BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF...

41
LAPORAN KINERJA TAHUNAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH TAHUN 2017 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH BANDA ACEH 2018

Transcript of BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF...

Page 1: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

LAPORAN KINERJA TAHUNAN

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEHTAHUN 2017

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEHBANDA ACEH

2018

Page 2: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,
Page 3: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2016 ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Umum ................................................................................................ 1

B. Organisasi BPBA ............................................................................... 1

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis ............................................................................... 3

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .......................................................... 5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017

A. Capaian Kinerja Penguatan Kelembagaan ........................................ 6

B. Capaian Kinerja Pencegahan Dini dan Kesiapsiagaan ...................... 7

C. Capaian Kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi ................................ 9

D. Capaian Kinerja Kedaruratan dan Logistik ....................................... 10

E. Capaian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Aceh ................... 12

F. Realisasi Anggaran ............................................................................ 26

BAB IV PENUTUP …………………………..……………………………… 28

LAMPIRAN:

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017.

2. Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBA

Page 4: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,tsunami, dan letusan gunung berapi), bencana akibat hidrometeorologi (banjir, tanah longsor,kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia, penyakittanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakaan industri, kecelakaantransportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia). Bencana akibat ulah manusia terkaitdengan konflik antar manusia akibat perebutan sumber daya yang terbatas, alasan ideologi,religius serta politik.

Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan atauperencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarahdan terpadu. Pelayanan penanggulangan yang dilakukan selama ini mengikuti arah pergeseranparadigma penanggulangan bencana yang fokus pada upaya penanggulangan saat terjadi bencanabergeser kea rah pencegahan (prvensi) atau mengurangi risiko bencana.

Secara umum capaian kinerja penanggulangan bencana seperti yang ditargetkan dalamRPJMA 2012 – 2017, menunjukan perkembangan yang baik, meskipun salah satu indikatormasih memerlukan kerja keras dan perhatian baik secara internal BPBA maupun komitmenpendanaan yang memamdai dari instansi pemerintah lainnya terutama yang berwenang dalammenetapkan alokasi anggran pemerintah. Sedangkan tingkat capaian kinerja sasaran BPBAsesuai dengan Perjanjian Kinerja tahun 2017 yaitu 106,00 % yang dihitung berdasarkanprosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 4 sasaran strategis dan 4 indikator kinerja yangditetapkan seluruhnya tercapai/berhasil. Sasaran dinyatakan berhasil jika capaiannya ≥ 75%dari target yang telah ditetapkan.

Kedepan untuk mencapai visi BPBA yaitu “Masyarakat Aceh Tanggap dan TangguhMenghadapi Bencana” diperlukan dukungan pendanaan yang mencukupi, kualitas dan kuantitasaparatur yang baik serta koordinasi dengan bergabagai instansi baik lingkungan SekretariatDaerah Aceh maupun dengan BPBD kabupaten/kota. Mengingat berbagai target hanya dapatdicapai dengan dukungan pendanaan yang cukup, melibatkan aparatur yang terampil dankoordinasi yang baik dengan berbagai isntansi lain, dalam penyelenggaraan pelayananpenanggulangan bencana yang berorientasi hasil dan berbasis kinerja serta bertujuan untukmelayani masyarakat terdampak bencana.

Untuk mendukung capaian kinerja, tahun 2017 BPBA telah membelanjakan anggaran Rp.69.194.438.202, realisasinya 39.00 % (Rp. 26.983.711.474). Rendahnya capaian realisasikeuangan tersebut karena belanja hibah BNPB untuk program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana untuk Pemrintah Aceh dalam T.A 2017 tidak terealisasi (realisasi Rp. 0) dan dapatdilanjutkan pada tahun 2018 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 5: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Aceh saat ini telah bergerak mengikuti sistem

penanggulangan bencana Nasional. Seiring perjalanan waktu telah terjadi perubahan cara pandang

penanggulangan bencana dari yang bersifat tanggap darurat menuju ke arah pengurangan risiko

bencana. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) berdasarkan tugasnya telah melaksanakan

fungsi tersebut untuk mewujudkan tercapainya sasaran sebagaimana tercantum dalam Rancangan

Qanun Aceh Nomor 12 tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJM

Aceh) periode 2012 – 2017.

Mengingat pentingnya penanggulangan bencana tersebut, maka dalam rangka mendukung arah

pembangunan sebagaimana ditegaskan dalam Qanun Aceh dimaksud, Pemerintah Aceh telah

menetapkan 10 prioritas pembangunan Aceh dan menempatkan prioritas penanggulangan bencana

pada urutan ke 10 dalam kebijakan bidang kualitas lingkungan dan kebencanaan.

Dalam rangka melaksanakan amanat strategis tersebut, Gubernur Aceh telah memberikan

tugas pokok kepada Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sesuai dengan Qanun Aceh

No. 13 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh untuk menyelenggarakan

urusan di bidang penanggulangan bencana untuk dapat membantu gubernur dalam

menyelenggarakan Pemerintahan Aceh. Tugas tersebut harus senantiasa dilaksanakan dengan

penuh tanggungjawab, efektif, efisien dan akuntabel.

B. Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh

Organisasi menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Aceh. Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya

manusia serta sarana dan prasarana.

Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 13 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Aceh, organisasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh terdiri dari Kepala

Sekretariat, dan tiga bidang teknis yaitu Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang

Kedarurtan dan Logistik dan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi serta didukung oleh

unsur pengarah dan kelompok jabatan fungsional. Khusus untuk jabatan fungsional hingga

tahun 2015 belum terisi dengan pejabat fungsional. Adapun struktur organisasi Badan

Penanggulangan Bencana Aceh adalah sebagai berikut:

Page 6: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 2

BAGAN STRUKTUR ORGANISASIBADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH

KEPALA BPBA

UNSUR PENGARAH

KEPALA PELAKSANA

KEPALASEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUMSUB BAGIANKEUANGAN

SUB BAGIAN PROGRAMDAN PELAPORAN

BIDANG PENCEGAHANDAN KESIAPSIAGAAN

BIDANGKEDARURATAN DAN

LOGISTIK

BIDANG REHABILITASIDAN REKONSTRUKSI

SEKSI PENCEGAHANSEKSI

KEDARURATANSEKSI

REHABILITASI

SEKSIKESIAPSIAGAAN

SEKSI LOGISTIKSEKSI

REKONSTRUKSI

KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh merupakan pejabat yang diangkat

dan diberhentikan oleh Gubernur, berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Gubernur Aceh. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Kepala Badan Penanggulangan

Bencana Aceh membawahi unsur pengarah dan unsur pelaksana.

Anggota unsur pengarah terdiri dari unsur instansi pemerintah dan unsur masyarakat

profesional/pakar yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota unsur pengarah

dari masyarakat profesional ditetapkan berdasarkan prosedur pemilihan dan seleksi.

Page 7: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 3

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPBA harus dijiwai dengan semangat dan

komitmen melakukan pelayanan penanggulangan bencana yang berbasis pada hasil dan

berorientasi pada kinerja. Untuk mewujudkan hal tersebut telah ditetapkan Visi dan Misi

BPBA yang merupakan panduan/acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi. Visi dan

Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan operasional

berupa perumusan tujuan strategis organisasi (strategic gola)

Dalam pelaksanaannya, Rencana strategis BPBA 2012 – 2017 telah mengalami

revisi yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dalam Dokumen Pelaksanaan

Anggaran tahunan. Demikian juga Indikatir Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam

pengukuran kinerja dan pengendaliaan pelaksanaan program dan kegiatan.

Dalam visi ini terkandung maksud sebagai berikut :Tanggap, mengandung maksud yaitu dapat merespon secepat mungkin setiap kejadian

bencana di seluruh wilayah Aceh melalui koordinasi dengan semua pihak terkait dengan

mengacu pada peraturan perundang undangan yang berlaku.

Tangguh, mengandung maksud yaitu bahwa dalam situasi apapun tetap melaksanakan

pelayanan penanggulangan bencana yang terencana dan terkoordinir.

Menghadapi Bencana, mengandung maksud intergrasi pelayanan penanggulangan

bencana pada saat pra bencana, status siaga darurat, status tanggap darurat, status transisi

darurat dan pasca bencana. Melalui upaya-upaya mitigasi dan adaptasi guna mengurangi

atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana.

Sejalan dengan visi BPBA maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat

dicapai dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran

pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai

dengan tugas dan fungsi BPBA. Selanjutnya misi diharapkan dapat menjadi pedoman

VISI

“Masyarakat Aceh Tanggap dan Tangguh Menghadapi Bencana”

Page 8: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 4

untuk mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh BPBA.

Tujuan atau kondisi yang ingin diwujudkan oleh BPBA pada lima tahun

mendatang menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh BPBA.

Dengan berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka BPBA

merumuskan tujuan strategis sebagai berikut :

Visi dan misi BPBA tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan pelaksanaan

Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan yang merupakan salah satu prioritas

pembangunan Aceh periode 2012 – 2017 yang tertuang dalam Qanun Aceh Nomor 12

tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012 – 2017.

Berdasarkan RPJM Aceh 2012 – 2017 tersebut pelayanan penanggulangan bencana

menjadi tugas BPBA dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 35 Tahun 2016 tentang Indikator

Konerja Utama Pemerintah Aceh, Satuan Kerja Perangka Aceh dan Biro di Lingkungan

Pemerintah Aceh, di bawah ini merupakan Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan

Bencana Aceh.

MISI

1. Membangun kelembagaan penanggulangan bencana yanghandal.

2. Menyelenggarakan pelayanan penanggulangan bencanayang terkoordinir dan profesional.

T U J U A N:

1. Terwujudnya koordinasi penanggulangan bencana dengan dukungan

sarana dan prasarana yang lengkap.

2. Terwujudnya Pengurangan Risiko Bencana.

3. Terwujudnya Koordinasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana

yang komprehensif.

4. Terwujudnya distribusi logistik, dan penialaian kerusakan bencana

yang tekendali.

Page 9: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 5

TABEL. 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH

No. SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA UTAMA SATUAN

TARGET

2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Peningkatan KualitasSarana dan PrasanaPenanggulanganBencana

Persentase saranadan prasaranapendukungpenanggulanganbencana

% 55 60 65 70 75

2. Meningkatnyaketrampilan aparaturdan masyarakatdalam menanggulangibencana

PersentasePemerintahKab/Kota siagabencana.

% 75 80 85 90 95

Peningkatankesiapsiagaanmasyarakat dalammenghadapibencana

% 75 80 85 90 95

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk: (1) meningkatkan

akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen

antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (3) sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok

ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan (5) sebagai dasar pemberian

reward atau penghargaan dan sanksi.

Perjanjian Kinerja tahun 2017 merupakan tahun terrakhir penerapan Renstra

BPBA, sehingga capaian kinerjanya mencerminkan capaian strategsi BPBA sebelum

berakhirnya Pemerintahan Aceh periode 2012 – 2017. Perjanjian Kinerja BPBA Tahun

Anggaran 2017 dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 10: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 6

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana pada hakikatnya merupakan

upaya untuk meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat guna siap siaga dalam

menghadapi bencana. Siklus manajemen penanggulangan bencana itu sendiri terdiri dari fase

pra bencana –saat tidak terjadi bencana--, saat terjadi bencana –darurat bencana-- dan pasca

peristiwa terjadinya bencana – rehabilitasi dan rekonstruksi--. Harapan terakhir dari

serangkaian proses pelayanan penanggulangan bencana tersebut adalah terwujudnya aparatur

dan masyarakat siap, tanggap dan mampu melakukan upaya-upaya mitigasi maupun adaptasi

bencana.

Sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Aceh (RPJMA) periode 2012 – 2017 bahwa palayanan penanggulangan

bencana diarahkan pada peningkatan kualitas fungsi koordinasi, peningkatan kapasitas

kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam berbagai upaya pengurangan risiko bencana

serta peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan

pelayanan penanggulangan bencana.

Keberhasilan pelayanan penanggulangan bencana tercermin melalui dari berkurangnya

fungsi yang tumpang tindih; meningkatnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam

pengurangan risiko bencana; dan meningkatnya kapasitas kelembagan serta sarana pendukung

penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana dan pada akhirnya mendukung

terwujudanya masyarakat Aceh yang tanggap dan tangguh mengadapi bencana.

A. Capaian Kinerja Penguatan Kelembagaan Penanggulangan Bencana (2012 – 2017)

Guna mendukung kelancaran pelaksanaan penguatan kelembagaan

penanggulangan bencana telah dilaksanakan pengadaan sarana dan prasarana

penanggulangan bencana, pelatihan teknis aparatur yang terlibat dalam penyelenggaraan

pelayanan penanggulangan bencana baik yang berasal dari BPBA maupun BPBD

kabupaten/kota, dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

lapangan penanggulangan bencana.

Secara umum capaian kinerja penguatan kelembagaan menunjukan adanya

perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun, meskipun masih memerlukan kerja

keras dan perhatian tidak hanya dari BPBA, namun juga komitmen dari para pihak

Page 11: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 7

lainnya terutama Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) untuk mengalokasikan

anggaran dalam jumlah yang memadai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Tabel. 2PERKEMBANGAN KINERJA

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA

SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA

2012(BASELINE)

REALISASI TARGET2017

TINGKATCAPAIAN

(%)2013 2014 2015 2016 2017

Meningkatnyakualitas dankuantitasperalatan untukmendukungkegiatanpelayananpenanggulanganbencana

Jumlah GedungWorkshop pemadamkebakaran

n.a 1 0 1 0 0 0 0

Jumlah kenderaanoperasional evakuasidarurat bencana

n.a 0 0 5 0 3 3 100

Panjang jalan dansaluran pada landscapegudang logistikkebencanaan

n.a 0 0 447 412 0 0 0

Jumlah aparatur yangterampil dalampenyelenggaraanpelayananpenanggulangan bencana

100 200 230 360 400 777 777 100

Jumlah genset mini n.a 0 0 0 16 0 0 100Jumlah mobil minibusrescue n.a 0 0 0 1 0 0 100

Jumlah kenderaan boklogistik n.a 0 0 0 1 1 100

Jumlah Toilet Portable n.a 0 0 0 0 360 360 100

Peralatan Pemadam n.a 0 0 0 0 324 324 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja penguatan kelembagaan

penanggulangan bencana menunjukan capaian optimal (100%). Melihat capaian kinerja

yang disajikan pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana

penanggulangan bencana mengalami peningkatan jumlah dan kualitas dari tahun ke

tahun. Dalam perjanjian kinerja antara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Aceh

dengan Gubernur Aceh target kinerja peningkatan.

B. Capaian Kinerja Pencegahan Dini dan Kesiapsiagaan Bencana (2012 – 2017)

Lingkup daerah kebijakan penanggulangan bencana Aceh adalah seluruh

wilayah Aceh. Namun dengan keterbatasan sumber daya dan wewenang pemerintah

provinsi sebagai pemerintahan administratif, maka dibuat batasan zona kewenangan yang

disebut dengan zona priorotas penanggulangan bencana Aceh. Peraturan Gubernur Aceh

Nomor 51 tahun 2011 tentang Rencana Penanggulangan Bencana Aceh Tahun 2012 –

2017 menetapkan zona prioritas penanggulangan bencana Aceh untuk empat jenis

bencana yang menjadi tanggung jawab intervensi Pemerintah Aceh yaitu:

1. Gempa bumi yang mencakup Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

Page 12: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 8

2. Tsunami kepulauan yang mencakup Kabupaten Aceh Singkil dan Simeulue.

3. Tsunami, yang mencakup Kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Aceh

Selatan.

4. Banjir, yang mencakup Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.

5. Gunung api, yang mencakup Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Pencegahan dini dan kesiapsiagaan bencana diarahkan untuk meningkatkan

kapasitas masyarakat kelompok rawan bencana khususnya yang berdomisili dalam

kawasan rawan bencana zona prioritas provinsi sebagaimana telah diuraikan di atas.

Pada dasarnya, pelaksanaan pencegahan dini dan kesiapsiagaan diarahkan untuk

meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Seiring dengan semakin solid dan menguatnya kapasitas kelembagaan, BPBA

pada Tahun anggaran 2016 telah melaksanakan simulasi/drill bencana banjir di

Kabupaten Aceh Tamiang dan satu kali simulasi/drill bencana tsunami di Kabupaten

Aceh Barat.

Tabel. 3

PERKEMBANGAN KINERJAPENCEGAHAN DINI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA

2012(BASELINE)

REALISASI TARGET2017

TINGKATCAPAIAN (%)2013 2014 2015 2016 2017

Meningkatnyakesiapsiagaan

masyarakat dalammenghadapi

bencana

Jumlah masyarakatyang berpartisipasidalam pelaksanaan

kegiatansimulasi/drill

bencana

120 186 720 800 500 530 500 106

Tabel di atas menjelaskan capaian kinerja pencegahan dini dan representasi

kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Diukur melalui jumlah

masyarakat dan aparatur pemerintah kabupaten/gampong tempat simulasi/drill

dilangsungkan terlibat/berpartisipasi secara aktif. Secara gradual dari tahun ke tahun

menunjukan tingkat partisipasi yang semakin baik. Tahun 2017 ditetapkan target 500

orang, realisasinya mencapai 530 orang. Dalam perjanjian kinerja antara Kepala

Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh dengan Gubernur Aceh ditetapkan

target kinerja sebesar 85%. Jika capaian diatas digunakan sebagai acuan maka capaian

kinerja dimaksud dapat melampui target. Hal tersebut patut dan layak diapresiasi sebagai

wujud partisipasi yang nyata dan menjadi modal dasar dalam mencegah timbulnya

korban jiwa pada saat terjadi bencana alam.

Page 13: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 9

C. Capaian Kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi (2012 – 2017)

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 11

Tahun 2008 tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana menegaskan

bahwa ruang lingkup pelaksanaan rehabilitasi pasca bencana dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum,

pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat, pemulihan sosial psikologis, pelayanan

kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik, pemulihan sosial, ekonomi dan budaya,

pemulihan keamanan dan ketertiban umum, pemulihan fungsi pemerintahan, dan

pemulihan fungsi pelayanan publik (pasal 56, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Tahun Anggaran 2016 BPBA

relevan dengan anggran yang tersedia dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Satuan Kerja Perangkat Aceh Nomor 1.20.12 tanggal 26 Februari 2016 menjalankan

fungsi koordinasi bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Tabel. 4PERKEMBANGAN KINERJA

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 2012 – 2017

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA

2012(BASELINE)

REALISASI TARGET2017

TINGKATCAPAIAN (%)2013 2014 2015 2016 2017

Meningkatnyakoordinasirehabilitasi danrekosntruksi

Jumlah dokumenlaporan koordinasipelayananrehabilitasi danrekonstruksi pascabencana

n.a 2 2 2 1 0 0 0

JumlahrekomendasiRehabilitasi danRekonstruksiPasca Bencana

n.a 6 7 5 8 4 4 100

Kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana menunjukan tingkat

konsistensi yang tinggi dari tahun ke tahun dan dapat memenuhi target yang ditetapkan

dalam perjanjian kinerja antara Kepala Pelaksana BPBA dengan Gubernur Aceh tahun

2017. Pada sisi yang lain, hal tersebut menunjukan monotonnya pelayanan rehabilitasi

dan rekonstruksi pasca bencana yang diselenggarakan BPBA. Dengan kata lain kondisi

seperti tersebut memberi indikasi bahwa terdapat beberapa jenis layanan sebagaimana

diuraikan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana telah dijabarkan di atas yang masih memungkinkan

untuk di laksanakan pada tahun yang akan datang jika didukung dengan anggaran dalam

jumlah yang memadai.

Page 14: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 10

D. Capaian Kinerja Kedaruratan dan Logistik Bencana (2012 – 2017)

Secara umum kesuksesan penyaluran bantuan logistik bencana bersandar pada

empat hal utama, yakni tempat atau titik masuknya logistik, gudang utama, gudang

penyaluran, dan terakhir gudang penyimpanan akhir (jika diperlukan). Keempat sandaran

ini akan ditentukan oleh faktor informasi - komunikasi, jalur dan sistem distribusi, sarana

tranportasi suplay, dan manajemen persediaan atau stock management.

Untuk mengefektifkan fungsi koordinasi peralatan dan logistik kemanusiaan pada

fase darurat bencana, BPBA sekurang-kurangnya berpijak pada lima variable penting

dalam sistem manajemen logistik bencana. Pertama, kesiapan petugas atau aparatur.

Operasional logistik sangat bergantung pada petugas atau aparatur yang terampil, terlatih,

dan cekatan. Kebutuhan petugas atau aparatur suplay logistik bencana dapat dipenuhi

melalui recruitment Pegawai Negeri Sipil (PNS), tenaga kontrak/pegawai tidak tetap dan

sukarelawan. Masyarakat sekitar, terutama karang taruna dapat diberdayakan menjadi

sukarelawan setelah mendapat bimbingan teknis yang memadai. Mereka merupakan

garda terdepan dalam proses penyiapan rantai pasok dari awal sampai dengan titik tujuan

bencana. Di luar negeri, seperti Amerika Serikat, penyiapan kader logistik sudah

ditangani secara serius dan profesional. Tiap tahun, misalnya, Federal Emergency

Management Agency (FEMA) menyelenggarakan acara yang dikenal dengan ”Logistic

Management Boot Camp” yang sebagian besar diisi dengan pelatihan dan simposium.

Kedua, terkait fungsi perencanaan. Pada kondisi darurat sering kali ditemukan

proses distribusi yang kacau balau, tidak adanya garis komando, tumpang tindih fungsi

kerja, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini dapat dimaklumi dalam jangka waktu tertentu,

namun tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Harus ada fungsi pengendalian yang

direncanakan diawal. Pada saat pra bencana, fungsi perencanaan bertujuan mengetahui

seberapa banyak jumlah korban yang membutuhkan bantuan logistik, mengetahui berapa

banyak bantuan logistik yang dibutuhkan, mengetahui jenis kebutuhan (sandang papan,

dan pangan), mengetahui cara menyampaikan bantuan, mengetahui kapan bantuan harus

diberikan, dan terakhir mengetahui siapa penanggung jawab kelompok penerima bantuan.

Dalam tataran yang lebih luas, fungsi perencanaan mampu berbicara dengan berbagai

level skenario, antara lain perencanaan saat kejadiaan bencana, perencanaan

pascabencana, perencanaan rehabilitasi dan konstruksi.

Ketiga, ketersediaan sarana dan prasarana. Aspek ini meliputi penyediaan sarana

dan prasarana untuk proses penyimpanan (gudang) dan proses distribusi (berbagai moda

transportasi, darat, laut, dan udara).

Page 15: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 11

Keempat, terkait keterlacakan dan akuntabilitas. Harus dicarikan solusi alternatif

bagaimana membangun sebuah sistem yang mampu menyuguhkan data stok dan posisi

bantuan secara ”real time” dan terhubung ke semua pemangku kepentingan yang terkait.

FEMA USA misalnya, telah memiliki Logistic Visibility Tools (LogVIZ) yang mampu

menampilkan data secara cepat, akurat, transparan, dan terkoneksi secara baik. Tidak

kalah penting adalah kerja sama dan kolaborasi dengan sektor swasta seperti donatur,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain.

Berkaitan dengan penyaluran logistik kemanusiaan sebagaimana diuraikan di atas

BPBA sejak tahun 2013, bidang Kedaruratan dan Logistik telah menjalankan fungsi

tersebut sebagaimana diamanatkan Qanun Aceh Nomor 13 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh. Ketersediaan jumlah personil dan peralatan

pendukung logistik yang semakin membaik dari tahun ke tahun berdampak yang sangat

signifikan terhadap peningkatan kinerja bidang terkait.

Untuk kelancaran proses penyelenggaran pelayanan kedaruratan dan logistik

bencana, disediakan prasarana dan sarana pendukungnya berupa:

Personil piket Pusat Kendali Operasi (PUSDALOPS) bencana yang siaga dua puluh

empat jam.

Ruang kerja, peralatan komunikasi, ruang istirahat petugas Pusdalops yang nyaman.

Dukungan unsur pengarah profesional.

Peralatan dan perlengkapan kerja lapangan Tim Reaksi Cepat (TRC).

Peralatan pencarian dan penyelamatan korban bencana.

Gudang logistik yang representative.

Kenderaan operasional rescue, seperti kenderaan roda empat dan kenderaan khusus

perairan dangkal seperti perahu polyethilen dan lain-lain.

Page 16: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 12

Tabel. 5PERKEMBANGAN KINERJA KEDARURATAN DAN LOGISTIK

TAHUN 2012 – 2017

SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA

2012(BASELINE)

REALISASI TARGET2017

TINGKATCAPAIAN

(%)2013 2014 2015 2016 2017

Meningkatnyakoordinasipenanganankedaruratandan logistikkebencanaan

Jumlah laporanoperasional pusatkendali operasi danlaporan penialaiancepat kerusakanakibat bencana

1 1 1 2 1 1 1 100

Jumlah paket bantuanlogistik kebencanaan

12 16 16(55.00

KK)

18 0 11700KK

85 % 100

Persentase KetetapanWaktu, Jenis Bantuandan KebutuhanKOrban BencanaPada Masa TanggapDarurat

n.a 0 0 0 0 100 % 75 % 75

Keberhasilan layanan kedaruratan dan logistik kebencanaan tergambarkan dari

bekerjanya Pusdalops penanggulangan bencana dan tersalurkannya bantuan logistik masa

darurat bencana di kabupaten/kota yang dilanda bencana alam. Tahun 2017 jumlah

laporan pelaksanaan Pusdalops berjumlah 1 laporan dan memenuhi target.

Layanan bantuan logistik darurat bencana cenderung meningkat dari tahun ke

tahun. Baseline tahun 2012, jumlah paket bantuan logistik yang disalurkan yaitu 12

paket, meningkat menjadi 16 paket pada tahun 2013 dan 2014, dan terus meningkat

menjadi 18 paket pada tahun 2015 dan meningkat menjadi 23 paket pada tahun 2016.

Pada 2017 meningkat lebih lanjut menjadi 39 paket. Namun, layanan tersebut belum

mampu menjangkau seluruh masyarakat yang terdampak bencana. Metode penyaluran

bantuan logistik tersebut yaitu bersifat selektif dan sangat dipengaruhi oleh permintaan

pemerintah kabupaten/kota yang terdampak bencana.

E. Capaian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)

Pengukuran tingkat capaian kinerja BPBA dilakukan dengan cara

membandingkan antara target capaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian

Kinerja (PK) Tahun Anggaran 2017 antara Kepala Pelaksana BPBA dengan Gubernur

Aceh. Secara keseluruhan capaiannya sebesar 99,0 % yang dihitung berdasarkan

persentase rata-rata capaian sasaran strategis. Dari empat sasaran strategis dan empat

indikator kinerja yang ditetapkan dalam PK T.A 2017 seluruhnya tingkat capaiannya

mencapai 99,0 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat capainnya kurang dari

100%. Sasaran dinyatakan berhasil jika capaiannya ≥ 75% dari target yang ditetapkan.

Page 17: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 13

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BPBA BERHASIL menyelenggarakan

pelayanan penanggulangan bencana pada T.A 2017.

Evaluasi dan analisa capaian kinerja BPBA sebagaimana telah ditetapkan,

diuraikan berdasarkan indikator sasaran pada masing-masing tujuan sebagai berikut:

1. Terwujudnya kordinasi penanggulangan bencana dengan dukungan sarana danprasarana yang lengkap.

Pelayanan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien digambarkan

pada bagaimana layanan penanggulangan bencana yang tepat fungsi dan ukuran

dengan memenuhi tingkat kesesuaian dan harapan masyarakat. Dalam pelaksanaan

tugas dan peran pembangunan khususnya urusan penanggulangan bencana yang

didelegasikan kepada beberapa bidang dalam lingkup BPBA dinyatakan semakin

efektif ditandai dengan layanan yang tepat sasaran baik pada masa pra bencana, saat

kejadian bencana dan pada saat setelah terjadinya bencana. Sedangkan efisiensi

pelaksanaan layanan digambarkan dalam sistem prosedur yang baik dengan rasio

sarana dan prasarana kerja yang proporsional.

Untuk mewujudkan tujuan pelayanan penanggulangan bencana yang

terkoordinir dengan dukungan fasilitas yang memenuhi standar dan tenaga yang

terampil secara efektif, efesien dan terukur dalam tahun 2017 telah ditetapkan

sasaran strategis sebagai berikut:

a. Meningkatnya koordinasi penanggulangan bencana.

b. Meningkatnya kualitas peralatan untuk mendukung kegiatan penanggulangan

bencana.

c. Meningkatnya jumlah aparatur dan masyarakat yang terlatih menghadapi

bencana.

Sasaran a.Mewujudkan koordinasi penanggulangan bencana.

Sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 13 tahun 2016 tentang Pemebentukan dan

Susunan Perangkat Aceh. BPBA mempunyai tugas utama yaitu melaksanakan

penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya. Dalam menjalankan

tugas tersebut BPBA melakukan fungsi selain pelaksanaan penanggulangan bencana

secara terintegrasi dalam tahapan pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca

Page 18: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 14

bencana juga melakukan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan

bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

Tahun 2017 menjadi tahun yang sangat strategis karena intensitas kejadian

bencana yang sedemikian tinggi – terkait dengan anomali cuaca akibat iklim yang

sudah berubah—namun kurang didukung dengan pembiayaan yang memadai.

Dalam situasi yang demikian BPBA mengandalkan strategi berupa mengoptimalkan

fungsi koordinasi baik dengan SKPA Teknis lingkup Setda Aceh maupun dengan

BPBK seluruh Aceh. Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan penanggulangan

bencana dapat terlaksana secara cepat, tepat, efisien dan efektif.

BPBA dalam tahun 2017 sesuai dengan ketersediaan anggaran telah

menyelenggarakan satu kali rapat koordinasi bidang rehabilitasi dan rekonstruksi

pasca bencana dengan tema Sosialisasi Aplikasi e-Proposal Sebagai Perangkat

Verivikasi Proposal Rehab Rekon Pasca Bencana. Tema ini menjadi strategis untuk

diangkat dalam forum tersebut untuk menjaga azas transparansi pelaksanaan program

dan kegiatan. Rapat koordinasi tersebut menghadirkan narasumber pusat dan daerah.

Para narasumber memaparkan arah kebijakan pembangunan nasional

penanggulangan bencana secara mendetil, agar daerah dapat menyesuaikan program

dan kegiatan penanggulangan bencana sehingga terjalin keterpaduan dan keserasian

capaian output dan outcome. Rapat koordinasi dihadiri oleh seluruh kepala pelaksana

BPBD kabupaten/kota beserta pejabat setingkat eselon III dan pejabat struktural

lingkup BPBA dengan total jumlah 50 orang. Pada akhir rapat koordinasi tersebut

dihasilkan rencana tindak lanjut berupa kesepakatan untuk mengharmonisasikan

program dan kegiatan penanggulangan bencana.

Sasaran b.Mewujudkan kualitas dan kuantitas peralatan penanggulangan bencana sesuaikebutuhan.

Peralatan penanggulangan bencana yang tersedia di lokasi harus dapat

digunakan dalam keadaan situasi darurat oleh petugas bencana. Pada saat situasi

darurat banyak diperlukan, seperti peralatan angkutan (transportasi) untuk evakuasi

korban baik di darat, perairan udara (truk, perahu karet, helikopter, dan lain lain).

Demikian pula peralatan lainnya, misalnya telekomunikasi, generator listrik,

peralatan penyelamatan (peralatan diteksi dini, bulldozer, forklift, dan lain lain.

Page 19: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 15

Peralatan tersebut harus dapat diperoleh dengan cepat, tepat waktu, tepat lokasi, tepat

sasaran, tepat jumlah, dan dapat berfungsi dengan baik.

Dalam penanggulangan bencana banyak kendala yang dihadapi oleh petugas

terkait dengan penyediaan peralatan seperti tidak dapat digunakan secara optimal

(rendah kualitas/cepat rusak), bahkan tidak memilik informasi tentang dimana tempat

yang memiliki kondisi layak pakai dan mudah di dapat. Ketika satuan tugas akan di

berangkatkan ke lokasi bencana sering kali tidak memiliki informasi tetang tempat

dimana peralatan mudah di dapat sehingga lambat dalam melakukan tindakan yang

pasti dan tepat.

Penyediaan peralatan penanggulangan bencana pada hakekatnya pengumpulan

data peralatan yang sudah tersedia atau dimiliki pemerintah, lembaga dan instansi

yang mempunyai tanggungjawab dalam penanggulangan bencana. Peralatan

penanggulangan bencana akan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam

manajemen penanggulanagn bencana baik pada fase kesiapsiagaan, tanggap darurat

dan pasca bencana di daerah rawan bencana.

Pada saat ini BPBA belum memiliki peralatan penanggulangan bencana yang

memadai dan lengkap, serta belum memiliki data dan informasi yang menerangkan

lembaga atau SKPA mana yang memiliki peralatan yang siap dimobilisasi secara cepat

pada saat dibutuhkan. Oleh karena itu, pengadaan sarana dan prasaran

penanggulangan bencana merupakan langkah strategis untuk mendukung pelayanan

penanggulangan bencana.

BPBA telah mengadakan beberapa peralatan atau prasarana dan sarana

strategis penanggulangan bencana pada tahun anggaran 2017 untuk menunjang

kelancaran penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana berupa pengadaan:

Truck serbaguna.

Mobil pemadam kebakaran.

Toilet portable dan biotank.

Senter tembus asap.

Pakaian tahan api petugas pemadam kebakaran.

Masker anti asap.

Alat bantu pernapasan.

Sepatu tahan api.

Helem tahan api dan sarung tangan.

Page 20: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 16

Sasaran c.Mewujudkan ketrampilan dan keahlian aparatur

Dari sekian banyak kegiatan mitigasi, satu yang paling strategis adalah

pembelajaran atau pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) baik kepada aparatur

pelaksana pelayanan penanggulangan bencana maupun kepada masyarakat. DIKLAT

merupakan wahana untuk membangun perilaku dan sikap positif dalam menghadapi

bencana. Dalam referensi Biro Mitigasi Bakornas PBP (2005), mitigasi bencana yang

berbasis pada masyarakat disebut paradigma pengurangan resiko yang berbasis

DIKLAT.

Mitigasi bencana awalnya memang bersifat konvensional yang menganggap

bencana sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dielakan dan tidak

dapat dikurangi resikonya. Prinsip utamanya agar para korban segera mendapat

pertolongan, sehingga fokusnya memberi bantuan atas kedaruratan (emergency).

Pandangan kedua berkembang menjadi paradigma antisipasi tujuannya lebih diarahkan

kepada identifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengenali pola-pola yang dapat

menimbulkan bencana, dan penataan ruang. Pandangan ketiga adalah paradigma

pembangunan yaitu bersifat pengintegrasian upaya penanganan bencana dengan

program pembangunan, misalnya melalui perkuatan ekonomi, penerapan teknologi,

pengentasan kemiskinan dan sebagainya. Pandangan keempat adalah paradigma

pengurangan resiko. Dalam paradigma terakhir ini penanganan bencana bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan aparatur maupun masyarakat untuk mengelola dan

menekan resiko terjadinya bencana. Pendekatan ini memandang masyarakat sebagai

subyek dan bukan obyek dari penanganan bencana dalam proses pembangunan.

Pada paradigma pengurangan resiko, mitigasi sebagai kewajiban berbagai

pihak, baik para ahli, pemerintah maupun masyarakat secara luas. Para ahli barangkali

memiliki tugas untuk menjelaskan mekanisme dan proses terjadinya bencana seperti

gempa, gunung api, longsor, atau banjir. Dengan berbasil ilmu pengetahuannya, para

ahli memetakan tempat-tempat rawan bencana, dan kemudian membangun konsep

DIKLAT sebagai upaya adaptasi. Dengan DIKLAT yang dilakukan secara terus

menerus dan berulang-ulang diyakini dapat membentuk sikap dan perilaku positif

yang dapat meningkatkan kapasitas dan pada akhirnya diharapkan mampu mereduksi

kerentanan. Sehingga pada saat terjadi bencana aparatur maupun masyarakat dapat

bertindak menolong atau menyelamatkan diri secara baik dan benar.

Page 21: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 17

Guna mewujudkan peningkatan kapasitas aparatur pelaksana penyelenggara

layanan penanggulangan bencana BPBA telah melaksanakan empat jenis DIKLAT

pada tahun 2017 dengan narasumber dari dalam dan luar daerah ( tabel. 6).

Tabel. 6PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA

JENIS DIKLAT TEMA DIKLATJUMLAHPESERTA

(Org)

DURASIDIKLAT TEMPAT

PelatihanPenyusunanAnggaran BerbasisProgram

PelatihanPenyusunanAnggaran BerbasisProgram

70 2 Hari HotelHermesPallaceBanda Aceh

Beranjak dari ide yang menegaskan bahwa “belajar yang dilakukan berulang-

ulang berpeluang meningkatkan keterampilan”, maka menjadi sebuah harapan bahwa

dengan telah mengikuti DIKLAT tersebut, para aparatur yang terlibat secara langsung

dalam proses penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana terutama yang

berkaitan dengan penyusunan anggran berbasi program. Sehingga berdampak pada

peningkatan keahlian yang menunjang perencanaan.

Sasaran d.Mewujudkan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan bencana yang tepatsasaran

Pemantauan (monitoring) adalah prosedur penilaian yang secara deskriptif

dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan/atau mengukur pengaruh dari kegiatan yang

sedang berjalan (on-going) tanpa mempertanyakan hubungan kausalitas (Wollman,

2003:6). PP No.39 tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan membuat batasan definisi dari pemantauan yaitu kegiatan

mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta

mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul.

Evaluasi merupakan proses analitis menggunakan metodelogi sosial-ilmiah untuk

melihat apakah sebuah intervensi kebijakan (program, kegiatan) mengakibatkan output

atau hasil tertentu (King et al, 1987:17). PP No.39/2006 mendefinisikan Evaluasi

sebagai serangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran

(output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Lazimnya dikenal tiga jenis

Evaluasi yaitu:

Page 22: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 18

Ex-ante (Evaluasi pada tahap perencanaan): evaluasi sebelum ditetapkannya rencana

pembangunan; Tujuan: memilih & menentukan skala prioritas dari berbagai

alternatif, kemungkinan cara mencapai tujuan yg telah ditetapkan sebelumnya.

On-going (Evaluasi pada tahap pelaksanaan, pemantauan); Tujuan: mengetahui

tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan rencana.

Ex-post (Evaluasi setelah pelaksanaan berakhir); Tujuannya adalah mengetahui

apakah pencapaian (keluaran, hasil, dampak) program mampu mengatasi masalah

pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai

efisiensi, efektivitas, dan kemanfaatan dari suatu program.

Pelaksanaan program dan kegiatan baik yang diselenggarakan secara internal

maupun yang diselenggarakan oleh BPBD kabupaten/kota secara acak dilakukan

pemantauan. Harapan dari terlaksananya kegiatan ini adalah teridentifikasinya berbagai

kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana sehingga

membuka peluang untuk perbaikan pada tahun yang akan datang. Hasil pantauan

pelaksanaan kegiatan tahun 2015 diperoleh gambaran bahwa terdapat berbagai persoalan

yang terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan bencana baik

ditingkat provinsi maupun di kabupaten/kota.

Page 23: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 19

Tabel. 7.

IHKTISAR HASIL PEMANTAUAN DAN PENILAIAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATANPENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2017

PROGRAM KEGIATAN PERMASALAHANFAKTUAL

ALTERNATIFSOLUSI

RENCANATINDAKLANJUT/PEMBELAJA

RAN

EVALUASIKEMUNGKINAN

PERBAIKANMUNGKIN TIDAK

INTERNAL/ BPBAPencegahan dinidan kesiapsiagaanbencana

Pengurangan risiko bencana Struktur pembiayaankegiatan yang tidaksistematis sehinggaberpengaruh pada hubungansebab – akibat antaraindikator keluaran dan target

Perencanaan anggaranuntuk untuk kegiatansimulasi/drillmemerlukan reviewsecara menyeluruh

Tinjauan pada mekanismepenetapan target kinerja danproporsi anggaran yang tersedia

Ya

Kedaruratan danlogistikkebencanaan

Manajemen logistik danperalatan penanggulanganbencana

Akurasi data kelompoksasaran penerima paketbantuan logistik kebencananyang berubah-ubah

Screening dan up datedata secara real timedalam batas waktutertentu (24 jam)

Pelatihan petugas pendataan/TimKaji Cepat.

Ya

Rehabilitasi danrekonstruksi pascabencana

Koordinasi penilaiankerusakan bencana

Skala ukur data yang belumrelevan (dominan kualitatif)

Pengukuran denganmengikuti mekanismedimensi tiga danvolumetric

Pelatihan JITUPASNA Ya

EKSTERNAL/BPBD KABUPATEN-KOTARehabilitasi danrekonstruksi pascabencana

Koordinasi penilaiankerusakan bencana

Terbatasnya alokasianggaran regular dalamdokumen anggaranBPBD/Kabupaten/kota danBTT.

Koordinasi dengandinas keuangan Acehkhususnya denganbidang yang meng-evaluasi APBDkabupaten/kota

Instruksi Gubernur Aceh kepadaKepala Dinas Keuangan Acehuntuk mengevaluasi APBDkabupaten/kota khususnya posBelanja Tidak Terduga (BTT) danjika tidak proporsional dibericatatan evaluasi.

Ya

Rehabilitasi danrekonstruksi pascabencana

Koordinasi penilaiankerusakan bencana

Keterampilan staf yangsangat kurang

Pelatihan JITUPASNAsecara berkala 2 kalidalam setahun

Alokasi anggaran DIKLAT singkatdiperbesar

Ya (Tapisulit

dilakukan)

Page 24: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 20

2. Terwujudnya Pengurangan Risiko Bencana.

Menurut UNISDR, Disaster Risk Reduction (DRR) atau Pengurangan Risiko

Bencana (PRB) bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh bencana

alam seperti gempa bumi, banjir, kekeringan dan badai, melalui etika pencegahan.

Bencana sering mengikuti bahaya alam. Keparahan bencana tergantung pada seberapa

besar dampak bahaya pada masyarakat dan lingkungan. Skala dampak pada gilirannya

tergantung pada pilihan yang kita buat untuk hidup kita dan lingkungan kita. Pilihan ini

berhubungan dengan bagaimana kita mengelola bahan pangan kita, di mana dan

bagaimana kita membangun rumah kita, seperti apa pemerintah yang kita miliki, cara

kerja sistem keuangan dan bahkan apa yang diajarkan di sekolah. Setiap keputusan dan

tindakan yang membuat kita lebih rentan terhadap bencana atau lebih tahan terhadap

bencana tersebut.

Pengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktek mengurangi risiko

bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengurangi faktor-faktor

penyebab bencana. Mengurangi paparan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan

manusia dan properti, manajemen yang tepat terhadap pengelolaan lahan dan lingkungan,

dan meningkatkan kesiapan terhadap dampak bencana merupakan contoh pengurangan

risiko bencana.

Pengurangan risiko bencana meliputi disiplin seperti manajemen bencana,

mitigasi bencana dan kesiapsiagaan bencana, tetapi PRB juga merupakan bagian dari

pembangunan berkelanjutan. Agar kegiatan pembangunan dapat berkelanjutan mereka

juga harus mengurangi risiko bencana. Di sisi lain, kebijakan pembangunan yang tidak

sehat akan meningkatkan risiko bencana dan kerugian bencana. Dengan demikian, PRB

melibatkan setiap bagian dari masyarakat, pemerintah, sektor profesional dan swasta

untuk secara bersama-sama bertindak.

SasaranMewujudkan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana.

Untuk mewujudkan masyarakat yang siap siaga menghadapi bencana BPBA

telah melaksanakan simulasi/drill tahun anggaran 2017 di dua kabupaten yaitu Aceh

Tamiang dan Aceh Barat dan pengadaan perlatan penunjang tugas pemadaman kebakaran

(migas Kota Langsa). Pelaksanaan simulasi/drill bencana dikondisikan sedemikian rupa

seolah telah terjadi bencana yang nyata dan telah menimbulkan kerentanan yang

Page 25: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 21

sedemikian mengkhawatirkan dengan maksud untuk menguji kemampuan masyarakat

dalam menentukan sikap dan tindakan untuk menyelamatkan diri secara baik dan benar.

Simulasi tanggap bencana merupakan merupakan alat atau instrumen untuk menguji

tingkat pengetahuan, pemahaman, respon dan tindakan warga ketika akan, saat dan pasca

terjadi bencana.

Tujuan akhir atau out comem yang diharakan adalah peningkatan kapasitas

masyarakat dan aparat pemerintahan gampong selaku pemerintahan mikro yang paling

terdampak tentang pemahaman mengenai kesiapsiagaan bencana. Simulasi/drill bencana

Gunung Api di Kabupaten Benerr Meriah 1 (satu) kali yang diikuti oleh 530 peserta yang

terdiri dari masyarakat, petugas BPBD Kabupaten Bener Meriah, TNI, POLRI, PMI,

Siswa Sekolah Dasar SD, SMP, SMA dan masyarakat sekitar lokasi pelaksanaan drill.

3. Terwujudnya koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara

komprehensif

Sebagai bagian dari keseluruhan penanggulangan bencana, implementasi

tahapan rehabilitasi harus dikaitkan dengan tahapan lain. Dalam pengertian ini,

bukan saja kegiatan-kegiatan tahapan rehabilitasi berhubungan dengan tahap

prabencana dan tanggap darurat tetapi juga berhubungan dengan tahapan

rekonstruksi. Hubungan dan koordinasi antar tahapan ini sangat menentukan

efektifitas dan efisiensi penanggulangan bencana. Oleh karena itu, pentahapan

penanggulangan bencana semestinya tidak ditempatkan sebagai tujuan melainkan

cara untuk mencapai efisiensi dan efektifitas penanggulangan bencana secara

keseluruhan. Di atas pengertian ini, sinkronisasi dan koordinasi semestinya

merupakan kata kunci penanggulangan bencana yang harus dilaksanakan oleh

berbagai pihak.

Sasaran a.Mewujudkan koordinasi pemulihan dan perbaikan daerah bencana

Strategi untuk mewujudkan tujuan tersebut dalam tahun anggaran 2017

dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu Koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi bencana. Rapat koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi

bencana diadakan di Sabang (hotel Fladeo Kota Sabang) selama 3 (tiga) hari yaitu

tanggal 19s.d 21 Juli 2017 yang diikuti oleh 50 orang peserta terdiri dari pejabat

Page 26: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 22

bidang rehabilitasi dan rekonstruksi BPBD seluruh Aceh serta pejabat dan staf

jajaran BPBA.

Sasaran b.Mewujudkan akurasi data kerusakan pasca bencana

Strategi yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Aceh melalui

bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam Tahun Anggaran 2016 untuk

mewujudkan sasaran akurasi data kerusakan pasca bencana adalam dengan

melakukan inventarisasi, verivikasi dan validasi keruskan akibat bencana dengan

menggunakan metode Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITUPASNA). Target

yang ditetapkan adalah 14 laporan JITUPASNA dan berhasil dicapai 100 %.

4. Terwujudnya distribusi logistik, pencarian, dan penyelamatan korban bencana

yang terkendali

Masa tanggap darurat dalam situasi bencana tidak akan terlepas dari

pengelolaan logitik. Selain sebagai dukungan kebutuhan utama masyarakat terkena

dampak bencana juga jaminan pemulihan fungsi sosial masyarakat. Pentingnya

Pengelolaan tersebut sehingga perlu adanya pedoman yang mengatur persediaan

logistik dalam keadaan darurat.

Saat kejadian bencana merupakan tahap saat bencana sesungguhnya terjadi.

Dalam tahap ini terdapat kegiatan tanggap darurat yaitu kegiatan yang dilakukan

dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang

ditimbulkan seperti kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,

pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan pengurusan pengungsi,

penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana.

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana yang selanjutnya

disingkat Pusdalops PB adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BPBA

yang bertugas menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi penanggulangan

bencana. BPBA mengefektifkan fungsi Pusdalops PB pada tahun 2015 berada di

bawah Bidang koordinasi Kedaruratan dan Logistik dan secara hirakhi bertanggung

jawab langsung kepada Kepala Pelaksana BPBA.

Page 27: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 23

Sasaran a.Mewujudkan penilaian cepat kerusakan akibat bencana

Penilaian cepat bencana dilakukan oleh tim kaji cepat yang dibentuk

berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh No. 360/318/204 tentang Pembentukan Tim

Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Aceh dan Tim Kaji Cepat yang dibentuk

berdasarkan Perintah Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh.

Tugas utama tim ini adalah melakukan assessment untuk menentukan kebutuhan dan

tindakan yang tepat dalam penanggulangan bencana pada saat darurat bencana. Tim

kaji cepat membuat laporan assessment kepda Kepala Pelaksana BPBA yang

mencakup; (a). lokasi kejadian bencana; (b). jumlah korban bencana; (c). kerusakan

sarana/prasarana; (d). gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintah;

dan (e). kemampuan sumber daya alam maupun bantuan. Laporan tersebut menjadi

dasar dalam menyediakan bantuan logistik kebencanaan dan rencana tindak lanjut

penanggulangan bencana.

Tim kaji cepat atau TRC sekaligus melakukan pencarian dan penyelamatan

korban bencana serta pendistribusian logistik. Berdasarkan laporan tahun 2017 tim

ini telah melakukan tugasnya di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang,

Aceh Pidie, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh

Tenggara, Aceh Barat dan Gayo Lues.

Sasaran bMewujudkan funsgi Pusdalop 24 jam dalam sehari

Operasional pengendalian sistem pusat kendali operasi (PUSDALOPS)

penanggulangan bencana berlangsung selama 24 jam dalam satu hari tanpa jeda, out put

kegiatan ini berupa data/laporan kejadian bencana, secara garis besar sebagaimana

disajikan pada grafik di bawah ini:

Page 28: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 24

Gambar. 1.

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA TAHUN 2017

Sasaran c

Mewujudkan distribusi bantuan logistik kemanusiaan yang tepat sasaran, efektif danefisien

Pendistribusian bantuan logistik untuk korban bencana sebanyak 39 paket

merupakan wujud pelayanan darurat bencana kepada masyarakat terdampak. Paket

bantuan logistik secara umum terdiri dari bahan pangan dan sandang. Diharapkan dengan

adanya bantuan tersebut dapat terpenuhinya sebahagian kebutuhan dasar korban bencana

khususnya pada fase darurat. Cakupan layanan ini meliputi kabupaten terdampak becana

yaitu Kabupaten Aceh Tenggara (3 paket), Aceh Selatan (3 paket), Nagan Raya (2 paket),

Subulussalam (1 paket), Aceh Singkil (2 paket), Aceh Pidie (1 paket), Pidie Jaya (1

paket), Kabupaten Bireun (1 paket), Aceh Utara (2 paket) dan Kabupaten Bener Meriah

(2 paket) . Output dari kegiatan ini adalah bantuan logistik berupa bahan pangan 20

paket dan sandang 19 paket, yang disalurkan pmasa darurat bencana. Secara umum

komposisi paket bantuan logistik tersebut disajikan pada tabel di bawah.

Page 29: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 25

Tabel. 8KOMPOSISI UMUM PAKET BANTUAN LOGISTIK KEBENCANAAN

NO. NAMA/JENIS/BARANG VOLUME SATUAN

A. KELOMPOK BAHAN PANGAN:1.2.3.4.5.6.7.8.9.

BerasMie InstantMinyak GorengKecap Botol KecilSaus Botol KecilTelur AyamIkan Kaleng KecilAir Mineral GelasGula pasir

400350350350

10006.000

550350350

SakDusLiterBotolBotolButirKalengDusKg

B. KELOMPOK SANDANG:10.11.12.

Kain SarungSeragam SDSeragam SMP

400400400

LembarPasangPasang

Page 30: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 26

F. Realisasi Anggaran

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2016 dari pagu anggaran sebesar Rp.

26.463.723.000,- telah direalisasi sebesar Rp. 23.827.423.190.- atau 90,04%, dengan

rincian sebagai berikut:

TABEL.9

REALISASI KEUANGAN BPBA T.A 2017

No. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN

(%)A. BELANJATIDAK LANGSUNG 6.627.712.723 5.136.510.650 91.27B. BELANJA LANGSUNG 62.566.725.479 21.847.200.824 34.921. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.871.418.093 3.333.843.602 86.11

Penyediaan Jasa Surat Menyurat 9.960.000 4.231.424 42.48Penyediaan Jasa Kominikasi, Sumber Daya Air danListrik

315.600.000 205.336.391 65.06

Penyediaan Alat Tulis Kantor 117.605.093 117.230.093 99.68Penyediaan Barang Cetakan dan Barang Penggandaan 46.585.000 46.510.000 99.84Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/PeneranganBangunan Kantor

30.160.000 30.160.000 100

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 257.750.000 245.077.000 95.08Penyediaan Barang Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

14.328.000 13.080.000 91.29

Penyediaan Makanan Dan Minuman 175.650.000 72.738.000 41.41Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke LuarDaerah

1.054.380.000 849.295.310 80.55

Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.576.320.000 1.553.486.000 94.642. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur2.395.735.000 2.029.137.170 84.70

Pemeliharaan Rutin/Berkala KenderaanDinas/Operasional

742.940.000 399.299.670 53.75

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor 76.475.000 76.351.500 99.84

Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor 1.576.320.000 1.553.486.000 98.553. Program Penguatan Kelembagaan

Penanggulangan Bencana9.360.947.386 8.481.004.023 90.60

Monitoring Dan Evaluasi Penanggulangan Bencana 273.467.000 270.027.000 98.74Koordinasi Penanggulangan Bencana 986.201.400 656.870.000 66.61Pengadaan Sarana dan Prasarana PenanggulanganBencana

7.905.302.986 7.373.144.663 93.27

Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana 195.976.000 180.962.360 92.344. Program Pencegahan Dini Dan Kesiapsiagaan

Bencana1.669.087.000 1.610.149.593 96.47

Penyusunan Rencana Kontijensi 511.912.000 490.889.681 95.89Pengurangan Risiko Bencana 1.157.175.000 1.119259.912 96.72

5. Program Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Bencana 39.687.811.000 1.530.679.936 3.86Inventarisasi, Verifikasi Dan Validasi KerusakanAkibat Bencana

234.811.000 114.138.435 48.61

Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana 15.185.000.000 489.266.590 3.22Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik Dalam WilayahTerjadinya Bencana

23.800.000.000 543.661.646 2.28

Koordinasi Pelaksanaan Rehabiltasi Dan RekonstruksiBencana

468.000.000 383.613.265 81.97

6. Program Kedaruratan dan Logistik Bencana 5.581.727.000 4.862.386.500 87.11Penilaian Cepat Kerusakan Akibat Bencana 309.400.000 152.251.000 49.21Pengendalian Sistem Pusat Kendali Operasi(PUSDALOPS) Penanggulangan Bencana

560.154.000 533.474.000 95.24

Manajemen Logistik dan Peralatan PenanggulanganBencana

4.712.173.000 4.176.661.500 88.64

Page 31: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 27

Sedangkan selama periode 2012 s.d 2016 jumlah realiasi adalah sebesar Rp.

137.792.786.426 atau 78,58 % dari total anggaran sebesar Rp. 175.358.915.718 dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel. 10REALISASI ANGGARAN BPBA 2012 – 2017

No. Tahun Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase(%)

1. 2012 57.603.426.734 32.514.367.946 56,551. 2013 62.034.637.148 54.875.980.850 88,462. 2014 30.722.518.720 27.898.346.281 90,813. 2015 24.998.333.116 22.504.091.349 90,024. 2016 26.463.723.000 23.827.423.190 90,045. 2017 69.194.438.202 26.983.711.474 39.00

JUMAL 271.017.076.920 188.603.921.090 70.00

Sumber: Laporan Keuangan BPB 2012 - 2017

Realisasi angggaran SKPA BPBA T.A 2017 sebesar 39.00%. Capaian ini

nampaknya sangat kecil, namun bukan berarti kinerja BPBA yang rendah. Terjadinya

serapan anggaran 39.00% dikarenakan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

pasca bencana di Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Pidie yang pendanaannya

bersumber dari hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk

Pemerintah Aceh sebesar Rp. 38.985.000.000,- dilanjutkan pelaksanaannya pada T.A

2018 sesuai dengan Surat Kementerian Keuangan R.I No. S.337/MK.7/2017 tanggal 27

Maret 2017 tentang Penetapan Pemberian Hibah Daerah Untuk Program Hibah Bantuan

Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana T.A 2017.

Perkembangan capaian kinerja kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah

dalam menghadapi bencana periode 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 sebagaimana

tertera pada Tabel di bawah ini :

Tabel. 11

PERKEMBANGAN PERSENTASE KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DANPEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA

UraianTahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi RealisasiPersentase Kesiapsiagaanmasyarakat dan pemerintahdalam menghadapi bencana

100% 67% 68% 91% 106 %

Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Desember 2016

Page 32: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 28

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Menyajikan keberhasilan maupun kegagalan capaian sasaran

strategis yang ditujukan oleh BPBA tahun anggaran 2017 dan perkembangan dari tahun -

tahun sebelumnya, yang tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

berdasarkan tujuan dan sasaran. Secara umum capaian sasaran strategis 2012 – 2017

menunjukan perkembangan yang signifikan, dan dapat mencapai target.

BPBA yang diberi tugas, tanggung jawab, dan amanah untuk melakukan

penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana, bersyukur karena di penghujung

tahun 2017 pelayanan penanggulangan bencana yang meliputi program penguatan

kelembagaan penanggulangan bencana, pencegahan dini dan kesiapsiagaan bencana,

koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana serta penanganan kedaruratan dan

logistik kebencanaan dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan

akhir berupa upaya untuk mewujudkan prioritas pembangunan Pemerintah Aceh tahun

2017 bidang Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Penanggulangan Bencana dapat

terlaksana dengan baik.

Di sisi lain pada tingkat pelaksanaan program dan kegiatan pada seluruh bidang

menunjukan capaian yang optimal/baik, meskipun terdapat catatan realisasi serapan

keuangan yang rendah (hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca Bencana dari BNPB

untuk Pemereintah Aceh tidak terserap pada tahun 2017) dan dapat dilanjutkan pada

tahun 2018 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa tingkat capain kinerja SKPA BPBA T.A 2017 yaitu ≥ 75% dari target yang

ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan BERHASIL.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh

Page 33: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Lampiran 2

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH

Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 35 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja

Utama Pemerintah Aceh, Satuan Kerja Perangka Aceh dan Biro di Lingkungan Pemerintah

Aceh, di bawah ini merupakan Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan Bencana Aceh.

No. SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJAUTAMA

SATUANTARGET

2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Peningkatan

Kualitas Saranadan PrasanaPenanggulanganBencana

Persentase saranadan prasaranapendukungpenanggulanganbencana

% 55 60 65 70 75

2. Meningkatnyaketrampilanaparatur danmasyarakat dalammenanggulangibencana

a. PersentasePemerintahKab/Kota siagabencana.

% 75 80 85 90 95

b. Peningkatankesiapsiagaanmasyarakatdalammenghadapibencana

% 75 80 85 90 95

Page 34: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,
Compaq
Typewriter
LAMPIRAN 1
Compaq
Typewriter
Compaq
Typewriter
Compaq
Textbox
Page 35: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,
Page 36: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..33

Lampiran 2

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA ACEH 2013 – 2016

1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanggulangannyaa. Bencana yang terjadi Tahun 2013

Grafik 2. Rekapitulasi Bencana Tahun 2013

b. Bencana yang terjadi Tahun 2014

Grafik 3. Rekapitulasi Bencana Tahun 2014

Total Kejadian : 84

Total Kejadian Bencana : 128

Page 37: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..34

c. Bencana yang terjadi Tahun 2015

Grafik 4. Rekapitulasi Bencana Tahun 2015

d. Bencana yang terjadi Tahun 2016

Grafik 5. Rekapitulasi Bencana Tahun 2016

Total Kejadian Bencana :128

Total Kejadian Bencana : 157

Page 38: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..35

Grafik 6. Rekapitulasi Bencana Tahun 2013 s.d Tahun 2016

Mulai Tahun 2013 hingga Tahun 2017 berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana

Aceh (BPBA) terjadi peningkatan jumlah kejadian bencana yang siginifikan. Jumlah kejadian

bencana dari tahun 2013 hingga tahun 2016 dilaporkan sebanyak 497 kejadian bencana. Dalam

rentang waktu dari Tahun 2012 s.d 2016 telah terjadi berbagai jenis bencana dengan sebaran titik

kejadian dapat dilihat pada Grafik 6. Rekapitulasi Bencana Tahun 2012 s.d Tahun 2016. Setiap

tahunnya terjadi eskalasi bencana dapat dilihat dari grafik. 6 dari Tahun 2013, Tahun 2014 dan

Tahun 2016 terjadi peningkatan bencana kebakaran yang terjadi. Bencana kebakaran yang terjadi

baik itu kebakaran lahan maupun kebakaran permukiman. Kebakaran tersebut disebabkan karena

cuaca yang ekstrim seperti halnya musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan

naiknya suhu di berbagai wilayah Aceh khususnya. Suhu yang tinggi tersebut memicu terjadinya

kebakaran baik kebakaran lahan maupu kebakaran permukiman. Sementara bencana Banjir

Genangan terjadi peningkatan pada Tahun 2015 . Banjir disebabkan oleh faktor alam yaitu adanya

curah hujan yang tinggi yang tidak diimbangi oleh resapan air yang baik di wilayah tersebut

sementara faktor kesadaran manusia yang rendah akan kepeduliannya terhadap lingkungan.

2. Status Bencana (Nasional, Regional/Provinsi atau Lokal/Kabupaten/Kota)

a. Dalam rentang waktu Tahun 2012 s.d Tahun 2016 telah terjadi berbagai kejadian

bencana dalam wilayah administrative Pemerintah Aceh. Terkait dengan hal tersebut

Pemerintan Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh telah melakukan

berbagai upaya penanggulangannya, antara lain sebagai berikut :

1. Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Jaya Tahun

2014

Terjadinya bencana banjir dengan eskalasi bencana yang tinggi sehingga pemerintah

aceh menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah Longsor di

Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar. Gubernur Aceh mengeluarkan Pernyataan

Total Kejadian Bencana Tahun 2013 s.d 2016 = 497

Page 39: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..36

Bencana Alam Nomor : 34 / Per / 2014. Upaya Penanggulangan darurat akibat

bencana banjir dan tanah longsor yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh melalui

Badan Penanggulangan Bencana Aceh melibatkan TNI, Polri, Dinas Bina Marga,

Dinas Cipta Karya, Unsur Pengarah BPBA, Bappeda Aceh, Dinas Kesehatan Aceh,

Dinas Sosial Aceh, Dishubkomintel Aceh, BPBD Aceh Besar, BPBD Aceh Jaya,

Basarnas Banda Aceh, Biro Pembangunan Setda Aceh, Biro Humas Setda Aceh,

BMKG, PMI Aceh, RAPI, IOF Aceh dan Aceh Center Initiative adalah melakukan

evakuasi dan penyelamatan bagi warga yang terisolir oleh banjir, mendata jumlah

kerusakan infrastruktur dan kerugian materil masyarakat yang terkena dampak

banjir, membentuk posko tingkat kecamatan serta pemberian bantuan logistiK masa

panik,perbaikan sarana dan prasarana umum serta sosial dan juga memberikan

pelayanan kesehatan lainnya dengan total realisasi anggaran sebesar Rp

2.125.323.000,- (dua milyar seratus dua puluh lima juta tiga ratus dua puluh tiga

ribu rupiah).

2. Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun dan Kabupaten

Pidie Tahun 2016

Terjadinya bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun dan

Kabupaten Pidie yang berpotensi terjadinya gangguan fungsi layanan umum

sehingga pemerintah aceh menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi

Aceh. Gubernur Aceh mengeluarkan Surat Pernyataan Tanggap Darurat Bencana

Nomor : 39 / PER /2016. Upaya Penanggulangan darurat akibat bencana gempa

bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun dan Kabupaten Pidie yang

dilakukan oleh Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana

melibatkan TNI, Polri, Kajati Aceh, Setda Aceh, Dinas Kesehatan Aceh, Sabhara

Polda Aceh, Bappeda Aceh, Dinas Bina Marga, Inspektur Aceh, Dinas Sosial Aceh,

Danrem 011/ Lilawangsa, Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Dinas Cipta

Karya, Dinas Pengairan Aceh, Kesbangpol Linmas Aceh, Satpol PP dan Wilayatul

Hisbah, Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh, Dinas

Pendidikan Aceh, Biro Hukum Setda Aceh, BPBD Pidie Jaya, BPBD Bireun, BPBD

Pidie, Basarnas Banda Aceh, Dandim 0102/Pidie, Dandim 0111/ Bireun, Polres

Pidie, Polres Bireun, UPTD P2KK, PMI Provinsi Aceh, RAPI Aceh, IOF Aceh,

RSUD-ZA, RSJ Aceh, Balai Pemeliharaan Jalan Jembatan Aceh, BMKG, PLN

Aceh. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( BP3A),TDMRC

Unsyiah. Adapun Upaya yang dilakukan adalah :

• Adapun Pernyataan Status Tanggap Darurat Gempa Bumi oleh Gubernur Aceh

selama 14 hari (7 – 20 Desember 2016)

Page 40: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..37

• Pengaktifan Posko Utama Tanggap Darurat di Pidie Jaya dan Posko Tanggap

Darurat di Pidie dan Bireuen

• Pendampingan penanganan tanggap darurat oleh BPBA dan BNPB

• Penanganan korban dan pengungsi termasuk PPE, pendistribusian logistik &

peralatan, perawatan korban dan pelayanan kesehatan, dll.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Sumber dana berasal dari Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ditempatkan di DPA-

DKA dengan rincian sebagai berikut :

a. Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Jaya

Tahun 2014 dengan jumlah anggaran sebesar Rp 2.125.323.000,- (dua milyar

seratus dua puluh lima juta tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah).

b. Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun dan

Kabupaten Pidie Tahun 2016 dengan jumlah anggaran sebesar Rp.

10.384.050.000,- ( sepuluh milyar tiga ratus delapan puluh empat juta lima

puluh ribu rupiah ).

4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

Dalam kurung waktu tahun 2012 s.d 2016 terjadi eskalasi bencana dari tahun ke

tahun. Dalam menghadapi kemungkinan bencana antisipasi daerah adalah

melakukan Sosialisasi yang lebih optimal, membentuk Gampong Siaga Bencana

secara merata yang rentan terhadap bencana, perbaikan teras dan drainase tebing

jalan, perkuatan tebing sungai, perlu adanya sarana penyelamatan (escape building),

pengadaan sarana jalan evakuasi bencana, pengadaan tempat hunian sementara,

perbaikan dan normalisasi akibat banjir, adanya Review RPB, Rencana kontijensi

dan SOP.

5. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi

a. Bencana Hydro-meterologis.

Ancaman bencana Hidro-meteorologis di Aceh, meliputi: banjir, tanah longsor,

puting beliung, kekeringan,dan kebakaran. Prioritas penanganan bencana hidro-

meteorologis di Aceh adalah Banjir Bandang dan Banjir Genangan. Elemen

berisiko yang rentan ketika terjadi banjir adalah permukiman penduduk, lahan

pertanian, peternakan, perdagangan dan jasa. Sumber kerentanan bencana

banjir ini berasal dari pembalakan liar (illegal logging) di kawasan daerah

aliran sungai (DAS), pendangkalan sungai, rusak atau tersumbatnya saluran

drainase, dan terjadinya perubahan fungsi lahan ruang terbuka hijau (RTH)

Page 41: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH … · Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi,

Laporan Kinerja BPBA Tahun 2017 ………..38

tanpa sistem tatakelola yang baik yang memperhatikan kapasitas DAS dalam

menampung air.

b. Terhadap kejadian bencana hydrometeorologi bersekala kecil lainnya

pemerintah

Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh telah melakukan upaya-

upaya penanggulangan untuk meringankan beban penderitaan masyarakat

korban bencana dalam bentuk pendistribusian kebutuhan logistik dasar seperti

bahan pangan pokok, dan sarana sanitasi dan hygiene keluarga. Penyaluran

bantuan tersebut dilakukan secara temporer sesuai dengan waktu dan lokasi

kejadian.