Bagian Ii_ Magma

7
  Identifikasi Batuan  Magma II-1 BAGIAN II MAGMA 2.1. PENGERTIAN MAGMA Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mobile, bersuhu antara 900 0  - 1200 0  atau lebih dan berasal dari kerak bumi hagian bawah atau selubung bumi bagian atas. Komposisi kimiawi magma yang didapatkan dari hasil analisa kimia dari sample batuan beku yaitu terdiri dari : a. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99%, dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor elemen, terdiri dari oksida SiO2, Al 2 O 2 , Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K20, Ti02, P205. b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fr aksi gas CH4, CO2, HCI, H2S, SO2, dsb. c.  Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element)dan merupaka n minor e lement sepert i Rb, Ba, S r, Ni, CO, V, Li, Cr, S, dan Ph. Bunsen (1951, Vide W.T. Huang) mempunyai pendapat ada dua jenis magma primer, yaitu basaltic dan granitic, dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain. Dally (1933 ; Winkler (Vide W.T. Huang, 1962) berpendapat lain yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi magmatic akan menjadi magma bersifat lain. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

description

magma

Transcript of Bagian Ii_ Magma

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-1

    BAGIAN II

    MAGMA

    2.1. PENGERTIAN MAGMA

    Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,

    bersifat mobile, bersuhu antara 9000 - 12000 atau lebih dan berasal dari kerak bumi

    hagian bawah atau selubung bumi bagian atas.

    Komposisi kimiawi magma yang didapatkan dari hasil analisa kimia dari

    sample batuan beku yaitu terdiri dari :

    a. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur oksida

    dalam magma. Jumlahnya sekitar 99%, dari seluruh isi magma, sehingga

    merupakan mayor elemen, terdiri dari oksida SiO2, Al2O2, Fe2O3, FeO,

    MnO, CaO, Na2O, K20, Ti02, P205.

    b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari

    fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCI, H2S, SO2, dsb.

    c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element)dan

    merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, Cr, S, dan Ph.

    Bunsen (1951, Vide W.T. Huang) mempunyai pendapat ada dua jenis

    magma primer, yaitu basaltic dan granitic, dan batuan beku merupakan hasil

    campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.

    Dally (1933 ; Winkler (Vide W.T. Huang, 1962) berpendapat lain yaitu magma asli

    (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi

    magmatic akan menjadi magma bersifat lain.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-2

    Magma basa bersifat lebih encer (viskositas rendah), kandungan umur kimia berat,

    kadar H +,OH- dan gas tinggi. Sedangkan magma asam adalah sebaliknya.

    2.2. EVOLUSI MAGMA

    Sekurang-kurangnya genesa batuan beku, vulkanik maupun plutonik

    harus ditinjau dari tiga segi :

    1. Faktor yang memerikan bagaimana dan dimana larutan bergenerasi

    didalam selubung atau pada kerak bumi bagian bawah.

    2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik ke permukaan.

    3. Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan generasi.

    Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-

    proses sebagai berikut :

    - Hibridisasi : pembentukan magma baru karena pencampuran dua

    magma yang berlainan jenisnya.

    - Sinteksis : pemhentukan magma baru karena proses asimilasi

    dengan batuan samping.

    - Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada

    kedalaman yang sangat besar.

    Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi

    magmatik.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-3

    2.3. Differerensiasi magmatik

    Differensiasi magmatik meliputi semua proses yang mengubah magma

    dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan

    beku dengan komposisi yang bervariasi. Proses-proses tersebut adalah :

    A. Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma , karena

    proses kristalisasi barjalan tidak setimbang atau kristal-kristal pada

    waktu pendinginan magma tidak dapat mengikuti perkembangan .

    Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena

    adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan

    tiba-tiba. Proses Fragsinasi ini merupakan proses differensiasi yang

    paling utama.

    B. Crystal settling/gravitational settling adalah pengendapan

    krital oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan

    memperkaya magma pada hagian dasar waduk. Disini mineral

    silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan.

    C. Liquid immisibility ialah Iarutan magma yang mempunyai suhu

    rendah akan pecah menjadi Iarutan yang masing-masing membeku

    membentuk bahan yang heterogen.

    D. Crystal flotation adalah pengambangan kristal ringan dari

    sodium dan potasium yang akan memperkaya magma pada bagian

    atas waduk magma.

    E. Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung

    komponen seperti CO2 , SO2, S2 , CI2 dan H2O sewaktu naik

    kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan

    F. Diffusion ialah bercampurnya batuan-batuan dinding dengan

    magma di dalam waduk magma secara lateral.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-4

    Gambar 2.1. Skema differensiasi magma

    2.4. REAKSI BOWEN SERI DARI MINERAL UTAMA PEMBENTUKAN

    BATUAN BEKU

    Seri reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukkan urutan kris-

    talisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.

    Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu :

    - Golongan mineral hitam atau mafic mineral dan

    - Golongan mineral putih atau felsic mineral.

    Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung

    semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan

    bahkan mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-5

    dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.

    Pembentukan mineral dalam magma penurunan temperatur telah disusun

    oleh BOWEN. Bowen telah membuat tabel pembentukan mineral dan tabel

    tersebut sangat berguna sekali dalam menginterpretasikan mineral-mineral

    tersebut (lihat gambar 2.2).

    Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafic, yang pertama kali

    terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah olivin. Akan tetapi jika

    magma tersebut jenuh oleh Si02 maka piroksenlah yang terbentuk pertama

    kali. Olivin dan piroksen merupakan pasangan "incongruent melting",

    dimana setelah pembentukannya olivin akan bereaksi dengan larutan sisa

    membentuk piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentultan

    mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir

    terbentuk adalah biotit, is dibentuk dalam temperatur yang sangat rendah.

    Mineral-mineral yang sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok

    plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas.

    Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu tinggi dan

    banyak terdapat pada batuan beku basa seperti gabro atau basal. Andesin

    terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku diorit, atau

    andesite. Sedangkan mineral yang terbentuk pada temperatur rendah

    adalah Albit, mineral ini banyak tersebar pada batuao asam seperti granite

    atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisi plagioklas ini merupakan deret

    "solid solution "yang merupakan reaksi yang kontinu, artinya kristalisasi

    plagioklas Ca-plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus.

    Mineral-mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral

    potassium feldspar dan menerus ke mineral muscovite dan terakhir sekali

    ke mineral kwarsa. Maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling

    stabil diantara seluruh mineral felsic atau mineral mafic, dan sebaliknya

    mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak

    stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Identifikasi Batuan

    Magma II-6

    D I S C O N T I N O U S S E R I E S C O N T I N O U S S E R I E S

    12000 C Olivin

    Anortit

    Piroksin Bitonit

    Labradorit

    (Fe/Mg increasing)

    Piroksin Andesin

    9000 C Hornblende Oligoklas

    B i o t i t A l b i t

    P o t a sh F e l s p a r M us kov i t

    6000C K ua r s a

    Gambar 2.2. Bowen Reaction

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com