Bagaimana Menentukan Awal Ramadhan

1
Bagaimana menentukan awal Ramadhan ? Untuk menentukan awal Ramadhan, ada dua cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu : 1. Dengan melihat bulan (ru`yatul hilal). Yaitu dengan cara memperhatikan terbitnya bulan di hari ke 29 bulan Sya`ban. Pada sore hari saat matahari terbenam di ufuk barat. Apabila saat itu nampak bulan sabit meski sangat kecil dan hanya dalam waktu yang singkat, maka ditetapkan bahwa mulai malam itu, umat Islam sudah memasuki tanggal 1 bulan Ramadhan. Jadi bulan Sya`ban umurnya hanya 29 hari bukan 30 hari. Maka ditetapkan untuk melakukan ibadah Ramadhan dan mulai berpuasa. 2. Dengan menggenapkan umur bulan Sya`ban menjadi 30 hari (ikmal) bila bulan sabit awal Ramadhan sama sekali tidak terlihat, dan puasa Ramadhan baru dilaksanakan lusanya. Perintah untuk melakukan ru`yatul hilal dan ikmal ini didasari atas perintah Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Abu Hurairah ra : “Puasalah dengan melihat bulan dan berfithr (berlebaran) dengan melihat bulan, bila tidak nampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya`ban menjadi 30 hari” (HR. Bukhari dan Muslim). KAJIAN FIKIH PUASA (FIQHUS SHIAM) Diambil dari Ringkasan Buku RISALAH PUASA Penyusun: Dr. H. Salim Segaf Al Jufri

description

vnghm

Transcript of Bagaimana Menentukan Awal Ramadhan

Bagaimana menentukan awal Ramadhan

Bagaimana menentukan awal Ramadhan?

Untuk menentukan awal Ramadhan, ada dua cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu :

1. Dengan melihat bulan (ru`yatul hilal). Yaitu dengan cara memperhatikan terbitnya bulan di hari ke 29 bulan Sya`ban. Pada sore hari saat matahari terbenam di ufuk barat. Apabila saat itu nampak bulan sabit meski sangat kecil dan hanya dalam waktu yang singkat, maka ditetapkan bahwa mulai malam itu, umat Islam sudah memasuki tanggal 1 bulan Ramadhan. Jadi bulan Sya`ban umurnya hanya 29 hari bukan 30 hari. Maka ditetapkan untuk melakukan ibadah Ramadhan dan mulai berpuasa.

2. Dengan menggenapkan umur bulan Sya`ban menjadi 30 hari (ikmal) bila bulan sabit awal Ramadhan sama sekali tidak terlihat, dan puasa Ramadhan baru dilaksanakan lusanya. Perintah untuk melakukan ru`yatul hilal dan ikmal ini didasari atas perintah Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Abu Hurairah ra: Puasalah dengan melihat bulan dan berfithr (berlebaran) dengan melihat bulan, bila tidak nampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya`ban menjadi 30 hari (HR. Bukhari dan Muslim).

KAJIAN FIKIH PUASA (FIQHUS SHIAM)Diambil dari Ringkasan Buku RISALAH PUASAPenyusun: Dr. H. Salim Segaf Al Jufri