Bagian Ilmu Penyakit Dalam Laporan Kasus

22
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPOR AN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR ARTRITIS GOUT DENGAN TOFUS Disusun Oleh : Rusmin Usman 10542 0146 09 PEMBIMBING/Supervisor: dr. Jimmy Gunardi Tansil, Sp. PD 1

description

1

Transcript of Bagian Ilmu Penyakit Dalam Laporan Kasus

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2013UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ARTRITIS GOUT DENGAN TOFUS

Disusun Oleh :

Rusmin Usman10542 0146 09

PEMBIMBING/Supervisor:dr. Jimmy Gunardi Tansil, Sp. PD

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2013

LAPORAN KASUS

A. Identitas PenderitaNama : Tn. ABUmur : 45 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal Pemeriksaan: 26 November 2013Ruangan : AnggrekDokter Penanggung Jawab : dr.Jimmy Gunardi Tanzil, Sp. PDKo-Assisten : Rusmin Usman, S.KedB. Anamnesis Tipe Anamnesis : AutoanamnesisKeluhan Utama: Nyeri dan bengkak pada kedua lututAnamnesis Terpimpin : Dialami sejak 6 hari sebelum masuk RS, nyeri dirasakan hampir pada semua persendian terutama sendi lutut. Nyeri menetap sepanjang hari dan biasanya lebih sering muncul pada malam hari. terdapat tophus yang banyak pada kedua kaki dan tidak nyeri. Riwayat asam urat (+) sejak 10 tahun yang lalu.C. Status PresentSakit sedang /gizi baik /ComposmentisBerat badan : tidak diukurTinggi badan : tidak diukurIMT : tidak diukurTekanan Darah: 120/80 mmHgNadi: 92 /menit Pernapasan : 20 /menit Suhu: 37o C

D. Status GeneralMata: Anemia +/+, ikterus -/- , odem palpebra -/- . refleks pupil +/+, isokorTHT : Tonsil T1 T1, Pharing hiperemis (-), lidah sianosis (-)Leher : pembesaran kelenjar (-)Thorax: simetris (+)CorInspeksi : iktus kordis tidak terlihatPalpasi : iktus kordis tidak terabaPerkusi : Batas kanan PSL kanan Batas kiri MCL kiri Batas atas ICS IIAuskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)PulmoInspeksi : simetris statis dan dinamisPalpasi : VF N/NPerkusi : sonor/sonorAuskultasi : suara nafas vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : distensi (-)Auskultasi : Bising Usus (+) NormalPerkusi : Timpani (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar/Lien tidak terabaEkstremitas : akral hangat ++/++, tampak adanya multiple tofus pada kedua kakinya.

Gambar. Multiple tophus pada kaki

E. Pemeriksaan Penunjang1. LabPemeriksaan Darah lengkapParameterHasilSatuanNilai Normal

RBC3,79106/mm3450 - 550

HGB10,4g/dl14,0 - 17,4

HCT31,7%42,0 - 52,0

MCV84m384 - 96

MCH27,5pg28,0 - 34,0

PLT374103/mm3140 - 400

WBC7,2103/mm35,0 - 10,0

LED125mm/jam

Pemeriksaan Kimia DarahParameterHasilHasilNilai Normal

Asam urat12,7mg/dl3,4 7

Ureum37mg/dl10 50

Kreatinin1,26mg/dl0,3 1,3

Gula Darah Sewaktu81mg/dl70 140

Bilirubin Total0,3mg/dl0 1,1

SGOT15U/L< 37

SGPT11U/L40

LDL126mg/dl0-100

F. Penatalaksanaan IVFD Futrolit 24 tts/menit Antrain 1 amp/12 jam/ drips Recolfar 4 x 1 tablet Kapsul nyeri 2 x1 Lansoprazol1 x 1

G. Hasil Follow UpTanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

28/11/2013TD:120/80 mmHgN: 92/menit P : 20 /menit S: 37 0 C

Sakit pada hampir semua persendian disertai bengkak

IVFD Futrolit 24 tts/menit Antrain + remopain drips Recolfar 4 x 1tablet Kapsul nyeri 2 x1 Lansoprazol 1 x 1

Tanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

29/11/2013TD:120/70 mmHgN: 80/menit P : 20 /menit S: 36 0 C

Muka terasa gatal (kemungkinan alergi obat recolfar) Nyeri berkurang setiap minum obat

IVFD RL 20 tts/menit Antrain 1 amp/12 jam drips Recolfar stop sementara Prohistin 1x1 Kapsul nyeri 2 x1 Lansoprazol 1 x 1

Tanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

30/11/2013TD:120/80 mmHgN: 92/menit P : 20 /menit S: 37 0 C

Keluhan flebitis Nyeri berkurang setiap minum obat

Aff infus Rawat biasa Terapi lanjut

Tanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

01/12/2013TD:120/80 mmHgN: 92/menit P : 20 /menit S: 37 0 C

Keluhan nyeri mulai membaik Nyeri berkurang Terapi lanjut Allopurinol 3x1 Diet rendah purin

Tanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

02/12/2013TD:120/80 mmHgN: 92/menit P : 20 /menit S: 37 0 C

Keluhan nyeri membaik Terapi lanjut Allopurinol 3x1 Diet rendah purin

Tanggal/jamPerjalanan penyakitInstruksi dokter

03/12/2013TD:120/80 mmHgN: 92/menit P : 20 /menit S: 37 0 C

KU baik

Rawat jalan Terapi lanjut Allopurinol 3x1 Meloxicam 1x1 Recolfar 3x1 Prohistin 1x1

PEMBAHASANGout merupakan suatu sindrom klinik sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU) pada jaringan yang manifestasinya dapat berupa artritis gout akut, akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat, dan kegagalan ginjal (gout nefropati). Pasien datang dengan keluhan utama nyeri sendi terutama pada kedua lutut sejak 6 hari SMRS. Nyeri sendi merupakan keluhan yang umum terjadi pada penyakit reumatik, yaitu artritis gout, osteoartritis, keganasan, artritis septik dan lain sebagainya. Pada pasien ini nyeri terlokalisir terutama pada lututnya, rasa nyeri seperti ngilu saat pasien diam dan seperti ditusuk-tusuk saat pasien menggerakkan lutut kirinya, dirasakan sangat berat hingga pasien tidak dapat mengerakkan kakinya. Nyeri menetap sepanjang hari dan biasanya lebih sering muncul pada malam hari. Pada artritis gout, nyeri sendi bersifat akut dan sering menyerang pada satu sendi yang memberat saat digerakkan dan berkurang dengan istirahat. Namun dapat pula dijumpai nyeri yang menetap baik saat digerakkan maupun istirahat seperti pada artritis gout yang disertai dengan atritis septik.Sendi lutut membengkak dan kulit di atasnya tampak merah, serta teraba hangat, dan apabila disentuh pasien merasakan nyeri yang sangat luar biasa. Sendi yang membengkak/ membesar bisa disebabkan oleh sinovitis, efusi cairan sendi, atau karena adanya osteofit pada osteoartritis yang dapat mengubah permukaan sendi. Awalnya bengkak dirasakan perlahan-lahan membesar dan seperti terdapat cairan pada lututnya, dengan warna kulit merah dan terasa hangat dan dirasakan semakin berkurang setelah minum obat. Sendi lutut tampak kemerahan yang menandakan proses peradangan akut. Inflamasi sendi akibat gout disebabkan oleh reaksi aktivasi komplemen ataupun mekanisme selular yang menyebabkan keluarnya berbagai mediator peradangan. Pada artritis septik peradangan pada sendi adalah akibat respon imun terhadap adanya mikroba dalam sendi yang awalnya aseptik.Demam dirasakan bersamaan dengan keluhan bengkak pada lutut kanannya. Dirasakan mendadak, namun tidak terlalu tinggi, tidak disertai menggigil ataupun keringat dingin. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau suatu hasil reaksi imun yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Zat pirogen merangsang untuk melepaskan asam arakidonat mengakibatkan peningkatan prostaglandin E2 yang secara langsung menyebabkan pireksia. Pada artritis septik demam timbul mendadak namun biasanya bersifat ringan. Pada artritis gout, serangan yang timbul juga sering disertai dengan demam namun hilang dalam beberapa hari.Diagnosis artritis gout dapat ditegakkan berdasarkan kriteria The American Rheumatism Association, Sub Commitee on Classification Criteria for Gout (1997). Pada penderita ditemukan adanya peradangan yang memuncak dalam waktu sehari, serangan artritis akut lebih dari satu kali, artritis monoartikuler, nyeri dan pembengkakan sendi metatarsofalangeal I, kemerahan sekitar sendi, adanya topi pada kaki dan riwayat tofi pada telinga, tangan, dan kaki, dan hiperurikemia dan didapatkan kristal urat pada cairan sendi. Jadi kasus ini telah memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit artritis gout.Artritis gout kronik eksaserbasi akut seringkali terjadi, hal ini timbul karena diaktivasi oleh faktor pencetus berupa fluktuasi kadar asam urat yang mendadak, baik penurunan maupun peningkatan, yang menyebabkan perubahan konsentrasi kristal asam urat dalam jaringan sinovium atau tulang rawan dengan kristal asam urat pada cairan sendi. Perubahan ini menyebabkan melarutnya kristal asam urat ke dalam cairan sendi, sehingga berlanjut menjadi serangan artritis akut. Faktor pencetus tersebut dapat terjadi akibat diet alkohol atau tinggi purin, trauma lokal, operasi, infeksi, pengobatan yang tidak berkelanjutan, atau stress. Gejala serangan akut timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pada awal proses penyakit, keluhan mengenai sendi monoartikuler berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah, dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut, dan siku. Serangan akut ini biasanya sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu, bila tidak diobati, rekuren yang multipel, interval antar serangan singkat dan dapat mengenai beberapa sendi.Penatalaksanaan Artritis gout dilakukan dengan cara (1) Edukasi; sangat diperlukan untuk keberhasilan terapi pada penderita gout. Pada penderita ini sudah dilakukan dengan memberi pengertian bahwa artritis gout merupakan penyakit kronis, sangat dipengaruhi sikap hidup dan diperlukan diet rendah purin dengan menghindari konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, kacang-kacangan, bayam, dan kubis; (2) terapi fisik; dengan istirahat sendi dan mengurangi nyeri dengan pemanasan, dan lain-lain. Pada pasien ini terapi fisik yang dilakukan hanya berupa istirahat sendi; (3) terapi obat; pada serangan akut, pengobatan diusahakan sedini mungkin untuk memperoleh proses penyembuhan yang lebih cepat serta menghindari timbulnya kecacatan pada sendi. Prinsip pengobatan pada serangan akut adalah menghilangkan keluhan nyeri sendi dan menurunkan respon inflamasi yang terjadi dengan obat-obat, antara lain kolkisin, Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH5.

ResumeArtritis gout adalah sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus artritis akut akibat kelainan metabolisme asam urat yang ditandai dengan adanya hiperurikemia dan endapan kristal MSU pada jaringan sendi terutama ibu jari kaki. Artritis gout kronik eksaserbasi akut seringkali terjadi, hal ini timbul karena diaktivasi oleh faktor pencetus berupa fluktuasi kadar asam urat yang mendadak, baik penurunan maupun peningkatan, yang menyebabkan perubahan konsentrasi kristal asam urat dalam jaringan sinovium atau tulang rawan dengan kristal asam urat pada cairan sendi. Perubahan ini menyebabkan melarutnya kristal asam urat ke dalam cairan sendi, sehingga berlanjut menjadi serangan artritis akut. Sebelumnya penderita pernah mengalami serangan akut dengan interval yang jarang dan kemudian sembuh sendiri, kemudian interval serangannya sangat sering dan keluhan nyerinya sangat berat dan tidak kunjung membaik. Pada penderita ditemukan beberapa tofi yang bersifat poliartikuler, peradangan dan pembengkakan sendi dan hiperurisemia(12,7) menandakan terjadinya eksaserbasi akut.

DAFTAR PUSTAKA1.Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6 ed. Jakarta: EGC; 2005.2.Tehupeiory ES. Artritis Pirai. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5ed. Jakarta: InternaPublishing; 2009.2.Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL. Harrison's Principles of Internal Medicine 2008.3.Boon NA, Cumming aD, John g. Principles & Practice of Medicine Elsevier; 2007.5.Reginato AM, Mount DB, Yang I, Choi HK. The Genetics of hyperuricaemia and gout. Nat Rev Rheumatol. Oct 2012;8(10):610-216.Liote F, Ea HK. Recent developments in crystal-induced inflammation pathogenesis and management. Curr Rheumatol Rep. Jun 2007;9(3)7.Richette P, Bardin T. Gout. Lancet. Jan 23 2010

1