Bahan ajar

15
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI |Dian Endah Susanti 1 Bahan Ajar KD 3.6 Tujuan Pembelajaran : a. Melalui media artikel, siswa dapat menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam bidang pendidikan dengan benar b. Melalui media artikel, siswa dapat menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam bidang ekonomi dengan benar c. Melalui media artikel,siswa dapat menganalisis kasus pelanggaran hak dan Menganalisis pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara Indikator : 3.6.1 hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang pendidikan 3.6.2 hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang ekonomi 3.6.3 hak dan pengingkaran kewajiban

Transcript of Bahan ajar

|Dian Endah Susanti

1

Bahan Ajar

KD 3.6

Menganalisis pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara

Tujuan Pembelajaran :a. Melalui media artikel, siswa dapat menganalisis kasus

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga

negara dalam bidang pendidikan dengan benar

b. Melalui media artikel, siswa dapat menganalisis

kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban

sebagai warga negara dalam bidang ekonomi

dengan benar

c. Melalui media artikel,siswa dapat menganalisis kasus pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam

bidang politik dengan benar

d. Melalui media artikel, siswa dapat menganalisis kasus

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga

Indikator :3.6.1 Menganalisis kasus pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang pendidikan

3.6.2 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang ekonomi

3.6.3 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang politik

3.6.4 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara di bidang hukum

Pada kelas X yang lalu kalian telah mempelajaranri pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Nah..pada kelas XI kali ini kalian bertemu lagi dengan bab yang sama dengan kelas X tentunya kalian sudah mngerti tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara oleh karena itu di kelas XI ini kalian akan mempelajari kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Untuk mengingatkan sedikit materi kelas X, ibu akan menjelaskan sedikit tentang hak dan kewajiban sebagai warga

I. Hak dan Kewajiban warga negara dalam Berdemokrasi

a. Hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai berikut :

1) Menyatakan diri sebagai warga negara dan Penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara, Pasal 26.

2) Bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 Ayat (1).

3) Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat (2).4) Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan

tulisan sesuai dengan undang-undang, Pasal 28.5) Jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya

masing-masing, Pasal 29 Ayat (2).6) Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, Pasal 30.7) Mendapat pendidikan, Pasal 31.8) Memajukan kebudayaan nasional, Pasal 32.9) Mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi

|Dian Endah Susanti

2

Pada kelas X yang lalu kalian telah mempelajaranri pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Nah..pada kelas XI kali ini kalian bertemu lagi dengan bab yang sama dengan kelas X tentunya kalian sudah mngerti tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara oleh karena itu di kelas XI ini kalian akan mempelajari kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Untuk mengingatkan sedikit materi kelas X, ibu akan menjelaskan sedikit tentang hak dan kewajiban sebagai warga

a. Hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai berikut.1) Menyatakan diri sebagai warga negara dan Penduduk Indonesia atau

ingin menjadi warga negara suatu negara, Pasal 26.2) Bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27

Ayat (1).3) Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat

(2).4) Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan

tulisan sesuai dengan undang-undang, Pasal 28.5) Jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran

agamanya masing-masing, Pasal 29 Ayat (2).6) Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, Pasal 30.

7. Mendapat pendidikan, Pasal 31.8. Memajukan kebudayaan nasional, Pasal 32.9. Mengembangkan usaha-usaha dalam,bidang ekonomi

Pasal 33.10. Memperoleh jaminan pemeliharaan dari negara

bagi fakir miskin dan anak-anak yang terlantar, Pasal 34.

Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai berikut :

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Alinea pertama).

2.Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan, dankedaulatan bangsa (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Alinea

Info Kewarganegaraan

Perbedaan makna antara warga negara, kewarganegaraan dan pewarganegaraa. Dalam Pasal 1 UU RI Nomor 12 tahun 2006, disebutkan bahwa.

1. Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.3. Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh

kewarganegaraan Republik Indonesia.

|Dian Endah Susanti

3

Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai berikut :

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Alinea pertama).

2.Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan, dankedaulatan bangsa (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Alinea

II.Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga Negara

Dari penjelasan diatas, kalian pasti sudah mengingat apa hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam berdemokrasi. Untuk kelas XI ini kalian akan mempelajari tentang pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Pelanggaran hak adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelainan yg secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi seseorang atau kelompok orang yg dijamin oleh undang2 dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yg adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yg berlaku. Oleh karena itu perhatikan contoh kasus di bawah ini :1. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban di bidang

Pendidikan

Jakarta – Sekolah yang memungut biaya sekolah anak terutama pada keluarga miskin, bisa dikenakan pelanggaran HAM, karena salah satu hak anak yang dilindungi negara adalah hak untuk mendapatkan pendidikan secara cuma-cuma.“Apalagi masyarakat miskin termasuk dalam golongan yang dilindungi Undang-undang untuk mendapatkan pendidikan cuma-cuma. Kepala sekolah dapat dikenai pasal pelanggaran HAM,” demikian pengamat pendidikan Ade Irawan dari Koalisi Pendidikan di Jakarta, Senin (14/7).Menurutnya pihak Koalisi Pendidikan sudah mendirikan pos-pos pengaduan di beberapa daerah untuk

|Dian Endah Susanti

4

Warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila. Tanggung jawab tersebut, di antaranya sebagai berikut.

1) Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Demokrasi Pancasila.

2) Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia serta jujur dan adil.

3) Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hukum dan pemerintahan Republik Indonesia.

4) Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas usaha pembelaan negara.

5) Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hak-hak asasi manusia, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

menampung semua keluhan masyarakat termasuk soal pungutan biaya sekolah anak. “Namun masyarakat bisa langsung mengadukan pada Komnas HAM dan Komisi Perlindungan Anak,” katanya.Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah diisyaratkan berhati-hati menetapkan biaya pendidikan tinggi karena bisa menutup ruang bagi masyarakat tidak mampu mengenyam pendidikan, dan akhirnya bisa dilaporkan pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM) di bidang pendidikan. "Kepsek perlu hati-hati menetapkan biaya pendidikan tinggi, karena jika memberatkan masyarakat apalagi bagi siswa miskin, dapat dilaporkan sebagai pelanggaran HAM," kata praktisi hukum dari LBH Padang, Sudi Prayitno, di Padang, Sabtu (12/7).Dia mengatakan hal tersebut, terkait sejumlah sekolah setingkat SD, SMP dan SMA di Kota Padang menetapkan biaya tinggi bagi siswa barunya.Informasi yang terhimpun di Kota Padang, biaya masuk sekolah bagi siswa baru setingkat SMP mulai Rp 315.000/siswa sampai Rp 445.000/siswa dan untuk siswa SMA dipungut rata-rata diatas Rp1 juta /siswa termasuk uang pembangunan.Sudi mengatakan, biaya pendidikan tersebut dinilainya tinggi dan memberatkan masyarakat dan bisa dilaporkan sebagai bentuk pelanggaran HAM apalagi kondisi itu mengakibatkan terhambatnya sebagian masyarakat mengenyam bangku sekolah.Pendidikan itu, katanya, telah diatur konstitusi, jadi jika penyelenggaraannya terkesan memberatkan maka dapat dilaporkan sebagai pelanggaran HAM dan konstitusi. "Semestinya pendidikan bisa dinikmati masyarakat dengan biaya murah, karena telah diatur oleh konstitusi dan juga banyak bantuan lainnya untuk biaya pendidikantersebut," katanya.

Dari cuplikan artikel diatas dapat dikatakan telah terjadi pelanggaran hak

karena tidak sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan

Pendidikan. Jika dikaitkan dengan pasal tersebut bahwasanya memungut biaya

sekolah yang mahal untuk anak- anak miskin sehingga anak-anak tersebut tidak

dapat bersekolah merupakan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Hak

dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara pada dasarnya

merupakan kewajiban dan hak warga negara tehadap negara. Beberapa contoh

kewajiban negara adalah kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang

adil, kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara, kewajiban

negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat,

kewajiban negara memberi jaminan sosial, kewajiban negara memberi

kebebasan beribadah. Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk

ditaati hukum dan pemerintahan, hak negara untuk dibela, hak negara untuk

menguasai bumi air dan kekeyaan untuk kepentingan rakyat.

2. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga Negara di bidang Ekonomi

|Dian Endah Susanti

5

Rendahnya kesadaran masyarakat membayar PBBSIMALUNGUN – Aparat Nagori Kahean, Dolok Batu Nanggar, Simalungun sangat kesulitan menarik Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari masyarakat. Akibatnya, pencapaian PBB dari daerah tersebut menjadi rendah. Hingga Oktober, dari Rp13 juta target PBB, yang tertagih masih sekitar 40 persen.Setelah ditelesuri METRO, ternyata penyebab utamanya adalah sangat rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar PBB. Padahal, PBB itu ditagih untuk dikembalikan kepada masyarakat dengan fasilitas pembangunan oleh pemerintah. Hal ini disampaikan Pengulu Nagori Kahean, Saidi, Rabu (30/10). “Rendahnya kesadaran masyarakat membayar PPB membuat pihak aparat Nagori Kahean kesulitan menarik PBB sebagai kewajiban yang harus dibayarkan masyarakat,” kata Saidi.Selain disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat, juga tak sedikit masyarakat dari luar daerah yang memiliki tanah dan bangunan di Nagori Kahean.

Karenanya, program jemput bola tidak mampu untuk mencapai target, karena masyarakat masih suka berpindah-pindah.“Kita sadari, untuk mencapai target PBB masih sulit, karena pemilik tanah atau bangunan bukan hanya warga Nagori Kahean tapi juga warga di luar Nagori Kahean,” kata Saidi. Begitupun tambah Saidi, untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, sekalipun sudah di luar jam kerja, pihaknya selalu mengimbau warga luar yang tidak sempat membayar PBB pada jam kantor, bisa langsung membayarnya ke alamat rumah pangulu.“Kalau masyarakat merasa tidak punya waktu membayar PBB saat jam kantor, kita tetap melayani mereka sekalipun datang ke rumah. Yang penting, bagaimana mereka (masyarakat, red) mau membayar PPB,” terang Saidi.Dia mencontohkan seorang warga luar Nagori Kahean yang rajin membayar PBB tanahnya, yakni J. Saragih (40) warga Nagori Silau Bayu, Gunung Maligas. Dia membayar PBB setelah empat tahun tidak membayar. Kepada pangulu, Saragih mengaku tidak membayar pajaknya karena kesibukan. Setelah mengetahui dapat membayar langsung ke rumah pangulu, diapun langsung datang dan membayarnya. “J Saragih mengaku, kalau saat jam kerja, dia tak sempat datang ke Kantor Pangulu Nagori Kahean membayar PBB. Karena, dia datang langsung ke rumah saya,” aku Saidi.

Dengan contoh J. Saragih, Saidi berharap agar masyarakat lain baik warga Nagori Kahean maupun luar yang merasa belum membayar PBB, segera melunasinya ke kantor pangulu atau langsung ke rumah pangulu, mengingat sebentar lagi mau ganti tahun. Dijelaskan Saidi, sesuai penjelasan Pasal 1 UU Nomor 12 Tahun 1985 junto UU Nomor 12 Tahun 1994 menyebutkan, PBB adalah pajak negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah, membayar PBB . Sumber:www.metrosiantar.com/31-10-2013/kesadaran-warga-membayar-pajak-rendah/

|Dian Endah Susanti

6

Dari cuplikan artikel di atas menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan itu merupakan dari pengingkaran kewajiban sebagai warga negara.

Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.

Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional. Perlu disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi serta selaras. Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus berimbang dengan kewajibannya. Tidak mungkin orang hanya menutut haknya saja sedang kewajibannya diabaikan. Bila ada orang yang hanya menuntut haknya saja maka akan pasti merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara.

Demikian pula orang yang hanya mengerjakan kewajiban saja tanpa menharapkan hak maka juga akan merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara. Oleh karena itu, antara kewajiban dan hak harus dijalankan secara bersamaan, tidak ada yang mendahului atau yang ditinggalkan dari yang lain.

Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu berjalan dengan mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam pelaksanan kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara.

|Dian Endah Susanti

7

3. Kasus pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga Negara

di Bidang Politik

Bagi-bagi Duit Terjadi di TPS 9,Money Politik Warnai Pileg di Kelurahan Rintis, LimapuluhSeorang wanita yang mengenakan baju bertuliskan 'Team DL' dari Partai Hanura, membagi-bagikan uang kepada para calon pemilih. Caleg itu akan maju untuk DPRD Kota Pekanbaru.Riauterkini-PEKANBARU-Pesta demokrasi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) di Provinsi Riau yang dilaksanakan 9 April 2014 lalu, benar-benar menuai banyak masalah. Berbagai pelanggaran, mulai dari penggelembungan suara hingga money politic, terjadi hampir di sejumlah kabupaten/kota. Di Kota Pekanbaru sendiri, pelanggaran pemilu tersebut juga ditemukan saat proses pencoblosan sedang berlangsung. Berdasarkan informasi yang diperoleh riauterkini.com dari salah satu Timses Caleg Hanura Dapil 1 Kelurahan Skip Kecamatan Limapuluh, berinisial SL, money politic atau politik uang itu ditemukan di TPS 9 Kelurahan Rintis, Kecamatan Limapuluh. Ia menceritakan, ketika proses pencoblosan berlangsung sekitar pukul 08.30 WIB pagi, seorang wanita yang diduga kuat sebagai salah satu timses Caleg yang juga berasal dari partai Hanura datang menuju TPS 9, Limapuluh.

Namun bukannya datang untuk memberikan hak suaranya, wanita tersebut justru datang untuk membagi-bagikan sejumlah uang tunai kepada pemilih agar pemilih di TPS mau memberikan suaranya untuk Caleg yang diusungnya,"Pukul 08.30 WIB dia datang ke TPS 9 dengan memakai baju atribut partai pendukung Caleg yang diusungnya. Di baju itu tertulis jelas “Team DL” (Caleg yang dimaksud, red).

Anehnya aksi pelaku terkesan sengaja dibiarkan oleh anggota KPPS di TPS tersebut. Parahnya lagi, saat kejadian petugas Kepolisian juga sama sekali tak ada. Lebih kurang setengah jam setelah pelaku membagi-bagikan duit, polisi baru tiba di TPS," kata SL kepada riauterkini.com, Selasa (15/04/14). Ia menambahkan, sejumlah warga juga sudah memberitahukan hal tersebut kepada polisi yang baru saja datang ke TPS. Sayangnya, pelaku sudah lebih dulu pergi meninggalkan TPS dan tak berhasil dicari. Kemudian, sambungnya lagi, dari tulisan yang tertera di baju atribut partai yang dikenakan pelaku itu, SL pun sangat yakin pelaku merupakan Timses Caleg

|Dian Endah Susanti

8

Hanura Dapil 1 No Urut 1 Kecamatan Limapuluh, DL. Ditanya mengenai siapakah sosok DL ini, SL lalu menegaskan bahwa Caleg yang dimaksud adalah seorang anggota DPRD Kota Pekanbaru yang kembali mencalonkan diri. "Ada 9 calon dari partai Hanura yang akan duduk di DPRD Kota untuk daerah pemilihan (Dapil) 1 Kecamatan Limapuluh. Kejadian ini pun sudah kami laporkan ke Panwaslu Selasa (15/04/14) pukul 15.00 WIB sore tadi. Pihak Panwaslu menegaskan akan menyelidiki dulu money politik itu. Panwaslu juga menyampaikan bahwa unsur pidana terhadap kasus ini lebih kuat daripada unsur pelanggaran pemilunya," tutupnya. ***(gas)Sumber: http://www.beritaRiauterkini.com, Selasa, 15 April 2014 20:45, diakses tanggal 5 Mei 2014

4. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban sebagai warga Negara di Bidang Hukum

Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesiaresmi jadi tersangka korupsi

Diperbaharui 4 October 2013, 9:59 AESTBy Laban Laisila

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Indonesia, Akil Mochtar menjadi tersangka dua kasus dugaan suap dan menyita barang bukti uang sekitar Rp 3 milyar dalam mata uang asing dan Rupiah.Kepastian status tersangka bukan ketua MK itu disampaikan KPK Kamis (3/10/2013) malam setelah penyidik menggelar pemeriksaan terhadap 13 orang selama lebih dari dua belas jam sejak penggerebekan Rabu (2/10/2013) malam.Ketua MK, Akil Mochtar, merupakan pejabat tertinggi negara yang pertama, sekaligus dari institusi tertinggi penegak hukum di Indonesia yang ditangkap KPK.Dia diduga menerima suap terkait perkara sengketa pemilihan dua kepala daerah, yakni di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Lebak, Banten.

Dari kronologi yang disampaikan oleh pimpinan KPK, penyerahan uang dilakukan langsung di rumah tersangka dalam mata uang US$ dan SING$ senilai Rp 2 milyar, sementara Rp 1 milyar lainnya disita dari tempat lain.“Kalau kita jumlah keseluruhan ini kurang lebih Rp 3 milyar, oleh karena itu KPK sudah menetapkan secara resmi orang orang yang menjadi tersangka,” ungkap Ketua KPK Abraham Samad.Total termasuk Akil, KPK menetapkan enam orang tersangka dalam dua kasus suap tersebut. Penyelenggara negara lainnya yang ikut ditanggkap bersama dengan Ketua MK adalah seorang anggota DPR dari fraksi Golkar, fraksi terkuat jaman Orde Baru yang juga ikut dalam aliansi Sekertariat Gabungan (SetGab) bersama Demokrat yang dipimpin oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keenam tersangka juga langsung ditahan sejak status tersangka diberikan. “Kini semua tersangka ditahan dalam Rutan KPK,” jelas pimpinan KPK lainnya, Bambang Widjoyanto. KPK mendalami kasus dugaan korupsi ini setelah mendapat laporan dari masyarakat sejak awal September lalu. KPK juga akan melakukan penyelidikan lanjutan menyusul dugaan kemungkinan ada orang lain yang terlibat dalam kasus korupsi ini. “Sementara kita akan fokus pada apa yang sudah kami temukan dulu, sehingga kami tidak mengandai-andai apakah ada kolega dari pak AM yang terlibat,” lanjut Widjoyanto.

Ini adalah kasus dugaan korupsi pertama yang menghantam Mahkamah Konstitusi juga sekaligus melibatkan ketuanya. Delapan hakim MK lainnya memutuskan untuk segera membentuk Majelis Kehormatan Hakim untuk menentukan posisi Akil Mochtar. Hakim MK

|Dian Endah Susanti

9

yang baru saja diangkat beberapa pekan lalu, Patrialis Akbar, kepada media menyatakan kalau Majelis Kehormatan dibentuk untuk mengembalikan integritas institusi pengadilan tertinggi di Indonesia itu. “Jangan kejadian ini untuk menghancurkan MK, karena kejadian ini tidak menutup kemungkinan terjadi dimanapun,” elak Akbar. Kasus ini juga mendapat respon dari berbagai pihak, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat memberikan pernyataan. “Berat tugas seorang hakim Mahkamah Konstitusi dan hakim manapun sejatinya dan ini menjadi pelajaran kita semua untuk pemilihan posisi posisi di lembaga negara,” katanya.

Di dalam bidang hukum kita sering menemui terjadinya pelanggaran pelaksanaan kewajiban negara terhadap hak dasar warga negara. Padahal, semua warga negara sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Apalagi konstitusi dasar negara kita, secara tegas menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan hukum (Rechtstaats).

Salah satu unsur yang dimiliki oleh negara hukum adalah pemenuhan akan hak-hak dasar manusia (fundamental rights). Namun situasi dan kondisi negara kita hari ini, justru semakin menjauhkan masyarakat, terutama masyarakat miskin, dari keadilan hukum (justice of law). Masyarakat miskin, marginal, terpinggirkan dan yang sengaja dipinggirkan, belum mempunyai akses secara maksimal terhadap keadilan.

Bantuan hukum merupakan salah satu hak dasar warga negara. Hanya yang menjadi permasalahan utama disini adalah, apakah bantuan hukum ini dapat diperoleh dengan mudah (acces to abiality) oleh masyarakat atau tidak, termasuk pada aspek jaminan ekonomisnya. Satu contoh sederhana dapat kita lihat dalam penggunaan jasa advokat sebagai tenaga bantuan hukum formal (legal aid), yang diakui dalam sistem hukum kita. Begitu banyak masyarakat yang enggan menggunakan jasa advokat ini karena dianggap terlalu mahal. Ibarat sistem pendidikan yang kian mahal hari ini, sehingga akses masyarakat semakin terbatas, demikian pulalah yang terjadi dalam sistem hukum kita hari ini. Bantuan hukum yang seharusnya menjadi hak dasar warga negara, justru terasa jauh dari apa yang diamanahkan oleh konstitusi dasar negara kita.

Didalam Undang-undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28D ayat (1) menyebutkan bahwa, “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Ini merupakan pijakan dasar dan perintah konstitusi untuk menjamin setiap warga negara, termasuk orang yang tidak mampu, untuk mendapatkan akses terhadap keadilan agar hak-hak mereka atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum dapat diwujudkan dengan baik. Posisi dan kedudukan seseorang didepan hukum (the equality of law) ini, menjadi sangat penting dalam mewujudkan tatanan sistem hukum serta rasa keadilan masyarakat kita.

Pada bagian lain, jaminan atas akses bantuan hukum juga disebutkan secara eksplisit pada Pasal 28G ayat (1), yang menyebutkan bahwa, “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”.

Hal tersebut semakin dikuatkan pada Pasal 28H ayat (2), yang menyebutkan bahwa, “Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan

|Dian Endah Susanti

10

perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Secara substantive, hal tersebut di atas, dapat kita maknai bahwa jaminan akses keadilan melalui bantuan hukum, adalah perintah tegas dalam konstitusi kita. Dan bantuan hukum yang dipandang sebagai salah satu hak dasar setiap warga negara, tentu harus diberikan secara cuma-cuma, seperti halnya dengan hak untuk hidup, hak untuk bekerja, hak untuk memperoleh kesehatan, hak untuk berpendapat dan berpikir.Bukan hanya pelanggaran didalam melaksanakan kewajiban negara saja yang terjadi, negara pun juga masih mengalami pelanggaran dalam memperoleh hak-haknya. Masih banyak warga negara yang hanya menuntut agar negara memenuhi kewajiban terhadapnya sebagai warga negara, tanpa memperdulikan apakah ia telah memberikan hak-hak negara.

Sebagai contoh, negara memiliki hak untuk ditaati hukum dan pemerintahannya, tetapi masih banyak warga negara yang tidak memenuhi hak negara tersebut. Hal ini tercermin dari masih banyaknya kasus-kasus disekeliling kita yang timbul akibat tidak ditaatinya hukum dan pemerintahan negara.

Penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara dimaksudkan untuk menjamin adanya kepastian agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik karena pada dasarnya hak dan kewajiban negara terhadap warga negara merupakan kewajiban dan hak warga negara. Sehingga, kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara:

1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan warga

negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.

4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.Isu yang sering muncul ke permukaan adalah pandangan para warga

negara yang menilai tidak adanya kepastian penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara di negara ini berkaitan dengan anggapan banyaknya pelanggaran terhadap hal tersebut. Itulah suara dari rasa keadilan para warga negara yang perlu ditangkap oleh negara untuk dijadikan sebagai motivasi dalam upaya penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara.

Bagi warga negara juga diharapkan adanya kesadaran untuk berpartisipasi secara aktif untuk membantu terwujudnya penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara. Masalah penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak semudah yang terlihat karena negara tidak mungkin bekerja sendiri di dalam penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara, peran serta warga negara mutlak diperlukan atau kita harus memilih tenggelam dalam keterpurukan akibat tidak berjalan dengan baiknya pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara

|Dian Endah Susanti

11

DAFTAR RUJUKANAbdulkarim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas X SMA.

Bandung: Grafindo Media Pratama.

Tolib, Naryadi. 2014. Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kelas X Semester 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan

Perbukuan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tri, Bambang. 2010. Membangun Wawasan Kewarganegaraan 1. Solo: PT Tiga

Serangka.

Wijiyanto, dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan 1 untuk SMA/MA/SMK Kelas

X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

UUD NRI 1945

www.metrosiantar.com/31-10-2013 /kesadaran-warga-membayar-pajak-rendah / ,

diakses tanggal 5 mei 2014.

www.beritaRiauterkini.com diakses tanggal 5 Mei 2014

|Dian Endah Susanti

12