Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

12
Oleh : Irma Amalia Nur Amelia Zahrotun Nisa

Transcript of Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Page 1: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Oleh :

Irma Amalia

Nur Amelia

Zahrotun Nisa

Page 2: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Pada abad ke-7 bangsa Romawi Kunomemiliki kalender tradisional berdasarkanbulan dan matahari dengam menempatkanbulan Martius(Maret) sebagai bulanpertama. Namun Kalender ini sangat kacaudan mengalami beberapa perubahan.

Page 3: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional dengan Kalender Julian

Januarius Januari

Februarius Februari

Martius Maret

Aprilis April

Maius Mei

Junius Juni

Quintilis Juli

Sextilis Agustus

September September

October Oktober

November November

Desember Desember

Januari dipilih bulan pertamakarena 2 alasan :

dari nama Dewa Janus (bermuka2)dewa penjaga gerbangOlympuspuncak musim dingin

Tahun baru 1 Januaripertama dirayakan

pada tanggal 1 Januari 45 SM

Page 4: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Perayaan tahun baru masehi tidak selalu

terkait dengan ritual agama tertentu.

Jika diniatkan untuk merayakan, maka

hukumnya haram. Tapi jika tidak diniatkan

merayakan, maka hukumnya boleh-boleh saja.

Page 5: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Perayaan malam tahun baru adalah ibadahorang kafir

Perayaan malam tahun baru menyerupaiorang kafir

Perayaan malam tahun baru penuh maksiat

Perayaan malam tahun baru adalah Bid’ah

Page 6: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Merayakan tahun baru berarti merayakan ‘Ied (perayaan) yang haram

Merayakan tahun baru berarti tasyabuh orang kafir

Merekayasa amalan yang tanpa tuntutan di malam tahunbaru

Mengucapkan selamat tahun baru yg jelas bukan ajaranislam

Meninggalkan shalat 5 waktu

Begadang tanpa ada hajat

Terjerumus dalam zina

Menggangu kaum muslimin

Melakukan pemborosan waktu yang begitu berharga

Page 7: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Meniup terompet pada tahun baru bukan hanya budaya masyarakatYahudi, melainkan lebih dari itu, Meniup terompet pada tahun baru adalahperintah Allah kepada Nabi Musa dalam syari'at Torat untuk menyambutdatangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Torat, yang jatuh pada bulan ke-tujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.

Perintah itu lalu dimakna secara sederhana: meniup terompet pada tahunbaru, termasuk tahun baru Masehi yang didasarkan pada kelahiran Isa Al Masih.Kenyataannya, banyak orang di Barat maupun di Timur yang meniup terompetpada tahun baru tanpa motif ini, melainkan dengan motif just for fun (hanyauntuk senang-senang) atau motif komersil tanpa motif religius apapun. Kalaumotifnya untuk senang-senang, maka meniup terompet pada malam tahunbaru dapat disetarakan dengan tindakan menonton TV pada malam tahun baruatau jalan-jalan mencari hiburan pada malam tahun baru.

Page 8: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Lalu, apakah meniup terompettahun baru itu kafir?

Bila anda meniupnya dengan mengingat bahwa ituadalah perintah Allah kepada Nabi Musa, maka tentusaja itu bukan tindakan kafir

Bila anda meniupnya dengan motif senang-senang (just for fun) atau motif komersil, itu juga bukan kafir sepanjang tidakmelewati batas. Tindakan dengan motif sekedar senang-senang atau pun komersil tersebut dapat disetarakan dengantindakan bermain sepakbola, meniup seruling, bermaingitar, menonton TV, berdagang, dsb

Page 9: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Contoh melebihi batas itu adalah bila malamTahun Baru Masehi yang didasarkan padakelahiran Al Masih justru diisi dengan tindakanyang bertentangan dengan ajaran Al Masih, misal: pesta sex, mabuk-mabukan denganminum-minuman keras atau pun penyalahgunaan obat, dsj.Bila anda meniup terompet lalu disertai hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Al Masih sebagaimana contoh di atas, makameniup terompet jadi haram dan kafir.

Page 10: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi
Page 11: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

tidak ada tuntunannya dari Rasulullah

SAW

tidak ada keuntungan apapun secara

moril maupun materil

tidak perlu mentradisikan acara

apapun pada malam tahun baru

Page 12: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi