Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

8
BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 atas perintah UU Nomor 13 tahun 2003, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, utamanya pasal 4 Ayat 1) : Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyarataan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Ayat 2) : Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP. BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. Pembentukan BNSP merupakan bagian integral dari pengembangan paradigma baru dalam sistem penyiapan tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan paradigma lama yang berjalan selama ini, sistem penyiapan tenaga kerja dalam format paradigma baru terdapat dua prinsip yang menjadi dasarnya, yaitu : pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna (demand driven); dan kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training /

description

mn

Transcript of Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

Page 1: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 23 tahun 2004 atas perintah UU Nomor 13 tahun 2003, tentang Badan Nasional

Sertifikasi Profesi, utamanya pasal 4 Ayat 1) : Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi

kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga

sertifikasi profesi yang memenuhi persyarataan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi

kompetensi kerja. Ayat 2) : Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi

lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) ditetapkan lebih lanjut oleh

BNSP.

BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang

memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi

kompetensi profesi bagi tenaga kerja.

Pembentukan BNSP merupakan bagian integral dari pengembangan paradigma baru

dalam sistem penyiapan tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan paradigma lama yang

berjalan selama ini, sistem penyiapan tenaga kerja dalam format paradigma baru terdapat dua

prinsip yang menjadi dasarnya, yaitu : pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas

kebutuhan pengguna (demand driven); dan kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan

tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi

(Competency Based Training / CBT).

Pengembangan sistem penyiapan tenaga kerja dengan paradigma baru ini dimulai pada

awal tahun 2000 yang ditandai dengan ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama (SKB)

antara Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pendidikan Nasional, Ketua Umum Kadin Indonesia.

Didalam SKB tersebut disepakati pembentukan Badan Nasional Pendidikan dan Pelatihan

Profesi (BN3P) sebagai wadah untuk pengembangan CBT di Indonesia. Pada awalnya BN3P

diusulkan untuk dibentuk berdasarkan keputusan Presiden (Keppres). Tetapi setelah pembahasan

mendalam secara lintas – sektoral bersama dengan Sekretariat Negara (Sekneg) pada tahun 2001

akhirnya disepakati untuk diusulkan pembentukannya berdasarkan Undang – Undang.

Mempertimbangkan bahwa pengusulan secara khusus pembentukan BN3P yang

kemudian berubah menjadi  BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) berdasarkan Undang –

Undang pada waktu itu diperkirakan membutuhkan waktu yang lama. Maka untuk memudahkan

Page 2: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

proses dan sekaligus mempersingkat waktu akhirnya disepakati untuk memasukkan

pembentukan BNSP kedalam Rancangan Undang – Undang Ketenagakerjaan yang pada tahun

2002 dalam proses pembahasan dengan DPR-RI. Pada tahun 2003, Undang – Undang No. 13

disahkan yang didalamnya secara eksplisit mencantumkan tentang prinsip – prinsip pelatihan

tenaga kerja berdasarkan paradigma baru dan menetapkan BNSP sebagai pelaksana sertifikasi

kompetensi kerja. 

Visi :

Menjadi lembaga otoritas sertifikasi profesi yang independen dan terpercaya dalam menjamin

kompetensi tenaga kerja di dalam maupun luar negeri.

Misi :

Mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi profesi yang terpercaya

Meningkatkan rekognisi dan daya saing tenaga kerja Indonesia di dalam maupun di luar

negeri;

Membangun kerjasama saling pengakuan sertifikasi kompetensi secara internasional.

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi BNSP sebagai otoritas sertifikasi personel sesuai PP No. 23

tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi tahun 2004, utamanya pasal 4 Ayat 1) : Guna

terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP

dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Ayat 2) : Ketentuan mengenai

persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.

Keanggotaaan dan Organisasi

Kepengurusan BNSP saat ini terdiri dari Ketua merangkap anggota dan 25 Anggota yang

terdiri dari unsur masyarakat (13 orang) dan unsur pemerintah (12 orang). Mereka mewakili

berbagai sektor ekonomi dan berbagai bidang profesi.

Pengurus BNSP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang membidangi

Ketenagakerjaan (Kemenakertrans). Masa kerja pengurus BNSP selama lima tahun dan dapat

Page 3: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

diangkat kembali untuk satu kali periode berikutnya.

Struktur organisasi BNSP terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua sebagai unsur Pimpinan, serta

komisi-komisi sebagai unsur pelaksana, yaitu:

           1. Komisi Sertifikasi dan Lisensi

           2. Komisi Harmonisasi dan Kelembagaan

           3. Komisi Pengendalian

           4. Komisi Perencanaan dan Pengembangan

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari BNSP didukung oleh sekretariat yang dipimpin oleh

seorang Kepala Sekretariat. Sekretariat BNSP merupakan organisasi struktural eselon II.A yang

secara organik masuk dalam organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

KEBIJAKAN

Kebijakan adalah norma atau rambu-rambu yang memberi batasan atau arahan dalam

pengembangan program dan kegiatan untuk pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pelaksaan strategi BNSP, kebijakan yang ditetapkan adalah :

1. Mendukung peningkatan daya saing industri. Artinya program dan kegiatan BNSP

haruslah menghasilkan luaran dan dampak yang mendukung peningkatan daya saing

industri, baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri

2. Mendukung pelaksanaan kesempatan kerja dan penanggulangan pengangguran.

Erat kaitannya dengan kebijakan tersebut butir 1, apabila daya saing indstri meningkat,

akan terjadi pengembangan usaha yang berdampak pada perluasan kesempatan kerja dan

penanggulangan pengangguran.

3. Mendukung peningkatan kualitas, produktivitas dan daya saing tenaga kerja

Indonesia. Program dan kegiatan BNSP secara langsungdan tidak langsung harus dapat

meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya saing tenaga kerja Indonesia, baik di pasar

kerja dalam negeri maupun pasar kerja luar negeri. Hal ini penting untuk menghadapi

pasar kerja global yang semakin kompetitif.

4. Mendukung peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Optimalisasi

pendayagunaan tenaga kerja secara kuantitatif dan kualitatif perlu diupayakan Tetapi

tenaga kerja bukanlah sekedar faktor produksi, tetapi juga berperan sebagai subyek dan

sekaligus obyek dalam pembangunan. Oleh karena itu, program dan kegiatan BNSP juga

Page 4: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

harus dapat meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja baik sebagai

subyek maupun sebagai obyek pembangunan.

PROGRAM

Program adalah kumpulan kegiatan sebagai pelaksaan strategi yang telah digariskan dalam

mencapai tujuan dan sasaran. Program BNSP meliputi :

1.   Sosialisasi dan Promosi Sertifikasi Kompetensi.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pihak akan

arti pentingnya sertifikasi kompetensi. Disamping itu ia juga untuk memperkenalkan

keberadaan BNSP/LSP sebagai lembaga penyelenggara uji kompetensi dan sertifikasi

kompetensi yang memiliki otoritas dan terpercaya.

a. Kegiatan yang dikembangkan dalam program ini antara lain :

b. Penyelenggaraan berbagai forum komunikasi

c. Pengembangan Sistem Informasi

d. Penyelenggaraan Kompetisi Kompetensi

e. Pemberian Anugerah Profesi

2.     Pemantapan dan Pengembangan Standar

Program ini bertujan untuk menyiapkan pranata sistem sertifikasi, terutama yang bersifat

perangkat lunak. Kegiatannya antara lain :

a. Penyusunan Pedoman dan Prosedur Standarisasi

b. Pemantapan KKNI

c. Pembakuan SKKNI

d. Pembakuan Standar Asessor

e. Kajian SKKNI

3.     Pemantapan Pelaksanaan dan Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi

Tujuan programini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas dan

kredibilitas LSP agar dapat menjadi lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi

kompetensi yang akuntabel. Kegiatan dikembangkan antara lain:

a. Pedoman dan Prosedur Pembentukan dan Akreditasi LSP/TUK

b. Pelatihan dan Sertifikasi Assessor

c. Perluasan Jaringan TUK

Page 5: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

d. Pengembangan Manajemen LSP

e. Penyelenggaraan Lisensi LSP

4.      Pengendalian Pelaksanaan Sertifikasi

Program ini bertujuan untuk mengendalikan pelaksanaan uji kompetensi dan setifikasi

kompetensi yang dilakukan oleh LSP, agar tidak menyimpang dari ketentuan dan rambu-

rambu yang telah ditetapkan. Hal ini penting dilakukan agar sertifikasi yang dilakukan

oleh LSP betul-betul menjamin mutu kompetensi sesuai dengan SKKNI. Kegiatan yang

dikembangkan antara lain :

a. Pedoman dan Prosedur Sertifikasi

b. Pengembangan MUK

c. Kodifikasi dan registrasi

d. Monitoring dan Evaluasi

e. Pengawasan dan Penegakan Disiplin

5.   Pengembangan Jejaring Kerjasama

Tujuan program ini memperluas dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga dan

instansi lain yang berkaitan dengan standarisasi dan sertifikasi kompetensi serta

pendidikan dan pelatihan profesi, baik dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Hal

ini penting dilakukan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Nasional

dan Internasional secara sinergik. Kegiatan ini antara lain :

a. Harmonisasi Regulasi

b. Sinkronisasi Program Perkuatan LSP dan LDP

c.  Pengembangan MRA dengan Negara lain

d. Pengembangan Website BNSP

6. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu

Pengembangan ini bertujuan untuk menjamin bahwa sistem Sertifikasi Profesi yang

diselenggarakan oleh BNSP/LSP selalu dalam jaminan mutu. Setiap aspek dan prosesnya

selalu terkendali mutunya. Dalam rangka ini kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Pengembangan Pedoman Organisasi, Tata Kerja Kode Etik dan Tata Tertib

b. Pengembagan Prosedur Tetap dan Instrumen Kendali Mutu

c. Pengembangan SDM BNSP/LSP

d. Pengembangan Sarana dan Prasarana Kendali Mutu

Page 6: Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)

e. Penerapan SMM mengacu ISO 17011