Back Exercise
Click here to load reader
-
Upload
hairul-umam -
Category
Documents
-
view
174 -
download
9
Transcript of Back Exercise
PENGARUH BACK EXERCISE PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH
(Studi eksperimen perbandingan dua model latihan
Punggung bawah di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta)
Pemeriksaan Nyeri Punggung Bawah Muskuloskeletal
Pemeriksaan untuk menilai intensitas nyeri dimodikasi dengan kebebasan gerak
membungkuk secara optimal.
1. Penilaian intensitas nyeri
Parameter yang digunakan adalah Visual Analog Scale (VAS). Caranya penderita disuruh
menunjuk titik nyeri yang dialami pada suatu garis horizontal yang panjangnya 10cm
yang merupakan rentangan skala dari 0 sampai 10. “0” merupakan titik tidak ada nyeri,
“10” menunjukkan nyeri yang sangat hebat. (Ellis, 1991)
0 10
Tidak nyeri nyeri hebat
Pembagian derajat nyeri menurut Apley dan Solomon (1986), derajat nyeri dibagi
menjadi 4 tingkat, yaitu (a) derajat 1 = normal (tidak ada keluhan), (b) derajat 2 = nyeri
ringan adalah nyeri yang terus menerus tetapi dapat diabaikan dan tidak mengganggu
aktifitas, bila dipalpasi dengan penekanan yang kuat akan timbul keluhan nyeri, (c)
derajat 3 = nyeri sedang adalah nyeri yang timbul terus menerus dan mengganggu
aktifitas, dan tidak bisa diabaikan, apabila dipalpasi dengan penekanan sedang akan
timbul keluhan nyeri, (d) derajat 4 = nyeri berat adalah nyeri yang timbul terus menerus
dan selalu mengganggu aktifitas dan dengan penekanan ringan akan timbul keluhan
nyeri.
2. Penilaian lingkup gerak sendi (LGS) dengan Schober Test
Dilakukan dengan cara menentukan titik tengah garis yang menghubunggkan
“dimple of venus” (setinggi spina iliaka posterior superior) pada keadaan normal
tepat pada S2. Kemudian dari titik tersebut diukur 10cm tegak lurus ke atas dan
5cm tegak lurus ke bawah dan diberi tanda. Jarak kedua titik tersebut sebagai
standar, kemudian diukur jarak antara kedua titik tersebut, standar ukuran.
Penderita disuruh membungkuk ke arah depan semaksimal.
Hasil pengukuran dikurangi 15cm = fleksi lumbal, normal ≥ 5cm. dan
interpretasi mobilitas spinal dipakai parameter sebagai berikut.
a. Normal atau derajat I, apabila selisih jarak standar dengan jarak hasil
pengukuran ≥ 5cm.
b. Derajat II, apabila selisih jarak standar dengan hasil pengukuran 3,1 - 4,9 cm.
c. Derajat III, apabila selisih jarak standar dengan hasil pengukuran 1 – 3 cm.
d. Derajat IV, apabila selisih jarak standar dengan hasil pengukuran < 1 dan saat
melakukan fleksi lumbal yang fleksi hanya lututnya.
Schober test. Penderita berdiri (A), titik 0 yaitu bagian atas sacrum ditentukan
dengan cara mengidentifikasi “Dimple Of Venus” pada kiri kanan kemudian garis
yang menghubungkan dengan dimple ini memotong tulang vertebra ditandai. Dan
ditentukan titik 10cm di atas dan 5 cm dibawah tanda. (B) penderita membungkuk
ke depan semaksimal mungkin dan jarak titik diukur dalam cm. (Hanson dan
Merrit, 1988).
Menurut penelitian Aji Wiro(HUBUNGAN ANTARA KURSI KERJA DENGAN TIMBULNYA KELUHANNYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA TENUN KAIN SARUNG)
Pengukuran NPB menggunakan dua alat yaitu LGS dan Kuesioner.1. LGS (Lingkup Gerak Sendi)Cara kerja :1. Alat ditempelkan didinding.2. Responden berdiri lurus dengan alat.3. responden menunduk sedikit demi sedikit4. ketika responden merasakan sakit maka berhenti meunuduk, dan lihatangkanya.Alat yang digunakan adalah LGSKriteria atau hasil :< 300 : Berat300 – 700 : Sedang800 – 1000 : Ringan
2. KuesionerPekerja disuruh mengisi item-item pertanyaan yang sudah diberikan. Dalampengisian kuesioner responden di dampingi oleh peneliti dan di selingi denganwawancara secara langsung.Penilaian kuesioner untuk mengkategorikan nyeri pinggang, yaitu:1 Jika responden menjawab “ya” maka nilainya adalah 22 Jika responden menjawab “kadang-kadang” maka nilainya adalah 13 Jika responden menjawab “tidak” maka nilainya adalah 0Skalanya : Ordinal (Ringan, Sedang dan Berat)