Bahan Ajar

81
BIMBINGAN MENULIS SKRIPSI DOSEN PENGAMPU : ANDROMEDA, S.Psi.,M.Psi Drs. SUGENG HARIYADI, M.Si Jumlah SKS : 2 sks I. SKRIPSI Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya. Untuk itu, skripsi mempunyai criteria sebagai berikut: A. Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan- permasalahan yang sesuai dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa. B. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau penelaahan pustaka yang relevan. C. Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahliannya dan telah ditetapkan oleh surat tugas/SK Rektor atau Dekan. D. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program studi jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris,

description

mater bahan ajar

Transcript of Bahan Ajar

Page 1: Bahan Ajar

BIMBINGAN MENULIS SKRIPSI

DOSEN PENGAMPU : ANDROMEDA, S.Psi.,M.Psi

Drs. SUGENG HARIYADI, M.Si

Jumlah SKS : 2 sks

I. SKRIPSI

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan.

Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang

berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang

studinya. Untuk itu, skripsi mempunyai criteria sebagai berikut:

A. Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan-permasalahan yang sesuai

dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa.

B. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau

penelaahan pustaka yang relevan.

C. Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai

dengan bidang keahliannya dan telah ditetapkan oleh surat tugas/SK Rektor

atau Dekan.

D. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program

studi jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris,

bahasa Arab, bahasa Perancis, dan lainnya), dengan menuliskan abstrak dalam

bahasa minat tersebut dan bahasa Indonesia.

E. Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim penguji yang

ditetapkan dengan surat tugas/SK Rektor atau Dekan.

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI

Sosok Skripsi terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal, bagian pokok, dan

bagian akhir. Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian

sebelum bab pendahuluan. Bagian pokok adalah mulai bab pendahuluan sampai

dengan penutup. Bagian akhir adalah bagian sesudah itu yaitu daftar pustaka,

lampiran, dan daftar indeks (bila ada).

A. BAGIAN AWAL

Page 2: Bahan Ajar

Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo Universitas

Negeri Semarang berdiameter 13 cm, lembar judul. Lembar pengesahan, lembar

pernyataan, lembar motto & persembahan, lembar abstrak, kata pengantar, daftar

isi, daftar singkatan dan tanda teknis, daftar table, daftar gambar dan daftar

lampiran (bila ada).

Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf romawi kecil,

ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman dimulai dari lembar

judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan.

1. Sampul

Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Unnes berdiameter 3 cm. Di

bawahnya dituliskan judul dengan huruf capital tebal berukuran 16 atau 18

(sesuaikan dengan panjang dan pendeknya judul). Di bawahnya tertulis kata

“SKRIPSI” yang dicetak dengan huruf capital tebal berukuran 14, diikuti pada

baris berikutnya kalimat dengan huruf capital tebal juga dengan ukuran 12,

yang berbunyi “Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Universitas

Negeri Semarang”.

Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata “oleh” (tanpa

tanda titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya lagi NIM

(hanya diisi angkanya). Pada kaki halaman dituliskan dengan huruf capital

tebal berukuran 14 atau 16, nama Jurusan dan/atau Program Studi, Fakultas,

dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi. Semuanya itu dicetak dengan huruf

TNR (Times New Roman) tegak, diatur secara simetris dengan komposisi

serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung sampul dibubuhkan logo

(berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa ukuran 12), judul

(memanjang, dengan huruf capital ukuran 14), SKRIPSI, dan tahun.

2. Lembar Berlogo

Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan lembar

judul.

3. Judul

Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul, hanya

saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr.

Page 3: Bahan Ajar

4. Pengesahan Kelulusan

Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi dengan Judul “…………” ini

telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari …., tanggal ….

(dd/mm/yy). Untuk panitian skripsi adalah panitia Fakultas.

Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia Penguji,

yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan beserta nama

lengkap dan NIP-nya.

5. Pernyataan

Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di tengah atas. Isi

pernyataan itu ialah bahwa skripsi ini hasil karya (penelitian dan tulisan)

sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain,

baik seluruhnya maupun sebagian. Adapun pengutipan yang terdapat di dalam

skripsi ini telah dikutip sesuai dengan kaidah yang berlaku.

6. Motto dan Persembahan

Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah ungkapan bijak untuk

kehidupan, yang dipilih berkaitan dengan penyusunan skripsi. Persembahan

adalah pernyataan bahwa karya ilmiah itu dipersembahkan kepada orang atau

lembaga tertentu.

7. Kata Pengantar

Lembar kata pengantar diberi judul “KATA PENGANTAR” yang

diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan

puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terimakasih secara jujur dan

wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang langsung membantu

pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin

akan adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi dan atas dasar

itu penulis minta maaf, serta mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau

penulis meyakini masih banyak kesalahan, maka skripsi itu harus diperbaiki

dulu sebelum ujian karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan

permintaan maaf. Lagipula harapan kritik tidak diperlukan sebab skripsi

Page 4: Bahan Ajar

adalah karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi

diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan. Teks kata pengantar diketik

dengan spasi dua, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata

pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di pojok

kanan bawah.

8. Abstrak

Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul “ABSTRAK” ditulis di

tengah atas, dicetak dengan huruf capital. Di bawahnya, dengan jarak dua

spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan

dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda

titik diikuti judul skripsi. Selanjutnya dicantumkan kata “Skripsi” Jurusan…

Fakultas…Universitas Negeri Semarang diakhiri tanda titik disusul dengan

pencantuman nama-nama pembimbing.

Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ….., berkisar

dari tiga sampai dengan lima kata.

Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak dengan

spasi satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan saran yang

diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis dalam paragraf yang berbeda.

Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih dari satu halaman kuarto.

9. Daftar Isi

Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal

skripsi, mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta subbab dan anak

subbabnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian akhir. Kecuali judul

subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan huruf kapital.

10. Daftar Singkatan dan Tanda Teknis

Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan tanda

teknis beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan

dicampur, tetapi bias diketik dalam satu halaman saja karena keduanya

mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk kemudahan pemberian.

Page 5: Bahan Ajar

11. Daftar Tabel

Daftar table memuat nomor dan judul table, diikuti titik-titik seperti pada

daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat table terdapat dalam teks. Judul

tabel yang lebih dari satu halaman diketik dengan spasi satu. Jarak antara

judul table yang satu dengan yang lain dalam daftar itu, satu setengah spasi.

12. Daftar Gambar

Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.

13. Daftar Lampiran

Cara membuat daftar lampiran juga sama dengan cara membuat daftar

tabel.

B. BAGIAN POKOK

Bagian pokok skripsi terdiri atas bab pendahuluan, teori yang digunakan

untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup.

Hasil penelitian tidak harus hanya disajikan dalam satu bab, bergantung pada

banyaknya materi yang akan disajikan dan perlunya pemilahan materi itu

menjadi unit-unit tertentu.

1. Pendahuluan (BAB 1)

Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang mengantarkan pembaca untuk

mengetahui apa yang diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan.

Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang (1) latar belakang

masalah penelitian, (2) rumusan masalah, (3) identifikasi masalah, (4) tujuan

penelitian, (5) kegunaan / manfaat penelitian, (6) pembatasan masalah.

(1). Latar Belakang Masalah

Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan)

mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu perlu diteliti. Untuk

menerangkan keternalaran tersebut penelitian perlu dijelaskan dulu pengertian

rumusan topik yang dipilih untuk diteliti. Baru kemudian diterangkan

argument yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari posisi

substansi topik itu dalam keseluruhan system substansi yang melingkupi

Page 6: Bahan Ajar

substansi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya

kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktik.

Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topic itu dilihat dari

paradigm penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang

memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat

hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah

topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu

dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang

bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu, atau dalam penelitian yang

baru itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga dapat

menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.

Dalam tesis dan disertasi, kajian pustaka untuk mengemukakan

keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di bawah

judul tersendiri, misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini. Dalam kajian pustaka

itu pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian, diketahui

kemajuan penelitian yang dilakukan para peneliti selama ini dan diketahui

pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis.

(2). Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau

pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu tidak harus

dalam bentuk kalimat tanya, tetapi hendaklah mengandung kata-kata yang

menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni, siapa, berapa, seberapa, sejauh

mana, bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di mana, ke mana,

dari mana, mengapa, dan sebagainya.

Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar

dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakup

semua variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik. Kalau ada variable

umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub – sub

masalahnya. Jadi, rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar

dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk pemecahannya. Rumusan

Page 7: Bahan Ajar

masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode

pemecahannya dan mencarikan datanya. Untuk masalah –masalah perlu

diidentifikasi dengan baik. Identifikasi masalah bisa ditaruh di bawah judul

tersendiri, tetapi yang penting bukan judulnya, melainkan materi

identifikasinya itu sendiri. Dengan identifikasi masalah itu, permasalahan

perumusan masalah menjadi operasional maksudnya masalah-masalahnya

dapat dipecahkan, karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik

pemerolehannya dapat diperkirakan.

Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah –

masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa

masalah yang diteliti dibatasi. Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di

bawah judul tersendiri. Akan tetapi, kalau memang tidak ada pembatasan,

tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah

(3) Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam

penelitian. Rumusan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya kalau

masalahnya apakah ada pengaruhnya pendiskusian topik karangan dalam

proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang dan

jika ada, berapa besar peranannya, rumusan tujuan, Jam penelitian ini ialah

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendiskusian topik karangan dalam

proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang, dan

jika ada berapa besar penalarannya

(4) Kegunaan Penelitian

Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian

dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktik.

Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang

dipilih memang layak untuk diteliti

Page 8: Bahan Ajar

2. Landasan Teori (BAB 2)

Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni landasan teoretis

landasan factual. Landasan teoretis ialah teori yang digunakan untuk landasan

kerja penelitian tentang topik yang digunakan untuk diteliti alasan tentang topik

yang diteliti. Keduanya diuraikan secara bersama – sama bagian tesis yang

berbeda, tetapi berturutan. Landasan teoretis diuraikan pada bab II, sedangkan

landasan faktual diuraikan pada bab III.

Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk

landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga

berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun yang

digunakan harus dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang

memuat hasil penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang

berbeda. Teori itu dikaji secara kronologis. dari yang lama sampai dengan yang

mutakhir untuk menunjang kemajuan hasil penelitian sejalan dengan

perkembangan teori. Dengan cara itu, di antara sederet teori, keunggulan teori

yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak.

Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal ilmiah,

makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian. Namun, semua itu harus

relevan dengan topik penelitian. Lagi pula, kajian itu dilakukan dalam rangka

pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja penelitian. Kajian

pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu atau yang berkaitan

dengan topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang lain sudah diuraikan di

bagian pendahuluan.

Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip – prinsip teori itu

perlu diuraikan. Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel –

varlabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan

teori yang dipilih itu

Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi jelas.

Variabel – variable, masalah, dan tujuannya terperikan secara operasional. Data

pun dapat diidentifikasi, sedangkan lahan pengambilan dapat ditentukan. Dengan

demikian, teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dapat dirancang.

Page 9: Bahan Ajar

Jadi, landasan teoritis tidak hanya melandasi identifikasi sasaran, tetapi juga

melandasi metode penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu, uraian tentang teori yang

dipakai sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir dan

rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis antar

variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti, sedangkan hipotesis menyatakan

dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka

berpikir.

3. Metode Penelitian (BAB 3)

a. Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri, yakni bab

III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode

penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, khususnya penelitian bahasa

dan sastra. Akan tetapi, prosedurnya sama dimulai dari pengumpulan data,

dilanjutkan dengan pengolahan data, lalu dilakukan analisis data.

b. Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis dan

desain penelitian, (2) variabel penelitian yang dirumuskan secara

operasional, (3) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

penelitian (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan

reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik pengolahan dan

analisis data.

c. Dalam penelitian kualitatif, butir (2) diganti dengan uraian tentang wujud

data, butir (3) diganti dengan sumber data. Khusus dalam penelitian

linguistik dan penelitian sastra, butir (1) diganti dengan sasaran dan

rancangan penelitian.

d. Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut

istilah – istilah misalnya digunakan teknik wawancara. Prosedur

pelaksanaan metode atau teknik itu perlu diterangkan. Kalau dalam

penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau analisis data,

kegunaannya masing – masing perlu diterangkan.

e. Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian populasi,

sampel, dan sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi penelitian.

Page 10: Bahan Ajar

Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau apa, dan dari jumlah sampel

itu diambil sampel berapa, dan seterusnya.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan (BAB 4)

a. Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri, tetapi tidak harus dalam satu

bab. Bisa dua bab atau lebih, bergantung kepada organisasi temuannya

dalam pemecahan masalah. Yang penting adalah semua masalah harus ada

jawabannya. Jawaban atas masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan

harus diuraikan dengan jelas, sistematis, dan tuntas.

b. Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta penjelasannya. Akan

tetapi, tidak tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil Penelitian dan

Pembahasan. Judul hendaknya dirumuskan sesuai dengan topik (judul)

skripsi, tesis, atau disertasi.

c. Dalam penelitian kualitatif, temuan (hasil) penelitian itu berupa sistem

yang mungkin tersusun dari sub – sub sistem. Bangunan sistem itu hanya

bisa dipahami dalam keseluruhannya. Oleh karena itu, temuan (hasil)

penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan.

d. Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena

pemisahan temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan

merusak organisasi substansi temuan (hasil) penelitian. Temuan (hasil)

penelitian kuantitatif yang dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan

dengan kata per kata, dan tafsiran itu perlu dijelaskan dan dibahas lebih

lanjut.

5. Penutup (BAB 5)

a. Bab penutup merupakan bab terakhir skripsi, tesis, atau disertasi. Isinya

adalah simpulan dan saran. Dengan demikian, bab ini bisa dibagi dua sub

bab.

b. Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian masalah, Dengan

dan uraian tentang hasil penelitian demikian, masalah yang dikemukakan

di bagian pendahuluan semuanya terjawab dan dengan jawaban itu semua

tujuan telah tercapai. Lagi pula uraian atau pembahasan masalah yang

dilakukan secara panjang lebar dalam bab sebelumnya semuanya ada

Page 11: Bahan Ajar

simpulannya.

c. Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau temuan.

Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya. Kalau mungkin juga

disertai jalan keluarnya. Saran dapat bersifat praktis atau pragmatic, dapat

juga bersifat teoritis. Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang

perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu

semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang

atau setelah selesainya penelitian sekarang ini timbul masalah lain yang

terkait.

C. BAGIAN AKHIR

Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada), penjurus atau

indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata kunci/istilah (kalau ada). Keberadaan

daftar pustaka adalah wajib, artinya hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi,

tesis dan disertasi yang harus ditulis dalam daftar pustaka.

Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu

pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari hasil - hasil penelitian

dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi, tesis, dan disertasi.

Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman baru

dengan judul “DAFTAR PUSTAKA". Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf

tegal, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri Jarak dengan teks di

atasnya empat spasi.

Artikel ilmiah ialah karangan yang dihasilkan melalui proses penelitian

lapangan atau pemikiran konseptual yang berlandaskan kajian kepustakaan dan

diterbitkan di dalam jurnal ilmiah. Artikel hasil penelitian ditulis berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan dilaporkan kembali dalam bentuk

yang lebih padat, lugas, jelas, dan sederhana, dan dimuat di dalam jurnal agar dibaca

oleh kalangan yang lebih luas. Artikel konseptual ditulis berdasarkan pemikiran atau

perenungan yang mendalam terhadap objek atau fenomena tertentu berlandaskan

acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library research) untuk

tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian. Untuk itu, bab ini

menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan (1) artikel hasil penelitian dan

Page 12: Bahan Ajar

(2) artikel konseptual.

III. PANDUAN PENULISAN ARTIKEL

A. Artikel Hasil Penelitian

Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai hasil penelitian

lapangan yang dilandasi dengan kajian teoritis terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel

jenis ini dapat berdasarkan hasil penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif.

Artikel hasil penelitian terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3)

abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8)

simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan.

1. Judul

Judul (title) artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu

panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel hasil penelitian memuat

variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul

artikel yang, berbahasa Indonesia diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris,

yang ditulis tepat di baris setelah judul yang berbahasa Indonesia.

2. Nama Penulis dan Lembaga Asal

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun.

Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman

pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua prang atau lebih, semua ditulis secara

berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang

sama, Nama lembaga asal hanya, ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari

lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai

catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda bintang (*).

KENDALA SOSIAL BUDAYA

DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN

(Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities)

Page 13: Bahan Ajar

3. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam

artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, prosedur penelitian (untuk

penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil

penelitian sebagai tekanannya.

Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam

bahasa Inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris, dilengkapi dengan

abstrak berbahasa Indonesia.

Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf.

Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks

utama ( margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).

Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok

yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan

gagasan pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah

kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk

penelusuran lebih lanjut ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan

teknologi internet.

4. Pendahuluan

Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci. Bagian ini

menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas, empat bagian: (1) Latar

belakang penulisan artikel (2) masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) sistematika artikel.

Keempat gagasan tersebut ditulis dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya

koherensi antara, gagasan satu dengan gagasan yang lain.

Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu perkara, kajian

pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini

harus disertai dengan rujukan kepada berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan

harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Gagasan teoritis harus

disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang

dibahas dapat mencakupi aspek historis, landasan teori atau aspek lain. Gagasan teoritis

mengarahkan pembaca ke rumusan masalah yang dilengkapi dengan rencana

Page 14: Bahan Ajar

pemecahannya dan winusan tujuan.

5. Metodologi

Metodologi diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan untuk membuat

desain penelitian, menentukan jenis dan jumlah sampel, menarik data, dan mengolah atau

menganalisis data. Dalam rangka penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini menyajikan

cara pelaksanaan penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub –

bagian, atau pemilahan ke dalam sub – bagian. Bagian ini hanya memuat hal yang pokok

saja uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu disajikan di dalam artikel

ilmiah.

Materi pokok bagian metodologi adalah cara pengumpulan data, sumber data,

cara analisis data. Dengan perkataan lain, bagian ini antara lain berisi keterangan tentang

populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpul data, rancangan penelitian

(terutama jika digunakan raancangan yang cukup kompleks seperti rancangan

eksperimental), dan teknik analisis data.

Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan alat dan bahan perlu

dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi alat

menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu

diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dengan penelitian terdahulu apabila

spesifikasi bahan yang digunakan berbeda. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan

uraian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara

menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula disajikan

uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.

6. Hasil

Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini biasanya

merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang dilaporkan

secara bersih.

Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data (seperti perhitungan

statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan sebagainya) tidak perlu

disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan

Page 15: Bahan Ajar

antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik.

Dengan perkataan lain. yang dimuat di dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil

pengujian hipotesis.

Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan dalam bentuk yang

ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur pikir di dalam teks. Jika ke dalam sajian

disertakan tabel atau grafik untuk memperjelas sajian verbal, keduanya harus diberi judul

dengan komentar yang memadai walaupun komentar tersebut tidak harus dilakukan per

table atau grafik.

Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan

memilah bagian ini menjadi sub bagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian.

Sebaliknya, apabila bagian ini pendek, semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan.

Untuk artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat deskripsi,

eksplanasi, analisis. sintesis, diskusi, perbandingan dan sebagainya yang tersaji rinci

dalam bentuk subtopik yang masing – masing berkaitan iangsung dengan fokus

penelitian.

7. Bahasan

Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan

bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau menunjukkan pencapaian tujuan

penelitian, (2) menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3)

mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan,

dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.

Untuk menunjukkan terjadinya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan

penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara eksplisit. Misalnya, jika dinyatakan

bahwa penelitian bertujuan mengetahui perbedaan penggunaan antara sate strategi dan

stgrategi lain dalam pembelajaran bahasa asing, dalam bagian pembahasan perbedaan itu

haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang memadai.

Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan metode dan teori

yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara strategi pembelajaran dan

prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi sangat berpengaruh besar terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa. Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan

Page 16: Bahan Ajar

pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan

pelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan pernyataan di lapangan.

Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai.

Jika penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telah ada (penelitian

dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak sebagian atau seluruhnya.

Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi atau rumusan teori baru.

Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan peneliti, kaidah

antar kategori dan antar dimensi, dan posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan

teori sebelumnya.

8. Simpulan

Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian basil dan

pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok pikiran

yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi

verbal, dan bukan dalam bentuk angka.

Simpulan dapat diikuti dengan saran yang disusun berdasarkan simpulan. Saran

bisa merujuk kepada tindakan praktis, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan.

Simpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

9. Catatan Akhir

Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa keterangan tambahan

yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol,

dan sebagainya yang termuat dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan

dengan alasan bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan

dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya.

i. Daftar Rujukan

Daftar rujukan (references) harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang

disajikan dalam nas artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan

harus sudah disebutkan dalam nas. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam

nas harus disajikan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat

pada Bab 6, Tata Tulis.

Page 17: Bahan Ajar

B. Artikel Konseptual

Artikel konseptual ialah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh penulisnya melalui

proses pemikiran yang mendalam terhadap suatu gejala yang muncul di dalam ranah ilmu

tertentu. Proses pemikiran itu didukung dengan rujukan kepada teori tertentu yang sudah

dikemukakan pakar melalui karangannya dalam bahan rujukan tertentu. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa artikel konseptual merupakan laporan hasil pemikiran

yang dilandasi oleh kajian kepustakaan. Artikel konseptual terdiri atas (1) judul, (2) nama

penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata. kunci, (4) pendahuluan, (5) nas, (6)

penutup atau simpulan, (7) catatan akhir, dan (7) Daftar rujujukan.

1. Judul

Judul dalam artikel konseptual berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara

tepat intisari yang terkandung dalam artikel. Sebab itu, pemilihan kata yang dipakai di

dalam judul hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya,

pemilihan kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya

tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5 -15 kata.

2. Nama Penulis dan Lembaga Asal

Seperti pada penulisan nama dan asal lembaga pada artikel hasil penelitian,

penulisan nama pengarang pada artikel konseptual dilakukan tanpa disertai gelar

akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan

sebagai catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau

lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis

berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila

penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus

dicantumkan pada catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan

penanda angka 1, 2, 3, dan seterusnya dengan format supercscript.

3. Abstrak dan Kata Kunci

Untuk artikel hasil pemikiran konseptual, abstrak berisi ringkasan isi artikel yang

dituangkan secara padat. Abstrak untuk artikel jenis ini bukanlah komentar atau

Page 18: Bahan Ajar

pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat

tentang gagasan terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah,

tujuan, dan ringkasan Basil pernikiran sebagai tekanannya.

Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam

bahasa Inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan

abstrak berbahasa Indonesia.

Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf.

Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks

utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).

Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok

yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan

gagasan pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah

kata kunci dalam artikel ilmlah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk

penelusuran lebih lanjut ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan

teknologi internet.

4. Pendahuluan

Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian

pendahuluan dalam artikel konseptual berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada

topik utama yang akan dibahas. Sebab itu, isi bagian pendahuluan menguraikan berbagai

hal yang mampu menarik pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu,

bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat tentang hal pokok yang

akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak perlu diberi judul.

5. Nas

Nas pada artikel konseptual sangat bervariasi. Bagian ini dapat berupa (1)

evaluasi terhadap teori yang ada, yang mencakupi ragam, kelebihan, dan kekurangannya,

(2) deskripsi, eksplanasi, analisis, dan diskusi tentang fenomena yang muncul dalam

suatu komunitas. (3) strategi pengelolaan perkara tertentu, (4) perbandingan antar teori

untuk menjembatani kesenjangan di antaranya, (5) kemungkinan penetapan suatu teori di

dalam kelompok masyarakat tertentu, (6) telaah terhadap teori tertentu dan kemungkinan

Page 19: Bahan Ajar

replikasinya dalam kondisi dan situasi yang berlainan, dan sebagainya.

Walaupun nas jenis artikel ini tidak perlu dibagi menjadi Sub - bagian, tiap

paragraf harus disusun secara sistematis dengan memperhatlkan koherensi

antarbagiannya. Teks yang disusun dengan runtut, lugas, padu, dan jelas akan mampu

meyakinkan pembacanya untuk mengikuti alur pikir yang hendak disampaikan oleh

penulis kepada pembacanya.

6. Penutup

Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir artikel konseptual jika isinya

hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir berisi

simpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya perlu dimasukkan pada bagian

kesimpulan kebanyakan artikel konseptual membutuhkan kesimpulan.

Beberapa artikel konseptual yang dilengkapi dengan saran. Jika hendak

ditampilkan, saran yang mencukupi aspek pengembangan ilmu, penerapan teori, dan

aspek lain dapat ditempatkan dalam bagian tersendiri.

7. Catatan Akhir

Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel konseptual serupa dengan catatan akhir

pada artikel ilmiah. Catatan ini berupa keterangan tambahan yang diberikan kepada

istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang

termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa

walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan dapat dianggap

mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya.

8. Daftar Rujukan

Seperti pada artikel hasil penelitian, daftar rujukan (references) pada artikel

konseptual harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam nas artikel.

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam nas.

Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas harus disajikan dalam daftar

rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada Bab Tata Tulis.

Page 20: Bahan Ajar

TATA TULIS

LATAR BELAKANG RENDAHNYA KESADARAN ORANG TUA

TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Muamaroh

1550408016

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 21: Bahan Ajar

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi dengan judul “Latar Belakang

Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak Perempuan” ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Semarang, 7 Juni 2013

Muamaroh

1550408016

Page 22: Bahan Ajar

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap

Pendidikan Anak Perempuan” telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 7 Juni 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M. Pd Dr. Drs. Edy Purwanto, M. SiNIP. 195108011979031007 NIP. 196301211987031001

Penguji Utama

Anna Undarwati, S. Psi, M. ANIP. 198205202006042002

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dra. Tri Esti Budiningsih, M. A. Andromeda, S. Psi., M. Psi.NIP. 195811251986012001 NIP. 198205312009122001

Page 23: Bahan Ajar

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Qs. Ar-Rahman)

Kita berhasil karena meskipun kita memiliki kelemahan, kita tetap berfokus mensyukuri dan

menggunakan kekuatan-kekuatan kita (Mario Teguh)

Persembahan :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ibu dan Bapak yang

tak henti-hentinya mengiringi doa disetiap langkah penulis.

Page 24: Bahan Ajar

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan karunia yang telah diberikah selama menjalani proses pembuatan skripsi yang

berjudul “Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak

Perempuan” sampai dengan selesai.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini ucapan terimakasih

penulis sampaikan kepada:

1. Drs. Hardjono, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta jajaran pimpinan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Drs. Edy Purwanto, M. Si. Ketua Jurusan psikologi fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

3. Dra. Tri Esti Budiningsih, S. Psi, M. A. Dosen pembimbing I atas perhatian dan

kesabarannya membimbing serta memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Andromeda, S. Psi, M. Psi. Dosen pembimbing II atas bimbingan, saran, dan ilmu yang

diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Penguji Utama yang telah memberikan saran dan berbagi ilmu sehingga skripsi ini

menjadi lebih baik.

6. Perangkat Desa dan tokoh masyarakat desa Tambakan yang telah memberikan informasi

tentang data kependudukan desa Tambakan.

7. Para narasumber penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

diwawancara.

Page 25: Bahan Ajar

8. Semua dosen Psikologi FIP UNNES yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Psikologi FIP UNNES.

9. Nurma, Upik, Dimas, Ima, Ipunk, Yani, Iwa, Kiki, Topik yang telah menjadi sahabat

sekaligus saudara buat penulis.

10. Teman-teman seperjuangan, Tita, Indra Aji, Nely, Momon, Didit, Aji, Bintang, Suci, dan

semua teman-teman Psikologi angkatan 2008 yang telah mewarnai kisah selama di

UNNES.

11. Anak-anak Aura Kost atas kebersamaan dan kekompakannya selama ini.

12. Mas Yoyok, Mas Okto, dan Mbak Diyah yang selalu memberi semangat dan motivasi

kepada penulis.

Semarang, 7 Juni 2013

Penulis

Page 26: Bahan Ajar

ABSTRAK

Muamaroh. 2013. Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak Perempuan. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Tri Esti Budiningsih, M.A. Pembimbing II Andromeda, S.Psi.,M.Psi.

Kata Kunci : Kesadaran Orangtua, Pendidikan Anak Perempuan

Pendidikan merupakan hal mendasar yang wajib dijalankan oleh setiap orang sejak dini. Orangtua mempunyai tanggung jawab besar terhadap kelanjutan masa depan anaknya, karena dengan pendidikan seseorang akan bisa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan terhindar dari kebodohan. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang masih ada sebagian orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan terhadap masa depan anak-anaknya. Mereka mempunyai pertimbangan untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi, khususnya untuk anak perempuan. Sebagian orangtua beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena nantinya hanya akan menjadi ibu rumah tangga dirumah dan ilmunya tidak berguna.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan di desa Tambakan, Gubug, Grobogan. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah latar belakang rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan. Narasumber utama dalam penelitian ini sebanyak enam orang, yaitu tiga pasang orang tua. Sedangkan narasumber sekunder sebagai pendukung data dalam penelitian ini tiga orang, yaitu anak perempuan dari masing-masing orang tua. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dan teknik keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian diperoleh terdapat enam hal yang melatar belakangi rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan, antara lain: pendidikan orangtua yang rendah, religiusitas, keadaan ekonomi, perilaku modelling dari orangtua terdahulu, sosial budaya, dan persepsi terhadap masa depan anak perempuan. Saran diajukan kepada bidang akademik, kepada orangtua, dan kepada peneliti selanjutnya. Bidang akademik diharapkan adanya wacana tentang pentingnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan sejak dini. Bagi orangtua diharapkan orangtua semakin menyadari tentang pentingnya kesetaraan pendidikan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Selanjutnya bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang fenomena lain yang berkaitan dengan kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan serta meneliti pada masyarakat yang tinggal diperkotaan atau dekat dengan sarana pendidikan tinggi.

Page 27: Bahan Ajar

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

PERNYATAAN .................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR …........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB

1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

Dan seterusnya…

Page 28: Bahan Ajar

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2011 ........................................................... 3

1.2 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas (Tahun) ................ 4

1.3 Angka Melek Huruf Penduduk 15 tahun Keatas (Persen) 2011 ...................... 5

3.1 Unit Analisis ................................................................................................... 28

4.1 Monografi Desa Tambakan September 2011 ................................................. 36

4.2 Jenjang Pendidikan yang di Tempuh Masyarakat Desa Tambakan ............... 37

4.3 Sarana dan Prasarana Bidang Pendidikan Desa Tambakan ........................... 38

4.4 Koding ............................................................................................................ 48

4.5 Identitas narasumber Utama dan Narasumber Sekunder ............................... 48

4.6 Rangkuman Temuan Penelitian ..................................................................... 76

Page 29: Bahan Ajar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Dinamika Kasus Pertama (Keluarga SH dan SP) .......................................... 84

4.2 Dinamika Kasus Kedua (Keluarga MG dan NO) .......................................... 90

4.3 Dinamika Kasus Ketiga (Keluarga MRK dan IRY) ...................................... 98

Page 30: Bahan Ajar

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara ........................................................................................ …... 114

2. Hasil Wawancara Narasumber Utama ................................................................. 116

2.1 Hasil wawancara Narasumber Utama Pertama ..................................................... 117

2.2 Hasil Wawancara Narasumber Utama Kedua ....................................................... 128

Dst…

Page 31: Bahan Ajar

PENULISAN TABEL

Tabel 1.1. Angka Partisipasi Sekolah tahun 2011

Usia (tahun) APS (persen) Tidak Bersekolah (persen)

7 – 12 97,58 2,4213 – 15 87,78 12,2216 – 18 57,85 42,15

Keterangan:APS : Angka Partisipasi Sekolah

PENULISAN GAMBAR ATAU DIAGRAM

Gambar 4.1. Dinamika Kasus Pertama (Keluarga SH dan SP)

Pendidikan SH dan SP rendah (hanya lulus SD)

Memiliki 2 anak, laki-laki dan perempuan (Anak perempuan lulus MTs, laki-laki lulus SMA)

Ingin anak perempuan setelah lulus MTs berada dipesantren (menghafal Al-Qur’an)

1. Latar belakang pendidikan

2. Latar belakang sosial budaya

3. Latar belakang pemahaman agama

Menganggap pendidikan anak perempuan yang rendah sudah biasa dilingkungannya

Page 32: Bahan Ajar

PENULISAN KUTIPAN PANJANG

Faktor-faktor kendala kesetaraan perempuan dalam pendidikan, seperti dijelaskan oleh

Astuti (2011: 49) antara lain:

(1). Proses sosialisasi peran gender membuat perempuan merasa berkewajiban memenuhi harapan budaya dan tradisi: mengabdi pada keluarga, menjadi istri yang baik, membatasi aspirasinya dan enggan mendayagunakan potensi yang dimilikinya secara optimal; (2). Sistem nilai budaya dan pandangan keagamaan kurang mendukung kesetaraan perempuan dalam pendidikan. Pandangan stereotip beranggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena semakin tinggi sekolahnya semakin sulit untuk mendapatkan jodoh; (3). Prioritas pendidikan masih diperuntukkan bagi laki-laki yang kelak akan menjadi pencari nafkah.

Kesadaran penduduk untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan menengah dikota-kota besar sudah cukup tinggi, hal ini disebabkan informasi dan komunikasi antara warga masyarakat dengan pemerintah relatif lebih mudah untuk diwujudkan sehingga dengan begitu lebih mudah untuk menyelaraskan antara keinginan pemerintah dengan warga masyarakat. Berbeda dengan daerah pedesaan dimana warganya belum terlalu menyadari arti penting pendidikan untuk masa depan anak-anaknya.

PENULISAN KUTIPAN PENDEK

Pemerintah secara tegas juga menyebutkan pentingnya pendidikan sebagaimana

tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia yang berbunyi “…

Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan….”. Hal tersebut menunjukkan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan dianggap sebagai alat yang paling efektif.

Pendidikan diharapkan dapat membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan

tanggap dalam menghadapi tantangan zaman.

Page 33: Bahan Ajar

DAFTAR PUSTAKA

Angka Melek Huruf. http://sp2010.bps.go.id (diunduh 04/07/12).

Astuti, T.M.P. 2011. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial. Semarang: UNNES PRESS.

Atkinson, R.L. 1993. Pengantar Psikologi. Jakarta: Interaksara.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia Agustus 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Davidoff, L.L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar jilid: 1. Diterjemahkan oleh Dra. Mari Juniati. Jakarta: Erlangga.

Departemen Agama RI. 2001. Al-‘Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

Feist. J. 2012. Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

. 2012. Teori Kepribadian Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Gerungan, WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Fatmariza, H. Pendidikan Anak Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat Matrilinial Minangkabau: studi kasus anak perempuan desa Singgalang Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Journal of Social. http://www.lontar.ui.ac.id. (diunduh 10/06/11).

Hidayat, R. 2010. Bias Gender dalam Prestasi Akademik Siswa: Studi tentang Perbandingan Prestasi Akademik Siswa Laki-laki dan Perempuan di SMA 12 Bekasi. Jurnal Pendidikan & Kebudayaan: Balitbang Kemendiknas.

Ihromi, T. O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koeswara. E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.

Moleong, J.L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munib, A. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Page 34: Bahan Ajar

LAMPIRAN

Page 35: Bahan Ajar

Lampiran 1Skala Kematangan Emosi

Page 36: Bahan Ajar

Lampiran 2Tabulasi Data Kematangan Emosi

Page 37: Bahan Ajar

Contoh artikel milik Rafika Bayu (Dosen KTP FIP Unnes) yang telah dipublikasikan di Jurnal Edukasi th 2014 no 1.

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL

Rafika Bayu KusumandariJurusan KTP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

[email protected]

Abstrak. Tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah mempersiapkan generasi penerus yang menguasai iptek serta mampu menstransformasikan dalam tindakan, dengan penerapannya sebagai pengetahuan. Dalam artian, pekerja tak harus memperoleh tempat. Tingginya jumlah penganggur terdidik, khususnya sarjana, sebenarnya merupakan parameter kurang berhasilnya pendidikan. Meskipun demikian, faktor nonpendidikan juga ikut berperan, seperti resesi ekonomi global dan sebagainya. Tetapi dunia pendidikan justru menjadi kunci penyelesaian untuk mengatasi berbagai persoalan yang saling terkait, termasuk peningkatan jumlah penganggur. Permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yaitu pengembangan model pendidikan kewirausahaan dalam mencetak jiwa wirausaha siswa SMK Unggulan di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang dengan pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” (research and development), yakni suatu program riset ditindaklanjuti dengan program pengembangan untuk perbaikan atau penyempurnaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMAN 12 Semarang sebagai salah satu sekolah yang dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran Muatan Lokal yang membidik keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk membekali anak didiknya agar memiliki keterampilan yang tidak kalah dengan lulusan SMK, sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah, harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Kesimpulan : pendidikan kewirausahaan dapat memberikan bekal keterampilan kepada siswa sehingga diharapkan setelah lulus dia mampu membuka lapangan kerja. Kata Kunci: Model Pendidikan Kewirausahaan, Keunggulan Lokal

PENDAHULUAN

Data statistik dari Pusat Informasi Pendidikan Sekretariat Jenderal Kementerian

Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa sebesar 45,49%  tamatan SMA tidak dapat

melanjutkan sekolah mereka ke jenjang pendidikan tinggi. Sementara itu bekal keterampilan

yang mereka miliki untuk mencari pekerjaan dan usaha mandiri sangat minim, sehingga tidak

sedikit dari para lulusan tersebut yang akhirnya terpaksa harus menganggur. Fakta ini

menggambarkan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat terkait dengan dunia

Page 38: Bahan Ajar

pendidikan. Oleh karena itu, pada tahun ajaran baru 2010-2011 kurikulum berbasis

kewirausahaan mulai dijalankan di beberapa sekolah. Sejalan dengan itu Rencana Strategis

(Renstra) Depdiknas 2005-2009 dan rancangan Renstra 2010-2014 bertujuan merubah komposisi

perbandingan SMA dan SMK, dari 70:30 menjadi 33:67 pada tahun 2014.

Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, menyatakan mengenai pentingnya

pengembangan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir secara fleksibel, kreatif, dan inovatif

dalam penerapan kurikulum berbasis kewirausahaan. Tujuan tersebut tentu saja positif karena

definisinya tidak bersifat sempit semata-mata untuk mencetak lulusan siap kerja saja, namun

juga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, beradaptasi, dan mencipta.

Kemampuan ini diharapkan akan meningkatkan keunggulan sumber daya manusia Indonesia

untuk bersaing dalam kancah masyarakat dunia yang berbasis pengetahuan dan kreatifitas. Selain

untuk mengembangkan potensi lokal, pendidikan kewirausahaan juga bertujuan untuk

menciptakan lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 108,2 juta

orang, bertambah sekitar 800 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2010 yang sebesar

107,4 juta orang atau bertambah 3,3 juta orang dibanding keadaan Agustus 2009 yang sebesar

104,9 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010

mencapai 7,14 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41

persen dan TPT Agustus 2009 yang sebesar 7,87 persen (sumber :

http://www.bps.go.id/aboutus.php?search=1).

Berdasar uraian di atas, perlu adanya model pendidikan kewirausahaan berbasis

keunggulan lokal untuk membekali siswa agar mereka mampu bersaing di era pasar global. Di

sinilah masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengembangan model

pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang.

Pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini

secara praktis diarahkan untuk dapat mengembangkan model pendidikan kewirausahaan berbasis

keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang. Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian

ini adalah berupa pengembangan potensi masyarakat dalam hal ini siswa SMA di Kota Semarang

dalam rangka pengembangan jiwa wirausaha mereka sehingga dapat menjadi bekal ketika

mereka sudah terjun ke dalam masyarakat.

Page 39: Bahan Ajar

METODE

Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, program penelitian ini dirancang dengan

pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” (Research and Development), artinya suatu program

penelitian ditindaklanjuti dengan program pengembangan untuk perbaikan atau penyempurnaan

(Arikunto, 2008:9). Agar menghasilkan suatu prototype pengembangan model pendidikan

kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang

ditempuh langkah-langkah sistematis dalam bentuk proses aksi, refleksi, evaluasi dan inovasi

dengan mengaplikasikan metode penelitian kualitatif, deskriptif, pengembangan, eksperimen,

dan evaluasi.

Alasan digunakannya digunakannya metode kualitatif karena sejauh penelusuran yang

sudah dilakukan oleh peneliti, belum ada hasil pengkajian dan penelitian empiris yang secara

khusus berkenaan dengan pengembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan

lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang. Oleh karenanya, sebagaimana

lazimnya dalam penelitian ilmiah langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah melakukan

penjajagan (eksplorasi) mengenai objek yang sedang diteliti.

Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi. Dalam hubungan itu metode kualitatif merupakan salah satu metode

penelitian yang menawarkan desain penelitian yang bertujuan eksploratif (Sugiyono, 2010:15).

Tidak seperti halnya pada desain penelitian eksperimental misalnya pada desain penelitian

kualitatif peneliti tidak bertitik tolak dari kerangka pikir tertentu, tetapi membiarkan setting

penelitian secara alami/sebagaimana adanya dan berupaya memahami gejala yang ada dengan

menempatkan diri pada objek yang sedang diteliti (empati). Alasan lain digunakannya metode

kualitatif adalah karena dengan metode kualitatif berbagai gagasan, kepedulian, sikap dan nilai

dari sejumlah orang yang sedang diteliti dapat dengan mudah dipahami.

Data dikumpulkan dari latar yang dialami (natural setting) sebagai sumber data langsung.

Pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila diperoleh kedalaman atas fakta

yang diperoleh. Penelitian ini diharapkan dapat membangun suatu teori secara induktif dari

Page 40: Bahan Ajar

abstraksi-abstraksi data yang dikumpulkan tentang pengembangan model pendidikan

kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada SMA berdasarkan temuan makna dalam latar

yang dialami. Pngembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada

siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang yang menjadi objek penelitian adalah siswa

SMA. Dalam upaya memudahkan kegiatan penelitian, maka lokasi penelitian yang diambil kali

ini adalah SMA yang menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan di Kota Semarang,

Prinsip penelitian kualitatif menekankan bahwa setiap temuan (sementara) dilandaskan

pada data, sehingga temuan itu semakin tersahihkan sebelum dinobatkan sebagai teori

(Alwasilah, 2008:102). Desain penelitian kualitatif berfokus pada fenomena tertentu yang tidak

memiliki generalizability dan comparability, tetapi memiliki internal validity dan contextual

understanding. Apa yang dilakukan (action) peneliti untuk mencapai tujuan penelitian itu pada

garis besarnya ada empat, yaitu (1) membangun keakraban dengan responden, (2) penentuan

sampel, (3) pengumpulan data, dan (4) analisis data. Penelitian ini tidak sekedar menyangkut

pengetahuan yang dapat dibahasakan (propotional knowledge), melainkan juga menyangkut

pengetahuan yang tidak dapat dibahasakan (tacit knowledge), yang hampir tidak mungkin

diperoleh lewat pendekatan rasionalitas (Lincoln & Guba, dalam Alwasilah, 2008:103). Kasus

yang diteliti adalah pengembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal

pada siswa SMA. Meskipun rancangan penelitian ini akan dilakukan secara bertahap, namun

dalam peristiwa-peristiwa (event) khusus pengamatan dilakukan secara simultan.

Berdasarkan temuan konseptual, selanjutnya dilakukan analisis komparasi dan

pengembangan konseptual, untuk mendapat abstraksi tentang karakteristik pengembangan model

pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di

Kota Semarang dalam rangka meningkatkan keunggulan lokal. Sejalan dengan rancangan

penelitian kualitatif, penelitian ini berusaha memahami makna peristiwa serta interaksi orang

dalam situasi tertentu. Untuk dapat memahami makna peristiwa dan interaksi orang, digunakan

orientasi teoritik atau perspektif teoritik dengan pendekatan fenomenologis (phenomenological

approach). Pendekatan ini ditetapkan dengan mengamati fenomena-fenomena dunia konseptual

subjek yang diamati melalui tindakan dan pemikirannya guna memahami makna yang disusun

oleh subjek di sekitar kejadian sehari-hari.

Page 41: Bahan Ajar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah yang dalam

kurikulumnya menyelenggarakan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) dengan membidik

keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di

Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki

keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk

membekali anak didiknya yang mayoritas berdomisili di Gunungpati agar memiliki keterampilan

yang tidak kalah dengan lulusan SMK sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan

buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah,

harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Mapel mulok ini

dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sejak 3 (tiga) tahun terakhir yang disesuaikan dengan

keunggulan lokal.

Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok Pengolahan

Buah Pasca Panen. Mata pelajaran ini dipilih dengan pemikiran bahwa pada situasi pasca panen,

harga buah sangat murah bahkan seringkali tidak laku sehingga merugikan petani buah. Dengan

kondisi ini, panen buah yang diharapkan mampu memberikan keuntungan menjadi kerugian

sehingga perlua ada terobosan baru dalam mengolah buah-buahan pasca panen agar lebih

bernilai ekonomis.

Selain itu, akan lebih mengembangkan perekonomian di Kecamatan Gunungpati. Antara

lain terobosan baru yang dapat dilakukan adalah memproduksi ceriping, manisan, minuman

segar dari buah-buahan, dll. Tentu saja hal ini akan menambah penghasilan para petani buah di

Gunungpati dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Gunungpati. Apalagi tidak

lama lagi Gunungpati menjadi tujuan wisata dengan dibukanya bendungan air. Ini merupakan

peluang bagus bagi masyarakat sekitar dalam membidik bisnis pengolahan buah-buahan untuk

menarik wisatawan agar semakin banyak datang ke Gunungpati.

Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada siswa kelas XI dan XII dari

semester 5 sampai 6 di mana ada 2 jam pelajaran per minggu untuk seluruh jurusan yang ada

baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. Ada 3 (tiga) tujuan diselenggarakan adalah: (1)

setelah lulus, siswa yang tidak dapat kuliah dapat mempunyai usaha sendiri; (2) membekali

Page 42: Bahan Ajar

keterampilan kepada siswa agar tidak kalah dengan lulusan SMK; dan (3) menyalurkan hobi

yang dapat menghasilkan uang.

Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah

keterampilah olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati seperti Durian, Rambutan,

Mangga dan lainnya. Dengan metode pembelajarannya lebih menekankan teori dibanding

praktek, yaitu dengan perbandingan 70% teori dan 30% praktek. Hal tersebut karena minimnya

waktu untuk praktek, sehingga guru lebih banyak memberikan teori. Lebih lanjut beberapa

kendala juga terjadi, yaitu: (1) Dukungan dari sekolah belum optimal; (2) Siswa lebih banyak

diberikan teori sehingga prakteknya kurang; (3) Siswa tidak dibekali materi berwirausaha; (4)

Guru tidak punya kompetensi berwirausaha; dan (5) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, didesain juga untuk pembelajaran praktek yang

dilakukan di sekolah diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh siswa di rumah. Selain itu,

siswa diminta untuk praktek bersama kelompoknya dan membuat laporan hasil prakteknya. Guru

memberikan praktek satu kali untuk masing-masing produk olahan seperti keripik, manisan,

asinan dan dodol. Pada waktu guru memberikan materi praktek, misalnya praktek membuat

asinan mangga, kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Secara berkelompok, mereka

diminta mencari produk-produk olahan buah mangga lainnya. Mereka diminta untuk praktek

bersama kelompoknya membuat olahan mangga lainnya dan membuat laporan hasil prakteknya.

Guru yang mengampu mengajar mata pelajaran ini dipilih berdasarkan dengan linieritas

dengan mata pelajaran, yaitu lulusan PKK (Pendidikan Keterampilan Keluarga IKIP Semarang.

Dalam mengajarkan mata pelajaran Mulok, guru mengambil dari buku-buku wirausaha terutama

yang terkait dengan pengolahan buah-buahan. Untuk memudahkan mengajar, guru juga

membuat perangkat pembelajaran seperti Silabus, Program Tahunan (Prota), Program Semester,

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap standar kompetensi, dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Hal ini untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

Dalam perkembangannya, dukungan sekolah bukan saja pada pemilihan Mulok pengolahan

buah pasca panen saja, namun juga disediakan dana untuk praktek pengolahan buah-buahan.

Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun sudah cukup membantu daripada tidak sama sekali.

Keberlanjutan mata pelajaran Mulok ini diharapkan siswa akan mampu berwirausaha sendiri

setelah dia lulus dari sekolah. Oleh karena itu, guru pengampu mapel mulok selalu memberikan

motivasi agar siswa mau dan mampu berwirausaha sendiri selepas dia lulus sekolah.

Page 43: Bahan Ajar

Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah

keterampilan olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati, yaitu durian, rambutan dan

mangga. Materi yang diberikan antara lain: (1) mengenal buah durian, mangga, nangka dan

rambutan; (2) memahami faktor-faktor penentu kualitas serta daya tahan keripik, asinan,

dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (3) memahami kebutuhan alat dan bahan

pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (4)

mengaplikasikan pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan

rambutan; dan (5) menerapkan prinsip kewirausahaan dengan analisis usaha dan prinsip

ekonomi.

Sejak dimasukkannya Mulok pengolahan buah pasca panen tiga tahun lalu, Mulok ini baru

mampu menumbuhkan jiwa wirausaha pada lulusannya kurang dari 10%. Hal tersebut karena

siswa hanya berminat pada pengolahan buah menjadi makanan dan minuman berupa manisan

buah dan minuman sergar, misalnya jus. Belum diolah menjadi produk lain. Produk olahan buah

sebenarnya banyak, bisa berupa jelly, permen dan lainnya. Kulit buahnya bisa diolah menjadi

briket untuk bahan bakar atau kerajinan lain sehingga tidak menambah limbah sampah yang akan

mengotori lingkungan wilayah Gunungpati. Dari kalangan masyarakat sendiri belum ada

dukungan kepada para siswa. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan jiwa

wirausaha pada siswa. Adanya banyak keterbatasan ini, menyebabkan sampai sekarang belum

ada prestasi yang pernah diraih siswa. Tentu saja, pada masa yang akan datang kondisi ini bisa

berubah sehingga siswa terpacu untuk berprestasi menciptakan olahan makanan dari buah-

buahan yang inovatif.

Pembahasan

Pendidikan adalah modal penting dalam mengarungi perubahan dan perkembangan era

modern. Bahkan ada istilah yang menyebut bahwa Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di

semua negara. Artinya adalah dengan pendidikan, kita sudah mempunyai separuh modal dalam

menghadapi tantangan zaman yang semakin pelik, tinggal bagaimana kita mengasah dan

mengembangkan potensi yang ada. Kewirausahaan tidak muncul secara mendadak, akan tetapi

melalui proses pembelajaran. Pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar

mereka tidak meraba-raba dalam melakukan bisnis mereka. Dengan adanya pendidikan maka

mereka akan mempertimbangkan semua yang akan mereka lakukan dengan matang. Pendidikan

akan membentuk para wirausahawan atau pebisnis yang handal dan tangguh.

Page 44: Bahan Ajar

“An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for

the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the

necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang

yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan

sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil

keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif

kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan

mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah

orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya (Norman,

2009). Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,

aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi

usaha (Suryana, 2001).

Dalam pendidikan kewirausahaan, peran scientist (pendidik yang menguasai ilmu

pengetahuan kewirausahaan) dan artist (praktisi yang menguasai seni kewirausahaan) yang

secara bersama-sama bergabung dalam proses pembelajaran kewirausahaan harus bisa

memberikan keteladanan.  Nilai-nilai karakter wirausaha juga harus tercermin pada diri pendidik

atau pembelajar kewirausahaan (Wiedy, 2004).

Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah yang dalam

kurikulumnya menyelenggarakan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) dengan membidik

keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di

Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki

keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk

membekali anak didiknya yang mayoritas berdomisili di Gunungpati agar memiliki keterampilan

yang tidak kalah dengan lulusan SMK sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan

buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah,

harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Mapel mulok ini

dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sejak 3 (tiga) tahun terakhir yang disesuaikan dengan

keunggulan lokal.

Page 45: Bahan Ajar

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi

pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap

perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK

memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK

yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP

MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau

penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam

pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan

menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan

yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan

selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta

didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-

nilai kewirausahaan (Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas, 2010).

Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok Pengolahan

Buah Pasca Panen. Mata pelajaran ini dipilih dengan pemikiran bahwa pada situasi pasca panen,

harga buah sangat murah bahkan seringkali tidak laku sehingga merugikan petani buah. Dengan

kondisi ini, panen buah yang diharapkan mampu memberikan keuntungan menjadi kerugian

sehingga perlua ada terobosan baru dalam mengolah buah-buahan pasca panen agar lebih

bernilai ekonomis.

Selain itu, akan lebih mengembangkan perekonomian di Kecamatan Gunungpati. Antara

lain terobosan baru yang dapat dilakukan adalah memproduksi ceriping, manisan, minuman

segar dari buah-buahan, dll. Tentu saja hal ini akan menambah penghasilan para petani buah di

Gunungpati dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Gunungpati. Apalagi tidak

lama lagi Gunungpati menjadi tujuan wisata dengan dibukanya bendungan air. Ini merupakan

peluang bagus bagi masyarakat sekitar dalam membidik bisnis pengolahan buah-buahan untuk

menarik wisatawan agar semakin banyak datang ke Gunungpati.

Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada siswa kelas XI dan XII dari

semester 5 sampai 6 di mana ada 2 jam pelajaran per minggu untuk seluruh jurusan yang ada

baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. Ada 3 (tiga) tujuan diselenggarakan adalah: (1)

Page 46: Bahan Ajar

setelah lulus, siswa yang tidak dapat kuliah dapat mempunyai usaha sendiri; (2) membekali

keterampilan kepada siswa agar tidak kalah dengan lulusan SMK; dan (3) menyalurkan hobi

yang dapat menghasilkan uang.

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan

kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan (Gunungpati). Oleh karena

itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-

nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada

akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal

dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di 

ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola

menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual

dalam rangka untuk memperoleh pendapatan (Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas, 2010).

Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah

keterampilah olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati seperti Durian, Rambutan,

Mangga dan lainnya. Dengan metode pembelajarannya lebih menekankan teori dibanding

praktek, yaitu dengan perbandingan 70% teori dan 30% praktek. Hal tersebut karena minimnya

waktu untuk praktek, sehingga guru lebih banyak memberikan teori. Lebih lanjut beberapa

kendala juga terjadi, yaitu: (1) Dukungan dari sekolah belum optimal; (2) Siswa lebih banyak

diberikan teori sehingga prakteknya kurang; (3) Siswa tidak dibekali materi berwirausaha; (4)

Guru tidak punya kompetensi berwirausaha; dan (5) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, didesain juga untuk pembelajaran praktek yang

dilakukan di sekolah diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh siswa di rumah. Selain itu,

siswa diminta untuk praktek bersama kelompoknya dan membuat laporan hasil prakteknya. Guru

memberikan praktek satu kali untuk masing-masing produk olahan seperti keripik, manisan,

asinan dan dodol. Pada waktu guru memberikan materi praktek, misalnya praktek membuat

asinan mangga, kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Secara berkelompok, mereka

diminta mencari produk-produk olahan buah mangga lainnya. Mereka diminta untuk praktek

bersama kelompoknya membuat olahan mangga lainnya dan membuat laporan hasil prakteknya.

Guru yang mengampu mengajar mata pelajaran ini dipilih berdasarkan dengan linieritas

dengan mata pelajaran, yaitu lulusan PKK (Pendidikan Keterampilan Keluarga IKIP Semarang.

Dalam mengajarkan mata pelajaran Mulok, guru mengambil dari buku-buku wirausaha terutama

Page 47: Bahan Ajar

yang terkait dengan pengolahan buah-buahan. Untuk memudahkan mengajar, guru juga

membuat perangkat pembelajaran seperti Silabus, Program Tahunan (Prota), Program Semester,

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap standar kompetensi, dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Hal ini untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

Dalam perkembangannya, dukungan sekolah bukan saja pada pemilihan Mulok pengolahan

buah pasca panen saja, namun juga disediakan dana untuk praktek pengolahan buah-buahan.

Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun sudah cukup membantu daripada tidak sama sekali.

Keberlanjutan mata pelajaran Mulok ini diharapkan siswa akan mampu berwirausaha sendiri

setelah dia lulus dari sekolah. Oleh karena itu, guru pengampu mapel mulok selalu memberikan

motivasi agar siswa mau dan mampu berwirausaha sendiri selepas dia lulus sekolah. Mereka

diharapkan mampu menjadi wirausahawan yang sukses.

Karakteristik  wirausahawan sukses berdasarkan hasil eksplorasi Wiedy (2004) adalah; (1)

semangat juang yang tinggi, (2) mandiri, (3) ulet dan pekerja keras, (4) kreatif , (5) inovatif, (6)

rasa percaya diri yang tinggi, (7) berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, (8)

memiliki reaksi positif terhadap tantangan yang dihadapi, (9) memiliki keuletan dan tekad yang

kuat untuk mencapai tujuan, (10) memiliki pemahaman terhadap pasar, (11) memegang teguh

kepercayaan dan kejujuran, (12) tidak mudah putus asa, (13) memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang baik tentang produk yang dihasilkannya, (14) memiliki motivasi yang kuat

untuk berprestasi, (15) banyak akal, (16) terbuka untuk menerima kritik, (17) mempunyai jiwa

kepemimpinan yang baik dalam mengelola karyawan, (18) pembawa perubahan di

lingkungannya.

Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah

keterampilan olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati, yaitu durian, rambutan dan

mangga. Materi yang diberikan antara lain: (1) mengenal buah durian, mangga, nangka dan

rambutan; (2) memahami faktor-faktor penentu kualitas serta daya tahan keripik, asinan,

dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (3) memahami kebutuhan alat dan bahan

pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (4)

mengaplikasikan pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan

rambutan; dan (5) menerapkan prinsip kewirausahaan dengan analisis usaha dan prinsip

ekonomi.

Page 48: Bahan Ajar

Untuk menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa melalui pendidikan kewirausahaan, memerlukan pengenalan terhadap masyarakatnya.

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama-sama yang menghasilkan kebudayaan.

Kebudayaan yang dihasilkan itu terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.  Segala

sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat dituntut oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu. Wujud dari kebudayaan ini bisa berupa pola berpikir, pola bertindak, dan pola

perilaku. Oleh karena perilaku merupakan respon atau tanggapan organisme terhadap rangsangan

budaya, maka budaya yang ada di dalam lingkungan masyarakat tertentu akan membentuk

perilaku-perilaku para warganya.  Jadi, perilaku yang terjadi pada masyarakat tertentu mungkin

juga adalah merupakan wujud warga masyarakatnya. Dengan kata lain budaya itu akan

termanifestasi ke dalam perilaku warga sekitarnya (Wiedy, 1998:102).   Oleh karena itu, di

dalam masyarakat terdapat kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya yang lama-kelamaan menjadi

suatu bentuk pola perilaku, kemudian pola-pola perilaku ini akan  membentuk suatu budaya

dalam masyarakat tersebut.  Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, norma,

moral, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat (Kemendiknas, Balitbang,

Puskur, 2010:3).

Sejak dimasukkannya Mulok pengolahan buah pasca panen tiga tahun lalu, Mulok ini baru

mampu menumbuhkan jiwa wirausaha pada lulusannya kurang dari 10%. Hal tersebut karena

siswa hanya berminat pada pengolahan buah menjadi makanan dan minuman berupa manisan

buah dan minuman sergar, misalnya jus. Belum diolah menjadi produk lain. Produk olahan buah

sebenarnya banyak, bisa berupa jelly, permen dan lainnya. Kulit buahnya bisa diolah menjadi

briket untuk bahan bakar atau kerajinan lain sehingga tidak menambah limbah sampah yang akan

mengotori lingkungan wilayah Gunungpati. Dari kalangan masyarakat sendiri belum ada

dukungan kepada para siswa. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan jiwa

wirausaha padasiswa. Adanya banyak keterbatasan ini, menyebabkan sampai sekarang belum

ada prestasi yang pernah diraih siswa. Tentu saja, pada masa yang akan datang kondisi ini bisa

berubah sehingga siswa terpacu untuk berprestasi menciptakan olahan makanan dari buah-

buahan yang inovatif.

Page 49: Bahan Ajar

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah di Kota

Semarang yang dalam kurikulumnya menyelenggarakan Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mapel

Mulok) dengan membidik keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12

Semarang. Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok

Pengolahan Buah Pasca Panen. Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada semua

mulai dari siswa kelas XI dan XII dari semester 5 sampai 6 dimana ada 2 JP per minggu untuk

seluruh jurusan yang ada baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa dan durasi waktu 12 jam

untuk masing-masing pokok bahasan.

Saran

Berdasarkan pada temuan dan hasil pembahasan penelitian ini, maka terdapat beberapa

saran yang diajukan, yaitu: (1) perlu adanya keseriusan dari pihak sekolah dalam

menyelenggarakan mulok kewirausahaan; (2) perlu lebih banyak praktek dibanding teori dalam

pemberian materi kewirausahaan; dan (3) perlu adanya dukungan masyarakat agar siswa bisa

mempunyai jiwa kewirausahaan.

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

http://www.bps.go.id/aboutus.php?search=1. Diunduh tanggal 12 April 2010 pukul 18.10 wib

Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang, Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Kemendiknas, Balitbang, Puskur

Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang, Puskur. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Kemendiknas, Balitbang, Puskur

Norman, C. 2009. Konsep Kewirausahaan. (Online). (http://ciptonorman.com), diakses 8 Mei 2012.

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta

Page 50: Bahan Ajar

Suryana. 2001. Konsep Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Ide-ide Usaha. (Online). (http:// www.blogekonomi.com) diakses 8 Mei 2012.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Otonomi Daerah. Jakarta: Balai Pustaka

Wiedy Murtini. 2004.  Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Sebuah Gagasan Pemodelan Wirausaha Kecil dan Menengah Sukses. Forum Pendidikan, Vol. 29, No. 02, Agustus 2004, 141-155

Wiedy Murtini, 1998.  Perilaku Menyontek: Suatu Tinjauan Sosial Budaya. Forum Pendidikan, No.01, Th.XIII hal.99-116

Page 51: Bahan Ajar

Silahkan membuat artikel penelitian sesuai dengan contoh yang ada di atas. Boleh menggunakan contoh tugas yang pernah dibuat dalam makul lain.

Portofolio yang dikumpulkan Jumat (04/04/14) antara lain:1. Bagian Akhir Skripsi : Daftar Pustaka, Contoh Lampiran (2 saja

cukup).2. Artikel Penelitian