Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi
-
Upload
irma-amalia -
Category
Documents
-
view
717 -
download
4
Embed Size (px)
Transcript of Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Oleh :
Irma Amalia
Nur Amelia
Zahrotun Nisa

Pada abad ke-7 bangsa Romawi Kunomemiliki kalender tradisional berdasarkanbulan dan matahari dengam menempatkanbulan Martius(Maret) sebagai bulanpertama. Namun Kalender ini sangat kacaudan mengalami beberapa perubahan.

Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional dengan Kalender Julian
Januarius Januari
Februarius Februari
Martius Maret
Aprilis April
Maius Mei
Junius Juni
Quintilis Juli
Sextilis Agustus
September September
October Oktober
November November
Desember Desember
Januari dipilih bulan pertamakarena 2 alasan :
dari nama Dewa Janus (bermuka2)dewa penjaga gerbangOlympuspuncak musim dingin
Tahun baru 1 Januaripertama dirayakan
pada tanggal 1 Januari 45 SM

Perayaan tahun baru masehi tidak selalu
terkait dengan ritual agama tertentu.
Jika diniatkan untuk merayakan, maka
hukumnya haram. Tapi jika tidak diniatkan
merayakan, maka hukumnya boleh-boleh saja.

Perayaan malam tahun baru adalah ibadahorang kafir
Perayaan malam tahun baru menyerupaiorang kafir
Perayaan malam tahun baru penuh maksiat
Perayaan malam tahun baru adalah Bid’ah

Merayakan tahun baru berarti merayakan ‘Ied (perayaan) yang haram
Merayakan tahun baru berarti tasyabuh orang kafir
Merekayasa amalan yang tanpa tuntutan di malam tahunbaru
Mengucapkan selamat tahun baru yg jelas bukan ajaranislam
Meninggalkan shalat 5 waktu
Begadang tanpa ada hajat
Terjerumus dalam zina
Menggangu kaum muslimin
Melakukan pemborosan waktu yang begitu berharga

Meniup terompet pada tahun baru bukan hanya budaya masyarakatYahudi, melainkan lebih dari itu, Meniup terompet pada tahun baru adalahperintah Allah kepada Nabi Musa dalam syari'at Torat untuk menyambutdatangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Torat, yang jatuh pada bulan ke-tujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.
Perintah itu lalu dimakna secara sederhana: meniup terompet pada tahunbaru, termasuk tahun baru Masehi yang didasarkan pada kelahiran Isa Al Masih.Kenyataannya, banyak orang di Barat maupun di Timur yang meniup terompetpada tahun baru tanpa motif ini, melainkan dengan motif just for fun (hanyauntuk senang-senang) atau motif komersil tanpa motif religius apapun. Kalaumotifnya untuk senang-senang, maka meniup terompet pada malam tahunbaru dapat disetarakan dengan tindakan menonton TV pada malam tahun baruatau jalan-jalan mencari hiburan pada malam tahun baru.

Lalu, apakah meniup terompettahun baru itu kafir?
Bila anda meniupnya dengan mengingat bahwa ituadalah perintah Allah kepada Nabi Musa, maka tentusaja itu bukan tindakan kafir
Bila anda meniupnya dengan motif senang-senang (just for fun) atau motif komersil, itu juga bukan kafir sepanjang tidakmelewati batas. Tindakan dengan motif sekedar senang-senang atau pun komersil tersebut dapat disetarakan dengantindakan bermain sepakbola, meniup seruling, bermaingitar, menonton TV, berdagang, dsb

Contoh melebihi batas itu adalah bila malamTahun Baru Masehi yang didasarkan padakelahiran Al Masih justru diisi dengan tindakanyang bertentangan dengan ajaran Al Masih, misal: pesta sex, mabuk-mabukan denganminum-minuman keras atau pun penyalahgunaan obat, dsj.Bila anda meniup terompet lalu disertai hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Al Masih sebagaimana contoh di atas, makameniup terompet jadi haram dan kafir.


tidak ada tuntunannya dari Rasulullah
SAW
tidak ada keuntungan apapun secara
moril maupun materil
tidak perlu mentradisikan acara
apapun pada malam tahun baru
