairo.

4) Kota sebagai pusat kebudayaan. Contohnya: Mekah, Yerusalem, dan Vatikan.

5) Kota sebagai pusat pengobatan dan rekreasi. Contohnya: Monaco, Palm Beach,

Florida, dan Puncak- Bogor

6) Kota yang berfungsi ganda. Kota-kota di abad sekarang banyak yang termasuk

kategori ini. Contohnya: Jakarta, Tokyo, dan Surabaya yang mencanangkan diri

Page 58: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 58

sebagai kota industri, perdagangan, maritim, dan pendidikan, di samping

sebagai pusat pemerintahan (Sumber:https://desacilayung.blogspot.co.id

Gambar. Fungsi desa sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat perindustrian

Sumber:https://www.google. fungsi+kota

3. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Desa Dan Kota

Beberapa pengertian yang ada hubungannya dengan interaksi menurut

Bintarto (1983), adalah sebagai berikut

a. Relationship: hubungan antar dua gejala, dua komponen, dua individu atau

lebih yang menimbulkan pengaruh

Page 59: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 59

b. Interelation : hubungan berpengaruh antar dua gejala atau lebih dalam satu

wilayah

c. Interaction : kontak atau hubungan antar dua wilayah atau lebih yang dapat

menimbulkan gejala atau masalah hidup

d. Integration : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat

dicapai suatu keserasian dan kelengkapan

Selain dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan ada juga teori interaksi

yang bertujuan untuk mengukur kekuatan antar dua wilayah atau lebih. Reilly (1929)

berpendapat bahwa “kekuatan interaksi antar dua wilayah atau lebih dapat diukur

dengan memperhatikan jumlah penduduk masing-masing wilayah serta jarak mutlak

antar wilayah”. Dari teori tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa kekuatan antar

wilayah ditentukan oleh :

a. Jarak antar dua wilayah, Semakin dekat jarak antar dua wilayah maka

interaksinya semakin besar, dan sebaliknya.

b. Jumlah penduduk, Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar

kekuatan interaksinya

c. Keterjangkauan transportasi

d. Fasilitas yang terdapat di suatu wilayah

e. Banyaknya kesempatan bekerja dan berusaha

f. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan IPTEK di suatu

wilayah

Menurut Daljoeni (1997) selain faktor yang mempengaruhi interaksi yang

dijelaskan di atas, ada juga faktor spatial transfer ability yang dipengaruhi oleh hal-

hal berikut ini:

a. Jarak mutlak

b. Jarak relative

c. Biaya angkutan/biaya transportasi

d. Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah.

Interaksi keruangan menandakan bahwa gejala-gejala, sifat gejala dan

sebagainya dipengaruhi oleh sifat keruangan dan non keruangan dari gejala yang

Page 60: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 60

bersangkutan. Interaksi keruangan menyatakan dirinya dalam bentuk perpindahan

manusia, materi, informasi dan energi. Interaksi keruangan menyajikan dasar untuk

menerangkan lokasi, relokasi, distribusi dan difusi pemencaran dari gejala-gejala

tersebut.

Pengertian-pengertian pokok cara interaksi keruangan menurut Schoenmaker

Gerakan Hasil

nyata pada arus

Bagan. Interaksi Keruangan menurut Schoenmaker

Pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih sangat dipengaruhi

oleh keadaan alam dan sosial daerah tersebut, serta kemudahan yang mempercepat

proses hubungan kedua wilayah itu. Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor utama

yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah, yaitu sebagai

berikut:

a. Regional Complementary

Yaitu adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi. Regional

Complementary adalah terdapatnya wilayah-wilayah yang berbeda dalam

ketersediaan atau kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada wilayah yang

kelebihan (surplus) sumber daya, seperti produksi pertanian dan bahan galian,

dan di lain pihak ada daerah yang kekurangan (minus) jenis sumber daya alam

tersebut. Adanya dua wilayah yang surplus dan minus sumber daya tersebut

sangat memperkuat terjadinya interaksi, dalam arti saling melengkapi kebutuhan,

di mana masing-masing wilayah berperan sebagai produsen dan konsumen.

Perhatikan bagan berikut.

-Komplementaritas

-Transferabilitas

-Intervening

opportunities

manusia

a

materi

informasi

energi

Lokasi

Relokasi

Distribusi

Difusi

Page 61: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 61

Bagan. Regional Complementary

b. Intervening Opportunity

Adanya kesempatan untuk berintervensi, artinya adanya suatu kemungkinan

perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antar wilayah. Amatilah

bagan berikut ini.

Page 62: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 62

Bagan. Intervening Opportunity

Pada bagan di atas dapat dilihat bahwa secara potensial antara wilayah A dan B

sangat memungkinkan terjalin interaksi karena masing-masing wilayah memiliki

kelebihan dan kekurangan sumber daya sehingga dapat berperan sebagai produsen

dan konsumen. Akan tetapi, karena ada wilayah lain yaitu wilayah C yang menyuplai

kebutuhan wilayah A dan B, maka kekuatan interaksi antara A dan B menjadi lemah.

Dalam hal ini, wilayah C berperan sebagai intervening area atau wilayah perantara.

Intervening Opportunity dapat diartikan sebagai suatu hal atau keadaan yang dapat

melemahkan jalinan interaksi antar wilayah karena adanya sumber alternatif

pengganti kebutuhan. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut:

Bagan. Melemahnya Interaksi akibat Sumber Daya Alternatif

c. Spatial Transfer Ability

Adanya kemudahan transfer atau pemindahan, baik itu manusia, barang dan jasa,

gagasan dan informasi antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kemudahan

pergerakan antar wilayah sangat berkaitan dengan beberapa hal berikut ini:

1) Jarak antarr wilayah (jarak mutlak dan relatif)

2) Biaya transportasi

3) Kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana tranportasi antar wilayah.

4. Zona Interaksi Desa-Kota

Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan dan

perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.

a. City diartikan sebagai pusat kota.

Page 63: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 63

b. Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang lokasinya

berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para

penglaju (penduduk yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja).

c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang

melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.

d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu semua batas

wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang

mirip dengan wilayah kota, kecuali dengan wilayah pusat kota.

e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang

terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan

campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.

f. Rural (daerah perdesaan).

C. PENGARUH INTERAKSI DESA DAN KOTA

Wujud interaksi desa-kota yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari antara lain sebagai berikut:

1. Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya

2. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa

3. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah

4. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu,

ataupun keperluan-keperluan lainnya.

1. Dampak Interaksi Bagi Desa

Interaksi antara dua wilayah atau lebih yang berbeda akan berpengaruh pada

masing-masing wilayah sehingga hal ini memicu terjadinya perubahan. Seberapa

besar perubahan yang terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk dan berbagai

faktor pendukung lainnya seperti sarana transportasi, komunikasi, listrik dan lain-lain.

a. Dampak Positif Bagi Desa

1) Pengetahuan desa menjadi meningkat karena banyak sekolah telah dibangun

di desa, demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan

yang diterima penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa.

Page 64: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 64

2) Jumlah guru dan sekolah sudah banyak terdapat di desa.

3) Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor

telah menjangkau daerah pedesaan sehingga hubungan desa-kota semakin

terbuka.

4) Produktivitas desa semakin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna,

kehadiran teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk

desa.

5) Pelestarian lingkungan hidup pedesaan (seperti pencegahan erosi dan banjir,

penyediaan air bersih, serta pengaturan pengairan) bisa dilakukan dengan

hadirnya para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

6) Dengan peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk yang

berkualitas, seperti kerajinan tangan, industri rumah tangga, teknik

perhubungan dan perbengkelan serta peternakan bisa dilakukan karena

pemerintah turun tangan.

7) Adanya pengetahuan tentang kependudukan sehingga kesadaran memiliki

keluarga kecil telah diterima oleh masyarakat desa.

8) Adanya seperti koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di pedesaan

telah memberi manfaat dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan

pembangunan desa.

b. Dampak Negatif Bagi Desa

1) Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok

kehidupan mereka, misalnya budaya kontes kecantikan, peragaan busana dan

foto model.

2) Siaran televisi yang bissa ditangkap di pelosok desa bisa meningkatkan

konsumerisme dan kriminalitas.

3) Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga

muda yang lebih tertarik bekerja di kota..

4) Perubahan tata guna lahan di pedesaan akibat perluasan wilayah kota dan

banyak orang kota membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota.

Page 65: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 65

5) Tata cara dan kebiasan yang menjadi budaya kota telah masuk ke pelosok

desa dan cenderung mengubah budaya desa

6) Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran dan

pencemaran lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.

2. Dampak Interaksi Bagi Kota

Urbanisasi ialah salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Menurut Hope

Tisdale Eldrige ( 1956 ) pengertian urbanisasi ialah sebuah proses perpindahan

penduduk ke kota atau dari daerah permukiman padat.

a. Dampak Positif Bagi Kota

1) Tercukupinya kebutahan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang

sebagian besar berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan,

beras dan lain-lain.

2) Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari

desa yang pergi ke kota.

3) Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan bisa dipasarkan hingga ke

pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.

b. Dampak Negatif Bagi Kota

1) Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan

permasalahan bagi daerah perkotaan yaitu meningkatnya jumlah

pengangguran dan penduduk miskin.

2) Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan

hidupnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan dan

lain-lain.

3) Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan

atau tempat yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bataran sungai,

pinggiran rel kereta api, kuburan dan kolong jembatan. Umumnya

permukiman yang terbentuk ialah permukiman kumuh.

Menurut para geografi, wilayah perkampungan kumuh memiliki empat ciri

khas yaitu:

a) Tidak tersedia air bersih untuk diminum.

Page 66: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 66

b) Tidak ada saluran pembuangan air.

c) Penumpukan sampah dan kotoran.

d) Serta akses ke luar perkampungan yang sulit.

4) Terjadi degradasi kualitas lingkungan, peningkatan jumlah penduduk kota

yang pesat mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota.

Permukiman baru muncul di kota-kota seperti di Jakarta, Bandung, Semarang,

Yogyakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Makassar. Pertumbuhan

permukiman yang sangat cepat di perkotaan sangat berpengaruh terhadap

penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.

3. Menghitung Kekuatan Interaksi Desa Kota

Model-Model Interaksi Desa Kota

a. Interaksi desa kota menggunakan model gravitasi

Teori ini diterapkan dalam Geografi oleh W.J. Reilly untuk mengukur

kekuatan interaksi keruangan antara 2 wilayah atau lebih. Kekuatan interaksi

antara dua wilayah dapat di ukur dengan memperhatikan jumlah penduduk

masing-masing wilayah, serta jarak mutlak antara wilayah-wilayah tersebut.

Rumus : IAB = k. PA . PB

(dAB)2

Keterangan

IAB : kekuatan interaksi antara daerah A dengan daerah B

k : nilai konstanta empiris, biasanya angka 1

PA : jumlah penduduk daerah A

PB : Jumlah penduduk daerah B

dAB : : Jarak mutlak yang menghubungkan daerah A dan B

Contoh Soal :

Page 67: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 67

Jumlah penduduk kota A adalah 40.000 orang, penduduk kotaB adalah

10.000 orang. Jarak dari kota A ke kota B adalah 20 km. Berapakah kekuatan

interaksi kedua kota tersebut?

Jawab : A dAB : 20 km B

Diketahui :

PA = 40.000

P B = 10.000

dAB = 20 km

interaksi antara kota A dan B adalah :

PA . PB

IAB = k .

(dAB)2

(40.000) . (10.000)

= 1 .

(20)2

= 400.000.000

400

= 1.000.000

Jadi kekuatan interaksi antara kota A ke kota B adalah 1.000.000

Model gravitasi dapat diestimasikan sebagai ukuran arus diantara dua region

dengan mengalihkan kedua masa dari kedua region yang bersangkutan yang

kemudian dibagi oleh kelipatan jarak diantara dua region. Teori gravitasi oleh W.J

Reilly yang mengadopsi teori Issac Newton Bahwa kekuatan interaksi antar wilayah

dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak, dengan Ketentuan :

a. Kondisi penduduknya relatif sama (MP,Pddk,mobilitas,kondisi sosial

ekonomi)

b. Kondisi alam relatif sama (bentuk wilayah dan relif)

c. Kondisi sarana dan prasarana yang menghubungkan wilayah juga sama

Rumus model gravitasi .

Page 68: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 68

Tij =

Keterangan :

Tij = kekuatan gravitasional antara kecamatan pusat SSWP dengan hinterlandny

a.

Pi = jumlah penduduk kecamatan pusat SSWP

Pj = jumlah penduduk kecamatan hinterland

dij = jarak antara antara kecamatan pusat SSWP dengan kecamatan hinterland.

K = suatu konstan

b. Interaksi desa kota menggunakan model titik henti

Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya

berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan

berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari

wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada

wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil.

Rumus:

Keterangan :

Dab = jarak lokasi titik henti, yang diukur dari kota atau wilayah lebih kecil ( dari

kota A)

dab = jarak antara kota A dan B

Pa = jumlah penduduk yang lebih kecil (penduduk kota A)

Pb = jumlah penduduk yang lebih besar (penduduk kota B)

Contoh soal :

Dab =dab

1 + PbPa

Page 69: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 69

Jumlah penduduk kota A sebanyak 500.000 orang, kota B sebanyak 20.000

orang. Jarak kota A dan B 36 km, lokasi titik henti antara kota A dan kota B

adalah….

Pembahasan :

Diketahui :

Pb = 500.000 orang

Pa = 20.000 orang

Ditanya : lokasi titik henti antara kota A dan kota B ?

Jawab :

Dab =dab

1 + PbPa

Dab =

1 +

Dab =

1 + √

THab=

THab = 6 km, jadi jarak lokasi titik henti dari kota A dan kota B adalah : 6

km

c. Interaksi desa kota menggunakan model Grafik indeks konektifitas

Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar kota dilihat dari jaringan jalan.

Pola jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota dibedakan dengan nilai

Indek selalu lebih kecil dari 1, dan bentuk sirkuit dengan Nilai indek sama

atau lebih dari 1 (Kekuatan interaksi pola sirkuit Lebih tinggi dari pola

cabang). Teori ini dikemukan oleh K.J. Kansky. Kekuatan interaksi antarkota

dalam suatu daerah dapat menggunakan jaringan jalan dengan rumus indeks

konektivitas.

=

Keterangan :

= d (kelancaran interaksi

Page 70: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 70

= d

e = jumlah jaringan jalan yang menghubungkan wilayah tersebut

contoh :

Manakah wilayah di bawah ini yang paling tinggi interaksinya?

Jawab:

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa yang paling tinggi tingkat

interaksinya adalah wilayah A

D. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN

KOTA

1. Dampak Pembangunan Kota Terhadap Masyarakat Desa Dan Kota

Setiap segala sesuatu pasti memiliki sebab dan akibat. Begitupun dengan

pembangunan sebuah kota, baik berdampak bagi daerah sekelilingnya ataupun bagi

kota itu sendiri. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi

(Soemarwoto, 2001). Aktifitas pembangunan akan menghasilkan dampak, baik pada

manusia ataupun lingkungan hidup.

Dampak terhadap manusia yakni meningkat atau menurunnya kualitas hidup

manusia, sedangkan dampak bagi lingkungan yakni meningkat atau menurunnya daya

dukung alam yang akan mendukung kelangsungan hidup manusia (Wardhana, 2001).

Page 71: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 71

Identifikasi dampak merupakan langkah yang sangat penting. Langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam mengidentifikasi dampak adalah:

a. Menyusun berbagai dampak yang menonjol yang diperkirakan akan timbul

b. Menuliskan semua aktivitas pembangunan yang menimbulkan dampak

sebagai sumber dampak (Fandeli, 2004).

Pembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan

sumber daya, guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat (Kuncoro, M, 2003).

Sedangkan menurut Tadaro dalam (Munir, 2002) menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses menuju perbaikan taraf kehidupan masyarakat secara menyeluruh

dan bersifat dinamis.

Beberapa aspek yang dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan

suatu kota, yaitu:

a. Perkembangan penduduk perkotaan menunjukan pertumbuhan dan intensitas

kegiatan kota,

b. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh kota dapat menunjukan adanya

tingkat pelayanan bagi masyarakatnya,

c. Tingkat investasi yang hasilnya dapat menunjukan tingkat pertumbuhan kota

hanya dapat tercapai dengan tingkat ekonomi yang tinggi.

Adapun dampak perkembangan kota terhadap desa dan kota itu sendiri adalah:

a. Aspek Fisik

Dampak dari upaya pengembangan suatu kota yang dilakukan berdasarkan

pada peran dan fungsi kota melalui suatu kebijakan pembangunan kota pada

aspek fisik dapat meliputi meningkatnya intensitas penggunaan lahan kota,

meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana kota, serta menurunnya

kualitas lingkungan kota (Bintarto dalam Khairuddin, 2000).

1) Penggunaan Lahan

2) Lingkungan Hidup

Page 72: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 72

b. Aspek Sosial

1) Penduduk

Pertambahan penduduk biasanya dikaitkan dengan tingginya arus

urbanisasi yang masuk kedaerah tersebut. Khairuddin (2000), menyatakan

bahwa urbanisasi selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dampak

positif dari urbanisasi itu diantaranya:

a) Urbanisasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan

b) Urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan

kemajuan yang ada di kota

c) Urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota.

Fandeli (2004), mengatakan bahwa pertambahan penduduk yang terus

terjadi dengan cepat meyebabkan beberapa masalah lingkungan yaitu: a)

proses urbanisasi akan terjadi sehingga menyebabkan persoalan pencemaran

di wilayah perkotaan, b) tekanan penduduk terhadap lahan akan semakin

tinggi, akibatnya terjadi sedimentasi dan erosi, dan c) tekanan penduduk

terhadap kawasan hutan, meyebabkan menurunnya kualitas hutan yang

menyebabkan erosi dan banjir pada musim hujan dan kekeringan di musim

kemarau.

2) Tenaga Kerja

Sukirno (dalam Khairuddin, 2000) menyatakan bahwa dilihat dari sisi

peluang, pertumbuhan ekonomi telah menciptakan banyaknya peluang usaha

baru bagi masyarakat. Namun permasalahan juga muncul akibat daya pikat

ekonomi yang mendorong migrasi tenaga kerja dari luar yang tidak selalu

dibekali keahlian yang memadai.

3) Masalah Sosial

Page 73: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 73

Disamping kerusakan lingkungan yang bersifat biofisik terdapat pula

kerusakan lingkungan sosial budaya. Orang desa yang bermigrasi ke kota

biasanya mempunyai pendidikan yang rendah dan tidak terampil sehingga

mereka susah untuk ditampung bekerja dengan upah layak sehingga tidak

sedikit dari mereka yang terperangkap kedalam profesi prostitusi.

Pengangguran, kurang makan dan prostitusi merupakan media yang subur

untuk berkembangnya kejahatan (Soemarwoto, 2001).

c. Aspek Ekonomi

1) Pertumbuhan Ekonomi

Arsyad (1999), juga mengatakan bahwa faktor ekonomi juga

mempunyai kontribusi yang besar dalam menjadikan suatu kota kecil

menjadi kota besar karena pertumbuhan ekonomi suatu kota tentu saja

tidak terlepas dari potensi dan aktivitas ekonomi yang berjalan di kota

tersebut.

2) Pemerataan Ekonomi

Kuncoro (2003), menyatakan bahwa proses pembangunan pada

dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak

sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh

suatu negara, namun lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif

yang lebih luas. Dalam proses pembangunan selain mempertimbangkan

aspek pertumbuhan dan pemerataan juga mempertimbangkan dampak

aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Menurut kriteria Bank Dunia (dalam Arsyad 1999), mendasarkan

penilaian pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk berpendapatan

terendah. Kesenjangan distribusi pendapatan dikategorikan:

a) Tinggi, bila 40% penduduk berpendapatan terendah menerima kurang

dari 12% bagian pendapatan

b) Sedang, bila 40% penduduk berpendapatan terendah menerima 12% -

17% bagian pendapatan, dan

Page 74: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 74

c) Rendah, bila 40% penduduk berpendapatan terendah menerima lebih

dari 17% bagian pendapatan

2. Penyebab Terjadinya Urbanisasi

a. Pengertian

urbanisasi mengandung banyak makna bergantung dari sudut mana kita

mengkajinya, diantaranya:5

1) Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan

oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini

disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya

perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering

diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.

2) Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada

suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial,

ekonomi dan teknologi.

3) Urbanisasi diartikan sebagai proses berubahnya suasana kehidupan

pedesaan menjadi suasana perkotaan.

4) Urbanisasi bisa pula diartikan sebagai pemekaran wilayah perkotaan.

Gambar. Urbanisasi Penduduk

Sumber : http://www.ensikloblogia.com.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan urbanisasi:

1) Faktor penarik (pull factors)

Page 75: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 75

Kota memiliki daya tarik tersendiri bagi desa untuk berurbanisasi,

diantaranya:

a) Mudah untuk mendapatkan pekerjaan (lapangan pekerjaan banyak).

b) Tingkat upah yang lebih tinggi.

c) Kelengkapan fasilitas baik sekolah, hiburan dan kesehatan.

d) Kebebasan pribadi lebih terjamin.

e) Pengaruh adat agak longgar.

f) Anggapan yang bersifat budaya.

2) Faktor pendorong (push factors)

a) Lahan garapan semakin sempit

b) Lapangan kerja makin terbatas akibat iptek (modernisasi)

c) Pendapatan lebih kecil

d) Kurangnya fasilitas baik sosial, pendidikan, olah raga, rekreasi, dsb

e) Meningkatnya pengangguran.

f) Tekanan adat istiadat.

g) Alasan memasarkan produk.

c. Dampak positif urbanisasi

Beberapa dampak positif yang terjadi akibat adanya urbanisasi sebagai berikut:

1. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota yang terjadi dengan sendirinya

karena banyaknya masyarakat desa yang memang membutuhkan pekerjaan.

Kota memerlukan banyak tenaga kerja untuk bidang industri, transportasi,

perdagangan, jasa, dan lain-lain.

2. Meningkatnya aktivitas perekonomian kota seiring dengan semakin ramainya

kota sehingga kegiatan perdagangan menjadi lebih terdorong dengan adanya

pendatang-pendatang baru dari desa.

3. Meluasnya kesempatan untuk membuka usaha-usaha baru karena semakin

meningkatnya masyarakat yang ingin kebutuhannya terpenuhi. Seperti usaha

bengkel, warung, transportasi, dan lain-lain.

4. Meningkatnya tingkat kesejahteraan warga desa yang berurbanisasi ke kota.

Dengan demikian, warga desa tersebut akan mengirimkan sebagian kerja

kerasnya untuk keluarganya di desa yang berdampak pada pembangunan desa.

5. Meningkatnya tarf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa karena telah

mendapat sokongan ekonomi dari keluarga mereka yang berurbanisasi ke

kota.

6. Lapangan kerja di pedesaan semakin sesuai dengan jumlah angkatan kerja

yang ada sehingga tidak akan ditemukan pengangguran terselubung

Page 76: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 76

d. Dampak negatif urbanisasi

Pada awalnya urbanisasi memang membawa dampak positif. Namun, lambat

laun urbanisasi juga bisa membawa dampak negatif dengan berkurangnya penduduk

di daerah pedesaan dan bertambahnya jumlah penduduk di daerah kota. Di negara-

negara maju urbanisasi sudah berlangsung sejak lama sehingga tidak heran jumlah

penduduk kota lebih banyak dari pada penduduk desa.

e. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Terhadap Dampak Urbanisasi

Upaya pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi antara

lain sebagai berikut :

1) Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi, yaitu pembangunan yang

merata atau menyebar berpusat pada daerah-daerah

2) Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan.

3) Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti

fasilitas kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.

4) Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga

berencana.

5) Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,

menggiatkan koperasi unit desa atau KUD

6) Meningkatkan keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan system

keamanan lingkungan atau siskamling.

7) Mengeluarkan peraturan untuk mempersulit perpindahan penduduk desa

kekota, misalnya izin pindah ke kota sulit, Jakarta dinyatakan tertutup bagi

pendatang baru.

Usaha-usaha untuk mengatasi akibat urbanisasi di kota besar sebagai berikut :

a. Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah.

b. Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota.

c. Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di

sekitar kotabesar.

d. Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah, yaitu rumah

susun, menambah sarana angkutan, jaringan listrik, air minum,

dan sebagainya.

e. Menciptakan kutub pertumbuhan baru.

Page 77: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 77

E. Usaha-Usaha Dalam Rangka Pemerataan Pembangunan Desa dan Kota

Oleh Pemerintah Indonesia

Gambar . Perbandingan pembangunadan kota dan desa

Sumber: https://desfiannn.wordpress.com

Hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedoman

pembangunan nasional. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan yang merata materiil adalah perwujudan

Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, bahwa kekayaan wilayah

Nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa,

dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah

tanah air.

Gambar : lingkaran setan (Vicious Circle)

Page 78: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 78

Upaya pemerataan pembangunan telah dilakukan sejak awal PJP I, dengan

berbagai upaya di berbagai sektor seperti pertanian, kependudukan, pendidikan,

kesehatan, dan transmigrasi serta pembangunan desa. Sebagai bagian dari Trilogi

Pembangunan, sejak Repelita III upaya pemerataan lebih digalakkan lagi yang

dilaksanakan melalui kebijaksanaan delapan jalur pemerataan, yaitu:

1. pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya

pangan, sandang, dan perumahan.

2. pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan

3. pemerataan pembagian pendapatan

4. pemerataan kesempatan kerja

5. pemerataan kesempatan berusaha

6. pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi

generasi muda dan kaum wanita

7. pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air

8. pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

(sumber:http://elianor-antonius.blogspot.co.id)

Ketimpangan hasil pembangunan yang cukup besar antara desa dan kota,

membuat pengembangan wilayah pedesaan dirasakan sangat penting, karena

struktur ekonomi pedesaan berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan

dibandingkan dengan struktur perkotaan. Karena itu permasalahan mendasar

adalah bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan pembangunan di

pedesaan sekaligus upaya-upaya apa yang yang harus dilakukan untuk mencapai

keserasian/kesamaan dengan wilayah kota.

1. Pembangunan Wilayah Pedesaan

Pembangunan wilayah pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang

sebagaimana selama ini terjadi akan menimbulkan kesenjangan sosial dan

ekonomi dalam kehidupan. Persoalan-persoalan yang dihadapi wilayah desa dan

kota adalah masalah-masalah yang spesifik, sebab masing-masing wilayah

mempunyai potensi yang berlainan. Desa yang lebih berkesan sebagai kelompok

masyarakat yang hidup secara tradisional, mempunyai banyak ketertinggalan

dibanding dengan dengan kota. Salah satu tujuan pembangunan wilayah

pedesaan adalah menyeterakan kehidupan masyarakat desa dan kota sesuai

dengan potensi yang dimiliki desa.

Untuk melakukan pembangunan desa, ada beberapa hal yang tidak dapat

diabaikan diantaranya adalah latar belakang, pendekatan, konsep maupun

kenyataan-kenyataan yang terjadi di setiap desa. Beberapa hal yang perlu untuk

mendapat perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan adalah:

Page 79: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 79

a. Pembangunan masyarakat desa masih bersifat dekonsentrasi. Disisi lain, sifat

ragam dan hakikat desa sangat beranekaragam yang secepatnya membutuhkan

penanganan. Disamping itu, titik berat pelaksanaan otonomi daerah yang

terletak pada kabupaten menggambarkan kebulatan karakter pedesaan

wilayahnya.

b. Perangkat desa perlu mendapat bantuan teknis dan insentif. Perangkat desa

yang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan desa, keadaannya

secara umum masih membutuhkan bantuan teknis yang efektif. Bantuan teknis

dan efektif yang dibutuhkan diantaranya adalah:

1) kesejahteraan, artinya pendapatan para kepala desa dan perangkatnya yang

masih menjadi masalah, kualitas ketrampilan, kewibawaan, kemampuan,

kejujuran dan dedikasi para perangkat desa masih perlu ditingkatkan

dengan bantuan pemerintah.

2) Kemampuan membangun masyarakat desa mulai dari merencanakan,

melaksanakan sampai mengawasi masih dilakukan dengan cara yang

sangat sederhana atau dalam banyak hal masih tanpa mekanisme

manajemen sama sekali.

3) Mekanisme kerja antara pemerintah desa dan pemerintahan diatasnya perlu

dimantapkan. Hal ini dimaksudkan agar rencana yang dipersiapkan desa

beserta masyarakatnya disambut baik dan terwujud dalam pelaksanaannya

tanpa modifikasi ataupun penghilangan yang pokok demi kepentingan

desa. Dan agar pembangunan jangan berlangsung secara birokratis yang

berlebihan.

c. Dana pembangunan desa secara lintas sektoral masih belum bermanfaat bagi

masyarakat desa. Karena itu dibutuhkan usaha dan dorongan yang kuat,

sehingga mekanisme proyek pembangunan desa yang berlangsung dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat desa melalui pemerintahan paling bawah.

d. Kurangnya keterpaduan kepentingan antar sektor, sehingga dibutuhkan

koordinasi lintas sektoral tentang pemerintahan desa melalui penyatuan

program, misi dan visi pembangunan. Hal ini dikarenakan setiap sektor

mempunyai visi dan misi yang ideal mengenai pembangunan wilayah

pedesaan. Sehingga masing-masing sektor cenderung untuk berpegang teguh

secara prinsip pada fungsi pokoknya dan memegang asumsi bahwa secara

fungsional tidak ada kewenangan untuk mencampuri sektor lain.

2. Sasaran Pembangunan Pedesaan

Page 80: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 80

Perlu untuk disadari bahwa proses pembangunan adalah suatu proses

perubahan masyarakat. Proses perubahan ini mencerminkan suatu gerakan dari situasi

lama (tradisional) menuju suatu situasi baru yang lebih maju (modern) dan belum

dikenal oleh masyarakat. Perubahan yang dilakukan tersebut akan melalui proses

transformasi dengan mengenalkan satu atau beberapa fase antara. Pembangunan

masyarakat (pedesaan) memerlukan suatu proses dan model tranformasi dari model

lama menuju model baru (tujuan). Di sisi lain perlu pula untuk dipahami bahwa

proses pembangunan merupakan suatu konsep yang optimistik dan memberikan

pengharapan kepada mereka yang secara sukarela berpartisipasi dalam proses

pembangunan. Sehingga perencanaan pembangunan baik sosial maupun budaya

selalu perlu menyadari dan menemukan indikasi-indikasi perubahan tuntutan.

Agar pembangunan wilayah pedesaan menjadi terarah dan sesuai dengan apa

yang menjadi kepentingan masyarakat desa, maka perencanaan mekanisme

pelaksanaan pembangunan desa dilakukan mulai dari bawah. Proses pembangunan

yang dilaksanakan merupakan wujud keinginan dari masyarakat desa. Dalam hal ini

koordinasi antara pemerintah desa dengan jajaran di atasnya (Pemerintahan

Kecamatan, Pemerintahan Kabupaten) harus terus menerus dilakukan dan di

mantapkan. Apalagi pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan pada Pemerintah

Kabupaten.

Pelaksanaan pembangunan pun hendaknya tidak hanya menjadikan desa

sebagai obyek pembangunan tetapi sekaligus menjadikan desa subyek pembangunan

yang mantap. Artinya obyek pembangunan adalah desa secara keseluruhan yang

meliputi potensi manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan teknologinya, serta

mencakup segala aspek kehidupan dan penghidupan yang ada di pedesaan. Sehingga

menjadikan desa memiliki klasifikasi desa swasembada. Yaitu suatu desa yang

berkembang dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya menunjukkan

kenyataan yang makin meningkat.

Oleh karena masyarakat pedesaan sebagian besar berada di sektor pertanian,

maka sasaran yang ingin dicapai adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan

Page 81: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 81

dengan mengacu pada peningkatan taraf hidup masyarakat desa dan peningkatan

ketrampilan pada sektor pertanian, pertukangan kayu, dan kesejahteraan keluarga.

3. Pemberdayaan Potensi Desa dalam Rangka Pengembangan Pedesaan

Munculnya Kesenjangan tingkat pertumbuhan dan kemajuan yang terjadi

antara pedesaan dan perkotaan telah melahirkan kesenjangan. Kondisi

kesenjangan ini semakin diperburuk lagi dengan adanya krisis ekonomi yang

mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat desa baik ekonomi, sosial

maupun budaya.

Pembinaan terhadap masyarakat desa dilakukan dengan pendekatan sosial

budaya yang mempergunakan sistem sosisal politik masyarakat setempat untuk

berkomunikasi. Walaupun memperhitungkan kemungkinan perubahan sosial

secara sosial pula. Pengetahuan masyarakat tentang bertani pun juga masih

sangat tradisional sekali.

4. Solusi dalam Memelihara Keseimbangan Desa dan Kota

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka menyerasikan/

menyamakan perkembangan desa dan kota

a. Pasar Kerja di Desa

Jumlah tenaga kerja yang memasuki pasaran kerja semakin bertambah

banyak. Kualitas diantara mereka pun beranekaragam, mulai dari tenaga

kasar, terampil sampai tenaga akademik. Karena itu langkah pertama yang

harus ditempuh adalah membuka kesempatan kerja untuk menyerap tenaga

kerja pasaran di desa. Hal ini dimaksudkan supaya mereka tidak lari atau pergi

ke pusa-pusat pertumbuhan ekonomi lain, yaitu kota-kota kecil, kota-kota

sedang, atau kota-kota besar.

b. Modal usaha kecil

Pasaran kerja atau kesempatan kerja ini biasanya digerakkan oleh

perorangan atau kelompok di desa. Usaha semacam ini biasanya disesuaikan

dengan kondisi dan kualitas dari tenaga kerja. Teknologi yang digunakan

Page 82: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 82

tidak terlalu tinggi bahkan dapat dilakukan transfer teknologi kepada

masyarakat desa. Karena bentuknya yang perorangan (kalaupun ada yang

kelompok) biasanya modal usahanya pun kecil. Untuk mendorong keberadaan

usaha ini, maka pemerintah perlu untuk memberikan bantuan kredit kecil ala

desa, seperti BKD (Bank Kredit Desa)

c. Teknologi kurang terampil

Tenaga kerja di desa biasanya mempunyai kualitas yang rendah, karena

itu untuk mengatasi masalah maka perlu diadakan berbagai macam

penyuluhan, pelatihan, dan berbagai macam bentuk pembinaan. Mulai dari

perangkat desa (aparat desa) sampai pada anggota masyarakat pekerja.

Pengembangan keterampilan tenga kerja di desa perlu diorientasikan pada

mata pencaharian masyarakat desa yang bersangkutan agar potensi yang ada

bisa langsung digarap.

d. Pemasaran hasil produksi

Kendala utama usaha-usaha yang dirintis di pedesaan adalah situasi harga

yang fluktuatif atau karena hilang atau berkurangnya kesempatan.

Kesempatan pasar atau pemasaran hasil produksi desa merupakan motor

penggerak pertumbuhan ekonomi desa. Membaiknya pemasaran hasil

produksi di desa akan mendukung masuknya modal ke daerah pedesaan. Dan

sebaliknya, lesunya pemasaran akan menghambat perekonomian dan

produktivitas desa. Karena itu, dalam sistem pemasaran produk desa perlu

adanya suatu sistem yang mampu menumbuhkan kebijaksanaan pemerintah,

mampu mengikuti mekanisme atau tata niaga ekonomi pasar yang berlaku.

Program-program dan usaha pembangunan desa yang dapat menciptakan

suasana pra-conditioning untuk tumbuh dan berkembang adalah:

1) Sistem kepemimpinan di desa

Sistem kepemimpinan di desa baik yang bersifat kepemimpinan formal

maupun informal, baik yang berdasarkan agama maupun organisasi

Page 83: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 83

masyarakat adalah sistem yang mampu menggerakkan partisipasi

masyarakat dan menghidupkan inisiatif, kreativitas, dan produktivitas

masyarakat desa. Jiwa dan ide kepemimpinan dengan dasar apapun selalu

mengutamakan inspirasi dan aspirasi masyarakat dan harus mampu

menyalurkan menjadi landasan pembangunan oleh, dari dan untuk

masyarakat. Karena itu, seorang pemimpin masyarakat desa harus mampu

melihat kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Pembinaan kelembagaan

Pembinaan kelembagaan ini adalah merupakan usaha menggerakkan

sesuai dengan kepentingan masing-masing. Karena lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang tumbuh atas inisiatif masyarakat desa, perlu terus

dibina dan dilestarikan keberadaannya agar lebih tumbuh dan

berkembang. Sehingga mampu lebih efektif dalam mendukung program

dan rencana masyarakat maupun pemerintah.

3) Peningkatan kualitas SDM

Pertumbuhan dan perkembangan masyarakat sangat didukung oleh

kualitas aparat pemerintah desa dan masyarakat yang turut sebagai pelaku

pembangunan. Karena itu perlu disusun sebuah rencana program

peningkatan kualitas dan kemampuan masyarakat yang berupa

pendidikan, pelatihan umum, pelatihan tenaga kerja, penyuluhan,

kegiatan stimulasi dan demonstrasi-demonstrasi. Di sisi lain transfer

teknologi kepada aparatur pemerintah dan fungsionaris pembangunan

perlu juga untuk dilakukan.

4) Bantuan teknis

Bantuan teknis ini merupakan unsur pendukung proses pembangunan

masyarakat desa. Hal ini dibutuhkan dalam hal masyarakat memiliki

sedemikian rupa rendahnya kualitas sumberdaya, potensi alam, dan

kesempatan ekonomi sehingga perlu mendapatkan dukungan dari luar

masyarakat setempat.

Page 84: BAHAN AJAR INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA · 2020. 7. 18. · 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Interaksi Keruangan Desa dan Kota 84

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah.2011.Memahami Perkembangan Desdi Indonesia. (Jurnal Online)

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2284

Diakses Tanggal 27 April 2017

Aminah,Aam.2014.Intisari Geografi untuk SMA Kelas X,XI.XII.Bandung: Pustaka

Setia

Antonius.2012. Pemerataan Pembangunan Perekonomian Indonesi. (online).

http://elianor-antonius.blogspot.co.id)

Dewi,Nurmala.2009.Geografi3 untuk SMA dan MA kelas XII.Jakarta: CV Epsilon

Grup https://desasentonorejo.wordpress.com/bab-ii/

Endarto, Danang ,dkk. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Handayani, Selvia. 2014. Jenis dan tipologi desa. (online).

http://shelviahandayani.blogspot.co.id Diakses pada 01 Mei 2017

Lishowabi, Mila. 2013. Interaksi Desa dan Kota. (Online)

https://www.slideshare.net/milawahib/mila-lishowabi-mpg. Diakses tanggal

7 mei 2017

Utoyo, Bambang. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Wardiyatmoko, K. 2012. GEOGRAFI untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga