Back Up Materi Sosial Budaya

download Back Up Materi Sosial Budaya

of 42

description

materi lengkap isbd

Transcript of Back Up Materi Sosial Budaya

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    1/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    BAB III

    PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN

    Pengantar

    Bab ini diberi judul Perubahan Sosial dan Pembangunan. Bab ini merupakan satu

    rangkaian dalam penguasaan kompetensi untuk mengkaji masalah-masalah lingkungan

    social budaya dan teknologi. Bab ini memberikan dasar pemahaman dalam menguasai

    konsep-konsep perubahan sosial dan pembangunan. Dengan pemahaman konsep dasar

    tentang: perubahan sosial , bentuk/teori perubahan sosial, faktor penyebab perubahan

    sosial, konsep pembangunan dan modernisasi, contoh pembangunan dalam bidang

    kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan. Dengan mempelajari bab ini

    diharapkan Anda dapat memudahkan untuk mengkaji masalah-masalah lingkungan sosial

    budaya dan teknologi dalam koteks perkuliahan PLSBT. Secara umum hasil belajar yang

    akan dicapai setelah mempelajari bab ini ialah :

    1. Menjelaskan beberapa konsep perubahan sosial dari beberapa ahli.2. Menjelaskan konsep pembangunan dan modernisasi3. Memberikan contoh permasalahan pembangunan bidang kependudukan,

    kependidikan, dan ketenagakerjaan.

    Secara khusus, setelah pembelajaran ini anda diharapkan : dapat menguasai beberapa

    pengertian perubahan sosial, menjelaskan teori perubahan sosial klasik dan kontemporer,

    menjelaskan faktor-faktor pendorong perubahan sosial, menjelaskan konsep pembangunan

    dan modernisasi, syarat dan ciri-ciri modernisasi, menjelaskan konsep dan permasalahan

    pembangunan kependudukan, menjelaskan peranan pendidikan dalam mengatasi

    kesenjangan sosial, menjelaskan pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan. Bab ini

    terbagai dalam tiga (3) bagian yaitu :

    1 : Perubahan Sosial.

    2 : Pembangunan dan Modernisasi.

    3 : Konsep dan Permasalahan Pembangunan Bidang Kependudukan, Kependidikan dan

    Ketenagakerjaan

    Ruang lingkup yang terkandung dalam isi bab ini menyangkut beberapa hal, sebagai berikut:

    a. Pengertian Perubahan Sosialb. Teori dan Cakupan Perubahan Sosialc. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    2/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    d. Konsep Pembangunan dan Modernisasie. Syarat dan Ciri-Ciri Modernisasif. Permasalahan Budaya yang Menghambat Pembangunang. Konsep dan Permasalahan Dalam Pembangunan Kependudukan,

    Kependidikan, dan Ketenagakerjaan.

    1 . Perubahan Sosial

    A. Penduhuluan

    Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain

    perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini

    dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu

    dalam kehidupan keluarga seorang suami merupakan tulang punggung keluarga dan

    mempunyai posisi yang dominant dalam berbagai urusan yang terjadi di rumah tangga,

    termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja maka suatu

    keluarga secara ekonomi akan mengalami kesulitan. Sedangkan dalam masyarakat modern

    saat ini posisi seorang suami tidak terlalu dominan.

    Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat diketahui dengan

    cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan di masa

    lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkanketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan

    mengubah struktur dan fungsi dari unsure-unsur sosial masyarakat tertentu.

    Permasalahan selanjutnya yang akan dibahas dalam bab ini adalah modernisasi.

    Modernisasi merupakan persoalan-persoalan yang berhubungan erat dengan pembagian kerja,aktivitas untuk mengisi waktu-waktu senggang dan sebagainya. Awal proses modernisasi

    biasanya berupa industrialisasi yang dampak negatifnya dapat menimbulkan pengangguran,

    mulai pudarnya nilai dan norma serta upacara tradisi pada masyarakat dan sebagainya.

    Modernisasi pada hakekatnya atau dalam pelaksanannya menggunakan unsur-unsur

    yang datang dari masyarakat luar. Terkadang kita selalu keliru dalam membedakan

    modernisasi dengan westernisasi. Sebetulnya yang membedakan kedua istilah tersebut adalah

    dalam prosesnya dimana modernisasi pada hakekatnya mengunakan teknologi dan ilmu

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    3/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    pengetahuan yang berasal dari barat. Sedangkan westernisasi adalah segala hal tata cara

    kehidupan kebarat-baratan.

    Berikut akan dibahas lebih lanjut bagaimana perubahan sosial : pengertian dan

    cakupan perubahan social, Teori perubahan sosia , dan penyebab perubahan social.

    B. Perubahan Sosial

    1. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial

    Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-

    perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara

    unsure-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola

    kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.

    Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu, berarti telah mengalami

    evolusi kebuadayaan yang lama dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat

    IPTEK dan unsure budaya lainnya. Dengan demikian , masyarakat tadi telah mengalami

    proses perubahan social yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Proses

    tersebut tidak terlepas dari berbagai perkembangan , perubahan, dan pertumbuhan yang

    meliputi aspek-aspek demografi, ekonomi, organisasi, politik, IPTEK, dan lainnya. Menurut

    Nursid Sumaatmadja Perubahan segala aspek kehidupan, tidak hanya dialami, dihayati,

    dan dirasakan oleh anggota masyarakat, melainkan telah diakui serta didukungnya. Jika

    proses tersebut telah terjadi demikian, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat tersebut

    telah mengalami perubahan social. Pada masyarakat tersebut, struktur, organisasi, dan

    hubungan sosial telah mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan social

    mencakup tiga hal, yaitu :

    a. Perubahan dalam struktur sosialb. Perubahan organisasi sosialc. Perubahan hubungan sosial.

    Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola

    perilaku dan interaksi sosial. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau

    perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda

    dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-

    unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial: perubahan peranan seorang isteri

    dalam keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya: adalah penemuan baru seperti

    radio, televisi, computer yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga sosial.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    4/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial

    mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immaterial dengan menekankan

    bahwa pengaruh yang besar dari unsure-unsur immaterial. Kingsley Davis mengartikan

    perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat.

    Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social

    relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial

    tersebut.

    Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial untuk suatu variasi

    cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan dari cara hidup yang

    lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan

    materiil, kompetisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi ataupun perubahan-

    perubahan baru dalam masyarakat tersebut.

    Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada

    lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial,

    termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku diantara kelompok dalam

    masyarakat.Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mamiliki satu

    aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru

    atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

    Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek dalam

    kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur, tingkat pendidikan, dan

    hubungan antar warga. Dari perubahan aspek-aspek tersebut terjadi perubahan struktur

    masyarakat serta hubungan social.

    Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini

    disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adnya masyarakat, sehingga tidak akan ada

    kebudayaannya apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satupun

    masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

    Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam

    hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya

    dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota

    masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kesetabilannya. Ditinjau dari

    tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masyarakat adalah hal yang

    wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak

    akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang

    kemauan dan aspirasi.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    5/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Cara yang paling sederhana untuk mamahami terjadinya perubahan sosial dan budaya

    adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat

    sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat di analisis dari berbagai segi:

    Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan

    tersebut meninggalkan factor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan factor

    tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan

    tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang

    lampau.

    Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam

    masyarakat.

    Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara :

    1. Direncanakan (planned) atau /dan tidak direncanakan (unplanned).

    2. Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/ dan kemunduran (regressive).

    3. Bersifat positif atau negative.

    Menurut Soerjono Soekanto bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan

    beberapa cara, seperti :

    1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.

    a. Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan

    sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena

    usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan

    kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat.

    b. Perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi

    direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.

    2. Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.

    a. perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsure struktur sosial yang

    tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.

    b. perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.

    3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak diinginkan

    a. perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai

    pemimpin.

    b. perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa

    dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat

    menyebabkan timbulnya akibat yang tidak dingini.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    6/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    C. Teori Perubahan Sosial

    Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok,

    yaitu teori klasik dan teori modern.

    a. Teori Klasik Perubahan Sosial

    Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa

    pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial

    gabungan beberapa pola.

    1. Pola Linear

    Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia

    mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang

    alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke

    arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke arah kemajuan. Comte

    mengemukakan hukum tiga tahap, yaitu bahwa suatu masyarakat mengikuti

    perkembangan perubahan dengan pola seperti berikut :

    a. Tahap Teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan sosial bersifat

    militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk menundukkan masyarakat lain. Pemikiran-

    pemikiran masyarakat dalam tahap ini ditandai oleh kuatnya pemikiran yang bersifat

    adikodrati, yaitu dikuasai oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar diri manusia, kuatnya

    pemikiran magis regius, pemikiran yang bersifat rasional dan berdasar pada penelitian tidak

    dibenarkan.

    b. Tahap Metafisik dan Religius , yaitu suatu tahapan dimana dalam masyarakat

    sudah terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan pemikiran yang menghubungkan

    masyarakat militer dan masyarakat industri. Pengamatan atau penelitian masih dikuasai

    oleh imajinasi tetapi lambat laun semakin merubahnya dan menjadi dasar bagi suatu

    penelitian.

    c. Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana industri

    mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama masyarakat.

    2. Pola Siklus

    Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat

    ada di atas, saat lain ada di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya,

    namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu

    kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan gelombang , bisa

    muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    7/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    perkembangan seorang mansuia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua dan

    kemudia punah.

    3. Gabungan Beberapa Pola

    Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam

    masyarakat bisa berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan

    oleh pemikiran Marx, menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis

    tradisional ke arah komunis modern. Menurutnya perkembangan pesat kapitalisme akan

    memicu konflik antar buruh dengan kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh

    kemudian akan membentuk masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari

    pandangannya bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara

    kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainnya siklus akan

    berulang lagi.

    Max Weber, salah satu tokoh yang menggabungkan pola siklus dan linear dalam

    melihat perubahan sosial. Pandangan siklisnya terlihat dalam mengkaji jenis wewenang

    yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat tiga jenis

    wewenang, yaitu wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional . Wewenang yang

    ada dalam masyarakt akan beralih-alih: wewenang kharismatis akan mengalami rutinisasi

    sehingga berubah menjadi wewenang tradisional atau rasional legal, kemudian akan muncul

    wewenang kharismatis kembali, dan itu akan berulang lagi. Sedangkan pandangan

    linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat, bahwa perubahan masyarakat akan

    menuju kearah peningkatan yaitu masyarakat yang rasional (rasionalitas).

    a. Teori Teori Modern Perubahan SosialPada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial

    pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke

    modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut teori

    konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa

    dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang. Yang terjadi sebaliknya, negara-negara

    berkembang menjadi negara yang terbelakang dan menciptakan ketergantungan negara

    berkembang kepada negara-negara industri maju di Barat.

    Berikut ini adalah beberapa pandangan teori modern perubahan sosial.

    1. Teori Modernisasi

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    8/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa

    yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju. Dengan meniru negara-negara maju

    mereka akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi.

    Negara-negara terbelakang dipandang perlu untuk merubah keadaan tradisionalnya ke

    arah yang lebih modern dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya. Sejumlah perbaikan

    itu menyangkut : menurunnya angka kematian dan kelahiran, menurunnya ukuran dan

    pengaruh keluarga, terbukanya sistem stratifikasi, perubahan sistem feodal ke birokrasi,

    menurunnya pengaruh agama, beralihnya sistem pendidikan dari keluarga dan komunitas ke

    sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya perekonomian

    pasar dan industrialisasi. (Kamanto Sunarto dikutip dari Etzioni, 1973:177)

    2. Teori Ketergantungan (Dependencia)Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara

    Amerika Latin telah terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Di satu pihak negara

    negara maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan negara-negara

    dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi

    semakin terbelakang, dunia ketiga tidak megalami tahap tinggal landas. Keadaan ini

    menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam

    selalu tergantung pada negara industri maju .

    3. Toeri Sistem DuniaToeri ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstein,

    bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti,

    negara-negera semi periferi, dan negara-negara periferi.

    Negera-negara inti adalah adalah negara-negara industri di Eropa Barat yang telah

    mengalami industrialisasi sejak abad ke-16 dan sekarang telah berkembang pesat. Negara-

    negara semi periferi adalah negara-negara di Eropa Selatan yang secara ekonomi

    berhubungan dengan inti namun tidak berkembang. Sedangkan negara-negara periferi

    adalah negara-negara Asia dan Afrika.

    Pada saat ini, negara-negara inti (termasuk Amerika Serikat dan Jepang) menguasai

    sistem dunia sehingga mampu menguasai sumber daya alam negara lain untuk kepentingan

    mereka sendiri. Sedangkan negara-negara semi dan periferi sudah tidak mungkin lagi

    mengejar ketertinggalan yang semakin jauh dengan negara-negara inti.

    D. Penyebab Perubahan Sosial

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    9/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Interelasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan

    reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan

    berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat juga

    mendorong perubahn sosial

    Prof.Dr.Soerjono Soekanto menyebutkan adanya factor intern dan ekstern yang

    menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:

    1. Faktor intern

    a. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk

    Bertambah dan berkurangnya penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa

    menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk

    mungkin dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari satu

    daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi.

    b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di bawah ini:

    Discovery, penemuan unsure kebudayaan baru

    Invention, pengembangan dari discovery

    Inovasi, proses pembaharuan

    c. Konflik dalam masyarakat

    Konflik (pertentangan) yang dimasud adalah konflik antara individu dalam

    masyarakatnya, antar kelompok dan lain-lain.

    d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat.

    Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolnial

    menjadi pemerintah nasional dan berbagai perubahan struktur yang mengikutinya.

    2. Faktor Ekstern

    a. Faktor alam yang ada disekitar masyarakat yang berubah, seperti bencana alam.

    b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua

    masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Akulturasi dan asimilasi

    kebudayaan berperan dalam perubahan ini.

    LATIHAN

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perubahan sosial ?2. Perubahan sosial mencakup perubahan dalam bidang apa saja. Jelaskan !3. Bagaimana pandangan tokoh-tokoh klasik tentang perubahan sosial ?

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    10/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    4. Jelaskan bagaimana pandangan tokoh modern tentang perubahan sosial !5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial? Jelaskan!6. Kemajuan dalam dunia teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan yang

    sangat besar dalam masyarakat kita. Contohnya tayangan televisi menimbulkan

    perubahan dalam pola kegiatan manusia sesuai dengan jam tayang. Perubahan

    komunikasi dan interaksi manusia akibat mobile phone dan banyak lagi kasus lainnya.

    Jelaskan dan analisis oleh anda perubahan social yang diakibatkan oleh kemajuan

    dalam bidang teknologi informasi !

    RANGKUMAN

    Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur

    masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan

    sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)

    hubungan sosial tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau

    perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan

    perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur

    kebudayaan yang ada.

    Perubahan social mencakup tiga hal, yaitu :

    a. Perubahan dalam struktur socialb. Perubahan organisasi socialc. Perubahan hubungan social.

    Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara :

    a. . Direncanakan (planned) atau /dan tidak direncanakan (unplanned).

    b. . Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/ dan kemunduran (regressive).

    c. Bersifat positif atau negative.

    Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok,

    yaitu teori klasik dan teori modern perubahan sosial . Teori klasik tentang perubahan sosial

    dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial

    pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.Teori modern perubahan sosial

    melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak

    dari tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada

    pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya

    perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    11/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Perubahan sosial disebabkan oleh adanya factor intern dan ekstern dalam masyarakat. Factor

    intern perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu: bertambahnya dan berkurangnya penduduk,

    adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti discovery,

    invention, dan inovasi. Selain itu disebabkan oleh adanya konflik (pertentangan), dan

    pemberontakan dalam masyarakatnya. Faktor Ekstern seperti bencana alam serta akulturasi

    dan asimilasi kebudayaan .

    2. Pembangunan dan Modernisasi

    A. Pendahuluan

    Konsep pembangunan dan modernisasi seringkali bertukar tempat. Bahkan dalam

    beberapa hal kedua konsep ini memiliki kesamaan ciri. Secara konsep kedua istilah ini

    memang bisa dibedakan, namun dalam praktek dan proses keduanya bias berjalan secara

    tumpang tindih. Sebuah masyarakat yang sedang mengalami pembangunan sekaligus juga di

    dalamnya sedang mengalami proses modernisasi, hal ini sesuai dengan teori perubahan social

    yang bersifat linear. Sebuah masyarakat modern adalah masyarakat yang memiliki ciri-ciri

    modern. Ada sejumlah ciri suatu masyarakat dikatakan modern. Modernisasi adalah suatu

    proses dari suatu tahapan perubahan sosial , dimana masyarakat harus hidup menyesuaikan

    diri dengan konstelasi tuntutan lingkungan yang ada. Tuntutan hidup dengan lingkungan

    kekinian menuntut masyarakat mampu mengikuti kondisi yang ada dan memiliki kebudayaan

    dalam konteks globalisasi. Oleh karena itu dalam pokok bahasan di bawah ini akan

    diapaparkan masala-masalah konsep pembangunan dan modernisasi, faktor-faktor budaya

    yang menghambat pembangunan, kebudayaan global dan globalisasi.

    B. Konsep Pembangunan dan Modernisasi

    Perubahan sosial yang direncanakan seringkali disebut dengan pembangunan. Konsep

    pembangunan mengandung makna sebuah perubahan positif yang direncanakan, terarah, dan

    dilakukan dengan sadar/disengaja. Konsep pembangunan dalam beberapa hal seringkali kali

    saling bersamaan dengan konsep modernisasi. Karena itu seringkali orang menggunakan kata

    pembangunan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur modernisasi. Begitu pula kata

    modernisasi sering digunakan tumpang tindih dengan kata pembangunan.

    Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar ke sebagian besar ke dunia

    Barat dalam lima abad berikutnya. Kini gejala modernisasi telah mejalar pengaruhnya ke

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    12/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    seluruh dunia. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan

    meletusnya revolusi industri pada abad 18, yang merubah cara produksi tradisional ke

    modern.

    Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang merubah:

    Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana

    produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara missal.

    Dibidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat

    nasional dengan integrasi yang baik.

    Modernisasi menimbulkan perubahan dalam kehidupan. Oleh karena itu, modernisasi

    sangat diharapkan berlangsungnya oleh masyarakat. Bahkan bagi pemerintah merupakan

    suatu proses yangs edang diusahakan secara terarah. Modernisasi menurut Cyril Edwin Black

    yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan,

    merupakan bagian pengelaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan

    merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.

    Menurut Koentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan

    konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus

    berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. Modernisasi yang telah

    dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material

    saja, melainkan lebih jauh daripada itu, yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang

    mendalam.

    Manusia yang telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang

    maju, berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan, dan seterusnya.

    Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan

    teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi

    tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang

    seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakt yang bersangkutan.

    Smith (1973), modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana

    dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan masyarakat

    yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.

    1. Syarat-Syarat Modernisasi

    Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu:

    Cara berpikir ilmiah yang institusionalizedbaik kelas penguasa maupun masyarakat.

    Sistem administrasi Negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    13/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau

    lembaga tertentu.

    Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara

    penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena

    banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan.

    Tingkat organisasi yang tinggi, yaitu adanya pembagian kerja , efisiensi dan efektifitas

    kerja.

    Adanya keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.

    2. Ciri-ciri Modernisasi

    Modern merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri modern :

    Naturitas kebutuhan material dan ajang persaingan kebutuhan manusia

    Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan

    akulturasi.

    Modern banyak memberikan kemudahan bagi manusia

    Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.

    Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.

    Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi srta orientasi

    kebendaan yang berlebihan

    Kehidupan seorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk

    kekayaan.

    C. Faktor Faktor Budaya yang Menghambat Pembangunan

    Proses pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan bebarapa

    permasalahan, salah satunya permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya - budaya

    yang menghambat proses pembangunan itu sendiri.

    Salah satu contoh hambatan budaya itu seperti keterkaitan orang Jawa terhadap

    tanah yang mereka tempati. Tanah secara turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah

    kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup

    sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

    Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang,

    misalnya pada awal program Keluarga Berencana terjadi penolakan oleh sebagian

    masyarakat. Mereka beranggapan bahwa banyak anak adalah banyak rezeki.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    14/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologis, seperti upaya untuk

    mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami

    kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang

    baru, hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang

    lama.

    Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar,

    karena pengetahuannya serba terbatas seolah-olah tertutup untuk menerima program-program

    pembangunan.

    Sikap tradisioanalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini

    sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal

    baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.

    Sikap Etnosentrisme yaitu sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri

    dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu

    timbulnya kasus-kasus sara, yakni suku, agama, ras, dan antar golongan. Sikap seperti ini

    akan menghambat terciptanya integrasi nasional.

    D. Kebudayaan Global dan Globalisasi

    Secara sepintas kita dapat membayangkan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan

    global adalah suatu kebudayaan yang tidak dimiliki oleh banyak bangsa (kelompok sosial)

    tapi juga merupakan kebudayaan yang dimiliki oleh banyak bangsa di dunia. Menurut Selo

    Sumarjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi

    antar masyarakat di seluruh dunia, yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah

    tertentu yang sama, contohnya : PBB, OKI, ASEAN, beserta hukum-hukum internasional

    seperti HAM yang tertuang dalam piagam PBB.

    1. Faktor-faktor nilai budaya luar yang mempercepat proses globalisasi :

    a. Rasionalisasib. Efisiensi dan produktivitasc. Keberanian bersaing, bertanggung jawab, dan menanggung resikod. Senantiasa meningkatkan pengetahuane. Patuh pada hukumf. Kemandiriang. Kemampuan melihat kedepanh. Keterbukaani. Etos kerja

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    15/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    2. Saluran proses globalisasi :

    a. Lembaga-lembaga internasinal yang mengatur peraturan-peraturan internasioanalb. Lembaga-lembaga kenegaraan, baik dalam hubungan diplomatik secara bilateral

    maupun reginal

    c. Lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuand. Lembaga-lembaga keagamaane. Lembaga-lembaga perniagaan dan industri internasionalf. Saluran-saluran komunikasi dan telekomunikasi internasionalg. Wisata mancanegara

    3. Respon masyarakat terhadap globalisasiGlobalisasi akan menimbulkan gejala perubahan terhadap kelompok sosial yang

    bersangkutan. Pada setiap gejala perubahan akan menimbulkan konflik atau perbedaan sudut

    pandang yang terjadi antar kelompok sosial yang menerima dan yang menolak arus

    globalisasi tersebut.

    Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia :

    a. Dampak positif globalisasi

    1. Dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, melaluai sarana telekomunikasi sepertiradio, televisi, film, dan sarana elektronik lainnya.

    2. Dibidang sumber daya manusia, globalisasi menumbuhkan kinerja yang berwawasanluas dan beretos kerja tinggi.

    3. Dibidang sosial budaya, globalisasi dapat menumbuhkan dinamika yang terbuka dantanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan.

    b. Dampak negatif globalisasi

    1. Guncangan budaya ( culture shock )Menurut Soeryono Soekanto, goncangan budaya terjadi apabila warga masyarakat

    mengalami disorientasidan frustasi. Hal ini berlangsung apabila ada anggota

    masyarakat yang tidak siap menerima kenyataan perubahan-perubahan akibat

    globalisasi.

    2. Ketimpangan budaya ( culture lag )Ketimpangan budaya adalah suatu kenyataan bahwa masuknya unsur-unsur

    golobalisasi tidak terjadi secara serempak. Unsur-unsur yang terkait dengan teknologi

    masuk sedemikian cepatnya, sedangkan unsur-unsur sosial budaya, katakanlah di

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    16/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    bidang pendidikan sedemikian lambatnya. Di pihak lain ada sekelompok masyarakat

    yang begitu cepat menyerap dan menerima unsure-unsur globalisasi. Akan tetapi, ada

    juga sekelompok masyarakat yang begitu tertinggal untuk menerima unsur-unsur

    globalisasi tersebut. Akibat situasi tersebut, perubahan unsur-unsur sosial budaya

    yang terjadi dalam masyarakatnya juga tidak terjadi secara serempak.

    Ketidakserempakan inilah yang kita kenal dengan ketimpangan budaya ( culture lag )

    3. Pergeseran nilai-nilai budaya yang menimbulkan anomieMasuknya unsur-unsur globalisasi yang gencar dalam waktu yang relatif singkat akan

    mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial budaya secara menyusul. Itu,

    sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan masyarakat yang tidak siap

    mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan itu. Akibatnya, masyarakat menjadi

    kebingungan ( anomie ). Nilai dan normn sosial budaya mana yang paling cocok

    untuk mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung.

    Diantara kelompok masyarakat yang paling kebingungan adalah kelompok remaja

    yang secara sosial belum memiliki identitas yang mantap. Kelompok masyarakat

    lainnya adalah mereka yang secara tiba-tiba ketiban rezeki nomplok menjadi orang

    kaya baru, karena berbagai keberuntungan

    Contoh akibat adanya anomie, yaitu :

    1. Pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkotik yang melandapara remaja.

    2. aji mumpung dan konsumerisme di kalangan orang kaya baru.Dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia pada abad 21 tidak akan terlepas dari

    teknologi canggih, seperti : internet, yang sejak diluncurkan telah menjadi big bangdisetiap

    wilayah di seluruh dunia. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa globalisasi tidak dapat

    dihindari lagi, karena telah menjadi bagian yang penting bagi sebagian kelompok orang.

    Melalui internet pencampuran kebudayaan sangat mudah terjadi, namun sebagian dari suatu

    kelompok sosial, kita harus dapat menentukan bagian mana yang harus diadopsi, dan bagian

    mana dari kebudayaan itu yang harus kita hindari. Karena globalisasi dapa membawa efek

    positif atau efek negatif tergantung dari bagaimana kita berhadapan dengan kebudayaan

    tersebut.

    LATIHAN

    1. Jelaskan pengertian pembangunan dan modernisasi !

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    17/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    2. Mengapa pembangunan di negara kita tidak selalu berjalan mulus bila dikaitkandengan masalah budaya/mentalitas bangsa ?

    3. Apa saja ciri- ciri manusia modern itu ?4. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ?5. Indonesia dihadapkan pada persaingan menghadapi perdagangan pasar bebas.

    Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masalah tersebut ! Mengapa ?

    6. Apakah globalisasi bermamfaat bagi bangsa kita ? Jelaskan !

    RANGKUMAN

    Pembangunan mengandung makna sebuah perubahan sosial secara positif yang

    direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Modernisasi merupakan usaha

    penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Menurut Schorrl (1980),

    modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi

    kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari

    taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih

    dapat diterima oleh masyarakt yang bersangkutan.

    Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu: Cara berpikir ilmiah yang

    institusionalized, sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan

    birokrasi, sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, cara penggunaan alat komunikasi

    massa yang baik dan teratur, tingkat organisasi yang tinggi, disiplin yang tinggi, dan adanya

    sentralisasi wewenang.

    Modernisasi ditandai dengan ciri-ciri modern : naturitas kebutuhan dan persaingan ,

    kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan

    akulturasi, adanya kemudahan bagi manusia, majunya bidang jasanya, lahirnya teori baru ,

    bertambahnya prinsip dan logika ekonomi, dan perhatian religius dicurahkan untuk bekerja

    dan menumpuk kekayaan.

    Pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan bebarapa permasalahan,

    salah satunya permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya - budaya yang menghambat

    proses pembangunan baik yang bersifat psikologis, persepsi yang keliru , tradisi , dan sikap

    mental yang tidak mendukung.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    18/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Kebudayaan global adalah suatu kebudayaan yang tidak dimiliki oleh banyak bangsa

    (kelompok sosial) tapi juga merupakan kebudayaan yang dimiliki oleh banyak bangsa di

    dunia. Sedangkan globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan

    komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia.

    Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia :

    Globalisasi dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi seperti

    peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tumbuhnya kinerja yang berwawasan luas dan

    beretos kerja tinggi, menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur

    pembaharuan. Sedangkan dampak negatif globalisasi dapat berupa guncangan budaya (

    culture shock), dan ketimpangan budaya ( culture lag).

    3 . Permasalahan Permasalahan Dalam Pembangunan Kependudukan,

    Kependidikan, dan Ketenagakerjaan

    A. Pendahuluan

    Suatu proses perubahan yang ditujukan kearah yang positif serta direncanakan disebut

    dengan pembangunan. Pembangunan meliputi banyak dimensi, salah satunya pembangunan

    dalam dimensi kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan. Pembangunan dalam

    dimensi kependudukan, kependidikan, dan ketenegakerjaan adalah dimensi-dimensi

    pembangunan yang secara langsung berhubungan dengan pembangunan sumber daya

    manusia (SDM). Ada banyak persoalan yang dihadapi dalam bidang kependudukan,

    kependidikan, dan ketenekarjaan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang

    kependudukan diantaranya, masalah kepadatan pendudukan, tingkat pertambahan

    pendudukan yang tinggi, jumlah penduduk yang tinggi, kesenjangan penduduk dalam rasio

    jenis kelamin dan usia. Dalam bidang kependidikan, pembangunan pendidikan yang tadinya

    diharapkan sebagai sarana reproduksi sosial , ternyata membawa masalah, sistem pendidikantetap menjadi sarana dalam mempertahankan kesenjangan sosial yang ada. Begitu juga dalam

    bidang ketenakerjaan, masalah-masalah seperti pengangguran, masalah pengiriman TKI ke

    luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan tetap

    menjadi masalah dominant dalam ketenagakerjaan di Negara kita. Masalah-masalah tersebut

    di atas yang diangkat dalam pembahasan di bawah ini.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    19/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    B. Pembangunan Dalam Bidang Kependudukan

    Persebaran penduduk Indonesia belum merata di semua propinsi di Indonesia.

    Sebagian besar penduduk masih berada di Pulau Jawa. Dari sensus penduduk 1990 diketahuibahwa 60% penduduk Indonesia t inggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya sekitar 7% dari

    seluruh wilayah daratan Indonesia. Sedangkan Kalimantan yang memiliki luas 28% luas total

    hanya berpenghuni sekitar 5% penduduk. Ketimpangan ini menyebabkan ketimpsngsn dalam

    kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di Pualau Jawa mencapai 814 orang per

    kilometer, sedangkan di Maluku dan Irian Jaya hanya tujuh orang. Pada tahun 1990, secara

    keseluruhan penduduk wanita sedikit lebih banyak dari penduduk laki-laki masih lebih besar

    dibanding dengan jumlah penduduk wanitanya.

    Penyebaran penduduk pada tahun 1990 berdasarkan tempat lahir dan tempat tinggal

    sekarang menunjukkan bahwa 14,8jutapenduduk Indonesia pernah pindah semasa hidupnya,

    dimana sebagia besar dari jumlah tersebut lahir di Pulau Jawa. Demikain pula untuk migran

    berdasarkan tempat tinggal terakhir dan tempat tinggal sekarang maka terdapat 17,8 juta

    yang pernah pindah. Sebagian dari perpindahan penduduk dibiayai oleh pemerintah

    (transmigrasi umum). Riau merupakan daerah tujuan transmigrasi yang paling banyak

    diminati (sejak 1988 s/d 1992). Pada tahun 1992/1993 terjadi penurunan jumlah transmigrasi

    umum untuk sebagian besar daerah yang dituju, dan bahkan tidah ada yang bertransmigrasi

    ke Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur. Rata-rata warga negara Indonesia yang

    bertempat tinggal di Benua Asia. Benua Afrika merupakan benua yang paling sedikit jumlah

    warga negara Indonesianya. Total jumlah warga negara Indonesia yang berada di luar negeri

    sebanyak 261.416 orang pada tahun 1992.

    Selain komposisi penduduk menurut propinsi, Biro Pusat Statistik juga menyajikan

    komposisi penduduk dilihat dari segi tempat tinggal menurut pulau. Demikian pula halnya

    Lembaga Demografi UI, juga seringkali menampilkan data yang memperkaya apa yang

    disajikan BPS. Berikut ditampilkan data penduduk Indonesia menurut Propinsi dan Pulau

    tahun 1990 dan tahun 1995 dan pertumbuhan penduduk Indonesia menurut propinsi dan

    pulau, serta kecenderungan tahun 2000 dan tahun 2005.

    PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA MENURUT PROPINSI DAN PULAU

    1990-2005

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    20/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Propinsi dan PulauPROYEKSI LEMBAGA DEMOGRAFI

    1990 1995 2000 2005

    1. DI Aceh2. Sumatra Utara3.

    Sumatra Barat4. Riau

    5. Jambi6. Sumatra Selatan7. Bengkulu8. Lampung

    SUMATRA

    9. DKI10.Jawa Barat11.Jawa Tengah12.DI Yogjakarta13.Jawa Timur

    JAWA

    14.Bali15.Nusa Tengga Brt16.Nusa Tengga TmrBALI & NUSA

    TENGGARA

    17.Kalimantan Barat18.Kalimantan Tengah19.Kalimantan Selatan20.Kalimantan TimurKALIMANTAN

    21.Sulawesi Utara22.Sulawesi Tengah23.Sulawesi Selatan24.Sulawesi TenggaraSULAWESI

    25. Maluku26. Irian Jaya

    MALUKU DAN

    IRIAN JAYA

    3.415.324

    10.226.068

    4.022.5863.309.696

    2.019.4116.347.292

    1.178.8097.449.781

    38.008.967

    8.853.74835.375.64028.521.370

    3.119.221

    32.502.010108.371.989

    2.783.2923.369.158

    3.267.6379.420.085

    3.237.9191.400.2802.599.237

    1.883.6449.121.080

    2.491.4241.702.5486.981.480

    1.349.236

    12.524.688

    1.850.884

    1.628.7243.913.235

    3.813.004

    11.167.277

    4.384.1714.181.449

    2.271.4247.414.685

    1.410.8099.264.525

    43.907.344

    9.741.71739.435.27029.471.610

    3.282.614

    34.282.610116.144.711

    2.987.3273.762.063

    3.287.16610.036.556

    3.593.7011.722.9112.909.677

    2.292.78310.509.702

    2.635.2621.921.7667.510.669

    1.546.253

    13.616.950

    2.056.192

    1.857.0433.913.235

    4.212.674

    11.970.847

    4.738.5035.135.953

    2.518.3418.561.569

    1.661.74611.403.468

    50.203.101

    10.543.55243.432.72030.043.170

    3.424.511

    35.651.420123.095.373

    3.186.9044.211.450

    3.305.84210.404.196

    3.947.1562.100.5553.208.173

    2.741.29511.997.179

    2.782.5572.138.6797.964.969

    1.759.890

    14.646.095

    2.254.322

    2.082.4194.336.741

    4.596.768

    12.646.774

    5.057.1246.143.301

    2.751.1699.759.486

    1.924.5221.381.059

    56.695.203

    11.255.90547.324.78030.337.900

    3.537.108

    36.765.440129.221.113

    3.375.4774.680.804

    3.318.30811.374.589

    4.285.8652.534.3813.485.220

    3.235.44513.540.911

    2.916.8432.340.9958.353.514

    1.980.185

    15.591.537

    2.442.947

    2.305.5224.748.469

    INDONESIA180.926.417 198.137.867 214.982.686 231.171.842

    Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk Indonesia secara absout jumlahnya

    terus bertambah. Penduduk Indonesia tahun 1980 berjumlah 147,5 juta, dan mengalami

    kenaikan menjadi 179,3 juta berdasarkan sensus tahun 1990. Selanjutnya tahun 2005

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    21/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 230 juta lebih. Sebaliknya dengan angka absolut,

    maka angka pertumbuhan terus menurun, yaitu dari 2,37 % per tahun dalam periode 2000-

    2005.

    PENDUDUK INDONSIA MENURUT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

    1990 - 2020

    TahunJumlah Penduduk Angka

    UrbanisasiTotal Urban Rural

    1990 180.383.700 51.932.467 128.451.233 28,79

    1995 195.755.600 63.679.297 132.076.303 32,53

    2000 210.263.800 76.662.181 133.601.619 36,46

    2005 223.183.300 90.344.600 132.838.700 40,48

    2010 235.110.800 104.577.284 130.533.516 44,48

    2015 245.388.200 118.792.228 126.595.772 48,41

    2020 253.667.600 132.465.221 121.202.379 52,22

    Tabel di atas menunjukkan secara absolut, jumlah penduduk pedesaan akan mencapai

    133,6 juta, dan kondisi ini merupakan puncak pertumbuhan. Setelah itu, jumlah penduduk

    pedesaan akan berkurang. Sementara jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2020 paling

    sedikit akan berjumlah 2,5 kali jumlah penduduk perkotaan tahun 1990.

    Berkaitan dengan persebaran penduduk, suatu permasalahan yang dipandang perlu

    adalah pemerataan persebaran penduduk. Didasari pada keinginan setiap individu untuk

    melakukan mobilitas termasuk bermigrasi dengan suatu tujuan untuk meningkatkan kualitashidupnya. Atas dasar itu maka perbedaan aktivitas ekonomi dan perbedaan peluang untuk

    memperoleh pendaptan dan kesempatan kerja merupakan sebab utama ketimbang persebaran

    penduduk di Indonesia, khususnya antara pulau Jawa dan luar Jawa.

    Persebaran Penduduk . Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah

    persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan

    (luas wilayah) yang tidak seimbang antara Jawa-Bali. Pulau Jawa yang luas wilayahnya

    kurang dari 7 persen dihuni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di

    Pulau Jawa mencapai 880 jiwa per Km2 pada tahun 1996.

    Kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa, jauh lebih rendah, yaitu baru didiami oleh

    kurang dari 100 Jiwa setiap Km2 di Pulau Sumatera dan Sulawesi, dan kurang dari 20 jiwa

    setiap Km2 di Kalimantan serta khususnya di Irian Jaya yang baru dihuni oleh 5 Jiwa setiap

    Km2. Gambaran ini selain memberikan petunjuk tentang tidak meratanya persebaran

    penduduk, juga menunjukkan kurang seimbangnya proporsi luas wilayah.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    22/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Bila kepadatan penduduk setiap propinsi dibandingkan, maka luas wilayah di

    propinsi-propinsi Jawa dan Bali sudah tidak memadai, apalagi DKI Jakarta yang didiami oleh

    lebih dari 15.732 jiwa per Km2.

    Persentase Penduduk. Kota Sejak tahun 1971 penduduk perkotaan terus meningkat

    dengan pesat, yaitu dari 17,3 persen pada tahun 1971 menjadi 22,4 persen pada tahun 1980

    dan meningkat menjadi 37,1 persen pada tahun 1996. Hal ini disebabkan proses urbanisasi

    yang terus menerus terjadi karena kehidupan diperkotaan dianggap lebih baik dan

    menjanjikan mudah memperoleh kesempatan kerja dan berusaha dari pada di pedesaan

    sehingga dapat disebutkan pula bahwa meningkatnya penduduk kota tersebut antara lain

    disebabkan oleh pengaruh keadaan sosial dan pertumbuhan pembangunan secara nasional.

    Rasio jenis Kelamin. Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat

    dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan

    penduduk perempuan.

    Rasio jenis kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka 100

    yaitu 97,2 pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun 1995 dan tahun 1996

    menjadi 99,07.

    Pada penduduk kelompok umur 0-14 tahun perkembangan rasio jenis kelamin

    cenderung tetap diatas 100 yang berarti anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak

    perempuan sedangkan pada penduduk umur 15-64 (penduduk umur produktif) mengalami

    kanaikan walaupun masih dibawah 100 dan pada kelompok umur 65+ mengalami penurunan

    dari 94,16 pada tahun 1971 menjadi 86,80 pada tahun 1995.

    Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin.Rincian penduduk Indonesia

    menurut golongan umur (dalam persen) dan jenis kelamin tergambar dalam piramida

    penduduk hasil sensus tahun 1971, 1980 dan tahun 1990, menunjukkan ciri yang menarik

    antara lain :

    Pertama, struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda. Antara proporsi

    penduduk dibawah 15 tahun masih tinggi walaupun secara berangsur mulai menurun, yaitu

    dari 43,97% pada tahun 1971 menjadi 40,90% pada tahun 1980 dan 36,6% pada tahun 1990

    kemudian turun menjadi 33,54% pada tahun 1995.

    Kedua, Proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) semakin bertambah yaitu 2,51

    pada tahun 1971 menjadi 3,25% pada tahun 1980 dan 3,88% pada tahun 1990 menjadi 4,25%

    pada tahun 1995. Sedangkan proporsi anak dibawah lima tahun terlihat menurun yaitu 16,1%

    pada tahun 1971 menjadi 14,4% pada tahun 1980, menjadi 11,7% pada tahun 1990 dan

    menjadi 11,3% pada tahun 1994, pada tahun 1995 menjadi 11,1% dan menjadi 10,13 pada

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    23/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    tahun 1996. Ketiga, perbandingan laki-laki dan perempuan/sex ratio cenderung meningkat.

    Persentase penduduk menurut komposisi penduduk menurut umur terjadi perubahan

    komposisi, yaitu semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif yaitu yang berumur

    muda (0-14 th) dan umur lanjut (65 th keatas). Hal ini berarti bahwa angka

    ketergantungan/angka beban tanggungan semakin kecil. Pada tahun 1971 tercatat sebesar 87

    per 100 tahun turun menjadi 61 per 100 pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57 per

    100 berarti secara rata-rata tanggungan setiap 100 penduduk produktif telah berkurang dari

    87 pada tahun 1971 menjadi 61 pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57.

    Usia kawin pertama. Usia wanita saat perkawinan pertama dapat mempengaruhi

    resiko melahirkan. Semakin muda usia saat perkawinan pertama semakin besar resiko yang

    dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak, karena disebabkan belum matangnya rahim

    wanita usia muda untuk memproduksi anak atau belum siap mental dalam berumah tangga.

    Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat perkawinan pertama semakin tinggi resiko

    yang dihadapi dalam masa kehamilan atau melahirkan. Menurut hasil SUPAS tahun 1995

    terdapat 21,5 persen wani di Indonesia yang perkawinan pertamanya dilakukan ketika mereka

    berumur kurang dari 17 tahun. Di daerah pedesaan dan perkotaan wanita yang melakukan

    perkawinan dibawah umur tercatat sebesar 24,4 persen dan 16,1 persen. Persentase wanita

    kawin usia muda cukup bervariasi antar Propinsi. Persentase Wanita kawin usia muda,

    persentase terendah terdapat pada Propinsi NTT (4,35%), Bali (4,54%) dan Kaliman Selatan

    (37,5%).

    Status perkawinan. Komposisi penduduk 10 tahun keatas di kota maupun desa

    menurut status perkawinan di Indonesia menunjukkan bahwa penduduk pria dan wanita

    mengalami perubahan status perkawinannya. Pada tahun 1990 persentase penduduk wanita

    berumur 10 tahun keatas dengan status kawin 54,2%, belum kawin 33,4%, cerai hidup 3,1%

    dan cerai mati 9,3%. Sedangkan penduduk pria dengan status kawin 53,4%, belum kawin

    43,9%, cerai hidup 1,0%, cerai mati 1,6%. Bila dibandingkan dengan tahun 1996 persentase

    penduduk wanita berumur 10 tahun keatas dengan status kawin 54,88%, belum kawin

    33,99%, cerai hidup 2,35% dan cerai mati 8,77%, sedangkan pada penduduk laki-laki status

    belum kawin 42,04%, kawin 55,69%, cerai hidup 0,69% dan cerai mati 1,58%.

    Ratio Ibu/Anak. Perbandingan jumlah anak usia 0 4 tahun terhadap wanita usia

    subur (15 49 tahun) pada tahun 1971 adalah 667 anak per 100 wanita usia subur. Keadaan

    pada tahun 1990 dan tahun 1991 telah menurun dari 536 menjadi 460 anak per seribu wanita.

    Sedangkan keadaan pada tahun 1992, tahun 1994 dan tahun 1996 menjadi 448,427 dan 364.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    24/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Propinsi yang paling tinggi angka rationya adalah Propinsi NTT, Sulawesi Tenggara, dan

    NTB, sedangkan yang paling rendah adalah Propinsi DKI Jaya, DI Yogyakarta dan Bali.

    Rata-rata anak lahir hidup. Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita pernah

    kawin merupakan salah satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat kelahiran.

    Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita kawin usia 15-49 tahun 10 pada tahun

    1994 dan pada tahun 1996 sebesar 2 orang anak.

    Menimbang pemikiran di atas, maka sesungguhnya yang perlu dibenahi adalah

    pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah t idak terdapat perbedaan yang besar,

    yang pada akhirnya akan membuat perpindahan penduduk tidak terjadi secara besar-besaran

    dan persebaran penduduk menjadi merata.

    Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk (population growth) di suatu negara

    adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan

    alami dan migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan

    penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian.

    Migrasi neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari

    selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran. Tingkat pertambahan alami sangat

    mempengaruhi pertumbuhan penduduk, biasanya dinyatakan dalam per mil (0/00). Misalnya :

    dengan fertilasi 45 0/00 dan mortilasi 210/00berarti bahwa dalam tiap 1000 orang penduduk

    terdapat pertambahan alami sebesar 24 orang.

    Pertumbuhan penduduk dapat dirumuskan sebagai berikut :

    P = (l - m ) + ( i - e)

    Keterangan : l = jumlah kelahiran

    m = jumlah kematian

    i = jumlah imigran (orang yang datang)

    e = jumlah emigran (orang yang pergi)

    (l-m)= pertambahan alami

    (i-e)= migrasi penduduk

    Komponen-komponen Pertumbuhan Penduduk

    1. Fertilitas = tingkat Kelahiran

    Fertilitas yaitu suatu pengertian yang digunakan untuk menunjukkan tingkat

    pertambahan anak, artinya jumlah kelahiran tiap seribu orang penduduk pertahun.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    25/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Misal : dalam suatu negara yang berpenduduk 120 juta jiwa, terdapat kelahiran 5 juta

    jiwa dalam setahun, maka tiap seribu orang penduduk terdapat kelahiran sebesar : 5.000.000

    x 1.000 = 42

    120.000.000

    maka dikatakan tingkat kelahiran di negara tersebut 42. bila suatu negara atau daerah

    memiliki tingkat kelahiran : 30 ke atas digolongkan tinggi

    20-30 digolongkan sedang

    di bawah 20 digolongkan rendah

    Tingkat kelahiran seperti perhitungan diatas disebut tingkat kelahiran kasar (Crude Birth

    Rate). Angka Kelahiran Kasar (CBR) berdasarkan perkiraan yang dihitung Biro Pusat

    Statistik (BPS), menunjukkan bahwa Angka Kelahiran Kasar di Indonesia telah menurun dari

    33,7 per 1000 penduduk pada periode 1980-1985 menjadi 28,7 per 1000 penduduk dan 25,3

    per 1000 penduduk pada periode 1985-1990 dan 1990-1995.

    Angka Kelahiran Total (TFR) berdasarkan hasil SUPAS tahun 1985, Angka

    Kelahiran Total (TFR) tahu 1980-1985 adalah 4,1 per wanita usia subur. Berarti dalam

    jangka waktu lima tahun tersebut angka ini mengalami penurunan sebesar 19,5 %. Sedangkan

    hasil Sensus 1990 menunjukkan bahwa TFR sebesar 3,3 per wanita usia subur.

    Pengelompokkan propinsi menurut perkiraan TFR tahun 1990-1995 dan 1995-2000 seperti

    terlihat pada Tabel II.A.7 di atas, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah propinsi yang

    mempunyai TFR kurang dari 3 sedangkan jumlah propinsi pada kelompok TFR diatas

    menurun. Bahwa angka kelahiran menurut kelompok umur ibu terjadi penurunan pada setiap

    periode akan tetapi penurunannya tidak secepat seperti pada peride tahun delapan puluhan.

    Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran pada saat ini sudah cukup rendah yaitu rata-rata

    setiap ibu usia 15-49 pada periode tahun 1992-1994 melahirkan anak sebesar 2,86 anak.

    2. Mortalitas = tingkat Kematian

    Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi yang dapat

    mempengaruhi perubahan penduduk. Tinggi rendahnya tingkat kematian akan dipengaruhi

    oleh struktur umu, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status susial ekonomi serta keadaan

    lingkungan dimana mereka berada. Bila suatu negara mempunyai mortalitas berkisar :

    9-13 digolongkan rendah

    14-18 digolongkan sedang

    lebih dari 18 digolonglan tinggi

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    26/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Untuk mengukur mortalitas, seperti mengukur fertilitas, yaitu mencari tingkat

    kematian kasar (Crude Death Rate), ialah angka yang menunjukkan jumlah kematian per

    1.000 penduduk dalam periode tertentu.

    3. Migrasi = Perpindahan

    Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Ada yang dilakukan secara

    perorangan, keluarga dan kelompok. Gejala peroindahan penduduk ini disebabkan oleh

    berbagai alasan seperti ekonomi, politik, dan agama.

    Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir

    dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan

    menjadi 198,20 juta pada tahun 1996. namun demikian, tingkat pertumbuhan telah turun

    secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen pada

    periode tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69 persen,

    Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk bila

    dilihat menurut propinsi pada peride tahun 1990-1996. Angka terendah sebesar 0,01 persen

    pada propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan

    Timur. Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk tingkat nasional terdapat 9

    propinsi yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69 persen, yaitu propinsi Sumatera Utara,

    Sumatera Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,

    Sulewesi Utara dan Sulawesi Selatan.

    C. Peranan Pendidikan Dalam Mengatasi Kesenjangan Sosial

    Ketika masyarakat dan negara kita dilanda krisis moneter yang tak kunjung

    terselesaikan , seolah -olah kita tersentak dan sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres

    dalam struktur masyarakat kita . Masyarakat resah , dimana-mana kita menemui anggota

    masyarakat yang kurang daya beli, penghasilannya berkurang, dan PHK . Banyak ahli

    berpendapat bahwa memang benar terjadi keresahan masyarakat yang cukup luas , yang kali

    ini bukan hanya menimpa orang berstatus kelas ekonomi bawah, tetapi juga menimpa

    kalangan menengah dan atas. Krisis moneter bukanlah faktor tunggal terjadinya keresahan

    dalam masyarakat , tetapi krisis moneter telah menjadi faktor yang mengaselerasi keresahan

    dalam masyarakat , sedangkan akar permasalahannya adalah faktor kesen jangan sosial yang

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    27/42

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    28/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    dikemukakan oleh Kitsuse dan Cicourel (1979) bahwa ternyata orang tua memiliki sendiri

    aspirasi ke perguruan tinggi mana anaknya akan melanjutkan sekolah, dan aspirasi seperti ini

    ternyata kebanyakan diinternalisasi oleh siswa yang bersangkutan. Hal seperti ini telah

    membawa masalah kearah terjadinya proses diferensiasi dan stratifikasi sosial yang lebih

    besar dalam dunia pendidikan, yang mestinya du nia pendidikan adalah lembaga demokratis

    dan egaliter yang terbuka terhadap semua pihak .

    Juga beberapa temuan lainnya disebutkan bahwa latar belakang intelektual siswa

    dikalahkan oleh sifat-sifat "non-intellective" dalam melanjutkan pendidikannya, seperti oleh

    latarbelakang pekerjaan orang tua, dan aspirasi umum tentang kehidupannya. Pertimbangan-

    pertimbangan seseorang melanjutkan ke perguruan tinggi tidak berdasarkan pada performa

    dan prestasi siswa, tetapi oleh pandangan-pandangan yang bersifat sosial, be rsifat budaya,

    dan bersifat motivasional.

    Latar belakang status sosial ekonomi mahasiswa membawa perbedaan terhadap

    kesempatan melanjutkan studinya. Seperti temuan Halsey (1975), menyebutkan pula

    bahwa anak-anak yang terlahir dari orang tua yang melakukan profesi dan pekerjaa n pada

    tingkat manajemen seperti : dokter, manajer bank, hakim, atau direktur perusahaan,

    memperlihatkan peluang yang lima kali lebih besar untuk melanjutkan sekolah ke pendidikan

    tingi , sementara anak-anak dari pekerjaan bawahan memiliki rata- rata pel uang hanya

    seperempat. Hasil penelitian William H. Sewel dan Vimal P. Shah yang diberi judul

    Socioeconomic Status, Intelligence, and the Attainment of Higher Education memperlihatkan

    adanya perbedaan dalam rencana melanjutkan pendidikan dan penyelesaian pendidikan tinggi

    dari kelas sosial dan tingkat intelejen yang berbeda .

    Bukti - bukti telah memperlihatkan kepada kita bahwa sekolah atau dunia pendidikan

    telah menjadi semacam tempat reproduksi sosial dan budaya dari kelompok atau golongan-

    golongan sosial yang ada di masyarakat .

    Salah satu bentuk dari reprsentasi reproduksi sosial dan budaya dalam dunia

    pendidikan ialah tumbuhnya macam- macam gaya hidup di kalangan mahasiswa. Secara

    khusus di dunia pendidikan tinggi - pun berkembang perbedaan - perbedaan gaya hidup dari

    mahasiswanya. Bourdie ( 1973) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa latarbelakang

    stratifikasi sosial yang berbeda , seperti anak- anak petani, para pedagang kecil , atau anak

    para pegawai rendah ternyata mereka terbebas dari partisipasi "high culture". Kategori "high

    culture" seperti membaca, "theatre, concert, art cinema", dan "museum attendance" ternyata

    telah menjadi semacam "cultural habits" bagi anak atau mahasiswa kelas menengah dan atas

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    29/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    . Begitu pula kelompok maha siswa yang berasal kelompok sosial bawah, menengah dan atas

    memiliki perbedaan dalam belanja uang untuk keperluan buku-buku , dan perbedaan pula

    dalam jenis dan kuantitas buku yang dimilikinya.

    Berbagai temuan empiris tentang kehidupan sosial dan pendidikan memperlihatkan

    bahwa orang-orang yang berasal dari status sosial bawah memiliki kesempatan yang kurang

    untuk larut dalam dunia pendidikan, karena dunia pendidikan telah dipenuhi oleh kehidupan

    sosial dan budaya kalangan atas. Orang orang yang berasal dari kalangan sosial atas lebih

    siap untuk memasuki dunia pendidikan , karena bagi mereka tidak memerlukan lagi adaptasi

    sosial dan budaya karena budaya sosial pendidikan adalah t elah menjadi milik mereka,

    sedangkan bagi orang yang berlatarbelakang sosial kelas bawah mereka telah ketinggalan

    sejak awal untuk bersaing dengan kelompok orang yang berasal dari kelas atas . Sikap-sikap

    dan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang sudah menjadi trademark dunia pendidikan tidak

    dimiliki oleh kalangan bawah, sedangkan sikap-sikap dan kebiasaan dalam dunia pendidikan

    tersebut telah menjadi milik dari orang-orang dari kelas atas. Para peneliti telah menemukan

    bahwa kedudukan sosial seseorang terkait dengan suatu sikap dan nilainya, orientasi

    perilaku, dan perilakunya, seperti peneilitian Kinsley, Pameroy, dan Merton (1948), Inkeles

    ( 1960).

    Penelitian Demereth (1965) menunjukkan bahwa kelas menengah lebih sering

    mengunjungi tempat ibadah dibandingkan kelas bawah. Kelas menengah juga diindikasikan

    lebih sering aktif dalam organisasi voluntir, menonton konser, bermain olahraga,

    menggunakan waktu liburnya untuk rekreasi dibandingkan kelas di bawahnya. Hamilton

    (1964) melihat adanya perbedaan yang signifikan dalam orientasi politik , sikap terhadap

    masalah-masalah domestik dan luar negeri , sikap terhadap masalah pendidikan antara

    pekerja kantor dan pedagang, tetapi sebaliknya perbedaan tersebut hampir tidak ada antarapekerja yang jenjangnya berdekatan seperti antara mandor dan tukang.

    D. Pembangunan Dalam Bidang Ketenagakerjaan

    Masalah-masalah ketenagakerjaan yang sekarang mendesak sedang dihadapi, antara

    lain masalah pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan

    industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan (Payaman J. Simajuntak,2004).

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    30/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Masalah Pengangguran

    Jumlah pengangguran terus bertambah dan sekitar 4,5 juta orang atau 5 % pada tahun

    1997 (menjelang krisis ekonomi), menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7% pada tahun 2000,

    dan menjadi 9,5 juta orang atau sekitar 9,5% pada 2003. Begitu juga untuk orang yang

    setengah pengangguran meningkat dari 29 juta (1997) menjadi 31 juta orang pada tahun 2000

    dan 2003.

    Masalah Pengiriman TKI ke Luar Negeri

    Kasus- kasus pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar luar negeri terus meningkat.

    Mulai dari tahap perekrutan, persiapan keberangkatan, perlindungan selama bekerja di luar

    negeri, hingga saat kembali ke tanah air. Pengiriman TKI secara ilegal dan deportasi telah

    menambah kompleksitas permasalahan yang menguras banyak tenaga dan waktu.

    Masalah Hubungan Industrial

    Hubungan industrial di Indonesia akhir-akhir ini terkesan tidak kondusif. Gelombang

    pemogokan merupakan peristiwa yang kita saksikan hampir setiap hari. Banyak investor

    dalam dan luar negeri yang merasa kurang aman menanamkan modalnya di Indonesia.

    Masalah Peraturan Ketenagakerjaan

    Beberapa pihak menganggap bahwa peraturan perundangan di Indonesia sangat kompleks.

    Harus diakui, bahwa semua negara di dunia, peraturan ketenakerjaan itu kompleks, karena

    dimaksudkan untuk melindungi banyak kepentingan. Bukan hanya untuk melindungi

    kepentingan pengusaha dan tenaga kerja, akan tetapi juga untuk melindungi kepentingan

    pemerintah dan masyarakat konsumen, bahkan dapat menyangkut hubungan antar negara.

    1. Gaji/Upah PekerjaDalam dunia kerja, yang dimaksud dengan pekerja atau buruh ialah setiap orang yang

    bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan pemberi kerja

    ialah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang

    mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

    Untuk mengatur hubungan antara pekerja (buruh) dengan pemberi kerja, pemerintah

    mengeluarkan Undang-undang Ketenagakerjaan. Tujuan dibuatnya Undang-undang

    Ketenagakerjaan ialah untuk:

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    31/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal danmanusiawi;

    b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yangsesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah;

    c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan;dan

    d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.Dalam Bab X Bagian Kedua pasal 88 UU Ketenagakerjaan diatur beberapa hal

    berikut ini:

    a. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhipenghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

    b. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagikemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi

    pekerja/buruh.

    c. Untuk mencapai kebutuhan hidup yang layak bagi kemanusiaan, pemerintahmenetapkan upah minimum. Upah minimum terdiri atas dua jenis, yakni:

    upah minimum berdsarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;

    upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

    Upah minimum diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak sesuai

    dengan daerahnya masing-masing. Oleh karena itu, upah minimum pekerja pada

    setiap daerah (provinsi) atau kabupaten/kota belum tentu sama. Upah minimum untuk

    DKI Jakarta akan berbeda dengan upah minimum untuk Daerah Istimewa Jogjakarta

    misalnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kelayakan standar hidup di daerah masing-

    masing. Semakin tinggi kelayakan standar hidup suatu daerah, semakin tinggi upah

    minimum regionalnya.

    Upah minimum ini ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan

    rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan atau Bupati/Walikota.

    Selain pengupahan yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan, ada

    lagi bentuk pengupahan berdasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak (pekerja

    dan pemberi kerja). Akan tetapi, pengupahan berdasarkan kesepakatan ini tidak boleh

    lebih rendah dari peraturan perundangan yang berlaku. Apabila dalam kesepakatan itu

    terjadi pengupahan yang lebih rendah dari peraturan perundangan yang berlaku, maka

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    32/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha yang bersangkutan wajib

    membayar upah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    Dalam memberikan upah, pengusaha menyusun struktur dan skala upah

    dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.

    Pengusaha juga melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan

    kemampuan perusahaan dan produktivitas.

    Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan

    keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu

    dari upah pekerja/buruh.

    Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari

    pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.

    Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul

    dari hubungan kerja menjadi daluarsa setelah melampaui jangka waktu dua tahun

    setelah timbulnya hak.

    Kesejahteraan

    Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan

    sosial tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja tersebut dilaksanakan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya,

    pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. Penyediaan fasilitas

    kesejahteraan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh

    dan ukuran kemampuan perusahaan.

    Dalam pasal 101 UU Nomor 13 tahun 2003 dinyatakan:

    (1)Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh, dibentuk koperasipekerja/buruh dan usaha-usaha produktif di perusahaan.

    (2)Pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruhberupaya menumbuhkembangkan koperasi pekerja/buruh, dan mengembangkan

    usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    33/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    (3)Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (4)Upaya-upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi pekerja/buruh sebagaimanadimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Perlindungan Pekerja

    Setiap pekerja wajib melakukan pekerjaan yang dituntut perusahaan sesuai

    dengan perjanjian kerja (kontrak kerja). Akan tetapi, ia juga memiliki hak

    perlindungan dari perusahaan.

    Apa saja hak-hak perlindungan pekerja/buruh dari perusahaan itu?

    a. Bagi Penyandang CacatPengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib

    memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.

    Pemberian perlindungan tersebut harus sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    b. Bagi Pekerja AnakPengusaha dilarang mempekerjakan anak, kecuali anak usia 13 sampai dengan

    15 tahun. Untuk anak usia 13 sampai dengan 15 tahun pekerjaan yang diberikan

    harus pekerjaan ringan dan tidak boleh mengganggu perkembangan dan kesehatan

    fisik, mental, dan sosial mereka.

    Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi

    persyaratan sebagai berikut:

    1) izin tertulis dari orang tua atau wali;2) perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;3) waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;4) dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;5) keselamatan dan kesehatan kerja;6) adanya hubungan kerja yang jelas;7) menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Apabila anak dipekerjakan dengan orang dewasa, maka tempat kerja anak

    harus dipisahkan dari tempat kerja orang dewasa.

    Siapa pun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan-

    pekerjaan yang terburuk, yakni:

    1) segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya;

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    34/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    2) segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau menawarkan anakuntuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau perjudian;

    3) segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan anakuntuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan

    zat adiktif lainnya; dan/atau

    4) semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, dan atau moralanak.

    c. Bagi Pekerja WanitaPerlindungan bagi pekerja wanita diatur seperti berikut:

    (1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahundilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00.

    (2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yangmenurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan

    kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul

    07.00.

    (3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul23.00 s.d. pukul 07.00 wajib:

    a. memberikan makanan dan minuman bergizi; danb. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

    (4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/ buruhperempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d. 05.00.

    Selain perlindungan khusus seperti di atas, terdapat pula bentuk

    perlindungan lain bagi pekerja/buruh secara umum, yakni:

    a. Waktu KerjaSetiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

    Waktu kerja bagi para pekerja/buruh meliputi:

    1) 7 (tujuh ) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam satu mingguuntuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

    2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) mingguuntuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

    Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja

    sebagaimana tersebut di atas, harus memenuhi syarat:

    1) ada persetujuan dari pekerja/buruh tersebut;

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    35/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    2) waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jamdalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

    Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja

    di atas wajib membayar upah kerja lembur.

    b. Waktu Istirahat dan CutiPengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada

    pekerja/buruh. Waktu istirahat yang dan cuti yang dimaksud ialah:

    1) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya jam setelah bekerjaselama 4 jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak

    termasuk jam kerja;

    2) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1(satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)

    minggu;

    3) cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelahpekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan

    secara terus-menerus;

    4) istirahat panjang, sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakanpada tahun ketujuh dan kedelapan, masing-masing 1 (satu) bulan bagi

    pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-

    menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh

    tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan

    dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam)

    tahun.

    Istirahat panjang tersebut berlaku pada perusahaan tertentu yang

    diatur dengan Keputusan Menteri.

    c. Melaksanakan ibadahPengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya

    kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan

    oleh agamanya.

    d. Pekerja Wanita1) Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit

    dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada

    hari pertama dan kedua pada waktu haid.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    36/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    2) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat 1.5 (satusetangah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1.5 (satu

    setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter

    kandungan atau bidan.

    3) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandunganberhak memperoleh istirahat 1.5 (satu setengah) bulan atau sesuai

    dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

    4) Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harusdiberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu

    harus dilakukan selama waktu kerja.

    Setiap pekerja yang menggunakan waktu istirahat dan cuti

    sebagaimana diuraikan di atas berhak mendapat upah penuh.

    Pada hari-hari libur resmi, pekerja/buruh tidak wajib bekerja. Apabila perusahaan

    mempekerjakan pekerja/buruh pada hari libur resmi karena peekrjaannya menuntut harus

    dikerjakan harus dengan persetujuan pekerja/buruh dan ia wajib membayar upah lembur.

    Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja

    Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat dilakukan oleh pengusaha apabilapekerja/buruh telah terbukti melakukan kesalahan berat. Beberapa kesalahan berat

    dimaksud ialah:

    a. pekerja/buruh melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atauuang milik perusahaan;

    b. pekerja/buruh memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehinggamerugikan perusahaan;

    c. mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai dan ataumengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;

    d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;e. menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau

    pengusaha di lingkungan kerja;

    f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yangbertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

    g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahayabarang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    37/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalamkeadaan bahaya di tempat kerja;

    i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnyadirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau

    j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidanapenjara 5 (lima) tahun atau lebih.

    Pemutusan Hubungan Kerja bisa dilakukan atas permintaan dari pekerja/buruh

    secara tertulis kepada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan

    Pemutusan Hubungan Kerja apabila terjadi perubahan status, penggabungan,

    peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia

    melanjutkan hubungan kerja atau perusahaan tidak mau menerima pekerja/buruh

    tersebut.

    Terhadap pemutusan hubungan kerja karena alasan perubahan status,

    penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan, pekerja/buruh berhak

    mendapatkan pesangon. Apabila pekerja/buruh mengundurkan diri, ia berhak

    mendapatkan uang penggantian hak yang seharusnya diterima. Sedangkan, PHK

    karena pekerja/buruh melakukan pelanggaran berat, maka pekerja/buruh berhak atas

    uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

    Apabila pengusaha menutup perusahaannya karena force majeur (keadaan

    darurat) atau rugi terus-menerus dalam waktu 2 tahun, maka pekerja/buruh berhak

    atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja.

    Prioritas Program Ketenagakerjaan

    Dalam rangka meningkatkan kualitas ketenagakerjaan serta untuk mengimbangi

    tuntutan pekerja di pasar global, pemerintah melakukan prioritas pembangunan

    ketenagakerjaan seperti berikut ini:

    a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, diarahkanuntuk mendorong, memasyarakatkan dan meningkatkan efektivitas penyelenggaraan

    pelatihan kerja, agar tersedia tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing

    sehingga mampu mengisi pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    38/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Diharapkan, para pencari kerja akan memperoleh atau menciptakan lapangan

    kerja baru dan bagi para pekerja mampu mengembangkan usahanya yang pada gilirannya

    akan menyerap tenaga kerja baru.

    Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja meliputi:

    Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan sektor lain, PemerintahDaerah, Lembaga Masyarakat dan stakeholder lainnya dalam uapaya

    memperoleh dukungan dalam pelaksanaan peningkatan kualitas dan

    produktivitas tenaga kerja.

    Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi; pembinaan danpemberdayaan lembaga pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah,

    Swasta ataupun perusahaan; pemasyarakatan nilai dan budaya produktif,pengembangan sistem dan metoda peningkatan produktivitas serta pelatihan

    kader dan tenaga ahli produktivitas.

    Penyelenggaraan pelatihan institusional di 30 propinsi (11.520 orang) danpelatihan non-institusional/MTU di 30 propinsi (15.360 orang) baik untuk

    melatih pencari kerja, pekerja, assosiasi profesi, tokoh masyarakat ataupun

    LSM di perkotaan dan pedesaan;

    Penyelenggaraan pelatihan menajemen dan produktivitas melalui kemitraandan kerjasama dengan swasta dan perusahaan di 30 propinsi (1.750 orang);

    Pemagangan 1.920 orang tenaga kerja ke luar negeri dan 960 orang di dalamnegeri;

    Pengembangan pendidikan dan pelatihan instruktur jasa dan manufaktur sertatenaga pelatihan 1.500 orang.

    Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional (190 orang); Peningkatan sarana prasarana pelatihan di 25 BLK; serta bimbingan,

    sosialisasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program

    b. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja,diarahkan untukmendorong, memfasilitasi dan mengembangkan perluasan kesempatan kerja di

    berbagai bidang usaha, melalui penciptaan tenaga kerja mandiri, peningkatan dan

    pemberdayaan kewirausahaan dan pelayanan penempatan tenaga kerja di dalam dan

    di luar negeri serta pelayanan dan penyediaan informasi bursa kerja, sehingga akan

    mengurangi pengangguran baik di pedesaan maupun di perkotaan.

  • 5/28/2018 Back Up Materi Sosial Budaya

    39/42

    Panduan Kuliah PLSBT

    Melalui pelaksanaan program ini, diharapkan akan terserap sejumlah 370.000

    tenaga kerja yang terdiri dari di dalam negeri sejumlah 70.000 orang dan ke luar

    negeri sejumlah 300.000 orang.

    Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja,diarahkan untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja dan pengusaha

    melalui pemasyarakatan, fasilitasi dan penciptaan ketenagaan dalam bekerja

    dan berusaha; peningkatan kenyamanan, keselamatan dan kesehatan bekerja,

    sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengusaha yang

    akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya serta

    berkembangnya usaha, yang pada gilirannya akan menyerap tenaga kerja baru.Kegiatan di prioritaskan bagi penyelesaian dan sosialisasi peraturan

    pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

    dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

    Hubungan Industrial.

    LATIHAN

    1. Jelaskan problem-problem kependudukan apa saja yang dihadapi oleh negarakita ?

    2. Apakah pendidi