Bagas - pembahasan.doc

4
PEMBAHASAN A. Spirometri Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri pada probandus, dapat disimpulkan bahwa FVC (forced vital capacity) dalam batas normal karena bernilai 4,36 L. Nilai normal dari FVC adalah 80% dari Kapasitas Vital, sehingga FVC berkisar ≥ 4 L (Sherwood, 2010). Kemudian dapat disimpulkan bahwa nilai FEV1 (forced expiratory volume in 1 second) normal dengan nilai 3,81 L. Nilai normal dari FEV1 adalah 3,2 L. Forced vital capacity (FVC) merupakan jumlah udara yang dapat diekspirasikan secara maksimal setelah sebelumnya melakukan inspirasi dalam. Sedangkan forced expiratory volume in 1 second (FEV1) merupakan fraksi dari kapasitas vital yang diekspirasikan dalam satu detik secara paksa (Ganong, 2009). Untuk mengetahui adanya kelainan pada fisiologi pulmo, rasio FEV1/FVC dapat digunakan sebagai pedoman diagnosis. Pada orang normal, rasio FEV1/FVC adalah 80%. Namun pada pasien dengan kelainan obstruksi akan terjadi penurunan FVC sekaligus penurunan rasio FEV1/FVC. Misalnya, pada pasien asthma rasio FEV1/FVC hanya berkisar 47%. Sebaliknya, pasien dengan kelainan restriksi akan mengalami penurunan FVC tanpa mempengaruhi nilai rasio FEV1/FVC. Sebagai contoh, pasien emfisema memiliki nilai rasio FEV1/FVC 90% (Weinberger et al.,

Transcript of Bagas - pembahasan.doc

PEMBAHASANA. Spirometri

Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri pada probandus, dapat disimpulkan bahwa FVC (forced vital capacity) dalam batas normal karena bernilai 4,36 L. Nilai normal dari FVC adalah 80% dari Kapasitas Vital, sehingga FVC berkisar 4 L (Sherwood, 2010). Kemudian dapat disimpulkan bahwa nilai FEV1 (forced expiratory volume in 1 second) normal dengan nilai 3,81 L. Nilai normal dari FEV1 adalah 3,2 L.

Forced vital capacity (FVC) merupakan jumlah udara yang dapat diekspirasikan secara maksimal setelah sebelumnya melakukan inspirasi dalam. Sedangkan forced expiratory volume in 1 second (FEV1) merupakan fraksi dari kapasitas vital yang diekspirasikan dalam satu detik secara paksa (Ganong, 2009).

Untuk mengetahui adanya kelainan pada fisiologi pulmo, rasio FEV1/FVC dapat digunakan sebagai pedoman diagnosis. Pada orang normal, rasio FEV1/FVC adalah 80%. Namun pada pasien dengan kelainan obstruksi akan terjadi penurunan FVC sekaligus penurunan rasio FEV1/FVC. Misalnya, pada pasien asthma rasio FEV1/FVC hanya berkisar 47%. Sebaliknya, pasien dengan kelainan restriksi akan mengalami penurunan FVC tanpa mempengaruhi nilai rasio FEV1/FVC. Sebagai contoh, pasien emfisema memiliki nilai rasio FEV1/FVC 90% (Weinberger et al., 2004). Pada probandus didapatkan nilai rasio FEV1/FVC adalah 87,38%.

Probandus memiliki FVC, FEV1, dan rasio FEV1/FVC yang normal. Hal ini sesuai dengan teori karena tidak termasuk dalam salah satu klasifikasi gangguan ventilasi berikut (Guyton et al., 2006) :

1. Gangguan restriksi :Vital Capacity (VC) < 80%nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi2. Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi3. Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi.

Namun pada hasil printout dari spirometer didapatkan gangguan kombinasi. Faktor utama yang menyebabkan hasil printout tersebut adalah alat belum disesuaikan dengan setting nilai normal orang Indonesia (masih diatur dengan setting Eropa) sehingga tentu tidak sesuai. Selain itu dapat pula disebabkan beberapa hal antara lain :

1. pemeriksaan beberapa kali gagal karena pasien batuk dan tersedak, terburu-buru, maupun tidak kuat dalam melakukan prosedur

2. mouth piece yang digunakan tidak intak akibat terlalu basah oleh saliva probandus

3. kemungkinan kebocoran alat atau adanya gangguan pada sistem database alatB. Peak Flow Meter

Peak flow meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR). PEFR adalah kecepatan aliran udara maksimal yang terjadi pada tiupan paksa maksimal yang dimulai dengan paru pada keadaan inspirasi maksimal (Mulyadi et al., 2011). Nilai prediksi PEFR (nilai normal) ditentukan secara individual berdasarkan umur, sex, dan tinggi badan, (Oceandy et al., 1995).

Hasil pengukuran PEFR pada probandus adalah 490 L/menit. PEFR dapat dikategorikan dalam tiga zona yaitu zona hijau (>80% dari nilai prediksi), zona kuning (80%-50% dari nilai prediksi), dan zona merah (