bahan

14
2.1.1 Pengertian LKS Sumber belajar adalah merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Ardiwinata (dalam Djamarah, 1995:49) berpendapat bahwa sumber- sumber belajar itu dapat berasal dari manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Dengan demikian, LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa. Depdiknas (dalam Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Sedangkan Shadiq (dalam Andayani, 2005:9) mendefinisikan LKS sebagai lembaran duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di suatu kelas untuk melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa. 2.2.2 Jenis-Jenis LKS Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: 1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur. Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar padatiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. 2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur. Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau

description

ujian

Transcript of bahan

Page 1: bahan

2.1.1 Pengertian LKSSumber belajar adalah merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Ardiwinata (dalam Djamarah, 1995:49) berpendapat bahwa sumber-sumber belajar itu dapat berasal dari manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Dengan demikian, LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa. Depdiknas (dalam Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Sedangkan Shadiq (dalam Andayani, 2005:9) mendefinisikan LKS sebagai lembaran duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di suatu kelas untuk melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

2.2.2 Jenis-Jenis LKS

Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar padatiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkankerja pada peserta didik.

2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. Dalam penelitian ini, LKS yang dibuat menjadi LKS interaktif berbasis web adalah tipe berstruktur karena LKS ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar dengan atau tanpa bimbingan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran tapi bukan berarti peran guru digantikan melainkan guru sebagai pengawas dan motivator, dimana hal ini sesuai dengan sifat LKS berstruktur.

2.2.3 Kegunaan dan Penyusunan LKSMenurut Tim Instruktur PKG (dalam Andayani, 2005:10), kegunaan LKS dalam pengajaran matematika adalah :1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar2. Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran

Page 2: bahan

3. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan4. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas5. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKS disusun secara menarik

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut : Analisis kurikulum pada materi yang akan dibuatkan LKS Menyusun peta kebutuhan LKS Menentukan judul-judul LKS Penulisan LKS Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus Menentukan alat penilaian Menyusun materi(Abadi, Hartono, Junaedi dalam Widiyanto, 2008:4)

Untuk membuat atau menentukan sebuah LKS buatan guru yang baik, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones (dalam Andayani, 2005:9) menyatakan LKS yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah: Dapat menampung keragaman kemampuan siswa di kelas Bahasanya cukup dimengerti (Tidak terlalu sulit) Format dan gambar harus jelas (mudah dipahami) Mempunyai tujuan yang jelas Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan infromasi Tetap memiliki gambaran umum (global disamping gambaran detail)

LKS memiliki keunggulan, seperti yang dikatakan oleh Hartati (2003) sebagaiberikut:1. Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal di dalam jiwa tersebut3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa4. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika LKS disusun dengan baik seperti langkah-langkah diatas maka dalam penggunaannya LKS dapat membuat pembelajaran yang dilakukan berhasil karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk menemukan dan mengembangkan konsep sendiri dengan atau tanpa bantuan guru dan juga membangkitkan minat belajar siswa.2.2.1 LKS InteraktifMultimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linear yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dioperasikan pengguna sehingga berjalan berurutan dan multimedia interaktif yang dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dioperasikan pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya dengan bantuan komputer, mouse dan lain-lain

Page 3: bahan

(Wirasamodra, 2008:1). Salah satu format sajian multimedia dalam pembelajaran adalah tutorial dan latihan dimana multimedia digunakan sebagai sumber belajar dan melatih keterampilan siswa dalam penguasaan materi yang sudah diberikan sebelumnya. Program komputer yang dibuat menyediakan/memberikan beberapa informasi/teori (disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik) dan latihanlatihan sehingga siswa dapat mempelajarinya, memberikan respon atau tanggapan jika terdapat pertanyaan yang perlu dijawab siswa dan kemudian komputer kembali merespon/mengevaluasi terhadap jawaban siswa ataupun memberikan tambahan infromasi baru (Wijaya, 2004:3). Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS interaktif adalah LKS yang disajikan dengan program komputer dan didesain mampu memberikan umpan balik berdasarkan respon yang diberikan siswa.

JURNAL LAIN

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan contoh media pembelajaran berbasis cetakan. Gagne

(dalam Arief S. Sadirman, 1996) yang dikutip Ika Surtini menyatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Menurut Briggs seperti (dalam Arief S. Sadirman, 1996) yang dikutip Ika Surtini berpendapat

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar. Asosiasi pendidikan nasional (national education assotiation) menyatakan bahwa media

adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dari

beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat menyampaikan informasi kepada siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar,

dan memudahkan dalam pembelajaran. Kemp (1977:65) menyatakan bahwa Lembar kerja Siswa

(LKS) merupakan lembar kegiatan yang memberikan petunjuk-petunjuk belajar tentang

topik/materi pelajaran yang telah dipilih dan disertai dengan pertanyaan/latihan, sebaliknya

jawaban yang benar juga biasanya dilampirkan. Sedangkan meurut Depdiknas (2008:25) adalah

lembaranlembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja

Siswa (LKS) sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran, sebab intensitas dalam

mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) memberikan pengaruh yang positif dan kontribusi

secara efektif yang cukup besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa yang bersangkutan

(Andri Kurniawan, 2004) . Oleh karena itu, Lembar Kerja Siswa (LKS) harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut (Hendro Darmojo & Jenny R. E. Kaligis, 1992 : 41-46) :

a) Syarat Didaktik

Page 4: bahan

Artinya Lembar Kerja Siswa (LKS) harus mengikuti azas-azas pembelajaran efektif, yaitu :

1) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik memperhatikan adanya perbedaan individual,

sehingga dapat digunakan oleh seluruh siswa yang memiliki kemampuan berbeda

2) Lembar Kerja Siswa (LKS) menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep

sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari informasi dan bukan alat

pemberitahu informasi

3) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan

kegiatan siswa sehingga dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menulis,

menggambar, berdialog dengan temannya, menggunakan alat, menyentuh benda nyata dan

sebagainya

4) Lembar Kerja Siswa (LKS) mengembangkan kemampuan berkomunikasi social,

emosional, moral dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya ditujukan untuk

mengenal fakta dan konsep akademis. Bentuk kegiatan yang ada memungkinkan siswa

dapat berhubungan dengan orang lain dan mengkomunikasikan pendapat dan hasil

kerjanya.

5) Pengalaman belajar dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) memperhatikan tujuan

pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional, dsb) dan bukan ditentukan oleh

materi pelajaran

b) Syarat Konstruksi

Artinya Lembar Kerja Siswa (LKS) harus memperhatikan penggunaan bahasa, susunan kalimat,

kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan sehingga dapat dimengerti oleh siswa

1) Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

anak

2) Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan struktur kalimat yang jelas

3) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa

4) Lembar Kerja Siswa (LKS) menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Yang

dianjurkan adalah isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan

mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas

5) Lembar Kerja Siswa (LKS) mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan

dan keterbacaan siswa

Page 5: bahan

6) Lembar Kerja Siswa (LKS) menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keleluasaan

pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang ingin siswa sampaikan

dengan member bingkai tempat menulis dan menggambar jawaban

7) Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan kalimat sederhana dan pendek

8) Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata

9) Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan kalimat komunikatif dan interaktif

Penggunaan kalimat dan kata sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa

sehingga dapat dimengerti baik oleh siswa yang lambat maupun yang cepat serta adanya

pemberian stimulus secara tepat

10) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat sebagai

sumber motivasi

11) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki identitas (tujuan pembelajaran, identitas pemilik,

dsb) untuk memudahkan administrasi

c) Syarat teknis

1) Tulisan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a) Penggunaan huruf yang jelas dibaca meliputi jenis dan ukuran huruf

b) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

siswa bila perlu

c) Membandingkan ukuran huruf dan gambar dengan serasi

2) Gambar

Gambar yang baik adalah menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna Lembar

Kerja Siswa (LKS) untuk mendukung kejelasan konsep.

3) Penampilan

Penampilan dibuat menarik, meliputi ukuran Lembar Kerja Siswa (LKS) dan desain

tampilan baik isi maupun kulit buku yang meliputi tata letak dan ilustrasi.

Selain itu ada syarat lain yang lebih penting dari evaluasi. Syarat evaluasi berkenaan

dengan tujuan pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yakni membantu siswa mencapai

kompetensi belajar yang disyaratkan kurikulum.

Dalam menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut (Dikmenum, 2008 : 23-24) :

a. Analisis kurikulum

Page 6: bahan

b. Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Menentukan judul-judul Lembar Kerja Siswa (LKS)

d. Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS) Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Perumusan KD, dimana KD dirumuskan langsung dari Standar Isi

2) Menentukan Bentuk Penilaian

3) Penyusunan Materi

4) Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) secara

umum sebagai berikut :

1. Judul

2. Petunjuk belajar (petunjuk siswa)

3. Kompetensi yang akan dicapai

4. Informasi pendukung

5. Tugas-Tugas dan langkah-langkah kerja

6. Penilaian

Agar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian

ini, maka penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini mengacu pada kaidah-

kaidah persyaratan penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah diuraikan sebelumnya,

antara lain sebagai berikut :

a) Disediakan petunjuk kerja secara umum yang menggambarkan kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa

b) Terdapat langkah-langkah penghitungan dan pengukuran sebagai kegiatan awal yang

harus dikerjakan oleh siswa

c) Diberikan beberapa soal yang harus dijawab oleh siswa berdasarkan hasil kegiatan yang

telah dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan ini variasi soalyang diberikan bermacam-

macam. Diantaranya terdapat soal yang meminta siswa untuk mengelompokkan ke dalam

bagian yang sama jenisnya, soal-soal yang meminta siswa untuk melengkapi/mengisi titik

titik yang masih kosong dan juga terdapat soal dalm bentuk langkah2 secara terinci untuk

menggambar sebuah bangun tertentu

Page 7: bahan

d) Dari kegiatan menjawab soal-soal ataupun menggambar yang telah dilakukan

sebelumnya, disediakan sebuah tempat yang cukup untuk menuliskan kesimpulan akhir

berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa sebelumnya.

Jadi Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini yaitu lembar yang berisi kegiatan yang

dilakukan siswa untuk menemukan pengetahuan mengenai materi tertentu secara mandiri.

Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini disusun berdasarkan KTSP dengan pendekatan

pembelajaran matematika realistik.

Dikmenum. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Umum. (http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/4 diakses tanggal 24 april 2010)

IMOY2.1 Perangkat Pembelajaran Fisika

Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan selama proses belajar mengajar.

Perangkat pembelajaran yang diperlukan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), instrumen evaluasi, media pembelajaran serta buku siswa

(Trianto, 2010:201). Perangkat pembelajaran fisika adalah perangkat yang digunakan selama

belajar fisika. Dengan adanya perangkat pembelajaran fisika diharapkan dapat mengatasi

permasalahan mengenai respon dan hasil belajar fisika siswa.

1. Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada kelompok materi pelajaran yang mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, materi

pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Prinsip pengembangan silabus harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu: (1) ilmiah, bahwa

keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggung jawabkan secara keilmuan; (2) relevan, artinya cakupan, kedalaman, tingkat

kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan perkembangan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik; (3) sistematis, bahwa komponen-

komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi; (4)

konsisten, artinya terdapat hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian; (5) memadai, artinya cakupan indikator, materi,

Page 8: bahan

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian

kompetensi dasar; (6) aktual dan kontekstual, bahwa cakupan indikator, materi pelajaran,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatikan perkembangan ilmu

pengetahuan dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi; (7) fleksibel, bahwa keseluruhan

komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika

yang terjadi disekolah; (8) menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi kognitif, afektif, psikomotor (Trianto, 2010:202).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah rencana pelaksanaan pembelajaran

berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar

mengajar. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator pencapaian

hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber belajar, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, dan evaluasi (Trianto, 2010:204).

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa adalah paduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan siswa dapat berupa paduan untuk

latihan pengembangan kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk paduan

pelatiahn atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan

siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

indikator pencapaian hasil belajar yang harus dipenuhi. Pengaturan awal dari pengetahuan dan

pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan pelatihan

atau demonstrasi sehingga situasi belajar lebih bermakna dan dapat terkesan dengan baik pada

pemahaman siswa. Komponen-komponen lembar kegiatan siswa meliputi: judul kegiatan,

indikator pencapaian pembelajaran, alat dan bahan, petunjuk kegiatan, data kegiatan pengamatan

serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2010:222).

4. Buku Ajar Siswa

Buku ajar siswa merupakan panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi,

dan contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, buku siswa juga sebagai

panduan belajar baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri. Materi ajar

Page 9: bahan

berisikan garis besar bab, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagan atau

gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan pengamatan menggunakan media

dengan teknologi sederhana yang dapat dikerjakan siswa, dan latihan soal yang akan dikerjakan

oleh siswa (Trianto, 2010:227).

5. Media Pembelajaran

Media adalah suatu alat atau saran yang berfungsi sebagai perantara dalam kegiatan

komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan untuk menyampaikan informasi dalam

situasi belajar. menurut Trianto (2010:235), keuntungan dari media pembelajaran antara lain: (1)

gairah belajar meningkat; (2) siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya; (3) interaksi

langsung dengan lingkungannya; (4) memberi stimulus dan mempersamakan pengalaman; dan

(5) menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan akhir untuk mengambil keputusan dari hasil mengukur bersifat

kuantitatif dan menilai bersifat kualitatif. Istilah asingnya, pengukuran adalah measurement,

sedangkan penialaian adalah assesment. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia

evaluasi. Menurut Trianto (2010:235), tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes Hasil

Belajar (THB) meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar

psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan melaksankan kegiatan

pembelajaran dan eksperimen.

Tes hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan

kedalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal

lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penialaian kinerja siswa. Tes hasil

belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar yang

dikembangkan menyesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Untuk penskoran hasil tes,

mengguanakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran tiap butir soal.