Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

18
SUARA INDONESIA JANUARI 2014 PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA АССОЦИАЦИЯ ИНДОНЕЗИЙСКИХ СТУДЕНТОВ В РОССИИ EDISI III Laporan Utama: Давай, учиться в России! Mengapa Harus Bahasa Rusia? Mengecap Sejarah PERMIRA AIRMAKS: Pameran Dirgantara dan Angkasa Internasional

Transcript of Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Page 1: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

SUARA INDONESIA J A N U A R I 2 0 1 4

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

АССОЦИАЦИЯ ИНДОНЕЗИЙСКИХ СТУДЕНТОВ В РОССИИ

EDISI III

Laporan Utama: Давай, учиться в России!

Mengapa Harus Bahasa Rusia?

Mengecap Sejarah PERMIRA

AIRMAKS: Pameran Dirgantara dan Angkasa Internasional

Page 2: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Catatan Redaksi

Salam PERMIRA! Suara Indonesia edisi bulan Januari bertema "Давай учиться в России". Tema yang mungkin hanya bisa dijawab oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menem-puh pendidikan di Rusia. Ada 1001 alasan bagi kita semua untuk belajar, namun esensi sesung-guhnya kuliah di luar negeri adalah bagaimana kita mampu beradaptasi dengan lingkungan baru tanpa kehilangan jati diri sebagai anak bangsa. Dalam konteks keilmuan, tentunya tiap-tiap ne-gara tujuan mempunyai keunggulan sendiri, salah satunya adalah Rusia, siapa yang tidak men-genal tokoh seperti Lobachevsky, Lomonosov, Landau, Mendelev, Popov, dan lain-lain. Mereka adalah simbol keunggulan ilmu yang dimiliki oleh bangsa ini dalam bidang ilmu eksak, teknik dan kedokteran yang senantiasa dijadikan daya tarik bagi negara-negara lain untuk "dicuri" ilmunya. Kami ingin menyebarkan semangat dan optimisme bahwa Rusia saat ini adalah negara "sexy" yang harus kita pelajari disajikan dalam dua bahasa (bilingual). Kumpulan tulisan dari beberapa teman mahasiswa baru juga akan kita sajikan, untuk menjawab pertanyaan ini.

Selain itu edisi kali ini juga membahas mengenai sejarah Perhimpunan Mahasiswa In-donesia di Rusia (PERMIRA). Banyak yang tidak menyadari, bahwa PERMIRA memiliki kisah yang menarik untuk diuraikan dan dipelajari. Rubrik cakrawala juga akan menampilkan tulisan men-genai cuaca yang saat ini tidak dapat kita tebak. Penjelasannya akan dicoba dibawakan dari sisi ilmiah. Terakhir, kami akan membahas mengenai penandatanganan kontrak beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada tanggal 11 Januari yang menjadi "hadiah" tahun baru bagi mahasiswa di Rusia. Meski beasiswa ini belum diberikan secara menyeluruh, namun hal ini adalah respon nyata dari pemerintah Indonesia atas perjuangan mahasiswa di Rusia yang telah kita suarakan sejak dulu. Hal ini patut kita syukuri bersama. Sekali lagi, selamat membaca dan sebagai penutup, mengutip kiasan dari Vladimir Illyich Lenin "Учиться, учиться и ещё раз учиться" (belajar, belajar dan sekali lagi belajar).

Penanggung Jawab Aries Stevanus Gerryianto Pemimpin Redaksi Adri Arlan Sinaga Dewan Redaksi Penelitian dan Pengembangan Arief Setiawan Ade Irma Elvira I Nyoman Aji Suadhana Rai Bayu Nandes Y. Manan Unit TI M. Dirga Sirajuddin Ghozy Ul-Haq Azifah Retno Astrina Maria Florian Gaanaja Humas Winda Rahma Ika Madya Lestari Ismail Hamka

Добро пожаловать в наш бюллетен,

SUARA INDONESIA

Tim Redaksi

D AF T AR I S I

SUARA INDONESIA J A N U A R I 2 0 1 4

Catatan Redaksi i

Laporan Utama 1

Opini 6

Cakrawala 8

Kegiatan PERMIRA 10

Opini 11

Cakrawala 13

Serba-Serbi 15

Pemenang Lomba Foto 16

i

E D I S I I I I

Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email : [email protected]

Foto sampul :dok. pribadi Adri Arlan

Page 3: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

LAPORAN UTAMA

Давай, учиться в России! Ada apa dengan Rusia? Banyak pilihan dalam mengejar cita-cita. Salah satunya adalah menempuh penddikan ke luar negeri. Dorongannya bisa macam-macam, dari keinginan untuk mendapatkan tan-tangan baru, suasana yang berbeda, te-man-teman baru hingga mendapatkan kewarganegaraan baru, hal ini sah-sah saja. Fenomena ini terjadi pada era glo-balisasi yang diungkapkan oleh Thomas Friedmann (2005) dengan ungkapan yang berbunyi "The World is flat". Negara-negara menjadi tidak terbatasi oleh hal-hal yang kelihatan oleh mata telanjang. Kembali ke tema "Mari belajar di Rusia". Saat kita belajar di Fakultas Persiapan (Podfak) diajarkan esai mengenai tokoh-tokoh tertentu yang harus kita hapalkan (rasskas). Salah satunya adalah kisah mengenai Mikhail Vasilyevich Lo-monosov, sosok ini menggambarkan seorang anak muda dari kota Arkhangelsk yang haus akan ilmu pengetahuan. Lo-monosov adalah salah satu dari tokoh Rusia yang memberikan banyak sumbangsih pada ilmu sains, literatur dan astro-nomi. Demi mendapatkan pendidikan yang layak, dirinya rela berjalan kaki dari Arkhangelsk ke Moskow yang berjarak 1228 km. Kelak namanya diabadikan pada salah satu universitas ternama yaitu Moscow State University (MSU). Sosok selanjutnya yang memegang peranan penting bagi pendidikan di Rusia adalah sang reformator yang bernama Peter I (Peter The Great). Sebagai seorang Tsar, Peter yang senang berpetualang dan mencintai ilmu maritim, mengharapkan Rusia mampu belajar dari negara Eropa dalam hal pendidikan. Atas dasar inilah pada tahun 1724, di kota Saint Petersburg didirikan akademi kelautan dan selanjutnya pada tahun 1755 dibangun universitas pertama di Moskow yang memiliki kurikulum dan standar professional. Peter I percaya bahwa hanya dengan pendidikan, Rusia mampu bersaing dengan negara-negara Eropa secara elegan. Pada jaman Uni Sovyet, sudah banyak mahasiswa asing yang menuntut ilmu di Rusia, perbedaannya adalah pada zaman itu hanya sedikit ekspos media yang memberitakan betapa megahnya Moskow dan Saint Petersburg sebagai sentra pendidikan demikian kota-kota lain seperti Kiev, Almaty, Tashkent hingga Baku yang menawarkan ilmu-ilmu yang mumpuni pada masanya. Masa itu telah berakhir dan kini Uni Sovyet sudah runtuh. Kota-kota itu memang masih ada, namun belum banyak yang tidak menyadari bahwa mereka adalah mozaik-mozaik mengenai pendidikan di era Sovyet dulu. Rusia di mata dunia sudah sangat berbeda. Pasca perang dingin, runtuhnya tembok Berlin dan pekik Glasnost-Perestroika menjadikan bangsa ini memasuki fase baru sebagai suatu negara. Uni Sovyet yang dulu dikenal telah pecah dan warisannya yang paling besar adalah Rusia. Negeri yang menjalani masa transisi dari sistem komunis yang tertutup menjadi serba terbuka terus berproses hingga sekarang. Sebagaimana yang terjadi negara pecahan Uni Sovyet lainnya, pada awal berdirinya Rusia banyak terjadi tur-bulensi dari dalam dan luar, tapi ajaib, Rusia mampu melewatinya dengan selamat. Kisah bertahannya Rusia ini, mem-buat banyak orang banyak takjub dan berusaha ingin mengenal kembali negeri yang akrab disebut negara beruang

SUARA INDONESIA Halaman 1

Page 4: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

LAPORAN UTAMA

merah ini. Ada apa dengan Rusia? Indonesia memiliki sejarah panjang dengan Rusia, pada era Presiden Soekarno, banyak mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar negeri seperti Cina dan Sovyet. Alasan politis untuk hal itu sudah pasti ada, namun terlepas dari hal poli-tis, kita juga punya pertimbangan lain, mengapa kita memilih belajar ke Uni Sovyet? jawabannya satu: tradisi. Sebagai contoh, pada era perang dingin lalu, kita mengenal apa yang dinamakan perang bintang (star wars) antara ilmuwan AS dan Uni Sovyet, dan tanpa ada hal-hal yang diumbar ke media seperti yang negara-negara barat lakukan, Sovyet mampu mengimbangi teknologi dan penca-paian mereka dengan menjadikan Yuri Gagarin, orang pertama yang melewati orbit bumi, hal ini tentu saja menjadi catatan tersendiri bagi Rusia dan mereka pertahankan hingga sekarang. Metode pendidikan Rusia yang selama ini dikenal asing dan kaku tetap bertahan hingga sekarang. Jadi bagi mahasiswa Indonesia yang mendapat kesempatan untuk belajar di Rusia harus berbangga karena kita adalah pionir yang merpresentasikan bangsa di negeri yang baru mengenal de-mokrasi ini. Akhir kata, tujuan kita belajar adalah demi masa depan yang lebih baik. Belajar baik itu di dalam maupun luar negeri tidak dapat kita bandingkan karena pada hakikatnya setiap manusia adalah long life time learner. Keunggulan dari bela-jar di luar negeri adalah pengalaman dan wawasan global yang didapat karena interaksi yang kita alami. Hal ini sangat membantu dan menjadi nilai plus kita dalam terjangan globalisasi yang datang. Jadi, mewakili mahasiswa Indonesia yang saat ini (telah) memilih untuk belajar pada kota manapun di Rusia, sekali lagi kita ucapkan, mari kita belajar di Ru-sia! (давай, учиться в России!). Dalam bahasa Rusia На русском языке Что интересного о России? Есть множество вариантов реализовать свою мечту. Одним из таких вариантов является получение образования за рубежом. Стимулами могут служить как желание испытать на себе новые вызовы, смена привычной атмосферы, так и приобретение новых друзей, достижение нового этапа социализации. Подобное явление можно наблюдать в эпоху глобализации, его образно выразил Томас Фридман в 2005 г. термином "The World is flat", подразумевая, что реальные границы становятся прозрачными. Но возвратимся к теме "Давайте учиться в России". Учась на подготовительном факультете, мы узнали много интересной информации о реальных лицах, отдельные эпизоды жизни которых мы хорошо запомнили. Один из таких рассказов касался Михаила Васильевича Ломоносова, на этом рисунке изображен молодой человек из Архангельска, непрестанно стремившегося к знаниям. Ломоносов был одним из тех, кто составлял научную элиту России, он внес огромный вклад в развитие науки, литературы и астрономии. Чтобы получить надлежащее образование, он готов был уехать из Архангельска в Москву за 1228 км. Позднее его имя будет увековечено в названии самого престижного университета в Москве – Московский Государственный Университет (МГУ). На следующем рисунке изображен реформатор Петр I (Петр I), также сыгравший огромную роль в истории образования России. Царь Петр интересовался морской наукой, и сделал многое для того, чтобы России стали известны европейские ценности. Главным образом, процесс познания этих ценностей происходил через образование народа. Так, в 1724 году, в городе Санкт-Петербург была основана морская академия. Затем в 1755

SUARA INDONESIA Halaman 2

Page 5: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

LAPORAN UTAMA

году, был создан первый университет в Москве, который обладал наивысшими учебными и профессиональными стандартами своего времени. Петр верил в то, что только будучи образованной, Россия способна конкурировать с европейскими странами. Во времена Советского Союза многие иностранные студенты, уже обучающиеся в России, восхваляли великолепные города Москву и Санкт-Петербург – как центры образования, а также другие города, такие как Киев, Алматы, Ташкент, Баку, предлагавшие высококлассные образовательные программы. Этот период завершился, и сейчас Советский Союз распался. Но города остались. Несмотря на это, некоторые люди не осознают, что они были частью образовательной мозаики советского времени.

После окончания "холодной войны", распада Берлинской стены и реформированной перестройки народы некогда могучей державы вступили в

новую фазу страны. После распада СССР наибольший образовательный потенциал был сконцентрирован в России. Страна пережила переход от закрытой коммунистической системы к полностью открытой, и далее будет поступать таким же образом. Как и в других постсоветских странах, изначально в России существовало много турбулентностей внутри и вовне. Но чудесным образом России удалось пройти этот путь с наименьшими издержками. История выживания России поразила многих людей, которые хотели еще больше узнать об этой удивительной стране. Что интересного связано с Россией? Индонезия и Россия имеют долгую историю взаимоотношений. Еще в эпоху президента Сукарно многие студенты обучались в зарубежных странах, таких как Китай и Советский Союз. Помимо безусловно политических причин, есть и другие объяснения тому, почему выбор индонезийских студентов пал на СССР. Секрет – в традиции советского образования. К примеру, в эпоху холодной войны, всем были известны «звездные войны между учеными США и СССР, и безотносительно ко многим вещам, которые муссировались в СМИ западных стран, советской власть делала все возможное, чтобы быть в состоянии идти в ногу с технологиями, высшим достижением которых стал поступок Юрия Гагарина, первого человека, прошедшего через земную орбиту. Это был запоминающийся момент для России. Хотя методы российского образования до сих пор считаются жесткими, однако для индонезийских студентов большой гордостью является обучение здесь и осознание того, что мы являемся пионерами нашей нации, представляя здесь свою страну. Наконец, наша цель – познание, ради обеспечения наилучшего будущего. Обучение внутри страны или за ее пределами не может быть сравнимо, потому что каждое человеческое существо обучается на протяжении довольно длительного времени. Преимущества обучения за рубежом состоят в приобретении большего опыта и глобальной сопричастности, осознания того, что мы получили путем взаимодействия с другими обществами и культурами. Это очень большой плюс для нас, открывающий значительные возможности в глобальной перспективе. Таким образом, представляя индонезийских студентов, и в настоящее время обучаясь в любом городе России, мы еще раз говорим: давайте учиться в России! (red) Alih bahasa oleh Oleg Barnashov - Candidate Master Of International Relations dari Peoples’ Friendship University of Russia.

SUARA INDONESIA Halaman 3

“Почему выбор индонезийских студентов пал на СССР. Секрет – в традиции советского образования”

Page 6: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

LAPORAN UTAMA

Membangun Karakter dari Rantau Oleh: Emaridial Ulza* dan Nurbayunandes Yusup Manan**

Belajarlah jauh dari kampung halaman (merantau). Nasehat ini disampaikan oleh salah seorang Mufti Mekkah bernama Imam Syafi’i. Dalam nasehatnya, ia katakan, merantau akan memberikan banyak keuntungan. Ilmu pengetahuan, keluarga, dan sahabat baru merupakan keniscayaan dalam perantauan. Apalagi jika merantau dengan tujuan untuk belajar, maka akan mendapatkan semua apa yang kita inginkan, yakni: pengalaman, mengagungkan jiwa, menghilangkan kesedihan, dan mengangkat derajat. Dalam nasehat yang ia sampaikan terlihat jelas bagaimana keunggulan para perantau khususnya yang bertujuan menuntut ilmu. Ada nilai lebih yang akan diperoleh dibandingkan kita belajar di kampung halaman sendiri. Mantan Presiden RI-3 Prof. Habibie di Congres Of Indonesian Diaspora di Los Angeles pada 6-8 Juli 2012 juga menyampaikan pesan senada. “Inti dari keunggulan anak-anak Indonesia jika merantau (belajar ke luar negeri) akan ikut berperan merencanakan dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik ke depan”, tuturnya. Saat ini minat para pelajar Indonesia untuk kuliah keluar negeri terus meningkat, baik itu melalui beasiswa ataupun menggunakan uang pribadi. Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 2013, Kementerian ini mengirimkan 10000 mahasiswa untuk kuliah ke luar negeri. Meningkat 4000 mahasiswa dibandingkan tahun sebelumnya. Data tersebut merupakan yang terdaftar melalui beasiswa Kemendikbud, belum termasuk yang bayar menggunakan uang pribadi, beasiswa Kampus, dan free tuition fee. Dari berbagai negara yang menjadi tempat singgah mahasiswa dari Indonesia tersebut, Rusia menjadi salah satu tujuan. Saat ini, ada sekitar 165 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Rusia. Mereka terdiri dari mahasiswa S1, S2, dan S3. Mereka tersebar di beberapa kota di Rusia yang daratannya sangat luas ini. Para mahasiswa ini membangun “koloni-koloni” kecil yang senantiasa mengenalkan Indonesia di kota masing-masing dengan beragam persoalan, mulai dari studi hingga cuaca musim dingin yang beku. Sebagai negara terbesar di dunia, Rusia layak diperhitungkan untuk menuntut ilmu. Dengan konsep pendidikannya yang berbeda dengan Indonesia, tentulah hasil yang akan dapat berbeda pula. Rusia mempunyai orang-orang hebat dibidangnya masing-masing. Yuri Gagarin merupakan manusia pertama yang terbang selama 108 menit ke luar angkasa dengan pesawat roket Vostok 1. Valeri Legasov, ia merupakan ilmuan dunia terkenal di bidang kimia anorganik dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet dan masih banyak lagi ilmuan-ilmuan lain yang berasal dari Rusia. Rusia juga menyimpan kenangan lama tentang mahasiswa Indonesia. Rusia yang saat itu masih bernama Uni Soviet pada dekade 1950-1960an merupakan rumah terbesar bagi mahasiswa Indonesia. Pada saat itu ada sekitar 2000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Uni Soviet, mulai dari ujung barat-timur dan utara-selatan. Namun, perubahan politik telah menjungkirbalikkan keadaan tersebut. Sejak Oktober 1965 tak ada lagi pengiriman mahasiswa dari Indonesia ke Uni Soviet. Jika pun ada mahasiswa baru yang datang setelah itu, bisa dipastikan, yang bersangkutan merupakan seorang eksil yang sedang mencari “tanah air” baru. Sejarah mencatat, Restorasi Meiji oleh Jepang pada 1866-1869 telah berhasil memodernisasi Jepang. Saat itu, Jepang gencar mengirimkan para pemudanya untuk belajar ke luar negeri. Pendidikan menjadi salah satu bagian penting dari Restorasi Meiji ini. Jepang tak menikmatinya seketika, dan hasilnya baru terasa beberapa puluh tahun kemudian. Hal sama juga diperlihatkan oleh mahasiswa Indonesia di Belanda pada era 1920-an. Melalui Perhimpunan Indonesia, para mahasiswa tersebut terus-menerus mengkampanyekan Indonesia merdeka tanpa henti.

SUARA INDONESIA Halaman 4

Page 7: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

LAPORAN UTAMA

Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perjalanan suatu bangsa dan negara. Kualitas sumber daya manusia dan karakter suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Melalui pendidikan, karakter kita tidak boleh larut dengan pujian dari negara-negara maju terhadap Indonesia tentang alam Indonesia yang kaya, besar dan memiliki segalanya. Pembangunan pendidikan merupakan elemen terpenting dari national character building yang mana hal tersebut harus jadi keutamaan. Dalam hal ini, Presiden Sukarno pernah menyatakannya di depan majelis hakim Pengadilan Bandung pada 1930 dalam pledoinya Indonesia Menggugat. “Suatu negara dapat berdiri tanpa tank dan meriam. Tetapi suatu bangsa tidak mungkin bertahan tanpa kepercayaan.” Penguasaan Bahasa dalam Kerjasama Strategis

Hubungan Indonesia dan Rusia sudah terjalin cukup panjang, selama 64 tahun dengan segala romantikanya. Semasa pemerintahan Presiden Sukarno dan pimpinan tertinggi Uni Soviet Nikita Khrushchev, hubungan tersebut tidak saja hanya di bidang kerjasama politik dan militer, juga di bidang kebudayaan dan iptek. Kemajuan hubungan yang sangat berarti ini tentu saja membutuhkan perangkat lunak sebagai penghubung. Tanpa adanya penghubung ini, komunikasi bakal tersendat karena satu sama lain tidak mengetahui kehendak masing-masing. Artinya, kelak dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Rusia maupun Bahasa Indonesia untuk menjadi jembatan masing-masing kepentingan. Pendidikan merupakan jalan paling strategis untuk membangun jembatan komunikasi antara Indonesia dan Rusia. Semakin banyaknya orang Indonesia yang bisa berbahasa Rusia dan sebaliknya akan membuat hubungan dua negara ini tambah erat. Tentunya, jalan ini penuh liku, tak bisa tercipta dalam sekejap. Butuh proses untuk membangun “perangkat lunak” yang memang penuh jalan terjal ini. Hal ini relevan dengan pernyataan Dian Nafi dalam

Karyanya Mesir Suatu Waktu, “Dengan bahasa kita bisa menguasai ilmu dan tanpanya kita akan berada dalam kegelapan”. Melalui pendidikan, jembatan penghubung bisa dibangun. Jembatan penghubung yang paling penting dalam hal ini, yakni komunikasi. Tentu saja, piranti paling penting dalam komunikasi yaitu bahasa. Artinya, hubungan yang dibangun di antara dua negara ini menjadi strategis bisa ditandai dengan adanya “pertukaran budaya” dalam wujud bahasa. Tiap negara menganggap penting bahasa sang kawan sehingga hubungan yang ada menjadi lebih mesra. Dalam kerjasama budaya ini (bahasa), antara Indonesia dan Rusia sudah cukup lama terjalin. Di Rusia ada beberapa universitas/institut yang mempelajari Bahasa Indonesia. Begitu pula di Indonesia. Saat ini sudah ada dua universitas yang secara spesifik mempelajari Bahasa dan Sastra Rusia. Apa yang ada saat ini tentunya perlu untuk dijaga, bahkan dikembangkan agar hubungan strategis tersebut tampak lebih nyata. *Penulis adalah mahasiswa Candidate Master Of Marketing dari National Research Tomsk Polytechnic University yang sedang mengikuti Fakultas Persiapan Bahasa

**Penulis adalah mahasiswa Candidate Master Of Tourism dari Southern Federal University yang sedang mengikuti Fakultas Persiapan Bahasa

SUARA INDONESIA Halaman 5

sumber foto: dok pribadi Bayu Nandes Y. Manan

Page 8: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Mengapa Harus Bahasa Rusia? Oleh: Azifah Retno Astrina* “Wah Bahasa Inggrisnya bagus banget, pasti gampang ya kalau cari kerja atau cari sekolah atau beasiswa?” Pernyataan ini pasti sering sekali kita dengar dikehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus di Indonesia. Ti-dak ada yang salah, tapi disatu sisi mungkin akan ada beberapa pihak yang mempertanyakan, “Apa iya cukup hanya bahasa Inggris yang kita pelajari? Mengapa harus memenuhi standar minimum dapat bicara minimal dua bahasa saat memiliki kesempatan untuk belajar tiga atau lebih?” Untuk para mahasiswa yang memang sedang menuntut ilmu di Rusia, jawabannya tentu sangat mudah mengapa harus belajar bahasa Rusia. Bahasa pengantar di universitas menggunakan Bahasa Rusia. Namun, kalau hanya alasan itu yang digunakan, agaknya proses kelas persiapan bahasa akan terasa jauh lebih berat dan jauh dari kata menyenangkan. Mengapa demikian? Kembali pada naluri dasar manusia, mereka harus mengerti betul mengapa mereka melakukan suatu hal, terlebih jika yang dihadapi tersebut sulit.

Saat pertama tiba di Rusia, salah satu yang paling mengejutkan yaitu hampir tidak ada orang yang dapat berbicara bahasa Inggris. Bahkan saat sampai di lingkungan kampus pun masih terhitung jari orang-orang yang dapat lancar berbicara bahasa Inggris. Pernyataan everyone in the world speaks English dapat dengan mudah dibantah di hari pertama saya sampai di Rusia. Naif kalau saya bilang itu bukan masalah. Awalnya cukup membuat frustasi, tapi pada akhirnya pun malu pada diri sendiri karena mengapa datang ke Rusia kalau hanya ingin bicara bahasa Inggris pada akhirnya. Perdebatan mengenai apakah perlu belajar bahasa asing lainnya setelah fasih berbahasa Inggris cukup

membuat banyak orang menyerah di tahun pertama. Mereka banyak berpikir, kelak Bahasa Rusia tidak akan digunakan saat kembali ke negara masing-masing. Saya tidak hendak berkaata, pikiran mereka cukup tertutup. Namun, mari lebih membuka pikiran dan cari tahu alasan mengapa perlu bagi kita, yang terutama sudah berada di Rusia, untuk benar-benar belajar bahasa Rusia. Ada tiga alasan akademis mengapa penting bagi kita untuk belajar bahasa Rusia, yaitu: pertama bahasa Rusia itu rumit. Sebaliknya, proses pembelajaran bahasa Rusia juga menyiapkan kita dalam berbagai macam proses pembelajaran dalam ilmu humaniora lainnya. Di sisi lain, justru cenderung mendorong untuk menjadi lebih baik. Karena dalam proses pembelajaran bahasa asing kita akan diajak untuk belajar menulis dan mengekspresikan diri kita lebih baik jika kita mendalami lebih dari satu bahasa. Artinya kita akan menggali lebih banyak sudut pandang dalam berpikir. Kedua, tantangan. Suatu kenyataan bahwa dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajari bahasa Rusia, tetapi tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat mempelajarinya, yang dibutuhkan hanya keberanian. Ketiga, mengapa harus nanti kalau bisa sekarang? Bahasa Rusia tidak ditawarkan di setiap tempat. Dengan mengetahui bahasa Rusia dapat membawa kita untuk menjelajah lebih jauh wilayah Timur Eropa yang mana bahasa lokal yang digunakan jarang sekali kita temukan di Eropa bagian Barat.

SUARA INDONESIA Halaman 6

OPINI

sumber foto: dok pribadi Azifah Retno Astrina

Page 9: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Bilamana tiga alasan akademis tersebut belum cukup, masih ada 4 alasan ekonomi dan politik yang patut untuk dijadikan referensi mengapa penting bagi kita untuk mempelajari bahasa Rusia. Faktor-faktor eksternal tersebut, yaitu: pertama, Rusia berupaya menjadi negara adidaya kembali. Para politisi Rusia sedang mengusulkan Eurasian Union yang memiliki fokus strategis utama dalam bidang ekonomi dan keamanan. Dalam hal ini, Rusia akan terus memprioritaskan modernisasi pertahanan, melalui strategi pertahanan, dan pengembangan alutsista yang tentunya juga akan mendukung industri strategis pertahanan. Kedua, turut serta dalam ekonomi Rusia. Rusia merupakan salah satu negara penghasil sumber daya alam dan bahan mentah terbesar di dunia. Nomor dua untuk produsen baja, pertama untuk gas alam, ketiga untuk minyak, dan keempat untuk batubara. Ketiga, penting untuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Rusia selalu memiliki tradisi yang kaya akan ilmu pengetahuan. Dimulai dari Mendeleev sampai pada peraih medali Fields terbaru dalam bidang matematika. Dalam banyak publikasi karya-karya ilmiah terakhir, bahasa yang paling sering digunakan setelah bahasa Inggris yakni bahasa Rusia, terutama dalam bidang kimia, fisika, geologi, matematika, dan biologi. Terakhir, America’s number one foe. Pemerintah Federal Amerika Serikat telah menetapkan Bahasa Rusia sebagai bahasa prioritas yang diperlukan dalam lebih dari sepuluh departemen di pemerintahan, dan lebih dari lima lembaga Negara. Lembaga yang menggunakannya, antara lain: lembaga intelijen Negara CIA dan NSA. Sebelum pada akhirnya tenggelam lebih jauh pada keputusasaan akan sulitnya belajar bahasa Rusia, mungkin perlu kembali bertanya pada diri sendiri mengapa pada awalnya kita memilih Rusia. Dalam hal ini kita layak mempertimbangkan beberapa referensi di atas. Mengutip Rita Mae Brown, seorang penulis dan feminis asal Amerika Serikat, yang mengatakan, “Learning new language is not only about the ability to speak in other language, but it’s more about a cultural roadmap that will tells you where its people come from and where they are going.” *Mahasiswa Candidate Master Of Political Science dari Astrakhan State University yang sedang mengikuti Fakultas Persiapan Bahasa

SUARA INDONESIA Halaman 7

OPINI

sumber gambar: vivalanguage.blogspot.com

Page 10: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

AIRMAKS 2013 Moskow: Pameran Dirgantara dan Angkasa Internasional Oleh: Taufiq Salam* Dikenal dengan julukan kota militer dan pusat penelitian aviasi, kota Zhukovsky kembali menghelat pameran akbar kedigdayaan teknologi dirgantara dan angkasa Rusia. Sejak dimulai tahun 1993, ajang pameran ini selalu ramai dipe-nuhi pengunjung. Lebih dari ratusan perusahaan industri dalam dan luar negeri Rusia memamerkan aneka produk ung-gulan mereka. Militer dan sipil. Sebut saja industri mesin roket, mesin jet, peluru kendali, sistem pertahanan udara, alat-alat pengukuran besaran fisik aviasi, pesawat tempur, satelit, sistem komunikasi radio, helikopter, perangkat perang elektronik, radar, dan pesawat angkut sipil. Tempat pameran berlangsung di pangkalan militer Ramenskoe. Panjang lintasannya 4985 m. Terpanjang kedua di dunia setelah Cina. Pameran berlangsung sangat meriah. Pengunjung disuguhkan atraksi berbagai jenis pesawat. Yang paling meriah tentunya penampilan jet tempur Sukhoi. Penonton bergemuruh tatkala pilot melakukan manuver kobra. Pesa-wat terbang tegak dengan kecepatan 30 km/jam membentuk kemiringan hampir 90 derajat! Persis seperti ular kobra siap mematuk mangsanya. Rahasia dibalik manuver ini adalah perhitungan matematis rumit yang berhasil dilakukan oleh desainer biro konstruksi Sukhoi pada era Soviet. Mereka berhasil menempatkan pusat gaya massa pesawat F di belakang pusat gaya gravitasi pesawat G. Tak ketinggalan juara dunia 2 kali, Svetlana Kapanina, 25 tahun, ibu dari seo-rang anak perempuan kecil. Ia berakrobat dengan pesawat baling-baling berukuran kecil dan menunjukkan kebolehan di langit dengan beragam manuver indah. Ribuan pasang mata menyaksikan dengan seksama tatkala pesawat berliuk-liuk indah. Pesawat dibuat oleng ke kiri 45 derajat, oleng ke kanan 45 derajat, dibanting tegak lurus, di balik 180 dera-jat, menukik menembus mega membentuk kurva eksponensial dan yang paling menarik ketika pesawat dibiarkan jatuh bebas dari ketinggian setelah terlebih dahulu menukik 90 derajat jauh ke angkasa. Penonton bertepuk tangan riuh memberikan penghormatan ketika pilot mendarat di lintasan. Yang paling ditunggu tentunya jet tempur generasi ke-5 AU Rusia, T-50 PakFak. Pesawat yang masih dalam tahap per-cobaan ini sempat nongol beberapa menit. Dua contoh jet ditampilkan ke khalayak umum. Berdasarkan sumber berita lokal, konon jet ini bisa terbang otomatis seandainya pilot kehilangan kesadaran tak bisa mengendalikan pesawat. Dari benua biru, Eropa juga tak mau ketinggalan. AirBus A-380 menjadi andalan di sektor bisnis penerbangan sipil. Pesawat tambun dua tingkat bermesin ganda di tiap-tiap sayapnya ini unjuk gigi dengan lepas landas dari ujung bandara. Sem-pat beberapa kali manuver singkat di angkasa, pilot pesawat kemudian segera mendaratkan pesawat. Penduduk Rusia mungkin tidak mengetahui kalau ada orang jenius Indonesia di balik pengembangannya. Struktur rangka pesawat yang kuat dan tubuh pesawat yang terbuat dari serat karbon memungkinkan ukuran pesawat menjadi jumbo. Pesawat ang-kut versi militer CN-295 yang diproduksi oleh hasil kerjasama PT DI dan AirBus Corp juga dipamerkan disamping A-380. Pemerintah Rusia hanya bisa berbangga dengan Sukhoi Super Jet dalam urusan pesawat komersil di dunia. Sebuah pesawat angkut modern versi sipil dengan logo Sky Aviation dan lambang bendera Republik Indonesia diletakkan tidak jauh dari A-380. Meskipun ukuran dan teknologi pesawat tersebut setara dengan Boeing 737 namun ditengarai sudah banyak peminatnya. Indonesia dan Armenia adalah konsumer awal yang tertarik menjajal teknologi pesawat tersebut. Masih mengingat pesawat super sonik Concorde yang pengembangannya dihentikan oleh konsorsium Eropa? Rusia juga memiliki tipe pesawat tersebut. Entah siapa yang duluan mengembangkannya. Perusahaan konstruksi pesawat Tupolev memamerkan sebuah SHU-144 versi sipil. Ukurannya terbilang besar, badannya ramping. Panjangnya 55 meter dan tingginya 13 meter. Terjadi antrian panjang di pintu masuk pesawat. Ratusan warga Rusia berumur sekitar 40-an dan 50-an rela antri berjam-jam hanya untuk masuk ke dalam pesawat sekedar bernostalgia dengan kejayaan teknologi kedirgantaraan Soviet.

SUARA INDONESIA Halaman 8

CAKRAWALA

Page 11: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Teknologi sistem pertahanan udara Rusia juga tak mau kalah gengsi. Diletakkan berjejer BUK-M23, Antey-2500, S-300, Radar 55ZHE6UME, TOR-M1 dan TUNGUSKA M1 tampil garang dan mena-kutkan. Yang unik dan menarik dibahas adalah sistem roket per-tahanan udara BUK-M23 dan TOR-M1. BUK-M23 dan TOR-M1 adalah sebuah kendaraan militer lapis baja yang dilengkapi dengan radar dan peluru kendali di atasnya. Ukurannya tidak begitu besar. Seukuran tank kelas berat. Roket BUK-M23 memiliki daya jangkau 25 km dengan kemampuan membawa amunisi 6-12 biji. Didesain khusus agar bisa bergerak bebas di segala jenis medan dan kemam-puan mendeteksi, mengunci, dan menembak jatuh objek musuh secara otomatis. BUK-M23 didesain untuk menghabisi objek musuh pada jarak menengah. Setali tiga uang. Roket TOR-M1 memiliki ke-mampuan unik bergerak acak menghindar dari serangan lawan. Roket TOR-M1 hanya bisa menembak jatuh objek asing tidak melebihi 3 km. Biasanya ditempatkan di sekitar objek vital seperti stadion dan gudang arsenal. Yunani sempat terlihat menggunakannya pada saat Olimpiade. Antey-2500 dan S-300 memiliki fungsi sama dengan kedua jenis sistem pertahanan di atas. Namun, jangkauannya meningkat hingga 200 km sampai 300 km. Di lanud Zhukosky/Ramenskoe yang luas, panitia menyiapkan banyak hall berukuran besar diperuntukkan untuk ra-tusan industri militer yang biasanya sebagai pendukung industri aviasi dan sistem pertahanan udara. Ada ISS Reshetnev mewakili industri satelit yang mendesain satelit Telkom-3. Irbiz, industri radar. Kuznetsov dari Rusia dan Vega engine dari Ukraina, industri mesin roket. Energia, desainer konstruksi wahana angkasa beserta sistem pendukung energinya. Ryazan Zavod, industri perangkat komunikasi radio di darat, laut, dan udara. Kazan helikopter, pembuat heli termpur Mi-30. Biro desain Tula, perusahaan pembuat senapan serbu infantri dan pelontar roket anti-tank. Izhevsky zavod, in-dustri kamera-video. Vympel, biro desain peluru kendali di darat, laut, dan udara. T8, industri sistem komunikasi kabel beserta perangkat keras pendukungnya. Pribor, kumpulan industri teknologi penerima, registrasi, dan penyalinan sinyal aviasi. Kompozit, industri metalurgi untuk alat-alat pengukuran. Strela, industri penelitian-pengembangan-manufaktur senjata komando radio-elektronik. Konstanta Dizain, industri perangkat lunak virtualisasi pusat pelatihan militer dan sipil. Tupolev, industri pesawat angkut eksekutif supersonik. Panitia juga menyiapkan beberapa hall yang dilengkapi balkon dan restoran untuk para tamu undangan. Deal-deal bis-nis tentunya enak dibicarakan pada saat berdiri di balkon menyaksikan atraksi pesawat diselingi makan siang di resto-ran. Untuk urusan administrasi bisnis, Rosobroneksport ditunjuk sebagai perwakilan resmi untuk mengekspor teknologi dirgantara dan angkasa Rusia. Ada juga beberapa bank lokal dan internasional hadir untuk memberikan solusi masalah pendanaan. Sebagai malaikat penjaganya, beberapa jasa asuransi militer juga hadir menawarkan solusi masalah kega-galan teknologi di masa datang yang tidak bisa diprediksi. Setelah 6 hari berturut-turut memanjakan mata pengunjung, acara ditutup. AIRMAKS berikutnya baru bisa dinikmati 2 tahun kemudian. Berharap, tentunya Indonesia juga bisa turut hadir memamerkan teknologinya pada tahun 2015. Menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah salah satu pemain besar yang harus diperhitungkan. Ten-tunya sangat membanggakan dan meningkatkan prestise jika masyarakat internasional mengetahui Indonesia memiliki ilmuwan dan enjiner hebat yang bisa menciptakan teknologi dirgantara dan angkasa. Sampai jumpa lagi di AIRMAKS 2015!

*Penulis adalah mahasiswa S1 jurusan teknik radio di Ryazan State Radio Technical University

SUARA INDONESIA Halaman 9

CAKRAWALA

Page 12: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

This story can fit 175-225 words.

If your newsletter is folded and

mailed, this story will appear on the

back. So, it’s a good idea to make it

easy to read at a glance.

A question and answer session is a

good way to quickly capture the at-

tention of readers. You can either

compile questions that you’ve re-

ceived since the last edition or you

can summarize some generic ques-

tions that are frequently asked about

your organization.

A listing of names and titles of manag-

ers in your organization is a good way

to give your newsletter a personal

touch. If your organization is small,

you may want to list the names of all

employees.

If you have any prices of standard

products or services, you can include

a listing of those here. You may want

Bantuan Beasiswa Top Up dari LPDP untuk mahasiswa Indonesia di Rusia

Kabar baik datang dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) di Jakarta melalui e-mail yang dikirim kepada

mahasiswa S2 dan S3 Indonesia di Rusia Desember 2013 . Dalam e-mail tersebut, pihak LPDP mengutarakan ren-

cananya untuk datang di Moskow pada bulan Januari dalam rangka melakukan sosialisasi sekaligus verifikasi dan

penandatanganan kontrak beasiswa. Tentu saja, ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan.

Bantuan beasiswa dalam bentuk Top Up dari LPDP ini merupakan pemenuhan janji dari Menteri Pendidikan dan Kebu-

dayaan, yang ditegaskan oleh Menteri Keuangan dan Presiden Republik Indonesia sendiri, ketika bertemu dengan

mahasiswa di sela-sela G20 Summit di St. Petersburg pada September tahun lalu. Pada saat berdialog dengan maha-

siswa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh menyatakan akan membantu mahasiswa Indonesia di Rusia. Jauh

hari sebelum pertemuan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, yang sangat concern akan

kondisi mahasiswa, mengirimkankan surat kepada Mendikbud agar mahasiswa diberikan perhatian sehingga dapat be-

lajar lebih baik dalam menempuh studi di Rusia. Mahasiswa Indonesia di Rusia melalui kondisi yang cukup sulit,

mengingat cuaca yang cukup ekstrem

dan juga biaya hidup yang cukup tinggi.

Pada 11 Januari 2014, Sekretaris

Jenderal Kemendikbud, Ainun Na’im

didampingi Direktur Dana Kegiatan

Pendidikan, Abdul Kahar beserta staf

dari LPDP tiba di KBRI Moskow untuk

melakukan pertemuan dengan maha-

siswa Indonesia. Dalam kesempatan

tersebut, Sekjen Kemendikbud mema-

parkan skema bantuan beasiswa LPDP.

Pengelola dana pendidikan di LPDP

terdiri dari 3 unsur, yaitu Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Kemente-

rian Keuangan, dan Kementerian Agama. Skema bantuan melalui LPDP ini diharapkan dapat mendukung dan memoti-

vasi pelajar-pelajar Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya. “Tanpa

ada ikatan apapun, yang ada hanya ikatan batin”, ujar Ainun Na’im yang mengharapkan setelah mahasiswa lulus nanti

untuk kembali ke tanah air dan memberikan kontribusi positif bagi nusa dan bangsa. Setelah acara sosialisasi selesai,

dilanjutkan dengan penandata-nganan kontrak, yang dilanjutkan hingga tanggal 15 Januari dikarenakan menunggu be-

berapa mahasiswa yang datang dari luar kota.

Mahasiswa Indonesia di Rusia mengucapkan banyak terima kasih kepada LPDP atas dukungannya. Juga kepada Duta

Besar Djauhari Oratmangun atas dukungan dan perhatian yang diberikan kepda mahasiswa. Semoga bantuan yang

diberikan tentunya memberikan manfaat yang besar. Dalam kesempatan ini juga kami mengucapkan selamat ulang

tahun untuk LPDP yang ke-1. Semoga LPDP dapat terus memberikan yang terbaik bagi potensi-potensi bangsa dan ne-

gara. Semoga LPDP terus menjadi pendukung bagi generasi muda penerus bangsa. Спасибо большое! (asg)

SUARA INDONESIA Halaman 10

KEGIATAN PERMIRA

sumber foto: rimanews.com

Page 13: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Anomali Cuaca Oleh: Muhammad Iskandar*

Ada sedikit keanehan kala musim dingin di Rusia saat awal tahun 2014 tiba. Saya yakin, ada pertanyaan di benak tentang “keanehan” ini. Mengapa Rusia yang selalu identik dengan salju dan suhunya yang minus dua digit angka di belakangnya sekarang jadi mendadak memiliki musim dingin yang “hangat”? Lalu mengapa musim dingin Rusia, yang bisa dikatakan ekstrim, sekarang berpindah ke negara lain seperti Amerika Serikat? Terlalu konyol untuk mengatakan kalau kedua hal itu ada hubungannya. Lalu, adakah hubungannya dengan Angin Topan Haiyan di Filipina pada November 2013 lalu? Sayangnya, ketiga masalah itu berkaitan satu sama lain. Dalam artian, memiliki sumber penyebab masalah yang sama.

Mungkin teman-teman akan menjawab, “…ah itu kan efek dari perubahan iklim, ya terang saja. Saat ini banyak orang gunakan bahan bakar fosil dan CFC yang kemudian tidak terurai di atmosfer. Alhasil, hal tersebut akhirnya merusak lapisan ozon kita. Kemudian UV dari matahari jadi bebas berkeliaran di permukaan bumi, makanya bumi jadi panas”. Itu benar, tapi berapa persen lapisan ozon kita yang rusak dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan CFC tadi? Berdasarkan data dari Wikipedia, penipisan lapisan ozon di atmosfer kita sekitar 4% tiap dekadenya. Apakah dengan angka segitu, cukup membuat Moscow yang letaknya lebih utara dari Michigan, Amerika Serikat, menjadi bersuhu kisaran antara +1 sampai dengan (-2) derajat celcius di musim dinginnya? Sedang di Michigan sendiri bersuhu –25 derajat celcius (VoA/ 9-1-2014). Ini aneh!! Efek HAARP Sebuah proyek penelitian yang bernama High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP). Menurut situs resminya (www.haarp.alaska.edu), HAARP merupakan proyek penelitian ilmiah yang bertujuan mempelajari lapisan ionosfer. Penelitian ini lebih ditujukan untuk keperluan peningkatan sistem komunikasi dan pengawasan yang dipergunakan bagi kepentingan sipil dan pertahanan. Proyek ini dimulai pada 1990 dan didirikan oleh Badan Penelitian Angkatan Laut Amerika (ONR) dan Badan Penelitian Angkatan Udara Amerika (AFRL), serta beberapa universitas di Amerika Serikat. Stasiun HAARP berbentuk kumpulan 180 antena yang disusun secara array pada luas areal kurang lebih 13 hektar. Pada masa penelitiannya, HAARP akan menembakan sinyal gelombang elektromagnetik (EM) ke lapisan ionosfer dengan daya 3,6 MW dan frekuensi 2,8 -10 MHz. Ionosfer adalah lapisan halus bagian atas dari atmosfer kita, yang terletak pada ketinggian antara 50 km sampai dengan 1000 km dari permukaan bumi. Sinyal EM ini akan diserap di lapisan ionosfer kurang lebih dengan volume sebesar beberapa puluh kilometer diameter dengan ketebalan beberapa meter. Sinyal ini memiliki intensitas 3 μW/cm² atau setara dengan 1/1000 dari radiasi elektromagnetik matahari dan 1/100 dari

SUARA INDONESIA Halaman 11

OPINI

sumber foto: www.photoblog.nbcnews.com

Page 14: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

variasi acak UV dari matahari yang terperangkap di ionosfer. Dengan peralatan sensitive yang di install di stasiun HAARP, orang bisa melihat bagaimana efek yang dihasilkan dari sinyal tadi terhadap Ionosfer.

Dengan demikian, berarti orang bisa mengendalikan apa-apa yang berkaitan dengan cuaca, seperti arah angin, kecepatan angin, tekanan udara, kandungan uap air di udara di suatu wilayah tertentu. Sedangkan untuk mengatur keadaan atmosfer suatu wilayah tertentu yang jauh dari stasiun HAARP itu sendiri, mereka dapat mengirim sinyal yang ditembakkan ke atas dengan cara dipantulkan menggunakan bahan kimia tertentu yang disemprotkan di udara dengan bantuan pesawat khusus.

Perlu diketahui, efek samping yang ternyata tidak kalah dahsyatnya dari sinyal yang dihasilkan stasiun HAARP ini yakni gempa.

Ini terjadi jika sinyal ditembakkan ke bumi. Disinyalir gempa-gempa besar yang pernah terjadi di seluruh dunia kurang dari 10 tahun terakhir merupakan hasil buatan manusia dengan menggunakan sinyal yang dihasilkan oleh HAARP. Mulai dari gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh, Indonesia (2004), Sumatera Barat, Indonesia (2009), Haiti (2010), Jepang (2011), dan lain sebagainya. Beberapa lokasi stasiun HAARP

*Phd. Candidate Of Thermal Physics dari Peoples' Friendship University of Rusia (PFUR), Moskow

KOTA NEGARA TITIK KOORDINAT

Alaska Amerika Serikat 62°23’29.66”N, 145°06’58.47”W

Andra Pradesh India 13°27’26.68”N, 79°10’30.74”E

Lima Peru 11°57’6”S, 76°52’27”W

Long Reach Australia 23°24?S, 143°48?E

Leonora Australia 28°19’02.5608”S, 122°50’36.4416”E

Laverton Australia 28°19’36.29”S, 122°0’18.84”E 23°39

Tromso Norwegia 69°39’07? N 018°57’12? E

Nizhniy Novgorod Rusia 56°7’9.70”N, 46°2’3.66”E 56°08?N, 46°06

SUARA INDONESIA Halaman 12

OPINI

sumber foto: www.rezn8d.net

Page 15: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

SUARA INDONESIA Halaman 13

CAKRAWALA

Mengecap Sejarah PERMIRA

Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) atau Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Rusia merupakan buah dari metamorfosis sejak pendiriannya setelah puluhan tahun mati. Dari model organisasi paguyuban kemudian berubah jadi patembayan. Awalnya, Permira didirikan tanpa adanya pengorganisasian secara formal, sekedar sebagai ajang komunikasi di antara mahasiswa Indonesia di Rusia.

“Pada saat didirikan pada Oktober 1997, Permira diketuai oleh Rafdi Saiful. Pengorganisasiannya belum lengkap dan bersifat paguyuban karena belum memunyai perangkat organisasi yang jelas,” ujar mahasiswa S3 RUDN David Kermitte di Moskow beberapa hari yang lalu.

David menambahkan, bentuk organisasi seperti ini bertahan hingga setahun kemudian. Pada 28 Oktober 1998, Permira dengan semua perangkat organisasinya dideklarasikan dalam sebuah Kongres. Kongres tersebut dibuka pada 27 Oktober 1998 dan pengesahan AD/ART serta pemilihan pengurus dilakukan sehari sesudahnya. “Saat itu, kami mengambil momentum Sumpah Pemuda agar nuansa perjuangan dalam Permira juga terasa,” katanya.

Kongres yang berlangsung marathon tersebut merupakan hasil kerja keras selama beberapa hari sebelumnya. Berbagai perangkat sidang dipersiapkan secara marathon pula karena keberadaan PPI Rusia yang masih baru meski sejatinya sudah ada sejak lama. Menurut David, para pemimpin sidang pun harus latihan terlebih dulu sebelum menjadi juru kemudi pada Kongres yang sesungguhnya. Perlu persiapan matang sebelum pertemuan puncak digelar.

“Untuk draft AD/ART, kami merujuk pada AD/ART PPI lainnya dengan tetap memperhatikan kondisi mahasiswa Indonesia di Rusia saat itu,” paparnya.

Untuk efisiensi dan efektivitas waktu, Kongres membentuk dua komisi yang memunyai tugas berbeda. Komisi A bertugas merumuskan segala sesuatu yang terkait pemilihan ketua dan badan pengurus harian lainnya. Sedangkan Komisi B bertugas merumuskan program kerja. Hasil rumusan dari dua komisi tersebut kemudian dibawa ke pleno untuk didiskusikan secara bersama-sama oleh semua peserta.

Dalam Kongres yang berlangsung marathon tersebut dihadiri oleh 23 peserta. Peserta Kongres saat itu tidak hanya mahasiswa yang belajar di Rusia. Juga meliputi WNI yang saat itu sedang belajar di Indonesia melalui Universitas Terbuka. Juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa dari luar Moskow, antara lain: Saint Petersburg dan Rostov.

“Saat itu, Kongres akhirnya memutuskan untuk memilih Carla Gultom sebagai Ketua Permira,” terang David.

sumber foto: dok PERMIRA

Page 16: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Dengan segala keterbatasan, Permira di awal pendiriannya terus meggeliat. Para anggota Permira sering berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, baik yang dilaksanakan di kampus maupun di KBRI Moskow. Permira turut aktif meramaikan berbagai pagelaran seni-budaya dengan beragam penampilan. Tentu saja, dukungan semua pihak sangat membantu eksistensi Permira yang masih seumur jagung tersebut.

Falsafah Sapu Lidi

Pada awal Permira didirikan, KBRI dan Atase Pertahanan menjadi mitra strategis yang sangat membantu beragam aktivitas organisasi. Terkait dua institusi tersebut, Permira tak hanya aktif meramaikan kegiatan seni-budaya, juga seringkali membantu kegiatan mereka. Permira sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan resmi (protokoler) oleh KBRI dan Athan saat itu.

Menurut David, Permira sering dilibatkan dalam berbagai urusan protokoler di KBRI, misalnya: penjemputan maupun pelayanan lainnya para tamu dari Indonesia. Permira menjadi satu-satunya pintu komunikasi dengan KBRI. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas tersebut selalu terorganisasi di dalam internal Permira.

“Misalnya ada tamu lembaga negara dari Indonesia, setiap proses dari penjemputan hingga mengantar pulang ditangani oleh banyak orang. Hal tersebut dilakukan secara bergiliran tergantung ada tidaknya waktu luang saat itu,” papar David.

Semua kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama. Alhasil, dalam melaksanakan program kerja tidak ada mahasiswa yang harus mengorbankan waktu belajar untuk melakukannya. “Dengan kerjasama yang baik, semuanya jadi tampak lebih mudah seperti yang ditunjukkan sapu lidi,” kata David.

Tak hanya itu saja, menurut David, komunikasi juga dibangun dengan baik antara Permira dengan KBRI dan Athan. Secara periodik setiap bulan diadakan pertemuan informal antara Permira dengan para stakeholders. Pertemuan tersebut tidak hanya membicarakan hal serius, juga tentang seputar kegiatan dan kehidupan mahasiswa.

Waktu terus berputar, dan zaman terus berubah. Banyak hal yang diwariskan oleh para pengurus dan anggota Pemira pendahulu. Imitasi mentah-mentah era dulu ke sekarang bukanlah jalan bijak karena situasi dan kondisi sangat dinamis. Namun, benang sari yang sekiranya bisa menghasilkan madu dari era dahulu bisa tetap disimpan agar tidak ada keterputusan sejarah. (as)

SUARA INDONESIA Halaman 14

CAKRAWALA

sumber foto: dok PERMIRA

Page 17: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

Mati Ketawa Ala Rusia

Глядя, как мама примеряет новую шубу из натурального меха, Вовочка заметил: - Мама, а ты понимаешь, что эта шуба - результат ужасных страданий бедного, несчастного животного?

Мама посмотрела на Вовочку строго и ответила: - Как ты можешь так говорить о родном отце?!!

SUARA INDONESIA Halaman 15

SERBA-SERBI

Мужик едет на встречу, опаздывает, нервничает, не может найти место припарковаться. Поднимает лицо к небу и говорит: — Господи, помоги мне найти место для парковки. Я тогда брошу пить и буду каждое воскресенье ходить в церковь! Вдруг чудесным образом появляется свободное местечко. Мужик снова обращается к небу: — А, всё, не надо. Нашёл!

Ucapan Selamat Ulang Tahun di bulan

Januari kepada:

Clara Yocate 7 Januari

Sarah Picadela 8 Januari

David Kermite 12 Januari

Samuel Bonardo Situmorang 16 Januari

Prisca Regina Veiny 18 Januari

Dodi Aloga 23 Januari

Ofando Ditron Rextar Napitupulu 25 Januari

Johanes Rifan 27 Januari

Muhammad Yunus Zulkifli 29 Januari

Yusuf Freinademetz Premanandi Elu 29 Januari

Преподаватель:

- Ваша фамилия?

Студент:

- Иванов (улыбается).

- Чему вы улыбаетесь? - спрашивает профессор.

- Доволен, что хорошо ответил на первый вопрос.

Сын ссорится с родителями:

- Мне надоело постоянно быть с вами,

всегда приходить вовремя!

Я хочу романтики, свободы, пива,

девчонок!

Я ухожу, и не пытайтесь меня удержать!

Сын решительно идет к выходу. У двери

его догоняет отец.

- Папа, я же сказал: не пытайтесь меня

останавливать!

- Я не останавливаю, сынок. Я с тобой!

Page 18: Baca selengkapnya di Suara indonesia Edisi 3

SUARA INDONESIA Halaman 16

PEMENANG LOMBA FOTO

“Jangan!”

Kadang sesuatu hal yang terlihat biasa, bisa jadi sangat

berharga, ketika kita sangat membutuhkannya namun

tak mampu mendapatkannya, jadi jangan pernah

meremehkan sesuatu hal apapun, walaupun itu

terlihat biasa saja.

Karya: Ismail Hamka

“The Goal”

Studying is our goal, so wherever we are studying it

should not hinder us from sharing the knowledge

that we acquire.

Karya: Nancy Marisa Natalia Sianipar

“Saya”

Pengetahuan ditingkatkan dengan belajar, kepercayaan

dengan perdebatan, keahlian dengan latihan & cinta

dengan kasih sayang.

Karya: Widarto Umbara Pratama

Inilah para pemenang lomba foto PERMIRA di bulan Januari. Selamat kepada pemenang!

Tim Juri: Rumario Moses, Afdhal Naseer, Aries Stevanus Gerryianto