BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis...

52

Transcript of BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis...

Page 1: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga
Page 2: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

BAGIAN ANGGARAN 093

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

(Audited)

Jln. H.R Rasuna Said Kav. C.1 Kuningan Jakarta Selatan 12920 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Page 3: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga
Page 4: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga
Page 5: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga
Page 6: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga
Page 7: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Uraian Catatan

31 Desember 2015 TA 2014

Anggaran Realisasi

(Neto)

% Real. Angg.

Realisasi

1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 69.627.605.255 211.950.483.827 304,41 110.048.517.476

JUMLAH PENDAPATAN 69.627.605.255 211.950.483.827 304,41 110.048.517.476

BELANJA B.2

BELANJA OPERASI B.2.1 898.908.900.000 728.546.839.742 81,05% 556.997.956.258

Belanja Pegawai B.2.1.1 375.428.357.000 309.316.249.798 82,39% 290.835.688.185

Belanja Barang B.2.1.2 212.918.112.000 143.146.788.869 67,33% 126.535.267.615

Belanja Modal B.2.1.3 310.562.431.000 276.083.801.075 88,90% 139.627.000.458

BELANJA TRANSAKSI NON KAS B.2.2 0 0 0,00 1.514.503.850

Belanja Pegawai Non Kas 0

Belanja Barang Non Kas B.2.2 0

Belanja Modal Non Kas B.2.2 0 0 0,00 1.514.503.850

JUMLAH BELANJA 898.908.900.000 728.546.839.742 81,05% 558.512.460.108

Page 8: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

II. NERACA

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014

ASET

Aset Lancar C.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 600.000.000 484.968.500

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 504.270.428 9.366.450

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 0 621.875.600

Piutang Bukan Pajak C.1.4 534,231,138,102 480.593.644.944

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

C.1.5 (3.678.314.321) (3.489.128.038)

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.1.6 30.357.380 73.683.805

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Bagian Lancar TP/TGR

C.1.6 (151.787) (368.419)

Belanja Dibayar Di Muka C.1.7 1.005.762.308 17.902.090.307

Persediaan C.1.8 308.287.063.016 27.787.711.285

Jumlah Aset Lancar 840,980,125,126 523.983.844.434

Aset Tetap C.2

Tanah C.2.1 453.819.842.500 128.412.767.500

Peralatan dan Mesin C.2.2 257.389.629.778 237.737.713.814

Gedung dan Bangunan C.2.3 79.208.112.060 129.000.060

Jalan. Irigasi. dan Jaringan C.2.4 102.189.074.090 96.080.554.350

Aset Tetap Lainnya C.2.5 6.536.859.829 51.465.451.805

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 369.524.671.764 126.238.958.673

Akumulasi Penyusutan Aset tetap (248.702.761.845) (206.902.915.814)

Jumlah Aset Tetap 1.019.965.428.176 433.161.530.388

Aset Lainnya C.3

Aset Tak Berwujud C.3.1 38.490.057.783 33.045.612.876

Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan C.3.2 486.407.806 0

Aset Lain-lain C.3.3 1.871.994.974 778.659.027

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (1.849.357.780) (754.501.894)

Jumlah Aset Lainnya 38.999.102.783 33.069.770.009

JUMLAH ASET 1.899.944.656.085 990.215.144.831

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek C.4

Utang Kepada Pihak Ketiga C.4.1 7.072.120.741 6.968.014.776

Uang Muka Dari KPPN C.4.2 600.000.000 484.968.500

Pendapatan yang Ditangguhkan 0 631.242.050

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 7.672.120.741 8.084.225.326

JUMLAH KEWAJIBAN 7.672.120.741 8.084.225.326

EKUITAS DANA C.5

Ekuitas Dana Lancar 0 515.899.619.108

Ekuitas Dana Investasi 0 466.231.300.397

Ekuitas 1.892.272.535.344 0

JUMLAH EKUITAS DANA 1.892.272.535.344 982.130.919.505

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.899.944.656.085 990.215.144.831

201 19521107.197901.1.001

Page 9: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

III. LAPORAN OPERASIONAL

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN OPERASIONAL

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam rupiah)

URAIAN Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014

KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL D.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 683.508.590.892 0

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 683.508.590.892 0

BEBAN OPERASIONAL

Beban Pegawai D.2 309.193.626.269 0

Beban Persediaan D.3 4.056.449.885 0

Beban Barang dan Jasa D.4 84.999.584.988 0

Beban Pemeliharaan D.5 11.333.896.213 0

Beban Perjalanan Dinas D.6 44.502.016.314 0

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

D.7 15.440.104.277 0

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 28.922.169.106 0

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 152.406.109.847 0

Beban Lain-lain 0 0

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 650.853.956.899 0

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL

32.654.633.993 0

KEGIATAN NON OPERASIONAL

Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non lancar 90.078.280 0

Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban jangka Panjang

0

Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional Lainnya

(86.324.971) 0

SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

D.10 3.753.309 0

POS LUAR BIASA

Pendapatan PNBP 0 0

SURPLUS /DEFISIT DARI POS LUAR BIASA 0 0

SURPLUS/DEFISIT LO 32.658.387.302 0

201 19521107.197901.1.001

Page 10: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam rupiah)

URAIAN Catatan 31 Desember 2015 31 Desember 2014

EKUITAS AWAL E.1 982.762.161.555 0

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 32.658.387.302 0

PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN 3.318.983.599 0

Penyesuaian Nilai Aset E.3 3.318.983.599 0

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR

(45.041.475.196) 0

Koreksi Nilai Persediaan E.4 (590.698.602) 0

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.5 (44.430.715.860) 0

Lain-lain E.6 (20.060.734) 0

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.7 918.574.478.084 0

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 909.510.373.789 0

EKUITAS AKHIR E.8 1.892.272.535.344 0

201 19521107.197901.1.001

Page 11: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Dasar Hukum Entitas

dan Rencana Strategis

Rencana Strategis

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga negara yang

bersifat independen dan dalam melaksanakan tugas serta kewenangannya

bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah landasan legal

bagi pelaksanaan tugas KPK dalam mengkoordinasikan lembaga penegak

hukum lainnya melalui koordinasi dan supervisi, melakukan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan (represive), mendorong pencegahan (preventive)

tindak pidana korupsi, serta melakukan pemantauan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan negara.

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. Berdasarkan Pasal 6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002, tugas

KPK meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang

berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap

tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak

pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Visi

“Menjadi Lembaga Penggerak Pemberantasan Korupsi yang Berintegritas,

Efektif, dan Efisien”.

Misi

1. Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

2. Melakukan supervisi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK.

4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK.

5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Fokus Area

Fokus pelaksanaan tugas KPK pada Renstra KPK 2011-2015 adalah sebagai

berikut:

1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak

Hukum (APGAKUM).

Pengertian Grand Corruption adalah tindak pidana korupsi yang memenuhi

salah satu atau lebih kriteria berikut:

Page 12: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

a. Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi.

b. Melibatkan aparat penegak hukum.

c. Berdampak luas terhadap kepentingan nasional.

d. Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.

Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.

2. Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest),

meliputi:

a. Ketahanan pangan plus.

b. Ketahanan energi dan lingkungan.

c. Penerimaan negara.

d. Bidang infrastruktur.

3. Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

4. Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham

integritas.

5. Persiapan Fraud Control.

Tujuan Strategis

Efektivitas dan Efisiensi Pemberantasan (Pencegahan dan Penindakan) Korupsi

Sasaran Strategis

1. Keberhasilan Penanganan Grand Corruption.

2. Efektivitas Penanganan Perkara Korupsi oleh APGAKUM.

3. Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis.

4. Terwujudnya Pelembagaan SIN secara Formal.

5. Terbangunnya Integritas di Sektor Politik.

6. Terbangunnya Konsep Fraud Control sebagai Sistem Pemberantasan

Korupsi yang Terintegrasi.

7. Terwujudnya Integritas Organisasi KPK.

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk pencapaian tujuan dan sasaran KPK, strategi yang digunakan adalah:

1. Pencegahan yang terintegrasi

Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam satu ”paket pencegahan

KPK” yakni dalam rangka membangun Sistem Integritas Nasional (SIN)

sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase.

Pencegahan diawali dengan kajian komprehensif terhadap sistem atau

peraturan atau prosedur pada fokus area yang potensial/rawan terjadi

korupsi, kemudian diberikan rekomendasi/saran perbaikan, dan dipantau

implementasinya oleh KPK hingga tuntas. Secara paralel, dilakukan juga

pendidikan dan kampanye tentang SIN kepada K/L dan CSO untuk

mengubah mindset dan perilaku mereka, dan dilakukan internalisasi dan

impementasi pondasi dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area

Page 13: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

secara bertahap (sesuai fase) untuk memperkuat SIN.

Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup kegiatan koordinasi dan

supervisi pencegahan berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan

instansi yang melaksanakan usaha-usaha pencegahan korupsi serta

supervisi layanan publik.

2. Penindakan yang terintegrasi

Penindakan yang dilakukan terhadap grand corruption sesuai dengan fokus

area pada masing-masing fase, dengan pembangunan kasus (case building)

yang bersumber dari:

a. Pengaduan masyarakat yang potensial mengandung grand corruption.

b. Proaktif investigasi.

Penanganan kasus non grand corruption bisa dilakukan:

a. Ditangani oleh KPK.

b. Dilimpahkan kepada instansi penegak hukum lain dengan mekanisme

koordinasi dan supervisi secara berjenjang.

3. Pencegahan dan Penindakan yang terintegrasi

Terhadap fokus area yang telah dilakukan penindakan, akan dilakukan

perbaikan (recovery) melalui pencegahan. Atau sebaliknya, penindakan

akan dilakukan apabila pencegahan yang dilakukan terhadap fokus area

tidak efektif (belum berhasil).

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas

dengan fokus area periode 2011-2015 digambarkan dalam peta strategi

sebagai berikut:

Gambar 1. Strategy Map-KPK

Page 14: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Implementasi

Akuntansi

Pemerintahan

Berbasis Akrual Tahun

2015

Basis Akuntansi

Dasar Pengukuran

A.2. Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015

KPK mulai Tahun Anggaran 2015 untuk pertama kali mengimplementasikan

akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangannya sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Dalam Implementasi pertama ini, perlakuan

akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

(IPSAP) No 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi

Dan Koreksi Kesalahan Tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, KPK

tidak menyajikan kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014.

2. KPK membandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31

Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan untuk periode

yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas menuju akrual.

3. Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan

2014 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif. Pembaca

Laporan Keuangan diharapkan memahami bahwa penyandingan tersebut

bukan perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar

analisis Laporan Keuangan lintas tahun.

A.3. Basis Akuntansi

Komisi Pemberantasan Korupsi menerapkan basis akrual dalam penyusunan

dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas

serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan

basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang

diterapkan KPK dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah

dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau

sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset

tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang

digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan

dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Page 15: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Kebijakan Akuntansi

Pendapatan-LRA

Pendapatan-LO

Belanja

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan TA 2015 telah mengacu pada

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-

kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

penyusunan LK KPK adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA

• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah.

• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara

(KUN).

• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

2. Pendapatan-LO

• Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai

penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan

dan tidak perlu dibayar kembali.

• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan

dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya

ekonomi.

• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

3. Belanja

• Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara

yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran

yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah.

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 16: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Beban

Aset

Aset Lancar

4. Beban

• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

• Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;

terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

• Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik

oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam

satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini

tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut,

dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada

saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka

Panjang, dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera

untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu

12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas

dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan

kurs tengah BI pada tanggal neraca.

• Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul

berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan

atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima

pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan.

Khusus Uang Pengganti, pengakuan dan pencatatan piutang

berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

• Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada

tanggal neraca dikalikan dengan:

Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya.

Page 17: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Aset Tetap

Penyusutan Aset Tetap

b. Aset Tetap

• Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh

pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 tahun.

• Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga

wajar.

• Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari

Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama

dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali

pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap

lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak

kesenian.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai Satuan

Minimum Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di atas dicatat

didalam buku inventaris di luar pembukuan (ekstrakomptabel). Hal ini

sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 01/KM.12/2001

tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam

Sistem Akuntansi Pemerintah.

c. Penyusutan Aset Tetap

• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber

sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah

diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan

penghapusan.

• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan

setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode

garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan

dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa

Manfaat.

• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang

Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara

berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum

penggolongan masa manfaat adalah sebagai berikut:

Page 18: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Piutang Jangka

Panjang

Aset Lainnya

Kewajiban

Tabel 2. Penggolongan Masa anfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

d. Piutang Jangka Panjang

• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau

akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

• TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan

aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang

dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah

dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan

penjualan angsuran.

• Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai

atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian

Negara/daerah.

• Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap

pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan

tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang

diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung

dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh

pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

e. Aset Lainnya

• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,

dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah

Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

• Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual.

• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari

penggunaan operasional entitas.

6. Kewajiban

• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah.

• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang..

Page 19: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Ekuitas Dana

Penyisihan Piutang

Tidak Tertagih

a. Kewajiban Jangka Pendek

• Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua

belas bulan setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka

Panjang, Utang Bunga (accrued interest), dan Utang Jangka Pendek

Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

• Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari

dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

7. Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu

periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan

Perubahan Ekuitas.

8. Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk

sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan

kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan

mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan

pemerintah.

• Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada

tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan

Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian

Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang

diatur sebagai berikut:

Tabel 3. Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d tanggal jatuh tempo 0,5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

100%

Karena kekhasan jenis piutang KPK, maka kebijakan penggolongan

kualitas piutang di KPK adalah:

Page 20: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum

Aset Tetap dari

Belanja Barang Untuk

Kegiatan yang Bersifat

Rahasia

Kontrak-kontrak

Konstruks

i

a. Piutang Gratifikasi

Piutang gratifikasi dikategorikan lancar dan macet. Piutang gratifikasi

dikategorikan lancar sampai piutang tersebut diserahkan kepada

Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dan disisihkan sebesar 0.5%.

Piutang gratifikasi dikategorikan macet jika telah diserahkan ke PUPN

dan disisihkan sebesar 100%.

b. Piutang Uang Pengganti

Piutang uang pengganti dikategorikan lancar dan macet. Piutang Uang

Pengganti dikategorikan lancar dan disisihkan sebesar 0.5%, jika:

1. Para terpidana mengangsur pembayaran Uang Pengganti, atau.

2. Para terpidana masih/sedang menjalani pidana penjara, baik

pidana pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider

pembayaran Uang Pengganti.

Piutang Uang Pengganti dikategorikan macet dan disisihkan sebesar

100%, jika Para terpidana telah menjalani pidana penjara, baik pidana

pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang

Pengganti.

9. Kebijakan Akuntansi Terkait Perolehan Aset Tetap dari Belanja Barang

Untuk Kegiatan yang Bersifat Rahasia

Khusus pembelian alat-alat untuk kegiatan rahasia, yang dimaksudkan

sebagai barang habis pakai, tidak untuk dipelihara, dan bukan untuk

operasional KPK sehari-hari, maka atas pembelian tersebut dikategorikan

sebagai Belanja Barang.

10. Kebijakan Akuntansi Terkait Kontrak-kontrak Konstruksi

Kontrak-kontrak Konstruksi dicatat sebagai aset sesuai dengan prestasi

fisik pengerjaan pada tanggal periode pelaporan keuangan, bukan

berdasarkan nilai pembayaran yang telah diterima oleh pihak vendor.

Selisih nilai pembayaran dengan prestasi fisik akan dikembalikan melalui

mekanisme pencairan bank garansi atau melalui Surat Setoran bukan

Pajak (SSBP) ke Kas Negara dan dicatat sebagai piutang.

Page 21: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Realisasi PNBP Rp211.950.483.827,00

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Sepanjang TA 2015, KPK telah melakukan revisi DIPA dari DIPA awal yang telah

ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kegiatan sesuai dengan

kebutuhan pada saat pelaksanaan. Perubahan DIPA adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Perubahan DIPA KPK TA 2015

URAIAN

ANGGARAN TA 2015

AWAL SETELAH

REVISI

Pendapatan

Penerimaan Negara Bukan Pajak 69,627,605,255 69,627,605,255

Jumlah Pendapatan 69,627,605,255 69,627,605,255

Belanja

Belanja Pegawai 375,428,357,000 375,428,357,000

Belanja Barang 213,235,382,000 212,918,112,000

Belanja Modal 310,245,161,000 310,562,431,000

Jumlah Belanja 898,908,900,000 898,908,900,000

B.1. Pendapatan

Realisasi PNBP KPK pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp211.950.483.827,00 atau

mencapai 304,41% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar

Rp69.627.605.255,00. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP KPK dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Estimasi Pendapatan

Realisasi %

1 Pemindahtanganan dari BMN Lainnya 0 1.043.120.000 0,00

2 Jasa Giro 6.400.000 9,206,247,929 143847,62

3 Hasil Denda 8.052.550.000 4,165,000,100 51,72

4 Ongkos Perkara 805.255 867.500 107,73

5 Penjualan Hasil Lelang TPK 2.000.000.000 14,425,100 0,72

6 Uang Sitaan TPK 24.157.650.000 175,587,406,548 726,84

7 Uang Sitaan TPPU 0 5,775,061,445 0,00

8 Gratifikasi 3.200.000.000 2,513,530,724 78,55

9 Uang Pengganti TPK 32.210.200.000 11,931,057,599 37,04

10 Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

0 21,989,051 0,00

11 Penyelesaian TGR Non Bendahara 0 45,518,624 0,00

12 Penerimaan Belanja Pegawai TAYL 0 371.564.708 0,00

13 Penerimaan Belanja Barang TAYL 0 134.095.669 0,00

14 Penerimaan Belanja Modal TAYL 0 27.528.430 0,00

15 Anggaran lain-lain 0 1.113.070.400 0,00

Jumlah 69.627.605.255 211.950.483.827 304,41

Perbandingan realisasi PNBP Fungsional maupun Umum TA 2015 dan 2014,

disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini:

Page 22: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Tabel 6. Rincian Realisasi PNBP Fungsional TA 2015 dan 2014

Jenis Pendapatan TA 2015 TA 2014 NAIK

(TURUN)%

Jasa Giro 9.206.247.929 5.668.406.724 62,41

Hasil Denda 4.165.000.100 8.950.000.000 (53,46)

Ongkos Perkara 867.500 837.500 3,58

Uang Sitaan TPPU 5.775.061.445 100.000.000 5675,06

Uang Sitaan TPK 175.587.406.548 81.970.405.567 114,21

Gratifikasi 2.513.530.724 2.489.843.023 0,95

Uang Pengganti TPK 11.931.057.599 10.295.648.128 15,88

Penjualan Hasil Lelang TPK 14.425.100 0 0,00

JUMLAH 209.193.596.945 109.475.140.942 91,09

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada TA 2015, pendapatan denda mengalami

penurunan dibandingkan TA 2014.

Disisi lain pendapatan uang sitaan TPK dan uang sitaan TPPU meningkat. Hal ini

dikarenakan meningkatnya eksekusi atas putusan yang telah berkekuatan hukum

tetap/inkracht.

Pendapatan Jasa Giro pada TA 2015 juga mengalami kenaikan signifikan jika

dibandingkan dengan TA 2014. Kenaikan ini disebabkan oleh penutupan beberapa

rekening dari beberapa kasus yang telah inkracht.

Tabel 7. Rincian Realisasi PNBP Umum TA 2015 dan 2014

Jenis Pendapatan TA 2015 TA 2014 NAIK

(TURUN) %

Pemindahtanganan BMN 1.043.120.000 27.300.000 3720,95

Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

21.989.051 69.403.675 (68,32)

Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 134.095.669 277.835.091 (51,74)

Pendapatan Penyelesaian TGR Non Bendahara 45.518.624 6.263.330 625,75

Pendapatan anggaran lain-lain 1.113.070.400 21.447.556 5089,73

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 371.564.708 171.126.882 117,13

Penerimaan kembali Belanja Modal TAYL 27.528.430 0 0,00

JUMLAH 2.756.886.882 573.376.534 380,82

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada TA 2015 Pendapatan dari pemindahtanganan

BMN mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut berasal dari penjualan hasil lelang

aset tetap KPK berupa kendaraan sebesar Rp 1.043.120.000,00.

Pendapatan anggaran lain-lain sebesar Rp1.113.070.400,00 antara lain berasal dari

penyetoran hadiah uang Ramon Magsaysay Award sebesar Rp651.369.700,00 dan

dana saweran masyarakat untuk pembangunan Gedung KPK sebesar

Rp424.152.000,00. Sebesar Rp36.698.200,00 dari koreksi Pengembalian Belanja.

Selain disetorkan ke Kas Negara, terdapat pendapatan KPK yang berdasarkan

putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht) harus disetorkan ke

Page 23: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Realisasi Belanja Rp728.546.839.742,00

Kas Daerah atau lainnya. Pada TA 2015, pendapatan KPK yang disetorkan ke Kas

Daerah adalah sebesar Rp2.198.721.195,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 8. Pendapatan KPK yang Disetorkan Ke Kas Daerah/BUMN/BUMD

Dasar Putusan Jenis Penyetoran Jumlah

Pengadilan Tipikor Serang No.47 /PID.SUS-TPK/2014/PN.Srg Tanggal 2 Februari 2015

Uang rampasan, a.n Mamak Jamaksari

Pemkot Tangerang Selatan

2.198.721.195

B.2. Belanja

Realisasi Belanja KPK pada TA 2015 adalah sebesar Rp728.546.839.742,00 atau

81,05% dari anggaran belanja sebesar Rp898.908.900.000,00. Rincian anggaran

dan realisasi belanja TA 2015 tersaji sebagai berikut:

Tabel 9. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015

Uraian Anggaran Realisasi Belanja

% Real

Angg.

Belanja pegawai 375.428.357.000 311.073.456.732 82,86

Belanja Barang 212.918.112.000 145.535.538.625 68,35

Belanja Modal 310.562.431.000 276.083.801.075 88,90

Total Belanja Kotor 898.908.900.000 732.692.796.432 81,51

Pengembalian Belanja (4.145.956.690)

Total Belanja 898.908.900.000 728.546.839.742 81,05

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Gambar 2. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program pada TA 2015 adalah sebagai

berikut:

-

100.00

200.00

300.00

400.00

Belanjapegawai

Belanja Barang Belanja Modal

Mili

ar (

Rp

)

Anggaran Realisasi Belanja

Page 24: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Pengembalian

Belanja

Rp4.145.956.690,00

Tabel 10. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2015

Program Anggaran Realisasi Belanja

%

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPK

651.059.605.000 556.480.527.417 85,47

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 247.849.295.000 172.066.312.325 69,42

898.908.900.000 728.546.839.742 81,05

Terjadi hambatan dalam realisasi penyerapan anggaran pada TA 2015 yang

disebabkan oleh:

Adanya kebijakan internal Pimpinan untuk menunda rekrutmen pegawai non

Pegawai Negeri.

Efisiensi Operasional Perkantoran dan adanya sisa kontrak pembangunan gedung

baru KPK.

Adanya gugatan Praperadilan atas beberapa kasus yang ditangani KPK.

Instruksi penghematan perjalanan dinas sesuai Surat Menteri Keuangan Nomor

S-794/MK.02/2014 tanggal 1 Desember 2014 perihal Tindak Lanjut

Penghematan Anggaran Perjalanan Dinas/Meeting Konsinyering

Kementerian/Lembaga Tahun 2015.

Namun demikian, realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar

Rp171.548.883.484,00 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 11. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja

Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2015 TA 2014 Rp %

51 Belanja Pegawai 309.316.249.798 290.835.688.185 18.480.561.613 6.35

52 Belanja Barang 143.146.788.869 126.535.267.615 16.611.521.254 13.13

53 Belanja Modal 276.083.801.075 139.627.000.458 136.456.800.617 97.73

JUMLAH 728.546.839.742 556.997.956.258 171.548.883.484 30.80

Pengembalian Belanja

Sampai dengan akhir TA 2015, terdapat pengembalian belanja sebesar

Rp4.145.956.690,00 berasal dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Rincian

pengembalian belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Pengembalian Belanja TA 2015

Kode Jenis Belanja

Uraian Jenis Belanja Realisasi

Pengembalian

5113 Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 128.989.159

5115 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS 1.628.217.775

5211 Belanja Barang Operasional 20.701.530

5212 Belanja Barang Non Operasional 92.951.098

5221 Belanja Jasa 44.222.500

5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.457.311.166

5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 773.563.462

JUMLAH 4.145.956.690

Pengembalian belanja yang terkait dengan Belanja Pegawai diantaranya disebabkan

oleh pegawai yang keluar dari KPK tidak pada akhir bulan (tanggal 30 atau 31),

Page 25: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Belanja Pegawai Rp309.316.249.798,00

sehingga gaji yang telah dimintakan ke Kas Negara tidak dapat ditransfer seluruhnya

ke pegawai yang keluar tersebut.

Pengembalian Belanja Barang Non Operasional diantaranya berasal dari kegiatan

perekaman persidangan oleh beberapa universitas di daerah. Pengembalian Jasa

berasal dari pengembalian honorarium narasumber kegiatan yang diselenggarakan

oleh KPK. Sedangkan pengembalian belanja perjalanan dinas disebabkan terutama

oleh penggunaan metode langsung (SPM-LS Bendahara) untuk perjalanan dinas

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai pada TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp309.316.249.798,00 dan Rp290.835.688.185,00. Kenaikan realisasi belanja

pegawai antara lain disebabkan oleh pergeseran tingkat kompetensi dari para

pegawai. Rincian Belanja Pegawai disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 13. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2015 TA 2014 %

Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara

387.840.172 305.760.000 26,84

Belanja Tunj. Struktural Pejabat Negara

1.135.138.250 845.208.000 34,30

Belanja Tunj. PPh Pejabat Negara

1.133.232.762 859.877.522 31,79

Belanja Uang Kehormatan Pejabat Negara

115.644.500 86.580.000 33,57

Belanja Tunj. Fasilitas KPK 4.145.403.575 3.067.614.500 35,13

Belanja Gaji Pokok Pegawai Non PNS

152.704.115.526 145.790.130.015 4,74

Belanja Tunj. Pegawai Non PNS

101.230.303.883 95.387.125.468 6,13

Belanja Pembulatan Gaji Pegawai Non PNS

1.141.845 1.119.630 1,98

Belanja Tunjangan Lainnya Non PNS

50.220.636.219 45.258.195.467 10,96

Realisasi Belanja Bruto 311.073.456.732 291.601.610.602 6,68

Pengembalian Belanja 1.757.206.934 765.922.417 129,42

Realisasi Belanja Neto 309.316.249.798 290.835.688.185 6,35

Page 26: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran

Belanja Barang Rp143.146.788.869,00

Belanja Modal Rp276.083.801.075,00

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang pada TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

143.146.788.869,00 dan Rp126.535.267.615,00. Kenaikan Belanja Barang antara

lain disebabkan oleh kenaikan Belanja Barang Non Operasional, Belanja Jasa,

Belanja Pemeliharaan, dan Belanja Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Negeri. Rincian

Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 14. Perbandingan Belanja Barang TA 2015 dan 2014

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2015 TA 2014 %

Belanja Barang Operasional 9,524,240,529 11.393.794.702 (16,41)

Belanja Barang Non Operasional

28,449,401,139 24.104.567.702 18,02

Belanja Barang Persediaan 2,235,924,262 0 0,00

Belanja Jasa 47.558.671.247 41.308.058.435 15,13

Belanja Pemeliharaan 10.997.712.306 10.884.127.433 1,04

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri

44.088.018.644 39.100.848.269 12,75

Belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri

2.681.570.498 1.908.326.063 40,52

Realisasi Belanja Bruto 145.535.538.625 128.699.722.604 13,08

Pengembalian Belanja 2.388.749.756 2.164.454.989 10,36

Realisasi Belanja Neto 143.146.788.869 126.535.267.615 13,13

B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal pada TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp276.083.801.075,00 dan Rp139.627.000.458,00. Kenaikan Belanja Modal

antara lain disebabkan kenaikan Belanja Modal Peralatan dan Mesin serta Belanja

Modal Gedung dan Bangunan untuk kebutuhan pembangunan gedung baru KPK.

Rincian Belanja Modal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 15. Perbandingan Belanja Modal TA 2015 dan 2014

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2015 TA 2014 %

Belanja Modal Tanah 0 0 0,00

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

99.430.296.643 23.559.888.301 322,03

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

169.677.302.928 109.246.578.393 55,32

Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0,00

Belanja Modal Lainnya 6.976.201.504 6.820.533.764 2,28

Realisasi Belanja Bruto 276.083.801.075 139.627.000.458 97,73

Pengembalian Belanja 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 276.083.801.075 139.627.000.458 97,73

Page 27: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Kas di Bendahara

Pengeluaran

Rp600.000.000,00

Kas di Bendahara

Penerimaan

Rp504.270.428,00

Kas Lainnya dan Setara

Kas Rp0,00

Piutang Bukan Pajak

sebesar Rp534.231.138.102,00

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. ASET LANCAR

C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing

sebesar Rp600.000.000,00 dan Rp484.968.500,00 merupakan kas yang berasal dari

sisa Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.

Berdasarkan surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-10459/PB/2015 tanggal 10

Desember 2015, KPK diberikan dispensasi penggunaan sisa UP TA 2015 untuk

membiayai kegiatan penanganan kasus tindak pidana korupsi pada awal bulan Januari

2015 sebesar Rp600.000.000,00. Dengan demikian, KPK tidak menyetorkan sisa UP

tersebut ke Kas Negara, namun akan diperhitungkan dengan pemberian UP TA 2016.

C.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing

sebesar Rp504.270.428,00 dan Rp9.366.450,00 yang mencakup seluruh kas, baik

saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab

Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan

berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas sebesar Rp504.270.428,00 berasal

dari pembayaran uang pengganti terpidana Jacob Purwono dan telah disetor ke Kas

Negara tanggal 5 Januari 2016.

C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp0,00 dan Rp621.875.600,00 merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab

Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank

maupun uang tunai.

C.1.4. Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp534.231.138.102,00 dan Rp480.593.644.944,00 yang merupakan semua hak atau

klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan

belum diselesaikan pada tanggal laporan keuangan.

Rincian Piutang Bukan Pajak KPK per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Rincian Piutang Bukan Pajak Per Akun per 31 Desember 2015 dan 2014

Jenis Piutang 31 Des 2015 31 Des 2014 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Piutang Pendapatan Gratifikasi

267.603.761 742.741.679 (475.137.918) (63,97)

Uang Pengganti 517.911.668.584 479.470.161.753 38.441.506.831 8,02

Biaya Perkara 345.000 717.500 (372.500) (51,92)

Penerimaan Kembali Belanja TAYL

16.051.520.757 377.377.202 15.674.143.555 4153,44

Denda Keterlambatan Pekerjaan Pemerintah

0 2.646.810 (2.646.810) (100,00)

J u m l a h 534.231.138.102 480.593.644.944 53.637.493.158 11,16

Page 28: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

C.1.4.1. Piutang Pendapatan Gratifikasi

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp267.603.761,00 merupakan gratifikasi yang

telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2015

belum ada penyetoran ke Kas Negara, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 17. Rincian Piutang Bukan Pajak-Gratifikasi

No. Nama Pelapor Surat Keputusan

Saldo (Rp)

Nomor Tanggal

1 ALT KEP 374/01/X/2008

20.650.000

2 TL KEP 120/01-13/03/2010

2.500.000

3 HS KEP 54/01-13/02/2012 2-Feb-12 6.646.152

4 IHA KEP-500/01-13/07/2013 16-Jul-13 200.000

5 II KEP 800/01-13/11/2013 4-Nov-13 500.000

6 AAN KEP 970/01-13/12/2013 31-Dec-13 5.000.000

7 CJFM KEP-1229/01-13/10/2014 23-Oct-14 200.000

8 SPD KEP-1287/01-13/11/2014 4-Nov-14 200.000

9 A KEP-1360D/01-13/11/2014 28-Nov-14 78.000.000

10 A KEP 134/01-13/02/2015 10-Feb-15 35.000.000

11 AS KEP 221/01-13/03/2015 6-Mar-15 600.000

12 GP KEP 735/01-13/08/2015 1-Sep-15 500.000

13 SP KEP 996/01-13/10/2015 12-Oct-15 7.624.120

14 AZ KEP 1063/01-13/10/2015 2-Nov-15 1.300.000

15 TYA KEP 1087/01-13/10/2015 5-Nov-15 425.714

16 II KEP 1141/01-13/11/2015 23-Nov-15 450.000

17 ZR KEP 1191/01-13/12/2015 8-Dec-15 4.080.000

18 DL KEP 1193/01-13/12/2015 8-Dec-15 80.000

19 S KEP 1196/01-13/12/2015 8-Dec-15 36.789.614

20 HTO KEP 1214/01-13/12/2015 15-Dec-15 100.000

21 TD KEP 1216/01-13/12/2015 15-Dec-15 1.500.000

22 ILA KEP 1217/01-13/12/2015 15-Dec-15 3.500.000

23 NVA KEP 1219/01-13/12/2015 15-Dec-15 250.000

24 MRR KEP 1223/01-13/12/2015 16-Dec-15 400.000

25 CAW KEP 1246/01-13/12/2015 17-Dec-15 2.500.000

26 YFG KEP 1247/01-13/12/2015 17-Dec-15 200.000

27 BW KEP 1249/01-13/12/2015 18-Dec-15 2.034.500

28 MS KEP 1259/01-13/12/2015 28-Dec-15 1.500.000

29 S KEP 1264/01-13/12/2015 28-Dec-15 500.000

30 TS KEP 1265/01-13/12/2015 28-Dec-15 3.050.000

31 DM KEP 1270/01-13/12/2015 30-Dec-15 12.617.670

32 VRM KEP 1276/01-13/12/2015 30-Dec-15 1.500.000

Jumlah Dipindahkan 230.576.488

Page 29: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

No. Nama Pelapor Surat Keputusan

Saldo (Rp)

No Tgl

Jumlah Pindahan 230.576.488

33 ECS KEP 1279/01-13/12/2015 30-Dec-15 1.000.000

34 MS KEP 1280/01-13/12/2015 30-Dec-15 500.000

35 DI KEP 1281/01-13/12/2015 30-Dec-15 735.274

36 MRR KEP 1284/01-13/12/2015 30-Dec-15 900.000

37 S KEP 1287/01-13/12/2015 30-Dec-15 1.000.000

38 DK KEP 1289/01-13/12/2015 30-Dec-15 1.000.000

39 DK KEP 1290/01-13/12/2015 30-Dec-15 1.000.000

40 PRJ KEP 1291/01-13/12/2015 30-Dec-15 242.000

41 AS KEP 1295/01-13/12/2015 31-Dec-15 50.000

42 IW KEP 1296/01-13/12/2015 31-Dec-15 15.000.000

43 FD KEP 1299/01-13/12/2015 31-Dec-15 13.000.000

44 MDS KEP 1304/01-13/12/2015 31-Dec-15 2.600.000

Total 267.603.761

Saat laporan ini selesai disusun pada tanggal 25 April 2016, Pelapor gratifikasi yang

telah menyelesaikan kewajibannya ke Kas Negara adalah AS, GP, SP, AZ, TYA, II, DL, S,

HTO, TD, ILA, NVA, MRR, CAW, BW, MS, S, TS, MS, DI, MRR, DK, PRJ, AS, FD, DM, DK, dan

MDS.

C.1.4.2. Piutang Uang Pengganti

Uang Pengganti sebesar Rp517.911.668.584,00 merupakan uang yang harus dibayar

terpidana sehubungan dengan korupsi yang dilakukannya. Rincian Uang Pengganti

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Piutang Uang Pengganti dicatat berdasarkan amar putusan yang sudah berkekuatan

hukum tetap. KPK melakukan upaya penagihan Piutang Uang Pengganti selama

Terpidana menjalani masa hukuman pokok. Untuk memantau masa hukuman

Terpidana, KPK melakukan pemantauan dengan mendasarkan pada data masa

penahanan Terpidana yang diperoleh dari Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia.

Berdasarkan Surat Dirjen PAS Nomor PAS.01.05.06-229 perihal Penyerahan SK Menteri

Hukum dan HAM RI tentang Pembebasan Bersyarat Terpidana a.n Syamsul Arifin dan

Surat Kepala Lapas Sukamiskin Nomor W11.PAS.PAS1.PK.01.01.02 tentang

Permintaan Data Ekspirasi, KPK melakukan penghapusan Piutang Uang Pengganti di

tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 18. Rincian Penghapusan Piutang Uang Pengganti TA 2015

No. Terpidana Saldo Piutang

(Rp)

1. Syamsul Arifin 17.115.608.057

2. Yusak Yaluwo 45.772.287.123

3. Putranefo Alexander Prayugo 89.329.245.016

T o t a l 152.217.140.196

Page 30: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Penyisihan Piutang Tak

Tertagih – Piutang

Bukan Pajak

Rp3.678.314.321,00

Penghapusan Piutang Uang Pengganti juga didasarkan pada Surat Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan Nomor S-73/K.1/KSAP/X/2010 tanggal 6 Oktober 2010 yang

menyatakan bahwa:

Penghapusan Piutang Uang Pengganti tidak mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah akan tetapi

mengikuti mekanisme penyelesaian sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sehingga perlakuannya adalah

Piutang Uang Pengganti akan dihapuskan secara mutlak dari Neraca apabila:

1. Uang Pengganti telah dibayar lunas oleh terpidana.

2. Harta benda terpidana disita untuk kemudian dilelang.

3. Terpidana telah menjalani tambahan pidana penjara sebagai substitusi darii

kewajiban membayar Uang Pengganti (subsider).

C.1.4.3. Piutang Biaya Perkara

Biaya perkara sebesar Rp345.000,00 merupakan biaya yang dikenakan terhadap para

terpidana sehubungan dengan perkara yang disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi. Rincian biaya perkara selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 2.

C.1.4.4. Penerimaan Kembali Belanja TAYL

Piutang Penerimaan Kembali Belanja TAYL per 31 Desember 2015 sebesar

Rp16.051.520.757,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 19. Rincian Piutang Bukan Pajak- Penerimaan Kembali Belanja TAYL

No. Penyedia Barang/Jasa Jumlah (Rp)

1. PT Grha Humaindo Manajemen 4.098.810

2. PT. Asuransi Jiwa Recapital 297.630.504

3. CV. Century Utama Lestari 1.792.500

4. PT. Nusantara Compnet Integrator 1.892.927.520

5. PT. Cometco Kreasi Prima 6.458.408.128

6. PT. Vivastor Techno Logica-PT. HP Berca Servisindo 3.657.799.805

7. PT. Hutama Karya 3.405.150.888

8. PT. Artefak Arkindo 23.170.408

9. PT. Mitreka Solusi Indonesia 310.542.194

T o t a l 16.051.520.757

Pada tanggal 25 April 2015 seluruh penyedia telah menyelesaikan kewajibannya ke Kas

Negara.

C.1.5. Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2015

dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.678.314.321,00 dan

Rp3.489.128.038,00 merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka

pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Page 31: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Bagian Lancar TGR Neto

Rp30.205.593,00

Belanja Dibayar Di

Muka

Rp1.005.762.308,00

Persediaan Rp308.287.063.016,00

C.1.6. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR) per 31 Desember 2015 sebesar

Rp30.357.380,00 merupakan ganti rugi atas hilangnya BMN oleh pegawai KPK.

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TGR per 31 Desember 2015 adalah

sebesar Rp151.787,00.

Dengan demikian, Bagian Lancar TGR neto per 31 Desember 2015 adalah sebesar

Rp30.205.593.00.

C.1.7. Belanja Dibayar Di Muka

Belanja Dibayar Di Muka per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp1.005.762.308,00 dan Rp17.902.090.307,00. Belanja Dibayar Di Muka merupakan

pengeluaran belanja yang telah dapat ditentukan penggunaannya, namun belum

menerima manfaat baik berupa barang/jasa atas pengeluaran tersebut.

Saldo Belanja Dibayar Di Muka per 31 Desember 2015 sebesar Rp1.005.762.308,00

merupakan pembayaran untuk; Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi sebesar

Rp558.429.429,00 dan Sewa lisensi sebesar Rp447.332.879,00.

C.1.8. Persediaan

Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp308.287.063.016,00 dan Rp27.787.711.285,00. Persediaan merupakan jenis aset

dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Jenis Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Rincian Persediaan

Jenis Persediaan 31 Des 2015 31 Des 2014

Barang Konsumsi Rp 1.585.763.454 1.318.090.701

Amunisi Rp 408.379.235 408.379.235

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 234.165.632 203.166.429

Suku Cadang Rp 5.992.750 6.387.250

Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

Rp 13.326.221.004 0

Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat

Rp 292.571.185.072 25.681.337.897

Bahan Baku Rp 132.127.361 99.118.555

Persediaan Untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga Rp 9.059.500 30.019.870

Persediaan Lainnya Rp 14.169.008 41.211.348

Total Rp 308.287.063.016 27.787.711.285

Persediaan Lainnya untuk Dijual atau diserahkan ke Masyarakat adalah persediaan yang

berasal dari barang rampasan para terpidana KPK yang telah inkracht dan perangkat

sosialisasi Direktorat Dikyanmas, termasuk di dalamnya 19 barang rampasan yang telah

inkracht namun belum dilakukan penilaian sehingga untuk kebutuhan pencatatan

diberikan nilai Rp1,00. Rincian barang persediaan dan kondisinya dapat dilihat dalam

Lampiran 4.

Page 32: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Aset tetap Rp1.019.965.428.176

C.2. ASET TETAP

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp1.019.965.428.176,00 dan Rp433.161.530.388,00 merupakan aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan

operasional entitas. Rincian Aset Tetap KPK adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Rincian Aset Tetap

No. Aset 31 Des 2015 31 Des 2014 Kenaikan/

(Penurunan)

1 Tanah 453.819.842.500 128.412.767.500 325.407.075.000

2 Peralatan dan Mesin 257.389.629.778 237.737.713.814 19.651.915.964

3 Gedung dan Bangunan

79.208.112.060 129.000.060 79.079.112.000

4 Jalan. Irigasi. dan Jaringan

102.189.074.090 96.080.554.350 6.108.519.740

5 Aset tetap lainnya: 6.536.859.829 51.465.451.805 (44.928.591.976)

6 KDP 369.524.671.764 126.238.958.673 243.285.713.091

Jumlah 1.268.668.190.021 640.064.446.202 628.603.743.819

Akumulasi Penyusutan

(248.702.761.845) (206.902.915.814) (41.799.846.031)

Jumlah 1.019.965.428.176 433.161.530.388 586.803.897.788

Penambahan Aset Tetap dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal terdapat

perbedaan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 22. Rincian Penambahan Aset Tetap

Realisasi Belanja Modal TA 2015 276.083.801.075

Penambahan: 422.796.962.639

Transfer Masuk Tanah dan Gedung C1 404.424.862.000

Kapitalisasi ATR ke Gedung C1 61.325.000

Reklas Masuk 231.475.000

Hibah Masuk 368.496.284

Reklas KDP dari Tahun 2014 17.120.525.991

Reklas masuk dari Aset Lainnya 80.800.000

Koreksi Nilai Tambah 509.478.364

Pengurangan: (70.277.019.895)

Reklas ke Aset Tak Berwujud ( 6.241.394.907 )

Reklas ke Aset Lain-lain (Penghentian Aset) ( 2.597.357.198 )

Reklas Keluar ( 231.000.000 )

Koreksi Nilai Kurang (509.478.364)

Reklas Keluar Berdasarkan Audit BPK (841.345.458)

Reklas Keluar Aset Tetap Renovasi Gedung C-1 (45.241.966.976)

Reklas Keluar Berdasarkan Reviu PI ( 14.614.476.992 )

Mutasi Penambahan Aset 2015 628.603.743.819

Daftar rincian aset tetap dan penyusutannya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 33: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Tanah

Rp453.819.842.500,00

Nilai Buku Peralatan

dan Mesin

Rp48.228.376.135,00

Posisi Aset Tetap pada Neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada SIMAK BMN

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 23. Rincian Aset Tetap di Neraca dan SIMAK BMN

No. Uraian Aset Tetap dalam

Neraca (Rp) Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

1. Tanah 453.819.842.500 453.819.842.500 0

2. Peralatan dan Mesin 257.389.629.778 257.389.629.778 0

3. Gedung dan Bangunan 79.208.112.060 79.208.112.060 0

4. Jalan. Irigasi. dan Jaringan 102.189.074.090 102.189.074.090 0

5. Aset Tetap Lainnya: 6.536.859.829 6.536.859.829 0

6 KDP 369.524.671.764 369.524.671.764 0

Jumlah 1.268.668.190.021 1.268.668.190.021 0

Akumulasi Penyusutan (248.702.761.845) (248.702.761.845) 0

Nilai Buku Aset Tetap 1.019.965.428.176 1.019.965.428.176 0

C.2.1. Tanah

Nilai Tanah per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp453.819.842.500,00 dan Rp128.412.767.500,00. Rincian mutasi nilai Tanah dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 24. Rincian Mutasi Nilai Tanah

Saldo per 31 Desember 2014 128.412.767.500

Penambah

Transfer Masuk 325.407.075.000

Pengurang 0

Nilai Buku Per 31 Desember 2015 453.819.842.500

Saldo awal senilai Rp128.412.767.500,00 merupakan tanah KPK seluas 8.663 m2

terletak di Jl. H.R. Rasuna Said No. 565 Guntur Setiabudi Jakarta Selatan. Tanah tersebut

diperoleh dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan

berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor BAST-02/KN/2009 tanggal 17 Februari

2009. Pada tanggal 2 November 2010, KPK telah menerima Sertifikat Hak Pakai Nomor

155 atas tanah tersebut dari Badan Pertanahan Nasional.

Sedangkan transfer masuk sebesar Rp325.407.075.000,00 merupakan tanah seluas

6.531 m2 terletak di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1, Karet Setiabudi Jakarta Selatan yang

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret

2015 ditetapkan status penggunaan Barang Milik Negara eks Badan Penyehatan

Perbankan Nasional untuk Komisi Pemberantasan Korupsi.

C.2.2. Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan

2014 adalah sebesar Rp257.389.629.778,00 dan Rp224.881.586.890,00. Sedangkan

nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi

akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp48.228.376.135,00.

Page 34: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 25. Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin

Saldo per 31 Desember 2014 237.737.713.814

Mutasi Masuk:

Realisasi belanja modal dari Rupiah Murni (532111) 93.321.776.903

Realisasi belanja modal dari Rupiah Murni (536111) 421.431.597

Reklas masuk dari Aset Lainnya 80.800.000

Hibah Masuk & Koreksi Nilai Tambah 1.109.449.648

Jumlah Mutasi Masuk 94.933.458.148

Mutasi Keluar:

Reklas ke Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan 72.156.340.922

Penghentian aset dari penggunaan 2.597.357.198

Koreksi Nilai Kurang 509.478.364

Reklas atas Audit BPK 18.365.700

Jumlah Mutasi Keluar (75.281.542.184)

Saldo per 31 Desember 2015 257.389.629.778

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2015 (209.161.253.643)

Nilai Buku Per 31 Desember 2015 48.228.376.135

Rincian per Jenis Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut:

Tabel 26. Rincian per Jenis Peralatan dan Mesin

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Alat Besar Darat 131.037.500 131.037.500

Alat Bantu 155.598.653 67.210.000 222.808.653

Alat Angkut Darat Bermotor 14.344.555.699 1.800.275.000 1.392.915.000 14.751.915.699

Alat Angkut Darat Tak Bermotor

117.387.757 25.960.000 143.347.757

Alat Bengkel Bermesin 117.695.960 24.750.000 142.445.960

Alat Bengkel Tak Bermesin 130.032.163 130.032.163

Alat Ukur 95.831.725 64.295.000 160.126.725

Alat Kantor 27.818.681.851 35.983.041.943 35.484.613.766 28.317.110.028

Alat Rumah Tangga 15.209.747.695 2.857.148.110 1.374.590.481 16.692.305.324

Alat Studio 17.058.629.607 1.002.703.060 336.723.310 17.724.609.357

Alat Komunikasi 72.047.562.605 21.936.982.014 21.881.913.425 72.102.631.194

Peralatan Pemancar 8.271.988.425 5.069.389.201 13.341.377.626

Peralatan Komunikasi Navigasi

3.750.000 3.750.000

Alat Kedokteran 31.008.086 1.150.000 32.158.086

Unit Alat Laboratorium 72.974.697 72.974.697

Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir

20.025.000 20.025.000

Unit Alat Laboratorium Elektronika

59.400.000 59.400.000

Unit Alat Laboratorium Lingkungan Hidup

625.116.470 625.116.470

Page 35: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Nilai Buku Gedung dan

Bangunan

Rp61.170.213.472,00

Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi

3.918.750 3.918.750

Senjata Api 1.130.390.167 1.130.390.167

Persenjataan Non Senjata Api

918.325.000 918.325.000

Alat Khusus Kepolisian 102.786.129 53.192.846 155.978.975

Komputer Unit 43.280.405.679 142.639.314 40.574.700 43.382.470.293

Peralatan Komputer 35.830.651.946 25.883.061.450 14.770.211.502 46.943.501.894

Alat Eksplorasi Topografi 8.360.000 8.360.000

Alat Deteksi 0 21.660.210 21.660.210

Alat Pelindung 142.436.250 142.436.250

Alat SAR 7.700.000 7.700.000

Unit Peralatan Proses/ Produksi

1.716.000 1.716.000

Total 237.737.713.814 94.933.458.148 75.281.542.184 257.389.629.778

Transaksi penambahan berupa penambahan dari pembelian peralatan penunjang

operasional gedung. peralatan rumah tangga. peralatan perkantoran. dan sistem pusat

pemantauan.

C.2.3. Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp79.208.112.060,00 dan Rp129.000.060,00. Rincian mutasi nilai Gedung dan

Bangunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 27. Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan

Saldo per 31 Desember 2014 129.000.060

Mutasi Masuk:

Transfer Masuk 79.017.787.000

Kapitalisasi atas Nilai ATR TA 2015 61.325.000

Jumlah Mutasi Masuk 79.079.112.000

Mutasi Keluar:

Jumlah Mutasi Keluar 0

Saldo per 31 Desember 2015 79.208.112.060

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2015 (18.037.898.588)

Nilai Buku Per 31 Desember 2015 61.170.213.472

Transfer masuk senilai Rp79.017.787.000,00 merupakan nilai gedung dan bangunan

terletak di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1, Karet Setiabudi Jakarta Selatan yang

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret

2015 ditetapkan status penggunaan Barang Milik Negara eks Badan Penyehatan

Perbankan Nasional untuk Komisi Pemberantasan Korupsi.

Penambahan Gedung dan Bangunan apabila dibandingkan dengan realisasi belanja

modalnya terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp 169.677.302.928

Mutasi penambahan aset Rp 0

Selisih Rp 169.677.302.928

Page 36: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Nilai Buku Jalan, Irigasi,

dan Jaringan

Rp80.685.464.476,00

Nilai Buku Aset Tetap Lainnya Rp6.536.859.829,00

Selisih sebesar Rp169.677.302.928.00 menjadi realisasi Kontruksi Dalam Pengerjaan.

Rincian per Jenis Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 28. Rincian per Jenis Gedung dan Bangunan

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Bangunan Gedung Tempat Kerja

22.900.000 79.079.112.000 79.102.012.000

Tugu/Tanda Batas 106.100.000 106.100.000

Total 129.000.000 79.079.112.000 0 79.208.112.000

C.2.4. Jalan. Irigasi dan Jaringan

Nilai Jalan. Irigasi. dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing

sebesar Rp102.189.074.090,00 dan Rp96.080.554.350,00. Sedangkan nilai buku

Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp80.685.464.476,00 yaitu nilai

perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp21.503.609.614,00.

Tabel 29. Tabel Penyusutan Jalan. Irigasi. dan Jaringan

No Jenis Aset

Tetap Manfaat

Nilai Bruto Akm.

Penyusutan Awal

Penyusutan TA 2015

AKM Penyusutan s.d TA 2015

Nilai Buku Per 31 Des 2015

1 Instalasi Pertahanan

30 101.555.995.578 17.537.834.660 3.601.480.713 21.139.315.373 80.416.680.205

2 Jaringan Telpon

20 633.078.512 332.640.316 31.653.926 364.294.242 268.784.270

Jumlah 102.189.074.090 17.870.474.976 3.633.134.638 21.503.609.614 80.685.464.476

C.2.5. Aset Tetap Lainnya

Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp6.536.859.829,00 dan Rp51.465.451.805,00 terdiri dari Aset Tetap

Dalam Renovasi sebesar Rp4.589.108.391,00 dan Aset Tetap Lainnya sebesar

Rp1.947.751.438,00. Tidak ada penyusutan untuk Aset Tetap Lainnya.

C.2.5.1. Aset Tetap Dalam Renovasi

Saldo Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp4.589.108.391,00 dan Rp49.769.750.367,00.

Rincian Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

Tabel 30. Rincian Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2015

URAIAN Jumlah

Aset Renovasi Gedung Uppindo Rp 1.944.720.041

Aset Renovasi Gedung Wisma Pertamina Rp 99.841.500

Aset Renovasi Gedung Meneg BUMN Rp 705.118.484

Aset Renovasi Rutan Guntur Rp 1.791.378.708

Aset Renovasi Gedung Kemenkumham Rp 48.049.658

JUMLAH Rp 4.589.108.391

Dengan telah ditetapkannya status penggunaan Barang Milik Negara eks Badan

Penyehatan Perbankan Nasional untuk KPK, maka nilai Aset Tetap Renovasi pada

Gedung C-1 sebesar Rp45.241.966.976,00 direklas ke dalam nilai gedung dan

bangunan.

Page 37: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Konstruksi Dalam

Pengerjaan

Rp369.524.671.764,00

Nilai Buku Aset Lainnya

Rp38.999.102.783,00

C.2.5.2. Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar dan Rp1.947.751.438,00 dan Rp1.695.701.438,00. Rincian Aset Tetap Lainnya

Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 31. Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya

Saldo per 31 Desember 2014 1.695.701.438

Penambahan:

Realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya (536111) 252.050.000

Pengurangan

Saldo per 31 Desember 2015 1.947.751.438

Penambahan Aset Tetap Lainnya tersebut diperoleh dari belanja Modal lainnya berupa

pengadaan buku perpustakaan pada bulan Desember TA 2015 yang terdiri dari 567

item buku.

C.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp369.524.671.764,00 dan Rp126.238.958.673,00 yang merupakan

total biaya yang dapat dialokasikan sampai dengan 31 Desember 2015 untuk

pembangunan serta nilai peralatan dan mesin penunjang kebutuhan di gedung baru

KPK. Rincian tersebut terdiri dari:

Tabel 32. Rincian Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan

No. Konstruksi Dalam Pengerjaan 31 Desember 2015

1. Peralatan dan Mesin Dalam Pengerjaan 59.916.205.468

2. Gedung dan Bangunan Dalam Pengerjaan 309.608.466.296

Jumlah 369.524.671.764

C.3. ASET LAINNYA

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp38.999.102.783,00 dan Rp33.824.271.903,00 merupakan aset yang tidak dapat

dikelompokkan menjadi Aset Lancar dan Aset Tetap.

Aset Lainnya pada tanggal pelaporan tersebut terdiri dari:

Tabel 33. Rincian Aset Lainnya

No. Aset 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1. Aset Tak Berwujud 38.490.057.783 33.045.612.876

2. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan

486.407.806 0

3. Aset Lain-lain 1.871.994.974 778.659.027

Jumlah 40.848.460.563 33.824.271.903

Akumulasi Penyusutan (1.849.357.780) (754.501.894)

Nilai Buku Aset Lainnya 38.999.102.783 33.069.770.009

Page 38: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Aset Tak Berwujud

Rp38.490.057.783,00

Aset Tak Berwujud

Dalam Pengerjaan

Rp486.407.806,00

Nilai Buku Aset Lain-lain

Rp22.637.194,00

C.3.1. Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp38.490.057.783,00 dan Rp33.045.612.876,00. Aset Tak Berwujud

merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki. tetapi tidak mempunyai wujud

fisik. Aset Tak Berwujud di KPK berupa perangkat lunak yang digunakan untuk

menunjang operasional kantor.

Mutasi nilai Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 34. Rincian Mutasi Aset Tak Berwujud

Saldo per 31 Desember 2014 33.045.612.876

Penambah

Realisasi Belanja Modal Lainnya 6.241.394.907

Pengurang

Reklas Keluar (796.950.000)

Nilai Buku Per 31 Desember 2015 38.490.057.783

Rincian Aset Tak Berwujud dapat dilihat pada Lampiran 6.

C.3.2. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan

Saldo Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp486.407.806,00 dan Rp0,00 merupakan aplikasi e-LHKPN

yang dalam proses penyelesaian pengerjaan seluruh modulnya.

C.3.3. Aset Lain-Lain

Nilai perolehan Aset Lain-lain per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp1.871.994.974,00 dan Rp778.659.027,00. Sedangkan nilai buku Aset Lain–Lain

pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi

penyusutannya adalah sebesar Rp22.637.194,00.

Rincian per Jenis Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:

Tabel 35. Rincian per Jenis Aset Lain-lain

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Alat Bantu 725.816 725.816

Alat Angkut Darat Bermotor 121.667.000 1.392.915.000 1.500.775.000 13.807.000

Alat Angkut Darat Tak Bermotor

1.573.340 1.573.340

Alat Kantor 14.722.596 133.606.894 148.329.490

Alat Rumah Tangga 226.444.933 741.122.481 197.041 967.370.373

Alat Studio 101.276.796 288.653.310 5.558.520 384.371.586

Alat Komunikasi 45.274.928 11.226.411 7.011.400 49.489.939

Peralatan Pemancar 12.483.250 12.483.250

Alat Kedokteran 10.357.768 10.357.768

Senjata Api 12.009.833 12.009.833

Komputer Unit 195.472.570 40.574.700 8.844.990 227.202.280

Peralatan Komputer 36.650.197 7.624.102 44.274.299

Total 778.659.027 2.615.722.898 1.522.386.951 1.871.994.974

Page 39: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca

Utang kepada Pihak

Ketiga

Rp7.072.120.741,00

Uang muka dari KPPN

Rp600.000.000,00

Ekuitas

Rp1.892.272.535.344

C.4. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

C.4.1. Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing

sebesar Rp7.072.120.741,00 dan Rp6.968.014.776,00 merupakan beban belanja yang

masih harus dibayar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 36. Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga

Akun Uraian Rupiah

511512 Kompensasi Insentif Tidak Tetap Pegawai bulan Oktober-Desember 2015

6.425.282.358

511511 Kekurangan Gaji Desember 2015 18.349.737

511511 Rapel Pergeseran Gaji Pegawai TMT s.d 31 Des 2015

316.531.447

511512 Rapel Pergeseran Pegawai TMT s.d 31 Des 2015 18.168.895

511513 Rapel Pergeseran Pembulatan Gaji Pegawai TMT s.d 31 Des 2015

9.158

522111 Tagihan PT. PLN (Listrik) Bulan Desember 2015 215.593.621

522112 Tagihan Telpon Bulan Desember 2015 40.127.582

522113 Tagihan PAM (Air) Bulan Desember 2015 38.057.943

Jumlah 7.072.120.741

C.4.2. Uang Muka dari KPPN

Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar

Rp600.000.000,00 dan Rp484.968.500,00 merupakan UP/TUP yang masih berada

pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

C.5. EKUITAS

Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp1.892.272.535.344,00 dan Rp982.762.161.555,00. Ekuitas adalah merupakan

kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian

lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Page 40: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional

Pendapatan PNBP

Rp683.508.590.892,00

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN

OPERASIONAL

D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014

adalah sebesar Rp683.508.590.892,00 dan Rp0,00. Pendapatan tersebut terdiri dari:

Tabel 37. Rincian Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jenis Pendapatan TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Pendapatan Jasa Giro 9.206.247.929 0 9.206.247.929 0,00

Pendapatan Hasil Denda 4.165.000.100 0 4.165.000.100 0,00

Pendapatan Ongkos Perkara

495.000 0 495.000 0,00

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK

14.425.100 0 14.425.100 0,00

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPPU

5.775.061.445 0 5.775.061.445 0,00

Pendapatan Uang Sitaan TPK

175.587.406.548 0 175.587.406.548 0,00

Pendapatan Gratifikasi 2.029.026.356 0 2.029.026.356 0,00

Pendapatan Uang Pengganti TPK

203.093.975.054 0 203.093.975.054 0,00

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

19.342.241 0 19.342.241 0,00

Pendapatan Anggaran Lain-lain

454.496.600 0 454.496.600 0,00

Pendapatan Sitaan/Rampasan

283.163.114.519 283.163.114.519 0,00

JUMLAH 683.508.590.892 0 683.508.590.892 0,00

Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan-LO yang berasal dari bunga bank atas

saldo pada rekening giro KPK dan rekening penampungan sementara uang sitaan dari

para terpidana KPK yang telah ditutup.

Pendapatan Hasil Denda adalah pendapatan yang berasal dari denda terpidana KPK

berdasarkan putusan sidang yang telah inkracht.

Pendapatan Ongkos Perkara adalah pendapatan dari ongkos perkara yang dibebankan

kepada para terpidana KPK mulai Pengadilan Negeri sampai dengan tingkat

pengadilan yang menghasilkan keputusan berkekuatan hukum tetap.

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK adalah pendapatan hasil penjualan atas

barang sitaan yang dirampas untuk negara dari para terpidana KPK berdasarkan

putusan pengadilan yang telah inkracht.

Pendapatan Uang Sitaan TPK merupakan pendapatan atas setoran Uang Sitaan yang

dirampas untuk negara dari para terpidana KPK berdasarkan putusan pengadilan yang

telah inkracht.

Pendapatan Gratifikasi adalah pendapatan atas gratifikasi yang telah ditetapkan

sebagai milik negara berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan KPK.

Pendapatan Uang Pengganti TPK adalah pendapatan yang berasal dari pidana

tambahan kepada terpidana KPK berdasarkan putusan sidang yang telah inkracht.

Page 41: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional

Beban Pegawai

Rp309.193.626.269,00

Beban Persediaan Rp4.056.449.885,00

Beban Barang dan Jasa Rp84.999.584.988,00

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian atas Pekerjaan Pemerintah adalah

pendapatan yang berasal dari denda kepada penyedia barang/jasa yang melewati

batas waktu penyelesaian pekerjaan sesuai kontrak yang telah disepakati.

Pendapatan Anggaran Lain-lain merupakan pendapatan yang diterima KPK dari dana

saweran masyarakat untuk pembangunan gedung KPK dan hadiah Ramon Magsaysay.

Pendapatan Sitaan/Rampasan merupakan pendapatan atas barang rampasan yang

telah berkekuatan hukum tetap dan masuk ke dalam saldo persediaan yang akan

diserahkan kepada Masyarakat.

D.2. Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp309.193.626.269,00 dan Rp0,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi,

yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada

pejabat negara, Pegawai Tetap, Pegawai Negeri yang Dipekerjakan, dan Pegawai Tidak

Tetap.

Tabel 38. Rincian Beban Pegawai

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Beban Gaji 152.303.024.377 0 152.303.024.377 0,00

Beban Tunjangan-tunjangan 156.890.601.892 0 156.890.601.892 0,00

JUMLAH 309.193.626.269 0 309.193.626.269 0,00

D.3. Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp4.056.449.885,00 dan Rp0,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk

mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai. Rincian Beban Persediaan

TA 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 39. Rincian Beban Persediaan

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Beban Persediaan Konsumsi 2.498.719.658 0 2.498.719.658 0,00

Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan

220.793.088 0 220.793.088 0,00

Beban Persediaan Suku Cadang 285.000 0 285.000 0,00

Beban Persediaan Bahan Baku 1.225.964.869 0 1.225.964.869 0,00

Beban Persediaan Untuk Tujuan Strategis

71.825.690 0 71.825.690 0,00

Beban Persediaan Lainnya 38.861.580 0 38.861.580 0,00

JUMLAH 4.056.449.885 0 4.056.449.885 0,00

D.4. Beban Barang dan Jasa

Beban Barang dan Jasa pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp84.999.584.988,00 dan Rp0,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas

barang dan jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban

Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Page 42: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional

Beban Pemeliharaan Rp11.333.896.213,00

Beban Perjalanan Dinas Rp44.502.016.314,00

Tabel 40. Rincian Beban Barang dan Jasa

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Beban Barang Operasional 20.762.747.979 0 20.762.747.979 0,00

Beban Barang Non Operasional 15.904.868.132 0 15.904.868.132 0,00

Beban Langganan Daya dan Jasa 6.372.524.013 0 6.372.524.013 0,00

Beban Jasa Pos dan Giro 906.021.554 0 906.021.554 0,00

Beban Jasa Profesi 6.614.813.925 0 6.614.813.925 0,00

Beban Sewa 18.965.822.134 0 18.965.822.134 0,00

Beban Jasa Lainnya 15.472.787.251 0 15.472.787.251 0,00

JUMLAH 84.999.584.988 0 84.999.584.988 0,00

D.5. Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp11.333.896.213,00 dan Rp0,00. Beban pemeliharaan merupakan beban yang

dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke

dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan Tahun 2015 dan 2014 adalah

sebagai berikut:

Tabel 41. Rincian Beban Pemeliharaan

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

1.246.768.715 0 1.246.768.715 0,00

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

9.401.041.438 0 9.401.041.438 0,00

Beban Pemeliharaan Lainnya 686.086.060 0 686.086.060 0,00

JUMLAH 11.333.896.213 0 11.333.896.213 0,00

D.6. Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp44.502.016.314,00 dan Rp0,00. Beban tersebut adalah merupakan beban yang

terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.

Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 42. Rincian Beban Perjalanan Dinas

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Beban Perjalanan Biasa 32.054.564.731 0 32.054.564.731 0,00

Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota

1.025.225.004 0 1.025.225.004 0,00

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota

1.845.807.596 0 1.845.807.596 0,00

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

7.668.411.947 0 7.668.411.947 0,00

Beban Perjalanan Dinas Lainnya 1.908.007.036 0 1.908.007.036 0,00

JUMLAH 44.502.016.314 0 44.502.016.314 0,00

Page 43: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional

Beban Barang Yang Diserahkan ke Masyarakat Rp15.440.104.27700

Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp28.922.169.106,00

Beban Penyisihan Piutang tak Tertagih Rp152.406.109.847,00

D.7. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

Beban Barang Yang Diserahkan Ke Masyarakat untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp15.440.104.277,00 dan Rp0,00. Beban tersebut

merupakan beban persediaan hasil dari barang rampasan dan bagian dari program

dikyanmas untuk kegiatan anti korupsi.

D.8. Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp28.922.169.106,00 dan Rp0,00. Beban penyusutan

merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang

dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat

ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi per 31

Desember tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 43. Rincian Beban Penyusutan

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI TA 2015 TA 2014

Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin

23.569.237.325 0 23.569.237.325 0,00

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan

1.866.589.424 0 1.866.589.424 0,00

Beban Peyusutan Jalan, Irigasi, dan Jaringan

3.633.134.638 0 3.633.134.638 0,00

Beban Penyusutan Aset Lainnya (146.792.281) 0 (146.792.281) 0,00

Jumlah Penyusutan 28.922.169.106 0 28.922.169.106 0,00

Jumlah Amortisasi 0 0 0 0,00

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi

28.922.169.106 0 28.922.169.106 0,00

D.9. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi

ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak

Tertagih pada Tahun 2015 dan Tahun 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp152.406.109.847,00 dan Rp0,00. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 44. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek

152.406.109.847 0 152.406.109.847 0,00

JUMLAH 152.406.109.847 0 152.406.109.847 0,00

Sedangkan rincian beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek

adalah sebagai berikut:

Page 44: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional

Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Rp3.753.309,00

Tabel 45. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Jangka Pendek

URAIAN TA 2015 TA 2014 Beban Penyisihan

Penyisihan Piutang UP 3,652,310,780 3,460,103,247 192,207,533

Penyisihan Piutang Gratifikasi 24,372,269 26,747,958 (2,375,689)

Penyisihan Piutang Biaya Perkara 113,663 376,713 (263,051)

Penyisihan Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL

1,517,609 1,886,886 (369,277)

Penyisihan Piutang Denda Keterlambatan atas Pekerjaan Pemerintah

0 13,234 (13,234)

Penyisihan TGR 151,787 368,419 (216,632)

Jumlah Beban atas Penyisihan Piutang

3,678,466,108 3,489,496,457 188,969,651

Beban atas Penghapusan Piutang UP TA 2015

152,217,140,196 0 152,217,140,196

TOTAL BEBAN PENYISIHAN PIUTANG 152.406.109.847

D.10. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban

yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas.

Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 adalah

sebagai berikut:

Tabel 46. Rincian Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional

URAIAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 1.043.120.000 0 1.043.120.000 0,00

Beban Pelepasan Aset Non Lancar (953.041.720) 0 (953.041.720) 0,00

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

158.003.804 0 158.003.804 0,00

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

(244.328.775) (244.328.775) 0,00

JUMLAH 3.753.309 0 3.753.309 0,00

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar adalah pendapatan atas penjualan kendaraan

yang tidak digunakan dalam operasional.

Beban Pelepasan Aset Non Lancar adalah beban atas nilai buku penjualan kendaraan

yang tidak digunakan dalam operasional

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya adalah pendapatan atas

penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu.

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya adalah beban atas penghapusan

persediaan barang konsumsi yang telah rusak/usang.

Page 45: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas Awal

Rp982.762.161.555,00

Surplus(Defisit) LO

Rp32.658.387.302,00

Penyesuaian Nilai Aset

Rp3.318.983.599,00

Koreksi Nilai Persediaan

Rp.(590.698.602),00

Koreksi Aset Tetap Non

Revaluasi

Rp(44.430.715.860)

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

E.1. Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp982.762.161.555,00 dan Rp0,00. Dalam implementasi akuntansi berbasis akrual

yang dimulai tahun 2015, nilai ekuitas per 1 Januari 2015 tersebut adalah merupakan

reklasifikasi dari akun-akun neraca sebagai berikut:

Tabel 47. Rincian Nilai Ekuitas per 1 Januari 2015

Jenis Akun Nilai (Rp)

Pendapatan Yang Ditangguhkan 631.242.050,00

Ekuitas Dana Lancar 515.899.619.108,00

Ekuitas Dana Diinvestasikan 466.231.300.397,00

Nilai Ekuitas per 1 Januari 2015 982.762.161.555,00

E.2. Surplus (Defisit) LO

Jumlah Surplus (Defisit) LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan

2014 adalah Surplus sebesar Rp32.658.387.302,00 dan Rp0,00. Surplus (Defisit) LO

merupakan penjumlahan selisih lebih antara surplus/defisit kegiatan operasional,

kegiatan non operasional, dan kejadian luar biasa.

Tabel 48. Rincian Surplus (Defisit) LO

URAIAN TA 2015 TA 2014 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional

32.654.633.993 0 32.654.633.993 0,00

Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional

3.753.309 0 3.753.309 0,00

JUMLAH 32.658.387.302 0 32.658.387.302 0,00

E.3. Penyesuaian Nilai Aset

Penyesuaian Nilai Aset sebesar Rp3.318.983.599,00 merupakan penyesuaian nilai

saldo akhir persediaan atas kebijakan akuntansi pemerintah yang menggunakan

metode nilai perolehan terakhir.

E.4. Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan sebesar minus Rp590.698.602,00 merupakan koreksi nilai

saldo persediaan berdasarkan pemeriksaan fisik barang atas persediaan yang telah

usang, seperti tinta printer dan peralatan sosialisasi dikyanmas.

E.5. Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar minus Rp44.430.715.860,00

merupakan reklas dari Aset Yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintah ke Aset

Tetap dan dari Aset Tetap Renovasi yang dikapitalisasi ke dalam Nilai Gedung dan

Bangunan C-1.

Page 46: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Koreksi Lain-lain

Rp(20.060.734),00

Transaksi Antar Entitas

Rp918.574.478.084,00

Ekuitas Akhir

Rp1.892.272.535.344

Rincian Koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 49. Rincian Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Uraian Koreksi Tambah Koreksi Kurang Saldo

Peralatan dan Mesin 439.383.922 439.383.922

Gedung dan Bangunan 61.325.000 (45.241.966.976) (45.180.641.976)

Aset Tak Berwujud 310.542.194 310.542.194

Total 811.251.116 (45.241.966.976) (44.430.715.860)

E.6. Koreksi Lain-lain

Koreksi Lain-lain sebesar minus Rp20.060.734,00 adalah koreksi nilai beban pegawai

tahun 2014 atas pembayaran belanja pegawai TA 2015.

E.7. Transaksi Antar Entitas

Nilai transaksi antar entitas sebesar Rp918.574.478.084,00 merupakan nilai dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 50. Rincian Transaksi Entitas

Akun Transaksi Antar Entitas 31 Desember 2015

313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 728.546.839.742

313121 Diterima Dari Entitas Lain (211.950.483.827)

391131 Pengesahan Hibah Langsung 13.715.989.328

313221 Reklas Masuk Tanah dan Gedung & Bangunan C-1

388.262.132.841

Jumlah 918.574.478.084

E.8. Ekuitas Akhir

Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp1.892.272.535.344,00 dan Rp982.762.161.555,00.

Page 47: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa gedung, yaitu:

a. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan. Berdasarkan

KMK Nomor 130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret 2015 tentang Penetapan Status

Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional,

gedung dan tanah menjadi milik KPK dan saat ini sedang menunggu proses

Penandatanganan BAST antara kedua belah pihak.

b. Lantai 3 dan sebagian lantai dasar Gedung eks Bank Uppindo di Jl. H.R. Rasuna

Said Kav. C-19 Kuningan Jakarta Selatan. Izin penempatan sesuai surat Menteri

Keuangan Nomor S-07/ MK.06/2008 tanggal 14 Januari 2008.

c. Lantai 4, 5, dan 15 Gedung Kementerian BUMN, Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor

13. Izin pinjam pakai sesuai surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

S-613/MBU/2009 tanggal 7 September 2009.

Selain ketiga gedung di atas, pada tanggal 29 Desember 2015 KPK telah meresmikan

Gedung baru yang beralamat di Jl. Kuningan Persada Kav. 4 Guntur Setiabudi Jakarta

Selatan yang akan digunakan pada Tahun 2016.

F.2. Hibah yang Diterima KPK

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang dicantumkan dalam DIPA

adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan, sedangkan

hibah dalam bentuk barang/jasa dicantumkan dalam Neraca dan diungkap dalam CaLK.

Hibah Dalam Bentuk Barang

Pada Tahun 2015 KPK menerima hibah barang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 51. Rincian Hibah Dalam Bentuk Barang

No Donor

Nilai

Jenis Barang Valas Rp

1 GIZ EUR2.147,18 30.268.324,00 Peralatan Pendidikan dan Sosialisasi

2 SIPS CAD817.837,33 8.553.490.825,00 Peralatan Pelayanan Publik

3 SIPS CAD34.031,99 359.500.000,00 Mobil Kampanye & Sosialisasi (Isuzu Elf)

4 GIZ EUR98.723,37 157.130.000,00 Peralatan Pelayanan Publik

5 SIPS CAD313.113,08 3.254.838.600,00 Peralatan Pelayanan Publik

6 SIPS CAD131.568,11 1.360.761.579,00 Peralatan Perkantoran dan Kendaraan Roda Empat eks Operasional Kantor Manajemen Cowater

Total 13.715.989.328,00

Hibah Dalam Bentuk Jasa

Hibah dalam bentuk jasa merupakan hibah yang diterima KPK berupa kegiatan yang

pelaksanaan dan pengelolaan dananya dilakukan oleh negara donor. Hibah dalam

bentuk jasa yang diterima KPK tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Page 48: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

1) USAID – Strengthening Integrity and Accountability Program 1

Berdasarkan USAID Agreement Nomor 497-026 tanggal 30 September 2009,

KPK menerima hibah berupa bantuan penelitian untuk road map, kampanye

pembuatan film K vs K, bantuan court monitoring, e-learning gratifikasi, dan

pengembangan SDM KPK. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah

Management System International (MSI).

Periode proyek hibah dari 30 September 2009 s.d. 31 Agustus 2016, dengan nilai

proyek keseluruhan adalah USD 5.152.109,00.

2) CIDA 2 - Project Support to Indonesia's Island Integrity Program for Sulawesi

(SIPS)

Berdasarkan Memorandum of Understanding antara Pemerintah Indonesia dan

Pemerintah Kanada pada tanggal 14 Mei 2009, KPK menerima hibah untuk

proyek The Support to Indonesia’s Island Integrity Program for Sulawesi (SIPS)

dengan Nomor Register 70876401, berupa perbaikan dan peningkatan kapasitas

pemerintah daerah pada Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta 9

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Perbaikan dan

peningkatan kapasitas Pemda pada Provinsi tersebut di atas diutamakan pada

pelayanan publik, pengadaan barang dan jasa, serta administrasi kependudukan

melalui penelitian, seminar, workshop, training, dan implementasinya. Pelaksana

proyek (implementing agency) adalah Cowater International.

Periode proyek hibah ini dari 14 Mei 2009 s.d. 31 Desember 2015 dengan nilai

proyek keseluruhan adalah CAD11,000,000.00.

3) Jerman - Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia

Berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia

tanggal 21 September 2007, KPK menerima hibah untuk proyek Assistance in

Combating and Preventing Corruption in Indonesia dengan Nomor Register

70745701, berupa Kegiatan peningkatan pelayanan Manajemen KPK melalui

Training, penyediaan peralatan multimedia, buku perpustakaan, server, software,

ACLC Bus, kerja sama KPK-CAC Timor Leste-Pemerintah Jerman, dsb. Pelaksana

proyek (implementing agency) adalah GIZ.

Periode proyek hibah ini dari 21 September 2007 s.d. 30 Juni 2016 dengan nilai

proyek keseluruhan adalah EUR 5.950.000,00.

4) AUSAID - Australia Indonesia Partnership for Justice

Berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia

tanggal 2 Mei 2011, KPK menerima hibah untuk proyek Australia Indonesia

Partnership for Justice dengan Nomor Register 2D76N3G8, berupa kegiatan

kajian hukum dan internalisasi penyidik KPK, kegiatan kampanye anti korupsi

terutama untuk kaum perempuan (SPAK), dukungan promosional produk

pencegahan KPK, Enterprise Architecture, Assessment NTB. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah CARDNO.

Periode proyek hibah ini dari 2 Mei 2011 s.d. 2 Mei 2016 dengan nilai proyek

keseluruhan adalah AUD 1.300.000,00.

F.3. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai putusan yang

berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat disetorkan ke Kas Negara. Titipan

tersebut, diadministrasikan di Biro Perencanaan dan Keuangan untuk uang sitaan dan

Page 49: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

gratifikasi, serta Kedeputian Penindakan untuk titipan uang tindak pidana korupsi.

Sampai dengan 31 Desember 2015, rincian titipan uang yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Tabel 52. Rincian Titipan Uang Yang Belum Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Kas di Brankas Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 17.883.199.500,00

Dolar Amerika USD 1.079.097,00

Dolar Singapura SGD 822.681,00

Riyal Saudi Arabia SAR 61,00

Dolar Australia AUD 60,00

Euro EUR 2.055,00

Poundsterling GBP 3.785,00

Franc CHF 10,00

Peso (Mil) COP 200,00

Kas di Bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 545.350.797.414,05

Dolar Amerika USD 752.268,86

Jepang Yen JPY 1.714.339,00

F.4. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d. 31 Desember 2015, terdapat Uang Denda yang belum

dibayar para terpidana. Sesuai fatwa Ketua MA Nomor: 040/KMA/III/2010 tanggal 29

Maret 2010 pembayaran denda merupakan pilihan dan dapat diganti dengan subsider

pidana penjara. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementerian Hukum dan HAM dengan surat Nomor PAS.7.PK.01.01.02-1244 tanggal 7

Desember 2012 dan Nomor PAS.5.TI.01.04-171 tanggal 17 Maret 2015 beberapa

terpidana telah bebas/bebas bersyarat. Dengan memperhatikan kedua hal tersebut,

denda dari tahun 2005 s.d 31 Desember 2015 yang dapat ditagihkan adalah sebagai

berikut:

Tabel 53. Rincian Denda Per 31 Desember 2015

Uraian Rp

Saldo Denda Terutang Per 31 Desember 2015

Penghapusan Denda (Subsider) 2015

Saldo Denda Per 31 Desember 2015

31.835.000.000

0

31.835.000.000

F.5. Benda Sitaan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap

Terdapat benda-benda sitaan yang telah berkekuatan hukum tetap baik barang

rampasan yang sampai saat ini belum terlelang maupun barang rampasan yang

dipergunakan untuk perkara lain serta yang akan dikembalikan kepada yang berhak.

Daftar barang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 7.

F.6. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan ke Kementerian Keuangan

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara

namun sampai dengan 31 Desember 2015 belum diserahkan ke Kementerian

Keuangan. Barang tersebut dikelola oleh Direktorat Gratifikasi Deputi Bidang

Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

Page 50: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

F.7. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan oleh Pelapor

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara

namun sampai dengan 31 Desember 2015 belum diserahkan oleh pelapor ke Direktorat

Gratifikasi Deputi Bidang Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat

pada Lampiran 8.

F.8. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2006

tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan Pimpinan

Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (3a) Peraturan Pemerintah Nomor

103 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005

tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi,

Pimpinan, Penasihat, dan Pegawai KPK diberikan Tunjangan Hari Tua (THT).

THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada pimpinan/pegawai saat

pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK. Sampai dengan 31 Desember 2015,

THT 685 peserta dengan nilai sebesar Rp46.630.195.635,00 dikelola dengan metode

syariah oleh PT BNI Life, sedangkan THT 466 peserta dengan nilai sebesar

Rp31.541.271.936,00 dikelola dengan metode konvensional oleh PT Asuransi Jiwasraya

(Persero).

F.9. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

Sesuai Surat BPK Nomor 163/S/XIV/12/2015 tanggal 31 Desember 2015 perihal Hasil

Pemantauan atas Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI sampai dengan

Semester II Tahun 2015 pada KPK, menunjukkan bahwa dari sebelas LHP (9 LHP

Laporan Keuangan, 1 LHP Kinerja Fungsi Penindakan, dan 1 LHP Pemeriksaan Dengan

Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Belanja Barang dan Modal, Barang Bukti, Barang

Sitaan dan Barang Rampasan) dengan 64 temuan dan 109 rekomendasi, 89

rekomendasi telah ditindaklanjuti KPK, 7 rekomendasi belum sesuai, 10 rekomendasi

belum ditindaklanjuti/dalam proses tindak lanjut, dan 3 rekomendasi tidak dapat

ditindaklanjuti dengan alasan yang sah. Monitoring Tindak Lanjut LHP Laporan

Keuangan dapat dilihat pada Lampiran 9.

F.10. Rekening Pemerintah

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2014, tidak ditemukan rekening

pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat maupun

Laporan Keuangan KPK.

Rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember 2015 sebanyak 6 rekening.

Rekening-rekening ditutup karena: (i) perkara yang terkait dengan rekening tersebut

telah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap; atau (ii) rekening

tersebut batal menerima transaksi. Saldo dari rekening yang ditutup diperlakukan

sesuai amar putusan majelis hakim. Daftar seluruh rekening yang dipertahankan dan

ditutup dapat dilihat pada Lampiran 10.

F.11. Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pemeliharaan

Berdasarkan Surat dari Dirjen Perbendaharaan Nomor S-9284/PB/2013 tanggal 20

Desember 2013 tentang Perlakuan Akuntansi Atas Jaminan Pemeliharaan/Garansi

Bank.

Sesuai dengan surat tersebut terdapat Jaminan Bank sebagai berikut.

Page 51: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

Tabel 54. Rincian Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pemeliharaan

No Vendor Nomor

Jaminan Nilai (Rp) Keterangan

1 PT. Cometco Kreasi Prima

31.74.1.1.6132.12.15

1.699.581.087 Pembangunan ISS BAS Gedung KPK

2 PT. Nusantara Compnet Integrator

PL11641210J.0415/0692201

86.125.000 Pengembangan Aplikasi VM Ware

3 PT. Nusantara Compnet Integrator

PL11641210J.0415/0692204

788.719.800 Infrastruktur IT Gedung KPK

4 PT. Vivastor Techno Logica

01.74.11.0016.12.15

1.075.823.472 Pembangunan Data Center dan Sistem Perkabelan Gedung KPK

5 PT. Hutama Karya 15/OJR/057/7888/SENIN

10.464.343.195 Pembangunan Gedung KPK Tahap I

6 PT. Hutama Karya 15/OJR/043/8860/SENIN

4.971.450.000 Pembangunan Gedung KPK Tahap II

7 PT. Artefak Arkindo 04260117150000528

166.534.775 Jasa Konsultasi Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung KPK

8 PT. Artefak Arkindo 04260117150000503

44.609.950 Jasa Konsultasi Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Penunjang KPK dan Kelengkapan Gedung Utama KPK

F.12. Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pekerjaan

Selain jaminan pemeliharaan, terdapat juga jaminan atas pelaksanaan pekerjaan pada

KPK sebagai berikut:

Tabel 55. Rincian Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pekerjaan

No Vendor Nomor

Jaminan Nilai (Rp) Keterangan

1 PT. Nusantara Compnet Integrator

PRJ/07/068/63/05/2015

5.315.971.452 Pekerjaan Infrastruktur IT Gedung KPK

2 PT. Cometco Kreasi Prima

PRJ/14/063/63/05/2015

12.703.560.754 Pembangunan ISS BAS Gedung KPK

3 PT. Vivastor Techno Logica

PL11641210J.0415/0692204

9.565.546.359 Pembangunan Data Center dan Sistem Perkabelan Gedung KPK

4 PT. Hutama Karya 01.74.11.0016.12.15

23.492.722.560 Pembangunan Gedung KPK Tahap II

5 PT. Artefak Arkindo 15/OJR/057/7888/SENIN

336.467.439 Jasa Konsultasi Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Penunjang KPK dan Kelengkapan Gedung Utama KPK

F.13. KPK Kasus Hukum Terkait Gugatan yang Dikabulkan Hakim

Berdasarkan putusan Nomor 2580 K/PDT/2013, Mahkamah Agung (MA) menghukum

KPK untuk membayar Rp100.000.000,00 kepada bekas hakim Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat Syarifuddin Umar. Putusan kasasi itu mengabulkan gugatan praperadilan

Syarifudin karena penyitaan barang bukti berupa sejumlah uang oleh KPK dianggap

tidak berkaitan dengan kasus suap yang menjeratnya.

Atas amar putusan di atas, KPK telah mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

(PK) ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagaimana surat permohonan PK Nomor

469/PDT.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 22 Mei 2015 dan telah terdaftar di MA dengan

Register Nomor 597 PK/PDT/2015 tanggal 1 Desember 2015.

Page 52: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id KPK TA 2015 Audited web.pdf · A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2015 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

F.14. Piutang Uang Pengganti a.n Hamdani Amin

Pada Tahun 2006 terpidana a.n. Hamdani Amin meninggal dunia. Terpidana dimaksud

masih mempunyai kewajiban kepada Negara berupa Uang Pengganti sebesar

Rp1.068.092.902,00. Untuk kepastian hukum atas kewajiban Uang Pengganti

dimaksud, saat ini KPK sedang dalam proses permintaan pendapat Jaksa Pengacara

Negara apakah kewajiban membayar Uang Pengganti akan hapus seiring dengan

meninggalnya seorang terpidana atau masih melekat ke ahli waris.