bag-14-79-80-cek__20090130071832__13

25
14. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT

description

kalimantan barat

Transcript of bag-14-79-80-cek__20090130071832__13

14. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT

14. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT

1. Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk

Propinsi Kalimantan Barat sebagian besar merupakan dataran rendah, terutama di daerah pantai di mana terdapat rawa-rawa. Di pedalaman terdapat dataran tinggi yang berbukit-bukit. Dengan keadaan alam seperti di atas maka luas wilayah diperkirakan 147.866 km2 yang terdiri dari tanah dataran 110.000 km2, air (sungai sungai) 6.760 km2 dan rawa-rawa 30.000 km2.

Propinsi Kalimantan Barat berbatasan dengan Malaysia Timur, mulai dari pantai barat melintang hingga perbatasan Kalimantan Timur, yang diperkirakan sepanjang 1.200 km dan meliputi 20 kecamatan di sepanjang perbatasan.

Kalimantan Barat termasuk daerah beriklim equator tropis yang mempunyai curah hujan yang tinggi yaitu rata-rata 3.000 mm dengan 170 hari hujan setiap tahunnya, sehingga tumbuh hutan-hutan yang lebat tetapi di lain pihak juga dapat menyebabkan cepatnya erosi di daerah pegunungan. Di daerah dataran tinggi terutama di sepanjang daerah perbatasan dengan Malaysia Timur tanaman perkebunan dapat tumbuh dengan baik sekali seperti lada, kopi, karet, cengkeh dan tengkawang, sedangkan di daerah pantai adalah baik untuk diusahakan pertanian pasang surut dan penanaman buah-buahan.

Daerah Tingkat I ini terdiri dari 7 Daerah Tingkat II termasuk Kotamadya Pontianak, 106 kecamatan dan 4.685 desa. Jumlah penduduk pada tahun 1971 adalah sebanyak 2.019.924 orang dan pada tahun 1976 adalah 2.298.663 orang. Tingkat pertumbuhan penduduk 2,62% per tahun, termasuk transmigrasi umum dan spontan. Kepadatan penduduk rata-rata adalah 16 jiwa per km2. Penyebaran penduduk tidak merata di seluruh daerah. Di bagian pedalaman di daerah perbatasan kepadatan penduduk berkisar antara 0 sampai 10 jiwa km. Penduduk yang terpadat terdapat di Kota-madya Pontianak. Di antara kabupaten-kabupaten maka kabupaten

Pontianak dan kemudian kabupaten Sambas mempunyai penduduk dan relatif padat bila dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lain.

Selain dari suku Melayu dan Dayak di Kalimantan Barat terdapat 12% penduduk Cina yang sudah menetap turun temurun yang sebagian adalah warganegara asing, bahkan masih banyak yang tidak berkewarganegaraan. Pada umumnya mereka hidup di kota-kota antara lain di Pontianak dan Singkawang.

Sebagian besar penduduk bermukim di sepanjang pantai barat dan di sepanjang aliran sungai-sungai besar dan kecil, terutama Sungai Kapuas yang menghubungkan antara Pontianak, Sanggau, Sintang dan Putusibau.

Mata pencaharian penduduk yang utama ialah pertanian dalam arti luas yang meliputi pertanian pangan, perkebunan, perikanan dan pemungutan hasil hutan.

2.Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama Repelita III

Produksi pertanian pangan akan ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi tanaman pangan meliputi padi dan palawija terutama jagung dan kedelai. Untuk penunjangnya akan dibangun/dibina Balai Benih dan Kebun Benih, Brigade Proteksi, Unit Pengamatan Hama dan Penyakit serta Balai-balai Penyuluhan Pertanian. Ekstensifikasi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui pembinaan pertanian daerah transmigrasi. Di samping itu akan dilaksanakan usaha diversifikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman berniIai gizi tinggi.

Usaha peternakan rakyat akan ditingkatkan dengan cara Panca Usaha Ternak melalui sistem gaduh. Dalam hubungan ini kegiatan pengamanan ternak, penyuluhan, pembinaan makanan ternak dan penyediaan bibit ternak akan ditingkatkan. Peternakan ranch besar dan menengah melalui penyediaan kredit akan dikembangkan.

Pembinaan usaha perikanan laut akan ditingkatkan dengan penga-daan dan penyempurnaan prasarana perikanan yang telah ada seperti

TABEL 14 1 LUAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT,

1971 DAN 1976

No.Daerah Tingkat IILuas Wilayah (Km)Jumlah KecamatanJumlah DesaP e n d u d u k

19711976Pertumbuh-

an rata-rata per tahunKepadatan per Km th. 1976

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.Kodya Pontianak

Pontianak

Sambas

Sanggau

Sintang

Kapuas Hulu

Ketapang108

18.860

20.940

19.298

23.640

30.420

34.6004

19

15

20

18

16

1422

939

600

1.174

1.145

496

309217.555

451.680

532.572

281.029

224.675

111.896

200.517263.814

537.566

593.125

302.100

239.516

128.103

234.4393,93

3,54

2,18

1,46

1,29

2,74

3,182.443

28

28

16

10

4

7

DAERAH TINGKAT I147.8661064.6852.019.9242.298.6632,6216

Pelabuhan Perikanan di Pamangkat dan Teluk Batang. Kecuali itu juga akan direhabilitasi Pangkalan Pendaratan Ikan yang memenuhi syarat dan mempunyai prospek untuk berkembang. Pembinaan perikanan di perairan umum seperti di sungai dan daerah pasang surut akan terus dikembangkan dengan mengadakan kolam-kolam percontohan serta Balai Benih Ikan.

Produksi perkebunan rakyat akan ditingkatkan melalui peremajaan karet di Kabupaten Pontianak dan kabupaten lainnya dan peremajaan kelapa di beberapa daerah sentra produksi.

Di bidang kehutanan terutama akan dilakukan kegiatan-kegiatan pengawasan pengusahaan hutan, inventarisasi dan pengukuhan hutan, reboisasi dan penghijauan di DAS Kapuas, serta perlindungan dan pengawetan alam. Di samping itu pelaksanaan pemukiman kembali penduduk akan dilanjutkan dan dikembangkan.

Di bidang pengairan, dalam usaha perluasan areal pertanian, akan dilaksanakan pengembangan daerah rawa antara lain di Sei Kakap, Sei Itik, Selakau, Sei Wi, Pematang Gadung, Tanjung Sanggau dan Pim- pinan. Di samping itu akan dikembangkan pengairan pasang surut antara lain di Rasau Jaya, Arus Deras, Pinang Luar, pembangunan irigasi sedang kecil, sederhana dan tarsier tersebar di seluruh wilayah, sedangkan untuk mencegah bencana banjir akan dilakukan perbaikan dan pengamanan sungai.

Dalam rangka mengusahakan agar harga pangan tetap terjangkau oleh daya beli rakyat, pada musim panen di mana harga berkecenderungan turun di bawah harga dasar, akan dilaksanakan pembelian bahan pangan, sedangkan di musim paceklik di mana harga berkecenderungan meningkat melebihi harga batas tertinggi, akan dilakukan penjualan bahan pangan di pasaran umum.

Untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan akan ditingkatkan usaha-usaha penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga). Di samping itu diusahakan mendorong petani dan rumah tangga yang mempunyai pekarangan luas untuk memanfaatkan pekarangannya un-

tuk menghasilkan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk kepentingan keluarga mereka.

Dalam rangka pembangunan industri akan diusahakan penyebaran industri ke daerah-daerah Tingkat II. Pengembangan industri menengah terutama industri hasil hutan seperti kayu. dan rotan akan ditujukan pada kemampuan peningkatan berproduksi dan pemasaran, perluasan usaha dan penanaman modal baru, melalui peningkatan usaha promosi, survai dan pengarahan. Di bidang industri kecil dan pedesaan akan ditingkatkan penanganan industri rotan dan minyak atsiri di Sanggau, industri keramik, tenun adat dan gula tebu rakyat di Sintang, pandai besi dan gula tebu rakyat di Sambas, pandai besi di Ketapang serta pengembangan industri kerupuk ikan di Selimban dan galangan kapal rakyat di Pontianak.

Di bidang pertambangan akan dilanjutkan eksplorasi beberapa endapan mineral antara lain mineral logam dasar, bahan galian industri dan lain-lainnya, serta melanjutkan penelitian kelayakan pengembangan bauksit untuk menetapkan "integrated" industri aluminium nasional.

Di bidang kelistrikan selama Repelita III akan dilaksanakan pembangunan PLTD Siantar, PLTD Singkawang dan PLTD tersebar di beberapa kota lainnya beserta jaringan transmisi dan distribusinya. Diharapkan bahwa akan ada penambahan daya sebesar 41 MW. Di samping itu akan diadakan studi kelayakan PLTA Sungai Landak.

Di bidang jalan pelaksanaannya ditekankan terhadap peningkatan jalan, penunjangan jalan dan penggantian jembatan. Peningkatan jalan akan mencapai sekitar 450 km antara Sanggau Bekayang, Pontianak Singkawang dan Sanggau Sintang, sedangkan penunjangan jalan akan meliputi sekitar 500 km antara lain Ketapang Kenda- wangan dan Siduk Teluk Batang dan penggantian jembatan sekitar 1.000 m.

Di bidang angkutan sungai dan penyeberangan akan ditingkatkan fasilitas terminal, perambuan dan fasilitas lainnya, terutama di lintas Pontianak Nanga Pinoh. Dalam rangka pengerukan akan dikeruk muara Sei Pawan, Muara Kapuas Kecil dan Ambang luar Sei Sambas.

Di bidang perhubungan laut akan dilanjutkan rehabilitasi dan peningkatan fasilitas pelabuhan, peningkatan keselamatan pelayaran beserta pengerukan alur pelayaran pelabuhan Pontianak, Ketapang, Teluk Air dan Sintite.

Pelabuhan udara Supadio Pontianak akan ditingkatkan untuk mampu menampung pesawat sejenis DC-9 terbatas, sedangkan pelabuhan udara perintis Putusibau, Sintang, Poloh, Nangapinoh, Singkawang II dan Ketapang akan dilanjutkan pembangunannya.

Kegiatan telekomunikasi meliputi penyambungan telepon otomat di ibukota propinsi dan di beberapa ibukota kabupaten, sedangkan di bidang pos dan giro akan dilanjutkan dengan pembangunan 15 buah gedung kantor pos pembantu dan kantor pos tambahan di 15 kecamatan dan juga akan diadakan penambahan fasilitas pos.

Di bidang koperasi pembangunan koperasi akan ditingkatkan dan pada akhir Repelita III diharapkan di semua kecamatan (106) telah terbentuk KUD yang kegiatannya meliputi bidang pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan rakyat, industri kecil, penyaluran pupuk dan obat-obatan, jasa angkutan dan perkreditan. Diharapkan bahwa KUD-KUD tersebut nanti memiliki manajer dan badan pemeriksa yang berkemampuan, organisasi yang mantap serta keanggotaan yang aktif.

Untuk mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah akan di-adakan bimbingan, latihan ketrampilan (untuk meningkatkan mutu) penyediaan fasilitas pasar, bantuan modal seperti kredit candak kulak dan lain-lain, sedangkan potensi dari pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara lain melalui program-program KIK dan KMKP.

Dalam rangka mengembangkan sarana kehidupan beragama akan dibangun atau direhabilitasi 285 tempat ibadah berbagai agama, sekitar 57 Balai Nikah dan sejumlah Balai Sidang Pengadilan Agama serta pembangunan atau perluasan 7 kantor agama Kabupaten dan Kotamadya.

Pendidikan Agama akan ditingkatkan antara lain dengan pemba-ngunan atau perluasan beberapa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN),

serta perbaikan kembali sejumlah Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Di samping itu akan dibangun atau direhabilitasi beberapa Madrasah Tsanawiyah, sebuah Madrasah Aliyah, sebuah PGA dan akan diberikan bantuan kepada sejumlah perguruan Agama Swasta.

IAIN Syarif Hidayatullah Cabang Pontianak akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Selanjutnya penerangan dan bimbingan hidup beragama, khususnya untuk masyarakat transmigran, masyarakat terasing dan masyarakat khusus lainnya akan ditingkatkan.

Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan akan dibangun sekitar 500 SD baru serta perbaikan gedung SD Negeri dan Swasta, serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang memerlukannya. Daya tampung SLTP akan diperluas dengan pembangunan sekitar 10 buah SMP baru dan penambahan ruang kelas baru pada SMP yang ada sebanyak lebih dari 130 buah. Untuk memenuhi kebutuhan SLTA akan diba-ngun beberapa SMA baru dan penambahan sejumlah ruangan kelas baru pada sekolah yang ada..

Dalam rangka pendidikan teknologi atau kejuruan akan dikembangkan 4 buah STM (3 tahun 4 tahun), 6 buah SMEA dan 2 buah SPG, dan di samping itu Universitas Tanjungpura akan terus dikembangkan antara lain dalam bidang Keguruan dan Pertanian.

Di bidang kebudayaan akan disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan museum Pontianak dan merintis pemugaran-pemugaran keraton dan makam raja di Kalimantan Barat.

Selain itu akan digali dan dibina lebih lanjut bentuk-bentuk teater rakyat yang hampir punah serta akan diadakan perekaman terladap sastra lisan daerah. Musik tradisional akan direkam lebih lanjut untuk dikembangkan. Demikian pula halnya dengan berbagai bentuk seni rupa seperti berbagai ragam hias berupa motif-motif seni daerah. Berbagai survai dan penelitian akan dilakukan antara lain survai bahasa-bahasa di Kalimantan Barat, penelitian struktur bahasa Punan, bahasa Iban, bahasa Kantuk dan bahasa Melayu Pontianak, penelitian sastra lisan dan penelitian pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Di bidang Kesehatan akan dibangun 2 Puskesmas dan 226 Puskesmas di daerah non transmigrasi dan 11 Puskesmas Pembantu di 11 daerah transmigrasi. Selain itu akan diusahakan peningkatan, perataan serta perluasan jangkauan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta peningkatan fungsi BP dan BKIA menjadi Puskesmas Pembantu. Peran serta masyarakat dalam usaha kesehatan akan ditingkatkan dengan pendekatan PKMD. Peningkatan dan perluasan kegiatan penyuluhan kesehatan akan dilaksanakan melalui Daerah Kerja Intensip dan di samping itu akan ditingkatkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Dalam rangka pelayanan kesehatan akan ditingkatkan pelayanan RS serta usaha kesehatan gigi dan di samping itu akan diusahakan penempatan 5 dokter ahli dan peningkatan 1 Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4). Usaha-usaha kesehatan lainnya yang akan ditingkatkan antara lain adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengawasan obat, makanan dan sebagainya, serta perbaikan gizi dengan peningkatan UPGK.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan berbagai kegiatan antara lain ialah bimbingan dan pengembangan swadaya sosial khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah di daerah rawan seperti di Kabupaten. Sambas dan Sintang; pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing di Kabupaten Sintang, Ketapang, Sambas dan Sanggau; melanjutkan pembangunan Panti Karya Taruna di Pontianak serta pengembangan kesejahteraan anak terlantar di luar panti; menyelenggarakan pelayanan terhadap para cacat melalui sistem penyantunan di luar panti seperti di Kabupaten Sintang; melanjutkan pembangunan Panti Werdha di Pontianak serta menyelenggarakan penyantunan terhadap para lanjut usia di luar panti; dan melanjutkan usaha-usaha penyantunan terhadap gelandangan, pengemis dan tuna susila

Pembangunan di bidang perumahan mencakup kegiatan-kegiatan pembangunan perumahan sederhana dan perumahan inti di Pontianak, perintisan pemugaran, perumahan desa antara lain di Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sanggau dan usaha perintisan pembangunan saluran air hujan (drainage) dan pembuangan sampah di Pontianak.

Sementara itu kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita II seperti di kota-kota Pontianak, Singkawang dan Sintang. Di samping itu juga akan diusahakan pelaksanaan program air bersih di 4 kota lainnya.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana, dalam Repelita III diharapkan dapat dicapai sejumlah 153.000 peserta baru keluarga berencana dan sekitar 64.000 peserta lestari. Untuk mencapai sasaran tersebut akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan : meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi sampai ke pedesaan, meningkatkan pelayanan kontrasepsi sampai ke pedesaan, meningkatkan sarana pelayanan kontrasepsi (klinik) meliputi seluruh daerah kecamatan dan meningkatkan ketrampilan petugas-petugas kependudukan dan keluarga berencana.

Di samping itu untuk meluaskan jangkauan keluarga berencana akan dibuka Perwakilan BKKBN di seluruh Daerah Tingkat II sebagai pusat Pengembangan operasional dan koordinator Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di tingkat Kecamatan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat akan dikembangkan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).

Dalam rangka menanggulangi kekurangan tenaga kerja dan peningkatan kegiatan pembangunan di daerah dalam Repelita III direncanakan untuk ditempatkan antara 28.000 KK sampai 83.000 KK di Kabupaten-kabupaten Sanggau dan Pontianak.

Pembangunan di bidang hukum meliputi pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sebanyak 8 buah, termasuk pembangunan sebuah gedung Pengadilan Negeri, pembangunan 9 buah tempat sidang di berbagai kota kecil, dan pembangunan 7 buah Kantor Kejaksaan Negeri. Di bidang pemasyarakatan akan diusahakan pembangunan atau rehabilitasi 5 buah gedung Lembaga Pemasyarakatan, termasuk 2 buah yang direhabilitasi dan pembangunan 1 buah kantor Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA).

Di bidang penerangan akan dilakukan kegiatan-kegiatan rehabilitasi stasiun RRI Pontianak serta peningkatan kekuatan memancar

Stasiun Regional RRI Pontianak (10 KW), pembangunan stasiun pemancar TVRI di Sambas, Sanggau dan Sintang. Operasi penerangan akan ditingkatkan untuk lebih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di berbagai bidang seperti antara lain pertanian, kesehatan, keluarga berencana dan pendidikan non formal serta peningkatan peranan wanita. Untuk ini antara lain akan dilakukan dengan pembangunan Puspenmas-Puspenmas di kabupaten-kabupaten yang belum memilikinya dan penyebaran pesawat televisi umum ke desa-desa secara bertahap sesuai dengan jangkauan pemancar TVRI.

Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan untuk :

Penunjangan jalan propinsi, sepanjang lebih dari 1.600 km.

Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan kurang lebih 36.000 Ha meliputi pemeliharaan bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang, tanggul banjir, jalan inspeksi dan lain-lain.

Di samping itu bantuan juga diarahkan untuk pembangunan proyek yang menunjang proyek sektoral, proyek yang meningkatkan kesejah- teraan penduduk daerah miskin, proyek yang menunjang pertanian, proyek prasarana perhubungan untuk membuka daerah terisolasi, pro- yek yang menunjang pembangunan desa dan kota (Pontianak), serta proyek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur pemerintah.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk peme-liharaan, penunjangan, peningkatan jalan kabupaten dan kotamadya serta pembuatan jalan baru, pembuatan irigasi sedang kecil serta penggalian saluran tersier dan juga diarahkan untuk pembangunan fasilitas umum seperti riool, pasar, terminal bus dan lain-lain.

Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk. melengkapi dan me-ningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam rangka meningkat-kan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan ma-syarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuaikan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan direncanakan oleh lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.Untuk mengkordinasikan dan menserasikan pelaksanaan kegiatankegiatan pengembangan kota, akan ditingkatkan/disempurnakan usaha penyusunan rencana kota antara lain : Singkawang, Sanggau, Sintang. Guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis akan dilanjutkan program penghijauan dan reboisasi di daerah aliran sungai Kapuas. Di samping itu akan ditingkatkan penanggulangan pencemaran di daerah perkotaan dan daerah padat industri serta pengrusakan sumber-sumber alam di daerah pemukiman transmigrasi akan dicegah.

Di samping berbagai kegiatan pembangunan tersebut di atas, maka dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah, akan secara terus menerus diusahakan penyempurnaan aparatur Pemerintah di daerah, termasuk penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan daerah.

215

216

218

219

220

221

222

223

224

225